Efusi Pleura 2
-
Upload
maisyah-nelzima -
Category
Documents
-
view
88 -
download
0
description
Transcript of Efusi Pleura 2
EFUSI PLEURA
1. Defenisi
Efusi pleura adalah penimbunan cairan didalam rongga pleura akibat
eksudasi dan transudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura
merupakan suatu indikator patologis yang disebabkan oleh penyakit paru-paru
atau penyakit lokal maupun sistemik dari organ lain.4
2. Epidemiologi
Di negara-negara maju, efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal
jantung kongestif (38,46%), sementara di negara-negara berkembang , seperti
Indonesia, penyebab efusi pleura yang paling banyak adalah tuberkulosis
( sekitar 50%), disusul oleh keganasan.6. Umumnya efusi pleura terjadi pada
orang dewasa dan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Tetapi pada
kasus tertentu seperti pada efusi pleura karena tuberkulosis biasanya banyak
diderita oleh laki-laki. Di Indonesia efusi pleura banyak diderita oleh
kelompok umur 21-30 tahun dengan penyebab utama TB.2
3. Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi atas
transudat, eksudat, dan hemoragis :2,7,,9
3.1 Transudat (hidrotoraks) dapat disebabkan oleh :
a. Gagal jantung kongestif
b. Sindroma nefrotik
c. Asites
d. Sindroma vena cava superior
1
e. Tumor
f. Sindroma meig
3.2 Eksudat (piotoraks) disebabkan oleh :
a. Infeksi : Tuberkulosis, pneumonia, dan sebagainya
b. Tumor
c. Infark paru
d. Radiasi
e. Penyakit kolagen
3.3 Efusi hemoragis (hemotoraks) dapat disebabkan oleh :
a. Tumor
b. Trauma
c. Infark paru
d. Tuberkulosis
3.4 Kilotoraks dapat disebabkan oleh :
a. Kongenital
b. Trauma yang menyebabkan putusnya ductus torasikus
c. Obstruksi oleh neoplasma
4. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan
antara protein dan cairan dalam rongga pleura. Pada orang normal dalam
rongga pleura terdapat cairan sebanyak 1-20 ml. Cairan ini jumlahnya tetap
karena adanya keseimbangan antara produksi oleh pleura parietalis dan
absorpsi oleh pleura viseralis. Keadaan ini dapat dipertahankan karena adanya
2
keseimbangan antara tekanan hidrostatik pleura parietalis dan tekanan koloid
osmotik pleura viseralis.2,3
Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila :2
a. Tekanan koloid osmotik menurun dalam darah, misalnya pada
hipoalbuminemia dan sirosis hepatis.
b. Terjadi peningkatan :
1. Permeabelitas kapiler (peradangan, neoplasma, trauma)
2. Tekanan hidrostatik kapiler baik pada sirkulasi paru maupun pada
sirkulasi sistemik seperti pada gagal jantung kongestif
3. Tekanan negatif intra pleura dan paru tidak dapat mengembang
seperti pada atelektasis.
c. Gangguan aliran limfe atau obstruksi komplit, termasuk obstruksi atau
ruptur ductus torasikus pada rongga pleura, misalnya pada trauma dan
keganasan
d. Adanya influks cairan dari ruang ekstrapulmonal seperti pada asites
melalui defek pada diafragma ke dalam rongga pleura
5. Diagnosis
a. Gejala Klinis
Gejala klinis penderita efusi pleura bermacam-macam biasanya, seperti :
3,5
Sesak nafas dapat ringan atau berat tergantung jumah cairan efusinya,
dan sesak akan lebih hebat bia penderita miring pada posisi yang
sehat.
3
Rasa nyeri membuat penderita membatasi pergerakan rongga dada
dengan bernafas dangkal atau tidur miring kesisi yang sakit. Nyeri
biasanya dideskripsikan sebagai nyeri yang tajam seperti ditusuk-
tusuk dan bertambah saat inspirasi.
Keluhan lain sesuai penyakit yang mendasarinya
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi pekak, femitus vokal melemah
atau menghilang. Dan suara nafas juga akan melemah atau menghilang.
Bila cairan dalam pleura sangat banyak, maka akan tampak sela iga
melebar, hemitoraks yang sakit lebih cembung, dan paru yang sakit akan
tertinggal pada saat pernafasan.3,5,9
c. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi mempunyai nilai tinggi dalam menegakkan
diagnosis efusi pleura, meskipun tidak beguna dalam menentukan faktor
penyebabnya .5
a. Radiografi
Pada pemeriksaan foto torak rutin tegak, cairan pleura tampak berupa
perselubungan homogen menutupi struktur paru bawah yang relatif
radioopak dengan pemukaan atas cekung berjalan dari lateral atas ke
medial bawah. Cairan dengan jumlah yang sedikit hanya akan
memberikan gambaran berupa penumpulan sudut kostofrenikus.
Karena cairan mengisi ruang hemitoraks sehingga jaringan paru akan
terdorong ke arah hillus dan kadang-kadang mendorong mediastinum
ke arah kontralateral. 3,7,9
4
Jumlah cairan minimal yang dapat terlihat pada foto toraks tegak
adalah 250-300 ml. Bila cairan kurang dari 250 cc(100-200cc), dapat
ditemukan pengisian cairan di sinus kostofrenikus posterior pada foto
toraks lateral tegak. Cairan yang kurang dari 100 ml tidak akan terlihat
dengan foto toraks tegak. Maka dibuat foto pada posisi lateral
dekubitus sehingga cairan akan berkumpul di sisi samping bawah.7
Foto PA
Gambar 1. Efusi Pleura Dextra Dengan Penumpulan Sudut Kostoprenikus
Gambar 2. Efusi Pleura Dextra
5
Foto Lateral
Gambar 4. Efusi PleuraFoto Lateral
Gambar 3. Efusi Pleura Foto Lateral
6
Foto Lateral Dekubitus
Gambar 3. Efusi PleuraFoto Lateral Dekubitus
Gambaran radiologik tidak dapat membedakan jenis cairan. Mungkin
dengan keterangan klinis atau kelainan lain yang ikut serta terlihat
dapat diperkirakan jenis cairan tersebut. Kadang-kadang sejumlah
cairan terkumpul setempat didaerah pleura atau fissura intelobaris
(loculated/encapsulated) yang sering disebabkan empiema dengan
perlekatan pleura.7
Gambar 4. Efusi Pleura Loculated
b. USG
7
Pemeriksaan dengan USG juga dapat menentukan adanya cairan
dalam rongga pleura. USG dapat membantu dalam menentukan lokasi
untuk dilakukannya torakosintesis atau biopsi pleura. Keuntungannya
cairan dapat diambil langsung saat pemeriksaan. 8. Selain itu USG juga
dapat diagnosis penderita dengan efusi pleura yang disertai fibrosis
sukar ditentukan secara radiologis, juga pada penderita yang sudah
beberapa kali diaspirasi karena cairannya baru keluar atau tidak sama
sekali.11
Gambar 5. Efusi Pleura (panah biru)Gambaran Ultrasonografi (USG)
c. CT-Scan
Pemeriksaan CT-Scan dada dapat membantu diagnosis. Adanya
perbedaan densitas cairan dengan jaringan sekitarnya, sangat
memudahkan dalam menentukan adanya efusi pleura. CT-Scan dapat
memperlihatkan efusi pleura yang sangat minimal kurang lebih 10 ml
atau kurang. Walaupun kadang-kadang sulit dibedakan dengan
penebalan pleura. Dalam hal ini diperlukan pemakaian kontras untuk
memisahkan suatu efusi dengan proses yang terjadi pada paru yang
8
berdekatan (misalnya, atelektasis). CT-Scan sangat berguna dalam hal
membedakan kelainan parenkim terhadap pleura, mengevaluasi
kelainan parenkim, menentukan lokulasi, mengevaluasi permukaan
pleura dan membantu dalam penentuan terapi.8 Yang paling penting
CT-Scan toraks dapat memberikan informasi yang lengkap tentang
pleura dan lesi parenkim yang diduga sebagai penyebab utama
terjadinya efusi pleura seperti pneumonia, keganasan, hemotoraks,
kilotoraks, dan lain-lain.7
Efusi Pleura Dextra Minimal
Pleural Effusion Loculated Sinistra (E)
9
Gambar 7. Tumor Paru Primer di Lobus Atas Kanan (Panah kuning ) dengan Metastasis ke
Pleura berupa Efusi Pleura (E)
7. Pengobatan
Terapi pada efusi pleura bergantung kepada diagnosis yang akurat dan
etiologinya. Contoh terapi yang dapat diberikan :
a. Aspirasi cairan dan WSD
Cairan yang dikeluarkan pada setiap aspirasi sebaiknya tidak lebih dari 1000
ml untuk mencegah edem paru karena pengembangan paru yang mendadak.
Aspirasi sedapat mungkin dihindari karena tidak akan berhasil jika
penyebabnya tidak ditiadakan. Walaupun demikian, aspirasi diperlukan
untuk menegakkan diagnosis, demikian juga jika penderita terlalu terganggu
dengan efusi yang banyak. Pada efusi akibat keganasan tentu harus
dipikirkan pengobatannya. 1,6
b. Pleurodesis
Tujuan utamanya adalah menyatukan pleura parietalis dan viseralis dengan
jalan memasukkan bahan kimia atau kuman ke dalam rongga pleura
sehingga terjadi keadaan pleuritis obliteratif. Pleurodesis merupakan
10
penanganan terpilih untuk efusi pleura keganasan untuk mencegah efusi
pleura berulang. Zat-zat yang diapakai adalah tetrasiklin, bleomisin,
korinebacterium parvum, tio-tepa.1
c. Pleuroektomi
Bila pleurodesis tidak dapat dilakukan, maka tindakan bedah dapat
dipertimbangkan. Namun akibat tindakan bedah tersebut dapat membuat
membran pleura jadi kasar.Prosedur ini jarang dilakukan. 1
d. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain antibiotik dan diuretik.
Antibiotik diperuntukkan bagi efusi pleura yang disebabkan infeksi yang
dapat menyebabkan sepsis. Diuretik dapat digunakan untuk menurunkan
volume cairan dalam rongga pleura dan edema.11
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Halim H. 2006. Penyakit-penyakit Pleura , dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 1066-1072
2. Alsagaff H, Mukty A, 2005. Penyakit-penyakit Pleura , dalam : Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press, hlm : 143-147
3. Danusantoso H, 2000. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam : Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates, hlm : 93-150
4. Linch Tj. 1993. Management of Malignant Pleural Effusion. http://www.chestjournal.org. Diakses tanggal 23 November 2007.
5. Sugito, 1992. Efusi Pleura Masif. Cermin Dunia Kedokteran, hlm: 95-976. Bambang K, 1995. Efusi Pleura Keganasan. Cermin Dunia Kedokteran.
No.99, hlm : 39-42.7. Rasad R, 2005. Pleura dan Mediastinum. Dalam : Radiologi Diagnostik.
Jakarta : Gaya Baru, hlm : 116-1188. Rubbins J. 2007. Pleural Effusion. http:// www.emedicine.com. Diakses
tanggal 23 November.20079. Malueka RG. 2006. Efusi Pleura, dalam : Radiologi Diagnostik. Yogyakarta :
Marvell Incorporation, hlm : 56-5710. Mulyono J. 2007. Efusi Pleura Parapneumonia.
http://www.cerminduniakedokteran.com. Diakses tanggal 23 November 2007.Abrahamian FM, 2001. Pleural Effusion. Eds Beeson MS. Talavera Film, Blackburn P, Halamka J, O’Connor, Emedicine Journal, vol 2, No.9
12
13
11.
14