EkoSistem

20
LAPORAN BIOLOGI ACARA VI MENGENAL EKOSISTEM Nama : Diana Mutdaifa O.S NIM : 120210101100 Kelas : Biologi Dasar (B)

description

makalah ekosistem biologi dasar

Transcript of EkoSistem

LAPORAN BIOLOGIACARA VIMENGENAL EKOSISTEM

Nama : Diana Mutdaifa O.SNIM : 120210101100Kelas : Biologi Dasar (B)

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan MIPAFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Jember2012-2013I. Judul : Mengenal Ekosistem

II. Tujuan :Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.

III. Dasar TeoriEkosistem adalah suatu sistem di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik (Tim Dosen Pembina Biologi Dasar, 2013:23).Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Tim Dosen Pembina Biologi Dasar, 2013:23). Dalam ekosistem terdapat dua kompenen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik berupa organisme-organisme yang hidup pada ekosistem tersebut misalnya tumbuh-tumbuhan dan hewan. Komponen abiotik merupakan alam tak hidup berupa suhu, angin, cahaya matahari, air, batu dan tanah. Komponen-kompenen ekosistem ini saling berinteraksi untuk kelangsungan ekosistem tersebut. Ekosistem beragam dalam produktivitasnya, artinya dalam jumlah energi yang disimpan dalam benda hidup. Heterotrof menjamin energi yang diperolehnya dari autotrof atau, bahkan lebih jauh lagi, dan heterotrof lainnya. Lalu energy dan bahan dari organisme ke organisme lain memasukkan suatu rantai makanan dan setiap mata rantainya merupakan tingkatan trofik (Kimball,1983).Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah (Maryati, 2007).Berdasarkan rantai makanan yang terbentuk, akan diketahui tingkat tropik suatu organisme. Tingkat tropik adalah urutan organisme rantai makanan. Tingkat tropik ada lima, yaitu : tingkat tropik pertama (organisme yang berstatus sebagai produsen), tingkat tropik ke dua (organisme yang berstatus sebagai herbivora), tingkat tropik ke tiga ( organisme yang berstatus sebagai karnivora kecil), tingkat tropik ke-empat (organisme yang berstatus sebagai karnnivora besar), dan tingkat tropik ke-lima (dekomposer). Jika rantai makanan makin panjang, maka energi yang tersedia bagi kelompok oraganisme akan semakin kecil. Apabila energi yang tersedia dalam suatu rantai makanan disusun berdasarkan urutan tingkat trofik, maka akan membentuk sebuah kerucut yang disebut sebagai piramida ekologi. Piramida ekologi ada tiga tipe, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi (Arianto, 2009).Fungsi organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi :a. Produsen, yaitu organisme yangdapat menyusun senyawa organi sendiri dengan menggunakan bahan senyawa organik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya sendiri, contohnya ganggang dan bakteri.b. Konsumen, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan asal bahan organiknya konsumen dibedakan menjadi herbivora dan karnivora, contohnya kambing, sapi, dan marmot.c. Dentrivora, yaitu organisme pemakan partikel-partikel organik atau detritus. Contohnya cacing tanah, lipang, dan siput.d. Decomposer, yaitu organisme yang bertugas mengubah partikel-partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri (Gunawan, 2007:267).Suatu komunitas yang menyusun ekosistem, pada awalnya tidak langsung komplek atau beraneka ragam jenisnya, tetapi mengalami perkembangan secara perlahan-lahan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara bertahap dan menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ada beberapa konsep agarkita memahami suksesi ekosistem, diantaranya : a. Suksesi berlangsung secara teratur, pasti, terarah, dapat diramalkan, dan berakhir dengan komunits klimaks.b. Suksesi tidak lebih bergantian sjenis yang bersifat pionir oleh jenis-jenis yang lebih mantap dan dapat menyesuaikan diri secara lebih baik dengan lingkungan. Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi yang terjadi dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.1. Suksesi Primer Suksesi primer terjadi, apabila komunitas asal terganggu secara alami maupun buatan sehingga mengakibatkan kerusakan atau hilangnya komunit asal secara total. Kemudian tumbuhkomunitas baru dengan komposisi habitat baru yang berbeda dengan komunitas asal. Secara ringkastahap-tahapnya diuraikan sebagai berikut.a. Terjadi perubahan habitat, setelah terganggu menuju kondisi yang memberi kehidupan.b. Munculnya vegetasi perintis yang mampu hidup di habitat baru dalam beberapa waktu. c. Terjadi perubahan komposisi habitat akibat aktivitas kehidupan vegetasi perintis. d.Munculnya tanaman atau vegetasi sederhana lainnya sehingga memungkinkan semakin panjangbya rantai makanan. 2. Suksesi Sekundar Suksesi sekunder terjadi apabila komunitas assal terganggusecara alami mauupun buatan sehingga mengakibatkan kerusakan komunitas asal, tetapi tidak merusak total kemudian tumbuh komunitas baru yang sebagian penyusunnya berasal dari komunitas awal. Proses suksesi atau pertumbuhan komunitas menuju komunitas klimaks diawali dengan peristiwa invasi, yaitu suatu organisme yang berasal dari luar wilayah masuk ke dalam habitat baru. Selanjutnya, organisme yang dapat masuk kehabitat baru tumbuh dan menduduki serta mendominasi di habitat tersebut. Peristiwa ini disebut kolonisasi. Vegetasi yang pertama kali hidup dan membuka kemungkinan organisme lain untuk hidup dihabitat baru disebut vegetasi perintis (Gunawan, 2007:273).

Dalam ekosistem kita juga mengenal interaksi antar species di dalam ekosistem tersebut. Interaksi antar species ini akan mempengaruhi sifat-sifat dari masing-masing populasi yang berinteraksi. Pengaruh-pengaruh yang mungkin terdapat dalam saling interaksi itu adalah:1.Netralisme : Di dalam interaksi ini kedua populasi tidak saling berpengaruh dengan adanya interaksi itu.2. Kompetisi : Persaingan ini saling berpengaruh dengan adanya interaksi itu. Yaitu dengan pesaingan dalam memperoleh makanan untuk kehidupan. Dikarenakan sumber makanan yang sama untuk beberapa jenis species atau beberapa individu.3. Protokoperasi : Interaksi dengan pengaruh positip bagi kedua belah pihak tetapi tidak merupakan syarat bagi sebuah pertumbuhan dan kelangsungan hidup bagi salah satu populasi yang berinteraksi.4. Mutualisme : Interaksi dengan pengaruh positip bagi kedua belah pihak tetapi merupakan syarat bagi sebuah pertumbuhan dan kelangsungan hidup bagi salah satu populasi yang berinteraksi.5. Komensalisme:Bila hanya satu populasi saja yang memperoleh nilai positip. Sedangkan populasi yang lain tidak berpengaruh apa-apa.6.Amensalisme : Salah satu populasi bersifat amensal mendapat hambatan sedang populasi yang lain tidak dapat pengaruh apa-apa dari interaksi itu.7. Predasi : Salah satu proses memangsa populasi lainnya. Organisme yang memakan dan membunuh organisme lain untuk makanannya.8. Parasitisme : Hubungan ini menguntungkan satu populasi namun merugikan bagi populasi lainnya (Ramli,1989).

IV. Metode Penelitian4.1 Alat dan BahanAlat :a. Plot b. Higrotermometerc. Anemometerd. Alat tulisBahan :

Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)

4.2 Cara Kerja

V. Hasil Pengamatan Tabel pengamatanA. Komponen Biotik

No.JenisJumlah

1.Rumput A125

2.Rumput B75

3.Rumput C1

4.Rumput D(rumput teki)5

5.Semut hitam2

6.Hewan A5

B. Komponen Abiotik

No.JenisJumlah

1.Daun kering376

2.Batu kerikil75

3.Tanah-

4.Suhu30 oC

5.Intensitas cahaya-

6.Kecepatan angin-

7.Kelembapan udara76 %

Keterangan : Keadaan tanah lembap, berlumut, dan agak kering. Tekstur tanah ialah liat berkapur. Intensitas cahaya redup (agak mendung). Kecepatan angin rendah.

Perhitungan (prosentase) :

A. Komponen BiotikJumlah tumbuhan = 206Jumlah hewan = 7Jumlah komponen biotik = 213

1. Prosentase Tumbuhan

Rumput A

Rumput B

Rumput C

Rumput D (rumput teki)

2. Prosentase Hewan

Semut hitam

Hewan A

B. Komponen AbiotikJumlah daun kering = 376Jumlah batu kerikil = 75Jumlah komponen abiotik = 451

1. Daun kering

2. Batu kerikil

3. Tanah Keadaan tanah lembap, berlumut, dan agak kasar. Tekstur tanah : liat berpasir4. Suhu 30o5. Intensitas cahaya Redup (cuaca agak mendung)6. Kecepatan angin Rendah 7. Kelembapan udara 76%

C. Tingkat TropikJumlah komponen biotik = 213

1. Produsen

2. Konsumen

VI. PembahasanPraktikum kali ini adalah mengenal ekosistem. Dengan tujuan untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem. Kami melakukan pengamatan di daerah sekitar kampus. Alat yang kami gunakan dalam praktikum ini antara lain plot ukuran 1m x 1m sebagai pembatas daerah pengamatan, higrotermometer untuk mengukur kelembapan dan suhu udara, anemometer untuk mengukur kecepatan angin, serta alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.Setelah kami melakukan praktikum ini, kami dapat mengetahui yang dimaksud dengan ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan kami mendapati beberapa faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu ekosistem. Faktor tersebut terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik . Semua makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut komponen biotik. Sedangkan benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponenabiotik. Dalam suatu ekosistem, hubungan antar komponen berlangsung sangat erat dan saling memengaruhi.Pada pengamatan yang kami lakukan terdapat komponen biotik dan komponen abiotik. Jumlah komponen di dalam ekosistem yang kami amati berjumlah 664, dengan jumlah komponen biotik 213 dan komponen abiotik berjumlah 451. Komponen biotik yang kami temukan pada daerah pengamatan adalah berbagai macam tumbuhan antara lain, rumput A, rumput B, rumput C, rumput D (rumput teki), serta berbagai macam hewan antara lain, semut hitam dan hewan A. Sedangkan komponen abiotik yang kami temukan pada daerah pengamatan adalah daun kering, batu kerikil, tanah, suhu, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan kelembapan udara.Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Ekosistem yang terbentuk dalam pengamatan yang kami lakukan adalah daerah pengamatan dengan tanaman yang paling dominan adalah rumput A. Selain itu hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.Di dalam hasil pengamatan yang kami peroleh apabila dihubungkan dengan proses rantai makanan maka dapat diketahui bahwa rumput A, rumput B, rumput C, rumput D (rumput teki) bertindak sebagai produsen karena rumput A, rumput B, rumput C, rumput D (rumput teki) merupakan tumbuhan yang dapat memproduksi makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Dalam praktikum ini kami tidak dapat menemukan adanya konsumen tingkat I (herbivora) dan konsumen tingkat II. Semut hitam memiliki peran-peran ekologis yang penting. semut hitam berperan dalam pengurai bahan organik. Semut hitam merupakan pemangsa utama terhadap invertebrata kecil. Semut dapat menggali sejumlah besar tanah sehingga menyebabkan terangkatnya nutrisi tanah. Semut hitam membentuk simbiosis dengan serangga (hewan A) dan tumbuhan. Selain sebagai pemangsa, semut hitam juga berperan sebagai mangsa yang penting bagi serangga. Semut hitam dapat memakan bunga tanah atau tumbuhan yang membusuk. Hubungan antara komponen biotik dan abiotik saling menyeimbangkan. Tumbuhan juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan dan tanah untuk proses tumbuh. Dimana pH dan kelembapan tanah sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan serta nutrisi yang dihasilkan oleh tumbuhan. Tumbuhan juga memerlukan cahaya matahari dan karbondioksida untuk berfotosintesis yang berasal dari udara. Cahaya matahari dapat menyebabkan peningkatan suhu atau temperature cahaya. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak membentuk angin. Pengaruh komponen abiotik ini mempengaruhi tumbuhan yang ada didalamnya. Tetapi pada komponen abiotik, yaitu batu dapat membuat tanah tidak subur. Ketika tanah berbatu maka air akan cepat bergerak dan sulit untuk menembus tanah sehingga tanaman akan kekurangan banyak air dan garam mineral karena air bergerak cepat sehingga aliran air tidak dapat menembus tanah sehingga tanaman akan layu dan mati. Di dalam daerah pengamatan yang kami amati, hanya terdapat produsen dan dekomposer. Berdasarkan hasil pengamatan, kita dapat membuktikan secara langsung bahwa terjadi hubungan timbal balik yang sangat erat antar organism serta keadaan lingkungannya.

VII. Kesimpulan Di dalam ekosistem terjadi hubungan timbal balik yang sangat erat antar organisme dengan organisme lainnya serta keadaan lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu ekositem terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup, misalnya hewan, tumbuhan, dan sebagainya. Sedangkan faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor kimia dan fisika, misalnya suhu, kelembapan udara, air, tanah, angin, dan sebagainya. Di dalam ekosistem terjadi proses rantai makanan yang sederhana, beberapa jenis makhluk hidup ada yang berperan sebagai produsen ada pula yang berperan sebagai konsumen.

VIII. Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Peran Semut dalam Ekosistem. http://www.beritaunik.net/unik-aneh/semut-serangga-paling-dominan-di-bumi.html (diakses pada 26 April 2013).Arianto. 2009. Keanekaragaman. http://sobatbaru.com/2009/03/ keanekaragaman.html (diakses pada 26 April 2013).Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.Maryati. 2007. Biologi. Jakarta : Erlangga.Rahayu, Gusti. 2012. Laporan ekosistem. http://gustrirahayu.blogspot.com/2012/12/laporan-ekolum.html (diakses pada 26 April 2013).Ramli, H.D. 1989. Ekologi. Dept Dipt Bud : JakartaSusilowarno, Gunawan. et al. 2007. Biologi SMA X. Jakarta: Grasindo.Tim Dosen Pembina, 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

LAMPIRAN1. Daerah pengamatan

2. Komponen Biotika. Rumput A

b. Rumput B

c. Rumput C

d. Rumput D (rumput teki)

e. Semut Hitam

f. Hewan A

3. Komponen Abiotika. Daun kering

b. Batu kerikil