ekotek.doc

download ekotek.doc

of 23

Transcript of ekotek.doc

Perkembangan Investasi Asing dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Perekonomian Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang dari dahulu hingga saat ini. Hingga saat ini pun Indonesia masih terus berupaya untuk membangun negaranya sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia masih terus membuka diri dengan membuka relasi dengan bangsa lain demi menunjang pembangunan bangsanya terutama dalam bidang ekonomi.

Indonesia termasuk kaya akan sumber daya alam tetapi disisi lain masih tidak memiliki sumber daya manusia yang menguasai teknologi untuk memberi nilai tambah atas sumber daya alam yang dimilikinya. Disamping itu dibutuhkan modal yang cukup besar untuk membangun infrastruktur tersebut. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih memiliki kesulitan dalam hal pendanaan untuk melaksanakan pembangunan, sehingga pemerintah mengundang para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya investasi jangka panjang. Datangnya investor asing ke Indonesia dapat membuat perubahan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 1999 World Bank memperkirakan bahwa investasi asing di negara-negara berkembang akan tumbuh pada tingkat 7 10 % per tahun.

Ada beberapa manfaat dengan datangnya investor asing ke Indonesia. Pertama, dapat memperbesar devisa negara melalui produksi eksport ke luar negeri, Kedua, dapat memberikan pengetahuan dan teknologi terbaru sehingga tidak ketinggalan zaman, Ketiga, masuknya modal baru untuk pembangunan negara, Keempat, berdirinya perusahaan asing yang dapat menambah pemasukan negara melalui pajak penghasilan, Kelima, permintaan dalam fluktuasi bunga dan permintaan valas. Dan masih banyak lain manfaat kerjasama dengan investor asing.

Data investasi yang di rilis oleh United Nations Conference on Trade and Development menunjukkan bahwa dari porsi akumulasi investasi, Indonesia menempati peringkat ke 25 dari 238 negara pada tahun 2011. Porsi investasi asing di Indonesia tercatat sebesar 0.84% terhadap total investasi asing di seluruh dunia, meski masih di bawah Singapura (2.54%), di kawasan ASEAN Indonesia sudah mengungguli negara-negara tetangga lain seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Secara umum, negara-negara berkembang mengalami peningkatan share akumulasi investasi asing. Pada saat yang sama, negara-negara maju mengalami penurunan. Amerika Serikat misalnya yang pada akhir dekade 1990an sempat mencatat share investasi asing hampir 40%, pada tahun 2011 jumlah tersebut turun menjadi hanya 17.17%.

Dengan kondisi prospek ekonomi beberapa negara di Eropa yang masih belum menentu, tren arus investasi seperti di atas kemungkinan masih akan berlanjut. Lebih lanjut mengenai data investasi di Indonesia. Menurut BKPM pada 2012, nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar USD 24.5 miliar atau sekitar Rp 240 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD 19.4 miliar (tumbuh sekitar 26%). Angka investasi di tahun 2011 itupun mengalami peningkatan cukup tinggi dibanding 2010 yang mencapai USD 16.2 miliar (tumbuh sekitar 20%).

Meski cukup tinggi dilihat dari aspek pertumbuhan, porsi investasi asing terhadap PDB di Indonesia sebenarnya masih sangat kecil, masih di bawah 3% (2.46% di 2010, 2.57% di 2011, dan 2.92% di 2012 berdasar data BKPM tadi). Sementara menurut WorldBank proporsi investasi asing di Indonesia terhadap PDB mencapai 0.9% (2009), 1.94% (2010), 2.14% (2011). Bandingkan dengan Singapura yang mencapai lebih dari 18% di 2011. Dibanding beberapa negara tetangga proporsinya juga masih ada di bawah Thailand (sekitar 3%) dan Malaysia (hampir 4%). Dari aspek ini dapat dilihat sebenarnya ekonomi Indonesia masih membutuhkan banyak bantuan dari investasi asing. Dengan besaran investasi asing di atas, ditambah faktor kekuatan ekonomi domestik, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang dapat diambil adalah:

1. Sepenting apakah pengaruh investasi asing dalam perkembangan perekonomian Indonesia ?

2. Bagaimana dampak investasi asing pada perekonomian Indonesia ?

3. Bagaimana kendala investasi asing di Indonesia ?

4. Bagaimana pola pergeseran Investasi dari sektor primer ke sektor pengolahan ?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui seberapa penting Investasi pada perekonomian Indonesia

2. Untuk mengetahui dampak investasi asing pada perekonomian Indonesia.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala investasi asing di Indonesia.

4. Untuk mengetahui pola pergeseran investasi dari sektor primer ke pengolahan

1.4. TINJAUAN LITERATUR

Dari jurnal yang telah dibaca ada beberapa poin yang penting yang disampaikan:

Untuk kembali menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia maka pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan mengambil kebijakan ekonomi dengan melakukan pinjaman terhadap negara atau lembaga-lembaga keuangan internasional.Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan. Investasi asing dianggap lebih menguntungkan karena tidak memerlukan kewajiban pengembalian kepada pihak asing seperti halnya hutang luar negeri.

Bahwa beberapa studi menemukan beberapa hal yang menjadi permasalahan investasi. Laporan Bank Dunia mengenai iklim investasi (World Bank, 2005) mengatakan terdapat empat faktor terpenting dalam menarik investasi, antara lain stabilitas ekonomi makro, tingkat korupsi, birokrasi, dan kepastian kebijakan ekonomi.

Pada masa Orde Baru, investasi asing, khususnya utang luar negeri, secara faktual ditempatkan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan, meskipun secara normatif harus ditempatkan sebagai sumber tambahan. Kenyataan inilah yang menyebabkan bahaya tersembunyi yang secara inheren melekat pada pola pembangunan yang didorong modal asing. Apabila posisi ketergantungan semakin besar, semakin besar pula resiko terkait yang harus dihadapi oleh sistem ekonomi global dalam bentuk ketergantungan terhadap modal asing. Kebijakan untuk meningkatkan kontribusi utang luar negeri, tabungan domestik serta investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut :

Upaya penarikan investasi asing ke Indonesia perlu ditingkatkan.

Perlu diupayakan mobilisasi dana dari dalam negeri.

Pengertian Investasi AsingMenurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 pengertian investasi asing adalah:

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.

3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.

Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung dikenal dengan Penanaman Modal Asing, merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing atau investasi seringkali diartikan dalam pengertian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak pada cakupan dari makna yang dimaksudkan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Peranan modal asing dalam pembangunan telah lama diperbincangkan oleh para ahli ekonomi pembangunan. Secara garis besar, pemikiran mereka adalah sebagai berikut. Pertama, sumber dana eksternal yaitu modal asing dapat dimanfaatkan oleh negara yang sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perubahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif).

Investor dapat dibagi menjadi 2, yaitu investor domestik dan investor asing. Investor domestik merupakan investor yang berasal dari dalam negeri, sedangkan investor asing berarti investor yang berasal dari negara asing.

Investasi Asing

Investasi Asing dibagi menjadi dua yaitu :

1. Investasi Asing LangsungInvestasi asing langsung adalah investasi yang langsung ditanamkan dengan mendirikan perusahaan di industri atau bidang usaha tertentu seperti pertambangan, properti, pertanian, dan lain sebagainya. Investasi di sektor riil sangat penting karena dapat memberi manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja, pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, pertumbuhan industri, dan penggarapan berbagai sumber daya ekonomi.

1. Investasi asing tidak langsungInvestasi tidak langsung banyak dilakukan dalam bentuk saham korporasi, surat obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN). Banyaknya dana asing dari investasi ini memang telah menguatkan nilai rupiah, namun penguatan tersebut tidak ada artinya apabila tidak membawa dampak positif bagi sektor riil dan rakyat.

Landasan hukum penanaman modal di Indonesia oleh Undang-undang No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing. Masuknya modal asing bagi perekonomian Indonesia merupakan tuntutan keadaan bagi ekonomi maupun politik Indonesia. Di mana investasi melalui modal asing secara langsung lebih baik dari pada penarikan dana melalui pinjaman luar negeri, sebab melalui penanaman modal asing secara langsung, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat di kontrol lebih mudah sebab para investor asing berada pada kekentuan hukum di Indonesia, sedangkan melalui pinjaman luar negeri Indonesia akan lebih memperoleh sisi negatif sebab melalui pinjaman luar negeri Indonesia akan di kenai aturan-aturan yang berasal dari pihak pemberi pinjaman.

Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar yang memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga keuangan seperti saham dan obligasi. Dalam Keppres No. 60 tahun 1998, pasar modal dipahami sebagai bursa yang menjadi sarana mempertemukan penawaran dan permintaan efek (saham, sertifikat saham dan obligasi).

Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai sumber penghimpun dana masyarakat

2. Sebagai peendorong perkembangan investasi

3. Sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan

4. Sebagai sarana alternatif investasi bagi investor

Obligasi merupakan surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu bulan dan memiliki tingkat suku bunga yang berubah-ubah. Surat hutang ini dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan menarik dana dari investor dalam negeri dan investor asing yang dapat digunakan untuk pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanja.

Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang.

Di dalam dunia keuangan, investor adalah orang atau lembaga yang melakukan suatu investasi atau dapat diartikan sebagai orang yang memiliki dana lebih untuk diinvestasikan ke dalam pembelian surat berharga keuangan.

Pengertian Pertumbuhan EkonomiDefinisi pertumbuhan ekonomi adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi diukur dalam

bentuk perkembangan ekonomi dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional riil perekonomian selama satu periode jangka panjang.

Pembangunan ekonomi sebagai peningkatan pendapatan per kapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan GDP atau GNP pada suatu tahun tertentu adalah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk, atau perkembangan GDP atau GNP yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh perombakan dan modernisasi struktur ekonominya.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, yang diukur dengan menggunakan indikator PDB. Permasalahan utang luar negeri sudah menjadi salah satu sumber ancaman bagi kondisi perekonomian makro Indonesia. Bagi negara berkembang, utang luar negeri adalah variabel yang bisa saja mendorong perekonomian sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi. Mendorong perekonomian maksudnya jika hutang-hutang tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan investasi dibidang pembangunan yang pada akhirnya dapat mendorong suatu perekonomian, sedangkan menghambat pertumbuhan apabila utang-utang tersebut tidak dipergunakan secara maksimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan dan integritas atas penanggung jawab utang-utang itu sendiri.

Produk Domestik Bruto (PDB) atau GDP (Gross Domestic Product) adalah nilai barang atau jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing yang ada di negara tersebut

BAB II

PEMBAHASAN

PENGARUH INVESTASI ASING TERHADAP EKONOMI INDONESIA

Indonesia tmengupayakan pembangunan ekonomi guna meningkatkan kemajuan perekonomian negara. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan menggencarkan investasi atau mengajak masyarakat untuk giat menghimpun dana di pasar modal. Selain itu, munculnya banyak investor di Indonesia juga dilandasi oleh UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Berdasarkan undang-undang tersebut jelas sudah Indonesia memberikan kebebasan kepada investor domestik maupun investor asing untuk menanamkan modalnya dalam melakukan kegiatan usahanya di wilayah Indonesia. Sehingga jelas perusahaan Indonesia diperbolehkan untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing dalam mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis.

Semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya di indonesia, itu berarti dalam sektor industri mengalami pertumbuhan. Sehingga semakin luas kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia, serta Indonesia sedikit demi sedkit mampu mengurangi ketergantungannya terhadap negara lain. Dari segi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan.

Pemerintah indonesia sepakat mengeluarkan surat berharga berupa obligasi maupun saham dengan tujuan untuk memanbah pendapatan negara serta menutupi defisit yang dialami oleh APBN Indonesia. Peranan obligasi yaitu memberikan sumbangsih dalam penambahan modal untuk kegiatan pembangunan yang membutuhkan dana tidak sedikit. Di samping itu Indonesia mendapatkan tambahan pemasukan dari segi pajak, apabila pada saat Indonesia membayar bunga obligasi pada negara yang bersangkutan. Di sisi lain pemerintah Indonesia juga membuka kesempatan kepada investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan cara turut serta dalam transaksi jual beli saham yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dari sebagian saham yang dimiliki oleh investor asing maka pertumbuhan industri akan semakin cepat. Dalam pendapatan negara, dividen yang diterima oleh investor asing akan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan sebagaimana mestinya.

Peranan lain dari investasi asing adalah sebagai berikut :1. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

2. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan struktural agar menjadi lebih baik lagi.

3. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan.

4. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu mengurangi pengangguran.

5. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.

6. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari sebelumnya.

7. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh penanam modal.

Secara garis besar, penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima. Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif. Kelima, bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya.

Selama ini investor domestik di negara sedang berkembang enggan melakukan usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor asing akan sangat mendukung merintis usaha. Hal ini menunjukkan bahwa modal asing cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja dan pendapatan nasional.

DAMPAK INVESTASI ASING TERHADAP EKONOMI INDONESIA

Investasi asing dapat memberikan manfaat tetapi kadangkala investasi asing mempunyai dampak negatif yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah. Investasi asing dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di masyarakat Indonesia selain itu investasi asing juga mengurangi ketergantungan yang berlebihan yang terjadi di Negara Indonesia.

1. Dampak Positif Investasi asingPemerintah merapkan peraturan bahwa investor asing dapat menanamkan modalnya di Indonesia dengan penuh pertimbangan, demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Karena dengan adanya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia itu berti banyak memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia.

Berikut ini dipaparkan beberapa manfaat dari adanya investasi asing, antara lain:

1. Masuknya modal baru untuk pembangunan

2. Menambah devisa negara

3. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga adanya pemasukan bagi negara berupa pajak penghasilan

4. Penyerapan tenaga kerja

5. Berpengalaman di bidang teknologi

6. Manajemen yang baik

7. Berpengalaman dalam perdagangan internasional (eksport-import)

8. Menciptakan permintaan produk dalam negeri sebagai bahan baku

9. Permintaan terhadap fluktuasi bunga bank dan valas

10. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah

Dengan masuknya modal asing, pemerintah dapat melakukan pembangunan. Pembangunan tersebut diantaranya perbaikan infrastruktur. Modal pembangunan infrastruktur tersebut diperoleh dari penerimaan pajak. Pajak tersebut diperoleh dari deviden dan bunga obligasi yang yang diterima oleh investor asing yang melakukan investasi di indonesia baik investasinya secara langsung maupun investasi tidak langsung yaitu berupa penanaman saham korporasi, surat obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN). Hal ini sudah diatur dalam undang-undang. Besarnya pajak yang sudah diatur pemerintah tersebut akan masuk ke APBN dan dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Jika infrastruktur di Indonesia baik maka akan berpengaruh pada mudahnya akses industri di Indonesia. Jika infrastruktur baik, dan industri Indonesia mendapatkan modal yang cukup sehingga mampu memproduksi barang sesuai permintaan konsumen.

1. Dampak Negatif Investasi AsingDengan masuknya investasi asing di Indonesia tidak selamanya akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan bagi bangsa Indonesia.

1. Perusahaan asing yang dikelola oleh pihak asing, maka kebijakan manajemennya sesuai dengan operasional perusahaan asing

2. Manajemen keuangan perusahaan asing bersifat tertutup, sehingga perusahaan tidak dapat diketahui sehat atau tidak

3. SDA yang dikelola asing dengan hak dan kewajiban sebagaimana diatur undang-undang, sering menimbulkan dampak lingkungan dan sosial dimana perusahaan baru tersebut akan didirikan

4. Bagi hasil (Product Sharing) tidak sebanding dengan kerusakan yang timbul dan harus ditanggung oleh pemerintah atau masyarakat itu sendiri.

5. Perusahaan asing mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan keuntungannya dibawa ke negaranya

6. Diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal

7. Manajemen produksi sulit untuk diawasi terutama dalam perkembangannya

8. Perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal

9. Sektor keuangan semakin tidak stabil

10. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

11. Memperburuk neraca pembayaran

12. Penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan oleh segelintir orang

Namun semua dampak negatif dari adanya penanaman modal asing di Indonesia sebenarnya itu dapat diminimalisir, apabila pemerintah dan masyarakat Indonesia mampu menangani dengan baik dan memetik pelajaran dari para investor asing tersebut.

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dari Pengaruh investor asing bagi peningkatan pembangunan ekonomi nasional berikut beberapaindikator keberhasilansuatu negara dalam melakukan pembangunan ekonomi, yaitu :

1. Pendapatan NasionalTelah disebutkan bahwa dengan adanya investasi asing di Indonesia, maka otomatis cadangan modal Indonesia akan bertambah dan kemiskinan akan berkurang. Hal tersebut tentu akan meningkatkan pendapatan nasional pula. Selain itu, adanya investor asing akan memacu munculnya perusahaan-perusahaan baru. Munculnya perusahaan baru akan menambah pendapatan nasional melalui penarikan pajak.

2. Pendapatan per KapitaPendapatan per kapita akan otomatis meningkat bila pendapatan nasional bertambah sedangkan jumlah penduduk tidak mengalami pertambahan.

3. Kesempatan KerjaSeperti yang telah penulis paparkan dalam landasan teori, investasi asing di sector riil akan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja. Dengan begitu, tingginya tingkat pengangguran di Indonesia juga dapat tertatasi.

4. Peranan Sektor Industri dan JasaInvestasi asing juga akan meningkatkan pertumbuhan industri dan jasa karena mendapat dorongan dari investor asing.

Selain dari kriteria keberhasilan pembangunan, peran investor asing juga membantu mewujudkan beberapa tujuan pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan hadirnya investor asing, maka akan menambah modal bagi perusahaan domestic. Dengan begitu, perusahaan-perusahaan besar akan muncul dan tentu akan meningkatkan outputnya

Data lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia berdasarkan asal negara:

NEGARAJUMLAH INVESTASIPRESENTASE (%)

1SINGAPURA1.5 Milliar23,8

2INGGRIS0.7 Milliar10,8

3JEPANG0.7 Milliar10,5

4TAIWAN0.6 Milliar9,8

5MAURITIUS0.6 Milliar9,6

6dan LAINNYA2.2 Milliar35,5

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Singapura merupakan negara yang paling besar dalam menanamkan investasinya di Indonesia, yakni sebesar US$1,5 miliar atau sebesar 23,8% dari porsi negara-negara lain yang menginvestasikan dananya ke Indonesia. Itu artinya bahwa investor dari Australia percaya pada Indonesia, bahwa modal yang ditanamkan di Indonesia bakal berkembang. Namun kasus yang terjadi untuk triwulan pertama pada tahun 2013 ini investasi asing di indonesia untyk sementara waktu di pegang oleh Jepang. Jepang mulai menanamkan modalnya diberbagai industri di Indonesia untuk dapat menguasai pangsa pasar Indonesia

Dari investasi asing tersebut oleh pemerintah Indonesia direalisasikan keberbagai sektor diantaranya untuk industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebanyak US$1,1 miliar atau 17,6%, pertambangan US$1,1 miliar atau 16,8%, transportasi, gudang dan telekomunikasi US$0,8 miliar atau 12,8%, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan US$0,7 miliar atau 10,3%, industri alat angkutan dan transportasilainnya US$0,5 miliar, atau 8,8%, dan lainnya US$2,1 miliar atau 22,7%.

Sedangkan realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek, adalah DKI Jakarta sebanyak US$1,2 miliar, Jawa Barat US$1,0 miliar, Kalimantan Timur US$0,7 miliar, Sulawesi Tengah US$0,6 miliar, dan Riau US$0,6 miliar.

Dari realisasi-realisasi di atas dapat dilihat bahwa investasi asing sangat berpengaruh banyak di beberapa sector di Indonesia. Untuk itu investasi asing memang sangat penting dalam pemodalan perusahaan perusahaan dan untuk membantu pemerintah memperoleh modal untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.Sepertidigunakanuntukperbaikaninsfrastrukturdanmembantudaerah-daerahterpencil di Indonesia.

Investasi asing juga berperan penting dalam sektor pertanian, contohnya dalam subsektor tanaman pangan dan perkebunan. Dari tahun 2010-2012 di subsektor tanaman pangan dan perkebunan ini mengalami peningkatan. Berikut grafik pertumbuhan investasi asing di sektor tanaman pangan dan perkebunan :

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor pangan mengalami pertumbuhan dari US$751 juta di 2010 menjadi US$1,601.9 juta di 2012. Sebaliknya, komitmen APBN 2013 untuk subsidi pupuk dan benih kepada petani masih rendah, yakni hanya sekitar Rp 17,7 triliyun.

Subsidi pupuk dan benih yang masih rendah menjadi salah satu penyebab pertanian di Indonesia kurang mampu bersaing dalam kualitas produk yang dihasilkan.Hal ini yang membuat investasi asing pada sektor pangan masih rendah meskipun pada tahun 2012 tercatat mengalami kenaikan.

Tingkat Investasi asing di Indonesia mulai merangkak naik terjadi mulai tahun 2007, mungkin itu dikarenakan adanya perdagangan bebas.

Keterkaitan PDB dengan investasi asing yang masuk ke Indonesia

Pada dasarnya yang dibutuhkan negara berkembang adalah modal, yang merupakan suatu syarat utama dalam mencapai kemajuan ekonomi. Dengan adanya modal para pelaku ekonomi dapat meningkatkan kapasitas produksinya, namun jika para pelaku pasar kekurangan modal itu akan menyebabkan terhambatnya proses produksi serta dapat menimbulkan masalah masalah lain.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Apabila investasi asing yang masuk ke indonesia banyak maka tingkat produksi dalam negeri dapat meningkat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyasrakat. Tingkat PDB dalam negeri yang diperoleh akan meningkat. Hal ini disebabkan produk yang diproduksi besar, permintaan konsumen meningkat, pendapatan meningkat sehingga PDB meningkat.

Berikut Grafik Realisasi PMA dan PMDN Indonesia :

Sumber: BKPM, 2012

Jumlah Investasi sampai akhir tahun 2012 untuk PMA mencapai 21.89 milyar USD dan PMDN mencapai 79.22 Triliun IDR. Pada tahun 2008, investasi PMA naik sedangkan PMDN menurun karena terjadinya kenaikan harga BBM akibat penurunan subsidi, sedangkan tahun 2009 investasi PMA menurun akibat krisis global yang dimulai akhir tahun 2009. Dengan normalnya kondisi ekonomi global dan perbaikan iklim investasi tahun 2010, jumlah investasi tahun 2010 meningkat lebih dari 50 persen, dimana hal ini terus meningkat sepanjang tahun 2011-2012. Dari demand side, pertumbuhan ekonomi meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan total nilai investasi swasta, baik melalui PMA maupun PMDN.

Dari sisi pengeluaran (demand side), pertumbuhan ekonomi ditopang dari kegiatan

perdagangan, di mana pertumbuhan ekspor mencapai 14.1 persen walaupun laju pertumbuhan ekspor mengalami kontraksi dibandingkan tahun 2010, sedangkan impor mengalami laju pertumbuhan yang konstan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi 2011 ditopang oleh pertumbuhan ekspansif investasi sebesar 9.5 persen, di mana tahun 2009-2010 pertumbuhannya hanya sebesar 3.3 dan 8.5. Namun demikian, kontibusi utama dalam pembentukan PDB dari demand side didominasi oleh konsumsi masyarakat sebesar 54.89 persen, yang diikuti pembentukan modal bruto sebesar 35.83 persen.

KENDALA INVESTASI ASING DI INDONESIA

Secara teoritis ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa investor-investor dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang yakni,The Product Cycle Theory dan The Industrial Organization Theory of Vertical Organization.The Product Cyrcle Theoryyang dikembangkan oleh Raymond Vermon ini menyatakan bahwa setiap teknologi atau produk berevolusi melalui tiga fase : Pertama, fase permulaan, kedua, fase perkembangan proses dan ketiga, fase standardisasi. Dalam setiap fase tersebut sebagai tipe perekonomian negara memiliki keuntungan komparatif (Comparative advantage).The Industrial Organization Theory of Vertical Integrationmerupakan teori yang paling tepat untuk diterapkan pada new multinasionalism dan pada investasi yang terintegrasi secara vertikal. Pendekatan teori ini berawal dari penambahan biaya-biaya untuk melakukan bisnis diluar negeri (dengan investasi) harus mencakup biaya-biaya lain yang harus dipikul lebih banyak daripada biaya yang diperuntukkan hanya untuk sekedar mengekspor dari pabrik-pabrik dalam negeri. Oleh karena itu perusahaan itu harus memiliki beberapa kompensasi atau keunggulan spesifik bagi perusahaan seperti keahlian teknis manajerial keadaan ekonomi yang memungkinkan adanya monopoli.

Menurut teori ini, investasi dilakukan dengan cara integrasi secara vertikal yakni dengan penempatan beberapa tahapan produksi di beberapa lokasi yang berbeda-beda di seluruh dunia. Motivasi utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain. Di samping itu motivasi yang lain adalah untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-perusahaan lain, artinya dengan investasinya di luar negeri ini berarti perusahaan-perusahaan multinasional tersebut telah merintangi persaingan-persaingan dari negara lain sehingga monopoli dapat dipertahankan. Motif utama modal internasional baik yang bersifat investasi modal asing langsung (foreign direct investment) maupun investasi portofolio adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di negara sendiri melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan yang lebih menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik. Untuk menarik arus modal yang signifikan ke suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor:Iklim investasi yang kondusifdanProspek pengembangan di negara penerima modal.Dilihat dari kedua faktor di atas, maka tampaknya arus modal asing justru lebih banyak mengalir ke negara-negara maju daripada ke negara-negara berkembang.

Aliran modal ke negara-negara berkembang masih dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :a.Tingkat perkembangan ekonomi negara penerima modal.

b.Stabilitas politik yang memadai.

c.Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan investor.

d. Aliran modal cenderung mengalir ke Negara-negara dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi.

Adanya keengganan masuknya investasi asing dan adanya indikasi relokasi investasi ke negara lain disebabkan karena tidak kondusifnya iklim investasi di Indonesia dewasa ini.Apabila ditinjau dari Undang-Undang Penanaman Modal, sudah dapat dikatakan bahwa Undang-undang tersebut mencakup semua aspek penting, seperti pelayanan, koordinasi, fasilitas, hak dan kewajiban investor, ketenagakerjaan, dan sector-sektor yang dapat dimasuki investor. Hal tersebut diupayakan secara maksimal agar terjad peningkatan investasi di Indonesia dari sisi pemerintah dan kepastian berinvestasi dari sisi pengusaha/investor.Beberapa poin penting dalam Undang-Undang Penanaman Modal, diantaranya adalah pada bab I pasal 1 Nomer 10 terkait pelayanan terpadu satu pintu. Yang artinya bahwa system pelayanan tersebut diharapkan dapat mengakomodasi keinginan investor/pengusaha untuk memperoleh pelayanan yang lebih efisien, mudah, dan cepat. Sehingga bagi manca Negara yang ingin berinvestasi disebuah wilayah Indonesia, tidak perlu lagi menunggu dengan waktu yang lama untuk memperoleh izin berinvestasi di Indonesia, bahkan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pajak maupun pungutan lain akibat panjangnya jalur birokrasi.Kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal yang terdapat dalam pasal 4 Nomer 2b, belum sepenuhnya terlaksana. Hasil studi LPEM-FEUI (2001) menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi pengusaha dalam melakukan investasi di Indonesia selain persoalan birokrasi, ketidakpastian biaya investasi yang harus dikeluarkan serta perubahan peraturan pemerintah daerah yang tidak jelas atau muncul tiba-tiba, juga kondisi keamanan, social dan politik Indonesia. Bahkan,World Economic Forum(2007), menunjukkan dari 131 negara, Indonesia berada dalam urutan ke-93 mengenai perlindungan bisnis.

Kendala perijinan penanaman modal di Indonesia, juga menjadi penghambat. Karena izin investasi tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi harus menjadi satu paket dengan izin-izin lain yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan usaha dan menentukan untung-ruginya suatu usaha. Misalnya di sector perhotelan, jumlah izin yang diperlukan mencapai 37 buah, karena setiap bagian dari hotel harus memiliki izin khusus dari departemen yang terkait. Kondisi perizinan penanaman modal yang rumit ini, seringkali membuat para penanam modal membatalkan niatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Meskipun pelayanan terpadu satu pintu sudah diterapkan.

Hasil surveyWorld Economic Forum(WEF) tahun 2007 menunjukkan, bahwa 8.5% dari jumlah pengusaha di Indonesia yang menjadi responden mengatakan bahwa permasalahan utama mereka adalah peraturan ketenagakerjaan yang restriktif, 10.7% mengeluhkan ketidakstabilan kebijakan, dan 16.1% mempermasalahkan birokrasi yang tidak efisien.Khusus masalah birokrasi, yang tercerminkan oleh antara lain prosedur administrasi dalam mengurus investasi seperti perizinan, peraturan atau persyaratan lainnya yang berbelit-belit dan langkah prosedurnya yang tidak jelas. Hal ini merupakan masalah klasik yang membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia. Sehingga permalahan ini menjadi kendala tertinggi penanaman modal asing di Indonesia. Masalah ini bukan hanya membuat banyak waktu yang terbuang, tetapi besarnya biaya yang harus ditanggung calon investor. Diantara negara-negara ASEAN, hasil survey WEF menunjukkan Indonesia berada pada posisi ke-3 setelah Singapura dengan birokrasi yang paling efisien atau biaya birokrasi paling murah (tidak hanya di ASEAN tetapi juga dunia menurut versi WEF) dan Malaysia.

Pergeseran Pola Investasi dari Sektor Primer ke Sektor Pengolahan

Pola investasi di Indonesia baik dari mancanegara maupun dari dalam negeri mulai bergeser dari sektor primer ke sektor pengolahan dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini. Demikian juga sasaran investasi yang semua berpusat di Jawa kini mulai bergeser ke luar pulau Jawa. Pemerintah mulai memberikan sejumlah insentif untuk menarik investor menanamkan modalnya di luar jawa. Pergeseran sasaran investasi itu sekaligus dilakukan untuk mengatasi ketertinggalan infrastruktur di luar Jawa, apalagi belanja infrastruktur sudah mencapai 5 persen dari produk domestik bruto. Pemerintah menggulirkan reformasi struktural untuk terus mendorong investasi sektor pengolahan yang berkelanjutan, Indonesia tidak ingin terus bergantung pada eksport bahan mentah, tetapi eksport berbasis nilai tambah. Ini terbukti meningkatkan daya saing yang dampaknya sudah mulai terlihat.

Saat ini investasi di sektor primer hanya sekitar 35 persen sampai 40 persen. Sebagian besar investasi merupakan investasi sektor pengolahan. Realisasi penanaman modal dalam negeri juga meningkat, 7 tahun lalu PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) hanya 15 persen dari total investasi namun sekarang sudah mencapai 50 persen. Tahun 2014 investasi ditargetkan menembus 450 Triliun naik 15% dibandingkan realisasi investasi 2013 sebesar 390 Triliun. Peneliti ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menjelaskan pergeseran pola investasi itu merupakan dampak pilihan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kontribusi kebijakan hilirisasi, misalnya, berkontribusi positif terhadap restrukturisasi investasi di Indonesia.

Namun, insentif yang diberikan sebagai penyeimbang belum terpenuhinya prasyarat dasar investasi terlalu besar. Prasyarat dasar investasi antara lain iklim yang kondusif, infrastruktur, kepastian hukum, perizinan, dan ketenaga kerjaan.

Investasi Asing pada Otonomi Daerah

Sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat mengeluarkan keppres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pemgurusan izin usaha. Terkait masalah birokrasi yang berbelit-belit, kemudian diperparah dengan banyaknya peraturan pemerintah atau keputusan presiden tidak dapat berjalan efektif karena adanya tarik-menarik kepentingan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang semuanya merasa paling berkepentingan atas penanaman modal di daerah. Dalam kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah baik ditingkat provinsi, kabupaten, kota diberikan kewenangan dalam bidang penanaman modal. Hal itulah yang mendasari munculnya keppres tersebut.

Sebelum pelaksanaan otonomi daerah, pengurusan izin usaha dilakukan oleh BKPM untuk pemerintah pusat dan BKPMD untuk pemerintah daerah. Namun setelah otonomi daerah, terjadi ketidakjelasan mengenai pengurusan izin usaha/investasi, juga terjadi tarik-menarik antara kegiatan BKPM dengan BKPMD serta instansi-instansi pemerintah daerah lainnya yang menangani kegiatan investasi. Sejak penerapan otonomi daerah hingga kini banyak pemberitaan di media massa yang menunjukkan bahwa disejumlah daerah kewenangan penanaman modal digabung dengan dinas perindustrian dan perdagangan, atau bagian perekonomian. Ada beberapa daerah yang membentuk suatu dinas khusus untuk mengurus penanaman modal. Banyak kabupaten/kota bahkan yang sangat serius dalam menciptakan iklim berinvestasi yang kondusif dengan membentuk kantor pelayanan satu atap. Di Jepara dan Yogyakarta misalnya, menurut majalah Swasembada (2004), dengan system satu atap ini surat perizinan usaha dapat diperoleh dalam waktu rata-rata 5 hari hingga 1 minggu. Tetapi sayangnya masih lebih banyak daerah yang belum mapu merumuskan kebijakan atau regulasi sendiri, sehingga masih terikat dengan kebijakan pemerintah pusat dalam hal penanaman modal.

Hasil survey LPEM-FEUI tahun 2001 menunjukkan bahwa menurut responden Pemda, lama waktu pengurusan izin usaha baru apabila semua persyaratan dipenuhi dapat dikeluarkan paling lama dalam 3 bulan. Sementara itu, dari sisi pelaku usaha, waktu yang diperlukan untuk mengurus izin usaha baru adalah antar 1-3 bulan (44%), dan antara 3-6 bulan (21.5%).

Dari realita tersebut, ada baiknya pemerintah pusat membantu sungguh-sungguh upaya pemerintah daerah dalam menyederhanakan proses perizinan penanaman modal di daerah. Alaupun ada seumlah daerah seperti Jepara dan Yogyakarta telah berhasil membuat pelayanan satu atap, namun masih banyak lagi daerah yang bahkan sama sekali tidak tahu bagaimana memulai pembangunan satu atap. Juga di daerah-daerah yang sama sekali tidak ada kesamaan visi dari lembaga-lembaga pemerintah, ditambah lagi tidak ada keseriusan dari Bupati, sangat sulit diharapkan daerah-daerah tersebut dapat membangun pelayanan satu atap.

Penanaman Modal Dalam Negeri

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal.Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI, badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Latar Belakang PMDN Penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional adalah untuk mempertinggi kemakmuran rakyat, modal merupakan faktor yang sangat penting dan menentukanPerlu diselenggarakan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan , pemnbangunan dalam bidang produksi barang dan jasa Perlu diciptakan iklim yang baik, dan ditetapkan ketentuan-ketentuan yang mendorong investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia Dibukanya bidang-bidang usaha yang diperuntukan bagi sektor swasta Pembangunan ekonomi selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat Indonesia sendiri Untuk memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh orang asing Penanaman modal (investment), penanaman uang atau modal dalam suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usaha tsb. Investasi sebagai wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk dapat memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif Pasal 1 angka 2 UUPM meneyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI, badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 UUPM) Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha yang ada di Indonesia Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah . midal: yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan Negara PMDN di luar bidang-bidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta nasional. Misalnya : perikanan,perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal Negara dan modal swasta nasional. Misal: di bidang telekomunikasi,perkebunan

Faktor Faktor yang Mempengaruhi PMDN Potensi dan karakteristik suatu daerah Budaya masyarakat Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional Peta politik daerah dan nasional Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

Syarat-syarat PMDN Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia (Ps 1:1 UU No. 6/1968) baik langsung maupun tidak langsung Pelaku Investasi : Negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau dirintis oleh pemerintah Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dll Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing daerah Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)

Tata Cara PMDN Keppres No. 29/2004 ttg penyelenggaraan penanam modal dalam rangka PMA dan PMDN melalui system pelayanan satu atap.

Meningkatkan efektivitas dalam menarik investor, maka perlu menyederhanakan system pelayanan penyelenggaraan penanaman modal dengan metode pelayanan satu atap. Diundangkan peraturan perundang-undnagan yang berkaitan dengan otonomi daerah, maka perlu ada kejelasan prosedur pelayanan PMA dan PMDN BKPM. Instansi pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN Pelayanan persetujuan, perizinan, fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN dilaksanakan oleh BKPM berdasarkan pelimpahan kewenagan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Dept yang membina bidang-bidang usaha investasi ybs melalui pelayanan satu atap Gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya dapat melimpahkan kewenangan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal kepada BKPM melalui system pelayanan satu atap; Kepala BKPM dalam melaksanakan system pelayanan satu atap berkoordinasi dengan instansi yang membina bidang usaha penanaman modal Segala penerimaan yang timbul dari pemberian pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal oleh BKPM diserahkan kepada isntansi yang membidangi usaha penanaman modal

PMDN MeningkatBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal dalam negeri selama Januari-September 2010 mencapai Rp38,5 triliun, naik Rp10,3 triliun dibanding periode yang sama tahun 2009.Wakil Kepala BKPM Yusan di Jakarta, Minggu (31/10), mengatakan, nilai realisasi investasi dalam negeri selama periode Januari-September 2010 juga lebih tinggi dibanding total realisasi penanaman modal dalam negeri selama tahun 2008 dan 2007.Menurut dia, nilai investasi dalam negeri selama tahun 2008 sekitar Rp20 triliun dan pada 2007 sebanyak Rp34,8 triliun.Menurut data BKPM, investasi dalam negeri pada sektor tanaman pangan dan perkebunan merupakan yang paling besar, mencakup 76 proyek dengan nilai total Rp4,5 triliun, kemudian disusul investasi bidang transportasi, gudang dan telekomunikasi yang terdiri atas 13 proyek dengan nilai total Rp3,1 triliun.Sementara investasi dalam negeri pada sektor industri makanan terdiri atas 34 proyek dengan nilai Rp2,8 triliun; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi meliputi 20 proyek bernilai total Rp1,4 triliun; dan investasi pada sektor jasa lain berjumlah 33 proyek bernilai total Rp1,1 triliun.Lokasi penanaman modal dalam negeri paling banyak berada di Kalimantan Tengah (Rp2,8 triliun dengan 23 proyek); DKI Jakarta (Rp2,5 triliun, 27 proyek); Jawa Barat (Rp1,9 triliun, 41 proyek); Kalimantan Timur (Rp1,8 triliun, 20 proyek) dan Jawa Timur (Rp1,8 triliun, 30 proyek).

Penanaman Modal Asing (PMA)Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

Fungsi Penanaman Modal Asing bagi Indonesia Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan struktural agar menjadi lebih baik lagi. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu mengurangi pengangguran. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari sebelumnya. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh penanam modal.

Tujuan Penanaman Modal Asing1) Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain.2) Untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-perusahaan lain3) Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di negara sendiri melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan yang lebih menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik.4) Untuk menarik arus modal yang signifikan ke suatu negarad) Faktor yang Mempengaruhi Berkurangnya PMA1) Instabilitas Politik dan Keamanan.2) Banyaknya kasus demonstrasi/ pemogokkan di bidang ketenagakerjaan.3) Pemahaman yang keliru terhadap pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah serta belum lengkap dan jelasnya pedoman menyangkut tata cara pelaksanaan otonomi daerah.4) Kurangnya jaminan kepastian hukum.5) Lemahnya penegakkan hukum.6) Kurangnya jaminan/ perlindungan Investasi.7) Dicabutnya berbagai insentif di bidang perpajakkanMasih maraknya praktek KKN9) Citra buruk Indonesia sebagai negara yang bangkrut, diambang disintegrasi dan tidak berjalannya hukum secara efektif makin memerosotkan daya saing Indonesia dalam menarik investor untuk melakukan kegiatannya di Indonesia.10) Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

Hal Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam PMA

Bagi Investor Adanya kepastian hukum. Fasilitas yang memudahkan transfer keuntungan ke negara asal. Prospek rentabilitas, tak ada beban pajak yang berlebihan. Adanya kemungkinan repatriasi modal (pengambilalihan modal oleh pemerintah pusat dan daerah) atau kompensasi lain apabila keadaan memaksa. Adanya jaminan hukum yang mencegah kesewenang-wenangan.

Bagi Penerima Investasi Pihak penerima investasi harus sadar bahwa kondisi sosial, politik, ekonomi negaranya menjadi pusat perhatian investor. Dicegah tindakan yang merugikan negara penerima investasi dalam segi ekonomis jangka panjang dan pendek. Transfer teknologi dari para investor. Pelaksanaan investasi langsung atau investasi tidak langsung betul-betul dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan (mutual benefit) dan terutama pembangunan bagi negara/ daerah penerima.

Faktor Penarik Investor AsingTransparansi pasar keuangan dalam informasi yang terpercaya yang mengalir dalam suatu aliran yang stabil. Tidak adanya transparansi selama proses investasi dapat sangat membatasi rentang perhatian para investor asing.Pasar finansial yang terbuka harus dibebaskan dari kendali pemerintah langsung dan perdagangan bawah tangan (insider trading).Adanya aturan hukum para ahli ekonomi yang telah disepakati.Nilai tukar yang fleksibel. Sehingga memudahkan para investor untuk berinvestasi.

Ada beberapa teori yang di kemukakan oleh beberapa ahli untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing, yaitu seperti :

Alan M. Rugman (1981)Menyatakan bahwa penanaman modal asing dipengaruhi oleh variable lingkungan dan variable internalisasi. Variable lingkungan sering kali disebut keunggulan spesifik negara atau faktor spesifik. Sedangkan variable internalisasi atau keunggulan spesifik perusahaan merupakan keunggulan internal yang dimiliki perusahaan multinasional.

Vernon (1966)Menjelaskan penanaman modal asing dengan model yang disebut model siklusproduk.dalammodel ini introduksi dan pengembangan produk baru di pasar melalui tiga tahap :

Dalam tahap satu, pada waktu produk pertama kali di kembangkan dan di pasarkan,di perlukan suatu hubungan yang erat antara kelompok desain, produksi dan pemasaran dari perusahaan dan pasar yang akan di layani oleh produk itu.

Dalam tahap dua, pada waktu pasar di negara lain mengembangkan karakteristik serupa dengan yang di pasar dalam negeri, produk tersebut akan di ekspor ke luar negeri.

Dalam tahap tiga, produk telah terbuat lebih baik dengan desain yang di standardisasi.

John Dunning (1977)Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing melalui teori ancangan eklektis. Teori ekletis menetapkan suatu set yang terdiri dari tiga persyaratan yang di butuhkan bila sebuah perusahaan aakan berkecimpung dalam penanaman modal asing yaitu, keunggulan spesifik perusahaan, keunggulan internalisasi, dan keunggulan spesifik negara.

Menurut Salomon Brothers, walaupun pinjaman luar negerinya di anggap relatif tinggi, Indonesia dapat mengelolanya dengan baik, hampir semua pinjaman pemerintah berjangka menengah dan panjang dan hampir separuhnya merupakan pinjaman lunak dengan syarat-syarat konsensional. Walaupun penurunan rasio cukup lamban, kecendurungannya cukup baik terutama rasio antara pinjaman dan EGS & I (export of goods and service). Menurut salomon brothers, hal yang sangat penting dilakukan dan merupakan pilihan yang klasik adalah program pinjaman absolut melalui peningkatan export dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, baik untuk investor dalam negri maupun asing.

Menurut Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing.Pertama, kelompok yang mendukung modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah, ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan.Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan tingkat tabungan dan investasi domestik.

Minat Investasi Asing MeningkatBerbagai negara termasuk Amerika Serikat telah menyatakan minatnya meningkatkan investasi di Indonesia. Penanaman modal asing (PMA) di Indonesia kini mencakup 85 persen dari total investasi di Indonesia, dan jumlah PMA ini berpotensi besar untuk terus tumbuh.

Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa berpendapat Indonesia masih termasuk negara tujuan investasi baik dari investor lokal maupun asing. Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengungkapkan Amerika Serikat juga merupakan negara yang sangat berpotensi meningkatkan investasi di Indonesia.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga Januari-Juni 2010 minat investasi atau pendaftaran investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai US$ 3,450 miliar dengan jumlah proyek 885 proyek. BKPM juga mencatat investor yang sudah mengantongi izin prinsip untuk PMA sebanyak 142 proyek senilai US$ 5,176 miliar dengan 125 proyek.

Hingga Maret 2010 realisasi investasi di Indonesia mencapai 42 trilyun rupiah terdiri dari 574 proyek. Dari angka tersebut, PMA mencapai 36 trilyun rupiah dan investasi lokal mencapai 6 trilyun rupiah.

Ada beberapa teori yang di kemukakan oleh beberapa ahli untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing, yaitu seperti :

Alan M. Rugman (1981)Menyatakan bahwa penanaman modal asing dipengaruhi oleh variable lingkungan dan variable internalisasi. Variable lingkungan sering kali disebut keunggulan spesifik negara atau faktor spesifik. Sedangkan variable internalisasi atau keunggulan spesifik perusahaan merupakan keunggulan internal yang dimiliki perusahaan multinasional.

Vernon (1966)Menjelaskan penanaman modal asing dengan model yang disebut model siklusproduk.dalammodel ini introduksi dan pengembangan produk baru di pasar melalui tiga tahap :

Dalam tahap satu, pada waktu produk pertama kali di kembangkan dan di pasarkan,di perlukan suatu hubungan yang erat antara kelompok desain, produksi dan pemasaran dari perusahaan dan pasar yang akan di layani oleh produk itu.

Dalam tahap dua, pada waktu pasar di negara lain mengembangkan karakteristik serupa dengan yang di pasar dalam negeri, produk tersebut akan di ekspor ke luar negeri.

Dalam tahap tiga, produk telah terbuat lebih baik dengan desain yang di standardisasi.

John Dunning (1977)Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing melalui teori ancangan eklektis. Teori ekletis menetapkan suatu set yang terdiri dari tiga persyaratan yang di butuhkan bila sebuah perusahaan aakan berkecimpung dalam penanaman modal asing yaitu, keunggulan spesifik perusahaan, keunggulan internalisasi, dan keunggulan spesifik negara.

Menurut Salomon Brothers, walaupun pinjaman luar negerinya di anggap relatif tinggi, Indonesia dapat mengelolanya dengan baik, hampir semua pinjaman pemerintah berjangka menengah dan panjang dan hampir separuhnya merupakan pinjaman lunak dengan syarat-syarat konsensional. Walaupun penurunan rasio cukup lamban, kecendurungannya cukup baik terutama rasio antara pinjaman dan EGS & I (export of goods and service). Menurut salomon brothers, hal yang sangat penting dilakukan dan merupakan pilihan yang klasik adalah program pinjaman absolut melalui peningkatan export dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, baik untuk investor dalam negri maupun asing.

Menurut Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing.Pertama, kelompok yang mendukung modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah, ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan.Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan tingkat tabungan dan investasi domestik.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari kasus diatas adalah bahwa Indonesia tidak bisa terlepas dari investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dalam melakukan perkembangan perekonomian Indonesia. Investasi asing sendiri mempunyai peranan yang penting untuk mendukung pertumbuhan maupun perkembangan perekonomian Indonesia.

Investasi asing dapat mendorong perekonomian sehingga dapat berdampak positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia jika investasi tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan investasi dibidang pembangunan yang pada akhirnya dapat mendorong suatu perekonomian, sedangkan menghambat pertumbuhan atau yang akan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia apabila investasi asing tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan dan integritas atas penanggung jawab investasi itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Chairul. 2003. PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA. Banda AcehAulia, Muhammad. 2013. PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, KETERSEDIAAN TENAGA KERJA, INFRASTRUKTUR DAN KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI KABUPATEN KENDAL. SemarangWahyuni, Dara. 2004. PERILAKU INVESTASI DI INDONESIA: JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG. YogyakartaSarwedi. 2002. INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. JemberArta, Yoga. 2013. PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN), DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH. SemarangYusof, Rohaila. 2011. PERKEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL DAN PERAN PENANAMAN MODAL ASING. MalaysiaRetno, Winarti. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FOREIGN DIRECT INVESTMENT) DI INDONESIASuryawati. 2000. PERANAN INVESTASI ASING LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA-NEGARA ASIA TIMUR. SemarangTambunan, Tulus. Daya Saing Indonesia dalam Menarik Investasi SaingDani, Ikarini. Tinjauan Yuridis Terhadap Penanaman Modal Asing IndonesiaHartono, Edi. 2009. Hubungan Insentif Pajak Dengan Iklim Investasi Bagi Perusahaan Penanaman Modal Asing di Sektor Industri Tekstil di IndonesiaRohmana, Yana. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Langsung di Indonesia