elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/418/jbptunikompp-gdl-there... · Web viewDalam hal...
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/418/jbptunikompp-gdl-there... · Web viewDalam hal...
BAB III
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaa Kerja Praktek
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Kantor Cabang Purwakarta. Penulis ditempatkan pada unit Loan Service
untuk analis Kredit Usaha, dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut
penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.
3.1.1 Pengertian Prosedur
Suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya memiliki suatu tata cara kerja atau
kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola
kerja yang tetap yang telah ditentukan. Dengan memiliki prosedur yang jelas,
maka perusahaan tersebut akan dengan mudah mencapai target usahanya.
Menurut Muhammad Ali (2000: 325), “Prosedur adalah tata cara kerja atau
cara menjalankan suatu pekerjaan” dan menurut Amin Widjaja (1995: 83),
“Prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan misalnya, orang,
jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah
pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelyanggan menurut proses
tertentu”
Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail Masya (1994: 74),
mengatakan bahwa “Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling
27
28
berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu
untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang – ulang”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
yang telah ditentukan.
3.1.2 Pengertian Kredit
Dewasa ini kegiatan transaksi kredit sukar untuk di hindari oleh para pelaku
bisnis. Para pelaku bisnis tersebut melakukan transaksi kredit dengan beberapa
alasan dan tujuan. Alasan dan tujuan tersebut akan berbeda diantara pihak-pihak
pelaku transaksi kredit yang bersangkutan. Adapun pihak yang berkepentingan
dalam transaksi kredit yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima keredit
(debitur).
Perusahaan dagang memberikan kredit dengan tujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dan mengimbangi pesaing. Lembaga perbankan atau yang
sejenis memberikan kredit dengan tujuan untuk memperoleh bunga dari pokok
pinjamannya. Sedangkan pihak debitur atau pelanggan melakukan transaksi kredit
dengan alasan tidak mempunyai kas yang cukup untuk membeli dan membayar
suatu produk atau terpaksa meminjam sejumlah uang untuk modal dan diharapkan
dengan modal pinjaman tersebut diperoleh suatu penghasilan yang nantinya dapat
mengembalikan pinjamannya tersebut serta memperoleh nilai lebih atau
keuntungan. Dalam laporan Kerja Praktek ini menurut Raymond P. Kent yang
29
dikutip oleh Thomas Suyatno (1993:13) mengatakan bahwa “Kredit adalah hak
untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada
waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang –
barang sekarang”.
Sedangkan menurut pengertian kredit menurut Undang – Undang
Perbankan No.7 tahun 1992, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit adalah
pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau jasa kepada
pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima kemudian (dalam jangka
waktu tertentu).
3.1.3 Tujuan Kredit
Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari
falsafah yang dianut oleh suatu Negara. Di negara – negara liberal, tujuan kredit
didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip
ekonomi yang dianut oleh Negara yang negara kitan, yaitu dengan pengorbanan
yang sekecil – kecilnya untuk memperoleh manfaat yang sebesar – besarnya.
Oleh karena pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan,
maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya
30
dalam bentuk kredit jika benar – benar merasa yakin bahwa nasabah yang akan
menerima kredit mampu dan akan mengembalikan kredit yang telah diterimanya.
Dari faktor kemampuan dan kemauan tersebut, tersimpul unsur keamanan (safety)
dan sekaligus juga unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit. Kedua unsur
terebut saling berkaitan.
Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang diberikan
dalam bentuk uang, barang, atau jasa benar – benar terjamin pengembaliannya,
sehingga keuntunga atau profitability yang diharapkan tersebut dapat menjadi
kenyataan.
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang
menjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dan karena Pancasila adalah
sebagai dasar dari falsafah Negara kita, maka tujuan kredit tidak semata – mata
mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan Negara yaitu untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian
maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah
yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk:
1. Turut menyuseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan.
2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsi –
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
31
Dari tujuan tersebut, tersimpul adanya kepentingan yang seimbang antara:
1. kepentingan pemerintah,
2. kepentingan rakyat (masyarakat), dan
3. Kepentingan pemilik modal (pengusaha).
Bank – bank swasta seyogianya menyesuaikan diri dengan tujuan kredit
seperti tersebut diatas. Berdasarkan kebijakan dibidang ekonomi dan
pembangunan dan ketentuan – ketentuan yang berlaku dinegara kita, maka secara
umum dapat dikemukakan kebijakan kredit perbankan sebagai berikut:
1. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan
ekonomi.
2. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang
diprioritaskan.
3. Bank dilarang memberika kredit kepada usaha – usaha yang diragukan bank
ability – nya.
4. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit). Disini
tersirat pertimbangan yuridis dari revenue (penghasilan pemerintah dengan
adanya bea materai kredit).
5. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi
plafond kredit yang disetujui) dilarang.
6. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali pemerintah dilarang (kredit
untuk membayar pajak dan bea cukai).
7. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamana).
32
3.1.4 Pengertian Investasi
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal
ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula
kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang
dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Menurut
Sunariyah (2003:4), “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Sedangkan menurut
Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut:
“mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa
mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar”. Dan Jones (2004)
mendefinisikan investasi sebagai “komitmen menanamkan sejumlah dana pada
satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan investasi adalah suatu
penanaman modal jangka panjang yang digunakan untuk kepentingan produksi
mendatang, rehabilitasi, ekspansi atau perluasan usaha lainnya untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana
investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu
proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu
metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha / bisnis tentang kemungkinan layak
atau tidaknya gagasan usaha / bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi
33
umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan
dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih
teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak
menguntungkan.
3.1.5 Pengertian Kredit Investasi
Kredit Investasi ini diberikan oleh bank kepada pengusaha untuk keperluan
investasi. Investasi berarti penanaman modal dan kredit ini bukanlah untuk
penambahan modal kerja, akan tetapi untuk keperluan perbaikan ataupun
pertambahan barang modal (capital goods) beserta fasilitas – fasilitas yang erat
hubungannya dengan itu. Kredit ini bersifat produktif oleh karena perbaikan atau
pertambahan barang – barang modal tersebut adalah dalam rangka usaha untuk
meningkatkan produtivitas.
Menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan (2000:211), “Kredit Investasi
adalah kredit yang diperlukan bank untuk keperluan penambahan modal guna
mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan suatu proyek baru”.
Sedangkan Menurut Kasmir (2003:109), “Investasi adalah kredit jangka panjang
yang biasanyadigunakan untuk keperluan perluasan usaha/pabrik baru atau
keperluan rehabilitasi)”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kredit Investasi adalah
kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan kepada pengusaha atau
perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna
34
pembiayaan barang – barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi,
modernisasi, perluasan proyek dan pendirian proyek baru
3.1.6 Pengertian Rehabilitasi
Kredit Investasi merupakan kredit yang produktif yang digunakan untuk
keperluan rehabilitasi usaha. Dengan diberikannya Kredit Investasi, maka
diharapkan akan mempermudah perusahaan untuk melakukan rehabilitasi untuk
kemajuan usahanya.
Pengertian rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
“Pemulihan kepada kedudukan atau keadaan yang dahulu atau semula”.
Kemudian menurut UU No. 14 Tahun 1970 menyatakan bahwa rehabilitasi
adalah “Pemulihan hak seseorang dalam kemampuan atau posisi semula yang
diberikan oleh pengadilan”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengertian rehabilitasi
adalah suatu tindakan untuk memulihkan atau mengembalikan kembali kepada
keadaan yang semula.
3.1.7 Pengertian Ekspansi
Suatu perusahaan untuk mengembangkan usahanya maka, harus melakukan
suatu kegiatan ekspansi usaha. Suatu ekspansi dilakukan dengan tujuan untuk
mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan
keuntungan atau profit perusahaan.
35
Menurut Fanny F dalam http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid
=20070929232616AAXL1dU, “Ekspansi adalah merupakan satu kategori untuk
suatu pengembangan dalam bidang usaha tertentu yang juga menangkut beberapa
aspek”. Sedangkan menurut http://organisasi.org/macam_jenis_serta pengertian
ekspansi_bisnis_merger_akuisisi_hostile_take_over dan leverage_buy out
menyatakan bahwa “Ekspansi adalah suatu usaha untuk mencapai efisiensi,
menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit
perusahaan”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekspansi adalah suatu
tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang telah ada
guna pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai
efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau
profit perusahaan.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Adapun Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek, yaitu sebagai berikut:
1. Mendapatkan penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur
organisasi Bank BTN Cabang dan Kantor Cabang. Informasi dan penjelasan
singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya, dan nilai – nilai dasar
perusahaan. Informasi dan penjelasan tersebut diperoleh dari unit General
Branch Administration (GBA).
2. Perkenalan dengan para staff dan karyawan Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta.
36
3. Mendapatkan penjelasan mengenai sistem pelayanan nasabah Bank BTN.
4. Membantu karyawan di unit Loan Service untuk mem – fotocopy dokumen –
dokumen yang berkaitan dengan Kredit Investasi.
5. Membuat Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia dan mencetaknya
sebagai bukti transaksi kredit nasabah untuk permohonan Kredit.
6. Membuat surat – surat penawaran kredit krepada debitur
7. Menerima telepon dari nasabah.
8. Mencetak (Print) dan mem – fotocopy dokumen – dokumen Perkreditan
nasabah.
9. Mengirimkan fax untuk Kantor Cabang, Kakancapem maupun untuk nasabah.
10. Mengarsip, menyimpan, dan menyusun dokumen – dokumen kredit pada unit
Loan Service. Dokumen yang diarsipkan terdiri dari Dossier A, Dossier B.
Proses pengarsipan dokumen tersebut dilakukan dengan cara menyusun
dokumen – dokumen sesuai dengan nomor urut debitur.
11. Membuat surat untuk Kantor – kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu
lainnya.
12. Membantu unit Loan Service Administrasi/Pelayanan untuk mem – fotocopy
data – data debitur, penandatanganan Kepala Cabang, Assistant Manager unit
Loan Service, Assistant Manager unit GBA dan Assistant Manager
Accounting and Control dan pengambilan dokumen debitur pada Bank BTN
Kantor Cabang Purwakarta.
37
13. Membantu unit Loan Document untuk kegitan pendokumenan data nasabah,
penyimpanan dokumen dan membuat dokumen – dokumen data nasabah.
3.3 Pembahasan Pelaksanaan Kerja Praktek
Kebijakan umum perkreditan yang ditempuh pemerintah sebagai bagian
integral dari kebijakan pembangunan nasional bersifat pragmatis dan senantiasa
disesuaikan dengan perkembangan dan masalah pokok yang dihadapi
perekonomian nasional.
Sejak pemerintah menerapkan program pembangunan yang terencana,
perbankan mempunyai peranan aktif melalui penyediaan kredit, baik kredit jangka
pendek maupun kredit jangka panjang atau menengah berupa Kredit Investasi.
Bank Indonesia menyediakan kredit likuiditas dengan suku bunga rendah kepada
perbankan atau kredit langsung untuk membiayai program pemerintah atau
perusahaan – perusahaan tertentu yang dinilai strategis.
Kredit Investasi yang diberikan oleh Bank BTN didasarkan atas
kepercayaan. Ini berarti bahwa Bank BTN akan memberikan kredit jika telah
yakin bahwa nasabah akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai
dengan jangka waktu dan syarat – syarat yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak, yakni Bank BTN dan nasabah.
38
3.3.1 Prosedur Pengajuan Kredit Investasi Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta
Wewenang memutus kredit dapat dilakukan oleh Kantor Cabang atau
Kantor Pusat. Ketentuan mengenai batas wewenang akan ditentukan oleh Direksi
yang akan dituangkan dalam surat tersendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
pengajuan permohonan kredit disusun dalam dua bagian.
3.3.1.1 Dalam Batas Wewenang Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta
Prosedur pengajuan dalam batas wewenang Kantor Cabang Purwakarta
disusun sebagai berikut:
1. Penyampaian permohonan dan data
Nasabah menyampaikan permohonan ke Kantor Cabang Purwakarta
disertai data atau informasi dan aktivitas usaha.
Kantor Cabang Purwakarta segera melakukan verifikasi data dan
persyaratan serta ketentuan yang ditetapkan dan dapat disesuaikan dengan
check list. Apabila data belum lengkap, nasabah diminta melengkapi data
– data yang diperlukan.
2. Pengumpulan Informasi
Apabila data telah lengkap, Kantor Cabang Purwakarta segera melakukan
kunjungan setempat untuk mengecek kebenaran dan kelengkapan data – data
dan hasil kunjungan tersebut hendaknya dibuat dalam bentuk laporan. Dan
mengumpulkan informasi lain yang berkaitan dengan perubahan para
39
pengurus, yaitu informasi mengenai kredit macet dari Bank Indonesia dan
informasi dari bank lain yang berkaitan dengan performance perusahaan.
3. Analisa Kredit
Berdasarkan data – data yang disampaikan, informasi bank serta hasil
wawancara dan peninjauan lokasi proyek, maka analisis kredit Kantor Cabang
Purwakarta menyusun suatu analisa yang dituangkan dalam bentuk Paket
Analisa Kredit (PAK). PAK tersebut diuraikan secara jelas mengenai kondisi,
kelemahan, maupun kekuatan dari proyek tersebut serta kemungkinan untuk
diberikan kredit. Apabila proyek yang diajukan Kantor Cabang Purwakarta
tidak dapat melakukan analisa, maka langsung dikirim ke Kantor Pusat
Jakarta. Dalam hal ini Biro Kredit Usaha ditetapkan oleh Direksi Bank BTN
Kantor Pusat.
4. Penyampaian Mmorandum Kredit
Atas dasar analisa PAK kemudian dibuat memo kredit kepada pimpinan
Kantor Cabang Purwakarta oleh Kepala Seksi Pengelolaan Kredit. Dalam
memo tersebut dijelaskan kumpulan – kumpulan dari analisa kredit, pendapat
serta saran – saran mengenai kemungkinan pemberian kredit beserta syarat –
syarat yang perlu diminta kepada nasabah. Memo kredit tersebut dilampiri
dengan PAK serta kelengkapan data disampaikan kepada pimpinan Kantor
Cabang Purwakarta untuk diputuskan dalam Komite Pemutus Kredit (KPK).
40
5. Pengambilan Keputusan
Pelaksanaan pengambilan keputusan minimal diikuti oleh pejabat Kantor
Cabang Purwakarta khususnya yang memiliki kaitan dengan bidang
perkreditan yaitu Seksi Pengelolaan Kredit, Seksi Pengawasan Kredit, dan
Seksi Dana. Dalam batas – batas tertentu pimpinan Kantor Cabang Purwakarta
dapat melibatkan pejabat seksi lainnya. Pengambilan keputusan hendaknya
didasarkan pada alasan – alasan yang kuat setelah mempertimbangkan
berbagai kelemahan maupun kebaikan atau keuntungannya.
6. Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SP2K)
Keputusan yang diambil segera disampaikan kepada nasabah. Dalam
penyampaian keputusan tersebut, apabila permohonannya disetujui hendaknya
disampaikan secara jelas rincian syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh
nasabah. Sedangkan apabila permohonannya ditolak, hendaknya dijelaskan
sebab – sebab penolakannya. Untuk proyek – proyek yang telah disetujui dan
telah dikeluarkan SP2K, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. SP2K harus di tandatangani dan dikembalikan ke bank paling lambat 14
hari setelah tanggal SP2K.
b. Dalam hal adanya keberatan terhadap ketentuan dalam SP2K, maka SP2K
harus tetap dikembalikan ke bank paling lambat 14 hari setelah tanggal
SP2K dan sekaligus mengajukan surat permohonan untuk ditinjau ulang.
c. Apabila dalam jangka waktu 30 hari setelah tanggal SP2K belum
dikembalikan, maka 90% dari saldo endapan wajib langsung didebet untuk
keuntungan bank dan dianggap sebagai biaya proses usulan kredit.
41
d. Dalam hal SP2K dikembaliakan ke bank lebih dari 30 hari (saldo endapan
giro telah dipotong sebesar 90%), maka: 1) calon debitur mengajukan
permohonan perpanjangan SP2K; 2) calon debitur menyetor kembali
setoran giro minimum sesuai ketentuan; dan 3) apabila SP2K belum
dikembalikan setelah lebih dari 30 hari sejak tanggal SP2K perpanjangan,
maka SP2K tersebut dianggap batal dan pemhon harus mengajukan
permohonan kembali.
e. Dalam hal memenuhi persyaratan dalam SP2K diperlukan waktu lebih dari
1 bulan, maka debitur harus menyampaikan surat pernyataan sanggup
menyelesaikan dalam jangka waktu tertentu dengan bersamaan dengan
pengambilan SP2K. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan
tersebut pemohon tidak dapat memenuhi persyaratan SP2K, maka berlaku
ketentuan seperti pada butir c dan seterusnya.
7. Pelaksanaan Akad Kredit
Pelaksanaan akad kredit baru dapat dilaksanakan apabila nasabah telah
menyampaikan tembusan SP2K sebagai pertanda nasabah setuju terhadap
syarat – syarat yang harus dipenuhi, dimana tembusan tersebut minimal telah
ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris perusahaan, selain itu
nasabah telah melengkapi syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagaimana
ketentuan yang terdapat dalam SP2K. Syarat tersebut baik yang sifatnya
penyerahan surat – surat atau dokumen – dokumen penyerahan bukti asli
barang jaminan atau syarat pembayaran (provisi, biaya notaris, penutupan
asuransi, dan lain - lain).
42
8. Penarikan Kredit
Penarikan kredit baru dapat dilaksanakan nasabah apabila Perjanjian Kredit
(PK) telah ditandatangani, jaminan kredit telah diikat dan surat – surat telah
dikuasai, dan persyaratan biaya dan administrasi lainnya sudah dipenuhi.
Besarnya jumlah penarikan tergantung dari sifat kredit serta syarat – syarat
penilaian lainnya yang diperlakukan untuk setiap nasabah.
3.3.1.2 Dalam Batas Wewenang Bank BTN Kantor Pusat
Sebenarnya pelaksanaanya tetap harus dimulai dari Kantor Cabang
Purwakarta, yang membedakan adalah keputusan kredit tidak dilakukan oleh
Kantor Cabang Purwakarta melainkan hanya melakukan rekomendasi ke Kantor
Pusat. Oleh karena itu, dalam uraian ini prosedur Kantor Pusat dimulai setelah
adanya rekomendasi Kantor Cabang Purwakarta.
1. Penyampaian Rekomendasi ke Kantor Pusat
Setelah Kantor Cabang Purwakarta melakukan analisa terhadap suatu
permohonan kredit, Kantor Cabang Purwakarta melakukan rekomendasi ke
Kantor Pusat. Dalam rekomendasi tersebut, Kantor Kantor Cabang Purwakarta
memberikan pendapat mengenai layak tidaknya permohonan kredit dengan
tetap memperhatikan kelemahan dan keuntungannya. Memorandum kredit
yang dilampiri dengan PAK serta kelengkapan data – data lainnya serta hasil
peninjauan lokasi disampaikan ke Kantor Pusat (Biro Kredit Umum).
43
2. Analisa Rekomendasi Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta
Analisa kredit Kantor Pusat mempelajari kembali permohonan yang
direkomendasikan oleh Kantor Cabang Purwakarta beserta kelengkapan
dokumen. Apabila ditemukan data – data yang kurang, segera dimintakan
surat permohonan kelengkapan ke Kantor Cabang Purwakarta. Apabila data
telah lengkap, analis kredit melakukan analisis terhadap rekomendasi Kantor
Cabang Purwakarta untuk mendukung analisa. Analisis kredit apabila
diperlukan dapat dilakukan peninjauan ke lokasi proyek. Dalam proses
permohonan tersebut, hendaknya analis juga mencari informasi dari pihak lain
sehingga hasil kesimpulan bisa dipertanggungjawabkan. Hasil kesimpulan
analisa kredit selanjutnya dituangkan dalam memo kredit, kemudian
disampaikan kepada piminan biro untuk diteliti kembali apakah permohonan
ditolak, ditunda, atau diajukan dalam KPK.
3. Penyampaian Rekomendasi Kredit
Atas dasar analisa PAK, kemudian dibuatkan memo kredit untuk disampaikan
kepada direksi. Disini ditegaskan kesimpulan analisa kredit, pendapat, serta
saran mengenai kemungkinan pemberian kredit beserta surat yang perlu
dimintakan kepada nasabah. Memo kredit dapat ditambahkan apabila
ditentukan persyaratan – persyaratan khusus agar sebelumnya dibicarakaan
dengan pihak nasabah agar tidak menimbulkan hambatan apabila permohonan
kredit disetujui oleh direksi. Memo kredit yang dilampiri PAK, disampaikan
kepada direksi untuk diputuskan dalam KPK.
44
4. Pengambilan Keputusan
Apabila diperlukan, Biro Kredit Umum dapat menjelaskan secara langsung
permohonan kredit yang diajukan. Hal ini akan mempermudah direksi untuk
memberikan keputusan.
5. Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SP2K)
Keputusan yang diambil segera disampaikan ke Kantor Cabang Purwakarta
untuk diteruskan kepada nasabah. Dalam penyampaian tersebut, apabila
permohonannya disetujui, hendaknya disampaikan secara jelas rincian syarat –
syarat yang harus dipenuhi nasabah. Sedangkan apabila permohonannya
ditolak, hendaknya dijelaskan sebab – sebab penolakannya.
6. Pelaksanaan Akad Kredit
Pelaksanaan akad kredit di Bank BTN Kantor Pusat dapat dilakukan apabila
nasabah telah menyampaikan tembusan SP2K sebagai pertanda nasabah setuju
terhadap syarat – syarat yang harus dipenuhi, dimana tembusan tersebut
minimal telah ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris perusahaan,
selain itu nasabah telah melengkapi syarat – syarat yang harus dipenuhi
sebagaimana ketentuan yang terdapat dalam SP2K. Syarat tersebut baik yang
sifatnya penyerahan surat – surat atau dokumen – dokumen penyerahan bukti
asli barang jaminan atau syarat pembayaran (provisi, biaya notaris, penutupan
asuransi, dan lain - lain).
7. Penarikan Kredit
Penarikan kredit baru dapat dilaksanakan nasabah apabila Perjanjian Kredit
(PK) telah di tandatangani, jaminan kredit telah diikat dan surat – surat telah
45
dikuasai, dan persyaratan biaya dan administrasi lainnya sudah dipenuhi.
Besarnya jumlah penarikan tergantung dari sifat kredit serta syarat – syarat
penilaian lainnya yang diperlakukan untuk setiap nasabah.
3.3.2 Ketentuan Kredit Investasi pada Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta
Dalam Pemberian Kredit Investasi Bank BTN telah menetapkan ketentuan –
ketentuan kepada nasabah, sebagai berikut:
3.3.2.1 Ketentuan Umum Kredit Investasi
Dalam Pemberian Kredit Investasi pada Bank BTN terdapat beberapa
ketentuan umum yang antara lain sebagai berikut:
1. Ketentuan Pemohon
Pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Comanditair Venootschalft (CV), Koperasi dan Perorangan.
a. Memiliki semua perijinan (legalitas perusahaan) yang diperlukan untuk
melakukan investasi, sebagai berikut:
Surat Pengesahan dari instansi yang berwenag, misalnya Departemen
Kehakiman, Departemen Koperasi.
TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
46
Apabila permohona satu atau beberapa jenis kredit dengan plafond
keseluruhaln Rp. 30.000.000,- keatas atau equivalennya dalam valuta
asing atau permohonan penambahan kredit sehingga plafond kreditnya
mencapai jumlah yang sama atau lebih dari Rp. 30.000.000,- maka
pemohon kredit wajib menyampaikan fotocopy kartu NPWP, dalam
hal pemohon kredit berstatus istri dengan tidak pisah harta, NPWP
yang disampaikan adalah NPWP suami. Namun, ketentuan tersebut
tidak berlaku bagi pemohon kredit orang pribadi yang berpenghasilan
netto tidak melebihi penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dan orang
pribadi yang tidak mempunyai penghasilan lain selain penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan dari satu pemberi kerja.
Dalam hal ini, pemohon kredit cukup menyampaikan fotocopy
lampiran SPT Tahunan PPh pasal 21, Formulir 1721 – A1 atau
Formulir 1721 – A2.
Hal – hal tersebut diatas tidak berlaku bagi permohonan kredit
yang diajukan oleh pemohon kredit yang merupakan satu kelompok
sepanjang plafond kredit masing – masng anggotanya dibawah Rp.
30.000.000,-
SITU (Surat Ijin Tempat Usaha)
Ketentuan perijinan mengenai investasi, yaitu ketentuan yang
ditetapkan oleh instansi terkait, seperti ijin BKPM, ijin lokasi, modal,
dan lain – lain.
47
b. Pemohon dan pihak sponsor tidak tersangkut kredit macet dan termasuk
dalam daftar black list BI.
c. Pemohon dan sponsor memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang
investasi yang akan dibiayai.
d. Pemohon wajib membuka rekening giro di Bank BTN dan wajib
mengendap sampai dengan adanya keputusan bank dengan ketentuan
sebagai berikut:
Untuk permohonan sampai dengan Rp. 250.000.000,- saldo minimal
sebesar Rp. 250.000,- dan untuk perusahaan sebesar Rp. 500.000,-
Untuk permohonan lebih dari Rp. 250.000.000, - sampai dengan Rp. 1
Miliar, saldo minimal sebesar 0.5% dari permohonan.
3.3.2.2 Ketentuan Mengenai Sektor yang Akan Dibiayai
Sektor ekonomi yang akan dibiayai mencakup:
a. Manufacture atau pabrik: berupa pengadaan mesin dan peralatan.
b. Properti: hotel dan service departemen.
c. Infrastruktur atau prasarana: jalan, irigasi, listrik, pelabuhaln, air, gas.
d. Pengangkutan: Biro Perjalanan.
e. Pertanian: pembukaan lahaln pertanian, dan lain – lain.
f. Kehutanan
g. Dan lain – lain sesuai dengan perkembangan usaha dan kemampuan Bank.
Surat ijin bidang usaha yang akan dibiayai sebaiknya dilengkapi dengan
keanggotaan dalam organisasi profesi (keanggotaan REI untuk developer,
48
Gapensi untuk kontraktor, dan lain - lain), misalnya ijin usaha untuk developer
dan surat dari BKPM untuk PMDAN.
3.3.2.3 Ketentuan dan Persyaratan Kredit
Ketentuan dan Persyaratan Kredit terdiri dari:
a. Maksimum Kredit
Maksimum kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari biaya proyek atau
bila dalam investasi diperlukan KMK, maka KMK yang diberikan adalah
maksimum 75% dari kebutuhan modal.
b. Ketentuan Suku Bunga dan Denda Tunggakan Bunga
Suku bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku
berdasarkan keputusan Direksi.
Bunga dihitung secara harian berdasarkan saldo baki debet.
Perhitungan bunga dilakukan pada setiap tanggal 25 setiap bulan dan harus
dibayarkan paling lambat tanggal akhir bulan. Apabila pada bulan tersebut,
tanggal akhir bulan jatuh pada hari libur maka pembayaran bunga adalah
hari sebelumnya.
Khusus pada akhir tahun, perhitungan bunga dilakukan sampai dengan
tanggal akhir bulan (26 November sampai dengan 31 Desember) dan
pembayaran harus dilakukan pada bulan bersangkutan.
Keterlambatan pembayaran bunga dikenakan denda 2% diatas tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itudan tanggal perhitungan denda dimulai
sejak tanggal 26.
49
c. Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu kredit ditetapkan berdasarkan proyeksi cash flow dengan tetap
memperhatikan umur ekonomis dan teknik proyek dengan ketentuan tidak
lebih dari 15 tahun. Grace Periode diperhitungkan sebagai bagian dari jangka
waktu kredit.
d. Ketentuan Penarikan dan Pembayaran Kembali
Tatacara penarikan kredit sesuai dengan jadwal penarikan atau prestasi proyek
dilapangan dengan tetap memperhatikan ketentuan lain yang ditetapkan dalam
penarikan. Misalnya, apabila perjanjian kredit ditetapkan bahwa penarikan
atau prestasi proyek telah dipenuhi, maka pada saat penarikan pertama selain
ketentuan jadwal penarikan atau prestasi proyek telah dipenuhi maka,
ketentuan penyertaan dana harus juga dipenuhi.
e. Pembayaran kembali kredit berdasarkan jadwal pembayaran atau ketentuan
lain yang ditetapkan dalam PK (Perjanjian Kredit).
f. Jaminan Kredit dan Pengikatannya
Jaminan pokok adalah proyek yang dibiayai dengan Kredit Investasi. Selain
jaminan pokok, apabila dipandang perlu dapat dimintakan jaminan tambahan
baik harta tetap atau harta bergerak dan jaminan lainnya. Terhadap jaminan
yang diserahkan, dilakukan pengikatan sehingga aman bagi bank dengan
ketentuan sebagai berikut:
50
Untuk jaminan yang berupa barang tidak bergerak wajib diikatkan dengan
hipotik.
Untuk jaminan berupa barang bergerak pengikatannya disesuaikan dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Apabila karena satu dan lain hal jaminan barang tidak bergerak belum
dapat diikatkan secara hipotik, maka dapat dibuatkan surat kuasa
memasang hipotik dan nasabah wajib mencadangkan 1% dari maksimal
kredit.
Pada dasarnya semua jaminan wajib diasuransikan secara all risk dengan
bankers clause Bank BTN.
g. Provisi dan Biaya
Terhadap kredit yang diberikan, pemohon dikenakan biaya – biaya (fee),
sebagai berikut:
Provisi 1% dari maksimum kredit dan bersifat einmaligh. Pembayarannya
harus dilakukan sebelum penandatanganan akad kredit.
Commitment fee 0.5% dari kelonggaran tarif (undrawn portion).
Biaya lain seperti legal fee atau biaya notaris dan lain – lain menjadi
nasabah dan wajib dibayarkan.
h. Sifat Kredit
Sifat kredit yang diberikan kepada nasabah adalah Non Revolving.
i. Ketentuan – ketentuan Lain
Disamping ketentuan – ketentuan diatas tersebut, ada beberapa ketentuan lain
yang menangkut Kredit Investasi, yaitu:
51
a. Ketentuan Pengajuan Kredit
Setiap pemohon wajib mengajukan permohonan kredit yang surat
permohonannya harus ditandatangani oleh Direktur Utama atau oleh
anggota direksi yang menerima kuasa direksi dan dicap perusahaan. Setiap
pemohon harus disertai proposal dengan ketentuan – ketentuan sebagai
berikut:
Struktur organisasi perusahaan
Curriculum vitae pengurus perusahaan yang ditandatangani oleh yang
negara kita
Performance perusahaan yang negara kita.
Rencana jadwal pembangunan proyek.
Rencana anggaran biaya proyek.
Rencana aliran kas (cash flow) yang menggambarkan jadwal penarikan
dan pengembalian kredit serta kegiatan operasional perusahaan.
Untuk permohonan kredit sampai dengan batas Rp. 5M, proposal
kredit dapat dibuat sendiri oleh nasabah. Dalam proposal tersebut
hendaknya dijelaskan secara rinci hal – hal :
1. Legalitas perusahaan
2. Aspek manajemen
3. Aspek teknis / proposal
4. Aspek pemasaran
5. Aspek keuangan
6. Aspek agunan
52
Untuk permohonan kredit diatas Rp. 5M, proposal harus disusun oleh
biro konsultan yang sudah berpengalaman dalam bidang yang akan
dibiayai. Oleh karena itu harus disertai Company profile dari konsultan
tersebut. Proposal disusun dalam bentuk feasibility study tersebut
menjadi beban nasabah.
Pemohon wajib menyampaikan laporan keuangan audited minimal dua
tahun terakhir dari laporan keuangan home statement tahun berjalan
untuk kredit diatas Rp. 1 M dan bagi pengusaha yang masih berdiri
sendiri, maka laporan keuangan pembukaan minimal telah di audit jika
perusahaan memiliki aset lebih dari Rp. 2 M. Bila merupakan
perusahaan group, maka wajib menyerahkan laporan keuangan
konsolidasi dengan ketentuan seperti tersebut dengan catatan untuk
kasus – kasus tertentu, pemohon harus menyerahkan salah satu laporan
keuangan salah satu group perusahaan lainnya (dengan tujuan untuk
melihat hubungan hutang – piutang antar group perorangan). Laporan
keuangan yang dimaksud adalah yang merupakan lampiran SPT
Tahunan PPh permohonan kredit tahun pajak terakhir dan bertanda
terima dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat dan tidak perlu
dilegalisasi atau disahkan oleh KPP setempat.
b. Ketentuan dalam hal pemberian kredit (apabila kredit disetujui) bank dapat
menunjuk atau menugaskan konsultan pengawas untuk melakukan
pengawasan Kredit Investasi dan pelaksanaan pembangunan proyek
investasi tersebut dalam bentuk manajemen kontrak maupun manajemen
53
konsultan. Biaya yang timbul atas penunjukkan tersebut menjadii beban
nasabah. Penarikan Kredit Investasi hanya diijinkan jika sesuai dengan
jenis, waktu, jadwal dan jumlah pembiayaaan conform schedule penarikan
yang dilakukan dan baru dilaksanakan setelah semua syarat – syarat
pemberian kredit terpenuhi. Bank BTN dapat mengadakan pemeriksaan
kembali atas harga dan fisik barang – barang modal (import / local) yang
dibiayai dengan Kredit Investasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bagi proyek yang masih dalam tahap pembangunan, pemerikasaan
sekurang – kurangnya dilakukan tiga bulan sekali.
2. Bila untuk proyek yang ditunjuk konsultan pengawas, maka
pemeriksaan oleh Bank BTN menjadi enam bulan sekali.
3. Bagi proyek yang telah selesai pembangunan atau sudah berproduksi
sekurang –kurangnya enam bulan sekali dan sampai kredit lunas.
4. Apabila dipandang perlu, Bank BTN dapat melakukan peninjauan
proyek setiap saat tanpa jadwal yang ditentukan.
5. Untuk kredit diatas Rp. 20 M atau lebih, biaya yang timbul atas
pemeriksaan tersebut seluruhnya menjadi beban nasabah.
Perusahaan yang mendapatkan Kredit Investasi tidak diperkenankan
mengadakan perubahan dalam manajemen perusahaan dan menjual saham
– sahamnya kecuali dengan persetujuan Bank BTN secara tertulis.
54
3.3.3 Analisis Kredit Investasi, Pelaksanaan Relisasi Kredit Investasi,
Prosedur Administrasi Kredit, Monitoring Kredit Investasi dan
Dokumentasi Kredit Investasi pada Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta
3.3.3.1 Analisis Kredit Investasi
Suatu tindakan investasi perlu dibahas dan dinilai untuk mengetahui apakah
hasil investasi (proyek) mengajukan kemampuan menghasilkan dikemudian hari
(earning potentialis).
Penghasilan tersebut diharapkan dapat menutupi kembali biaya – biaya yang
telah dikeluarkan, menciptakan nilai tambah, dan untuk selanjutnya proyek
tersebut dapat berjalan terus secara sehat, baik dari segi financial maupun
ekonomis (financially and economically viable).
Pembahasan atau penilaian Kredit Investasi yang umum juga dipakai istilah
project appraisal, sebetulnya merupakan satu proses yang berkeseimbangan
sehubungan dengan data – data baru yang lebih akurat, sehingga secara dini dapat
dihindari memungkinan kegagalan proyek. Dalam pelaksanaan proses analisa
Kredit Investasi ditempuh langkah – langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting daalm proses
analisis kredit dan sangat menentukan kualitas dari keputusan pemberian
kredit serta berhasil atau tidaknya tujuan pemberian kredit tersebut.
Pengumpulan data atau informasi tersebut harus dilakukan secara langsung
55
dan aktif dari debitur, dari piihak ketiga, atau sumberlainnya yang dapat
dipecayai dengan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
Menyusun daftar data – data yang diperlukan (check list), sumber dan cara
– cara pendekatan yang diperlukan untuk memperoleh data – data tersebut.
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
dari pihak ketiga dapat dilakukan dengan kunjungan setempat atau dengan
surat kepada lembaga – lembaga terkait, bank, pemasok barang, surveyor,
dan lain – lain. Disamping itu dapat diupayakan dari publikasi atau
perpustakaan mengenai proyek – proyek tersebut. Selain itu, dengan
melakukan kunjungan setempat ke kantor pusat, proyek atau pabrik –
pabrik yang akan dibiayai dan melakukan kunjungan ke pabrik – pabrik
sejenis guna mendapatkan suatu perbandingan.
Data – data atau informasi yang diperlukan yakni : 1) nasabah tidak
termasuk dalam black list (informasi bank); 2) akta – akta pendirian
beserta perubahan – perubahannya; 3) ijin – ijin yang berkaitan dengan
proyek tersebut; dan 4) data – data yang menangkut teknis, pemasaran,
manajemen, keuangan, dan agunan.
2. Verifikasi Data
Tujuan dari verifikasi data adalah untuk menjamin bahwa data – data atau
informasi – informasi yang telah dikumpulkan betul – betul akurat, benar,
wajar, dan up to date. Data – data atau informasi – informasi yang harus
diverifikasi dapat dikumpulkan melalui:
56
Pemeriksaan setempat pada debitur atau calon debitur.
Penelitian pada pihal ketiga.
Bank Checking (informasi Bank, black list, dan kredit macet).
Penelitian atau comparative dengan info package (literatur, media masa).
Garis besar pelaksanaan verifikasi pada nasabah meliputi verifikasi terhadap:
Harta perusahaan
Keadaan proyek.
Barang jaminan.
Keadaan (performance) personel dan perusahaan.
Peralatan yang dimiliki.
3. Analisa Data
Analisa Data dapat berupa:
Laporan keuangan.
Proyeksi keuangan.
Fasilitas produksi.
Proyeksi Penjualan.
Tenaga Kerja.
3.3.3.1.1 Aspek – aspek Analisis Kredit Investasi
Masing – masing aspek setelah diteliiti harus menghasilkan suatu
kesimpulan yang dapat dijadikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan,
sehingga hasil penelitian tersebut bila dirangkum dan disusun menjadi suatu
57
laporan pembahasan akan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa proyek
tersebut feasible dan vible ataukah tidak.
Selanjutnya dasar – dasar pembahasan dan penelitian setiap aspek akan
diuraikan seperti berikut:
1. Aspek Pemasaran
Keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran produknya merupakan kunci
keberhasilan untuk memperoleh keuntungan. Keberhasilan pemasaran berarti
menjual produk yang bermanfaat, pada harga yang terjangkau dan pada saat
yang tepat. Dengan demikian, pengusaha tersebut harus:
a. Mengetahui mengenai segmen pasar
b. Sejauh mana kemampuan pasar dapat menyerap produk yang dihasilkan,
yang dapat dilihat dari analisa supply dan demand.
c. Kekuatan pesaing baik dari segi harga, saluran distribusi, dan lain – lain.
d. Strategi pemasaran yang akan dilakukan.
Melalui project proposal/ feasibility/ feasibility study yang akan diajukan
kepada bank, pengusaha harus dapat membukttikan bahwa yang negara kita
benar – benar mengetahui tentang pasarnya. Bila tidak, pengusaha diminta
untuk menghubungi periset independent untuk membantunya. Karena tanpa
pengetahuan yang mendalam tentang pasar, apalagi tanpa adanya rencana
pengembangan pasar (market development atau penetration plan) dapat
dikatakan suatu proyek yang mati sebelum lahir.
58
2. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Suatu perusahaan baru dapat berjalan baik apabila didukung oleh
pengelolaan yang benar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian
kualitatif tidak hanya terbatas pada persoalan keahlian tetapi juga pada
karakter pengelola. Titik berat analisa manajemen akan diarahkan pada:
a. Performance perusahaan.
Dalam performance perusahaan, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
Ruang lingkup bidang usaha perusahaan. Apakah hanya terbatas pada
suatu bidang tertentu, misalnya perumahaln atau juga mencakup
bidang usaha lainnya.
Sejauh mana keberhasilan perusahaan tersebut, yang dapat dilihat dari
perkembangan jumlah penjualan dari tahun ketahun, perkembangan
keuntungan dan aset perusahaan, dan rasio – rasio keuangan seperti
liquidity ratio, debt ratio, dan frofitability ratio.
Group perusahaan serta keterkaitan dengan group tersebut baik dari
segi manajemen maupun keuangan.
Penataan struktur organisasi, misalnya ada tidaknya pembagian tugas
dan wewenang yang jelas, apakah kewenangan terpusat pada satu
orang (one man show), ada atau tidaknya internal control dan prosedur
kerja, dan ada atau tidaknya kaderisasi.
Masalah personel yang mencakup: 1) apakah perusahaan didukung
oleh pegawai yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas;
59
dan 2) bagaimana pengelolaan karyawan, misalnya rekrutmen,
promosi, standar gaji, dan pemberiaan sumbyangan.
b. Performance Pengurus
Dalam menilai Performance pengurus, yang perlu diperhatikan adalah:
Latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurs dalam mengelola
perusahaan yang dapat dilihat dari curriculum vitae.
Hubungan antar pengurus, misalnya suami – istri, saudara, dan lain –
lain.
Kegiatan pengurus dalam bidang sosial, keagamaan, organisasi profesi,
olah raga, dan lain – lain.
Informasi lain mengenai pengurus yang dapat mempengruhi
kredibilitas pengurus, misalnya suka kawin – cerai, peminum, main
judi, dan lain – lain.
c. Performance sebagai Nasabah Bank
Performance sebagai nasagah bank dapat dilihal dari:
Performance sebagai nasabah Bank BTN.
Performance nasabah bank lain atau Bank Indonesia.
d. Informasi Lain yang Berkaitan dengan Manajemen.
Informasi lain yang berkaitan dengan manajemen, misalnya perusahaan
terbiasa dengan perencanaan dan budget yang jelas dan penyusunan
rencana kerja tersebut telah menggambarkan keadaan yang sebenarnya,
atau apakah pengawasan secara jelas dan rutin (terus - menerus).
60
3. Aspek Teknik
Aspek teknik menekankan kepada kelayakan dari segi proses produksi
dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan
biaya yang efisien sehingga diharapkan dapat menunjang pemasaran produk.
Hal – hal pokok dalam proses penelitian dan pembahasan aspek keteknikan
adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan Proses Produksi
Dalam setiap pemilihan proses produksi, hal pokok yang perlu diketahui
adalah kriteria yang dipakai untuk menentukan proses produksi tersebut
ditentukan oleh manajemen sendiri atau oleh konsultan keteknikan yang
mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
b. Pemilihan Prasarana dan Peralatan
Hal ini berkaitan dengan pemilihan proses produksi dan skala produksi
(output) yang diinginkan.
Pemilihan Lokal
Seringkali lokasi proyek dipilih karena “kebetulan” proyek yang
lama berlokasi ditempat tersebut atau tanahnya telah dimiliki
sebelumnya atau harga tanah dimaksud sangat murah harganya. Pada
beberapa proyek lokasi sudah menjadi suatu hal keharusan, misalnya
proyek pertambangan, tempatnya tidak dapat dipindah sesuai dengan
keinginan pengusaha.
Lokasi dapat berdekatan dengan sumber bahan baku utama dan
dapat pula berdekatan dengan Sumber Daya Manusia mudah
61
diperoleh. Secara minimal analis / pembahas harus meneliti dan
menanyakan pada pengusaha mengenai kriteria atau alasan yang
melatarbelakangi ditentukannya lokasi yang dipilihnya. Apakah tidak
ada pilihan atau alternatif lain. Faktor – faktor yang menetukan atau
mempengaruhi pemilihan lokasi, antara lain:
1. Jarak Jangkauan (Accesibility), yaitu:
a. Bahan Baku Utama dan Pembantu
Bahan baku utama dan pembantu, misalnya suatu industri yang
memproses atau mengolah sayur – sayuran atau buah – buahaln
yang cepat rusak atau busuk dan harus segera diproses setelah
pemetikan, maka lokasi industri dimaksud harus dekat dengan
sumber bahan baku.
b. Sumber Tenaga (Power) dan Air
Sumber industri yang memerlukan tenaga listrik dan air yang
sangat besar, sedangkan keadaan atau kemampuan PLN tidak
dapat memenuhi kebutuhan tersebut, apalagi penggunaan
genset kemungkinan dapat mengakibatkan tingginya biaya
investasi dan biaya operasi yang dapat membuat proyek
tersebut tidak feasible dan tidak feable.
c. Transportasi
Dalam hal ini masalah yang harus ditelti adalah masalah
angkutan darat, laut, dan udara yang menghubungkan proyek
dengan sumber bahan baku dan pembantu, pasar, pusat – pusat
62
bisnis, dan sumber tenaga kerja. Tersedia atau tidaknya
pasarana dan kualitas prasarna tersebut tentunya akan
mempengaruhi pada tingkat biaya investasi dan operasi proyek.
d. Karakteristik dan Lingkungan Tanah
Yang dimaksud dengan karakteristik dan lingkungan tanah
adalah apakah tanah telah siap untuk dibangun atau masih
harus diratakan atau ditimbun, apakah tanah berlokasi didaerah
industri atau daerah yang padat penduduknya, apakah
keberadaan proyek dilokasi tersebut tidak akan mengganggu
lingkungan hidup didaerah sekitarnya, dengan demikian apakah
untuk limbah perlu diadakan peralatan dan tempat pengolahan
limbah agar tidak menimbulkan pencemaran.
2. Status hukum lokasi
Dalam hal ini perlu diteliti status hukum tanah tersebut.
Apakah benar – benar bebas dari tuntutan hukum pihak lain,
apakah status hukum tanah tersebut masih tunduk kepada hukum
adat, ataukah sudah bersertifikat (hak milik guna bangunan atau
pakai), atau belum, dan hambatan apa yang mungkin timbul dalam
proses pembuatan sertifikat.
Pemilihan Peralatan
Yang di maksud dengan peralatan, meliputi:
1. Mesin – mesin pokok untuk produksi dan peralatan tambahan
untuk mendukung beroperasinya mesin – mesin pokok tersebut.
63
2. Bangunan Pabrik dan Bangunan Pendukung.
Pemilihan peralatan tersebut sangat erat kaitannya dengan
pemilihan proses produksi dan skala pendukung. Terkaitnya pemilihan
dua hal tersebut akan menentukan efisiensi dan fleksibilitas proyek.
1. Pemilihan Mesin
Dalam proses pemilihan ini, paling tidak harus memperhatikan hal
– hal sebagai berikut:
a. Mengapa dipilih tipe mesin tertentu dan tidak yang lainnya
bila ada alternatif lain.
b. Apakah sudah dilakukan tindak penawaran secara terbatas
maupun terbuka.
c. Apakah cukup bonafide dan mampu memasok dengan harga
dan pada waktu yang telah disepakati atau ditetapkan.
Apakah dalam menetapan pilihan terhadap pemasok tidak
terdapat unsur– unsur kepentingan lain.
2. Bangunan pabrik dan pendukung
Dalam hal ini yang diteliti adalah macam bangunan dan seberapa
luas sesuai dengan yang benar – benar diperlukan.
Bangunan Pabrik
Yang dimaksud dengan bangunan pabrik adalah bangunan dimana
proses produksi berlangsung dengan menggunakan mesin – mesin
pokok produksi. Jadi yang perlu diperhatikan, jangan sampai dibangun
64
pabrik yang terlalu luas dan mewah melebihi apa yang secara wajar
diperlukan dan cukup menjamin efisiensi.
Bangunan Pendukung
Yang termasuk kategori ini adalah bangunan kantor, rumah diesel,
laboratorium, gudang bahan baku dan bahan pembantu, rumah dinas
kepala pabrik, asrama dan mushola karyawan, dan bangunan sipil
pendukung lainnya.
Untuk tujuan efiensi, beberapa bangunan pendukung dapat
disatukan dengan bangunan pabrik. Dalam menilai perencanaanya
perlu menilai letak bangunan (layout) bangunan tersebut, sehingga
tanah dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Demikian pula dalam
perencanaan bangunan pabrik perlu dinilai tata letak mesin – mesin
yang menunjang efektifitas proses produksi. Oleh karena itu, kriteria
yang berpengaruh dalam penentuan sarana dan prasarana yang dipilih
yaitu, proses produksi, technical know – how, kapasitas, fleksibilitas
dan karakteristik dari permesinan yang dipakai, biaya peralatan, biaya
konfigurasi peralatan.
Perincian Biaya – biaya Investasi dan Produksi
Dalam hal ini yang harus dinilai adalah kewajaran dalam setiap
cost item yang terdapat di dalam kelompok biaya investasi dan
kelompok biaya produksi termasuk perhitungan kebutuhan modal
kerja, sebagai berikut:
65
a. Biaya Investasi
Yang termasuk biaya investasi, yaitu:
1. Biaya pendahuluan (prelimenery expenditure) yang termasuk
didalamnya adalah biaya konsultan untuk penelitian
pendahuluan, penelitian atau penyusuan feasibility study,
project design, aspek hukum, dan termasuk biaya untuk
mengurus atau memperoleh ijin – ijin yang terkait dengan
usaha pembangunan proyek.
2. Biaya konstruksi bangunan dan perlengkapan serta pendukung
lainnya, yaitu biaya pembuatan fondasi; biaya konstruksi
bangunan; biaya pembuatan tangki; biaya pembuatan
penampungan air dan limbah; biaya pembuatan kabel listrik
maupun telepon di dalam bangunan; biaya mechanical dan
engineering; biaya penyambungan listrik; biaya penyambungan
telepon; fax, dan telex; dan biaya pembuatan prasarana
telekomunikasi dan lain – lain.
3. Biaya untuk peralatan atau mesin dan spare part, yaitu biaya
pembelian mesin (pokok dan pendukung); biaya fondasi, biaya
pemasaran, biaya untuk testing percobaan dalam keadaan
kosong; biaya pembelian peralatan lengkap (genset, pompa air,
dan lain - lain); biaya alat – alat transport, baik untuk keperluan
alat pabrik maupun luar pabrik; biaya pembelian peralatan
66
kantor; biaya persediaan spare part, dan lain – lain; dan biaya
cadangan (biasanya 5 – 10%).
b. Biaya Produksi dan Kebutuhan Modal Kerja
Yang dimaksud biaya produksi, meliputi biaya produksi
langsung dan produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung
yaitu, pembelian bahan baku dan bahan pelengkap (auxiliary raw
materials); pembelian bahan bakar, listrik, dan air; pembelian
bahan untuk pemeliharaan dan keperluan bengkel (workshop);
pembelian bahan untuk pengepakan hasil produksi; biaya
pemeliharaan dan perbaikan mesin – mesin roduksi; biaya
pengangkutan bahan baku dan penolong; biaya sewa gudang; biaya
pekerja atau buruh, dan tunjangan lain; biaya penyusutan bangunan
pabrik; biaya promosi; dan lain – lain. Sedangkan biaya tenaga
kerja tidak langsung, meliputi gaji direksi, karyawan bidang
administrasi, bidang penjualan, dan lai- lain; biaya pembelian
perlengkapan kantor; biaya untuk keperluan perpajakan diluar
pajak perseorangan; biaya penjualan; dan lain – lain.
Di dunia perbankan Indonesia, KMK umumnya didirikan
dengan kredit jangka pendek. Lain hanya dengan sektor industri,
baik manufacturing maupun jasa, tersedianya dana modal kerja
dengan jangka waktu panjang sangat diperlukan terutama bagi
proyek yang masih beroperasi sampai perusahaan mampu
67
memupuk dana modal kerjanya sendiri untuk keperluan operasi
selanjutnya.
Memupuk dana modalnya sendiri dihitung dengan
memperhatikan siklus usaha, yaitu sejak tingkat kebutuhan dana
keluar untuk perbaikan bahan pokok dan penolong, sampai dana
diterima kembali oleh perusahaan setelah adanya transaksi
penjualan. Ada beberapa cara perhitungan kebutuhan KMK, tapi
yang umumnya dipakai adalah:
Cara Perhitungan Berdasarkan Siklus Usaha
Pada cara perhitungan ini, kebutuhan dana modal kerja dihitung
dan diperkirakan untuk suatu periode tertentu, misal untuk keperluan
tunai, pembelian bahan. Kemudian bila siklus usahanya memerlukan
waktu, misalnya 3 bulan. Maka cara perhitungan ini, dana modal lain
yang akan disediakan adalah keperluan dana modal kerja 1 bulan
dikalikan 3 bulan.
Cara perhitungan ini memang terlihat mudah dan sederhana, yaitu
biaya produksi langsung / tidak langsung dikalikan 3 bulan. Namun,
cara perhitungan ini akan membuahkan hasil perhitungan yang banyak
mengandung kelemahan, yakni dana yang disediakan dana yang
disediakan kemungkinan menjadi terlalu besar yang kemungkinan
akan berakibat pemanfaatan dana yang tidak efisien. Biaya bunga,
misalnya dalam hal sumber dana adalah kredit bank, maka merupakan
68
beban yang berat bagi perusahaan dan ada kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam penggunaan dana (side streaming).
Cara Perhitungan Berdasarkan Periode Keterkaitan Dana (tied – up
periode).
Cara perhitungan ini dianggap akurat dan diharap dapat
mengurangi kelemahan – kelemahan pada cara terdahulu. Pada cara
perhitungan ini, keperluan dana yang diperhitungkan untuk disediakan
adalah yang benar – benar diperlukan untuk suatu periode dimana tiap
biaya belum tentu memiliki periode yang sama.
Sebagai contoh, keperluan dana tunai (cash) untuk pengeluaran
biaya tak langsung yang tersedia 1 bulan. Perusahaan bahan baku atau
bahan penolong bila dilihat dari proses sejak negosiasi dengan pemasok
hingga penyerahan ke gudang perusahaan diperkirakan akan memakan
waktu 2 bulan, maka dana untuk keperluan ini cukup tersedia untuk
waktu tersebut. Bila dalam usaha mendapatkan bahan baku / penolong,
perusahaan dapat memanfaatkan pembayaran berjangka (hutang
dagang) misalnya 1 bulan, berarti perusahaan dapat membayar ke
pemasok 1 bulan setelah penyerahan. Bila dalam rangka penjualan,
perusahaan menerapakan kebijakan pembayan berjangka, misalnya 2
bulan maka tentunya diperlukan dana untuk mengisinya, sehingga perlu
dana untuk membiayai piutang dagang untuk jangka waktu yang sesuai.
Dengan menggunakan contoh diatas, maka susunan perhitungan
modal kerja secara garis besar sebagai berikut:
69
Kebutuhan dana modal kerja
TUP Bulan Rp.
Kas tunai 1 A
Persediaan 2 B
Piutang dagang 2CX
Dukurangi:
Hutang dagang 1DY
Modal kerja tersedia∑Q
Q adalah jumlah dana modal kerja yang diperlukan. Bila
dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan cara terdahulu, maka
jumlah angka Q menjadi lebih kecil.
Dari hasil perhitungan biaya investasi dan kebutuhan modal kerja
setelah digabungkan dapat diketahui jumlah biaya proyek (total project
cost).
c. Beberapa Catatan Tambahan Mengenai Aspek Keteknikan.
Beberapa penyebab terjadinya kesalahan dalam pembahasan aspek
keteknikan, yaitu: 1) kurangnya penelitian pendahuluan; 2) kegagalan
dalam mencari alternatif, baik pada waktu pemilihan proses atau pemilihan
peralatan lainnya sehingga timbul ketidakseimbangan pada beberapa unit
peralatan produksi. Ketidakseimbangan tersebut dapat berakibat
membengkaknya biaya produksi, karena terjadinya back logs pada
beberapa unit mesin; 3) terabaikan atau kurangnya penelitian yang
70
mendalam terhadap faktor sekunder. Yang dimaksud faktor sekunder
adalah peralatan pendukung, misalnya alat angkut, fasilitas lain – lain yang
merupakan bagian yang cukup besar dalam total biaya proyek; dan 4)
kekeliruan dalam analisa biaya. Untuk menghindarinya, seyogiayanya
mengambil sikap yang pesimistis dan menciptakan cadangan yang cukup
dalam proyeksi biaya – biaya, umumnua antara 10 – 15 %.
4. Aspek Keuangan (Financial)
Disamping timbulnya keuntungan ekonomis, sosial dan politis, tujuan
utama dari suatu investasi adalah memperoleh keuntungan (financial benefits)
dalam jangka panjang atas suatu pengeluaran masa kini.
Hal – hal yang perlu diteliti dan dinilai dalam aspek pembahasan keuangan
adalah:
a. Pembahasan Hasil Operasi Masa Lalu (Past Performance Analysis).
Data – data yang diperlukan sebagai sumber analisis adalah:
Neraca Tahunan (Balance Sheet) dan Akun Laba / Rugi
Untuk menentukan laporan keuangan yang akan dipakai dapat dipakai
acuan sebagai berikut:
1. Sebaiknya yang telah diaudit oleh kantor akuntan terdaftar untuk 5
tahun yang lalu. Tetapi situasi di Indonesia, 2 sampai 3 tahun yang
lalu dapat diterima dan dianggap cukup memadai.
2. Untuk usaha baru atau proyek baru yang perlu disajikan adalah
neraca pembukan yang diaudit dan neraca laporan laba – rugi pada
bulan terakhir sebelum pembahasan (tanpa audited = home
71
statement). Misalnya, perusahaan baru beroperasi tanggal 10 Maret
2007 dan pembahasan usulan kredit pada bulan Oktober 2007,
sehingga yang harus disajikan adalah neraca pembukaan periode
31 Maret 2007 dan home statement periode September 2007 atau
minimal periode Juni 2007.
3. Apabila pada pembukaan dan pembahasan proyek sudah berselang
1 tahun, maka laporan keuangan yang diminta adalah neraca
pembukaan dan neraca akhir tahun yang sudah di audit dan home
statement pada bulan akhir sebelum pembahasan. Misalnya,
pembukaan perusahaan pada bulan Maret 2007, pembahasan pada
bulan Agustus 2008, maka neraca yang diminta adalah neraca
pembukaan periode 31 Maret 2007 dan neraca periode 31
Desember 2007 (keduanya audited), home statement periode 31
Juli 2008.
Sebelum meneliti data tersebut diatas, terlebih dahulu
memperhatikan pendapat kantor akuntan yang biasa tercantum dalam
kata pengantar laporannya. Pendapat kantor akuntan dapat berupa
wajar tak bersyarat, wajar dengan kualifikasi, dan disclaimer (tidak
dapat memberikan pendapat apapun).
Analisa Peredaran Kas (Cash Flow Analysis)
Cara ini dilakuan dengan membandingkan angka – angka tiap pos
– pos dalam neraca dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui naik
72
atau turunnya asset dan liabilities. Yang terpenting tidak adanya
penyimpangan penggunaan dana tunai (cash side streaming).
Analisa Posisi Keuangan Perusahaan Milik Keluarga atau Group
Dari data – data tersebut diketahui bahwa:
a. Apakah ada diantaranya yang mempunyai hubungan kredit dari
bank lain dan bagaimana posisi keuangannya, apakah lancar atauu
macet.
b. Adakah perusahaan – perusahaan tersebut diantaranya yang meraih
keuntungan atau merugi.
c. Bila pengusaha menyatakan bahwa kebutuhan dana share untuk
proyeknya akan berasal dari dana cadangan perusahaan
keluarganya, maka dari analisa tersebut dapat diketahui
kemampuan perusahaan – perusahaan dimaksud untuk memasok
dana tersebut tanpa mengganggu operasi usahanya sendiri.
d. Dari analisa tersebut dapat diketahui pula kemampuan pengusaha
dalam me – manage usaha / proyek barunya.
Hasil penelitian pembahasan tersebut akan menentukan:
Harapan keberhasilan pengusaha meraih keuntungan financial
dari usaha / proyek barunya.
Angka dan rasio – rasio pokok pada akhirnya akan menjadi
dasar proyeksi keuangan proyek.
73
b. Penilaian Keuangan Masa Kini (Assessment Of The Present Financial
Position)
Bahan – bahan yanga dipakai dalam pembahasan ini adalah data posisi
keuangan dan data operasi perusahaan yang terbaru. Ada beberapa hal
yang akan berpengaruh pada keberhasilan dan jalannya usaha, yaitu;
Besarnya pesanan (order) yang diterima tetapi belum dipenuhi.
Harga jual yang menjadi dasar pemesana, menguntungkan atau tidak.
Perlunya diteliti kontrak – kontrak untuk pembelian bahan baku /
penolong, pembelian bangunan dan peralatan produksi karena ini dapat
merupakan pengeluaran yang cukup besar, garansi yang mungkin
dikemudian hari akan menimbulkan beban dalam jumlah yang cukup
besar. Hal – hal tersebut bila tidak diteliti akan menjadi sumber
manipulasi. Misalnya, biaya investasi dapat ditingkatkan sehingga
dapat menjadi lebih besar daripada keperluan yang sebenarnya.
c. Pembahasan Proyek Usaha
Dalam pembahasan proyek usaha, arah pandang harus ditujukan
kepada keberhasilan investasi dalam bentuk pendapatan (revenue) dan
keuntungan dikemudian hari dalam jangka waktu yang panjang. Apakah
pendapatan tersebut setelah dikurangi biaya operasi masih bisa
menyisihkan sejumlah dan untuk memenuhi kewajibannya kepada
pemberi penjaman. Oleh karena itu, dalam membahas prospek usaha perlu
diteliti dan dibahas hal – hal sebagai berikut:
74
Rencana / Anggaran Biaya Investasi (Total)
Unsur – unsur inti dalam suatu rencana total biaya investasi adalah
rencana atau anggaran pengeluaran untuk:
1. Harta Tetap (Fixed Cost)
Pengeluaran – pengeluaran untuk pembelian tanah, peralatan, dan
bangunan dan lain – lain yang merupakan kebutuhan investasi
harus diperkirakan secara rinci yang mendasarkan penawaran –
penawaran (offer / quotation) yang masuk dari para pemasok.
Dalam meneliti dan menilai rencana anggaran biaya investasi ini,
sekaligus diperhitungkan pula biaya penyusutan dengan suatu
sistem yang diperbolehkan oleh peraturan perpajakan di Indonesia.
Perlu diketahui bahwa biaya penyusutan disamping merupakan
unsur biaya produksi yang merupakan sumber dana perusahaan.
2. Harta Tak Berwujud (Intangible Cost)
Unsur ini dapat digabungkan sebagai harta tetap meskipun tidak
berwujud yang dapat disusutkan dalam jangka waktu yang lebih
singkat (1 sampai 3 tahun).
3. Modal Kerja Permanen (Initial / Permanent Working Capital)
Cara perhitungan, penelitian, dan penilaian modal kerja telah
diuraikan dalam aspek keteknikan. Namun beberapa catatan
tambahan dalam penilaian atau penelitian rencana / anggaran biaya
invesatsi ialah pada hal – hal tersebut diatas harus benar – benar
cermat dalam menilai dan menelitinya. Angka – angka yang
75
disajikan oleh pengusaha pada hal – hal tersebut diatas dapat
menjadi sumber manipulasi dalam penggunaan dana.
Struktur Pendanaan / Permodalan
Pada awal mula tahun 1970 – an, oleh pemerintah Republik
Indonesia kepada dunia usaha diperkenalkan suatu jenis kredit baru
yakni Kredit Investasi yang berjangka menengah panjang dengan
tingkat bunga subsidi dan dengan bantuan kredit likuidasi oleh Bank
Indonesia. Pada waktu dari sekian banyak bank milik pemerintah,
hanya BAPINDO yang diperkenankan untuk menyalurkannya.
Maksud pemerintah memperkenalkan Kredit Investasi adalah untuk
mendorong dunia usaha kearah perkembangan industri dalam negeri,
terutama dibidang ekonomi pengganti impor dan komoditi ekspor,
serta perkembangan transportasi air dan darat. Pada saat itu, rasio /
perbedaan dana usaha dan dana share atau umumnya dikenal dengan
Debt Eequity Ratio (DER) ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 75 :
25, artinya bila proyek dibiayai dengan dana kredit, maka jumlah
kredit yang diberikan maksimal 75% dari total biaya proyek,
sedangkan sisanya minimal 25% harus dibiayai oleh pemohon kredit.
Sedangkan DER untuk modal kerja permanen belum ada
ketentuannya. Sejak bulan juni 1983, pemerintah mengadakan
deregulasi dibidang perbankan dengan adanya Paket Juni (PAKJUN
1983), yang antara lain menghalpus subsidinya untuk Kredit Investasi
dan biaya tinggi – rendahnya tingkat bunga berdasarkan kekuatan
76
pasar. Kredit likuiditas Bank Indonesia ditiadakan dan semua bank
diijinkan untuk memberikan Kredit Investasi. Sejak itu, ketentuan
mengenai DER diserahkan kepada kebijakan masing – masing bank.
Tetapi sebagai pedoman umum (general rule of tumb) ditetapkan rasio
65/35 untuk Kredit Invesatasi dan 70/3 untuk KMK.
Ada beberapa sumber pendanaan share, yaitu:
a. Dana milik pribadi pengusaha dan para rekan usahanya
b. Dana cadangan yang dipupuk oleh perusahaan – perusahaan
anggota keluarganya.
c. Emisi saham
d. Safe and lease back atas aset perusahaan
e. Hutang kepada pihak lain, baik oleh pribadi pemilik maupun oleh
perusahaan anggota kelompoknya
f. Dana lain yang tidak jelas asal – usulnya
Dana share ini diutamakan dalam bentuk tunai. Bila penelitian dan
penilaian sumber dana share telah terbukti dan menunjukkan indikasi
tentang kejelasannya. Pembahas masih harus yakin bahwa dana share
tersebut oleh pengusaha dapat disetorkan tepat pada waktu yang
diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan rencana atau
anggaran biaya yang telah dirinci.
77
Proyeksi Laba – Rugi, Aliran Kas, Dan Neraca
Ketiga proyeksi tersebut digabungkan dan merupakan proyeksi
keuangan proyek / perusahaan. Proyeksi keuangan dibuat dengan
memperhatikan:
a. Tingkat permintaan terhadap produk, jumlah penjualan yang
mungkin dicapai dengan tingkat harga jual yang bervariasi dan
dengan sendirinya akan menghasilkan nilai penjualan.
b. Biaya tidak langsung yang bervariasi secara proporsional dengan
tingkat penjualan atau produksi, misalnya bahan baku / penolong.
c. Biaya tidak langsung yang relatif tetap, tidak tergantung kepada
tingkat produk atau penjualan, misalnya biaya overhead.
d. Kapasitas produksi yang berbeda pada periode yang berbeda,
misalnya tingkat produksi pada tahun pertama sebesar 60% dari
total kapasitas mesin, tahun kedua sebesar 80%, tahun ketiga
sebesar 90% dan untuk tahun selanjutnya sama dengan tahun
ketiga.
e. Hasil perhitungan BEP (titik impas), suatu dimana tidak terdapat
kerugian maupun keuntungan atau nilai / harga jual dapat menutupi
total biaya produksi.
Dengan angka yang diperoleh dari hasil perhitungan proyeksi rugi
– laba, aliran kas, neraca, aspek keteknikan, posisi keuangan masa kini
dan pembahasan masa lalu dapat disusun secara berurutan untuk
beberapa tahun mendatang.
78
Disusun secara berurutan karena beberapa angka dari proyeksi
aliran kas juga akan dipakai / dimasukkan dalam proyeksi neraca dan
akan menghasilkan neraca yang seimbang. Bila hasilnya tidak
seimbang, pasti ada kesalahan pada penggunaan atau pemasukkan
angka kedalam format proyeksi.
Rasio - rasio Keuangan Dan Ekonomi
Rasio – rasio tersebut perlu dihitung dan diadakan guna menilai
hasil usaha / operasi yang lalu maupun mendatang atau proyek yang
akan dibangun. Oleh karena itu, perlunya menilai data – data keuangan
yang telah diaudit (audited financial statement) untuk kurun waktu 5
sampai 10 tahun. Sedangkan bagi proyeksi baru, rasio – rasio hasil
perhitungan proyeksi keuangannya perlu diadakan sesuai dengan
keberhasilan atau kegagalan usaha / operasi yang lalu dan keberhasilan
atau kegagalan manajemen pada perusahaannya.
Bagi usaha / proyek baru, tujuan utama penggunaan rasio – rasio
tersebut adalah untuk men – generate penjualan baru dan keuangan
atau kenaikan keuntungan bagi perusahaan yang telah eksis.
Sebaliknya rasio – rasio dari tiap usaha / proyek yang dinilai atau
diteliti dihimpun dan dipustakakan karena nantinya akan terlihat
bahwa adanya kemiripan pada beberapa sektor industri. Hal tersebut
akan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian dan penilaian
terhadap proyek – proyek yang akan datang.
79
5. Aspek Hukum / Legal
Dalam penelitian dan penelitian aspek hukum ini diutamakan pembahasan
perusahaan pemilik proyek dari segi hukum / legalnya. Hal – hal yang perlu
dibahas secara mendalam.
a. Status Hukum Perusahaan
Yang dibahas dalam hal ini adalah riwayat hidup perusahaan sejak
didirikan hingga saat ini, tetapi dari segi hukumnya. Bahan – bahan yang
dipakai sebagai dasar pembahasan adalah akta – akta perubahan yang
terakhir.
Akta – akta perubahan tersebut sangat penting artinya karena bila ada
perubahan pada pengurusan, susunan pemegang sahaln, dan lain – lain
harus ada akta perubahannya. Perlu diteliti pula apakah akta – akta
tersebut telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman dan
dimuat dalam Lembaran Berita Negara. Hal yang terpenting yang diteliti
dalam akta tersebut adalah:
Dibidang usahanya, apakah proyek yang akan dibangun masih
tercakup dalam lingkup bidang usahanya atau tidak. Bila tidak, maka
harus diadakan perubahan didalam akta secara notariil.
Dari segi permodalannya, apakah cocok dengan angka – angka akun
modal pada neraca terkait atau tidak.
Dari segi kepengurusannya, apakah ada hubungan keluarga antara para
pengurus, pemegang saham, dan lain – lain.
Pada susunan pemegang saham.
80
b. Perijinan Kontrak
Ijin – ijin yang mutlak harus dimiliki oleh perusahaan adalah:
Ijin Usaha
Perlunya penelitian apakah ijin tersebut masih berlaku atau tidak.
Bila tidak, maka perlu diusahakan perpanjangannya.
Ijin Lokasi
Perlu adanya kepastian apakah lokasi tersebut benar – benar berada
didaerah yang oleh Pemda setempat diperuntukan untuk lokasi
industri.
Ijin HO (Hinder Ordonantie / Undang – Undang Gangguan)
Ijin dan persetujuan masyarakat sekitarnya harus dalam bentuk
tertulis dan ditandatangani oleh lembaga atau perorangan yang secara
sah dianggap mewakilinya.
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Dalam ijin ini telah tercantum masalah garis sepadar, luas
Bangunan sesuai koefisien tanah / bangunan yang telah ditentukan
oleh Pemda setempat.
Disamping ijin – ijin tersebut diatas, mungkin masih ada ijin – ijin
yang harus secara khusus dimiliki, misalnya ijin ekspor – impor, ijin
BKPM, dan lain – lain. Kontrak – kontrak yang harus diteliti atau
dinilai terutama:
81
1. Harga penjualan yang ditetapkan, apakah CIF atau FOB
2. Bagaimana cara pembayarannya, secara tunai melalui transfer,
dengan L/C On Delivery atau On Acceptance, atau denga insurance
L/C.
c. Persyaratan Kredit
Persyaratan kredit dapat disusun sesuai dengan tahapan – tahapan sebagai
berikut:
Syarat Penandatanganan Perjanjian Kredit (PK)
Sebelum suatu perjanjian ditandatangani, penerima kredit harus
terlebih dahulu memenuhi persyaratan, misalnya surat perjanjian dari
Dewan Komisaris, perubahan akta – akta, dan lain – lain.
Syarat Efektif Perjanjian Kredit
Sebelum suatu perjanjian dinyatakan efektif, penerima kredit harus
terlebih dulu memenuhi persyaratan, misalnya telah memenuhi
pembayaran materai kredit, provisi kredit, dan pengikatan agunan telah
dilaksanakan berikut penutupan asuransi, dan lain – lain.
Syarat Pencairan Dana
Sebelum pencairan dana kredit (loan disbursement) dilakukan,
penerima kredit harus terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan,
misalnya telah menyerahkan anggaran kas bulanan/ triwulan sesuai
kebutuhan, telah menyetorkan dana share atau menyampaikan
pertanggungjawaban atas dana share yang yang telah dikeluarkan
sebelumnya dan diaudit oleh kantor akuntan terdaftar, telah membuat
82
perjanjian dengan pemasok mesin atau kontraktor bangunan yang
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari bank, dan lain – lain.
d. Syarat – Syarat Khusus Dan Syarat – Syarat Lainnya
Syarat – syarat tersebut diatas adalah hal – hal yang harus dipenuhi
oleh penerima kredit dalam suatu periode tertentu atau selama perikatan
kredit berlaku.
Syarat – syarat khusus, misalnya dalam waktu 12 bulan setelah
penandatanganan Perjanjian Kredit, perusahan harus telah mendapat
pengesahan dari Departemen Kehakiman dan dimuat dalam Lembaran
Berita Negara.
Syarat – syarat lainnya, misalnya selama masa perikatan kredit tidak
boleh mengadakan hutang – piutang dengan pihak lain kecuali dalam
rangka usaha biasa, dilarang mengadakan perubahan susunan pengurus
maupun pemegang saham tanpa persetujuan pemberi kredit (bank)
terlebih dahuli, dan lain – lain. Persyaratan kredit pada dasarnya
merupakan batas – batas bagi kedua belah pihak, tetapi diharapkan
tidak menjadi beban yang berat bagi pihak – pihak terkait. Hukum
hendaknya merupakan hal yang hidup dan tidak baku, berkembang
sesuai dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.
6. Aspek Agunan (collateral)
Undang – Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pasal 8
mengatur tentang agunan, yaitu “Dalam memberikan kredit, bank umum wajib
83
mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk
melunasi hutangnya sesuai dengan perjanjian”.
Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam
pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas – asas perkreditan yang sehat
untuk mengurangi resiko tersebut. Jaminan pemberian kredit dalam arti
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan oleh bank. Bank tidak wajib memintakan agunan berupa
barang yang tidak berkaitan dengan objek yang dibiayai yang lazimnya
dikenal dengan agunan tambahan. Isi Pasal 8 Undang – Undang No. 7 tahun
1992 tentang perbankan, dapat diringkas sebagai berikut:
a. Deregulasi bahwa kredit mengandung resiko
b. Dalam pelaksanaan pemberian kreditnya harus dianut asas – asas
perkreditan yang sehat (prudential banking)
c. Jaminan utamanya adalah keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
debitur untuk melunasi hutangnya.
d. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, bank harus menilai debitur dengan
menggunakan prinsip 5C.
e. Jaminan kebendaan agunan dapat berupa barang, hak tagih yang dibiayai
dengan kredit (proyek).
f. Agunan tambahan berupa benda – benda diluar objek yang dibiayai
dengan kredit yang diwajibkan.
84
g. Tanah – tanah yang hak kepemilikannya tunduk kepada hukum adat dapat
diterima sebagai hukum adat, jadi tidak perlu bersertifikat.
Dalam kaitannya dengan agunan perlu diperhatikan hal – hal berikut:
a. Penilaian Agunan
Dalam hal jaminan kebendaan atau biasa disebut dengan istilah
agunan, perlu diteliti nilai atau harga dari masing – masing unsur agunan,
misalnya nilai bangunan, nilai tanah, dan lain – lain. Karena jaminan
utamanya berupa keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur
untuk membayar kembali hutang – hutangnya kepada bank cukup sulit
bahkan tidak dapat dinilai secara kuantitatif, maka nilai atau harga barang
– barang agunan menjadi sangat penting peranannya sebagai jaminan
kredit.
b. Cara Pengikatan Barang Agunan
Cara pengikatan barangaguan adapat dilakukan dengan:
Untuk agunan berupa barang bergerak, pengikatannya dilakukan
secara FEO (Fiduciaire Eigendom Overdracht), yaitu secara fidusia
notariil. Bahkan agunan yang terletak diatas tanah sewa dapat diikat
secara fidusia juga, sedangkan tanahnya dikaitkan secara cessie
(pengalihaln) hak sewa.
Untuk agunan berupa barang – barang tak bergerak, yaitu tanah –
tanah bersertifikat atas nama perusahaan beserta bangunan – bangunan
diatasnya dapat diikat secara hipotik. Bila tanah – tanah tersebut belum
atas nama perusahaan tetapi masih atas nama perorangan yang
85
kemudian akan menjadi harta perusahaan dapat diikat secara hipotik.
Bila tanah – tanah tersebut belum atas nama perusahaan, dapat diikat
secara hipotik tetapi harus disertai dengan surat kuasa untuk menjamin
dari pemiliknya dengn syarat dalam periode yang telah ditentukan
harus telah balik nama atas nama perusahaan dan tercantum dalam
neraca perusahaan disisi debet sebagai harta tetap dan disisi kredit
pada akun modal.
Sebelum Undang – Undang No. 7 tahun 1992 disahkan, ada beberapa
bank yang tidak mau menerima tanah – tanah yang masih tunduk
terhadap hukum adat sebagai aguanan, tetapi dengan berlakunya
Undang – Undang tersebut tanah – tanah tersebut dapat dimaksud oleh
bank sebagai agunan. Dalam hal ini pengikatannya dapat dilakukan
secara kredit verband.
Agunan berupa hak – hak sewa dan tagihan, biasanya diikat secara
cessie atas hak – hak tersebut.
Seluruh cara pengikatan tersebut harus dibuat secara notariil dan
ditandatangani dihadapan notaris secara terdaftar.
3.3.3.1.2 Penulisan Laporan Pembahasan Kredit
Penulisan laporan pembahasan kredit merupakan salah satu mata rantai yang
sangat penting dalam project cycle. Oleh karena itu, suatu laporan terutama
laporan pembahasan kredit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
86
1. Lengkap
Laporan pembahasan kredit harus memuat sagala informasi mengenai proyek
hasil pembahasan aspek – aspek, pendapat – pendapat secara lengkap. Agar
proyek tersebut dapat diberikan suatu keputusan yang tepat.
2. Saling Bertautan dan Konsisten
Laporan pembahasan hendaknya disusun sedemikian rupa hingga tidak
menimbulkan kepada pembaca bahwa pengusaha menghaldapi suatu masalah
yang tidak ada kaitannya dari masalah satu dan yang lainnya.
3. Seimbang / Objektif
Di dalam laporan pembahasan harus dikemukakan fakta – fakta apa adanya
dan hasil analisa murni tanpa ada pengaruh faktor – faktor diluar pembahas,
jadi harus seobjektif mungkin, logis, dan transparan.
4. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang dipakai dalam penulisan laporan sebaiknya merupakan
kalimat – kalimat sederhana tetapi jelas dan tepat menuju sasaran.
3.3.3.2 Pelaksanaan Relisasi Kredit Investasi
Pelaksaan realisasi kredit adalah tindak lanjut pelaksaan persetujuan
pemberian kredit.
87
3.3.3.2.1 Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SP2K)
SP2K merupakan surat resmi dari bank yang menyatakan persetujuan
sebagian atau seluruhnya yang harus ditempuh oleh nasabah. Hal – hal pokok
yang disampaikan dalam SP2K adalah:
1. Maksimal kredit, mrupakan jumlah tertinggi kredit yang digunakan nasabah
dalam rangka membiayai proyek.
2. Keperluan kredit, dijelaskan kredit tersebut digunakan untuk apa, hal ini untuk
mempermudah pelaksanaan monitoring.
3. Jangka waktu kredit, merupakan batas maksimal penggunaan kredit yang
dihitung mulai dari saat penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) sampai
lunas. Apabiila pemberian kredit merupakan grace periode, maka grace
periode tersebut merupakan bagian dari jangka waktu kredit. Misalnya, 8
tahun yang dihitung sejak penandatanganan PK, termasuk grace periode 2
tahun.
4. Suku bunga, merupakan tarif bunga yang dibebankan kepada nasabah atas
fasilitas kredit yang digunakan serta jangka waktu. Detail perhitungan bunga
ini pada umumnya tidak dicantumkan dalam SP2K.
5. Sifat kredit: revolving atau non revolving.
6. Cara penarikan. Dijelaskan cara penarikannya apakah berdasarkan prestasi
proyek, cash flow, atau perpaduan dari keduanya.
7. Pembayaran kembali. Umumnya dilakukan secara bertahap dalam suatu
jangka waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulan, dan semesteran.
8. Jenis kredit : Investasi
88
9. Jaminan kredit. Menyebutkan jamiinan kredit yang diberikan baik secara
moril maupun secara materil.
10. Biaya dan provisi, merupakan tarif dan biaya provisi yang harus dibayar
nasabah. Dalam penentuannya tidak hanya tarif yang ditentukan tetapi jangka
waktu dan cara pembayarannya.
11. Syarat – syarat lainnya, merupakan persyaratan tambahan yang harus dipenuhi
nasabah sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh nasabah.
Persyaratan yang dimaksud dibagi dua, yakni persyaratan sebelum akad kredit
dan persyaratan sebelum penarikan kredit.
3.3.3.2.2 Penandatanganan Perjanjian Kredit (PK)
Penandatanganan PK merupakan perikatan secara hukum antara nasabah dan
bank sehubungan dengan pemberian kredit. Pelaksanaan akad kredit dapat
dilakukan apabila:
1. Nasabah telah menyatakan setuju terhadap ketentuan dan syarat yang
ditetapkan dalam SP2K dan dibuktikan dengan pengembalian tembusan SP2K
yang telah ditandatangani oleh pengurus perusahaan.
2. Dokumen asli atas pemilikan barang jaminan telah diterima, di cek, dan telah
dinyatakan clear (tidak ada masalah).
3. Nasabah telah menyerahkan dokumen – dokumen serta membayar provisi dan
biaya sebagaimana yang ditetapkan dalam SP2K.
89
4. Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta telah menerima dan mempelajari draft
PK yang dibuat oleh notaris dan telah yakin bahwa ketentuan yang ditetapkan
telah dituangkan seluruhnya dalam akta PK dan akta lainnya.
Akta – akta yang perlu dibuat dalam pengikatan PK, yaitu:
1. Akta PK
2. Akta pengakuan hutang
3. Akta kuasa jual
4. Akta kuasa memasang hipotik
5. Personal gurantee
6. Akta perjanjian subordinasi
7. Akta gadai saham (bila diperlukan).
3.3.3.2.3 Penarikan Kredit Investasi
Penarikan kredit merupakan transaksi pemanfaatan fasilitas kredit yang telah
disetujui oleh bank.
1. Katentuan Penarikan Kredit
Ketentuan penarikan kredit pada umumnya telah disebutkan dalam SP2K.
namun, dilakukan apabila nasabah telah memenuhi syarat :
a. Penarikan I
Notaris telah menyerahkan semua akta – akta yang telah
ditandatangani atau bila belum seluruhnya dapat diserahkan surat
pernyataan dari notaris yang menyatakan bahwa pembuata akta – akta
tersebut masih dalam proses.
90
Nasabah telah menyerahkan persyaratan perijinan sebagaimana yang
ditetapkan.
Nasabah telah melunasi seluruh kewajiban yang disyaratkan.
Nasabah telah menyerahkan Perjanjian Pengwasan Kredit.
b. Penarikan II
Nasabah telah memberikan pertanggungan penggunaan kredit yang
telah ditarik sebelumnya melalui rekomendasi konsultan pengawas.
Kewajiban pembayaran bunga telah dilunasi.
Bukti debet pinjaman masih meng – cover, dalam arti sisa plafond
masih mencukupi.
Rasio agunan masih memenuhi standar yang ditetapkan.
2. Cara Pencairan Kredit
Dasar – dasar dalam pencairan kredit, yaitu:
a. Berdasarkan jadwal pencairan kredit. Pencairan kredit dilakukan secara
bertahap berdasarkan jadwal pencairan yang telah disepakati.
b. Berdasarkan prestasi proyek. Dilakukan berdasarkan prestasi yang ada
dilapangan.
3. Ketentuan Besarnya Penarikan Kredit
a. Penarikan kredit didasarkan kepada bobot prestasi yang diperoleh melalui
hasil pemeriksaan lapangan.
91
b. Hasil pemeriksaan yang dapat dilakukan sebagai dasar pencairan :
Untuk kredit yang tidak menggunakan konsultan pengawas,
pemeriksaan harus dilakukan secara langsung oleh Kantor Cabang.
Untuk kredit yang menggunakan konsultan pengawas, selain hasil
penelitian oleh konsultan pengawas, Kantor Cabang juga wajib
melakuan pengecekan kembali.
c. Bobot prestasi yang diperhitungkan adalah bobot prestasi terhadap objek
yang dibiayai.
d. Besarnya penarikan kredit ditentukan oleh :
Untuk penarikan I dimana kredit ditarik berdasarkan jadwal yang telah
disepakati maka jumlah yang ditarik sebesar jadwal penarikan I.
Jika tidak ada jadwal penarikan I, maka sebesar 20% dari total kredit.
Untuk penarikan selanjutnya dapat dilakukan sesuai jadwal yang telah
disepakati bersama atau berdasarkan prestasi proyek bila nasabah telah
mempertanggungjawabkan penggunaan dana sebelumnya.
3.3.3.2.4 Pembayaran Kembali Kredit
Pembayaran kembali pokok kredit berasal dari hasil penjualan atau
operasional dari proyek yang dibiayai. Penarikan kembali Kredit Investasi
didasarkan pada jadwal pembayaran yang telah disepakati sebelumnya dimana
jadwal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan PK. Rincian
detail mengenai jadwal pengembalian umumnya dicantumkan dalam SP2K.
92
3.3.3.3 Prosedur Administrasi Kredit
Prosedur administrasi kredit merupakan prosedur yang mengatur tata cara
pengadministrasian Kredit Investasi.
1. Administrasi Pembukuan
Ada beberapa yang harus dilakukan dalam administrasi pembukuan, sebagai
berikut:
a. Pembukuan Rekening Pinjaman
Sesuai dengan ketentuan bahwa pencairan kredit tidak diperkenankan
langsung dari rekening pinjaman tetapi harus melalui rekening giro, oleh
karena itu perlu diatur hal – hal:
Atas nama nasabah negara kita disiapkan 2 rekening, yaitu:
i. Rekening pinjaman: rekening yang menampung seluruh mutasi
pinjaman dan bunga.
ii. Rekening giro: rekening yang menampung hasil pencairan kredit.
Pembukaan rekening pinjaman atas nama nasabah yang negara kita
dilakukan setelah penandatanganan PK dan dibuat oleh Seksi
Pembuata Kredit.
Dalam rekening tersebut dicatat semua informasi yang berkaitan
dengan nasabah.
b. Prosedur Pembayaran Kewajiban Realisasi
Kewajiban realisasi merupakan kewajiban yang dibayar nasabah
sebelum penandatanganan kredit.
93
Pembayaran kredit tersebut dilakukan dengan cara pembayaran
langsung atau mendebet rekening giro nasabah dan harus dilunasi
sebelum PK ditandatangani.
Besar dan jenis kewajiban tersebut ditentukan dalam SP2K.
Khusus untuk biaya pengikatan jaminan akan didepositokan kepada
bank atas nama nasabah ditambah dengan surat kuasa pencairan.
c. Prosedur Pencairan Kredit
Adapun prosedur dalam pencairan kredit adalah sebagai berikut:
Setelah besarnya kredit dapat ditentukan, maka dapat dilakukan
konfirmasi pada nasabah untuk menentukan kapan pinjaman tersebut
dipindahbukukan pada rekening nasabah negara kita.
Sebelum dilakukan pencairan kredit, nasabah harus menyampaikan
kuitansi penarikan kredit sebesar jumlah yang dicairkan.
Pinjaman yang ditarik tidak diperkenankan langsung dari rekening
pinjaman tapi melalui rekening giro.
d. Jurnal yang Digunakan
Beberapa jurnal yang digunakan, yakni:
a. Sebelum Akad Kredit (pra realisasi)
Untuk debitur yang belum membuka rekening giro / jumlah saldo
rekening kurang dari ketentuan realisasi kredit.
Kas / Tabungan Batara xxx
Giro bukan antar bank xxx
94
b. Pada Saat Realisasi
Giro Bukan Antar Bank xxx
Pendapatan Diterima Dimuka xxx
Kewajiban Kepada Notaris xxx
Kewajiban kepada Perusahaan Akuntansi xxx
Simpanan Berjangka (bukan antar bank) xxx
c. Pada Saat Akad Kredit
Fasilitas Kredit yang Belum Diberikan – KI xxx
Fasilitas Kredit yang Belum Diberikan – KI xxx
d. Pada Saat Pencairan Kredit
Pokok kredit belum jatuh tempo xxx
Giro bukan antar bank xxx
e. Amortisasi Pendapatan Yang Diterima Dimuka (Provisi Kredit)
Pendapatan diterima dimuka – provisi KI xxx
Pungutan provisi – KI xxx
Fasilitas kredit yang belum digunakan – KI xxx
Fasilitas kredit yang belum digunakan – KI xxx
f. Pengakuan bunga accrual ke pendapatan bunga setiap tanggal 25 (saat
pencairan)
Bungan performing
Tagihan bunga – KI xxx
Pendapatan bunga – KI xxx
95
Bunga non performing
RAD tagihan bunga dalam penyelesaian KI xxx
RAK tagihan bunga dalam penyelesaian KI xxx
g. Pencatatan denda tanggal 1
RAD tagihan denda – KI xxx
RAK pungutan denda – KI xxx
h. Pembayaran bunga
Prioritas pembayaran bunga yaitu denda tunggakan bunga, bunga non
performing, dan bunga performing.
Bila ada tunggakan bunga
Kas / giro bukan antar bank xxx
Tagihan bunga – KI xxx
Apabila pendapatan bunga cukup menutupi denda dan sebagian bunga
non performing.
Kas / giro bukan antar bank:
RAK pungutan bunga dalam penyelesaian KI xxx
RAK pungutan denda – KI xxx
Pungutan denda – KI xxx
Pendapatan bunga – KI xxx
RAD tagihan bunga dalam penyelesaian – KI xxx
RAD tagihan denda – KI xxx
96
Pembayaran tunggakan bunga menutupi denda, seluruh bunga non
performing, sebagian bunga performing. Dengan kata lain, bergeser ke
kolektabilitas lancar.
Kas / giro bukan antar bank:
RAK pungutan bunga dalam penyelesaian – KI xxx
RAK pungutan denda – KI xxx
Pungutan denda – KI xxx
Pendapatan bunga – KI xxx
Tagihan bunga - KI xxx
RAD tagihan bunga dalam penyelesaian – KI xxx
RAD tagihan denda – KI xxx
Apabila hanya terdapat pembayaran denda
RAK pungutan denda – KI xxx
RAK tagihan denda – KI xxx
Kas / giro bukan antar bank xxx
Pokok kredit belum jatuh tempo xxx
i. Pembayaran Pokok Kredit
Kas / giro bukan antar bank xxx
Pokok kredit belum jatuh tempo xxx
j. Pelunasan Kredit
Pada dasarnya jurnal pelunasan kredit merupakan penggabungan antara
jurnal pembayaran pokok dan bunga yang akan berakibat saldo pokok dan
bunga menjadi nol.
97
2. Administrasi Pelaporan
Dalam administrasi pelaporan perlu diperhaltika hal – hal:
a. Setiap kali dilakuka penandatanganan PK, Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta wajib menyampaikan hal – hal sebagai berikut :
Laporan Berita Acara penandatanganan akad kredit ke Bank BTN
Kantor Pusat.
Surat BPN yang menyatakan agunan telah diikat oleh Bank BTN
Kantor Cabang Purwakarta atas pemberian kredit, maka dokumen
yang negara kita dengan perjanjian tersebut harus segera disampaikan
ke Bank BTN Kantor Pusat.
b. Setiap kali dilakukan usulan pencairan kredit, harus disertai dengan
pemerikasaan lapangan.
c. Setiap tanggal 25 dilakukan perhitungan bunga dan segera disampaikan
kepada nasabah untuk melakuka konfirmasi serta untuk mengingatkan
nasabah untuk segera melakukan pembayaran bunga.
d. Setiap bulan Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta wajib menyampaikan
laporan kredit ke Bank BTN Kantor Pusat berupa monitoring Kredit
Investasi dan rekening koran pinjaman.
e. Penyampaian laporan tersebut dilakukan dengan cara meng – copy dan
kemudian ditandatangani oleh Kepala Seksi Pengelolaan Kredit.
98
3.3.3.4 Monitoring Kredit Investasi
Monitoring Kredit Investasi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk memantau sejauh mana perkembangan pemberian Kredit Investasi sejak
kredit tersebut diberikan sampai dengan dilunasi. Tujuan monitoring Kredit
Investasi adalah:
1. Menilai sejauh mana syarat – syarat kredit yang ditentukan dapat dilakukan
dengan benar oleh nasabah.
2. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembayaran pokok dan bunga telah
dipenuhi oleh nasabah.
3. Memberikan pengarahaln kepada nasabah agar proyek yang dibiayai berjalan
sesuai rencana.
4. Mengetehui secara dini terjadinya penyimpangan di lapangan.
5. Memberikan masukan bagi pinjaman dalam rangka pengambilan tindakan
preventif yang perlu dilakukan.
6. Untuk memastikan bahwa barang jaminan yang ditahaln dapat meng – cover
jumlah hutang pokok dan bunga yang masih belum dilunasi oleh debitur.
3.3.3.4.1 Ketentuan Pokok Monitoring Kredit Investasi
Adapun ketentuan – ketentuan pokok dalam pelaksaan monitoring Kredit
Investasi, yaitu:
1. Pemantauan kredit merupakan hal yang sangat penting artinya untuk
mengevaluasi kewajaran pemberian kredit. Pemantauan dilakukan baik pada
hasil prestasi maupun nilai agunan.
99
2. Pemantauan nasabah bertujuan untuk mendorong pengelolaan kredit untuk
mengambil tindakan preventif, yakni :
Preventif untuk mencegah semakin memburuknya kredit.
Memperbaiki keadaan barang jaminan untuk keperluan penyelamatan
kredit.
3. Sistem pemantauan kredit harus menjamin semua nasabah dapat dipantau
secara berkesinambungan dan tepat waktu. Dibutuhkan hal – hal sebagai
berikut :
Seluruh informasi nasabah harus disimpan dan dipelihalra dalam suatu file
tersendiri.
Seluruh riwayat kredit wajib diketahui oleh pejabat kredit.
Riwayat kredit tersebut hendaknya disusun secara berurutan dalam file
dokumentasi kredit.
Seluruh informasi nasabah harus diteliti pada saat informasi diterima dan
hendaknya dilakukan tindakan perbaikan.
4. Pemantauan nasabah memerlukan informasi yang bersumber dari :
Rekening koran pinjaman dan giro
Dossier permohonan kredit
Dossier yan memuat penariakan dan pembayaran kredit.
Hasil kunjungan ke lapangan.
Laporan – laporan yang diminta pihak debitur (laporan keuangan dan
laporan presentasi).
Laporan berkala yang dibuat oleh konsultan pengawas.
100
Laporan keuangan audited.
3.3.3.4.2 Prosedur Monitoring Kredit Investasi
Pelaksanaan monitoring Kredit Investasi dilakukan oleh Seksi Pengelolaan
Kredit dan dibantu oleh Bank BTN Kantor Pusat.
1. Monitoring prestasi proyek, untuk memastikan bahwa kredit telah digunakan
sebagaimana mestinya.
a. Kemajuan Prestasi Proyek
Alat untuk memantau prestasi proyek adalah laporan yang disusun oleh
konsultan pengawas yang ditunjuk nasabah dan disetujui Bank BTN.
Laporan kemajuan prestasi proyek terdiri dari laporan prestasi proyek
secara berkala dan laporan perusahaan secara bulanan dan triwulan sesuai
kebutuhan. Laporan tersebut kemudian dibandingkan dengan time
schedule dan proyeksi cash flow.
b. Pemantauan Riwayat Pembayaran
Dalam hal ini yang dipantau adalah mutasi pencairan dan pembayaran
hutang pokok dan bunga. Alat monitoring yang digunakan adalah salinan
rekening koran dan kartu monitoring Kredit Investasi.
Pemantauan pencairan kredit. Sesuai dengan ketentuan pencairan
kredit harus silaksanakan pada prestasi proyek yang diperoleh melalui
pemeriksaan lapangan.
Pemantauan plafond kredit. Penarikan kredit tidak diperkenankan
melebihi plafond kredit.
101
Pemantauan pembayaran bunga. Apabila pembayaran tidak dilakukan
secara teratur, hendaknya menyurati nasabah tersebut dan
mengingatkan agar segera melakukan pembayaran bunga.
Pembayaran angsuran pokok. Pembayaran angsuran pokok disesuaikan
dengan jadwal pembayaran yang telah dipsepakati bersama.
2. Monitoring Kolektabilitas Kredit
Dibawah ini merupakan penggolongan kolektabilitas Kredit Investasi:
a. Lancar
Apabila jangka waktu kredit belum jatuh tempo.
Kredit belum jatuh tempo dan tidak terdapat tunggakan bunga atau
terjadi tunggakan bunga yang belum melebihi 3 bulan.
Kredit belum jatuh tempo dan tidak terdapat cerukan pada penarikan
kredit dalam rekening giro atau terdapat cerukan yang tidak melebihi
15 hari.
b. Kurang Lancar
Kredit yang jatuh tempo dan terdapat tunggakan bunga melebihi 3
bulan tapi belum melampaui 6 bulan
Kredit belum jatuh tempo dan terdapat penambahan plafond kredit
baru untuk melunasi tunggakan bunga.
Kredit belum jatuh tempo dan terdapat cerukan pada rekening giro
melebihi 15 hari kerja tapi belum melebihi 30 hari.
102
c. Diragukan
Kredit dapat diselamatkan dan agunan bernilai sekurang – kurangnya
25% dari hutang debitur.
Kredit tidak dapat diiselamatkan kakn tetapi agunan bernilai sekurang
– kurangnya 100% dari hutang debitur.
d. Macet
Telah melampaui 21 bulan setelah digolongkan dalam kriteria
diragukan, akan tetapi belum ada pelunasan atau uasahal penyelamatan
kredit kredit.
Kredit tersebut telah dihibahkan penyelesaiannya ke Pengadilan Negeri
(BUPN) atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan
asuransi tersebut.
3. Monitoring Agunan Kredit
Pemantauan agunan kredit dimaksudkan untuk memastikan apakah agunan
yang diberikan lengkap secara fisik dan nilainya dapat menutupi seluruh kredit
yang diberikan sesuai dengan ketentuan. Hal – hal yang harus dimonitor
adalah:
a. Pemantauan Kesempurnaan Agunan Kredit
Tujuannya adalah untuk mengetahui kelengkapan dokumen agunan kredit
secara fisik, masa berlaku, dan penguasaan barang jaminan.
b. Pemantauan Nilai Agunan
Pemantauan nilai dilakukan untuk memastikan bahwa agunan yang
tersedia dapat menutupi seluruh kredit yang diberikan.
103
3.3.3.5 Dokumentasi Kredit
Untuk menunjang monitoring Kredit Investasi, kiranya dokumentasi kredit
sangat diperlukan.
1. Dengan dasar pemikiran, proses pemberian kredit melalui tahapan – tahapan
sebagai berikut :
a. Pra realisasi: sejak permohonan kredit sampai dengan terbitnya SP2K.
b. Realisasi: pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit dan akta – akta
lainnya serta diterimanya dokumen – dokumen barang jaminan.
c. Post relisasi: sejak pencairan kredit sampai dengan lunasnya kredit.
2. Sistem dokumentasi yang digunakan adalah sistem dossier yang dibagi
menjadi 3 bagian, yakni :
a. Dossier A
Dossier A berisikan dokumentasi yang berkaitan dengan pra realisasi,
yaitu surat permohonan kredit, data kelengkapan usulan proyek, surat –
menyurat dengan Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta (calon debitur
dengan pihak ketiga sebelum proses analisa berlangsung), Paket Analisa
Kredit (PAK), memo KPK, dan lain – lain.
b. Dossier B
Dossier B berisikan dengan dokumen yang berkaitan dengan pra realisasi
kredit juga, yaitu SP2K, dokumen pencairan kredit, dokumen laporan
prestasi, rekening koran dan kartu monitoring, surat – surat peringatan
pada debitur, surat klaim debitur, dan lain – lain.
104
c. Dossier Dokumen Pokok
Dossier Dokumen Pokok berisikan dokumen yang berkaitan dengan saat
realisasi, yaitu Perjanjian Kredit (PK), akta/ surat pengakuan hutang, akta/
surat kuasa menjual, akta kuasa memasang hipotik, personal guarantee,
dokumen agunan (SHGB, SHM, sertifikat deposito, BPKB kendaraan
bermotor, surat piutang yang dijaminlan, fiducieare cessie), dan lain – lain.
3. Tata cara pembuatan dan penyimpana Dossier adalah sebagai berikut :
a. Dossier A
Dossier A wadah penyimpanan yang digunakan adalah ordaner, pada
bagian dalam ordaner dibuat daftar isi dossier sedangkan pada bagian
luarnya tercantum nama pemohon, lokasi proyek, dan nomor registrasi /
katalog yang merujuk pada registrasi. Setiap dossier yang dibuat dicatat
dalam buku registrasi (katalog), dossier tersebut disimpan dalam lemari
dan disusun berdasarkan nomor registrasi.
b. Dossier B
Wadah penyimpanan dossier B adalah ordaner atau snechelter map.
Bagian dalam ordaner dibuat daftar isi dossier sedangkan bagian luarnya
tercantum nama pemohon, lokasi proyek, dan nomor registrasi / katalog
yang merujuk pada registrasi. Setiap dossier yang dibuat dicatat dalam
buku registrasi (katalog), dossier tersebut disimpan dalam lemari dan
disusun berdasarkan nomor registrasi.
105
c. Dossier Dokumen Pokok
Wadah penyimpana yang digunakan untuk Dossier Dokumen Pokok
adalah stopmap yang dimasukkan dalam sampul dengan kualitas baik dan
wadah penyimpanan khusus. Pada sampul bagian depan, tercantum nama
debitur dan daftar isi Dossier serta nomor registrasi. Sedangkan bagian
luarnya tercantum nama pemohon, lokasi proyek, dan nomor registrasi /
katalog yang merujuk pada registrasi. Setiap dossier yang dibuat dicatat
dalam buku registrasi (katalog), dossier tersebut disimpan dalam lemari
dan disusun berdasarkan nomor registrasi.
4. Ketentuan Khusus Dossier Dokumen Pokok
Berikut merupakan ketentuan khusus yang dimiliki oleh Dossier Dokumen
Pokok, yaitu:
a. Penerimaan Dokumen
Setiap penerimaan dokumen pokok harus dibuatkan Berita Acara
Penyerahan Dokumen Barang Jaminan, yang berisi hari dan tanggal
penyerahan, jenis dokumen barang jaminan dan tandatangan pihak yang
berwenang. Untuk bank, yang berwenang menandatangani Berita Acara
adalah Kepala Seksi Pengelolaan Kredit Bank BTN Kantor Cabang
Purwakarta.
b. Penyerahan Dokumen
Penyerahan dokumen barang jaminan kepada nasabah hanya dilakukan
setelah nasabah melunasi seluruh kredit dan sebelum kredit lunas, hanya
dapat dilakukan setelah terlebih dahulu bank berkonsultasi dengan biro
106
Kredit Umum Bank BTN Kantor Pusat. Setiap penyerahan dokumen
barang jaminan harus dibuat Berita Acara Penyerahan Dokumentasi
Barang Jaminan, yang berisikan hari dan tanggal penyerahan, jenis
dokumen barang jaminan, tandatangan yang berwenang. Untuk bank, yang
berwenang menandatangani Berita Acara adalah Kepala Seksi Pengelolaan
Kredit Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta.
c. Peminjaman Dokumen Barang Jaminan
Pada prinsipnya, peminjaman dokumen barang jaminan tidak dapat
diberikan, tetapi dalam hal – hal tertentu dapat diberikan dengan ketentuan
– ketentuan sebagai berikut:
Untuk peminjaman dokumen barang jaminan oleh pejabat atau petugas
pada Bank BTN dalam kaitannya dengan pekerjaan harus dengan
persetujuan Kepala Seksi Pengelolaan kredit.
Untuk pinjaman dokumen barang jaminan oleh nasabah negara kita
harus dengan persetujuan Bank BTN Kantor Cabang Purwakarta.
Dokumen yang dapat dipinjamkan diusahakan hanya dalam bentuk
fotocopy atau salinan.