Elemen Perancangan Kota

download Elemen Perancangan Kota

of 3

description

tata kota

Transcript of Elemen Perancangan Kota

3.4 Elemen Perancangan Kota3.4.1 Land Use (Tata Guna Lahan)Tata guna lahan merupakan elemen kunci dalam perancangan kota (urban design), karena berdasarkan tata guna lahan dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan kota. Penggunaan lahan untuk kawasan perancangan terdiri dari lahan terbangun dan lahan non terbangun. Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang untuk penggunaan lahannya adalah permukiman, perdagangan dan jasa, tempat peribadatan dimana itu semua merupakan lahan yang terbangun. Sedangkan di Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang sudah tidak ada lahan non terbangun.3.4.2 Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)Building form and massing atau bentuk dan massa bangunan dalam kriteria tak terukur disini berkaitan dengan pengaturan tata letak bangunan yang meliputi tinggi bangunan, besaran, penampilan, dan konfigurasi bangunan. Hal ini berkaitan dengan pengaturan KDB dan KLB pada suatu bangunan.Pada umumnya, pengaturan bentuk dan massa bangunan yang ada di kawasan perancangan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, pengaturan tinggi bangunan dan besaran bangunan yang menyesuaikan dengan kebutuhan ruang dari aktivitas yang diwadahi pada kawasan tersebut.3.4.3 Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)Pengaturan sirkulasi di kawasan perancangan diarahkan untuk menciptakan sistem pergerakan internal yang lebih baik, begitu pula eksternalnya yang lebih aksesibel. Hal ini diwujudkan dengan melalui beberapa cara, diantaranya yaitu dengan penyediaan public transport yang memberikan kenyamanan untuk penggunanya, sehingga masyarakat banyak yang menggunakan public transport dan meminimalisasi pengunaan kendaraan bermotor dan berdampak pada pengurangan polusi.Tidak ada pengaturan untuk sirkulasi pada kawasan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang berupa: tidak adanya penyediaan ruang bagi para PKL untuk meminimalisasi adanya hambatan samping agar tidak menghambat dalam pergerakan orang maupun pergerakan kendaraan.Dari segi parkir, akan dibuat kantong kantong parkir yang terletak sebelah depan dan belakang jalan untuk menampung kendaraan. Di kawasan perancangan juga masih terdapat kendaraan yang parkir di badan jalan karena tidak adanya tempat parkir yang dapat menampung kendaraan-kendaraan tersebut. Keadaan tersebut menimbulkan kesemarawutan dan dapat menimbulkan kemacetan. Dengan adanya kantong kantong parkir maka permasalahan tersebut dapat diatasi karena kendaraan-kendaraan tersebut akan ditampung di tempat tersebut. 3.4.4 Open Space (Ruang Terbuka)Open space merupakan ruang yang bukan berbentuk bangunan atau lahan yang tidak mengalami perkerasan. Open space yang berada pada kawasan perancangan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang yaitu berupa hardscape dan softscape. Open space hardscape disini berupa pedestrian ways yang berpaving, dimana mengalami perkerasan tetapi tidak ada bangunan yang menutupi atasnya. sedangkan open space softscape berupa taman maupun lahan lahan kosong yang di kawasan perancangan yang belum terbangun.Perancangan open space di koridor BRT Jalan Siliwangi -pintu tol semarang ini ditekankan pada perancangan pedestrian ways yang layak pakai untuk digunakan pengguna jalan yang berupa hardscape dan penciptaan openspace yang berupa taman aktif dan taman pasif memberikan kenyaman dalam beraktivitas dan mampu memberikan keseimbangan bagi lingkungan secara makro pada sepanjang koridor tersebut. Dalam hal ini berfungsi dalam mengurangi pencemaran udara karena sepanjang Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang terjadi pergerakan yang tinggi sehingga menghasilkan buangan gas emisi yang dapat mencemari udara. Perancangan taman aktif di desain dengan vegatasi yang mampu memberikan keteduhan serta dilengkapi juga dengan fasilitas penunjang seperti sitting group yang nyaman sehingga menarik masyarakat menggunakannya sebagai tempat berkumpul atau refreshing. Sedangkan untuk taman pasifnya untuk menciptakan kenyamanan dan kesejukan dan difungsikan juga sebagai barier untuk mengurangi kebisingan dan polusi yang disebabkan aktivitas pergerakan di sepanjang koridor tersebut tinggi mengingat jalur di koridor itu jalur arteri.3.4.5 Pedestrian Ways (Jalur Pejalan Kaki)Kondisi eksisting pada pedestrian ways di kawasan perancangan kawasan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang masih tidak optimal dalam penggunaannya karena tidak ratanya bentuk pedestrian ways yang naik turun. Hal ini mengakibatkan tidak kenyamanan pejalan kaki yang menggunakannya, sehingga jarang sekali pada koridor tersebut yang menggunakan pedestrian ways yang telah disediakan. oleh karena itu, diperlukan peracangan jalur pedestrian ways yang nyaman sehingga tercipta budaya berjalan bagi masyarakat.Perancangan jalur pedestrian di perancangan kawasan koridor ini diarahkan untuk menciptakan jalur pedestrian yang nyaman untuk digunakan, lebar sesuai dengan standar ukuran kelas jalan, dilengkapi dengan vegetasi peneduh dan sitting group sebagai fasilitas penunjang, serta lampu penerangan yang memadai untuk keselamatan pada malam hari.3.4.6 Activity Support (Aktivitas Pendukung)Aktivitas pendukung yang berada pada kawasan perancangan adalah perdagangan dan jasa. Keberadaan aktivitas pendukung ini perlu diperhatikan dalam perkembangannya karena akan menyebabkan kesemrawutan apabila tidak adanya pengaturan.Perencanaan activity support pada kawasan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang ini pada intinya tujuannya adalah agar adanya activity support ini tidak merusak wajah kawasan di Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang dan tidak mengganggu kenyamanan pengguna ruang yang lain. Sehingga dengan adanya pengaturan dalam penyediaan ruang khusus bagi aktivitas-aktivitas informal, terutama PKL yang menjadikan Sepanjang Gang Baru, Pecinan Semarang sebagai aktivitas pendukung yang tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya.3.4.7 Signage (Penandaan)Pada kondisi eksisting di wilayah perancangan menunjukkan bahwa signage atau penanda yang ada masih kurang dan belum dapat memberikan informasi kepada pengguna yang melewati koridor tersebut tentang kawasan perdagangan dan jasa di Gnag Bru, Pecinan Semarang. Sehingga diperlukan perancangan dalam signage atau penanda yang lebih jelas agar dapat memudahkan dalam menyerap informasi.3.4.8 Preservation (Preservasi)Pengertian preservasi adalah upaya perlindungan terhadap kawasan/bangunan tertentu seperti bangunan bersejarah dengan mempertimbangkan nilai-nilai ekonomis dan budaya. Umumnya preservasi ini dilakukan untuk meningkatkan nilai lahan dan nilai lingkungan dari suatu kawasan/bangunan, atau untuk menghindarkan suatu kawasan dari pengalihfungsian baik bentuk maupun fungsi karena alasan-alasan komersial.