Ektima
-
Upload
baiqhulhizatilamni -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Ektima
![Page 1: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/1.jpg)
Ektima
Batasan dan uraian umum
Ektima adalah ulkus superfisial dengan krusta di atasnya, disebabkan infeksi
oleh Streptococcus hemolyticus. Insidensnya cukup sering. Ektima dapat terjadi
secara primer, pada kulit normal atau sekunder pada kulit yang telah ada penyakit
kulit lain. Kelainan ini seringkali diawali dengan gigitan serangga atau trauma ininor.
Manifestasi klinis
Anamnesis
dapat diawali dengan keluhan gatal, nyeri, dengan penyernbuhari yang lambaL
Keadaan umum baik, gejala sistemik jarang ditemukan, tetapi dapat disertai demam
dan adanya pembesaran kelenjar getah bening regional.
Status dermatologikus
Pada daerah bokong, paha, dan tungkai bawah ditemukan vesikel atau pustul di
atas dasar eritematosa dan krusta tebal berwarna kuning. Jika krusta diangkat ternyata
lekat dan tampak ulkus dangkal. Ulkus dapat bulat atau oval, berukuran 0,5-3,0 cm,
nyeri, dan menyembuh setelah beberapa minggu, sering meninggalkan jaringan parut.
Pemerksaan penunjang
Perneriksanaan sediaan langsung : menemukan kuman streptokokus dad bahan
pus atau kerokan dasar krusta yang diwarnai Gram.
Kultur dan resistensi : bila ektima berulang
Kriteria diagnosis
Diagnosis ditegakkan dan anamnesis, manifestasi klinis dan pemeriksaan
penunjang.
Tata laksana
Sistemik
Antibiotik → bila lesi cukup banyak dan ada pembesaran kelenjar getah bening.
Misalnya :
![Page 2: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/2.jpg)
Penisilin resisten penisilinase : kloksasilin, dikloksasilin, fluokioksasilin,
Eritroinisin 30-50 mg/kg EB/hari dibagi 3 dosis, selama 5-7 hari.
Linkoinisin, klindainisin dan sefalosporin
Pengobatan simtomatik dapat diberikan bila diperlukan, misalnya analgetik
Topikal :
Jika lesi sedikit dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening regional,
krusta diangkat lalu diolesi dengan salap/krim antibiotik 2-3 kali sehari
Misalnya : salap/krim asam fusidat, mupirocin 2%, neoinisin, basitrasin, atau
poliiniksin ß dan basitrasin.
Jika krusta tebal, dapat diberikan kompres terbuka
Misalnya: larutan permanganas kalikus 1/10.000 s/d 1/5000, larutan rivanol 1
, povidon yodium 10%
Pencegahan dan pendidikan
Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain penyuluhan rnengenai higiene
perorangan dan lingkungan
Bila ada penyakit kulit yang lain segera diobati (misalnya gigitan serangga,
dermatitis)
Pemantauan
Dianjurkan kontrol 1 minggu kemudian, bila tidak ada lesi baru obat topikal dapat
dilanjutkan, bila masih ada lesi baru dipertimbangkan penggati antibiotik sistemik.
Bila di lingkungan anak ada yang menderita kelainan kulit serupa segera diobati
mengingat kumannya sangat infeksius dan dapat menjadi sumber penularan
Daftar pustaka
1. Darmstadt GL, Galen WK, Fischer G, Bacterial infections. Dalam: Schachner
LA, Haritea RC, editor Pediatric dermatology, edisi ke-3 Edinburg: Mosby;
2003 .h.990-1057.
2. Mei Kane KS, Ryder JB, Johnson RA, Baden HP, Stratigos A. Ecthyrna.
Dalam: Mei Kane KS; Ryder JB, Johnson RA, Baden HP, Stratigos A, Editor.
![Page 3: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/3.jpg)
Color atlas & synopsis of pediatric dermatology, edisi kei. New York: Mc
0mw - Hill; 2002.h.458-9.
3. Djuanda A. Pioderma. Dalam; Djuanda A, Hamzah M, Aisah 5, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelainin, edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
1999.h.55-61.
![Page 4: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/4.jpg)
Infeksi virus varisela
Batasan dan uraian umum
Penyakit ini menyebar di seluruh dunia, sangat menular, masa penularan 1-2
hari sebelum eksantema timbul sampai 4-5 hari setelah atau pada saat vesikel terakhir
menjadi krusta. Pada pasien imunokompromais, vesikel tumbuh terw sampai satu
minggu lebih, dan masa penularan lebih lama dan pasien dengan status imun normal.
Masa inkubasi rata-rata 14-15 hari. Penularan melalui pemapasan dan penyebaran
diduga dapat melalui kontak langsung. Biasanya penyakit ini sekali menyerang
memberi perlindungan jangka panjang, kecuali pada penderita imunokompromais
atau pada pasien dengan obat-ohat imunosupresif
Manifestasi klinis
Anamnesis
Pada anak jarang dijumpai gejala prodromal, keluhan diawali dengan tancla
dikulit. Pada saat ini dapat disertai malese dan demam. Pada anak besar atau dewasa
gejala prodromal timbul 2-3 hari sebelum tanda kulit. Prodromal berupa demam,
menggigil, malese, nyeri kepala, anoreksia, nyeri tulang, nyeri tenggorok, dan batuk
kening.
Pemeriksaan fisis
Status generalis : orang dewasa demam, tampak sakit sedang sampai berat.
Gejala prodrornal antara lain: malese, demam, dan nyeri kepala
Status dermatologikus
Erupsi kulit terutama di daerah badan perjalanan morfologik berurutan dan papul
eritematosa, vesikel seperti tetesan embun, pustul, diakhiri dengan krusta. Setiap lesi
memiliki perkembangan berlainan sehingga timbul gambaran polimorfik, kelainan
kulit berjalan sentrifugal (dan tengah ke perifer)
Komplikasi : bronkopneumonia, meningitis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sediaan apus Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
![Page 5: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/5.jpg)
Kriteria diagnosis
Berdasarkan pemeriksaan klinis
Tata laksana
Topikal
Usahakan agar vesikel tidak pecah dan cegah infeksi sekunder dengan :
Pemberian bedak salisil 2% untuk mengurangi gatal, dapat pula diberikan
losio kalainin, kamfora atau mentol 0,25% pada lesi yang belum pecah.
Harus tetap mandi bila sudah tidak demam. Dapat diberikan permanganas
kalikus 1/10000
Bila sudah stadium krustasi dapat diberikan salep/krim antibiotik
Bila timbul ulserasi dapat diberikan salap perangsang granulasi dan epitelisasi,
misalnya salap salisil 2% bersamaan dengan pemberian salap atau krim
antibiotik
Sistemik
Simtornatik untuk gejala prodromal
Bila erupsi kulit kurang dan 24 jam dapat diberikan asikiovir 5x800 mg/hari,
atau valasikiovir 3x1000 mg/hari atau famsikiovir 3 x 500mg/hari selama 7
hari.
Bila terjadi meningitis atau vireinia lainnya dapat diberikan asikiovir intravena
dengan dosis 10 mg/kgbb/hari, tiga kali sehari.
Awasi adanya infeksi bakteri, sehingga diperlukan antibiotik yang sesuai,
misalnya pada otitis media, selulitis, sepsis, meningitis, osteoinielitis dan
pneumonia
Kriteria penyembuhari
Erupsi kulit stadium krustasi selesai
Pencegahan dan pendidikan
Istirahat selama erupsi sampai fase krustasi selesai
Makanan lunak untuk lesi di daerah mulut dan kerongkongan
Daftar Pustaka
![Page 6: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Straus SE, Oxrnan MN, Schmader KE. Varicella and herpes zoster. Dalam:
Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Pitzpatric TB (ed).Derrnatoiogy in General
Medicine, Edisi ke-6. New York : Mc Graw-Hill, 2003:2070-85.
Batasan dan Uraian Umum
Penyakit ini terjadi sporadic sepanjang tahun tanpa mengenal musim, dikenal
sebagai reaktivitas infeksi laten endogen virus verisela zoster. Insidens herpes zoster
ditentukan oleh factor hubungan hospes dan virus, antara lain usia, 2/3 kasus
dilaporkan usia > 50 tahun dari 10 % usia <20 tahun. Herpes zoster jarang dijumpai
pada usia dini, namun bila terjadi kemungkinan dihubungkan dengan terjadinya
verisela saat kehainilan. Penyakit ini menular, namun factor penularannya kecil
dibandingkan dengan verisela.
Manifestai klinis
Anambesis
Gejala hepers zoster biasanya ditandai dengan nyeri, parestesia sepanjang
dermatom, gatal, rasa terbakar mulai dari ringan sampau berat. Nyeri dapat
menyerupai pleuritis, infrak jangtung, nyeri duodenum, kolesistitis, kolik ginjal atau
empedu, apendisitis bergantung pada derah yang terkena. Gejala konsitusi juga dapat
dijumpai, misalnya, nyeri kepala, malese, dan demam. Gejala prodromal dapat
berlangsung selama beberapa hari sampai dengan saru minggu.
Pemeriksaan Fisis
Status Generalis
Keadaan umum dapat bervariasi dari ringan sampai berat, pasien dapat tampak
sakit berat bila kelainannya menyerang daerah muka.
Status Dermatoloikus
o Gejala prodromal : local nyeri otot, tulang, pegal, gatal hiperestesia dan lain-
lain sistemik malese, demam, pusing
o Erupsi kulit berkembang berurutab kulit eritematosa kemudian timbul papul
dan vesikel berkelompok. Kemudian vestikel jernih menjadi keruh dan
mengalami stadium krustasi
o Infeksi lanjut : herpes zoster oftalinika, sindrom ramsay hunt dan diseininata
o Komplikasi : neuralgia pasca heroetik ( NPH)
![Page 7: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/7.jpg)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sediaan apus tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
Criteria Diagnosis
Berdasarkan manifestasi klinis
Tata Laksana
Topikal
Usahakan agar vesikel tidak pecah dan cegah infeksi sekunder dengan :
Pemberian bedak salisil 2 %
Bila vesikel sudah pecah atau krustasi dapat diberikan salap/krim
antibiotic
Bila timbul ulserasi dapat diberikan salap oerangsang gralunasi dan
epitelisasi contoh salep selsil 2 % selain pemberian salam krim antibiotic
Sistemik
Simtomatik untuk gejala prodromal
Bila erupsi kulit kurang dari 72 jam dapat diberiklan siklovir 5 x 800
mg/hari atau valasiklovir 3 x 1000 mg/hari atau famsiklovir 3x500 mg/hari
selama 7 hari.
Bila terjadi meningitis atau vireinia lainnya dapat diberikan asiklovir
intravena dengan dosis 10 mg/kg BB/hari, tiga kali sehari.
Bila erupsi timbul diarea oftalinik, konsulkan ke departemen mata
Bila terjadi gangguan keseimbangan dan vertigo, tinnitus, nistagmus,
gangguan pendengaran, konsulkan kedepartemen THT
Bila pasien dengan predusposisi NPH dapat segera diberi ainitriptilin 10 –
12.5mg/1x perhari atau gabapentin 100 – 300mg/1x perhari sebagai
analgenetiknya.
Asiklovir dapat diberikan pula pada keadaan :
o Usia 50 tahun dengan lesi lebih dari tiga hari
o Komplikasi mata
o Sindroma ramsay hunt
o Penderita dengan imunokompromasis
![Page 8: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/8.jpg)
o Masih timbul lesi bari walaupun erupsi sudah lebih dari 3 hari.
Neuralgia pasca herpetic merupakan komplikasi yang sering muncul pada
pasien berumur 60 tahun yang ditandai dengan nyeri spotan/alodinia
kostan/interinitten, rasa terbakar/tertusuk, dan lain sebagainya.
Pengobatan Neuralgia Pasca Herpetik
Analgetik :
o Ainitriptilin 12.5 – 25 mg/hari, bila tidak teratasi dosis dititrasi setiap
3-5 hari sampai dosis maksimal 75 mg. kalau tidak ada perubahan
konsul neurologi.
o Atau gabapetin 100-300mg/hari, bila tidak ada respons dosis
ditingkatkan pada hari ke 3 dan seterusnya sampai dosis makasimal
1800-3600mg/hari
Topikal kapsaisin krim 0,025-0,075% lidokain patch 5 %
Kriteria penyembuhari
Erupsi kulit stadium krustasi selesai.
Pencegahan dan Pendidikan
Istirahat selama ada erupsi sampai stadium krustasi
Tidak menggaruk lesi
Daftar Pustaka
1. Straus SE, Ox man MN, Schmader KE. Varicella and herpes zoster. Dalam:
Frcedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Fitzpatric TB (ed).Dermatology in General
Medicine, Edisi ke-6. New York: Mc Graw-Hill, 2003:2070-85.
2. Herpes zoster and postherpetic neuralgia: prevention and management. Mounsey
AL, Matthew LG, Slawson DC. Am Fam Physician 2005 :72: 1075-80.
![Page 9: Ektima](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082414/55cf8d275503462b13927758/html5/thumbnails/9.jpg)