Efusi Pleura FIX
-
Upload
etika-prisma-karunianingrum -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
description
Transcript of Efusi Pleura FIX
BAB II
PAGE 6
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Secara normal dalam rongga pleura terdapat cairan fisiologis ( 1 20 ml yang berfungsi sebagai sistem transmisi antara paru dan dinding thoraks. Oleh karena berbagai sebab, diantaranya infeksi, infark paru dan neoplasma / tumor, jumlah cairan tersebut bisa bertambah dan tertimbun didalam rongga pleura yang di sebut efusi pleura. (Price dan Wilson, 1995).
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura (Bahar, dikutip oleh Soeparman dan Waspadji, 1999).
Jadi kesimpulan penulis efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura melebihi 20 ml.
B. Etiologi
Efusi pleura adalah proses penyakit primer yang jarang terjadi tetapi baiasanya merupakan penyakit sekunder akibat penyakit lain. Jadi, penyebab efusi pleura merupakan penyebab kelainan patologi pada rongga pleura yang bermacam- macam, menurut (Soeparman dan Waspadji, 1999) adalah :
1. Efusi pleura karena gangguan sirkulasi
2. Efusi pleura karena virus dan mikroplasma
3. Efusi pleura karena bakteri piogenik
4. Efusi pleura karena tuberkulosa
5. Efusi pleura karena kelainan intra abnominal
6. Efusi pleura karena penyakit kolagen
7. Efusi pleura karena neoplasma
Pembahasan dari ketujuh etiologi efusi pleura adalah sebagai berikut :
1. Efusi pleura karena gangguan sirkulasi
a. Gangguan Kardiovaskuler
Payah jantung (decompentatio cordis) adalah sebab terbanyak timbulnya efusi pleura. Penyebab lain adalah perikarditis konstriktiva, dan sindroma vena kava superior. Patogenesisnya adalah akibat terjadi peningkatan tekanan vena sistemik dan tekanana kapiler dinding dada sehingga terjadi peningkatan viltrasi pada pleura parietal.
b. Emboli Pulmonal
Efusi pleura dapat terjadi pada sisi paru yang terkena emboli pulmonal, keadaan ini dapat disertai infark paru ataupun tanpa infark. Emboli menyebabkan menurunnya aliran darah arteri pulmonalis, sehingga terjadi iskemia maupun kerusakan parenkim paru dan memberikan peradangan dengan efusi yang berdarah (warna merah).
c. Hipoalbuminemia
Efusi pleura juga dapat terjadi pada keadaan hipoalbuminemia seperti pada sindroma nefrotik, malabsorbsi, atau keadaan lain dengan asites atau anasarka.
2. Efusi pleura karena virus dan mikroplasma
Efusi pleura karena virus atau mikroplasma agak jarang. Bila terjadi jumlahnyapun tidak banyak dan kejadiannya hanya selintas saja. Jenis- jenis virusnya adalah : ECHO Virus, Coxsackie group, Chlamydia, Ricketsia dan Mikroplasma.
3. Efusi pleura karena bakteri piogenik
Permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri yang berasal dari jaringan parenkim paru dan menjalar secara hematogen, dan jarang yang melalui penetrasi diafraghma, dinding dada atau esofagus. Bakteri yang sering ditemukan adalah bakteri aerob: streptococcus pneumonia, streptococcus mileri, stafilococcus aureus, hemophillus spp, E. Colli, Klebsiella, pseudomonas spp. Anaerob: bakteroides spp, peptostreptococcus, fusobakterium.
4. Efusi pleura karena tuberkulosa
Penyakit kebanyakan terjadi sebagai komplikasi tuberkulosis paru melalui fokus subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening. Diagnosa utama berdasarkan adanya kuman tuberkulosis dalam cairan efusi (kultur) atau dengan biopsi jaringan pleura.
5. Efusi pleura karena kelainan intra abnominal
a. Sirosis hati
Efusi pleura dapat terjadi dengan penderita dengan penderita serosis hati. Biasanya efusi pleura timbulnya bersamaan dengan asites.
b. Sindroma Meigh
Tahun 1937 Meigh dan cass mengemukakan penyakit tumor pada ovarium (jinak atau ganas) disertai asites dan efusi pleura. Dan patogenesis terjadinya efusi pleura ini masih belum diketahui betul terjadinya. Bila tumor ovarium tersebut dibuang efusi pleura dan asitesnya segera menghilang.
c. Dialisis Peritonial
Efusi pleura dapat terjadi selama dan sesudah dilakukannya dialisis peritonial. Efusi ini terjadi pada salah satu paru atau bilateral.
6. Efusi pleura karena penyakit kolagen
a. Lupus eritematosus
Pleuritis adalah salah satu gejala yang timbul belakangan pada penyakit lupus eritematosus sistemik (SLE).
b. Artritis rheumatoid (RA)
c. Skleroderma
7. Efusi pleura karena neoplasma
Neoplasma primer ataupun sekunder (metastasis) dapat menyerang pleura dan pada umumnya menyebabkan efusi pleura. Efusi pleura karena neoplasma biasanya unilateral tetapi bisa juga bialteral karena obstruksi saluran getah bening, adanya metastasis menyebabkan pengaliran cairan dari rongga peritonial ke rongga pleura via diafraghma.
Jenis- jenis neoplasma yang dapat menyebabkan efusi pleura adalah:
a. Mesotelioma
Adalah tumor primer yang berasal dari pleura.
b. Karsinoma Bronkus
Jenis karsinoma ini adalah yang terbanyak menimbulkan efusui pleura.
c. Neoplasma Metastatik
d. Limfoma Malignum
Selain hal tersebut di atas menurut Amin (1989), penyebab terjadinya efusi pleura dapat dilihat dari jenis cairan yang tertimbun didalam rongga pleura:
a. Transudat
Transudat adalah filtrate plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh.
Terjadinya penimbunan transudat dipleura karena beberapa hal, misalnya : gagal jantung kiri, sindrom nefrotik, obstruksi vena kava superior, asites pada sirosis hati.
b. Eksudat
Eksudat adalah ekstravasasi cairan kedalam jaringan, dimana cairan ini dapat terjadi karena adanya infeksi, infark paru, dan neoplasma/ tumor.C. Patofisiologi
Transudat terjadi apabila hubungan normal antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid osmotik menjadi terganggu. Sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan melebihi absorbsi oleh pleura lainnya. Biasanya hal ini terjadi oleh karena meningkatnya tekanan kapiler sistemik (lebih dari 120/80 mmHg), meningkatnya tekanan kapiler pulmoner (lebih dari 25/10 mmHg), menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura (kurang dari 25 mmHg), menurunnya tekanan intra pleura (Soeparman dan Waspadji, 2001).
Sedangkan eksudat merupakan cairan pleura yang terbentuk melalui membran kapiler yang permeabel abnormal dan berisi protein yang berkonsentrasi tinggi. Terjadi perubahan permeabilitas membran adalah karena adanya peradangan pada pleura. Protein yang terdapat pada cairan pleura kebanyakan berasal dari cairan getah bening. Kegagalan aliran protein getah bening ini akan menyebabkan peningkatan konsentrasi protein cairan pleura sehingga menimbulkan eksudat (Soeparman dan Waspadji, 2001).
Perbedaan antara komposisi cairan eksudat dan transudat dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 : perbedaan antara komposisi cairan transudat dan eksudat
Pembeda
Transudat
Eksudat
- Kadar protein dalam efusi (gr/dl)< 3
> 3
Kadar protein dalam efusi
< 0,5
> 0,5
Kadar protein dalam serum
Kadar LDH dalam efusi
< 0,6
> 0,6
Kadar LDH dalam serum
- Berat jenis cairan efusi
< 1,016
> 1,016
- Rivalta
Negatif Positif
Sumber : (Bahar, dikutip oleh Soeparman dan Waspadji, 2001).