Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien...

21
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA JOURNAL READING Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During Early Acute Phase of Stroke Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ambarawa Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan SpS Disusun Oleh : Ayu Ulan Riski Lestari 1610221102 da

Transcript of Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien...

Page 1: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

JOURNAL READING

Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During Early

Acute Phase of Stroke

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Ambarawa

Pembimbing :

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan SpS

Disusun Oleh :

Ayu Ulan Riski Lestari 1610221102

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Ambarawa

Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

da

Page 2: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING

Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During Early Acute Phase

of Stroke

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Ilmu Penyakit Dalam

RSUD ambarawa

Disusun Oleh:

Ayu Ulan Riski Lestari

1610221102

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan Sp.S

Tanggal : Selasa 18 September 2017

da

Page 3: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan

Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal dengan judul “Effect of

Intensive Gait-oriented Physiotherapy During Early Acute Phase of Stroke”. Makalah ini

dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi penilaian pada kepaniteraan klinik di bagian

ilmu penyakit dalam RSUD Ambarawa. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak berjasa sehingga

penulis bias menyelesaikan jurnal ini. Terimakasih saya ucapkan kepada dr. Nurtaksir

Kurnia Setiawan Sp.S selaku dokter pembimbing yang banyak memberikan masukan dan

saran. Serta teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penyelesaian journal reading

ini serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Jakarta , September 2017

Penulis

da

Page 4: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

Efek “Fisioterapi berjalan intensif” pada Stroke fase Akut

Abstrak

Kita menilai efek dan kesulitan dari latihan berjalan pada pasien rehabilitas rawat inap

pada kasus stroke baru atau dini. Terapi dan reabilitas dari inter rater pada peniliaian ikut

dianalisis. Pada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 pasien tidak bisa

berjalan atau membutuhkan dua asisten untuk berjalan dan 6 pasien membutuhkan satu

asisten. Pasien menghabiskan fisioterapi seharian dengan maksimum 1 jamdan durasi latihan

berjalan selama 20 menit. Fisioterapi tambahan juga disediakan selama 3 minggu . Tujuh

penilaian motor dinilai sebelum dan sesudah rehabilitasi dan setelah 6 bulan rehabilitasi.

Setelah rehabilitasi 16 pasien dapat berjalan tanpa bantuan asisten dan tiga membutuhkan

satu asistenuntuk berjalan. Mean +/- standar deviasi dari latihan berjalan 10,784+/-4,446m

dan latihan dapat dikatakan merupakan latihan yang sedikit berat. Setelah 3 minggu, 10 m

jarak berjalan, spastisitas pergelangan kaki, kekuatan otot tungkai bawah dan skala skor

motor (p<0,005). Rehabilitasi dini secara intensif dapat dikatan baik dan hanya tiga pasien

yang keluar. Peningkatan kemampuan motor terlihat pada semuapasien stroke.

Pendahuluan

Stroke serebrovaskular merupakan penyakit keenam tertinggi di seluruh dunia dari

disabiitas dan merupakanpenyebab terpenting dari disabilitas berat orang-orang yang tinggal

di masing-masing rumah. Kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari / ADL berkurang.tiga

dari empat pasien dengan stroke. Waktu dan tingkatanpemulihan dari fungsi berjalan setelah

stroke dan pengaruh awal pada paresis tungkai bawah di teliti pada studi prospektif,

didapatkan dari populasi 804 pasien stroke akut di conpenhagen stroke study. Median waktu

stroke 12 jam, lama tinggal di rumah sakitbadalah 35 hari (standar deviasi = 41). Penulis

melaporkan bahwa dari masuk hingga dimulainya rehabilitasi 41% subjek tidak dapat

berjalan dan 12% membutuhkan asisten untukberjalan.fungsi berjalan dinilaimingguan

dengan indeks barthel (BI) untuk berjalan (tidak berjalan, berjalan dengan bantuan, berjalan

bebas) sampai meninggal atau akhir rehabilitasi rawat inap. Selama dirawat dirumahsakit

21% pasien meninggal dunia. Setelah rehabilitasi rawat inap 22% pasien tidak dapat berjalan

dan 14% membutuhkan bantuan.diantara pasien yang tidak bisa berjalan saat masuk, 80%

mencapai kemampuan berjalan dalam waktu 6 minggu dan 95% dapat berjalan dalam waktu

da

Page 5: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

11 minggu. Dari pasien yang pada awalnya dapat berjalan dengan bantuan 80% dapat

mencapaikemampuan berjalannnyadalam waktu 3 minggu dan 95% dalam waktu 5 minggu.

Pada laporan sebelumnya,pasien poada umumnya melaukan rehabilitasi berjalan setelah 8-

148 hari post stroke, namun wakturata-rata mulainrehabilitasi pada psien stroke tahap

subakut terlambat. Pelatihan yang aktif diinisiasi 2-8 hari pasca stroke sebagai promotor

reorginasi kortikal dan mencapai manfaat fungsional yangblebih baik. Beberapa penelitian

telah dilakukan, yang menilai hubungan antara tingkat pemulihan yang rendah dan

keterlambatan terapi pada bidang neurologis dan penelitian menunjukan rehabilitasi yang

intensif harus dilakukanpada stroke akut. Guidelines departemen veteran/ pertahanan

untukrehabilitasi stroke merekomendasikan rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin . namun

tidak ada satupun yang melaporkan rehabilitasidilakukan dalam waktu 10 hari.

Terapi intensif merupakan istilah yang kompleks yang didefinisikan dalam cara yang

berbeda.pada metaanalisis kwakkel dkk menunjukan efek dari intensitas latihan ADL,

berjalan dan ketangkasan pada pasien stroke . Durasi latihan yang lama 100 menit pada

penelitian Stern et el 1970 (seperti yang dikutip kwakkel et al.) . Terapi gerakan tungkai atas

dilakukan 6 sampai 7 jam(e.g., Tarkka et al. {16}). Rehabilitasi tungkai bawah lebih berat

dibandingkan tungkai atas sehingga beberapa harus diperhatikan ketika merencanakan sebuah

program intensif untuktungkai bawah. Penelitian juga menunjukan bahwa durasi rehabilitasi

tungkai bawah yang lebih lamaselama 20 minggu pertama pasca stroke ,menyebabkan

membaik pemulihan ADL, berjalan, dan kontrol postural. Jangka waktu rehabilitasi tungkai

bawah yang lebih lama menghasilkan berjalan nyaman yang lebih cepat dibandingkan dengan

sesi rehabilitasi untukparesis tungkai atas atau tetapi kontrol. Rehabilitasi tungkai atas yang

lama hanya mendapatkanketangkasan yang dibandingkan dengankelompok kontrol. Kami

menyediakan 20 menitsdalam satu jam, ditambah dengan pada rehabilitasi berjalan lainnya

dengan total 115 menit latihan harian dalam 3 minggu. Kita percaya semakin cepat memulai

rehabilitasi, aktif dan fokus dalam terapi serta latihan yang memiliki durasi yang lama dapat

dicapai pada stroke akut

Penelitian ini menilai efek dan kesulitan dari rehabilitasi latihan berjalan yang intensif

pada pasien stroke akut. Pasien yang diikutsertakan pada penelitian ini sesegara mungkin

atau setidaknya10 hari pasca stroke. Efek rehabilitasi diikuti sampai 6 bulan. Selain itu kita

menganalisis konten terapi secara detail, menggambarkan secara jelas kegiatan yang

da

Page 6: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

sebenarnya , bukan hanya penamaan pendekatan fisioterapi. Kita menggunakan banyak tes

yang terstrukur dengan skla penilaian dan juga menganalisis realibilitas inter rater.

Metode

Subjek

Dua pulu dua pasien dengan stroke akut berpartisipasi pada penelitian ini. Pada saat

pasien masuk pasien didiagnosis stroke supratentorial pertama atau dengan gangguan yang

tidak signifikan pada stroke dini, dan yang dipilih pada penelitian ini jika mereka

mempunyai :

1. FAC (functional ambulation category) 0-3

2. Pergerakan voluntar pada sisi kaki yang terkena

3. BI score (25-75)

4. Umur 18-85 tahun

5. Tidak ada penyakit kardiovaskular yang tidak stabil

6. Massa indeks tubuh

da

Page 7: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

7. Tidak ada malposisi sendi yang berat

8. Tidak ada gangguan kognitif atu gangguan komunikasi yang berat

Semua pasien didiagnosis awal oleh MRI atau CT scan , pasien yang memenuhi kriteria

dalam pemeriksaan neurologis, dilakukan dalam 10 hari onset stroke, diberikan informed

consent tertulis secara acak, dan dimasukan ke satu dari dua kelompok latihan berjalan

intensif dan pasien rehabilitasi rawat inap selama 3 minggu. Bagaimanapun kita tidak

meaporkan kelompok secara terpisah . kita masih merekrut pasien dan fokus sekarang adalah

untuk menjelaskanperubahan kemampuan motor pada data gabungan dari semua pasien.

Komite etik dari rumahsakit universitas Kuoipio (Kuopio, Finland) menyetujui penelitian ini

Seorang ahli saraf mengunakan skala scandinavian stroke (SSS) dan BI (barthel indeksi)

untuk menilai fungsional dari 22 pasien stroke akut. Kretria yang dinilai dari skala SSS

diantaranya: kesadaran orientasi, pergerakan mata, kelumpuhan wajah, fungsi motork lengan,

tangan, kaki, berjalan dan berbicara. Setiap item diberi skor 0-12 dan skor maksimum 48. BI

terdiri dari kriteria diantaranya :makan, perpindahan dari dan ke kursi roda, personal toilet,

berjalan dengan tingkat permukaan, naik turun tangga, memakai pakaian, mengontrol usus

dan kandung kemih. Setiap kriteria diberi skor 0-15 dan maksimum 100. Tiga belas pasien

memliki posisi pergelangan yang normal pada sisi yang hemiparesis. Satu posisi pasien tidak

bisa dinilai dikarenakan aphasia. Posisi yang diamati yaitu posisi pasien yang terlentang dan

diamati pergerakan pergelangan pada sisi paresis ke arah yang berbeda.pasien meniru

pergerakan tanpa berpengaruh pada kaki. Sebagai alternatif pengamat memindahkan

pergelangan kaki paretik dan meminta pasien mengidentifikasi arah pergerakan. Lima belas

psien tidak bisa berjalan atau membutuhkan dua asisten untuk membantu mereka berjalan

(FAC = 0), lima pasien membutuhkan perhatian yang konstan dai asisten untuk berjalan

(FAC = 1). Dua pasien membutuhan asisten untuk keseimbangan (FAC = 2). Tidakada pasien

yang berjalan secara independen FAC 3,4, atau 5. Sayangnya satu pasien tidak memenuhi

kriteria inkulisi pada penelitian ini yaitu kriteria 10 hari poststroke, dan program dia telat

hingga 17 hari psotstroke

Intervesi

da

Page 8: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

Tujuan dari 3 minggu rehabilitas rawat inap pada pasien stroke akut adalah untuk

meningkatkan kemampuan motorik, memulihkan kemandirian sesegera mungkin ketika

berjalan. Setiap hari selama tiga minggu setiap pasien menghabiskan waktu maksimal 1 jam

untuk fisioterapi dengan waktu 20 menit untuk latihan berjalan pada alat electromechanical

atau pada permukaan tanah, pasien juga mendapatkan fisioterapi latihan berjalan lainnya

selama 55 menit pada setiapharinya. Fisioterapi tambahan ini dilakukan sesuai dengan tujuan

pasien. Pada latihan berjalan ini pasien memakai baju besi , kaki mereka dipasang motor-

driven footplates.kecepatan yang dipilih 2km/jam . jumlah dari body-weight support (BWS)

disediakan sesuai dengan kebutuhan individual. Ukuran pelatih dalam mendukung hal ini

memanfaatkan kilogram. Ketika berat badan pasien diketahui dapat diperhitungkan. kita

mengembangkan latihan dengan meningkatkan kecepatan dari latihan berjalan dan

mengarahkan BWS <20% BB. Menurunkan BWS penting untuk keefektivan dan

perkembangan aktivasi otot tungkai bawah dan meningkatkan pengeluaran energi. Penelitian

da

Page 9: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

sebelumnya mempunyai indikasi latihan ulang dengan BWS mengarah pada keberhasilan

pemulihan berjalan pada pasien dengan stroke dan itu menurunkan BWS meningkatkan

efektifitas pada latihan berjalan. Kita melatih hal ini untuk mengurangiketergantung alat

bantu jalan . semua pasien dibimbing secara lisan dan manual

Penilaian

Training

Pasien dievaluasi dengan rating borg dalam hal penggunaan tenaga (6-20, contoh 7=

sedikit berat, 19= sangat berat). Rating dicatat setiap sesi selama menit terakhir pada 20 menit

latihan berjalan dan selama menit terakhir sesi fisioterapi lain. Denyut jantung direkam

dengan monitor .kita melanjutkan memonitoring denyut jantung selama 20 menit latihan

berjalan dan dicatat untuk menit terakhir. Catatan fisioterapis dalam hal konten harian dan

durasi fisioterapi tambahan. Selama latihan berjalan selama 20 menit , kecepatan, lamanya

sesi, jumlah step demi step, jarak, dan jumlah BWS dicatat. Untuk berjalan pada tanah ,

lamanya sesi, jarak berjalan, menggunakan alat bantu jalan dicatat. Setiap pasien maksimal

latihan satu jam dan sengan target latihan berjalan 20 menit.

Outcomes

Kita menilai efikasi 3 minggu program fisioterapi yaitu 10 meter tes berjalan (10

MWT), 6 menit tes berjalan (6 MWT), spastisitas kekuatan dan kemampuan motor. Pada

da

Page 10: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

10MWT pasien diminta untuk berjalan secepat mungkin . pada 6 MWT pasien diminta untuk

berjalan 30 m bolak balik secepat mungkin sehingga mereka bisa menyelesaikan tugas ini.

Pada keduanya pasien diizinkan untuk menggunakan orthosis. Dukungan parsial diizinkan

seperti berpegangan pada sabuk tetapi tidak mendorong kedepan atau memindahkan kaki

pasien. Kita menilai spastisitas paretik kaki dengan skala Modified Ashworth scale (MAS)

(skor 0= tidak ada peningkatan bnetuk otot, adanya fleksi atau ekstensi pada bagian yang

terkena). Kita menggunakan indeks motricity index (MI), untuk menilai kekuatan otot

termasuk fleksi panggul, ekstensi lutut, dan pergelangan kaki dorsifleksor (skor dari 0= tidak

ada perpindahan, 5 = bergerak penuh dan kekuatan sama di kedua sisi). Kita menilai

kemampuan motor dengan Modified Motor Assasment Scale (MMAS), Rivermead Motor

Assasment (RMA), rivermead mobility index (RMI). Kiteria MMAS yang dinilai

diantaranya, posisi terlentang sampai brbaring, terlentang sampai duduk, duduk seimbang,

duduk sampai berdiri, berjalan, fungsi lengan atas, pergerakan tangan dan aktivitas tangan

(sko 0-6 maksimal 48). Dua drai 3 bagian RMA yang digunakan diantaranya gross motor

function (RMA-g), dan fungsi kaki, kontrol badan (RMA l & t). Pada RMA g kita menilai 10

komponen diantaranya berputar ke arah sisi yang terkena dan tidak terkena, belajar duduk

dan berdiri, mengangkat kaki yang terkena, melangkah, mengetuk kaki, gerakan volunter

kaki dorsifleksi dengan fleksi dan ekstensi dan gerakan fleksi lutut ketika berdiri dengan

pinggul pada posisi neutral. Kinerja setiap skor 1poin. Pengujian tidak diteruskan apabila

pasien tidak memungkinkan untuk melakukan dua komponen secara berurutan. 15 item dari

RMI juga dilengkapi kecuali memperoleh nilai RMI dengan menanyakan pasien apakah

mereka dapat melakukan aktivitas tertentu .

Seorang fisioterapis dan pengamat independen menilai pasien pada awal, setelah dua minggu,

dan pada akhir minggu ke 3 rehabilitasi untuk menghitung reabilitas interater. Pengamat

independen tidak tahu jenis dari latihan pasien. Semua pengukuran juga dilakukan pada 6

bulan.

Hasil

Sembilan belas dari dua puluh dua pasien menyelesaikan rehabilitasi. Satu pasien

mundur dikarenakan masalah jadwal, dan dua pasien mundur dikarenakan mereka protokol

yang sangat menunrut. Waktu maksimal berjalan selama tiga minggu adalah 300 menit(waktu

terapi total 900 menit) dan waktu berjalan rata-rata 291 menit (234-300 menit). Selama

waktu itu pasien berjalan dengan rata-rata jarak ± SD 10,784 ± 4,446 m. Tambahan

da

Page 11: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

fisioterapi rata-rata pasien berjalan 815 menit (770-825 menit, maksimum 825 menit). Rata-

rata dari skala borg rating pada latihan berjalan 14,9 ± 1. Rata-rata ± SD HR selama menit

terakhir pada 20 menit latihan berjalan 103,6 ± 17 denyut/menit.

Pada saat memulai rehabilitasi , rata-rata kecepatan latihan berjalan 1,5 ± 0,2 km/jam;

pada akhir rehabilitasi 2,0 ± 0,3 km/jam.. pada saat mulai,rata-rata BWS 45±32 persen BB

pada saat akhir nilai inimenurun hingga 7,6 ± 12 persen BB. Pasien berjalan di tanah

biasanya membutuhkan dua asisten fisioterapis untuk membantu mereka berjalan .

Kemudian bimbingan oleh satu fisioterapis cukup. Sabut pada saat berjalan digunakan pada

setengah pasien yang berjalan di tanah. Begitu pasien dapat meningkatkan kecepatan

da

Page 12: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

berjalan , alat ortosis lutut sering digunakan untuk melindungi overekstensi dari

lutut . sebua ortosis peroneal atau balutan elastis banyak digunakan pada pasien yang berjalan

di tanah. Kebanyakan fisioterapi tambahan termasu tiga mode terapi diantaranya: latihan

posisi rendah, seated arm, atau melatih tubuh, latihan berdiri. Rata-rata pengeluaran tenaga

selama fisioterapi tambahan 14,5 ± 1 pada skala borg.

Penilaian reabilitas

da

Page 13: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

Saat memulai rehabilitas dua orang (seorang fisioterapis dan pengamat independen)

menilai 21 pasien . Nilai ICC untuk MMAS, MI, RMA, dan RMI berkisar antara 0,98 sampai

1.00 (Tabel 4). Kendall τ b untuk MAS adalah 0,43 sampai 1,00 pinggul, 0,41-0,61 lutut, dan

0,32 sampai 0,56 pergelangan kaki; diawal rehabilitasi, evaluasi pinggul dan pergelangan

kaki berbeda secara signifikan (p = 0,02) (Tabel 4).

Efek dari rehabilitasi

Kemampuan motorik dari gabungan 19 pasien dengan Stroke akut meningkat secara

signifikan selama 3 minggu rehabilitasi berorientasi jalan. Skor 10MWT menurun sebesar 53

persen (p = 0,04) dan skor MMAS meningkat sebesar 87 persen (p <0,001, Tabel 5). RMA g,

RMA l & t, dan skor RMI lebih dari dua kali lipat (p <0,001, Tabel5). 6MWT tidak berubah

secara signifikan (p = 0,09,Tabel 5). Pergelangan kaki (p = 0,01), tapi tidak lutut (p = 0,55)

atau pinggul (p = 0,07), spastisitas menurun selama rehabilitasi.Tingkat pergelangan kaki

rata-rata, lutut, dan pinggul dinilai sebagai 0 pada MAS selama rehabilitasi. Pergelangan kaki

dorsofleksimeningkat, seperti fleksi lutut dan fleksi kekuatan pinggul (p <0,001). Efek

jangka panjang . Tujuh belas pasien tersedia untuk 6 bulan penilaian tindak lanjut (Tabel 6).

10MWT (p = 0,90), 6MWT (p = 0,75), dan MMAS (p = 0,12) tidak berubah secara signifikan

antara akhir rehabilitasi dan tindak lanjut. Meski 10MWT tidak berubah, tiga pasien yang

tidak bisa berjalan 10MWT di akhir rehabilitasi bisa melakukan tugas ini pada masa tindak

lanjut. Ketiga waktu berjalan pasien tersebut adalah 35, 63, dan 180 s, masing-masing. Tiga

pasien lainnya yang tidak bisa menyelesaikannya 6MWT pada akhir rehabilitasi bisa

melakukannya pada tindak lanjut. Jarak perjalanan mereka masing-masing 13, 98, dan 117 m.

Dua pasien tetap tidak dapat melakukan.RMA g meningkat sebesar 3 poin (p <0,001), maka

RMA l & t meningkat sebesar 1 poin (p = 0,04), dan RMI meningkat sebesar 3 poin (p

<0,001) pada tindak lanjut (Tabel 6)..

Diskusi

Latihan jalan yang intensif dengan adanya tambahan fisioterapipada stroke dini

ditoleransi dengan baik. Pasien mencapaiperbaikan besar kemampuan motor selama bulan

pertamasetelah stroke. Perbaikan terus hingga 6 bilan followup dan pasti kemampuan

motornya membaik. Pada awalnya dari rehabilitasi intensif, 13 dari 19 pasien tidak bisa

berjalan atau membutuhkan dua terapis untuk membantu mereka (FAC = 0) dan tidak ada

da

Page 14: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

yang bisa berjalan tanpa manual bantuan. Sembilan pasien bisa menyelesaikan 10MWT (tiga

dengan dukungan parsial) dan tiga pasien bisa menyelesaikannya 6MWT di awal rehabilitasi.

Pada akhir masa rehabilitasi, 16 pasien bisa menyelesaikannya 10MWT dan 14 pasien

6MWT. Setelah kita merestrukturisasi data uji berjalan untuk memperhitungkan pasien yang

tidak dapat berjalan di awalrehabilitasi, statistik menunjukkan perbaikan besardalam waktu

10MWT. Nilai 6MWT cenderung meningkat. Semua 17pasien pada follow up 6 bulan bisa

berjalan 10MWT dan hanya 2 yang tidak bisa menyelesaikan 6MWT pada waktu ini. Statistik

menunjukkan perbaikan yang stabil pada tindak lanjut. Secara keseluruhan, kecepatan

berjalannya diraih 6 bulan setelah stroke sekitar 0,6 m / s dan jarak berjalan kaki dalam 6

menit sedikit lebih dari 300 m. Pada awalnya kemampuan latihan berjalan yang baik yang

buruk skala BI sekitar 40 persen semaksimal mungkin skor di awal rehabilitasi. Demikian

jugadengan skor tes kemampuan motor (skor MMAS rata-rata 15,9 dari 48, RMA g 3,0 dari

13,RMAl&tdari 3.2 dari 10, dan RMI 4.1 dari 15) mencerminkan kemampuan motorik pasien

yang buruk sebelum melakukan rehabilitasi. Dalam MMAS, terlentang- berbaring miring,

terlentang untuk duduk, duduk seimbang, duduk untuk berdiri, dan berjalan, skor rata-rata

berkisar antara 0,63 sampai 4,37 dari jumlah maksimum subscore 6 poin; dalam fungsi

lengan atas, gerakan tangan, dan aktivitas tangan lanjutan, skor rata-rata berkisar antara 0,84

sampai 1,95. Kemampuan motor lebih dari dua kali lipat selama rehabilitasi. namun, total

nilai tes kemampuan motor akhir adalah 50 sampai 76 persen , tergantung hasil tesnya.

Skala spastisitas (MAS) menunjukkan reliabilitas yang burukMeski memiliki kemampuan

motorik yang buruk di awal, 19 dari 22 pasien berlatih intensif selama 3 minggu. Tiga pasien

keluar daripenelitian: satu karena penjadwalan masalah penjadwalan dan dua karena mereka

menemukan kesulitan dalam protokol. Secara keseluruhan, pasien dievaluasi baik latihan

berjalan dan fisioterapi tambahan sedikit berat atau berat, tapi tidak terlalu berat . denyut

jantung mereka mendekati 100 bpmdalam menit teakhirdarilatihan berjalan. Satu harus

dipertimbangkan bahwa beta-blockers mungkin telah menurunkan HR pada beberapa pasien.

Yang lebih serius terkena pasien adalah, lebih banyak dukungan yang mereka butuhkan.

Fakta ini tercermin dalam jumlah besar manual pendampingan dan jumlah orthotic yang

digunakan selama latihan. Dalam latihan, pendamping manual diperlukan. Keterbatasan kami

tidak memiliki kuisioner terstruktur untuk survei fisioterapi tentang upaya mereka dalam

mengikuti pelatihan . Studi kami adalah salah satu percobaan klinis pertama yang

menilairehabilitasi berjalan yang intensif pada tahap awal Dalam percobaan terkontrol acak

sebelumnya, rehabilitasi berjalan tidak dimulai sampai 8 hari poststroke (range 8-56 hari) [5-

da

Page 15: Effect of Intensive Gait-oriented Physiotherapy During ... Web viewPada total 22 pasien 19 pasien yang mengikuti penelitian ini. 13 ... Skor 10MWT menurun sebesar 53 ... Pembelajaran

6]. Dengan demikian, pasien biasanya lebih banyak pada subakut jauh fase akut, mis., 27-148

hari [3] atau 40-44 hari [4,7].

Strategi intensif kami menghasilkan tingkat yang memuaskan kemampuan motorik pada

pasien terpilih dengan stroke akut pada 4 minggu setelah onset stroke. Kemampuan motor

kita pasien lebih baik dari pada penelitian lain di Indonesia dimana pasien dengan stroke

memulai rehabilitasi mereka selama fase subakut. Misalnya, di Visintin et al studi, 6MWT

pasien (27-148 hari pasca stroke) itu sekitar 45 m pada awal rehabilitasi [3]. Di kami latihan

(22-38 hari pasca stroke, setelah rehabilitasi), 6MWT adalah 287 ± 30 m. Kami akan tertarik

untuk mengetahuinya apakah perbedaan ini disebabkan karena tertunda mulai pelatihan di

Visintin dkk. belajar. Di Richards et Studi al [34], pasien, seperti pasien kami, mulai

melakukan rehabilitasi awal. Namun, kecepatan berjalan pasien mereka 0,31 m / s pada

kelompok paling intensif pada 6 minggu, sedangkan pasien kami 'sudah 0,53 m / s pada 3

minggu. Variabilitas tinggi diketahui ada dalam kemampuan fungsional

pasien dengan stroke. Pembelajaran lebih lanjut harus mengklarifikasi apakah rehabilitasi

intensif awal memimpin tidak hanya untuk perbaikan lebih cepat tapi juga untuk selamanya

hasil berjalan lebih baim. Kesimpulan , kami menyarankan agar fase rehabilitasi kritis ada

dan bahwa kegagalan untuk mengeksploitasi fase awal mungkin tidak dikompensasikan

dengan rehabilitasi selanjutnya. Rehabilitasi harus dimulai sesegera mungkin. Selain itu,

rehabilitasi harus bersifat intensif dan spesifik tugas. Meskipun berbagai aspek rehabilitasi

penting,.

da