elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi...

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah perkotaan secara umum masih ada yang berpendapat keliru. Hal ini ditandai dengan adanya persepsi bahwa orang yang sehat adalah yang bericirikan bertubuh gemuk. Keadaan seperti ini tentunya memerlukan upaya untuk meluruskannya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan berbagai penerangan mengenai betapa pentingnya keseimbangan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Keadaan ini di daerah perkotaan umumnya telah dipicu oleh perkembangan teknologi di bidang makanan dengan diketemukannya makanan yang siap saji. Secara keseluruhan makanan siap saji mempunyai dampak positif yaitu berupa kepraktisan sehingga menarik untuk dinikmati oleh sebagian masyarakat. Meskipun demikian teknologi makanan yang siap saji tersebut mempunyai dampak negatif yang terkadang jauh lebih besar dari dampak positifnya. Gaya hidup masyarakat perkotaan mengalami berbagai perubahan yang sangat cepat sebagai akibat adanya kemajuan di bidang teknologi dan pengaruh 1

Transcript of elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi...

Page 1: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahDalam kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah perkotaan secara

umum masih ada yang berpendapat keliru. Hal ini ditandai dengan

adanya persepsi bahwa orang yang sehat adalah yang bericirikan

bertubuh gemuk. Keadaan seperti ini tentunya memerlukan upaya

untuk meluruskannya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan

melakukan berbagai penerangan mengenai betapa pentingnya

keseimbangan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia.

Keadaan ini di daerah perkotaan umumnya telah dipicu oleh

perkembangan teknologi di bidang makanan dengan diketemukannya

makanan yang siap saji. Secara keseluruhan makanan siap saji

mempunyai dampak positif yaitu berupa kepraktisan sehingga menarik

untuk dinikmati oleh sebagian masyarakat. Meskipun demikian

teknologi makanan yang siap saji tersebut mempunyai dampak negatif

yang terkadang jauh lebih besar dari dampak positifnya.

Gaya hidup masyarakat perkotaan mengalami berbagai perubahan

yang sangat cepat sebagai akibat adanya kemajuan di bidang

teknologi dan pengaruh globalisasi. Percepatan di bidang teknologi

dan globalisasi sulit diatasi dengan cepat, karena hal ini berkaitan erat

dengan perilaku individu. Gaya hidup cenderung lebih sedentary atau

kurang gerak. Keadaan seperti ini memicu masyarakat perkotaan

untuk mempunyai gaya hidup yang tidak teratur sehingga pola makan

pun menjadi terganggu. Akibat lebih jauh dari gaya hidup ini

mengakibatkan kehidupan masyarakat termasuk kehidupan individu

menjadi semakin rentan terhadap berbagai penyakit.

1

Page 2: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Salah satu penyakit yang timbul di masyarakat yaitu obesitas atau

kelebihan berat badan. Menurut Mangoenprasodjo (2005: 10)

Obesitas adalah “kondisi adanya berat badan melebihi berat badan

normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas

normal”.

Obesitas dapat terjadi pada semua umur, baik pria maupun wanita. Di

kalangan remaja permasalahan obesitas menjadikan masalah

tersendiri, hal ini diakibatkan oleh adanya ciri masa remaja sebagai

masa pencarian jati diri dan remaja mulai memperhatikan

penampilannya sebagai penunjang interaksi sosial. Masa remaja ini

pada akhirnya membawa permasalahan obesitas tidak hanya

mengenai keadaan fisik saja tetapi lebih cenderung ke arah

psikologis, seperti adanya pandangan wanita dan pria bertubuh kurus

atau langsing , ideal atau berotot kekar merupakan sosok yang wajib

dimiliki sebagai salah satu faktor penunjang dalam interaksi sosial.

Obesitas di kalangan remaja ini sangat erat kaitannya dengan adanya

perubahan gaya hidup sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan

pengaruh globalisasi.

Secara spesifik dampak obesitas terhadap kalangan remaja tentunya

dapat dikaji dari berbagai sudut. Misalnya secara psikologis dampak

obesitas di kalangan remaja adalah muncul rasa kurang percaya diri

dalam pergaulan karena bobot tubuhnya diatas rata-rata teman

sebaya. Selain itu dampak dikalangan remaja adalah menjadi kurang

luwes dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari di berbagai bidang.

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah

ialah sebagai berikut :

1. Persepsi masyarakat yang kurang tepat mengenai kesehatan.

2

Page 3: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

2. Perlunya sosialisasi mengenai kesehatan terutama mengenai

obesitas.

3. Obesitas menimbulkan dampak psikologis terhadap kebutuhan

sosial.

4. Kurangnya sarana media dalam mensosialisasikan dampak

obesitas.

1.3 Fokus PermasalahanBerdasarkan identifikasi masalah di atas maka fokus permasalahan

ialah sebagai berikut :

1. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi dampak

psikologis di kalangan remaja penderita obesitas.

2. Merancang media mengenai pengaruh obesitas terhadap tingkat

kesehatan psikologis bagi remaja penderita obesitas.

1.4 Tujuan PerancanganPerancangan media komunikasi persuasif diperlukan agar penderita

obesitas dapat berpikir positif dan secara bertahap mampu mengatasi

dampak psikologis penderita obesitas di kalangan remaja.

1.5 Kata Kunci1.5.1 Kampanye

Menurut Rogers dan Storey dalam Ruslan (2007:23) kampanye

adalah “serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi

dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap

sebagian besar khalayak pasaran secara berkelanjutan dalam

periode waktu tertentu”.

1.5.2 KesehatanBerdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992

dalam Notoatmodjo (2007) Kesehatan adalah keadaan

sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.3

Page 4: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

1.5.3 ObesitasMenurut Mangoenprasodjo (2005: 10) Obesitas adalah “kondisi

adanya berat badan melebihi berat badan normal dan

kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas

normal”.

1.5.4 RemajaMenurut Salzman dalam Yusuf (2008:184) mengemukakan

bahwa “remaja merupakan masa perkembangan sikap

tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah

kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan

diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu

moral”.

1.5.5 PerkotaanBerdasarkan UU No 24/1992 dalam halaman web Dieny-Yusuf

(2007) Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan

ekonomi utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan

dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial

dan kegiatan ekonomi.

4

Page 5: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

BAB IIOBESITAS DI KALANGAN REMAJA

2.1 Tinjauan ObesitasObesitas dapat dialami oleh semua umur baik pria ataupun wanita

namun wanita lebih rentan terkena obesitas karena metabolisme pada

wanita berjalan lebih lambat dari metabolisme pada pria. Menurut

Misnadiarly (2007:13) Metabolisme adalah pertukaran zat yang

meliputi pembentukan dan pertukaran zat organik dalam tubuh.

Karena itu wanita menjadi lebih cepat gemuk di banding pria. Pada

wanita lemak biasanya disimpan di bagian pinggul, bokong dan paha

sedangkan pada pria cenderung di perut. Kelebihan penimbunan

lemak khususnya 20% diatas berat badan ideal akan menimbulkan

permasalahan karena kemungkinan meningkatnya gangguan fungsi

organ tubuh menjadi lebih tinggi. Hingga saat ini, dalam sejarah dunia

kedokteran belum pernah dikatakan bahwa obesitas ataupun

kegemukan akan memberikan dampak positif pada kesehatan tubuh.

Justru sebaliknya, hampir setiap orang yang mengalami obesitas akan

menimbulkan berbagai keluhan dan kesulitan, baik secara fisik atau

psikologis. Obesitas memberikan pengaruh negatif hampir pada

seluruh sistem dalam tubuh. Disamping itu obesitas dapat dikatakan

merupakan salah satu faktor resiko yang berdiri sendiri, khususnya

terhadap kematian.

2.1.1 Pengertian ObesitasMenurut Mangoenprasodjo (2005: 10) Obesitas adalah “kondisi

adanya berat badan melebihi berat badan normal dan

kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh di atas

normal”. Menurut Misnadiarly (2007:35) ada beberapa cara

untuk menentukan berat badan normal dan berat badan ideal

5

Page 6: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

seseorang, diantaranya dengan menggunakan Indeks Broca,

yaitu dengan rumus:

Berat Badan Normal = TB(cm) – 100kg

Berat Badan Ideal = BB Normal – 10%kg

TB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg)

2.1.2 Jenis ObesitasPola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung

berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul,

bokong dan paha, sehingga memberikan gambaran seperti

buah pear sedangkan pada pria biasanya menimbun lemak di

sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah

apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang

mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pear

dan pada beberapa wanita tampak seperti buah apel.

Sumber: http://64.191.78.229/forum/index.php?dailyhid=2864&cont=412

6

Page 7: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Sumber: http://64.191.78.229/forum/index.php?dailyhid=2864&cont=412

Gambar 1.1 : Perbedaan Bentuk Tubuh Obesitas Android dan Gynoid

a. Jenis buah apel (android)

Kegemukan jenis ini ditandai dengan penumpukan lemak

yang berlebihan dibagian tubuh atas sekitar dada, perut,

pundak, leher, dan muka. Umumnya jenis ini terdapat pada

pria.

Lemak yang menumpuk pada jenis android lebih banyak

terdiri dari lemak jenuh yang mengandung sel lemak yang

besar dan lebih berpotensial menimbulkan berbagai macam

penyakit.

b. Jenis buah pear (gynoid)

Pada jenis ini, lemak tertimbun di bagian tubuh sebelah

bawah sekitar pinggul, bokong dan paha. Umumnya

ditemukan pada wanita.

7

Page 8: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

c. Jenis kotak buah (ovid)

Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan. Jenis

kotak buah pada umumnya terdapat pada orang-orang

yang gemuk secara genetik.

Sumber: http://www.obesitas.web.id

Gambar 1.2 : Bentuk Tubuh Obesitas Ovid

2.1.3 Kategori ObesitasMenurut Misnadiarly (2007:37) derajat obesitas dapat

digolongkan sebagai berikut :

a. Bila berat badan tidak melebihi 20% di atas berat badan

ideal dan orang tersebut tidak mempunyai latar belakang

penyakit-penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi dan

hiperlipidemia. Pada obesitas derajat ini tidak diperlukan

pengobatan khusus kecuali konservatif dengan ristriksi

(pembatasan) kalori sedang dan olah raga.

b. Mild Obesity

Dikatakan mild obesity bila berat badan individu antara 20 –

30 % di atas berat badan ideal. Pada derajat ini di samping

8

Page 9: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

pengobatan konservatif perlu pengawasan terhadap akibat-

akibat yang dapat ditimbulkan oleh obesitas.

c. Moderate Obesity

Apabila berat badan individu antara 30 – 60 % di atas berat

badan ideal. Pada derajat ini individu telah masuk resiko

tinggi untuk mendapatkan penyakit-penyakit yang ada

hubungannya dengan obesitas.

d. Morbid Obesity

Penderita-penderita obesitas yang berat badannya 60%

atau lebih di atas berat badan ideal. Pada derajat ini resiko

mengalami gangguan respirasi, gagal jantung dan kematian

mendadak meningkat dengan tajam.

Gambar 1.3 : Ilustrasi Tingkat Obesitas pada Wanita

2.1.4 Penyebab ObesitasObesitas termasuk penyakit yang disebabkan oleh beberapa

faktor. Diduga sebagian besar obesitas disebabkan oleh faktor

genetik dan faktor lingkungan (aktivitas, gaya hidup, sosial

ekonomi dan nutrisional).

9

Page 10: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

a. Genetik

Bila kedua orang tua obesitas maka 80% anaknya menjadi

obesitas, bila salah satu orang tua obesitas kemungkinan

anak obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak

obesitas kemungkinan anak menjadi obesitas sebesar

14%.

b. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan faktor utama dari pengeluaran

energi, bila aktivitas fisik rendah maka energi akan

disimpan oleh tubuh dalam bentuk jaringan lemak dan bila

berlangsung dalam waktu yang lama jaringan lemak akan

menumpuk dan menyebabkan obesitas.

c. Nutrisional

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan

dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi

dipengaruhi berat badan ibu. Yang mempengaruhi

kenaikan berat badan dan lemak anak ialah ketika pertama

kali mendapat makanan padat yang tinggi kalori, dan

memungkinkan menjadi sebuah kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang tinggi kalori hingga sang anak beranjak

dewasa. Biasanya makanan berlemak tinggi kalori memiliki

rasa yang lezat dan dapat meningkatkan selera makan

yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan.

d. Sosial Ekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,

pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi

pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Perubahan ini lebih menjurus pada hal yang negatif, seperti

10

Page 11: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

pola hidup sedentary atau kurang gerak yang berkaitan

dengan penurunan akrivitas fisik.

e. Kesehatan

Beberapa penyakit lain dapat menyebabkan obesitas

seperti:

- Hipotiroidism yaitu proses pembakaran kalori menjadi

lambat, sehingga makan sedikit pun tetap akan gemuk.

- Kelainan saraf yang menyebabkan seseorang banyak

makan.

- Obat-obatan tertentu misalnya steroid, anti depresi,

yang dapat menyebabkan penambahan berta badan.

f. Umur

Meskipun dapat terjadi pada semua umur, obesitas sering

dianggap sebagai kelainan pada umur pertengahan.

Seperti obesitas yang terjadi pada anak di tahun pertama

kehidupan biasanya disertai dengan pertumbuhan rangka

yang cepat dan anak menjadi besar untuk umurnya.

g. Jenis Kelamin

Obesitas umumnya dijumpai pada wanita, walaupun

sebenarnya obesitas dapat terjadi pada pria dan wanita.

Selain karena metabolisme tubuh pada wanita berjalan

lebih lambat obesitas pada wanita dewasa umumnya

dipengaruhi setelah masa kehamilan dan pada saat

menopause.

11

Page 12: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

h. Psikologis

Keadaan obesitas dapat merupakan dampak dari

pemecahan masalah emosi yang mendalam yaitu seperti

menyalurkan emosi dengan cara makan yang berlebihan

dan ini merupakan suatu pelindung penting bagi yang

bersangkutan. Dalam keadaan seperti ini mengatasi

obesitas tanpa ada pemecahan alternatif yang tepat justru

akan memperberat masalah. Stress merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi berat badan. Perlakuan

lingkungan terhadap penderita obesitas seperti mengejek,

menertawakan, mengganggu, mempermainkan dan lain

sebagainya sehingga menyebabkan penderita obesitas

semakin menarik diri dari pergaulan dan aktivitas

permainan, dengan demikian makin berkurang aktivitas

fisiknya.

2.1.5 Dampak ObesitasKelebihan lemak pada penderita obesitas dapat menimbulkan

penyakit lain, beberapa diantaranya yang secara umum

ditemukan pada penderita obesitas seperti gagal jantung,

tekanan darah tinggi, infeksi saluran pernafasan, diabetes

mellitus, perlemakan hati serta gangguan tulang dan sendi.

Selain berdampak pada kesehatan fisik, obesitas juga memiliki

pengaruh terhadap kesehatan secara psikologis. Penderita

obesitas cenderung lebh sensitif dalam berinteraksi dibanding

dengan orang yang tidak mengalami obesitas. Gangguan

interaksi sosial ini dapat berlangsung selama rentang usia

anak-anak hingga dewasa.

Secara psikologis penderita obesitas merasa bahwa tubuhnya

aneh dan tidak disukai orang lain hingga sering muncul

12

Page 13: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

perasaan bahwa orang lain memandangnya dengan rendah

dan bersikap memusuhi. Keadaan ini semakin meluas dengan

anggapan bahwa seluruh dunia memandang penderita obesitas

dengan penghinaan. Penderita obesitas anak-anak dan remaja

sering mendapatkan perlakuan seperti dijadikan bahan gurauan

teman sebayanya. Sehingga, seseorang yang mengalami

obesitas cenderung menarik diri, malu dan secara sosial tidak

dewasa.

2.2 Tinjauan Psikologi RemajaMenurut Wiramihardja (2004:172) usia golongan remaja dibagi lagi

menjadi :

a. Remaja awal, yaitu usia 10-12 tahun pada wanita dan 12-14 tahun

pada pria.

Masa ini berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Masa ini

ditandai dengan sifat-sifat negatif pada remaja seperti tidak

tenang,

kurang suka bekerja, pesimis dan sebagainya. Secara garis besar

sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu a) negatif dalam

prestasi, baik prestasi secara fisik maupun prestasi psikis; dan b)

negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam

masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.

b. Remaja pertengahan, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan 15-

17 tahun pada pria.

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk

hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan

menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan

dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang

dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.

Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita

hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. 13

Page 14: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama,

karena tiadanya pedoman, remaja merindukan sesuatu yang

dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya

belum mempunyai bentuk tertentu, kedua, objek pemujaan itu

telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandang mendukung

nilai-nilai tertentu. Anak pria lebih aktif meniru sedangkan pada

anak wanita kebanyakan pasif, mengagumi dan memujanya dalam

khayalan.

c. Remaja akhir, yaitu sampai dengan usia 18 tahun pada wanita dan

usia 20 tahun pada pria.

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada

dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah

terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu

menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam

masa dewasa.

Inti dari masa remaja ialah masa perkembangan dan pencarian

identitas. Remaja diharapkan mampu menjawab pertanyaan dan

menjelaskan siapa dirinya dan fungsinya dalam masyarakat. Dalam

proses pencarian identitasnya remaja sering dihadapkan pada pilihan

akan sosok seseorang yang dapat dijadikan sebagai panutan atau

pedoman yang dianggap pantas mewakili dirinya, yang dapat ditiru

baik secara fisik maupun psikologis. Dalam masa remaja proses ini

diperlukan sebagai langkah awal untuk bersosialisasi.

2.3 Obesitas di Kalangan RemajaUmumnya yang menyebabkan terjadinya obesitas ialah pola makan

yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik, namun berdasarkan

hasil penelitian dapat dikatakan pola makan yang tidak teratur dan

porsi yang tidak seimbang menjadi penyebab utama timbulnya

obesitas di kalangan remaja. Baik bagi remaja yang mengalami

14

Page 15: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

obesitas sejak kecil, berdasarkan faktor keturunan atau remaja yang

mengalami obesitas bukan berdasarkan faktor keturunan.

a. Pola makan

Sebagian besar remaja memiliki pola makan yang tidak teratur

atau tidak berdasarkan kesiapan metabolisme tubuh dalam

mengolah makanan. Seperti pada malam hari yang seharusnya

proses pencernaan beristirahat namun justru mendapatkan

asupan makanan yang menyebabkan sebagian asupan makanan

tidak dapat dicerna dengan baik.

b. Porsi makan yang tidak seimbang

Pola makan yang tidak teratur berkaitan erat dengan porsi makan

atau asupan gizi yang tidak seimbang. Seperti tidak membiasakan

sarapan pagi yang dapat mengakibatkan makan berlebihan di

siang hari dan kelebihan asupannya disimpan oleh tubuh dalam

bentuk lemak ataupun makanan lain yang tinggi kalori namun

rendah gizinya yang menunjang terjadinya penimbunan lemak.

c. Alternatif pemecahan masalah

Sebagian besar remaja yang mengalami obesitas menggunakan

makan sebagai alternatif dari ketidak mampuan dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada umumnya

permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah obesitas atau

usaha yang gagal dalam menurunkan berat badannya, kegagalan

tersebut dapat menimbulkan stress dan oleh penderita obesitas

stress dapat dilampiaskan dengan cara makan berlebihan, maka

semakin bertambah berat badannya.

2.4 Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan RemajaBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa

remaja yang mengalami obesitas secara fisik sejauh ini hanya

mengalami gangguan berupa mudah lelah, walaupun hanya sedikit

melakukan aktivitas dan tidak merasakan adanya gangguan atau 15

Page 16: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

penyakit lain seperti yang umumnya ditemui pada penderita obesitas

yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan osteoarthirits

Namun dari segi psikologis, terdapat inti permasalahan pada remaja

obesitas, yaitu kurangnya kemampuan remaja yang mengalami

obesitas untuk bersosialiasi.

Berdasarkan penelitian terhadap remaja yang mengalami obesitas di

Kota Bandung dengan sampel sebanyak 50 orang, menyatakan

bahwa :

a. Tiga puluh tiga orang (66%) remaja obesitas merasa kurang

mampu untuk bersosialisasi.

b. Tujuh belas orang (34%) remaja obesitas merasa mampu untuk

bersosialisasi dengan baik.

Kurang mampu bersosialisasi Mampu bersosialisasi 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

66%

34%

Bagan 2.1 : Dampak Psikologis pada Remaja Obesitas

Kurangnya kemampuan remaja obesitas untuk bersosialisasi

dikarenakan remaja obesitas memiliki perasaan tidak percaya diri

akan bentuk tubuhnya. Dalam kasus ini perasaan tidak percaya diri

dapat timbul karena :

16

Page 17: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

a. Sering dijadikan bahan gurauan teman sebaya, baik saat masih

kecil atau dalam kehidupan sehari-hari. Muncul perasaan takut

terulang kembali bila dalam situasi tertentu seperti berkumpul

dengan teman-teman. Maka remaja obesitas cenderung

menghindari situasi serupa.

b. Persepsi remaja obesitas mengenai sosok ideal bentuk tubuh

seseorang berupa berat badan yang normal bahkan berotot, akan

mudah diterima orang lain atau dapat menarik perhatian orang

lain. Dalam hal ini remaja obesitas merasa tidak akan mendapat

perlakuan seperti itu, dan cenderung mengidamkannya.

Percaya Diri Tidak Percaya Diri Tergantung Situasi0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

20.00%

52.00%

28.00%

Bagan 2.2 : Tingkat Kepercayaan Diri remaja Obesitas

Berdasarkan penelitian terhadap remaja yang mengalami obesitas di

Kota Bandung dengan sampel sebanyak 30 orang, menyatakan

bahwa :

a. Sepuluh orang (20%) remaja obesitas percaya diri dengan

keadaan fisiknya.

17

Page 18: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

b. Dua puluh enam orang (52%) remaja obesitas tidak percaya diri

dengan keadaan fisiknya.

c. Empat belas orang (28%) remaja obesitas percaya diri dalam

situasi tertentu, seperti berada dalam lingkungan yang telah

dikenalnya atau berada di sekeliling orang-orang yang sudah

dikenalnya.

Pada kenyataannya remaja obesitas belum tentu akan mendapatkan

perlakuan seperti yang diasumsikan. Tindakan preventif pada remaja

obesitas ini cenderung berlebihan dan dapat merugikan dirinya. Selain

itu dampak obesitas pada remaja secara psikologis dapat membatasi

ruang gerak atau berkembangnya potensi dalam diri. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap profesinya masing-masing. Sebagai contoh

remaja obesitas yang memiliki profesi sebagai penyanyi menjadi tidak

fokus dan kaku dalam pertunjukannya, karena remaja obesitas terlalu

memikirkan apa pendapat orang lain mengenai penampilan dirinya.

Bila secara terus menerus berasumsi demikian, maka remaja obesitas

dapat terganggu stabilitas emosinya dan terlibat dalam permasalahan

psikologis yang lebih rumit. Obesitas di kalangan remaja ini

selengkapnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis

5W+H, yaitu :

a. What ( Apa )

Penyakit Obesitas. Menurut Mangoenprasodjo (2005: 10)

Obesitas adalah “kondisi adanya berat badan melebihi berat

badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan

jauh di atas normal”.

b. Why ( Mengapa )

Obesitas pada remaja lebih diutamakan terjadi karena pola makan

yang salah, asupan gizi ( sebagai sumber energi ) yang tidak

seimbang dengan pengeluaran energi, sehingga terjadi

penimbunan yang disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. 18

Page 19: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Selain itu faktor keturunan, stabilitas emosi dan kurangnya

aktivitas fisik turut menjadi penyebab terjadinya obesitas di

kalangan remaja.

c. Who ( Siapa )

Remaja yang mengalami obesitas yaitu responden yang

berjumlah 30 orang, meliputi remaja umur 10 – 20 tahun. Setiap

golongan remaja diwakilkan oleh 10 orang sampel.

- Remaja awal, yaitu usia 10-12 tahun pada wanita dan 12-14

tahun pada pria.

- Remaja pertengahan, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan

15-17 tahun pada pria.

- Remaja akhir, yaitu sampai dengan usia 18 tahun pada wanita

dan usia 20 tahun pada pria.

d. When ( Kapan )

Obesitas yang terjadi pada masa remaja yang meliputi umur 10-20

tahun. Pada masa remaja ini terdapat ketidakpastian identitas.

Remaja cenderung meniru orang lain untuk mendapatkan

identitasnya dan pada masa ini remaja cenderung mulai

memperhatikan penampilan fisiknya yang berpengaruh terhadap

proses perkembangan sosial dan interaksi antar lawan jenis.

e. Where ( Dimana )

Obesitas yang terjadi di kalangan remaja.

f. How ( Bagaimana )

Usia remaja termasuk ke dalam masa perkembangan, masa

transisi menuju dewasa. Struktur dan metabolisme pada tubuh

remaja cenderung masih kuat dan berjalan dengan baik sesuai

dengan fungsinya. Oleh karena itu obesitas di kalangan remaja

lebih berdampak pada segi psikologis. Yaitu berupa kurangnya

19

Page 20: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

rasa percaya diri yang dapat mengakibatkan hambatan untuk

bersosialisasi dan pengembangan potensi diri.

2.5 Target SasaranTarget sasaran pada kampanye obesitas di kalangan remaja ini

adalah :

a. Demografis

- Usia : 15 – 20 tahun

- Penduduk : Daerah perkotaan

- Sosial Ekonomi Status : Menengah ke atas

- Jenis Kelamin : Pria dan wanita

- Pendidikan : SMU

- Ukuran keluarga : KB dan non KB

- Pekerjaan : Pelajar

- Ras : Multiras

- Kewarganegaraan : Indonesia

b. Psikografis

- Remaja yang mengalami obesitas dan terkena dampak secara

psikologis berupa kurangnya kepercayaan diri.

- Golongan remaja yang memperhatikan penampilannya.

- Gaya hidup perkotaan yang serba praktis dan mewah.

- Minat terhadap suatu produk tertentu.

- Pada dasarnya memiliki keinginan kuat untuk bergaul.

c. Geografis

Sesuai dengan jangkauan Hisobi yaitu seluruh Indonesia.

Khususnya kota besar yang ada di Indonesia.

2.6 Kesimpulana. Obesitas di kalangan remaja lebih disebabkan oleh pola makan

yang tidak teratur dan porsi makan yang tidak seimbang. 20

Page 21: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

b. Obesitas di kalangan remaja lebih berdampak pada segi

psikologis yaitu berupa kurangnya rasa percaya diri yang dapat

mengakibatkan hambatan untuk bersosialisasi dan

pengembangan potensi diri.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu dilakukan upaya untuk

mengatasi obesitas di kalangan remaja yang lebih berdampak pada

segi psikologis dengan cara merancang media komunikasi persuasif

agar penderita obesitas dapat berpikir positif dan secara bertahap

mampu mengatasi obesitas di kalangan remaja baik secara fisik

maupun psikologis.

21

Page 22: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

BAB IIISTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

c.1. Strategi Perancangan c.1.1. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang digunakan ialah komunikasi persuasif

yang bertujuan untuk mengubah atau memperteguh sikap,

pandangan, perilaku masyarakat secara sukarela sesuai

dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikator. Pada

umumnya penderita obesitas memiliki perasaan yang lebih

sensitif, maka strategi komunikasi yang digunakan harus bisa

menyentuh sisi pribadinya dan dapat menjaga dan memahami

perasaannya.

Dengan demikian HISOBI dapat berperan sebagai

komunikator. HISOBI (Himpunan Studi Obesitas Indonesia)

atau ISSO (Indonesian Society for the Study of Obesity)

merupakan organisasi khusus yang meneliti tentang penyakit

obesitas yang ada di Indonesia. HISOBI tergabung dalam

organisasi internasional yang meneliti tentang obesitas, yaitu

IASO (International Association for the Study of Obesity).

a. Tujuan komunikasi dalam Kampanye Mengatasi Dampak

Psikologis Obesitas di Kalangan Remaja, adalah:

- Menumbuhkan rasa percaya diri pada remaja yang

mengalami obesitas agar dapat berpikir positif.

- Mengubah perilaku remaja obesitas yang sering berpikir

pesimis atau preventif yang berlebihan dalam

bersosialisasi.

22

Page 23: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

b. Pesan utama/tema dasar komunikasi dalam Kampanye

Mengatasi Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan

Remaja adalah mengajak remaja penderita obesitas agar

tidak terlalu menutup diri, terutama mengenai permasalahan

yang dialami baik secara fisik maupun psikologis yang

berkaitan dengan keadaan dirinya.

c. Materi pesan yang akan disampaikan dalam Kampanye

Mengatasi Dampak Psikologis Obesitas di Kalangan

Remaja yaitu mengajak remaja penderita obesitas agar

mampu menumbuhkan rasa percaya diri serta berpikir

positif dan secara bertahap mampu mengatasi dampak

psikologis penderita obesitas di Kalangan Remaja

c.1.2. Strategi KreatifUmumnya penderita obesitas akan merasa tidak nyaman bila

berbicara dengan orang yang belum dikenal. Terlebih apabila

menyinggung mengenai keadaan fisiknya. Namun berbeda bila

mereka berbicara dengan orang yang sudah dikenal atau

memiliki keadaan fisik yang sama seperti penderita obesitas.

Bahkan bisa berbicara panjang lebar dan sangat terbuka

mengenai hal apapun. Karena kedua belah pihak atau lebih

merasa ada perasaan senasib sepenanggungan dan secara

fisik sama-sama merasakan kelebihan dan kekurangannya. Hal

ini disebabkan adanya rasa kurang percaya diri bila bertemu

dengan orang baru, baik dalam lingkungan sekitar atau dalam

proses bersosialisasi.

Untuk dapat mengatasi rasa percaya diri pada remaja penderita

obesitas dapat dilakukan sebuah langkah awal yaitu

membentuk sebuah komunitas penderita obesitas. Anggota

komunitas diharapkan dapat aktif, berinisiatif dan berpartisipasi 23

Page 24: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

penuh pada komunitas, secara sederhana anggota komunitas

memiliki kewajiban untuk berbagi pengalaman mengenai

obesitas dan permasalahan lainnya. Dalam sebuah komunitas

yang memiliki ciri yang sama ini diharapkan penderita obesitas

dapat membuka diri untuk bersosialisasi minimal dengan

sesama penderita obesitas, dengan secara terus-menerus

melakukan hubungan sosial yang bersifat personal ini maka

penderita obesitas akan terlatih dan menjadi mahir untuk bisa

bersosialisasi dengan masyarkat luas. Secara tidak langsung

anggota komunitas dapat saling mempengaruhi untuk

meningkatkan rasa percaya diri melalui metode sharing ini,

setelah rasa percaya diri sesama anggota dapat tercapai dan

stabil, maka komunitas dan anggotanya dapat melanjutkan

proses bersosialisasi ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu

bersosialisasi dengan masyarakat yang bukan penderita

obesitas.

Dengan demikian Hisobi sebagai penyelenggara perlu

melakukan pendekatan secara khusus kepada penderita

obesitas. Pendekatan yang bersifat emosional dan personal,

dalam usahanya mendekatkan diri dengan remaja penderita

obesitas, juga sesuai dengan pesan utama maka dapat

dilakukan salah satunya strategi kreatif visualisai berupa

permainan kata (Anagram)dari HISOBI sebagai penyelenggara

yang kemudian digunakan menjadi nama aplikasi sekaligus

logo kampanye.

Singkatan HISOBI bertransformasi menjadi Hi Sob! yang

memiliki arti kata sapaan dengan teman dekat.

Hi = sapaan, Sob! = sobat, huruf i pada Sobi diganti dengan

tanda seru (!) sebagai kata seruan.

24

Page 25: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Gambar 3.1 : Logo HiSob!

Rasionalisasi visual yang dapat digunakan dalam strategi

kreatif ini yaitu membuat ikon atau karakter yang mewakili

penderita obesitas tersebut. Ikon yang digunakan diambil dari

jenis obesitas yaitu Android dan gynoid yang kemudian istilah

Android dan gynoid ditransformasikan ke dalam bentuk asli

nya. Android untuk obesitas jenis buah apel dan Gynoid untuk

obesitas jenis buah pear.

Gambar 3.2 : Tahapan Ikon

25

Page 26: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

c.1.3. Strategi MediaPenderita obesitas tidak semuanya dapat terbuka terhadap

orang lain. Untuk itu dalam berkomunikasi dibutuhkan media

penghubung antara penderita obesitas (yang sebenarnya

menginginkan bisa bergaul secara luas) dan bukan penderita

obesitas. Untuk tahap pertama media komunikasi yang

digunakan bersifat pribadi dan mengikuti karakteristik

penderita obesitas dalam berkomunikasi yaitu diantaranya

harus dapat memperkecil resiko agar informasi yang

terkandung dalam proses komunikasi tidak dapat diketahui oleh

masyarakat umum selain penderita obesitas. Berdasarkan hasil

penelitian mengenai media yang sangat erat dengan kehidupan

remaja khusunya remaja yang mengalami obesitas dan media

tersebut memiliki potensi untuk digunakan dalam kampanye ini,

maka dapat disimpulkan ada beberapa media yang dalam

tujuannya mampu menyentuh secara tepat target audiens

dalam kampanye ini. Media yang digunakan yaitu:

a. Media komunikasi melalui telefon selular atau handphone.

Sejauh ini handphone merupakan alat komunikasi yang

tingkat kebutuhan dan penggunaannya semakin tinggi.

Dewasa ini banyak bermunculan perangkat lunak yang

dapat diterapkan pada handphone yang fungsi utamanya

untuk media bersosialisasi seperti mencari teman baru atau

sekedar alternatif untuk berkomunikasi dengan teman lama.

Keuntungan dari perangkat lunak seperti ini yang utama

ialah kemudahannya yang dapat digunakan kapan saja dan

dimana saja, dengan berbagai fasilitas yang menarik,

seperti fasilitas untuk mengirim data foto, suara bahkan

video selain itu keuntungan lainnya ialah biaya yang

dikeluarkan dapat lebih murah dibandingkan dengan

komunikasi menggunakan sms (short message service)

26

Page 27: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

atau komunikasi suara sekalipun dengan kapasitas karakter

yang lebih banyak dan kemampuan lain yang lebih lengkap.

Dengan intensitas interaksi remaja dengan handphone

yang cukup tinggi, maka handphone berpotensi untuk

dijadikan media utama dalam kampanye ini.

b. Untuk mensosialisasikan media utama maka diperlukan

media pendukung, media pendukung yang digunakan,

berdasarkan pada hasil penelitian mengenai aktivitas

utama dari remaja obesitas. Berdasarkan hasil penelitian

terdapat tiga aktivitas utama yang biasa dilakukan oleh

remaja obesitas, yaitu :

- Membaca, terutama majalah remaja

- Menggunakan fasilitas internet, baik untuk kebutuhan

informasi maupun hiburan

- Jalan-jalan (pusat perbelanjaan)

- Menonton (film atau siaran televisi)

Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa media

pendukung yang dapat digunakan, yaitu :

- Iklan di majalah remaja

- Iklan di internet

- Poster di pusat perbelanjaan

- Gimmick

Adapun pertimbangan dasar penyebaran media ialah sebagai

berikut :

- Secara geografis/wilayah

Penyebaran media lebih dikususkan lagi sesuai dengan

karakteristik Kota yang dijadikan sasaran kampanye.

Dalam hal ini ialah Kota Bandung. Seperti misalnya iklan

majalah dapat ditampilkan pada majalah khusus yang

27

Page 28: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

hanya beredar di Kota Bandung, dengan karakteristik

target sasaran yang lebih rinci maka dapat dilakukan

sebuah upaya kampanye yang terinci pula.

Adapun jadwal untuk untuk melakukan penyebaran media

kampanye ini dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu :

Tahapan Pertama

Pada bulan Agustus merupakan tahap awal penyebaran

media. Yaitu penyebaran media seri ke 1 untuk iklan dan

poster, tujuannya untuk perkenalan secara bertahap dan

perlahan, mengingat penderita obesitas ialah pribadi yang

sensitif.

Tahapan Kedua

Pada bulan September penyebaran media seri ke 2.

Tahapan Ketiga

Penyebaran media pada bulan Oktober dilakukan

penyebaran media seri ke 3, yang kemudian dilanjutkan

dengan penyebaran keseluruhan media, seri 1,2 dan 3.

c.1.4. Strategi DistribusiDiperlukan strategi khusus untuk menyebarkan media dalam

kampanye ini, karena secara spesifik media yang disebarkan

ialah aplikasi handphone. untuk memudahkan diperlukan

kerjasama dengan beberapa operator seluler yang ada di

Indonesia dan kedisiplinan para anggota Hisobi untuk ikut andil

menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara juga sebagai

salah satu komponen penting dalam aplikasi.

28

Page 29: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

HISOBI

Telkomsel Indosat XL

RemajaObesitas

Pertokoan

Menu & Tampilan utama

Deskripsi Menu

Gambar 3.3 : Penyebaran Media

c.2. Konsep Visual3.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada aplikasi multimedia

interaktif online pada handphone ini ialah sebagai berikut :

Gambar 3.4 : Format Desain

29

Page 30: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Header(status koneksi)

Body(Isi Tampilan)

Footer(menu lain)

3.2.2 Format Lay OutLayout merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh

dalam mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti

huruf, teks, garis, bidang, gambar dan lain sebagainya. Layout

pada media ini pada dasarnya dibagi atas 3 kolom kemudian

rencana tampilan awalnya mengkombinasikan elemen bentuk

visual dari ilustrasi buah apel dan pear sehingga menyerupai

bukit, awan dan pohon.

Gambar 3.5 : Format Layout

3.2.3 TipografiTipografi yang digunakan dalam media ini mencerminkan

karakteristik remaja obesitas, yaitu tipografi yang sedikit gemuk.

Namun tipografi selain memiliki fungsi estetis, tipografi memiliki

fungsi utama (dalam aplikasi ini) ialah tingkat keterbacaannya,

dengan tampilan hanphone yang begitu kecil harus diupayakan

agar teks yang terdapat dalam aplikasi tetap terbaca, beberapa

tipografi yang diuji coba dalam pembuatan aplikasi ini yaitu :

30

Page 31: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

- Jenis huruf : Arial Rounded MT Bold

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo

Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890$%&!?/()*-

- Jenis huruf : Tondo

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo

Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890$%&!?/()*-

Pengaplikasian huruf terdapat pada:

- Petunjuk penggunaan (navigasi) aplikasi yang terdapat

diawal tampilan muka aplikasi

- Keterangan untuk icon pada menu utama (Tondo)

- Teks untuk Hisobi di awal tampilan (Arial rounded MT

Bold)

31

Page 32: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Gambar 3.6 : Aplikasi Tipografi

32

Page 33: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

3.2.4 Ilustrasi Ilustrasi berupa icon pear dan apel merupakan ilustrasi utama

dalam aplikasi ini. Ilustrasi ini menjadi dasar dari lahirnya icon

lain yang serupa namun memiliki perbedaan makna dan juga

lahirmya elemen estetis yang digunakan pada aplikasi ataupun

pada media pendukung.

Icon Apel: Icon Pear:

Gambar 3.7 : Ilustrasi Ikon

Untuk menghasilkan icon atau elemen lainnya dilakukan stilasi

berulang dari ilustrasi apel dan pear, seperti latar belakang

aplikasi yang menyerupai, bukit, awan dan pepohonan

diperoleh dari hasil stilasi berulang apel dan pear.

Selengkapnya kombinasi ilustrasi sesuai dengan kegunaannya

pada menu aplikasi, ialah sebagai berikut :

33

Page 34: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

3.2.5 Ikon-Ikon Pada Aplikasi

Gambar 3.8 : Ikon-Ikon pada Aplikasi

3.2.6 WarnaSeperti juga apel dan pear yang menjadi dasar lahirnya ilustrasi

dan elemen lain maka tidak berbeda dengan warna yang

ditampilkan dalam aplikasi ini. Warna merah apel dan warna

hijau kekuning-kuningan menjadi dasar lahirnya harmonisasi

warna pada aplikasi ini.

34

Page 35: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Pemilihan warna pada media:

Icon APEL : R=186 G=2 B=25

C=21 M=100 Y=100 K=13

Icon PEAR : R=214 G=219 B=97

C=21 M=6 Y=75 K=0

Logo Hi Sob! : R=230 G=170 B=37

C=13 M=35 Y=96 K=0

: R=241 G=223 B=137

C=9 M=9 Y=55 K=0

Gambar 3.9 : Skema Warna

35

Page 36: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

BAB IVMEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

d.1 Media UtamaAplikasi multimedia online pada handphone.

Aplikasi dipraktikan pada handphone Nokia, seri mesin 3 rd edition

(E51, N81, N73). Tampilan latar belakang pada media utama

merupakan hasil stilasi dan kombinasi dari bentuk buah apel dan

pear, dikombinasikan sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk

yang memiliki nilai estetis. Dalam hal ini menyerupai awan,

pepohonan dan bukit. Dengan demikian latar belakang pada media

utama ini memiliki makna sebuah tempat khusus atau komunitas

untuk para penderita obesitas untuk kebebasan berekspresi dan

berinteraksi. Warna pada latar belakang didominasi oleh harmonisasi

dari skema warna yang berdasarkan pada warna buah pear.

Format Bentuk : Persegi empat (portrait)

Ukuran : 240 x 320 pixel

Material : Digital, gambar vektor

Teknis Produksi : Multimedia

Gambar 4.1 : Contoh tampilan aplikasi

36

Page 37: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

d.2 Media PendukungIklan MajalahIklan majalah yang ditempatkan pada majalah Grey.

Desain untuk iklan majalah menggunakan tampilan yang sama

dengan tampilan poster. Dimaksudkan agar memiliki keseragaman,

baik tampilannya maupun jadwal penyebaran medianya. Iklan majalah

ditempatkan pada majalah Grey, majalah Grey merupakan salah satu

majalah yang memiliki segmentasi pembaca 15-20 tahun atau siswa

SMU, sesuai dengan target sasaran dari kampanye ini.

Format Bentuk : Persegi empat (portrait)

Ukuran : 20 x 28,5 cm

Material : Kertas HVS 80 Gr

Teknis Produksi : Cetak

Gambar 4.2 : Contoh iklan pada majalah Grey

37

Page 38: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Iklan InternetIklan internet ditempatkan pada beberapa website pertemanan yang

banyak dikunjungi oleh remaja seperti, www.friendster.com &

www.facebook.com. Desain iklan untuk internet menggunakan sistem

Rollover dan Rollout, yaitu tampilan desain berubah ketika kursor

mouse melewati bidang desain iklan. Desain aktif ketika belum

dilewati kursor mouse menampilkan teks “SALING BERBAGI”. Setelah

dilewati kursor mouse muncul teks yang disertai icon apel dan pear

serta logo aplikasi Hi Sob!

Format Bentuk : Persegi empat (landscape)

Ukuran : 208 x 176 pixel

Material : Digital, gambar vektor

Teknis Produksi : Multimedia

Gambar 4.3 : Contoh tampilan web banner

38

Page 39: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Gambar 4.4 : Contoh iklan di website Friendster

PosterPoster berseri yang ditempatkan pada pusat perbelanjaan atau tempat

hiburan yang sering dikunjungi remaja.

Poster seri I

Desain tampilan poster masih berdasarkan pada stilasi dan

kombinasi bentuk dari buah apel dan pear. Dikombinasikan

sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk awan dan

pepohonan yang disertai mimik tengkorak. Maknanya ialah,

seorang penderita obesitas bila selalu berpikiran negatif maka

suasana disekeliling pun akan menjadi negatif, selalu muram dan

menjadi malas untuk beraktivitas. Suasanan negatif diilustrasikan

dengan bentuk-bentuk yang menyeramkan. Warna didominasi

berdasarkan harmonisasi dari warna merah.

Poster seri II

Desain poster ini merupakan kebalikan dari poster seri I, yang

memiliki makna, setelah penderita obesitas bergabung dengan

39

Page 40: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

komunitas Hi Sob! Maka ia sudah dapat terbuka dengan orang lain

dan berpikir positif, hingga menjadi ceria kembali layaknya dunia

remaja yang dinamis.

Poster seri III

Desain menampilkan icon apel dan pear yang juga dikombinasikan

dengan pertukaran warna dan bentuk buah, yang mengilustrasikan

kalimat “SALING BERBAGI”.

Format Bentuk : Persegi empat (portrait)

Ukuran : 29,7 x 42 cm

Material : Kertas Art Paper

Teknis Produksi : Digital Print

Gambar 4.5 : Poster seri I

40

Page 41: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

Gambar 4.6 : Poster seri II

Gambar 4.7 : Poster seri III

41

Page 42: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl... · Web viewTB = Tinggi Badan(cm), BB = Berat badan (kg) Jenis Obesitas Pola penyebaran lemak tubuh pada pria

GimmickGimmick berupa boneka yang dibagikan di pusat perbelanjaan atau

tempat hiburan yang sering dikunjungi remaja. Berguna untuk

mensosialisasikan icon dan aplikasi melalui benda atau boneka yang

dapat dikoleksi, collectable items.

Format Bentuk : Bentuk buah Apel & Pear

Ukuran : Apel, 5 x 6 cm

Pear, 5 x 7 cm

Material : Kain Flanel

Teknis Produksi : Jahit

Gambar 4.8 : Desain Gimmick

42