Elektrode Indikator
-
Upload
muhammad-baihaqi -
Category
Documents
-
view
125 -
download
27
Transcript of Elektrode Indikator
2. Elektrode Indikator (Indicator Elektrode)
Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial
elektrodanya bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur.
Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi
tingkat kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap
keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang
diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari
konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan tegangan. Elektroda indikator
secara umum dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Elektroda indikator logam
Elektroda logam adalah elektroda yang dibuat dengan menggunakan
lempengan logam atau kawat yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit.
Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first
kind), elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis ketiga (third kind),
elektroda redoks.
Elektroda jenis pertama
Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari konsentrasi Mn+
dalam Mn+|M reaksi setengah redoks. Elektroda jenis pertama merupakan
elektroda logam murni yang memepertukarkan kationnya langsung dengan
logamnya.Elektroda jenis pertama tidak banyak digunakan karena sangat tidak
selektif dan merespon kation lainnya yang mudah tereduksi. Kelemahan dari
elektroda ini tidak terlalu selektif, kadang bereaksi dengan katon lain yg lebih
mudah tereduksi, elektroda logam dangat mudah teroksidasi. Elektroda yang
langsung berkesinambungan dengan kation yang berasal dari logam tersebut.
Contoh, elektroda tembaga :
Cu2+ + 2e == Cu(s)
Sehingga,
E = E0Cu – (0,059/2)log[1/Cu2+]
E = E0Cu – (0,059/2)pCu
Dengan pCu adalah - log[Cu2+], jadi elektroda tembaga mengukur langsung
pCu. Logam lain yang mempunyai sifat logam balik (reversibel) meliputi perak,
raksa, cadmium, seng dan timbal.
Elektroda jenis kedua
Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari konsentrasi X
dalam MXn|M reaksi setengah redoks. Logam tidak hanya merespon kationnya
tetapi juga merespon anion yang membentuk endapan sedikit larut dan kompleks
stabil dengan kationnya. Elektroda jenis ini memiliki ion-ion yang tidak bertukar
elektron langsung dengan elektrodanya. Sebagai gantinya, anion akan mengatur
konsentrasi kation yang bertukar elektron dengan elektroda.
Elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu anion
yang dengan ion yang berasal dari elektroda membentuk endapan atau ion
kompleks yang stabil. Contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat
ditulis,
AgCl(s) + e == Ag(s) + Cl-
Sehingga,
E = E0 – (0,059/1)log[Cl-]
E = E0 – 0,059 pCl
Contoh lain, elektroda raksa untuk mengukur konsentrasi anion EDTA
(disingkat Y4-). Pengukurannya didasarkan pada sifat elektroda raksa dalam
larutan kompleks stabil Hg(II)EDTA encer, reaksi pada elektroda adalah :
HgY2- + 2e == Hg(l) + Y4- E = 0,21 V
Untuk reaksi tersebut berlaku,
E = 0,21 – (0,059/2) log {[Y4-]/[Hg Y2-]}
untuk menggunakan system elektroda ini perlu ditambahkan sedikit Hg Y2- ke
dalam larutan. Karena kompleks ini sangat stabil (untuk Hg Y2-, Kf = 6,3 x 1021).
Maka konsentrasi Hg Y2- dianggap tetap. Sehingga persamaannya menjadi,
E = K – (0,059/2) log [Y4-]
E = K – (0,059/2) pY
Dengan K = 0,21 – (0,059/2) log {1/[Hg Y2-]}
Elektroda jenis ketiga
Elektroda logam ayng harga potensialnya bergantung pada konsentrasi ion
logam lain. Contoh, elektroda Hg dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi ion Ca2+, Zn2+, atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan. Untuk elektroda
Hg dengan kompleks EDTA seperti pada elektroda kedua, potensial elektrodanya
dapat ditulis kembali,
E = K – (0,059/2) log [Y4-]
Bila ditambahkan sedikit kompleks Ca(II)-EDTA, maka kesetimbangan baru akan
terbentuk,
CaY2- == Ca2+ + Y4-
Kf = [Ca2+] [Y4-] / [CaY2-]
Dengan menggabungkan harga konstanta pembentukan kompleks CaY2- dengan
persamaan sebelumnya didapat,
E = K - (0,059/2) log { Kf [CaY2-] / [Ca2+]}
Elektroda redoks ( inert )
Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai
elektroda indikator pada reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk
membangkitkan kecenderungan system tersebut dalam mengambil atau
melepaskan electron; logam itu sendiri tidak ikut serta secara nyata dalam reaksi
redoks, potensialnya merupakan fungsi Nersnt dari rasio aktivasi aFe2+/aFe3+. Tentu
saja, inert merupakan ukuran relatif, dan platina tidak kebal dari serangan-seranga
oksidator kuat, terutama dalam larutan dimana kompleksasi bias menstabilkan
Pt(II) melalui pembentukan spesies.
Platina juga bisa menimbulkan masalah dengan reduktor-reduktor yang
sangat kuat: reduksi H+ (atau H2O) kadang-kadang berlangsung sedemikian
lambat sehingga analit-analit bias direduksi lebih dahulu dalam larutan air tanpa
interfensi dari pelarutnya, tetapi karena H+ e = ½ H2 dikatalis oleh platina,
keuntungan kinetik ini mungkin hilang.
Contoh potensial elektroda platina di dalam larutan yanfg mengandung
ion-ion Ce3+ dan Ce4+ adalah,
E = E0 - 0,059 log [Ce3+]/[Ce4+]
Dengan demikian elektroda platina dapat bertindak sebagai elektroda
indikator di dalam titrasi cerimetri.
Daftar pustaka
Masykuri, M. Potensiometri (materi analitik iii). Prodi Pendidikan Kimia
FKIP UNS. http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/HandOut2-
Potensiometri.pdf (diakses pada tanggal 6 maret 2013)
Mazjun. 2009. Potensiometri.
http://mazjun.blog.uns.ac.id/2009/12/05/tugas-kimia-analitik-3/ (diakses
pada tanggal 6 maret 2013)
Safari, Erzan. 2012. Jenis-jenis Elektroda.
http://praktikumkimiaanalitik.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-
elektroda.html (diakses pada tanggal 6 maret 2013)