ELEKTRONIKA DASAR (OP-AMP).doc
-
Upload
anggri-rezpektor -
Category
Documents
-
view
77 -
download
5
Transcript of ELEKTRONIKA DASAR (OP-AMP).doc
Nama Kelompok :
1. Anthony Salim Masrikan 110511427096
2. Anggrianto Dwi Herdian 110511427074
3. Dwi Febi Suhendra 110511427090
4. Risky Indra Cahyono 110511427080
OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)
1. SEJARAH OP-AMP
Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940 an, ketika sirkuit
elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan
operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
integral, dan turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama
kali oleh John Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang
dipublikasikan pada tahun 1947. Kutipan bersejarah dalam karya tulis tersebut adalah:
"As an amplifier so connected can perform themathematical operations of
arithmetic and calculus on the voltages applied to its inputs, it is hereafter termed an
operational amplifier "(Ragazzini, et.al, 1947) (dalam bahasa Indonesia: "Oleh karena
penguat dapat dihubungkan untuk melakukan operasi matematika dan kalkulus
terhadap tegangan yang dikenakan terhadap masukannya, maka digunakan istilah
penguat operasional.")
Penguat operasional yang tersedia secara komersial untuk pertama kalinya
adalah K2-W yang diproduksi oleh Philbrick Researches, Inc. dari Boston antara tahun
1952 hingga awal 1970an. Penguat operasional tersebut harus dijalankan pada
tegangan +/- 300 V dan memiliki berat 85 g dan berukuran 3,8 cm x 5,4 cm x 10,4 cm
dan dijual seharga US$22.
2. PENGERTIAN OP-AMP
Penguat operasional (bahasa Inggris: operational amplifier) atau yang biasa
disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (bahasa
Inggris: coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa
1
Inggris:gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Istilah ‘penguat
operational’ (operational amplifier) secara umum menggambarkan tentang sebuah
rangkaian penguat penting yang membentuk dasar dari rangkaian-rangkaian penguat
audio dan video, penyaring atau tapis, buffer, penggerak-penggerak saluran, penguat
instrumentasi, komparator atau pembanding, osilator, dan berbagai macam rangkaian
analog lainnya.
Op-amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen yang sederhana.
Sebuah op-amp akan memiliki dua buah terminal masukan di mana salah satu
masukan disebut sebagai masukan pembalik (diberi tanda -) sementara masukan
lainnya disebut dengan masukan non-pembalik (dibeeri tanda +). Penguat operasional
pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak
digunakan adalah seri 741.
Operational Amplifier merupakan
salah satu komponen analog yang sering
digunakan dalam berbagai aplikasi
rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp
yang paling sering dipakai antara lain
adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok
bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu
rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator. Pada Op-Amp
memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback
positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara
umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Beberapa pakar mengemukakan pengertian Op-Amp seperti dibawah ini :
Lord Kelvin
Konsep rangkaian penguat diferensial mekanik dengan penguatan tinggi tetapi
tidak presisi presisi, digunakan dengan feedback menghasilkan penguatan presisi.
Vanenar Bush
Konsep matematis penguat diferensial dengan feedback menghasilkan kontrol
presisi.
2
HS Black, HW Bode, dan DB Parkinson
Menggunakan konsep rangkaian dengan OPAMP tabung elektronika untuk
kontrol posisi laras meriam.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba
guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan
distorsi rendah.
Sebenarnya Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah
satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian
inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan
dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat
inverting,non-inverting differensiator dan integrator.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang
mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa
yang terdapat di dalamnya. Karakteristik penguat operasional ideal adalah:
1. Bati tegangan tidak terbatas.
2. Impedansi masukan tidak terbatas.
3. Impedansi keluaran nol.
4. Lebar pita tidak terbatas.
5. Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol).
Saat ini penguat operasional tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan tidak
lagi menggunakan tabung vakum, melainkan menggunakan transistor. Dalam suatu
sirkuit terpadu penguat operasional umumnya terdapat lebih dari 25 transistor beserta
resistor dan kapasitor yang diperlukan hanya dalam satu cipsilikon.
Hasilnya, penguat operasional modern hanya membutuhkan tegangan listrik +/-
18 V, bahkan beberapa jenis seperti LM324 dapat berjalan pada tegangan hanya +/-
1,5 V. Penguat operasional KA741 dari Fairchild Semiconductor yang banyak
3
digunakan bahkan hanya berukuran 5,7mm x 4,9mm x 1,8mm dan tersedia di pasaran
dengan harga hanya Rp.3.500 (US$0,37).
3. KARAKTERISTIK DASAR OP-AMP
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp
adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2 input
masukan, yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting(V+), Rangkaian dasar dari
penguat diferensial dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1 : Penguat Diferensial
Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout =
A(v1-v2) dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1
dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1.
Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa
dengan tengangan vout.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan
input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan
loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang
sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open
loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi
tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran
rangkaian negative feedback (umpan balik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input
op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
4
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki
impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga
arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil. Ada dua aturan penting dalam
melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan
ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1:
Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol
(v+ - v-= 0 atau v+ = v- )
Aturan 2:
Arus pada input Op-amp adalah nol
(i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
op-amp.
Diagram Blok Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah
penguat diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian
penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat
dengan penguat push-pull kelas B. Gambar-2 (a) berikut menunjukkan diagram dari
op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.
Gambar 2 (a) : Diagram Blok Op-Amp
5
Gambar 2 (b) : Diagram Schematic Simbol Op-Amp
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 (b) dengan 2 input, non-inverting
(+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –
Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol
rangkaian di dalam op-amp pada gambar 2 (b) adalah parameter umum dari sebuah
op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout
adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah
nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
4. TEORI APLIKASI OP-AMP
Inverting
Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada
tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa
lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif.
Rumusnya :
Gambar 3. Rangkaian inverting amplifier
6
Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya
perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Rumusnya seperti berikut :
sehingga persamaan menjadi
Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
Rangkaiannya adalah seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 4. Non inverting amplifier
Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil
outputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 5. Rangkaian buffer
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar
nilainya tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus
dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Adder/ Penjumlah
7
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang
dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah
dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai
outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting, seperti :
Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang
tanpa Rom sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik
hasilnya. Rangkaian penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah
dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada,
sehingga susah terjadi proses penjumlahan.
Gambar 6. Rangkaian penjumlah dengan hasil negative
Subtractor/ Pengurang
8
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan
memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada
perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 3 macam yaitu :
a. Rangkaian dengan 1 op-amp
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki non
inverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti
gambar. Rumusnya adalah:
sehingga
Gambar 7. Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu
opamp, yaitu salah satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian
pengurang, seperti gambar dibawah ini. Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz
adalah :
sehingga Vo menjadi
9
Bila Rf=Ri maka persamaannya akan menjadi :
Gambar 8. Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp sangat lah beda dengan yang lainnya. Ada 3
macam proses yang terjadi disini seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. Rangkaian pengurang dengan 3 op-amp
Gambar 10. Proses mencari persamaan dari rangkaian pengurang 3 op-amp
10
Rangkaian penguat dengan 3 op-amp seperti pada gambar dibawah ini sangat
persis seperti rangkaian penguat dengan 1 op-amp. Hal ini karena sebelum masuk
dilewatkan buffer saja. Perhitungannya pun sama dengan rangkaian pengurang 1 op-
amp.
Gambar 11. Rangkaian pengurang 3 op-amp dengan buffer
Differensiator.
Rangkaian differensiator adalah rangkaian aplikasi dari rumusan matematika
yang dapat dimainkan (dipengaruhi) dari kerja kapasitor. Rangkaiannya seperti pada
gambar 10 dengan rangkaian sederhana dari differensiator. Untuk mendapatkan rumus
differensiator di dapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :
Gambar 12. Rangkaian Differensiator Op-amp.
11
Pada rangkaian aplikasi rangkaian differensiator op-amp ini ada sedikit
perubahan yaitu penambahan tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter
sinyal masukan. Seperti tampak pada gambar 2.26 adalah rangkaian differensiator
yang dimaksud. Dengan demikian maka ada batasan input dari frekuensi yang masuk,
batasan tersebut adalah
sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah
sebagai berikut :
sama dengan hasil input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator
lagi tapi sebagai pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar dibawah biasanya
digunakan untuk rangkaian aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat
perhitungan nilai nilai R1, C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :
fa<fb
sehingga frekuensi input dilewatkan terlebih dahulu ke R1, C1 , RF, kemudian lewat
ke R1, C1 , CF bila frekuensinya melebihi fa.
Gambar 13. Rangkaian praktis (aplikasi) differensial op-amp
12
Gambar 14. Output dari rangkaian differensiator Op-amp dengan input sinyal dc
Gambar sinyal output untuk differensiator op-amp dari sinyal sinus dan segi empat
adalah seperti pada gambar berikut :
Gambar 15. Sinyal output rangkaian differensiator Op-amp
Sumber : George Clayton, Steve Winder. 2002. Operational Amplifiers. Jakarta. Penerbit : Erlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_operasional
http://it.scribd.com/doc/34597438/Makalah-OP-AMP
http://journal.mercubuana.ac.id/data/2_Op-amp.pdf
13