Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

20
DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 1 NAMA KONTEN

description

Buletin EKSPOSE Politeknik Negeri Semarang created by LPM Dimensi

Transcript of Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

Page 1: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 1

NAMA KONTEN

Page 2: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 20122

NAMA KONTEN

Page 3: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

PelindungDr. Totok Prasetyo B.Eng, MT

PenasihatGarup Lambang Goro,ST,MT

PembinaDrs Chaerul Shaleh ,M.S.I

Pemimpin UmumDian Adi Pratama

Sekretaris UmumSyaiful Anam

Bendahara UmumAde Ulfa Arsiyana

Pemimpin RedaksiBela Jannahti

Sekretaris RedaksiRatih Widyaningrum

Redaktur PelaksanaIka Safitriana, Reza Annas Ma’ruf

Redaktur BahasaVitri Dwi A., Yuniar Cahyani,

EditorInadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A.

ReporterArum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi,

Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita, Ninda Prastika, Nofia Andreana, Nur Ainingsih,

Putri Kristianingrum, Septina Budi, Tiara Dian M.Redaktur Foto

Ido Ridwan FidyantoFotografer

Dwiki Lutvi , M. Iftor Hilal, M. Yanuar Nur Adi, Nurul Rizqia S., Riska Putri S.

Redaktur ArtistikGalih Affandi

LayouterAnnisa Ayu Lestari, Annissa Permanasari,

Hilda Heramita, Imam Agus Yunata, M. Nur Chafidhin, Sofiyan Arif K.

CyberAdita Pratiwi, Ahmad Gozali

IlustratorEka Kurnia Saputra

Pemimpin LitbangMuhammad RukiyatKepala Divisi PSDM

Vinda Ayu JanuarisqikaStaf PSDM

Anak Agung Maya S.,Bagus Barawonda, Siti Nurfaidah

Kepala Divisi HumasHardani Winata

Staf HumasFieryanti Kamaril Kusumawardhani,

Intan PranitaKepala Divisi Riset

Dyah AriniStaf Riset

Badra Nuraga, Ika Putri Raswati, Upik Kusuma

Pemimpin PerusahaanIrfan Bagus Prasetyo

Sekretaris PerusahaanMiftahul Jannah P.P.

Bendahara PerusahaanMaulida Arta S.

Kepala Divisi PeriklananHaidar Erdi

Kepala Divisi Usaha Non ProdukDhanie Setiarini

Staf Periklanan dan Usaha Non ProdukAliza Rahmawati, Ash Sulcha, Ira Sari Natasya,

Miqdar Nafisi, Shella Widayanti, Tiwik Nur H.Kepala Divisi Desain Iklan

SiswoyoStaf Desain Iklan

Eko Prabowo Mukti, Meida Noor SantiKepala Divisi Produksi dan Distribusi

Gassela Dita P.Staf Produksi dan Distribusi

Agus Wijayanto, Anwar Hamid

Di bulan penghujung tahun 2012 ini, disadari atau tidak, kampus kita sedang berbenah disana sini. Pem-bangunan gazebo, perbaikan taman, perbaikan jalan, pembangunan gedung baru, dan lain sebagainya, menjadi pemandangan yang sering kita lihat akhir-akhir ini.

Pembangunan tersebut tentunya bertujuan baik. Salah satunya agar kampus kita semakin nyaman dan semakin sedap dipandang. Namun apakah itu yang paling dibutuh-kan oleh mahasiswa? Sementara jalan yang belum rusak kembali di aspal, masih sering kita dapati kegiatan prak-tikum kita terganggu akibat terbatasnya alat atau fasilitas laboratorium. Mungkinkah memang “penampilan” saja yang diprioritaskan oleh pihak kampus?

Pembangunan memang bertujuan baik. Sebaik gazebo baru yang dibangun di beberapa titik, sementara lapangan hijau masih saja tergenang air saat hujan tiba.

Lewat bulletin edisi Desember ini kami ingin turut menyu-arakan apa yang benar-benar dibutuhkan mahasiswa. Ta-man baru, atau fasilitas laboratorium yang memadai?

Karena perbaikan tidak akan di dapat hanya dengan mengeluh di belakang.

Hidup Pers Mahasiswa!

ari Dapur

INDEKSLAPUT4 | Pembangunan: Aspek Peningkat Kualitas Pendidikan5 | Pendanaan Polines Tidak Sesuai Rencana8 | Pentingnya Sebuah Peran

INFOGRAFIS6 | 7 | Pembangunan Gedung VS Perbaikan Fasilitas

SKETS17 |

KAMPUSIANA16 | Kopma “Bahtera Manunggal” Kembali Beroperasi

OPINI10 | 11 | Pembangunan Di Kampus POLINES

RESENSI FILM & BUKU12 | 13 | Cita-cita Setinggi Tanah & Buku Creative Junkies

GALERI FOTO18 | 19 | Polines dalam Musim Hujan

SPEAK UP16 | Beasiswa Kurang Tepat Sasaran

Page 4: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 20124

LAPORAN UTAMA

RALAT

Pembangunan meru-pakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara

individu maupun kelompok. Politeknik Negeri Semarang sebagai lembaga pendidikan, juga berupaya untuk me-menuhi kebutuhan maha-siswanya dengan melakukan beberapa pembangunan fisik sebagai sarana dan prasarana pembelajaran. Menurut Budi Riyanto selaku Kepala urusan Kerumahtanggaan dan Per-lengkapan, “pembangunan di Polines berarti perencanaan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mahasiswa.”

Berbagai pembangunan fisik dilakukan Polines dengan tujuan meningkatkan sarana prasarana untuk memperlan-car kegiatan akademik dan perkuliahan secara efektif serta nyaman. Selama tahun 2012, Polines melakukan berbagai pembangunan fisik diantaranya pembangunan gedung PKM, pengaspalan jalan, pembuatan taman,

serta berbagai pemeliharaan gedung. Pemeliharaan gedung juga merupakan hal yang penting, untuk menjaga agar bangunan tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan gedung yang telah dilakukan Polines yaitu pengecatan gedung.

Tujuan lain dari pembangunan fisik ini yaitu untuk memenuhi suatu program dari masing-masing jurusan sebagai salah satu syarat untuk penilaian akreditasi jurusan tersebut. Pemeliharaan pembangunan gedung ini telah direncana-kan dengan sebaik mungkin oleh Polines dengan mem-pertimbangkan beberapa aspek yang diperlukan untuk pembangun-annya. Sehingga diharapkan pembangunan ini sesuai dengan yang dibutuh-kan dan tepat sasaran untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Polines.

Sejauh ini pembangunan di Polines dipusatkan pada ling-kungan Jurusan Tata Niaga. Hal ini dikarenakan Ruang

Serba Guna (RSG) dan Audito-rium yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan berada di kawasan tersebut. Selain melakukan berbagai pembangunan di dalam kampus, Polines juga melaku-kan kegiatan bina lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar kampus. Realisasinya yaitu berupa pengaspalan jalan di sekitar kampus.

Untuk tahun 2013 ini, bagian kerumahtanggaan telah mem-punyai beberapa rencana pembangunan. Salah satunya yaitu pembuatan lalu lintas dalam kampus dengan me-nata tempat parkir mobil agar terlihat rapi. Selain itu juga akan tetap dilakukan pemeli-haraan gedung, ruang kelas, serta lingkungan. “Pemban-gunan merupakan tanggung jawab bersama, pesan dan saran bisa langsung disampai-kan ke bagian kerumahtang-gaan, kita menghargai orang yang peduli dengan sarana dan prasarana kampus,” ung-kap bapak Budi Riyanto.

Pembangunan: Aspek Peningkat Kualitas Pendidikan

Penulis: Vitri Dwi A.

Redaksi meminta maaf kepada UKM Pengembangan Pengetahuan atas kesalahan penulisan nama UKM

pada rubrik Speak Up Buletin Ekspose edisi November (Menilik Kinerja BEM 2012/2013)

Page 5: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 5

LAPORAN UTAMA

Saat ini Polines sedang gencar-gen-carnya mempercantik diri. Berbagai gedung dibangun, perawatan dan perbaikan fasilitas dilaksanakan.

Menurut penuturan Drs. Riyadi,MM selaku Wakil Direktur II Polines, meningkatnya pembangunan pada tahun ini dipicu oleh kenaikan anggaran sekitar 60% dibanding-kan tahun lalu.

Namun tahukah Anda dibalik pembangunan tersebut ada beberapa pendanaan yang tidak sesuai dengan rencana semula?

Pertama adalah terjadinya keterlambatan pembahasan Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk tahun 2013. Wakil Direktur II mengungkapkan bahwa RAB tahun 2013 baru akan dibahas pada tanggal 27 Desem-ber 2012. Padahal seharusnya pembahasan dan pengesahan ini sudah dilakukan sebe-lum bulan Desember. Dirinya memperkirakan akan berakibat terlambatnya pencairan ang-garan tahun 2013 hingga bulan Januari 2013.

“Saya kira dampak keterlambatan ini tidak banyak, khususnya untuk proses pemban-gunan. Sebab pembangunan yang kami lakukan itu baru dimulai pada bulan Maret atau April. Untuk biaya gaji, akan tetap kami usahakan dari sumber lainnya terlebih da-hulu. Sedangkan untuk anggaran diluar gaji terpaksa belum bisa dicairkan. Saya hanya berharap pengertian segenap pihak yang bersangkutan. Sebab sekali lagi kendala ini

diluar kemampuan saya,” ungkapnya.

Ia menambahkan keterlambatan pemba-hasan ini dialami oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Dengan kata lain Polines bukan satu-satunya yang mengalami keter-lambatan.

Selanjutnya juga terjadi pengalihan sumber pendanan untuk beberapa proyek yang dilakukan pada akhir tahun 2012. Beberapa proyek yang seharusnya didanai dari Ang-garan Pendapatan Belanja Negara (APBN) terpaksa didanai dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Keduanya merupakan sumber dari seluruh pendanaan Polines. Hal ini dikarenakan pembahasan pengesahan di PNBP tidak berjalan sesuai jadwal.

Berkaitan dengan pengalihan sumber terse-but, Drs. Riyadi,MM kembali menegaskan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi keadaan pendanaan untuk Polines. Sebab kedua sumber dana tersebut tidak memiliki ketentuan khusus untuk pengalokasiannya, dan bersifat saling melengkapi satu sama lain. Ketika salah satu sumber tidak dapat memenuhi pendanaan tersebut, maka sum-ber dana dapat dialihkan.

“Sekali lagi saya tegaskan bahwa keterlam-batan-keterlambatan itu tidak akan meng-ganggu jalannya proyek yang dijalankan Polines. Sebab semuanya itu telah kami rencanakan matang-matang,” tegasnya.

Pendanaan Polines Tidak Sesuai Rencana

Penulis: Arum Ambarwati

Page 6: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 20126

INFOGRAFIS

Gedung perkuliahan adalah salah satu fasilitas penting dalam kegiatan belajar mengajar. Disam-ping itu terdapat fasilitas

pendukung seperti kamar mandi, kursi, meja, papan tulis, dan lain-lain. Sehingga baik tidaknya fasilitas yang digunakan juga mempengaruhi keny-amanan bagi penggunanya. Untuk itu kami tim Riset Dimensi melakukan survei secara acak ke 100 mahasiswa pada lima jurusan di Politeknik Negeri Semarang (POLINES) atas tanggapan-nya mengenai gedung dan fasilitas tersebut.

Dapat dilihat bahwa sebanyak 43% mahasiswa menyatakan bahwa gedung di POLINES yang rusak memerlukan perbaikan, sedang-kan 38% mahasiswa menginginkan bukan hanya sekedar perbaikan tapi juga penambahan fasilitas, dan 18% mahasiswa menganggap pembangu-nan gedung baru lebih penting, dan sisanya abstain (tidak menjawab).

Kita ketahui bahwa di area POLINES akhir-akhir ini sedang dilaksanakan aktivitas pembangunan gedung. Pembangunan gedung dan perbaikan fasilitas di POLINES adalah salah satu solusi agar kerusakan dan ketidak-layakan fasilitas dapat diminimalisir. Akan tetapi, 55% mahasiswa menyata-kan bahwa pembangunan gedung di POLINES tidak efektif karena mereka lebih mengharapkan perbaikan-perbaikan fasilitas kelas yang dapat mendukung kegiatan belajar men-gajar (KBM) seperti LCD, komputer-komputer di lab yang sudah tua, dll. Sedangkan 44% mahasiswa menyata-kan efektif karena mereka merasa kita memang membutuhkan tambahan ruang kelas. Sisanya sebanyak 1% tidak berkomentar.

Page 7: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 7

INFOGRAFIS

Dalam pelaksanaan teknis pembangunan gedung tersebut, apa dampak yang dirasakan mahasiswa? 51% mahasiswa menyatakan bahwa kegiatan tersebut mengganggu aktivitas mereka karena pengerja-anya terlalu lama dan di-lakukan ketika KBM sedang berlangsung, selain itu banyak material pembang-unan gedung yang bersera-kan dijalan sehingga meng-ganggu mahasiswa yang melewati jalan tersebut. Berbeda dengan 49% ma-hasiswa yang berpendapat tidak mengganggu aktivitas mereka. Dinyatakan bahwa walaupun sedikit terganggu tapi KBM dapat tetap berja-lan dengan lancar.

Di sisi lain, pembangunan gedung dan perbaikan fasilitas tidak merata. Hal ini tampak oleh hasil 83% mahasiswa yang menyatakan bahwa fasilitas yang mereka terima masih belum layak. Contohnya seperti kamar mandi yang kurang terawat dan masih adanya beberapa gedung sekolah yang tempat duduknya sudah tidak layak pakai, karena masih berbentuk seperti kursi kantin. Sedangkan 17% menya-takan pembangunan di POLINES sudah layak.

Dari hasil riset yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa program pemban-gunan di POLINES kurang dibutuhkan oleh mahasiswa. Mayoritas mahasiswa

lebih menginginkan perbaikan dan penambahan fasilitias dalam kegiatan belajar mengajar yang dianggap belum layak pakai.

17%

83%Belum

Sudah

Sudah layakkah fasilitas yang anda terima saat ini?

51%49%

Apakah pembangunan gedung mengganggu aktivitas anda?

YaTidak

Page 8: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

LAPORAN UTAMA

Penulis: Irma Novita

Dalam kegiatan Temu Akade-mik Jurusan Akuntansi yang berlangsung hari Rabu, 19 Desember 2012, Muhammad Nur Ardiansah selaku Ketua Jurusan Akuntansi menyam-paikan, ”sarana prasarana dan pembangunan di lingkun-gan kampus khususnya di setiap jurusan itu tanggung jawabnya bukan di jurusan melainkan dari pusat. Jadi seperti taman dan kamar mandi yang ada di mushola TN yang bertanggung jawab dalam pembangunannya adalah pusat.” Dari perny-ataan tersebut jelas bahwa yang memiliki wewenang dalam urusan pembangunan adalah Institusi, bukan jurusan apalagi mahasiswa.

Kembali kepembahasan bangunan baru di sebelah

Pent

ingn

ya S

ebua

h Pe

ran

Beberapa minggu terakhir, yang menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa khususnya Ormawa adalah menge-nai gedung baru di sebelah barat Masjid Darul Hikmah (MDH) tepatnya di samping gedung PKM baru yang

memiliki 6 ruangan didalamnya. Yang menjadi sorotan bukan-lah bangunan baru yang tiba-tiba muncul, melainkan fungsi dari bangunan baru tersebut.

Hampir di setiap universitas atau politeknik, pembangunan gedung memang bukan hal yang luar biasa karena di setiap uni-versitas, pasti mempunyai master plan pembangunan. Dalam pembangunan yang ada di kampus, dalam hal ini Politeknik Negeri Semarang, mahasiswa memang tidak mempun-yai peran secara langsung. Seperti yang telah dijelaskan oleh Wakil Direktur III Garup Lambang Goro, bahwasanya mahasiswa tidak terlibat lang-sung dalam pembangunan, selain masalah pembangunan bukanlah hal yang dapat dipandang sebelah mata, pembangunan memerlukan perencanaan yang matang dan proses yang tidak mudah.

Mahasiswa memang tidak dapat dengan mudah mengu-sulkan suatu pembangunan atau perenovasian di dalam kampus. Untuk itu biasanya mahasiswa menyampaikan sesuatu yang berkenaan den-gan pembangunan ke jurusan masing-masing misalnya melalui Temu Akademik dan selanjutnya pihak jurusan yang mengusulkan atau menyampaikan ke Institusi.

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 20128

Page 9: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 9

LAPORAN UTAMA

barat MDH, bangunan tersebut memang dibangun untuk ormawa yang base-camp-nya masih di PKM lama. “Jumlah Ormawa yang ada di Polines sampai saat ini ada 17, dan ruangan yang tersedia di PKM baru belum mencapai 17 ruangan, dengan begitu bangunan baru yang ada disamping MDH memang ditujukan untuk Ormawa yang belum menempati gedung PKM baru. Dari pihak Institusi sudah membangunkan gedung PKM baru, setidaknya Ormawa menghar-gai pembangunan tersebut. Setelah bangunan tersebut diresmikan, saya berniat ingin mengundang para Ketua Ormawa untuk membahas mengenai fungsi bangunan tersebut”, tutur Garup Lambang Goro.

Dalam menaggapi hal tersebut para Ormawa khususnya yang masih menem-pati gedung PKM lama menyambut baik pembangunan bangunan baru tersebut. Beberapa diantaranya adalah UKM Korps Suka Rela (KSR) dan Pengembangan Pengetahuan (PP). “Untuk masalah bangunan baru yang rencananya untuk UKM yang masih di PKM lama, dari pihak KSR menyambut baik pembangunan tersebut. Kalau memang nanti bangu-nan tersebut ditujukan untuk UKM yang masih menempati PKM lama, maka kami akan gunakan bangunan baru terse-but untuk kesekretariatan, sedangkan kegiatan utama KSR masih di PKM lama. Kami memang belum mendapatkan pengumuman resmi dari Institusi jadi sebelumnya kami hanya mendengar kabar burung dari teman-teman lain”, tu-tur Asep Novi Wijaya selaku Komandan

KSR. Tidak jauh berbeda dengan Asep, Choiril Sulaiman selaku ketua UKM PP juga menuturkan hal yang sama, pihaknya menanggapi dengan positif. “Dengan dibangunnya bangunan baru yang rencananya untuk UKM yang ada di PKM lama, itu artinya Institusi masih perhatian pada Ormawa yang ada di Polines, kamipun menyambut baik hal tersebut,” ujarnya. Semenjak dibangun-nya gedung PKM baru yang pertama, hubungan antara UKM yang ada di PKM baru dan lama seperti ada jarak dan hal itu mengakibatkan penurunan keakra-ban Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polines. “Mungkin karena itu institusi ingin mengumpulkan Ormawa khu-susnya UKM dalam 1 kompleks, maka dari itu dibangun lagi gedung PKM. Kalau memang bangunan 6 ruangan itu ditujukan untuk kami yang masih ada di PKM lama, untuk UKM PP sendiri ren-cananya akan menggukakan bangunan tersebut untuk kesekretariatan,” tutur Choiril lagi.

Dalam masalah ini, mahasiswa khususn-ya Ormawa berharap dari pihak Institusi sendiri jika melakukan pembangunan misalkan gedung untuk UKM atau apapun yang nantinya fungsinya untuk menunjang kegiatan mahasiswa secara langsung, sebaiknya Institusi memberi-kan informasi secara resmi mengenai tujuan pembangunan dan atau fungsi bangunan tersebut, agar tidak ada kesalahpahaman antara Institusi dan mahasiswa pada umumnya.

Page 10: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 201210

OPINI

Pembangunan sarana dan prasarana kampus biasanya didasarkan pada Rencana Induk

Pengembangan (RIP) dan Renstra (rencana strategis) yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi (Universitas, Institut termasuk Politeknik). Misalnya ITB mempunyai Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2006-2025. Perbedaan antara RIP dengan Renstra adalah, bahwa Renstra memuat hal-hal pokok dan umum, seperti visi, misi, tujuan dan sasaran disertai dokumen yang memuat indikator kinerja pencapaian rencana strategis sebagai ru-jukan utama penyusunan dan pelaksanaan program kerja tahunan, sedangkan RIP lebih banyak memuat pengem-bangan fisik dalam bentuk program kerja yang diuraikan lebih rinci dan kuantitatif dengan volume informasi yang besar.

Saat ini beberapa perguruan tinggi di Indonesia berusaha mendapatkan predikat World Class University (WCU), kalau tidak salah termasuk Polines, yaitu universitas yang memi-liki reputasi internasional di

bidang penelitian, pembe-lajaran dan kontribusi bagi masyarakat luas. Untuk menu-ju WCU, penilaian didasarkan pada indikator kinerja : 1) kin-erja penelitian, kualitas alumni dan staff (penghargaan yang diperoleh), publikasi ilmiah bi-dang Ilmu Pengetahuan Alam dan Seni/Humaniora, kinerja akademik; 2) penilai-an mitra akademik melalui survey, rasio dosen/mahasiswa, jumlah mahasiswa dan dosen interna-sional, penilaian stakeholder; 3) WEB universitas menyang-kut aspek : visibility (50%), size (20%), rich files (15%), scholar (15%). Visibility: seberapa sering diakses oleh pihak lain. Size: jumlah muatan/halaman/kolom/entri. Rich files: jumlah files yang dimuat ( misal bahan ajar, dokumen perpustakaan digital). Scholar: publikasi ilmiah dosen/staf akademik].

Disamping itu harus melak-sanakan :

1). Internasionalisasi (Terus menerus berusaha memban-gun komunitas internasional; Memiliki program-program studi dan kurikulum inter-nasional; Memiliki berbagai

Pembangunan di Kampus Polines

Dosen JurusanTeknik Elektro

Politeknik Negeri Semarang

Oleh:

Ir. Endro Wasito

Page 11: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 11

OPINI

program pertukaran ma-hasiswa/dosen; Memiliki sejumlah mahasiswa interna-sional (min5%); Membangun SDM berkualitas internasional; Memiliki berbagai hubungan kerjasama internasional untuk menciptakan program-pro-gram berkelas dunia; Merekrut dosen/profesor berkelas dari berbagai negara (min 5%), dan membuka diri bagi pendafta-ran mahasiswa dari berbagai negara lain.

2) Menggunakan ICT dalam pembelajaran, manajemen universitas maupun perpus-takaan.

3) Menyelenggarakan pembe-lajaran berkualitas (Calon lu-lusan disiapkan untuk bekerja dalam ekonomi pasar yang membutuhkan keterampilan untuk meninterpretasikan dan menerapkan informasi; Memiliki kurukulum yang rel-evan dengan pasar masa kini; Reputasi universitas ditentu-kan oleh kualitas mahasiswa dan kontribusi mereka dalam masyarakat; Menyeleng-garakan pembelajaran yang inovatif ).

4) Memiliki fasilitas unggul (Lab-lab dan fasilitas riset yang modern; Lembaga riset yang professional; Dana penelitian yang memadai dengan sistem seleksi dan penilaian yang ketat dan profesional (bukan sistem kuota/pemerataan); Link dengan industri/ perusa-haan/sponsor; Administrasi pematenan yang baik)

5) PBM berkualitas untuk melahirkan lulusan berkuali-tas internasional (Fasiltitas

PBM : ruang kelas, lab, media pembelajaran yang memadai; Perpustakaan dengan koleksi buku/referensi /jurnal yang memadai, kemudahan akses dan link dgn perpustakaan lain; Program konsultasi berka-la dengan stakeholder tentang prospek dan kualifikasi lulu-san; Insentif untuk kegiatan magang internasional calon lulusan; Insentif untuk inovasi-inovasi pembelajaran).

Tahun 2012 ini polines telah melakukan pembanguan berupa pengecatan, pen-gaspalan jalan, perbaikan tempat parkir dan perbaikan beberapa ruang teori dan laboratorium, tentunya ang-garannya tidak sedikit. Khusus tempat parkir sepeda motor jurusan elektro dan jurusan mesin, terutama sehabis hujan banyak ditemui genangan air disana sini. Akses jalan masuk polines dari jl prof sudarto (menuju SA, SB dan parkiran Elektro/Mesin) terlalu sem-pit, namun juga belum ada perbaikan. Pembangunan yg dilakukan belum menyentuh Ruang teori di jurusan elektro (terutama SBI/03 sudah 2 semester diserang rayap, sam-pai saat ini belum ada upaya perbaikan, ada AC dan LCD proyektor tapi tdk berfungsi). Beberapa stop kontak listrik dibeberapa ruang juga tidak berfungsi. Menurut pengama-tan saya masih banyak dosen yang tidak memiliki fasilitas ruang tempat bekerja atau tempat kerja yg tidak ideal. Disamping itu fasilitas ruang untuk mahasiswa saat istirahat juga sangat kurang, meskipun ada usaha untuk itu (dengan

pembangunan beberapa gas-ebo yg terkesan hanya untuk jurusan tertentu).

Pengadaan beberapa alat telah dilakukan (meskipun beberapa alat yang sangat diperlukan untuk mendukung penguasaan teknologi NGN (Next/Now Generation Net-work) di prodi telekomunikasi tidak termasuk yg diadakan misalnya teknologi MSAN, GPON (yang sekarang sangat diperlukan untuk penguasaan teknologi broadband access).

Di bidang ICT (Informa-tion and communications technology) WLAN untuk akses internet sudah hampir menjangkau seluruh lokasi di polines, yang menjadi persoal-an adalah kecepatan akses masih sangat lambat. Padahal ketersediaan banwidth ini sangat diperlukan untuk me-mungkinkan bekembangnya kegiatan e-learning dan teleconferece. Pemasangan CCTV di hampir seluruh ruang teori dan laboratorium kayak-nya tidak untuk konsumsi mahasiswa dan dosen maaf saya sendiri tidak mengerti mengapa harus dipasang alat tersebut dan hubungannya dengan World Class University.

Saya berharap semua civitas akademika polines dapat saling berbagi informasi teru-tama untuk menutup celah-celah kelemahan, kekurangan serta demi perbaikan polines menuju World Class University.

Page 12: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 201212 EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 201212

RESENSI FILM & BUKU

Itulah sepenggal dialog dari empat tokoh utama dalam film Cita-citaku Setinggi Tanah. Jawaban polos dari

empat anak SD saat ditanya oleh gurunya tentang apa cita-cita mereka.

Film karya sutradara Eugene Panji, “Cita-citaku Setinggi Tanah (CCST)” ini menceritakan perjuangan gigih para tokoh-tokohnya dalam berusaha mewujudkan cita-cita mereka. Film yang mengambil setting di daerah Sawangan, Muntilan, Jawa Tengah ini juga menampil-kan keindahan alam lereng gunung Merapi.

Ide cerita CCST berawal dari keprihatinan Eugene Panji dan rekannya, Marina Mayang Sari, ketika melihat anak-anak sekarang lebih menyukai jalan-jalan di mall atau pusat perbelanjaan dan bermain dengan benda elektronik mereka. Ketika sebagian besar anak-anak memiliki impian

setinggi langit, seseorang justru hanya ingin menggapai sesuatu yang sifatnya lebih sederhana. Kendati begitu, untuk menggapainya terny-ata tidak sesederhana yang dipikirkan, banyak rintangan dan hambatan.

“Iya, benar kok! Cita-cita saya adalah ingin makan di restoran padang!” Itulah yang diucapkan oleh Agus Suryowidodo dengan mantap saat ditanya oleh guru-nya mengenai cita-citanya. Dibandingkan dengan teman-teman dekatnya yang memi-liki cita-cita setinggi langit, cita-cita Agus memang terke-san remeh dan hanya setinggi tanah. “Tahu bacem buatan ibuku paling enak se-kabupa-ten. Saking jagonya bikin tahu bacem, setiap pagi aku sara-pan tahu bacem, siang makan tahu bacem. Saat makan malam, aku masih diberi tahu bacem juga,” cerita Agus yang rupanya bosan dengan menu

makanan yang monoton. Bagi Agus yang hanya putra dari seorang karyawan pabrik tahu dan seorang ibu rumah tangga biasa, yang setiap hari hanya mampu memasak tahu bacem untuknya, makan di restoran Padang tentu adalah sebuah keistimewaan yang tak ternilai.

Seperti Mey yang bercita-cita jadi artis, maka dengan gigihnya dia berlatih akting setiap hari. Jono yang bercita-cita menjadi Tentara setiap hari mempraktekan aksi-aksi seorang prajurit di medan perang dan mengoleksi mainan patung TNI. Puji yang

Jadi, apa yang ada dipikiran kalian bila mendengar kata “kreatif”?

Masih banyak orang yang menganggap dirinya tidak kreatif. Sebenarnya setiap orang bisa menjadi kreatif. Kreativitas merupakan sebuah keterampilan atau skill yang dapat dilatih dan dikembang-kan lagi. Setiap orang pada dasarnya sudah memiliki potensi untuk kreatif dalam diri, jika potensi ini terus dia-sah dan dilatih terus menerus maka kreativitas ini akan meningkat lebih jauh.

Every big steps starts with an inch – Setiap langkah besar dimulai dengan satu inci. (Yoris Sebastian)

Perjuangan di Dalam “Cita-citaku Setinggi Tanah”

Pen

ulis

: Rat

ih W

idya

nin

gru

m

BukuPintarSeorang Creative Junkies

Page 13: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 13DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 13

bercita-cita membahagiakan orang disekitarnya selalu beru-saha melakukannya setiap hari, salah satunya dengan cara memberi bantuan tenaga pada orang-orang yang mem-butuhkan.

Agus pun telah melakukan banyak hal untuk mewujud-kan cita-citanya tersebut. Mulai dari menabung uang jajannya yang jumlahnya tidak seberapa, mencari keong untuk dijual hingga menjadi pengantar tahu dan ayam. Agus harus menahan keinginannya untuk jajan dan membeli mainan. Dia juga mengorbankan waktu ber-

main dengan tiga sahabatnya Mey, Jono, dan Puji. Waktu yang seharusnya digunakan oleh Agus untuk bermain, dia habiskan sebagai pengantar tahu dan ayam, demi menda-patkan upah sebesar Rp 3.500 rupiah.

Eugene mendedikasikan film ini untuk anak-anak Indo-nesia, agar bisa lebih meng-hargai dan memaknai arti mimpi yang sesungguhnya melalui proses untuk menca-pai mimpi tersebut. Adegan demi adegan dalam film ini tampak sederhana dan natu-ral, namun Eugene berhasil memberikan makna dalam setiap adegan, dimana arti sebuah perjuangan itu sangat dijunjung tinggi sebagai inti cerita.

Film ini terekomendasi untuk semua kalangan dan semua usia. Karena memberi semangat, spirit dan inspi-rasi. Dimana setiap adegan-nya tidak hanya menyajikan

Lalu, mengapa kita butuh kreativitas ?

Dalam buku Creative Junkies, Yoris menceritakan bahwa kreativitas dibutuhkan oleh siapapun dan bagi orang yang bekerja dalam bidang apapun. Hal ini bertujuan agar kita mampu mencapai tujuan yang sudah kita rencanakan serta kesuksesan yang kita inginkan. Kreativitas juga membuat kita lebih unggul dari yang lainnya. Kreativitas juga dapat memotivasi diri untuk berbuat lebih baik terus menerus. Orang-orang yang kreatif tidak akan pernah me-

nyerah dengan kesulitan yang menghadang mereka dan inovasi untuk memecahkan masalah yang ada.

Creative Junkies juga mem-berikan tips untuk menambah pengetahuan yang akan men-unjang kreativitas kita. Di-antaranya dengan membaca buku, menonton film, bermain games, mendengarkan musik dan lainnya. Tips tersebut dikupas tuntas oleh Yoris pada chapter ke 2.

Buku ini sangat menginspi-rasi kita, begitu juga dengan sosok Yoris Sebastian yang

patut dicontoh kekreativi-tasannya dalam hal apapun, dimanapun, dan kapanpun. Tak hanya itu, sosok Yoris yang notabene hanya lulusan SMA mampu menjadi Manager Hard Rock Café pada usia 26 tahun. Prestasi yang dicapai oleh Yoris cukup mengin-spirasi dan membanggakan. Setiap orang siapapun dan dimanapun berhak untuk menjadi Yoris-Yoris lainnya dan memajukan Indonesia.

Jangan takut untuk melaku-kan inovasi, because every big steps starts with a little steps.

ketegangan dan perjuangan keras saja tapi juga meng-hibur dengan beberapa scene lucunya.

Begitu juga dialog-dialog yang terlontar. Banyak dialog inspirasi diantaranya “cita-cita bukan untuk ditulis tapi untuk diwujudkan”, “rejeki tidak akan pernah hilang, hanya datang menunggu saat yang tepat” dan dialog inspirasi lainnya.

Daya tarik lain film ini adalah para pemain ciliknya semua asli Yogya dan baru pertama kali main film, tapi akting mereka sebagai anak desa yang polos sangat mengesankan. Didampingi akting dari para artis senior berkelas seperti Agus Kuncoro, Nina Tamam dan pemain pen-dukung lainnya, benar-benar menjadikan film ini semakin menarik untuk dinikmati. Ditambah dengan adanya dialog-dialog dalam bahasa Jawa yang menambah daya tarik tersendiri film ini.

Perjuangan di Dalam “Cita-citaku Setinggi Tanah”

Penulis: Vitri Dwi A.

Page 14: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

SPEAK UP

Program Beasiswa di Polines diseleng-garakan bagi mahasiswa yang tidak mampu membiayai pendidikannya dan mahasiswa yang berprestasi setiap

tahunnya. Beasiswa yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi, men-gurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah karena tidak mampu membiayai pendidikan, meningkatkan prestasi dan motivasi maha-siswa baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.

Dana beasiswa Polines yang bersumber dari

Pemerintah untuk Politeknik Negeri Semarang dibedakan menjadi tiga yaitu Beasiswa bagi Mahasiswa Berprestasi yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan melalui Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Beasiswa Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler (PPE).

Lalu apakah mahasiswa yang menerima beasiswa tersebut sudah tepat? Berikut adalah pendapat mahasiswa mengenai tepat atau tidaknya mahasiswa yang menerima beasiswa di Polines.

“Menurut saya tentang beasiswa tersebut yang patut dipermasalah-kan ketepatannya yaitu beasiswa PPA dan BBM. Karena di kelas saya sendiri ketika pengumuman penerimaan beasiswa terjadi cekcok atau adu mulut antar teman. Hal itu terjadi karena penerima bea-siswa PPA sendiri tidak sesuai kriteria. Setau saya yang diprioritaskan untuk PPA kan yang berprestasi, pada kenyataannya sang penerima PPA memiliki nilai lebih rendah daripada yang gagal menerima. Begitu pula dengan beasiswa BBM yang tidak diperuntukkan untuk mahasiswa kurang mampu. Banyak mahasiswa penerima beasiswa BBM yang tergolong mampu dalam hal ekonomi yang mendapat-kannya.”

“Menurut saya masih belum tepat sasaran, karena sepeng-etahuan saya ada banyak mahasiswa yang menggunakan data yang tidak sesuai dalam keadaan sebenarnya, misalnya seperti surat keterangan tidak mampu (syarat beasiswa BBM). Pernah juga suatu ketika saya pernah mendapati seorang mahasiswa penerima beasiswa BBM yang ternyata merupakan anak PNS (Pegawai Negeri Sipil). Selain itu yang masih menjadi pertanyaan dalam pikiran saya adalah tentang beasiswa PPA, kenapa mahasiswa yang mendapat-kan beasiswa tersebut bukan merupakan mahasiswa yang nilainya tinggi, seharusnya kan beasiswa PPA diperuntukan bagi mahasiswa dengan IP (Indeks Prestasi) tinggi.”

Alfin Kurniawan A (Jurusan Akuntansi Polines Angkatan 2010 – Penerima Beasiswa BBM)

Miftahul Niam(Jurusan Teknik Elektro Polines Angkatan 2010)

Beasiswa Kurang Tepat Sasaran Penulis: Fieryanti Kamaril

Page 15: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

SPEAK UP

“Menurut saya, mahasiswa penerima beasiswa dikatakan tepat ya sudah tepat tetapi ada juga yang belum tepat. Tepat karena maha-siswa yang menerima beasiswa memang membutuhkan dana untuk kuliah, karena penghasilan orangtua kurang mencukupi untuk membiayai kuliah sedangkan mahasiswa yang menerima beasiswa tersebut berprestasi, jadi sayang banget kalau tidak berkuliah toh nantinya mereka juga akan bekerja untuk memperbaiki taraf hidup. Dibilang belum tepat karena pada kenyataannya ada mahasiswa yang secara materi mampu mencukupi biaya kuliah tapi masih da-pat beasiswa. Bukankah sebenarnya masih banyak mahasiswa yang lebih membutuhkan? Lebih setuju untuk mahasiswa berprestasi tapi secara materi kurang mencukupi. Jadi mahasiswa tersebut masih bisa kuliah tanpa harus mempersoalkan biaya.”

“Menurut saya pribadi, kurang tepat sasaran karena masih banyak mahasiswa yang kurang mampu yang tidak mendapatkan beasiswa. Salah satu contohnya teman sekelas saya, dia sangat membutuhkan beasiswa tersebut tetapi dia tidak masuk seleksi karena IP (Indeks Prestasi) yang kurang.”

“Sebagian besar penerima beasiswa sudah tepat sasaran, tetapi ada juga yang belum tepat. Terutama beasiswa BBM dan Bidikmisi, karena ada beberapa mahasiswa yang mendapat beasiswa tersebut tapi menurut saya tidak masuk kriterianya. Yaitu mereka tidak memiliki potensi akademik memadai dan sudah mampu secara ekonomi.”

“Sejauh ini yang saya lihat untuk beasiswa bidik misi sudah tepat sasaran. Akan tetapi untuk beasiswa yang lainnya ada beberapa yang masih belum tepat sasaran dan penggunaan uang beasiswa itu sendiri terkadang oleh sang penerima bukan untuk membayar uang kuliah akan tetapi malah dipakai untuk membeli kebutuhan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kuliah.”

Desy Citra (Jurusan Teknik Elektro Polines Angkatan 2010)

Siti Murthosiyah (Jurusan Akuntansi Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA)

Hesolindra Luthfi A (Jurusan Teknik Sipil Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA)

Mahega Delta Pramudhita (Jurusan Teknik Mesin Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA)

Page 16: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 201216

Toko Koperasi Mahasiswa (kopma) “Bahtera Manunggal” kembali dibuka setelah sekitar 2 tahun vakum. Toko yang berlokasi di

sebelah Markas Komando (mako) Resi-men Mahasiswa (menwa) ini menyedia-kan berbagai macam kebutuhan alat tulis kantor (ATK), makanan, minuman, aneka produk dari Program Mahasiswa Wirau-saha (PMW), aksesoris, souvenir, serta melayani kegiatan simpan-pinjam khusus mahasiswa Polines. Syarat mengajukan simpan-pinjam sendiripun cukup mudah, yaitu dengan mengumpulkan fotokopi KTM dan surat pernyataan penggunaan dana.

Respon positif banyak datang dari maha-siswa Polines khususnya jurusan teknik. Seperti yang dikatakan Mirandi maha-siswa tingkat II jurusan Teknik Elektro, dengan dibukanya kembali toko kopma ini dapat mempermudah mahasiswa Polines untuk mencari barang-barang seperti alat tulis, jas lab dan segala keperluan yang dibutuhkan. Hal senada juga diungkapkan Samsul Rois, maha-siswa tingkat II jurusan Teknik Mesin, “Sukses untuk dibukanya kembali toko kopma dan kepengurusannya, sedikit saran mungkin perlu ditambah plang nama karena parkiran motor didepannya membuat toko kopma kurang kelihatan. Selain itu publikasinya sendiri masih perlu ditingkatkan, karena saya juga baru tahu kalau toko kopma buka lagi.”

Selama beberapa hari pasca dibu-kanya kembali toko kopma, omset yang didapat berkisar antara Rp120.000,00 -

Rp145.000,00/hari dan pengunjungnya masih terbatas mahasiswa teknik dan karyawan kampus yang berada disekitar toko.

Dari pihak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kopma telah menetapkan target seminggu kedepan pasca dibukanya toko akan menggalakan publikasi lebih gencar melalui pamflet-pamflet, media sosial, serta kunjungan ke beberapa ormawa untuk melakukan kerjasama. Selain itu pihaknya akan membagikan angket secara random ke mahasiswa Polines untuk mendaftar barang- barang apa saja yang mereka butuhkan sehinga nantinya kebutuhan mahasiswa Polines dapat tersedia di toko kopma dan tujuan di bukanya Koperasi Mahasiswa ini dapat terpenuhi.

Belum ada kesulitan yang signifikan selama beberapa hari pasca dibukanya Toko Kopma. Adanya koperasi yang serupa disekitar toko juga tidak men-jadikan sebuah hambatan atau malah persaingan diantara keduanya.

“Untuk saat ini mungkin kesulitan-nya ada di waktu pembukaan toko yang seharusnya pukul 07.00 WIB bisa molor sampai siang. Selain itu lebih ke masalah non teknis seperti atap toko yang bocor dan parkiran depan toko yang menghalangi akses masuk ke toko dan kami dari Kopma secepatnya akan mengajukan masalah itu ke bagian KRT,” jelas Alvin Kurnia selaku General Manajer Kopma.

Koperasi Mahasiswa“Bahtera Manunggal” Kembali BeroperasiPenulis: Nur Ainingsih

KAMPUSIANA

Page 17: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 17

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

PEMBANGUNAN

DI BULAN

DESEMBERBeasiswa macet beberapa bulan ini

Wah ada banjir kali ya yang bikin macet

Beberapa ormawa PKM baru mengeluh atap bocorTambal sendiri salah, nunggu ditambalin lama

Menjelang akhir kepengurusan program kerja ormawa menumpukSiap-siap gas pol rem blong tuh

SKETS

NGEDIMS

Page 18: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 201218

NAMA KONTEN

Page 19: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE 19

NAMA KONTEN

Page 20: Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun