Ekspose edisi #8 JOB FAIR POLINES
-
Upload
lpm-dimensi -
Category
Documents
-
view
273 -
download
7
description
Transcript of Ekspose edisi #8 JOB FAIR POLINES
Job Fair Polines 2013 :Lulusan Teknik Polines Lebih Dibutuhkan
Idealkah Pembina Ormawa Anda?
SPP Full Bagi Mahasiswa PKL
PelindungDr. Totok Prasetyo, B.Eng, M.T.
PenasihatGarup Lambang Goro, S.T., M.T.
PembinaDrs. Khairul Saleh, M.S.I.
Pemimpin UmumDian Adi PratamaSekretaris Umum
Syaiful AnamBendahara UmumAde Ulfa ArsiyanaPemimpin Redaksi
Bela JannahtiSekretaris Redaksi
Ratih WidyaningrumRedaktur Pelaksana
Ika Safitriana, Reza Annas Ma’rufRedaktur Bahasa
Vitri Dwi A., Yuniar Cahyani,Editor
Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A.Reporter
Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi (non aktif), Eka Widyaningrum (non aktif),
Irma Novita,Ninda Prastika (non aktif), Nofia
Andreana (non aktif), Nur Ainingsih (non aktif),Putri Kristianingrum (non aktif),
Septina Budi (non aktif), Tiara Dian M. (non aktif)
Redaktur FotoIdo Ridwan Fidyanto
FotograferDwiki Lutvi (non aktif), M. Iftor Hilal (non
aktif),M. Yanuar Nur Adi, Nurul Rizqia S.,
Riska Putri S. (non aktif)Redaktur Artistik
Galih AlfandiLayouter
Annisa Ayu Lestari, Annissa Permanasari,Hilda Heramita (non aktif), Imam Agus Yunata (non aktif), M. Nur Chafidhin, Sofiyan Arif K.
CyberAdita Pratiwi, Ahmad Gozali
IlustratorEka Kurnia SaputraPemimpin Litbang
Muhammad RukiyatKepala Divisi PSDM
Vinda Ayu JanuarisqikaStaf PSDM
Anak Agung Maya S., Bagus Barawonda (non aktif),
Siti Nurfaidah (non aktif)Kepala Divisi Humas
Hardani Winata (non aktif)Staf Humas
Fieryanti Kamaril Kusumawardhani,Intan Pranita
Kepala Divisi RisetDyah AriniStaf Riset
Badra Nuraga, Ika Putri Raswati,Upik Kusuma
Pemimpin PerusahaanIrfan Bagus Prasetyo
Sekretaris PerusahaanMiftahul Jannah P. P.
Bendahara PerusahaanMaulida Arta S.
Kepala Divisi PeriklananHaidar Erdi
Kepala Divisi Usaha Non Produk
Lembaga Pers Mahasiswa
DIMENSI
Dari Dapur
“Orang boleh pandai setinggi apapun, tapi selama ia tidak menu-
lis, ia akan dilupakan sejarah.” –Pramoedya A. Toer
Bulan keempat pada 2013 ini menjadi semacam titik balik. Tak hanya bagi DIMENSI saya rasa, namun juga bagi seluruh ormawa di politeknik kita tercinta. Satu per satu bibit muda menggantikan pengurus lama, meregenerasi sistem, merege-nerasi kehidupan mahasiswa yang dinamis dan aktif. Regene-rasi menjadi sesuatu yang wajar dan rutin. Karena — kita semua tentu saja tahu — tak ada yang abadi di dunia ini.
Karena pergantian terus terjadi, sejarah pun turut berganti. Na-mun semuanya akan menjadi sia-sia saja bila kita tak bisa bela-jar dari masa lalu. Baiknya angkatan lama tak hanya menyerah-kan estafet kepemimpinan, namun juga meninggalkan sesuatu yang dapat dipelajari oleh para penggantinya, agar kesalahan tak terulang, agar perbaikan dapat selalu diupayakan.
Di bulan keempat 2013 ini pula, buletin ini menjadi edisi penu-tup dari periode 2012/2013. Semoga periode kedepan dapat menjadi lebih baik, konsisten mengabarkan fakta dan menjadi kontrol sosial bagi politeknik ini.
Karena perbaikan tak akan didapat hanya dari mengeluh di belakang.
Hidup Pers Mahasiswa!
Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, bukan terjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi berhak memilah karya yang masuk dan me-nyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi.Karya dapat langsung dikirim melalui surat elektronik [email protected] atau dikirim ke alamat kantor redaksi di:Gedung PKM Lama Kavling II (Belakang Bank Jateng) Kampus Politeknik Negeri SemarangJl. Prof. Soedharto TembalangSelamat berkarya!
Salurkan Idemu!
5Idealkah Pembina Ormawa Anda?
SPP Full Bagi Mahasiswa PKL
Tekan Jumlah Pengangguran dengan Job Fair
Job Fair Polines 2013:
Lulusan Teknik Polines Lebih Dibutuhkan
Kompak dan PS Siap Terima Dana Hibah
Kontroversi Uang Kuliah Mahasiswa Magang
Laporan Utama
Opini
Kampusiana
Speak Up
Resensi Buku:
Film:Belajar Teori Ekonomi Ala Kaum Marjinal
Life of Pi
Menilik Hubungan Pembina dengan Ormawanya
Infografis
INDEKS
Ilustrasi : Arien M.Olah Digital : Muhammad Nur Chafiddiin
96
141216
Job Fair Polines 2013 :Lulusan Teknik Polines Lebih Dibutuhkan
Idealkah Pembina Ormawa Anda?
$PP Full Bagi Mahasiswa PKL
LAPORAN UTAMA
Organisasi mahasiswa (ormawa) baik Him-punan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM), maupun Badan Semi Otonom (BSO) tidak bisa dipisahkan dengan sosok pembina. Pem-bina ormawa merupakan dosen pengajar Politeknik Negeri Semarang yang diberi tugas oleh instistusi untuk membina ormawa yang ada di Polines.
Dalam kegiatan ormawapun pembina memiliki peranan penting. Pembina ikut mem-bantu mengembangkan kegiatan kemahasiswaan agar dari tahun ke tahun kegiatan yang diadakan berkualitas. Se-lain itu juga mempertanggung-jawabkan kegiatan tersebut kepada PD III.
Dalam keputusan Senat Polines nomor 009/NII/Senat/2006 Pasal 5 disebutkan bahwa fung-si dosen pembina adalah mem-bantu institusi dalam pem-binaan dan pengembangan kegiatan kemahasiswaan di jurusan dan ORMAWA yang ada di Politeknik. Hal itu juga ditu-turkan oleh Ahmad Rizza Ha-bibi selaku ketua Himpunan Ju-rusan Akuntansi (HiMA) periode 2012/2013 bahwa keberadaan pembina memang dibutuhkan. “Tentu perlu adanya pembina, karena pembina itu merupakan tempat konsultasi, biasanya be-liau memberikan solusi, saran, kritik dalam setiap kegiatan,” tutur Habibi.
Tapi apakah serangkaian tugas pembina itu sudah dilakukan sesuai fungsinya? Muncul berbagai tanggapan dari ormawa mengenai kinerja dari pembinanya masing-masing. Gilang Baskoro Widakdo selaku ketua UKM Sport mengatakan bahwa pembina ormawa dalam UKM yang ia pimpin sudah ideal. Pembina langsung terjun ke lapangan, gampang ditemui, selalu memberi solusi dan datang apabila ada kegiatan. Bahkan ada pembina yang rela membantu pengadaan dana. Hal itu dilakukan demi kelancaran kegiatan. “Selain memberikan saran dan masuk-an, pembina itu pernah mem-bantu untuk DP suatu kegiatan,” terang Ivanovic Perdana selaku ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga (HUMANIA) periode 2012/2013.
Namun Ivanovic pun tidak menampik bahwa pembina belum sesuai yang diharapkan. Komunikasi yang terjalin antara pembina dan ormawa pun belum efektif. “Pembina kurang mengakrabkan diri kepada ormawa, jarang berkomunikasi serta susah untuk ditemui,” terangnya. Tidak hanya itu ke-luhan terhadap pembina juga diungkapkan oleh salah satu anggota dari UKM PP. “Keluhan mengenai pembina jelas ada, seperti pembina yang tidak aktif dan kurang klop dengan kita,” ujarnya.
Datang dalam kegiatan juga merupakan salah satu cara
pembina untuk mengontrol kegiatan ormawa. Tapi kenyataannya, hal tersebut belum dimaksimalkan oleh seluruh pembina. “Memantau dalam artian bertanya tentang kegiatan itu iya, cuma kalau untuk menghadiri acara masih kurang. Program kerja kami itu ada enam tapi baru dihadiri satu kali,” tambah anggota tersebut.
Peran pembina ormawa me-mang dirasa perlu, maka dari itu ada tunjangan khusus yang diberikan per bulan dan tidak diakumulasikan per tahun. Hal itu diberikan sebagai balas jasa terhadap tugasnya. Tunjangan tersebut langsung melalui Su-rat Keputusan (SK) yang dibuat oleh direktur. “Ada tunjangan khusus untuk pembina dan SK-nya pun diturunkan langsung oleh direktur,” terang Garup Lambang Goro, S.T., M.T. selaku Wakil Direktur III.
Tetapi ternyata kita ketahui bahwa pembina tidak hanya membina satu ormawa. Ada pembina yang membina lebih dari satu ormawa dan seharus-nya mereka mendapatkan im-balan lebih dibanding lainnya. Tapi apa yang terjadi? Kedua-nya mendapat imbalan yang sama. Apakah hal tersebut adil ? Ditemui diruangannya Garup mengemukakan pendapatnya, “ya gak adil ya, pembina itu memang harus orang yang memiliki pengabdian karena kita lembaga pendidikan bukan perusahaan.”[]
Idealkah Oleh : Nova Nur Anisa (kru magang)
Pembina Ormawa Anda?
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 5
infografis
Menilik Hubungan Pembina dengan Ormawanyaoleh : Tim Litbang Dimensi
Ada 21 organisasi mahasiswa (ormawa) di Politeknik Negeri Semarang (POLINES). Banyaknya jumlah ormawa tersebut berkaitan dengan pembinaan kemahasiswaan POLINES yang diarahkan untuk men-capai sasaran terbentuknya tenaga profesional, cendekiawan yang mumpuni, dan berkepribadian Indonesia. Jadi dapat disimpulkan fungsi dari banyaknya ormawa tersebut adalah meningkatkan soft skill mahasiswa POLINES. Untuk dapat mewujudkan tujuan itu, ormawa tidak berjalan sendiri. Masing – masing ormawa memiliki pembina. Namun apakah mereka benar-benar memanfaatkan fungsi adanya pembina? Apakah mereka cukup mengenal pembinanya? Untuk mengetahui hal tersebut Tim Litbang Dimensi melakukan riset secara acak ke 18 ormawa di POLINES.
Apakah Anda mengetahui siapa Pembina ormawa Anda ?
Tidak Tahu
Mengetahui
Hasilnya 94% dari anggota ormawa mengetahui siapa pembina mereka dan hanya 6% yang tidak tahu. Hal tersebut wajar karena memang sudah selayaknya mereka tahu siapa pembina mereka.
Seberapa sering Pembina mengunjungi ormawa dalam satu bulan ?
18%Tidak sama sekali
46%Tidak Tahu
34% Kurang dari 4 Kali
2% 4 Kali atau lebih
Dari grafik pertama memang di jelaskan bahwa anggota ormawa mengenal pembinanya, namun sebanyak 46% anggota ormawa tidak tahu kapan ia datang berkunjung. 34% merasa pembina datang berkunjung hanya kurang dari empat kali dalam satu bulan. Bahkan 18% anggota ormawa merasa tidak pernah dikunjungi, dan hanya 2% yang bertemu empat kali atau lebih dengannya dalam waktu 1 bulan.
6 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 7
Infografis
oleh : Tim Litbang Dimensi
Untuk apa Anda menghubungi Pembina Ormawa ?
Ada Event
54%
Semua
7%
Ada Masalah5%
Sharing
34 %
Untuk keperluan apa mereka menghubungi pembina? Sebanyak 54% anggota ormawa meng-hubungi pembinanya untuk kepentingan acara mereka. Sebanyak 34% untuk sharing dan hanya 5% yang menghubungi pembinanya ketika ada masalah. Hanya 7% yang mengaku menghubungi pembina setiap ada masalah, ada event dan sekedar sharing. Dari dua grafik tersebut dapat kita lihat, ternyata yang mengakibatkan kurang dekatnya anggota ormawa dengan pembinanya adalah kedua belah pihak tersebut jarang menyempatkan waktu untuk bertemu. Mereka bertemu hanya jika ada keperluan tertentu saja.
seperti apa sosoknya. Namun dalam hal hubungan, mereka memang kurang dekat. Hal ini terbukti dengan jarangnya anggota ormawa dan pembinanya bertemu. Seperti dijelaskan di grafik kedua dan ketiga, mereka bertemu hanya pada saat tertentu saja. Penyebabnya adalah pembina yang jarang berkunjung dan anggota ormawa yang menemui pembina hanya disaat tertentu saja. harapannya semoga kedepanya anggota ormawa dan pembinanya dapat lebih saling mendukung antara satu dengan yang lain. Sehingga fungsi pembina dapat terasa baik di kalangan ormawa, pembina itu sendiri, dan mahasiswa.
Tahu
kah
Fung
si P
embi
na O
rmaw
a ?
Sebanyak 14% anggota ormawa tidak mengeta-hui fungsi dari pembina ormawa dan sebanyak 86% tahu. Yaitu untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan terkadang memberi masukan. Ada juga yang mengatakan fungsi pembina adalah sebagai tempat konsultasi dan penyalur aspirasi. Namun ada yang berpendapat bahwa fungsi pembina hanya untuk meminta tanda tangan, dan sebagai tamu undangan ketika ormawa ada kegiatan.
Dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota ormawa mengenal pembina ormawa mereka. Minimal mereka tahu siapa nama pembina mereka dan 14 % Tidak Tahu
86 % Mengetahui
laporan utama
Mahasiswa Politeknik Negeri semarang (Polines) yang melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ternyata masih dikenai biaya SPP full satu semester. Hal ini ber-laku bagi mahasiwa jurusan Akuntansi dan kelas kerjasama Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang melakukan PKL selama tiga bulan, terhitung dari awal semester enam. Selesai PKL mereka disibukkan dengan penyusunan Tugas Akhir (TA) sehingga di semester enam ini mereka tidak mendapat kuliah sama sekali.
Salah satu mahasiswa semester enam Program Studi Listrik ke-las kerjasama PLN yang enggan disebut namanya menyayang-kan adanya kebijakan tersebut. Seharusnya ada keseimbangan antara kewajiban yang dibayar mahasiswa dengan hak yang mereka terima. Namun posisi mahasiswa terkalahkan oleh prosedur kampus, sehingga mau tidak mau mahasiswa harus mengikuti ketetapan tersebut.
“Dilihat dari kuantitas waktu, bertemu dosen buat bimbing-an ya gak ada seberapanya dengan tatap muka waktu dapat mata kuliah. Terus kalau dilihat lagi dari sisi kuantitas dosen yang bimbing kita, saat mata kuliah biasa kita menda-pat ilmu dari banyak dosen, tapi saat bimbingan hanya dua dosen yang wajib. Jadi kurang sesuai saja kalau harus bayar full,” ungkapnya.
Polines sebagai Institusi Negeri yang dikelola Pemerintah harus menjalankan kebija-kan yang telah ditentukan, termasuk jumlah biaya yang harus dibayar oleh mahasiswa di semester enam ini. Polines tidak bisa membuat peraturan sendiri, karena semua harus dipertanggungjawabkan ke-pada pusat.
“Kami ini bukan lembaga swasta yang bisa mengubah sendiri aturan. Pihak Polines tidak bisa serta merta meng-gratiskan semester enam karena mahasiswa tidak kuliah. Meskipun mahasiswa tidak kuliah tapi administrasi tetap jalan terus. Jadi semuanya kami pertanggungjawabkan kepada pusat, dari dana masuk sampai dana keluar,” jelas Direktur Polines, Totok prasetyo. Semua dana pun harus disetor ke Pemerintah melalui peraturan yang telah ditentukan. Jika dana kurang atau lebih, pihak polines bisa terkena sanksi tegas dari pemerintah pusat.
Kelas kerjasama PLN ini me-mang begitu spesial. Disam-ping jumlah biaya yang harus mahasiswa bayar lebih besar dari pada kelas regular, gaji yang diterima dosen yang men-gajar kelas ini pun juga lebih tinggi dibandingkan de-Wngan gaji dosen yang mengajar kelas regular. Namun apakah perbedaan tersebut sudah diimbangi dengan kinerja dari para dosen yang mengajar dan hak yang seharusnya diterima oleh mahasiswa kelas PLN itu sendiri?
Oleh: Miftahudin dan Hesti Ambarwati (kru magang)
Pernyataan tersebut disanggah oleh Dwiana Hendrawati selaku Kepala Prodi Konversi Energi. Menurutnya, justru para dosen pembimbing harus bekerja lebih keras untuk melayani mahasiswanya. Bahkan mereka harus stand by untuk men-jawab pertanyan-pertanyaan dari mahasiswa saat mengalami kendala dalam penyusunan TA. Bahkan malam hari pun harus menjawab e-mail masuk dari mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa tetap berkomu-nikasi dengan pembimbing-nya dan mendapat materi perkuliahaan, hanya saja tidak dilakukan secara tatap muka.“kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tetap ber-jalan seperti biasanya, hanya medianya saja yang berbeda. Tiap hari para dosen pembim-bing berkomunikasi dengan mahasiswa PKL melalui e-mail, telepon, bahkan SMS. Dan itu terjadi bahkan sampai malam hari,” terang beliau saat ditemui disela kesibukannya.
Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Charisma Maliq, mahasiswa Polines semester enam Prodi Listrik kelas kerjasama PLN yang me-nuturkan bahwa hal tersebut bukan masalah baginya. Yang terpenting biaya yang maha-siswa bayar sebanding dengan fasilitas yang diperoleh. “Itu kan sudah ada di kontrak perjanjian kuliah saat daftar ke Polines. Jika dia menandatanganinya berarti kan dia menyanggupi ketentuan itu,” tutur Maliq.
SPP Full Bagi Mahasiswa PKL
8 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
opini
Di era globalisasi se-perti sekarang ini, salah satu masalah terbesar negeri kita
adalah masih banyaknya pengangguran. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan antara jumlah lulusan dan lowongan pekerjaan yang tersedia setiap tahunnya. Tidak sedikit jumlah lulusan yang berpendidikan tinggi seperti diploma bahkan sampai sarjana yang menganggur. Ini tentu bukanlah masalah ringan untuk bangsa. Banyak potensi besar yang dimiliki lulusan diploma maupun sarjana. Apabila ada keseimbangan antara jumlah lulusan dan perekrutan di pasar kerja maka dapat mengurangi jumlah penganguran di negara kita. Dengan berkurangnya jumlah pengangguran, maka angka kemiskinan dapat ditekan dan kesejahteraan penduduk Indonesia juga akan meningkat.
Dalam upaya mengurangi jum-lah pengangguran di Indonesia, sekarang ini mulai banyak Insti-tusi dan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan job fair guna mempermudah bertemu-nya antara job seeker dengan perusahaan-perusahaan yang mencari tenaga kerja baru. Politeknik Negeri Semarang merupakan salah satu Pergu-ruan Tinggi yang menyelengga-
rakan job fair. Dengan diseleng-garakannya job fair diharapkan mahasiswa dan masyarakat umum mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan yang ada. Job fair juga dapat menjadi ajang promosi yang efektif bagi perusahaan untuk mendekatkan diri dengan job seeker dalam masyarakat umum karena dapat berinteraksi secara langsung, juga dapat memudahkan perusahaan-per-usahaan untuk mendapatkan calon karyawan yang sesuai dengan standar kualitas yang baik.
Tahun ini Polines kembali menggelar job fair yang akan diselenggarakan tanggal 24-25 April 2013 dengan mengusung tema “Get Your Promising Future with Us”. Tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Polines kembali mendatangkan perusahaan-perusahaan nasional. Yang membedakan job fair tahun ini dengan tahun-tahun sebelum-nya adalah job fair 2013 ini diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu sebelum dan sesudah mahasiswa wisuda. Jumlah mahasiswa yang wisuda tahun ini ada 150 orang, diharapkan dapat berpartisipasi dalam job fair tahun ini. Juga jumlah perusahaan-perusahaan yang didatangkan tahun ini ditargetkan 10 perusahaan
dapat ikut serta dalam job fair Polines 2013.
Jumlah perusahaan-perusaha-an tahun ini lebih sedikit dari pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena tahun ini Polines benar-benar ingin mendatangkan perusa-haan-perusahaan besar na-sional. Jadi, diharapkan tahun ini mahasiswa yang akan lulus, alumni, maupun masyarakat umum dapat mendapatkan pekerjaan yang baik.
Untuk penyelenggaraan Job fair tahun ini ada 8 perusahaan yang sudah menyatakan kese-diaannya untuk meramaikan job fair Polines 2013. Dianta-ranya PT Toyota-Motor Manu-facturing Indonesia, PT Murinda Iron Steel, Summarecon, Polytron , PT Pura Barutama, PT SMART, Tbk - Agribusiness & Food, PT Sulfindo Adiusaha, dan Pama Persada . Diharapkan perusahaan-perusahaan lain seperti PT Gudang Garam Tbk dan PT PAMINDO Prima Putra Mandiri juga dapat ikut berpar-tisipasi dalam penyelenggara-an job fair POLINES 2013. Dengan hadirnya perusahaan-perusahaan besar nasional dalam job fair Polines 2013, kita tidak perlu lagi bingung dan repot-repot mencari lowongan pekerjaan. Jumlah penganggu-ran juga dapat berkurang dan masyarakat semakin sejahtera.
Tekan Jumlah Pengangguran dengan Job Fair
Oleh : Edi Wijayanto Head of Business Relation Unit POLINES
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 9
nama konten
Job fair, sering mahasiswa ataupun masyarakat umum khususnya pencari kerja membicarakan
dan mendengar hal ini. Job fair merupakan media perusahaan untuk mencari karyawan baru serta sebagai ajang promosi, khususnya bagi para maha-siswa yang baru lulus. Event tersebut merupakan sarana yang sangat membantu bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Polines mengadakan job fair yang tentunya selalu ramai didatangi para pelamar kerja yang berasal dari Polines mau-pun luar Polines. Job fair yang berlangsung dari tanggal 24 – 25 April 2013 dengan tema “Get Your Promising Future with Us” ini mendapat respon yang baik dari warga kampus dan peserta job fair.
Sebagai pihak pelaksana Polines tentunya mempunyai tujuan. “Sebenarnya job fair ini
kan merupakan sub proksi kita karena kita ikut menyalurkan, memperlancar mendapatkan pekerjaan. Alumni cepat dapat kerja dan mahasiswa kita juga menyaksikan,” ungkap Edi Wijayanto selaku panitia.
Salah satu tugas Polines seba-gai lembaga pendidikan adalah menghasilkan output yang berkualitas dan bisa diterima di dunia industri maupun wirausaha. Dengan adanya penerimaan output Polines oleh suatu industri, memberi arti bahwa institusi sudah bisa dikatakan mampu mendidik dan mencetak mahasiswa yang bermanfaat bagi masyarakat. Melalui job fair yang merupa-kan jembatan penghubung antara pencari kerja dengan industri, hendaknya institusi mampu menyalurkan sumber daya pada para wisudawan di berbagai jurusan yang mencari lapangan kerja. Untuk itu institusi perlu merangkul peru-sahaan – perusahaan dengan berbagai jenis usaha, sehingga
menjadi peluang besar ma-hasiswa polines tingkat akhir maupun yang sudah menjadi alumni dari berbagai jurusan.
Meski demikian pada pelak-sanaannya kemarin, Polines dirasa belum mampu mereali-sasikan pernyataan tersebut. Perusahaan–perusahaan yang berpartisipasi sebagian besar bergerak dalam bidang produksi sehingga dalam kualifikasi yang disebutkan lebih banyak membutuhkan tenaga kerja bidang teknik dibanding non teknik. Adanya hal tersebut menimbulkan per-tanyaan, mengapa demikian? Bagaimanakah sistem pemasa-ran yang dijalankan? Apakah memang institusi hanya meng-ajak perusahaan – perusahaan yang memang notabenenya bergerak dibidang produksi saja?
Hal ini juga berkesan bahwa bi-dang non teknik masih menjadi minoritas, sehingga rata-rata lu-lusan Polines yang terserap in-
Job Fair Polines 2013 :
Lulusan Teknik PolinesLebih Dibutuhkan
Oleh : Mugiyanti (Kru Magang)
LAPORAN UTAMA
10 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
nama konten
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 11
dustri dalam job fair didominasi oleh lulusan majority teknik, sedangkan lulusan majority dan non teknik begitu minim. Kalaupun ada perusahaan yang mempunyai kualifikasi non teknik, tingkat pendidikan yang dibutuhkan adalah Strata 1 (S1) Akuntansi. Lalu bagaimana dengan nasib wisudawan dan wisudawati prodi – prodi lain seperti Diplo-ma 3 (D3) Akuntansi, Adminis-trasi Bisnis, Keuangan Perban-kan, Manajemen Pemasaran dan lainnya? Menanggapi hal tersebut Laila Retna salah satu mahasiswi semester akhir Jurusan Akuntansi menyatakan, “mungkin perusahaan yang membutuhkan lowongan D3 Akuntansi belum ikut job fair di sini, jadi buat menanggapi hal tersebut saya positive thinking aja.“
Tidak dapat diilustrasikan secara jelas bagaimana sistem promosi yang dilakukan oleh Polines untuk menarik perusahaan. Yang jelas masih kurangnya quantity perusahaan dengan jenis usaha berbeda, sehingga tidak semua lulusan Polines dengan prodi – prodi yang ada tertampung selu-ruhnya. “Harapan untuk tahun depan kalau ada job fair lagi ya jumlah perusahaan bisa ditam-bah, jadi tambah banyak juga lowongan buat teknik maupun non teknik,” tambah Laila.
Harapan yang sama juga dike-
mukakan oleh beberapa ma-hasiswa tingkat akhir lainnya dan juga oleh lulusan-lulusan Polines, ketika telah bergelar alumni mereka ingin segera mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
Saat hal tersebut dikonfirmasi-kan kepada Lusia M. Silitonga selaku ketua panitia beliau menyatakan bahwa panitia job fair tidak menyeleksi perusa-haan yang akan mengikuti job fair. Jadi bisa ditarik garis besarnya, institusi hanya ber-peran sebagai pelaksana yang menyiapkan seluruh keperluan acara. Mulai dari menyediakan tempat, menjalin kerjasama dengan perusahaan dan spon-sor, hingga melakukan publika-si atau memasarkan informasi seputar pelaksanaan job fair. Mengenai perusahaan yang berpartisipasi institusi tidak memilih apakah itu perusahaan di bidang jasa atau produksi. Bila pun perusahaan yang berpartisipasi sebagian besar bergerak di bidang produksi mungkin memang seperti itu adanya. Tentunya panitia juga sudah mempertimbangkan dengan matang plus minus event ini.
Diharapkan perusahaan yang mengikuti job fair Polines tahun depan lebih bervariatif sehingga memberikan kesem-patan yang sama untuk semua lulusan dari berbagai jurusan baik teknik maupun non teknik.[]
LAPORAN UTAMA
speak up
Kontroversi Uang Kuli ah Mahasiswa MagangMagang Kerja Mahasiswa atau yang sering disebut dengan istilah lain yaitu Praktik Kerja Lapa-
ngan (PKL) merupakan salah satu kegiatan akademik wajib bagi setiap mahasiswa Polines yang menerapkan sistem pendidikan vokasional. Kegiatan ini bertujuan sebagai media bagi maha-
siswa untuk mempelajari dan menerapkan penguasaan aspek kompetensi pada bidang kerja tertentu. Mahasiswa juga dapat merasakan langsung bekerja pada suatu industri maupun instansi nasional, selain itu mahasiswa juga diharapkan dalam proses magang tersebut dapat meningkatkan kemampuan kerja baik secara individual maupun berkelompok.
Semester akhir bagi beberapa prodi merupakan proses dimana mahasiswa harus melakukan banyak kegiatan sebelum menempuh wisuda antara lain magang, bimbingan Tugas Akhir, dan Tugas Akhir. Yang menjadi sorotan adalah ketika mahasiswa melaksanakan magang dan tidak mengikuti perkuliahan secara formal. Formal yang dimaksud adalah harus mengikuti pembelajaran mulai jam 07.00 – 14.00 atau 14.00 – 21.00. SPP yang harus dibayarkan harus penuh, selain itu mahasiswa juga harus menyiapkan biaya untuk Tugas Akhir mereka. Bagaimana pendapat mereka mengenai SPP penuh yang harus dibayarkan walaupun kuliah mereka tidak penuh di kampus? [hilmi, gozali]
“Gini, mungkin aku netral aja yang aman, kalau nggak setuju tapi kok ya ada hal yang setujui, tapi kalau setuju ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Nih aku jelasin berdasarkan pengetahuanku aja ya. Gini, itu kan cara ngitungnya menurutku, mereka rinci dulu semua keperluan dari semester 1-6, tar dijumlahin baru dibagi 6 semester. Lha kalau aku bilang gak setuju, ntar padahal memang kewajiban kita bayar segitu untuk kebutuhan 6 semesternya. Mau dibikin kita cuman bayar cuman pas kita masuk tok, agak susah, soale di akuntansi sering gonta-ganti kurikulum, jadi gak pasti magang semester berapa. Jadi amannya ya dijumlah dibagi 6.”
“Gak masalah sih menurutku soalnya ‘kan awal kali masuk kuliah pasti udah ada ketentuan dari kampus duit SPPnya segitu entah itu ntar kuliah penuh dikampus atau enggak. Soalnya aku kan dapat beasiswa jadi biaya SPP gratis.”
Haryu Sukma Utama Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010
Diar Rahma Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil angkatan 2011
“Menurut saya kalau masalah penuh atau tidak, itu tidak masalah. Tetapi yang pent-ing itu, dana yang kita bayarkan benar-benar digunakan untuk kepentingan ma-hasiswa hingga semua mahasiswa bisa merasakannya. Contohnya seperti wifi yang saat ini sedang bermasalah, semoga bisa segera ditanggulangi dengan baik, serta dana tersebut digunakan untuk kepentingan belajar mengajar baik praktek maupun teori. Sehingga dengan ini, kita tidak perlu repot memikirkan 'lari kemanakah uang SPP kita selama ini.”
Isti Nursanti Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2010
12 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 13
speak up
Kontroversi Uang Kuli ah Mahasiswa Magang
“Pendapat saya kurang setuju kalau mahasiswa tingkat akhir harus bayar penuh karena kita sudah tidak ada makul dan praktek. Kita ke kampus hanya untuk bimbingan menemui dosen tertentu saja. Sebaiknya dana SPP yang di bebankan kepada mahasiswa itu disesuaikan dengan kebutuhan perkuliahan di semester yang bersangkutan. Tapi bisa jadi semua biaya selama 3 tahun itu dikalkulasikan sehingga tiap semester biayanya sama rata.”
“Menyoal SPP kelas kerjasama untuk semester 6, memang telah ditetapkan dalam perjanjian kelas kerjasama bahwa mahasiswa kelas kerjasama diharuskan menang-gung biaya studi secara penuh. Tetapi ada perdebatan tersendiri, soal bagaimana pemanfaatan biaya studi tersebut sedangkan kami tidak menjalani studi di kampus.Saya rasa kurang adanya sosialisasi secara lengkap yang diberikan kepada mahasiswa kelas kerjasama atau saya pribadi tentang pemanfaatan biaya kuliah,dan kompensasi atau bantuan yang diberikan untuk kami selama menjalani studi di luar kampus ka-rena selain dengan berbedanya besaran biaya dengan kelas reguler, kami juga harus memenuhi kebutuhan studi kami selama magang, dengan biaya pribadi. Belum lagi harus siap menanggung sendiri hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang terjadi untuk angkatan pertama, adanya pemindahan tempat magang.”
Kalau menurut saya sih gakapa-apa kita bayar full. Kan spp itu bayar bukan karena kita masuk atau tidak saat kuliah tetapi SPP kan kita bayar karna kita ingin melanjut-kan semester selanjutnya.”
“Kalo menurutku udah sewajarnya sih pembayaran SPP penuh. Kalo masalah jam kuliah tidak penuh mungkin karena dosen nggak masuk apa gimana udah konsek-uensi aja, maksudnya nggak cuma di Polines aja. Tapi buat jam kuliah saya sudah merasa cukup sekali dengan jam 2-9 malem tiap hari.”
Dewi Arsita Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2010
Taufiko Katela Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Angkatan 2011
Haidar Allaf Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Angkatan 2010
Dias Hamid Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Angkatan 2010
kampusiana
Direktorat Jenderal Pen-didikan Tinggi (Ditjen Dikti) memberikan dana hibah kepada
dua program studi (prodi) di masing-masing politeknik di Indonesia baik politeknik negeri maupun politeknik swasta melalui Program Hibah Kompetisi – Peningkatan Mutu Pendidikan Politeknik (PHK-PMPP). Berdasarkan tujuannya, dana hibah tersebut diperun-tukkan bagi pengembangan pendidikan di masing-masing prodi.
Seleksi internal oleh Politeknik-Negeri Semarang (Polines) yang dimenangkan Prodi Perbankan Syariah (PS) dan Prodi Komput-erisasi Akuntansi (KA) ini men-gusung sistem kompilasi. Selain dua prodi yang disebutkan di atas terdapat pasangan prodi lain,yaitu Prodi Konversi Energi dengan Keuangan Perban-kan, dua Prodi Jurusan Teknik
Sipil, juga dua Prodi Jurusan Teknik Elektro, satudari D3 dengan lainnya dari D4. “Mau maju silakan, tidak silakan. Masing-masing prodi diberikan kesempatan untuk mengajukan proposal untuk dipresentasi-kan,” tutur Royswan Isgandhi selaku Kepala PPMP (Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan). Prodi yang berhasil lolos seleksi internal nantinya akan men-dapat kesempatan mengikuti seleksi tingkat nasional.
Tim penilai dari PPMP Polines ini berasal dari perwakilan jurusan yang mengikuti seleksi, yaitu Setyowati Rahayudari Jurusan Teknik Mesin, Edi Suwartodari Jurusan Teknik Ele-ktro, dan Saniman Widodo dari Jurusan Akuntansi. Menurut Kepala PPMP kriteria penilaian menggunakan acuan dari Dikti yaitu 60% dari program yang diajukan dan 40% penilaian institusional. Program yang
dinilai mencakup peningkatan mutu relevansi, peningkatan akses dan kesetaraan, pen-ingkatan keterlibatan sektor swasta dalam menigkatkan daya saing lulusan, serta pen-guatan tatakelola penyelangga-ran pendidikan politeknik.
PS dan KA sekarang dalam posisi 17 besar setelah di-lakukan commond review dari Dikti selama satu bulan, tetapi masih dalam kajian reviewer pada tanggal 25-26 Februari 2013. Roy mengatakan bahwa Polines menggunakan skema A yaitu pilihan dana hibah yang disediakanDikti untuk delapan politeknik dengan dana pengembangan maksimal sebesar USD 1,275 juta untuk masing-masing politeknik pen-erima PHK-PMPP selama tiga tahun. Namun tidak termasuk dana pendamping. 100% dana tersebutberasal dari ADB (Asian Development Bank). Berdasar-
Kompak dan PSSiap Terima Dana HibahOleh : M. Nur Chafiddin & Mugiyanti (Kru Magang)
14 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 15
kan skema A mereka menga-jukan dana sebesar delapan milyar rupiah untuk pengem-bangan pendidikan.
Rencananya Prodi Perbankan Syariah akan menggunakan dana tersebut untuk pemben-tukan tiga laboratorium bank yang terdiri dari dua laborato-rium operasional bank dan satu laboratorium Bank Indonesia. Beberapa laboratorium ini rencananya akan ditempatkan di gedung baru Akuntansi lantai dua dan tiga karena ada beberapa ruangan yang dinilai kurang dimanfaatkan secara maksimal. “Tidak mungkin membangun gedung baru ka-rena dana hibah ini tidak boleh untuk pembangunan gedung, hanya untuk pengembangan saja,” tutur Mustika Widowati selaku Kepala Prodi Perbankan Syariah.
Sedangkan Prodi Komputerisasi
Akuntansi akan digunakan untuk pengembangan jaringan database, mobile, dan chan-nel. Kedua prodi ini juga akan bekerjasama untuk pengem-bangan masing-masing. Salah satu bentuk kerjasamanya itu dengan membentuk labora-torium terintegrasi. Menurut Mustika, selama ini PS terham-bat dalam ketiadaan relevansi antara kurikulum dan industri. PS akan melakukan kerjasama dengan KA dari segi teknologi seperti pengadaan software dan jaringan.
Proses melakukan negosiasi dan costing akan segera dilak-sanakan jika telah mendapat keputusan dari Dikti. Jika kes-epakatan anggaran telah dirasa sesuai antara pemberi dana dengan yang mengajukan dana maka proses selanjutnya adalah menunggu proses anggaran dana dari pemerintah. “Jika proses anggaran dari pemer-
intah cepat disahkan maka kita akan segera mendapatkan dana hibah tersebut,” tutur Mustika.
“Saya sebagai mahasiswa Perbankan Syariah harus mendukung hal tersebut demi kemajuan Jurusan Akuntansi khususnya PS dan KA, harapan dari mahasiswa semua rencana dan dana bisa secepatnya dialokasikan dengan baik,” ucap Avin salah seorang mahasiswa PS tingkat satu.
kampusiana
resensi buku
Sindhunata—seorang wartawan yang juga penulis buku sastra dan
ilmiah—telah banyak dikenal melalui ratusan tulisan feature yang dimuat oleh harian Kom-pas. Ia dikenal mampu memu-kau para pembaca dengan alur pemberitaan yang lebih kreatif dan humanis dibandingkan dengan bentuk-bentuk artikel atau pemberitaan media massa lainnya.Kini, sejumlah tulisan feature-nya mengenai manusia dan keadilan masyarakat yang pernah diterbitkan Kompas tel-ah terangkum dalam Ekonomi Kerbau Bingung.
Ekonomi Kerbau Bingung merupakan kumpulan tulisan feature yang berisi kritik sosial. Terdapat dua puluh sembilan tulisan mengenaiisu human-isme dan kaummarjinal dalam buku tersebut. Tulisan-tulisan tersebut kemudian dikelom-pokan dalam lima bagian sub judul, yaitu Hukum Berpal-ing dari Rakyat, Kemiskinan di Tengah Pembangunan, Gelandangan di Yogya, Usaha Kaum Marginal, dan Si Buntung Pulang Kampung.
Bab awal buku ini dibuka den-gan feature-feature mengenai keadaan yang dirasakan oleh masyarakat ketika mereka harus dihadapkan dengan ketimpangan perlakuan yang mereka peroleh dari aparat pemerintah.
Garis besar yang hampir sama bisa diperoleh ketika pembacaan beralih ke bab dua. Ketika pembangunan digembar-gemborkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namunmenjadi ironis manakala pembangunan-pembangunan tersebut harus mengorbankan kepentingan rakyat.
Bab ketiga dari buku ini barangkali adalah yang paling berbeda karena Sindhunata menyelami lebih dalam kehidu-pan para gelandangan yang berada di Yogyakarta.
Pada bab keempat, Sindhunata bercerita lebih luas mengenai keadaan kaum pinggiran di berbagai daerah. Pada bab ini pula terdapat sebuah feature menarik yang dipilih menjadi
judul dari buku ini: Ekonomi Kerbau Bingung.
Bab terakhir dari buku ini berpusat mengenai Arjo, penduduk desa terpencil dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Iamerantau ke Jakarta dengan harapan yang kemungkinan sama dengan para perantau lain: mendapatkan penghidu-pan yang lebih baik. Namun karena suatu hal, Arjo harus mengalami nasib yang tragis yang sekali lagi berhubungan dengan aparat pemerintah. Ki-sah ini kemudian menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat.
Secara keseluruhan, Sindhu-nata dalam tulisannya yang terkumpul dalam Ekonomi Kerbau Bingung ini men-coba untuk menggambarkan suatu realita sosial dan keadilan darikaum marginal, yang dikemas dalam bentuk tulisan yang semakin memudahkan pembaca untuk ikut tenggelam dalam rangkaian cerita. Tidak adanya foto-foto pendukung untuk mengawal buku ini bisa menjadi titik lemah yang lain dari buku ini.[]
Judul Buku : Ekonomi Kerbau BingungPengarang : SindhunataPenerbit : Kompas, JakartaCetakan : November 2006Tebal Buku : 160 hlm
Belajar Teori Ekonomi Ala Kaum MarjinalOleh: Sabrina dan Gatot Zakaria (kru magang)
16 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 17
Piscine Molitor Patel (Suraj Sharma) adalah orang India yang lahir dan menyelesaikan studi di Pundhicheri. Seorang penulis ter-
tarik akan kisah hidupnya. Kemudian Pi bercerita tentanwg kisahnya.
Nama Piscine Molitor diambil dar nama kolam renang yang terkenal dari Perancis oleh ayah Pi. Keluarga Pi memiliki kebun binatang di kota tempat tinggalnya. Piscine juga tertarik dengan perangai para binatang di kebunnya.
Saat usia 12 tahun Pi mengenal Kristen dan Islam. Pi pun menganut tiga agama beserta agama Hindu. Menginjak remaja ketika Pi mengenal cinta, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Kanada bersama hewan-hewannya.
Awal ceritapun dimulai. Di atas kapal cargo Jepang Tsimtsum Pi bersama saudaranya Ravi, ibu dan ayahnya berlayar berharap menyong-song kehidupan baru. Di tengah perjalanan, musibah badai menimpa keluarganya dan selu-ruh awak kapal lainnya.
Setelah badai berakhir, Pi menemukan dirinya berada di dalam sekoci bersama seekor zebra yang terluka dan didatangi seekor orangutan yang kehilangan anaknya.
Di atas sekoci masalah demi masalah menimpa Pi dan Richard Parker. Berkat itu ia tersadar akan pentingnya perjuangan, bertahan hidup, kerja sama dan adanya Tuhan yang mengatur segala gejala yang terjadi dalam dirinya. Karena kesa-
baran dan sikap Pantang menyerahnya akhirnya Pi berhasil mencapai pantai Meksiko. Dalam kondisi lemah dan letih ia mendapati Parker pergi meninggalkannya dan tak pernah muncul lagi di hadapannya.
Lewat tangan dinginnya, sutradara kenamaan Ang Lee berhasil menuangkan karyanya dalam Film Life Of Pi. Diambil dari novel karya Yann Martel dengan judul yang sama. Buku novel ini mendapatkan penghargaan The Man Booker Prize tahun 2002. Film ini memiliki sentuhan efek visual sangat menakjubkan dan menjadi salah satu “most anticipated movie” di akhir tahun 2012.
Film Life Of Pi patut ditonton untuk semua kalangan karena kedalaman dari rasa keinda-han, kesabaran, kebersahajaan, dan kebesaran Tuhan. Cerita perjuangan hidup Pi bersama Richard Parker dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi penikmat film bergenre drama. Film Pi termasuk film bercerita sederhana yang mampu memuaskan waktu dua jam Anda karena pelajarannya dikemas secara apik.
resensi film`
LIFE PIOleh: Nico Aldila (crew magang)
OF
Sutradara : Ang LeeRilis : 21 November 2012Penulis : David Magee (screenplay) and Yann Martel (novel)Genre : Adventure, Drama
advertorial
BAnda tinggal di
daerah Tembalang dan pecinta masakan Rusia? Tapi bingung
cari restoran Rusia yang enak dengan harga yang terjangkau? Tidak perlu jauh-jauh datang ke Rusia, langsung saja datang ke Blinnaya Resto. Restoran yang terletak di Jalan Banjarsari 49 ini merupakan satu-satunya restoran Rusia di kawasan Tembalang.
Unik, sederhana, dan serba Rusia mungkin itu konsep yang di usung oleh Yanto Hans sang pemilik resto ini. Restoran yang dibuka pada 4 April 2012 ini diberi nama Blinnaya, yang artinya rumah makan Blinni. Blinni sendiri adalah lembaran adonan roti yang isinya bisa berupa ayam, daging, buah-buahan, sayuran, jamur, dan lain-lain.
Dekorasi dan ornamen ruangan yang seolah-olah menggam-barkan suasana di Negara Rusia menjadikan nilai plus dari resto ini. Beberapa menu di restoran ini adalah Kartoshka Chita dan Blinni Severnie. Kartoshka Chita adalah nasi yang ditutup dengan telur dicampur dengan kentang, potongan daging, so-sis ataupun jamur. Sedangkan untuk Blinni Severnie adalah Blinni dengan es krim bertop-ping coklat. Ada juga Kisel, minuman buah dan jelly khas Rusia. Soal harga anda tidak perlu khawatir. Harga makanan di restoran ini berkisar antara 7.000 sampai 15.000 rupiah.
Kenyamanan pelanggan juga menjadi prioritas utama resto yang buka setiap hari mulai pukul 12.00 hingga 22.00 tersebut. Sembari menunggu dihidangkannya makanan, anda dapat mewarnai gambar
dengan pensil warna yang disediakan di masing-masing meja sehingga anda tidak merasa jenuh. Atau jika anda hobi membaca, di bagian pojok ruangan juga terdapat sebuah perpustakaan mini yang terda-pat buku-buku bacaan dengan beraneka macam judul. Ada pula sebuah LED TV yang men-yajikan film khas Rusia yang menemani anda menikmati sajian yang anda pesan. Ditambah dengan interior yang memberikan kesan unik dari resto ini.
Dari konsep yang ditawarkan tidak heran jika banyak yang penasaran dan ingin tahu sep-erti apa sebenarnya Blinnaya Resto. Jadi tunggu apa lagi? Bagi anda yang berada di dae-rah Tembalang dan sekitarnya segera datang dan nikmati sen-sasi masakan Rusia di Blinnaya Resto. Blinnaya.
BLIN
NAY
A
Temukan Cita Rasa Rusia di Blinnaya
18 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 19
lemas
nama konten
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Semarang akan berubah nama menjadi Admin-
istrasi Bisnis. Poniman selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga mengungkapkan bahwa hal tersebut berdasar pada kesepakatan pada saat forum Politeknik Negeri se-Indonesia yang diadakan pada bulan Februari tahun lalu.
Pergantian nama tersebut karena kata “bisnis” lebih mengandung arti yang luas daripada “niaga”, selain karena mengikuti perkembangan yang tengah berlangsung saat ini. Seperti yang telah diterapkan oleh politeknik-politeknik lain di Indonesia yang meng-ganti nama jurusannya menjadi Administrasi Bisnis. Tetapi untuk saat ini pergantian nama jurusan tersebut belum resmi. “Kita tinggal menunggu saja surat keputusan dari pusat un-tuk perubahan nama tersebut,” terang Poniman.
Pada saat acara Temu Akademik yang diadakan untuk seluruh mahasiswa Jurusan Adminis-trasi Niaga, ada mahasiswa yang mengusulkan untuk mengubah seragam dengan alasan model dari seragam yang terkesan kurang up to date. Annisa Rahmawati salah seorang mahasiswi Jurusan Administrasi Niaga tingkat satu berpendapat, “setuju-setuju saja supaya seragamnya tidak menyamai Hidayatullah.”
Seragam Jurusan Administrasi Niaga saat ini dinilai mirip de-ngan seragam SMA Hidayatul-lah, khususnya model seragam untuk laki-laki. Jika seragam yang digunakan mahasiswa ba-gus dan nyaman dipakai tentu saja mereka akan lebih senang menggunakan seragam terse-but. Sehingga dapat mengu-rangi pula jumlah mahasiswa yang melanggar peraturan ber-seragam. “Kan kalo seragamnya bagus nanti tiap hari selasa
sama kamis nggak pada pake bawahan jeans,” tambahnya.
Perubahan seragam ini belum bisa dipastikan tetapi diperkira-kan selambat-lambatnya tahun ini atau tahun depan. “Untuk perubahan seragam ini saya juga harus membentuk tim dulu untuk merancang mo-delnya, warnanya, dan lain-lain,” Poniman menimpali. Seragam baru diwajibkan untuk para mahasiswa baru, tetapi tidak diwajibkan untuk mahasiswa lama. Jika mahasiswa lama juga ingin menggunakan seragam baru mereka akan dikenakan biaya lagi untuk menjahit seragam yang baru.
Menurut Poniman, antusiasme dan dukungan dari mahasiswa terhadap perubahan nama jurusan dan seragam sangat baik. Mereka berharap semoga Jurusan Administrasi Niaga menjadi jurusan yang lebih baik untuk kedepannya dan tetap berakreditasi A. []
Oleh: Eko Prabowo dan Luthfi Desti (kru magang)
Dari “Niaga” ke “Bisnis”WACANA
20 | EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013
nama konten
EKSPOSE | EDISI VIII | APRIL 2013 | 21
Ngedims*Mahasiswa magang tetap di kenai biaya SPP Tapi fasilitas kok masih minim ?
*Data di KTM masih banyak yang salah Maklum kan BAAKnya sibuk terus
*Seleksi bakal calon direktur sedang berlangsung Menuju Polines-1
*Mahasiswa sering kehilangan helm di areal parkir PKM Baru Yang ada penjaganya aja bisa ilang, apalagi yang ga ada
*Tak semua pembina ormawa benar-benar membina ormawanya Ormawa Polines kan ormawa mandiri
SKETS
GALERIKEGIATAN DI HARI BUMI
Persiapan aksi mahasiswa energi
doc. oka
Membagikan pohon
Poster penghematan energi
doc.oka
Aksi teatrikal Wapeala Undip
Mahasiswa teknik Konversi Energi Polines mengadakan perayaan kegiatan hari bumi di simpang 5 Semarang. Mereka membagikan 3000 pohon kepada masyarakat.Tak hanya teknik konversi energi polines saja, universitas lain pun mengadakan kegiatan yang serupa. Mereka sadar bahwa bumi ini tak lagi muda sehingga mereka
menyuarakan untuk hemat energi untuk kebaikan bumi tercinta ini.Kapankah masyarakat sadar untuk menghemat energi?
FOTO
KEGIATAN DI HARI BUMI
Foto bersama POLWAN dan IMTE
doc.mamet
Membagikan pohon
doc. oka
Menyuarakan aksi hemat energi
doc.oka
Aksi teatrikal Wapeala Undip
doc.oka
Mahasiswa teknik Konversi Energi Polines mengadakan perayaan kegiatan hari bumi di simpang 5 Semarang. Mereka membagikan 3000 pohon kepada masyarakat.Tak hanya teknik konversi energi polines saja, universitas lain pun mengadakan kegiatan yang serupa. Mereka sadar bahwa bumi ini tak lagi muda sehingga mereka
menyuarakan untuk hemat energi untuk kebaikan bumi tercinta ini.Kapankah masyarakat sadar untuk menghemat energi?
Jangan Biarkan Fakta Menguap Sia-sia!