Ekologi Dan Bsisnis

10
I. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah kunjungan wisata ke DIY selama periode 2005-2013 cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro maupun factor eksternal seperti bencana alam dan lainnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa tercatat sebanyak dua kali jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan pada tahun 2006 sebagai dampak dari gemapa bumi dan tahun 2010 sebagai dampak dari erupsi merapi. Dalam tiga tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan ke DIY menunjukkan peningkatan secara signifikan. Selama tahun 2013, jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY mencapai 3,81 juta, yang terdiri dari 3,60 juta wisatawan domestic dan 207,28 ribu wisatawan asing. Jumlah wisatawan domestik jauh lebih dominan dibandingkan wisatawan asing dengan porsi sekitar 94,56 persen. BPS DIY menyatakan bahwa perkembangan kunjungan wisatawan selama Sembilan tahun terakhir menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah kunjungan rata-rata meningkat sebesar 7,83 persen. Jumlah kunjungan wisatawan asing mampu tumbuh di atas 20 persen per tahun, sementara wisatawan domestik tumbuh 7,40 persen per tahun. Peran strategis pemerintah dalam mendorong dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan dapat dilakukan melalui strategi kebijakan pengembangan destinasi wisata ( mencakup daya tarik, prasarana, dan fasilitas), industri pendukung serta promosi kegiatan wisata.perkembangan kunjungan wisatawan terutama domestic juga sangat dipengaruhi factor musiman. Kunjungan akan meningkat tajam saat musim libur 1

Transcript of Ekologi Dan Bsisnis

I. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah kunjungan wisata ke DIY selama periode 2005-2013 cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro maupun factor eksternal seperti bencana alam dan lainnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa tercatat sebanyak dua kali jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan pada tahun 2006 sebagai dampak dari gemapa bumi dan tahun 2010 sebagai dampak dari erupsi merapi. Dalam tiga tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan ke DIY menunjukkan peningkatan secara signifikan. Selama tahun 2013, jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY mencapai 3,81 juta, yang terdiri dari 3,60 juta wisatawan domestic dan 207,28 ribu wisatawan asing. Jumlah wisatawan domestik jauh lebih dominan dibandingkan wisatawan asing dengan porsi sekitar 94,56 persen.

BPS DIY menyatakan bahwa perkembangan kunjungan wisatawan selama Sembilan tahun terakhir menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah kunjungan rata-rata meningkat sebesar 7,83 persen. Jumlah kunjungan wisatawan asing mampu tumbuh di atas 20 persen per tahun, sementara wisatawan domestik tumbuh 7,40 persen per tahun. Peran strategis pemerintah dalam mendorong dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan dapat dilakukan melalui strategi kebijakan pengembangan destinasi wisata ( mencakup daya tarik, prasarana, dan fasilitas), industri pendukung serta promosi kegiatan wisata.perkembangan kunjungan wisatawan terutama domestic juga sangat dipengaruhi factor musiman. Kunjungan akan meningkat tajam saat musim libur sekolah, libur panjang akhir pekan, libur hari raya keagamaan maupun akhir tahun, hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu peluang bisnis di sector industry pariwisata dalam rangka meningkatakan pendapatan penduduk di daerah sekitaran pariwisata tersebut, salah satu penunjung pariwisata adalah pantai yang merupakan tempat kunjungan di wilayah DIY. Sector industry pariwisata selain berdampak positif bagi masyarakat sekitar, pengembangan nya juga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut dalam upaya pengembangan pariwisata maupun kelestarian lingkungan sekitar kawasan pariwisata.

Salah satu isu yang saat ini berkembang di sektor pariwisata adalah mengenai isu reklamasi. Adanya pengembangan suatu objek wisata membuat para pembuat kebijakan memberikan ijin untuk mereklamasi suatu daerah. Salah satu wilayah DIY yang melakukan reklamasi adalah wilayah Bantul dan hal ini dapat dilihat dalam berita http://disbudpar.bantulkab.go.id, yang membahas mengenai peraturan terkait ijin reklamsi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil guna penataan lingkungan. Menurut Asyiawat dan Sinung menyatakan bahwa wilayah pesisir Kabupaten Bantul yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dicirikan oleh daerah hamparan pasir merupakan salah satu asset pembangunan di Kabupaten Bantul yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah. Hal ini disebabkan wilayah Bantul memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan beragam, disamping itu wilayah ini juga memiliki aksesbilitas yang sangat baik untuk berbagai kegiatan ekonomi salah satunya adalah pariwisata. Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten di provinsi DIY yang memiliki banyak objek wisata, termasuk wisata pantai. Jika dibandingkan dengan Kabupaten Gunung Kidul, jumlah pantai di Bantul memang kalah banyak. Namun, lokasinya yang lebih dekat dengan pusat kota Yogyakarta menjadikan pantai di Bantul lebih mudah diakses. Berikut ini beberapa pantai yang terdapat di wilayah Bantul antara lain, Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Pandansari, Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru. Terlepas dari adanya dampak positif maupun negative, banyak yang menolak akan adanya reklamasi tersebut sehingga akan mengakibatkan kerusakan lingkungan masyarat. Kerusakan lingkungan akibat reklamasi kemungkina akan mempengaruhi kelestarian fungsi lingkungan.

II. Pembahasan

2.1. Pariwisata dan Lingkungan

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati (Ahmad, 2011). Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan emua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusaia serta makhluk hidup lain. Pariwisata adalah industry kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik dan buruknya lingkungan (Lestari, 2013). Sector pariwisata sebagai industry jasa merupakan sector yang sangat peka terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan seperti pencemaran limbah domestic, kumuh, adanya gangguan terhadap wisatawan, penduduk yang kurang/tidak bersahabat, kesemerautan lalu lintas, kriminalitas, dan lain-lain sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan di wilayah tersebut. Jika kualitas lingkungan suatu daearh tujuan wisata menurun, maka temapat tersebut cenderung diabaikan. Secar teori, hubungan lingkungan alam dengan industry sector pariwisata harus mutual dan bermanfaat (Resa, 2014). Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan keduanya justru memunculkan konflik, pariwisata lebih sering mengeksploitasi lingkungan. Alam, dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah diidentifikasi karena nyata.

Pantai dan pulau menjadi pilihan tujuan wisatawan, namun pantai dan pulau sering menjadi tempat yang mendapatkan dampak negative dari pariwisata. Pembangunan fasilitas wisata khususnya dalam hal ini adalah pantai, pendirian jalan, listrik, air dan pembangunan infrastruktur lainnya akan mempengaruhi lingkungan pantai itu sendiri. Lingkungan tepi pantai rusak, contohnya kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai dan erosi pantai menjadi beberapa akibat pembanguan pariwisata.

2.2 Reklamasi Pantai dan Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan Pantai

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan atau pesisir pantai atau daerah rawa (Hamisi, 2010). Selanjutnya dijelaskan oleh peraturan Menteri ESDM (2014) yang mendefinsikan bahwa reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya. Hal ini umumnya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia khususnya dikawasan pesisir, yang mengakibatkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bias dipisahkan dengan masalah kebutuhan lahan. Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut, semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hamisi (2010) menyatakan bahwa reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan, penataan daerah pantai, penegmbangan wisata bahari dan lain-lain. Namun disini harus diperhatikan bahwa reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan erosi, sedimentasi pantai, dan berpotensi terhadap gangguan di sekitar lingkungan pantai tersebut.

Dalam melakukan reklamasi terhadap kawasan pantai, harus memperhatikan berbagai dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Menurut Maksur (2008) kegiatan reklamasi pantai memungkinkan timbulnya dampak yang diakibatkan, antara lain:

a. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang public bagi masyrakat akan hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan pribadi. Dari sisi lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna karena timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada.

b. System hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan mengakibatkan berubah dari alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah di luar reklamasi akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadi abrasi, tergerus atau mengakibatkan terjadinya banjir (rob) karena genangan air yang banyak dan lama.

c. Dengan adanya reklamasi akan mempengaruhi ikan yang ada di laut sehingga berakibat pada menurunya pendapatan mereka yang menggantungkan hidup kepada laut. Sealnjutnya adalah aspek ekologi, kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya akan keanekaragaman hayati sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga daratan.

d. Menyebabkan musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi perubahan cuaca di bumi.

e. Pencemaran laut akibat kegiatan di area reklamasi dapat menyebabkan ikan mati sehingga nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.

Selain dampak negative yang ditimbulkan akibat reklamasi pantai, rekalamasi memiliki damapak positif salah satunya adalah menciptakan tata lingkunga yng bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan, sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat wisatawan baik wisatawan domestic maupun asing sehigga menciptakan pendapatan bagi masyarakat sekitaran pantai.

Seperti yang dikutip dari Republika.co.id menyatakan bahwa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul berencana mereklamasi lahan bekas pengembanagn tambak udang di wilayah pesisir, setelah penutupam usaha tidak berizin tersebut. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul, Edy Susanto menyatakan bahwa upaya reklamasi lokasi bekas tambak udang tersebut untuk memulihkan kawasan setempat, selanjutnya ia menjelaskan akibat pengembangan usaha tersebut banyak pohon cemara udang yang berfungsi sebagai barrier hilang karena penebangan liar. Selanjutnya Ia menjelaskan bahwa

reklamasi akan ditempuh untuk mewujudkan rencana Pemkab Bantul menata kawasan pantai selatan pascapenutupan usaha tambak yang berpotensi merusak lingkungan dan ekosistem .alam itu. Akibat lain dari penambakan udang tersebut mengakibatkan sengat terganggunya kenyamanan tujuan wisata di wilayah Bantul serta timbulnya keluhan dai para wisatawan dan masyrakat atas alih fungsi tersebut yang terkait keindahan alam dan kebersihan air pamtai tersebut

III. Kesimpulan dan saran.

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Adanya dampak positif dan negative, perlu adanya peran perintah dalam bekerja sama dengan semua pihak sehingga dapat berjalan sesuai dengan ketentuannya.

2. Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa implementasi kegiatan reklamasi di wilayah panatai sering kali tidak sesuai dengan perencanaan sehingga mengakibatkan lingkungan khususnya lingkungan atau ekosistem pantai.

3.2.Saran

Berkaitan dengan pembangunan industry bisnis khususnya pariwisata khususnya objek wisata pantai, reklamasi sebaiknya tidak dilakukan karena dapat menimbulkan kerusakan terumbu karang dan dapat menyebabkan abrasi pantai. Hal ini dapat dicontohkan oleh pemerintah Kabupaten Bantul dengan tujuan reklamasinya adalah untuk menciptakan perbaikan ekosistem di sekitaran pantai tersebut akibat dari penambakan udang secara illegal

Sumber referensi:

http://disbudpar.bantulkab.go.id/berita/281-inisiasi-peraturan-terkait-ijin-reklamasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil

geografi.2011. pengertian lingkungan hidup menurut para ahli (diakses 29 Maret 2015).

URL:http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html

Lestari, Puji, Dessy.2013.Pariwisata dan Masalah Lingkungan. (diakses 29 Maret 2015).

URL: http://dee-jieta.blogspot,com/2013/06/pariwisata-dan-masalah-lingkungan.html.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/14/08/19/naj8vz-bantul-reklamasi-lahan-bekas-tambak-udang

3