eGranulosus-Sparganosis

20
Echinococcus granulosus dr. Kartika Ishartadiati, M.Ked.

Transcript of eGranulosus-Sparganosis

Page 1: eGranulosus-Sparganosis

Echinococcus

granulosus

dr. Kartika Ishartadiati, M.Ked.

Page 2: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 01

Echinococcus granulosus

Phyllum : Platyhelminthes

Kelas : Cestoidea

Subkelas : Cestoda

Ordo : Cyclophyllidea

Famili : Taeniidae

Penyakit : Echinococcosis

Hydatid disease

Hydatid cyst

Hydatidosis

DH : Anjing, serigala, kucing (jarang), carnivora lain

IH : Herbivora, manusia

Page 3: eGranulosus-Sparganosis

Distribusi geografik

Penyebaran terjadi hampir di seluruh dunia

terutama di daerah peternakan lembu,

kambing, domba.

Parasit ini ditemukan di Australia, Selandia

Baru, Afrika, Amerika Selatan, Eropa, RRC,

Jepang, Filipina, Arab.

Page 4: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 02 MORFOLOGI

Cacing dewasa : Panjang 2,5–9 mm

Tdd

Skoleks (bulat, mempunyai 4 batil

isap dan rostellum yang

dilengkapi dengan dua deret kait

yang tdd. 30 – 36 kait)

Leher: pendek dan lebar

Proglottid :

Immature

Mature

Gravid (mengandung uterus di

tengah dengan 12 -15 cabang

yang melebar, dengan kira-kira

500 telur)

Page 5: eGranulosus-Sparganosis

Telur : 30 – 38 µ

Menyerupai telur Taenia lainnya

Page 6: eGranulosus-Sparganosis

S.H. E. granulosus

Page 7: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 03 Kista hidatid :

Bentuk :

Unilokuler

Osseus

Alveoler (E. multilocularis)

Mempunyai

Lapisan kutikulum

Lapisan germinativum

Cairan steril

Brood capsule

Kista sekunder

Page 8: eGranulosus-Sparganosis
Page 9: eGranulosus-Sparganosis

Kista hidatid

Page 10: eGranulosus-Sparganosis

Epidemiologi:

Tergantung dekat tidaknya hubungan

dengan anjing.

Tergantung pada insidennya pada

anjing sendiri.

Biasanya pada anak anak.

Page 11: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 04

PATOLOGI DAN GEJALA

Patologi pada manusia tergantung pada lokalisasi kista.

Distribusi kista pada manusia :

•Hepar (65%)

•Paru (25%)

•Ginjal

•Tulang

•Otak

Gejala :

•Seperti gejala tumor dengan adanya pressure atrofi

tergantung lokasi kista hidatid.

•Perdarahan (o.k. kista mengerosi pembuluh darah)

•Torsi pada omentum konstriksi vaskuler

Page 12: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 06

Kista ini dapat pecah

tumbuh menjadi kista sekunder di tempat lain

manifestasi alergi (urtikaria, pruritus)

PROGNOSIS

•Baik, bila kista primer mudah dicapai untuk

pengobatan dengan cara pembedahan.

•Kurang baik, bila ada infeksi sekunder.

•Buruk, bila tidak diambil tindakan pembedahan,

pada echinococcosis sekunder, dan bila ada lesi

dalam tulang.

Page 13: eGranulosus-Sparganosis

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 07 DIAGNOSIS

•Dx. klinis :

• Adanya tumor yang berupa

kista (t.u. di hepar) yang

tumbuhnya perlahan.

• Tinggal di daerah endemi (Ax.)

• Ada hubungan erat dengan

anjing

•Radiologis

•Laboratoris: • Menemukan protoscolex dalam

spesimen (sputum, urine,

pembedahan)

•Tes alergi Casoni

•Tes serologis: • IHA

• BFT

• CFT

• ELISA

TX :

•Pembedahan

•Punksi dengan jarum (cairan

kista diganti formalin 10%)

PENCEGAHAN

•Mengobati anjing yang mengandung

E. granulosus.

•Di daerah endemi anjing harus

dijauhkan dari pejagalan dan tidak

boleh diberi makan sisa pejagalan

yang belum dimasak.

•Menghindarkan kontaminasi

makanan dengan tinja anjing.

Page 14: eGranulosus-Sparganosis
Page 15: eGranulosus-Sparganosis

SPARGANOSIS dr. Kartika Ishartadiati, M.Ked.

Page 16: eGranulosus-Sparganosis

SPARGANOSIS 01

SPARGANOSIS

Disebabkan oleh infeksi stadium pleroserkoid

(sparganum) dari cacing Cestoda Pseudophyllidea genus Spirometra (contoh: Spirometra mansonoides, Spirometra ranarum) dan kadang-kadang genus Diphyllobothrium.

Sparganum berwarna putih, mempunyai ukuran panjang sampai beberapa sentimeter.

Parasit ini ditemukan di Asia Timur dan Asia

Tenggara, Jepang, Indo Cina, Afrika, Eropa, Australia, Amerika Utara-Selatan dan Indonesia.

Page 17: eGranulosus-Sparganosis

Sparganum : 1. Tidak bercabang Spirometra mansonoides (cacing dewasanya mirip D. latum,

tetapi lebih kecil)

DH : anjing, kucing, carnivora liar

IH : I. Cyclops dan Diaptomus

II. Ular, katak

Siklus hidup mirip D. latum

2. Bercabang Larva cacing pita yang bertunas: Sparganum proliferum.

Ditemukan di Jepang dan Amerika Serikat. Cacing dewasa

dan siklus hidupnya tidak diketahui.

Page 18: eGranulosus-Sparganosis
Page 19: eGranulosus-Sparganosis

SPARGANOSIS 02

Manusia mendapat sparganosis karena :

1. Menelan Cyclops yang mengandung procercoid,

yang terdapat dalam air minum.

2. Makan kodok, ular yang mengandung plerocercoid.

3. Mempergunakan daging kodok yang infektif sebagai

obat luka.

GEJALA:

Sakit lokal, giant urticaria, edema, eritem disertai

menggigil, demam, dan hipereosinofilia.

Infeksi mata konjungtivitis, edema, lakrimasi, ptosis

Page 20: eGranulosus-Sparganosis

SPARGANOSIS 03

PROGNOSIS

Tergantung lokasi parasit dan pengeluarannya.

DIAGNOSIS

Menemukan sparganum di dalam lesi.

TX

Mengeluarkan sparganum dengan pembedahan.

PENCEGAHAN

Memasak air sebelum diminum.

Tidak memakai daging kodok sebagai obat yang ditempelkan.

Tidak memakan daging ular atau katak yang dimasak tidak sempurna.