Elektrofisiologi Dan Sistem Konduksi
description
Transcript of Elektrofisiologi Dan Sistem Konduksi
ELEKTROFISIOLOGI DAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG
March 6, 2011
BY CHELLIOUS
A.ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas
membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion
tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative.
Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu :
kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan
konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam polarisasi, dengan
bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut
potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel
berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial
membrane. Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi.
Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai
keadaan semula yaitu proses repolarisasi.
B.SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat sepanjang jalur
konduksi jantung. hal ini meyebabkan otot jantung berkontraksi sehingga
menimbulkan pemompaan darah oleh jantung. Bagaimana hal ini bekerja? Ikuti
interaktif ini dan pahami bagaimana listrik jantung mempengaruhi dan memberikan
hidup bagi anda.
System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls memungkinkan
pengaturan irama jantung , system ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang
disertai tenaga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu. Jantung manusia dewasa
normalnya berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72
denyutan/menit .
Gambar . Simpuls S-A dan system Purkinje jantung
Gambar diatas melukiskan system eksitasi dan konduktif khusus jantung yang
mengatur kontraksi jantung ini . gambar tersebut menunjukan : (A) simpuls A-S
tempat dalam keadaan normal ditimbulka impuls eksitsai berirama , (B) lintasan
internodal yang menghantarkan impuls dari simpuls S-A ke simpuls A-V , (C) simpuls
A-V tempat impuls dari atrium ditunda sebelum masuk ke dalam ventrikel , (D)
berkas A-V , yang menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel, dan (E) berkas kiri
dan kanan serabut-serabut Purkinje , yang menghantarkan impuls jantung ke
seluruh bagian ventrikel.
Supaya pemompaan jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel
otot jantung. Kontraksi akan terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju
membran sel otot. Impuls yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel
selanjutnya melalui gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu
bagian saja maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada
jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur konduksi dan
banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-komponen eksitasi dari jantung
secara urut terdiri dari sino-auricular node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-
ventricular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem
Purkinje.
Komponen – komponen eksitasi jantung :
1.SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini terletak pada dinding
posterior atrium masing-masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan serabut
atrium sekitarnya yang berdiameter 15-20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan
langsung dengan atrium sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simpul S-A
segera menyebar ke atrium.
Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung
lainnya, yaitu hnya mempunyai potensial membrane istiraha dari -55 milivolt sampai
-60 milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian terbesar
serabut lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane
yang mudah ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini menyebabkan eksitasi-
sendiri dari serabut S-A.
2.AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan
jalan ini, pontensial aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul
A-V. Kecepatan penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi,
penghatar dalam otot atrium, sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam
beberapa berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantarnnya berjalan langsung
dari simpul S-A ke simpul A-V dan menghantarkan implus jantung dengan kecepatan
sekitar 0,45 sampai 0,6 meter perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan lintasan
inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai
impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3.Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a.Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
b.Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinye.
c.Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
GAMBARAN SIKLUS KONTRAKSI JANTUNG
A.SIKLUS JANTUNG
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari
denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol
adalah periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung.
Diastol adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.
B.PROSES MEKANISME SIKLUS JANTUNG
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel mengalami siklus
sistol dan diastol yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran ekstitasi
keseluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung.
Selama diastol ventrikel dini , atrium juga masih berada dalam keadaan diastol.
Karena aliran masuk darah yang kontinu dari sistem vena ke dalam atrium, tekanan
atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas.
Karena perbedaan tekanan ini katub AV terbuka, dan darah mengalir langsung dari
atrium kedalam ventrikel selama diastol ventrikel.
Akibatnya volume ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan sebelum atrium
berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan
membentuk potensial aksi. Impuls menyebar ke seluruh atrium yang terekam di EKG
sebagai gelombang P.
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium , yang memeras lebih banyak
darah kedalam ventrikel sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Proses
penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antar gelombang P dan
peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai yang
berlangsung bersamaan dengan peningkatan peningkatan tekanan atrium
disebabakn oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
Selam kontraksi atrium, tekana atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan
ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir
diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir(end diastilic volume,EDV), yang
besarnya sekitar 135 ml. Selama siklus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke
ventrikel. Dengan demikian volume diastolik akhir adalh jumlah darah maksimum
yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada
saat pengaktifan ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika kontraksi
ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekenan atrium. Perbadaan
yang terbalik ini mendorong katup AV ini menutup.
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup,
tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi
tekanan aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara penutupan
katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel menjadi bilik tertutup.
Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel
selama waktu ini. Interval waktu ini disebut sebagai kontraksi ventrikel
isovolumetrik(isovolumetric berarti volume dan panjang konstan). Karena tidak
darah yang masuk atau keluar ventrikel,volume bilik ventrikel tetap dan panjang
serat-serat otot juga tetap. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik,
tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap.
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta,katup aorta dipaksa membuka
dan darah mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa
berpindah dari ventrikel kedalam aorta lebih cepat daripada darah mengalir
pembuluh-pembuluh yang lebih kecil. Volume ventrikel berkurang secara drastis
sewaktu darah dengan cepat di pompa keluar. Sistem ventrikel mencakup periode
kontrakssi isovolumetrik dan fase injeksi (penyemprotan) ventrikel.
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan. Dalam
keadaan normal hanya sekitar separuh dari jumlah darahyang terkandung di dalam
ventrikel pada akhir diastole di pompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang
tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase enjeksi usai disebut volume sistolik
akhir (end sistolik volume,ESV), yang jumlah besarnya sekitar 65 ml. ini adalah
jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklua ini.
Jumlah darah yang di pompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi
dikenal sebagai volume / isi sekuncup (stroke volume,SV); SV setara dengan volume
diastolik akhir dikurangi volume sistolik akhir; dengan kata lain perbedaan antara
volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah
darah yang di semprotkan selama kontraksi.
Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun di
bawah tekanan aorts dan katup aorta menutup.
Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta
yang dikenal sebagai takik dikrotik (dikrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar
dari ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV
belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi daripada tekanan atrium.
Dengan demikian semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang
disebut relaksasi ventrikelisovolumetrik. Panjang serat otot dan volume bilik tidak
berubah. Tidak ada darah yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel
dan tekanan terus turun. Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium AV
membuka dan pengisian ventrikel terjadi kembali.
Diastole ventrikel mencakup periode relaksasi isovolumetrik dan fase pengisian
ventrikel, Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaam,
sehingga atrium berada dalam diastole sepanjang sistol ventrikel. Darah terus
mengalir dari vena pulmonalis kedalam atrium kiri. Karena darah yang masuk ini
terkumpul dalam atrium, tekanan atrium terus meningkat.
Ketika katup AV terbuka pada akhir sitl ventrikel, darah yang terkumpul di atrium
selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengan demikian, mula-
mula pangisian ventrikel berlangsung cepat karena peningkatan tekanan atrium
akibat penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena
darah yang tertimbun tersebut telah di salurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium
mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari
vena-vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan melalui katup AV yang terbuka ke
dalam ventrikel kiri. Selam diastole ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian
ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembalimengeluarkan potensial aksi dan
siklus jantung dimulai kembali
C.Kontraksi Jantung
Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol).
Setiap kali sistol dan diastol disebut dengan siklus jantung. Konstraksi jantung untuk
memompa darah terjadi setelah penyebaran potensial aksi baik pada atrium maupun
ventrikel.
Ada 2 macam kontraksi yaitu :
1. Isometric contraction : tegangan otot meningkat tetapi tidak memendek.
2. Isotonic contraction : tegangan otot konstan disertai pemendekan otot.
Kontraksi miokardium baru akan terjadi bila stimulusnya adekwat (cukup) atau
mengikuti Hukum All or None. Kontraktilitas miokardium mengikuti Hukum Starling
dimana kontraktilitas miokardium tergantung kepada regangan otot jantung pada
saat diastol (EDV atau end diastolic volume). Semakin banyak darah yang mengisi
ventrikel pada saat diastol akan semakin meningkatkan regangan pada miokardium
dan menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot jantung
Kontraktilitas
1)Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumlah darah yang
dipompa akan ke aorta
2)Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah yang
kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
3)Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah
yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena
D.PERIODE KERJA JANTUNG
1.Periode Sistole(periode kontriksi)
Adalah suatu keadaan jantung dimana bagian ventrikel dalam
keadaan menguncup.Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup dan
valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka sehingga
darah dari ventrikel dekstra mengalir kearteri pulmonaris dan masuk kedalam paru-
paru kiri dan kanan. Darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta dan selanjutnya
berdear ke seluruh tubuh.
2.Periode Diastole(periode dilatasi)
Adalah suatu keadaan dimana jantung mengembang.Katup bikus dan trikuspidalis
dalam keadaan terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel
sinistra dan darah dari arteri dekstra masuk ke ventrikel dekstra.Selanjutnya , darah
yang datang dari paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonais kemudian masuk
ke atrium sinistra.Darah dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan vena
kava interferior masuk ke atrium dekstra .
3.Periode Istirahat
Adalah waktu antara periode diastole dengan periode systole dimana jantung
berhenti kira-kira sepersepuluh detik.
E.TAHAPAN BUNYI JANTUNG
Bunyi normal jantung ,S1 dan S2 terutama dihasilkan oleh penutupan
katup jantung.Waktu antara S1 dan S2 berhubungan dengan sistolik dan normalnya
lebih pendek dari waktu dan antara S2 dan S1(diastolic).Bila frekuensi bunyi jantung
meningkat diastole akan memendek.
1.Bunyi pertama jantung (S1)
Bunyi LUB yang rendah disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidialis ,
lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
Terpisahnya bunyi jantung pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua
katup yang tidak bersamaan sebagai akibat dari kontraksi ventrikel yang satu terjadi
setelah kontraksi ventrikel yang lain.
sistolik diastolic sistolik diastolic sistolik
S1 S2 S1 S2 S1 S2
2.Bunyi kedua (S2)
Bunyi DUP yang lebih pendek dan nyaring yang disebabkan oleh menutupnya katup
aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir.Frekuensinya 50Hz dan
berakhir 0,15 detik. Bunyi ini keras dan tajam ketika tekanan diastolic dalam aorta
atau arteri pulmonalis meningkat.Masing-masing katup menutup dengan kuat pada
akhir sistolik.
Pemisahan bunyi jantung kedua kedalam bunyi inspeksi adalah normal dan
terdengar sangat keras pada orang yang masih muda.Hal ini dikarenakan sedikit
agak bertundanya penutupan katup pulmonaris karena aliran darah keventrikel
kanan.
3.Bunyi ketiga (Gallop S3)
Bunyi ini lemah , didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu muda ini
bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin disebabkan oleh
getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.Maka bunyi
jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda,bunyi ini
terjadi pada awal diastolic, selama fase pengisian cepat siklus jantung atau pada
akhir kontraksi atrium disebut suara ketiga (S3).Suara ini terdengar pada pasien
yang mengalami penyakit miokard atau yang menderita gagal jantung kongestif dan
yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah selama sistolik.Gallop S3
terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi kiri.
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
4.Bunyi ke empat
Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium
tinggi atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventikel.
S4 S1 S2 S4 S1 S2 S4 S1 S2