EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileKAWASAN hutan Indonesia sudah tidak mampu lagi dijadi-kan...

1
membayar upah penuh kepada perempuan pekerja saat cuti melahirkan. Kedua, adanya pemutusan hubungan kerja bagi perempuan yang menikah dan hamil. Ketiga, adanya perlakuan diskriminasi dalam pembe- rian upah, tunjangan keluarga, dan jaminan sosial. Keempat, kurangnya kesempatan meng- ikuti pelatihan serta promosi jabatan. “Hal-hal inilah yang meng- gambarkan kurangnya per- hatian pihak perusahaan ter- hadap hak-hak perempuan. Dan ini juga yang menjadi- kan perempuan ragu untuk be kerja di sektor formal,” ungkap Muhaimin saat mem- berikan sambutan dalam pe- nyerahan penghargaan per- usahaan pembina terbaik tenaga perempuan tingkat provinsi 2011, di Gedung Ke- menterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenaker- trans), Jakarta, kemarin. Kondisi perempuan pekerja yang terpinggirkan akibat dis- kriminasi yang dilakukan per- usahaan, menurut Muhaimin, sangat disayangkan. Pasalnya, potensi perempuan pekerja di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, ia meminta setiap perusahaan memberi- kan perhatian khusus tentang hak-hak perempuan pekerja. “Perhatian hak khusus itu meliputi hak cuti hamil, cuti melahirkan, dan cuti tertentu yang memang dimiliki perem- puan,” ucapnya. Muhaimin juga mengimbau kepada kepala dinas ketena- gakerjaan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota un- tuk dapat menggerakkan pihak perusahaan agar menyediakan fasilitas penunjang bagi pekerja perempuan. Informal pun menarik Meski menjadi pekerja terli- hat lebih menarik dengan upah yang terjamin, sektor informal sesungguhnya bisa menjanji- kan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Terutama, profesi pengusaha yang kini kian ter- bukti bukan hanya milik kaum pria. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perda- gangan Gunaryo mengatakan wirausaha dari kaum perem- puan memegang peranan pen ting dalam pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Saat ini sebanyak 60% atau 31,6 juta dari 52 pengusaha UKM dipegang perempuan. Karena memegang peran penting dalam UKM, perem- puan harus memiliki kriteria wirausaha, yakni memiliki res- pons terhadap peluang usaha dan kemampuan untuk menge- lola aktivitas usaha. Pengelo- laan itu juga termasuk mana- jemen risiko untuk meraih keuntungan lebih besar. “Ini terlihat sederhana, tapi strategis. Kewirausahaan mempunya arti kemampuan berpikir kreatif dan perilaku inovatif jadi penggerak un- tuk menghadapi tantangan hidup,” ungkap Gunaryo, da- lam pembukaan pelatihan Tips Mengelola Dana untuk Wanita, di Jakarta, Selasa (20/12). (*/E-1) amindoni @mediaindonesia.com AYOMI AMINDONI D I tengah giatnya negeri ini memba- ngun, kiprah para perempuan di du- nia kerja pun terus meningkat. Perempuan yang bekerja di sektor formal dianggap meraih tingkat pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dan lebih terjamin ketimbang perem- puan yang bekerja di sektor informal. Namun kenyataannya, kon- disi pekerja perempuan di sektor formal tidaklah lebih baik ketimbang perempuan yang bekerja di sektor infor- mal. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskan- dar mengakui hal itu. Ia mencontohkan masih ba- nyak perusahaan yang tidak KAWASAN hutan Indonesia sudah tidak mampu lagi dijadi- kan tumpuan bagi industri di tahun-tahun ke depan. Sudah saatnya kemitraan pemerintah dan swasta (public private part- nership/PPP) berfokus pada pengembangan industri kehu- tanan dari sisi pariwisata. “Diperlukan sinergi antara sektor publik dan swasta atau privat dalam membangun hutan dan kehutanan yang bermuara kepada pembangun- an hutan yang berkelanjutan,” kata Menteri Kehutanan Zulkif- li Hasan dalam acara lokakarya PPP yang digelar Institut Perta- nian Bogor (IPB), Kementerian Kehutanan, dan Sustainable Management Group di Jakarta, kemarin. Menurutnya, selama ini terkesan belum ada koordi- nasi di antara keduanya dalam menunjang pembangunan hu- tan yang berkelanjutan. Mereka berjalan sendiri-sendiri. De- ngan mengajak swasta dalam membangun atau mengelola hutan yang berkelanjutan, peran industri kehutanan di- harapkan dapat ditingkatkan. “Saat ini hutan sudah tidak bisa lagi dijadikan tumpuan pertumbuhan industri kehu- tanan masa depan. Indonesia harus membangun sektor ke- hutanan berbasis pada hutan tanaman dan taman nasional dengan tetap memanfaatkan potensi hutan alam pada ting- kat kelestariannya,” papar Zulkii. Karena wilayah hutan sudah tidak bisa lagi diandalkan, im- buhnya, pengembangan indus- tri kehutanan yang melibatkan swasta diarahkan ke bidang wisata. Hutan, selain meng- hasilkan produk yang bernilai komersial, memberikan layan- an jasa berupa barang publik. Kawasan konservasi, antara lain taman nasional, merupa- kan kekuatan dalam pertum- buhan ekonomi bangsa. “Dengan kemitraan ini peng- usaha bisa melakukan pengelo- laan kawasan dan perdagang- an karbon ( carbon trading ), pengelolaan kawasan untuk taman wisata. Prospek wisa- tanya sangat luar biasa, seperti Pulau Komodo bisa berdampak besar,” tukasnya. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga hadir dalam acara itu menyatakan kerusakan hutan di Indonesia saat ini aki- bat eksplorasi berlebihan perlu segera dibayar dunia. “Perusak hutan itu bukan hanya orang Indonesia sebe- narnya, melainkan juga perusa- haan asing yang menebang dan merambah hutan besar-besaran pada tahun-tahun lalu,” kata Kalla. Karena itu, lanjutnya, peme- rintah harus mengupayakan dunia membayar atas kerusak- an yang disebabkan eksploitasi hutan oleh perusahaan global di berbagai sektor yang terkait dengan hutan. “Kalau mengan- dalkan dibiayai pemerintah, bisa habis APBN kita. (Biaya) harus dibantu dari luar dong,” tukas Kalla. (Fid/E-6) E KONOMI NASIONAL KAMIS, 22 DESEMBER 2011 18 ASOSIASI Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak pemerintah mengenakan sank- si tegas kepada produsen gula ranasi yang terbukti melang- gar ketentuan distribusi. Wakil Sekretaris Jenderal AP- TRI M Nur Khabsyin menyata- kan penjualan gula ranasi ke pasar konsumsi menghambat penjualan gula kristal putih yang diolah pabrik-pabrik gula lokal dari tebu petani. “Kami minta Menteri Per- dagangan berani memberikan sanksi tegas kepada produsen gula ranasi yang melanggar,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Sanksi bagi produsen yang melanggar ketentuan distribu- si, menurut dia, antara lain bisa berupa pengurangan kuota impor gula mentah. “Mereka sangat tergantung bahan baku ini. Walau punya izin produksi, kalau tidak ada bahan baku, mereka akan kesu- litan memproduksi.” APTRI juga meminta peme- rintah segera mengumumkan hasil audit distribusi gula ra- nasi secara terbuka. Pemerintah dinilai tidak berani meng- umumkan hasil audit secara terbuka karena menyangkut kepentingan pemodal besar. APTRI menemukan pen- jualan gula ranasi, yang seha- rusnya hanya dijual ke industri, di pasar di Makassar, Maros, Takalar, dan Gowa. “Kami melihat pabrik gula ra- nasi seperti PT Makassar Tene sengaja menjual sebagian besar gula ranasi yang diproduksi ke pasar. Mestinya pabrik gula ranasi yang seperti itu diberi sanksi tegas,” tuturnya. Sebaliknya, Dirjen Perda- gangan Dalam Negeri Kemen- terian Perdagangan Gunaryo mengakui ada pelanggaran berdasarkan hasil audit dela- pan produsen gula rafinasi. Namun, ia belum bisa mema- parkan volume rembesan gula karena harus melaporkannya dahulu ke Kemenko Pereko- nomian. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi gula ranasi di antaranya PT Angels Product, PT Jawa Manis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Sugar Labinta, PT Makassar Tene, dan PT Duta Sugar Inter- national. (Ant/AI/E-4) KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan dianggap tidak berhasil menyejahterakan ne- layan sepanjang 2011, bahkan tahun ini disebut sebagai tahun pemiskinan nelayan. Pasalnya, banyak kebijakan yang tidak pronelayan dan mengedepan- kan importasi. Demikian hasil evaluasi peri- kanan tahun 2011 dan proyeksi tahun 2012 Koalisi Rakyat un- tuk Keadilan Perikanan (Kiara) di Jakarta, kemarin. “Tahun 2011 ini tidak begitu baik bagi nelayan, kami me- nilai tahun ini sebagai tahun pemiskinan bagi nelayan,” kata Sekjen Kiara Riza Damanik. Riza menerangkan, berdasar- kan temuan dan laporan yang diterima banyak faktor yang membuat tahun 2011 menjadi tahun pemiskinan bagi nelayan. Di antaranya yakni cuaca eks- trem dan tren impor ikan yang dilakukan pemerintah. Akibat cuaca ekstrem di awal tahun hingga menjelang akhir tahun ada 550 ribu nelayan yang gagal melaut, bahkan Kiara me- nemukan peningkatan nelayan yang hilang hingga dua kali lipat dari 68 pada 2010 menjadi 149 pada 2011. Untuk impor, berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statis- tik, impor ikan sejak Januari- September 2011 mencapai 210,3 juta ton. Angka impor pada 2010 mencapai 318,8 juta ton, dan pada 2009 menjadi 331,8 juta ton. “Angka ini belum ditambah dengan impor yang dilakukan pada Oktober-Desember 2011, kemungkinannya akan melebihi total dari impor pada 2010 yakni 318,8 juta ton,” terang Riza. Yang lebih memprihatinkan, kata dia, 40 dari 45 jenis ikan yang diimpor sepanjang 2011 merupakan ikan yang dapat diproduksi nelayan Indonesia. Tahun 2011 juga merupakan tahun meningkatnya konik di sektor kelautan dan perikanan. Ada 68 konik, padahal tahun lalu 28 konik. Adapun untuk proyeksi terhadap kondisi peri- kanan Indonesia 2012, Kiara melihat akan ada peningkatan impor ikan hingga 20%. Produksi perikanan tahun de- pan juga diproyeksikan menu- run karena kebijakan Menteri KKP Cicip Sharif Sutardjo yang akan mengedepankan industri- alisasi perikanan. (Fid/E-4) Perempuan Pekerja Terpinggirkan Perusahaan perlu memberikan perhatian khusus tentang hak-hak perempuan pekerja. Kemitraan Pemerintah-Swasta Bangun Hutan Wisata Beri Sanksi Tegas Produsen Gula Rafinasi 2011 Menjadi Tahun Pemiskinan Nelayan PEMBANGUNAN HUTAN: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (kedua dari kanan) didampingi Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Daruri (kanan) berbincang dengan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di sela-sela acara Workshop Public Private Partnership di Jakarta, kemarin. MI/M IRFAN LAPORAN BERKELANJUTAN: Chairman National Center for Sustainability Report (NCSR) Ali Darwin (kiri), Direktur Departemen Pembangunan Berkelanjutan Aqua Group Sonny S Sukada (tengah), dan Vice President Research and Development Aqua Group Endang S Sunaryo menunjukkan Laporan Berkelanjutan Aqua 2010 dalam diskusi bertema Komitmen ganda untuk pembangunan berkelanjutan, di Jakarta, kemarin. Laporan tersebut berisi inisiatif-inisiatif sosial dan bisnis Aqua Group yang meliputi 14 pabrik dan 14 depo yang tersebar di wilayah Indonesia. MI/IMMANUEL ANTONIUS PENGUMUMAN PROGRAM PENGADAAN No. 08 / PW-J / SS / 12 - 2011 Dalam rangka mendukung kelancaran distribusi Pelumas yang berkesinambungan, PT PERTAMINA (Persero) mengundang perusahaan yang memenuhi syarat untuk mengikuti proses pengadaan : JASA PENGANGKUTAN PELUMAS PERTAMINA PULAU JAWA dengan persyaratan pada saat pendaftaran harus melampirkan dokumen sebagai berikut : a. Surat Permohonan Pendaftaran b. Copy KTP pengurus perusahaan dan Copy KTP pendaftar c. Bagi pendaftar yang mewakilkan harap menyertai surat kuasa dari pimpinan perusahaan dan fotocopy KTP d. Akta Pendirian Perusahaan dan pengesahan dari KEMENHUMHAM beserta perubahannya a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan ketentuan Bidang dan Sub bidang: Pemasok Jasa Angkutan e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan f. Tanda Daftar Perusahaan yang masih berlaku g. NPWP, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) & Bukti Pembayaran Pajak h. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Kantor Akuntan Publik beserta opini i. SKT Pertamina (bila ada) j. Copy BPKP armada pengangkutan dengan jumlah minimal 8 (delapan) unit truck box dengan minimal tahun pembuatan Pebruari 2003 Hanya bagi peserta yang memenuhi persyaratan administrasi pendaftaran akan dilakukan proses prakualikasi Pendaftaran dilaksanakan pada Tanggal : Paling lambat tanggal 23 Desember 2011 Waktu : 09.00 s/d 12.00 Wib Tempat : M&T Strategic Sourcing Kantor Pusat Pertamina Gedung Annex Lt. 5 Jl. Medan Merdeka Timur 1A – Jakarta Pusat Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di website Pertamina www.pertamina.com pada informasi investor atau menghubungi : Siti Rahayu Wilujeng Aprilia A Rahayu Abdul Rafik E-mail: [email protected] E-mail: [email protected] E-mail:[email protected] Tel:+62-21-381-5111 (ext. 5162) Tel:+62-21-381-5111 (ext. 7022) Tel:+62-21-381-5111 (ext. 7241) M&T Strategic Sourcing Marketing & Trading Directorate - PT. PERTAMINA (PERSERO)

Transcript of EKONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileKAWASAN hutan Indonesia sudah tidak mampu lagi dijadi-kan...

membayar upah penuh kepada perempuan pekerja saat cuti melahirkan. Kedua, adanya pemutusan hubungan kerja bagi perempuan yang menikah dan hamil.

Ketiga, adanya perlakuan diskriminasi dalam pembe-rian upah, tunjangan keluarga, dan jaminan sosial. Keempat, kurangnya kesempatan meng-ikuti pelatihan serta promosi jabatan.

“Hal-hal inilah yang meng-gambarkan kurangnya per-hatian pihak perusahaan ter-hadap hak-hak perempuan. Dan ini juga yang menjadi-kan perempuan ragu untuk be kerja di sektor formal,” ungkap Muhaimin saat mem-berikan sambutan dalam pe-nyerahan penghargaan per-usahaan pembina terbaik tenaga perempuan tingkat provinsi 2011, di Gedung Ke-menterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenaker-trans), Jakarta, kemarin.

Kondisi perempuan pekerja yang terpinggirkan akibat dis-kriminasi yang dilakukan per-usahaan, menurut Muhaimin,

sangat disayangkan. Pasalnya, potensi perempuan pekerja di Indonesia sangat besar.

Oleh karena itu, ia meminta setiap perusahaan memberi-kan perhatian khusus tentang hak-hak perempuan pekerja. “Perhatian hak khusus itu meliputi hak cuti hamil, cuti melahirkan, dan cuti tertentu yang memang dimiliki perem-puan,” ucapnya.

Muhaimin juga mengimbau kepada kepala dinas ketena-gakerjaan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota un-tuk dapat menggerakkan pihak perusahaan agar menyediakan fasilitas penunjang bagi pekerja perempuan.

Informal pun menarikMeski menjadi pekerja terli-

hat lebih menarik dengan upah yang terjamin, sektor informal sesungguhnya bisa menjanji-kan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Terutama, profesi pengusaha yang kini kian ter-bukti bukan hanya milik kaum pria.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perda-

gangan Gunaryo mengatakan wirausaha dari kaum perem-puan memegang peranan pen ting dalam pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Saat ini sebanyak 60% atau 31,6 juta dari 52 pengusaha UKM dipegang perempuan.

Karena memegang peran penting dalam UKM, perem-puan harus memiliki kriteria wirausaha, yakni memiliki res-pons terhadap peluang usaha dan kemampuan untuk menge-lola aktivitas usaha. Pengelo-laan itu juga termasuk mana-jemen risiko untuk meraih keuntungan lebih besar.

“Ini terlihat sederhana, tapi strategis. Kewirausahaan mempunya arti kemampuan berpikir kreatif dan perilaku inovatif jadi penggerak un-tuk menghadapi tantangan hidup,” ungkap Gunaryo, da-lam pembukaan pelatihan Tips Mengelola Dana untuk Wanita, di Jakarta, Selasa (20/12). (*/E-1)

[email protected]

AYOMI AMINDONI

DI tengah giatnya negeri ini memba-ngun, kiprah para perempuan di du-

nia kerja pun terus meningkat. Perempuan yang bekerja di sektor formal dianggap meraih tingkat pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dan lebih terjamin ketimbang perem-puan yang bekerja di sektor informal.

Namun kenyataannya, kon-disi pekerja perempuan di sektor formal tidaklah lebih baik ketimbang perempuan yang bekerja di sektor infor-mal. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskan-dar mengakui hal itu.

Ia mencontohkan masih ba-nyak perusahaan yang tidak

KAWASAN hutan Indonesia sudah tidak mampu lagi dijadi-kan tumpuan bagi industri di tahun-tahun ke depan. Sudah saatnya kemitraan pemerintah dan swasta (public private part-nership/PPP) berfokus pada pengembangan industri kehu-tanan dari sisi pariwisata.

“Diperlukan sinergi antara sektor publik dan swasta atau privat dalam membangun hutan dan kehutanan yang bermuara kepada pembangun-an hutan yang berkelanjutan,” kata Menteri Kehutanan Zulkif-li Hasan dalam acara lokakarya PPP yang digelar Institut Perta-nian Bogor (IPB), Kementerian Kehutanan, dan Sustainable Management Group di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, selama ini terkesan belum ada koordi-nasi di antara keduanya dalam menunjang pembangunan hu-tan yang berkelanjutan. Mereka berjalan sendiri-sendiri. De-ngan mengajak swasta dalam membangun atau mengelola hutan yang berkelanjutan, peran industri kehutanan di-harapkan dapat ditingkatkan.

“Saat ini hutan sudah tidak bisa lagi dijadikan tumpuan

pertumbuhan industri kehu-tanan masa depan. Indonesia harus membangun sektor ke-hutanan berbasis pada hutan tanaman dan taman nasional dengan tetap memanfaatkan potensi hutan alam pada ting-kat kelestariannya,” papar Zulkifl i.

Karena wilayah hutan sudah

tidak bisa lagi diandalkan, im-buhnya, pengembangan indus-tri kehutanan yang melibatkan swasta diarahkan ke bidang wisata. Hutan, selain meng-hasilkan produk yang bernilai komersial, memberikan layan-an jasa berupa barang publik. Kawasan konservasi, antara lain taman nasional, merupa-

kan kekuatan dalam pertum-buhan ekonomi bangsa.

“Dengan kemitraan ini peng-usaha bisa melakukan pengelo-laan kawasan dan perdagang-an karbon (carbon trading), pengelolaan kawasan untuk taman wisata. Prospek wisa-tanya sangat luar biasa, seperti Pulau Komodo bisa berdampak besar,” tukasnya.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga hadir dalam aca ra itu menyatakan kerusakan hutan di Indonesia saat ini aki-bat eksplorasi berlebihan perlu segera dibayar dunia.

“Perusak hutan itu bukan hanya orang Indonesia sebe-narnya, melainkan juga perusa-haan asing yang menebang dan merambah hutan besar-besaran pada tahun-tahun lalu,” kata Kalla.

Karena itu, lanjutnya, peme-rintah harus mengupayakan dunia membayar atas kerusak-an yang disebabkan eksploitasi hutan oleh perusahaan global di berbagai sektor yang terkait dengan hutan. “Kalau mengan-dalkan dibiayai pemerintah, bisa habis APBN kita. (Biaya) harus dibantu dari luar dong,” tukas Kalla. (Fid/E-6)

EKONOMI NASIONAL KAMIS, 22 DESEMBER 201118

ASOSIASI Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak pemerintah mengenakan sank-si tegas kepada produsen gula rafi nasi yang terbukti melang-gar ketentuan distribusi.

Wakil Sekretaris Jenderal AP-TRI M Nur Khabsyin menyata-kan penjualan gula rafi nasi ke pasar konsumsi menghambat penjualan gula kristal putih yang diolah pabrik-pabrik gula lokal dari tebu petani.

“Kami minta Menteri Per-dagangan berani memberikan sanksi tegas kepada produsen gula rafi nasi yang melanggar,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sanksi bagi produsen yang melanggar ketentuan distribu-si, menurut dia, antara lain bisa berupa pengurangan kuota impor gula mentah.

“Mereka sangat tergantung bahan baku ini. Walau punya izin produksi, kalau tidak ada bahan baku, mereka akan kesu-litan memproduksi.”

APTRI juga meminta peme-rintah segera mengumumkan hasil audit distribusi gula rafi -nasi secara terbuka. Peme rintah dinilai tidak berani meng-umumkan hasil audit secara terbuka karena menyangkut kepentingan pemodal besar.

APTRI menemukan pen-jualan gula rafi nasi, yang seha-rusnya hanya dijual ke industri, di pasar di Makassar, Maros, Takalar, dan Gowa.

“Kami melihat pabrik gula ra-fi nasi seperti PT Makassar Tene sengaja menjual sebagian besar gula rafi nasi yang diproduksi ke pasar. Mestinya pabrik gula

rafi nasi yang seperti itu diberi sanksi tegas,” tuturnya.

Sebaliknya, Dirjen Perda-gangan Dalam Negeri Kemen-terian Perdagangan Gunaryo mengakui ada pelanggaran berdasarkan hasil audit dela-pan produsen gula rafinasi. Namun, ia belum bisa mema-parkan volume rembesan gula karena harus melaporkannya dahulu ke Kemenko Pereko-nomian.

Perusahaan-perusahaan yang memproduksi gula rafi nasi di antaranya PT Angels Product, PT Jawa Manis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Sugar Labinta, PT Makassar Tene, dan PT Duta Sugar Inter-national. (Ant/AI/E-4)

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan dianggap tidak berhasil menyejahterakan ne-layan sepanjang 2011, bahkan tahun ini disebut sebagai tahun pemiskinan nelayan. Pasalnya, banyak kebijakan yang tidak pronelayan dan mengedepan-kan importasi.

Demikian hasil evaluasi peri-kanan tahun 2011 dan proyeksi tahun 2012 Koalisi Rakyat un-tuk Keadilan Perikanan (Kiara) di Jakarta, kemarin.

“Tahun 2011 ini tidak begitu baik bagi nelayan, kami me-nilai tahun ini sebagai tahun pemiskin an bagi nelayan,” kata Sekjen Kiara Riza Damanik.

Riza menerangkan, berdasar-kan temuan dan laporan yang diterima banyak faktor yang membuat tahun 2011 menjadi

tahun pemiskinan bagi nelayan. Di antaranya yakni cuaca eks-trem dan tren impor ikan yang dilakukan pemerintah. Akibat cuaca ekstrem di awal tahun hingga menjelang akhir tahun ada 550 ribu nelayan yang gagal melaut, bahkan Kiara me-nemukan peningkatan nelayan yang hilang hingga dua kali lipat dari 68 pada 2010 menjadi 149 pada 2011.

Untuk impor, berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statis-tik, impor ikan sejak Januari-September 2011 mencapai 210,3 juta ton. Angka impor pada 2010 mencapai 318,8 juta ton, dan pada 2009 menjadi 331,8 juta ton.

“Angka ini belum ditambah dengan impor yang dilakukan pada Oktober-Desember 2011,

kemungkinannya akan melebihi total dari impor pada 2010 yakni 318,8 juta ton,” terang Riza.

Yang lebih memprihatinkan, kata dia, 40 dari 45 jenis ikan yang diimpor sepanjang 2011 merupakan ikan yang dapat diproduksi nelayan Indonesia.

Tahun 2011 juga merupakan tahun meningkatnya konfl ik di sektor kelautan dan perikanan. Ada 68 konfl ik, padahal tahun lalu 28 konfl ik. Adapun untuk proyeksi terhadap kondisi peri-kanan Indonesia 2012, Kiara melihat akan ada peningkatan impor ikan hingga 20%.

Produksi perikanan tahun de-pan juga diproyeksikan menu-run karena kebijakan Menteri KKP Cicip Sharif Sutardjo yang akan mengedepankan industri-alisasi perikanan. (Fid/E-4)

Perempuan Pekerja Terpinggirkan

Perusahaan perlu memberikan perhatian khusus tentang hak-hak perempuan pekerja.

Kemitraan Pemerintah-Swasta Bangun Hutan Wisata

Beri Sanksi Tegas Produsen Gula Rafi nasi

2011 Menjadi Tahun Pemiskinan Nelayan

PEMBANGUNAN HUTAN: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (kedua dari kanan) didampingi Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Daruri (kanan) berbincang dengan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di sela-sela acara Workshop Public Private Partnership di Jakarta, kemarin.

MI/M IRFAN

LAPORAN BERKELANJUTAN: Chairman National Center for Sustainability Report (NCSR) Ali Darwin (kiri), Direktur Departemen Pembangunan Berkelanjutan Aqua Group Sonny S Sukada (tengah), dan Vice President Research and Development Aqua Group Endang S Sunaryo menunjukkan Laporan Berkelanjutan Aqua 2010 dalam diskusi bertema Komitmen ganda untuk pembangunan berkelanjutan, di Jakarta, kemarin. Laporan tersebut berisi inisiatif-inisiatif sosial dan bisnis Aqua Group yang meliputi 14 pabrik dan 14 depo yang tersebar di wilayah Indonesia.

MI/IMMANUEL ANTONIUS

PENGUMUMAN PROGRAM PENGADAANNo. 08 / PW-J / SS / 12 - 2011

Dalam rangka mendukung kelancaran distribusi Pelumas yang berkesinambungan, PT PERTAMINA (Persero) mengundang perusahaan yang memenuhi syarat untuk mengikuti proses pengadaan :

JASA PENGANGKUTAN PELUMAS PERTAMINA PULAU JAWA

dengan persyaratan pada saat pendaftaran harus melampirkan dokumen sebagai berikut :a. Surat Permohonan Pendaftaranb. Copy KTP pengurus perusahaan dan Copy KTP pendaftar c. Bagi pendaftar yang mewakilkan harap menyertai surat kuasa dari pimpinan perusahaan dan

fotocopy KTPd. Akta Pendirian Perusahaan dan pengesahan dari KEMENHUMHAM beserta perubahannyaa. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan ketentuan Bidang dan Sub bidang: Pemasok Jasa

Angkutan e. Surat Keterangan Domisili Perusahaanf. Tanda Daftar Perusahaan yang masih berlakug. NPWP, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) & Bukti Pembayaran Pajakh. Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit Kantor Akuntan Publik beserta opini i. SKT Pertamina (bila ada)j. Copy BPKP armada pengangkutan dengan jumlah minimal 8 (delapan) unit truck box dengan

minimal tahun pembuatan Pebruari 2003

Hanya bagi peserta yang memenuhi persyaratan administrasi pendaftaran akan dilakukan proses prakualifikasi

Pendaftaran dilaksanakan padaTanggal : Paling lambat tanggal 23 Desember 2011 Waktu : 09.00 s/d 12.00 Wib Tempat : M&T Strategic Sourcing Kantor Pusat Pertamina Gedung Annex Lt. 5 Jl. Medan Merdeka Timur 1A – Jakarta Pusat Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di website Pertamina www.pertamina.com pada informasi investor atau menghubungi :

Siti Rahayu Wilujeng Aprilia A Rahayu Abdul RafikE-mail: [email protected] E-mail: [email protected] E-mail:[email protected]:+62-21-381-5111 (ext. 5162) Tel:+62-21-381-5111 (ext. 7022) Tel:+62-21-381-5111 (ext. 7241)

M&T Strategic Sourcing Marketing & Trading Directorate - PT. PERTAMINA (PERSERO)