EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim...

31
EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp. (CP 02) DAN PENGUJIAN EKSTRAK SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE MARGARETH DINA INDRIANI DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim...

Page 1: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

1

EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp. (CP 02)

DAN PENGUJIAN EKSTRAK SEBAGAI

INHIBITOR TIROSINASE

MARGARETH DINA INDRIANI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,
Page 3: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

i

Page 4: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,
Page 5: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Ekstraksi

Rumput Laut Coklat Sargassum sp. (CP 02) dan Pengujian Ekstrak sebagai

Inhibitor Tirosinase adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan

arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya limpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Margareth Dina Indriani

NIM C34100078

Page 6: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

ii

ABSTRAK

MARGARETH DINA INDRIANI. Ekstraksi Rumput Laut Coklat Sargasssum sp.

(CP 02) dan Pengujian Ekstrak sebagai Inhibitor Tirosinase. Dibimbing oleh

LINAWATI HARDJITO

Enzim tirosinase merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan melanin.

Zat yang dapat menghambat kerja enzim tirosinase disebut inhibitor tirosinase.

Sargassum sp. merupakan salah satu jenis rumput laut coklat yang dapat berperan

sebagai inhibitor tirosinase. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan

rendemen ekstrak, menentukan aktivitas ekstrak dalam menghambat enzim

tirosinase dan menentukan kelompok senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak

Sargassum sp. (CP 02). Hasil penelitian menunjukkan redemen ekstrak

Sargassum sp. (CP 02) sebesar 2,37±0,66%, nilai IC50 pada reaksi monophenolase

dengan substrat L-tirosin sebesar 13,43±1.45 µg/mL dan nilai IC50 pada reaksi

diphenolase dengan substrat L-DOPA sebesar 11,60±2,30 µg/mL. Sargassum sp.

(CP 02) mengandung kelompok senyawa kimia flavonoid, komponen fenolik,

saponin, triterpenoid dan steroid.

Kata kunci : alga coklat, inhibitor tirosinase, Sargassum sp.

ABSTRACT

MARGARETH DINA INDIANI. Extraction of Brown Seaweed Sargassum sp.

(CP 02) and Screening Extract as Tyrosinase Inhibitor. Supervised by

LINAWATI HARDJITO

Tyrosinase enzyme is an enzyme involved in the formation of melanin.

Substances that can inhibit tyrosinase called tyrosinase inhibitors. Sargassum sp.

is brown seaweed that might contain tyrosinase inhibitor. The aim of this study

were to determine the yield extract, the activity of Sargassum sp. extract (CP 02)

as tyrosinase inhibitor and the group of chemical compounds of Sargassum sp.

extract (CP 02). The results showed the yield of Sargassum sp. (CP 02) extract

was 2.37±0.66%, IC50 on the monophenolase and diphenolase reaction were

13.43±1.45 µg /mL and 11.60±2.30 µg /mL respectively. The Sargassum sp. (CP

02) extract contained phenol, flavonoid, saponin, steroid and triterpenoid.

Keywords : brown seaweed, Sargassum sp. , tyrosinase inhibitor

Page 7: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

iii

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB

Page 8: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

iv

Page 9: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

v

EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp. (CP 02)

DAN PENGUJIAN EKSTRAK SEBAGAI

INHIBITOR TIROSINASE

MARGARETH DINA INDRIANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 10: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

vi

Page 11: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

vii

Judul Skripsi : Ekstraksi Rumput Laut Coklat Sargassum sp. (CP 02) dan

Pengujian Ekstrak sebagai Inhibitor Tirosinase

Nama : Margareth Dina Indriani

NRP : C34100078

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 12: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

viii

Page 13: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan September 2013 hingga Februari 2014 dengan judul

Ekstraksi Rumput Laut Coklat Sargassum sp. (CP 02) dan Pengujian Ekstrak

sebagai Inhibitor Tirosinase. Penelitian ini dibiayai oleh DIKTI melalui program

Hibah Kompetensi (HIKOM) atas nama Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada

1. Prof Dr Ir Linawati Hardjito MS selaku pembimbing atas segala arahan

dan bimbingan yang telah diberikan selama penelitian dan proses

penulisan

2. Dr Tati Nurhayati S.Pi, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan serta saran dalam skripsi ini

3. Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi selaku ketua Departemen Teknologi Hasil

Perairan dan Dr Desniar SPi, M.Si selaku perwakilan komisi pendidikan

yang telah membantu dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini

4. Bapak A.M Edy Suharyoko, Ibu Anna Agustina Heralanti, kedua kakak

penulis Maria Edna Herawati dan Martha dian Indrianti, Akung, Uti, Jeo

Ferry Andrean dan seluruh keluarga, atas segala dukungan dan doa yang

telah diberikan

5. Theresia Puspita Arumsari, Ayu Ginanjar Syukur, Marie Violeta N.T,

teman-teman sepenelitian Anastasia Mensanie dan Sri Wahyu Ningsih,

Mba Juju, THP 47, THP 48 atas segala bantuan, doa, semangat, dan

dukungan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun

dalam perbaikan skripsi ini. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, September 2014

Margareth Dina Indriani

Page 14: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

x

Page 15: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

Manfaat Penelitian .................................................................................... 2 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 2

METODE PENELITIAN .............................................................................. 3 Bahan Penelitian ....................................................................................... 3

Peralatan Penelitian ................................................................................... 3 Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 3

Prosedur Penelitian.................................................................................... 3 Prosedur Analisis ...................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 6

Ekstrak Sargassum sp. (CP 02).................................................................. 7 Aktivitas Inhibitor Tirosinase .................................................................... 7

Kelompok Senyawa Kimia Sargassum sp. (CP 02) .................................... 9 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 12

Kesimpulan ............................................................................................... 12 Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12 RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 15

Page 16: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

vi

DAFTAR TABEL

1 IC50 asam kojat dan ekstrak Sargassum sp. (CP 02) .................................... 9

2 Hasil uji fitokimia Sargassum sp. (CP 02) .................................................. 10

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir metode penelitian................................................................... 4

2 Sisi aktif enzim tirosinase (Yunita 2014). ................................................... 8

3Perubahan warna pada analisis aktivitas inhibitor tirosinase (A.Tanpa

penambahan ekstrak (kontrol); B. Penambahan asam kojat (kontrol

positif); C. Penambahan ekstrak Sargassum sp. (CP 02)). ........................... 8

Page 17: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang membatasi dengan lingkungan.

Kulit seringkali mendapat perhatian khusus terutama oleh kaum wanita karena

berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Kulit yang cerah merupakan

idaman hampir setiap wanita terutama wanita Asia. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kecerahan kulit ialah sinar ultraviolet (UV). Sinar UV dapat

mempercepat pembentukan melanin (Yoon et al. 2009). Pembentukan melanin

dalam jumlah banyak inilah yang menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan

pada kulit manusia (Jennifer et al. 2012).

Melanin terbentuk dari proses yang disebut melanogenesis melalui

kombinasi katalisis enzim dan reaksi kimia. Melanogenesis terjadi di melanosit

yang merupakan sel-sel khusus yang terdapat di epidermis kulit. Pembentukan

melanin terdiri dari dua jalur yaitu eumelanin dan pheomelanin. Langkah pertama

dari melanogenesis dimulai dengan oksidasi tirosin menjadi dopaquinon yang

dikatalisis oleh enzim tirosinase. Dopaquinon yang terbentuk kemudian akan

diubah menjadi dopa dan dopachrome. Dopa juga merupakan substrat tirosinase

dan dapat diubah kembali menjadi dopaquinon dengan bantuan enzim. Eumelanin

akan terbentuk melalui serangkaian reaksi oksidasi dari dihidroxyindole (DHI)

dan dihydroxindole-2-carbolic acid (DHICA) yang merupakan produk reaksi dari

dopachrome. Keberadaan sistein atau glutathione, membuat dopaquinon dapat

berubah menjadi sisteinildopa atau glutathionildopa, kemudian pheomelanin

terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1

dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis, hanya enzim tirosinase yang

penting dalam proses karena menjadi kunci dalam melanogenesis (Chang 2012).

Pencegahan terbentuknya melanin dapat dikendalikan dengan

menghambat enzim tirosinase. Senyawa yang dapat menghambat proses

pembentukan melanin disebut inhibitor tirosinase (Batubara et al. 2012). Aktivitas

antitirosinase dianalisis melalui kemampuan penghambatan pembentukan

dopachrome. Inhibitor tirosinase menjadi semakin berkembang dalam medis dan

kosmetik untuk mencegah hiperpigmentasi dengan menghambat enzim tirosinase.

Bahan yang banyak digunakan dalam pemutih kulit dan untuk pencegahan

hiperpigmentasi kulit yang telah banyak digunakan ialah asam kojat, arbutin,

hidroquinon, cathecin dan asam azelaik. Namun beberapa dari bahan pemutih

yaitu asam kojat dalam penggunaannya harus dibawah pengawasan ahli

dermatologis karena dapat menyebabkan alergi dermatitis (Kamakshi 2012).

Penggunaan hidroquinon dalam kosmetik di Indonesia juga telah dilarang.

Hidroquinon dapat menyebabkan hiperpigmentasi secara permanen pada kulit,

rasa terbakar, kelainan ginjal, kanker sel hati, dan kanker darah. Hiroquinon

merupakan senyawa kimia yang bersifat larut air, padatannya berbentuk kristal

jarum tidak berwarna, jika terpapar cahaya dan udara warnanya akan berubah

menjadi lebih gelap. Hiperpigmentasi disebabkan terpaparnya kulit yang

menggunakan senyawa ini oleh sinar matahari tanpa ada perlindungan dari tabir

surya (BPOM 2013).

Page 18: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

2

Inhibitor tirosinase kemudian mulai banyak diteliti dari alam untuk

mendapatkan bahan yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Beberapa bahan

alam telah banyak diteliti dan ditemukan dapat menginhibisi enzim tirosinase.

Tanaman Indonesia yang telah diteliti dan memiliki kemampuan meghambat

enzim tirosinase antara lain batang Alamanda cathartica (Batubara et al. 2012),

Dahlia rosea (Fransiska et al. 2012), Instsia palembanica, Rhizopora sp., dan

Xylocarpus granatum (Batubara et al. 2010).

Alga coklat merupakan multiselular alga yang memiliki sekitar 1800 jenis

(Guiry 2000). Karakteristik alga jenis ini yaitu berwarna hijau zaitun sampai

warna coklat gelap akibat kandungan pigmen fukosantin. Pigmen lain selain

fukosantin, yang terdapat di dalam alga coklat antara lain klorofil a dan klorofil c.

Organisme terbesar dari alga coklat ialah kelp (Ecklonia maxima) yang

panjangnya dapat mencapai 70 meter (Guiry 2000). Salah satu alga coklat,

Ecklonia cava berpotensi menghambat enzim tirosinase lebih baik dari arbutin

dan asam kojat sebagai kontrol positif (Yoon et al. 2009). Sargassum merupakan

jenis alga coklat yang merupakan genera terbesar dari famili Sargassaceae.

Rumput laut jenis ini merupakan tanaman perairan yang mempunyai warna

coklat, berukuran relatif besar (1-3 m), tumbuh dan berkembang pada substrat

dasar yang kuat. Indonesia memiliki 15 jenis Sargassum sp. dimana 12 jenis

diantaranya telah dikenal (KKP 2012). Sargassum polycistum yang diambil dari

Pulau Seri Buat dan Pulau Sembulan, Malaysia juga dapat menghambat aktivitas

selular tirosinase (Chan et al. 2011). Hal inilah yang membuat perlunya dilakukan

penelitian untuk mengetahui sumber inhibitor tirosinase lain yang berasal dari

alga coklat khususnya Sargassum sp. pada perairan Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas inhibitor tirosinase pada

Sargassum sp. (CP 02) yang ditunjukkan dengan nilai IC50 dan kelompok

senyawa kimia rumput laut coklat Sargassum sp. (CP 02).

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelompok

senyawa kimia rumput laut coklat Sargassum sp. (CP 02) yang berperan sebagai

inhibitor tirosinase.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan sampel rumput laut coklat

Sargassum sp. (CP 02), preparasi, ekstraksi dengan pelarut organik, analisis

aktivitas inhibitor tirosinase dan analisis fitokimia ekstrak Sargssum sp. (CP 02) ,

serta analisis data.

Page 19: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

3

METODE PENELITIAN

Bahan Penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut coklat

Sargassum sp. (CP 02) kering yang berasal dari Pantai Cipatujah, Tasikmalaya,

Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan dalam proses ekstraksi Sargassum sp.

adalah aluminium foil, kertas saring, kapas dan methanol pa. Bahan-bahan yang

digunakan dalam uji aktivitas inhibitor tirosinase yaitu, ekstrak Sargassum sp.,

akuades steril, bufer fosfat pH 6,8, asam kojat sebagai kontrol positif, L-tirosin

(Sigma, St Louis, MO, USA), L-DOPA (Sigma, St Louis, MO, USA) dan enzim

tirosinase jamur (Sigma, St Louis, MO, USA). Bahan yang digunakan dalam uji

fitokimia antara lain kertas saring, kloroform, NH4OH, H2SO4 2M, reagen Mayer,

Wagner, Dragendroff, magnesium, alkohol klorhidrat, amil alkohol, FeCl3, etanol,

eter, anhidrida asam asetat, dan H2SO4 pekat.

Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan pada preparasi Sargassum sp. (CP 02) yaitu gunting

dan grinder. Alat-alat yang digunakan dalam ekstraksi Sargassum sp. antara lain

timbangan, gelas ukur, erlenmeyer, magnetic stirrer (Jenwey 1200) , corong, dan

rotary vacuum evaporator (IKA RV 05 Basic). Alat yang digunakan dalam uji

aktivitas inhibitor tirosinase yaitu neraca analitik (Sartorius TE 214S) , tabung

reaksi, mikro pipet, vortex, tabung eppendorf dan spektrofotometer (UV-VIS

Jenwey 2030). Alat yang digunakan dalam uji fitokimia antara lain, tabung reaksi,

batang pengaduk, timbangan, lempeng tetes, pipet tetes, pinggan porselen, dan

gelas beker.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Sepember 2013 hingga bulan Februari

2014. Preparasi bahan, ekstraksi Sargassum sp. (CP 02), dan pengujian aktivitas

inhibitor tirosinase bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan,

Program Studi Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. Analisis

fitokimia dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam ekstraksi rumput laut coklat Sargassum sp.

(CP 02) dan pengujian ekstrak sebagai inhibitor tirosinase meliputi preparasi

bahan baku, ekstraksi, analisis aktivitas inhibitor tirosinase dan analisis fitokimia.

Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1.

Page 20: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

4

Keterangan : = input/output

= proses

Preparasi Bahan Baku

Sampel rumput laut Sargassum sp. (CP 02) kering diambil dari Cipatujah,

Tasikmalaya, Jawa Barat. Sampel kering kemudian dipotong-potong dengan

menggunakan gunting untuk mempermudah proses penghalusan. Potongan

sampel kemudian dihaluskan dengan grinder hingga sampel berbentuk serbuk.

Ekstraksi Sargassum sp. (CP 02)

Ekstraksi Sargassum sp. (CP 02) dilakukan berdasarkan metode yang

sebelumnya dilakukan oleh Yuvaraj et al. (2011). Proses ekstraksi menggunakan

pelarut metanol pa. Sampel direndam dengan metanol dengan perbandingan

antara sampel (g) dan pelarut (mL) 1:10. Ekstraksi dilakukan dengan dua kali

pengulangan menggunakan sampel sebanyak 20 gram dan 50 gram. Sargassum

sp. (CP 02) dan metanol pa kemudian dimaserasi dengan menggunakan magnetic

stirrer selama 24 jam tanpa menggunakan panas.

Sargassum sp.

(CP 02) kering

Penghalusan

Perendaman dengan metanol

1:10

Maserasi 24 jam

Filtrasi

Ekstrak

metanol

Analisis Inhibitor

tirosinase Analisis

fitokimia

Residu Filtrat

Evaporasi

Gambar 1 Diagram alir metode penelitian.

Page 21: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

5

Hasil maserasi difiltrasi untuk memisahkan antara filtrat dan residu

Sargassum sp. (CP 02). Filtrat kemudian dievaporasi menggunakan rotary

vacuum evaporator pada suhu 50 oC sehingga didapatkan ekstrak metanol

Sargassum sp. Ekstrak dihitung dengan rumus:

Prosedur Analisis

Analisis Aktivitas Inhibitor Tirosinase

Pengujian ekstrak Sargassum sp. (CP 02) sebagai aktivitas inhibitor

tirosinase dilakukan dengan modifikasi metode yang sebelumnya telah dilaporkan

oleh Chan et al. (2011). Modifikasi dilakukan terhadap konsentrasi enzim

tirosinase jamur serta konsentrasi ekstrak Sargassum sp. (CP 02) yang digunakan.

Pengujian dilakukan terhadap dua substrat yang berbeda yaitu L-tirosin dan L-

DOPA. Enzim tirosinase (1000 unit/mL) sebanyak 100 µL dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Larutan enzim kemudian ditambah ekstrak dengan konsentrasi

berbeda sebanyak 100 µL dan bufer fosfat pH 6,8 sebanyak 1,8 mL. Larutan uji

kemudian diinkubasi selama 10 menit lalu diukur absorbansinya (t0) dengan

menggunakan spektrofotometer dengan pada panjang gelombang 475 nm. L-

tirosin dengan konsentrasi 3,6 mg/mL atau L-DOPA dengan konsentrasi sebesar

3,3 mg/10mL sebanyak 1 mL ditambahkan pada masing-masing larutan uji lalu

diinkubasi kembali selama 10 menit. Larutan uji diukur absorbansinya kembali

(t10) untuk menentukan persen inhibisi. Persen inhibisi dihitung dengan cara

membandingkan absorban sampel tanpa penambahan ekstrak (A) dan dengan

penambahan ekstrak (B) pada panjang gelombang 475 nm. Penghitungan persen

inhibisi dihitung dengan rumus berikut:

( ) ( )

Persen inhibisi kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi ekstrak

Sargassum sp. (CP 02) yang dapat menghambat 50% aktivitas enzim tirosinase

(IC50).

Analisis Fitokimia

Analisis fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, saponin, flavonoid,

tanin, komponen fenolik, triterpenoid dan steroid (Harborne 1987).

Uji Alkaloid

Ekstrak sampel sebanyak 0,5 gram dilarutkan dalam 10 mL kloroform dan

ditambahkan beberapa tetes NH4OH. Larutan kemudian disaring, filtratnya

dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes H2SO4 2M lalu

dikocok. Tabung reaksi didiamkan hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam

(atas) diambil dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi lainnya untuk diuji

alkaloid menggunakan reagen Mayer, Wagner, dan Dragendroff. Hasil positif dari

Page 22: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

6

uji alkaloid dengan ketiga reagen ialah terbentuknya endapan berturut-turut

berwarna coklat, putih, dan merah-jingga.

Uji Saponin dan Flavonoid

Ekstrak sampel sebanyak 0,5 gram ditambahkan 100 mL air panas,

dididihkan selama 5 menit kemudian disaring dan filtratnya diuji. Uji saponin

dilakukan dengan mengambil sebanyak 10 mL filtrat kemudian dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan dikocok kuat selama 10 detik setelah itu larutan

didiamkan selama 10 menit. Hasil positif saponin ditunjukkan dengan

terbentuknya buih yang stabil pada larutan. Uji flavonoid dilakukan dengan

penambahan 10 mL filtrat dengan 0,5 gram magnesium, 2 mL alkohol klorhidrat

(HCl 37% dan etanol 95% dengan volume yang sama), dan 20 mL amil akohol

kemudian dikocok kuat. Hasil positif flavonoid ditunjukkan dengan perubahan

warna menjadi merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol.

Uji Tanin dan Komponen Fenolik

Ekstrak sampel sebanyak 0,5 gram ditambahkan 100 mL air panas lalu

dididihkan selama 5 menit. Larutan kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan

larutan FeCl3. Hasil positif tanin ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi

hitam kehijauan, sedangkan hasil positif komponen fenolik ditunjukkan dengan

timbulnya warna ungu, biru atau hijau.

Uji Triterpenoid dan Steroid

Ekstrak sampel sebanyak 0,5 gram dilarutkan dengan 25 mL etanol panas

(50 oC) kemudian disaring ke dalam pinggan porselen dan diuapkan sampai

kering. Residu ditambahkan eter dan ekstrak eter dipindahkan ke lempeng tetes.

Ekstrak eter ditambah 3 tetes anhidrida asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (uji

Lieberman-Buchard). Hasil positif triterpenoid ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna menjadi merah sementara hasil positif steroid ditunjukkan

dengan perubahan warna menjadi hijau atau biru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sargassum sp. merupakan salah satu jenis alga coklat yang dapat dijumpai di

perairan Indonesia dan perairan tropis. Jenis rumput laut ini tumbuh pada pantai

yang dasarnya lempengan karang mati seperti di perairan selatan Pulau Jawa

(Septiana dan Asnani 2012). Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian

cabang-cabang. Panjang thalli utama mencapai 1 - 3 m dan tiap-tiap percabangan

terdapat gelembung udara berbentuk bulat yang disebut "bladder", berguna untuk

menopang cabang-cabang thalli terapung ke arah permukaan air untuk

mendapatkan intensitas cahaya matahari (Kadi 2005).

Sargassum sp. dikenal mengandung zat-zat aktif seperti fukoidan dan

komponen fenolik. Jenis komponen fenolik yang banyak dijumpai pada rumput

laut coklat adalah phlorotanin (Septiana dan Asnani 2012). Sargassum sp.

memiliki efek biologis antara lain sebagai antitumor, antibakteri, antifungi dan

anti virus (Marry et al. 2012). Bidang kosmetik menggunakan rumput laut

Sargassum siliquastrum, S. marginatrum sebagai antioksidan karena mengandung

fukosantin, polikomponen fenolik, fucodhiphlorotenol dan phlorotanin. Senyawa-

Page 23: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

7

senyawa tersebut digunakan sebagai anti penuaan, perlindungan sel tubuh,

pemutih dan UV protektif (Heo dan Jeon 2009).

Ekstrak Sargassum sp. (CP 02)

Pemanfaatan komponen bioaktif rumput laut dapat dilakukan dengan

mengambil komponen penting yang diperlukan. Ekstraksi dengan pelarut dapat

dilakukan untuk memperoleh komponen bioaktif Sargassum sp. Prinsip ekstraksi

menggunakan pelarut dilakukan dengan cara mempertemukan bahan yang akan

diekstrak dengan pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrat dari

residu bahan yang diekstrak. Pemilihan pelarut yang akan dipakai dalam proses

ekstraksi harus memperhatikan sifat kandungan senyawa yang akan diisolasi

(Septiana dan Asnani 2012).

Penelitian menggunakan ekstraksi tunggal dengan pelarut metanol. Pelarut

metanol digunakan karena merupakan pelarut polar yang dapat mengekstrak

senyawa non polar, semi polar dan polar yang banyak terdapat di Sargassum sp..

Ekstrak Sargassum sp. yang didapatkan berwarna coklat tua. Warna coklat pada

ekstrak Sargassum sp. (CP 02) disebabkan oleh pigmen fukosantin yang banyak

terkandung pada Sargassum sp.. Resita et al. (2010) menyebutkan pigmen yang

paling banyak terkandung dalam Sargassum sp. adalah fukosantin yaitu berkisar

antara 21,80-73,05%, sedangkan pigmen utama lain seperti klorofil a berkisar

antara 0,73-54,96%, klorofil c berkisar antara 0,28-1,09% dan karoten 0,38% dari

total pigmen pada Sargassum sp. Warna coklat pada ekstrak juga disebabkan

karena pigmen klorofil yang terdapat pada Sargassum sp. kering tidak stabil

dibandingkan dengan fukosantin. Pengeringan akan menyebabkan tanaman yang

mengandung klorofil akan mengalami perubahan atau kehilangan warna seperti

yang terjadi pada penuaan daun sehingga klorofil yang semula berwarna hijau

akan berubah warna menjadi hijau kecoklatan atau pudar (Resita et al. 2010).

Rendemen Sargassum sp. hasil ekstraksi dengan metanol yaitu sebesar

2,37±0,66%. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Bambang et al. (2013)

dimana jumlah rendemen dari beberapa jenis Sargassum yang diambil di dari

Pulau Madura yaitu 1,69±0,15%. Perbedaan jumlah rendemen juga dapat terjadi

karena bahan preparasi yang dipengaruhi oleh umur panen dan faktor lingkungan

serta metode ekstraksi yang digunakan. Hasil ekstrak yang berbeda dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain kondisi alamiah senyawa, metode ekstraksi yang

digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu

ekstraksi serta perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah sampel yang

digunakan (Harborne 1987).

Aktivitas Inhibitor Tirosinase

Tirosinase merupakan enzim yang mengandung tembaga didalamnya

(Gambar 2) yang banyak terdapat pada mamalia, tumbuhan serta buah

(Chang 2012). Tirosinase mengkatalisis dua reaksi berbeda dengan menggunakan

molekuler oksigen; hidroksilasi tirosin menjadi 3,4-dihidroksiphenilalanin atau

DOPA yang disebut aktivitas monophenolase dan oksidasi DOPA menjadi

Page 24: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

8

dopaquinone (o-quionenies) yang disebut aktivitas diphenolase. Enzim tirosinase

banyak digunakan dalam penelitian berkaitan dengan melanogenesis. Enzim

tirosinase yang seringkali digunakan yaitu tirosinase yang diekstrak dari jamur.

Enzim tirosinase jamur ini sangat homolog dengan mamalia, selain itu enzim dari

jamur ini juga sudah tersedia secara komersil (Chang 2012).

Gambar 2 Sisi aktif enzim tirosinase (Yunita 2014).

Pengujian ekstrak Sargassum sp. (CP 02) dilakukan terhadap aktivitas

monophenolase dan diphenolase yaitu menggunakan L-tirosin dan L-DOPA

sebagai substrat dalam pengujian. Pengujian ekstrak dibandingkan dengan asam

kojat sebagai kontrol positif. Asam kojat merupakan hasil metabolit jamur yang

bertindak sebagai chelator yang baik untuk logam transisi seperti Cu2+

dan Fe3+

.

Asam kojat merupakan inhibitor kompetitif dalam reaksi monophenolase dan

inhibitor campuran pada reaksi diphenolase (Saghaie et al. 2013). Asam kojat

adalah salah satu jenis pemutih yang banyak digunakan dalam kosmetik. Namun

penggunaan asam kojat secara berlebih dapat menyebabkan alergi pada kulit

manusia (Kamakshi 2012). Penggunaan asam kojat sebagai kontrol positif sangat

disarankan sebagai pembanding kekuatan penghambatan tirosinase baik dengan

bahan baru yang ditemukan ataupun dengan kekuatan penambahan bahan lain

(Chang 2012). Asam kojat digunakan sebagai kontrol positif karena memiliki efek

inhibisi serta kestabilan yang tinggi dibandingkan dengan bahan lainnya

(Fransiska et al. 2012).

Penambahan ekstrak Sargassum sp. (CP 02) tidak menunjukkan perubahan

warna coklat keunguan seperti yang terjadi pada kontrol. Perbedaan warna hasil

uji antara kontrol (tanpa penambahan ekstrak), kontrol positif (penambahan asam

kojat) dan ekstrak dapat dilihat pada Gambar 3. Penentuan intensitas warna

dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 475

nm. Nilai absorban yang diperoleh digunakan untuk mengetahui aktivitas ekstrak

Sargassum sp. dalam menghambat tirosinase (Putri et al. 2010).

A B C

Gambar 3 Perubahan warna pada analisis aktivitas inhibitor tirosinase

(A.Tanpa penambahan ekstrak (kontrol); B. Penambahan asam

kojat (kontrol positif); C. Penambahan ekstrak Sargassum sp.

(CP 02)).

Page 25: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

9

Ekstrak yang memiliki aktivitas inhibitor tirosinase akan menurunkan

intensitas warna coklat sedangkan ekstrak yang tidak memiliki aktivitas inhibitor

dan kontrol (tidak ditambahkan ekstrak) memiliki warna coklat keunguan. Warna

coklat keunguan merupakan warna dari dopacrom yang terbentuk sehingga dapat

diukur penghambatannya (Juwita 2011). Apabila jumlah dopacrome yang

terbentuk banyak maka penghambatan enzim tirosinase tidak terjadi, sebaliknya

apabila dopacrome tidak terbentuk maka penghambatan terhadap enzim tirosinase

terjadi maksimal.

Berdasarkan hasil perhitungan persen inhibisi oleh Sargassum sp. kemudian

didapatkan nilai IC50 penghambatan. IC50 merupakan konsentrasi larutan sampel

yang dibutuhkan untuk menghambat 50% aktivitas enzim tirosinase. Hasil

pengujian IC50 pada reaksi monophenolase dan diphenolase dari asam kojat dan

ekstrak Sargassum sp. disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 IC50 asam kojat dan ekstrak Sargassum sp. (CP 02)

Reaksi Substrat Asam kojat

(µg/mL)

Ekstrak Sargassum sp.

(µg/mL)

Monophenolase L-tirosin 3,25 ± 0,53 13,43 ± 1,45

Diphenolase L-DOPA 14,27 ± 0,73 11,60 ± 2,30

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada reaksi monophennolase ekstrak

Sargassum sp. (CP 02) memiliki nilai IC50 empat kali lebih besar dari pada asam

kojat. Namun, pada reaksi diphenolase, ekstrak Sargassum sp. menunjukkan nilai

yang sebanding dengan asam kojat. Hal ini menunjukkan ekstrak Sargassum sp.

(CP 02) bekerja lebih efektif pada reaksi diphenolase.

Berbeda dengan hasil penelitian ini, Sargassum polycystum yang diambil di

kepulauan Malaysia tidak menunjukkan aktivitas inhibisi pada pengujian dengan

tirosinase jamur namun menunjukkan aktivitas yang signifikan pada pengujian

dengan seluler tirosinase (Chan et al. 2011). Penelitian dengan alga merah

Grateloupia lancifolia juga menunjukan aktivitas inhibitor tirosinase dengan IC50

sebesar 256 µg/mL (Nguyen dan Kim 2012). Hasil ini menunjukkan bahwa

Sargassum sp. (CP 02) memiliki aktivitas inhibitor tirosinase yang tinggi pada

reaksi diphenolase. Perbedaan kemampuan ekstrak dalam menghambat enzim

tirosinase disebabkan oleh kandungan kelompok senyawa kimia yang terdapat di

dalam ekstrak dari spesies berbeda. Jennifer et al. (2012) menyebutkan bahwa

secara alami keberadaan inhibitor tirosinase berasal dari beberapa kelas senyawa

kimia. Kelompok senyawa kimia yang dikandung oleh kedua jenis Sargassum

dapat dipengaruhi oleh perbedaan tempat tumbuh dimana kandungan hara serta

mineral di tempat asalnya berbeda (Batubara et al. 2012). Kandungan kelompok

senyawa kimia yang terdapat pada Sargassum sp. diteliti lebih lanjut dengan

melakukan analisis fitokimia.

Kelompok Senyawa Kimia Sargassum sp. (CP 02)

Analisis fitokimia yang dilakukan yaitu alkaloid, flavonoid, saponin,

komponen fenolik, tannin, terpenoid dan steroid. Hasil uji fitokimia terhadap

ekstrak Sargassum sp. (CP 02) disajikan pada Tabel 2.

Page 26: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

10

Tabel 2 Hasil uji fitokimia Sargassum sp. (CP 02)

Uji Hasil

Alkaloid

Mayer

Wagner

Dragendroff

-

-

-

-

Flavonoid +

Saponin +

Komponen fenolik +

Tanin -

Triterpenoid +

Steroid + Keterangan: (+) = positif, (-) = negatif

Ekstrak Sargassum sp. berdasarkan Tabel 2 mengandung flavonoid, saponin,

komponen fenolik, terpenoid dan steroid. Kandungan alkaloid dan tanin tidak

terdeteksi pada Sargassum sp. yang diteliti. Kemampuan ekstrak Sargassum sp.

(CP 02) dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase dapat disebabkan oleh

komponen fenolik (Kim 2004), flavonoid (Chang 2009; Oskoueian et al. 2012),

saponin (Zhang dan Zhou 2013), dan steroid (Chang 2009) yang terkandung

dalam ekstrak.

Komponen fenolik merupakan aneka ragam senyawa yang berasal dari

tumbuhan yang memiliki ciri yang sama yaitu cincin aromatik yang mengandung

satu atau dua penyulih hidroksil. Beberapa golongan fenolik telah diketahui dan

salah satu yang terbesar adalah flavonoid. Golongan polimer dari komponen

fenolik lain yang penting pada tumbuhan antara lain lignin, melanin dan tanin

(Harborne 1987). Pengujian ekstrak dengan FeCl3 menunjukkan hasil positif

komponen fenolik pada Sargassum sp. Hasil positif pada komponen fenolik ini

juga sesuai dengan pengujian terhadap Sargassum sp. dan S. wightii (Putri 2011,

Seenivasan et al. 2012). Kim (2004) menyatakan bahwa beberapa komponen

fenolik dikenal berperan sebagai agen depigmentasi, karena struktur kimia

komponen fenolik memiliki kemiripan dengan tirosin yang merupakan substrat

dari reaksi tirosin-tirosinase.

Flavonoid merupakan senyawa yang larut air dan tergolong dalam

komponen fenolik. Flavonoid umumnya terikat pada gula sebagai glikosida dan

aglikon flavonoid yang terdapat pada tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi

glikosida (Harborne 1987). Flavonoid merupakan bahan aktif yang banyak

dijumpai pada daun, benih, kulit dan bunga tanaman. Flavonoid melindungi

tumbuhan dari radiasi UV, patogen dan hewan herbivor. Flavonoid sebagai

inhibitor tirosinase meliputi tujuh grup mayor yaitu flavones, flavonols,

flavononess, flavanols, isoflavonoids, chalcones dan catechin (Chang 2009).

Ekstrak Sargassum sp. secara kualitatif mengandung flavonoid lebih dari

komponen yang lainnya. Flavonoid dengan kandungan yang banyak inilah yang

memungkinkan Sargassum sp. (CP 02) dapat menghambat kerja enzim tirosinase.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Oskoueian et al. (2012) yang menyatakan

komponen fenolik dan flavonoid berkontribusi dalam penghambatan enzim

tirosinase. Penghambatan yang dilakukan salah satunya oleh flavonols, yang

termasuk dalam kelompok flavonoid yaitu sebagai inhibitor kompetitif pada

oksidasi L-DOPA oleh tirosinase dan 3-hydroxy-4-keto yang merupakan bagian

Page 27: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

11

dari struktur flavonols yang berperan sebagai kunci dalam penempelan logam

(Chang 2009).

Kemampuan ekstrak Sargassum sp. dalam menghambat kerja enzim

tirosinase disebabkan antara lain oleh kandungan flavonoid yang terdapat di

dalam ekstrak. Posisi fenolik dari senyawa aktif ekstrak berikatan dengan atom

Cu pada sisi aktif tirosinase menyebabkan tidak terjadi reaksi oksidasi yang

dikatalisis tirosinase sehingga pembentukan senyawa dopakuinon dan dopakrom

menjadi berkurang (Juwita 2011). Adanya flavonoid ini membuat reaksi enzim

dengan substrat terhalang sehingga melanin tidak terbentuk. Jenis inhibisi

flavonoid ini ialah inhibitor kompetitif dimana penghambat kompetitif akan

berlomba dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim, tetapi sekali

terikat tidak dapat diubah oleh enzim tersebut. Penghambat kompetitif biasanya

menyerupai substrat normal pada struktur tiga dimensinya sehingga dapat

menduduki sisi aktif enzim (Lehninger 1982). Senyawa flavonoid akan

berkompetisi dengan L-tirosin untuk menduduki sisi aktif enzim pada reaksi

monophenolase berkompetisi dengan L-DOPA pada reaksi diphenolase. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian Chang (2009) yang menyatakan penghambatan

yang dilakukan oleh flavonols salah satu golongan flavonoid adalah sebagai

inhibitor kompetitif.

Triterpenoid adalah senyawa dengan kerangka karbon yang disusun dari

enam unit isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik

yaitu skualen. Triterpenoid tidak memiliki warna, berbentuk kristal, sering kali

mempunyai titik leleh tinggi dan aktif optik yang umumnya sukar dicirikan karena

tak ada kereaktifan kimianya (Harborne 1987). Pengujian terhadap triterpenoid

menunjukkan hasil yang positif pada Sargassum sp. (CP 02) yang diambil di

Pantai Cipatujah.

Steroid merupakan golongan dari senyawa triterpenoid. Senyawa steroid

dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat. Steroid dapat

diklasifikasikan menjadi steroid dengan atom karbon tidak lebih dari 21 yaitu

sterol, sapogenin, glikosida jantung dan vitamin D. Steroid alami berasal dari

berbagai transformasi kimia dua triterpena yaitu lanosterol dan sikloartenol

(Harbone 1987). Hasil positif steroid terdeteksi pada Sargassum sp. yang diuji.

Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan hasil penelitian Seenivasanet al. (2012)

dimana S. wightii positif mengandung steroid di dalamnya. Keberadaan steroid

sebagai inhibitor tirosinase telah diteliti sebelumnya dimana tiga macam steroid

yang diisolasi dari Trifolium balansae menunjukkan hasil inhibisi pada fase

diphenolase yang lebih tinggi dari pada asam kojat yang merupakan kontrol

positif (Chang 2009).

Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol yang terdeteksi pada lebih dari

90 jenis tumbuhan. Saponin merupakan senyawa yang bersifat seperti sabun yang

dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa (Harborne 1987).

Saponin dideteksi pada ekstrak Sargassum sp. ditandai dengan terbentuknya busa

pada saat pengocokan. Keberadaan saponin pada Sargassum sp. juga dilaporkan

oleh Putri (2011). Kemampuan saponin dalam menghambat tirosinase telah

diteliti. Saponin dari Xanthoceras sorbifolia, tanaman yang berasal dari Cina

dapat menghambat tirosinase sebesar 52% dengan konsentrasi saponin sebesar

0,96 mg/mL. Saponin terbukti dapat meningkatkan nilai Km (konsentrasi substrat

Page 28: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

12

tertentu pada saat enzim mencapai setengah kecepetan maksimumnya) serta dapat

menurunkan laju oksidasi (Zhang dan Zhou 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ekstrak metanol Sargassum sp. (CP 02) dapat menghambat enzim tirosinase

lebih baik pada reaksi diphenolase denga IC50 sebesar 11,60 µg/mL dibandingkan

reaksi monophenolase dengan IC50 13,43 µg/mL. Ekstrak metanol Sargassum sp.

(CP 02) mengandung flavonoid, komponen fenolik, saponin, triterpenoid dan

steroid berdasarkan analisis fitokimia.

Saran

Pengujian lebih lanjut terkait dengan inhibitor tirosinase perlu dilakukan

yaitu pemisahan senyawa kimia yang ada pada Sargassum sp. (CP 02) untuk

kemudian dilakukan analisis inhibitor tirosinase untuk diketahui secara pasti

senyawa yang berperan sebagai inhibitor tirosinase.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang BS, Kumalaningsih S, Susinggih W, Hardoko. 2013. Polyphenol

content and antioxidant activities of crude extract from brown algae by

various solvents. J Life Sci Biomed. 3(6):439-443.

Batubara I, Darusman LK, Mitsunaga T, Rahminiwati M, Djauhari E. 2010.

Potency of Indonesian medical plants as tyrosinase inhibitor and antioxidant

agent. J Biol Sci. 10(2): 138-144.

Batubara I, Darusman LK, Vibrianthi C. 2012. Potensi Tanaman Alamanda

cathartica di daerah Bogor sebagai inhibitor tirosinase. Di dalam : Sukrasno,

Yulinah, Soemardji, Moelyono, Damayanti, Sutjiatmo, Paryati, Januwati,

editor. Seminar Nasional Pokja TOI XLII ; 2012 Mei 20; Cimahi, Indonesia:

FMIPA UNJANI. Hlm 316-324

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Dialog sore tentang public

warning kosmetik. www.bpom.go.id (1 April 2014).

Chan YY, Kim KH, Cheah SH. 2011. Inhibitory effects of Sargassum polycystum

on tyrosinase activity and melanin formation in B16F10 murine melanoma

cells. J Ethnopharm. 137(3): 1183– 1188.

Chang Te-Sheng. 2009. An update review of tyrosinase inhibitor. Int J Mol Sci.

10(6):2440-2475.

Page 29: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

13

Chang Te-Sheng. 2012. Natural melanogenesis inhibitora acting through the

down-regulation of tyrosinase activity. Materials. 5(9):1661-1685.

Chang Tsong-Min. 2012. Tyrosinase and tyrosinase inhibitors. J Biocatal

Biotransformation. 1(2):1-2.

Fransiska MK , Batubara I, Darusman LK. 2012. Penapisan inhibitor tirosinase

pada empat spesies famili Asteraceae Chrysantemum morifolium , Gerbera

jamesonii, Dahlia rosea, dan Tagetes erecta. Acta Pharmaciae Indonesia.

1(1):36-42.

Guiry MD. 2000. Phaeophyta: Brown Algae. www.seaweed.ie (31 April 2014).

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, penerjemah, Bandung

(ID) : Institut Teknologi Bandung. Terjemahan dari Phytochemical Methods.

Heo SJ, Jeon YJ. 2009. Protective effect of fucoxanthin isolated from Sargassum

siliquastrum on UV-B induced cell damage. J Photochem Photobiol B: Biol.

95(2):101-107.

Jennifer, Stephie, C.M, Abhishri, S.B, Shalini. 2012. A review on skin whitening

property of plant extracts. Int J Pharm Bio Sci. 3(4):332-347.

Juwita NK. 2011.Uji penghambatan tirosinase dan stabilitas fisik sediaan krim

pemutih yang mengandung ekstrak kulit batang nangka (Artocarpus

heterophyllus) [skripsi]. Depok (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Kadi A. 2005. Beberapa kehadiran marga Sargassum di Perairan Indonesia.

Oseana. 30(4):19-29.

Kamakshi R. 2012. Fairness via formulations: A review of cosmetic skin-

lightening ingredients. J Cosmet Sci. 63(1):43-54.

Kim YJ, Kyung KJ, Lee JH, Chung HY. 2004. 4-4’-Dihydroxybiphenyl as a new

potent tyrosinase inhibitor. Biol Pharm Bull. 28(2):323-327.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2012. Mengenal Sargassum sp. dan

manfaatnya. www.djpb.kkp.go.id (31 April 2014).

Lehninger AL. 2004. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Thenawidjaja M, penerjemah.

Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari : Principles of Biochemistry.

Marry JS, Vinotha P, Pradeep A. 2012. Screening for in vitro cytotoxix activity of

seaweed, Sargassum sp. Against Hep-2and MCF-7 cancer cell lines. Asia

Pas J Cancer Prev. 13(12):6073-6076.

Nguyen H, Kim SM. 2012. Antioxidative, anticholinesterase and antityrosinase

activities of the red alga Grateloupia lancifolia extracts. African J Biotech.

11(39): 9457-9467.

Oskoueian A, Haghighi RS, Ebrahimi M, Oskoueian E. 2012. Bioactive

compounds, antioxidant, tyrosinase inhibition, xanthine oxidase inhibition,

anticholinesterase and anti inflammatory activities of Prunus mahaleb L.

seed. J Med Plants Resch. 6(2):225-233.

Page 30: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

14

Putri WS, Supriyanti,T, Zackiyah. 2010. Penentuan aktivitas dan jenis inhibisi

ekstrak metanol kulit batang Artocarpus heterophyllus LAMK sebagai

inhibitor tirosinase. J Sains Teknol Kim. 1(1):94-99.

Putri KH. 2011. Pemanfaatan rumput laut coklat (Sargassum sp.) sebagai serbuk

minuman pelangsing tubuh [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Resita D, Merdekawati W, Susanto AB, Limantara L. 2010. Kandungan dan

komposisi pigmen Sargassum sp. pada perairan Teluk Awur, Jepara dengan

perlakuan segar dan kering. J Fish Sci. 12(1):11-19.

Saghaie L, Pourfarzam M, Fassihi A, Sartippour B. 2013. Synthesis and

tyrosinase inhibitory properties of some novel derivatives of kojic acid. J

Pharm Sci. 8(4):233-242.

Seenivasan R, Rekha M, Indu H, Geetha S. 2012. Antibacterial activity and

phytochemical analysis of selected seaweeds from Mandapam Coast, India.

J App Pharm Sci. 2(10):159-169.

Septiana A, Asnani A. 2012. Kajian sifat fisikokimia ekstrak rumput laut coklat

Sargassum duplicatum menggunakan berbagai pelarut dan metode ekstraksi.

Agrointek. 6(1):22-28.

Yoon NY, Eom TK, Kim MM, Kim SK. 2009. Inhibitory effect of phlorotannins

isolated from Ecklonia cava on mushroom tyrosinase activity and melanin

formation in mouse B16F10 melanoma cells. J Agric Food Chem.

57(10):4124-4129.

Yoon HS, Koh WB, Oh YS, Kim IJ. 2009. The anti-melanogenic effect of

Petalonia binghamiae extract in a-melanocyte stimulating hormone-induced

B16/F10 Murine Melanoma cells. J Korean Soc Appl Bil Chem. 52(5):564-

567.

Yunita M. 2014. Elektrode komposit zeolit sebagai biosensor berbasis tirosinase.

[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.

Yuvaraj N, Kanmani P, Satishkumar R, Paari KA, Pattukumar V, Arul V. 2011.

Extraction, purification and partial characterization of Cladophora

glomerata against multidrug resistant human pathogen Acinetobacter

baumannii and fish pathogens. J Fish and Marine Sci. 3(1): 51-57

Zhang H, Zhou Q. 2013.Tyrosinase inhibitory effects and antioxidative activities

of saponins from Xanthoceras Sorbifolia nutshell. PLOS ONE. 8(8):1-6.

Page 31: EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Sargassum sp (CP 02) … · terbentuk. Walaupun terdapat tiga enzim (tirosinase, tirosinase-related protein 1 dan 2) yang terlibat dalam jalur melanogenesis,

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Margareth Dina Indriani. Dilahirkan di Jakarta

pada 26 Juni 1992. Merupakan anak ketiga dari pasangan A.M Michael Edy

Suharyoko S.Pd dan Anna Agustina Heralanti. Penulis memulai jenjang

pendidikan formal di SD Santo Vincentius, Jakarta dan lulus pada tahun 2004,

kemudian penulis melanjutkan jenjang sekolah menengah pertama di SMP

Marsudirini Jakarta dan lulus pada tahun 2007. Penulis menamatkan sekolah pada

tahun 2010 di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan dan pada tahun yang sama

diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur UTM.

Selama masa perkuliahan penulis aktif sebagai anggota Fisheries

Procecing Club tahun pengurusan 2011-2012 dan 2012-2013. Penulis juga pernah

menjadi asisten Bioteknologi Hasil Perairan 2013/2014 dan mengikuti praktik

lapang di PT. Awindo Internasional pada tahun 2013 dengan judul Higiene

Karyawan pada Proses Pembuatan Tuna Saku di PT Awindo International.