Eklesiologi

10
klesiologi Sakramen Pada tahun 818, Paschasius Radbert mengeluarkan doktrin bahwa elemen-elemen dalam sakramen berubah menjadi tubuh dan darah Kristus setelah konsekrasi. Hal ini menimbulkan pertentangan hingga Berenger of Tours (1050) mengeluarkan pernyataan bahwa konsekrasi saja tidak cukup melainkan harus disertai dengan iman. Selain itu juga sakramen itu tidak berubah wujud secara nyata melainkan hanya memberikan kuasa. Pendapat ini ditentang oleh Lanfranc (1089) dan Humbert (1059) yang mengatakan bahwa kuasa untuk mengubah roti dan anggur menjadi

description

 

Transcript of Eklesiologi

Page 1: Eklesiologi

EklesiologiSakramenPada tahun 818, Paschasius Radbert mengeluarkan doktrin bahwa elemen-elemen dalam sakramen berubah menjadi tubuh dan darah Kristus setelah konsekrasi. Hal ini menimbulkan pertentangan hingga Berenger of Tours (1050) mengeluarkan pernyataan bahwa konsekrasi saja tidak cukup melainkan harus disertai dengan iman. Selain itu juga sakramen itu tidak berubah wujud secara nyata melainkan hanya memberikan kuasa.

Pendapat ini ditentang oleh Lanfranc (1089) dan Humbert (1059) yang mengatakan bahwa kuasa untuk mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus ada pada pastur pada saat konsekrasi. Sampai akhirnya Hildebert (1133) mengeluarkan doktrin transubstansi (perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus).

Page 2: Eklesiologi

Terjadi pertentangan antara gereja Barat dan Timur tentang cara memperingati Perjamuan Terakhir yang dilakukan oleh Yesus. Menurut gereja Timur, perlu pembacaan doa supaya Roh Kudus turun sehingga roti dan anggur benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus. Menurut gereja Barat, hanya perlu perkataan Kristus saja supaya roti dan anggur dapat menjadi tubuh dan darah Kristus.

Pemahaman tentang perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus ini berasal dari tulisan yang berjudul “On the Body dab Blood of the Lord.” Tulisan ini dibuat oleh Radbertus, seorang biarawan dari biara di Corbie, Prancis, pada tahun 831 M. Namun paham ini hanya dianut oleh gereja Katolik Roma pada abad pertengahan.

Page 3: Eklesiologi

Terdapat 2 hal yang berkaitan dengan sakramen-sakramen di gereja abad pertengahan, yaitu: (1) menyajikan keselamatan bagi individu dalam bentuk yang dipahami, (2) mengikat keselamatan pada seitap indvidu di gereja. Dengan demikian sakramen menjadi tanda-tanda pengkomunikasian anugrah kepada individu di gereja. Peter Lombar mengakui 7 sakramen, yaitu: baptisan, perjamuan Tuhan, konfirmasi, sakramen untuk orang sakit, pengakuan dosa, pentahbisan, dan pernikahan. Selanjutnya, sakramen ini disahkan di Konsili Florence (1439).

Sakramen konfirmasi adalah sakramen di mana umat menerima Roh Kudus melalui uskup sehingga mereka boleh dengan tabah menyatakan iman mereka, dan dengan setia berbuat sesuai dengan itu.

Page 4: Eklesiologi

Sakramen penebusan dosa adalah sakramen untuk mengampuni dosa masa lalu; diperoleh oleh mereka yang menyesal untuk dosa mereka, dengan sungguh-sungguh mengaku dosanya.

Sakramen orang sakit adalah sakramen di mana mereka yang nampak seperti dekat kematian, dengan pengurapan dengan minyak kudus, dan oleh doa imam, menerima rahmat khusus untuk mempercayai kemurahan hati Tuhan.

Sakramen pentahbisan adalah sakramen yang diberikan kepada seseorang untuk menerima kuasa imam.

Sakramen perkawinan adalah sakramen dengan mana suatu pria dan wanita diikut-sertakan ikatan perkawinan kudus, dan menerima rahmat dengan setia sampai kematian.

Page 5: Eklesiologi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teologi abad pertengahan berpendapat keselamatan dan pengudusan adalah hasil perbuatan baik dan bukannya anugrah Allah.

Page 6: Eklesiologi

KepausanPada periode skolastik, kepausan memegang otoritas spiritual atas seluruh dunia dengan dukungan dari para skolasti seperti: Thomas Aquinas dan Bernard dari Clairvaux. Pemahaman ini timbul dengan alasan bahwa Petrus dianugrahi otoritas atas rasul lain dan ketika Petrus menjadi uskup pertama di Roma, otoritas itu dilanjutkan pada paus-paus berikutnya di Roma.

Supremasi Paus diteruskan pada negara-negara oleh Paus Innocentius III bahwa Tuhan memberikan seluruh dunia pada Petrus supaya diperintah sehingga otoritas sipil harus tunduk pada paus. Otoritas paus antara lain: menurunkan penguasa, menerima penghormatan, memberikan wilayah, menghukum pemberontak, dan membatalkan pemerintahan suatu negara. Bahkan Paus Gregory VII mendeklarasikan bahwa ia bertanggungjawab pada Allah atas kerajaan-kerajaan di dunia. Paus Bonifacius VIII menguasai pedang rohani dan dunia (1302).

Page 7: Eklesiologi

Berikut adalah pendapat beberapa teolog abad pertengahan mengenai kepausan:

Gratian: ketidaktaatan pada paus sama dengan ketidaktaatan pada Allah.

Thomas AquinasPaus, sebagai uskup di Roma adalah kepala tertinggi yang menjamin pengajaran yang benar dan sah dalam gereja. Hanya ajaran paus yang patut dipercaya.

Paus Innocentius IIIPaus adalah “wakil Kristus” di bumi sehingga harus diperlakukan sebagai yang kudus. Paus memiliki kunci kerajaan dan kuasa untuk mengikat dan membebaskan. Setiap orang tidak taat maka dinyatakan sesat dan kebenaran hanya ada di gereja Katolok Roma saja.

Page 8: Eklesiologi

Supremasi Paus diteruskan pada negara-negara oleh Paus Innocentius III bahwa Tuhan memberikan seluruh dunia pada Petrus supaya diperintah sehingga otoritas sipil harus tunduk pada paus. Otoritas paus antara lain: menurunkan penguasa, menerima penghormatan, memberikan wilayah, menghukum pemberontak, dan membatalkan pemerintahan suatu negara. Bahkan Paus Gregory VII mendeklarasikan bahwa ia bertanggungjawab pada Allah atas kerajaan-kerajaan di dunia. Paus Bonifacius VIII menguasai pedang rohani dan dunia (1302).

Page 9: Eklesiologi

Natur GerejaDitemukan dua dokumen yang menyebabkan perkembangan konsep pengidentifikasian gereja, yaitu:The Donation of Constantine (abad 8 M).Hasil tulisan Konstantin ini mengungkapkan bahwa semua kehidupan berasal dan bergera di sekitar gereja. Semua yang tidak berkaitan dengan gereja harus dianggap sebagai sekuler. Gereja cenderung bergerak di bidang olitik dan bukan keselamatan.

Page 10: Eklesiologi

The Decretals of Isodore (abad 9 M), mengembangkan elemen berikut:

Natur gereja yang kelihatan lebih diutamakanPemisahan antara pengajar gereja dan pendengar gerejaGereja terdiri dari tubuh dan jiwaGereja membagikan anugrah Kristus melalui pejabat gereja sebagai agennya

Gereja adalah sebuah “lembaga yang menyelamatkan.” Gereja mengajarkan iman yang sejati, yang mengakibatkan pengudusan melaui sakramen-sakramen dan memerintah orang percaya sesuai doktrin gereja.