Ekologi KIA

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup d tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang hubungan ti makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Lin mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan yang perilaku. esehatan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkung yang berpengaruh positi! terhadap per"u#udan status kesehatan optimum. Lin kesehatan lingkungan men$akup perumahan% pembuangan kotoran &tin#a'% penye air bersih% pembuangan sampah% dan pembuangan limbah. Lingkungan berpengar sangat besar terhadap kesehatan manusia karena berbagai !aktor penyebab pe dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh lingkungan hidup terhadap kesehatan demikian penting sehingg penyebab penyakit sering harus di$ari di luar tubuh yang berarti perlu pe lingkungan. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh in!eksi berbasis lingk antara lain diare% in!eksi saluran pernapasan atas &I(PA'% bayi berat bada &BBL)'% as!iksia% dan in!eksi. Asia *enggara mempunyai insidensi B tinggi yaitu +,- dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir rendah di d terakhir tahun + / % angka ke#adian BBL) di Indonesia sebesar //%/- yang ma berada diatas angka rata0rata *hailand 1%1- dan 2ietnam 3%4- &UNI5E6 % + / Angka ke#adian BBL) di Indonesia tahun + /4 $enderung menur tahun + / tetapi masih terdapat / %+- bayi berat badan lahir rendah &)I(E + /4'. Periodpre7alen$e In!eksi (aluran Perna!asan Akut &I(PA' berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk adalah +3% persen &)I(E( + /4'. Lima pro7insi dengan I(PA tertinggi adalah Nusa *enggara *imur% Pap Nusa *enggara Barat% dan 8a"a *imur. Pada )iskesdas + ,% Nusa *enggara *i #uga merupakan pro7insi tertinggi dengan I(PA. Insiden dan period pre7alen untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 4%3 persen dan ,% persen. pro7insi dengan insiden maupun period pre7alen diare tertinggi adalahPapua% (ula"esi (elatan% A$eh% (ula"esi Barat% dan (ula"esi *engah. Insiden diare kelompok usia balita di Indonesia adalah / %+ persen. Lima pro7insi dengan

description

TUGAS

Transcript of Ekologi KIA

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahLingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan yang disusul oleh perilaku. Kesehatan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan optimum yang berpengaruh positif terhadap perwujudan status kesehatan optimum. Lingkup kesehatan lingkungan mencakup perumahan, pembuangan kotoran (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan limbah. Lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan manusia karena berbagai faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh lingkungan hidup terhadap kesehatan demikian penting sehingga penyebab penyakit sering harus dicari di luar tubuh yang berarti perlu penyelidikan lingkungan. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh infeksi berbasis lingkungan antara lain diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bayi berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia, dan infeksi. Asia Tenggara mempunyai insidensi BBLR paling tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir rendah di dunia. Data terakhir tahun 2010, angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,1% yang masih berada diatas angka rata-rata Thailand 6,6% dan Vietnam 5,3% (UNICEF , 2011). Angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 cenderung menurun dari tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2% bayi berat badan lahir rendah (RISKESDAS, 2013). Period prevalence Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk adalah 25,0 persen (RISKESDAS 2013). Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA. Insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima provinsi dengan insiden maupun period prevalen diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten. Insiden dan prevalensi pneumonia Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4,5 persen (RISKESDAS 2013). Lima provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan tahun 2007 dan 2013 tidak berbeda (0,4%). Lima provinsi dengan TB tertinggi adalah Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta, Gorontalo, Banten, dan Papua Barat. Penduduk yang didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan, 44,4% diobati dengan obat program (RISKESDAS 2013). Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran tanah. Pembuangan tinja dapat secara langsung mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, air tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh. Perlu pengaturan pembuangan sampah agar tidak membahayakan kesehatan manusia karena dapat menjadi gudang makanan bagi vector penyakit. Sayuran yang dimakan mentah dapat menjadi media transmisi penyakit dari tanah yang tercemar tinja.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :a. Apa pengertian ekologi ?b. Apa pengertian ekologi kesehatan ?c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekologi KIA ?d. Bagaimana pengaruh lingkungan bagi kesehatan ?e. Bagaimana keterkaitan antara ekologi KIA dengan malnutrisi ?f. Apa sajakah tanda-tanda pencapaian derajat kesehatan?

C. Tujuana. Mengetahui apa pengertian ekologi b. Mengetahui pengertian ekologi kesehatanc. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi KIAd. Mengetahui pengaruh lingkungan bagi kesehatane. Mengetahui keterkaitan antara ekologi KIA dengan malnutrisif. Mengetahui tanda-tanda pencapaian derajat kesehatan

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi Ekologi Secara UmumEkologi berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau tempat hidup) dan logos (ilmu). Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam.Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas. Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme-tumbuhan maupun hewan-dengan lingkungannya. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistemB. Definisi Ekologi KesehatanEkologi Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia, lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada status kesehatan Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik dengan permasalahan kesehatan. Peristiwa ekologis telah terjadi sejak mulainya sejarah kehidupan di alam semesta ini. Ilmu Ekologi sebenarnya juga sudah cukup lama dikenal dan dipelajari terutama oleh para ahli biologi. Namun sejak Konferensi Stockholm 1972, ekologi ramai diperbincangkan orang karena erat hubungannya dengan lingkungan hidup. Cabang ekologi yang disebut Ekologi Kesehatan masih lebih muda usianya.C. Faktor-Faktor Terjadinya Ekologi Kesehatan

D. Pengaruh Lingkungan Bagi KesehatanPengertian sehat menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, metal, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Pengertianpenyakitmerupakansuatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan atau morfologi suatu organ dan atau jaringan tubuh. (Achmadi, 2005). Sedangkan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen termasauk host yang lain (Soemirat, 2005).Penyakit Berbasis Lingkunganadalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan dicapainya potensi genetik atau bawaaan / bakat anak. Lingkungan yang kurang baik menghambat pertumbuhan sehingga potensi bawaan/bakat tidak dapat dicapai. Faktor eksternal (lingkungan) antara lain faktor prenatal dan pasca natal. Faktor lingkungan prenatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan.Lingkungan prenatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah:1. Gizi pada saat hamil. Apabila gizi ibu buruk akan menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir.2. Mekanis. Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan yang kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat.3. Toksin. Berbagai jenis obat yang bersifat racun.4. Endokrin / hormone. Produksi hormone pertumbuhan terganggu.5. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.6. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza.7. Stres pada ibu hamil. Apabila ibu hamil stress akan mempengaruhi pertumbuhan janin.8. Anoksia EmbrioKelainan perkembangan anak yang disebabkan karena faktor lingkungan, diantaranya :1. Obat-obatan Thalidomide adalah obat untuk mengobati atau mencegah kondisi kulit tertentu yang terkait dengan penyakit Hansen, yang dulu dikenal sebagai kusta (eritema nodosum leprosum). Thalidomide juga digunakan dengan obat lain untuk mengobati jenis kanker tertentu (multiple myeloma). Obat ini milik kelas obat yang dikenal sebagai imunomodulator yang bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan kemerahan (inflamasi). Thalidomide juga dapat mengurangi pembentukan pembuluh darah yang memberi makan tumor.Jika thalidomide diambil selama kehamilan, dapat menyebabkan cacat lahir parah atau kematian embrio-janin.Thalidomide tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang hamil atau yang bisa menjadi hamil saat mengambil obat.Bahkan dosis tunggal [1 kapsul (terlepas dari kekuatan)] yang diambil oleh wanita hamil selama kehamilannya dapat menyebabkan cacat lahir parah. Talidomid pd minggu pertama kehamilan menyebabkan kelainan struktur bayi.2. Rubella / Campak JermanVirus rubella tidak berbahaya untuk kesehatan ibu hamil, namun sangat berbahaya terhadap pertumbuhan dan kehidupan janin didalam kandungan. Hal ini dikarenakan janin akan berisiko tinggi mengalami kelainan jantung, tuli ketika dilahirkan, retardasi mental, kelainan pada bentuk dan fungsi mata, katarak, hidrosefalus atau, tengkorak janin tidak berkembang sehingga ukurannya lebih kecil dari normal, gangguan perkembangan pada sejumlah organ tubuh janin (seperti jantung, limpa dan paru-paru), berat badan bayi saat dilahirkan rendah, radang selaput otak, hepatitis, radang iris mata, gangguan perkembangan sistem saraf seperti meningosefalitis dan keterbelakangan mental. Rubella menyerang pada usia kehamilan antara 2-3 bulan yang menyebabkan kelainan bawaan. Bahkan yang paling berbahaya, adalah janin meninggal di dalam kandungan / still birth. 3. Makanan Protein merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar semua proses tubuh (seperti metabolisme, enzim, hormon, pertumbuhan, dan regenerasi sel) dapat berjalan dengan baik. Untuk ibu hamil sendiri, protein dibutuhkan sebagai energi bagi pertumbuhan dan perkembangan sel dan jaringan baru bagi janin dan ibunya. Pada trimester pertama, protein dibutuhkan untuk pembentukan jaringan otak dan organ janin. Pada trimester kedua untuk pertumbuhan janin, rahim, dan payudara ibu. Sedangkan pada trimester ketiga untuk pertumbuhan janin, penambahan volume darah ibu, dan perkembangan plasenta. Begitu pentingnya, ibu hamiltak boleh kekurangan protein. Sebab, dalam jangka pendek, kekurangan protein selama hamil berpotensi menyebabkan tidak maksimalnya perkembangan otak, otot, dan organ tubuh janin. Sedangkan pada jangka panjang dapat menyebabkan kurangnya kemampuan belajar, kurangnya ketahanan tubuh terhadap penyakit, serta calon bayi kelak lebih berisiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.Deteksi kekurangan protein pada ibu hamil memang tidak secara rutin dilakukan. Kekurangan protein juga tidak menimbulkan gejala khusus yang dapat dirasakan oleh ibu hamil. Mengingat asupan protein didapat bersamaan dengan asupan bahan makanan lain (karbohidrat, lemak, dan lainnya). Jadi, dugaan adanya ketidakcukupan protein umumnya dilihat dari penambahan berat badan ibu hamil yang kurang atau bahkan menurun. Seperti kita ketahui, kecukupan gizi ibu hamil secara sederhana akan tercermin pada penambahan berat badan yang cukup selama hamil (untuk ibu dengan indeks masa tubuh normal penambahan BB selama hamil adalah 11.516 kg).

Calon ibu yang kurang asupan protein berisiko menyebabkan bayi lebih kecil, bayi mengalami masalah seperti bibir sumbing atau kelainan fisik lainnya. Bahkan, kekurangan protein berefek pada kurang sempurnanya pembentukkan air susu ibu kelak dalam masa laktasi.Kekurangan protein hewani terutama kehamilan trimester II dan III berpotensi abortus, prematur, retardasi mental.

4. Radiasi dan trauma mekanik.Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orangtua dikhawatirkan akan dapat mutasi pada gen yang mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostic atau terapeutis sebaiknya dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya hamil muda.Trauma mekanik atau fisik Penyebabnya antara lain maloklusi, kesalahan pada pembuatan protesa, menyikat gigi yang terlalu keras, kebiasaan pasien yang suka menggigit-gigit pipi atau bibir dan oral piercing (Greenberg dkk., 2008). Menurut Birnbaum dan Dunne (2010), trauma mekanik dapat disebabkan oleh karena tergigit baik disengaja maupun tidak disengaja. Lokasinya bisa bersebelahan dengan gigi yang karies atau patah, tepi plat gigi tiruan atau ortodontik. Neville dkk. (2009) menuliskan bahwa pada anak-anak, ulkus traumatik disebut Riga-Fede yang muncul pada permukaan ventral lidah. Ulkus ini bersifat kronis, dengan gambaran histopatologis yang disebut ulserasi eosinofilik (traumatic granuloma, traumatic ulcerative granuloma with stromal eosinophilia [TUGSE], eosinophilic granuloma of the tongue)

Faktor lingkungan pascanatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial dan faktor keluarga dan adat istiadat. Lingkungan meliputi aspek fisis, biologis dan sosial yg pd lazimnya fisikobiopsikososial, aspek tersebut saling berinteraksi. Lingkungan fisikobiopsikososial dapat berupa :1. OrangtuaLingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang menguntungkan untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Hal itu berarti, sikap dan perlakuan orangtua terhadap anak memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadian dan perkembangan psikis anak. Lingkungan keluarga yang kurang/tidak menunjang proses tumbuh kembang anak atau dikatakan sebagai lingkungan keluarga beresiko tinggi adalah apabila kondisi keluarga tersebut: (1) Umur ibu kurang dari 20 tahun, (2) Jumlah anak usia kurang dari 2 tahun ada dua atau lebih, (3) Ibu/pengasuh tidak tahu mengenai kebutuhan anak dan sulit menerima pesan-pesan kesehatan, yang ditandai antara lain : tidak tahu mengenai hal-hal umum yang diketahui oleh masyarakat, tidak dapat memahami petunjuk-petunjuk kesehatan yang sebenarnya, tidak dapat menjawab pertanyaan yang biasanya dapat dijawab para ibu mengenai anaknya, (4) Ibu/pengasuh anak mengalami gangguan mental atau tekanan jiwa yang berat ditandai oleh antara lain sebagai berikut: tampak putus asa, mudah menangis, bereaksi sangat lambat, acuh pada sekitarnya, perilaku aneh, suka tertawa sendiri, gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan, (5) Ibu/pengasuh anak mengabaikan anak atau acuh terhadap tumbuh kembang anak, antara lain ditandai: menjelek-jelekkan anak, memukul anak suatu persoalan kecil, tidak mengetahui data tentang anak yang pada umumnya diketahui oleh para ibu, misalnya: kapan anak diimunisasi, penyakit yang pernah diderita anak, memperlihatkan sikap tidak senang dalam pembicaraan terhadap anaknya, (6) Rumah yang kacau dan kotor, (7) Ayah sering melakukan kejahatan, minum alkohol, atau ada gangguan jiwa, sering mabuk, (8) Hubungan suami isteri yang buruk, yang ditandai oleh orangtua sering bertengkar di depan anak-anak, fekerasan fisik antara orangtua, suami sering memukul isteri, (9) Kemiskinan yang ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: lingkungan tempat tinggal yang buruk, lantai tanah, atap bocor, gubuk buruk, alat makan yang dipakai tidak mencukupi untuk seluruh anggota keluarga perlengkapan tidur tidak mencukupi, tidak mempunyai baju ganti, makanan yang disediakan secara kuantitas dan kualitas tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Sementara kekurangan gizi dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan menyebabkan kasus gizi kurang. Dipengaruhi juga oleh kondisi perekonomian yaitu kemiskinan yang tidak memungkinkan orang tua memberikan makanan bergizi pada anaknya. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai genetik faktor yaitu pengaruh biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya terhadap pertumbuhan postnatal. Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan untuk bayi selain gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melingungi bayi terhadap berbagai macam infeksi. Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75% 80% merupakan faktor keturunan. Menjaga asupan gizi dan nutrisi adalah hal yang paling penting yang harus selalu dijaga dan diperhatikan oleh orangtua guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Asupan gizi yang baik membantu menjaga system imun pada tubuh mereka agar tidak rentan terkena penyakit. Selain itu asupan nutrisi tertentu merangsang perkmbangan otak pada anak, yang artinya hal ini mampu mengoptimalkan fungsi otak mereka.2. Pelayanan KIA dan KBPenggunaan KB berkaitan dengan rendahnya kematian ibu dan kematian anak dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Memiliki anak lebih sedikit dan lebih sehat dapat mengurangi beban ekonomi pada keluarga miskin, dan memungkinkan mereka menginvestasikan sumberdayanya dalam pengasuhan, perawatan, dan sekolah anak, sehingga nantinya diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan (UNFPA 2005a, WHO 1994 dalam UNFPA 2006). Secara nasional, investasi KB juga membuka a window of opportuniity (jendela kesempatan) bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat melalui penurunan fertilitas dan perubahan struktur umur populasi dan angka ketergantungan (dependency ratio). Peningkatan rasio jumlah pekerja terhadap jumlah anak yang harus ditanggung menyebabkan peningkatan tabungan dan investasi, serta perbaikan standar kualitas kehidupan dan rendahnya kemiskinan (Bloom et al. 2003, Merrick 2002 dalam UNFPA 2006). A window of opportunitydapat menurunkan 14 % tingkat kemiskinan di Negara berkembang antara tahun 2000 dan 2015 (Mason and Lee 2004 dalam UNFPA 2006). Investasi dalam KB juga dapat menurunkan biaya pelayanan sosial seperti biaya pelayanan kesehatan, pendidikan, pangan, perumahan, dsb. Rendahnya pertumbuhan penduduk juga dapat mengurangi tekanan terhadap eksploitasi sumberdaya alam yang terbatas (Singh et al. 2003 dalam UNFPA 2006).Untuk perlindungan kesehatan ibu dan anak dengan jaringan fasilitas yg memadai dalam tenaga, peralatan, anggaran serata mencakup seluruh populasi.3. Kondisi baik dengan beberapa segiDi daerah perkotaam maupun di daerah pedesaan diciptakan keadaan yang cukup baik dalam segi-segi : Kesehatan, misalnya pengetahuan keluarga mengenai kesehatan, penyebaran fasilitas kesehatan Geografis, misalnya sumber alam dan komunikasi Demografis, misalnya komposisi penduduk menurut umur, kebijaksanaan keluarga berncana, penyebaran penduduk, urbanisasi dan transmigrasi. Sosial ekonomi, misalnya kesempatan kerja/lapangan kerja, tingkat pendapatan, perumahan danlingkungan hidup. Psikokultural, misalnya pendidikan di sekolah, di rumh dan di luar sekolah, kebiasaan, kepercayaan, tradisi dan sikap terhadap masalah kesehatan. Kebijaksanaan politik pemerintah, misalnya perencanaan perkembangan/pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat.

4. Pendidikan untuk pembinaan perkembangan emosi, sosial, moral, etika, tanggung jawab, pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian.Pendidikan di rumah, sekolah dan luar sekolah serta luar rumah untuk pembinaan perkembangan emosi, sosial, moral, etika, tanggung jawab, pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian.Penyakit Berbasis Lingkunganadalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Penyakit infeksi yang disebabkan karena lingkungan diantaranya :1. ISPAInfeksi Saluran Pernapasan Akut/ISPA dapat meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah, merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Akan tetapi, anak yang menderita pneumonia bila tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian. Di Dinkes/Puskesmas, Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan, yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penumonia disebabkan oleh bahaya biologis, yaituStreptococcus pneumoniae.ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.Sumber penyakit ini adalah manusia.Pneumococciumum ditemukan pada saluran pernafasan bagian atas dari orang yang sehat di seluruh dunia. Sedangkan Agen ditularkan ke manusia lewat udara melalui percikan ludah, kontak langsung lewat mulut atau kontak tidak langsung melalui peralatan yang terkontaminasidischargesaluran pernafasan. Biasanya penularan organisme terjadi dari orang ke orang, tetapi penularan melalui kontak sesaat jarang terjadi. Manusia yang berada dalam lingkungan yang kumuh dan lembab memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit ini (intervensi dengan pemberian genting kaca dan ventilasi padan rumah sering sangat efektif untuk mengatasi penyakit ini). Sedangkan tempat berkembang biak saluran pernafasan, dengan cara penularan melalui udara (aerogen) berupa kontak langsung melalui mulut penderita serta cara tidak langsung melalui udara yang terkontaminasi dengan bakteri karena penderita batuk.Penyakit Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, dan tuberkulosis paru pada bayi/anak kemungkinan disebabkan media tercemar masuk ke : sistem pernapasan melalui sampah yang dibakar, membawa (menggendong) anak sewaktu memasak, merokok di dalam rumah berdekatan dengan bayi/anak, menggunakan obat nyamuk bakar, penderita tuberkulosis paru meludah dan membuang dahak di sembarang tempat.Cara efektif mencegah penyakit ISPA (berdasarkan faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :Tingkat hunian rumah padat1. Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas kamar lebih atau sama dengan 8m2/jiwa. 2. Plesterisasi lantai rumahVentilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat1. Memperbaiki lubang penghawaan/ventilasi2. Selalu membuka pintu/jendela terutama pagi hari3. Menambah ventilasi buatanPerilaku1. Tidak membawa anak/bayi saat memasak di dapur2. Menutup mulut bila batuk3. Membuang ludah pada tempatnya4. Tidak menggunakan obat anti nyamuk bakar5. Tidur sementara terpisah dari penderita

2. DiareDiare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare. Beberapa penyebab diare diantaranya adalahCyclospora cayetanensis, total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera,shigellosis,salmonellosis,yersiniosis,giardiasis, Enteritis campylobacter,golongan virus dan patogen perut lainnya. Penularannya bisa dengan jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung ataupun tidak langsung (lewat lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC (Enterohaemorragic E. coli), ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga menjaga makanan tetap bersih harus diutamakan. Cara penularan melalui : Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban. Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai mendidih. Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang air besar di sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain. Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah BAB tidak mencuci tangan dengan sabun) Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli kemudian dimakan oleh manusia.Cara pencegahan penyakit diare yang disesuaikan dengan faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :Penyediaan air tidak memenuhi syarat1. Gunakan air dari sumber terlindung2. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaranPembuangan kotoran tidak saniter1. Buang air besar di jamban2. Buang tinja bayi di jamban3. Apabila belum punya jamban harus membuatnya baik sendiri maupun berkelompok dengan tetangga.Perilaku tidak higienis1. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan2. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar3. Minum air putih yang sudah dimasak4. Menutup makanan dengan tudung saji5. Cuci alat makan dengan air bersih6. Jangan makan jajanan yang kurang bersih7. Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidihSedangkan intervensi pada faktor lingkungan dapat dilakukan antra lain melalui :1. Perbaikan sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor secara langsung.2. Perbaikan sanitasi dapat diharapkan mampu mengurangi tempat perindukan lalat. Cara yang bisa diambil di antaranya adalah menjaga kebersihan kandang hewan, buang air besar di jamban yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, dan sebagainya.3. TBC (Tuberculosis)Tuberculosis (TBC) adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, dengan penyebab penyakit adalah kuman / bakterimikrobakterium tuberkulosis.Tempat berkembang biak penyakit adalah di paru-paru.Cara penularan penyakit melalui udara, dengan proses sebagai berikut : Penderita TBC berbicara, meludah, batuk, dan bersin, maka kuman-kuman TBC yang berada di paru-paru menyebar ke udara terhirup oleh orang lain. Kuman TBC terhirup oleh orang lain yang berada di dekaqt penderita. Cara efektif mencegah penyakit TBC (berdasarkan faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :Tingkat hunian rumah padat1. Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas kamar lebih atau sama dengan 8m2/jiwa.2. Lantai rumah disemenVentilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat1. Memperbaiki lubang penghawaan / ventilasi2. Selalu membuka pintu/jendela terutama pagi hari3. Menambah ventilasi buatanPerilaku1. Menutup mulut bila batuk2. Membuang ludah pada tempatnya3. Jemur peralatan dapur4. Jaga kebersihan diri5. Istirahat yang cukup6. Makan makan bergizi7. Tidur terpisah dari penderita

4. DBD (Demam Berdarah Dangue)Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sedangkan tempat berkembang biak dapat didalam maupun diluar rumah, terutama pada tempat-tempat yang dapat menampung air bersih seperti :1. Di dalam rumah / diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih, bak mandi/WC/ dan lain-lain2. Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semen, kaleng bekas yang berisi air bersih, dll3. Alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air hujan, dllCara Pencegahan Cara efektif mencegah penyakit Demam Berdarah (berdasarkan faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :Lingkungan rumah / ventilasi kurang baik :1. Menutup tempat penampungan air2. Menguras bak mandi 1 minggu sekali3. Memasang kawat kasa pada ventilasi dan lubang penghawaan4. Membuka jendela dan pasang genting kaca agar terang dan tidak lembab

Lingkungan sekitar rumah tidak terawat1. Seminggu sekali mengganti air tempat minum burung dan vas bunga2. Menimbun ban, kaleng, dan botol/gelas bekas3. Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang jarang dikuras atau memelihara ikan pemakan jentikPerilaku tidak sehatMelipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan

DAPUSGreenberg, M.S., Glick, M., Ship, J.A., 2008, Burkets Oral Medicine, 11th Edition, BC Decker Inc., Hamilton.Birnbaum, W. dan Dunne, S.M., 2010, Diagnosis Kelainan Dalam Mulut Petunjuk bagi Klinisi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., Bouquot, J.E., 2009, Oral and Maxillofacial Pathology, 3rd edition, Elsevier, India.Ahmadi, U.F., Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.Juli Soemirat Slamet. 2005. Kesehatan Lingkungan. Gajah MAda Univ Press. Yogyakarta.