Ekonomi Internasional
-
Upload
nunik-septiani -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of Ekonomi Internasional
TUGAS
EKONOMI INTERNASIONAL IMID SEMESTER
Dosen Pembimbing : Daryono Soebagyo, MEc.
Disusun oleh :
Nunik Septiani B300130149 (C)
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
A. TUGAS 1
Teori “International Product Life Cycle” dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa investasi langsung (foreign direct investment) terjadi. Jelaskan tahap-tahap IPLC
dan karakteristiknya.
Jawab :
Tahapan IPLC dan karakteristiknya :
Tahapan Impor/Ekspor Target pasar Pesaing Biaya Produksi
(I) Inovasi Lokal Tidak Ada Dalam Negeri ASSedikit
(lokal)Tinggi
(II)Inovasi di
Luar NegeriMulai Ekspor
AS dan NIMs
Lainnya
Sedikit
(lokal)
Mulai menurun
karena skala
ekonomi
(III) Maturity Ekspor Stabil NIMs dan NSBs NIMs Stabil
(IV)Imitasi di
LuarEkspor Turun NSBs NIMs
Menaik karena
skala ekonomi
menurun
(V) Pembalikan Impor NaikAS dan NIMs
Lainnya
NIMs dan
NSBs
Menaik karena
competitive
advantage
Tahap (I) ; merupakan fase di negara-negara yang sangat maju, di mana inovasi yang
berasal dari kekayaan mereka dan meningkatkan keinginan mungkin. Dalam perusahaan
Selain di negara-negara maju memiliki akses ke teknologi baru dan modal untuk
mengembangkan produk baru. Sebagian besar produk-produk baru yang dikembangkan di
Amerika Serikat. Mereka disempurnakan sebelum diperkenalkan ke negara-negara lain.
Karena Kami adalah pasar konsumen terbesar di dunia, produk umumnya dirancang untuk
menangkap pasar ini.
Tahap (II) ; Ketika sebuah produk mencapai tahap ini, dikembangkan dengan baik,
pasar lokal baik dibudidayakan dan perusahaan berinovasi siap untuk memperkenalkan
produk ke juga dibaptis 'perintis' atau 'pengantar internasional' panggung. Teknologi ini
pertama kali melihat di negara-negara maju lainnya seperti Kanada, Inggris dan Australia
karena kebutuhan yang sama dan tingkat pendapatan yang tinggi. Para pesaing dari
perusahaan berinovasi di negara-negara ini adalah perusahaan-perusahaan yang berbasis di
Amerika Serikat, karena perusahaan-perusahaan dari negara-negara lain belum untuk
2
mengejar ketinggalan dengan teknologi baru. Biaya produksi cenderung menurun karena
perusahaan berinovasi akan meningkatkan proses produksi. Perusahaan berinovasi mampu
memperkenalkan produk dengan harga yang lebih tinggi di negara-negara lain. Peningkatan
penjualan di luar negeri dan proses produksi ditingkatkan membawa peningkatan skala
ekonomi.
Tahap (III) ; Meningkatnya permintaan di negara maju lainnya dapat mendorong
perusahaan berinovasi untuk membintangi produksi lokal dengan bantuan pemerintah.
Perusahaan-perusahaan ini sehingga dapat menunjukkan tingkat yang lebih tinggi untuk
bertahan hidup, yang dapat mengimbangi inefisiensi wrt relatif pesaing di negara asal
perusahaan. Pada tahap ini, negara-negara kurang berkembang (LDC) adalah pasar potensial.
Dengan demikian, meskipun produksi lokal di negara-negara maju lainnya, tingkat ekspor
tetap stabil.
Tahap (IV) ; Pada tahap ini, perusahaan berinovasi menghadapi penurunan permintaan
karena permintaan yang lebih rendah dari negara-negara maju lainnya dan LDGs. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi skala ekonomi dan meningkatkan biaya produksi. Perusahaan
di negara maju lainnya menggunakan harga yang lebih rendah untuk memasuki pasar AS.
Tahap (V) ; Selama tahap ini, keunggulan kompetitif perusahaan berinovasi hampir
menghilang. LDC Produksi bintang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri serta
menghasilkan untuk pasar AS. Hasilnya bisa jadi bahwa produk dari perusahaan AS
undersold di negara sendiri. Manufaktur televisi bisa disebut sebagai contoh.
IPLC lebih berlaku untuk produk yang mungkin yang diproduksi melalui teknologi baru.
Produk ini akan memberikan utilitas fungsional dan memenuhi kebutuhan dasar yang
universal umum, mesin cuci, memberikan contoh yang baik. IPLC memiliki implikasi
pemasaran untuk minimal perusahaan berinovasi dalam tiga tahap pertama. Pasar dalam dua
tahap terakhir adalah suram. Pentingnya keuntungan biaya bisa menjadi outsourcing dalam
tahap selanjutnya dari IPLC. Perusahaan berinovasi mampu menetapkan harga premium pada
tahap awal yang harus dibawa turun kemudian untuk mencegah pendatang potensial untuk
mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan Japans mengurangi harga dari VCR di AS sebesar
25% ketika menghadapi persaingan yang ketat dari tantangan Korea. Pada tahap terakhir dari
IPLC, tidak praktis untuk perusahaan berinovasi untuk menjaga harga rendah produk.
Perusahaan berinovasi harus meningkatkan kualitas dan kecanggihan dan mempertahankan
3
harga di atas pasar. Promosi dan harga kebijakan mengikuti satu sama lain erat. Awalnya,
promosi dapat menjadi agresif, tapi itu harus melunakkan pada tahap selanjutnya. Demikian
pula, jaringan dealer yang kuat dapat memberikan keunggulan kepada perusahaan (tempat
kebijakan) berinovasi. Hal ini juga dapat digunakan sebagai pertahanan yang baik pada tahap
selanjutnya dari IPLC.
B. TUGAS 2
Teori Perdagangan Internasional:
a) Jelaskan perbedaan antara teori absolute advantage dari Adam Smith dan teori
comparative advantage dari David Ricardo. Gunakan contoh-contoh numerikal dalam
menerangkan perbedaan kedua teori tersebut.
b) Sebutkan beberapa kelemahan teori comparative advantage. Teori apa yang akhirnya
menyempurnakan/memperbaiki kelemahan tersebut?
c) Menurut Michael Porter dalam era persaingan global saat ini, suatu bangsa atau negara
yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional bila
memiliki beberapa faktor penentu. Sebutkan dan jelaskan beberapa faktor penentu
tersebut.
Jawab :
a) Perbedaan antara teori absolute advantage dari Adam Smith dan teori comparative
advantage dari David Ricardo;
Adam Smith dikenal dengan teori keunggulan absolute Teori keunggulan absolute
menjelaskan bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi dan ekspor terhadap suatu
barang jenis tertentu dimana Negara tersebut memiliki keunggulan absolute dan tidak
memproduksi atau melakukan impor terhadap Jenis barang lain dimana Negara tersebut tidak
mempunyai keunggulan absolute terhadap Negara lain yang memproduksi barang sejenis.
Contoh teori Keunggulan mutlak ( Absolut) dari Adam Smith :
NegaraHasil Produksi yang diperbandingkan
Dasar Tukar Dalam NegeriKayu Lapis TV
Indonesia 1/20 jam/lbr 2 jam/unit 1 Tv = 40 lbr Kayu Lapis
Korea Selatan 1/15 jam/lbr 1 jam/unit 1 Tv = 15 lbr Kayu Lapis
Keterangan :
4
Untuk memproduksi 1 lembar kayu lapis, Indonesia membutuhkan 3 menit ( 1/20 x 60
menit). Sedangkan untuk memproduksi 1 unit televisi dibutuhkan waktu 2 jam.
Untuk memproduksi 1 lembar kayu lapis, Korea selatan membutuhkan waktu 4 menit
( 1/15 x 60 menit) dan untuk memproduksi 1 unit televisi membutuhkan waktu 1 jam.
Indonesia untuk 1 unit televisi membutuhkan waktu selama 2 jam, maka jika waktu
tersebut digunakan untuk memproduksi kayu lapis hasilnya adalah 120 menit : 3 menit x
1 lembar = 40 lembar kayu lapis.
Korea selatan: waktu yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit televisi adalah 1 jam.
Jika waktu tersebut dipergunakan untuk memproduksi kayu lapis hasilnya adalah 60
menit : 4 menit x 1 lembar = 15 lembar kayu lapis.
Indonesia mempunyai keunggulan mutlak dalam hal memproduksi kayu lapis. Sedangkan
Korea selatan mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi televisi.
David Ricardo dikenal dengan teori keunggulan komparatif Teori ini menerangkan
bahwa suatu Negara akan berspesialisasi pada dan ekspor suatu barang dimana Negara
tersebut memiliki keunggulan komparatif terbesar dan impor barang dimana Negara tersebut
memiliki kerugian komparatif. Atau teori tersebut menyatakan bahwa suatu Negara akan
ekpsor suatu barang yang dapat dihasilkan dengan biaya produksi lebih rendah dan impor
barang jika dibuat sendiri memerlukan ongkos atau biaya produksi yang besar.
Contoh Keunggulan komparatif dari David Ricardo
NegaraJumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi
Kain Mobil
Indonesia 40 TK 70 TK
Malaysia 50 TK 75 TK
Keterangan :
Harga kain di Indonesia relative murah dibanding dengan di Malaysia.
Perbandingan upah atau ongkos memproduksi kedua jenis barang adalah :
Kain = 40/50 x 100% = 80 dari upah yang dikeluarkan Malaysia.
Mobil = 70/75 x 100% = 93 dari upah yang dikeluarkan oleh Malaysia
Dengan demikian akan lebih menguntungkan jika Indonesia mengadakan spesialisasi
memproduksi mobil, lalu keduanya mengadakan pertukaran.
Perbandingan produksi kain dan mobil adalah : Efisiensi yang paling tinggi pada produk
kainnya dan menetapkan untuk mengadakan spesialisasi dalam memproduksi kain.
5
Malaysia menetapkan untuk mengadakan spesialisasi dalam memproduksi mobil,
kemudian antara keduanya mengadakan pertukaran.
b) Beberapa kelemahan teori comparative advantage;
Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya
perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja). Perbedaan fungsi ini menimbulkan
terjadinya perbedaan produktivitas (production comparative advantage) ataupun
perbedaan efisiensi (cost comparative advantage). Akibatnya terjadilah perbedaan harga
barang yang sejenis diantara dua negara.
Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan efisiensi di dua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga
barang sejenis akan menjadi sama di dua negara.
Pada kenyataannya, walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama
diantara dua negara, ternyata harga barang yang sejenis dapat berbeda, sehingga dapat
terjadi perdagangan internasional. Dalam hal ini teori klasik tak dapat menjelaskan
mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang sejenis walaupun faktor produksi
(produktivitas dan efisiensi) sama di dua negara.
Untuk itu teori modern dari Hecksher- Ohlin atau teori H-O menjelaskan bahwa
walaupun fungsi faktor produksi (tenaga kerja) di kedua negara sama, perdagangan
internasional akan tetap dapat terjadi. Ini disebabkan karena adanya perbedaan
jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara, sehingga
terjadilah perbedaan harga barang yang dihasilkan
c) Menurut Michael Porter dalam era persaingan global saat ini, suatu bangsa atau
negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar
internasional bila memiliki beberapa faktor penentu. Sebutkan dan jelaskan beberapa
faktor penentu tersebut;
Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat
determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage (NCA).
Empat atribut ini adalah:
Factor Endowment mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti
tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama
faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan
6
sumber daya (factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif.
Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disia-siakan, ketika langka dapat
mendorong inovasi.
Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan
menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan
kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya
permintaan barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara
perusahan dan pelanggan.
Related and Supporting Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya
keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini
bersifat positif yang berujung pada penngkatan daya saing perusahaan. Porter
mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini dengan industrial clusters atau
agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential technology knowledge spillover,
kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin meningkatkan market power.
Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada
pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor
Strategy dapat terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu.
Pasar modal domestik mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu seringkali
membuat keputusan karir berdasarkan peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki
daya saing pada suatu industri di mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur
mengikuti strategi. Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan
(rivalry) yang tinggi mendorong inovasi.
C. TUGAS 3
Tabel di bawah ini menunjukkan berapa karung gandum dan yard pakaian yang dapat
dihasilkan dari satu jam kerja di US dan UK.
Kasus A Kasus B Kasus C Kasus D
US UK US UK US UK US UK
Gandum (Karung/hari kerja) 4 1 4 1 4 1 4 2
Pakaian (yard/hari kerja) 1 2 3 2 2 2 2 1
Pertanyaan:
a) Pada setiap kasus di atas, identifikasi komoditi yang mempunyai keunggulan absolut.
7
b) Pada setiap kasus di atas, tunjukkan komoditi yang mempunyai keunggulan komparatif
atau ketidak unggulan komparatif pada setiap negara. Pada kasus mana perdagangan tidak
dimungkinkan berdasarkan asas keunggulan komparatif?
Jawab :
a) Keunggulan Absolut ;
Kasus A
NegaraGandu
mPakaia
nDTDN Ket :
US 4 14 Kg = 1 m Gain From Trade (GOT),
1 Kg = 1/4 m US mendapat 2m - 1/4 m = 1 3/4 m Pakaian
UK 1 21/2 Kg = 1 m UK mendapat 4 Kg - 1/2 Kg = 3 1/2 Kg Gandum
1 Kg = 2m
Kasus B
NegaraGandu
mPakaia
nDTDN Ket :
US 4 34/3 Kg = 1 m Gain From Trade (GOT),
1 Kg = 3/4 m US mendapat 2m - 3/4 m = 5/4 m Pakaian
UK 1 21/2 Kg = 1 m UK mendapat 4/3 Kg - 1/2 Kg = 5/6 Kg Gandum
1 Kg = 2m
Kasus C
NegaraGandu
mPakaia
nDTDN Ket :
US 4 22 Kg = 1 m Gain From Trade (GOT),
1 Kg = 1/2 m US mendapat 2m - 1/2 m = 1 1/2 m Pakaian
UK 1 21/2 Kg = 1 m UK mendapat 2 Kg - 1/2 Kg = 1 1/2 Kg Gandum
1 Kg = 2m
Kasus D
NegaraGandu
mPakaia
nDTDN Ket :
US 4 22 Kg = 1 m Gain From Trade (GOT),
1 Kg = 1/2 m US mendapat 1/2 m - 1/2 m = 0 m Pakaian
UK 2 12 Kg = 1 m UK mendapat 2 Kg - 2 Kg = 0 Kg Gandum
1 Kg = 1/2m
b) Keunggulan komparatif atau ketidak unggulan komparatif pada setiap negara. Pada
kasus mana perdagangan tidak dimungkinkan berdasarkan asas keunggulan
komparatif?
Pada kasus A, setiap negara mempunyai keunggulan komparatif. Dengan US
berspesialisasi terhadap Gandum, dimana dalam setiap 1 Kg Gandum menghasilkan
8
keuntungan 1 3/4 m pakaian. Sedangkan dengan UK berspesialisasi terhadap pakaian,
dimana dalam setiap 1 m pakaian menghasilkan keuntungan 3 1/2 gandum. Dan pada
kasus A ini setiap negara juga tidak memiliki keunggulan komperatif, dimana US dengan
ketidakunggulan terhadap pakaian sedangkan Uk dengan ketidakunggulan terhadap
gandum.
Pada kasus B, hanya negara US yang memiliki keunggulan komparatif. Dimana dalam
setiap 1 Kg gandum menghasilkan keuntungan 5/4 pakaian, sedangkan dalam 1 m
pakaian akan menghasilkan keuntungan 5/6 gandum. Dalam kasus B, UK tidak memiliki
keunggulan komparatif sama sekali.
Pada kasus C, keunggulan komperatif dimiliki US terhadap spesialisasi gandum. Dimana
dalam 1 Kg gandum menghasilkan keuntungan 1 1/2 m pakaian. Sedangkan UK tidak
memiliki keunggulan komperatif, dikarenakan produksi pakaian sama dengan US.
Pada kasus D ini disebut perdagangan tidak dimungkinkan, dikarenakan dalam
perdangangan tersebut tidak ada laba sama sekali.
9