EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOKPADA …
Transcript of EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOKPADA …
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
ROKOK PADA WANITA PEROKOK
(Studi Kasus Di Perguruan Tinggi Swasta Di Wilayah Condong Catur)
SKRIPSI
%$mm$
Ditulis oleh
Nama
No. Mhs
Bidang Studi
Bidang Konsentrasi
: Arief Rusadi
:98311342
: Manajemen
: Pemasaran
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2006
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
ROKOK PADA WANITA PEROKOK
(Studi Kasus Di Perguruan Tinggi Swasta Di Wilayah Condong Catur)
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir gunamemperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
/*" ISLAMfa
%3iimJi&u
oleh
Nama
No. Mhs
Bidang StudiBidang Konsentrasi
Arief Rusadi
98311342
ManajemenPemasaran
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2006
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
ROKOK PADA WANITA PEROKOK
(Studi Kasus Di Perguruan Tinggi Swasta Di Wilayah Condong Catur)
Nama
No. Mhs
Bidang StudiBidang Konsentrasi
Arief Rusadi
98311342
ManajemenPemasaran
Yogyakarta, 26 Mei 2006
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Sri Hardjanti, Dra, Hj, MM.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
"Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain dan, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila
kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima
hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku."
Yogyakarta, 26 Mei 2006
Penulis
Arief Rusadi
in
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSIBERJUDUL
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lingkungan Ekstemal TerhadapKeputusan Pembelian Rokok Pada Wanita Perokok
Disusun Oleh: ARIEF RUSADINomor mahasiswa: 98311342
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUSPadatanggal: 19 Juli 2006
Penguji/Pemb. Skripsi: Dra. Sri Hardjanti, MM
pengUji : Dr. Murwanto Sigit, MBA •&*/?'• ••'
MengetatrwiDekan FaKultas>£konomi
Universitas IslainThdonesia
Drs/Asmai Ishak.. M.Bus, Ph.D
IV
MOTTO
"JAtfah meninggikan orang yang beriman dianatara kamu
dan orang-orang yang diberi iCmupengetahuan beberapa
derajat."
(Q.S. J\.CMujaddCdh: 11)
"Dengan iCmu kefiidupan menjadi mudah, dengan seni
kehidupan menjadi mudah, dengan agama kehidupan
menjadi Cebih terarah dan bermakna."
(Ma Mukti Mi)
"Janganpernah menyerahpada kegagaCan,
karena kegagaCan merupakan sukses yang tertunda."
VI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sfoipsi inifoipersemBafiGan untukj
- JLyahanda dan Ibunda tercinta
- %akakj£an adib&u tersayang
- KjCuarga <Besar%u
- LiRdjFatma-wati
vn
KATA PENGANTAR
Assalammu'alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Pengaruh Faktor-faktor
Lingkungan Ekstemal Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Pada Wanita
Perokok". Penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Manajemem, Fakultas Ekonomi, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempuma.
Oleh karena itu, penulis membuka ruang selebar-lebarnya untuk kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempumaan karya ilmiah ini. Mengingat
keterbatasan kemampuan penulis dan menyadarai sepenuhnya apa yang telah
dicapai ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Allah SWT atas limpahan kasih serta pertolongan-Nya sehingga Aku selalu
mendapatkan jalan saat menemui kesulitan sampai akhir penulisan.
2. Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
3. Ayahandaku M. Yamin dan Mamaku Armiati tercinta atas semua do'a,
nasehat, kesabaran, pengorbanan dan pengertian yang luar biasa yang selalu
Aku kecewakan. Pak...Ma...Maafin saya ya.
Vlll
4. Kakakku Dede Rinaldi dan adikku Wahyu Arifandi. Kita harus banyak
bersabar yaaa....ALLAH SWT pasti mendengar do'a kita.
5. Keluarga Besarku di Taliwang, di Sumbawa dan di Mataram yang telah
banyak berkorban baik perasaan atopun materi Karena besamya keluarga
ku, aku gak bisa menyebutkan mereka satu persatu....Terima Kasih untuk
semuanya...Yakinlah, ALLAH SWT bersama kita.
6. Bapak Drs. Suwarsono Muhammad, MA, selaku Dekan FE UII
7. Ibu Dra. Hj. Siti Hardjanti, MM. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.
8. Dosen pengajar FE UII yang telah memberikan ilmu pengetahuannya.
9. Seluruh karyawan dan staff FE UII.
10. Teman, sahabat dan saudaraku di #EXMOEHI : Si Man Hasdian "keonk"
Fauzi, Babe Dwi "bLinkzatan" Anando, Mang Gugun "Blegug" Satriana,
Ahmad "Bebex" Wibiyanto, Andy "Spl0n5" Surya Bharata, Iwan "pilot
boeing 747", Muhammad "JP" Jazfan, Budi "mamox" Gutomo...Your all
the best bossssssssss !!!
11. Teman-temanku yang telah lebih dahulu menikah : Babah Muhammad Nur
Said SE & keluarga, Bos Lutfi Haryadi ST & keluarga, Bos Naspi Pumama
Putra & keluarga, Gunawan Affendi SE & Vita, Oscar Arya Hadi SE &
Dina....Semoga kalian menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah
Warrohmah dan di ridhoi ALLAH SWT....Amin.
IX
12. Anak-anak kos Leles 45D : Yadi "Koplo", Sony "Juragan", Ahmad Aziz,
Hendry Gunawan, Hendro"Narji", Cecep, Wawan "wonce", Ndaru"Darsing
& Winda, Andre & Tamy...Mari kita ukir kenangan yang manis di gubuk
kita yang indah dan asri ini dan yang gak akan kita lupakan sepanjang
masa....hehehe.
13. Anak-anak ex Talpe : Heri "Sutimbul", Irwan "Gendonz", A'an "Paijo",
Indro "Lotion", Adi Sobana "Parto", Topan "Sutipan", Awank "grobak",
Akbar "mansion".... Ayo kita latihan bola walaupun kita jarang
menang hehehe.
14. Sang waktu yang masih memberikanku kesempatan untuk berubah hingga
saat ini. Never let the fear of striking out keep you from playing the game.
15. Semua yang pemah, sekarang, dan nanti akan terlintas dalam hidupku.
16. Last the important, really really thanx 4 Lilik Fatmawati atas apa yang telah
kau berikan dan lakuin ke A. Tanpa dorongan darimu, mungkin bisa lebih
lama A di Jogja. I miss with the girl in my dream.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya do'a yang penulis
panjatkan, semoga ALLAH SWT memberikan balasan dan menjadi amal ibadah
yang mulia, Amin.
Wasalammu'alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 26 Mei 2006
Penulis
Arief Rusadi
ABSTRAKSI
Dewasa ini ada kecendrungan jumlah wanita perokok makin meningkat.
Fenomena ini cukup menarik untuk dicermati, karena sebetulnya mereka tahu
betul resiko merokok, apalagi dari segi kesehatan, namuntetap memutuskan untuk
melanjutkan kebiasaan tersebut. Faktor-faktor lingkungan ekstemal merupakan
salah satu alas an yang mempengaruhi keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok. Untuk itu pada penelitian ini akan diukur besamya pengaruh faktor-
faktor lingkungan ekstemal terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok. Adapun faktor-faktor lingkungan ekstemal yang akan diteliti mencakup
faktor budaya, faktor budaya silang, faktor kelompok referensi, faktor keluarga
dan faktor kelas sosial.
Penelitian dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada 120
orang responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for
windows 13.0 untuk mengukur besamya pengaruh langsung dan tidak langsung
masing-masing faktor ekstemal tersebut.
Dari penelitian di ketahui bahwa pengaruh faktor-faktor lingkungan
ekstemal yang terdiri dari fakor budaya, budaya silang, kelompok referensi,
keluarga dan kelas sosial berpengaruh positifterhadap keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok yaitu sebesar 63,9% yang terdiri dari pengaruh yang berasal
dari faktor budaya (14,9%), budaya silang (24,0%), kelompok referensi (29,9%),
keluarga (17,2%) dan kelas sosial (18,7%).
Dari faktor-faktor lingkungan ekstemal tersebut, faktor yang paling
dominan adalah faktor kelompok referensi dimana pengaruh terhadap keputusan
pembelian rokok pada wanita perokokadalah sebesar29,9%.
Perlu dilakukan upaya seperti memberikan informasi secara mendetil
mengenai resiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh kebiasaan merokok pada
wanita, baik melalui penyuluhan, diskusi terbuka maupun melalui dokter
keluarga, sehingga diharapkan dapat menekan jumlahperokok dikalangan wanita.
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Pernyataan Bebas Plagiarisme iii
Berita Acara Skripsi iv
Abstraksi v
Motto vi
Halaman Persembahan vii
Kata Pengantar viii
Daftarlsi xi
DaftarTabel xvi
DaftarGambar xvii
Daftar Lampiran xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 5
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.6 Sistematik Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Penelitian Terdahulu 8
xi
2.2 Landasan Teori 9
2.2.1 Pengertian Pemasaran 9
2.2.2 Manajemen Pemasaran 10
2.2.3 Konsep Pemasaran 11
2.2.3.1 Pengertian Konsep Pemasaran 11
2.2.3.2 Tiga Unsur Pokok Konsep Pemasaran 12
2.2.4 Prilaku Konsumen 13
2.2.5 Lingkungan Konsumen 14
2.2.6 Lingkungan Ekstemal Konsumen 15
2.2.6.1 Budaya 15
2.2.6.2 Budaya Silang 17
2.2.6.3 Kelompok Referensi 19
2.2.6.4 Keluarga 21
2.2.2.5 Kelas Sosial 23
2.3 Model Empiris atau KerangkaTeoritis 24
2.3.1 Input 27
2.3.2 Proses 28
2.3.2.1 Pengenalan Kebutuhan / A'eedRecognition 28
2.3.2.2 Penelusuran Prabeli / Prepurchase Search 29
2.3.2.3 Evaluasi Miematif I Evaluation Alternatives... 30
2.3.3 Output 30
2.3.3.1 Prilaku Pembelian 30
2.3.3.2 Pasca Pembelian 31
XI1
2.4 Hipotesis Penelitian 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
3.1 Objek Penelitian 35
3.2 Variabel Penelitian 37
3.3 Operasionalisasi Variabel 37
3.3.1 Budaya (X,) 37
3.3.2 Budaya Silang (X2) 38
3.3.3 Kelompok Referensi (X3) 38
3.3.4 Keluarga (X4) 39
3.3.5 Kelas Sosial (X5) 40
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas 42
3.4.1 Uji Validitas 42
3.4.2 Uji Reliabilitas 43
3.5 Populasi dan Sampel 43
3.5.1 Populasi 43
3.5.2 Sampel 43
3.6 Data yang digunakan dan Tekhnik Pengumpulan Data 45
3.7 Metode Analisis Data 47
3.7.1 Analisis Deskriptif. 47
3.7.2 Analisis Statistika 47
3.7.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda 47
3.7.2.2 Menguji Koefisien Regresi secara Parsial
Dengan Menggunakan Uji-T 48
Xlll
3.7.2.3 Menguji Koefisien Regresi secara Bersamaan
Dengan Menggunakan Uji-F 49
3.7.2.4 Analisis Korelasi Linear Berganda 50
3.7.2.5 Korelasi Parsial 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 52
4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 53
4.1.1 Uji Vliditas 53
4.1.2 Uji Reliabilitas 55
4.2 Krakteristik Responden 56
4.2.1 Usia Responden 57
4.2.2 Asal Universitas 58
4.2.3 Konsumsi rokok per-hari 59
4.2.4 Tempat Merokok 60
4.2.5 Merek rokok yang dikonsumsi 61
4.2.6 Alasan Pemilihan merek rokok 62
4.2.7 Pengeluaran per-bulan 63
4.2.8 Usia Pertama merokok 64
4.2.9 Alasan merokok 66
4.3 Analisis Regresi Berganda 67
4.4 Uji Serentak atau Uji-F 71
4.5 Uji Parsial atau Uji-T 73
xiv
4.6 Korelasi Linear Berganda dan Koefisien Determinasi 78
4.6.1 Korelasi Linear Berganda 78
4.6.2 Koefisien Determinasi 79
4.7 Korelasi Parsial 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 84
5.1 Kesimpulan 84
5.2 Saran 87
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 41
Tabel 4.1 Rangkuman hasil uji validitas instrumen pertanyaan tentang
Variabel independen 54
Tabel 4.2 Rangkuman hasil uji validitas instrumen pertanyaan tentang
Variabel dependen 55
Tabel 4.3 Ringkasan hasil pengujian reiliabilitas 56
Tabel 4.4 Usia responden 57
Tabel 4.5 Asal Universitas 58
Tabel 4.6 Konsumsi rokok per-hari 59
Tabel 4.7 Tempat merokok 60
Tabel 4.8 Merek rokok yang di konsumsi 61
Tabel 4.9 Alasan pemilihan merek rokok 62
Tabel 4.10 Pengeluaran per-bulan 63
Tabel 4.11 Usia pertama merokok 65
Tabel 4.12 Alasan merokok 66
Tabel 4.13 Estimasi Regresi Linear Berganda 68
Tabel 4.14 Estimasi Korelasi Parsial 80
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Keputusan Konsumen 26
Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran Menurut Peneliti 33
xvn
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data Penelitian
Lampiran 3 Data Regresi
Lampiran 4 Pengujian SPSS 13.0for Windows
xvin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dari populasi penduduk Indonesia pada 1995, 69 % dari populasi laki-
laki merokok, sementara perempuan 3 %. Setidaknya, kini terdapat 42 juta
perokok, dan lebih dari 75 % diantaranya mulai merokok sebelum berusia 17
tahun. Di kalangan perokok pemula, menurut Indonesia Family Life Style
(1993), pertumbuhannya berkisar 17 % setahun. Para perokok muda ini 44%
dari golongan usia 10-19 tahun dan 37 % pada golongan 20 - 29 tahun.
(Media Indonesia, 22 Agustus 2001).
Kampanye anti rokok demikian gencar, karena selain mengakibatkan
polusi udara, asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan bagi
perokok pasif sekalipun, kanker paru-paru, jantung, penyakit mulut dan
saluran pernapasan, serta banyak lagi penyakit lain yangdiakibatkan oleh asap
rokok. Bagi wanita perokok, masih ada lagi resiko kesehatan yang
berhubungan dengan siklus menstruasi dan fungsi reproduksinya. Wanita
perokok menghadapi resiko lebih besar dalam hal kesuburan dibandingkan
mereka yang tidak merokok. Sedangkan bagi wanita hamil yang merokok
menghadapi meningkatnya resiko untuk melahirkan bayi dengan bobot tubuh
lebih rendah, kematian janin dalam kandungan, kematian bayi saat lahir, dan
mengalami kematian bayi tiba-tiba saat tidur. Dan wanita perokok juga
beresiko mengalami pengeroposan tulang yang berarti meningkatnya pula
resiko untuk lebih mudah mengalami patah tulang, serta mengalami
penurunan fungsi paru-paru lebih dini. (Kompas, 2 April 2001).
Dari segi sosial sendiri, sebagian masyarakat belum bisa menerima
keberadaan wanita perokok. Ada anggapan kalau merokok hanya pantas untuk
pria, sedangkan kalau wanita yang merokok dianggap kurang pantas, bahkan
di sinetron-sinetron yang sering diputar di televisi sekalipun, dapat kita lihat,
wanita yang merokok biasanya untuk mendukung peran-peran antagonis
seperti wanita malam atau peran pecandu narkoba. Beda halnya bila kita
melihat film-film Hollywood, dimana sering ada adegan wanita yang
merokok, namun tidak hanya untuk peran-peran antagonis. Dalam budaya
Barat, wanita yang merokok dianggap biasa saja, seperti halnya pria yang
merokok.
Dengan begitu banyak kendala bagi wanita perokok, ternyata
prosentase wanita yang merokok di Indonesia semakin meningkat. Hal ini bisa
dilihat di sekitar kita, karena wanita makin tidak canggung untuk merokok di
depan umum. Hal ini menarik, karena dari penelitian yang dilakukan Lembaga
Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) bekerjasama dengan Perkumpulan
Wanita Indonesia Tanpa Tembakau serta Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
banyak wanita karir yang merokok. Kegiatan survey tersebut dilakukan di
Jakarta selama tiga minggu dengan alasan, antara lain merokok bagi wanita
dapat mengakibatkan keguguran kandungan dan bayiyang dikandungnya lahir
prematur atau berat badannya rendah. Para responden mengetahui bahaya
rokok terhadap kesehatan tubuh, namun tidak peduli, justru menghisap satu-
lima batang per-hari. Sebanyak 57,2 % responden penelitian tersebut
berpendidikan akademi atau paling tidak pemah kuliah, dan 98,3 % responden
mengetahui bahaya rokok untuk kesehatan. Mengenai faktor pendorong
kebiasaan merokok tersebut, sebagian responden atau 82,1 % menganggap
teman merupakan faktor pendorong paling kuat untuk merokok. (Media
Indonesia, 11 Juni 2001).
Kebiasaan merokok ini menjadi menarik untuk di teliti, karena seperti
dua hal yang bertentangan. Mereka tahu betul resiko merokok, baik dari segi
kesehatan maupun anggapan sosial, namun tetap memutuskan untuk membeli
rokok. Faktor-faktor yang terdapat dalam proses pengambilan keputusan
tersebut akan membentuk suatu karakteristik yang unik dan hams menjadi
pertimbangan dalam menyusun program kampanye antirokok.
Untuk itu, penelitian ini mencoba melihat dan menganalisa bagaimana
pengaruh faktor-faktor ekstemal yang terdiri dari faktor budaya, budaya
silang, kelompok referensi, keluarga dan kelas sosial terhadap keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok dengan tidak membatasi hanya pada
salah satu brand saja, tetapi pada tingkat kategori produk yaitu produk rokok.
Dan apakah memang benar bahwa seperti penelitian yang telah dilakukan oleh
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) bekerjasama dengan
Wanita Indonesia Tanpa Tembakau dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia,
teman merupakan faktor pendorong paling kuat untuk merokok.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian ini maka permasalahan yang
akan di bahas dalam penelitian ini bertolak dari dua hal pokok yaitu faktor-
faktor lingkungan ekstemal dan keputusan pembelian rokok wanita perokok.
Dari dua hal pokok ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor lingkungan ekstemal terhadap
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok ?
2. Faktor lingkungan ekstemal mana yang paling dominan mempengaruhi
dan yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Wanita perokok dimana yang dimaksud dengan wanita perokok disini
adalah wanita yang setidaknya pemah mencoba merokok ataupun yang
saat ini masih menjadi perokok aktif.
2. Mahasiswi Perguruan Tinggi Swasta yang berada di wilayah Condong
Catur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meliputi FE
UII Yogyakarta, STMIK "AMIKOM " Yogyakarta, UPN "VETERAN"
Yogyakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui besamya pengaruh faktor-faktor lingkungan ekstemal
terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
2. Untuk mengetahui faktor lingkungan ekstemal mana yang paling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh
produsen rokok yang ingin memasarkan rokok untuk wanita, dimana
dengan mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam
keputusan pembelian mereka, dapat menyusun strategi pemasaran yang
sesuai.
2. Bagi Lingkungan Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu
lembaga-lembaga kesehatan yang ingin melakukan kampanye antirokok,
dan sebagai data tambahan dan dokumen serta tambahan informasi dalam
usaha pencegahan konsumsi rokok pada wanita perokok.
3. Bagi Penulis
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan pengalaman dalam mengimplementasikan teori pemasaran melalui
penelitian tentang perilaku konsumen dan faktor-faktor ekstemal yang
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan beli sebuah
produk.
b. Melatih kepekaan dan daya nalar serta daya kritis agar selalu tanggap
terhadap fenomena-fenomena yangterjadi di sekitamya.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir guna memperoleh gelar
Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Rita Nur Santi (2004), dengan penelitian yang berjudul "Analisis
Pengaruh Iklan Produk Deodoran Merk Rexona Di Televisi Terhadap
Keputusan Beli" (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta), pada penelitian ini, peneliti
menyimpulkan :
Secara simultan atribut iklan yang terdiri dari variabel Frekuinsi Iklan (Xi),
Bintang Iklan (X2), Tema Iklan (X3), dan Dialog Iklan (X4), mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan beli pada produk deodoran
merk Rexona. Ini dapat dibuktikan dari hasil uji F, dimana Fh,tung lebih besar
dari Ftabei (33,464 > 2,4675), sedangkan besamya pengaruh keempat variabel
bebas tersebut terhadap keputusan beli sebesar 58,5 %, sedangkan sisanya
41,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini. Atribut iklan ini juga secara parsial (individu) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan beli, ini dapat dibuktikan dengan Frekuinsi
Iklan th.tung dari masing-masing variabel lebih besar dari Wi yaitu sebesar
1,9852. Variabel Frekuinsi Iklan merupakan variabel yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap keputusan beli. Hal ini dapat dilihat pada
koefisien determinasi parsial dari variabel Frekuinsi Iklan (Xt) mempunyai
nilai terbesar yaitu sebesar 0,209 dan Bintang Iklan (X3) mempunyai nilai
terbesar kedua yaitu sebesar 0,110 dibandingkan koefisien determinasi
parsial variabel yang lain, yaitu Tema Iklan (X2) sebesar 0,067 dan Dialog
Iklan (X4) sebesar 0,094.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan, untuk berkembang, dan mempeoleh laba.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan langsung dengan konsumen. Pemasaran
adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan
dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen
potensial. (Bashu Swastha dan Irawan, 1995 : 5)
Pemasaran dapat juga diartikan sebagai suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mepertukarkan produk yang bemilai
dengan pihak lain. (Philip Kotler, 1997 : 5)
Dari beberapa definisi pemasaran diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu sistem yang yang
saling berhubungan meliputi kegiatan menetapkan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa yang
diarahkankan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2.2 Manajemen Pemasaran
Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok, yaitu :
1. Mempersiapkan rencanaatau strategi umum perusahaan.
2. Melaksanakan rencana tersebut.
3. Mengadakan evaluasi, menganalisa, dan mengawasi rencana tersebut
dalam operasinnya.
Phillip Kotler mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai
penganalisaan, perencanaan, pclaksanaan dan pengawasan program-
program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang
dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. (Bashu Swastha
dan T Hani Handoko, 1987 : 3)
Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan
harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.
Manajemen pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi
tingkat, serta komposisi permintaan sedemikian rupa sehingga akan
membantu suatu perusahaan untuk mancapai sasarannya. Tugas yang lain
adalah mengusahakan tercapainya permintaan aktual sesuai yang ingin
dicapai dengan keadaan yang mampu memberikan hasil yang
menguntungkan bagi produsen dan konsumen.
2.2.3 Konsep Pemasaran
2.2.3.1 Pengertian Konsep Pemasaran
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli / konsumen. Seluruh kegiatan
yang ada dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus
diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi kegiatan
pada semua bagian yang ada, seperti kegiatan personalia, produksi,
keuangan, riset dan pengembangan, serta fungsi-fungsi lainnya.
Menurut Basu Swastha, konsep pemasaran didefinisikan sebagai
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan. (Bashu Swasthadan T Hani Handoko, 1987 : 5)
Sekarang, konsep pemasaran ini sudah mengalami perkembangan
bersamaan perkembangan masyarakat dan teknologi. Kalau perusahaan
ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi
cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Faktor-faktor
ekstemal seperti ekologi, politik, hukum, ekonomi, dan sebagainya dapat
mempengaruhi program pemasaran perusahaan.
12
2.2.3.2 Tiga Unsur Pokok Konsep Pemasaran
a. Orientasi pada Konsumen
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualannya.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya
4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
model yang menarik.
b. Volume penjualan yang menguntungkan
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari
konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh dengan melalui
pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat
memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta
dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Dapat pula dikatakan bahwa sebenamya laba merupakan
pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan
kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut,
13
perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa yang
palingbaik dengan harga yang layak.
c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran
Dalam perusahaan koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan
pemasaran perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen
tetapi juga perlu dihindari adanya pertentangan didalam perusahaan
maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Jadi setiap orang dan
setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha
yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga
tujuan perusahaan dapat direalisir. (Bashu Swastha dan T Hani
Handoko, 1987:5)
2.2.4 Prilaku Konsumen
Istilah prilaku konsumen seringkali digunakan atau dipakai untuk
menjelaskan prilaku dari masyarakat yang membeli dan menggunakan
produk barang dan jasa.
Menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (1998 : 9):
"Prilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang
dan jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan danpenentuan kegiatan-kegiatan tersebut".
Begitu pula para ahli lainnya memberikan pendapat, Marwan Asri (1986 :
151):
14
"Prilaku konsumen adalah segala sesuatu yang mempengaruhi keputusan
membeli".
Dengan demikian berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa prilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pembeli atau konsumen untuk mendapatkan dan
mempergunakan barang-barangdan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mendapatkan berbagai
rangsangan berupa informasi-informasi tentang produk-produk yang ada
dipasar. Rangsangan tersebut tentu saja akan ditafsirkan oleh konsumen
dan diolah dalam pikirannya. Masukan dalam pikirannya kemudian
dievaluasi sebagai hasil pengalaman dalam wujud informasi. Hal tersebut
timbul lingkungan yang ada diluar diri seseorang baik bentuk fisik yang
berhubungan dengan produk atau objek tertentu, maupun informasi yang
berasal dari lingkungan sosial sehingga mempengaruhi individu dalam
memandang suatu objek tertentu yang dihadapinya.
2.2.5 Lingkungan Konsumen
Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian tidak diambil
dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitamya. Prilaku
mereka sangat dipengaruhi faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan
psikologis. Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar, namun demikian harus tetap diperhitungkan.
(Kotler, 2000 : 161)
15
Faktor budaya dan sosial mempengaruhi konsumen secara
ekstemal, sedangkan faktor pribadi dan psikologis mempengaruhi secara
internal.
2.2.6 Lingkungan Ekstemal Konsumen
Lingkungan ekstemal konsumen terdiri dari faktor budaya dan
sosial. Dalam lingkungan budaya, terdapat budaya dan budaya silang,
sedangkan dalam lingkungan sosial terdapat kelompok referensi, keluarga,
dan kelas sosial.
2.2.6.1 Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan prilaku
seseorang yang paling mendasar. Dalam bukunya Schiffman &
Kanuk (2000 : 322) menyebutkan :
"Culture as the sum total oflearned beliefs, values, and custom tht
serve to direct the consumer behavior of members of a particular
socite. "
Sedangkan Wells & Prensky (1996 : 101) menyebutkan :
"Culture is the unique pattern of shared meanings that
characterize a society and distinguish itfrom other societes. "
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa budaya adalah seperangkat nilai, gagasan, sikap dan simbol
yang bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat
tafsiran, dan mengevaluasi sutu objek sebagai anggota masyarakat.
Budaya muncul untuk memuaskan kebutuhan seseorang didalam
16
masyarakatnya. Budaya menawarkan perintah, arahan dan petunjuk
dalam selurah fase pemecahan masalah manusia dengan metode
'tried and true' (coba dan benar) untuk memuaskan kebutuhan
psikologis, personal dan social. Kepercayaan, nilai, dan kebiasaan
budaya terus dipegang sepanjang hal ini tetap menghasilkan
kepuasan. (Schiffman & Kanuk, 2000 : 323).
Budaya adalah dipelajari. Para ahli antropologi
mengidentifikasikan tiga bentuk yang berbeda dari pembelajaran
budaya : (1) formal learning yang mana orang dewasa
mengajarkan pada yang lebih muda bagaimana berprilaku; (2)
informal learning yang mana seorang anak belajar terutama dengan
meniru {imitating) prilaku dari keluarga, teman atau pahlawan TV;
(3) technical learning yang mana guru menginstruksikan murid
dengan lingkungan pendidikan apa, bagaimana, dan mengapa
sesuatu harus dilakukan. Perusahaan yang beriklan mencoba untuk
menampilkan figure yang dapat ditiru prilakunya. Pergaulan pesan
iklan dapat menimbulkan dan memaksakan nilai dan kepercayaan
budaya. Belajar tentang budayanya sendiri disebut enculturation.
Sedangkan belajar tentang budaya lain yang baru disebut
acculturation. Untuk dapat menerima budaya umum, seseorang
harus berkomunikasi dengan yang lain dalam bahasa yang umum
pula. Tanpa hal ini, maka shared meaning (berbagi arti) tidak akan
tercapai. Untuk berkomunikasi efektif dengan pendengar, pemasar
17
harus menggunakan simbol, yang dapat berbentuk verbal ataupun
nonverbal. (Schiffman & Kanuk, 2000 : 324-329).
2.2.6.2 Budaya Silang
Dalam lingkungan budayajuga terdapat budaya silang yang
merupakan sekumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, prilaku
yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari budaya lain yang
berbeda dari budaya yang sudah dianut oleh masyarakat. Dalam
perkembangannya, manusia tidak hanya berhubungan dengan
masyarakat dalam satu tatanan nilai yang sama. Ada masyarakat
lain yang memiliki nilai-nilai dasar yang berbeda dengan nilai-nilai
dasar yang kita punya, namun hal ini tidak menghalangi untuk
saling bekerjasama. Lambat laun, dari kerjasama yang terjalin antar
masyarakat yang berbeda budaya ini, akan terjadi proses saling
mempelajari dan meniru dari masing-masing budaya tersebut.
Proses pembelajaran budaya lain ini disebut acculturation.
(Schiffmn & Kanuk, 2000 : 326).
Dalam era globalisasi, budaya yang ada dalam masyarakat
tidak bisa lepas dari pengaruh budaya dari luar. Seiring dengan
masuknya pengaruh globalisasi, pengaruh budaya luar ini,
khususnya budaya barat turut mempengaruhi cara berpikir,
berpakaian, maupun cara berbicara masyarakat kita. Bahkan saat
ini orang harus mau mempelajari bahas asing agar mampu
mengikuti perkembangan jaman. Bagi yang tidak bisa
t»
mengikutinya akan tertinggal, dan yang menutup diri terhadap
perkembangan akan terisolasi.
Beberapa analis melihat bahwa seluruh dunia saat ini
bergerak ke arah budaya Amerika, meskipun ini sebetulnya adalah
pendapat yang kontorversial. (Peter & Olson, 1996 : 397). Namun
banyak bukti yang membenarkan pendapat ini. Aspek-aspek
budaya Amerika makin lama makin populer diselurah dunia. Salah
satunya kita dapat menemukan produk-produk Amerika di banyak
tempat, seperti Coke, Pepsi, McDonals, Pizza Hut, film-film
Hollywood buatan Amerika, Disneyland, dan masih banyak lagi
yang lain. Bahkan celana jeans yang merupakan trade mark
Amerika saat ini bahkan sudah menjadi pakaian sehari-hari remaja
kita. Hal ini tentunya bukan hanya produk-produk buatan Amerika
sajayang dikonsumsi oleh masyarakat kita, namun juga gaya hidup
serta budaya mereka kita adopsi.
Demikian juga halnya dengan kaum wanita. Terjadi
perubahan hampir diseluruh dunia dalam 20tahun ini. Wanita lebih
banyak yang bekerja diluar rumah, nilai-nilai yang mereka anut,
tujuan hidup mereka, kepercayaan bahkan tingkah laku wanita saat
ini banyak yang sudah berubah, tidak seperti wanita jaman dulu
lagi. Bisa dibilang wanita sudah lebih maju. Namun ada
konskuensi untuk kemajuan ini, yaitu wanita-wanita ini banyak
mengambil figur dari negara maju, seperti Amerika dan Eropa, dan
L9
hal ini berimplikasi pada pola pikir serta tingkah laku mereka
banyak yang meniru atau mengikuti pola wanita Barat, antara lain
merokok yang sebelumnya hanya dilakukan oleh kaum pria, karena
hal ini merupakan hal yang biasa dilakukan wanita Barat, kaum
wanita kita pun mengadopsinya. Memang masih ada pandangan
negatif untuk wanita yang merokok, namun makin lama,
masyarakat makin permisif atau mungkin akan makin terbiasa
dengan keberadaan wanita yang merokok.
2.2.6.3 Kelompok Referensi
Kelompok referensi mempunyai kemampuan menjadi
pelopor opini yang dapat mempengaruhi anggota-anggotanya
dalam melakukan pembelian sesuatu barang atau jasa. Sebuah
kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok-kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap dan prilaku seseorang. Menurut pendapat Schiffman &
Kanuk (2000 : 264):
"A Reference group is a person or group that serves as a point of
comparison (or reference) for an individual in forming either
general or specific values, attitudes, or behavior".
Sementara menurut Wells & Prensky (1996 : 201):
"A Reference group is a person or group that a consumer uses as a
standard of reference for his or her general of specific
thoughts,feeling, and actions. "
20
Sedangkan pernyataan William J. Stanton (1991 : 99):
"A reference group may be defined as a group of people who
influence a person's attitudes, values, and behavior".
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa kelompok referensi
seseorang menjadi penyebar pengaruh dalam selera dan hobi
sehingga seorang konsumen akan membeli sesuatu barang atau jasa
tidak dipengaruhi iklan, namun sering dipengaruhi oleh orang yang
cukup berpengaruh atau berwibawa. Dari sudut pandang
pemasaran sendiri, kelompok referensi dapat diartikan kelompok
yang bertindak sebagai acuan masing-masing individu dalam
keputusan pembelian atau pola konsumsi mereka.
Pengaruh kelompok referensi bervariasi diantara produk
dan merek. Konsumen dalam menetapkan produk serta merek
pilihannya sangat dipengaruhi oleh orang lain. la menemukan
bahwa kelompok referensi mempunyai pengaruh yang sangat kuat
atau besar terhadap pilihan produk dan merek.
Kelompok referensi bisa terdiri dari individual, keluarga,
teman, tetangga, rekan kerja, ataupun publik figure. Pemasar secara
tradisonal tertarik pada lemampuan kelompok referensi untuk
mengubah sikap dan prilaku konsumen (to encourages conformity
- mendorong kesesuaian). Untuk dapat berlaku demikian,
kelompok referensi haruslah ; (1) menginformasikan atau membuat
kesadaran individu terhadap produk atau brand yang khusus; (2)
21
menyediakan individu akan peluang untuk membandingkan
pemikirannya sendiri dengan sikap dan prilaku kelompok; (3)
mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap dan prilaku yang
konsisten dengan norma kelompok; (4) melegitimasi keputusan
individu untuk menggunakan produk yang sama dengan
kelompoknya. Pengarah kelompok referensi memiliki dua
keuntungan utama yaitu meningkatkan brand awareness dan
mengurangi perceived risk. (Schiffman & Kanuk, 2000 : 267).
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelompok sangatlah
besar, serta semakin bersatu kelompok, akan semakin efektif
komunikasinya dan semakin besar atau tinggi anggota menghargai
kelompoknya adan semakin besar pula dalam anggota tersebut
untuk memilih produk dan merek.
Kadang-kadang kelompok malah dijadikan sebagai sumber
informasi daripada sumber mempengaruhi, sebab keyakinan pada
pengalaman yang telah dimiliki oleh kelompok ialah cara yang
terbaik untuk menurunkan tingkat resiko pembelian.
2.2.6.4 Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih orang yang dihubungkan
oleh garis keturunan atau perkawinan yang memiliki pertalian
darah. Dalam pasar konsumen, keluarga merupakan subyek yang
paling banyak melakukan pembelian. Peranan anggota berbeda-
beda menurut macam barang yang dibeli. Atau dapat dikatakan
22
bahwa dalam aktivitas pembelian, para anggota keluarga
mempunyai peran yang sama dalam hal berpendapat, pilihan dan
penolakan atas suatu keputusan yang bakal diambil. Menurut
William J. Stanton (1991 : 100):
"Ofall the small group a person belongs to through the years, his
or her family normally is the one that exerts the strongest and
moost enduring influence on that person's perceptions and
behavior ".
Tidak jauh berbeda dari pendapat William, Phillip Kotler
(2000 : 165) memberikan pengertian tentang keluarga adalah
organisasi konsumen pembeli yang terpenting dalam masyarakat,
dan telah ditekliti secara luas. Dari 2 pengertian tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok kecil dari
masyarakat yang paling kuat dan paling awet pengaruhnya,
terutama terhadap prilaku seseorang dalam menentukan keputusan.
Keluarga dapat digolongkan menjadi beberapa macam :
a. Keluarga inti (nuclear family) menunjukkan lingkup keluarga
yang meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang hidup bersama.
b. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dan
keluarga tersebut, meliputi kakek, nenek, paman, bibi dan
menantu.
23
Keluarga bagi setiap orang adalah merupakan kehidupan
yang dasar. Artinya prilaku seseorang dimulai benar tidaknya
orang tua mendidik anak, keteladan dan tingkah laku orang tua, apa
yang menjadi pranata dan keadaan keluarga mempengaruhi pola
pengambilan keputusan. Dalam menganalisis keluarga dalam
hubungannya dengan prilaku konsumen, karakteristik keluarga
dapat memberi petunjuk mengenai pengaruh berbagai anggota
keluarga, khususnya dalam proses pembelian.
2.2.6.5 Kelas Sosial
Kelas sosial menurut Schiffman & Kanuk (2000 : 297)
adalah bagian dari anggota masyarakat berdasarkan kepada jenjang
kelas status, anggota setiap kelas relatif mempunyai status sama
dan anggota semua kelas yang lain mempunyai status lebih tinggi
atau lebih rendah.
Sedangkan menurut Phillip Kotler (2000 : 161):
"Social classes are relatively homogeneous and enduring divisions
in a society, which are hierarchically orderedand whose members
share similar values, interests, and behavior".
Kelas sosial tidak hanya merefleksikan penghasilan, namun
juga indikator-indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan
wilayah tempat tinggal. Tiap kelas sosial berbeda dalam hal
berbusana, cara bicara, pilihan tempat rekreasi, dan banyak
karakteristik lainnya. Ada beberapa prilaku berdasarkan kelas
24
sosial, pertama, dalam masing-masing kelas sosial ada
kecendrungan untuk bertingkahlaku sama. Kedua, orang
diperlakukan sebagai posisi bawahan atau atasan tergantung dari
kelas sosialnya. Ketiga, pembagian kelas sosial lebih didasarkan
pada beberapa kriteria antara lain pekerjaan, penghasilan,
kekayaan, pendidikan, dan beberapa orientasi nilai daripada hanya
pada satu variabel. Keempat, masing-masing individu
dimungkinkan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain
(naik atau turun) selama siklus hidupnya.
Kelas sosial menunjukkan pilihan produk dan merek yang
jelas dalam beberapa wilayah, misalnya pakaian, perabotan rumah
tangga, aktivitas rekreasi, dan pilihan kendaraan. Misal, untuk
media, kelas atas lebih memilih majalah dan buku, sementara
telvisi lebih dipilih oleh kelas sosial bawah. Berbagai strata kelas
sosial tersebut dapat digunakan sebagai dasar segmentasi alamiah,
karena terdapat pembagian nilai, sikap, dan pola prilaku diantara
anggota kelas, dan perbedaan nilai, sikap, dan prilaku antara kelas-
kelas sosial. (Kotler, 2000 : 162).
2.3 Model Empiris atau Kerangka Teoritis
Faktor-faktor lingkungan ekstemal tersebut diatas dapat mempengaruhi
prilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (2000 :
178) pada proses keputusan pembelian, terdapat lima tahap yang dilalui
konsumen :
25
1. Pengenalan Masalah
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Altematif
4. Pembelian
5. Prilaku Pasca Pembelian
Tidak berbeda dengan pendapat Kotler, Shiffman & Kanuk (2000 : 443)
mengidentifikasikan sebuah model sederhana dari prilaku konsumen. Model
tersebut terdiri dari komponen input, proses dan output. Komponen input
menggambarkan pengaruh ekstemal yang bertindak sebagai sumber
informasi mengenai suatu produk dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan
prilaku konsumen yang berhubungan dengan produk. Dalam komponen
proses, tindakan penentuan keputusan meliputi tiga tahap yaitu :
1. Pengenalan Kebutuhan
2. Penelusuran Prabeli
3. Evaluasi Altematif
Pada bagian output terdapat dua aktivitas yang saling berhubungan yaitu :
1. Pembelian
2. Prilaku Pasca Pembelian
Model pengambilan keputusan konsumen sebagaimana yang dikemukakan
oleh Schiffman & Kanuk (2000 : 443) merefleksikan aspek kognitif
(problem solving) sebagaimanapada gambar 2.1 dibawah ini.
External Influences
Input
Process
Output
Firm':>Marketing Efforts1. Product
2. Promotion
3. Price
4. Chanels of distribution
Consumer Decision Making
Need
Recognition
PrepurchaseSearch
Evaluation of
Alternatives
Purchase
1. Trial
2. Repeat Purchase
Post purchse Evaluation
26
Sociocultural Environtment
1. Culture
2. Cross Culture
3. Reference Groups4. Family5. Social Class
Psycological field1. Motivation
2. Perception3. Learning4. Personality5. Attitudes
Experience
Gambar 2.1 Model Keputusan Konsumen(Sumber : Schiffman & Kanuk, 2000 : 443)
Model pada gambar 2.1 diatas memiliki tiga komponen utama yaitu input,
proses dan output.
27
2.3.1 Input
Komponen input dalam model ini menggambarkan pengaruh
ekstemal yang bertindak sebagai sumber informasi mengenai sesuatu
produk dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan prilaku konsumen yang
berhubungan dengan produk. Aktivitas pamasaran merupakan input bagi
penentuan keputusan konsumen dalam bentuk strategi bauran komunikasi
pemasaran yang spesifik, terdiri dari produk itu sendiri (kemasan, ukuran,
jaminan), iklan media massa, direct marketing, personal selling, dan
upaya-upaya pemasaran lainnya; kebijakan harga; dan pemilihan saluran
distribusi. Pada akhimya dampak dari upaya pemasaran secara
keseluruhan ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap segenap upaya
ini.
Jenis input yang kedua adalah lingkungan sosiokultural dalam
bentuk yang luas sebagai pengaruh nonkomersial. Terdapat semacam code
of conduct yang tidak tertulis dikomunikasikan melalui budaya yang
menunjukkan prilaku konsumsi mana yang harus dianggap 'benar' atau
'salah'. Tidak seperti halnya upaya pemasaran perusahaan, input
sosiokultural tidak mendukung pembelian atau konsumsi produk tetapi
mungkin mempengaruhi konsumen untuk menghindari produk.
(Schiffman & Kanuk, 2000 : 443)
Hasil penelitian ini akan memperlihatkan lebih jauh mengenai
pengaruh faktor-faktor lingkungan ekstemal, yaitu lingkungan sosiokultral
terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan marketing input
28
tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena penulis memakai asumsi
bahwa sampai saat ini belum ada iklan rokok yang khusus ditujukan untuk
wanita, sehingga diperkirakan pengaruhnya kecil.
2.3.2 Proses
Komponen proses menjabarkan bagaimana konsumen melakukan
keputusan. Belahan psikologis menggambarkan pengaruh internal
(motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap). Tindakan
penentuan keputusan meliputi tiga tahap yaitu (1) Pengenalan kebutuhan
(need recognition), (2) penelusuran prabeli (prepurchase search), dan (3)
evaluasi altematif (evaluation ofalternatives).
2.3.2.1 Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Pengenalan terhadap suatu kebutuhan terjadi pada saat konsumen
dihadapkan pada suatu 'persoalan'. Diantara konsumen tampaknya
terdapat dua gaya pengenalan kebutuhan yang berbeda. Beberapa
konsumen adalah tipe actual state yang tampak memiliki persoalan
ketika produk gagal memperlihatkan kinerja secara memuaskan.
Kebalikannya, konsumen yang lain bertipe desired slate yang
mana keinginan merupakan pemicu bagi penentuan keputusan.
Pengenalan kebutuhan dapat juga dipandang sebagai simple atau
complex. Pengenalan problem yang sederhana mengacu pada
kebutuhan yang sering terjadi dan dapat dipenuhi hampir secara
otomatis. Pengenalan problem yang kompleks dicirikan dengan
29
keadaan dimana problem muncul diatas waktu sebagaimana actual
state dan desired state bergerak secara bertahap.(Schiffman &
Kanuk, 2000 : 444).
2.3.2.2 Penelusuran Prabeli (Prepurchase Search)
Tahap penelusuran prabeli (prepurchase search) dimulai ketika
konsumen mengenali suatu kebutuhan yang mungkin dapat
dipuaskan dengan membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
Pengumpulan kembali pengalaman masa lalu (yang diambil dari
penyimpanan memori lama) dapat menyediakan konsumen dengan
informasi yang cukup untuk membuat keputusan saat ini.
Sebaliknya, ketika konsumen tidak memiliki pengalaman pertama,
ia akan bertukar dengan cara penelusuran yang ekstensif dari
lingkungan luar mengenai informasi yang berguna untuk dasar
pemilihan. Pengalaman masa lalu merupakan sumber informasi
internal. Semakin besar pengalaman masa lalu yang relevan, maka
akan semakin sedikit informasi yang dibutuhkan dari lingkungan
ekstemal. Derajat resiko teramati juga dapat juga mempengaruhi
tahap pangambilan keputusan. Dalam situasi resiko tinggi,
konsumen lebih suka bertukar informasi yang kompleks dalam
penelusuran dan evaluasi. Dalam situasi resiko rendah, konsumen
lebih suka menggunakan taktik yang lebih sederhana. Sejumlah
faktor juga dapat mempengaruhi proses dalam bentuk faktor
30
produk, faktor situasi atau faktor personal. (Schiffman & Kanuk,
2000 : 445)
2.3.2.3 Evaluasi Altematif (Evaluation Alternatives)
Pada tahap evaluasi altematif, konsumen cenderung menggunakan
dua tipe informasi yaitu (1) sebuah daftar dari sejumlahbrand yang
direncanakan untuk dipilih, dan (2) kriteria yang akan digunakan
untuk mengevaluasi setiap brand. Dalam konteks pengambilan
keputusan, evoked set (consideration set) mengacu pada brand
spesifik yang dipertimbangkan konsumen dalam kategori produk
tertentu. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi brand
biasanya diekspresikan dalam terminologi atribut produk yang
penting. (Schiffman & Kanuk, 2000 : 446).
2.3.3 Output
Pada bagian output terdapat dua aktivitas pasca keputusan yang
saling berhubungan yaitu prilaku pembelian (purchase behavior) dan
evaluasi pasca pembelian (postpurchase evaluation). Tujuan dari kedua
aktivitas ini adalah untuk menigkatkan kepuasan konsumen melalui
pembeliannya.
2.3.3.1 Prilaku Pembelian
Pada prilaku pembelian, konsumen membuat tiga tipe
pembelian, yaitu trial purchase, repeat purchase dan long-term
commitment purchase. Trial adalah fase eksplorasi yang mana
31
konsumen ingin mengevaluasi produk melalui penggunaan
langsung. Ketika suatu frraw/dirasakan lebih memuaskan daripada
brand lain pada fase trial, selanjutnya konsumen akan melakukan
pembelian ulangan (repeat purchase) yang mana prilaku ini
berkaitan dengan konsep brand loyalty. Pembelian ulangan
memperlihatkan bahwa produkdapat bertemu dengan syarat-syarat
konsumen dan adanya keinginan untuk menggunakannya kembali
dalam jumlah yang lebih besar. Bagi sebagian durable goods,
konsumen biasanya langsung bergerak dari tahap evaluasi ke tahap
long-term commitment melalui pembelian tanpa adanya
kesempatan untuk melakukan actual trial.
2.3.3.2 Pasca Pembelian
Evaluasi pasca pembelian (post purchase evaluation) mendapat
tiga hasil evaluasi yang mungkin, yaitu : (1) kinerja aktual bertemu
dengan ekspektasi, mengarah pada perasaan netral, (2) kinerja
melampaui ekspektasi, yangmenyebabkan positive disconfirmation
of expectation dan mengarah pada kepuasan, dan (3) kinerja
dibawah ekspektasi yang menyebabkan negative disconfirmation of
expectation dan mengarah pada ketidakpuasan. Komponen penting
pada tahap ini adalah pengurangan ketidakpuasan atau keraguan
yang mungkin dimiliki oleh konsumen pada pilihannya. Konsumen
berusaha untuk memastikan dirinya bahwa pilihannya adalah
bijaksana dan bemiat untuk mengurangi postpurchase cognitive
32
dissinance. Konsumen melakukan ini dengan mengadopsi salah
satu strategi berikut : merasionalkan keputusan sebagai keputusan
yang bijaksana, mencari iklan yang mendukung pilihan dan
menghindarkan kompetisi brand, berusaha membujuk tetangga
atau teman untuk membeli brand yang sama, atau berpaling pada
produk Iain yang dapat lebih memuaskan untuk mendapat jaminan.
(Schiffman & Kanuk, 2000 : 456).
Post Purchase Behavior
Tingkat analisis pasca pembelian yang dilakukan konsumen bcrgantung
pada tingkat kepentingan keputusan produk dan pengalaman yang didapat dalam
penggunaan produk. Hasil dari evaluasi pascabeli dan dapat mempengaruhi
keputusan masadatang yang berhubungan. (Schiffman & Kanuk, 2000 : 456).
Ada tiga kemungkinan pola prilaku pasca pembelian rokok pada wanita perokok,
yaitu :
a. Pembelian coba-coba
Konsumen tipe ini biasanya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, namun
setelah mencoba dan temyata tidak menemukan sesuatu yang istimewa
(harapan tidak sesuai dengan kenyataan), mereka tidak melakukan
pembelian ulang.
b. Pembelian ulang
Setelah pembelian coba-coba, konsumen tipe ini biasanya menyukai apa
yang mereka rasakan namun tidak menjadikannya bagian dari kebiasaan
33
mereka. Pembelian hanya dilakukan saat mereka butuh saja, tidak terus
menerus, dalam hal ini mungkin hanya dalam situasi tertentu.
c. Pembelian terus menerus
Untuk kosumen tipe ini, mereka biasanya melakukan pembelian secara terus
menerus dan loyal terhadap brand.
Idealnya konsumen melalui tahap-tahap tersebut dalam keputusan
pembeliannya. Namun, dalam kenyataannya, konsumen seringkali melewati satu
atau dua tahap tertentu. Contohnya dalam pembelian rutin, konsumen akan
langsung ke tahap pembelian tanpa melewati tahap pencarian informasi dan
evaluasi altematif.
Keputusan Pembelian(Y)
Lingk. Ekstemal (X)
• Budaya (Xi)• Budaya Silang (X2)• Kelompok Referensi
(X3)• Keluarga (X4)• Kelas Sosial (X5)
—•
Sebelum pembelian
Pengenalan Masalah
iPencarian Informasi
Evaluasi Altematif
—•Pembelian
t
Prilaku
Pasca
pembelian
FAKTOR LINGKUNGAN
Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran Menurut Peneliti
Dari model ini akan dapat dilihat bagaimana keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok. Sampai saat ini produsen rokok di Indonesia belum
menggarap pasar rokok untuk wanita secara khusus, mungkin karena konsumen
34
utama mereka adalah pria, disamping banyaknya kendala dari segi kesehatan dan
sosial bagi wanita perokok. Sementara bagi wanita perokok sendiri sebenamya
kendala tersebut kurang mereka pertimbangkan. Dengan pertimbangan tersebut
ruang lingkup penelitian ini hanya meliputi lingkungan ekstemal dari sisi
nonkomersial. Sejauhmana faktor-faktor lingkungan ekstemal mempengaruhi
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok, dan faktor lingkungan ekstemal
mana yang palingdominan akan cobadiukur dalam penelitian ini.
2.4 Hipotesis Penelitian
Soeratno dan Lincolin Arsyad (1995 : 22) mengemukakan bahwa
"hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih
sementara, belum benar-benar berstatus sebagai tesis". Dari permasalahan
yang ada, maka, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lingkungan ekstemal yang terdiri dari faktor budaya, budaya silang,
kelompok referensi, keluarga dan kelas sosial baik secara simultan
maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian produk rokok padakonsumen wanita perokok.
2. Faktor kelompok referensi merupakan faktor yang berpengaruh paling
besar terhadapkeputusan pembelian produk rokok pada perokok wanita.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini akan menganalisis mengenai : Pengaruh faktor-faktor
lingkungan ekstemal terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok. Hal ini dikaitkan dengan usaha untuk menanggulangi bahaya akibat
merokok. Dengan mengetahui faktor-faktor lingkungan ekstemal mana yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok tersebut, diharapkan dapat
mendukung Depkes bersama dengan Forum Komunikasi Penanggulangan
Masalah Merokok dalam melakukan kegiatan perluasan kawasan bebas rokok
di lingkungan kerja maupun sekolah.
Variabel bebas (independent Variable) adalah faktor-faktor lingkungan
ekstemal melalui sub variabel (1) Budaya dengan indikator yang terdiri dari
pandangan terhadap budaya, penerimaan terhadap budaya dan pilihan tempat
merokok, (2) Budaya Silang, dengan indikator yang terdiri dari pandangan
terhadap budaya silang, penerimaan terhadap budaya silang dan kebiasaan
wanita merokok dalam budaya Barat, (3) Kelompok Referensi, dengan
indikator yang terdiri dari pengarah kelompok pergaulan, pengaruh pacar,
pengaruh kelompok lain dan pengaruh public figure, (4) Keluarga, dengan
indikator yang terdiri dari pandangan keluarga terhadap wanita perokok,
pertimbangan terhadap keluarga dan pengaruh salah satu anggota keluarga, (5)
Kelas Sosial, dengan indikator yang terdiri dari penagruh kebiasaan merokok
35
36
dalam kelas sosialnya, pengaruh kebiasaan merokok dalam kelas sosial yang
lebih tinggi, dan pengaruh kebiasaan merokok dalam kelas sosial yang lebih
rendah.
Objek penelitian yang merupakan variabel terikat (dependent variable)
adalah keputusan pembelian konsumen, adapun konsep keputusan pembelian
konsumen dari penelitian ini berupa memilih satu aktivitas pembelian dari dua
atau lebih pilihan.
Dalam penelitian ini, responden adalah wanita perokok dimana yang
dimaksud dengan wanita perokok disini adalah wanita yang setidaknya pemah
mencoba merokok ataupun yang saat ini masih menjadi perokok aktif. Survey
dilakukan di lingkungan mahasiswi Perguruan Tinggi Swasta yang berada di
Wilayah Condong Catur, Sleman, DIY yang terdiri dari mahasiswi FE UII,
UPN 'Veteran', STMIK 'AMIKOM'. Pemilihan responden didasarkan pada
beberapa alasan, Pertama, usia mahasiswi adalah termasuk usia remaja,
dimana pada usia ini lingkungan ekstemal masih sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusannya. Kedua, jumlah wanita perokok saat ini cenderang
bertambah, dimana mereka biasanya mulai merokok pada usia remaja. Ketiga,
dipilih Perguruan Tinggi Swasta yang berada di Condong Catur untuk
membatasi lingkup penelitian, karena jumlah PTS di DI Yogyakarta terlalu
banyak. Selain itu untuk pemilihan kota Yogyakarta dengan pertimbangan
karena Yogyakarta termasuk kota yang sering didatangi wisatawan dari Luar
Negeri dan Dalam Negeri, dimana pengaruh luar sangat cepat diserap oleh
anak-anak muda atau remaja, dan juga karena pertimbangan tempat studi
37
penulis. Sedangkan waktu untuk memperoleh data perimer dari responden
direncanakan akan dilaksanakan sejak bulan April 2006 sampai bulan Mei
2006.
3.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel independent
(variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terkait), dimana yang
menjadi variabel independent adalah faktor-faktor yag terdiri dari faktor
budaya, budaya silang, kelompok referensi, keluarga dan kelas sosial.
Sementara yang menjadi variabel dependentnya adalah keputusan pembelian
rokok pada wanita perokok.
3.3 Operasionalisasi Variabel
3.3.1 Budaya (Xi)
Budaya adalah seperangkat nilai, gagasan, sikap dan simbol yang
bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran,
dan mengevaluasi sutu objek sebagai anggota masyarakat. Indikator
yang digunakan dalam pengukuran variabel budaya terdiri dari:
1) Pandangan wanita perokok terhadap budaya.
2) Penerimaan wanita perokok terhadap budaya.
3) Tempat merokok.
Indikator dari variabel budaya ini diukur menggunakan 5
kategori skala Likert dimana untuk kategori sangat tidak setuju (STS)
38
diberi skor 1, kategori tidak setuju (TS) diberi skor 2, kategori ragu-ragu
(RR) diberi skor 3, kategori setuju (S) diberi skor 4, dan untuk kategori
sangat setuju (SS) diberi skor 5.
3.3.2 Budaya Silang (X2)
Dalam lingkungan budaya juga terdapat budaya silang yang
merupakan sekumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, prilaku yang
dipelajari oleh anggota masyarakat dari budaya lain yang berbeda dari
budaya yang sudah dianut oleh masyarakat. Indikator yang digunakan
dalam pengukuran variabel budaya silang terdiri dari:
1) Pandangan wanita perokok terhadap budaya silang.
2) Penerimaan wanita perokok terhadap budaya silang.
3) Pertimbangan terhadap kebiasaan wanita merokok dalam budaya
barat.
Indikator dari variabel budaya silang ini diukur menggunakan 5
kategori skala Likert dimana untuk kategori sangat tidak setuju (STS)
diberi skor 1, kategori tidak setuju (TS) diberi skor 2, kategori ragu-ragu
(RR) diberi skor 3, kategori setuju (S) diberi skor 4, dan untuk kategori
sangat setuju (SS) diberi skor 5.
3.3.3 Kelompok Referensi (X3)
Kelompok referensi mempunyai kemampuan menjadi pelopor
opini yang dapat mempengaruhi anggota-anggotanya dalam melakukan
pembelian sesuatu barang atau jasa. Sebuah kelompok referensi bagi
seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
39
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan prilaku seseorang.
Indikator yang digunakan dalam pengukuran variabel kelompok
referensi terdiri dari:
1) Pengaruh kelompok pergaulan.
2) Pengaruh pacar.
3) Pengaruh kelompok lain.
4) Pengaruh publicfigure.
Indikator dari variabel kelompok referensi ini diukur menggunakan
5 kategori skala Likert dimana untuk kategori sangat tidak setuju (STS)
diberi skor 1, kategori tidak setuju (TS) diberi skor 2, kategori ragu-ragu
(RR) diberi skor 3, kategori setuju (S) diberi skor 4, dan untuk kategori
sangat setuju (SS) diberi skor 5.
3.3.4 Keluarga (X4)
Dalam pasar konsumen, kelurga merupakan subyek yang paling
banyak melakukan pembelian. Peranan anggota berbeda-beda menurut
macam barang yang dibeli. Atau dapat dikatakan bahwa dalam aktivitas
pembelian, para anggota keluarga mempunyai peran yang sama dalam
hal berpendapat, pilihan dan penolakan atas suatu keputusan yang bakal
diambil. Indikator yang digunakan dalam pengukuran variabel keluarga
terdiri dari:
1) Pandangan keluarga terhadap wanita perokok.
2) Pertimbangan terhadap keluarga.
3) Pengaruh salah satu anggota keluarga.
40
Indikator dari variabel keluarga ini diukur menggunakan 5 kategori
skala Likert dimana untuk kategori sangat tidak setuju (STS) diberi skor
1, kategori tidak setuju (TS) diberi skor2, kategori ragu-ragu (RR) diberi
skor 3, kategori setuju (S) diberi skor 4, dan untuk kategori sangat setuju
(SS) diberi skor 5.
3.3.5 Kelas Sosial (X5)
Kelas sosial menunjukkan pilihan produk dan merek yang jelas
dalam beberapa wilayah, misalnya pakaian, perabotan rumah tangga,
aktivitas rekreasi, dan pilihan kendaraan. Misal, untuk media, kelas atas
lebih memilih majalah dan buku, sementara telvisi lebih dipilih oleh
kelas sosial bawah. Berbagai strata kelas sosial tersebut dapat digunakan
sebagai dasar segmentasi alamiah, karena terdapat pembagian nilai,
sikap, dan pola prilaku diantara anggota kelas, dan perbedaan nilai,
sikap, dan prilaku antara kelas-kelas sosial. Indikator yang digunakan
dalam pengukuran variabel kelas sosial terdiri dari:
1) Pengaruh kebiasaan merokok dalam kelas sosialnya.
2) Pengarah kebiasaan merokok dalam kelas sosial yang lebihtinggi.
3) Pengaruh kebiasaan merokok dalam kelas sosial yang lebihrendah.
Indikator dari variabel kelas sosial ini diukur menggunakan 5
kategori skala Likert dimana untuk kategori sangat tidak setuju (STS)
diberi skor 1, kategori tidak setuju (TS) diberi skor 2, kategori ragu-ragu
(RR) diberi skor 3, kategori setuju (S) diberi skor 4, dan untuk kategori
sangat setuju (SS) diberi skor 5.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Lingkungan konsumen (X)Sub-
Variabel
IndikatorVariabel
Ekstemal
(X)
KonsepVariabel
Keadaan /
kondisi umum
di sekitar wanita
perokok yangbersifat alamiah
dan memiliki
karakteristik
unik yangmempengaruhi
dalam
keputusanpembelian
rokok
Budaya(X.)
BudayaSilang
(X2)
Kelompok
Referensi
(X3)
Keluarga
(X4)
Kelas
Sosial
(X5)
Pandanganperokokbudaya
wanita
terhadap
Penerimaan wanita
perokok terhadapbudayaTempat merokok
Pandangan wanitaperokok terhadapbudaya silangPenerimaan wanita
perokok terhadapbudaya silangPertimbanganterhadap kebiasaanwanita merokok
dalm budaya baratPengaruh kelompokpergaulanPengaruh pacar
Pengaruh kelompoklain
Pengaruhfigur
publik
Pandangan keluargaterhadap wanitaperokokPertimbanganterhadap keluargaPengaruh salah satukeluargaPengaruh kebiasaanmerokok dalam
kelas sosialnyaPengaruh kebiasaanmerokok dalam
kelas sosial yanglebih tinggiPengaruh kebiasaanmerokok dalam
kelas sosial yanglebih rendah
41
Ukuran
Tingkat pertimbanganterhadap budaya
Tingkat penerimaanterhadap budaya
Tingkat pertimbanganterhadap tempatmerokok
Tingkat pertimbanganterhadap budaya silang
Tingkat penerimaanterhadap budaya silang
Tingkat pertimbanganterhadap kebiasaanmerokok pada wanitabarat
Tingkat pengaruhkelompok pergaulanTingkat pengaruh pacar
Tingkat pengaruhkelompok lainTingkat pengaruh fiiblikfigurTingkat pandangankeluarga terhadap wanitaperokokTingkat pertimbanganterhadap keluargaTingkat pengaruh salahsatu anggota keluargaTingkat pengaruhkelas sosialnya
dari
Tingkat pengaruh darikelas sosial yang lebihtinggi
Tingkat pengaruh darikelas sosial yang lebihrendah
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
42
3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas diartikan sebagai sejauh mana instrumen mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2001: 51). Jadi melalui
uji validitas dapat diketahui sejauh mana instrumen mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya. Validitas yang diuji
dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu validitas yang
menunjukkan sejauhmana instrumen mampu mengungkap konstruk teoritik
yang hendak diukuranya (Azwar, 2001: 53). Salah satu metode yang
digunakan untuk melakukan digunakan Face validity yang menunjukkan
kemampuan alat ukur dalam mengukur sesuatu yang nampak dari susunan
kata atau kalimat yang terdapat pada butir-butir pernyataan dalam kuesioner.
Content validity menunjukkan sejauh mana isi dari butir-butir pernyataan
dalam kuesioner mewakili secara memadai keseluruhan dimensi yang
relevan dalam penelitian. Pengujian terhadap validitas pertanyaan dilakukan
melalui analisis faktor kriteria yang digunakan untuk menyatakan valid atau
tidak valid suatu pertanyaan adalah nilai corected item-total corellation. Jika
nilai corrected item-total correlation > 0,50 maka dianggap secara praktis
signifikan. Oleh karena itu, jika suatu item pertanyaan mempunyai nilai
corected item-total correlation > 0,50 maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid (Hair et al. (1998 : 111)).
43
3.4.2. Uji Reliabilitas
Sebelum digunakan dalam penelitian untuk mengambil data, terlebih
dahulu kuesioner akan diuji reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi suatu alat ukur (Sekaran, 2003;
203). Sebagai rule of thumb yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini
adalah, suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Alpha-
Cronbach > 0.7 (Hair, 1998; 118).
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Yaitu : keseluruhan data yang menjadi objek penelitian. Populasi dari
penelitian ini adalah para wanita yang masih kuliah pada Perguruan Tinggi
Swasta yang ada di daerah Condong Catur, Sleman, DIY. Pengumpulan data
di lakukan di kampus FE UII Yogyakarta, STMIK "AMIKOM " Yogyakarta,
UPN "VETERAN" Yogyakarta.
3.5.2 Sampel
Yaitu : sebagian dari populasi yang karakteristiknya yang akan diteliti.
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih secara cermat sehingga relevan dengan
rancangan penelitian, maka purposive sampling dengan mengambil orang-
orang yang benar tepilih oleh penelitian menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh sampel itu. Sampel di tarik secara nonrandom atau nonprobability
dengan mencari responden dengan karakterisitk yang sesuai dengan rancangan
44
penelitian yaitu wanita perokok dimana yang dimaksud dengan wanita
perokok disini adalah wanita yang setidaknya pemah mencoba merokok
ataupun yang saat ini masih menjadi perokok aktif. Survey dilakukan
dilingkungan mahasiswi di Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayah
Condong Catur, Sleman, DIY, yang meliputi FE UII Yogyakarta, STMIK
"AMIKOM " Yogyakarta, UPN "VETERAN" Yogyakarta.
Rumus Sampel:
Nn= -
l + Ne2
dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang di inginkan, misal 10 %.
Dengan populasi N= 8973 (Jumlah populasi Mahasiswi Perguruan
Tinggi Swasta yang berada di wilayah Condong Catur, Depok, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meliputi FE UII Yogyakarta, STMIK
"AMIKOM " Yogyakarta, UPN "VETERAN" Yogyakarta), dan Standar eror
sebesar 0,1 maka sampel dihitung sebagai berikut:
= 89731+ 8973(0,1)2
n = 98,9 * 100
Berdasarkan perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sample minimal adalah 100. Dalam penelitian ini sample yang digunakan
45
adalah 120 orang responden yang akan dikumpulkan untuk mendapatkan data
primer.
3.6 Data yang digunakan dan Tekhnik Pengumpulan Data
Data primer
Yaitu : data yang didapatdari responden secara langsung dari objek penelitian,
yaitu mahasiswi yang kuliah di Perguruan Tinggi Swasta yang adda di
wilayah Condong Catur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang
meliputi FE UII Yogyakarta, STMIK "AMIKOM " Yogyakarta, UPN
"VETERAN" Yogyakarta.
Data Sekunder
Yaitu : data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian Data
yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku referensi,
literatur-literatur maupun artikel yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Survei
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada responden
sebagai sampel untuk diteliti perilaku konsumennya. Dalam penelitian ini
survey dilakukan dengan dua cara, yaitu :
46
Kuesioner
Yaitu membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penelitian yang dibagikan kepada
responden dan responden akan mengisi jawaban sesuai dengan pendapat
masing-masing. Pembagian kuesioner dilakukan dengan jalan survey
langsung ke kampus yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan
dengan pihak-pihak yang berkompeten. Data yang terkumpul dari
kuesioner tersebut dijadikan sebagai bahan olahan dalam penelitian yang
bersangkutan. Datanya berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dan tersusun dalam angket skala. Pengukuran kuesioner atau
angket menggunakan skala Likert dimana terdiri dari:
SS : Sangat setuju, diberi skor 5
S : Setuju, diberi skor 4
RR : Ragu-ragu, diberi skor 3
TS : Tidak setuju, diberi skor 2
STS : Sangat tidak setuju, diberi skor 1
Interview
Yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-
pihak yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan. Dalam hal
ini interview dilakukan apabila terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam pengisian kuesioner.
47
b. Studi pustaka
Yaitu dengan mempelajari berbagai buku teks dan bahan-bahan
lain yang berkaitan dengan penelitian sehinga dapat memberikan
keterangan yang diperlukan.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis deskriptif
Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data melalui
penjelasan-penjelasan atau keterangan-keterangan tentang objek yang di
bahas.
3.7.2 Analisis statistika
Yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik
statistika. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan model regresi
linier berganda dan korelasi linier berganda.
3.7.2.1 Analisis regresi linier berganda
Garis regresi : Garis regresi berganda yang menunjukan
hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y) tersebut dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = fh + (3XXX + (32X2 + /33X3 + J34X4 + J35X5
Dimana :
6 : (nilai konstanta)
Y : Keputusan pembelian konsumen
48
Xi: Budaya
X2: Budaya Silang
X3: Kelompok referensi
X4: Keluarga
X5: Kelas Sosial
3.7.2.2 Menguji Koefisien regresi secara parsial dengan
menggunakan uji-T.
Uji-T digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel independen (X) secara parsial dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y)
Uji Hipotesis :
a) Membuat formulasi hipotesis.
Ho : bi = 0 (hipotesis nihil)
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan (berarti) dari
variabel dependen (Y) terhadap variabel Independen (X).
Ho :bi^0 (hipotesis altematif)
artinya ada pengaruh yang signifikan (berarti) dari variabel
dependen (Y) terhadap variabel independen (X).
b) Menentukan level of signifikan dengan menggunakan Wi-
c) Menghitung nilai t-statistik dengan ramus :
(Zainal Mustafa EQ, 1995:134)
,h= Sb,
49
Dimana :
th : Nilai thitung/statistik
b, : Koefisien regresi
sb, : Simpangan regresi
d) Keputusan
Ho : diterima bila thltung < ttabei
Ho : ditolak bila tuning > ttabei
3.7.2.3 Menguji Koefisien Regresi secara bersamaan dengan
menggunakan Uji-F.
Uji-F digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel independen (X) secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (Y)
Langkah-langkah:
a). Membuat formulasi hipotesis.
Ho : bi = 0 (hipotesis nihil)
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan (berarti) dari
variabel dependen (Y) terhadap variabel independen (X).
Ho :bi ^ 0 (hipotesis altematif)
Artinya ada pengaruh yang signifikan (berarti) dari variabel
dependen (Y) terhadap variabel independen (X).
b) Menentukan taraf signifikansi dengan menggunakan Ftabei
c) Pencarian FhitUng dengan ramus : (Zainal Mustafa EQ,
1995:136)
_ R2/(k-l)r hitting
50
(l-R2)/(n-k)
Dimana:
R2 : Determinasi korelasi
K : Jumlah variebel independen (X)
n : Jumlah sampel
d). Keputusan
Jika Fhitung < Ftabei, maka Ha ditolak dan Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabei, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3.7.2.4 Analisis korelasi linier berganda
Koefisien korelasi berganda diberi notasi R, sedangkan
koefisien determinasinya diberi notasi R2 . koefisien determinasi
(R2) digunakan untuk mengetahui besamya pengaruh variabel
independent (X) terhadap variabel dependen (Y) yang
dirumuskan sebagai berikut:
Rumus korelasi berganda:
bi£yxl + b2£yx2 + bkl. xk
"V v
Rumus koefisien determinasi :
2 biSyxl + b2 2yx2 + bkS. xk" — 1Zy2
51
3.7.2.5 Koerlasi Parsial
Alat analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui
keeratan hubungan antara satu veriabel independen dengan satu
variabel dependen, dimana variabel independen lainnya dianggap
konstan. Hal ini dimaksudkan agar hubungan antar variabel X
dan variabel Y tersebut merupakan hubungan yang mumi.
(Mustofa, 1995 : 138) dirumuskan :
^1-2,3....5 ~~ V>*-2,3„...5(5-1) /V 1.5-2,3....(5-1) /ryi-2.3,4.5
"\/V ri5-2.3....(5-l)X' T\ 5-2.3... .(5-1))
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tanggapan responden mengenai pengaruh
faktor-faktor lingkungan ekstemal terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok. Faktor-faktor lingkungan ekstemal yang diteliti meliputi budaya,
budaya silang, kelompok referensi, keluarga dan kelas sosial, yang selanjutnya
akan dilihat sejauh mana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok. Selain itu akan dilihat faktor lingkungan ekstemal mana yang
paling dominan mempengaruhi ataupun yang tidak mempengaruhi keputusan
pembelian rokok tersebut. Sedangkan faktor lingkungan ekstemal yang sifatnya
komersial atau berasal dari perusahaan rokok tidak diteliti, dengan asumsi bahwa
saat ini belum ada iklan rokok yang khusus ditujukan untuk wanita.
Jumlah responden seluruhnya 120 orang, yang terdiri dari mahasiswi
Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Condong Catur, yaitu FE UII, UPN
"VETERAN", dan STMIK "AMIKOM". Dalam pengumpulan kuesioner, penulis
tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan responden yang memenuhi syarat.
Karena jumlah populasi yang sangat banyak dan para responden sangat bersahabat
dengan penulis.
52
53
4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuesioner dengan
menggunakan skala likert. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu
dilakukan analisis pearson correlation product moment untuk mengetahui
validitas instrumen penelitian dan analisis alpha cronbach untuk mengetahui
reliabilitas instrumen penelitian. Uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan
terhadap instrumen penelitian untuk mengetahui apakah data-data yang
dikumpulkan dari kuesioner, yang akan digunakan sebagai instrumen
penelitian tersebut benar-benar valid dan andal.
4.1.1 Uji Validitas
Jumlah (N) adalah 30 sehingga derajat kebebasan (degree of
freedom) d.f = N - 2 = 30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
diperoleh nilai rtabei = 0,306.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung
dengan nilai rtabei- Jika rh,tUng (untuk r tiap butir pertanyaan terhadap skor
total) lebih besar dari nilai rtabei dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Setelah melalui proses pengolahan data dengan bantuan
program SPSS 13.0for windows, maka hasil uji validitas pertanyaan dari
variabel independen yang terdiri dari budaya, budaya silang, kelompok
referensi, keluarga dan kelas sosial dapat dilihat dalam Tabel 4.1,
sedangkan pengujian validitas instrumen pertanyaan tentang keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok dapat dilihat dalam tabel 4.2,
54
adapun perhitungan selengkapnya tentang pengujian validitas ini dapat
dilihat dalam lampiran.
Tabel 4.1
Rangkuman hasil uji validitas instrumen pertanyaantentang variabel independen
Variabel Butir Fhitung •"tabel Keterangan
Budaya (X,) X,.l 0,627 0,306 fhitung > Ttabei. Valid
X,.2 0,518 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Xi.3 0,622 0,306 fhitung > ftabei Valid
Budaya Silang (X2) X2.l 0,576 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X2.2 0,527 0,306 fhitung > ftabei. Valid
X2.3 0,698 0,306 fhitung > ftabel,Valid
Kelompok Referensi (X3) X3.I 0,505 0,306 fhrtung > ftabei, Valid
X3.2 0,567 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X3.3 0,552 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X3.4 0,740 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Keluarga (X4) X4.I 0,527 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X4.2 0,609 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X4.3 0,778 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Kelas Sosial (X5) X5.I 0,532 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X5.2 0,649 0,306 fhitung > ftabei, Valid
X5.3 0,584 0,306 fhitung > ftabei. Valid
Sumber: Data Primer (diolah).
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa, bila rnitung sama
dengan rtabei (rtabei = 0,306) atau lebih, maka butir instrumen dinyatakan
valid. Dari hasil uji validitas tersebut temyata koefisien korelasi semua
55
butir dengan skor total diatas 0,306, sehingga semua butir instrumen
pertanyaan tentang variabel independen dapat dinyatakan valid. Dengan
demikian pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam angket penelitian
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 4.2
Rangkuman hasil uji validitas instrumen pertanyaanvariabel dependen.
Variabel Butir •"hitung •"tabel Keterangan
Keputusan (Y) Yl 0,744 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Y2 0,546 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Y3 0,523 0,306 fhitung > ftabei, Valid
Sumber: Data Primer (diolah).
Dari hasil uji validitas tersebut dapat diketahui bahwa koefisien
korelasi semua butir dengan skor total diatas 0,306, sehingga semua
butir instrumen pertanyaan tentang keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok adalah valid.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Dalam pengujian ini dilakukan dengan cara one shot atau
pengukuran sekali saja. Program SPSS 13.0for windows memberikan
fasilitas untuk reliabilitas dengan uji statistik Alpha Croncbach (a).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach
(a) > 0,60 (Nunally, dalam Ghozali: 2001)
56
Hasil uji reliabilitas pertanyaan tentang variabel-variabel
penelitian, dapat diringkas sebagaimana yang tersaji dalam tabel berikut
ini.
Tabel 4.3
Ringkasan hasil pengujian reliabilitas
Variabel Koef. Alpha Status
Independen 0,907 Dapat Diandalkan
Dependen 0,723 Dapat Diandalkan
Sumber: Data Primer (diolah).
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang
terangkum dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Alpha
Cronbach pada variabel independen sebesar 90,7 % dan variabel dependen
sebesar 72,3 % sehingga masih dapat diterima atau dihandalkan. Sehingga
butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, asal
universitas, dan bagaimana pola konsumsi rokok mereka. Hal ini penting,
karena dengan mengetahui karakteristik responden dalam penelitian ini,
akan berguna dalam menyusun program kampanye ataupun penyuluhan
yang sesuai dengan karakteristik responden tersebut. Karena alasan tersebut,
maka diperlukan data untuk melihat seberapa banyak responden
57
mengkonsumsi rokok, merek rokok yang mereka sukai, alasan pemilihan
merek tersebut, serta dimana mereka biasanya merokok.
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
kepada beberapa mahasiswi yang dijadikan responden, maka dapat diketahui
karakteristik setiap responden dengan harapan bahwa informasi ini dapat
dijadikan masukan dalam menyusun kampanye antirokok sesuai dengan
karakteristik responden tersebut.
4.2.1 Usia responden
Tabel 4.4 dibawah ini memperlihatkan karakteristik responden
berdasarkan usia, untuk melihat berapa kisaran usia responden yang
terjaring dalam penelitian ini. Dimana karena responden dalam penelitian ini
adalah mahasiswi, maka usia yang terjaring dalam penelitian ini berkisar
pada usia-usia remaja atau dewasa muda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Usia Responden
Usia responden Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)17 tahun kebawah 6 5,00
18-19 tahun 20 16,67
20-21 tahun 46 38,33
22 - 23 tahun 34 28,33
24 tahun keatas 14 11,67
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
58
Dari tabel 4.4 diatas, mayoritas usia responden adalah 20 sampai 21
tahun. Pada usia ini responden biasanya sudah memasuki tahun kedua
perkuliahan, sehingga mereka sudah banyak bersosialisasi dengan teman
sebayanya, dan biasanya banyak pengaruh yang akan mereka terima dari
lingkungan luar, seperti pengaruh dari teman sepergaulan ataupun pengaruh
teman kuliah. Sedangkan responden dalam golongan usia 24 tahun keatas
hanya sedikit, karena pada usia ini mereka sudah pada akhir masa
perkuliahan dan cenderung tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk
bergaul dan nongkrong dengan teman sebaya sehingga jarang berada di
tempat-tempat makan ataupun tempat kumpul mahasiswa.
4.2.2 Asal Universitas
Tabel berikut memperlihatkan karakteristik responden berdasarkan
asal Universitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah
ini.
Tabel 4.5
Asal Universitas
Asal
Universitas
Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)FEUII 78 65
UPN 'VETERAN' 30 25
STMIK 'AMIKOM' 12 10
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
59
Dalam tabel 4.5 diatas terlihat bahwa dari ketiga Perguruan Tinggi
Swasta yang ada di wilayah Condong Catur yaitu FE UII, UPN
'VETERAN' dan STMIK 'AMIKOM', mayoritas responden penelitian ini
adalah mahasiswi FE UII. Hal ini terjadi karena cukup banyaknya
mahasiswi FE UII yang memenuhi syarat untuk menjadi responden, selain
itu penulis juga tidak mengalami kesulitan untuk menemukan mereka. Dan
paling sedikit responden yang berhasil didapat dari STMIK 'AMIKOM'.
Jumlah ini tidak mencerminkan bahwa sebagian besar mahasiswi FE UII
merokok, namun hanya merupakan gambaran kasar saja, karena bila dilihat,
proporsi jumlah mahasiswi UPN 'VETERAN' jauh lebih banyak dari
mahasiswi FE UII secara keseluruhan.
4.2.3 Konsumsi rokok per-hari
Dari keseluruhan responden dalam penelitian ini, rokok yang mereka
konsumsi tentunya berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari masing-masing
responden sendiri. Untuk itu tabel dibawah ini akan memperlihatkan
seberapa banyak konsumsi rokok responden per-harinya.
Tabel 4.6
Konsumsi rokok per-hari
Konsumsi rokok
Per-hari
Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)> 16 batang 15 12,5
6-16 batang 33 27,5
2-5 batang 57 47,5
< 2 batang 15 12,5
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
60
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mengkonsumsi rokok 2-5 batang per-hari. Jumlah ini sebenamya tidak
terlalu besar, mengingat bahwa ada sejumlah responden yang merokok bisa
sampai 1 bungkus per-harinya. Memang untuk responden yang
mengkonsumsi rokok 2-5 batang per-hari ini belum bisa digolongkan
sebagai perokok berat, namun ditakutkan nantinya mereka akan semakin
menambah jumlah rokok yang mereka konsumsi dan akhimya terjadi
ketergantungan pada rokok. Sejumlah responden yang lain mengkonsumsi
rokok 6-16 batang per-hari, bahkan ada yang lebih dari 1 bungkus per-hari.
Hal ini cukup mengkhawatirkan, karena mereka sudah bisa digolongkan
menjadi perokok berat, dan tentunya akan sulit berhenti dari kebiasaan
tersebut.
4.2.4 Tempat Merokok
Sedangkan bagaimana responden memilih tempat untuk merokok,
akan diperlihatkan dalam tabel 4.7 berikut ini, karena bisa dikatakan hal ini
cukup sensitif bagi sebagian responden untuk tidak merokok disembarang
tempat.
Tabel 4.7
Tempat merokok
Tempatmerokok
Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)Dimana saja tdk masalah 49 40,83
Di Cafe / tempat gaul 23 19,17
Dikantin / tempat makan 24 20
Sembunyi-sembunyi dikamar 24 20
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
61
Tabel 4.7 diatas memperlihatkan mayoritas responden merokok
dimana saja tidak masalah, dalam artian mereka tidak perlu sembunyi-
sembunyi. Sedangkan untuk responden yang lain memilih untuk merokok
hanya di tempat-tempat tertentu saja, seperti di tempat makan, di cafe, atau
kalau perlu sembunyi-sembunyi di kamar sehingga tidak banyak orang yang
tahu kalau sebenamya mereka perokok.
4.2.5 Merek Rokok Yang Dikonsumsi
Dari sekian banyak merek rokok yang beredar di pasaran, ada
beberapa merek tertentu yang dikonsumsi oleh responden, seperti terlihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Merek rokok yang dikonsumsi
Merek rokok yangdikonsumsi
Frekuinsi
00
Persentase
(%)
Marlboro 39 32,5
Sampoema A-Mild 52 43,33
Star Mild 12 10
LA Light 11 9,17
Lain-lain 6 5
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
Dari tabel 4.8 diatas terlihat mayoritas responden memilih
Sampoema A-Mild sebagai merek rokok yang mereka sukai. Memang jika
kita lihat sekilas, banyak wanita perokok yang memilih Sampoema A-Mild
sebagai merek rokok yang mereka konsumsi, baik itu Sampoema A-Mild
62
merah ataupun Sampoema A-Mild mentol. Hal ini terjadi karena memang
menurut sebagian besar responden rokok merek Sampoema A-Mild bersifat
ringan, dan harganya terjangkau. Sementara hanya sedikit responden yang
memilih merek rokok lainnya seperti Star Mild, Capri Virginia, Slim,
Vogue, dll. Mungkin rokok Capri adalah rokok khusus wanita, namun
karena harganya yang relatifmahal, sehingga hanya sedikit responden yang
mampu mengkonsumsinya. Pada umumnya responden cenderung memilih
merek rokok yang mempunyai jenis filter, bukanjenis kretek.
4.2.6 Alasan Pemilihan Merek Rokok
Sedangkan alasan pemilihan merekyangdikonsumsi, masing-masing
responden juga mempunyai alasan yang berbeda, yang akan terlihat pada
tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9
Alasan pemilihan merek rokok
Alasan Pemilihan Merek Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)Pertama mencoba dan cocok 46 38,33
Menambah prestise 6 5
Harganya sesuai 14 11,67
Banyak dipromosikan 16 13,33
Teman-teman memakai merek tersebut 14 11,67
Lain-lain 24 20
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
63
Dari tabel 4.9 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
berpendapat bahwa mereka memilih merek rokok yang mereka konsumsi
karena merek rokok tersebut yang pertama kali mereka coba dan temyata
cocok. Selanjutnya mereka malas untuk mencoba-coba merek yang lain
karena sudah cocok dengan merek tersebut sehingga untukseterusnya merek
rokok tersebut yang mereka konsumsi. Hanya sebagian kecil responden
yang memilih merek rokok karena terpengaruh merek rokok yang
dikonsumsi teman ataupun karena harganya yang sesuai. Mereka lebih
mementingkan dari segi kecocokan rasa.
4.2.7 Pengeluaran Per-bulan
Dilihat dari usia responden yang saat ini masih mahasiswa,
pengeluaran bulanan mereka tentunya masih ditunjang oleh orangtua.
Sementara untuk konsumsi rokok, terutama bagi perokok berat yang bisa
mengkonsumsi sampai 1 bungkus per-hari, pengeluaran untuk rokok ini
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Seberapa besar pengeluaran
responden per-bulan, dapat kita lihat padatabel 4.10 di bawah ini :
Tabel 4.10
Pengeluaran per-bulan
Pengeluaran Per-bulan
(Rp)
Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)>2juta 7 5,83
1 -2 juta 33 27,5
750.000-1 juta 30 25
500.000 - 750.000 40 33,33
< 500.000 10 8,33
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
64
Tabel 4.10 diatas memperlihatkan sebagian besar responden
memiliki tingkat pengeluaran per-bulan Rp. 500.000 - Rp. 750.000 yaitu
sebesar 33,33 %. Pengeluaran ini diluar biaya kuliah responden. Jadi selain
biaya kos bagi responden yang berasal dari luar kota Yogyakarta, juga untuk
makan, transportasi dan tentunya pengeluaran responden untuk membeli
rokok berasal dari dana tersebut. Hanya 7 orang responden yang memiliki
tingkat pengeluaran per-bulan lebih dari 2 juta rupiah. Hal ini mungkin
karena responden tersebut berasal dari keluarga berada sehingga
memperoleh uang saku yang besar dari orang tuanya.
4.2.8 Usia Pertama Merokok
Tabel 4.11 dibawah ini memperlihatkan karakteristik responden
berdasarkan usia saat pertama kali merokok, dimana hal ini penting untuk
melihat kapan mereka mulai mencoba menghisap rokok untuk pertama
kalinya, karena ada kecendrungan usia perokok pemula semakin muda.
Dengan mengetahui usia rawan bagi perokok pemula, program penyuluhan
selanjutnya dapat difokuskan pada usia tersebut untuk mencegah mereka
menjadi perokok berat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.11
dibawah ini.
Tabel 4.11
Usia pertama merokok
Usia Pertama kali
merokok
Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)14- 15 tahun 28 23,33
16-17 tahun 28 23,33
18-19 tahun 36 30
20-21 tahun 17 14,17
22 tahun keatas 11 9,17
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
65
Dari tabel 4.11 diatas terlihat bahwa mayoritas terbesar responden
mulai menkonsumsi rokok saat usia 18-19 tahun yaitu sebesar 36 %. Usia
ini berarti saat mereka mulai memasuki bangku perkuliahan. Kemungkinan
saat usia tersebut responden mulai mendapat pengaruh buruk dari teman
sebayanya. Bahkan terdapat sejumlah responden yang mulai merokok di
usia yang lebih muda lagi. Mereka mendapat pengaruh dari teman ataupun
keluarga, karena ada sebagian responden yang ibunya juga perokok.
Sehingga ada baiknya bila program penyuluhan atau kampanye antirokok
diadakan disekolah-sekolah untuk memberikan informasi tentang bahaya
rokok bagi kesehatan, khususnya bagi kesehatan wanita karena responden
dalam penelitian ini adalah wanita perokok. Hanya sedikit yang mulai
merokok pada usia diatas 22 tahun. Ada kemungkinan hal tersebut memang
dari keinginan mereka sendiri untuk merokok ataupun pengaruh dari
lingkungan luar baru mulai berpengaruh pada usia tersebut, seperti misalnya
pengaruh pacar yang merokok sehingga akhimya mereka ikut mencoba
merokok juga.
66
4.2.9 Alasan Merokok
Tabel 4.12 dibawah ini memperlihatkan karakteristik responden
berdasarkan alasan mereka merokok.
Tabel 4.12
Alasan Merokok
Alasan merokok Frekuinsi
(n)
Persentase
(%)Stress 57 47,5
Pergaulan 22 18,33
Sebagai sarana 14 11,67
Sudut Pandang 9 7,5
Agar dibilang gaul 8 6,67
Lain-lain 10 8,33
Jumlah 120 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
Dari hasil pengisian kuesioner para responden mengemukakan
berbagai macam alasan sebab mereka merokok. Oleh karena itu, penulis
cukup mengalami kesulitan untuk mengkalasifikasikan dalam membuat
tabel alasan mereka merokok. Dalam pembuatan tabel diatas, penulis
menggunakan asumsi rata-rata alasan mereka merokok disebabkan oleh :
- Stress karena putus cinta, tekanan dari keluarga dan segala terkanan atau
problema dalam hidup responden.
- Pergaulan mengikuti trend, karena pada masa ini para responden banyak
bergaul dengan teman sebayanya dan sering berada diluar rumah dan hal
ini sulit untuk mengontrol dengan siapa mereka bergaul.
- Sebagai sarana untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar.
67
- Sudut pandang responden yang mengatakan "kalau habis makan tidak
merokok kurang puas dan kurang nikmat".
- Agar dibilang gaul.
Dari beraneka ragam alasan yang dikemukakan oleh para
responden, alasan stress yang paling banyak dikemukakan oleh para
responden yaitu sebesar 47,5 %. Hal ini disebabkan karena pada usia ini
para responden dalam masa penjajakan dan sedang asik-asiknya menjalin
hubungan cinta dan kasih sayang dengan lawanjenisnya, apabila hubungan
tersebut mengalami ketidakcocokan diantara mereka dan memutuskan untuk
tidak melanjutkan hubungan tersebut, dan para responden mengalami
tekanan dari hal tersebut. Sedikit diantara mereka mengemukakan alasan
lain yang menyebabkan mereka merokok.
4.3 Analisis Regresi berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu
budaya, budaya silang, kelompok referensi, keluargadan kelas sosial terhadap
variabel dependen yaitu keputusan pembelian rokok pada wanita perokok,
maka digunakan alat analisis regresi berganda. Teknik regresi berganda
digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai variabel independen
mempengaruhi variabel dependen
Dari hasil pengolahan data dengan komputer yang menggunakan
bantuan program SPSS \3.0for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13
Estimasi Regresi Linear Berganda
68
Variabel
bebas
Standardized
CoefficientsB
T sig
Budaya .149 2.071 .000
Budaya Silang .249 3,702 .000
Kelompok Referensi .299 4,166 .000
Keluarga .172 2,150 .000
Kelas Sosial .187 2,175 .000
Variabel independent: Keputusan PembelianR2 adjusted : 0.623 ; Multiple R : 0.799 ; R square : .639 Constanta : .163Standart Error : 1.339 ; F: 40.317 ; Durbin-Watson: 1.227
1N: 120Sumber: Data Primer (diolah).
Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh perhitungan konstanta
dan koefisien B masing-masing variabel yang dapat dijelaskan melalui
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0.163 + 0.149Xi + 0.249X2 + 0.299X3 + 0.172X4 + 0.187X5
69
Dari hasil persamaan regresi berganda diatas dapat diambil kesimpulan
mengenai beberapa hal antara lain sebagai berikut:
a. Makna konstanta sebesar 0.163
Konstanta menunjukan nilai 0.163 berarti bahwa variabel keputusan
pembelian (Y) memiliki nilai positifsebesar 0.163 apabila Xi,X2,X3,X4,dan
X5 diabaikan. Artinya keputusan pembelian rokok terhadap wanita perokok
cukup bagus meskipun tidak dipengaruhi oleh variabel atribut-atributnya.
b. Makna koefisien regresi variabel budaya (Xi)
Besamya koefisien regresi untuk variabel budaya adalah sebesar
0.149, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan variabel
budaya sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian naik pula sebesar
0.149 atau 14,9 %. Variabel budaya memberikan kontribusi positif terhadap
keputusan pembelian.
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan dan sekaligus
menjawab hipotesa yang menyatakan bahwa variabel budaya memberi
pengaruh positifterhadap keputusan pembelian rokok padawanitaperokok.
c. Makna koefisien regresi variabel budaya silang (X2)
Besarnya koefisien regresi untuk variabel budaya silang adalah
sebesar 0.249, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan
variabel budaya silang sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian naik
pula sebesar 0.249 atau 24,9 %. Variabel budaya silang memberikan
kontribusi positif terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok.
70
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan dan sekaligus
menjawab hipotesa yang menyatakan bahwa variabel budaya silang
memberi pengaruh positifterhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok
d. Makna koefisien regresi variabel kelompok referensi (X3)
Besamya koefisien regresi untuk variabel kelompok referensi adalah
sebesar 0.299, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan
variabel kelompok referensi sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian
naik pula sebesar 0.299 atau 29,0 %. Variabel kelompok referensi
memberikan kontribusi positif terhadap keputusan pembelian.
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan dan sekaligus
menjawab hipotesa yang menyatakan bahwa variabel kelompok referensi
memberi pengaruh positif terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok.
e. Makna koefisien regresi variabel keluarga (X4)
Besarnya koefisien regresi untuk variabel keluarga adalah sebesar
0.172, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan variabel
keluarga sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian naik pula sebesar
0.172 atau 17,2 %. Variabel keluarga memberikan kontribusi positif
terhadap keputusan pembelian.
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan dan sekaligus
menjawab hipotesa yang menyatakan bahwa variabel keluarga memberi
pengaruh positifterhadap keputusan pembelian rokok padawanita perokok.
71
f. Makna koefisien regresi variabel kelas sosial (Xs)
Besarnya koefisien regresi untuk variabel kelas sosial adalah sebesar
0.187, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan variabel
kelas sosial sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian naik pula
sebesar 0.187 atau 18,7 %. Variabel kelas sosial memberikan kontribusi
positif terhadap keputusan pembelian.
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan dan sekaligus
menjawab hipotesa yang menyatakan bahwa variabel kelas sosial memberi
pengaruh positifterhadap keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
4.4 Uji Secara Serentak atau Uji F
Uji-F statistik bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen yang terdiri dari budaya, budaya silang, kelompok referensi,
keluarga dan kelas sosial secara bersama-sama mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari hasil pengolahan data dengan komputer yang menggunakan bantuan
program SPSS 13.0for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 361.537 5 72.307 40.317 000a
Residual 204.454 114 1.793
Total 565.992 119
a Predictors: (Constant), Kelas Sosial, Budaya Silang, Budaya, Kelompok Referensi,Keluarga
t>. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
72
Dari hasil pengolahan data tersebut dapat dilakukan pengujian dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penentuan formulasi hipotesis
Ho:bi=b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Y)
Ha:bl ^ b2 ^ b3 ^ b4 ^ b5 ^ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variebel independen (X) secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).
b. Penentuan taraf signifikansi sebesar 5 %
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000
c. Pencarian FnitUng
Dari hasil pengolahan diperoleh Fhjtung sebesar 40.317
d. Penganmbilan Keputusan
Jika nilai probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Atau:
Jika Fhitung < Ftabei, maka Ha ditolakdan Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabei, maka Ha diterima dan Ho ditolak
Perhitungan:
df pembilang = 5
df penyebut= 120
Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung sebesar 40.317
73
Dari tabel diperoleh angka F sebesar 2.290
Nilai probabilita = 0.000 < 0.05; maka Ho ditolak
Fhitung (40.317) > Ftabei (2.290); maka Ho ditolak
e. Kesimpulan
Ho ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama
variabel budaya, budaya silang, kelompok referensi, keluarga dan kelas
sosial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok.
4.5 Uji Parsial atau Uji T
Uji parsial atau uji T digunakan untuk mengetahui signifikan tidaknya
hubungan atau pengaruh antara masing-masing variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) secara parsial.
a. Pengujian variabel budaya
1. Pengujian formulasi hipotesis
Ho:bi=0 • Variabel budaya tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2. Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5 %
Jika angka probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Jika angka probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Atau:
Jika thitung < ttabei maka Ho diterima
Jika thitung > ttabei maka Ho ditolak
74
3. Hasil olah data primer
Nilai ttabei dengan df (n - 1) = 119 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
adalah (1.658), maka:
Thitung untuk variabel budayaadalah 2.071
Thnung (2.071) > ttabei (1.658) maka Ho ditolak
Angka probabilitas= 0.000 < 0.005 maka Ho ditolak
4. Kesimpulan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi sangat berpengaruh secara
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial
variabel budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok.
b. Pengujian variabel budaya silang
1. Pengujian formulasi hipotesis
Ho:bi=0 • Variabel budaya silang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
Ho:bi=0 • Variabel budaya silang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5 %
Jika angka probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Jika angka probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Atau:
Jika thnung < Wbei maka Ho diterima
Jika thnung > ttabei maka Ho ditolak
75
3. Hasil olah data primer
Nilai ttabei dengan df (n - 1) = 119 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
adalah (1.658), maka:
Thitung untuk variabel budayasilang adalah 3,702
Thnung (3,702) > ttabei (1 -658) maka Ho ditolak
Angka probabilitas = 0.000 < 0.005 maka Ho ditolak
4. Kesimpulan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi sangat berpengaruh secara
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial
variabel budaya silang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
c. Pengujian variabel kelompok referensi
1. Pengujian formulasi hipotesis
Ho:bi=0 • Variabel kelompok referensi tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian
Ho:bi=0 • Variabel krlompok referensi tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5 %
Jika angka probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Jika angka probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Atau:
Jika thitung < ttabei maka Ho diterima
Jika thitung > ttabei maka Ho ditolak
76
3. Hasil olah data primer
Nilai ttabei dengan df (n - 1) = 119 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
adalah (1.658), maka:
Thitung untuk variabel kelompok referensi adalah 4,166
Thitung (4,166) > ttabei (1 -658) maka Ho ditolak
Angka probabilitas = 0.000 < 0.005 maka Ho ditolak
4. Kesimpulan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi sangat berpengaruh secara
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial
variabel kelompok referensi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
d. Pengujian variabel keluarga
1. Pengujian formulasi hipotesis
Ho:bi=0 • Variabel keluarga tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
Ho:bi=0 • Variabel keluarga tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5 %
Jika angka probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Jika angka probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Atau:
Jika thitung < ttabei maka Ho diterima
Jika thnung > ttabei maka Ho ditolak
77
3. Hasil olah data primer
Nilai ttabei dengan df ( n - 1) = 119 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
adalah (1.658), maka:
Thnung untuk variabel keluarga adalah 2,150
Thnung (2,150) > ttabei (1 -658) maka Ho ditolak
Angka probabilitas = 0.000 < 0.005 maka Ho ditolak
4. Kesimpulan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi sangat berpengaruh secara
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial
variabel keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
e. Pengujian variabel kelas sosial
1. Pengujian formulasi hipotesis
Ho:bi=0 • Variabel kelas sosial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
Ho:bi=0 • Variabel kelas sosial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Dasar pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5 %
Jika angka probabilitas < 0.05 maka Ho dito'a5-
Jika angka probabilitas > 0.05 maka Hn diterima
Atau:
Jika thitung < Wbei maka Ho diterima
Jika thimng > ttabei maka Ho ditolak
78
3. Hasil olah data primer
Nilai ttabei dengan df ( n - 1) = 119 dan taraf signifikansi sebesar 5 %
adalah (1.658), maka:
Thitung untuk variabel kelas sosialadalah 2,715
Thnung (2,715) > t tabel (1.658) maka Ho ditolak
Angka probabilitas = 0.000 < 0.005 maka Ho ditolak
4. Kesimpulan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi sangat berpengarah secara
signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial
variabel kelas sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
4.6 Korelasi Linear Berganda dan Korelasi Determinasi
4.6.1 Korelasi Linear Berganda
Korelasi linier berganda berfungsi untuk untuk menjelaskan
tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Koefisien korelasi berganda diberi notasi R. Berdasarkan Tabel 4.13 di
atas dapat diketahui koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,799.
Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,799, menunjukan tingkat
korelasi yang cukup kuat antara variabel budaya (Xi), budaya silang
(X2), kelompok referensi (X3), keluarga (X4) dan kelas sosial (X5)
dengan keputusan pembelian rokok pada wanita perokok, artinya jika
variabel budaya (Xi), budaya silang (X2), kelompok referensi (X3),
79
keluarga (X4) dan kelas sosial (X5) mengalami peningkatan maka akan
diikuti dengan meningkatnya keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok secara rata-rata. Begitu juga sebaliknya jika kelima variabel
independen mengalami penurunan maka akan diikuti oleh penurunan
pada keputusan pembelian rokok pada wanita perokok.
4.6.2 Korelasi Determinasi
Berdasarkan tabel 4.13 di ketahui koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.639. dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.639, maka
dapat diartikan bahwa 63,9 % keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok dapat dijelaskan di pengaruhi oleh kelima variabel independen
yang terdiri dari budaya (Xi), budaya silang (X2), kelompok referensi
(X3), keluarga (X4) dan kelas sosial (X5). Sedangkan sisanya 36,1 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian, seperti harga, promosi, produk dan lainnya.
4.7 Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui tingginya derajat
hubungan antara satu variable X terhadap variabel Y, dan variabel X yang lain
dianggap konstan. Dalam penelitian ini menggunakan lebih dari tiga variabel
yaitu berjumlah lima variabel. Oleh karena itu menggunakan penghitungan
korelasi antar variabel. Rumus yang digunakan adalah :
'tVl-2,3....5 ~ Vyk-2,3 5(5-1) /V1,5-2.3,...(5-1) )ry1-2,3,4,5
\\' rr5-2,3....(5-l))U rV'5-2.3,.,.(5-l))
80
Koefisien korelasi parsial (r) berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00.
koefisien 1,00 baik negatif maupun positif sempuma akan terjadi jika tinggi
rendahnya setiap skor pada suatu variabel akan diikuti secara konsisten dan
sistematis oleh tinggi rendahnya setiap skor pada variabel lain. Jika tidak
ada kesistematisan sama sekali antara kedua variabel yang dikorelasikan,
hal itu menunjukkan bahwa tidak ada korelasi diantara variabel. Hal itu
menunjukkan koefisien r yang diperoleh tidak signifikan atau bahkan r
sama dengan 0,00 yang berarti tidak ada korelasi. Penghitungan koefisien
korelasi dilakukan dengan program SPSS \3.0 for windows.
Tabel 4.14
Estimasi Korelasi Parsial
Variabel Utama Variabel control r2
Y,X, X2, X_3, X4, X5 0.190
Y,X2 Xi, X3, X4, X5 0.328
Y,X3 Xi, X2, X4, X5 0.364
Y, X4 X), X2, X3, X4 0.197
Y,X5 Xi, X2, X3, X4 0.246
Sumber: Data Primer (diolah).
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
L ry1,2345 = 0.190, bearti bahwa terdapat hubungan positif antara
variabel budaya terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok, dan secara parsial variabel budaya mempunyai hubungan
yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok sebesar 19,0 % dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan.
2. ry2,i345 = 0.328, bearti bahwa terdapat hubungan positif antara
variabel budaya silang terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok, dan secara parsial variabel budaya silang
mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok sebesar 32,8 %
dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
3. ry31245 = 0.364, bearti bahwa terdapat hubungan positif antara
variabel kelompok referensi terhadap keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok, dan secara parsial variabel kelompok referensi
mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok sebesar 36,4 %
dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
4. 1741235 = 0.197, berarti bahwa terdapat hubungan positif antara
variabel keluarga terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok, dan secara parsial variabel keluarga mempunyai hubungan
yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian rokok
82
pada wanita perokok sebesar 19,7 % dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan.
5. 175,1234 = 0.246, berarti bahwa terdapat hubungan positif antara
variabel kelas sosial terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok, dan secara parsial variabel kelas sosial mempunyai
hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok sebesar 24,6 % dengan
asumsi variabel independen lainnya konstan.
Ditinjau dari kelima variabel lingkungan ekstemal yang diteliti,
maka variabel lingkungan ekstemal yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok adalah variabel kelompok
referensi. Hal ini sesuai dengan hasil analisis regresi linear berganda dan
analisis korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda
variabel kelompok referensi (X3) memiliki nilai koefisien tertinggi yaitu
sebesar 0.299, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada peningkatan
variabel kelompok referensi sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian
naik pula sebesar 0.299 atau 29,0 %. Variabel kelompok referensi
memberikan kontribusi positif terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok. Sedangkan berdasarkan hasil analisis korelasi parsial pada
variabel kelompok referensi (ry31245) yang mempunyai nilai sebesar 0.364,
yang berarti bahwa terdapat hubungan positif antara variabel kelompok
referensi terhadap keputusan pembelian rokok pada wanita perokok,
sehingga secara parsial kelompok referensi mempunyai hubungan yang
83
signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok sebesar 36,4 %. Cukup sulit untuk meminimalkan pengaruh dari
variabel kelompok referensi ini karena bila dilihat dari usia responden,
mereka lebih banyak berada diluar rumah dan banyak bergaul dengan teman
sebayanya, sehingga sulit untuk membendung pengaruh negatif yang datang
dari pergaulan tersebut.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada Perguruan
Tinggi Swasta yang berada di Wilayah Condong Catur, Sleman, DIY yang
meliputi FE UII, UPN "VETERAN", dan STMIK "AMIKOM" terungkap
bahwa usia responden masih remaja yang berusia antara 20 tahun sampai
21 tahun, dimana pada usia ini responden banyak bersosialisasi. Asal
perguruan tinggi responden mayoritas FE UII, hal ini tidak mencerminkan
bahwa mahasiswi FE UII semua merokok. Konsumsi rokok para
responden rata-rata 2-5 batang per-hari. Kebanyakan para responden
merokok dimana saja tidak masalah dalam artian mereka tidak perlu
sembunyi-sembunyi untuk merokok. Merk/brand rokok yang dikonsumsi
responden bermacam-macam, tapi yang paling banyak adalah Sampoema
A-Mild, baik Sampoema A-Mild merah atau Sampoema A-Mild mentol.
Alas an para responden memilih merk/brand rokok tersebut karena
pertama mencoba dan cocok dan selanjutnya para responden malas atau
enggan untuk mencoba merk/brand yang lain. Rata-rata pengeluaran
mereka per-bulan antara Rp. 500.000 - Rp. 750.000 diluar biaya kuliah.
Para responden merokok pertama kali pada usia 18 tahun sampai 19 tahun.
Alasan mereka merokok karena stress putus cinta dan ditinggal
kekasihnya.
84
85
2. Dari analisis regresi linear berganda menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel budaya, budaya silang, kelompok
referensi, keluarga dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian rokok
pada wanita perokok, hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi dibawah
ini :
Y = 0.163 + 0.149Xi + 0.249X2 + 0.299X3 + 0.172X4 + 0.187X5
Konstanta 0.163 mempunyai nilai positif apabila Xi, X2, X3, X4 dan Xs
diabaikan. Artinya keputusan pembelian rokok pada wanita perokok cukup
bagus meskipun tidak dipengaruhi variabel-variabel independen.
Apabila ada kenaikan atau peningkatan tiap satu satuan pada variabel
independen, maka akan ada kenaikan atau peningkatan sebesar nilai dari
variabel independen itu, dan memberi kontribusi positif pada keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok
3. Dari analisis korelasi linear berganda (R) sebesar 0,799, menunjukan
tingkat korelasi yang cukup kuat antara variabel budaya (Xi), budaya
silang (X2), kelompok referensi (X3), keluarga (X4) dan kelas sosial (X5)
dengan keputusan pembelian rokok pada wanita perokok, artinya jika
variabel budaya (Xi), budaya silang (X2), kelompok referensi (X3),
keluarga (X4) dan kelas sosial (X5) mengalami peningkatan maka akan
diikuti dengan meningkatnya keputusan pembelian rokok pada wanita
perokok secara rata-rata. Begitu juga sebaliknya jika kelima variabel
independen mengalami penurunan maka akan diikuti oleh penurunan pada
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok. Sedangkan berdasar
86
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.639, maka dapat diartikan bahwa 63,9
% keputusan pembelian rokok pada wanita perokok dapat dijelaskan di
pengaruhi oleh kelima variabel independen yang terdiri dari budaya (Xi),
budaya silang (X2), kelompok referensi (X3), keluarga (X4) dan kelas
sosial (X5). Sedangkan sisanya 36,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian, seperti harga, promosi, produk
dan lainnya.
4. Variabel lingkungan ekstemal yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian rokok pada wanita perokok adalah variabel
kelompok referensi. Hal ini sesuai dengan hasil analisis regresi linear
berganda dan analisis korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda variabel kelompok referensi (X3) memiliki nilai koefisien
tertinggi yaitu sebesar 0.299, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada
peningkatan variabel kelompok referensi sebesar satu satuan, maka
keputusan pembelian naik pula sebesar 0.299 atau 29,0 %. Variabel
kelompok referensi memberikan kontribusi positif terhadap keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok. Sedangkan berdasarkan hasil
analisis korelasi parsial pada variabel kelompok referensi (ry31245) yang
mempunyai nilai sebesar 0.364, yang berarti bahwa terdapat hubungan
positif antara variabel kelompok referensi terhadap keputusan pembelian
rokok pada wanita perokok, sehingga secara parsial kelompok referensi
mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian rokok pada wanita perokok sebesar 36,4 %.
87
5.2 Saran
Pada penelitian ini didapatkan bahwa variabel-variabel lingkungan
ekstemal berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian rokok pada
wanita perokok, sehingga sangat penting untuk menyusun perogram
kampanye anti rokok yang dapat meminimalkan pengaruh dari variabel-
variabel ekstemal tersebut.
1. Untuk mengurangi pengaruh lingkungan ekstemal pada keputusan
pembelian rokok pada waita perokok, diperlukan adanya pengawasan yang
lebih pada diri responden. Pengawasan ini haras dimulai dari lingkungan
yang lebih kecil yaitu keluarga. Untuk mengurangi pengaruh dari
lingkungan keluarga sendiri, disarankan agar tidak memberikan contoh
yang kurang baik seperti kebiasaan merokok. Hal ini tidak hanya berlaku
bagi wanita, namun juga bagi pria anggota keluarga. Dengan demikian bila
dalam keluarga tersebut dicanangkan hidup bersih dari asap rokok,
diharapkan akan mampu memberikan contoh yang baik dan bahkan
mungkin bisa mencegah pengaruh dari lingkungan luar. Selain itu dokter
keluarga juga dapat memberikan nasihatnya tentang perlunya hidup sehat
bebas dari asap rokok.
2. Ada sebagian public figure yang tergabung dalam Perkumpulan Wanita
Indonesia Tanpa Tembakau. Perkumpulan ini berusaha menanamkan
pengertian hidup sehat dan bebas polusi tanpa asap rokok, sekaligus
mengajak orang lain untuk mengikuti langkah mereka. Kegiatan positif ini
harus didukung dan lebih banyak dipublikasikan sehingga dapat
88
memberikan contoh yang baik bagi masyarakat tentang pentingnya hidup
sehat tanpa rokok.
3. Depkes ataupun lembaga antirokok dapat bekerja sama dengan televisi
untuk menayangkan iklan layanan masyarakat yang berisi himbauan untuk
tidak merokok dan informasi mengenai bahaya merokok yang di
tayangkan secara gencar dan terus menerus.
4. Akan lebih baik bila program kampanye antirokok dilaksanakan secara
nasional, tidak hanya berpusat di Jakarta, namun juga menyentuh ke
lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus serta
menyeluruh sampai ke dacrah-daerah.
89
DAFTAR PUSTAKA
Assael Henry, (1998), Consumer Behaviour And Marketing Action, Sixth Edition,South Western, New York University.
Arsyad, Lincolin & Soeratno, (1988), Metodologi Penelitian, Yogyakarta, UPPAMP YKPN.
Basu Swasta & T. Hani Handoko, (1987), Manajemen Pemasaran Analisa PrilakuKonsumen, Edisi I, Cetakan ke-2, Liberty, Yogyakarta.
Basu Swasta & Irawan, (1990), Manajemen Pemasaran Modern, Edisi II,Yogyakarta, Liberty.
Kotler, Phillip, (2000), Marketing Management, Millenium Edition, Prentice HallInternational, Inc.
Marwan Asri, (1986), Marketing, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta Radio Sunu.
Mustofa, Zaenal EQ. (1992), Pengantar Statistik Deskriptif Yogyakarta, BPFE.
Peter, J. Paul & Jerry C. Olson, (1996), Consumer Behavior and Marketing,Strategy, 4th ed., McGraw Hill.
Rita Nur Santi, (2004), Analisis Pengaruh Iklan Produk Deodoran Merk RexonaDi Televisi Terhadap Keputusan Beli (Studi Kasus Terhadap MahasiswaFakulatas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta). SkripsiSarjana (Tidak dipublikasikan), Yogyakarta : Fakultas Ekonomi,Universitas Islam Indonesia.
Schiffman, Leon G, & Leslie Lazar Kanuk, (1997), Consumer Behaviour, SixthEdition, Prentice Hall International, Inc.
Stanton, William J., (1991), Fundamentals ofMarketing, 9th ed., McGraw Hill.
Wells, William D., & David Prensky, (1996), Consumer Behavior, Jhon Wiley &Sons,Inc.
Artikel :
Banyak Wanita EkskutifMerokok, Media Indonesia (11 Juni 2001).
Indonesia Tercepat Dalam Pertumbuhan Konsumsi Rokok, Media Indonesia (22Agustus2001).
Merokok Merugikan Kesehatan Perempuan, Kompas (2 April 2001).
LAMPIRAN 1
Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
"ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK PADA WANITA PEROKOK"
Responden yang terhormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi tentang Analisis pengaruhfaktor-faktor
lingkungan ekstemal keputusan pembelian rokok pada wanita perokok', saya
mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Berikut ini terdapat sejumlah
pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian untuk penulisan skripsi
yang sedang saya lakukan. Anda kami mohon untuk membaca dengan cermat dan
teliti sebelum anda mengisinya. Jawaban yang anda berikan sangat berguna
sebagai data untuk penelitian yang sedang saya lakukan.
Anda hanya perlu menjawab atau memilih salah satu jawaban diantara
yang disediakan dengan cara melingkari/menyilang pada setiap jawaban.
Kerahasiaan data pribadi anda akan dijamin.
Kesediaan untuk meluangkan waktu dalam menjawab isian kuesioner ini
sangat saya harapkan. Demikian, atas perhatian dan bantuan anda sekalian saya
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, April 2006
Penulis,
Arief Rusadi
DATA PRIBADI RESPONDEN
1. Nama (boleh disamarkan) :
2. Fakultas / Universitas :
3. Usia responden :a. 17 tahun kebawah
b. 18-19 tahun
c. 20-21 tahun
d. 22 - 23 tahun
e. 24 tahun keatas
4. Apakah anda merokok / pemah merokok ? ( Ya / Tidak):
5. Jika ya, merek rokok apa yang anda konsumsi ?a. Marlboro
b. Sampoema A-Mildc. Star Mild
d. LA Lighte. Lainnya,
6. Biasanya, dimana anda merokok ?a. Dimana saja tidak masalahb. Dikafe
c. Di kantin / tempat makand. Sembunyi-sembunyi di kamare. Lainnya,
7. Seberapa banyak anda mengkonsumsi rokok :a. > 1 bungkus sehari; 1 bungkus isi : batangb. 1 bungkus sehari; 1 bungkus isi : batangc. 2-5 batang seharid. 1 batang seharie. Lainnya,
8. Alasan anda memilih merek rokok yang sekarang anda konsumsi:a. Merek tersebut yang pertama saya coba, dan cocokb. Merek tersebut menambah prestisec. Harganya sesuai untuk sayad. Merek tersebut banyak dipromosikane. Teman-teman saya memakai merek tersebutf. Lainnya,
9. Berapa pengeluaran anda dalam satu bulan (kost, makan, transportasi, dlldiluar uang kuliah):a. > Rp 2 juta per-bulanb. Rp 1 - 2 juta per-bulanc. Rp 750.000 - 1juta per-buland. Rp 500.000 - 750.000 per-bulane. < Rp 500.000 per-bulan
10. Kapan pertama kali anda merokok (usia):
11. Alasan anda merokok :
No. Pertanyaan STS TS RR S SS
BUDAYA (XO1. Dalam budaya kita, masyarakat masih
berpandangan negatif terhadap wanita merokok.2. Wanita yang merokok dapat dipastikan bukan
sosok wanita yang didambakan dalam masyarakatkita.
3. Saya akan memprtimbangkan tempat sayamerokok.
BUDAYA SILANG (X2)
4. Budaya luar khususnya dari barat, seringdiidentikkan dengan budaya modem.
5. Kita dapat menerima jika budaya tersebut diadopsidalam kehidupan kita, termasuk merokokdikalangan wanita.
6. Dalam budaya barat, wanita merokok adalah halbiasa, bahkan sekarang kebiasaan itu banyakdiadopsi dalam kehidupan kita.KELOMPOK REFERENSI (X3)
7. Lingkungan pergaulan saya mempengaruhikeputusan saya dalam pembelian rokok.
8. Pacar saya turut mempengaruhi saya dalammembeli rokok.
9. Selain kelompok saya, kelompok lain jugamempengaruhi saya dalam keputusan membelirokok.
10. Public figure yang saya idolakan mempengaruhikeputusan saya dalam membeli rokok.KELUARGA (X4)
11. Keluarga saya beranggapan positif terhadap wanitaperokok.
12. Pendapat keluarga tersebut pasti sayapertimbangkan dalam keputusan pembelian rokok
13. Salah seorang anggota keluarga saya ada yangmerokok, hal tersebut turut mempengaruhi sayadalam keputusan pembelian rokok.KELAS SOSIAL (X5)
14. Lingkungan kelas sosial saya mempengaruhikeputusan saya dalam pembelian rokok.
15. Lingkungan sosial yang ada diatas saya turutmempengaruhi keputusan saya dalam membelirokok.
16. Lingkungan sosial yang ada dibawah saya turutmempengaruhi keputusan saya dalam membelirokok.
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
17. Produk rokok yang saya konsumsi sesuai dengankebutuhan saya.
18. Saya membeli rokok karena terpengaruh mereknya.19. Saya merasa puas setelah membeli rokok yang saya
konsumsi.
LAMPIRAN 2
Data Penelitian
z<LU
zLU0.
<<Q
'35c2*a.oa.
£0<D
.CE3->
T—
CO
00
-CN
CO
o-tfco
LO
CO
-CN
LO
Oco
oco
CD
1^
CN
T—
CO
X—
co
LO
LO
CO
CO
CN
CO
oCN
co
Oo
Oo
co
oco
•*
CD
oT—
CN
CN
CO
©^—
T—
-CN
T—
co
-co
•<a-CN
CO
n—
-CN
-T—
T—
--
--
<"
co
T—
CN
CO
co
T—
T—
T-
--
-co
t—
CN
CN
co
co
co
co
CO
•f
M-
-=1-CO
CO
CN
CO
•*
O)
co
CN
CO
co
co
^f
co
in
LO
LO
M-
CO
•*
LO
CO
•<s-CN
'«•CN
CN
"*
co
LO
co
LO
•*
••d-CN
•<t
mCO
CO
CN
co
CN
CN
CO
CN
CN
CN
CN
CN
co
CO
•^•CN
CN
co
CN
•*
00
co
<t—T~
CM
CO
CN
t—
-"<J-
co
•*
CN
CN
CO
CN
co
co
co
CO
CN
CO
co
CO
CN
-co
co
-co
CN
•*
LO
CN
CN
LO
CO
CO
co
co
co
•t
CN
co
CO
•*
CO
co
•^-CO
•*•
f»
•<r•*
co
-<frLO
^r
in
in
LO
LO
LO
LO
LO
LO
•srLO
•*
LO
CO
CN
•f
•^
LO
LO
LO
LO
LO
LO
LO
to
•>*M-
LO
•*!-LO
CN
CN
CN
CN
CN
"3-CO
co
'^•
•*
CN
co
CO
•*
•*
oz-
CN
co
•<TLO
CO
i^
CO
o>
oX—
CN
CO
•*
LO
CO
N-
CO
O)
OCN
CN
CN
CN
co
CN
CN
LO
CN
CD
CN
1^
CN
CO
CN
CN
oCO
CO
CN
CO
CO
co
CO
LO
CO
CO
CO
co
CO
CO
CO
O•*—
CN
co
-*
•^
LO
CO
1^
CO
CD
•<!•oLO
o>
e255ra><
«•o3m
ra
E3->
•*•O)
r-
o>
-M-
O•*
LO
co
LO
OO)
-
CN
T—
r~
CO
•<—
O)
r^
|-~co
•*
(^
•<!-•*
LO
T—
CN
T—
Oa>
co
a>
a>
-
h-
00
oo
CO
a>
i-^03
O)
o
-
en
oo
O)
1^
(O
LO
CO
CN
co
•<»•LO
•*
LO
LO
LO
Tf
T—
CO
co
co
•tf
-LO
co
--
co
LO
CN
LO
LO
LO
LO
•<1-•*
CO
LO
co
CN
LO
CN
CN
co
co
•*
CN
•*
CO
co
Tf
co
'^•CN
•*
IO
LO
CN
•tfCN
co
•*
co
LO
LO
to
LO
co
co
•*
co
LO
LO
LO
CO
co
co
co
LO
CO
LO
LO
LO
LO
LO
CO
CO
LO
co
•"l-•*
CO
CO
CN
CN
co
co
CN
co
•t
•<rco
co
co
CO
•q-
•>*
•*
•*
^—
•*
•^
LO
co
•*
•>»•LO
*T
^—
•STCN
LO
CO
-CO
CO
co
CO
CN
•q-CN
•ST
•<J-LO
•*
CO
CO
CO
CO
co
CO
CN
CN
co
co
co
CN
CN
CO
co
co
CO
CN
CN
CN
CN
co
oz-
CN
co
•*
LO
CD
[^
oo
Oo
""
CN
CO
•*
LO
CD
h-
co
o>
oCN
CN
CN
CN
co
CN
CN
LO
CN
CD
CN
1^
CN
CO
CN
o>
CN
oco
co
CN
CO
CO
co
co
LO
CO
CD
CO
co
00
CO
CO
o•*
CN
co
•*•*
LO
CO
1^
oo
05
oLO
n>.
n•a3CO
CO
E3
05
mCO
00
oo
o00
oCN
CO
O)
in
00
CO
CO
•*
f-
<j>
CO
CO
CD
OO
O00
N-
a>
CO
•(—
CN
OCO
CO
•<—
CO
00
oa>
CO
r--r-
CD
oO)
^—
i^
00
in
a>
O)
oO)
M•*
CN
T-
CO
LO
•*
CO
LO
LO
mCO
CN
CO
CN
CN
CN
co
CO
•*
CO
CO
•*
•*
•*
CO
CO
LO
rr
CO
-CN
•*
T-
•*
CO
CO
CM
CN
co
CO
CO
CO
CO
•*
•*
-CN
CO
•<t•<r
NCN
T-
-CN
-CO
CN
T-
CO
CO
CO
-CO
T—
CN
T—
T—
CN
-CN
T—
CN
CN
--
•*
CO
LO
CO
-CN
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CN
co
CN
CO
CN
CO
CN
CN
T—
•^fCO
CO
CN
^CO
CN
v-
CO
CN
CO
CO
•*
•<rin
CO
CN
CN
CO
•*
T—
CO
•*
CO
CO
CN
CN
•*
CO
CO
CN
LO
co
-3-
-CN
•t
CN
-•*
CO
-CO
--
TT
•*
in
-CN
CO
CO
CO
CO
co
ozT—
CN
CO
•*
LO
CO
1^
00
a>
oT-"
CN
CO
•<*LO
CO
r--CO
C)
oCN
CN
CN
CN
CO
CN
CN
in
CN
CO
CN
CN
CO
CM
CN
oCO
CO
CN
CO
CO
co
CO
in
CO
CD
CO
co
CO
CO
CO
o5
CN
CO
•f•*
LO
CD
CO
oin
'5>c£oaEoa
£nE3->
T"
CN
T—
oC
N•st
oo
o•sT
in
•STC
DC
O•st
CO
oC
Mo
00
o"S
t•st
oC
NC
NL
O•*
00
•sto
Oo
nco
oC
No
•*-
-C
NL
OC
N-
CN
T—
-
OC
NC
NC
OC
OC
O-
•st•st
T—
CO
v—
CO
CN
-C
OM
"-
-•st
CN
T—
T—
T—
--
CN
--
-C
Nco
T—
Cvl
T-
CO
-•st
co
CN
-L
OC
NC
Nco
LO
in
CN
CO
CN
-
oC
OC
OC
NC
MC
N-
CN
•st•<
fC
NT
-C
O•ST
•sT*
tC
Nco
•stco
CO
CN
CO
CO
•*L
O•*
T—
co
CN
-*
CN
-•st
CN
T—
CO
CO
CN
CO
CO
CN
•st
co
CN
co
-C
OC
OC
NL
O
00
co
CO
CN
CO
CN
-C
OC
NT
"C
O•*
co
•sT•*
•sT•st
T—
LO
CO
-•st
co
--
co
co
•<t
CO
LO
•st
•sl-•st
CO
CN
-i—
CO
co
•st-
•st
CN
-C
Nco
mL
OT
CN
•st
NC
O•ST
CN
co
CO
-C
O•st
•tC
N•t
mL
Oin
LO
CO
•*•st
co
•*m
co
co
•srL
OL
O•st
in
•*in
LO
CN
LO
LO
LO
co
co
CN
co
in
CO
CO
LO
LO
•stT
—T
—C
NL
O-
0ZL
O<
NL
OC
OL
O•stL
OL
OL
OC
Din
Is-L
O0
0in
LO
OCD
CD
CN
CD
CO
CD
CD
LO
CD
CD
CD
Is-co
00
CO
CD
CO
oT
—
Is-C
NIs-
CO
Is-•STIs-
LO
Is-
CO
Is-Is
-Is
-C
OIs
-Is
-oC
Oco
CN
oo
CO
CO
CO
moo
CO
CO
Is-
00
CO
CO
CD
CO
oC
DC
NC
DC
Oen
•st
m03
CO
03
CD
00
03
03
03
ooT—
O)
cjo55re
>.
CB
•a3m
£nE3->
oo
03
a>
00
oo
Is-Is
-O
oo
oco
CN
T—
T—
•sl-C
NC
MC
3o
•sTT
—C
OoT
—
T—
CD
Is-
CD
mC
NL
Oo
^—
^—
03
ot—
OL
OC
Na
>0
30
00
3O
CO
CO
oo
03
CO
CD
a>
O0
3O
CO
co
co
co
CN
CN
CN
CM
•*
CO
co
L0
in
•*L
O•sl-
LO
•ST•sr
LO
•st•st
•stC
OC
N•st
in
•srin
CO
•stC
O•st
•fL
O•st
•st•s
tC
O•st
•stL
OT
—•st
•stL
OL
OC
N-
-t—
LO
co
•stC
OC
OC
Oco
CO
co
•»rC
OL
O•*
•q-•*
LO
mco
•sf•st
-•sf
•sj-C
N•s
tco
in
•srin
•st•sf
co
•sf•s
tm
•stco
co
CN
co
CO
CN
CN
CO
CO
T-
-•st
•srL
OL
O
•>*
CN
CN
co
co
CO
CN
CN
co
co
CN
CO
co
co
in
CO
CN
CN
CN
in
CO
CN
co
T—
-C
NL
O•sT
in
co
CO
co
CN
CM
LO
•st
CM
CN
CO
CN
CO
T-
in
-C
NC
Mco
co
LO
CO
•st
0zT
—
in
CN
in
co
LO
•srm
mLO
CO
in
Is-L
Oo
oL
O0
3L
OoC
OC
OC
NC
OC
OC
D•stC
DL
OC
DC
DC
DIs-C
O0
0C
Da
>C
DoIs-
T—
Is-
CN
Is-
co
Is-
•sj-Is-
in
Is-
CO
Is-
Is-Is
-o
oIs-
03
Is-
OCO
00
CN
00
CO
CO
•st0
0L
OO
OC
DC
OIs
-0
0C
OC
O0
3O
OO0
3C
DC
N0
3C
Oo
>•st0
3L
O0
3C
O0
3Is
-0
3C
O0
3C
D0
3
Oo
ra>.
ra•o3C
O
£raE3
03
CO
-in
CO
•st
LO
Is-
CO
in
CD
o>
CN
CN
T—
CO
00
OO
O)
CN
CD
T-
oT—
LO
CD
OT—
oIs-
in
00
Is-C
NT
—0
0T
—Is-
00
00
00
CD
Is-a
>C
OC
J3^—
T—
CO
LO
CO
Is-
CD
Is-
nC
OC
M•st
CM
CO
CN
-C
O•f
CO
CM
LO
in
LO
•st
•st
CO
•st•st
CO
•st
•stC
MC
O•st
CO
•st
LO
•stC
N•s
tC
O•st
CN
•stC
OC
OC
OT
-L
Oin
in
CO
CO
•stC
NC
NC
NC
N-
tNC
O•st
•stT
~C
N-
-C
NC
M-
T—
CO
•st
CO
i—
T—
--
•stC
N•st
T—
-T
—C
OC
N-
in
^—
CN
•stC
M•st
-T
—^—
t—
CN
•s-
CN
T~
-C
O•st
LO
CN
CM
CN
CO
CO
T-
CO
CM
CO
CN
CO
-C
OC
NC
N-
CO
T—
CO
•stC
OC
O•st
•sr•st
-C
OL
OC
NC
NC
OL
OC
NL
OC
OC
O•st
CO
CO
•stC
O•st
•st-
in
CN
CN
CO
LO
•st•sr
-•st
CO
•srC
O
O0z
LO
CN
LO
CO
LO
mL
OLO
CO
LO
Is-L
O0
0L
OL
OoC
OC
DC
MC
DC
OC
D•stC
OL
OC
DC
DC
DIs
-C
D0
0C
D0
3C
OOIs-
T—
Is-C
NIs
-C
OIs-
•st
Is-
LO
Is-
CO
Is-Is-1
^0
0Is-
03
Is-
O00
00
CM
OO
co
CO
sL
O0
0C
DC
OIs
-o
o0
00
0a
>0
0O<
J>0
3C
N0
3C
O0
3•st0
3L
O0
3C
OC
O0
30
3C
D
Budaya Budaya Silang Kelompok Referensi
No 1 2 3 Jumlah No 4 5 6 Jumlah No 7 8 9 10 Jumlah
101 3 4 1 8 101 4 3 2 9 101 3 2 5 3 13
102 3 4 1 8 102 5 4 2 11 102 4 2 4 4 14
103 3 4 5 12 103 2 2 5 9 103 1 3 3 4 11
104 2 1 5 8 104 4 5 1 10 104 2 2 3 5 12
105 2 5 4 11 105 1 5 3 9 105 2 5 1 2 10
106 3 1 2 6 106 4 3 2 9 106 4 1 5 2 12
107 4 3 4 11 107 5 1 1 7 107 5 1 1 5 12
108 3 2 3 8 108 1 1 5 7 108 2 5 1 3 11
109 3 5 1 9 109 3 4 2 9 109 3 3 2 1 9
110 3 4 2 9 110 1 2 5 8 110 4 3 5 1 13
111 4 1 4 9 111 4 3 4 11 111 4 1 3 1 9
112 2 2 2 6 112 3 1 3 7 112 3 3 4 4 14
113 2 1 3 6 113 5 2 3 10 113 3 1 1 1 6
114 3 5 1 9 114 1 5 4 10 114 2 1 5 4 12
115 3 2 3 8 115 2 4 3 9 115 1 3 4 4 12
116 1 2 3 6 116 2 4 4 10 116 4 4 1 1 10
117 3 1 1 5 117 4 1 3 8 117 1 4 4 3 12
118 2 1 1 4 118 5 3 2 10 118 3 1 1 1 6
119 3 1 3 7 119 3 2 4 9 119 5 1 2 5 13
120 3 5 3 11 120 2 5 3 10 120 2 5 5 1 13
c.2ȣE0)
D.
cre
V)
3+j
3aa
£ISE3->
CD
Is-C
DC
NT
—C
D•st
CN
CO
in
•stC
O-
T—
T—
CN
--
CN
CN
Is-
t—
CN
LO
-C
NC
N•s
t-
CN
CD
OC
NC
D0
3o
CD
00
Is-0
00
0T
—0
0C
DC
DC
Mco
oo
oo
03
CN
i—
cn
co
co
CN
•st
CO
LO
•stL
Om
•st•st
•stin
•st•s
t•st
•stL
O^t
co
CN
•stL
O•s
t•st
•st•st
•st•st
CO
CO
•^C
O^t
CO
•stC
OC
NC
NC
O•st
co
CO
CO
•stC
NC
Oco
•st
•st
09
CN
-T
—co
co
LO
•stco
mL
OL
OC
OC
Nco
•stco
co
co
•st
x—
LO
•stL
OC
O•st
•sfm
co
•stC
OC
Oco
CO
CO
co
CO
CN
CO
co
co
co
CN
CO
co
•srco
CN
co
CN
•st
•stco
CO
in
co
•sr•s
tL
Oin
in
•st•st
•sr•st
^•sr
•st•st
•stC
O•st
•st
LO
•st
•st•st
LO
•st•st
CO
•stL
Oco
CN
•stC
NC
OC
NC
OC
N•st
co
co
CO
•stC
OC
OC
NC
O•st
0zt—
CN
co
•stL
OC
OIs
-C
OC
Do
^C
NC
O•st
LO
CD
Is-
00
03
oCN
CN
CN
CN
CO
CN
•stC
NL
OC
MC
OC
NIs
-C
N0
0C
N0
3C
NOC
Oco
CN
co
CO
CO
•stC
Oin
CO
CO
CO
Is-
CO
CO
CO
CD
CO
o•st5
CN
•stco
•st
•sr•sr
L0
•srC
DIs
-•s
tC
O•st
CD
•stOL
O
reIDo(0re
£reE3-5
•srco
CD
oT—
o^—
•^-
CD
-
CN
T—
Is-C
DIs-
in
oo
Is-
oC
DC
OC
D-
CO
CD
CO
co
in
Is-
OT—
CO
CO
oo
CD
CO
oo
oo
CO
Is-
00
Is-
Is-
Is-
CD
-C
OC
DC
DC
DC
D
CO
--
-co
co
mco
CN
•srC
OC
M-
-C
N-
CN
--
CN
CM
CO
CN
•st
v-
CN
-m
-co
--
CN
*"
--
co
co
CM
co
CN
CN
CN
CO
co
•srC
NC
MC
N•sr
CN
•o-
-T
—C
Oco
in
co
LO
co
CO
LO
t—
•srC
N-
co
co
LO
CN
CN
CO
t"St
•stco
•stin
co
CO
CN
•srco
•sr•sr
•srC
NC
Mco
CN
co
CO
CO
co
•stco
CN
•srC
NC
N•sr
•«t
CN
-•sr
•sr•sr
•srC
O•sr
min
•srin
•srC
Oco
co
co
•srC
NC
NC
OL
OL
O•st
co
co
in
co
•stC
Oco
co
•srC
OC
Oco
co
CM
co
CN
CN
CM
co
•st•sr
CN
co
CN
co
CO
oz-
CM
co
•srin
CD
Is-o
oC
Do
'-
CN
co
•srL
OC
DIs
-co
CD
OCN
T—
CN
CN
CM
CO
CN
•stC
NL
OC
NC
OC
NIs-C
Mco
CN
CD
CN
oco
co
CN
co
co
co
•srco
LO
co
CD
co
Is-
CO
CO
CO
03
CO
O•st5-
CN
•^co
•st
•sr•sr
m•srC
O•sr
Is-
•srC
O•sr
CD
•*oin
reE>re
3
£reE3->
Is-
CD
CO
-
CD
oC
Oo
CN
^—
CM
00
CD
00
CD
Is-
CO
or-
CO
CO
CD
T—
CD
00
0O
CO
CD
00
Is-
03
CN
r-
Is-C
DC
OC
DIs-
•srIs-
CO
03
CD
oo
Oo
oC
DC
DC
DO
er>co
T-
-•sr
CN
CO
CO
CO
^t
in
LO
CO
CN
CO
CO
CO
-•s
tC
OT
—C
OC
N•s
tC
MC
O•sr
in
CO
•srC
OC
O•sr
LO
CM
•stC
NC
NC
M-
CO
CO
CO
CO
CO
co
CO
CN
CN
CN
in
<M
-C
NT
—C
OC
NC
OC
M•s
t^~
CM
CO
CN
CO
CN
CO
CN
CO
•stC
O-
CN
CO
•stC
NC
NC
N•sr
•srC
NC
NC
Oin
T—
•sr•sr
CO
CO
CN
CN
CN
CO
•stC
OC
OC
M-
CO
CO
CO
•st
sr
CO
CO
-•sr
CN
•srC
OC
O•st
•st•sr
CO
•stC
OC
OC
MC
NC
O•sr
-C
O•sr
CO
CN
CO
CN
•srC
NC
MC
NC
Oco
CO
T-
CN
CN
CN
CO
CN
LO
•sr•sr
•sr•st
-
0z-
CN
CO
•srin
CO
Is-
00
03
O--
CN
CO
•stL
OC
OIs-
CO
CD
oCN
CN
CM
CN
CO
CN
•srC
NL
OC
NC
OC
NIs
-C
N0
0C
MC
DC
NOC
OC
OC
NC
Oco
co
•srC
OL
OC
OC
OC
OIs
-C
OC
OC
O0
3C
OO•st
5C
N^t
CO
•st•st•st
L0
•srC
D•sr
Is-
-=r
00
•stC
D•st
oLO
cre
"3£E«Q.
Cre
w33a4)
£raE3"J
oT—
oO
CO
oo
CD
Oo
00
Is-
OC
NT
—
•stco
T—
CM
CN
T—
co
LO
CD
co
o0
0o
CN
CM
or—
LO
T—
CN
CM
•srC
D(N
CM
oIs
-T
—o
oco
CN
CO
CD
CD
--
T—
T—
CD
OC
D0
0
CD
CO
•st
CN
CO
CO
CM
CO
co
CO
CN
•sr•sr
LO
•st•st
•sr•*
•srL
Oco
•srC
OC
OC
OL
O•sr
CO
in
•*•sr
LO
co
in
•srC
Oco
CN
CN
CO
•srT
—C
NC
OL
Oin
T—
LO
^•sr
CO
OO
CO
•st•st
CM
CM
CN
CO
•STC
NC
MC
M•sr
in
LO
•st•sr
•srm
LO
co
m•sr
CN
co
CN
•srC
OL
O•<
a-•st
mC
O<
N•sr
CO
-in
CO
co
•srco
LO
-•sr
CM
LO
-co
•sr•sr
Is-•st
CN
co
CO
CO
CM
•srC
OC
OC
O•sr
•sr•st
Tt
•st•sr
CO
•srm
CO
•srco
CO
•srL
O•sr
•srL
O•sr
•sr•sr
CO
m•sr
•srC
O•sr
co
CN
•sr•sr
CN
in
CN
•srL
Oco
CO
t—
-
0zL
OC
NL
OC
OL
Os
mLO
CO
LO
Is-m
CO
LO
CD
in
OCO
CO
CN
CO
CO
CO
•stC
DL
OC
OC
OC
OIs
-co
CO
CO
CD
CO
oIs-
Is-
CN
Is-
CO
Is-
•srIs
-L
OIs
-C
OIs
-Is-Is-
00
Is-
CD
Is-
oCO
00
CN
CO
CO
CO
sin
CO
CO
00
Is-
00
CO
co
CD
CO
oCD
O)
CN
CD
CO
CD
•srC
Din
03
CO
CD
Is-
03
00
CD
CD
CD
oo
re
CO
o(0CO
re
£reE3
CD
oo
Is-
00
CD
Is-
00
r-
00
o0
3OT
—
CN
ox—
O0
0o
CN
co
oT—
co
LO
co
T—
7—
CD
Is-
oT
—
T—
OC
NC
Oo
CD
Is-
CD
03
CO
CD
CD
CD
CD
-C
DC
Oo
CD
CD
OC
O
(0
•srco
CO
co
CN
CO
CN
-C
MC
NC
MX
—C
NC
NC
NC
OC
NT
—C
MC
N-
-X
—-
in
x—
--
LO
CM
CM
-co
--
CO
CM
co
CN
-C
Mx—
LO
co
co
co
CO
CM
•srC
N
LO
CM
•sr•sr
CN
CO
co
CN
co
CN
co
•sr•st
•stL
O•sr
CO
co
in
LO
CO
mco
CN
•st
LO
•st
co
in
•st•st
in
T—
CO
^t
CO
CO
•srC
NC
M•sr
CN
co
CO
CN
-L
O•<
tm
LO
CO
<*
CO
co
co
CN
CO
co
CO
•srC
Oco
•sf•st
•srL
O*
*•sr
CO
•srin
co
•stC
MC
Nco
-•st
co
•stC
N•st
in
-•st
•srco
co
co
co
CN
•srm
LO
co
•sr•sr
CN
CN
CN
-C
O
0zL
OC
Nm
CO
LO
•srL
OL
OL
OC
Dm
Is-L
O0
0in
CD
LO
oCO
CD
CM
CO
CO
CD
•srC
DL
OC
DC
DC
DIs
-co
CO
CO
03
CO
or-
T—
Is-
CM
Is-
CO
Is-
•st
Is-in
Is-
CO
Is-
Is-
Is-
co
Is-C
DIs
-OC
OC
OC
N0
0C
OC
O•sr0
0L
OC
OC
D0
0Is
-co
CO
00
03
00
oCD
x—
CD
CN
03
co
CD
•srC
DmC
DC
DC
DIs
-0
3C
OC
DC
DC
D
OoX—
re
re
3a>
£reE3->
CO
O)
CD
Is-Is
-C
D0
0C
DC
OIs-
Is-x—
OC
OT
—C
DIs
-C
DC
DC
O•st
oin
•stL
OIs
-C
Mt—
Is--
CO
CO
OC
O-
CN
LO
CO
CO
CD
•stC
OC
OOT
—C
DO
03
oo
00
OC
OIs
-
*-
CM
CM
CM
CN
CM
CN
CN
CO
CN
CN
T-
•st•sr
in
LO
CO
•stC
Oin
CM
CO
co
CN
CO
•stL
Oco
in
•st•st
•st•sr
'*in
CO
T—
CO
CN
-•st
CN
LO
CM
•sTT
—C
N-
LO
CN
-
CN
CO
CO
CO
CO
CM
•stco
CN
CO
CO
•stC
O•sr
co
CO
co
CO
•stx—
LO
T—
--
CN
•stco
CN
-C
NC
OC
N^r
•sr-
-C
NC
OC
MC
OC
NC
N•st
-co
mm
•stL
OL
O
•st•st
•stC
MC
NC
NC
MC
O•st
CN
CO
CO
CO
•srT
—T
—C
NC
O•sr
-C
N-
--
Tr-
CO
T—
•st
T—
CM
CO
CN
C0
CO
T—
-C
O•st
--
CN
CO
CO
LO
in
T—
CM
"r-
T—
T—
0zL
OC
Mm
CO
LO
LO
LO
LO
CD
LO
Is-
m0
0L
O0
3L
OOC
DC
DC
MC
OC
OC
D•srC
DL
OC
DC
OC
DIs-C
DC
OC
DC
DC
DOIs-
KC
NIs
-C
OIs-
•stIs
-lOIs
-C
OIs
-Is-Is-
00
Is-
CD
Is-
OCO
ir-
co
CN
00
CO
CO
•srC
OL
Oco
CO
00
Is-
00
CO
CO
CD
00
oCD
T—
03
CN
CD
CO
CD
•srC
Din
03
CO
OS
Is-
CD
CO
CD
CD
CD
oo
Keluarga Kelas Sosial Keputusan Pembelian
No 11 12 13 Jumlah No 14 15 16 Jumlah No 17 18 19 Jumlah
101 3 2 4 9 101 1 4 4 9 101 5 1 3 9
102 4 1 5 10 102 3 2 1 6 102 5 3 2 10
103 4 1 5 10 103 5 1 1 7 103 4 5 1 10
104 4 2 3 9 104 4 1 4 9 104 4 4 3 11
105 4 1 4 9 105 4 1 5 10 105 4 1 4 9
106 1 3 4 8 106 3 3 2 8 106 1 2 5 8
107 2 5 3 10 107 2 4 2 8 107 1 3 4 8
108 3 3 4 10 108 5 1 4 10 108 2 5 5 12
109 2 2 2 6 109 1 3 4 8 109 2 2 3 7
110 5 3 2 10 110 1 3 4 8 110 2 2 4 8
111 2 5 1 8 111 5 2 1 8 111 3 2 2 7
112 3 4 2 9 112 3 2 5 10 112 4 1 4 9
113 5 1 2 8 113 3 3 2 8 113 1 4 1 6
114 4 2 1 7 114 4 5 1 10 114 5 5 1 11
115 4 3 3 10 115 4 4 1 9 115 5 3 3 11
116 1 4 3 8 116 5 2 3 10 116 1 2 5 8
117 2 4 1 7 117 3 3 1 7 117 2 4 1 7
118 1 1 3 5 118 2 4 3 9 118 3 1 2 6
119 5 1 1 7 119 1 5 2 8 119 3 3 2 8
120 3 2 5 10 120 3 1 5 9 120 3 5 2 10
LAMPIRAN 3
Data Regresi
DATA REGRESI
NoBudaya
(X1)
Budaya
Silang (X2)
Kelompok
Referensi (X3)
Keluarga
(X4)
Kelas
Sosial (X5)
Keputusan
Pembelian (Y)
1 9 14 11 7 4 9
2 5 9 8 6 3 7
3 3 7 8 3 6 6
4 8 9 11 11 10 12
5 8 11 12 6 10 9
6 10 14 13 10 14 14
7 8 10 10 8 9 12
8 10 14 14 10 11 13
9 12 14 18 12 12 15
10 13 15 15 11 11 14
11 9 13 16 12 11 13
12 5 5 11 8 7 11
13 8 10 12 9 9 11
14 6 9 15 8 7 11
15 8 11 10 9 5 12
16 4 12 13 7 8 11
17 7 7 10 6 7 11
18 9 13 13 11 10 12
19 8 9 9 10 6 12
20 8 7 7 3 6 7
21 6 7 12 8 9 11
22 8 8 11 9 11 12
23 10 14 16 11 13 15
24 8 7 11 6 9 11
25 7 14 13 8 8 12
26 9 14 15 8 8 12
27 13 15 15 13 15 14
28 12 14 9 9 7 11
29 10 12 13 8 10 12
30 3 10 13 7 6 9
31 6 9 12 9 8 10
32 11 13 13 12 8 12
33 6 9 10 7 9 9
34 8 9 12 7 8 9
35 10 11 13 9 8 10
36 9 7 9 6 8 9
37 6 8 10 6 8 8
38 7 8 10 7 7 7
39 7 8 10 4 8 8
40 6 9 10 7 7 8
41 10 7 13 8 7 11
42 9 9 10 9 7 8
43 11 9 13 9 9 9
44 7 10 14 8 11 9
45 8 11 16 10 11 12
46 5 9 10 8 6 8
47 9 8 11 9 9 8
48 9 9 12 9 6 8
49 10 7 12 9 9 9
50 9 11 16 10 9 12
NoBudaya
(X1)
Budaya
Silang (X2)
Kelompok
Referensi (X3)
Keluarga
(X4)
Kelas
Sosial (X5)
Keputusan
Pembelian (Y)
51 9 8 11 8 9 10
52 8 9 12 9 10 10
53 11 9 9 9 10 9
54 5 8 11 7 7 8
55 8 8 10 7 8 8
56 4 7 4 6 9 6
57 5 7 12 8 7 10
58 7 10 14 9 8 10
59 8 10 10 8 7 8
60 5 8 10 7 8 7
61 6 13 10 7 10 10
62 9 12 14 11 9 12
63 12 11 15 10 10 14
64 12 14 14 13 12 13
65 8 12 16 9 10 12
66 8 12 13 7 10 12
67 8 9 9 9 8 11
68 9 10 14 9 10 13
69 12 14 13 13 12 15
70 6 8 10 4 8 9
71 11 10 12 10 10 13
72 10 11 10 5 6 10
73 5 6 8 4 5 8
74 6 7 10 5 8 10
75 10 9 14 7 11 12
76 10 15 14 12 9 12
77 7 12 10 7 7 10
78 15 15 12 11 10 15
79 8 10 12 6 11 12
80 7 11 15 8 10 12
81 12 9 14 10 12 14
82 8 10 8 8 3 9
83 11 10 14 11 10 12
84 7 15 10 12 9 12
85 8 12 10 5 7 10
86 8 9 8 3 9 7
87 8 9 13 8 9 11
88 6 8 10 9 8 8
89 7 9 12 4 6 8
90 9 10 10 8 9 12
91 8 8 14 6 9 8
92 9 8 11 10 9 9
93 11 8 11 9 11 9
94 11 9 12 10 9 11
95 13 8 15 9 8 11
96 5 9 12 8 10 11
97 8 9 11 8 9 9
98 7 10 12 10 9 10
99 9 9 11 8 10 9
100 7 10 11 7 8 8
NoBudaya
(X1)
Budaya
Silang (X2)
Kelompok
Referensi (X3)
Keluarga
(X4)
Kelas
Sosial (X5)
Keputusan
Pembelian (Y)
101 8 9 13 9 9 9
102 8 11 14 10 6 10
103 12 9 11 10 7 10
104 8 10 12 9 9 11
105 11 9 10 9 10 9
106 6 9 12 8 8 8
107 11 7 12 10 8 8
108 8 7 11 10 10 12
109 9 9 9 6 8 7
110 9 8 13 10 8 8
111 9 11 9 8 8 7
112 6 7 14 9 10 9
113 6 10 6 8 8 6
114 9 10 12 7 10 11
115 8 9 12 10 9 11
116 6 10 10 8 10 8
117 5 8 12 7 7 7
118 4 10 6 5 9 6
119 7 9 13 7 8 8
120 11 10 13 10 9 10
LAMPIRAN 4
Pengujian SPSS 13.0 for windows
Reliability Variabel Independen
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
ExcludecP
Total
30
0
30
100.0
.0
100.0
a Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Basedon
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.907 .907 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Budaya 1 2.90 1.062 30
Budaya 2 1.97 1.066 30
Budaya 3 3.27 1.143 30
Budaya Silang 1 3.37 1.159 30
Budaya Silang 2 3.97 1.066 30
Budaya Silang 3 3.60 1.404 30
Kelompok Referensi 1 4.50 .777 30
Kelompok Referensi 2 2.40 .894 30
Kelompok Referensi 3 3.60 1.037 30
Kelompok Referensi 4 1.63 .928 30
Keluarga 1 2.90 .923 30
Keluarga 2 2.57 .935 30
Keluarga 3 3.00 1.145 30
Kelas Sosial 1 3.57 1.040 30
Kelas Sosial 2 3.03 1.299 30
Kelas Sosial 3 2.13 1.224 30
sCO
aoI-E
COE
0•sr
OC
N•sr
CO
•srC
OC
OC
Os
T-
LO
CO
OC
N0
0O
O0
CD
00
0C
DO
CD
0O
Oi:
o;•0
CD
CD
CD
CD
CD
CO
03
03
CD
CO
CD
CD
CO
03
CD
CD
o—
a>C
Om
-
-QZ
03
cro
03
2£
Q
<->
<
CN
„_
LO
co
CD
,_
CD
00
Is-
CM
CD
OC
D0
0co
cC
D0
CO
Is-
CO
T—
CN
CD
Is-
Is-C
DC
OO
LO
00
CD
"S03
0C
OC
DIs
-Is
-Is
-C
OC
O•sr
Is-
cpin
CO
CO
CO
LO
LO
03-=
;l-
Q.
CO
CO
+3
3.
303L
-
COS
00
Is-
CO
CN
co
r--
CO
m1
s-C
M0
Is-
03
CO
CN
CD
-st
"83
cC
NT
-C
NIs
-C
NC
D0
CD
LO
•srC
NO
Is-
CO
•st0
0.0
CO
LO
CO
in
LO
CO
in
in
LO
Is-
iqC
OIs
-L
Ocp
in~
0<->
i—co
"7t
£0
cS
CO
03I—
0O
±i
0"O
LO
OC
D0
CD
CN
CD
sC
NC
NIs-
CD
CN
^r
LO
Is-^t:
03•sr
CO
OC
N0
CO
00
IOO
0O
LO
•srC
D-s
t
03g
03
QE
CO
CD
LO
CN
CO
CO
CD
CD
OCO
00
in
0r-
Is-
Is-
Is-
co
OCN
CO
LO
CN
CO
LO
LO
CO
CO
cO
CO
CO
OO
0•s-
O*
-•s-
T—
O•s-
T~
O•s-
00
>03
^O
CO
CO
CO
co
O0
0O
Is-
OC
OO
CO
Is-
Is-
CO
"O0)
LO
•srT
-0
•stC
OC
D0
CO
Is-
LO
00
•srC
OC
OC
N
LO
CD
idL
O•^
•srC
OC
D•sr
cbL
O1
0L
O•sr
LO
CD
0303
^r
•sr•sr
•sr•sr
•sr•sr
•sr•sr
•sr•sr
•sr•sr
•sr•st
-st
203
O03C
OE
O0
)
00
—
,-
CN
CO
•sr
</3
C/3
CO
CO
Cc
cc
03co
03a
)T
—C
NC
O03
0303
iiD
30
1ra
*£-M
—T
—C
NC
OC
cc
0)
0303
03
TO
TO
roa
:o
:f£
cn16
TO
TO
,-
CN
CO
CO
CO
CO
00
OX
L0C
O
CNCO
COCO
to0to
to0
0C
OC
OC
OC
Oco
CO
Q.
Q.
a.
a.
03
D3
03
CO
CO
CO
CO
T3
CO
CO
•0
>>
CO
>>
CO
"D
CO
T3
E0E0
E0E0
CO
13
CO
3C
O1
3toC
Oto
toC
OC
O
D3
3D
13
D03
0)
0303
03C
OC
O03
0303
CD
CD
CO
CO
CO
CO
**
:*
mt
•*.*
:*
*:
**
too$to»re
uco
toC
O
r-
Y—
03
«*
-
OzcC
OO
Is-
CO
>03•s-
O"O
CO03
00
CO
c0
3
CO
Tt
l_
CN
CO
>
O•<frcm
00
03•st
2
Reliability Variabel Dependen
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
ExcludecP
Total
30
0
30
100.0
.0
100.0
a Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Basedon
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.723 .787 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Keputusan Pembelian 1
Keputusan Pembelian 2
Keputusan Pembelian 3
4.03
3.43
3.90
.615
1.223
.803
30
30
30
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Keputusan Pembelian 1 7.33 2.920 .744 .566 .534
Keputusan Pembelian 2 7.93 1.651 .546 .387 .760
Keputusan Pembelian 3 7.47 2.809 .523 .404 .666
Mean
11.37
Scale Statistics
Variance
4.861
Std. Deviation
2.205
N of Items
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Keputusan Pembelian 10.16 2.181 120
Budaya 8.24 2.294 120
Budaya Silang 9.88 2.288 120
Kelompok Referensi 11.68 2.338 120
Keluarga 8.29 2.124 120
Kelas Sosial 8.66 1.951 120
Correlations
KeputusanPembelian Budaya
BudayaSilang
KelompokReferensi Keluarga Kelas Sosial
Pearson Correlatii Keputusan Pembel 1.000 .557 .587 .648 .639 .568
Budaya .557 1.000 .424 .407 .581 .434
Budaya Silang
Kelompok Referen!
.587
.648
.424
.407
1.000
.412
.412
1.000
.497
.556
.354
.484
Keluarga .639 .581 .497 .556 1.000 .487
Kelas Sosial .568 .434 .354 .484 .487 1.000
Sig. (1-tailed) Keputusan Pembel
Budaya .000
.000 .000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Budaya Silang
Kelompok Referen;
.000
.000
.000
.000 .000
.000 .000
.000
.000
.000
Keluarga
Kelas Sosial
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000 .000
.000
N Keputusan Pembel 120 120 120 120 120 120
Budaya 120 120 120 120 120 120
Budaya Silang
Kelompok Referens
Keluarga
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
Kelas Sosial 120 120 120 120 120 120
Variables Entered/Removed0
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Kelas
Sosial,BudayaSilang,Budaya,
Enter
KelompokReferensi,Keluarga
a All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Model Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .799a .639 .623 1.339 1.227
a Predictors: (Constant), Kelas Sosial, Budaya Silang, Budaya, KelompokReferensi, Keluarga
b- Dependent Variable: Keputusan Pembelian
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
361.537
204.454
565.992
5
114
119
72.307
1.793
40.317 000a
a. Predictors: (Constant), Kelas Sosial, Budaya Silang, Budaya, Kelompok Referensi,Keluarga
b Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Coefficients
Unstandardized standardized
Model
Coefficients Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta lero-order Partial Part
1 (Constant) .120 .735 .163 .871
Budaya .141 .068 .149 2.071 .004 .557 .190 .117
Budaya Silang .237 .064 .249 3.702 .000 .587 .328 .208
Kelompok Refer* .279 .067 .299 4.166 .000 .648 .364 .235
Keluarga .177 .082 .172 2.150 .003 .639 .197 .121
Kelas Sosial .209 .077 .187 2.715 .008 .568 .246 .153
a Dependent Variable: Keputusan Pembelian