Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

5
Elektroda dan Potensial Elektroda Standar (E o ) Pembahasan sel elektrokimia dimulai dengan menggambarkan elektroda yang menyusun sel elektrokimia. Elektroda tersusun dari elektroda itu sendiri dan bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah sel (half cell). Reaksi yang terjadi pada tiap elektroda disebut reaksi setengah sel atau reaksi elektroda. Berdasarkan jenisnya, elektroda dapat digolongkan menjadi : 1. Elektroda logam � ion logam Yaitu elektroda yang berisi logam yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan ionnya, contohnya elektroda Cu | Cu 2+ . 2. Elektroda amalgam Amalgam adalah larutan logam dalam Hg cair. Pada elektroda ini, amalgam logam M akan berada dalam kesetimbangan dengan ionnya (M 2+ ). Logam � logam aktif seperti Na dan Ca dapat digunakan sebagai elektroda amalgam. 3. Elektroda redoks Yaitu elektroda yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya, contohnya elektroda Pt | Fe 3+ , Fe 2+ .

description

elektrolisis

Transcript of Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

Page 1: Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

Elektroda dan Potensial Elektroda Standar (Eo)

Pembahasan sel elektrokimia dimulai dengan menggambarkan elektroda

yang menyusun sel elektrokimia. Elektroda tersusun dari elektroda itu sendiri dan

bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua

elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah sel (half cell). Reaksi yang

terjadi pada tiap elektroda disebut reaksi setengah sel atau reaksi elektroda.

Berdasarkan jenisnya, elektroda dapat digolongkan menjadi :

1.     Elektroda logam � ion logam

Yaitu elektroda yang berisi logam yang berada dalam kesetimbangan dengan

larutan ionnya, contohnya elektroda Cu | Cu2+.

2.     Elektroda amalgam

Amalgam adalah larutan logam dalam Hg cair. Pada elektroda ini, amalgam

logam M akan berada dalam kesetimbangan dengan ionnya (M2+). Logam �

logam aktif seperti Na dan Ca dapat digunakan sebagai elektroda amalgam.

 

3.     Elektroda redoks

Yaitu elektroda yang melibatkan reaksi reduksi � oksidasi di dalamnya,

contohnya elektroda Pt | Fe3+, Fe2+.

4.     Elektroda logam � garam tak larut

Elektroda ini berisi logam M yang berada dalam kesetimbangan dengan

garam sangat sedikit larutnya Mυ+Xυ- dan larutan yang jenuh dengan Mυ+Xυ-

serta mengandung garam atau asam terlarut dengan anion Xz-. Contoh :

elektroda Ag � AgCl yang terdiri dari logam Ag, padatan AgCl, dan larutan

yang mengandung ion Cl- dari KCl atau HCl.

5.     Elektroda gas

Page 2: Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

Yaitu elektroda yang berisi gas yang berda dalam kesetimbangan dengan ion

� ion dalam larutan, misalnya elektroda Pt | H2(g) | H+(aq).

6.     Elektroda non logam non gas

Yaitu elektroda yang berisi unsur selain logam dan gas, misalnya elektroda

brom (Pt | Br2(l) | Br -(aq)) dan yodium (Pt | I2(s) | I-

(aq)).

7.     Elektroda membran

Yaitu elektroda yang mengandung membran semi permiabel.

Untuk menggerakkan muatan dari satu titik ke titik lain diperlukan beda potensial

listrik antara kedua muatan. Beda potensial diukur antara dua elektroda yaitu

elektroda pengukur dan elektroda pembanding. Sebagai elektroda pembanding

umumnya digunakan elektroda hidrogen (H+ | H2 | Pt) atau elektroda kalomel (Cl- |

Hg2Cl2(s) | Hg). Beda potensial inilah yang dinyatakan sebagai daya gerak listrik

(DGL). Untuk menghitung DGL sel, digunakan potensial elektroda standar (Eo) yang

nilainya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Potensial elektroda standar pada 25oC

Elektroda Eo (V) Reaksi Setengah Sel

F- | F2(g) | Pt 2,87 � F2(g)  +  e-  =  F-

Au3+ | Au 1,50 ⅓ Au3+  +  e-  = Au3+

Pb2+ | PbO2 | Pb 1,455 � PbO2  +  2H+  +  e-  =  � Pb2+  +  H2O

Cl- | Cl2(g) | Pt 1,3604 � Cl2(g)  +  e-  =  Cl-

H+ | O2 | Pt 1,2288 H+  +  � O2  +  e-  =  � H2O

Ag+ | Ag 0,7992 Ag+  +  e-  = Ag

Fe3+, Fe2+ | Pt 0,771 Fe3+  +  e-  = Fe2+

Page 3: Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

I- | I2(s) | Pt 0,5355 � I2  +  e-  =  I-

Cu+ | Cu 0,521 Cu+  +  e-  = Cu+

OH- | O2 | Pt 0,4009 � O2  +  � H2O  +  e-  =  OH-

Cu2+ | Cu 0,339 � Cu2+  +  e-  =  � Cu

Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg 0,268 � Hg2Cl2  +  e-  =  Hg  +  Cl-

Cl- | AgCl(s) | Ag 0,2224 AgCl  +  e-  =  Ag  +  Cl-

Cu2+, Cu+ | Pt 0,153 Cu2+  +  e-  =  Cu+

Br- | AgBr(s) | Ag 0,0732 AgBr  +  e-  =  Ag  +  Br-

H+ | H2 | Pt 0,0000 H+  +  e-  =  � H2

D+ | D2 | Pt -0,0034 D+  +  e-  =  � D2

Pb2+ | Pb -0,126 � Pb2+  +  e-  =  � Pb

Sn2+ | Sn -0,140 � Sn2+  +  e-  =  � Sn

Ni2+ | Ni -0,250 � Ni2+  +  e-  =  � Ni

Cd2+ | Cd -0,4022 � Cd2+  +  e-  =  � Cd

Fe2+ | Fe -0,440 � Fe2+  +  e-  =  � Fe

Zn2+ | Zn -0,763 � Zn2+  +  e-  =  � Zn

OH- | H2 | Pt -0,8279 H2O  +  e-  =  � H2  +  OH-

Mg2+ | Mg -2,37 � Mg2+  +  e-  =  � Mg

Na+ | Na -2,714 Na+  +  e-  =  Na

Page 4: Elektroda Dan Potensial Elektroda Standar

Li+ | Li -3,045 Li+  +  e-  =  Li

Pada tabel 1. terlihat bahwa elektroda hidrogen (H+ | H2 | Pt) merupakan batas

pembanding dengan nilai potensial 0,0000 V. Bila elektroda pengukur mempunyai

nilai lebih besar dari elektroda hidrogen (bernilai positif), maka elektroda tersebut

mempunyai kecenderungan untuk tereduksi (bersifat oksidator). Sedangkan bila

elektroda pengukur mempunyai nilai lebih kecil dari elektroda hidrogen (bernilai

negatif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk teroksidasi

(bersifat reduktor). Karena reaksi setengah sel pada elektroda ditulis dalam bentuk

reduksi, maka nilai potensial elektroda standar juga dapat disebut potensial reduksi

standar.