e=Leaning Agama Satu Hadits-2011-Final
Transcript of e=Leaning Agama Satu Hadits-2011-Final
ULUMUL/MUSTHALAH HADITS
• Ilmu yg secara khusus membahas tentang yg berhubungan dg hadits.
• Ilmu Hadis = (ilmu yang mempelajari) pengetahuan tentang berbagai kaidah yang menghantarkan pada pengetahuan tentang rawi (periwayat) dan marwi (materi yang diriwayatkan).
PEMBAGIAN ILMU HADIS• Ilmu Hadis Riwayah = mempelajari cara
periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan hadis Nabi SAW. – Objek kajian = hadis Nabi SAW dari segi
periwayatan dan pemeliharaannya:Cara periwayatannya.Cara pemeliharaan,
Ilmu Hadis Dirayah Mempelajari kaidah-kaidah untuk
mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara menerima dan menyampaikan hadis, sifat rawi, dan lain-lain.
Sasarannya = sanad dan matan dg segala persoalan yg terkandung di dlmnya.
Pokok bahasan; 1. Ittisal as-sanad (persambungan
sanad). 2. Siqah as-sanad = sifat ‘adl (adil), dabit
(cermat dan kuat), dan siqah (terpercaya).
3. Syadz4. ‘illah.
Berbagai Cabang Ilmu Hadits
• Ilmu Rijālul Hadīts, = ilmu yang membahas tokoh-tokoh yang berperan dalam periwayatan hadits.
• Ilmu Jarh wa Ta’dil, = ilmu yang membahas tentang jujur dan tidaknya pembawa-pembawa hadits.
• Ilmu Tashif wa Tahrif, = ilmu yang membahas tentang hadits-hadits yang berubah titik atau bentuknya.
• Ilmu ‘Ilalil Hadits,= ilmu yang membahas tentang cacat-cacat (aib) yang tidak nampak dalam suatu hadits yang dapat menjatuhkan kualitas hadits.
• Ilmu Gharibil Hadits, = ilmu yang membahas kalimat-kalimat yang sukar dalam hadits.
• Ilmu Asbābil Wurūdil Hadits, = ilmu yang membahas tentang sebab timbulnya suatu hadits.
• Ilmu Talfīqil Hadīts, = ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan hadits-hadits yang nampaknya bertentangan.
• Dan lain-lain.
Manfaat Ilmu Hadits
Dapat membedakan hadits yang cacat dan yang tidak, yang dhaif dan yang shahih, yang dapat diterima dan yang tertolak.
Penggalian hukum dari Sunnah, Mengikuti sunnah menjadi sempurna.
Pengertian al-Hadits
• Al-Hadīts (jamaknya: al-Ahādits) = baru; dekat; belum lama terjadi, berita/khabar, cerita, komunikasi, percakapan (bahasa)
• Segala perbuatan, perkataan, sifat, dan keizinan/ketetapan Nabi Muhammad saw (Istilah).
1. Sunnah Qauliyah ( القولية .UCAPAN Nabi =( السنة Contohnya: Nabi bersabda:
Rasulullah saw. bersabda: “Di antara (tanda) kebaikan Islamnya seseorang adalah meninggalkan yg tidak bermanfaat baginya” (HR. al-Turmudzi)
PEMBAGIAN AL-SUNNAH
Sunnah Fi’liyah ( الفعلية ,( السنة
= perbuatan yg dilakukan oleh Nabi saw. Misalnya, praktek shalat Nabi, seperti pernah
disabdakan:
@ى< صBلD Fى أ DمDو<ن <ت ي
B أ Bا رBمB Nو<ا ك (متفق صBلعليه)
“Shalatlah, seperti kalian melihat aku shalat” (Muttafaq ‘Alaih)
Sunnah Taqririyah ( السنة ( التقريرية
= Perbuatan dan ucapan para sahabat yg dialakukan di hadapan atau sepengetahuan Nabi saw, tetapi mendiamkannya = bentuk persetujuan.
Contohnya: Seorang memakan daging dhab di depan Nabi, Nabi
mengetahuinya, tetapi tidak melarangnya. Nabi membiarkan para wanita datang ke lapangan untuk
melaksanakan shalat ‘Id.
Diamnya Nabi saw= Persetujuannya.
ATSAR, SHAHABAT,
TABI’IN, DAN TABI’
TABI’IN
Pengertian dan Batasan:
Shahabi, jamaknya: Shahabat).
Orang yg menemani (bahasa).
Orang Islam yg hidup semasa Nabi, beriman kepadanya, pernah bertemu dg Nabi, dan meninggalnya tetap dlm keadaan Muslim (Istilah).
SHAHABAT
Pengikut, atau orang yg berjalan sesudahnya (Bahasa).
Orang yg pernah bertemu dg sahabat Nabi Muhammad saw dlm keadaan beriman dan meninggal dlm keadaan Muslim.
Sebagian ulama menambahkan, mereka tidak sekadar bertemu, tetapi juga menemani sahabat
Tabi’in dan Tabi’ Tabiin
7 orang (al-Sab’ah al-Mukatstsirūn),• Abū Hurairah w. 57 H.), meriwayatkan hadits 5.374 buah hadits.
• ‘Abdullāh ibn ‘Umar (w. 73 H.), meriwayatkan hadits 2.630 buah hadits.
• Anas bin Mālik (w. 93. H.), meriwayatkan sebanyak 2.286 buah hadits.
• ‘Āisyah, Ummul Mukminīn (w. 57 H.), meriwayatkan sebanyak 2.210 buah hadits.
• Jābir bin ‘Abdillāh (w. 74 H.), meriwayatkan sebanyak 1.540 buah hadits.
• Abū Sa’īd al-Khudri (w. 74 H.), meriwayatkan sebanyak 1.170 buah hadits.
• ‘Abdullāh ibn ‘Abbās (w, 68 H.), meriwayatkan sebanyak 1.160 buah hadits.
Para Shahabat Pengumpul Hadits
Sanad • Sanad (jamak: asnād) = sandaran (bahasa)
• Jalan yg bersambung sampai kepada matn, rawi-rawi yg meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya (istilah).
• dlm berbagai penggunaannya, kadang-kadang dipakai istilah Thariq (jalan) dan wajh (arah, sisi).
• Sanad dimulai dari rawi awal dan berakhir pada orang sebelum Nabi (Sahabat).
• dlm rangkaian suatu hadits, sanad merupakan rentetan orang yg disebutkan sebelum teks hadits.
Tengah jalan, punggung bumi, atau bumi yg keras dan tinggi (bahasa).
Isi atau materi hadits (istilah).
Matn/Materi
Mukharrij (yg mengeluarkan hadits) atau mudawwin (pencatat hadits).
Imam al-Bukhāri, Muslim, Abū Dāwūd, dll adalah rāwi, mukharrij atau mudawwin.
Mukharrij
Rāwi Rāwi sebelum Imam al-Bukhāri,
misalnya, disebut awal sanad, dan Sahabat yg meriwayatkan hadits tersebut disebut akhir sanad.
CONTOHSANAD, MATAN, DAN MUKHARRIJ
ن> م< ع>د>ه@ Cق م>Cأ Eي>ت>ب>وCل ف> دIا Jت>ع>م م@ Eع>ل>ى ك>ذ>ب> Cم>ن
الEنار<
(Barang siapa yang mendustakanku dengan sengaja, siap-siaplah masuk neraka
NABI MUHAMMAD SAW.
Abu Hushain
Abu Shālih
Abū ‘Awānah
Ubaid al-Ghubari
Sumber I
Matan Hadits
Imam Muslim
Abu Hurairah
RAWI TERAKHIR/MUKHARRIJ/MUDAWWIN
Rawi V
Rawi IV
Rawi III
Rawi II
Rawi 1
Sanad I
Sanad II
Sanad III
Sanad IV
Sanad v
Melalui para jama'ah pada pusat pembinaannya (majlis ilmu).
Rasul saw menyampaikan hadits melalui para Sahabat tertentu, kemudian mereka menyampaikannya kepada yang lain.
Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka.
Melalui perbuatan yang disaksikan langsung oleh para Sahabat.
Para Sahabat mengemukan masalah atau bertanya dan berdiolog langsung kepada Nabi saw., dan Nabi menjawabnya
CARA PENYAMPAIAN HADIS DI MASA NABI
Contoh Sanad, Matan, dan Mukharrij Sanad dan Rawi Imam Muslim berkata: Muhammad ibn ‘Ubaid al-
Ghubari telah menceritakan kepadaku, ia berkata: Abū ‘Awānah telah berkata kepadaku, ia berkata: Abu Hushain telah berkata kepadaku, ia berkata: Abu Shālih telah berkata kepadaku, ia berkata: Abu Hurairah telah berkata kepadaku, ia berkata: Nabi berkata:
Al-Sunnah merupakan wahyu Allah. Wajib mengikuti as-Sunnah. Setiap muslim wajib taat kepada Allah
dan Rasul-nya
KEDUDUKAN AL-SUNNAH DALAM SYARIAT ISLAM
al-Sunnah sebagai sumber kedua.
FUNGSI AL-SUNNAH TERHADAP AL-QURAN
Sebagai penjelas dan penjabar, merinci hal-hal yang disebutkan secara global dalam al-Qur’an.
Memberikan pembatasan ayat-ayat yang mutlak, menekankan arti khusus (takhshish) ayat-ayat yang umum, menjelaskan ayat-ayat yang pelik (rumit) dan menguraikan ayat-ayat atau hal-hal yang dikemukakan secara ringkas.
Hadits Qudsi
• Hadits Qudsi = hadits Rabbāni = Hadits Ilāhi
• Hadits yg berupa perkataan disandarkan Rasulullah kepada Allah SWT.
• Lafazh hadits qudsi berasal dari Nabi dan maknanya dari Allah, Allah sampaikan kepada Nabi melalui ilham atau mimpi, atau jalan lain.
Ciri Hadits Qudsi
1. الله BالBق atau الله Dو<لDقB Allah = يberkata: .....
2. Fالله Dو<ل Dس Bر BالBق BعBالBى ت Fه@ ب Bر عBن< Fه> وFي Dر< ي <مBا فFي Bمr ل BسBو Fه> Bي عBل Dالله Rasulullah saw = صBلrى
bersabda, berdasarkan yg diterima dari Tuhannya.
3. Dan kata-kata lain yg semakna dg itu.
Contoh:
Nabi bersabda, Allah Taala berfirman, Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yg shaleh sesuatu yg tidak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telingan, tak pernah tersirat di hati seorang manusia. Karena itu, bacalah, jika kau kehendaki, maka tak seorang pun yg mengetahui sesuatu yg menyejukkan mata memandangnya, yg disembunyikan bagi mereka, sebagaimana balasan atas yg mereka kerjakan).(Muttafaq ‘Alaih)
Sejarah Singkat Perkembangan al-Hadits
1. Perkembangan Hadits:Masa wahyu dan pembentukan hukum (pada zaman Nabi (13 SH -11 H).
2. Masa pembatasan riwayat (masa Khulafaur Rasyidin (12 - 40 JH.).
3. Masa pencarian hadits (masa generasi Tabiin dan sahabat-sahabat muda: 40- akhir abad I H.).
4. Masa pembukuan hadits (permulaan abad ke-II H.).
4. Masa penyaringan dan seleksi ketat (awal abad III sampai akhir abad ke III H.).
5. Masa penyusunan kitab-kitab koleksi (awal abad IV- jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H).
6. Masa pembuatan kitab-kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab-kitab takhrij, dan penyusunan koleksi yg lebih umum (656 H dan seterusnya).
Sejak masa Nabi sudah ditulis, sifatnya sangat khusus dan terbatas.
Secara resmi ditulis dan dikodifikasikan oleh Imam al-Zuhri (50-124 H) pada masa khalifah ‘Umar ibn Abdul Aziz, (99 -101 H).
Tujuan pengkodifikasian tersebut = menghindari masuknya hadits-hadits palsu.
Penulisan dan Kodifikasi Hadits
KITAB-KITAB HADIS
1. Al-Bukhari2. Muslim 3. Abu Dawud 4. An-Nasai 5. At-Tirmidzi 6. Ibnu Majah
Kutubus Sittah
Disusun oleh Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Ju’fi al-Bukhari. Lahir di Bukhara (194-256 H/ 810-879 M). Kitab ini berisi 7.275 buah hadits, menempati peringkat teratas dlm kesahihahannya.
Kitab ini mendapatkan perhatian yg sangat besar dari para ulama hadits. Mereka menyusun dan membuat kitab syarah (penjelasan) bagi semua hadits yg dimuat dlm kitab tersebut, tidak kurang dari 82 kitab syarah dibuat oleh para ulama.
Kitab Shahih al-Bukhari
Disusun oleh Muslim bin al-Hajjaj Abdul Husain al-Qusyairi al-Nisaburi. Lahir di Nisabur (204-261 H/819 - 875 M).
Berhasil mengumpulkan 300.000 hadis.
Kitab ini berisi 4.000 buah hadits shahih, menempati peringkat kedua sesudah shahih Bukhari.
Kitab Shahih Muslim
Muttafaq Alaih Kedua kitab shahih ini (Bukhari
dan Muslim) dikenal dg sebutan shahihain (dua shahih).
Disusun oleh Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi Al-Sijistani (202-275 H/ 817 - 888 M).
Jumlah hadits dlm sunan Abu Dawud menurut satu pendapat = 4.800 hadits sahih, hasan, dan dhaif.
Kitab Sunan Abu Dawud
Disusun oleh Abu ‘Abdul Rahman Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Bahar bin Sinan al-Nasai, (215- 303 H),
Berisi = 5.761 hadits sahih, hasan, dan dhaif.
Kitab Sunan an-Nasai
Disusun oleh Imam al-Tirmidzi/ Al-Turmudzi. (209 - 279 H.),
Berisi 3.956 hadits shahih, hasan, dan dhaif
Kitab Sunan at-Tirmidzi
Disusun oleh Imam Ibnu Majah (209 -303 H.),
Berisi 4.341 hadits shahih, hasan, dan dhaif
Sunan Ibnu Majah
Seleksi Hadits
dapat diterima sebagai
pedoman, mencakup
hadits shahih dan hasan.
Maqbul Mardud
tidak dapat diterima sebagai
pedoman, mencakup hadits
dlaif maudlu`
Syarat Dpt Diterimanya Matan
Suatu hadits dapat dinilai baik apabila materi hadits:
Tidak bertentangan dg al-Quran atau hadits lain yg lebih kuat,
Tidak bertentangan dg realita, Tidak bertentangan dg fakta sejarah, Tidak pula bertentangan dg prinsip-prinsip
pokok ajaran Islam.
Syarat SanadAdanya persambungan antara pembawa dan penerima
hadits
Syarat diterimanya sanad: Apabila antara pembawa dan penerima hadits benar-benar bertemu/berguru. Apabila ada suatu kaitan pembawa dan penerima hadits diragukan, maka hadits itu tidak dapat dimasukkan dlm kelompok hadits maqbul.
Adil •Islam,baligh, jujur, tidak pernah berdusta, atau membiasakan dosa.
Hafizh •Kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yg dapat dipertanggungjawabkan
SYARAT DPT DITERIMANYA RAWI
Hadits yg diriwayatkan oleh orang banyak yg tidak terhitung jumlahnya karena banyaknya, menurut logika tidak mungkin
mereka sepakat dusta.
HADIS MUTAWATIRAhad
Masyhur
Mutawatir
Perawi lapis pertamanya beberapa orang sahabat atau lapis keduanya beberapa orang tabi’in, sesudah itu tersebar luas diriwayatkan oleh orang banyak yg tak dapat disangka mereka sepakat dusta
HADIS MASYHURAhad
MasyhurMutawatir
Hadits yg diriwayatkan oleh seorang atau lebih, tetapi tidak cukup persyaratannya hingga menjadi peringkat masyhur.
HADIS AHADAhadMasyhurMutawatir
1. hadits yg bersambung sanadnya,
2. diriwayatkan oleh orang yg adil dan kuat ingatannya,
3. tidak terdapat keganjilan (Syadz)
4. dan tidak ada cacat (illat)
Shahih Dlaif
Hasan
Maudlu’
Hadits Shahih
Shahih Dlaif
Hasan
Maudlu’
Hadits yg memenuhi persyaratan hadits shahih, hanya saja hafalan perawinya kurang baik
Hadits Hasan
Hadits Dlaif
Shahih
DlaifHasa
nMaudlu’
Hadits yg tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hasan.
Misalnya: perawinya dipandang sebagai orang yg bukan
adil, terkenal sering berdusta, tidak terang keadaannya, dan tidak pula banyak riwayatnya, atau terdapat cacat dan keganjilan
Shahih Dlaif
HasanMaudlu’ Hadits Maudlu’
Hadits palsu = hadits yg dibuat oleh seseorang dan dikatakan sebagai kata atau perbuatan Nabi.
Hadits maudhu’ = hakikatnya bukan hadits, maka tidak diperbolehkan menukilnya.
Jika mengutipnya, harus diterangkan kepalsuannya.
PERBEDAAN al-Quran dan al-Hadits PERBEDAAN
al-Quran dan al-Hadits
1• Seluruhnya
disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril,
2• Isi dan redaksi,
seluruhnya dari Allah
3• Nilai
kebenarannya qath’i (absolut),
1• Disampaikan
tidak melalui Malaikat Jibril
2• isi dari Allah
dan redaksi dari Nabi.
3
• Nilai kebenarannya zhanni (hipokretis), kecuali hadits mutawatir.
AL-QURAN AL-HADITS
4• Seluruhnya mesti
dijadikan sebagai pedoman hidup
5• Autentik lafazh dan
maknanya berasal dari Allah
6• Proses
penyampaiannya secara mutawatir
4• Tidak semuanya
dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. *
5 • Tidak seluruhnya autentik.
6• Ada yg mutawatir,
dan kebanyakan tidak
AL-QURAN AL-HADITS
7 7• Bila berbicara soal-soal
akidah atau yg ghaib maka wajib mengimaninya .
• Tidak seluruhnya dapat diimani
*Ada sunnah yg tasyri’ ada pula yg ghairu tasyri’. Ada hadits yg shahih, dlaif, maudlu’(palsu).
1. Latar belakang historis timbulnya hadits-hadits Rasulullah saw
2. Keadaan-keadaan dan hal ihwal yg menjadi sebab datangnya hadis dari Nabi saw.
3. Teksnya terdapat dlm hadits langsung.
Asbāb al-Wurūd
Fungsi Al-Sunnah terhadap Al-Quran
Sebagai penjelas dan penjabar, merinci hal-hal global dlm al-Quran. Misalnya, jumlah rakaat, cara-cara, maupun waktunya, maka diterangkan dlm hadits:
Shalatlah, sebagaimana kamu melihatku shalat
Memberikan pembatasan ayat-ayat yg mutlak, arti khusus ayat-ayat yg umum, yg pelik (rumit).