Ekosistem Dan Sistem Sosial Budaya.doc 2003

download Ekosistem Dan Sistem Sosial Budaya.doc 2003

of 10

description

ekos

Transcript of Ekosistem Dan Sistem Sosial Budaya.doc 2003

BEBERAPA UNSUR UNIVERSAL DALAM SISTEM-SISTEM MEDIS

1. Sistem Medis adalah bagian integral dari KebudayaanPada awal perkuliahan, kita sudah membincangkan tentang konsep dan definisi kebudayaan, wujud kebudayaan akan tetapi kita belum menyentuh tentang pranata.Pranata adalah sistem antar hubungan peranan-peranan dan norma- norma yang terwujud sebagai tradisi untuk upaya pemenuhan kebutuhan sosial utama tertentu, yang dirasakan perlunya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.Bentuk pranata sosial terdiri dari pranata sosial ekonomi, pranata sosial agama, pranata sosial pendidikan, pranata sosial keluarga dan kekerabatan, pranata sosial kesehatan dan pranata sosial politik.

Pranata pranata utama dalam setiap kebudayaan berhubungan satu dengan yang lainya dan memenuhi fungsi khusus dalam hubungannya.Setiap pranata penting bagi berfungsinya secara normal di area sebuah kebudayaan dan kebalikanya memerlukan yang lainya untuk kelanjutan eksistensinya.Begitu juga tentang Pranata kesehatan. Sebagai contoh, kepercayaan terhadap penyakit pada banyak masyarakat sangat terjalin erat dengan magi dan religi sehingga tidak mungkin untuk memisahkan keduanya. Mitologi dianggap penting untuk menjelaskan kosmologi,dewa-dewa, dan mahluk mahluk lain yang mendatangkan penyakit.Peran pranata pranata sosial tercermin dalam prananan dukun serta hubungan mereka,dengan keluarga dan penderita. Bentuk bentuk hukumnya muncul dalam menemukan tanggung jawab atas penyakit apabila ilmu sihir terlibat,sedangkan ekonomi terlihat ketika dukun (shaman) diberi upah atas jasanya oleh keluarga penderita.Dalam kata lain sistem medis harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan pola pola kebudayaan, tidak bisa dimengerti apa bila hanya dilihat dari pengertian dari medis itu sendiri.Setiap kebudayaan telah mengembangkan suatu sistem kesehatan yang mendukung hubungan timbal balik yang tidak luntur dalam pandangan hidup yang berlaku.Pandangan ini pada dasarnya memperkuat apa yang dinyatakan oleh Pellegrino ( dalam Foster 1986 : 49 ), yaitu tingkah laku medis dari individu maupun kelompok tidak akan dimengerti jika terpisah dari sejarah kebudayaan yang umum.

Seorang pakar mencoba memberikan contoh tentang apa yang dimaksud,misalnya dalam pengobatan tradisional Cina yang mempengaruhi ide dan praktek kedokteran : sebab penyakit dianggap sebagai akibat dari disharmonis antara kekuatan yin dan yang. Manusia dianggap sebagai mikrokosmos dari jagat raya ( makrokosmos ) yang terjadi dari lima unsur kayu, api,tanah, logam ,air yang sebaliknya mempengaruhi lima bagian tubuh, panca indra, panca warna,dan panca rasa. Pendek kata, kedokteran Cina ditandai oleh pikiran pikiran yang kabur tentang anatomi manusia.Terapinya ditujukan terhadap pemilihan elemen Yang yang hilang.

Dalam masyarakat rumpun, banyak kepercayaan dan praktek medis adalah magi. Ilmu gaib dipakai untuk menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan kemalangan dan digunakan untuk mengawasi lingkungan sosialnya.

2. Penyakit ditentukan oleh kebudayaan

Penyakit dalam kebudayaan sangat berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh dunia kedokteran.Penyakit menurut kebudayaan adalah pengakuan sosial, bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar,dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi itu. Dalam arti lain,penyakit menurut budaya adalah illness.Contoh dipedalaman Yunani ,kasus kasus campak,gondok, cacar air dianggap sebagai penyakit wajib yang harus dialami oleh setiap anak menjelang dewasa.

3. Semua sistem sistem medis memiliki segi segi pencegahan dan pengobatan

Dalam pengobatan modern kita mengenal adanya dikotomi formal antara pengobatan preventiv ( kesehatan masyarakat) dan pengobatan kuratif ( klinik sebagian besar sektor swasta).

Dikalanagan penduduk non- barat,pengobatan preventiv merupakan tindakan individu yang secara logis mengikuti konsep tentang muasal penyakit,kenapa jatuh sakit,mengajarkan apa yang harus dilakukan untuk menghindari sergapan penyakit itu.Apa bila mereka yakin,bahwa penyakit itu kiriman dewa atau leluhur yang marah terhadap tingkah mereka perbuat.Atau anak memakai jimat sebagai penolak bala.

4. Sistem medis memiliki sejumlah fungsi

a. Sistem teori penyakit memberikan rasional bagi pengobatan.(apabila seseorang kena santet maka pengobatannya diarahakan untuk membujuk atau menetralisir agar penyakit itu tidak kembali lagi.Mirip apa bila dokter memperoleh hasil analisia lab,bahwa si penderita terkena radang maka si dokter akan membuat resep mungkin antibiotik.

b. Suatu sistem teori penyakit menjelaskan mengapa.Misalnya,mengapa satu kampung terkena penyakit kulit?, mengapa panen gagal?

c. Sistem sistem teori penyakit seringkali menjalankan peran kuat dalam memberi sangsi dan dorongan norma norma budaya sosial dan moral.Sangsi diyakini dikarenakan oleh dosa, melanggar tabu.

d. Suatu sistem teori penyakit dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan pelaksanaan konservasi.Orang Indian Tukano di Amazon Colombia, mereka makan utamanya singkong, protein diperoleh dari hewan buruan dan ikan.Orang Indian itu meyakini,hewan- hewan itu dibawah penguasa Hewan yang harus dipuja dan memerlukan izin apa bila ingin menangkap ikan atau memburu hewan.Cara ini pada dasarnya bentuk lain dari pelanggaran berburu atau menagnkap ikan setiap hari dan secara besar-besaran. KONSEPTUAL SISTEM PERAWATAN KESEHATAN

1. Hantaran

Perkembangan Antropologi kesehatan memunculkan apa yang dikemukakan oleh Kleinman (1980), yaitu perawatan kesehatan ( health care ). Yang diakuinya sebagai sistim budaya. Sistem perawatan kesehatan mengintegrasikan komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan yang mencakup pengetahuan dan kepercayaan tentang kausalitas ketidasehatan, kedudukan dan peran, kekuasaan, latar interaksi, pranata-pranata dan jenis-jenis sumber serta praktisi perawat yang tersedia.

Sistem perawatan kesehatan memberi jalan bagi peneliti untuk dapat memahami bagaimana pelaku-pelaku dalam suatu masyarakat tertentu memikirkan mengenai perawatan kesehatan dan cara-cara bertindak dalam kenyataan komponen-komponen yang dimaksud. Tujuan dari sistem perawatan kesehatan yaitu penyembuhan.

2. Realitas dan Lingkungan Hidup Individu

Perawatan kesehatan lebih diarahkan pada individu dalam konteks realitas dan

Lingkungan hidupnya termasuk lingkungan fisik. Lingkaran pribadi (sistem pribadi)

hemat Kleinman merupakan suatu kesatuan dari kenyataan psikologis dan biologis yang

secara prosesual berkaitan satu dengan lainya. Lingkaran berikutnya adalah sistem

sosial-budaya yaitu setiap individu mengalami proses sosialisasi dan enkulturasi serta

memperoleh mengembangkan identitas kelompok kemasyarakatannya. Dalam

lingkungan sosial seseorang menjalankan paranan-peranan dalam bentuk pelaksanaan

hak-hak serta kewajiban sesuai dengan kedudukan serta norma-norma yang berlaku

(realitas sosial).. Lingkaran luar menunjukan lingkaran fisik sebagai ruang alam tempat

beragam sumber yang diperlukan bagi kehidupan manusia (realitas fisik).

Realitas simbolik sebagai penghubung antara kenyataan psikologis dan biologis

dengan kehidupan sosial budaya. Tampak realitas simbolik menunjukan kemampuan

dan penguasan sistem simbol dan makna yang dimiliki individu yang terbangun dalam

proses sosialisasi dan enkulturasi. Realitas simbolik memungkinkan bagi individu

untuk mengerti pengalaman mereka maupun mempermudah pembentukan identitas

sesuai dengan norma sosio budaya. Dalam arti lain, makna-makna simbolik

mempengaruhi proses-proses psikologis utama, seperti perhatian, keadaan, kesadaran,

persepsi, penghayatan, ingatan dan motivasi.

3. Realitas Klinis

Realitas klinis adalah sistem sosial yang terwujud dalam menjalankan

Peranan- peranan dalam memenuhi hak-hak, kewajiban,-kewajiban, tugas-tugas, dan

harapan-harapan sesua dengan kedudukan seseorang sesuai dengan aturan yang diatur

oleh sistem budaya ( nilai,norma, aturan-aturan formal dan lain-lain) yang dijalankan

dalam latar transaksi-transaksi komunikaif berhubungan dengan ganguan kesehatan,

mencari perawatan medis, interaksi praktisi-pasien, kegiatan-kegiatan terapi dan evaluasi

hasil terapi.

4 Sektor-sektor Perawatan Kesehatan

a. Umum

b. Kedukunan

c. Profesional

4.a Sistem Perawatan Umum (populer sector)

Sektor sistem perawatan umum dalam setiap lokalitas kesatuan sosial cenderung untuk selalu merupakan. Bagian terbesar dari sektor lainnya.. Sistim ini melebihi sistem-sistem perawatan lainnya adalah karena peranannya sebagai pengobatan pembantu bagi penderita-penderita yang menjalani perawatan pada salah satu sumber lainnya, baik dukun maupun praktisi kedokteran atau profesional lainnya. Dengan kata lain, fungsi sistem perawatan umum adalah sebagai perawatan utama maupun sebagai perawatan pembantu.

4.b Sistem Perawatan Kedukunan

Salah satu pusat perhatian dalam konteks sosial budaya dari kalangan antropologi ini adalah sistem kedukunan atau sistem medis tradisional/pribumi dengan memperhatikan bentuk-bentuknya yang kodrati maupun adikodrati dari segi-segi etiologi, terapi, dan prevensi penyakit, jasmani maupun jiwa.

4.c Sistem Perawatan Profesional

Sektor sistem perawatan profesional merupakan berbagai profesi perawatan yang terorganisasi dengan berbagai pranata pelayanan kesehatan. Seperti yang terdapat di semua negara di dunia ini, profesi ini dikenal sebagai sistem medis formal, modern, ilmiah, dan kosomopolitan, atau kedokteran modern. Di samping itu, tergolong pula dalam sektor ini, antara lain, adalah sistem-sistem medis tradisional kodrati yang berkembang dalam peradaban Cina, medis ayurveda dari India dan sistem medis Galanic-Arabic.

PERSEPSI TENTANG SEHAT-SAKIT DAN PERILAKU SAKIT

I

Konsep dasar

Perilaku manusia merupakan refleksi dari beragam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, misalnya pengetahuan, persepsi dan motivasi. Bloom membedakan antara perilaku kognitif (pengetahuan), afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan).

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional/ afektif (senang, benci, sedih dlsb) disamping kognetif dan psikomotor.

Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda/obyektif. Selain bersifat positif atau negativ, sikap memiliki tingkat ke dalam yang berbeda (benci dan agak benci).,

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi dari dalam maupun luar individu( persepsi, motivasi dan emosi). Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan diwujudkan dalam bentuk tindakan/perilaku. Emosi berkaitan dengan kepribadian indivindu.

II

Suatu obyek atau situasi dapat dipersepsikan secara berbeda oleh beberapa individu.

Begitu juga dengan konsep sehat atau sakit. Persepsi masyarakat tentang tentang sehat/sakit selalu dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu dan sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan berupaya sedapat mungkin menerapkan menerapkan kriteria medis yang obyektif berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya selama pendidikan guna melindungi fisik dari individu. Perbedaan persepsi antara petugas keehatan dan masyarakat menimbulkan persoalan dalam melaksanakan tugasnya.Katakan saja, apabila si individu merasa penyakitnya disebabkan oleh mahluk halus maka ia akan berobat ke orang pinter untuk mengusir roh yang menbuatnya sakit sehingga ia sembuh kembali.

Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai ganguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Sebaliknya, sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Fenomena subyektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak Mungkin secara obyektif si individu terserang penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya namun dia tidak merasa sakit, sehingga ia tetap bekerja. Bandingkan dengan Orang di negri Barat. Batasan sehat yang diberikan oleh organisasi kesehatan se dunia (WHO) kurang lebih diartikan,bahwa sehat itu tidak hanya menyangkut kondisi fisik, melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang.

Petugas kesehatan umumnya menditeksi kebutuhan masyarakat akan upaya kesehatan pada tahap awal. Kebutuhan itu tidak hanya dideteksi pada awal dimulainya suatu penyakit tetapi lebih awal lagi, yaitu ketika orangnya masih sehat tetapi membutuhkan upaya kesehatan guna mencegah munculnya penyakit-penyakit tertentu. Sebaliknya, masyarakat baru merasakan membutuhkan upaya kesehatan apabila ia dalam tahap sakit yang parah.

Di negeri kita, banyak penderita sebelum pergi ke petugas kesehatan, ia pergi dulu berobat ke dukun atau ke pengobatan-pengobatan tradisional, tidak jarang ia semakin parah penyakitnya.

Perilaku sakit

Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran dan makanan bergizi.

Menurut Mechanic banyak faktor yang menyebabkan orang bereaksi terhadap penyakit, antara lain:

1. Dikenalinya atau dirasakannya gejala-gejala yang menyimpang dari biasa

2. Banyak gejala yang ditanggap serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya

3. Dampak gejala yang dianggap serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya

4. Dampak gejala itu terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja dan dalam kegiatan sosial lainnya

5. Frekuensi dari gejala dan tanda-tanda yang tampak

6. Informasi, pengetahuan dan asumsi budaya tentang penyakit itu

7. Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya

8. Adanya kebutuhan untuk bertindak mengatasi gejala sakit

9. Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai saran itu.

Dalam menganalisa kondisi tubuhnya, orang melalui dua tingkat analisa, yaitu:

1. Batasan sakit menurut orang lain

2. Batasa sakit menurut diri sendiri

Dalam menentukan reaksi/tindakannya sehubungan dengan gejala penyakit yang

dirasakannya, menurut Suchman berproses melalui taha-tahap sebagai berikut:1. Tahap pengenalan gejala: Individu memvonisi dirinya dalam keadaan sakit

2. Tahap asumsi peranan sakit; Individu mencacari pengakuan dari kerabatnya tentang sakitnya jika perlu ia meminta izin agar ia dibebaskan dari tugas rutinnya

3. Tahap ketergantungan si sakit: Ia mematuhi proses penyembuhan

4. Tahap rehabilitasi: individu memutuskan predikatnya sebagai orang sakit.PREMIS-PREMIS PROFESIONAL KESEHATAN INTERNASIONAL

PERHATIAN NEGARA-NEGARA BARAT UNTUK MEMBANTU NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DALAM PROGRAM PELAYANAN MEDIS DAN KESEHATAN MASYARAKAT INTERNASIONAL DIPENGARUHI OLEH PREMIS-PREMIS SEBENARNYA TIDAK MENDUKUNG KEBERHASILAN TUJUAN-TUJUAN PROGRAM SECARA MENYELURUH

PREMIS PERTAMA

BENTUK-BENTUK KEPRANATAAN DAN PRAKTEK-PRAKTEK KLINIS SISTEM-SISTEM MEDIS NEGARA-NEGARA INDUSTRI MERUPAKAN MODEL-MODEL TEPAT GUNA BAGI PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN DI SEMUA NEGARA. GAGASAN-GAGASAN SEBAGAI BERIKUT;

1. PRAKTEK-PRAKTEK MEDIS KURATIV DAN PREVENTIV YANG PALING BAIK DAN MAJU YANG ADA DI AMERIKA, SERTA KERANGKA KEPRANATAAN YANG MENYEDIAKAN PELAYANAN DAPAT SEPENUHNYA DITERAPKAN SECARA MEMUASKAN PADA SEMUA LATA SOSIO BUDAYA DAN EKONOMI

2. MASYARAKAT DAN NEGARA BERKEMBANG AKAN SEGERA MENYAKSIKAN MANFAAT-MANFAATNYA ASAL SAJA MEREKA MENINGGALKAN PRAKTEK-PRAKTEK MEDIS KUNO DAN SEGERA MENGADOPSIKAN PRAKTEK-PRAKTEK MEDIS BARU.

PREMIS KEDUA

BAHWA PROGRAM-PROGRAM MEDIS DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG AKAN DAPAT BERHASIL JIKA DALAM PERANCANAAN DAN PELAKSANAAN DIPERHITUNGKAN DENGAN SEKSAMA KAREKTERISTIK-KAREKTERISTIK SOSIAL, BUDAYA, DAN PSIKOLOGIS DARI KELOMPOK SOSIAL YANG MENJADI SASARAN

PREMIS KETIGA

PROGRAM-PROGRAM MEDIS DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG MEMBUTUHKAN POLA PEMAHAMAN MENGENAI MASALAH-MASALAH SOSIAL, BUDAYA DAN PSIKOLOGIS YANG TERDAPAT DALAM ORGANISASI INOVASI DAN KALANGAN PROFESINAL

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN BEBERAPA MODEL PERILAKU

Tujuan akhir dari program kesehatan adalah menumbuhkan perilaku sehat dalam masyarakat dan salah satu fungsi petugas kesehatan adalah memberikan informasi/pendidikan tentang kesehatan.

PERAN PENDIDIK KESEHATAN

Beberapa studi menunjukan, bahwa Puskesmas dan Posyandu di daerah tertentu tidak dimanfaatkan secara optimal. Dalam konteks ini tugas utama dari pendidikan kesehatan harus mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan mencakup kegiatan meningkatkan kesadaran dan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan rehabilitasi.

Persoalannya bagaimana merubah perilaku dapat digolongkan menjadi tiga macam cara:

1. Menggunakan kekuasaan, tetapi cara ini tidak dapat bertahan lama

2. Memberikan informasi

3. Diskusi dan partisipasi

MODEL PENGURANGAN RASA TAKUT

Berbagai studi membuktikan, bahwa emosi seseorang besar pengaruhnya terhadap penerimaan dan pengolahan informasi yang diterimanya. Semakin kuat emosi seseorang, semakin berkurang kemampuan rasionalnya dalam mengolah suatu informasi ( maes, 1083). Contoh apabila seseorang mendengar vonis medis dari seorang dokter, tentang dirinya terkena kanker payudara. Biasanya ia terkejut, takut, sedih sehingga cenderung menolak dioperasi. Salah satu caranya, ialah memberikan informasi agar si pasien dapat mengurangi rasa takutnya dengan cara memberikan alternativ penyembuhannya, misalnya dengan menyatakan, bahwa kanker dapat disembuhkan melalui operasi, penyinaran atau dengan teknologi canggih lainnya.

Namun rasa takut terkadang justru memacu si pasien untuk mematuhi nasehat dokter untuk melakukan tindakan kesehatan seperti advis dokter.

TEORI-TEORI INNOVASI ROGERS

Innovation decicion process (Rogers)---yang diartikan sebagai proses kejiwaan yang dialami oleh individu, sejak ia menerima informasi/pengetahuan tentang suatu hal yang baru sampai pada saat ia menerima atau menolak ide baru itu. Rogers dan Shoemakers (1971) menyatakan proses adopsi innovasi melalui 5 tahap: (1)mengetahui/menyadari tentang ada ide-ide baru (awareness); (2) menaruh perhatian (interest), (3) memberikan penilaian ( evaluation), (4) mencoba memakainya ( trial), dan (5) apabila menyukainya maka mengadopsinya.

Rogers dan Shoemakers (1978) memperbarui lagi teorinya , ketika ia melihat dilapangan, bahwa proses adopsi tidak berhenti setelah ditolak ataupun diterima. Situasi kelak akan berubah akibat dari pengaruh lingkungan. Rogers dan Shoemaker (1978) mengubah teori terdahulunya dengan membagi proses pembuatan keputusan tentang inovasi menjadi empat tahap; (1) individu menerima informasi dan pengetahuan berkaitan dengan ide baru ( knowledge); (2) Pengetahuan ini memunculkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek itu dan fase ini dipergunakan oleh petugas kesehatan untuk membujuk atau meningkatkan motivasinya guna bersedia menerima obyek yang dianjurkan (persuasion). Tergantung kepada hasil persuasi petugas dan pertimbangan pribadi individu, maka dalam tahap decision dibuat keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut. Sebaiknya petugas/pendidik tidak cepat merasa puas jika ide itu diterima, sebab kini invidu memasuki tahap penguatan (confirmation). Bila lingkungan mendukung positiv maka perilaku yang baru (adopsi) dipertahankan, dan sebaliknya. Sebaliknya, suatu penolakanpun dapat merubah menjadi adopsi apabila justru memberikan dukungan agar si individu mau menerima ide tersebut

TEORI PERTENTANGAN KEKUATAN (LEWIN)

Teori yang dinamakan force field analysis--- teori ini berasumsi, bahwa setiap individu selalu terdapat kekuatan/dorongan yang saling bertentangan, yaitu driwing forces(kekuatan untuk melakukan tindakan) dan restraining forces ( melarang/menghambat tindakan itu.

Dalam konteks ini, perubahan perilaku biasanya yang diinginkan agar individu memilih/memenang driving forces. Hemat Lewin caranya adalah:

(a) Memperkuat driving forcesdengan cara menggalakan upaya persuasi dan pemberian informasi tentang program kesehatan yang sedang dilaksanakan;

(b) Mengurangi restraining forces, memperkecil hambatan yang ada dalam individu (fisik, psikologis, ekonomis) serta di masyarakat (tabu, norma sosial, dan tradisi)

(c) Memperkuat unsur pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan yang adaProses perubahan perilaku hemat Lewin melalui 5 tahap:

1. Tahap pencairan (unfreezing) inividu mulai mencari informasi tentang mengidentifikasi kemungkinan yang berkaitan dengan perilaku yang baru, keuntungannya, hambatannya, dan resiko apabila

2. Tahap Diagnosa masalah ( problem diagnosis)

3. Tahap penentuan tujuan (goal setting)

4. Tahap penerimaan perilaku baru (new behaviour)

5. Tahap pembekuan kembali (refreezing

PERUBAHAN DAN KONSEKWENSI

MANUSIA PRAAKSARA------------ BERBURU DAN MERAMU=======IMITASI

POPULASI MANUSIA BERTAMBAH DAN TERKOSENMTRASI DI WILYAHA YAN G SEMPIT BERDAMPAK: Bertambahnya keperluan penyediaan makanan dan air dalam jumlah yang besar, pembuangan sampah/kotoran, dan meningkatnya kontak antar individu membuat penyebaran penyakit semakin melebar secara langsung ke

Diadopsi dari Nico S. Kalangie, Kebudayaan dan Kesehatan. Jakarta : Megapoin

Diadopsi dari Solita Sarwono,2004, Ekologi Kesehatan. Jogyakarta: Gajahmada Pers