Eksum
description
Transcript of Eksum
![Page 1: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/1.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
I. Pendahuluan
Berdasarkan pasal 16 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan pasal 82 Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang disebutkan
bahwa rencana tata ruang dapat ditinjau kembali. Sedangkan
berdasarkan pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang bahwa dalam kondisi lingkungan strategis tertentu
yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan dan/atau ditetapkan dengan
Undang-Undang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ditinjau
kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) sebagai instrumen dan matra
spasial pembangunan nasional, keserasian antarwilayah dan
antarsektor, serta perwujudan pertahanan dan keamanan Negara yang
pelaksanaannya memiliki batas waktu selama 20 tahun. Selama batas
waktu tersebut, RTRWN bersifat dinamis yang artinya bahwa RTRWN
melihat kesesuaian antara rencana tata ruang yang termuat dengan
kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika internal yang terjadi untuk
kemudian dilakukan proses peninjauan kembali.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menjadi acuan
penyusunan rencana pembangunan daerah dan rencana tata ruang
wilayah provinsi/kabupaten/kota masih berjalan pada tahap kesatu
perencanaan (5 tahun), sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali
untuk 5 tahun pertama. Proses peninjauan kembali merupakan proses
yang meliputi kajian, evaluasi dan penilaian yang dilakukan satu kali
dalam 5 (lima) tahun atau dapat kurang dalam 5 (lima) tahun apabila
terjadi perubahan lingkungan strategis seperti terjadi bencana alam
skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan,
Executive Summary 1
![Page 2: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/2.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
perubahan dalam peraturaran perundang-undangan dan kebijakan
nasional yang yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi
dan/atau dinamika internal provinsi yang mengubah kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional.
Sejak RTRWN ditetapkan, telah terjadi banyak perubahan
kebijakan daerah dan berbagai dinamika dalam pembangunan di
daerah. Sejak tahun 2008 telah banyak peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan dan memberi dampak pada perubahan
arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional.
Selain itu juga telah terjadi berbagai fenomena bencana, diantaranya
seperti banjir, longsor dan kekeringan, gunung meletus, gelombang
tsunami, yang terjadi secara merata di berbagai wilayah di Indonesia
pada paling tidak 5 tahun belakangan ini. Hal ini pada dasarnya,
merupakan indikasi yang kuat terjadinya ketidakselarasan dalam
pemanfaatan ruang, antara manusia dengan alam maupun antara
kepentingan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.
Pada Tahun 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 5
Tahun 2012 sehingga substansi yang berkaitan dengan aspek struktur
ruang, pola ruang, dan kawasan strategis perlu dilakukan penilaian
substansi yang dianggap strategis untuk dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional agar didapatkan masukan baru dan gagasan yang inovatif
untuk mempertegas peran dan fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional yang telah memperhatikan dinamika perkembangan wilayah
yang berada pada Provinsi Jawa Timur.
Mengingat penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah harus
disusun berdasar kantop down planning dan bottom up planning, maka
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional perlu memperhatikan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah ProvinsiTahun 2011-2031 dan perkembangan
daerah di Jawa Timur agar berhasil guna bagi peninjauan kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional secara mendalam.
Oleh karena itu dalam rangka pelaksanaan kegiatan peninjauan
kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) diperlukan
Executive Summary 2
![Page 3: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/3.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
perumusan substansi penataan ruang Jawa Timur mengenai aspek-
aspek yang terkait dengan adanya dinamika perkembangan penataan
ruang di Jawa Timur sehingga didapatkan berbagai gambaran
mengenai perubahan lingkungan strategis baik yang disebabkan oleh
berbagai isu terbaru maupun akibat ditetapkannya peraturan
perundang-undangan baru yang terkait dengan penataan ruang
terutama berkaitan dengan substansi kebijakan spasial pembangunan
kewilayahan dan sectoral yang mengikat dimana nantinya menjadi
rekomendasi bagi Pemerintah Pusat untuk mempertegas peran dan
fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai kebijakan spasial
pembangunan kewilayahan dan sektoral yang mengikat.
II. Analisa Substansi RTRW Nasional Dengan RTRW Provinsi
Jawa Timur
1.1. Metodologi Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pendekatan yang digunakan dalam pekerjaan Perumusan
Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) meliputi:
1. Pendekatan diskusi.
2. Pendekatan Kebijakan Tata Ruang
Executive Summary 3
![Page 4: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/4.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Gambar 1 KEDUDUKAN PERENCANAAN TATA RUANG
3. Pendekatan persandingan
1.2. METODE ANALISIS
1.2.1.Analisa Masukan Dinas-Dinas Terkait
Untuk pengolahan data masukan dari dinas-dinas di Jawa Timur
dalam Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam
Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) digunakan analisa kuantitatif dengan analisa Deskriptif.
Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran
umum dan isu strategis dilihat dari tuap-tiap sektor yang ditangani
oleh dinas-dinas terkait guna memperkaya kajian dalam rangka
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Executive Summary 4
![Page 5: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/5.jpg)
RTRW NASIONAL
RTRW PRPVINSI
PENYESUAIAN SUBSTANSI
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.2.2.Analisa Kebijakan dan Perumusan Substansi
Dalam analisis kesesuaian Rencana Tata Ruang yang bersifat
evaluatif, dilakukan kajian yang bersifat cross-sectional antara
dokumen Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional. Jenis analisis evaluatifnya adalah
Deskriptif Kualitatif dengan pembuatan Tabel Persandingan.
Deskriptif Kualitatif dengan pembuatan Tabel Persandingan yang
digunakan untuk evaluasi kesesuaian antara Rencana Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
sehinga diketahui ada tidaknya perbedaan antar keduanya serta perlu
ditambahkan ada tidaknya isu-isu strategis Provinsi yang berpengaruh
pada lingkup nasional.
Substansi kajian kebijakan berupa tabel persandingan yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 2. Bagan Alir Dan Tabel 1
berikut:
Gambar 2. BAGAN ALIR PERSANDINGAN SUBSTANSI
Executive Summary 5
![Page 6: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/6.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Tabel 1. Persandingan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 23 ayat (6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011—2031
Substansi sudah sesuai merujuk pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan- Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
4. Dst…………
Substansi sudah sesuai merujuk pada peraturan perundangn yang terkait dengan penyusunan Penataan Ruang
Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN 2011-2031
Substansi sudah sesuai
1.
BAB I KETENTUAN
BAB I KETENTUAN1. Rencana Tata Ruang Wilayah
BAB I KETENTUAN1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
Substansi sudah sesuai
Executive Summary 6
![Page 7: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/7.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
UMUM Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
5. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
6. Wilayah nasional adalah seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.4. Kabupaten/Kota adalah kabupaten/kota di Jawa Timur.5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
7. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
8. Struktur Ruang adalah susunan sistem pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
9. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya yang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsiona.
11. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang
Executive Summary 7
![Page 8: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/8.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
7. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
8. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
9. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi S D A , sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
10. Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang
yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.
11. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun
12. Dst……yangsebagailingkungan tempat tinggal
yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.
12. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
13. Dst……
Executive Summary 8
![Page 9: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/9.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
BAB IIRUANG LINGKUP DAN FUNGSI RTRW PROVINSI JAWA TIMURRuang Lingkup
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur memuat:1.3. visi, misi, tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi;1.4. rencana struktur ruang wilayah provinsi;1.5. rencana pola ruang wilayah provinsi;1.6. penetapan kawasan strategis provinsi;1.7. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan1.8. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.2. Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur mencakup perencanaan seluruh wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur, yang meliputi daratan seluas kurang lebih 4.779.975 Ha terdiri dari 38 Kabupaten/Kota, wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari garis pantai, ruang di dalam bumi serta wilayah udara,Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai pedoman:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
Substansi dalam bab ini khusus untuk RTRW Provinsi Jawa Timur.
Executive Summary 9
![Page 10: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/10.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
daerah;c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah provinsi;d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;f. penataan ruang kawasan strategis provinsi; dang. penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
2.
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONALPenataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b. keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANGVisi Penataan Ruang Provinsi adalah “terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.Misi penataan ruang adalah mewujudkan:
a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi;
b. pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia;
c. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi;
d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;
e. optimasi fungsi budi daya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global;
f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh pemangku
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan, untuk RTRWN bab II, sedangkan RTRW Provinsi Jawa Timur bab III.
RTRW Provinsi Jawa Timur ada tambahan Visi dan Misi
Executive Summary 10
![Page 11: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/11.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
dalamruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f. pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan
i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional
kepentingan; dang. kemudahan bagi pengembangan investasi daerah
serta peningkatan kerja sama regionalPenataan Ruang Wilayah Provinsi bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem metropolitan
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi meliputi pengembangan:a. wilayah;b. struktur ruang;c. pola ruang; dan
d. kawasan strategis
3.
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
BAB IVRENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab III, RTRW Provinsi Jawa Timur bab IV.
Umum 1. Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:a. sistem perkotaan nasional;b. sistem jaringan transportasi
1. Rencana struktur ruang wilayah provinsi terdiri atas:a. sistem pusat pelayanan; danb. sistem jaringan prasarana wilayah provinsi.
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi digambarkan
Untuk muatan umum Rencana struktur ruang wilayah,
Executive Summary 11
![Page 12: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/12.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
nasional;c. sistem jaringan energi nasional;d. sistem jaringan telekomunikasi
nasional;e. sistem jaringan sumber daya air.
2. Rencana struktur ruang wilayah nasional digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:1.000.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
dengan ketelitian peta skala 1:250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Sistem Perkotaan
PKN KawasanPerkotaan (Gerbangkertosusila) MalangPKW Probolinggo Tuban Kediri Madiun Banyuwangi Jember Blitar Pamekasan Bojonegoro Pacitan
a. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto– Surabaya–Sidoarjo–Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang;
b. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;
c. PKWP : Pasuruan dan Batu;d. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung,
Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan
Sistem Perkotaan, khusus untuk PKN dan PKW suda sesuai, usulan PKWP : Pasuruan dan Batu RTRW Provinsi Jawa Timur
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Transportasi Sistem Jaringan Transportasi Sudah sesuai substansi
Executive Summary 12
![Page 13: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/13.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
- Sistem Jaringan Transportasi Darat
- Sistem Jaringan Transportasi Darat - Sistem Jaringan Transportasi Darat Sudah sesuai substansi
Jaringan Jalan
Jalan Bebas Hambatan Antar Kota Mantingan – Ngawi Ngawi – Kertosono Kertosono – Mojokerto Mojokerto – Surabaya Surabaya – Madura Gempol – Pandaan Pandaan – Malang Gempol – Pasuruan Pasuruan – Probolinggo Probolinggo – Banyuwangi Gresik-Tuban
Jalan Bebas Hambatan Dalam Kota
Surabaya – Gempol Surabaya – Gresik Waru (Aloha)–Wonokromo–Tanjung
Perak SS Waru – Bandara Juanda Bandara Juanda-Tanjung Perak
Jaringan jalan nasional terdiri atas jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, jaringan jalan strategis nasional, dan jalan tol.
1. Jaringan jalan arteri primer
1. Jalan bebas hambatan yang sudah ada meliputi:a. jalan bebas hambatan antarkota, yaitu:
Jembatan Surabaya–Madura (Jembatan Suramadu).
b. jalan bebas hambatan dalam kota meliputi: Surabaya–Gempol; Surabaya–Gresik; dan Simpang Susun (SS) Waru–Bandara Juanda.
2. Rencana pengembangan jalan bebas hambatan meliputi:a. jalan bebas hambatan antarkota :
1) Mantingan–Ngawi;2) Ngawi–Kertosono;3) Kertosono–Mojokerto;4) Mojokerto–Surabaya;5) Gempol–Pandaan;6) Pandaan–Malang;7) Gempol–Pasuruan;8) Pasuruan–Probolinggo;9) Probolinggo–Banyuwangi;10) Gresik–Tuban;11) Demak–Tuban;12) Porong–Gempol; dan13) Surabaya-Suramadu-TanjungBulupandan
b. jalan bebas hambatan dalam kota meliputi:1) Waru (Aloha)–Wonokromo–Tanjung Perak; dan
Jalan bebas hambatan antar kota yang sudah ada dalam RTRWP adalah Jembatan Surabaya–Madura (Jembatan Suramadu).
Rencana pengembangan jalan bebas hambatan antarkota (RTRWP):
Gresik–Tuban; Demak–Tuban; Porong–Gempol; Surabaya-Suramadu-
Tanjung-Bulupandan
Kriteria jaringan jalan strategis nasional dan jaringan jalan tol ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, secara detail dibahas dalam
Executive Summary 13
![Page 14: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/14.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
dikembangkan secara menerus dan berhierarki berdasarkan kesatuan sistem orientasi untuk menghubungkan:
a. antar-PKN;b. antara PKN dan PKW; dan/atauc. PKN dan/atau PKW dengan
bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/tersier dan pelabuhan internasional/nasional.
2. Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar-PKW dan antara PKW dan PKL.
3. Jaringan jalan strategis nasional dikembangkan untuk menghubungkan:a. antar-PKSN dalam satu kawasan
perbatasan negara;b. antara PKSN dan pusat kegiatan
lainnya; danc. PKN dan/atau PKW dengan
kawasan strategis nasional.4. Jalan tol dikembangkan untuk
mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional.Kriteria jaringan jalan strategis nasional dan jaringan jalan tol
2) Bandara Juanda–Tanjung Perak.
3. Jalan nasional arteri primer meliputi: Surabaya–Malang; Surabaya–Mojokerto–Jombang–Kertosono–Nganjuk–
Caruban–Ngawi–Mantingan; Surabaya–Lamongan–Widang–Tuban–Bulu (Batas
Jateng); Surabaya–Sidoarjo–Gempol–Pasuruan–Probolinggo–
Situbondo–Banyuwangi; dan Kamal–Bangkalan–Sampang–Pamekasan–Sumenep–
Kalianget4. Jalan nasional kolektor primer meliputi:
Gresik–Sadang–Tuban; Babat–Bojonegoro–Padangan–Ngawi; Ngawi–Maospati–Madiun–Caruban; Mojokerto–Mojosari–Gempol; Glonggong–Pacitan–Panggul–Durenan–Tulungagung–
Blitar–Kepanjen–Turen–Lumajang–Wonorejo–Jember– Gentengkulon–Jajag–Benculuk–Rogojampi– Banyuwangi;
Tulungagung–Kediri–Kertosono; Malang–Kepanjen; Wonorejo–Probolinggo; Srono–Muncar; dan Ploso–Pacitan–Hadiwarno.
5. Jalan strategis nasional rencana meliputi: Jalan Merr II-C (Surabaya); Jalan Lingkar Timur Sidoarjo (Sidoarjo);
RTRWP
Executive Summary 14
![Page 15: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/15.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jalan Airlangga (Mojosari); Padangan–Batas Jawa Tengah (Cepu); Madiun–Batas Kabupaten Ponorogo; batas Kabupaten Madiun–Ponorogo; Ponorogo–Dengok; Jalan Diponegoro (Ponorogo); Jalan Alun-Alun Barat (Ponorogo); Jalan Gatot Subroto (Ponorogo); Dengok–Batas Kabupaten Trenggalek; Trenggalek–Batas Kabupaten Ponorogo; Jalan Soekarno Hatta (Trenggalek); Jalan Panglima Sudirman (Trenggalek); Jalan Yos Sudarso (Trenggalek); Jalan Mayjen Sungkono (Trenggalek); Panggul–Manjungan–Prigi; Durenan (Jalan Raya Tulungagung)–Prigi; Prigi–Ngrejo; Ngrejo–Batas Kabupaten Tulungagung/ Kabupaten
Blitar; Batas Kabupaten Tulungagung/Kabupaten Blitar–
Pantai Serang; Pantai Serang–Batas Kabupaten Malang; Batas Kabupaten Malang–Wonogoro; Wonogoro–Sendangbiru; Sendangbiru–Talok; Jarit–Batas Jember; Batas Jember–Puger; Puger–Sumberejo; Sumberejo–Tengkinol;
Executive Summary 15
![Page 16: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/16.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Tengkinol–Glenmore; Situbondo–Garduatak; Garduatak–Silapak; Silapak–Paltuding; Paltuding–Banyuwangi; Bangkalan–Pelabuhan Tanjung Bumi; Krian By Pass–Legundi; Legundi–Pertigaan Bunder; Ponorogo–Biting; Jalan Trunojoyo (Ponorogo); Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo); Bangkalan–Tanjung Bulupandan–Ketapang–Sotabar–
Sumenep; dan Kamal–Kwanyar–Modung–Sampang.
Jaringan Jalur Kereta Api
Jaringan jalur kereta api terdiri atas:a. jaringan jalur kereta api umum; danb. jaringan jalur kereta api khusus
Jaringan jalur kereta api antar kota dan perkotaan beserta prioritas pengembangannya ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.
Jaringan jalur kereta api umum di Jawa Timur yang sedang dalam kondisi operasional saat ini adalah jalur-jalur sebagai berikut:
a. Jalur Utara : Surabaya (Pasar Turi)–Lamongan–Babat–Bojonegoro–Cepu
b. Jalur Tengah : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–Surabaya (Wonokromo)–Jombang–Kertosono–Nganjuk–Madiun–Solo
c. Jalur Timur : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–Surabaya (Wonokromo)–Sidoarjo–Bangil–Pasuruan–Probolinggo–Jember–Banyuwangi
Rencana pengembangan jalur perkeretaapian ganda ditujukan pada jalur-jalur perkeretaapian sebagai berikut:
a. Jalur Utara : Surabaya (Pasar Turi)–Lamongan–Babat–
Dalam RTRWN, Jaringan jalur kereta api antarkota dan perkotaan beserta prioritas pengembangannya ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.
Executive Summary 16
![Page 17: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/17.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Bojonegoro–Cepub. Jalur Tengah : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo)–Jombang–Kertosono–Nganjuk–Madiun–Solo
c. Jalur Timur : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–Surabaya (Wonokromo)–Sidoarjo–Bangil–Pasuruan–Probolinggo–Jember–Banyuwangi
d. Jalur Lingkar : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–Surabaya (Wonokromo)–Sidoarjo–Bangil–Lawang–Malang–Blitar–Tulungagung–Kediri–Kertosono–Surabaya
e. Sidoarjo – Tulangan – Tarikf. Gubeng – Juanda.
Rencana konservasi jaringan jalur kereta api mati di Provinsi Jawa Timur ditujukan pada jalur kereta api mati potensial yaitu sebagai berikut:
a. Bojonegoro – Jatirogob. Madiun – Ponorogo – Slahungc. Mojokerto Mojosari – Porongd. Ploso – Mojokerto – Kriane. Malang – Turen – Dampitf. Malang – Pakis – Tumpangg. Babat – Jombangh. Babat – Tubani. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan –
Sumenep j. Jati – Probolinggo – Paitonk. Klakah – Lumajang – Pasirianl. Lumajang – Gumukmas – Balung – Rambipujim. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat – Jember
Executive Summary 17
![Page 18: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/18.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
n. Rogojampi-Benculuko. Perak – Wonokromo (bekas jalur Trem)
Jaringan Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan
1. Jaringan transportasi sungai dan danau:a. pelabuhan sungai dan pelabuhan
danau; danb. alur pelayaran untuk kegiatan
angkutan sungai dan alur pelayaran untuk kegiatan angkutan danau.
2. Pelabuhan dan alur pelayaran sungai dan danau beserta prioritas pengembangannya ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi sungai dan danau
Pelabuhan penyeberangan yang sudah ada di Provinsi Jawa Timur meliputi:
a. pelabuhan pelayanan penyeberangan dengan pelayanan antarprovinsi, meliputi: Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya
b. Pelabuhan pelayanan penyeberangan dengan pelayanan antar kabupaten/kota dalam provinsi, meliputi: Pelabuhan Ujung di Kota Surabaya Pelabuhan Kamal di Kabupaten Bangkalan Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo Pelabuhan Kalianget di Kabupaten Sumenep
c. Pelabuhan pelayanan penyeberangan dengan pelayanan dalam wilayah kabupaten/kota, : Pelabuhan Kalianget, Pelabuhan Kangean dan
Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Bawean di Kabupaten
Gresikd. Rencana pengembangan pelabuhan untuk kepentingan
penyeberangan dengan pelayanan antar provinsi, meliputi : Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi Pelabuhan Paciran di Kabupaten Lamongan
Dalam RTRWN Pelabuhan dan alur pelayaran sungai dan danau beserta prioritas pengembangannya ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang transportasi sungai dan danau
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Sistem Jaringan Transportasi Laut Sistem Jaringan Transportasi Laut Sudah sesuai substansi
Executive Summary 18
![Page 19: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/19.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Tatanan Kepelabuhanan
Tatanan kepelabuhanan terdiri atas: a. pelabuhan umum; dan b. pelabuhan khusus
Pelabuhan Internasional, Tanjung Perak dalam satu sistem dengan Tanjung BumiPelabuhan Nasional Gresik
1) Pelabuhan laut yang sudah ada terdiri atas1. Pelabuhan utama meliputi:
a. Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik, Pelabuhan Socah di Kabupaten Bangkalan, dan untuk jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Kabupaten Bangkalan
b. Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi
2. Pelabuhan pengumpul meliputi:a. Pelabuhan Gelon di Kabupaten Pacitanb. Pelabuhan Sampang/Taddan di Kab Sampangc. Pelabuhan Sendang Biru di Kabupaten Malangd. Pelabuhan Prigi di Kabupaten Trenggaleke. Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan.
2) Rencana pengembangan pelabuhan laut meliputi:a. pelabuhan utama yang terdiri atas:
1. Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik, Pelabuhan Socah di Kabupaten Bangkalan, dan untuk jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Kabupaten Bangkalan; dan
2. Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi.
RTRWPRencana pengembangan pelabuhan laut meliputi:
a. pelabuhan utama yang terdiri atas: Pelabuhan Tanjung
Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik, Pelabuhan Socah di Kabupaten Bangkalan, dan untuk jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Kabupaten Bangkalan; dan
Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi.
b. pelabuhan pengumpul
Executive Summary 19
![Page 20: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/20.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
b. pelabuhan pengumpul meliputi:1. pelabuhan Gelon di Kabupaten Pacitan;2. Pelabuhan Sampang/Taddan di Kabupaten
Sampang;3. Pelabuhan Sendang Biru di Kabupaten Malang;4. Pelabuhan Prigi di Kabupaten Trenggalek; dan5. Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan.
c. pelabuhan pengumpan meliputi:1. Pelabuhan pengumpan regional berupa
Pelabuhan Tuban di Kabupaten Tuban; dan2. Pelabuhan pengumpan lokal berupa Pelabuhan
Dungkek, Pelabuhan Pagerungan dan Pelabuhan Nunggunung di Kabupaten Sumenep.
meliputi: pelabuhan Gelon di
Kabupaten Pacitan; Pelabuhan
Sampang/Taddan di Kabupaten Sampang;
Pelabuhan Sendang Biru di Kabupaten Malang;
Pelabuhan Prigi di Kabupaten Trenggalek; dan
Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan.
Alur Pelayaran
Alur pelayaran terdiri atas alur pelayaran internasional dan alur pelayaran nasional
Alur pelayaran nasional ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi laut
RTRWN
- Sistem Jaringan Transportasi Udara
Transportasi Udara Nasional Transportasi Udara Sudah sesuai substansi
Tatanan Kebandarudaraan
Tatanan Kebandarudaraan Pusat Penyebaran Primer Juanda Pusat Penyebaran Tersier Abdulrachman
Saleh
Bandar udara umum yang sudah ada meliputia. Pelabuhan pengumpul meliputi:
bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer, yaitu bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo untuk penggunaan internasional utama,
Sudah sesuai RTRWN
Executive Summary 20
![Page 21: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/21.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
regional, dan haji.b. Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
tersier, yaitu bandar udara Abdulrachman Saleh di Kabupaten Malang.c. bandar udara pengumpan meliputi:
1. Bandar udara Blimbingsari di Kab. Banyuwangi;2. Bandar udara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep;3. Bandar udara Noto Hadinegoro di Kab. Jember; dan4. Bandar udara Bawean di Kabupaten Gresik.Rencana pengembangan bandar udara umum meliputi:
a. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer, yaitu:1. bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo;2. alternatif pembangunan bandar udara baru di
Kabupaten Lamongan;b. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
tersier, yaitu peningkatan fungsi bandar udara Abdulrachman Saleh di Kabupaten Malang untuk penerbangan sipil;
Ruang Untuk Penerbangan
Ruang Untuk Penerbangan RTRWN
Sistem Jaringan Energi
Sistem jaringan energi nasionala. jaringan pipa minyak dan gas bumi;b. pembangkit tenaga listrik; danc. jaringan transmisi tenaga listrik.
Sistem jaringan energi RTRWN, Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik
Executive Summary 21
![Page 22: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/22.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi.
- Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi
Sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi
Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas meliputi:
o Beji–Gunung Gangsir–Pandaan panjang 5,37 km;o Wunut–R/S Porong dengan panjang 8,7 km;o Wunut–Taman dengan panjang 28,8 km;o R/S Porong–Kota Sidoarjo panjang 15,3 km;o Cerme–Legundi dengan panjang 20,67 km;o Manyar - Panceng dengan panjang 30,13 km;o Kota Pasuruan dengan panjang 11,08 km;o Pandaan sepanjang 5,6 km;o Jetis sepanjang 20,1 km;o Mojokerto–Jombang dengan panjang 50,09 km;o Panceng–Tuban dengan panjang 70,2 km;o Jombang–Nganjuk dengan panjang 40,1 km;o Kertosono–Kediri dengan panjang 40,3 km;o Bunder–Lamongan dengan panjang 30,08 km;o Lamongan–Babat dengan panjang 29,16 km;o Pandaan–Purwodadi dengan panjang 35,07 km;o Babat–Bojonegoro dengan panjang 35,16 km;o Purwodadi–Lawang dengan panjang 15,08 km;o Nganjuk–Madiun dengan panjang 50,07 km;o Kangean - R/S Porong (Kabupaten Sidoaarjo) -
Kecamatan Bungah (Kabupaten Gresik);
Sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi, Secara detai tertuang dalam RTRWP
Executive Summary 22
![Page 23: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/23.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
o Jaringan gas ke arah utara menjangkau Kecamatano Bungah dan Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;o jaringan gas ke arah selatan terbatas pada Kecamatan
Pandaan, Kabupaten Pasuruan;o Jaringan gas ke arah barat terbatas pada Kota
Mojokerto;o Jaringan gas ke arah timur menjangkau Kabupaten dan
Kota Probolinggo serta Leces;o jaringan pipa minyak, gas, dan bangunan lepas pantai
di Ujungpangkah, Poleng, Ojong, dan di sekitar perairan Pulau Kangean hingga ke provinsi Jawa Tengah dan Pulau Kalimantan.
- Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit Tenaga Listrik Rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi:
a. Plant di Grindulu PS (4 x 250 MW);b. IPP on Going di PLTU Paiton 3-4 (800 MW);c. Percepatan di PLTU Tanjung Awar-Awar (2 x 350 MW);d. PLTU Jatim Selatan (2 x 315 MW);e. PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW);f. Penanganan Krisis di Madura (2 x 100 MW);g. bumi di Ngebel (3 x 55 MW), dan Belawan Ijen (2 x 55
MW).
RTRWN, Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi.
- Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi.
Rencana pengembangan jaringan transmisi dilakukan dengan cara:a. pengembangan sistem transmisi 500 kV,:
Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV di Kediri dan Paiton;
Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait sistem Jawa–Bali di Surabaya Selatan, Ngimbang,
RTRWN, Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik
Executive Summary 23
![Page 24: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/24.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
KebonAgung, dan Ngoro; Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan
proyek pembangkit Paiton–Grati sirkit 3; dan Pembangunan transmisi 500 kV Paiton–Kapal,
termasuk overhead line 500 kV menyeberangi selat Bali (Jawa–Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali;
b. pengembangan sistem transmisi 150 kV melalui: pembangunan GI Baru dan program penambahan
trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik mengenai kapasitas keseimbangan gardu induk, sedangkan penambahan trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur;
pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP, dan PLTP IPP; dan
perkuatan transmisi 150 kV eksisting dilokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria keandalan.
ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang energi.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi nasionalKriteria teknis jaringan terestrial dan jaringan satelit ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi dan Informatika
RTRWN, Kriteria teknis jaringan terestrial dan jaringan satelit ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi
- Jaringan - Jaringan Terstrial Rencana jaringan terestrial meliputi: Substansi secara
Executive Summary 24
![Page 25: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/25.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Terstrial
a. Jaringan terestrial yang menggunakan sistem kabel yang diarahkan untuk melayani seluruh wilayah kabupaten/kota sampai wilayah terpencil; dan
b. Jaringan terestrial yang menggunakan sistem nirkabel atau base transceiver station (BTS) diarahkan untuk melayani seluruh wilayah kabupaten/kota.
detail di bahas dalam RTRWP
- Jaringan Satelit
- Jaringan Satelit Rencana sistem jaringan satelit dapat menggunakan tower ataupun nontower yang melayani wilayah terpencil
Substansi scara detail di bahas dalam RTRWP
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem Jaringan Sumber Daya Air Sistem Jaringan Sumber Daya Air Substans sudah sesuai
- Wilayah Sungai
Brantas dan Bengawan Solo Rencana pengembangan WS, yaitu:a. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;b. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo; danc. WS Lintas Kabupaten/Kota dalam provinsi yang
meliputi:1) WS Welang–Rejoso;2) WS Pekalen–Sampean;3) WS Baru–Bajulmati;4) WS Bondoyudo–Bedadung; dan5) WS Kepulauan Madura.
Sudah sesuai, Rencana pengembangan WS, yaitu:
a. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;
b. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo;
- Cekungan Air Tanah
Cekungan air tanah meliputi cekungan air tanah lintas negara dan lintas provinsi
RTRWN
4.
BAB IV RENCANA POLA RUANG
BAB IV RENCANA POLA RUANG NASIONAL
BAB V RENCANA POLA RUANG PROVINSI Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab IV, RTRW Provinsi Jawa
Executive Summary 25
![Page 26: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/26.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Timur bab V. Umum Rencana pola ruang wilayah nasional
terdiri atas:a. kawasan lindung nasional; danb. kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional.
Rencana pola ruang wilayah provinsi terdiri atas:a. rencana kawasan lindung;b. rencana kawasan budi daya; danc. rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Substansi untuk RTRW Provinsi Jawa Timur ada bahasan rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
Kawasan Lindung
Kawasan Lindung Kawasan Lindung
- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
Rencana kawasan lindung provinsi terdiri atas:a. kawasan hutan lindung;b. kawasan perlindungan setempat;c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya;d. kawasan rawan bencana alam;e. kawasan lindung geologi; danf. kawasan lindung lainnya.
Perberdaan Substansi RTRWN Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
Kawasan Hutan Lindung
a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
b. b.kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen); atau
c. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.
direncanakan untuk mempertahankan luasan kawasan hutan lindung eksisting sebagaimana yang telah ditetapkan berdasarkan SK Menhut 395/KPTS/2011 seluas 344.742,00 Ha atau 7,21 % dari luas Jawa Timur.
direncanakan untuk mempertahankan luasan kawasan hutan lindung eksisting sebagaimana yang telah ditetapkan berdasarkan SK Menhut 395/KPTS/2011
Kawasan Kawasan bergambut ditetapkan RTRWN
Executive Summary 26
![Page 27: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/27.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Bergambut
dengan kriteria ketebalan gambut 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau rawa
Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan
RTRWN
- Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat meliputi:a. sempadan pantai;b. sempadan sungai;c. kawasan sekitar danau atau waduk;d. kawasan sekitar mata air; dane. kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal
Substansi sudah sesu
Sempadan Pantai
Sempadan pantai ditetapkan dengan kriteria:
a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai
1. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
2. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.Sempadan pantai di wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi:a. Wilayah pesisir kepulauan Jawa Timurb. Sempadan pantai utara Jawa Timurc. Sempadan pantai timur Jawa Timurd. Sempadan pantai selatan Jawa Timur
Substansi sudah sesu
Sempadan Sungai
Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria:
Arahan pengelolaan kawasan sempadan sungai meliputi:
Substansi sudah sesu
Executive Summary 27
![Page 28: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/28.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
a. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
b. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan
c. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.
a. pembatasan dan pelarangan pengadaan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai;
b. pembatasan dan pelarangan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai;
c. reorientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan;
d. penetapan wilayah sungai sebagai salah satu bagian dari wisata perairan dan transportasi sesuai dengan karakter masing-masing
Kawasan Sekitar Danau atau Waduk
Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria:
a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi; atau
b. daratansepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk
Arahan pengelolaan kawasan sekitar danau atau waduk meliputi:
a. perlindungan sekitar danau atau waduk dari kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
b. pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;
c. pengembangan kegiatan pariwisata dan/atau kegiatan budi daya lainnya di sekitar lokasi danau atau waduk diizinkan membangun selama tidak mengurangi kualitas tata air; dan
d. pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air.
Substansi sudah sesuai
Arahan pengelolaan kawasan sekitar mata air meliputi: RTRWP
Executive Summary 28
![Page 29: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/29.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
a. penetapan perlindungan pada sekitar mata air minimum berjari-jari 200 meter dari sumber mata air jika di luar kawasan permukiman dan 100 meter jika di dalam kawasan permukiman;
b. perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
c. pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi;
d. pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air;
e. pembatasan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air; dan
f. perlindungan sekitar mata air yang terletak pada kawasan lindung tidak dilakukan secara khusus sebab kawasan lindung tersebut sekaligus berfungsi sebagai pelindung terhadap lingkungan dan airKawasan lindung spiritual dan kearifan lokal meliputi:
a. kawasan permukiman budaya suku Samin diKabupaten Bojonegoro;
b. kawasan permukiman budaya suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang;
c. kawasan permukiman budaya suku Osing diKabupaten Banyuwangi; dan
d. kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi.
RTRWP
Ruang Ruang terbuka hijau kota dengan RTRWN
Executive Summary 29
![Page 30: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/30.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Terbuka Hijau Kota
kriteria:a. lahan dengan luas paling sedikit
2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi;
b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan didominasi komunitas tumbuhan.
- Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Sesuai Substansi
Kawasan Suaka Alam
Kawasan Suaka Alam RTRWN
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
RTRWN
suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut
Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang
Suaka Margasatwa Pulau Bawean
Suaka margasatwa ditetapkan seluas kurang lebih 18.009 ha yang merupakan kawasan lindung nasional meliputi:
a. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti, dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Jember ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 14.177 ha; dan
b. Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan
Substansi sudah sesuai
Executive Summary 30
![Page 31: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/31.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik ditetapkan dengan luas sekurang- kurangnya 3.832 ha
cagar alam dan cagar alam laut
Cagar Alam Pulau Nusa Barong Cagar Alam Kawah Ijen Merapi
Ungup- Ungup
Cagar alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 10.958 ha terdiri atas:
a. Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri dengan luas sekurang-kurangnya 7 ha;
b. Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso dengan luas sekurang-kurangnya 2 ha;
c. Cagar Alam Sungai Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten Bondowoso dengan luas sekurang-kurangnya 19 ha;
d. Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 2 ha;
e. Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 17 ha;
f. Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang-kurangnya 50 ha;
g. Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo dengan luas sekurang-kurangnya 28 ha;
h. Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo dengan luas sekurang-kurangnya 190,50 ha;
i. Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban dengan luas sekurang-kurangnya 3 ha;
j. Kawah Ijen Merapi Unggup-Unggup di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi dengan luas sekurang-kurangnya 2.468 ha;
k. Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri dengan luas sekurang-kurangnya 12 ha;
l. Nusa Barong di Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 6.100 ha;
m. Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten Bondowoso
Substansi untuk Cagar alam, dalam RTRWN ada 2, yaitu:
Cagar Alam Pulau Nusa Barong
Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup- Ungup
RTRWP, meliputi: Besowo Gadungan di
Kabupaten Kediri Cagar Alam Ceding di
Kabupaten Bondowoso Cagar Alam Sungai
Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten Bondowoso
Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember
Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember
Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan
Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo
Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo
Guwo Lowo/Nglirip di
Executive Summary 31
![Page 32: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/32.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
dengan luas sekurang-kurangnya 9 ha;n. Pulau Bawean di Kabupaten Gresik dengan luas
sekurang-kurangnya 725 ha;o. Pulau Noko dan Pulau Nusa di Kabupaten Gresik
dengan luas sekurang-kurangnya 15 ha;p. Pulau Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten
Sumenep dengan luas sekurang-kurangnya 430 ha;q. Pulau Sempu di Kabupaten Malang dengan luas
sekurang-kurangnya 877 ha; danr. Janggangan Rogojampi I/II di Kabupaten Banyuwangi
dengan luas sekurang-kurangnya lebih 7,50 ha.
Kabupaten Tuban Manggis Gadungan di
Kabupaten Kediri Pancuran Ijen I dan II
di Kabupaten Bondowoso
Pulau Bawean di Kabupaten Gresik
Pulau Noko dan Pulau Nusa di Kabupaten Gresik
Pulau Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep;
Pulau Sempu di Kabupaten Malang
Janggangan Rogojampi I/II di Kabupaten Banyuwangi
kawasan pantai berhutan bakau
kawasan pantai berhutan bakau Kawasan pantai berhutan bakau tersebar di sepanjang pantai utara, pantai timur, dan pantai selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan.
RTRWP, Kawasan pantai berhutan bakau tersebar di sepanjang pantai utara, pantai timur, dan pantai selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan
taman Taman Nasional Alas Purwo Taman Nasional ditetapkan dengan luas sekurang- RTRWP, Taman
Executive Summary 32
![Page 33: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/33.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
nasional dan taman nasional laut
Taman Nasional Baluran Taman Nasional Bromo Tengger-
Semeru Taman Nasional Meru Betiri
kurangnya 180.202 ha yang terdiri atas:a. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan luas
sekurang-kurangnya 50.276 ha;b. Taman Nasional Baluran dengan luas sekurang-
kurangnya 25.000 ha;c. Taman Nasional Meru Betiri dengan luas sekurang-
kurangnya 58.000 ha;d. Taman Nasional Alas Purwo dengan luas sekurang-
kurangnya 43.420 ha; dane. Taman Nasional Perairan Baluran dengan luas
sekurang-kurangnya 3.506 ha.
Nasional Perairan Baluran
taman hutan raya
taman hutan raya Taman Hutan Raya (Tahura) yaitu Tahura R. Soeryo ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 27.868,30 ha, terletak di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, dan Kota Batu
RTRWP, Taman Hutan Raya (Tahura) yaitu Tahura R. Soeryo
taman wisata alam dan taman wisata alam laut
taman wisata alam dan taman wisata alam laut
Taman Wisata Alam ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 298 ha yang terdiri atas:
a. Taman Wisata Alam Tretes di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang-kurangnya 10 ha;
b. Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan dengan luas sekurang-kurangnya 195 ha;
c. Taman Wisata Alam Ijen Merapi Unggup-Unggup di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi dengan luas sekurang-kurangnya 92 ha.
Taman Wisata Alam skala lokal
kawasan cagar budaya dan ilmu
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan nonbangunan terdiri atas:a. Monumen keganasan PKI di Kabupaten Madiun;b. Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan skala lokal
Executive Summary 33
![Page 34: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/34.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
pengetahuan.
c. Petilasan Gunung Kawi di Kabupaten Malang;d. Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten Kediri; dan e. Situs Purbakala Trinil di Kabupaten Ngawi.Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa lingkungan bangunan non-gedung terdiri atas:
a. Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b. Candi Cungkup, Makam Gayatri, dan Candi Dadi di
Kabupaten Tulungagung;c. Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;d. Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto;e. Candi Penataran dan Candi Simping di Kabupaten
Blitar;f. Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi
Badut di Kabupaten Malang;g. Kawasan Trowulan di Kabupaten Mojokerto;h. Kompleks Makam K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wachid
Hasyim, Gus Dur, dan Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;
i. Makam Asta Tinggi di Kabupaten Sumenep;j. Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;k. Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;l. Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri
Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh, dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;
m. Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;n. Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;o. Makam Syaikona Kholil dan Pesarean Aer Mata Ebu di
Kabupaten Bangkalan;
Executive Summary 34
![Page 35: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/35.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
p. Recolanang di Kabupaten Mojokerto;q. Situs Sarchopagus dan Megalith di Kabupaten
Bondowoso; danr. Makam Sunan Ampel dan Mbah Bungkul di Kota
Surabaya.- Kawasan
Rawan Bencana Alam
- Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan Rawan Bencana Alam Sesuai Substansi
kawasan rawan tanah longsor
kawasan rawan tanah longsor Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor meliputi:a. penataan ruang; danb. rekayasa teknologi
Sesuai Substansi
kawasan rawan gelombang pasang
kawasan rawan gelombang pasang Kawasan rawan gelombang pasang di kawasan pesisir sepanjang pantai adalah kawasan yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera Hindia, atau dengan kawasan kepulauan
Kawasan rawan gelombang pasang di kawasan pesisir sepanjang pantai di Provinsi Jawa Timur
kawasan rawan banjir
kawasan rawan banjir Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir meliputi:a. penataan ruang; dan b. mitigasi struktural.
Secara Detial pembahasan di RTRWP
- - Kawasan rawan bencana kebakaran hutan di Jawa Timur meliputi:a. kawasan di Gunung Arjuno;b. kawasan di Gunung Kawi;c. kawasan di Gunung Welirang;d. kawasan di Gunung Kelud; dane. kawasan Tahura R. SoeryoKawasan rawan bencana angin kencang dan puting
Kawasan rawan bencana kebakaran hutan tidak tertuang dalam RTRWN
Executive Summary 35
![Page 36: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/36.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
beliung meliputi seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur- Kawasan Lindung Geologi
- Kawasan Lindung Geologi Kawasan Lindung Geologi RSudah sesuai
kawasan cagar alam geologi
kawasan cagar alam geologi Kawasan cagar alam geologi diri atas:a. kawasan keunikan bentang alam;b. kawasan keunikan batuan dan fosil; danc. kawasan keunikan proses geologi
Secara Detial pembahasan di RTRWP
kawasan rawan bencana alam geologi
kawasan rawan bencana alam geologi Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi:a. kawasan rawan letusan gunung api;b. kawasan rawan gempa bumi;c. kawasan rawan tsunami; dand. kawasan rawan luapan lumpur.
Secara Detial pembahasan di RTRWP
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
Kawasan imbuhan air tanah yaitu kawasan imbuhan air tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT), meliputi:
a. CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Lasem, CAT Randublatung, dan CAT Ngawi-Ponorogo.
b. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Surabaya- Lamongan, CAT Tuban, CAT Panceng, CAT Brantas, CAT Bulukawang, CAT Pasuruan, CAT Probolinggo, CAT Jember-Lumajang, CAT Besuki, CAT Bondowoso- Situbondo, CAT Wonorejo, CAT Ketapang, CAT Sampang-Pamekasan, dan CAT Sumenep.
c. CAT Kabupaten yaitu CAT Sumberbening, CAT Banyuwangi, CAT Blambangan, CAT Bangkalan, dan CAT Toranggo
Kawasan imbuhan air tanah yaitu kawasan imbuhan air tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT), skala local jatim
- Kawasan Lindung Lainnya
- Kawasan Lindung Lainnya Substansi RTRWN
cagar biosfer
cagar biosfer Substansi RTRWN
Executive Summary 36
![Page 37: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/37.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
ramsar ramsar Substansi RTRWN taman buru
taman buru Substansi RTRWN
kawasan perlindungan plasma nutfah
kawasan perlindungan plasma nutfah Substansi RTRWN
kawasan pengungsian satwa
kawasan pengungsian satwa Substansi RTRWN
terumbu karang
terumbu karang Kawasan terumbu karang; dan b. Kawasan tanah timbul
Substansi RTRWN
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
Substansi RTRWN
Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya Sudah ssuai
- kawasan peruntukan hutan produksi
Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, kawasan peruntukan hutan produksi tetap, dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan
Kawasan peruntukan hutan produksi berupa Hutan Produksi Tetap (HP) ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 782.772 ha
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, kawasan peruntukan hutan produksi tetap, dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi ditetapkan
Executive Summary 37
![Page 38: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/38.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan
- kawasan peruntukan hutan rakyat
Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan
Kawasan hutan rakyat ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 425.570,43 ha
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan
- kawasan peruntukan pertanian
Kriteria teknis kawasan peruntukan pertanian ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi:a. pertanian lahan basah;b. pertanian lahan kering; danc. hortikultura
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan pertanian ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertanian
- Kawasan peruntukan perkebunan direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 398.036 ha
Substansi tdalam RTRWN tidak tertuang
- Kawasan peruntukan peternakan meliputi:a. sentra peternakan ternak besar;b. sentra peternakan ternak kecil; danc. sentra peternakan unggas dan lainnya
Substansi tdalam RTRWN tidak tertuang
- kawasan peruntukan perikanan
Kriteria teknis kawasan peruntukan perikanan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya
Kawasan peruntukan perikanan merupakan kawasan minapolitan meliputi:a. peruntukan perikanan tangkap;
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan
Executive Summary 38
![Page 39: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/39.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
di bidang perikanan b. peruntukan perikanan budi daya; danc. pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
perikanan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perikanan
- kawasan peruntukan pertambangan
Kriteria teknis kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan meliputi:a. pertambangan mineral;b. pertambangan minyak dan gas bumi; danc. pertambangan panas bumi
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertambangan
- kawasan peruntukan industri
Kriteria teknis kawasan peruntukan industri ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang industri.
Kawasan peruntukan industri direncanakan dengan luas sekurang-kurangnya 69.288,52 Ha meliputi:
a. kawasan industri;b. kawasan peruntukan industri di luar kawasan
industri; danc. sentra industri.
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan industri ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang industri
- kawasan peruntukan pariwisata
a. Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria:a. memiliki objek dengan daya tarik
wisata; dan/ataub. mendukung upaya pelestarian
budaya, keindahan alam, dan lingkungan.
Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:a. daya tarik wisata alam;b. daya tarik wisata budaya; danc. daya tarik wisata hasil buatan ma
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
Executive Summary 39
![Page 40: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/40.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
b. Kriteria teknis kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pariwisata.
pariwisata
- kawasan peruntukan permukiman
1. Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:a. berada di luar kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;
b. memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau
2. Kriteria teknis kawasan peruntukan permukiman ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perumahan dan permukiman
Kawasan peruntukan permukiman meliputi:a. permukiman perdesaan; danb. permukiman perkotaan
RTRWN, Kriteria teknis kawasan peruntukan permukiman ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perumahan dan permukiman
- kawasan peruntukan lainnya
Peruntukan kawasan budi daya lainnya, yaitu kawasan pertahanan dan keamanan terdiri atas:a. TNI AD meliputi:o Kodam V Brawijaya beserta Badan Pelaksananya
serta Satuan Jajaran Kodam;o Brigif – 16 Wirayudha di Mojoroto Kediri;o daerah latihan militer Rindam V/BRWJ: Blitar,
Lodoyo, dan Suruh Wadang;o daerah latihan militer Dodilatpur: Panarukan,
Situbondo, Bondowoso, Sumbergading, Asembagus, Tanjung Sumber Batok, Blawan, Bajulmati, Tamanan, Gunung Raung, Sumber Jati, Kalibaru,
Substansi kawasan peruntukan lainnya tidak teruang dalam RTRWN
Executive Summary 40
![Page 41: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/41.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Gunung Merapi, P. Tabacan, Rogojampi, dan Banyuwangi;
o daerah latihan militer Dodik Secaba: Jember Utara, Jember Selatan, Sumber Jati, Tamanan, dan Durung;
b. TNI AL meliputi:o instalasi militer: Koarmatim dan Ujung di Kota
Surabaya;o instalasi militer: Lanmar di Kota Surabaya;o instalasi militer: Lanudal Juanda di Kabupaten
Sidoarjo;o instalasi militer: Fasharkan di Kota Surabaya;o dst…c. TNI AU meliputi:o Lanud Iswahyudi di Magetan beserta jajarannya;o Lanud Abdurrahman Saleh di Malang beserta
jajarannya;o instalasi militer Pangkalan Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan;o instalasi militer Pangkalan Desa Keldokan
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan;o instalasi militer Pemancar Desa Karang Rejo
Kecamatan Karang Rejo Kabupaten Magetan;o instalasi militer Gudang Ammo 60 Desa Nitikan
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan;o dst…
Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai kawasan andalan di Provinsi
Kawasan andalan darat meliputi:a. Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertosusila) dengan
Sudah seduai substansi kawasan andalan
Executive Summary 41
![Page 42: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/42.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Jawa Timur1. Kawasan Gresik, Bangkalan,
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan (Gerbang kertosusila) sektor unggulan pertanian, perikanan, industri dan pariwisata.
2. Kawasan Malang dan Sekitarnya sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan dan pariwisata.
3. Kawasan Probolinggo-Pasuruan- Lumajang sektor unggulan pertanian, industri, pertambangan, perkebunan, pariwisata dan perikanan.
4. Kawasan Tuban-Bojonegoro sektor unggulan pariwisata, pertanian, perikanan, industri, perkebunan dan pertambangan.
5. Kawasan Kediri-Tulung Agung-Blitar sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan dan pariwisata.
6. Kawasan Situbondo-Bondowoso- Jember sektor unggulan pertanian, perikanan laut, industri, perkebunan dan pariwisata.
7. Kawasan Madiun dan Sekitarnya sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan dan pariwisata
8. Kawasan Banyuwangi dan Sekitarnya sektor unggulan pertanian, perikanan.
sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, dan pariwisata;
b. Kawasan Malang dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan, dan pariwisata;
c. Kawasan Probolinggo-Pasuruan-Lumajang dengan sektor unggulan pertanian, industri, pertambangan, perkebunan, pariwisata, dan perikanan;
d. Kawasan Tuban-Bojonegoro dengan sektor unggulan pariwisata, industri, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan;
e. Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, perikanan, dan pariwisata;
f. Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember dengan sektor unggulan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan laut;
g. Kawasan Madiun dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
h. Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pertanian; dan
i. Kawasan Madura dan Kepulauan dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, pariwisata,dan perikanan.
Kawasan andalan laut di Madura dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata
Executive Summary 42
![Page 43: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/43.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
9. Kawasan Madura dan Kepulauan sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, perkebunan dan pariwisata
10. Kawasan Andalan Laut Madura dan Sekitarnya sektor unggulan pariwisata, perikanan, dan pertambangan
Rencana Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil1. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di seluruh wilayah Jawa Timur.
2. Arahan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan dengan:a. membatasi pengembangan kawasan terbangun
pada kawasan perlindungan ekosistem; danb. mengembangkan kegiatan budi daya yang
bersinergi dengan potensi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. Perencanaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil diatur dalam peraturan daerah tersendiri.
Rencana Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, tidak diatur dalam RTRWN
5.
BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
BAB VI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI JWA TIMUR
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab V, RTRW Provinsi Jawa Timur bab VI.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan di Provinsi Jawa Timur:
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan yaitu rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat sebagai KSN,
Sudah sesuai Substansi
Executive Summary 43
![Page 44: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/44.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
pertahanan dan keamanan
Watukosek Kawasan Perbatasan Negara pulau kecil
terluar pulau Barung, Sekel, Panehan
berupa kawasan perbatasan negara pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas meliputi:
o Pulau Barung di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 8.008,83 Ha;
o Pulau Panehan di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 15,55 Ha; dan
o Pulau Sekel di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 14,11 Ha.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo– Lamongan (Gerbangkertosusila)
a. rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai KSN.
b. rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP meliputi:1. kawasan industri berteknologi tinggi Surabaya
Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota Surabaya dan Berbek di Kabupaten Sidoarjo;
2. kawasan ekonomi unggulan terdiri atas LIS (Lamongan Integrated Shorebase) dan sekitarnya di Kabupaten Lamongan, Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di Kabupaten Bangkalan, Pelabuhan Sendang Biru dan sekitarnya di Kabupaten Malang, Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, dan Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo;
3. kawasan agropolitan regional yang terdiri atas
Sudah sesuai Substansi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai KSN
Executive Summary 44
![Page 45: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/45.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Sistem Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kota Madiun), Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru (meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Sidoarjo), Sistem Agropolitan Ijen (meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo), dan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura (meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep);
4. kawasan agroindustri, yaitu Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara;
5. kawasan koridor metropolitan meliputi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, kawasan pusat bisnis Kota Surabaya, kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial Lawang di Kabupaten Malang dan perkotaan Malang, kawasan pusat bisnis Kota Malang, dan pusat pariwisata di Kota Batu;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria:
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP meliputi:
Lingkup Provinsi Jawa Timur, Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut
Executive Summary 45
![Page 46: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/46.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
budaya budaya nasional;b.merupakan prioritas peningkatan
kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;
c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan
a. Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; danb. Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat
suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolin
kepentingan sosial dan budaya :
a. Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; dan
b. Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolin
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembanganserta tenaga atom dan nuklir;
b. memiliki sumber daya alam strategis nasional;
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau kepentingan teknologi tinggi meliputi:
a. rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan sebagai KSN;
b. rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, terdiri atas:a. kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
meliputi Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Sidoarjo dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, serta Tuban dan sekitarnya;
b. kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD
rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan sebagai KSN;
Executive Summary 46
![Page 47: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/47.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
meliputi Lekok di Kabupaten Pasuruan, Ngadirojo di Kabupaten Pacitan, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di Kabupaten Gresik, dan Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban; dan
c. kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo; Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo; Cangar di Kota Batu; Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan; Telaga Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo; dan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas
RTRWN, masuk WS Bengawan Solo dan WS Brantas
6 BAB VI ARAHAN BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH Substansi dalam bab
Executive Summary 47
![Page 48: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/48.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
. PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
RUANG WILAYAH NASIONAL1. Pemanfaatan ruangwilayah nasional
berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang.
2. Pemanfaatan ruang wilayah nasional dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
3. Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PROVINSI1. Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan
program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.2. Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang
yang ditetapkan dalam rencana tata ruang yang dilaksanakan dengan menyelenggarakan penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya alam lainnya.
3. Program pemanfaatan ruang dapat didukung melalui penyelenggaraan pencadangan lahan.
ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab VI, RTRW Provinsi Jawa Timur bab VII.Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7.
BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
1. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.
2. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas: a. indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional; b. arahan perizinan; c. arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan d.arahan sanksi.
BAB VIII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANGPengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui penetapan indikasi:a. arahan peraturan zonasi;b. arahan perizinan;c. arahan insentif dan disinsentif; dand. arahan pengenaan sanksi.
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab VII, RTRW Provinsi Jawa Timur bab VIII.
indikasi arahan
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional meliputi indikasi
1. Indikasi arahan peraturan zonasi disusun sebagai dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang, menyeragamkan
Substansi sudah sesuai
Executive Summary 48
![Page 49: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/49.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
peraturan zonasi
arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang
zonasisistempedomanpemerintahdaerah kabupaten/ kota dIndikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional meliputi indikasi arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang, yang terdiri atas:
1. sistem perkotaan nasional;2. sistem jaringan transportasi nasional;3. sistem jaringan energi nasional;4. sistem jaringan telekomunikasi
nasional;5. sistem jaringan sumber daya air;6. kawasan lindung nasional; dan7. kawasan budi daya.
arahan peraturan zonasi di seluruh wilayah provinsi untuk peruntukan ruang yang sama, dan sebagai arahan peruntukan fungsi ruang yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan dilarang, serta intensitas pemanfaatan ruang.
2. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem Provinsi meliputi:a. indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem
jaringan prasarana wilayah provinsi; danb. indikasi arahan peraturan zonasi untuk pola ruang
wilayah provinsi.3. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan
prasarana wilayah provinsi memuat:a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di
sekitar jaringan prasarana; danb. ketentuan prasarana dan sarana minimum.
4. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk pola ruang memuat antara lain:a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;c. ketentuan khusus jika diperlukan.
arahan perizinan
1. Arahan perizinan merupakan acuan bagi pejabat berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
2. Pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai
1. Arahan perizinan ditujukan pada perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.
2. Untuk pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan rencana tata ruang dan dapat dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar, kepada pemegang izin diberikan
Substansi sudah ses
Executive Summary 49
![Page 50: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/50.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
dengan kewenangannya.3. Pemberian izin pemanfaatan ruang
dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
4. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak besar dan penting dikoordinasikan oleh Menteri.
penggantian yang layak.3. Dalam memberikan pertimbangan secara substansi,
pemberi izin melakukan kajian dan evaluasi teknis dan yuridis antara lain berdasarkan pada:a. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayahb. Provinsi;c. kesesuaian dengan peraturan zonasi;d. kesesuaian dengan peraturan perundang-
undangan bidang teknis lainnya;e. kesesuaian rencana penggunaan tanah dengan
jenis hak atas tanahnya; danf. kelayakan desain dan lokasi lahan.
4. Arahan perizinan berfungsi sebagai:a. dasar pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
menyusun ketentuan perizinan;b. alat pengendali pengembangan kawasan;c. penjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan
rencana tata ruang, peraturan zonasi, standar pelayanan minimal, dan kualitas minimum yang ditetapkan;
d. alat untuk menghindari dampak negatif; dan e. pelindung kepentingan umum.
5. Arahan perizinan wilayah provinsi terdiri atas:a. bentuk izin pemanfaatan ruang yang mengacu
pada RTRW yang menjadi kewenangan provinsi dan rekomendasi bagi pemerintah kabupaten/kota;
b. mekanisme perizinan pemanfaatan ruang yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah Provinsi; dan
Executive Summary 50
![Page 51: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/51.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
c. aturan lain mengenai keterlibatan lembaga pengambil keputusan dalam mekanisme perizinan.
arahan pemberian insentif dan disinsentif
1. Arahan p e m b e r i a n insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi pemerintah dalam pemberian insentif dan pengenaan disinsentif.
2. Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
1. Arahan insentif dan disinsentif yaitu bahwa insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, sedangkan disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
2. Arahan insentif dan disinsentif disusun berdasarkan:a. struktur ruang, pola ruang, dan KSP;b. indikasi arahan peraturan zonasi; danc. peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
3. Arahan insentif diberikan dalam bentuk:a. arahan insentif fiskal yang berupa keringanan
atau pembebasan pajak atau retribusi daerah; danb. arahan insentif nonfiskal .
4. Arahan disinsentif berfungsi untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
5. Arahan disinsentif diberikan dalam bentuk:a. arahan disinsentif fiskal berupa arahan
pengenaan pajak/retribusi daerah yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang, dan
b. arahan disinsentif nonfiskal berupa arahan untuk pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, pemberian penalti, pengurangan dana alokasi khusus, persyaratan khusus dalam
Substansi sudah ses
Executive Summary 51
![Page 52: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/52.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
perizinan, dan/atau pemberian status tertentu dari pemerintah atau Pemerintah Daerah Provinsi.
arahan sanksi
Arahan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap:
a. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional;
b. Pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi sistem nasional;
c. Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRWN;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRWN;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRWN;
f. pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan.
Arahan sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.
a. Apabila terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan penataan ruang, pihak yang melakukan penyimpangan dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Pengenaan sanksi tidak hanya diberikan kepada pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Substansi sudah ses
BAB IX KELEMBAGAANa. Dalam rangka mengoordinasikan penyelenggaraan
penataan ruang dan kerja sama antarsektor dan antardaerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), yang bersifat ad hoc.
b. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan
Substansi khusus RTRW Provinsi Jawa Timur
Executive Summary 52
![Page 53: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/53.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Gubernur.
BAB XHAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Substansi khusus RTRW Provinsi Jawa Timur
BAB XISANKSI ADMINISTRATIF
Substansi khusus RTRW Provinsi Jawa Timur
BAB XIIKETENTUAN PENYIDIKAN
Substansi khusus RTRW Provinsi Jawa Timur
BAB XIIIKETENTUAN PIDANA
Substansi khusus RTRW Provinsi Jawa Timur
8.
BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAINUntuk operasionalisasi RTRWN, disusun rencana rinci tata ruang yang meliputi:a. rencana tata ruang
pulau/kepulauan; dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.
b. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional ditetapkan dengan Peraturan Presiden
BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN1. RTRW Provinsi memiliki jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan dapat dilakukan peninjauan kembali minimum 5 (lima) tahun sekali.
2. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah provinsi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan,RTRW Provinsi dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
3. Peninjauan kembali juga dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi dan/atau
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab VIII, RTRW Provinsi Jawa Timur bab XIV.
Executive Summary 53
![Page 54: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/54.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
dinamika internal provinsi.9.
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PERALIHANPada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan penataan ruang nasional tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN1. Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka
pelaksanaan peraturan daerah yang berkaitan dengan Penataan Ruang Daerah yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini.
2. Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan
telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan:1) untuk yang belum dilaksanakan
pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;
2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan
3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab IX, RTRW Provinsi Jawa Timur bab XV.
Executive Summary 54
![Page 55: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/55.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No.
MuatanRencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur
Penyesuaian Substansi Penataan Ruang Jawa Timur
pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak.
10.
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
BAB IX KETENTUAN PENUTUP1. RTRWN ini berlaku selama 20
(duapuluh) tahun2. Pada saat berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
BAB XVI KETENTUAN PENUTUPPada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 2 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.
2. (2) Peraturan Gubernur ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak diundangkannya peraturan daerah ini.Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur.
Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab IX, RTRW Provinsi Jawa Timur bab XVI.
Executive Summary 55
![Page 56: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/56.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
2.2.3. Analisis Kebijakan Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan sumber dari
berbagai Rencana Tata Ruang yang ada. Sejak RTRWN ditetapkan,
telah terjadi banyak perubahan kebijakan daerah dan berbagai
dinamika dalam pembangunan di daerah. Sejak tahun 2008 telah
banyak peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan dan
memberi dampak pada perubahan arah kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah nasional.
Selain itu, mengingat penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
harus disusun berdasarkan top down planning dan bottom up planning,
maka Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional perlu memperhatikan
Peraturan Daerah Provinsi JawaTimur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031 dan
perkembangan daerah di JawaTimur agar berhasil guna bagi
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional secara
mendalam.
III. KESIMPULAN
Secara garis besar kesimpulan dari tabel Persandingan
yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian antara Rencana Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional sehinga diketahui ada tidaknya perbedaan antar
keduanya serta perlu ditambahkan ada tidaknya isu-isu strategis
Provinsi yang berpengaruh pada lingkup nasional, adalah sebagai
berikut:
1. Menimbang, Substansi sudah sesuai merujuk pada Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007, untuk RTRWN melaksanakan
ketentuan Pasal 20 ayat (6), sedangkan RTRWP ketentuan
dalam Pasal 23 ayat (6).
2. Mengingat, Substansi sudah sesuai merujuk pada peraturan
perundangan yang terkait dengan penyusunan Penataan
Ruang.
Executive Summary 56
![Page 57: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/57.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),
landasan hukum yang dipakai ada 2 yaitu:
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
Sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Timur, landasan hukum yang terkait dengan penyusunan
yaitu:
5. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Himpunan Peraturan-
Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang
Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950
(Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
8. Dst…………
3. Menetapkan, Untuk RTRWN tentang PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL dan
untuk RTRWP Jawa Timur tentang PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN
2011-2031.
4. BAB I KETENTUAN UMUM, sudah sesuai hanya ada tambahan
dalam RTRWP Jawa Timur, yaitu:
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
Executive Summary 57
![Page 58: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/58.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
Kabupaten/Kota adalah kabupaten/kota di Jawa Timur
5. BAB II RUANG LINGKUP DAN FUNGSI RTRW PROVINSI JAWA
TIMUR, khusus RTRWP Jawa Timur
6. BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
WILAYAH NASIONAL, disandingkan dengan RTRWP Jawa Timur
pada BAB III VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG Substansi dalam bab ini adanya perbedaan
untuk RTRWN bab II, RTRW Provinsi Jawa Timur bab III
7. BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
diandingkan BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
PROVINSI Substansi dalam bab ini adanya perbedaan untuk
RTRWN bab III, RTRW Provinsi Jawa Timur bab IV.
Sistem Perkotaan khusus untuk PKN dan PKW suda sesuai,
usulan PKWP : Pasuruan dan Batu pada RTRW Provinsi
Jawa Timur
Jalan bebas hambatan antar kota yang sudah ada dalam
RTRWP adalah Jembatan Surabaya–Madura (Jembatan
Suramadu).
Rencana pengembangan jalan bebas hambatan antarkota
(RTRWP):
o Gresik–Tuban;
o Demak–Tuban;
o Porong–Gempol;
o Surabaya-Suramadu-Tanjung-Bulupandan
Jalan nasional arteri primer meliputi:
o Surabaya–Malang;
Executive Summary 58
![Page 59: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/59.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Surabaya–Mojokerto–Jombang–Kertosono–Nganjuk–
Caruban–Ngawi–Mantingan;
o Surabaya–Lamongan–Widang–Tuban–Bulu (Batas
Jateng);
o Surabaya–Sidoarjo–Gempol–Pasuruan–Probolinggo–
Situbondo–Banyuwangi; dan
o Kamal–Bangkalan–Sampang–Pamekasan–Sumenep–
Kalianget
Jalan nasional kolektor primer meliputi:
o Gresik–Sadang–Tuban;
o Babat–Bojonegoro–Padangan–Ngawi;
o Ngawi–Maospati–Madiun–Caruban;
o Mojokerto–Mojosari–Gempol;
o Glonggong–Pacitan–Panggul–Durenan–Tulungagung–
o Blitar–Kepanjen–Turen–Lumajang–Wonorejo–Jember–
Gentengkulon–Jajag–Benculuk–Rogojampi– Banyuwangi;
o Tulungagung–Kediri–Kertosono;
o Malang–Kepanjen;
o Wonorejo–Probolinggo;
o Srono–Muncar; dan
o Ploso–Pacitan–Hadiwarno.
Jalan strategis nasional rencana meliputi:
o Jalan Merr II-C (Surabaya);
o Jalan Lingkar Timur Sidoarjo (Sidoarjo);
o Jalan Airlangga (Mojosari);
o Padangan–Batas Jawa Tengah (Cepu);
o Madiun–Batas Kabupaten Ponorogo;
o batas Kabupaten Madiun–Ponorogo;
o Ponorogo–Dengok;
o Jalan Diponegoro (Ponorogo);
o Jalan Alun-Alun Barat (Ponorogo);
Executive Summary 59
![Page 60: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/60.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Jalan Gatot Subroto (Ponorogo);
o Dengok–Batas Kabupaten Trenggalek;
o Trenggalek–Batas Kabupaten Ponorogo;
o Jalan Soekarno Hatta (Trenggalek);
o Jalan Panglima Sudirman (Trenggalek);
o Jalan Yos Sudarso (Trenggalek);
o Jalan Mayjen Sungkono (Trenggalek);
o Panggul–Manjungan–Prigi;
o Durenan (Jalan Raya Tulungagung)–Prigi;
o Prigi–Ngrejo;
o Ngrejo–Batas Kabupaten Tulungagung/ Kabupaten
Blitar;
o Batas Kabupaten Tulungagung/ Kabupaten Blitar–Pantai
Serang;
o Pantai Serang–Batas Kabupaten Malang;
o Batas Kabupaten Malang–Wonogoro;
o Wonogoro–Sendangbiru;
o Sendangbiru–Talok;
o Jarit–Batas Jember;
o Batas Jember–Puger;
o Puger–Sumberejo;
o Sumberejo–Tengkinol;
o Tengkinol–Glenmore;
o Situbondo–Garduatak;
o Garduatak–Silapak;
o Silapak–Paltuding;
o Paltuding–Banyuwangi;
o Bangkalan–Pelabuhan Tanjung Bumi;
o Krian By Pass–Legundi;
o Legundi–Pertigaan Bunder;
Executive Summary 60
![Page 61: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/61.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Ponorogo–Biting;
o Jalan Trunojoyo (Ponorogo);
o Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo);
o Bangkalan–Tanjung Bulupandan–Ketapang–Sotabar–
Sumenep;
o Kamal–Kwanyar–Modung–Sampang.
Dalam RTRWN, Jaringan jalur kereta api antarkota dan
perkotaan beserta prioritas pengembangannya
ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang perkeretaapian, untuk RTRWP Jawa
Timur Jaringan jalur kereta api umum di Jawa Timur yang
sedang dalam kondisi operasional saat ini adalah jalur-jalur
sebagai berikut:
a. Jalur Utara: Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan –
Babat – Bojonegoro – Cepu
b. Jalur Tengah: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Jombang – Kertosono –
Nganjuk – Madiun – Solo
c. Jalur Timur: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo– Bangil – Pasuruan –
Probolinggo – Jember – Banyuwangi
Rencana pengembangan jalur perkeretaapian ganda
ditujukan pada jalur-jalur perkeretaapian sebagai berikut:
a. Jalur Utara : Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan –
Babat – Bojonegoro – Cepu
b. Jalur Tengah : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Jombang – Kertosono –
Nganjuk – Madiun – Solo
c. Jalur Timur : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo– Bangil –
Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi
d. Jalur Lingkar: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Executive Summary 61
![Page 62: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/62.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo– Bangil – Lawang
– Malang – Blitar– Tulungagung – Kediri – Kertosono –
Surabaya
e. Sidoarjo – Tulangan – Tarik
f. Gubeng – Juanda.
Rencana konservasi jaringan jalur kereta api mati di
Provinsi Jawa Timur ditujukan pada jalur kereta api mati
potensial yaitu sebagai berikut:
a. Bojonegoro – Jatirogo
b. Madiun – Ponorogo – Slahung
c. Mojokerto Mojosari – Porong
d. Ploso – Mojokerto – Krian
e. Malang – Turen – Dampit
f. Malang – Pakis – Tumpang
g. Babat – Jombang
h. Babat – Tuban
i. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan –
Sumenep
j. Jati – Probolinggo –Paiton
k. Klakah – Lumajang – Pasirian
l. Lumajang – Gumukmas – Balung – Rambipuji
m. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat – Jember
n. Rogojampi-Benculuk
o. Perak – Wonokromo (bekas jalur Trem)
Dalam RTRWN Pelabuhan dan alur pelayaran sungai dan
danau beserta prioritas pengembangannya ditetapkan
oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di
bidang transportasi sungai dan danau, RTRWP Provinsi
Jawa Timur yang sudah ada meliputi:
pelabuhan pelayanan penyeberangan dengan pelayanan
antarprovinsi, meliputi:
Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi
Executive Summary 62
![Page 63: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/63.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya
Rencana pengembangan pelabuhan untuk kepentingan
penyeberangan dengan pelayanan antarprovinsi, meliputi:
o Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi
o Pelabuhan Paciran di Kabupaten Lamongan
RTRWP Rencana pengembangan pelabuhan laut meliputi:
c.Pelabuhan utama yang terdiri atas:
Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu
sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di
wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik,
Pelabuhan Socah di Kabupaten Bangkalan, dan untuk
jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung
Bulupandan di Kabupaten Bangkalan; Pelabuhan Tanjung
Wangi di Kabupaten Banyuwangi.
d. Pelabuhan pengumpul meliputi:
o pelabuhan Gelon di Kabupaten Pacitan;
o Pelabuhan Sampang/Taddan di Kabupaten Sampang;
o Pelabuhan Sendang Biru di Kabupaten Malang;
o Pelabuhan Prigi d Kabupaten Trenggalek; dan
o Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan.
RTRWN, Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas
bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi
tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang energi.rtrwp Jawa Timur
Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas
meliputi:
o Beji–Gunung Gangsir–Pandaan panjang 5,37 km;
o Wunut–R/S Porong dengan panjang 8,7 km;
o Wunut–Taman dengan panjang 28,8 km;
o R/S Porong–Kota Sidoarjo panjang 15,3 km;
o Cerme–Legundi dengan panjang 20,67 km;
Executive Summary 63
![Page 64: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/64.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Manyar - Panceng dengan panjang 30,13 km;
o Kota Pasuruan dengan panjang 11,08 km;
o Pandaan sepanjang 5,6 km;
o Jetis sepanjang 20,1 km;
o Mojokerto–Jombang dengan panjang 50,09 km;
o Panceng–Tuban dengan panjang 70,2 km;
o Jombang–Nganjuk dengan panjang 40,1 km;
o Kertosono–Kediri dengan panjang 40,3 km;
o Bunder–Lamongan dengan panjang 30,08 km;
o Lamongan–Babat dengan panjang 29,16 km;
o Pandaan–Purwodadi dengan panjang 35,07 km;
o Babat–Bojonegoro dengan panjang 35,16 km;
o Purwodadi–Lawang dengan panjang 15,08 km;
o Nganjuk–Madiun dengan panjang 50,07 km;
o Kangean - R/S Porong (Kabupaten Sidoaarjo) -
Kecamatan Bungah (Kabupaten Gresik);
o Jaringan gas ke arah utara menjangkau Kecamatan
o Bungah dan Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;
o jaringan gas ke arah selatan terbatas pada Kecamatan
o Pandaan, Kabupaten Pasuruan;
o jaringan gas ke arah barat terbatas pada Kota
Mojokerto;
o jaringan gas ke arah timur menjangkau Kabupaten dan
Kota Probolinggo serta Leces;
o jaringan pipa minyak, gas, dan bangunan lepas pantai di
Ujungpangkah, Poleng, Ojong, dan di sekitar perairan
Pulau Kangean hingga ke provinsi Jawa Tengah dan
Pulau Kalimantan.
Rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik
meliputi:
h. Plant di Grindulu PS (4 x 250 MW);
Executive Summary 64
![Page 65: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/65.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
i. IPP on Going di PLTU Paiton 3-4 (800 MW);
j. Percepatan di PLTU Tanjung Awar-Awar (2 x 350 MW);
k. PLTU Jatim Selatan (2 x 315 MW);
l. PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW);
m. Penanganan Krisis di Madura (2 x 100 MW);
n. bumi di Ngebel (3 x 55 MW), dan Belawan Ijen (2 x 55
MW).
Rencana pengembangan jaringan transmisi dilakukan
dengan cara:
a. pengembangan sistem transmisi 500 kV,:
o Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV
di Kediri dan Paiton;
o Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait
sistem Jawa–Bali di Surabaya Selatan, Ngimbang,
KebonAgung, dan Ngoro;
o Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan
proyek pembangkit Paiton–Grati sirkit 3; dan
o Pembangunan transmisi 500 kV Paiton–Kapal,
termasuk overhead line 500 kV menyeberangi selat
Bali (Jawa–Bali Crossing) sebagai solusi jangka
panjang pasokan listrik ke pulau Bali;
. pengembangan sistem transmisi 150 kV melalui:
o pembangunan GI Baru dan program penambahan trafo
distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik mengenai kapasitas
keseimbangan gardu induk, sedangkan penambahan
trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi
trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur;
o pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan
proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP, dan
PLTP IPP; dan
Executive Summary 65
![Page 66: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/66.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o perkuatan transmisi 150 kV eksisting dilokasi tersebar
di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria
keandalan
RTRWN, Jaringan Telekomunikasi Kriteria teknis jaringan
terestrialdan jaringan satelit ditetapkan oleh menteri yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi
Rencana jaringan terestrial meliputi:
c. jaringan terestrial yang menggunakan sistem kabel
yang diarahkan untuk melayani seluruh wilayah
kabupaten/kota sampai wilayah terpencil; dan
d. jaringan terestrial yang menggunakan sistem nirkabel
atau base transceiver station (BTS) diarahkan untuk
melayani seluruh wilayah kabupaten/kota.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air, Sudah sesuai, Rencana
pengembangan WS, yaitu:
c. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;
d. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo;
8. BAB IV RENCANA POLA RUANG NASIONAL diandingkan BAB V
RENCANA POLA RUANG PROVINSI Substansi dalam bab ini
adanya perbedaan untuk RTRWN bab IV, RTRW Provinsi Jawa
Timur bab V.
Substansi untuk RTRW Provinsi Jawa Timur ada bahasan
rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tidak
tertuang dalam RTRWN
Perberdaan Substansi RTRWN kawasan lindung, berikutnya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahnya dengan RTRWP kawasan lindung
berikutnya kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan
setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan
cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan
lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.
Substansi untuk Cagar alam, dalam RTRWN ada 2, yaitu:
Executive Summary 66
![Page 67: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/67.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Cagar Alam Pulau Nusa Barong
Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup- Ungup
RTRWP, meliputi:
Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri
Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso
Cagar Alam Sungai Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten
Bondowoso
Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember
Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember
Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan
Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo
Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo
Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban
Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri
Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten Bondowoso
Pulau Bawean di Kabupaten Gresik
Pulau Noko dan Pulau Nusa di Kabupaten Gresik
Pulau Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten
Sumenep;
Pulau Sempu di Kabupaten Malang
Janggangan Rogojampi I/II di Kabupaten Banyuwangi
RTRWP Taman Hutan Raya (Tahura) yaitu Tahura R. Soeryo
ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 27.868,30 ha,
terletak di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, dan Kota Batu
RTRWP Kawasan rawan gelombang pasang di kawasan
pesisir sepanjang pantai adalah kawasan yang berbatasan
dengan Laut Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera
Hindia, atau dengan kawasan kepulauan
Kawwasan Budidaya, RTRWN Kriteria teknis kawasan
peruntukan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidangnya (pertanian, kehutanan,
Executive Summary 67
![Page 68: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/68.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
perikanan, perindustrian, pariwisata, pertambangan,
permukiman)
9. BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
NASIONALdisandingkan dengan BAB VI PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS PROVINSI JWA TIMUR Substansi dalam bab ini
adanya perbedaan untuk RTRWN bab V, RTRW Provinsi Jawa
Timur bab VI
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi, Sudah sesuai Substansi rencana kawasan
strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan
pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan) sebagai KSN
Lingkup Provinsi Jawa Timur, Rencana pengembangan
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan
budaya :
c. Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; dan
d. Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku
Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang,
Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolin
rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup
pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun
Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan
sebagai KSN;
10. BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL
disandingkan dengan BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
WILAYAH PROVINSI Substansi dalam bab ini adanya
perbedaan untuk RTRWN bab VI, RTRW Provinsi Jawa Timur
bab VII
11. BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
disandingkan dengan BAB VIII ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG, Substansi dalam bab ini adanya
Executive Summary 68
![Page 69: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/69.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
perbedaan untuk RTRWN bab VII, RTRW Provinsi Jawa Timur
bab VIII
12. BAB IX KELEMBAGAAN khusus RTRWP Jawa Timur
c. Dalam rangka mengoordinasikan penyelenggaraan
penataan ruang dan kerja sama antarsektor dan antar
daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD), yang bersifat ad hoc.
d. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Gubernur.
13. BAB X HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM
PENATAAN RUANG, BAB XI SANKSI ADMINISTRATIF, BAB XII
KETENTUAN PENYIDIKAN BAB XIII KETENTUAN PIDANA khusus
RTRWP Jawa Timur
14. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Nasional disandingkan
dengan BAB XV KETENTUAN PERALIHAN Provinsi, Substansi
dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab IX, RTRW
Provinsi Jawa Timur bab XV.
15. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Nasional disandingkan
dengan BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Provinsi Substansi
dalam bab ini adanya perbedaan untuk RTRWN bab IX, RTRW
Provinsi Jawa Timur bab XVI.
IV. REKOMENDASI
Rekomendasi dari rangkaian kegiatan perumusan
substansi penataan ruang Jawa Timur dalam rangka peninjauan
kembali RTRWN, bahwa usulan yang ada dalam RTRWP Jawa
Timur yang belum tertuang dlam RTRWN dapat di masuk dalam
peninjauan kembali RTRWN, secara garis besar adalah sebgai
berikut:
1. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH.
Executive Summary 69
![Page 70: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/70.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Sistem Perkotaan khusus untuk PKN dan PKW suda sesuai,
usulan PKWP : Pasuruan dan Batu pada RTRW Provinsi
Jawa Timur
Jalan bebas hambatan antar kota yang sudah ada dalam
RTRWP adalah Jembatan Surabaya–Madura (Jembatan
Suramadu).
Rencana pengembangan jalan bebas hambatan antarkota
(RTRWP):
o Gresik–Tuban;
o Demak–Tuban;
o Porong–Gempol;
o Surabaya-Suramadu-Tanjung-Bulupandan
Jalan nasional arteri primer meliputi:
o Surabaya–Malang;
o Surabaya–Mojokerto–Jombang–Kertosono–Nganjuk–
Caruban–Ngawi–Mantingan;
o Surabaya–Lamongan–Widang–Tuban–Bulu (Batas
Jateng);
o Surabaya–Sidoarjo–Gempol–Pasuruan–Probolinggo–
Situbondo–Banyuwangi; dan
o Kamal–Bangkalan–Sampang–Pamekasan–Sumenep–
Kalianget
Jalan nasional kolektor primer meliputi:
o Gresik–Sadang–Tuban;
o Babat–Bojonegoro–Padangan–Ngawi;
o Ngawi–Maospati–Madiun–Caruban; d. Mojokerto–
Mojosari–Gempol;
o Glonggong–Pacitan–Panggul–Durenan–Tulungagung–
Blitar–Kepanjen–Turen–Lumajang–Wonorejo–Jember–
Gentengkulon–Jajag–Benculuk–Rogojampi– Banyuwangi;
Executive Summary 70
![Page 71: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/71.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Tulungagung–Kediri–Kertosono;
o Malang–Kepanjen;
o Wonorejo–Probolinggo;
o Srono–Muncar; dan
o Ploso–Pacitan–Hadiwarno.
Jalan strategis nasional rencana meliputi:
o Jalan Merr II-C (Surabaya);
o Jalan Lingkar Timur Sidoarjo (Sidoarjo);
o Jalan Airlangga (Mojosari);
o Padangan–Batas Jawa Tengah (Cepu);
o Madiun–Batas Kabupaten Ponorogo;
o batas Kabupaten Madiun–Ponorogo;
o Ponorogo–Dengok;
o Jalan Diponegoro (Ponorogo);
o Jalan Alun-Alun Barat (Ponorogo);
o Jalan Gatot Subroto (Ponorogo);
o Dengok–Batas Kabupaten Trenggalek;
o Trenggalek–Batas Kabupaten Ponorogo;
o Jalan Soekarno Hatta (Trenggalek);
o Jalan Panglima Sudirman (Trenggalek);
o Jalan Yos Sudarso (Trenggalek);
o Jalan Mayjen Sungkono (Trenggalek);
o Panggul–Manjungan–Prigi;
o Durenan (Jalan Raya Tulungagung)–Prigi;
o Prigi–Ngrejo;
o Ngrejo–Batas Kabupaten Tulungagung/ Kabupaten
Blitar;
o Batas Kabupaten Tulungagung/ Kabupaten Blitar–Pantai
Serang;
o Pantai Serang–Batas Kabupaten Malang;
Executive Summary 71
![Page 72: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/72.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Batas Kabupaten Malang–Wonogoro;
o Wonogoro–Sendangbiru;
o Sendangbiru–Talok;
o Jarit–Batas Jember;
o Batas Jember–Puger;
o Puger–Sumberejo;
o Sumberejo–Tengkinol;
o Tengkinol–Glenmore;
o Situbondo–Garduatak;
o Garduatak–Silapak;
o Silapak–Paltuding;
o Paltuding–Banyuwangi;
o Bangkalan–Pelabuhan Tanjung Bumi;
o Krian By Pass–Legundi;
o Legundi–Pertigaan Bunder;
o Ponorogo–Biting;
o Jalan Trunojoyo (Ponorogo);
o Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo);
o Bangkalan–Tanjung Bulupandan–Ketapang–Sotabar–
Sumenep;
o Kamal–Kwanyar–Modung–Sampang.
Dalam RTRWN, Jaringan jalur kereta api antarkota dan
perkotaan beserta prioritas pengembangannya ditetapkan
oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perkeretaapian, untuk RTRWP Jawa Timur Jaringan jalur
kereta api umum di Jawa Timur yang sedang dalam
kondisi operasional saat ini adalah jalur-jalur sebagai
berikut:
a. Jalur Utara: Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan –
Babat – Bojonegoro – Cepu
b. Jalur Tengah: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Executive Summary 72
![Page 73: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/73.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Surabaya (Wonokromo) – Jombang – Kertosono –
Nganjuk – Madiun – Solo
c. Jalur Timur: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo– Bangil – Pasuruan –
Probolinggo – Jember – Banyuwangi
Rencana pengembangan jalur perkeretaapian ganda
ditujukan pada jalur-jalur perkeretaapian sebagai berikut:
a. Jalur Utara : Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan –
Babat – Bojonegoro – Cepu
b. Jalur Tengah : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Jombang – Kertosono –
Nganjuk – Madiun – Solo
c. Jalur Timur : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo – Bangil – Pasuruan
– Probolinggo – Jember – Banyuwangi
d. Jalur Lingkar: Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng)–
Surabaya (Wonokromo) – Sidoarjo– Bangil – Lawang
– Malang – Blitar– Tulungagung – Kediri – Kertosono –
Surabaya
e. Sidoarjo – Tulangan – Tarik
f. Gubeng – Juanda.
Rencana konservasi jaringan jalur kereta api mati di
Provinsi Jawa Timur ditujukan pada jalur kereta api mati
potensial yaitu sebagai berikut:
a. Bojonegoro – Jatirogo
b. Madiun – Ponorogo – Slahung
c. Mojokerto Mojosari – Porong
d. Ploso – Mojokerto – Krian
e. Malang – Turen – Dampit
f. Malang – Pakis – Tumpang
g. Babat – Jombang
h. Babat – Tuban
Executive Summary 73
![Page 74: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/74.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
i. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan –
Sumenep
j. Jati – Probolinggo –Paiton
k. Klakah – Lumajang – Pasirian
l. Lumajang – Gumukmas – Balung – Rambipuji
m. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat – Jember
n. Rogojampi-Benculuk
o. Perak – Wonokromo (bekas jalur Trem)
Dalam RTRWN Pelabuhan dan alur pelayaran sungai dan
danau beserta prioritas pengembangannya ditetapkan
oleh menteri yang tugas dan tanggun jawabnya di bidang
transportasi sungai dan danau, RTRWP Provinsi Jawa Timur
yang sudah ada meliputi:
pelabuhan pelayanan penyeberangan dengan pelayanan
antarprovinsi, meliputi:
Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi
Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya
Rencana pengembangan pelabuhan untuk kepentingan
penyeberangan dengan pelayanan antarprovinsi, meliputi:
o Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi
o Pelabuhan Paciran di Kabupaten Lamongan
RTRWP Rencana pengembangan pelabuhan laut
meliputi:
e.Pelabuhan utama yang terdiri atas:
Pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu
sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di
wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik,
Pelabuhan Socah di Kabupaten Bangkalan, dan untuk
jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung
Bulupandan di Kabupaten Bangkalan; Pelabuhan Tanjung
Wangi di Kabupaten Banyuwangi.
f. Pelabuhan pengumpul meliputi:
Executive Summary 74
![Page 75: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/75.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o pelabuhan Gelon di Kabupaten Pacitan;
o Pelabuhan Sampang/Taddan di Kabupaten Sampang;
o Pelabuhan Sendang Biru di Kabupaten Malang;
o Pelabuhan Prigi d Kabupaten Trenggalek; dan
o Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan.
RTRWN, Kriteria teknis jaringan pipa minyak dan gas
bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi
tenaga listrik ditetapkan oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang energi. rtrwp Jawa Timur
Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas
meliputi:
o Beji–Gunung Gangsir–Pandaan panjang 5,37 km;
o Wunut–R/S Porong dengan panjang 8,7 km;
o Wunut–Taman dengan panjang 28,8 km;
o R/S Porong–Kota Sidoarjo panjang 15,3 km;
o Cerme–Legundi dengan panjang 20,67 km;
o Manyar - Panceng dengan panjang 30,13 km;
o Kota Pasuruan dengan panjang 11,08 km;
o Pandaan sepanjang 5,6 km;
o Jetis sepanjang 20,1 km;
o Mojokerto–Jombang dengan panjang 50,09 km;
o Panceng–Tuban dengan panjang 70,2 km;
o Jombang–Nganjuk dengan panjang 40,1 km;
o Kertosono–Kediri dengan panjang 40,3 km;
o Bunder–Lamongan dengan panjang 30,08 km;
o Lamongan–Babat dengan panjang 29,16 km;
o Pandaan–Purwodadi dengan panjang 35,07 km;
o Babat–Bojonegoro dengan panjang 35,16 km;
o Purwodadi–Lawang dengan panjang 15,08 km;
o Nganjuk–Madiun dengan panjang 50,07 km;
Executive Summary 75
![Page 76: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/76.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Kangean - R/S Porong (Kabupaten Sidoarjo) - Kecamatan
Bungah (Kabupaten Gresik);
o Jaringan gas ke arah utara menjangkau Kecamatan
o Bungah dan Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;
o jaringan gas ke arah selatan terbatas pada Kecamatan
o Pandaan, Kabupaten Pasuruan;
o jaringan gas ke arah barat terbatas pada Kota
Mojokerto;
o jaringan gas ke arah timur menjangkau Kabupaten dan
Kota Probolinggo serta Leces;
o jaringan pipa minyak, gas, dan bangunan lepas pantai di
Ujungpangkah, Poleng, Ojong, dan di sekitar perairan
Pulau Kangean hingga ke provinsi Jawa Tengah dan
Pulau Kalimantan.
Rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik
meliputi:
o. Plant di Grindulu PS (4 x 250 MW);
p. IPP on Going di PLTU Paiton 3-4 (800 MW);
q. Percepatan di PLTU Tanjung Awar-Awar (2 x 350 MW);
r. PLTU Jatim Selatan (2 x 315 MW);
s. PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW);
t. Penanganan Krisis di Madura (2 x 100 MW);
u. bumi di Ngebel (3 x 55 MW), dan Belawan Ijen (2 x 55
MW).
Rencana pengembangan jaringan transmisi dilakukan
dengan cara:
a. pengembangan sistem transmisi 500 kV,:
o Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV
di Kediri dan Paiton;
Executive Summary 76
![Page 77: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/77.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
o Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait
sistem Jawa–Bali di Surabaya Selatan, Ngimbang,
KebonAgung, dan Ngoro;
o Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan
proyek pembangkit Paiton–Grati sirkit 3; dan
o Pembangunan transmisi 500 kV Paiton–Kapal,
termasuk overhead line 500 kV menyeberangi selat
Bali (Jawa–Bali Crossing) sebagai solusi jangka
panjang pasokan listrik ke pulau Bali;
. pengembangan sistem transmisi 150 kV melalui:
o pembangunan GI Baru dan program penambahan trafo
distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik mengenai kapasitas
keseimbangan gardu induk, sedangkan penambahan
trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi
trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur;
o pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan
proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP, dan
PLTP IPP; dan
o perkuatan transmisi 150 kV eksisting dilokasi tersebar
di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria
keandalan
RTRWN, Jaringan Telekomunikasi Kriteria teknis jaringan
terestrial dan jaringan satelit ditetapkan oleh menteri yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi
Rencana jaringan terestrial meliputi:
e. jaringan terestrial yang menggunakan sistem kabel
yang diarahkan untuk melayani seluruh wilayah
kabupaten/kota sampai wilayah terpencil; dan
f. jaringan terestrialyang menggunakan sistem nirkabel
atau base transceiver station (BTS) diarahkan untuk
melayani seluruh wilayah kabupaten/kota.
Executive Summary 77
![Page 78: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/78.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Sistem Jaringan Sumber Daya Air, Sudah sesuai, Rencana
pengembangan WS, yaitu:
e. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;
f. WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo;
2. RENCANA POLA RUANG.
Substansi untuk RTRW Provinsi Jawa Timur ada bahasan
rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tidak
tertuang dalam RTRWN
Perberdaan Substansi RTRWN kawasan lindung, berikutnya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahnya dengan RTRWP kawasan lindung
berikutnya kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan
setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan
cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan
lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.
Substansi untuk Cagar alam, dalam RTRWN ada 2, yaitu:
Cagar Alam Pulau Nusa Barong
Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup- Ungup
RTRWP, meliputi:
Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri
Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso
Cagar Alam Sungai Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten
Bondowoso
Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember
Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember
Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan
Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo
Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo
Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban
Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri
Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten Bondowoso
Pulau Bawean di Kabupaten Gresik
Executive Summary 78
![Page 79: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/79.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Pulau Noko dan Pulau Nusa di Kabupaten Gresik
Pulau Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep;
Pulau Sempu di Kabupaten Malang
Janggangan Rogojampi I/II di Kabupaten Banyuwangi
RTRWP Taman Hutan Raya (Tahura) yaitu Tahura R. Soeryo
ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 27.868,30 ha,
terletak di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, dan Kota Batu
RTRWP Kawasan rawan gelombang pasang di kawasan
pesisir sepanjang pantai adalah kawasan yang berbatasan
dengan Laut Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera
Hindia, atau dengan kawasan kepulauan
Kawwasan Budidaya, RTRWN Kriteria teknis kawasan
peruntukan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidangnya (pertanian, kehutanan,
perikanan, perindustrian, pariwisata, pertambangan,
permukiman)
3. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi, Sudah sesuai Substansi rencana kawasan
strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan
pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
Lamongan) sebagai KSN
Lingkup Provinsi Jawa Timur, Rencana pengembangan
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan
budaya :
e. Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; dan
f. Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku
Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang,
Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolin
rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup
Executive Summary 79
![Page 80: Eksum](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062323/55cf983e550346d033967866/html5/thumbnails/80.jpg)
Perumusan Substansi Penataan Ruang Jawa Timur Dalam Rangka Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun
Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan
sebagai KSN;
Executive Summary 80