EKSPLIKATUR DALAM IMPLIKATUR UJARAN BAHASA JEPANG …
Transcript of EKSPLIKATUR DALAM IMPLIKATUR UJARAN BAHASA JEPANG …
EKSPLIKATUR DALAM IMPLIKATUR UJARAN BAHASA JEPANG PADA VARIETY SHOW
Fenie Nurfauziah, Filia
Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok
E-mail: [email protected]
Abstrak
Percakapan merupakan salah satu proses komunikasi. Ada berbagai cara mengutarakan ujaran dalam percakapan. Dalam setiap ujaran mengandung makna yang ingin disampaikan penutur, baik secara implisit maupun eksplisit. Makna dugaan dalam sebuah ujaran disebut dengan implikatur. Sedangkan eksplikatur ialah bentuk eksplisit dari sebuah ujaran. Skripsi ini membahas tentang eksplikatur dalam implikatur ujaran pada variety show. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan implikatur ujaran bahasa Jepang melalui eksplikatur berdasarkan interaksi ujaran dan konteks situasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan 12 data yang sudah dianalisis, implikatur dapat dibagi tiga jenis, yaitu implikatur konvensional, implikatur percakapan, dan implikatur konvensional percakapan. Dengan membagi jenis implikatur tersebut, maksud ujaran penutur dapat diketahui berdasarkan interaksi ujaran dan konteks situasionalnya secara eksplisit.
Explicatures in Japanese Speech Implicatures on Variety Show
Abstract
Conversation is one of communication processes. There are ways to communicate a speech in a conversation. Every speech contains meaning in which the speaker intends to convey implicitly and explicitly. Presumed meaning in a speech is referred as an implicature, while explicit form is referred as an explicature. The focus of this study is to explain the explicature in implicature on a variety show. The purpose of this study is to explain the implicature in Japanese speech through explicature based on speech interactions and situational contexts. The research’s result shows that based on the 12 datas analyzed, implicatures can be divided into three types: conventional implicature, conversational implicature, and conversational conventional implicature. By dividing the three implicatures, the speaker’s intended meaning can be recognized based on the speech interaction between explicit speech and situational context.
Keyword: communication; conversation; explicature; implicatures; variety show.
Pendahuluan
Komunikasi verbal mengandung makna referensial dan makna penutur. Makna penutur ini
merupakan kajian dalam pragmatik yang termasuk salah satu cabang linguistik. Makna
penutur ini dapat direalisasikan dalam ujaran langsung dan taklangsung. Pemilihan ujaran
langsung dan taklangsung ini mempertimbangkan konteks situasi yang menjadi
lingkungannya. Halliday dan Hasan (1992: 6) dalam bukunya memaparkan mengenai konteks.
Menurut mereka, konteks adalah hal yang menyertai teks. Bahkan mereka mengatakan bahwa
konteks mendahului teks atau ujaran. Sebuah situasi hadir terlebih dahulu sebelum pengujaran
(Halliday dan Hasan, 1992: 6). Oleh karena itu, peranan konteks dalam ujaran sangat penting
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
untuk mengetahui maksud dari penutur. Pada pencermatan awal yang dilakukan, ditemukan
percakapan bahasa Jepang sebagai berikut.
Mertua Perempuan : 美味しい?
Oishii? enak
‘enak?’ àMenantu Laki-laki : 麺がスゴイ・・・
Men ga sugoi mi NOM luar biasa
‘(rasa) minya luar biasa’
Dialog antara kedua orang tersebut diambil dari percakapan dalam variety show Jepang,
Monitaringu. Kata men secara literal bermakna makanan ‘mi’. Partikel ga merupakan partikel
nominatif. Partikel nominatif ga digunakan untuk menunjukan subjek dalam kalimat. Kata
sugoi secara literal bermakna ‘luar biasa’.
Kata sugoi ‘luar biasa’ mengandung makna hal yang di luar dari biasanya. Rasa mi rebus
biasanya gurih. Rasa mi rebus pada umumnya memiliki keseimbangan rasa antara asin,
sedikit masam dan agak pedas. Kata sugoi yang bermakna ‘luar biasa’ ini mengimplikasikan
‘rasa yang tidak biasa dari rasa mi rebus yang normal’. Dengan demikian, mi yang sedang
dimakan penutur memiliki dua makna dugaan. Makna yang pertama, mi tersebut bermakna
‘unggul dari pada yang biasa’. Makna yang kedua, mi tersebut ‘di bawah dari rasa normal mi
rebus. Mitra tutur yang mendengar ujaran menantu laki-laki tampaknya menangkap
pemaknaan yang kedua, yaitu ‘rasa mi rebus di bawah normal’. Hal ini dapat diketahui dari
konteks percakapan tersebut.
Konteks situasi yang melatarbelakangi percakapan dialog di atas ialah seorang menantu
laki-laki (target), diundang makan siang oleh ibu mertuanya. Tanpa mengetahui bahwa
makanan itu sengaja dimasak tidak enak oleh mertuanya. Kuah mi rebus tersebut
dicampurkan dengan cuka dan garam yang berlebihan. Mi tersebut tidak diberi bumbu selain
itu sehingga rasanya sangat asin dan asam. Ibu mertuanya yang mengetahui hal tersebut,
sengaja menanyakan rasa mi rebus itu kepada menantunya. Berikut ini adalah gambar
tayangan video yang menjelaskan konteks situasinya.
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
Pendengar dialog tersebut maupun penonton dapat mengetahui bahwa makna kata sugoi yang
dimaksud oleh penutur adalah makna kedua, yakni mi dengan rasa di bawah rasa normal.
Pokok bahasan pada penelitian ini adalah eksplikatur dalam implikatur ujaran bahasa
Jepang pada variety show. Menurut Grice (1975) implikatur adalah makna implisit atas suatu
ujaran. Berkaitan dengan implikatur, Sperber dan Wilson (1995) mengusulkan eksplikatur.
Menurut mereka, eksplikatur adalah penjelasan atas implikatur. Penjelasan atas implikatur ini
dilakukan dengan memperhatikan konteks ujaran. Eksplikatur menurut pandangan Sperber
dan Wilson masih berupa konsep. Belum ditemukan penelitian yang membahas mengenai
eksplikatur atas implikatur. Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana eksplikatur menjelaskan implikatur ujaran dalam bahasa Jepang?
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan implikatur melalui eksplikatur berdasarkan
interaksi antara ujaran dan konteks situasional pada percakapan bahasa Jepang dalam variety
show. Penjelasan implikatur dilakukan dengan menguraikan ujaran bahasa Jepang yang
disandikan.
Kemaknawian penelitian ini dapat dilihat dari segi metodologis. Pertama, mengenai
alternatif pemerolehan data natural. Data natural dapat diperoleh melalui sumber data berupa
Gambar 2. Telop Ujaran Implikatur
Gambar 1. Telop Ujaran Shikakenin
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
variety show. Data natural ini diperoleh dari sadap rekam yang dilakukan pihak stasiun
televisi. Setelah melakukan sadap rekam untuk tujuan acara program variety show, pihak
stasiun televisi meminta izin untuk menayangkan hasil rekamannya. Kemaknawian penelitian
yang kedua ialah menawarkan metode analisis penjelasan implikatur melalui eksplikatur.
Menurut pendapat Grice (1975), makna harfiah sama dengan eksplikatur. Namun menurut
pendapat Sperber dan Wilson (1986), makna harfiah berbeda dengan eksplikatur. Menurut
mereka, eksplikatur menjelaskan implikatur. Sperber dan Wilson telah mengagas mengenai
konsep eksplikatur. Meskipun demikian, Sperber dan Wilson belum melakukan penelitian
bagaimana menjelaskan implikatur melalui eksplikatur.
Pembahasan dibatasi pada ujaran yang mengandung implikatur. Untuk membuktikan
makna dugaan yang terdapat di dalam implikatur dilakukan penelurusan melalui eksplikatur.
Tinjauan Teoretis
Paul Grice membedakan dua jenis makna dugaan oleh penutur saat menuturkan ujarannya,
yaitu (i) what is said (apa yang dikatakan) dan (ii) implikatur (apa yang diimplikasikan).
Perbedaan antara apa yang dikatakan dan apa yang diimplikasikan dapat dilihat sebagai
perbedaan antara konten eksplisit dari sebuah ujaran dan makna implisitnya. Menurut Grice
(1975: 44), apa yang seseorang ujarkan berkaitan erat dengan makna konvensional dari kata-
kata (kalimat) yang diujarkan. Untuk mengidentifikasi secara lengkap apa yang diujarkan oleh
penutur, perlu diketahui (a) mengacu pada apa pronomina yang digunakan dalam ujaran, (b)
waktu ujaran tersebut, dan (c) makna atas kata atau frasa yang taksa. Sedangkan, implikatur
merupakan komponen dari makna penutur yang mengangkat aspek atas apa yang dimaksud
penutur tanpa menjadi bagian dari apa yang diujarkan. Menurut Grice, implikatur terdiri atas
implikatur konvensional dan implikatur percakapan atau konversasional.
Sedangkan, implikatur menurut Sperber dan Wilson adalah “proposisi yang disampaikan
oleh sebuah ujaran, tetapi tidak secara eksplisit”. Poin penting mengenai hubugan antara
eksplikatur dan implikatur ialah kesimpulan yang diimplikasikan harus dapat disimpulkan
dari eksplikatur bersama dengan asumsi-asumsi kontekstual yang sesuai. Eksplikatur
diperoleh melalui kombinasi proses menguraikan kode dan simpulan. Ujaran yang berbeda
dapat menyampaikan eksplikatur yang sama dengan cara yang berbeda, tergantung proses
decoding (penguraian kode) dan simpulan yang terlibat. Selain itu, proporsi atas proses
decoding dan simpulan juga mempengaruhi derajat keeksplisitan (degree of explicitness).
“Semakin besar kontribusi relatif atas decoding, dan semakin kecil kontribusi dari simpulan
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
pragmatik, sebuah eksplikatur akan menjadi lebih eksplisit (dan sebaliknya)” (Sperber dan
Wilson, 1995: 182 dalam Sperber dan Wilson, 2012: 13)
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat analisis deskriptif. Penulis
mendeskripsikan hasil cuplikan gambar tersebut untuk kemudian dianalisis dan ditulis dalam
skripsi ini. Ruang lingkup penelitian ini membahas eksplikatur dalam implikatur pada ujaran
bahasa Jepang yang terdapat pada percakapan variety show Monitaringu. Dalam dunia
pertelevisian, Jepang mempunyai berbagai macam jenis acara dengan gaya yang berbeda-beda
untuk menarik penonton. Masing-masing acara tersebut memiliki daya tarik dan ciri khasnya
dari setiap stasiun televisinya. Salah satu jenis acara yang sangat digemari segala kalangan
usia adalah バラエティ番組 (variety show). Definisi variety show menurut Kashima Ga1
(2011)
バラエティ・ショーとは現代用語の基礎知識カタカナ外来語/略語辞典による定義:一つ
の番組のなかに歌・話・寸劇などを組み合わせて一つの流れを作るという演 出 形 式えんしゅつけいしき
の
番組ばんぐみ
。 baraeti shoo to wa gendai yougo no kiso chishiki katakana gairaigo/ryaku jiten ni yoru teigi: hitotsu no bangumi no naka ni uta, hanashi, sungeki, nado wo kumi awasete hitotsu no nagare wo tsukuru to iu enjutsu keishiki no bangumi. ‘Menurut kamus katakana bahasa serapan dari terminologi modern Jepang, variety show merupakan suatu format produksi program acara, yang terdiri dari salah satu pertunjukan hiburan musik, bincang-bincang, komedi, dan sejenisnya yang dijadikan suatu alur acara hiburan.’
Kashima juga menambahkan hanya dunia pertelevisian Jepang yang memiliki jenis acara
variety show. Hal tersebut membuat variety show menjadi ciri khas yang menonjol dari acara
pertelevisian Jepang. Selain itu, visualisasi juga termasuk komponen penting yang menjadi
daya tarik suatu program acara. Salah satunya adalah Telop. Menurut Kaoru Shitara2 telop
adalah tulisan atau gambar yang dimunculkan dalam program televisi sebagai penjelasan
tambahan isi program acara. Penggunaan telop Jepang sedikit berbeda dengan dunia
pertelevisian negara lain. Jepang lebih banyak menggunakan telop dalam bentuk teks atau
1 Jurnal penelitian Kashima Ga, Terebi bangumi ni okeru baraeti bangumi no ichi zuke. Kyoto Kouka Joshi University, 2011.
2 Jurnal penelitian Kaoru Shitara, Moji Teroppu to Shichousha Ishiki. Mukogawa Joshi University, 2009.
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
gambar, dengan berbagai macam font unik dan warna yang bervariasi untuk menguatkan
penjelasan dari isi tayangan tersebut. Shitara juga memaparkan bahwa selain untuk penjelasan
simbol tentang isi acara kepada penonton televisi, telop juga membuat mereka lebih mudah
mengetahui poin-poin penting dari isi acara tersebut.
Pada penelitian ini, penulis memilih satu variety show Jepang sebagai sumber data yang
akan dianalisis. Nama acara tersebut adalah ニンゲン観察バラエティ『モニタリング』
Ningen kansatsu! Monitaringu “Mencermati reaksi alami manusia” yang tayang setiap Kamis,
pukul 19.56 – 22.00 JST di stasiun televisi TBS. Dalam satu episode, acara ini menayangkan
tayangan sadap rekam bagaimana reaksi manusia jika mereka berada di situasi yang tidak
biasa dalam kehidupan sehari-hari. Pada acara ini, manusia yang dimaksud adalah masyarakat
Jepang. Setiap segmen terdiri dari target (korban) dan shikakenin (orang yang berinteraksi
dengan target dan mengetahui alur cerita acara). Ujaran-ujaran yang terdapat pada acara
tersebut, dipilah dalam bentuk cuplikan-cuplikan gambar yang kemudian akan dideskripsikan.
Data yang dibahas dalam skripsi adalah 12 data, namun dalam naskah ringkas ini penulis akan
membahas 5 data. Tabel I. Kodifikasi Sumber Data
No Kode alfabet Judul segmen Tanggal disiarkan
1
A
初めて挨拶に行く彼女の実家が
大家族だったら彼氏は、受け入
れる?逃げ出す? Hajimete aisatsu ni iku kanojo no jikka ga daikazoku dattara kareshi wa… uke ireru? Nigedasu? ‘Ketika mengetahui keluarga pacar perempuan ternyata memiliki banyak anggota keluarga, apakah pacar laki-laki akan menerimanya? Atau kabur melarikan diri?’
5 Agustus 2016
2
B
もしも美女に「サンオイル塗っ
て」と頼まれたら彼女と来てい
る彼氏は・・・塗っちゃう?塗
らない? Moshimo bijyo ni “sanoiru nutte” to tanomaretara, kanojo to kiteiru kareshi wa… nucchau? Nuranai? ‘Jika seorang laki-laki yang datang (ke pantai) bersama pacarnya, (tiba-tiba) dimintai tolong mengolesi krim oleh gadis cantik, apakah mereka akan mengolesinya? Atau tidak?’
18 Agustus 2016
3
C
もしもタクシーに自分しか見え
ない人がいたら・・信じる?信
じない? Moshimo takushii ni jibun shika mienai hito ga itara... anata nara
25 Agustus 2016
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
shinjiru? shinjinai? ‘Jika di dalam taksi kamu tiba-tiba bisa melihat makhluk halus, kamu akan percaya? atau tidak?’
4
D
もしも妻の実家で食べる姑の料
理が激マズだったら婿は・・言
う?言わない? Moshimo tsuma no jikka de taberu shuutome no ryouri ga geki mazu dattara, muko wa... iu? Iwanai? “Kalau masakan mertua dari istri sangat tidak enak, apakah sang menantu akan mengatakannya? Atau tidak?”
8 September 2016
5
E
コンビニのくじで当たったお米
が30キロ米俵だったら、もら
う?もらわない? Konbini no kuji de atatta okome ga 30 kiro komedawara dattara, morau? Morawanai? “Kalau beras yang (Anda) dapatkan melalui undian adalah sekarung beras 30kg, apakah anda menerimanya? Atau tidak?”.
8 September 2016
6
F
コンビニのくじで当たったシャ
ンプーがその場で行うシャンプ
ーだったら・・・もらう?もら
わない? Konbini no kuji de atatta shampuu gas ono ba de okonau shampuu datarra… morau? Morawanai? “Kalau pembersih rambut yang (Anda) dapatkan dari undian ternyata jasa pembersih rambut… apakah Anda akan menerimanya? Atau menolaknya?”
8 September 2016
7
G
コンビニのくじで当たった牛乳
が乳牛だったら・・・ もらう?もらわない? Konbini no kuji de atatta gyuunyuu ga nyuugyuu dattara… morau? Morawanai? ‘Kalau susu sapi yang didapat dari lotre ternyata sapi perah sungguhan, apakah Anda akan menerimanya? Atau menolaknya?’
8 September 2016
8
H
突然ドラマの代役をオファーさ
れたら・・・演じる?断る? Totsuzen dorama no daiyaku wo ofaa saretara... enjiru? Kotowaru? “Jika tiba-tiba (Anda) ditawari jadi pemeran pengganti… apakah anda akan melakukannya? Atau menolaknya?”.
15 September 2016
オシャレな美容室の店員が全員
高齢者だったら・・・困る?困
らない? Oshare na biyoushitsu no tenin ga
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
9 I zenin koureisha dattara... komaru? Komaranai? “Jika pegawai salon berkelas semuanya adalah orang lanjut usia… (apakah anda merasa) bermasalah? Atau tidak?”
22 September 2016
10
J
【特別なコーナー】些細な喧嘩
から口をきかなくなり 6年・・・妹と仲直り結婚式に出
席してほしい! 【Tokubetsu na koonaa】Sasai na kenka kara kuchi wo kikanaku nari 6 nen… imouto to nakanaori kekkon shiki ni shusseki shite hoshii! “[Segmen spesial] Dari pertengkaran kecil, (dua bersaudara) tidak saling bicara selama 6 tahun, (kakak) ingin berbaikan dengan adik dan ingin adiknya hadir ke acara pernikahan dia.”
13 Oktober 2016
11
K
スーパーでメンタリストの
DaiGoに勝ったら秋の味覚タダでもらえる!あなたなら勝て
る?勝てない? Suupaa de mentarisuto no DaiGo ni kattara aki no mikaku wo tada de moraeru! Anata nara kateru? Katenai? “Kalau (Anda) menang bermain (kartu) melawan mentalist DaiGo, (Anda) bisa membawa pulang makanan musim gugur! Jika Anda melakukannya, apakah anda bisa menang? Atau tidak?”.
3 November 2016
12
L
突然「この 1000万を届けて」と見知らぬ人にお願いされた
ら・・・届ける?届けない? Totsuzen “kono sen man wo todokete” to mi shiranu hito ni onegai saretara… todokeru? Todokenai? “Jika tiba-tiba ada orang tidak dikenal meminta “tolong antarkan uang sepuluh juta yen ini”, apakah Anda akan mengantarnya? Atau menolaknya?”
1 Desember 2016
Keterangan untuk kode sumber data ialah sebagai berikut dengan contoh kode data
MNTR20160805A-1:
MNTR singkatan dari judul variety show Monitaringu
2016 tahun variety show disiarkan
08 bulan variety show disiarkan
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
05 tanggal variety show disiarkan
A judul segmen yang disiarkan
-1 jika dalam segmen tersebut terdiri dari beberapa target, target yang
pertama diberi tanda – dari angka 1. Target yang kedua diberi tanda –
dan angka 2, dan seterusnya.
Hasil Penelitian
Eksplikatur dalam penelitian ini terbagi atas (i) eksplikatur dalam implikatur konvensional,
(ii) eksplikatur dalam implikatur percakapan, dan (iii) eksplikatur dalam implikatur
konvensional dan percakapan. Adapun distribusi atas ketiga eksplikatur tersebut berdasarkan
jumlah data dalam skripsi ialah
Tabel II. Distribusi Eksplikatur dalam Implikatur
No Eksplikatur Data Jumlah Data 1 Eksplikatur dan
Implikatur Konvensional
(1), (2), (3), (4) 4
2 Eksplikatur dan Implikatur Percakapan
(5), (6), (7), (8), (9), (10), (11)
7
3 Eksplikatur dan Implikatur
Konvensional Percakapan
(12) 1
Jumlah Total 12
Eksplikatur atas implikatur konvensional diuraikan atas konteks leksikon yang ada dalam
ujaran. Sedangkan eksplikatur atas implikatur percakapan diperoleh dari konteks situasi
ujaran. Dengan perkataan lain, implikatur konvensional cukup ditarik dari mental leksikon.
Sedangkan untuk menarik implikatur percakapan tidak cukup jika hanya melalui mental
leksikon. Konteks yang menjadi lingkungan teks sangat diperlukan untuk memperoleh
implikatur percakapan.
Pembahasan
Bagian analisis data pada bab ini terdiri dari tiga subbab. Subbab pertama adalah eksplikatur
dalam implikatur konvensional, subbab ke dua adalah eksplikatur dalam implikatur
percakapan, dan subbab ketiga adalah eksplikatur dalam implikatur konvensional dan
percakapan. Penyajian data dalam analisis memiliki penomoran sebagai berikut.
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
(1) penomoran untuk data 1
(I-1) implikatur data 1
(E-1) eksplikatur data 1
1. Eksplikatur dalam Implikatur Konvensional
Berikut akan diuraikan eksplikatur dalam implikatur konvensional. (1)
{Target merupakan laki-laki yang diundang oleh pacarnya untuk mengunjungi rumah
keluarganya. Ketika sudah tiba di rumah kediaman keluarga pacarnya, target kaget karena
pacarnya memiliki banyak anggota keluarga. Lalu target tiba-tiba ditanya oleh salah satu adik
pacarnya. Target merespons pertanyaan tersebut.}
Pada gambar di atas, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut:
Adik pacarnya :お姉ちゃんとは結婚しますか?
Oneechan to wa kekkon shimasu ka? kakak perempuan dengan TOP akan menikah
Gambar 3. Telop Ujaran Shikakenin Data 1
Gambar 4. Telop Ujaran Implikatur Konvensional Data 1
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
‘(Apakah kakak) akan menikah dengan kakakku?’
àTarget :そういう風になったらいいなぁって
Sou iu fuu ni nattara ii naa tte seperti itu P menjadi baik filler QUOT
‘(saya pikir) alangkah baiknya jika bisa mencapai
ke tahap itu’
MNTR20160805A (I-1)
‘Target bersedia menikah dengan pacar perempuannya suatu saat nanti.’
(E-1)
Pada data (1), kata sou iu ‘seperti itu’, kata fuu ni ‘suasana’, nattara ‘kalau bisa
menjadi’. Kata ii adalah adjektiva yang memiliki makna harfiah ‘baik; bagus’. Lalu
filler naa merupakan pendapat penutur. Kata sou iu fuu ni merujuk kepada
‘pernikahan’ sesuai dengan pertanyaan pentutur. Penutur menggunakan partikel
kuotatif tte sebagai pemarkah kuotatif ujarannya. Kata ii memiliki makna leksikon
sesuatu yang baik, bagus, dan positif. Ujaran ini termasuk implikatur konvensional
karena konteks leksikon pada kata ii secara konvensi menunjukan persetujuan penutur
terhadap pertanyaan adik pacarnya bahwa dia setuju untuk menikahi pacarnya suatu
hari nanti.
(2) {Di sebuah pasar swalayan, sedang diadakan permainan untuk mendapatkan buah-buahan
musim gugur, dengan cara mengikuti sebuah permainan kartu melawan pesulap terkenal,
DaiGo. Jika memenangkan permainan tersebut, maka target akan mendapatkan buah-buahan
secara gratis, jika kalah tidak mendapat potongan harga. Ketika target pertama ditanya apakah
yakin bisa menang atau tidak, target tidak menjawab pertanyaan secara lugas.}
Gambar 5. Telop Ujaran Implikatur Konvensional Data 2
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
Pada gambar di atas, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pegawai toko :意気込みの方は?
Ikigomi no hou wa? persiapan GEN bagian TOP
‘(bagaimana) persiapan anda (menghadapi DaiGo)?’
àTarget :意気込み・・・頑張ります
Ikigomi ganbarimasu persiapan berusaha
‘persiapan... (saya akan) berusaha’
MNTR20161103K-1
(I-2)
‘Target menerima tantangan untuk bermain kartu melawan pesulap tersebut’
(E-2)
Pada data (2), kata ikigomi memiliki padanan kata ‘persiapan’. Namun dalam konteks
tersebut, maksud penutur lebih merujuk persiapan batinnya. Lalu kata ganbarimasu
memiliki makna harfiah ‘semangat; berusaha’. Pada konteks ini, makna leksikon
ganbarimasu menunjukan penutur menerima dan akan berusaha melakukan permainan
tersebut dengan baik walau tidak mengetahui bagaimana hasil akhirnya. Ujaran ini
termasuk ke dalam implikatur konvensional karena secara konvensi kata ganbarimasu
menunjukan implikasi yang sesuai dengan konteks leksikonnya.
2. Eksplikatur dalam Implikatur Percakapan
Berikut pembahasan mengenai eksplikatur dalam implikatur percakapan. (3) {Alur cerita pada episode ini, target yang merupakan seorang menantu (penutur laki-laki)
diundang oleh mertuanya untuk makan masakan buatannya. Target tidak mengetahui kalau
mertuanya sengaja mencampur masakan mi kuah tersebut dengan cuka yang berlebih,
sehingga rasanya tidak enak. Ketika target menyicipi dan mengetahui rasanya tidak enak,
mertuanya menanyakan rasa masakannya. Lalu target hanya menjawab tanpa menjelaskan apa
yang dia rasakan secara lugas.}
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
Pada gambar di atas, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut: Mertua perempuan :美味しくない?(口に)合わん? Oishikunai? (kuchi ni) awan? tidak enak (mulut P ) tidak sesuai
‘(Rasanya) tidak enak? Tidak sesuai selera ya?’
àMenantu laki-laki :いや・・・ 初めて食べました・・・ Iya hajimete tabemashita tidak pertama kali makan
‘Bukan... (ini) pertama kalinya saya memakan (makanan dengan rasa seperti ini)’
MNTR20160908D-1
Gambar 6. Telop Ujaran Shikakenin Data 3
Gambar 7. Telop Ujaran Implikatur Percakapan Data 3
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
(I-3)
‘Target belum pernah memakan mi rebus dengan rasa tidak enak seperti itu’
(E-3)
Pada data (3) di atas, kata iya ’tidak’ menegasikan kalimat tanya pentutur. Kata
hajimete memiliki padanan makna ‘pertama kali’ dan tabemashita adalah ‘makan-
bentuk lampau’. Secara umum, kata ‘pertama kali’ dapat diparafrasekan sebagai suatu
hal yang baru pertama kali dirasakan. Makna pertama bisa hal positif dan kedua bisa
juga makna negatif. Dalam konteks ini, penutur memiliki pengetahuan bahwa cita rasa
mi rebus adalah asin dan gurih. Namun dalam konteks ini, mi tersebut memiliki rasa
terlalu asin dan asam, sehingga penutur menyiasati jawabannya agar tidak melukai
perasaan mitra tutur dengan memberikan informasi bahwa dia baru pertama kali
makan mi dengan rasa tersebut. Ujaran tersebut termasuk ke dalam jenis implikatur
percakapan karena konteks leksikonnya tidak dapat menunjukan apa yang penutur
implikasikan yaitu rasa mi kuah yang tidak enak. Dengan perkataan lain, dibutuhkan
konteks situasionalnya untuk mengetahui implikatur ujaran tersebut.
(4) {Target adalah seorang laki-laki yang sedang berlibur ke pantai bersama pacarnya. Ketika
pacarnya sedang ke toilet, shikakenin yang merupakan seorang gadis cantik datang menyapa
target dan meminta tolong untuk mengoleskan krim tabir surya dipunggungnya. Target
merespons ujaran tersebut.}
Gambar 8. Telop Ujaran Shikakenin Data 4
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
Pada gambar di atas, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut: Shikakenin :サンオイルを塗ってもらっていいですか? Sanoiru wo nutte morattemo ii desu ka? krim ACC dioleskan boleh COP Q
‘Boleh minta tolong oleskan krim tabir surya (dipunggung saya)?’
àTarget :今彼女を待っているんですよ Ima kanojo wo matteiru n desu yo sekarang pacar ACC menunggu N COP FP
‘Sekarang saya sedang menunggu pacar saya’
MNTR20160818B-1
(I-4)
‘Target menolak permintaan wanita tersebut yang memintai tolong untuk
mengoleskan krim tabir surya di punggungnya.’
(E-4)
Pada data (4), kata ima keterangan waktu ‘sekarang’, kanojo adalah ‘pacar
perempuan’, wo adalah partikel akusatif, matteiru adalah ‘menunggu’, n disini adalah
bentuk penegasan maksud ujaran, kopula desu, dan final particle yo yang artinya
penutur memberikan informasi baru. Konteks leksikon dalam ujaran ini tidak dapat
menunjukan implikatur ujaran penutur. Sehingga ujaran ini termasuk ke dalam jenis
implikatur percakapan karena sangat bergantung dengan konteks situasionalnya yaitu
penutur menolak memenuhi permintaan gadis tersebut.
Gambar 9. Telop Ujaran Implikatur Percakapan Data 4
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
3. Eksplikatur dalam Implikatur Konvensional dan Percakapan
Berikut akan diuraikan eksplikatur dalam implikatur konvensional dan percakapan.
(5)
{Sepasang suami istri ini sedang melihat lokasi film yang sedang berlangsung, namun tiba-
tiba salah satu pemeran mengalami sakit pencernaan sehingga membutuhkan pemeran
pengganti. Lalu sang suami (target) ditawarkan menjadi peran pengganti tersebut dan
menyanggupinya. Mereka dibawa ke ruang ganti, diberikan naskah dan dibiarkan bersama
sang istri untuk bersiap-siap. Target yang tidak memiliki pengalaman dunia akting, merasa
gugup dan berbicara dengan istrinya.}
Pada gambar di atas, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut:
àTarget : ヤバイ!めっちゃ・・・ どうしよう
Yabai! meccha dou shiyou gawat sangat bagaimana ini
‘Gawat! (Aku) sangat... bagaimana nih’
Istri : 恐怖だね Kyoufu da ne takut COP FP
‘Ketakutan ya’
MNTR20160915H-2
(I-5)
‘Target terpaksa menerima tawaran menjadi peran pengganti padahal tidak
mempunyai pengalaman dunia akting’
Gambar 10. Telop Ujaran Shikakenin dan Implikatur Gabungan Data 5
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
(E-5)
Pada data (5), kata yabai merupakan kata adjektiva bermakna harfiah ‘bahaya; gawat’.
Lalu kata meccha merupakan kata adverbia yang secara literal memiliki makna
‘sangat’, dan dou shiyo kata interogatif ‘bagaimana ini’. Penutur tidak menuntaskan
ujarannya karena sedang panik, sehingga dia menyerahkan interpretasi ujaran dia
kepada mitra tutur yang juga mengetahui situasi dan kondisi penutur. Lalu istrinya
langsung merespons dengan mengucapkan kyoufu dane ‘ketakutan ya’. Hal ini
mengimplikasikan bahwa penutur terpaksa menerima tawaran tersebut. Secara
konvensi, kata yabai memiliki makna leksikon yang sudah menunjukan konteks
bahwa penutur sedang gawat. Namun kata meccha tidak memiliki makna leksikon
yang secara konvensi menunjukan sebuah konteks. Sehingga dapat di kategorikan
bahwa ujaran ini termasuk ke dalam jenis implikatur gabungan yaitu implikatur
konvensional dan percakapan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dipaparkan di atas, ditemukan eksplikatur dalam tiga
jenis implikatur. (i) Eksplikatur dalam implikatur konvensional, (ii) Eksplikatur dalam
implikatur percakapan, (iii) Eksplikatur dalam implikatur gabungan (konvensional dan
percakapan).
Tolak ukur dalam implikatur konvensional adalah konteks leksikon itu sendiri. Konteks
leksikon merupakan hal yang telah menjadi konvensi atau kesepakatan bersama. Contohnya
kata sugoi. Konteks kata sugoi memiliki konvensi sesuatu yang di luar normal, baik itu secara
positif maupun negatif.
Adapun tolak ukur dalam implikatur percakapan dapat dilihat dari konteks situasional.
Sebuah ujaran memiliki implikatur percakapan jika konteks leksikon tidak cukup menjelaskan
maksud dari ujaran. Dalam hal ini, pada umumnya konteks situasional hanya dipahami oleh
penutur dan pentutur. Sebagai contoh ujaran target pada data (4), ima kanojo wo matteirun
desu yo yang bermakna ‘sekarang saya sedang menunggu pacar saya’. Konteks leksikon yang
terdapat dalam ujaran tersebut tidak dapat menunjukan maksud dari ujaran penutur.
Implikatur gabungan terdiri atas implikatur konvensional dan percakapan. Dalam
implikatur gabungan ini implikatur konvensional membantu menjelaskan makna dugaan yang
terdapat dalam implikatur percakapan. Hal ini dapat dilihat dalam ujaran pada data (5), yabai!
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
meccha…doushiyou ‘gawat! (aku) sangat…. bagaimana ini’. Konteks leksikon pada kata
yabai (implikatur konvensional) membantu penjelasan atas implikatur ujaran pada data (5).
Eksplikatur atas implikatur ujaran dapat dijelaskan dengan melakukan pencermatan atas
ujaran dan segala unsur kontekstual yang melingkupinya. Interaksi antara konteks leksikon
dan konteks situasional inilah yang menjadi bahan pertimbangan dalam menjelaskan
eksplikatur atas implikatur percakapan.
Daftar Referensi Sumber Pustaka
Blutner, R. (2007). Optimality Theoretic Pragmatics and the Explicature/Implicature Distinction. In N. Burton-
Roberts (Ed.), Pragmatics (pp. 67-89). Houndmills, Basingstoke, Hampshire: Palgrave/MacMillan.
Chomsky, Noam (1957). Syntactic Structures. The Hague/Paris: Mouton.
Grice, H.P. (1975). Logic and Conversation. Dalam Cole & Morgan, 1975: 41-58. New York: Academic Press.
Halliday M.A.K and Hasan Ruqaiya. (1992). “Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek bahasa dalam
pandangan semiotik sosial” Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kashima Ga. (2011). The Variety TV Programs in All TV Programs. Kyoto: Kabushiki Gaisha Tanaka Press
Leech, Geoffrey. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Mey, Jacob L. (2001). Pragmatics: An Introduction (Second Edition). Melden/Oxford: Blackwell.
Soenjono Dardjowidjojo. (2005). Psikolinguistik Pemahaman Bahasa Manusia Edisi kedua. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Sperber, D and Wilson, D. (2012). Meaning and Relevance. New York: Cambridge.
Sperber, D and Wilson, D. (2012). 1995. Relevance: Communication and Cognition (dalam Sperber, D and
Wilson, D. 2012 Meaning and Relevance). Oxford: Blackwell
Tsunehiro, Otsu. (2004). Gengo Bunka Kenkyu Shousho XII “Hatsuwa to Imi Kaishaku” Fukuoka: Shima
Insatsu Yugen Gaisha
Werth, Paul (1999). Text Worlds: Representing Conceptual Space in Discourse. London: Longman.
Sumber Jurnal
Yamane, Ichiro. (2003). Some Logical, Psychological Extraction Models of Implication in Conversations.
Journal of Sugiyama Jogakuen University. Humanities., (34), 73–91.
Yamazaki, Tatsuro. (2007). Introduction to Linguistics. Keizai Shirin, 75(1), 427–453.
Sumber Penelitian
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017
Natal, P. Sitanggang. 2009. Reflektivitas Implikatur Percakapan dalam Tayang Bincang Politik di Televisi
Indonesia pada Masa Sepuluh Bulan menjelang Kampanye Resmi Pemilu 2009. Tesis Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Nurhayati. 2008. Makna dan Fungsi Pemarkah emporal dalam Teks Naratif Bahasa Inggris: Kajian Stilistik
Naratif atas Dua Novel Detektif Klasik; the Hound of the Barkervilles dan Nemesis. Disertasi Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Korpus Data
モニタリング 2016年 8月 video di dailymotion http://www.dailymotion.com/id/relecance/universal/search/モ
ニタリング8月 (diakses pada 16 Agustus 2016, 22.13 WIB)
モニタリング 2016年 9月 video di dailymotion http://www.dailymotion.com/id/relecance/universal/search/モ
ニタリング9月 (diakses pada 21 September 2016, 12.10 WIB)
モニタリング 2016年 10月 video di dailymotion http://www.dailymotion.com/id/relecance/universal/search/
モニタリング10月 (diakses pada 17 Oktober 2016, 16.25 WIB)
モニタリング 2016年 11月 video di dailymotion http://www.dailymotion.com/id/relecance/universal/search/
モニタリング11月 (diakses pada 6 november 2016, 10.58 WIB)
モニタリング 2016年 12月 video di dailymotion http://www.dailymotion.com/id/relecance/universal/search/
モニタリング12月 (diakses pada 2 Desember 2016, 19.28 WIB)
Eksplikatur dalam ..., Fenie Nurfauziah, FIBUI, 2017