Efisisensi Bagi Hasil Pada Bank Syariah

2
 Efisisensi bagi hasil pada bank syariah Introduction Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin pesat dengan bertambahnya jumlah unit-unit lembaga keuangan syariah di Indonesia, baik itu yang beroperasi secara single-system (syariah saja atau konvensional saja), maupun secara dual-system (konvensional- syariah). ingga saat ini, lembaga keuangan syariah yang beroperasi di Indonesia mencakup! "ank #mum $yariah ("#$) berjumlah %& unit, #nit #saha $yariah (##$) berjumlah ' unit, dan "ank Pembiayaan akyat $yariah sebanyak %*+ unit. (sumber! $tatistik Perbankan $yariah "ank Indonesia, '&%&) engan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. leh kerenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik lagi oleh perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko. al tersebut menuntut perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan usahanya. $alah satu hal yang perlu dilakukan oleh perbankan syariah dalam menghadapi kondisi tersebut adalah berusaha meningkatk an efisiensi dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. $ebagai entitas bisnis, perbankan syariah dituntut untuk senantiasa bekerja secara efisien. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). $uatu perusahaan dikatakan efisien jika dapat menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain yang menggunakan input yang sama. tau menghasilkan

description

Efisisensi bagi hasil pada bank syariah

Transcript of Efisisensi Bagi Hasil Pada Bank Syariah

Efisisensi bagi hasil pada bank syariahIntroductionPerkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin pesat dengan bertambahnya jumlah unit-unit lembaga keuangan syariah di Indonesia, baik itu yang beroperasi secara single-system (syariah saja atau konvensional saja), maupun secara dual-system (konvensional-syariah). Hingga saat ini, lembaga keuangan syariah yang beroperasi di Indonesia mencakup: Bank Umum Syariah (BUS) berjumlah 10 unit, Unit Usaha Syariah (UUS) berjumlah 23 unit, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 149 unit. (sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010)Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang sama dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. Oleh kerenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih baik lagi oleh perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko.Hal tersebut menuntut perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan usahanya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh perbankan syariah dalam menghadapi kondisi tersebut adalah berusaha meningkatkan efisiensi dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.Sebagai entitas bisnis, perbankan syariah dituntut untuk senantiasa bekerja secara efisien. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Suatu perusahaan dikatakan efisien jika dapat menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain yang menggunakan input yang sama. Atau menghasilkan output yang sama, tetapi input yang dipergunakan lebih sedikit dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan lain. Penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam menghadapi kegiatan operasinya.

Tingkat efisiensi biaya perbankan syariah didapatkan dengan melakukan perbandingan antara pos-pos pendapatan aset (earning assets) atau output perbankan terhadap besarnya total biaya yang dikeluarkan. Salah satu akad pada bank syariah adalah bagi hasil. Sistem bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar operasional bank syariah secara keseluruhan, secara prinsip dalam perbankan syariah yang paling banyak dipakai adalah akad mudhorobahdanmusyarokah,prinsip ini merupakan sistem yang menggantikan mekanis me penolakan atas bunga. akad bagi hasi melibatkan beberapa pihak antara lain shahibul maal sebagai pemilik modal, bank syariah sebagai penghimpun dan penyalur dana, dan mudharib sebagai pengelola dana. Bank syariah berkewajiban melakukan pembayaran bagi hasil kepada shahibul maal yang disebut sebagai output dan bank syariah menerima pendapatan bagi hasil dari mudharib. Tingkat efisiensi bank syariah dilihat berdasarkan antara selisih pendapatan bagi hasil dan pembayaran bagi hasil.Kajian Pustaka