Paper Anestesi Heat Related Illnesses 2

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suhu tubuh yang ekstrem biasanya terlihat pada orang yang sudah tua dan penyakit kronis. Diagnosis menjadi masalah ketika kondisi medis tidak dapat di tetapkan dan menunda pengobatan dalam pertolongan hidup. Penilaian segera dari paten atau tidaknya jalan nafas dan ventilasi, serta status sirkulasi merupakan tujuan penting dari manajemen perawatan seperti pada penyakit kronik lainnya. Kegagalan organ multisistem jika intervensi pengobatan tertunda. Setelah resusitasi fungsi vital pasien harus cepat di hindarkan dari lingkungan dan obat-obatan yang berpotensi dapat memperburuk harus segera dihentikan. Hipotermi dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan termasuk memberikan edukasi tentang individu- individu yang memiliki resiko tinggi seperti orang tua dan tunawisma. Pengaturan suhu tubuh manusia dipengaruhi dengan banyak sedikitnya jumlah rambut. Gabungan dari kebiasaan (pakaian dan pelindung) dan mekanisme psykologis (menggigil dan berkeringat). Untuk mempertahankan suhu inti tubuh agar tetap dalam kisaran subklinis minimum pada wanita dan pria dikatakan hipotermi bila < 36,5°C (97,7° F) akan menyebabkan menggigil, vasokonstriksi perifer, dan peningkatan aktivitas Temperature-Related Illnesses - dr. Syamsul Bahri Srg, Sp. An 1

description

heat

Transcript of Paper Anestesi Heat Related Illnesses 2

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSuhu tubuh yang ekstrem biasanya terlihat pada orang yang sudah tua dan penyakit kronis. Diagnosis menjadi masalah ketika kondisi medis tidak dapat di tetapkan dan menunda pengobatan dalam pertolongan hidup. Penilaian segera dari paten atau tidaknya jalan nafas dan ventilasi, serta status sirkulasi merupakan tujuan penting dari manajemen perawatan seperti pada penyakit kronik lainnya.Kegagalan organ multisistem jika intervensi pengobatan tertunda. Setelah resusitasi fungsi vital pasien harus cepat di hindarkan dari lingkungan dan obat-obatan yang berpotensi dapat memperburuk harus segera dihentikan. Hipotermi dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan termasuk memberikan edukasi tentang individu-individu yang memiliki resiko tinggi seperti orang tua dan tunawisma.Pengaturan suhu tubuh manusia dipengaruhi dengan banyak sedikitnya jumlah rambut. Gabungan dari kebiasaan (pakaian dan pelindung) dan mekanisme psykologis (menggigil dan berkeringat). Untuk mempertahankan suhu inti tubuh agar tetap dalam kisaran subklinis minimum pada wanita dan pria dikatakan hipotermi bila < 36,5C (97,7 F) akan menyebabkan menggigil, vasokonstriksi perifer, dan peningkatan aktivitas simpatis untuk mencegah kehilangan panas berkelanjutan untuk mengembalikan suhu tubuh. Jutaan kelenjar keringat berperan sabagai pendingin dengan evaporasi dan perlindungan terhadap stress panas. Meskipun menguntungkan bagi psikologis rata-rata 700 orang meninggal di United State tiap tahunnya karena hipotermi yang tidak disengaja. Dari tahun 1979-1995, hipotermi merupakan penyebab utama dari 12368 kematian yang dilaporkan di United State.Data terbaru dari Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan dari tahun 1979-1995, 7000 orang meninggal di US dikarenakan panas yang berlebihan. Korban akibat penyakit yang terkait dengan suhu biasanya terjadi disekitar orang tua dan fakir miskin.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Suhu Tubuh Suhu tubuh dapat menggambarkan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas dari perspektif termoregulasi, tubuh dibagi menjadi dua bagian yaitu inti dan lapisan pelindung. Lapisan pelindung terdiri dari jaringan-jaringan terutama anggota tubuh yang memiliki suhu tubuh yang bervariasi dibawah kendali hipotalamus untuk menyalurkan energy panas. Inti terdiri dari jaringan-jaringan yang membutuhkan suhu yang stabil dan aliran darah yang konstan untuk mempertahankan fungsi agar tetap normal.Peningkatan Panas dan Kehilangan Panas (Heat Gain and Heat Loss)Panas dihasilkan tubuh oleh proses metabolic yang inheren dan tidak efisien. Produksi panas saat istirahat (basal) adalah 1 kcal/kg/jam atau 37-40 kcal/m2/jam. Pada laki-laki sekitar 1700 kcal/hari dan perempuan 1500 kcal/hari. Tanpa adanya mekanisme kehilangan panas, suhu tubuh dapat meningkat 1C pada kondisi basal. Tubuh juga menambah panas dari lingkungan lewat radiasi dari matahari atau pemanasan tanah.Berikut adalah empat mekanisme hilang panas:1. EvaporasiEvaporasi adalah proses penguapan air melalui insensible water loss dan keringat. Untuk memperkecil 1 gram air menjadi uap dibutuhkan 2,431 J (0.58 kcal) panas.2. RadiasiRadiasi berhubungan dengan pemindahan panas diantara tubuh dan dikelilingi gelombang elektromagnetik. Perhitungan lebih dari 50% kehilangan panas terjadi pada suhu ruangan masing-masing individu. Hal ini juga merupakan penyebab peningkatan panas ada hubungan langsung dengan matahari di saat musim panas.3. KonduksiKonduksi adalah penggantian panas antara dua bagian pada kontak langsung. Secara keseluruhan hal ini merupakan keadaan yang penting.4. KonveksiKonveksi adalah panas yang ditransfer dari perubahan gas dan cairan.Pengaturan Suhu Tubuh (Thermoregulation)Pengaturan suhu tubuh terdiri dari perubahan suhu dengan sensor panas dan dingin yang berada di kulit yang menghantarkan sinyal ke pusat hipotalamus anterior berperan sebagai pusat penurunan panas dan hipotalamus posterior sebagai pusat pengaturan suhu. Respon pengaturan suhu tubuh terdiri dari aliran darah dan pendistribusian, menggigil, dan berkeringat. Dalam pengaturan homeotherin, respon psikologik lebih penting dalam pengaturan panas dari pada respon selama dingin.Aklimatisasi (Penyesuaian diri terhadap iklim)Aklimatisasi mengacu pada kumpulan dari adaptasi fisiologis yang terdapat pada orang normal sebagai hasil pengulangan stress panas. Hal ini termasuk onset dalam berkeringat dari suhu inti yang paling rendah, peningkatan volum keringat dengan konsentrasi sodium keringat yang rendah, jumlah pengeluaran keringat terbanyak, dan peningkatan aliran darah kutan oleh suhu tubuh inti. Aklimatisasi terjadi secara lengkap pada olahraga sehari-hari dan stress panas sekitar 7 sampai 10 hari. Kemampuan aklimatisasi seseorang dapat di tentukan dari peningkatan suhu rectal bersamaan dengan penurunan pemanfaatan oksigen.B. Temperature Related IllnessesB.1HipertermiaHipertermia dikenal sebagai elevasi dari suhu tubuh inti diatas rata-rata normal 36.2 C sampai 38.2C (96.5 F sampai 101.8 F) seiringan dengan kegagalan pengaturan suhu tubuh (termoregulasi).Demam dan HipertermiaPenelitian yang dilakukan pada pasien febris yang memiliki indikasi set point, disekitar suhu tubuh yang biasa dipertahankan. Mengalami elevasi selama onset demam dan merupakan respon dari tubuh terhadap infeksi, keganasan, dan penyakit autoimun. Ketika suhu tubuh meningkat menjadi set point kehilangan panas, dan peningkatan panas di seimbangkan pada level tertinggi. Perubahan set point ini dapat diubah menjadi sekunder pyrogen yang dibebaskan oleh bakteri atau virus, interleukin -1 (IL-1), atau tumor necrosis factor (TNF). Dalam hal lain, penyebab dari elevasi suhu dalam hipertermia keduanya merupakan kegagalan dari mekanisme hilangnya panas atau peningkatan panas yang terus-menerus dari dalam (metabolic) atau luar (lingkungan).PatofisiologiEvaporasi merupakan mekanisme yang principal dari hilangnya panas di lingkungan yang panas tetapi menjadi tidak efektif bila diatas rata-rata 75 %. Metode lainnya dari pembungan panas (radiasi, konduksi, dan konveksi) dapat menjadi tidak efisien dalam mentransfer panas ketika suhu lingkungan menyamai suhu kulit. Elevasi suhu diikuti dengan peningkatan konsumsi oksigen dan rata-rata metabolic mengakibatkan hiperpnea dan takikardi. Diatas 42C (108F) oksidasi fosforilasi menjadi tidak berpasangan, dan bermacam-macam enzim yang mempengaruhi fungsi. Hepatosit vascular endothelium dan jaringan saraf lebih sensitive terhadap efek ini. Faktor predisposisi pada penyakit yang berhubungan dengan panas pada orang tua dapat berbeda secara substansial dari yang ditemukan pada alit muda dan para militer. Beberapa factor host yang diketahui untuk meningkatkan resiko penyakit yang berhubungan dengan panas, termasuk obesitas, pengurangan aktivitas, susah tidur, alkoholik, dehidrasi, tidak dapat menjaga diri sendiri, dan penyakit kronik.

B.2Heat StrokeHeat stroke didefinisikan sebagai suhu tubuh inti lebih dari 41 celsius (106 F) dengan terkait sistem saraf pusat (SSP) disfungsi dalam pengaturan beban panas lingkungan yang besar yang tidak dapat hilang. Komplikasi yang sering dihadapi dengan stroke panas termasuk akut sindrom gangguan pernapasan (ARDS), disseminated intravascular coagulation, gagal ginjal atau hati, hypoglicemia, rhabdomyolysis, dan kejang.Ada dua jenis heat stroke: klasik dan saat aktivitas.1. Klasik heat stroke terjadi ketika stres panas lingkungan maksimal. Korban biasanya orang tua, miskin, dan tinggal di rumah berventilasi buruk yang tidak memiliki AC. Individu yang memiliki penyakit kronis dan bayi yang tidak dapat mengeluarkan air juga berisiko. Timbulnya heat stroke klasik biasanya lambat dan memiliki waktu yang cukup untuk terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.2. Exertional heat stroke terjadi pada individu yang lebih muda dan sehat terlibat dalam aktivitas fisik yang berat. Para militer, atlet, dan penambang biasanya terpengaruh.

Tabel 1. Perbedaan Heat Stroke Klasik dan EksersionalKriteriaHeat Stroke KlasikHeat Stroke Eksersional

UmurOrang tuaLaki-laki (15-45 tahun)

Status KesehatanPenyakit kronikSehat

AktivitasMenetapLatihan yang berat

Obat-ObatanAntikolinergik, diuretic, antipsikotik, antihipertensi, antidepresanBiasanya tidak ada

KeringatBiasanya tidak adaSering ada

Laktat AsidosisBiasanya tidak ada, pronosa jelekBiasa

RhabdomyolysisTidak biasaBiasanya berat

HyperuricemiaSedangBerat

Acute renal failure