Elektrokimia

16
Tugas Tambahan Kimia Dasar ELEKTROKIMIA Disusun oleh : Galuh Intan Prawesti

description

Tugas Tambahan Kimia Dasar

Transcript of Elektrokimia

  • Tugas Tambahan Kimia Dasar

    ELEKTROKIMIA

    Disusun oleh :

    Galuh Intan Prawesti

  • ELEKTROKIMIA

    Elektrokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan zat yang

    menghasilkan arus listrik atau perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik

    yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

    Macam macam elektrokimia :

    1. Sel Galvanik : Perubahan energi dari energi kimia menjadi energi

    listrik

    2. Sel Elektrolisis : Perubahan energi dari energi listrik menjadi energi

    kimia

    Sebelum mengenal elektrokimia, lebih baik mamahami reaksi redoks terlebih

    dahulu .

    Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks)

    Pada mulanya, pembahasan reaksi redoks hanya meliputi zat zat yang

    mengandung oksigen saja. Reaksi oksidasi dianggap sebagai reaksi penambahan

    oksigen, dan reaksi reduksi adalah reaksi pengurangan oksigen. Tetapi, saat ini

    pengertian redoks diperluas menjadi reaksi perpindahan elektron. Reaksi oksidasi

    adalah peristiwa pelepasan elektron, dimana suatu zat memberikan elektron

    kepada lainnya.

    Contoh : Cu Cu2+ + 2e-

    Sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron, dimana suatu

    zat menerima elektron dari zat lain.

    Contoh : Cu2+ + 2e- Cu

    Senyawa yang mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor, dan senyawa yang

    mengalami reduksi disebut sebagai oksidator.

  • Bilangan Oksidasi

    Muatan dari suatu spesi dikatakan sebagai bilangan oksidasi (biloks). Biloks

    digunakan untuk menentukan apakah terjadi reaksi redoks atau tidak.

    Aturan penentuan biloks adalah :

    a. Unsur murni atau senyawa beratom sejenis memiliki biloks nol

    b. Atom H memiliki biloks +1, kecuali pada senyawa hidrida seperti CH4,

    NH3, NaH, biloks atom H adalah -1

    c. Atom O memiliki biloks -2, kecuali pada senyawa

    o F2O biloks O = +2

    o Senyawa peroksida (H2O2, Na2O2) biloks O = -1

    d. Atom logam memiliki biloks positif (+) sesuai valensi logam tersebut

    e. Jumlah total biloks seluruh atom dalam senyawa netral = nol

    f. Jumlah total biloks seluruh atom dalam ion = muatan ion

    Penyetaraan Reaksi Redoks

    Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi)

    atau cara setengah reaksi.

    Cara Langsung (Bilangan Oksidasi)

    - Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi

    - Tulis perubahan biloks yang terjadi

    - Samakan jumlah elektron dengan menambahkan koefisien

    - Hitung jumlah muatan kiri dan kanan

    Jika muatan kiri > kanan tambahkan OH- pada ruas kiri

    Jika muatan kiri < kanan tambahkan H+ pada ruas kiri

    - Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan

  • Contoh :

    Fe+2 + MnO4- Fe3+ + Mn2+

    5Fe+2 + MnO4-

    Jumlah muatan kiri = +9 Jumlah muatan kanan = +17

    Selisih muatan = +8 di ruas kiri (kiri < kanan)

    5Fe+2 + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+

    Jumlah H dan O di ruas kanan dan kiri tidak sama

    5Fe+2 + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O (reaksi

    total)

    Cara Setengah Reaksi

    Untuk menyelesaikan persamaan redoks dengan cara setengah reaksi, maka

    langkah langkah yang dilakukan adalah :

    Reaksi Suasana Asam Reaksi Suasana Basa

    Tulis masing masing reaksi reduksi

    dan oksidasi

    Tulis masing masing reaksi reduksi

    dan oksidasi

    Setarakan jumlah elektron yang

    terlibat

    Setarakan jumlah elektron yang

    terlibat

    Tambahkan satu molekul H2O pada

    ruas yang kekurangan satu atom O

    Tambahkan dua molekul OH- pada

    ruas yang kekurangan satu atom O

    Tambahkan satu molekul H+ pada

    ruas yang kekurangan satu atom H

    Tambahkan molekul H2O pada ruas

    yang kekurangan atom H

    Tulis reaksi yang sudah setara Tulis reaksi yang sudah setara

    +2 +3

    +7 +2

  • Contoh :

    Setarakan reaksi berikut

    Suasana Asam

    1. ClO3- + S2O32- Cl- + S4O6

    2-

    Jawab :

    ClO3- + S2O32- Cl- + S4O6

    2-

    ClO3- + 6e- Cl-

    {2(S2O32-) S4O6

    2- + 2e-} x3

    ClO3- + 6S2O32- Cl- + 3S4O6

    2-

    Ruas kanan kekurangan 3 atom O

    ClO3- + 6S2O32- Cl- + 3S4O6

    2- + 3H2O

    Ruas kiri kekurangan 6 atom H

    Reaksi total : ClO3- + 6S2O32- + 6H+ Cl- + 3S4O62- + 3H2O

    Suasana Basa

    2. Cl2 + IO3- IO4- + Cl-

    Jawab :

    Cl2 + IO3- IO4- + Cl-

    Cl2 + 2e- 2Cl-

    IO3- IO4- + 2e-

    Ruas kiri kekurangan satu atom O

    Cl2 + IO3- + 2OH- IO4- + Cl-

    Jumlah atom H dan O di ruas kiri dan kanan tidak sama

    Reaksi total : Cl2 + IO3- + 2OH- IO4- + Cl- + H2O

  • Sel Volta

    - Terbentuknya arus listrik dari reaksi kimia ini ditemukan oleh dua

    orang ahli kimia Itallia yang bernama Alessandro Guiseppe Volta

    dan Luigi Galvani.

    - Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif. Pada

    anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negatif.Jadi katoda

    positif, Anoda negatif disingkat KPAN

    - Dalam sel volta, reaksi redoks spontan digunakan untuk

    menghasilkan arus listrik.

    - Terdapat Jembatan Garam (Tabung berbentuk U terbalik yang

    berisi larutan garam seperti NaNO3, KCl, KNO3, dll.) Berfungsi

    untuk menyeimbangkan muatan ion (kation dan anion).

    - Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta

    merta. Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan larutan

    tembaga (II) sulfat. Jika sepotong logam zink dimasukan ke dalam

    zink sedikit demi sedikit melarut, sedangkan ion tembaga (II)

    sulfat diendapkan. Reaksi ini bersifat eksoterm yang ditandai

    dengan naiknya suhu larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan

    sebagai berikut.

  • Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang

    larut.

    Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-

    Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi

    logam Cu.

    Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

    hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah

    reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang

    terjadi pada sel galvani adalah:

    Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

    Semakin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi

    Semakin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi

  • Notasi Sel Volta

    Suatu sel volta dapat dinyatakan dengan suatu notasi singkat

    yang disebut diagram sel. Untuk contoh diatas (Zn dan Cu) maka

    diagram selnya yaitu :

    Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) |Cu(s)

    Anoda biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katoda di

    sebelah kanan. Notasi tersebut menyatakan bahwa di terjadi

    reduksi ion Cu2+ menjadi Cu. Dua garis sejajar (||) yang

    memisahkan anoda dan katoda menyatakan jembatan garam,

    sedangkan garis tunggal menyatakan batas antara fase (Zn

    padatan sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+ dalam larutan,

    sedangkan Cu padatan)

    Potensial Elektroda Standar (Eo)

    Adalah potensial relatif suatu elektroda terhadap elektroda

    hydrogen yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan (gas) 1

    atm, serta konsentrasi ion-ion 1 molar.

    Eo hydrogen = 0 karena hydrogen digunakan sebagai

    pembanding.

    Bila Eo > 0 cenderung mengalami reduksi

    Bila Eo < 0 cenderung mengalami oksidasi

  • Potensial sel (Eo sel)

    Eo sel = Eo katoda - Eo anoda

    Eo sel = Eo yang mengalami reduksi Eo yang mengalami oksidasi

    Katoda adalah elektroda yang mempunyai harga Eo lebih besar

    (lebih negatif) sedangkan anoda adalah yang mempunyai Eo lebih

    kecil (lebih negatif). Jadi dapat potensial sel dapat ditulis juga :

    Eo sel = Eo besar - Eo kecil

    Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C

    Potensial Reaksi Redoks

    Potensial Reaksi Redoks sama dengan potensial yang dibentuknya.

    Potensial redoks dapat dignakan untuk meramalkan spontan

    tidaknya suatu reaksi redoks. Suatu reaksi redoks dapat

    berlangsung spontan apabila potensial redoksnya bertanda positif.

    Redoks spontan : Eo redoks > 0 (positif)

    Jika suatu reaksi redoks tidak spontan, maka reaksi kebalikannya

    lah yang berlangsung spontan.

    Contoh Soal :

    Ditentukan dua elektroda sebagai berikut :

    Ag+(aq) + e Ag (s) Eo = +0,79 V

    Mg2+(aq) + 2e Mg (s) Eo = -2,34 V

    a. Tentukan Eo sel !

    b. Tuliskan notasi selnya !

    Jawab:

    a. Eo sel = Eo katoda - Eo anoda

    Eo sel = +0,79 V (-2,34 V)

    = +3,13 V

    b. Anoda : Mg Mg2+ + 2e Eo = +2,34 V

    Katoda : Ag+ + e Ag Eo = +0,79 V |x2

    Anoda : Mg Mg2+ + 2e Eo = +2,34 V

    Katoda : 2Ag+ + 2e 2Ag Eo = +0,79 V

    Reaksi sel : Mg + 2Ag+ Mg2+ + 2Ag Eo = +3,13 V

  • Ket : Reaksi katode harus dikalikan dengan dua. Akan tetapi,

    nilai potensial elektroda tidak bergantung pada koefisien

    reaksi. Oleh karena itu potensial katoda (Ag) tidak ikut

    dikalikan dengan dua.

    Notasi Sel : Mg | Mg2+ || Ag+ | Ag

    Persamaan Nernst

    Esel = Eosel - ln

    Contoh :

    Hitung nilai Esel untuk reaksi pada 25oC

    Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu

    Bila diketahui konsentrasi Zn2+ = 0,4 M dan konsentrasi

    Cu2+ = 0,2 M !

    Jawab :

    Esel = Eosel - ln

    Dari contoh soal Eosel, diketahui Eosel untuk reaksi di atas

    adalah 1,1 V.

    Esel = Eosel - ln

    = 1,1 V 8,9.10-3 V

    = 1,09 V

    Esel = Eosel - ln

    Sel Volta dalam kehidupan sehari hari :

    1. Sel Kering (Sel Leclanche)

    Baterai kering ditemukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas

    penemuannya pada tahun 1866. Dikenal juga sebagai batu baterai. Terdiri

  • dari katode yang berasal dari karbon (grafit) dan anode logam zink.

    Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan

    NH4Cl. Potensial 1 sel aalah 1,5 Volt. Leclanche tidak dapat diisi ulang.

    Persamaan reaksinya :

    Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e- Mn2O3 + H2O

    Anode : Zn Zn2+ + 2e-

    Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn Mn2O3 + H2O + Zn

    2+

    2. Sel Aki

    Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi

    penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodanya

    terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodanya terbuat dari logam timbal

    yang dilapisi PbO2. Elektrolit yang dipakai yaitu larutan H2SO4

    Reaksi penggunaan aki :

    Anode : Pb + SO42- PbSO4 + 2e

    -

    Katode : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e PbSO4 + 2H2O

    Reaksi sel : Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+ 2PbSO4 + 2H2O

    Reaksi Pengisian aki :

    2PbSO4 + 2H2O Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+

    3. Sel Perak Oksida

    Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.

  • Reaksi yang terjadi :

    Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) Zn(OH)2(s) + 2e

    Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e 2Ag(s) + 2OH-(aq)

    Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)

    Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V

    4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)

    Sel Nicad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable).

    Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda

    potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :

    NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2

    5. Sel Bahan Bakar

    Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi pereaksinya

    (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode

    berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan

    elektrolit KOH.

    Reaksi yang terjadi :

    Anode : 2H2 (g) + 4OH-(aq) 4H2O(l) + 4e

    Katode : O2 (g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)

    Reaksi sel : 2H2 (g) + O2 2H2O(l)

    Korosi

    Adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya

    yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-

    hari korosi disebut juga perkaratan.

    Contoh korosi yang paling lazim : perkaratan besi

  • Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi sedangkan oksigen (udara)

    mengalami reduksi. Karat logam pada umumnya adalah berupa oksida atau

    karbonat. Rumut perkaratan besi adalah Fe2O3 xH2O, suatu zat padat yang

    berwarna coklat-merah.

    Faktor-faktor yang menyebabkan korosi yaitu air dan oksigen.

    Cara pencegahan Korosi Besi:

    1. Mengecat

    2. Melumuri dengan oli

    3. Dibalut dengan plastic

    4. Tin planting (pelapisan dengan timah)

    5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)

    6. Cromium plating (pelapisan dengan krom)

    Sel Elektrolisis

    1. Reaksi kimia pada katoda

    - Ion dari H+ suatu asam direduksi menjadi gas hydrogen

    2H+ + 2e H2

    - Ion-ion logam larutan alkali, alkali tanah, Al dan Mn tidak

    direduksi, yang direduksi adalah air

    2 H2O + 2e H2 + 2OH-

    - Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas

    direduksi lalu mengendap pada katode

    Ni2+ + 2e Ni

    Ag+ + e Ag

    - Ion-ion yang berasal dari lelehan atau leburan senyawa alkali

    & alkali tanah direduksi lalu mengendap di katode (lelehan

    & leburan tidak mengandung air)

    2. Reaksi kima pada anoda

  • - Anoda C, Pt, dan Au tidak mengalami perubahan. Karena

    C, Pt, dan Au merupakan elektroda inert (sulit bereaksi).

    Tapi Ni, Cu, Ag turut mengalami oksidasi.

    Ni Ni2+ + 2e

    Ag Ag+ + e

    - Ion OH- dari basa

    - 4OH- 2 H2O + O2 + 4e

    - Ion sisa asam yang mengandung oksigen tidak teroksidasi,

    yang teroksidasi adalah air.

    2 H2O 4H+ + O2 + 4e

    - Ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen, seperti Cl-,

    Br-, I- akan teroksidasi

    2Cl- Cl2 + 2e

    2Br- Br2 + 2e

    2l- I2 + 2e

    Aspek Kuantitatif Elektrolisis

    Hukum Faraday I

    "Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding

    dengan kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis

    tersebut".

    Rumus:

    w = E x F

    w = berat zat hasil elektrolisis

    E = massa ekivalen zat elektrolisis

    F = jumlah arus listrik

  • E = v

    MrAr )(

    atau E = n

    MrAr )(

    Ar = massa atom relatif

    Mr = massa molekul relatif

    n = jumlah elektron yang terlibat

    F = 96500

    it

    i = arus (ampere)

    t = waktu (detik)

    w = n

    MrAr )(

    x 96500

    it

    Hukum Faraday II

    "Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing

    elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah

    arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat

    ekivalen masing-masing zat tersebut."

    Rumus:

    m1 : m2 = e1 : e2

    m = massa zat (garam)

    e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

    Contoh:

    Pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda inert, dialirkan

    listrik 10 amper selama 965 detik. Hitunglah massa tembaga yang

  • diendapkan pada katoda dan volume gas oksigen yang terbentuk di

    anoda pada (OC, 1 atm), (Ar: Cu = 63.5 ; O = 16).

    Jawab:

    CuSO4 (aq) Cu2+ (aq) + SO42- (aq)

    Katoda [elektroda - : reduksi] : Cu2+ (aq) + 2e- Cu(s)

    Anoda [elektroda + : oksidasi]: 2 H2O(l) O2(g) + 4 H+ (aq) +

    4 e-

    a. massa tembaga:

    m = e . i . t/96.500 = (Ar/Valensi) x (10.965/96.500) =

    63.5/2 x 9.650/96.500 = 31.25 x 0,1 = 3,125 gram

    b.

    m1 : m2 = e1 : e2

    mCu : mO2 = eCu : eO2

    3,125 : mO2 = 6.32/2 : 32/4

    3,125 : mO2 = 31,25 : 8

    mO2 = (3.125 x 8)/31.25 = 0.8 gram

    mol O2 = 0.8/32 = 8/320 = 1/4 mol

    volume O2 (0C, 1 atm) = 1/40 x 22.4 = 0.56 liter

    Kespontanan Reaksi

    Suatu reaksi dapat dikatakan spontan apabila memenuhi persyaratan

    termodinamika, yaitu energi bebas Gibbsnya (Go) sama dengan nol. Nilai Go

    dapat ditentukan dari potensial standar sel dengan rumus

    Go = - n F Eosel

    Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila suatu sel mempunyai

    Eosel positif, maka Go akan negatif dan reaksinya spontan.