elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../328/jbptunikompp-gdl-artimustik-16… · Web viewPada awal...
Transcript of elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../328/jbptunikompp-gdl-artimustik-16… · Web viewPada awal...
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebudayaan adalah salah satu hal yang paling menarik dari sebuah
Negara, dengan adanya budaya seseorang dapat lebih mengenal
segala hal yang mendasar dari sebuah Negara. Seperti halnya
kebudayaan Korea yang sekarang ini sedang berkembang di Asia.
Animo masyarakat Indonesia terhadap hal yang berhubunggan dengan
kebudayaan Korea semakin meningkat dalam beberapa tahun
belakangan ini. Fenomena ini dikenal dengan istilah halyu (하류) atau
Korean Wave. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan
terbentuknya Bandung Korea Community di Bandung atau biasa disebut
dengan Bandung Hansamo (반둥한사모).
Dengan tersedianya berbagai produk hiburan, seperti tayangan serial
drama Korea dibeberapa televisi swasta Indonesia, kemudian semakin
banyaknya orang-orang Korea yang berdomisili di Bandung, maka
dibutuhkan sebuah wadah yang dapat mengakomodir keinginan
masyarakat untuk lebih mengenal Korea tidak hanya terbatas pada
produk hiburannya saja, tapi juga pada bahasa dan kebudayaannya
juga. Selain itu diharapkan dengan diperkenalkannya kebudayaan
negara lain khususnya Korea, dapat lebih meningkatkan wawasan
masyarakat tentang kebudayaan negara lain dan juga dapat
mempererat kerjasama antar Negara. Sebagai mana diketahui, kota
Bandung sendiri merupakan sister city dari salah satu kota industri di
Korea yaitu Suwon.
1
Beberapa mojang Bandung yang menyatakan diri sebagai pecinta
kebudayaan Korea, berinisiatif untuk membentuk sebuah wadah yang
dapat memberi banyak informasi tentang kebudayaan Korea untuk
masyarakat Bandung khususnya. Maka dibentuklah Bandung Korea
Community (BKC) atau disebut juga dengan Bandung Hansamo.
Pada awal terbentuknya, Bandung Hansamo ingin sekali menjadi
jembatan antara kebudayaan Korea dan kebudayaan Sunda agar dapat
berkembang secara beriringan dalam masyarakat. Dimana selain dapat
mengenalkan kebudayaan Korea, masyarakat Bandung juga dapat
mengenal kebudayaan Sunda mereka lebih dalam lagi. Sehingga selain
mendapat wawasan tentang kebudayaan Negara lain, masayarakat juga
dapat ikut memelihara dan menjaga kebudayaan negeri sendiri.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu Bandung Hansamo
menghadapi kenyataan yang jauh bereda dengan harapan mereka yang
akhirnya memaksa Bandung Hansamo untuk menentukan pilihan agar
fokus pada salah satu budaya untuk dipelajari dan dikembangkan dalam
masyarakat, yaitu kebudayaan Korea. Hal ini disesuaikan dengan
permintaan masyarakat sebagai audience yang lebih tertarik untuk
mempelajari kebudayaan Korea saja. Karena hal itulah maka
dibutuhkan identitas baru agar Bandung Hansamo dapat dikenal dan
fokus bebagai organisasi budaya yang mempelajari dan
memperkenalkan kebudayaan Korea pada masyarakat khususnya di
Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Image yang dibangun sebagai corporate identity pada awal
pembentukan Bandung Hansamo tidak sesuai lagi dengan citra baru
2
yang ingin dibangun oleh Bandung Hansamo sebagai komunitas budaya
yang mengusung kebudayaan Korea. Maka diperlukan adanya
perubahan corporate identity bagi Bandung Hansamo. Alasan di
rancangnya corporate identity baru adalah :
a. Adanya perubahan identitas dan rencana melakukan penyesuaian
identitas dari pihak Bandung Hansamo.
b. Apa bila menggunakan logo terdahulu, banyak ketidak sesuaian,
diantaranya logo memiliki bentuk yang rumit, sehingga akan
bermasalah apabila di cetak pada ukuran-ukuran tertentu. Image
yang digunakan tidak sesuai dengan kenyataan, contoh pada
pemakaian hanbok dan kebaya yang tidak sesuai dengan detail
aslinya. Dan pemakaian warna yang terlalu banyak.
1.3 Fokus Masalah
Fokus masalah yang dihasilkan dari identifikasi masalah adalah fokus
pada perancangan logo yang dapat mencerminkan citra Bandung
Hansamo yang ingin melakukan penyesuaian pada identitas barunya.
Serta mengaplikasikannya pada berbagai media yang berbeda karakter
material maupun ukurannya sesuai dengan kebutuhan Bandung
Hansamo.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan corporate identity Bandung Hansamo adalah
sebagai berikut :
a. Membuat corporate identity baru bagi Bandung Hansamo yang dapat
mewakili visi dan misi serta mengaplikasikannya pada media-media
3
yang dibutuhkan Bandung Hansamo sebagi organisasi budaya.
b. Meningkatkan citra Bandung Hansamo sebagai organisasi budaya
baik pada pihak intern Bandung Hansamo (anggota dan pengurus)
maupun masyarakat umum melalui visual corporate identity yang
baru.
1.5 Kata Kunci
1. Corporate Identity adalah suatu cara yang memungkinkan suatu
perusahaan dikenal melalui suatu rancangan desain khusus meliputi
segala hal yang khas/unik berkaitan dengan perusahaan yang
bersangkutan.
2. Identitas adalah suatu hal yang dibentuk dan disesuaikan dengan ciri
khas yang ada dalam sebuah perusahaan/organisasi yang berfungsi
sebagai pembeda antara perusahaan/organisasi satu dengan yang
lainnya.
3. Logo adalah gambar atau kata-kata yang dicetak untuk
mengidentifikasi sebuah perusahaan, merek, proyek atau kelompok
yang dapat dilindungi secara hukum.
4. Bandung Korea Community (Bandung Hansamo) = merupakan
organisasi budaya yang memberikan informasi dan pembelajaran
bagi masyarakat khususnya masyarakat Bandung tentang
kebudayaan Korea.
5. Hansamo adalah singkatan dari bahasa Korea, “Hanguk eul Sarang
Hanun Saram deurui moim” (항국을사랗하눈사삼드뤼모임) yang
berarti “Perkumpulan orang-orang yang menyukai Korea”
6. Hangul ( 한 글 ) adalah huruf asli Korea yang diciptakan oleh Raja
Sejong dari Dinasti Joseon di tahun 1446.
4
BAB IIBANDUNG KOREA COMMUNITY (BANDUNG HANSAMO)
2.1 Sejarah Bandung Korea Community (Bandung Hansamo)
Bandung Korea Community atau Bandung Hansamo (반둥한사모)
didirikan pada tanggal 10 September 2006. Berdirinya Bandung
Hansamo ini diprakarsai oleh limabelas mojang Bandung yang sangat
mengagumi kebudayaan Korea dan mencintai kebudayaan Sunda.
Kemudian proyek ini berlanjut pada pembuatan identitas Bandung
Hansamo. Setelah mendapatkan identitas yang dianggap dapat
mewakili tujuan dari Bandung Hansamo secara keseluruhan, maka
dimulailah kegiatan promosi untuk medapatkan anggota.
Kegiatan promosi ini melalui cara pemasangan poster dan pembagian
flayer di tempat-tempat strategis seperti di sekolah-sekolah dan
kampus-kampus, namun selain dikedua tempat itu kegiatan promosi ini
juga dilakukan di mal-mal besar di kota Bandung. Setelah pembagian
poster dan flayer kegiatan promosi dilanjutkan melakukan kerja sama
dengan beberapa pihak, diantaranya adalah Korean Association
Bandung.
Rupanya kegiatan Bandung Hansamo ini dinilai positif oleh Korean
Association Bandung. Kemudian mereka memutuskan untuk memberi
dukungan penuh pada kegiatan Bandung Hansamo. Sejak saat itu
Korean Association menjadi pendukung, pembina dan pengawas semua
kegiatan yang dilakukan oleh Bandung Hansamo. Kemudian selain dari
5
Korean Association dukunganpun datang dari Kedutaan Besar Korea
untuk Indonesia, pihak pemerintah Koreapun bersedia mendukung
Bandung Hansamo secara penuh.
Namun dengan berjalannya waktu dan jumlah anggota yang semakin
banyak Bandung Hansamo yang pada awal pembentukkannya ingin
menjadi wadah pertukaran budaya Korea dan Sunda terpaksa harus
memilih salah satu budaya untuk menjadi focus utama, yaitu
kebudayaan Korea. Hal ini disebabkan para anggota Bandung
Hansamo lebih berminat untuk mempelajari kebudayaan Korea lebih
dalam. Maka diputuskanlah untuk fokus mengangkat kebudayaan Korea
sesuai dengan permintaan anggota.
2.1.1 Profil Bandung Korea Community
Nama Organisasi : Bandung Korea Community
(Bandung Hansamo)
Alamat Kantor : Korean Association Bandung
Jl. Sukajadi No. 198B
Phone. 85220009728
Web : http://www.hansamo.org
Forum : http://www.hansamo.org/forum
e-mail : [email protected]
2.1.2 Visi dan Misi
Pada awalnya Bandung Hansamo memiliki visi dan misi sebagai
jembatan budaya agar kelak kebudayaan Korea dan Sunda dapat
berkembang beriringan ditengah-tengah masyarakat Bandung.
6
Sekaligus menjadi sarana memperkenalkan, mensosialisasikan
dan mengakomodir dua kebudayaan tersebut.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, visi misi tersebut
tidak sesuai dengan keyataan dilapangan, dimana masyarakat
sebagai audience lebih tertarik pada kebudayaan Korea sehingga
hal tersebut menuntut Bandung Hansamo untuk merubah visi dan
misi serta identitasnya.
Visi dan Misi baru yang dibentuk oleh Bandung Hansamo adalah
mejadi sarana informasi sekaligus juga sebagai sarana
memperkenalkan, mensosialisasikan dan mengakomodir minat
dan ketertarikan anggota akan kebudayaan Korea. Jadi fokus
utama Bandung Hansamo sekarang ini mengacu pada
kebudayaan Korea.
2.1.3 Logo
Gambar 1. Logo awal Bandung Hansamo
Menurut para pendiri Bandung Hansamo dalam “Our Profile
Bandung Korea Community” sebelum mengalami perubahan
7
identitas, filosofi dari logo Bandung Hansamo adalah ingin
membaurkan antara ciri khas kebudayaan Korea dan ciri khas
kebudayaan Sunda yang diwakili oleh pakaian adat masing-
masing, namun hasilnya tidak sesuai dimana terjadi banyak
kejanggalan pada bentuk visual hanbok dan kebaya yang tidak
sesuai dengan detail aslinya. Maka dirancanglah logo baru yang
lebih sesuai dengan identitas baru yang ingin dibentuk oleh
Bandung Hansamo sebagai organisasi budaya.
2.1.5 Divisi di Bandung Korea Community
Bandung Korea Community ingin sekali menjadi sebuah
komunitas budaya yang resmi dan diakui, maka dibentuklah
beberapa divisi yang berfungsi untuk memperlancar kinerja
Bandung Hansamo. Divisi-divisi tersebut mempunya program
kerja yang harus dipertanggung jawabkan pada rapat pengurus
setiap bulannya, seperti halnya apa bila salah satu divisi
membuka kelas, maka kalanjutan kelas tersebut harus
dipertanggung jawabkan. Divisi-divisi Bandung Hansamo
diantaranya adalah Divisi Komunikasi, Divisi Bahasa dan Budaya,
Divisi Musik, Divisi Film dan Drama dan Divisi Artistik.
Dari divisi-divisi tersebut munculah kelas-kelas yang berfungsi
untuk mengajarkan dan memberi informasi tentang bayak hal
yang berhubungan dengan Korea, kelas-kelas tersebut
diantaranya adalah Kelas Bahasa, Traditional Dance Class,
Hansamo Heritage, Modern Dance Class, Vocal Group, Kelas
Kabaret, Art & Manhwa Class.
8
2.1.6 Data Surfey Bandung Korea Community
Data lapangan berikut ini berisi tentang hasil survey pada 30
Maret 2008 terhadap anggota Bandung Hansamo dimana terlihat
jelas ketimpangan yang justru berasal dari samarnya identitas
Bandung Hansamo di mata anggotanya sendiri.
Gambar 2. Pertanyaan 1 Gambar 3. Pertanyaan 2
Gambar 4. Pertanyaan 3 Gambar 5. Pertanyaan 4
Bagan-bagan yang tampil diatas merupakan hasil yang didapat
dari surfey berupa pembagian angket pada sekitar ± 100 anggota
9
aktif Bandung Hansamo melalui gathering yang berlangsung 3
kali sebulan.
Dari hasil surfey ini terlihat hal-hal yang janggal yang berasal dari
minimnya kesadaran anggota terhadap identitas yang
seharusnya tercipta dari dalam lingkungan Bandung Hansamo itu
sendiri. Dan dari kenyataan yang terlihat ternyata banyak dari
anggota aktif Bandung Hansamo yang kurang memahami
identitas yang seharusnya dibentuk/terbentuk dari dalam olah
manajemen dan anggota Bandung Hansamo.
2.1.7 Data Lapangan Kegiatan Bandung Korea Community
Berikut ini adalah beberapa data yang didapatkan pada saat
Bandung Hansamo mengadakan acara-acara yang ada
hubungannya dengan kebudayaan, ataupun kegiatan-kegiatan
yang merupakan program kerja tahunan Bandung Hansamo.
a. Kegiatan “Meet and Great with Kwon Sang Wo” 2 September
2006 di Balai Sarbini Jakarta
b. Kegiatan “Gathering Pertama Anggota dan Pengurus BKC” 19
November 2006 di Kampus Sentra Unpar
c. Kegiatan “Korean Folks Festival” 8 Desember 2006 di Ciwalk
dan 9 Desember 2006 di Bandung International School
d. Peliputan kegiatan BKC oleh Arirang TV untuk acara Korea
Now di Korea Association, 31 Maret-1 April di Ciwalk dan
Gedung Sate
e. Kegiatan “Bandung Korea Cross Culture” 23 Juni 2007 di
Ciwalk.
f. Kegiatan “Hansamo 1st Anniversary” 27 - 28 Oktober 2007 di
10
Pangalengan.
g. Kegitan “Hansamo with Love” 11 November 2007 di
Gelanggang Remaja Bandung
h. Kegitan “Exploring Korean Culture with Hansamo and S-
Tarang” 21 Desember 2007
i. Kegitan “B-boy Performance with Korean Traditional Music
Instruments” di Senayan City tanggal 12 Mei 2008
Jika dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bandung
Hansamo terbersit kesimpulan jang jelas, bahwasannya Bandung
Hansamo memang lebih condong melakukan kegiatan yang
bertema Korea, maka perubahan dan penyesuaian identitas
memang diperlukan.
2.2 Analisa Permasalahan
Pada analisa permasalahan ini diketahui bahwa awalnya Bandung
Hansamo ingin membentuk image sebagai jembatan antara
perkembangan budaya Korea dan Sunda dalam masyarakat serta
menjadi sarana untuk pemperkenalkan, mensosialisasikan dan
mengakomodir seni budaya Korea dan Sunda pada masyarakat. Namun
hal tersebut tidak dapat dicapai sehingga pada akhirnya dibutuhkan
identitas baru yang dimulai dengan melakukan menyesuaian identitas
Bandung Hansamo sebagai organisasi budaya, agar tujuan Bandung
Hansamo sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mengakomodir
keingintahuan masyarakat tentang kebudayaan dapat benar-benar
terwujud.
11
2.2.1 Analisis SWOT
1. Manajemen Bandung Hansamoa. Sumber Daya Manusia
Kekuatan (strength)
Memiliki pengetahuan lebih tentang kebudayaan Korea.
Sudah mahir menggunakan bahasa Korea dan juga menulis
hangul.
Para SDM ini mengajar dengan sukarela di setiap gathering
yang diadakan Bandung Hansamo.
Memiliki link yang baik dengan pusat kebudayaan dan
kedutaan Korea di Indonesia.
Memiliki banyak informasi berkaitan dengan kebudayaan,
bahasa, dan juga bidang music, film, art dan lain-lain yang
berhubungan dengan Korea.
Kelemahan (weaknees)
Jumlahnya terbatas.
Untuk mengajar materi khusus seperti bahasa Korea,
menulis hangul, percakapan Korea dan Manhwa Class, apa
bila para pengajarnya tidak dapat hadir maka proses belajar
tidak dapat berlangsung.
Peluang (opportunity)
Bisa mengajarkan apa yang mereka ketahui tentang Korea
pada anggota yang lain.
Mendapat tambahan pengetahuan langsung dari pihak
pemerintah Korea, berupa buku dan sumber-sumber lain.
Berpeluang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Korea.
12
Ancaman (threat)
Karena jumlah SDM yang terbatas, sementara jumlah
murid yang ingin belajar bertambah banyak, maka proses
belajar-mengajar jadi tidak efektif dan banyak murid
menjadi bosan, malas dan jenuh dengan pengajar yang
disibukkan oleh pembagian materi.
b. Sistem Manajemen
Kekuatan (strength)
Kegiatan manajemen Bandung Hansamo langsung diawasi
oleh pihak Korean Association Bandung, sehingga lebih
terkendali.
Kebutuhan Bandung Hansamo akan informasi-informasi
penting di berikan langsung oleh pihak Korean Association.
Kelemahan (weaknees)
Identitas jadi semakin mendekati pada fans club Korea.
Sementara identitas awal yang diharapkan melekat pada
BKC menjadi semakin samar.
Peluang (opportunity)
Diakui sebagai sebuah organisasi kebudayaan oleh pihak
Korea.
Dapat mengenal orang-orang pejabat pemerintahan dari
Indonesia dan Korea.
Ada peluang mendatangkan Artis Korea ke Indonesia.
Ancaman (threat)
Fans club Artis Korea yang ada di Indonesia.
BKC dapat benar-benar berubah menjadi fans club dengan
susunan organisasi yang lengkap.
13
BKC akan kehilangan kebanggaannya sebagai komunitas
yang berbasis pada pempelajari kebudayaan Korea.
2. Anggota Bandung Hansamo Kekuatan (strength)
Anggota dapat lebih mengenal dan mempelajari segala hal
tentang Korea.
Para Anggota bisa mendapatkan teman/kenalan baru.
Para anggota bisa mendapatkan informasi tentang Korea
lebih mudah dan lengkap.
Anggota memiliki keinginan kuat untuk belajar.
Kelemahan (weaknees)
Antusias terbesar mereka adalah pada Artis Korea.
Hanya datang pada event-event besar.
Kurang antusias untuk terlibat dalam susunan organisasi.
Adanya anggota yang berkelompok dan memisahkan diri
dari yang lain dengan alasan Artis kesukaan mereka
berbeda.
Tidak satupun dari anggota yang perduli/sadar bahwa
tidak ada satupun Kebudayaan Sunda yang mereka dapat
di BKC, kecuali bahasa Sunda yang mereka gunakan
untuk berkomunikasi satu sama lain.
Peluang (opportunity)
Anggota mendapat informasi tentang Korea lebih banyak
dari fans club artis Korea yang hanya mengetahui prihal 1
artis saja.
Anggota banyak dan antusias dengan tingkat
keingintahuan tinggi.
Banyak kesempatan yang dimiliki anggota untuk belajar
14
dan mengasah bakat mereka.
Ancaman (threat)
Banyak non anggota yang juga menguasai bahasa/budaya
Korea dan lebih mahir dari anggota BKC.
Keunikan menjadi anggota BKC akan hilang dan
kedudukan anggota BKC akan sama saja dengan anggota
fans club artis yang ada.
Kehilangan kebanggaan sebagai anggota BKC.
2. 3 Pemecahan Masalah
Kebutuhan dalam merubah identitas Bandung Hansamo sangat besar.
Untuk memperkenalkan Bandung Hansamo sesuai dengan identitas
baru yang diinginkan oleh Bandung Hansamo, maka dibutuhkan upaya
untuk melakukan perubahan corporate identity. Hal ini berdasarkan
pada tingkat efektifitas peruahan corporate identity yang diantaranya
adalah identitas berupa logo baru harus mencerminkan citra Bandung
Hansamo sebagai komunitas budaya yang juga menjadi sarana
mensosialisasikan kebudayaan Korea khususnya pada masyarakat
Bandung. Serta mengaplikasikan identitas baru tersebut dalam
berbagai media yang dibutuhkan sehingga dapat menunjung kinerja
Bandung Hansamo di masa yang akan datang.
Identitas perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau suatu
hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan identitas
perusahaan tersebut harus diciptakan melalui rancangan desain
khusus yang meliputi segala hal yang khas/unik berkenaan dengan
perusahaan yang bersangkutan secara fisik.
15
Dari istilah tersebut dapat diartikan bahawa logo adalah suatu lambang
perusahaan dimana pengertian identitas perusahaan sendiri mencakup
jangkauan yang jauh lebih luas, yaitu untuk menunjukkan pada
masyarakat (audience) mengenai ciri khas, kepribadian, kejayaan dan
kwalitas produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
(Kusmiari R, Teori Dasar Komunikasi Visual, 2001)
2.3.1 Fungsi Identitas Perusahaan
Fungsi identitas perusahaan adalah untuk memperkenalkan
identitas perusahaan sesuai dengan citra perusahaan dan
kemampuan serta kwalitas yang dimiliki perusahaan tersebut.
Agar dapat menggambarkan siapa, apa dan bagaimanakah
perusahaan yang bersangkutan. Perancangan identitas
perusahaan ini harus memiliki unsur yang paling utama yaitu
sebuah logo. Oleh karena itu logo merupakan hal terpenting dari
sebuah strategi pembentukan citra sebuah perusahaan. Dan
pada intinya citra perusahaan yang dibentuk secara positif akan
sangat berpengaruh pada proses kerjasama perusahaan dengan
pihak lain.
2.3.2 Jenis-Jenis Logo
Logo merupakan visualisasi dari sebuah perusahaan baik berupa
simbol-simbol, pola gambar atau huruf tertulis yang
menggambarkan citra perusahaan atau lambang suatu
perusahaan sehingga membentuk perbedaan yang khas akan
perusahaan satu dan perusahaan lainnya.
16
a. Logogram
Logogram atau logograph adalah suatu bentuk yang
menghadirkan sebuah pemahaman tentang sesuatu.
Biasanya logogram ini berupa kombinasi dari tanda atau
simbol-simbol yang sematik. Logogram biasanya dikenal juga
sabegai “huruf gambar” yang biasanya digunakan oleh orang-
orang Mesir kuno. Pada hakekatnya huruf gambar
menghadirkan gagasan langsung yang mudah dimengerti
oleh pembacanya. Logogram terdiri dari unsur-unsur visual
yang divariasi dari berbagai bentuk. Logogram biasanya
digunakan untuk mewakili suatu kata atau bentuk sehingga
secara umum dapat mengenal sesuatu dari bentuk
logogramnya. (http://en.wikipedia.org/wiki/Logogram)
b. Logotype
Logotype atau logotypos adalah suatu unsur grafis berupa
huruf yang membentuk suatu merek dagang atau merek
komersial. Selain itu logotype juga berfungsi untuk untuk
mempermudah pengenalan logo, menumbuhkan kepercayaan
yang membangkitkan semangat, penghormatan dan
kesetiaan terhadap badan yang di wakili oleh logo tersebut.
Dimana logo diartikan sebagai sebuah merek dagang
komersil atau non komersil dimana dari bentuk, warna dan
pengaplikasiannya menonjolkan ciri khas yang dapat
diidentifikasikan sebagai oganisasi atau perusahaan yang
bersangkutan. (http://en.wikipedia.org/wiki/Logotype)
17
2.3.3 Kriteria dan sifat Logo
Proses perancangan bentuk visual, dibutuhkan pemahaman
terlebih dahulu mengenai teori-teori yang mendasari ilmu desain.
Dibawah ini merupakan kriteria-kriteria dan sifat dalam sebuah
identitas visual/logo menurut Gregg Berryman di dalam buku
“Notes On Graphic and Visual Communication”
Proses perancangan logo menurut Gregg Berryman, ditunjang
oleh dua aspek penting, yaitu :
Aspek Estetika
Mengacu pada perancangan suatu logo harus
memperhatikan nama, jenis/bidang yang digeluti serta
arti logo yang akan dibuat agar logo todak terlihat rancu
dan membingungkan.
Aspek Fungsional
Penciptaan sebuah logo sebagai identitas visual harus
mempu membuahkan brand yang dapat menciptakan
emosi, nilai dan persepsi tertentu di dalam benak
konsumen terhadap sebuah produk. Proses perancagan
yang dapat menciptakan sebuah brand yang sukses
pada walnya ditentukan oleh pemahaman terhadap visi
dan misi perusahaan, segmentasi pasar yang jelas
sehingga pemasaran perodukpun menjadi jelas. Proses
ini dilakukan untuk membangun brand yang kuat
dibenak konsumen, dengan didukung oleh pemahaman
tentang standarisasi. Penerapan logo yang benar dan
konsisten sehinga tercipta identitas yang mampu
bertahan lama dibenak konsumen.
18
BAB IIISTRATEGI PERANCANGANDAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
3.1.1. Strategi Komunikasi
Untuk mencapai tujuan dari proses komunikasi diperlukan strategi
penyampaian komunikasi terhadap sasaran audience yang mencakup
beberapa staregi berikut ini :
Mempertimbangkan terbacanya logo sehingga fungsi logo sebagai
identitas dapat dicerna dengan baik oleh audience dimanapun logo
itu diterapkan dengan ukuran kecil atau besar.
Penampilan logo Bandung Hansamo dirancang khusus untuk menarik
minat audience agar dapat lebih mengenal Bandung Hansamo dan
tertarik untuk mengetahui serta menjadi anggota dan dapat mengikuti
kegiatan apa saja yang ada di Bandung Hansamo.
3.1.1.1 Tujuan Komunikasi
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dari permasalah yang akan
mendukung optimalnya perancangan logo Bandung Hansamo yang
baru adalah sebagai berikut :
19
Mengolah rancangan desain dengan mempertimbangan unsur-
unsur desain, agar logo tersebut memiliki daya tarik bagi
anggota Bandung Hansamo dan masyarakat umum, mengingat
jangkauan promosi akan semakin luas dengan target sasaran
masyarakat luas khususnya masyarakat Bandung.
Mencerminkan dan mengkomunikasikan identitas baru
Bandung Hansamo yang bergerak dibidang kebudayaan .
Menimbulkan rasa ingin tahu yang mengarah pada tidakan
menggunakan produk/jasa yang ditawarkan Bandung Hansamo
dengan cara memvisualkan logo.
Mengembangan pendekatan-pendekatan baru yang dapat
berpengarauh pada ketertarikan, keinginan, keyakinan terhadap
produk/jasa yang ditawarkan oleh Bandung Hansamo.
3.1.1.2 Pesan Utama
Dengan adanya keinginan penyesuaian identitas, maka lakukan
redesain logo yang sesuai dengan identitas baru yang ingin dibentuk
Bandung Hansamo. Dan pesan utama dari strategi komunikasi ini
adalah merancang logo baru yang dapat lebih menggambarkan dan
menginformasikan jenis kegiatan yang dilakukan Bandung Hansamo
yang bergerak di bidang kebudayaan dan fokus pada pembelajaran
dan sosialisasi kebudayaan Korea.
3.1.1.3 Positioning
Adalah suatu upaya untuk menempatkan suatu produk/jasa di benak
konsumen. Menurut Al Ries dan Jack Trout dalam “Positioning The
Battle For Your Mind. (2002{1981}: 3) Positioning adalah “suatu yang
20
anda lakukan terhadap pikiran calon konsumen, yakni menempatkan
produk itu pada pikiran konsumen”.
Pada pembuatan corporate identity dibutuhkan positioning yang
membentuk Bandung Hansamo sebagai komunitas/organisasi yang
pemperkenalkan kebudayaan Korea. Sehingga masyarakat Bandung
khususnya dapat menemukan bukan hanya tentang artis, musik atau
film saja tapi juga dapat belajar tentang segala hal mengenai negara
Korea apabila mereka berminat bergabung menjadi anggota Bandung
Hansamo.
Bandung Hansamo menempatkan diri sebagai komunitas yang serius
mempelajari dan mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan Korea,
hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hubungan kerjasama yang
baik antara Bandung Hansamo dengan Kedutaan Besar Korea dan
oraganisasi-organisasi yang berkaitan dengan kerjasama antara
Indonesia dan Korea serta beberapa perusahaan besar Korea yang
ada di Indonesia. Prestasi ini tentu meningkatkan kwalitas Bandung
Hansamo sebagai komunitas budaya, bahkan Bandung Hansamo
sering sekali dipercaya untuk mengadakan acara-acara jamuan yang
berhubungan dengan kegiatan orang-orang Korea yang ada di
Indonesia khususnya di Bandung dan Jakarta. Dan semua hal ini
tidak menjadikan Bandung Hansamo sebagai komunitas eksklusif
yang mahal, Bandung Hansamo tetap menempatkan diri sebagai
komunitas yang dapat dijangkau oleh semua kalangan, dengan
harapan visi dan misi mereka untuk menjadi pusat informasi budaya
Korea di Indonesia dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat
Indonesia khususnya di Bandung.
21
3.1.1.4 Materi Pesan
Materi pesan dalam perancangan logo Bandung Hansamo adalah
ingin menanamkan identitas Bandung Hansamo dalam benak
anggota dan juga masyarakat bahwa Bandung Hansamo merupakan
sebuah komunitas yang bergerak dibidang budaya. Dimana budaya
yang diusung dan dipelajari adalah budaya Korea. Sehingga
diharapkan kelak citra tersebut dapat melekat dibenak masyarakat
sebagai audience.
Materi pesan dalam perancangan identitas baru Bandung Hansamo
adalah ingin menanamkan identitas baru tersebut dalam benak
anggota dan juga masyarakat bahwa Bandung Hansamo merupakan
sebuah komunitas yang bergerak dibidang budaya. Dimana budaya
yang diperkenalkan dan dipelajari adalah budaya Korea. Untuk
mempermudah pengenalan tersebut maka di ciptakanlah sebuah key
word, yaitu: “Our Korea Community”.
3.1.1.5 Target Sasaran (Audience)
Dalam pembuatan identitas baru perlu ditegaskan siapa yang menjadi
sasarannya, karena itu perancangan identitas baru Bandung
Hansamo ini dilakukan sesuai dengan karakteristik audience.
Target sasaran dalam pembuatan corporate identity dapat
digolongkan dalam tiga kriteria, yaitu berdasarkan demografis,
psikografis dan geografis.
22
a. Segmentasi Demografis
Target audience Bandung Hansamo adalah remaja dan dewasa,
baik pria dan wanita.
Yang tertarik mempelajari kebudayaan, khususnya kebudayaan
Korea.
Aktif dan bisa bekerja sama dalam tim.
Mengikuti trend yang sedang berlangsung, khususnya di Korea
dan komunitas Korea yang ada di Indonesia.
Dari segi ekonomi, menengah kebawah dan menengah keatas
(merata).
b. Segmentasi Psikografis
Memiliki pandangan dan gaya hidup modern.
Motivasai: dengan serius memperlajari kebudayaan Korea dan
mengetahui segala hal tentang Korea lebih dalam lagi.
Kepribadian: kritis, cepat tanggap, ingin mencoba hal-hal baru
dan tertarik untuk berubah menjadi lebih baik.
c. Segmentasi Geografis
Pria ataupun wanita dewasa dan remaja yang berdomisili di kota
Bandung maupun diluar kota Bandung.
Warga Korea yang berdomisili di kota Bandung dan diluar kota
Bandung.
3.1.2. Strategi Kreatif
Dalam perancangan ini, pendekatan komunikasi berupa tampilan logo
Bandung Hansamo yang berisi penyampaian gagasan kreatif yang
merupakan dasar dari sebuah solusi visual logo akhir dimana diperlukan
adanya keselarasan visual logo yang baru dengan karakter Bandung
23
Hansamo, sehingga logo dapat mewakili citra Bandung Hansamo di
benak anggota dan masyarakat umum.
Penyampaian pesan dalam sebuah identitas korporasi dibutuhkan visual
yang sederhana dan mudah dimengerti. Karena pada umumnya
masyarakat melihat logo sebagai sebuah identitas dan objek apa yang
ada pada logo adalah bagian dari identitas tersebut.
Sama halnya dengan apa yang terjadi pada logo Bandung Hansamo,
dimana tadinya diharapkan Bandung Hansamo dapat mengusung dua
kebudayaan yang berbeda untuk dipelajari dan disosialisasikan secara
bersamaan namun tanggapan masyarakat berbeda. Dan masyarakat
hanya tertarik pada kebudayaan Korea saja, maka diputuskan untuk
fokus pada satu kebudayaan untuk dipelajari dan disosialisasikan pada
masyarakat, yaitu kebudayaan Korea.
Maka dibutuhkan simbol-simbol budaya yang dapat lebih mencerminkan
kebudayaan Korea dan dapat mewakili diri Bandung Hansamo sendiri
sebagai sebuah organisasi budaya.
3.1.3. Strategi Media
Berdasarkan pada permasalahan yang menjadi, media yang dipilih
dalam kasus ini diharapkan dapat menjadi sebuah solisi dan menjawab
semua permasalahan. Sehingga akan tercipta tampilan dalam
memperbaiki system kerja, kejelasan dan keseragaman yang lebih baik,
dimana secara tidak langsung meningkatkan dan memperbaiki citra
Bandung Hansamo secara positif. Hal yang terpenting dalam
perancangan identitas Bandung Hansamo adalah:
24
a. Ketepatan dalam perancangan logo, baik berupa konfigurasi dan
system yang digunakan.
b. Ketepatan dalam memilih warna yang sesuai dengan fungsi Bandung
Hansamo, yaitu sebagai organisasi yang mengusung kebudayaan
Korea.
c. Pemilihan system tata letak dalam penerapannya harus memiliki
ketepatan pada berbagai media dan fasilitas. Media yang akan
digunakan untuk mengaplikasikan logo adalah sebagai berikut :
Penerapan pada stationery untuk keperluan kantor Bandung
Hansamo.
Penerapan pada seragam Bandung Hansamo (pengurus dan
anggota)
3.2. Konsep Visual
Dalam perancangan corporate identity Bandung Hansamo digunakan
kombinasi logo dengan kombinasi lainnya berupa logogram dan logotype
dengan maksud agar Bandung Hansamo bisa tampil lebih baik dari
penampilan sebelumnya dan dapat bersaing dengan para pesaingnya.
Selain itu diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengingat
Bandung Hansamo sesuai dengan image yang ingin dibentuk.
3.2.1 Logogram, Logotype dan Tagline
Konsep visual muncul dari ide verbal yang kemudian diolah dengan
bahasa visual. Konsep visual terdiri dari beberapa unsur visual yang
mengandung pesan didalamnya. Konsep visual yang muncul dari suatu
tampilan dasar merupakan upaya memperkuat dan mengefektifkan
kemampuan komunikatif dari pesan yang ingin disampaikan.
25
Konsep visual Bandung Hansamo berasal dari National Emblem yang
dimiliki oleh Negara Korea, diantaranya adalah bendera Korea “Taigugki “
yang didalamnya mengandung unsur Yin dan Yang yang masing-masing
berwarna Merah (Pantone 186C) dan Biru (Pantone 294C). Dimana
filosofi Yin dan Yang ini bagi masyarakat Korea sendiri adalah
melambangkan sikap proaktif dan responsif dan dari keduanya itulah
dapat terwujud konsep kehidupan yang berkesinambungan, seimbang,
harmonis dan tidak terbatas (abadi).
Gambar 6. Bendera Korea “Taegugki”
Sedangkan konsep visual yang kedua berasal dari National Flora of
Korea. Bunga nasional Korea bernama “Mugunghwa” (모공화 ) (Rose of
Sharon/Hibiscus syriacus). Kata Mugunghwa sendiri berasal dari bahasa
Korea “Mugung” ( 무 궁 ) yang berarti keabadian. Dan kata tersebut
merefleksikan filosofi Bangsa Korea sejak turun-temurun, yaitu
melambangkan kecintaan yang sangat besar terhadap kebudayaan
bangsa dan bekerja keras agar apa yang dimiliki oleh bangsa dapat tetap
bertahan sampai kapanpun (abadi). Selain itu alasan lain memilih bentuk
bunga adalah karena Bandung sendiri memiliki julukan “Kota Kembang”,
“kembang” disini dalam bahasa Sunda berarti “bunga”.
26
Gambar 7. Bunga Nasional Korea “Mugunghwa”
Sedangkan dari logotype “Bandung Hansamo” merupakan satu kesatuan
dengan visual sebagai new corporite identity. Sementara tagline yang
digunakan adalah “Our Korea Community” perupakan potitioning dari
Bandung Hansamo itu sendiri.
27
Gambar 8. Konsep Visual – Logogram
Keterangan :
Pada konsep visual ini dilakukan penyederhanaan dari bunga
Mugunghwa yang digabungkan dengan visualisasi dari kata “kembang”
pada “Kota Kembang Bandung” sehingga terciptalah visual A.
Menyerap bentuk Yin dan yang pada bedera Korea Selatan Taigugki,
sehingga visual A menjadi visual B.
Visual A memiliki perpotongan antar setiap kelopaknya yang
menghasilkan visual C.
28
Visual B yang sudah berpotongan menyerupai lengkungan-lengkungan
pada bentuk yin dan yang di geser sekitar 0,2cm sehingga membentuk
visual D.
Visual D di back minus front oleh visual C sehingga membentuk visual E.
F adalah hasil back minus front dari visual B dan D.
Setelah melakukan proses C+D pada setiap kelopak dari visual D, maka
visual yang dihasilkan adalah visual G.
8. Visual G yang diberi warna sesuai dengan identitas yang ingin dibentuk
oleh bandung hansamo terwakili oleh visual H. Maka visual H terpilih
sebagai logogram dalam identitas baru Bandung Hansamo.
Gambar 9. Logo Baru
29
Gambar 10. Variasi Logo
Variasi logo diatas diaplikasikan pada media-media yang ada, seperti
misallnya pada gimmick atau stationery dan penggunaanya disesuai
dengan kebutuhan Bandung Hansamo dan karakteristik dari media yang
dipilih..
3.2.2 Tipografi
Font yang digunakan adalah Belshaw, Verona-DemiBold, HYsanB,
Zodiastic, Ariston dan Arial. Tipografi utama adalah Belshaw dan
Verona-DemiBlod yang digunakan sebagai logotype dan tagline pada
logi baru Bandung Hansamo. Sedangkan HYsanB, zodiastic, Ariston dan
Arial digunakan pada aplikasi-aplikasi media yang dibutuhkan oleh
Bandung hansamos ebagai komunitas budaya.
30
1. Belshaw
Gambar 11. Logotype
Belshaw termasuk jenis huruf Serif (termasuk golongan huruf Serif
modern). Serif adalah kelompok jenis huruf yang memiliki “tangkai”
(stem). Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian
atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang
atau tangkai. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah
mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno. Seperti kita
ketahui, bagian atas dan bawah tiang pilar memang lebih besar agar
bisa membuat pilar lebih kokoh.
Belshaw disebut golongan huruf Serif modern karena tangkainya
tidak lagi tajam tapi memiliki tangkai yang sudutnya melengkung dan
lebih dekoratif. Alasan menggunakan huruf ini pada logo adalah untuk
menyesuaikan dengan logogram yang berbentuk bunga disertai
lengkungan-lengkungan yang simetris. Font Belshaw memiliki
karakter lengkungan yang sesuai dengan karakter lengkungan pada
Logogram.
“Bandung Hansamo” ditulis dengan huruf Belshaw dimana huruf
depan besar dan diikuti huruf kecil, bertujuan agar pada saat logo
diperkecil, logotype masih dapat terbaca dan huruf tidak terlihat
menumpuk melihat sifat dari huruf Belshaw yang tebal dan cenderung
bulat.
31
2. Verona-DemiBold
Gambar 12. Tagline
Verona-DemiBold merupakan jenis huruf Serif (termasuk golongan
huruf Serif Old Style). Verona-DemiBold disebut golongan huruf Serif
Old Style karena tangkai nya memiliki sudut siku, seperti pada huruf
Garamond dan Times New Roman, namun Verona-DemiBold ini
bentuknya labih tebal.
Alasan “OUR KOREA COMMUNITY” ditulis dengan huruf besar
semua dan menggunakan font Verona-DemiBold bertujuan agar
apabila logo mengalami pengecilan, tageline yang lebih kecil dari
logogram dan logotype masih bisa terbaca dengan jelas. Selain itu
penggunaan huruf ini dapat mempertegas tageline yang sekaligus
merupakan positioning dari Bandung Hansamo.
3. HYsanB
Gambar 13. Hangul pada aplikasi media
HYsanBB termasuk jenis huruf dekoratif. Digunakan untuk penulisan
Hangul pada item/media aplikasi yang ada.
32
Alasan penggunaan huruf ini adalah karena dibandingkan jenis huruf
hangul lain HYsanB memiliki kesan semi formal dan memiliki bentuk
huruf jelas sehingga mudah untuk dibaca.
4. Zodiastic
Gambar 14. Aplikasi font Zodiastic pada media
Zodiastic merupakan jenis huruf dekoratif. Di gunakan pada aplikasi
media Gimmick.
Alasan penggunaan huruf ini adalah untuk menimbulkan kesan ceria
pada gimmick yang disediakan bagi member.
5. Ariston
Gambar 15. Aplikasi font Ariston pada media
Ariston termasuk jenis huruf dekoratif. Di gunakan pada aplikasi media
Gimmick.
Alasan penggunaan huruf ini adalah untuk menimbulkan kesan
kedekatan/keakraban dimana diwakili dengan bentuk huruf yang saling
bertaut.
33
6. Arial
Gambar 16. Aplikasi font Arial pada media
Arial merupakan jenis huruf Sans Serif (tanpa) ”serif”, adalah jenis
huruf yang tidak memiliki tangkai, jadi ujung-ujung kakinya polos. Di
gunakan pada aplikasi media Stationery dan Manual Book.
Alasan penggunaan huruf ini adalah untuk mempermudah terbacanya
pesan yang ingin disampaikan lewat media-media yang ada serta pada
Manual Book.
34
3.2.3 Warna
Gambar 17. Filosofi warna
35
BAB IVMEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Aplikasi Pada Media4.1.1 Aplikasi pada Stationery
1. Kop Surat Resmi Luar dan Resmi Dalam
Gambar 18. Kop Surat Resmi Luar
Media : Kertas HVS 80gr
Ukuran : A4
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
Bidang merah disebelah kiri kop surat berfungsi sebagai
bingkai bunga-bunga Mugunghwa yang berjajar lurus,
dimana bunga ini merupakan logogram Bandung Hansamo.
Selaian berfungsi sebagai elemen estetis, Mugungwha
dipercaya sebagai elemen kebudayaan orang Korea.
36
Logo dibagian atas dan rata tengah sebagi pusat dan
berfungsi menonjolkan Bandung Hansamo sebagai sebuah
organisasi resmi.
Alamat di taruh di bagian bawah sebagai kelengkapan.
Garis merah horizontal di bawah logo dan diatas alamat
befungsi sebagai batas wilayah tulis.
Gambar 19. Kop Surat Resmi Dalam
Media : Kertas HVS 80gr
Ukuran : A4
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
Bidang merah transparan 75% di tengah merupakan wilayah
tulis yang berfungsi memperjelas batas-batas wilayah tulis.
Logo dibagian atas dan rata tengah sebagi pusat dan
berfungsi menonjolkan Bandung Hansamo sebagai sebuah
organisasi resmi.
37
Tulisan “Hanguk eul Sarang Hanun Saram deurui moim” (
항국을사랗하눈사삼드뤼모임) yang berarti “Perkumpulan
orang-orang yang menyukai Korea” di sebelah kiri
merupakan pesan pada sesama pecinta Korea.
Alamat di taruh di bagian bawah sebagai kelengkapan.
2. Amplop
Gambar 20. Amplop
Media : Kertas HVS 80gr
Ukuran : 23cm x 11cm
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
38
Peletakan logo pada bagian depan amplop ada di sebelah
kiri merupakan adaptasi dari kebiasaan membaca orang
Indonesia yang dimulai dari kiri ke kanan.
Kotak tujuan diletakkan disebelah kanan bawah untuk
mempermudah pembacaan.
Alamat di taruh dibawah logo di bagian belakan amplop
sebagai kelengkapan.
3. Formulir Pendaftaran Anggota
Gambar 21. Formulir
Media : Kertas HVS 80gr
Ukuran : A4
Teknis Produksi : print atau cetak.
39
Keterangan :
Elemen estetis berupa Mugunghwa bertrasparansi 75%
berfungsi sebagai pelengkap
Penggunaan bingkai kotak berwarna merah berfungsi
sebagai fokus.
4. Name Tag, Kartu Anggota dan Kartu Nama
Gambar 22. ID Card Pengurus
Media : ID card paper.
Ukuran : 9cm x 5.5cm
Teknis Produksi : print
Keterangan :
40
Pemilihan warna biru sebagai pembeda dimana ID Card
Anggota menggunakan warna merah
Peletakan logo ditengah untuk menjelaskan bahwa pemilik
kartu ini adalah Pengurus dari Bandung Hansamo.
Bentuk kartu yang portrait merupakan variasi yang
membedakan kartu pengurus dan kartu anggota.
Gambar 23. ID Card Anggota
Media : Inkjet double side (Business Card), ID card paper.
Ukuran : 9cm x 5.5cm
Teknis Produksi : print
Keterangan :
Pemilihan warna merah sebagai pembeda dimana ID Card
Pengurus menggunakan warna biru.
Peletakan logo di samping kiri untuk menjelaskan bahwa
pemilik kartu ini adalah Anggota dari Bandung Hansamo.
Bentuk kartu yang landscape merupakan variasi yang
membedakan kartu anggota dan kartu pengurus.
41
Gambar 24. Business Card
Media : Inkjet double side
Ukuran : 9cm x 5.5cm
Teknis Produksi : print atau cetak
Keterangan :
Pemilihan warna biru pada kartu nama dibuat identik dengan
kepengurusan pada Bandung Hansamo.
Peletakan logo di samping kiri untuk menjelaskan bahwa
kartu ini adalah business card milik Bandung Hansamo
Penambahan kegiatan dan kelas yang dapat diikuti di
belakang business card ini berfungsi untuk menerangkan dan
menimbulkan rasa ingin tahu sehingga audience langsung
menghubungi pihak Bandung Hansamo.
42
5. Memo
Gambar 25. Memo
Media : HVS 80gr
Ukuran : 10cm x 10cm
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
Memo digunakan sebagai sarana penyampaian informasi
antar anggota/pengurus, maka dari itu alasan
penggunaan elemen estetis berupa Mugunghwa
sangatlah tepat.
Penggunaan hangul adalah salah-satu alasan bahwa
pengguna memo ini adalah anggota atau pengurus
Bandung Hansamo yang memang mengerti dan dapat
membaca hangul yang bertulikan “memo” dan
“gomapsumnida”.
43
6. Stemple
Gambar 26. Stemple
Media : bahan stempel.
Ukuran : 2.5cm x 6cm
Teknis Produksi : Cetak
Keterangan :
Stemple digunakan sebagai media penanda dan sah.
Keberadaan stempel sangat mempengaruhi keabsahan dari
semua kebijakan yang dikeluarkan oleh Bandung Hansamo.
Ukuran logo pada stempel adalah 60% dari logo asli.
44
4.1.2 Aplikasi pada Gimmick
1. Pin
Gambar 27. Pin
Media : Button Pin
Ukuran : 5.8cm
Teknis Produksi : print.
Keterangan :
Penggunaan positif dan diapositif pada logo Bandung
Hansamo bertujuan untuk memperbanyak variasi dan
varian pin.
45
2. Stiker
Gambar 28. Stiker
Media : Stiker mate paper
Ukuran : 7.5cm, 6cm x 4.4cm, 4cm x10cm, 2cm x 10cm
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
Penggunakan semua bentuk variasai logo menjadi
stiker berfungsi untuk memperbanyak varian stiker
Bandung Hansamo.
46
3. Gantungan Kunci
Gambar 29. Gantungan Kunci
Media : Button Gantungan Kunci
Ukuran : 4.5cm
Teknis Produksi : print.
Keterangan :
Penggunaan positif dan diapositif pada logo Bandung
Hansamo bertujuan untuk memperbanyak variasi dan
varian gantungan kunci.
47
4. Mouse Pad
Gambar 30. Mouse Pad
Media : Stiker mate paper, spon karet 1mm.
Ukuran : 20.5cm x 20.5cm
Teknis Produksi : print atau cetak.
Keterangan :
Mousepad adalah salah satu hal yang berhubungan
dengan gaya hidup remaja yang tidak dapat dipisahkan
48
dengan computer. Bentuk dan gambar mousepad dapat
disesuaikan dengan selera, oleh karena itu pemilihan
gambar artis pada mousepad dijadikan Bandung
Hansamo sebagai salah satu media yang dapat menarik
perhatian audience.
5. Ramyon Bowl
Gambar 31. Ramyon Bowl
Ukuran :13cm x 7cm
Material : Cat timbul
Teknis Produksi: handy craft
Keterangan :
Ramyon adalah makanan khas Korea dengan bumbu-
bumbu khas yang juga menarik perhatian, selain itu
ramyon identik dengan mangkuknya yang juga khas.
Tujuan menjadiakan ramyon bowl sebagai gimmick
adalah untuk memperkenalkan kebiasaan umum
masyarakat Korea yang gemar mengkonsumsi ramyon.
Penggunaan logo Bandung Hansamo dan penulisan
“Hanguk eul Sarang Hanun Saram deurui moim” (
49
항국을사랗하눈사삼드뤼모임) berfungsi sebagai tanda
bahwa ramyon bowl tersebut adalah gimmick dari
Bandung Hansamo.
4.1.3 Aplikasi pada Seragam (Kaos) Pengurus dan Anggota
Gambar 32. Kaos Crew
Media Kaos : Kain Katun
Media Visual : Transfer paper
Ukuran Contoh Kaos: L
Ukuran Lain : S, M, XL
Ukuran Visual : 28cm x 11.7cm
Teknis Produksi : print atau sablon.
Keterangan :
Penggunaan hangul bertuliskan “Hansamo Crew” adalah untuk
membedakan antara kaos milik pengurus dan milik anggota.
Begitu pula alasan pemilihan warna kaos.
Peletakan logo Bandung Hansamo di bagian belakang kaos
sebagai penanda bahwa yang mengenakan kaos tersebut
adalah pengurus Bandung Hansamo.
50
Gambar 33. Kaos Member
Media Kaos : Kain Katun
Media Visual : Transfer paper
Ukuran Contoh Kaos: L
Ukuran Lain : S, M, XL
Ukuran Visual : 28cm x 11.7cm
Teknis Produksi : print atau sablon.
Keterangan :
Penggunaan hangul bertuliskan “Hansamo Member” adalah
untuk membedakan antara kaos milik anggota dan milik
pengurus. Begitu pula alasan pemilihan warna kaos.
Peletakan logo Bandung Hansamo di bagian belakang kaos
sebagai penanda bahwa yang mengenakan kaos tersebut
adalah angggota Bandung Hansamo.
51
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiari,R. (2001).Teori Dasar Komunikasi Visual.
Berryman,Gregg. Notes On Graphic and Visual Communication.
Al, Ries & Jack Trout. (2002). Positioning The Battle For Your Mind.
Insania, Sani. (2006) Our Profile Bandung Korea Community.
Korean National Symbols. Tersedia di:www.utkusa.com/About/korea / [1 Juni 2008]
History of Taegugki. Tersedia di:
www.viablecommunications.com/Flag_of_South_Korea [1 Juni 2008]
Korean Hangul. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hangul [12 Juni 2008]
Korea. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Korea [12 Juni 2008]
National Emblem. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/National_emblem [12 Juni 2008]
Color symbolism and psychology. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Color_symbolism_and_psychology [11 July 2008]
South Korea Flag. Tersedia di:
www.enchantedlearning.com/asia/southkorea/flag [11 Juli 2008] 52
Logogram. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Logogram [11 juli 2008]
Logo. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Logo [11 Juli 2008]
Tipograghy. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Typography [11 Juli 2008]
53