Ekosistem Darat
description
Transcript of Ekosistem Darat
. Ekosistem Darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memilki tipe vegetasi
dominan disebut bioma. Bioma adalah ekosistem darat yang khas
pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada
wilayah tersebut.
a. Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari
permukaan laut. Ciri lingkungannya, yaitu : intensitas cahaya
matahari tinggi, lama waktu siang kurang lebih sama dengan
malam, dan intensitas curah hujan tinggi (220-225 cm/tahun).
Memiliki ukuran dan bentuk tumbuhan yang beragam, hewan
yang beragam (gagak, kelelawar, ular, katak, dan monyet),
komposisi serangga yang paling beragam.
b. Padang rumput Padang rumput (stepa/prairie). Intensitas curah
hujan sedang (50-76 cm/tahun. Vegetasi padang rumput antara lain
rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup (bison, antelop,
serigala, elang, burung hantu, gajah dan badak). Tanah padang
rumput umumnya sangat subur sesuai untuk dijadikan lahan
pertanian berbagai produk pangan, seperti gandum dan jagung.
c. Gurun Merupakan bioma yang kering dan memiliki intensitas curah
hujan yang sangat rendah (15 cm/tahun). Ciri vegetasi gurun, yaitu
tumbuh dan berkembang dengan pesat ketika air tersedia. Contoh :
kaktus, merupakan tumbuhan xerofit dan juga tumbuhan sekulen
(tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air).
d. Hutan gugur temperata Intensitas curah hujan (75-150 cm/tahun).
Mengalami 4 musim, yaitu : musim dingin, musim semi, musim
panas, dan musim gugur. Memiliki spesies yang kurang beragam.
Tumbuhan yang ada memiliki ciri, yaitu berdaun lebar. Hewan yang
hidup antara lain : rusa, beruang, tupai, serigala, kucing hutan, dan
berbagai jenis burung. Tumbuhan di hutan gugur mengalami
periode dormansi di kala musim dingin. Adaptasi juga dilakukan
beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Misalnya tupai, akan
mengalami hibernasi (periode dormansi pada hewan). Ketika
hibernasi hewan seakan-akan sedang tidur.
e. Taiga Taiga (hutan konifer) mempunyai ciri : mengalami musim
dingin yang sangat dingin dan musim panas yang singkat dan
dingin. Intensitas curah hujan 25-100 cm/tahun. Taiga di dominasi
oleh tumbuhan konifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang
demikian dingin, ciri daunnya berbentuk jarum dan bersemi
sepanjang tahun (spruce, pinus, fir, dan alder). Hewan-hewan yang
ada antara lain : moose, beruang hitam, dan ayam hutan.
f. Tundra Memiliki suhu rata-rata di bawah titik beku dengan intensitas
curah hujan yang rendah. Tundra berarti daratan tanpa pohon.
Disebut juga padang lumut karena vegetasi utamanya lumut, lumut
kerak (Lichen sp) dan rumput-rumputan. Tundra dibagi menjadi 2
jenis, yaitu tundra artik (terletak di kutub utara dengan kondisi
lingkungan menyerupai gurun, hewan yang ada : serigala, rubah,
beruang kutub, tupai, berbagai burung dan serangga) tundra alpine
(terletak di ketinggian gunung, hewan yang ada : marmut, kambing
gunung, domba, dan berbagai jenis burung)
2. Ekosistem Akuatik
Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik memberikan peran
penting dalam keberagaman ekosistem akuatik. Organisme akuatik yang hidup
di perairan deras tentu akan berbeda dengan di perairan air tenang. Secara
garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi :
a. Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dapat digolongkan
menjadi :
a) Danau Struktur danau umumnya mirip dengan struktur laut.
Bagian dasar danau yang dangkal disebut zona litoral,
sedangkan bagian danau yang terbuka disebut zona
limnetik. Selain dibagi secara horizontal, sturuktur danau
juga di bagi secara vertikal menjadi zona fotik (cahaya
matahari masih bisa berpenetrasi) dan zona amfotik
(cahaya matahari sudah tidak bisa berpenetrasi).
Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan
ganggang sebagai organisme fotosintesis, dan juga
zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang serangga, dan
ikan.
b) Lahan basah Lahan basah disebut juga wet land, adalah
suatu yang digenangi oleh air sehingga kondisinya
menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme
akuatik. Lahan basah bisa dibedakan menjadi rawa
(marsh), rawa lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog).
Rawa memiliki ciri : tidak terdapat banyak pohon, airnya
mengalir dengan kecepatan sedang, dan terhubung dengan
danau atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki ciri :
didominasi oleh pohon dan semak-semak. Lahan gambut
memiliki ciri : airnya hampir tidak mengalir sama sekali, pH
air asam, dan miskin O2 dan N2. Sungai Sungai adalah
badan air yang bergerak terus-menerus menuju satu arah.
Air sungai di bagian hilir terasa lebih hangat dibandingkan
bagian hulu sungai. Organisme fotosintetik jarang
ditemukan pada sungai di bagian hulu. Walaupun
kandungan materi organiknya rendah, kadar oksigen di hulu
sungai tinggi. Semakin menuju ke hilir, sungai akan
semakin lebar dan arusnya semakin tenang. Kondisi air
yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan
tumbuhan air. Namun, arus sungai yang tenang membuat
kadar oksigen menjadi rendah. Ketika sungai bertemu
lautan, maka akan terbentuk estuari. Pada estuari, air tawar
akan bercampur dengan air asin.
b. Ekosistem laut Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa
zona, yaitu zona intertidal (zona pasang surut), zona neritik (zona
laut dangkal), dan zona pelagik (zona laut terbuka). Berdasarkan
ada atau tidak adanya penetrasi cahaya dapat di bagi menjadi
zona fotik (area permukaan laut yang masih menerima cahaya
matahari), zona bentik (area dasar laut), dan zona afotik (area
pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak
menerima masukan cahaya matahari)
a) Zona intertidal Area pasang dan surut air laut di sepanjang
garis pantai disebut zona intertidal. Pada saat pasang, zona
intertidal akan tertutupi air laut. Sedangkan pada saat surut,
zona ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka.
Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung tinggi karena
masukan nutrisi dari estuari dan sungai. Zona intertidal
dapat berupa pantai berpasir, berbatu atau berlumpur.
Organisme yang hidup di zona intertidal harus mampu
bertahan dari arus laut ketika periode pasang dan
kekeringan ketika periode surut. Organisme yang ada di
zona intertidal antara lain : rumput laut, abalon, anemon,
kepiting, ganggang hijau, kerang , timun laut, dan bintang
laut.
b) Zona neritik Zona neritik berada diantara zona intertidal dan
zona pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal adalah
sekitar 200 m. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut di
zona neritik relatif stabil. Proses fotosintesis berlangsung di
zona neritik karena cahaya matahari bisa menembus hingga
ke dasar laut. Di wilayah tropis, zona neritik biasanya di huni
oleh terumbu karang. Suhu air yang hangat serta adanya
cahaya matahari menjadikan wilayah tropis sebagai habitat
yang baik untuk terumbu karang. Keragaman organisme di
terumbu karang demikian tinggi. Terumbu karang menjadi
rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan karang
seperti : parrotfish, angelfish, dan butterflyfish. Selain ikan,
organisme yang menghuni terumbu karang antara lain :
spons, cnidaria, cacing, udang-udangan, moluska, bintang
laut, bulu babi, dan ular laut.
c) Zona pelagik Kedalaman rata-rata zona pelagik adalah
4.000 m. Sekitar 75 % air laut berada pada zona ini. Zona
pelagik merupakan zona yang paling tidak produktif.
Kandungan nutrisi di zona pelagik juga rendah. Ketiadaan
cahaya matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang
menyediakan energi bagi banyak organisme. Terumbu
karang di zona pelagik di ibaratkan bioma gurun. Ikan yang
hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan baik akan
ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan. Ikan di laut
dalam akan makan sebanyak mungkin ketika makanan
tersedia.
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini tidak
terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk diambil
manfaatnya. Contoh : sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan
tanaman produksi (jati dan karet).