EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN …eprints.iain-surakarta.ac.id/862/1/Skripsi...
Transcript of EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN …eprints.iain-surakarta.ac.id/862/1/Skripsi...
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASIAKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis IslamInstitut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN)
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RESTU DEWI ANUGRAH NIM.13.22.2.1.139
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2017
DAN BMN)
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. (Q.S. Al Insyirah : 5-7)
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. (Q.S. Ar-Rahman : 60-61)
Ambillah hikmah itu dari siapa saja kamu mendengar, sesungguhnya ada orang yang mengatakan suatu yang mengandung hikmah padahal ia bukan orang yang
bijak, sebagaimana anak panah melesat bukan dari satu busur saja. (Ibnu Abbas)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa
Karya sederhana ini untuk :
Ibu dan Bapakku tercinta Kakak-kakak dan Adik-adikku tersayang
Guru-guruku Sahabat-sahabat kehidupanku
Dan semua yang menyayangiku
Yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tulus dan tiada ternilai besarnya. Terimakasih…
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar”.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan
Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapat dukungan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagaiannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak., C.A., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Dita Andra Eny, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan
Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
5. Anim Rahmayati, M.Si., selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis
menyelesaikan skripsi.
6. Biro skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Ibu Umi Wahyuni dan Bapak Sutrimo, terima kasih atas doa, cinta dan
pengorbanan yang tak pernah ada habisnya. Sekali lagi terima kasih
banyak.
9. Kakakku Suci dan Luluk serta adik ku Galuh. Terimakasih untuk semangat
dan dukungan yang selalu kalian berikan.
10. Sahabat-sahabatku Candriyani, Irawati, Sinar Ersandi, Fatimah Agustin,
Inna Nafita, Yuni Lindri, Devi Okta, Nafi, Solo.
11. AKS D angkatan 2013, KKN kelompok 78 dan semua pihak yang telah
memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis
menempuh studi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta
puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada
semuanya. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Surakarta, Juli 2017
Penulis
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of management information
systems and accounting of state property (SIMAK-BMN) at the District General Hospital Karanganyar. The type of research used is descriptive qualitative research method. Data collection techniques used are interview, observation and documentation. The focus of research used are the instruments that become the reference of the effectiveness of SIMAK BMN, among which is user satisfaction; Quality of system, quality of information and process quality, internal control system, quality of financial statement and opinion of auditor.
The results showed that when viewed from the side of user satisfaction, it can be said to be effective. From internal control system conducted by RSUD Karanganyar not yet effective enough. Reports resulting from the implementation of SIMAK BMN at the District General Hospital Karanganyar already be effective because it has received WTP opinion from the auditor. Keywords: SIMAK-BMN, user satisfaction, Internal Control System, financial
report, auditor's opinion.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem informasi
manajemen dan akuntansi barang milik negara (SIMAK-BMN) pada RSUD Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Fokus penelitian yang digunakan yaitu instrumen-instrumen yang menjadi acuan keefektivan SIMAK BMN, diantaranya yaitu kepuasan pengguna; kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas proses, sistem pengendalian internal, kualitas laporan keuangan dan opini auditor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari sisi kepuasan pengguna, sudah dapat dikatakan efektif. Dari sistem pengendalian internal yang dilakukan RSUD Karanganyar belum cukup efektif. Laporan yang dihasilkan dari penerapan SIMAK BMN pada RSUD Kabupaten Karanganyar sudah dapat dikatakan efektif karena telah mendapatkan opini WTP dari auditor.
Kata kunci : SIMAK-BMN, kepuasan pengguna, Sistem Pengendalian Internal,
laporan keuangan, opini auditor.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI .......................................... iv
HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSYAH ............................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
ABSTRACT ................................................................................................. xi
ABSTRAK ................................................................................................. xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. RumusanMasalah ..................................................................... 8
1.3. TujuanPenelitian ....................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.5. Jadwal Penelitian ...................................................................... 9
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
2.1. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian ................. 11
2.1.1Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara(SIMAK-BMN) ............................................................. 11
2.1.2 Barang Milik Negara ............................................................ 14
2.1.3 Sistem Informasi Manajemen ............................................... 16
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi ................................................. 16
2.1.5 Efektivitas SIMAK BMN ..................................................... 18
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 31
3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31
3.2 Subjek Penelitian ......................................................................... 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 31
3.3.1Wawancara ............................................................................ 31
3.3.2 Observasi ............................................................................. 32
3.3.3 Dokumentasi ........................................................................ 33
3.4 Teknik Analisis Data .................................................................... 33
3.4.1 Reduksi Data ........................................................................ 33
3.4.2 Penyajian Data ..................................................................... 33
3.4.3 Penarikan Kesimpulan .......................................................... 34
3.5 Validitas dan Reliabilitas Data ..................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 37
4.1 Gambaran Umum Penelitian ....................................................... 35
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................... 47
4.3 Pembahasan ................................................................................ 58
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 63
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 63
5.2. Saran-saran ................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 28
Tabel 4.1 Saldo Awal Aset Tetap BMN Tahun 2013-2016 ...................... 49
Tabel 4.2 Opini Auditor Independen ....................................................... 56
Tabel 4.3 Biaya Operasional 2013-2016 .................................................. 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Efektivitas SIMAK-BMN .......................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal Penelitian………………………………………….. 69
Lampiran 2: Field Note…………………………………………………. 70
Lampiran 3: Pedoman Wawancara……………………………………… 72
Lampiran 4: Transkrip Wawancara…………………………………….. 74
Lampiran 5: Reduksi Data…………………………………………….... 83
Lampiran 6: Triangulasi Teori………………………………………….. 86
Lampiran 7: Manual Prosedur Pelaporan SIMAK-BMN………………. 87
Lampiran 8: Laporan Auditor Independen……………………………… 88
Lampiran 9: Management Letter……………………………………….. 115
Lampiran 10: Laporan Barang Persediaan………………………………. 119
Lampiran 11: Laporan Barang Hibah…………………………………….. 120
Lampiran 12: Laporan Barang Rusak Berat……………………………… 121
Lampiran 13: Tampilan Aplikasi Persediaan……………………………... 122
Lampiran 14: Tampilan SIMAK BMN…………………………………… 123
Lampiran 15: Tampilan SAIBA………………………………………….. 124
Lampiran 16: Foto Kegiatan Wawancara………………………………… 125
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar dengan 34 provinsi di dalamnya.
Tentu saja semakin luas wilayah suatu negara maka akan semakin besar pula
tanggung jawab negara untuk mengelola aset-aset nya. Aset-aset milik negara
tersebut sudah menjadi kewajiban seluruh pengguna dan aparat pemerintahan
untuk dikelola dan dijaga sebagaimana mestinya.
Barang Milik Negara adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat
ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk menyediakan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya (Halim, 2007: 111).
Pencatatan dan penginventarisasian kekayaan negara asset/kekayaan
Negara sangatlah penting. Oleh karena itu, Pemerintah memiliki peran yang
sangat penting untuk mengelola asset-aset tersebut sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 yang
menjelaskan mengenai Barang Milik Negara (BMN), yaitu semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan perolehan lainnya yang sah,
sedangkan barang-barang yang berasal dari perolehan sah ini batasan
pengertiannya adalah barang-barang yang menurut ketentuan perundang-
undangan, ketetapan pengadilan, dan/atau perikatan yang sah ditetapkan sebagai
Barang Milik Negara (BMN).
Setiap institusi pemerintah yang menggunakan anggaran APBN/APBD
wajib mencatat dan melaporkan jumlah asset/kekayaannya, seperti yang tertuang
dalam PP nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
pasal 71 ayat 1 dan 2 yaitu: Kuasa pengguna barang harus menyusun Laporan
Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa
Pengguna Tahunan (LBKPT) untuk disampaikan kepada pengguna barang (satuan
kerja).
Pengguna barang harus menyusun Laporan Barang Pengguna Semesteran
(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) untuk disampaikan
kepada pengelola barang (Menteri Keuangan). Bentuk pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan dimana BMN termasuk didalamnya adalah bentuk laporan
keuangan pemerintah pusat (Nasrudin, 2015). Oleh karena itu laporan keuangan
haruslah berkualitas sesuai dengan karakteristik laporan keuangan menurut
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan
dapat dibandingkan.
Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi lebih
efektif apabila dapat mendukung pengguna informasi atau pengambil keputusan
(Nasrudin, 2015). Untuk mengamankan Barang Milik Negara, maka pemerintah
diharuskan untuk melakukan upaya pengamanan berupa pengamanan fisik,
administratif, dan pengamanan hukum. Dalam rangka pengamanan administratif
dibutuhkan sistem penatausahaan yang dapat menciptakan pengendalian atas
BMN (Afandi dan Sulastri, 2012)
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan
informasi dengan sangat cepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi (TI). Dengan adanya
perkembangan teknologi yang sangat pesat maka memudahkan pula pemerintah
untuk menciptakan sistem tersebut. Sistem tersebut diharapkan dapat
meminimalisir kesalahan dalam hal pencatatan, pengarsipan, dan
pengorganisasian sebuah data.
SIMAK-BMN adalah sistem yang dibuat untuk memudahkan pemerintah
dalam hal pengelolaan asset Negara supaya terinventarisir dengan baik. Yang
dimaksud pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan
mengggali dan menfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan (Afandi dan Sulastri, 2012).
SIMAK BMN merupakan sub sistem dari sistem akuntansi instansi (SAI).
Aplikasi ini diwajibkan untuk diseluruh instansi Pemerintah sesuai surat
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan, Departemen Keuangan (Depkeu) RI Nomor
S/350/PB/.7/2008 tentang launching aplikasi SIMAK BMN.
SIMAK-BMN sendiri sudah mengalami beberapa perubahan sebelumnya.
Pada tahun 2004 Departemen Keuangan Republik Indonesia mensosialisasikan
Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) yang ditujukan untuk
mengelola BMN, namun pada tahun 2007 SABMN diubah menjadi SIMAK-
BMN dengan berbagai perubahan yang bertujuan untuk perbaikan pengelolaan
Barang Milik Negara (Rahayu, et al. 2014).
Tujuan diterapkannya SIMAK-BMN diharapkan supaya kekayaan Negara
dapat terpelihara dengan baik, menyatukan konsep manajemen barang dengan
pelaporan untuk tujuan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN serta
memfasilitasi upaya untuk memenuhi tuntutan peningkatan kinerja personil dan
efisiensi pemanfaatan sumberdaya dalam penyusunan anggaran.
SIMAK-BMN memberikan sumbangan yang cukup signifikan di dalam
laporan keuangan, khususnya laporan posisi keuangan (neraca), selain berfungsi
untuk pengendalian dan pengamanan administratif, SIMAK-BMN juga berfungsi
sebagai sistem penatausahaan BMN dalam hal rencana pengadaan,
pengembangan, pemeliharaan maupun penghapusan (disposal) (Nasrudin, 2015).
Pengelolaa BMN dan SIMAK-BMN memiliki peran sentral dalam akuntabilitas
keuangan, manfaat maupun procedural, sebagai bentuk pertanggungjawaban
kinerja dari suatu instansi pemerintah (Afandi dan Sulastri, 2012).
Dalam keberhasilan suatu sistem dapat dilihat dari efektif atau tidaknya
sistem tersebut sehingga dapat memenuhi kepuasan dari pengguna. Efektivitas
merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
dalam setiap organisasi (Sitoresmi, 2013).
Menurut Nasrudin, efektivitas SIMAK-BMN dapat dilihat berdasarkan
opini BPK, laporan keuangan dan Sistem Pengendalian Internal. Sedangkan
menurut Rahardiyanti dan Abdurrachman efektivitas dilihat dari kepuasan
pengguna dari sistem tersebut. Untuk memenuhi kepuasan pengguna dapat dilihat
dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas proses, kualitas kolaborasi dan
kualitas layanan.
Berbagai penelitian terdahulu mengenai efektivitas SIMAK BMN
diantaranya yaitu, Afandi dan Sulastri (2012) menyatakan bahwa Aplikasi SIMAK
BMN sangat berperan penting dalam pengelolaan barang milik negara di Pusat
Penelitian Geoteknologi untuk mencapai akuntabilitas pelaporan BMN agar dapat
dipertanggungjawabkan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Rahardiyanti dan Abdurrachman (2012) menemukan hasil bahwa dari
keenam faktor yang diduga mempengaruhi efektivitas SIMAK-BMN, didapat
hanya tiga faktor yang secara signifikan mempengaruhi efektivitas SIMAK-BMN,
yaitu kegunaan sistem, kemudahan sistem dan kualitas sistem. Sedangkan ketiga
faktor lainnya, yaitu faktor kualitas informasi, lama penggunaan SIMAK-BMN
dan tingkat pendidikan (kualitas pengguna) tidak mempengaruhi secara signifikan.
Wijaya, dkk (2013) menyatakan bahwa SIMAK-BMN telah berjalan
dengan efektif berdasarkan pelayanan staf Electronic Data Process dan tingkat
pengetahuan pengguna. Sistem informasi yang dilaksanakan dengan baik akan
dapat menetapkan pemberian wewenang dan pembebanan tanggungjawab secara
tegas, mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan, terjadinya proses
pencatatan data dan pelaporan secara cermat sehingga informasi dapat diketahui
dengan cepat oleh yang berkepentingan.
Rahmawati dan Meirinawati (2014) menyatakan bahwa penerapan SIMAK
BMN di Kantor Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Surabaya sudah efektif. Efektivitas SIMAK BMN diengaruhi oleh
kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas proses berdasarkan hasil analisa 8
elemen sukses dalam melakukan manajemen proyek e-government yaitu:
political environment, leadership, planning, stakeholder, transparency, budgets,
technology,dan innovation.
Rahayu, Karamoy, dan Pontoh (2014) menyatakan bahwa penerapan
SIMAK BMN di kantor Pengadilan Tinggi Agama Manado sudah efektif.
Efektivitas SIMAK BMN dipengaruhi oleh kualitas informasi. Penerapan sistem
informasi telah diterapkan dengan baik dan tertib sesuai dengan prinsip-prinsip
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi BMN menurut Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171 Tahun 2007 dan laporan yang dihasilkan. Laporan yang
dihasilkan lengkap dan andal untuk di sajikan pada laporan BMN.
Arifin dan Wulandari (2014) menyatakan bahwa SIMAK BMN pada
Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Pangkalan TNI
Angkatan Laut Banten sudah efisien dan efektif, dan dipengaruhi oleh Sistem
Pengendalian Internal. Nasrudin (2015) menyatakan bahwa implementasi
SIMAK-BMN telah berjalan dengan efektif dari faktor pengguna, sisi produk, dan
dukungan manajemen puncak.
Dengan adanya SIMAK BMN maka pengelolaan BMN dari segi
pengamanan dan tertib administrasi telah mendapatkan kemudahan diantaranya
adalah pemberian kodifikasi barang inventaris, namun dalam pemberian
kodifikasi tersebut masih banyak yang salah dan bahkan ada barang inventaris
yang belum diberi kodifikasi, sehingga tidak bisa dibedakan apakah barang
tersebut BMN ataupun milik pribadi.
Menurut peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2007
disebutkan Pengguna barang/Kuasa Pengguna Barang harus melakukan
pendaftaran dan pencatatan barang milik Negara ke dalam barang pengguna/daftar
barang Kuasa Pengguna menurut penggolongan dan kodifikasi barang.
Hal tersebut membuat pengelolaan SIMAK BMN tidak optimal
sebagaimana mestinya. Banyak Barang Milik Negara yang belum didukung
dengan bukti kepemilikan yang sah serta adapula Barang Milik Negara yang
digunakan oleh pihak ketiga dan sebagainya. Hal ini membuat pengamanan
Barang Milik Negara dari segi administrative, fisik dan hukum di
instansi/lembaga belum berjalan dengan baik.
RSUD Kabupaten Karanganyar merupakan rumah sakit milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Karanganyar. Dalam rangka meningkatkan pelayanan di
bidang kesehatan secara lebih akuntabel, transparan, efektif dan efisien, SKPD
RSUD Kabupaten Karanganyar telah memenuhi persyaratan teknis, administrative
dan substantive sesuai ketentuan yang berlaku dapat ditingkatkan dengan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), maka sejak
tanggal 2 Maret 2009 RSUD Kabupaten Karanganyar ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah dengan status BLUD penuh (rsudkaranganyar.com).
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Kamis, 20 April 2017 dengan
Bapak Eko Sutopo selaku operator BMN di RSUD Kabupaten Karanganyar,
diperoleh informasi bahwa masih ada beberapa kendala dalam penggunaan
SIMAK-BMN diantaranya yaitu kurangnya workshop dan sosialisasi, penggunaan
aplikasi yang lebih susah setelah di-upgrade dan kurangnya tenaga kerja yang
dapat mengoperasikan aplikasi SIMAK-BMN.
Berdasarkan uraian diatas, selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan bagi
penulis dalam melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan SIMAK-BMN
di RSUD Kabupaten Karanganyar sudahkah berjalan dengan efektif?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dengan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SIMAK-BMN di
RSUD Kabupaten Karanganyar sudahkah berjalan dengan efektif.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis peroleh dalm penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi akademis dan peneliti untuk memberikan bukti empiris mengenai
efektifitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara pada instansi tersebut dan memberi masukan pada peneliti-peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi terkhusus bagi RSUD Kabupaten Karanganyar dapat
mengambil manfaat dari penelitian ini untuk dijadikan sebagai bahan
evaluasi dan menambah wawasan dalam menerapkan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).
1.5 Jadwal Penelitian
Terlampir
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri atas lima bab dan masing-masing bab terdiri beberapa
sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan tentang deskripsi konseptual fokus dan
subfokus penelitian, dan hasil penelitian yang relevan.
BAB III METODE PENELITIAN
Terdiri dari desain penelitian, subyek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, serta validitas dan
reliabilitas data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil penelitian, dan
pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari peneliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
2.1.1 Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara (SIMAK-BMN)
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN) diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN serta pengelolaan/pengendalianBMN yang dikuasai oleh suatu
unit akuntansi pengguna barang (Pamungkas dkk., 2011).
SIMAK-BMN diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi BMN dengan
prinsip-prinsip:
a. Ketaatan
b. Konsistensi
c. Dapat dibandingkan
d. Materialitas
e. Obyektif
f. Kelengkapan
Konsep-konsep dasar dari SIMAK BMN (Afandi dan Sulastri, 2012) :
1. Klasifikasi BMN
Untuk memudahkan identifikasi, maka setiap BMN diklasifikasikan dengan
cara tertentu sehingga memberikan kemudahan dalam pengelolaannya.
2. Pengkodean BMN
Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diidentifikasi
berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode.
3. Tabel Kode Barang
Setiap BMN dibukukan dengan mengacu pada kode BMN yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan RI nomor: 29/PMK.06/2010
tentang penggolongan dan kodifikasi Barang Milik Negara.
4. Kondisi BMN
Kondisi BMN dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu baik, rusak
ringan dan rusak berat.
5. Daftar Barang
Daftar barang adalah daftar yang digunakan untuk mencatat mutasi BMN
secara berkesinambungan mulai dari BMN itu pertama kali ada sampai
dengan dihapuskannya.
Menurut buku pedoman penatausahaan Barang Milik Negara (2012),
tujuan penatausahaan BMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan sebagai bentuk tertib administrasi dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan BMN yang dikuasai oleh suatu unit
organisasi. Tertib administrasi artinya penatausahaan BMN dilakukan melalui
pencatatan, pembukuan, dan pelaporan yang baik serta dengan menggunaan
sistem aplikasi agar menghasilkan data yang benar, lengkap, reliabel, dan akurat.
Sedangkan informasi yang dihasilkan dari penatausahaan BMN digunakan
sebagai bahan :
1. Penghitungan kekayaan negara, artinya informasi yang dihasilkan dari
hasil perhitungan jumlah dan nilai barang dapat digunakan dalam
penyusunan laporan BMN.
2. Pengawasan BMN, artinya mekanisme penatausahaan BMN memudahkan
pelaksanaan BMN dalam melakukan pengawasan BMN yang ada dalam
lingkungan tanggung jawabnya.
3. Penyusunan pedoman penatausahaan BMN dalam rangka pengelolaan
BMN yang meliputi antara lain :
a. Penetapan status penggunaan;
b. Pemanfaatan;
c. Penilaian;
d. Penghapusan;
e. Pemindahtanganan;
f. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Laporan BMN disusun menggunakan sistem aplikasi sebagai alat bantu
guna mempermudah dalam melakukan penatausahaan BMN dan laporan BMN ini
terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan Barang Persediaan
c. Laporan Aset Tetap (intrakomptabel, ekstrakomtabel, dan gabungan)
d. Laporan Dalam Pengerjaan (KDP)
e. Laporan Aset Tak Berwujud
f. Laporan Barang Bersejarah
g. Laporan Kondisi Barang (untuk tahunan)
h. Laporan penyusutan
i. Laporan barang hilang yang telah diusul penghapusannya kepada
pengelola barang, laporan barang bantuan pemerintah yang belum
ditetapkan statusnya (BPYBDS)
j. Catatan atas lapran barang milik negara, berita acara rekonsiliasi
(BAR) internal SAK-SIMAK RSUD
k. Laporan PNBP yang terkait dengan pengelolaan BM
l. Arsip data komputer (ADK).
2.1.2 Barang Milik Negara
Barang Milik Negara adalahsumberdaya ekonomi yang dikuasai dan
ataudimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dariperistiwa masa lalu dan dari
manfaat ekonomidan atau sosial di masa depan diharapkan dapatdiperoleh, baik
oleh pemerintah maupunmasyarakat, serta dapat diukur dalam satuanuang,
termasuk sumberdaya non keuangan yangdiperlukan untuk menyediakan jasa
bagimasyarakat umum dan sumber-sumber dayayang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya (Halim, 2007:111).
BMN meliputi unsur-unsur aset lancar, aset tetap, aset tetap lainnya, dan
aset bersejarah. Aset lancar yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah
persediaan. Sedangkan aset tetap berupa tanah, gedung bangunan, peralatan dan
mesin, jalan, irigasi dan jaringan. Aset tetap lainnya mencakup koleksi
perpustakaan/buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan, hewan, ikan dan
tanaman; renovasi aset tetap (Kemenkumham RI, 2012)
Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 dilaksanakan dengan memperhatikan
asas-asas sebagai berikut: azas fungsional, azas kepastian hukum, azas
transparansi, azas efisiensi, azas akuntabilitas dan azas kepastian nilai. Barang
milik negara/daerah meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN/APBD dan juga barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Adapun barang yang berasal dari perolehan lain yang sah meliputi :
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis.
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak.
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pengelolaan barang milik negara/daerah berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2006
meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran.
2. Pengadaan
3. Penggunaan
4. Pemanfaatan
5. Pengamanan dan pemeliharaan
6. Penilaian
7. Penghapusan
8. Pemindahtanganan
9. Penatausahaan
10. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
2.1.3 Sistem Informasi Manajemen
Menurut Davis dalam buku Jogiyanto (2009: 15) dalam bukunya yang
berjudul analisis dan desainmengemukakan definisi sistem informasi manajemen
adalah manusia atau mesinmenyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.
Tujuan SIM adalah menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian serta dalam pengambilan keputusan.
Pada dasarnya sistem informasi manajemen ialah berhubungan dengan laporan di
masa datang. Lain dengan sistem informasi akuntansi yang lebih menekankan
pada laporan masa lalu.
Sistem informasi manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal
yang sangat penting, mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada
dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah
sakit.Sistem informasi manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang
telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-
data administrasi yang dimiliki rumah sakit.
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2015:4) adalah
sebuah sistem yangmemproses data transaksi guna menghasilaporan keuanganan
informasi yang bermanfaat untukmerencanakan, mengendalikan dan
mengopersikan bisnis. Sedangkan sistem informasiakuntansi menurut Wijayanto
(2001: 18) yaitu susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana,
dan berbagai laporan yang didesain untuk mentranformasikan data keuangan
menjadi informasi keuangan.
Menurut Hall (2010:10), sistem informasi akuntansiterdiri dari tiga
subsistem utama, yaitu:
1. Sistem pemrosesan transaksi (Transactionprocessing systems)
2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan (Generalledger/financial reporting
systems)
3. Sistem pengendalian manajemen.
Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam
sistem
2. Memproses data transaksi
3. Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang
4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang
tersimpan di komputer.
5. Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang
akurat dan dapat dipercaya.
Sistem informasi akuntansi juga diterapkan oleh perusahaan maupun
instansi dengan tujuan untuk menyajikan informasi bagi pihak internal dan
eksternal sebagai pengambilan keputusan.
2.1.5 Efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
Subkhi dan Mohammad (2013:247) menyatakan efektivitas adalah
hubungan antara output dan tujuan. Ini berarti bahwa efektivitas merupakan
ukuran seberapa jauh tingkat output kebijakan dan prosedur dari organisasi
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada
persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan Efektivitas.
Bagaimanapun juga, definisi efektivitas berkaitan dengan pendekatan umum.Bila
ditelusuri, efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya :
1. Memiliki efek (pengaruh, akibatnya, kesannya) seperti : manjur, mujarab,
atau mempan.
2. Menggunakan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas
sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).
Martoyo (2002: 4) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu kondisi atau
keadaan dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau
peralatan yang digunakan, disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat,
sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan tujuan yang memuaskan.
Menurut Nasrudin, efektivitas SIMAK-BMN dapat dilihat berdasarkan
Sistem Pengendalian Internal, opini BPK dan laporan keuangan. Menurut
Rahardiyanti dan Abdurrachman (2012) serta Subchan dkk (2012) efektivitas
dilihat dari kepuasan pengguna dari sistem tersebut. Untuk memenuhi kepuasan
pengguna dapat dilihat dari kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas proses.
Berikut ini adalah gambar dari instrumen efektivitas Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) :
Gambar 2.1 Skema Efektivitas SIMAK-BMN
Sumber: Data olahan penulis, 2017
Mudah digunakan,
kegunaan
Kualitas Sistem Sistem
keamanan, kekinian
Kualitas Informasi
Efisiensi, mudah
dimengerti
Kualitas Proses
Sumber daya manusia; struktur organisasi; job description; pertanggungjawaban; mekanisme prosedur SIMAK-BMN; penerimaan, pendistribusian,serta penghapusan aset; laporan pemeriksaan dan pengawasan
Arifin dan Wulandari (2014)
Sistem Pengendalian Internal Efektivitas
PP No. 71
Tahun 2010
tentang SAP
Kualitas
Laporan
Relevan, andal, dapat
dibandingkan, dapat
1. LK RSUD disusun berdasarkan SAP dan SAK-ETAP
2. Informasi dapat dipahami
3. Sistem pengendalian internal
4. Kepatuhan perundang-undangan
Opini
Auditor
WTP (Wajar
Tanpa
Kepuasan Pengguna
1. Kepuasan Pengguna
Menurut Sitoresmi (2013) kepuasan pengguna yaitu respon pemakai
terhadap penggunaan keluaran sistem informasi. Tingkat kepuasan pengguna
terhadap sistem informasi :
1) Kepuasan terhadap perangkat sistem, merupakan tingkat kepuasan
pengguna terhadap suatu sistem informasi.
2) Repeat, merupakan keinginan pengguna untuk kembali menggunakan
system informasi.
Kepuasan pengguna dapat terpenuhi apabila sistem, informasi, dan proses,
sudah masuk dalam kategori berkualitas.
a. Kualitas Sistem
Menurut Sitoresmi (2013) kualitas sistem digunakan untuk mengukur
kualitas system teknologi informasi. Kualitas system merupakan karakteristik
yang diinginkan dari suatu sistem informasi, yaitu:
1) Mudah digunakan, dimana pengguna dapat lebih menguasai cara
pengoperasian sistem tanpa perlu mengikuti training khusus. Jika
pengguna telah mengerti bagaimana system dioperasikan, maka pengguna
dapat mengioperasikan system dengan lebih baik dan user friendly.
2) Kegunaan, merupakan kegunaan dan fungsi dari menu yang terdapat
dalam system informasi. Kemudahan bagi pengguna dalam
mengoperasikan menu dan fungsi yang disediakan oleh kebutuhannya.
b. Kualitas Informasi
Menurut Sitoresmi (2013) mengukur kualitas keluaran/ output dari system
informasi. Kualitas informasi merupakan karakteristik yang diinginkan dari output
sistem seperti laporan manajemen atau website, yaitu:
1) Keamanan, informasi yang dihasilkan suatu system dapat terjamin
keamanannya.
2) Kekinian, informasi yang dihasilkan system merupakan informasi
yang up to date..
c. Kualitas Proses
Kualitas proses juga merupakan komponen yang sangat penting untuk
menunjang efektifitas SIMAK BMN. Proses adalah serangkaian tahap kegiatan
mulai dari menentukan sasaran sampai tercapainya tujuan (S.
Handayaningrat,1988:20). Proses dapat dikatakan berkualitas apabila dapat
mencapai tujuan seperti yang diharapkan oleh pengguna. Definisi operasional
kualitas proses menurut Subchan, dkk (2012) adalah :
1) Efisiensi, efisiensi proses dalam pengolahan system.
2) Dimengerti, pengolahan data mudah dimengerti, sesuai dengan harapan
pengguna.
2. Sistem Pengendalian Internal
Dalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006, Sistem Pengendalian
Intern (SPI) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang
diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan pemerintah.
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian internal
Mahmudi (2011: 252) menyatakan tujuan SPIP adalah :
1. Melindungi aset negara baik aset fisik maupun data
2. Memelihara catatan dan dokumen secara rinci dan akurat
3. Menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan andal
4. Memberikan jaminan yang memadai bahwa laporan keuangan pemerintah
telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (Standar
Akuntansi Pemerintah/ SAP)
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi organisasi
6. Menjamin ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam PP Nomor 60 Tahun 2008
dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang
kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan
keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak. Pengembangan unsur sistem
pengendalian internal perlu mempertimbangkan aspek sumber daya manusia;
struktur organisasi; job description; pertanggungjawaban; mekanisme prosedur
SIMAK-BMN; penerimaan, pendistribusian serta penghapusan aset; laporan
pemeriksaan dan pengawasan (Arifin dan Wulandari, 2014).
3. Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 TentangStandar Akuntansi Pemerintahan dan
SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik)
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normative
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya.Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normative PSAP
yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki yaitu sebagai berikut:
a. Relevan
Informasi di dalam laporan keuangan memiliki kualitas relevan jika dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
b. Andal
Laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalaham
material, dan dapat diandalaporan keuanganan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur.
c. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari
tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan harus dapat dipahami semua pihak yang memakai
laporan keuangan tersebut.
Untuk satker yang berstatus BLUD maka harus memenuhi pula komponen
komponen dari PSAP DAN SAK-ETAP.
Komponen laporan keuangan BLU menurut PSAP Nomor 13 Tentang Penyajian
Laporan keuangan BLUterdiri atas :
a. Laporan realisasi anggaran
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. Laporan operasional
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas
g. Catatan atas laporan keuangan
Menurut SAK-ETAP bahwa laporan keuangan yang lengkap yang disusun
oleh manajemen suatu perusahaan harus meliputi komponen-komponen berikut
ini:
a. Neraca (laporan posisi keuangan pada akhir periode)
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan.
4. Opini Auditor
Rumah Sakit Umum Daerah yang sudah BLUD wajib menyusun laporan
keuangan sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan SAP (Standar
Akuntansi Pemerintah). Standar pemeriksaan yang digunakan adalah SPAP
(Standar Profesional Akuntan Publik) dan SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara).
Adapun jenis opini auditor adalah sebagai berikut:
a. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Merupakan opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan bisa
memberikan informasi yang bebas dari kesalahan penyajian material. Jika terdapat
laporan keuangan diberi opini ini, maka auditor yakin menurut bukti yang
terkumpul laporan keuangan, auditan telah menyelenggarakan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dengan baik. Jika memang ada kesalahan, sifatnya tidak
material dan tidak punya pengaruh signifikan pada pengambilan keputusan.
b. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
Opini ini ada jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas
dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi
pengecualian. Sebagian akuntan akan memberi nama little adverse, untuk
menunjukkan ketidakwajaran pada item tertentu tapi secara keseluruhan tetap
wajar.
c. Tidak Wajar (TW)
Terjadi jika laporan keuangan salah saji material atau tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya. Apabila terjadi hal seperti ini laporan keuangan jelas
diragukan kebenarannya dan kemudian pengambilan keputusannya juga salah.
Nasrudin (2015) menyebutkan bahwa indikator yang menjadi penguat atas
efektivitas SIMAK-BMN adalah opini atas pemeriksaan laporan keuangan
Kementerian/Lembaga. Sebagaimana diketahui, bahwa SIMAK-BMN menjadi
salah satu sumber utama dalam penyusunan neraca laporan keuangan
Kementerian/Lembaga.Semakin banyak Kementerian/Lembaga yang meraih opini
WTP, berarti semakin efektif informasi yang disajikan SIMAK-BMN (Nasrudin,
2015).
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan
No Peneliti Judul Jenis
Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Afandi dan Sulastri (2012)
Peranan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara dalam Menunjang Akuntabilitas Pengelolaan Aset Negara
Kualitatif Aplikasi SIMAK BMN sangat berperan penting dalam pengelolaan barang milik negara di Pusat Penelitian Geoteknologi untuk mencapai akuntabilitas pelaporan BMN agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
2.
Rahardiyanti dan Abdurrachman (2012)
Evaluasi Efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia
Kuantitatif Dari keenam faktor yang diduga mempengaruhi efektivitas SIMAK-BMN, didapat hanya tiga faktor yang secara signifikan mempengaruhi efektivitas SIMAK-BMN, yaitu kegunaan sistem, kemudahan sistem dan kualitas sistem. Sedangkan ketiga faktor lainnya, yaitu faktor kualitas informasi, lama penggunaan SIMAK-BMN dan tingkat pendidikan (kualitas pengguna) tidak mempengaruhi secara signifikan.
Tabel berlanjut…
Lanjutan tabel 2.1
No Peneliti Judul Jenis
Penelitian
Hasil Penelitian
3. Wijaya, dkk (2013)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Terhadap Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara Pada Lembaga Kejaksaan Republik Indonesia Wilayah Kejaksaan Tinggi Aceh
Kuantitatif SIMAK-BMN telah berjalan dengan efektif berdasarkan pelayanan staf Electronic Data Process dan tingkat pengetahuan pengguna.
4. Rahmawati dan Meirinawati (2014)
Penerapan Sistem Informasi dan Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Di Kantor Pusat Humaniora, Kebijakan kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Surabaya
Kualitatif Penerapan SIMAK BMN di Kantor Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Surabaya sudah efektif. Efektivitas SIMAK BMN diengaruhi oleh kualitas system, kualitas informasi, dan kualitas proses berdasarkan hasil analisa 8 elemen sukses dalam melakukan manajemenproyek e-government yaitu: political environment, leadership, planning, stakeholder,
transparency, budgets, technology, dan innovation.
5. Rahayu, Karamoy, dan Pontoh (2014)
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Barang Milik Negara Pada Pengadilan Tinggi Manado
Kualitatif Penerapan SIMAK BMN di kantor Pengadilan Tinggi Agama Manado sudah efektif. Efektivitas SIMAK BMN dipengaruhi oleh kualitas informasi.
6. Arifin dan Wulandari (2014)
Analisis Sistem Pengendalian Intern Sebelum dan Sesudah Penerapan SIMAK BMN Pada Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Kualitatif SIMAK BMN pada Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banten sudah efisien dan efektif, dan dipengaruhi oleh Sistem Pengendalian Internal.
7.
Nasrudin (2015)
Efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Terhadap Pengelolaan Aset Negara
Kualitatif Implementasi SIMAK-BMN telah berjalan dengan efektif dari faktor pengguna, sisi produk, dan dukungan manajemen puncak.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif lapangan (field
research) yaitu penelitian yang setiap datanya diperoleh secara langsung pada
objek penelitian (Mardialis, 2003: 89). Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis efektivitas SIMAK BMN di RSUD Kabupaten Karanganyar.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
(Arikunto, 2006: 145). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
operator SIMAK BMN dan petugas SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan keterangan lisan dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung dan berhadapan muka dengan yang dapat memberikan keterangan
dengan peneliti (Mardialis, 2003: 64).
Wawancara mendalam (indepth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama atau bisa juga disebut dengan wawancara
semiterstruktur (Prastowo, 2011: 212). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana informan dimintai
pendapat dan ide-idenya.
Dalam penelitian efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar,
peneliti akan berperan penuh sebagai observer dan pewawancara. Peneliti akan
mencatat semua kejadian dan data, serta informasi dari informan yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan penulisan laporan hasil penelitian.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dibantu dengan alat perekam,
buku catatan dan kamera. Alat perekam ini digunakan untuk bahan cross check
apabila pada saat menganalisa terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak
sempat dicatat oleh peneliti. Kamera digunakan untuk memotret kegiatan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dengan adanya foto ini, maka dapat
meningkatkan keabsahan penelitian.
3.3.2 Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati perilaku yang relevan dan kondisi
lingkungan yang tersedia di lapangan penelitian. Metode observasi yaitu salah
satu metode pengumpulan data di mana peneliti melihat, mengamati secara visual
sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer (Basrowi dan
Suwandi, 2008: 94). Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang aplikasi BMN di RSUD Kabupaten Karanganyar..
3.3.3 Dokumentasi
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 158), dokumentasi adalah suatu
cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang
lengkap, sah dan bukan merupakan suatu perkiraan. Data yang dikumpulkan
berupa laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dari
tahun 2013-2016, serta hasil wawancara penulis dengan sumber yang berkaitan
dengan SIMAK BMN.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2014). Dengan tujuan agar peneliti
mendapatkan makna hubungan variabel-variabel untuk menjawab masalah yang
dirumuskan dalam penelitian. Menurut Sugiyono, (2014) teknik analisis data
selama di lapangan model Miles and Huberman yaitu:
3.4.1 Reduksi Data
Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
3.4.2 Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, teks yang bersifat
naratif (berbentuk catatan lapangan), dan sejenisnya.
3.4.3 Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan. Aktifitas selanjutya dalam penyajian data yang dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat adalah bagian Flowchart. Tujuan utama
pengguanaan Flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau
prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut
(Whindy, 2008).
3.5 Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih
menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat
mewakili realitas atau gejala yang diteliti, kemudian reliabilitas berkenaan dengan
tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara pengumpulan data (Pawito, 2007).
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti.
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas
(validitas internal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji
kredibilitas data dalam penelitian kualitatif (Mardiasmo, 2002).
Menurut Bugin (2008) salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji
keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode,
teori dan sumber data. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data
dan triangulasi teori.
1. Triangulasi dengan Sumber Data
Untuk mendapatkan kebenaran data informasi dari sumber yang berbeda,
misalnya selain melalui wawancara dan observasi peneliti bisa menggunakan
observasi terlibat (participant observation) seperti dokumen tertulis, arsip,
dokumen sejarah, catatatan resmi, dan lain sebagainya.
Triangulasi sumber data juga memeberi kesempatan untuk dilakukannya
hal-hal sebagai berikut:
a. Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden
b. Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data,
c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela
d. Memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan
untuk megikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data
e. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan
2. Triangulasi dengan Teori
Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan
penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan
pembanding. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi
atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas
temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
Uji reliabilitas atau dependability dilakukan dengan mengaudit
keseluruhan proses penelitian. Caranya yaitu dilakukan oleh auditor yang
independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti
dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, pihak yang akan mengaudit
adalah pembimbing skripsi peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Sejarah RSUD Kabupaten Karanganyar
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karanganyar merupakan
rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Rumah sakit ini
pada hakekatnya berawal dari sebuah Rumah Bersalin (RB) bernama RB
“Kartini” yang didirikan pada tanggal 21 April 1960 oleh tokoh-tokoh masyarakat
di Karanganyar, yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak Narjo Adirejo selaku
Bupati Kepala Daerah Tk.II Kabupaten Karanganyar saat itu.
Tahun 1963 masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar
banyak yang terserang wabah penyakit HO atau kekurangan asupan gizi.
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Dati II Karanganyar pada saat itu hanya ada
satu yaitu BP (Balai Pengobatan). Oleh karena itu para penderita HO ini
ditampung di Balai Pengobatan (sekarang PUSKESMAS Karanganyar) untuk
mendapatkan perawatan. Namun lama-kelamaan timbul masalah yang cukup
kompleks, yaitu makin banyaknya penderita yang mencapai 150 - 200 orang,
sementara tempat untuk merawat penderita semakin tidak memungkinkan.
Kondisi Balai Pengobatan (BP) yang sangat memprihatinkan dengan
fasilitas seadanya, pelayanan kepada pasien khusus penyakit HO tidak ditarik
biaya (obat dan makan gratis), tetapi untuk pasien selain penyakit HO tetap
dipungut biaya.
Tahun 1964 masyarakat Kabupaten Karanganyar difasilitasi oleh dr. Tan
Tiauw An sebagai Kepala DKR Kabupaten Dati II Karanganyar mulai bergotong
royong membangun Rumah Sakit yang berlokasi di Jetu (sekarang Jl. Lawu).
Pembangunan tersebut mendapat respon dan dukungan dari Pemerintah Daerah
pada waktu itu. Kemudian ditentukan lokasi Rumah Sakit berada di sebelah barat
RB “Kartini” dengan memanfaatkan tanah yang masih kosong. Penentuan lokasi
pada waktu itu dinilai sangat menguntungkan, karena:
1. Lokasi yang strategis, berada di sisi timur Kota Karanganyar
2. Akses jalan mudah, dapat dijangkau masyarakat luas
3. Suasana sangat tenang, sehingga masyarakat yang berobat tidak terganggu
dan pasien yang menginap / opname dapat beristirahat dengan tenang.
Tanggal 6 Juni 1965 BP tersebut pindah di Rumah Sakit yang telah
dibangun, Rumah Sakit tersebut gabungan antara RB Kartini (swasta) yang
letaknya bersebelahan dengan Rumah Sakit. Jumlah TT (tempat tidur) sebanyak
34 buah, dan mulai saat itu nama Rumah Sakit menjadi “RUMAH SAKIT
BERSALIN KARTINI”. Tahun 1970 Rumah Sakit Bersalin Kartini dijadikan
Rumah Sakit Kartini dengan jumlah karyawan 20 orang, dan jumlah tempat tidur
80 - 100 TT, yang dikepalai dr. Srijanto Hardjomigoeno.
Kabupaten Karanganyar saat itu hanya mempunyai 2 (dua) dokter, yaitu
dr. Tan Tiauw An selaku Kepala DKR Kabupaten Karanganyar dan yang kedua
dr. Srijanto Hardjomigoeno sebagai Kepala RSU Kartini, bidan baru ada 4 orang
dengan dibantu beberapa mantri kesehatan. Kasus penyakit terbanyak yang terjadi
setelah RSU Kartini berdiri adalah penyakit infeksi dan penyakit diare. Penyakit
ini memuncak pada tahun 1970an di Kabupaten Karanganyar.
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan kuantitas dan kualitas pelayanan
menyebabkan Pemerintah Daerah Karanganyar merencanakan pemindahan RSUD
ke lokasi yang lebih luas. Mengingat pengembangan tak mungkin dapat dilakukan
di lokasi lama (Jl. Lawu), maka pada tanggal 11 Maret 1995 RSUD pindah di
jalan Yos Sudarso, Jengglong, Bejen, Karanganyar.
RSUD Kabupaten Karanganyar memenuhi syarat menjadi RSU kelas C
berdasarkan analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan, dan dikukuhkan dengan
Keputusan Menkes Republik Indonesia Nomor 009-1/MENKES/1/1993, tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Karanganyar.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan secara lebih
akuntabel, transparan, efektif dan efisien, Satuan Kerja Perangkat Daerah Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar telah memenuhi persyaratan teknis,
administrative dan substantive sesuai ketentuan yang berlaku dapat ditingkatkan
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD),
maka sejak tanggal 2 Maret 2009 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan
status BLUD penuh.
4.1.2 Lokasi Instansi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar. Yang
beralamatkandi Jl. Laksda Yos SudarsoKel. Bejen, Kec. Karanganyar, Kab.
Karanganyar 57716.Telp: (0271) 495025. Fax : (0271) 495673-109.
Email1: [email protected]
Email2: [email protected]
Gambar 1. Peta lokasi RSUD Karanganyar
Sumber: RSUD Kabupaten Karanganyar
4.1.3 Visi dan Misi RSUD Karanganya
VISI :
"Rumah Sakit Umum Daerah Pilihan Masyarakat Berstandar Nasional"
MISI :
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Profesional
b. Meningkatkan Kompetensi dan Komitmen Sumber Daya Manusia
c. Memenuhi Sarana Prasarana Sesuai Kebutuhan Masyarakat
d. Meningkatkan Kemandirian, Transparansi dan Akuntabe
e. Mengembangkan Pelayanan Unggulan
MOTTO :
“SEHAT ADALAH KEUTAMAAN KAMI"
4.1.4 Struktur Organisasi
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktur
mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan medik dan keperawatan,
penunjang medik dan non medik, pengelolaan keuangan dan ketataushaan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan yang meliputi
pelayanan medik dan keperawatan, penunjang medik dan non medik,
pengelolaan keuangan serta ketatausahaan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepada bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya
2. Bagian Tata Usaha
a. Kepala Bagian
Kepala bagian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
direktur RSUD untuk merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan
mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan,
kepegawaian dan umum.
b. Sub Bagian Perencanaan
Sub bagian perencanaan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bagian tata usaha
dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian kegiatan perencanaan, penyusunan program, monitoring, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan di bidang perencanaan kegiatan rumah sakit.
c. Sub Bagian Kepegawaian
Sub bagian kepegawaian dipimpin oleh kepala sub bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bagian tata usaha
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian kegiatan administrasi kepegawaian.
d. Sub Bagian Umum
Sub bagian utama umum dipimpin oleh seorang sub kepala bagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bagian tata usaha
dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang administrasi umum,
pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan, dan
kearsipan.
e. Sub Bagian Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan
Sub bagian hukum memberikan pelayanan pengaduan dan informasi
terkait segala masalah hukum yang bersangkutan dengan RSUD Kabupaten
Karanganyar.
3. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan, membawahi kelompok
jabatan fungsional
a. Kepala Bidang
Kepala bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
direktur RSUD dalam penyiapan rumusan kebijakan, mengkoordinasikan,
pembinaan dan pengendalian di bidang pelayanan di bidang medis yang meliputi
kegiatan administrasi, pelayanan medis, rujukan, rekam medik, dan perawatan
b. Seksi Pelayanan Medis, Rujukan dan Rekam Medik
Seksi pelayanan medis, rujukan dan rekam medik dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala
bidang pelayanan medis dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang admisi,
registrasi pasien, rujukan dan rekam medik yaitu dengan melaksanakan pelayanan
yang berupa catatan/ bukti tertulis yang meliputi seluruh keterangan tentang
keadaan pasien.
c. Seksi Perawatan
Seksi perawatan dipimpin oleh kepala seksi yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas kepala bidang pelayanan medis dalam penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan asuhan perawatan, penyuluhan kesehatan kepada pasien, pengendalian
etika moral dan mutu asuhan perawatan.
4. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik
a. Kepala Bagian
Bagian penunjang dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas direktur RSUD dalam penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pelayanan penunjang pelayanan radiologi, laboratorium,
farmasi, gizi, dan perawatan jenazah.
b. Seksi Penunjang Medik
Seksi penunjang medik dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bidang penunjang
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelayanan penunjang medik.
c. Seksi Penunjang Non Medik
Seksi penunjang medik dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bidang penunjang
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelayanan penunjang non
medik.
5. Bidang Pengelolaan Keuangan, membawai Seksi Perencanaan dan
Anggaran
a. Kepala Bidang
Bidang keuangan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas direktur dalam penyiapan rumusan
kebijakan, mengoordinasikan, pembinaan dan pengendalian di bidang keuangan
yang meliputi anggaran, verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi.
b. Seksi Penyusunan Anggaran Investasi dan Verifikasi
Bidang penyusunan anggaran dan verifikasi dipimpin oleh kepala seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala bidang
keuangan dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan, koordinasi,
pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penganggaran dan
verifikasi keuangan.
c. Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi
Seksi perbendaharan dan akuntansi dipimpin oleh seorang kepala seksi
perbendaharaan dan akuntansi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas kepala bidang keuangan dalam penyiapan bahan rumusan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan dan akuntansi serta peningkatan
pendapatan RSUD.
4.1.5 SIMAK-BMN Pada RSUD Karanganyar
SIM (Sistem Informasi Manajemen) dan SIA (Sistem Informasi
Akuntansi) pada RSUD Karanganyar telah tergabung dalam satu aplikasi yaitu
SIMAK-BMN (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara).
SIMAK BMN adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola aset di
RSUD Karanganyar. Aset negara atau sering disebut Barang Milik Negara yang
ada di RSUD Karanganyar yang diperoleh dari Kementerian kesehatan, dimana
berdasarkan hasil lelang dimenangkan oleh PT. Perdana Anugerah Sejahtera.
Selain itu, Barang Milik Negara RSUD Karanganyar juga diperoleh dari dana
hibah yang diperoleh dari askes berupa 4 PC dan yankes berupa ambulance.
Prosedur pengorepasian SIMAK BMN dimulai dari entry data, olah data, dan
kemudian data tersebut di kirim ke petugas SAKPA lalu cetak output atau laporan
BMN nya.
(Hasil wawancara dengan Bapak Eko Sutopo. Tanggal 15 Juni 2017. Pukul
13.00).
Simak BMN sangat berfungsi untuk mengamankan aset-aset. Apabila
tidak ada SIMAK BMN maka aset-aset yang dimiliki suatu instansi belum tentu
dapat dikelola dengan baik. Khususnya untuk RSUD sendiri karena banyaknya
alat kesehatan dan bantuan-bantuan yang didapatkan dari pusat dan berbagai
pihak dengan nilai yang sangat besar.
Manual Prosedur SIMAK BMN dimulai dari:
1. Operator SIMAK mempersiapkan data dukungan dari SPM (Surat Perintah
Membayar), SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), BAST (Berita Acara
Serah Terima) dan Kwitansi Pembelian.
2. Mengklasifikasikan data dukungan dan mengklasifikasikan jenis belanja.
3. Operator SIMAK BMN nya meng-entry data pembelian belanja modal ke
aplikasi SIMAK BMN dan entry data pembelian belanja barang habis
pakai ke dalam aplikasi persediaan.
4. operator SIMAK membuat laporan SIMAK BMN lalu dicetak laporannya.
(Hasil wawancara dengan Bapak Arief Budiman, 16 Juni 2017. Pukul 13.00).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kepuasan Pengguna
a. Kualitas Sistem
1) Mudah digunakan
Untuk mempelajari SIMAK BMN memang tidak mudah terutama jika
belum terbiasa dengan modul-modul yang terdapat di dalamnya. Apalagi
mengingat tidak adanya pelatihan untuk SIMAK BMN maka pengguna harus
mempelajarinya secara otodidak.
Eko Sutopo (2017) menyatakan bahwa tidak ada pelatihan untuk operator
SIMAK, jika ada modul tambahan maka operator BMN akan mempelajarinya
sendiri (hasil wawancara dengan Eko Sutopo, 2017). Hal tersebut diperkuat
dengan keterangan dari Arief Budiman (2017), yang menyatakan bahwa pihak
pemerintah tidak mengadakan pelatihan-pelatihan untuk SIMAK-BMN.
2) Kegunaan
Modul-modul yang terdapat pada SIMAK BMN berguna untuk
pengamanan aset-asset yang terdapat di RSUD Karanganyar. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya CALBMN (Catatan atas laporan barang milik negara).
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari operator SIMAKBMN, pada laporan
tersebut terdapat rincian neraca, ringkasan barang milik negara, akumulasi
penyusutan BMN pada RSUD Karanganyar, dan perbandingan nilai BMN pada
laporan barang dan laporan keuangan.
b. Kualitas Informasi
1) Keamanan, informasi yang dihasilkan suatu sistem dapat terjamin
keamanannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Eko Sutopo (2017), kendala dari
keamanan suatu sistem adalah ancaman virus yang menyerang komputer.
Beliau mengatakan:
“takut juga kalau kena virus, bisa repot.”
Jika dilihat dari segi kemananan asset maka belum dapat dinyatakan aman,
karena hanya terdapat satu orang yang dapat megoperasikannya. Meskipun
petugas SAKPA juga mengerti tentang SIMAK BMN namun masih saja terdapat
kekhawatiran untuk keamanan sistemnya. Hal yang dikhawatirkan antara lain
mengenai kemanan BMN, dapat terjadi kecurangan jika hanya satu orang yang
mengoperasikan mulai dari persediaan hingga penginputan data SIMAK.
Namun jika dilihat dari segi keamanan sistem, berdasarkan pengamatan
yang penulis lakukan ketika kegiatan wawancara berlangsung, sistem sudah dapat
dikatakan aman karena untuk login sistem SIMAK BMN harus login dengan
menggunakan identitas pengguna dan password yang hanya diketahui
olehoperator SIMAK BMN saja.
2) Kekinian, informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi
yang up to date.
Eko Sutopo (2017) menyatakan bahwa Aplikasi SIMAK BMN selalu di
update tiap periode sehingga informasi yang dihasilkan juga uptodate. Hal
tersebut juga dikemukakan Arief Budiman (2017) yang menyatakan bahwa
informasi yang disajikan selalu uptodate meskipun tidak ada pelatihan setiap ada
pembaruan.
Update versi terbaru memang dapat memberikan inforrmasi yang kekinian
namun hal tersebut percuma jika pengguna SIMAK harus belajar secara mandiri
dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengerti mengenai versi baru tersebut.
c. Kualitas Proses
1) Efisiensi, efisiensi proses dalam pengolahan system.
Proses penginputan data dari SIMAK BMN memang mudah, namun untuk
pos persediaan yang sudah lama tidak di buka membuat operator kesulitan login.
Selain itu, untuk pengiriman ke SAKPA juga terkadang terkendala koneksi
internet.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh pak Eko kepada penulis ketika penulis
sedang melakukan wawancara. Pos persediaan memang tidak dapat dibuka pada
saat itu. Beliau mengatakn bbahwa haru memanggil petugas IT untuk
memperbaikinya.
2) Dimengerti; pengolahan data mudah dimengerti, sesuai dengan harapan
pengguna.
Untuk operator SIMAK BMN sendiri modul-modul nya memang dapat
dimengerti, meskipun harus dengan pembelajaran yang mendalam mengingat
tidak adanya pelatihan-pelatihan untuk pengaplikasiannya. Namun akan lebih baik
jika diadakan pelatihan sebelumnya sehingga operator tidak harus belajar secara
otodidak dan proses pengolahan data menjadi lebih cepat.
Hal tersebut sesuai dengan keterangan pak Eko yang menyampaikan
bahwa:
“aplikasi SIMAK nya tidak banyak yang tahu, paling saya sama pak Arif saja. Kalau pak Arif itu mengerti tapi tidak mengaplikasikan. Hanya saya saja di bagian perlengkapan ini yang bisa. Saya disini rangkap tugas, saya yang nginput persediaan, BMN, ngoreksi sendiri juga, konsolidasi juga. Banyak kerjaannya. Saya padahal sudah mengajukan ke direktur, minta 1 orang lulusan akuntansi buat bantu saya tapi belum diberikan sampai sekarang.” Selain itu, tidak ada pegawai bagian keuangan maupun perlengkapan lain
yang dapat mengaplikasikannya, hal tersebut menandakan bahwa aplikasi SIMAK
BMN tidak mudah dimengerti.
4.2.2 Sistem Pengendalian Internal dalam hal pelaksanaan SIMAK BMN
Pada RSUD Kabupaten Karanganyar
Sistem Pengendalian Internal di RSUD Karanganyar diperlukan untuk
memastikan tugas dari operator SIMAK BMN sudah dilakukan sesuai prosedur.
Prosedur dari segi pelaporan maupun prosedur proses pengolahan data. Petugas
SIMAK BMN selalu melakukan proses pencatatan pada saat penerimaan aktiva
tetap supaya lebih efisien. Kemudian petugas SAKPA dan SIMAK akan
berkolaborasi untuk mewujudkan kualitas laporan keuangan yang berkarakter.
Sistem Pengendalian Internal dalam hal pelaksanaan SIMAK BMN selalu
memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan barang seimbang (balance)
karena pada tahun sebelumnya pernah terjadi perbedaan antara laporan keuangan
dengan laporan barang. Seperti yang dinyatakan oleh pak Arief. Beliau
mengatakan :
“dulu pernah ada perbedaan dari laporan barang dengan laporan keuangan, itu karna saya sama pak Eko itu belum rembukan gitu, pas dikirim ke KPPN ternyata beda.”
Dengan adanya pengalaman tersebut pihak SIMAK dan SAKPA selalu
melakukan koordinasi terlebih dahulu dan memastikan semua laporan balance.
4.2.3 Kualitas Laporan Keuangan RSUD Karanganyar
1. Relevan
Menurut laporan keuangan RSUD Karanganyar yang telah diaudit oleh
auditor independen, saldo awal aset tetap BMN RSUD Karanganyar tahun
2015 dan 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Saldo awal aset tetap BMN RSUD Karanganyar tahun 2015 dan 2016
Aset tetap 2013 2014 2015 2016 Tanah 535.165.000 535.165.000 535.165.000 535.165.000 Peralatan dan mesin
20.731.742.521 39.940.711.778 43.073.689.356 48.109.082.148
Gedung dan bangunan
13.306.043.490 17.583.746.857 22.371.081.601 97.512.601.551
Jalan,jaringan, irigasi
1.687.395.091 2.364.352.073 2.362.352.073 2.362.352.073
Aset tetap lainnya
11.619.002 11.754.002 13.749.102 13.749.102
KDP* 2.193.218.747 - - 716.494.000 Jumlah aset tetap
38.465.183.851 60.435.729.710 68.356.037.132 149.249.443.874
*KDP: Konstruksi Dalam Pengerjaan (Sumber: RSUD Karanganyar)
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa laporan BMN di RSUD
Karanganyar sudah dikatakan relevan artinya dapat digunakan sebagai suatu
pertimbangan pengambilan keputusan.
Dengan adanya SIMAK-BMN, laporan keuangan yang dihasilkan dapat
dijadikan sebagai bahan pengevaluasian peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang supaya pemakai laporan keuangan tahu langkah-langkah selanjutnya
apa saja yang harus mereka ambil dan mengubah atau mendukung harapan
pemakai laporan keuangan tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang
akan mereka ambil.
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut
dapat dicegah.
Namun pada kenyataannya laporan keuangan untuk tahun 2013 dan 2014
belum dapat dikatakan relevan karena masih terdapat kekurangan dalam penyajian
laporan keuangannya, yaitu laporan keuangan RSUD Karanganyar per 31
Desember 2013 belum memperhitungkan dan menyajikan biaya depresiasi aset
tetap untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013. Sedangkan dari
tahun 2014 ke 2015 sudah dapat dikatakan relevan karena laporan keuangan
untuk periode akhir 2015 RSUD Karanganyar telah dapat disajikan secara wajar.
2. Andal
Operator SIMAK BMN dan petugas SAKPA bekerjasama untuk membuat
laporan keuangan yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. Selain itu, setiap
tahun RSUD Karanganyar mendapatkan pemeriksaan dari pihak internal dan
eksternal dan mendapatkan hasil yang sama sehingga Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat diuji dan diverifikasi kebenarannya.
Namun pada kenyataannya pada tahun 2013 ke 2014 laporan keuangan
yang disajikan belum dapat dikatan relevan dan andal karena adanya temuan yang
ditemukan oleh KAP Wartono & Rekan yang telah penulis sampaikan
sebelumnya yaitu laporan keuangan RSUD Karanganyar belum
memperhitungkan dan menyajikan biaya depresiasi aset tetap untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2013.
Temuan tersebut menandakan bahwa laporan keuangan tahun 2013 belum
dapat dikatakan relevan maupun andal. Namun pada tahun 2015 dan 2016, auditor
menyatakan opini WTP atas laporan keuangan RSUD Karanganyar. Hal tersebut
didapatkan karena kinerja keuangan dan arus kas RSUD Karanganyar sudah
sesuai dengan SAK-ETAP
3. Dapat dibandingkan
Dengan membandingkan laporan keuangan RSUD Karanganyar antar
periode maka pemakai laporan keuangan dapat mengidentifikasi kecenderungan
posisi dan kinerja keuangan. Laporan keuangan RSUD Karanganyar tahun 2013
dan 2014 belum dapat dibandingkan karena perubahan standar akuntansi dari
SAK ke SAK-ETAP.
4. Dapat dipahami
Berdasarkan wawancara dengan pihak RSUD, dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak semua pihak langsung paham dengan isi dari laporan keuangan
karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, padahal pemakai laporan
keuangan harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari dengan ketekunan yang
wajar.
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari pak Eko yang mengatakan: “Tidak semua pihak langsung paham dengan isi dari laporan keuangan karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, padahal pemakai laporan keuangan itu harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari dengan ketekunan yang wajar”
Hal tersebut juga sependapat dengan keterangan dari pak Arief yang
mengatakan:
“biasanya jika pegawai baru itu belum terlalu bisa. Namun jika pegawai lama ya bisa saja, hanya saja belum sepenuhnya paham. karena bagian keuangan itu banyak ya, ngurus laporan keuangannya juga berbeda-beda.”
4.2.4 Opini Auditor
Pada tahun 2016 RSUD Karanganyar telah mendapatkan opini WTP dari
KAP Tarmizi Achmad. Opini Wajar Tanpa Pengecualian yang didapatkan
berdasarkan syarat-syarat yang telah berhasil dipenuhi oleh RSUD Karanganyar
dintaranya yaitu penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan standar
akuntansi permerintahan. Kedua, informasi yang ada dalam nota laporan
keuangan harus cukup memadai sehingga pembaca laporan dapat memahamai
isinya. Ketiga yaitu, sistem pengendalian internal yang harus memadai dengan
Sistem yang bagus sehingga penyimpangan dapat dicegah. Keempat, kepatuhan
terhadap Perundang-undangan yang berlaku. Jika semua hal tesebut sudah
dilakukan, maka opini WTP akan meningkat.
Berdasarkan pengamatan penulis pada laporan keuangan yang telah diaudit
oleh auditor independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 dan 2014, RSUD Kabupaten Karanganyar ternyata mendapatkan opini
wajar dengan pengecualian, sedangkan baru pada tahun 2015 dan 2016 RSUD
Karanganyar mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Table 4.2 Opini Auditor Independen
Tahun Kantor Akuntan Publik Opini
2013 Wartono & Rekan WDP
2014 Wartono & Rekan WDP
2015 Sodikin & Harijanto WTP
2016 Tarmizi Achmad WTP Sumber: RSUD Karanganyar
Berikut ini adalah laporan hasil audit Kantor Akuntan Publik pada posisi Laporan Operasional tahun 2013-2016 :
Tabel 4.3 Biaya Operasional tahun 2013-2016 (dalam Rupiah)
Keterangan 2013 2014 2015 2016 Biaya
Pelayanan
Biaya Depresiasi
- - 7.524.910.397 9.380.986.962
Sumber : RSUD Karanganyar
Hasil audit yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 menunjukkan
bahwa laporan keuangan RSUD belum memperhitungkan dan menyajikan biaya
depresiasi aset tetap untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013. Hal
ini tidak sesuai dengan SAK sebagai basis utama penyelenggaraan akuntansi
BLUD.
Laporan auditor independen KAP Wartono dan Rekan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, juga masih terdapat kekurangan yaitu
laporan keuangan RSUD Karanganyar belum melakukan perhitungan biaya
depresiasi asset tetap untuk tahun buku 2014 dan 2013.
KAP Wartono & Rekan melampirkan Management Letter. Manajemen
Letter merupakan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP),
ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya (di
audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern
perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses) yang ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran perbaikan dari
Kantor Akuntan Publik. (management letter terlampir di lampiran 9).
Setelah mendapatkan management letter dari KAP Wartono dan Rekan,
pihak RSUD Karanganyar melakukan pembenahan sesuai dengan saran yang telah
disampaikan pihak KAP. Hal tersebut dibuktikan dengan laporan auditor
independen atas laporan keuangan periode yang berakhir tanggal 31 Desember
2015.
Menurut KAP Sodikin & Harijanto laporan keuangan RSUD Kabupaten
Karanganyar telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan RSUD Karanganyar tanggal 31 Desember 2015, serta hasil usaha
dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tesebut sesuai dengan SAK-
ETAP.
Laporan keuangan RSUD Karanganyar telah meningkat dan dapat
dikatakan relevan, andal dan dapat dibandingkan jika dilihat peningkatan yang
diraih berdasarkan opini yang diberikan oleh auditor independen pada tahun 2015.
Dan untuk laporan Auditor Independen atas laporan keuangan RSUD
Karanganyar untuk tahun berakhir 31 Desember 2016 RSUD Karanganyar juga
telah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengeculian.
Laporan keuangan RSUD Karanganyar telah menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material, posisi keuangan RSUD Karanganyar tanggal 31
Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, sesuai dengan SAK-ETAP. Selain itu laporan keuangan
RSUD Karanganyar tanggal 31 Desember 2015 yang sebelumnya telah diaudit
oleh auditor lain, dengan laporan auditor independen yang menyatakan opini
wajar tanpa pengecualian pada tanggal 30 April 2016.
Berdasarkan opini dari auditor independen yang melakukan audit untuk
laporan keuangan RSUD Karanganyar, pihak RSUD telah melakukan kerja keras
untuk memperbaiki posisi laporan keuangannya. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan peningkatan yang didapatkan meskipun untuk tahun 2013 ke 2014 masih
mendapatkan opoini Wajar dengan pengecualian. Namun pihak RSUD tetap
melakukan perbaikan dan pembenahan hingga pada akhirnya pada tahun 2015 dan
2016 mendapatkan opini WTP. Opini WTP yang berhasil diraih juga tidak lepas
dari peran SIMAK-BMN dan Sistem pengendalian internal RSUD Karanganyar.
Untuk memperoleh opini WTP memang diperlukan usaha yang keras
namun upaya untuk mempertahankan opini WTP yang telah didapatkan juga
harus lebih keras.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Kepuasan Pengguna
Menurut Sitoresmi (2013) kepuasan pengguna yaitu respon pemakai
terhadap penggunaan keluaran system informasi. Tingkat kepuasan pengguna
terhadap sistem informasi : Kepuasan terhadap perangkat system, dan Repeat
(keinginan pengguna untuk kembali menggunakan system informasi). Kepuasan
pengguna dapat terpenuhi apabila sistem, informasi dan proses sudah masuk
dalam kategori berkualitas.
a. Kualitas Sistem
Dari uraian hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa pengguna sudah
merasa cukup puas dengan SIMAK BMN. Hanya saja pada aplikasi persediaan
tidak dapat dibuka, hal tersebut dapat menghambat proses penginputan data pada
SIMAK BMN. Untungnya, untuk saat ini RSUD Karanganyar belum memerlukan
aplikasi persediaan tersebut karena belum ada persediaan yang harus di entry
sehingga tidak mempengaruhi proses penginputan data.
b. Kualitas Informasi
Informasi yang dihasilkan dari SIMAK BMN adalah berupa laporan
barang dan laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan sudah dapat
dikatakan berkualitas terbukti dari diraihnya opini WTP dari auditor.
Dari segi keamanan, informasi yang dihasilkan sudah dapat dikatakan
aman meskipun hanya ada satu personel yang dapat mengaplikasikan SIMAK
BMN, karena hingga saat ini belum terdapat temuan yang menyatakan bahwa
terjadi kecurangan pada informasi yang dihasilkan. Serta adanya identitas
pengguna dan password yang digunakan untuk login membuat sistem semakin
aman.
Informasi yang dihasilkan juga kekinian karena SIMAK BMN selalu di
update setiap tahunnya sehingga sudah dapat dikatakan kekinian.
c. Kualitas Proses
Proses penginputan data sudah belum cukup efisien karena meskipun
dilihat dari segi kualitas tidak diragukan lagi dengan personel yang terbatas,
namun apabila dilihat dari segi kuantitas khususnya di bagian pengelolaan BMN
kekurangan tenaga, sehingga dibutuhkan staf baru yang dapat membantu untuk
mengoreksi data yang diinput oleh operator SIMAK.
Belum adanya kesesuaian jumlah pengelola BMN yang ideal
memungkinkan adanya masalah dalam bidang inventarisasi BMN karena dalam
melakukan inventarisasi dibutuhkan kerjasama 2 atau 3 orang.
Operator SIMAK BMN di RSUD Karanganyar telah mengajukan
permohonan penambahan staf untuk pengelolaan BMN khususnya yang berlatar
belakang akuntansi untuk membantu proses pengelolaan serta penginputan data.
Selain hal tersebut diatas, pengguna SIMAK BMN merasa terganggu apabila
koneksi internet putus, sehingga proses transfer data menjadi terganggu.
4.3.2 Sistem Pengendalian Internal dalam hal pelaksanaan SIMAK BMN
Pada RSUD Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arifin dan Wulandari (2014)
pengembangan unsur Sistem Pengendalian Internal perlu mempertimbangkan
aspek sumber daya manusia; struktur organisasi; job description;
pertanggungjawaban; mekanisme prosedur SIMAK-BMN; penerimaan,
pendistribusian serta penghapusan aset; laporan pemeriksaan dan pengawasan.
Dari uraian hasil penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa sistem
pengendalian internal di RSUD Karanganyar belum cukup efektif karena RSUD
Karanganyar kekurangan sumber daya manusia yang dapat m engoperasikan
aplikasi SIMAK BMN. Hal tersebut didapatkan berdasarkan pernyataan pak Eko
yang mengatakan:
“saya yang nginput persediaan, bmn, mengoreksi, dan konsolidasi juga.
Padahal saya sudah mengajukan ke direktur, minta 1 orang lulusan
akuntansi untuk membantu saya namun belum diberi sampai sekarang.”
4.3.3 Kualitas Laporan Keuangan RSUD Karanganyar
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan terdapat empat karakteristik prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Sedangkan menurut SAK-ETAP karakteristik laporan keuangan haruslah
dapat dipahami, relevan, materialitas, andal, substansi mengungguli bentuk
pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan
antara biaya dan manfaat.
Laporan keuangan di RSUD Karanganyar pada tahun 2013 dan 2014
belum dapat dikatakan efektif karena masih terdapat beberapa kekurangan pada
laporan keuanganya yaitu laporan keuangan RSUD belum memperhitungkan dan
menyajikan biaya depresiasi aset tetap.
Namun untuk tahun 2015 dan 2016 sudah berjalan cukup efektif karena
adanya SIMAK BMN serta opini WTP yang diberikan oleh auditor independen.
Laporan keuangan yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan
dijadikan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, setiap
tahun RSUD Karanganyar mendapatkan pemeriksaan dari pihak internal dan
eksternal dan mendapatkan hasil yang sama sehingga informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat diuji dan diverifikasi kebenarannya.
4.3.4 Opini Auditor
Nasrudin (2015) menyebutkan bahwa indikator yang menjadi penguat atas
efektivitas SIMAK-BMN adalah opini atas pemeriksaan laporan keuangan
Kementerian/Lembaga. Sebagaimana diketahui, bahwa SIMAK-BMN menjadi
salah satu sumber utama dalam penyusunan neraca laporan keuangan
Kementerian/Lembaga. Meskipun pada tahun 2013 dan 2014 RSUD Karanganyar
mendapatkan opini wajar dengan pengeculian namun RSUD Kabupaten Pada
tahun 2015 dan 2016Karanganya telah mendapatkan opini WTP.
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Merupakan opini audit yang diterbitkan
jika laporan keuangan bisa memberikan informasi yang bebas dari kesalahan
penyajian material. Jika terdapat laporan keuangan diberi opini ini, maka auditor
yakin menurut bukti yang terkumpul laporan keuangan, auditan telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik. Jika
memang ada kesalahan, sifatnya tidak material dan tidak punya pengaruh
signifikan pada pengambilan keputusan. RSUD Karanganyar telah mendapatkan
opini WTP dari auditor independen sejak tahun 2015.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil
kesimpulan berikut:
1. Jika dilihat dari sisi kepuasan pengguna, sudah dapat dikatakan efektif.
Efektif disini dalam arti SIMAK-BMN dapat dengan mudah digunakan
oleh pengguna dalam melakukan pendokumentasian ataupun
penatausahaan terhadap barang-barang milik negara yang mereka kelola
dengan baik dan minim error. SIMAK-BMN cukup berguna dalam
mengkonsolidasikan laporan barang milik negara yang bermacam-macam.
2. Sistem pengendalian internal yang dilakukan RSUD Karanganyar belum
cukup efektif karena RSUD Karanganyar kekurangan sumber daya
manusia yang dapat mengoperasikan aplikasi SIMAK BMN.
3. Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SIMAK BMN
pada RSUD Kabupaten Karanganyar sudah dapat dikatakan efektif.
Walaupun masih terjadi kesalahan, namun jumlahnya tidak signifikan,
sehingga kualitas laporan atau informasi yang dihasilkan masih dianggap
wajar. Hal ini terbukti dengan adanya kemajuan opini yang diberikan
terhadap laporan keuangan.
4. Opini auditor sudah dapat dikatakan efektif karena pada tahun 2015 dan
2016 RSUD Karanganyar sudah mendapatkan opini WTP.
5.2 Saran
1. Untuk RSUD Karanganyar
a. Perlu dilakukan sosialisasi atau pelatihan yang intensif kepada pengguna
SIMAK BMN sebelum mereka mengaplikasikan sistem ini sehingga
kesalahan dalam penggunaan SIMAK-BMN dapat diminimalisir.
b. Penambahan personel operator SIMAK-BMN untuk menghindari
kesalahan yang terjadi, karena idealnya pengelola BMN harus ada satu
orang yang menginput data dan satu orang lagi yang mengoreksi data
tersebut.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dapat diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain selain keempat faktor dalam
penelitian ini, yang mempunyai hubungan dengan Efektivitas SIMAK-
BMN misalnya aksesibilitas.
DAFTAR PUSTAKA Afandi, M. N., and A. Sulastri. (2012). Peranan sistem informasi manajemen
akuntansi barang milik negara dalam menunjang akuntabilitas pengelolaan barang milik negara (studi kasus di pusat penelitian geoteknologi lipi Bandung). Jurnal Ilmu Administrasi Volume IX, Nomor 3:290-308.
Andi, Prastowo. (2011). Metode penelitian kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. Arifin, W., and A. Wulandari. (2014). Analisis sistem pengendalian intern
sebelum dan sesudah penerapan SIMAK BMN pada tingkat unit akuntansi kuasa pengguna barang di lingkungan pangkalan TNI angkatan laut Banten. Jurnal Akuntansi Vol.1 No. 1:1-14.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta. Bungin, B. (2008). Penelitian kualitatif (ke-dua). Jakarta: Fajar Interpratama
Offset. Departemen Keuangan (Depkeu) RI Nomor S/350/PB/.7/2008 tentang launching
aplikasi SIMAK BMN. Hall, James A, (2010), Sistem informasi akuntansi. Buku ke-3, edisi ke-8.
Terjemahan Jusuf, A.A. Jakarta : Salemba Empat.
Halim, Abdul. (2007). Akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah, Edisi
Revisi, Jakarta: Salemba Empat Hindriani, N., Hanafi., and Domai. (2012). Sistem pengendalian intern pemerintah
(spip) dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran di daerah (studi pada dinas kesehatan kabupaten Madiun). Wacana Vol. 15, No. 3: 2338-1884.
Ihwandi, L.R.(2016). Analisis terhadap opini BPK atas laporan keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timir Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Politik Pemerintahan Vol. 9 Nomor 1.
Indriantoro dan Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi
dan manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPF. Jogiyanto, HM. (2007). Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen pemasaran di Indonesia : Analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Mardialis. (2003). Metode penelitian. Edisi I Cetakan 6.Jakarta: Bumi Aksara. Mardiasmo. (2002). Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Martoyo, Susilo. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Edisi Kedelapan.
Yogyakarta: BPFE. Moleong. (2005). Metodologi kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Mulyadi. (2016). Sistem akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Nasrudin, E. 2015. Efektivitas sistem informasi manajemen dan akuntansi barang
milik negara (simak-bmn) terhadap pengelolaan aset negara. Jurnal Akuntansi Universitas Jember Vol. 13 No. 2:45-56.
Pawito. (2007). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta:PT LKiS Pelangi
Aksara. Pedoman Penatausahaan Barang Milik Negara. (2012). Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
PengelolaanBarang Milik Negara/Daerah. Rahardiyanti, A. K., and E. Abdurachman. 2012. Evaluasi efektivitas sistem
informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara (simak-bmn) di departemen kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia. Journal of Applied Finance and Accounting volume 5, No.1:110-128.
Rahayu, N., H. Karamoy, and W. Pontoh. 2014. Penerapan sistem informasi
akuntansi barang milik negara pada pengadilan tinggi agama Manado. Jurnal EMBA Vol.2 No.1:11-20.
Rahmawati, N., and M. A. Dra. Meirinawati. 2012. Penerapan sistem informasi
dan manajemen akuntansi barang milik negara (simak bmn) di kantor pusat humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Surabaya.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2007
tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN. Rudy, Tantra. (2012). Manajemen proyek sistem informasi, bagaimana mengolah
proyek sistem informasi secara efektif & efisienta. Yogyakarta: Andi Offset
Soewarno. (1998). Pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung.
Subkhi dan Moh. Jauhar.( 2013). Pengantar teori dan perilaku organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Azhar. (2014). Sistem informasi akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Sutabri, Tata. (2012). Konsep sistem informasi.Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400.
Wijaya, H., Nadirsyah, and Darwanis. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pengguna terhadap aplikasi sistem akuntansi keuangan dan sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara pada lembaga kejaksaan Republik Indonesia wilayah kejaksaan tinggi Aceh. Jurnal Akuntansi Volume 3, No. 1:21- 28.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
No
Bulan
Nov-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 April-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agust-17
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan
Proposal x
2 Konsultasi x x x x x x
3 Revisi Proposal
x x x x x x x x
4 Pengumpulan Data
X x x x x x x x x x x x x x x
5 Analisis Data x x x x
6 Penulisan Akhir Naskah
Skripsi
x x x
7 Pendaftaran Munaqosah
x
8 Munaqosah x
9 Revisi Skripsi x x
119
Lampiran 2
FIELD NOTE
Catatan Lapangan : Nomor 01
Tanggal : 19 April 2017
Informan : Ibu Dewi (bagian diklat)
Hari ini saya datang pertama kali ke RSUD Kabupaten Karanganyar untuk
bertanya-tanya seputar ijin penelitian disana. Saya langsung bertemu dengan
bagian diklat yaitu bu Dewi. Disana saya mengutarakan maksut dan tujuan saya
yaitu akan melakukan penelitian di RSUD Karanganyar dengan tema efektivitas
SIMAK-BMN. Alhamdulillah bu Dewi merespon baik atas maksut saya dan saya
besok langsung disuruh kembali kesana dengan membawa surat ijin penelitian
dari kampus, BAPPEDA, dan Kesbanpol.
Catatan Lapangan : Nomor 02
Tanggal : 20 April 2017
Informan : Pak Eko Sutopo selaku operator SIMAK-BMN
Hari ini saya kembali ke RSUD Karanganyar pukul 13.00 untuk menemui bu
Dewi dengan membawa surat ijin penelitian dari kampus, Kesbanpol dan
BAPPEDA beserta proposal skripsi. Setelah proposal skripsi saya dibaca oleh bu
Dewi saya langsung dipersilahkan untuk bertemu dengan pak Eko selaku operator
120
(pengguna) SIMAK BMN untuk bertanya seputar kendala yang terjadi pada
aplikasi SIMAK BMN yang ada di RSUD Karanganyar.
Catatan Lapangan : Nomor 03
Tanggal : 15 Juni 2017
Informan : Bu Dewi dan Bu Emi selaku bagian Diklat dan pak Eko
Sutopo selaku operator SIMAK-BMN
Hari ini pukul 10.00 saya datang ke Kesbanpol dan BAPPEDA Karanganyar
untuk memperpanjang surat rekomendasi penelitian yang akan saya lakukan di
RSUD Karanganyar. Prosesnya lumayan lama sehingga saya dapat ke RSUD
pukul 13.00. saya ke RSUD Karanganyar untuk kembali menemui bu Dewi pada
bagian diklat untuk meminta ijin melakukan wawancara dengan operator SIMAK-
BMN lagi. Beliau langsung menyetujui niat saya namun harus menemui bu Emi
dahulu untuk menyerahkan surat ijin penelitian saya yang telah diproses
sebelumnya. Setelah menemui bu Emi saya diijinkan untuk langsung wawancara
dengan bapak Eko. Pak Eko sangat antusias mengenai penelitian saya, beliau juga
memperlihatkan aplikasi SIMAK BMN dan menjawab semua pertanyaan saya
dengan ramah. Beliau juga mengatakan apabila saya kurang jelas tau kurang
lengkap dapat ditanyakan kembali secara langsung maupun via telepon. Kegiatan
wawancara saya selesai pukul 14.00.
121
Catatan Lapangan : Nomor 04
Tanggal : 16 Juni 2017
Informan : Pak Arief Budiman selaku petugas SAKPA (Sistem
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran)
Hari ini pukul 13.00 saya kembali datang ke RSUD Karanganyar menemui bapak
Arief Budiman selaku petugas SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran) untuk melakukan wawancara. saya mewawancarai beliau karena tugas
beliau juga berkaitan dengan SIMAK BMN. Petugas SAKPA dan SIMAK-BMN
berkolaborasi untuk mewujudkan laporan keuangan yang sehat. Kegiatan
wawancara berlangsung selama kurang lebih satu jam. Pada pukul 14.00 saya
pulang karena kegiatan wawancara telah selesai.
Catatan Lapangan : Nomor 05
Tanggal : 03 Juli 2017
Informan : Pak Eko selaku operator SIMAK BMN dan Pak Arief
selaku petugas SAKPA
Hari ini saya datang ke RSUD Karanganyar pukul 12.30 untuk mengkonfirmasi
hasil wawancara yang saya lakukan kepada Bapak Eko dan pak Arief, serta
melihat beberapa dokumen laporan keuangan dan laporan auditor yang akan saya
gunakan untuk lampiran skripsi saya. Beliau memberikan saya contoh laporan
keuangan hasil audit auditor independen dari tahun 2013-2016. Beliau
122
memberikan saya contoh laporan keuangan tersebut karena pada saat wawancara
sedang berlangsung beliau sudah memperlihatkan laporan keuangannya untuk
saya jadikan bahan analisis pada penelitian saya.
123
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
Informan :
Tempat :
Tanggal :
Kepuasan Pengguna
1. Apa saja komponen yang terdapat pada laporan BMN?
2. Apakah menurut anda, modul-modul yang terdapat pada aplikasi SIMAK
BMN dapat mudah dimengerti?
3. Apakah informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi yang
uptodate?
4. Apakah anda merasa puas dengan adanya aplikasi SIMAK BMN?
Sistem Pengendalian Internal RSUD Karanganyar
1. Apakah fungsi dari SIMAK-BMN?
2. Barang-barang yang didapatkan oleh RSUD Kabupaten Karanganyar dan
masuk ke SIMAK-BMN bersumber dari mana saja?
3. Apakah setelah ada SIMAK selalu dilakukan proses pencatatan (entry
data) ?
4. Apakah setiap tahun aset RSUD Karanganyar diadakan pengawasan dan
pemeriksaan internal dan eksternal?
5. Apakah system kerja pengelolaan aset sudah sesuai prosedur SIMAK
BMN?
124
6. Apakah personil yang menjalankan aplikasi SIMAK BMN memiliki
kursus pengadaan barang?
7. Tingkat kesalahan yang paling sering terjadi, tindakan apa yang dilakukan
jika terjadi kesalahan tersebut secara berulang-ulang?
8. Bagaimana cara mentransfer data dari SIMAK BMN ke SAKPA?
9. Bagaimana proses pelaporan SIMAK BMN dari satker hingga ke pusat?
10. Bagaimana perekrutan pegawai yang mutunya sesuai dengan
tanggungjawabnya?
Kualitas Laporan Keuangan RSUD Karanganyar
1. Apakah dengan adanya SIMAK-BMN, laporan keuangan yang dihasilkan
dapat dijadikan sebagai bahan pengevaluasian peristiwa masa lalu, masa
kini, dan masa mendatang?
2. Apakah laporan keuangan dapat dibandingkan dari periode ke periode?
3. Apakah semua pihak yang bersangkutan dapat memahami tentang hasil
dari laporan keuangan?
4. Apakah laporan keuangan di RSUD Kab Karanganyar sudah sesuai
dengan SAP dan SAK-ETAP?
Opini Auditor
1. Kenapa auditor memberi opini WTP pada RSUD Kra?
2. Bagaimana cara mempertahankan opini WTP?
125
Lampiran 4
TRANSKIP WAWANCARA
Fokus Penelitian: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara RSUD Karanganyar
Hasil Wawancara 1
Informan : Bapak Eko Sutopo
Tempat : RSUD Karanganyar
Tanggal : 15 Juni 2017
Kepuasan Pengguna
Peneliti : Apa saja komponen yang terdapat pada laporan BMN?
Informan : Ini saya kasih lihat bukunya ya, disini ada keterangannya tapi ini
tahun 2015, sama aja kok mbak. Kamu tulis aja kan ada tuh, tulis
aja semua kan lengkap.
Peneliti : Apakah menurut anda, modul-modul yang terdapat pada aplikasi
SIMAK BMN dapat mudah dimengerti?
Informan : Ya kalau ngomongin aplikasi SIMAK nya sih nggak banyak yang
tau, paling saya sama pak Arif saja. Kalau pak Arif itu mengerti
tapi tidak mengaplikasikan. Hanya saya saja di bagian
perlengkapan ini yang bisa. Saya lho mbak disini tu rangkap tugas,
126
saya yang nginput persediaan, bmn,ngoreksi sendiri juga,
konsolidasi juga. Banyak kerjaannya. Saya padahal sudah
mengajukan ke direktur, minta 1 orang lulusan akuntansi buat bantu
saya tapi belum dikasih sampai sekarang.
Peneliti : Apa bapak tidak merasa berat jika rangkap tugas seperti itu?
Informan : Ya berat mbak, nggak ada yang bantuin. Harusnya kan ada 2 atau
3 orang gitu ya. Tapi yang penting ikhlas, semoga pengajuan
pegawai tambahan bagian saya juga segera acc mbak.
Peneliti : Apakah informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi
yang uptodate?
Informan : Nah iya mbak, tiap tahun kan versinya di upgrade, terus nanti ada
tambahan modul gitu biasanya. Tiap tahun juga saya harus belajar
sendiri soalnya ngga ada pelatihan sih ya. Hahaha.
Peneliti : Apakah anda merasa puas dengan adanya aplikasi SIMAK BMN?
Informan : Puas nggak puas sih mbak. Puasnya mungkin karna bisa ngamanin
aset, nggak puasnya karna ya tadiitu, capek ngerjain sendiri, mana
aplikasi persediaan nggak bisa dibuka, tiap taun update tapi nggak
ada pelatihan juga.
Sistem Pengendalian Internal
Peneliti : Apakah fungsi dari SIMAK-BMN?
Informan : Saya ceritakan dulu dari awal ya. Jadi, rumah sakit itu sumber
dananya dari 2 yaitu dari APBN dan APBD. Aplikasinya SIMAK
127
BMN dan SIMDA BMD. Biasanya nilai alat kesehatan itu kan
besar-besar jadi pemkab Karanganyar tidak mungkin memberikan
dana besar istilahnya “eman-eman”. Contohnya CT Scan dan
Rontgen itu kan butuh dana yang besar jadi kami mendapatkan
dana dari kementerian kesehatan. Nah, setelah mendapatkan dana
tersebut dan melakukan pembelian kemudian melalui prosedur-
prosedur, baru nanti saya langsung entry data ke SIMAK itu biar
istilahnya asetnya aman gitu lah mbak.
Peneliti : Barang-barang yang didapatkan oleh RSUD Kabupaten
Karanganyar dan masuk ke SIMAK-BMN bersumber dari mana
saja?
Informan : Dari kementerian kesehatan terus ada yang dari kerjasama dengan
pihak ketiga, pihak ketiganya itu PT. Perdana Anugerah Sejahtera
jadi dulu dia yang menang lelang untuk penyediaan alat kesehatan
RSUD, adapula barang hibah yang diberikan oleh Askes dan
Yankes. Askes itu kita dapat bantuan 4 PC kalau Yankes itu kita
dapat ambulance.
Peneliti : Apakah setelah ada SIMAK selalu dilakukan proses pencatatan
(entry data)?
Informan : Lha iya mbak, seperti yang sudah saya bilang tadi kalau kita habis
dapat aset gitu saya yang langsung entry data biar prosesnya itu
cepat dan aman.
Peneliti : Apakah setiap tahun aset RSUD Karanganyar diadakan
pengawasan dan pemeriksaan internal dan eksternal?
Informan : wo ya ada. Kalau dari internal itu ada dari Irjen, kemudian kalau
128
eksternal itu dari BPK sama kantor akuntan publik mbak.
Peneliti : Apakah sistem kerja pengelolaan aset sudah sesuai prosedur
SIMAK BMN?
Informan : Ya harus no, kalau tidak sesuai nanti malah jadi temuan. Hahaha.
Kan nanti setelah saya entry data, saya olah data baru saya cetak
mbak out laporannya.
Peneliti : Apakah personil yang menjalankan aplikasi SIMAK BMN
memiliki kursus pengadaan barang?
Informan : Nggak ada sih mbak, jadi saya kalau ada modul tambahan gitu ya
saya pelajari sendiri saja. Mau gimana lagi.
Peneliti : merasa kesulitan tidak pak jika tidak ada workshop atau pelatihan
seperti itu?
Informan : Awalnya ya sedikit bingung, tapi lama kelamaan ya ngerti sendiri
mbak. Tinggal dipelajari lagi aja kan juga tidak asing dengan
modul-modul nya.
Peneliti : Tingkat kesalahan yang paling sering terjadi, tindakan apa yang
dilakukan jika terjadi kesalahan tersebut secara berulang-ulang?
Informan : Apa ya? Ini lho persediaan nya nggak bisa dibuka. Nih mbak coba
liat. Tapi kalau kesalahan hmm apa ya, bukan dari modulnya sih,
tapi malah dari koneksi internetnya. Mungkin karna banyak
penggunanya kali ya jadi lemot. Padahal kan koneksi internet itu
penting buat ngirim data dari SIMAK BMN ke SAKPA sama takut
juga kalu kena virus, bisa repot.
129
Peneliti : Terus kalau koneksinya mati bagaimana mengirim datanya pak?
Informan : Yaudah tunggu aja, paling juga nggak lama kok mbak, cuma
nunggu berapa menit gitu aja. Setengah jam mungkin hahha.
Peneliti : Bagaimana cara mentransfer data dari SIMAK BMN ke SAKPA?
Informan : Mudah saja, ini saya kasih lihat ya, kan ada menu utility kemudian
pilih pengiriman ke UAKPA. Lalu, nanti petugas SAKPA nya buka
aplikasi SAKPA pilih menu utility, kemudian terima dari SIMAK-
BMN.
Peneliti : Bagaimana proses pelaporan SIMAK BMN dari satker hingga ke
pusat?
Informan : Jadi to, pelaporan nya itu dilaporkan secara berjenjang sesuai
dengan tingkatan pelaporan setiap semesteran dan tahunan. Dimulai
dari satuan kerja melaporkan ke tingkat wilayah dan tingkat eselon
I, kemudian tingkat wilayah melaporkan ke tingkat eselon I,
selanjutnya tingkat eselon I melakukan verifikasi data anatara
laporan yang dikirimkan dari satker dan laporan yang diterima dari
wilayah untuk dilakukan kroscek di tingkat eselon I. Selanjutnya
dari tingkat eselon I diserahkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara selaku pengelola barang milik negara di bawah
Kementerian Keuangan. Itu lho kantornya yang di Solo itu ada di
dekat Graha Wisata yang dekat Sriwedari itu.
Kualitas Laporan Keuangan RSUD Karanganyar
130
Peneliti : Apakah dengan adanya SIMAK-BMN, laporan keuangan yang
dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengevaluasian peristiwa
masa lalu, masa kini, dan masa mendatang?
Informan : Ya tentu saja, supaya kita tahu langkah-langkah selanjutnya apa
saja yang harus kita. Nanti saya kasih laporan keuangannya sekalian
yang sudah diaudit itu aja mbak. Biar lebih jelasnya. Biasanya kan
nanti ada catatan dari auditor gitu, apa yang kurang terus sarannya
apa, gitu.
Peneliti : Apakah laporan keuangan dapat dibandingkan dari periode ke
periode?
Informan : Bisa mbak, nanti pokoknya saya kasih lihat laporan keuangannya
saja ya.
Peneliti : Apakah laporan keuangan di RSUD Kab Karanganyar sudah sesuai
dengan SAP dan SAK-ETAP?
Informan : Sudah nanti saya kasih laporannya aja, kamu yang cari sendiri ya.
Ahhaha
Peneliti : Apakah semua pihak yang bersangkutan dapat memahami tentang
hasil dari laporan keuangan?
Informan : Nggak sih mbak, Tidak semua pihak langsung paham dengan isi
dari laporan keuangan soalnya kan latar belakang pendidikan itu
yang berbeda-beda, padahal kan ya pemakai laporan keuangan itu
harus punya pengetahuan yang memadai tentang akuntansi, sama
kemauan untuk belajar.
131
Opin auditor
Peneliti : Apakah RSUD Karanganyar sudah mendapatkan opini WTP?
Informan : Woo tentu, kalau nggak WTP nanti dimarahin Jokowi. Hahaha.
Peneliti : Kenapa auditor memberi opini WTP pada RSUD Kra?
Informan : Ya lihat saja dari laporan keuangannya mbak. Biasanya kan dapat
WTP itu tergantung laporan keuangannya sama sumber daya
manusianya. Jadi yang pertama, penyajian laporan keuangan harus
sesuai dengan standar akuntansi nya. Kedua, informasi yang ada
dalam nota laporan keuangan harus cukup memadai jadi pembaca
laporan dapat memahamai isinya. Seperti contoh jika ada angka kas
ada sekian triliun. Itu disimpan di rekening mana dan jika dalam
bentuk tunai disimpan dimana. Informasi itu harus diungkapkan.
Ketiga yaitu, sistem pengendalian internal yang harus memadai.
Keempat taat undang-undang aja. Kalau semua ini sudah dilakukan,
maka opini WTP akan meningkat mbak.
Peneliti : Bagaimana cara mempertahankan opini WTP?
Informan : Laporan nya harus dikonsolidasikan untuk mempertahankan WTP.
Terutama laporan barang ya. Pertama, bagian perencanaan harus
membuat proposal untuk mengajukan bantuan. Proposal tersebut
kemudian diberikan ke BAPPEDA, setelah itu BAPPEDA
memberikan ke Bupati. Apabila disetujui maka APBN
didokumentasikan dalam sebah dokumen pelaksanaan anggaran yang
disebut DIPA (Daftar Isian Pagu Anggaran). Pagu itu batas
pengeluaran tertinggi yang tidak boleh dilampaui. Setelah DIPA
132
turun, maka pihak ketiga yang memenangkan tender harus
menyediakan barang/alat kesehatan yang dibutuhkan untuk
keperluan RSUD. Kemudian dilakukan uji fungsi supaya barang dan
alat-alat yang dibutuhkan benar-benar berkualitas dan tidak rusak.
Lalu, saya melakukan entry data (merk, tahun, dll). Terakhir, laporan
tersebut harus direkonsiliasikan. Tujuan rekonsiliasi data laporan
keuangan dan pemutahiran data barang milik negara adalah
menjamin kebenaran dan kesesuaian data, menyamakan data realisasi
anggara pada Satgas BMN serta mempercepat kesiapan dan akurasi
data dalam rangka penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
Saya senang kalau pas acara konsolidasi gitu, bisa ketemu sama
teman-teman SIMAK se-Indonesia. Enak juga bisa ke luar kota,
dapat pengalaman baru.
133
Hasil Wawancara 2
Informan : Bapak Arief Budiman., S.E
Tempat : RSUD Karanganyar
Tanggal : 16 Juni 2017
Kepuasan Pengguna
Peneliti : Apa saja komponen yang terdapat pada laporan BMN?
Informan : Sebentar saya ambilkan bukunya dulu. Ini kamu baca aja ada kok.
Saya sama pak Eko punya laporan yang isinya bahas komponen-
komponen gitu.
Peneliti : Apakah menurut anda, modul-modul yang terdapat pada aplikasi
SIMAK BMN dapat mudah dimengerti?
Informan : Nggak sih kalau menurut saya. Coba mbak tanya sama bagian
keuangan lain, mereka nggak bisa kalau suruh mengoperasikan
aplikasinya. Ini kan Cuma kolaborasi saya sama pak Eko. Jadi kalau
misal pak Eko ada halangan tidak masuk kerja gitu yasudah nggak
ada yang bisa ngiput atau entry data gitu.
Peneliti : Apakah informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi
yang uptodate?
Informan : Setiap tahun upgrade terus itu SIMAK BMN nya, jadi pasti
uptodate ya? Padahal nggak ada pelatihan tapi upgrade-upgrade
terus.
Peneliti : Apakah anda merasa puas dengan adanya aplikasi SIMAK BMN?
134
Informan : sebenarnya kalau untuk saya sebagai petugas SAKPA yang juga
masih ada kaitannya dengan SIMAK itu ya puas-puas aja ya, kalau
nggak ada SIMAK bisa kacau nanti asetnya mbak, apalagi ini rumah
sakit daerah ya. Kita punya tanggung jawab yang besar untuk
pengelolaan aset-asetnya mbak.
Sistem Pengendalian Internal
Peneliti : Apakah fungsi dari SIMAK BMN?
Informan : Ini langsung saya jawab saja ya? Jadi
SIMAK BMN itu sangat berfungsi
untuk mengamankan aset aset ya. Jika
tidak ada SIMAK BMN maka aset-aset
yang dimiliki oleh suatu instansi belum
tentu dapat dikelola dengan baik.
Khususnya untuk RSUD sendiri karena
banyaknya alat kesehatan dan bantuan
yang kami dapatkan dari pusat dan
berbagai pihak dengan nilai yang besar
jadi SIMAK BMN itu sangat
diperlukan untuk mengelola itu semua.
Peneliti : Barang-barang yang didapatkan oleh
RSUD Kabupaten Karanganyar dan
masuk ke SIMAK-BMN bersumber
dari mana saja?
Informan : Dari kementerian kesehatan dari
BLUD dari APBD sama dari itu ya
kerjasama dengan pihak ketiga itu. Jadi
nanti ada lelang gitu terus nanti pihak
ketiganya menyediakan alat-alat
kesehatan yang dibutuhkan RSUD.
Askes sama Yankes itu juga ngasih
kayak hibah dulu gitu.
Peneliti : Apakah setelah ada SIMAK selalu
dilakukan proses pencatatan (entry
135
data)?
Informan : Tentu ya, soalnya itu kan sudah
keharusan dari seorang pengguna
SIMAK. Kalau nggak gitu bisa gawat
nanti dikiranya kita nggak tanggung
jawab. Mau ada tambahan aset atau
apapun harus langsung di input. Disini
itu nggak ada yang santai mbak. Harus
serba cepat tapi akurat.
Peneliti : Apakah setiap tahun aset RSUD
Karanganyar diadakan pengawasan dan
pemeriksaan internal dan eksternal?
Informan : Iya mbak, ini saya ambilkan dulu laporan hasil auditnya gimana?
Mau berapa tahun mbak? Dari 2013 aja ini ada. Ada dari irjen kalau
internal itu tapi saya bisanya kasih yang dari KAP ya, kalau yang
eksternal itu ini kita 2013 KAP nya Wartono dan Rekan, 2014 sama
itu juga, 2015 KAP Sodikin & Harijanto, 2016 Tarmizi Achmad.
Peneliti : Apakah sistem kerja pengelolaan aset sudah sesuai prosedur
SIMAK BMN?
Informan : Saya jelaskan dulu ya alur manual prosedurya, jadi operator
SIMAK nanti mempersiapkan data dukungan dari SPM, SPM itu
Surat Perintah Membayar, SP2D itu Surat Perintah Pencairan Dana,
BAST itu Berita Acara Serah Terima sama Kwitansi Pembelian.
Kalau sudah disiapkan semua tinggal mengklasifikasikan data
136
dukungan sama mengklasifikasikan jenis belanja. Jika sudah semua
nanti operator SIMAK BMN nya meng-entry data pembelian belanja
modal ke aplikasi SIMAK BMN sama entry data pembelian belanja
barang habis pakai ke dalam aplikasi persediaan. Jika sudah di entry
semuananti mas Eko membuat laporan SIMAK BMN trus dicetak
laporannya lalu selesai deh prosedurnya. Gimana mbak? Sudah ada
gambaran?
Peneliti : Sudah pak hehe..
Peneliti : Apakah personil yang menjalankan aplikasi SIMAK BMN
memiliki kursus pengadaan barang?
Informan : Nggak mbak, pemerintah nggak ngasih acara pelatihan-pelatihan
gitu sih setahu saya. Pak Eko mempelajari sendiri ya setahu saya.
Peneliti : Tingkat kesalahan yang paling sering terjadi, tindakan apa yang
dilakukan jika terjadi kesalahan tersebut secara berulang-ulang?
Informan : hemm.. apa ya? Yang jelas kalau internetnya lemot gitu ya ngirim
data dari SIMAK ke SAKPA nya susah. Maklum mbak yang pakai
kan banyak haha. Trus dulu pernah ada perbedaan dari laporan
barang dengan laporan keuangan, itu karna saya sama pak Eko itu
belum apa ya istilahnya rembukan gitu, pas dikirim ke KPPN kok
ternyata beda. Hahaha. Tapi itu sudah lama sih ya.
Peneliti : Jika ada perbedaan seperti itu bagaimana pak?
Informan : Yasudah, sebagai bahan untuk evaluasi saja supaya berikutnya
harus selalu koordinasi antara petugas SIMAK sama SAKPA.
137
Peneliti : Bagaimana cara mentransfer data dari SIMAK BMN ke SAKPA?
Informan : Gampang banget itu mbak, ini nama aplikasinya SAIBA, nih klik
menu utility kemudian pilih pengiriman ke UAKPA. Trus nanti saya
buka aplikasi SAKPA pilih menu utility, kemudian terima dari
SIMAK-BMN. Sudah, beres. Gitu aja.
Peneliti : Bagaimana proses pelaporan SIMAK BMN dari satker hingga ke
pusat?
Informan : Jadi setelah laporannya selesai dibuat, saya sama pak Eko
melaporkan ke tingkat wilayah dan tingkat eselon I, kita kirim dulu
ke KPPN itu, kemudian tingkat wilayah melaporkan ke tingkat
eselon I, selanjutnya tingkat eselon I melakukan verifikasi data
anatara laporan yang dikirimkan dari satker dan laporan yang
diterima dari wilayah untuk dilakukan kroscek di tingkat eselon I.
Selanjutnya dari tingkat eselon I diserahkan ke Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara selaku pengelola barang milik negara di bawah
Kementerian Keuangan. Agak ribet memang mbak. Tapi ya gitu.
Kualitas Laporan Keuangan RSUD Karanganyar
Peneliti : Apakah dengan adanya SIMAK-BMN, laporan keuangan yang
dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengevaluasian peristiwa
masa lalu, masa kini, dan masa mendatang?
Informan : ini pasti mau nanyain yang relevan andal dan lain-lainnya tadi
kan? Hahaha. Jadi gini mbak, laporan keuangan itu sebenarnya
138
sangat bermanfaat ya, bisa kita jadikan bahan pengevaluasian juga,
analisis juga, lihat saja laporan keuangannya mbak. Yang sudah
diaudit itu kan berarti sudah bagus ya, lha sudah dapat WTP kok.
Hehe..
Peneliti : Apakah laporan keuangan di RSUD Kab Karanganyar sudah
sesuai dengan SAP dan SAK-ETAP?
Informan : Itu laporan keuangan yang saya suruh fotocopy tadi coba dilihat
saja mbak.
Peneliti : Apakah semua pihak yang bersangkutan dapat memahami tentang
hasil dari laporan keuangan?
Informan : Tergantung sih mbak, biasanya kalau pegawai baru itu belum
terlalu bisa ya, wajar sih. Tapi kalau pegawai lama ya bisa saja, tapi
kan belum sepenuhnya paham kayaknya. Soalnya bagian keuangan
itu banyak ya, ngurus laporan keuangannya juga beda-beda. Yang
ngurus keseluruhannya kan saya.
Opin auditor
Peneliti : Apakah RSUD Karanganyar sudah mendapatkan opini WTP?
Informan : Sudah dong, bisa dilihat ini di laporan hasil audit dari KAP nya.
Fotocopy aja nih mbak, gakpapa.
Peneliti : Kenapa auditor memberi opini WTP pada RSUD Kra?
Informan : Kita kan kerja keras ya, gimana caranya biar laporan keuangan itu
sehat, jadi kita lihat laporan tahun kemarin itu kita ada kekurangan
139
apa, terus nanti baru bisa kita jadiin pertimbangan. Ohh tahun ini
berarti harus lebih bagus lagi. Gitu aja sih, liat aja dari laporan
keuangannya.
Peneliti : Bagaimana cara mempertahankan opini WTP?
Informan : ya kita harus minimal mempertahankan laporan keuangan yang
sudah bagus itu, laporan keuangan bagus itu kalau apa hayo?
Peneliti : jika sudah relevan, andal, bisa dibandingkan sama mudah
dipahami ya pak?
Informan : Nah iya mbak,hahha. Yang seperti itu ya biar bisa dapat opini
WTP. Sama tetap mempertahankan dan meningkatkan kekompakan
dari pegawai-pegawai bagian keuangan, perincian, tata usaha
pokoknya semua mbak.
140
Lampiran 5
REDUKSI DATA
1. Efektivitas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN) Pada RSUD Kabupaten Karanganyar
Reduksi Data Wawancara 1
No. Pertanyaan Kata Kunci
1. Apakah fungsi dari SIMAK BMN? Fungsi aplikasi
2. Barang-barang yang didapatkan oleh RSUD
Kabupaten Karanganyar dan masuk ke SIMAK-
BMN bersumber dari mana saja?
Sumber aset
3.
Apakah setelah ada SIMAK selalu dilakukan
proses pencatatan (entry data) ?
Proses pencatatan
4. Apakah setiap tahun aset RSUD Karanganyar
diadakan pengawasan dan pemeriksaan internal
dan eksternal?
Laporan pemeriksaan
dan pengawasan
5.
Apakah system kerja pengelolaan aset sudah
sesuai prosedur SIMAK BMN?
Prosedur SIMAK BMN
141
6.
Apakah personil yang menjalankan aplikasi
SIMAK BMN memiliki kursus pengadaan
barang?
Pelatihan operator
SIMAK BMN
7.
Tingkat kesalahan yang paling sering terjadi,
tindakan apa yang dilakukan jika terjadi
kesalahan tersebut secara berulang-ulang?
Kesalahan yang sering
terjadi dan tindakan
selanjutnya
8.
Bagaimana cara mentransfer data dari SIMAK
BMN ke SAKPA?
Proses transfer data
9. Bagaimana proses pelaporan SIMAK BMN dari
satker hingga ke pusat?
Proses pelaporan data
10 apakah pegawai pada bagian keuangan berlatar
pendidikan ekonomi semua?
Latar belakang
pendidikan pegawai
11 Kenapa auditor memberi opini WTP pada RSUD
Karanganyar?
Opini WTP
12 Bagaimana cara mempertahankan opini WTP?
Cara mempertahankan
WTP
13 Apakah dengan adanya SIMAK-BMN, laporan
keuangan yang dihasilkan dapat dijadikan
sebagai bahan pengevaluasian peristiwa masa
lalu, masa kini, dan masa mendatang?
Laporan keuangan
relevan
14 Apakah laporan keuangan dapat dibandingkan Laporan keuangan
142
dari periode ke periode? andal
15 Apakah laporan keuangan di RSUD Kab
Karanganyar sudah sesuai dengan SAP dan
SAK-ETAP?
Laporan keuangan
menurut BLUD
16 Apakah semua pihak yang bersangkutan dapat
memahami tentang hasil dari laporan keuangan?
Laporan keuangan
mudah dipahami
17 Apa saja komponen yang terdapat pada laporan
BMN?
Komponen laporan
BMN
18 Apakah menurut anda, modul-modul yang
terdapat pada aplikasi SIMAK BMN dapat
mudah dimengerti?
Modul SIMAK BMN
mudah dimengerti
19 Apa bapak tidak merasa berat jika rangkap tugas
seperti itu?
Rangkap tugas
20 Apakah informasi yang dihasilkan sistem
merupakan informasi yang uptodate?
Informasi uptodate
21 Apakah anda merasa puas dengan adanya
aplikasi SIMAK BMN?
Kepuasan pengguna
Reduksi Data Wawancara 2
No. Pertanyaan Kata Kunci
1. Apakah fungsi dari SIMAK BMN? Fungsi aplikasI
2. Barang-barang yang didapatkan oleh RSUD
Kabupaten Karanganyar dan masuk ke SIMAK-
Sumber aset
143
BMN bersumber dari mana saja?
3.
Apakah setelah ada SIMAK selalu dilakukan
proses pencatatan (entry data) ?
Proses pencatatan
4. Apakah setiap tahun aset RSUD Kra diadakan
pengawasan dan pemeriksaan internal dan
eksternal?
Laporan pemeriksaan
dan pengawasan
5.
Apakah system kerja pengelolaan aset sudah
sesuai prosedur SIMAK BMN?
Prosedur SIMAK BMN
6.
Apakah personil yang menjalankan aplikasi
SIMAK BMN memiliki kursus pengadaan
barang?
Pelatihan operator
SIMAK BMN
7.
Tingkat kesalahan yang paling sering terjadi,
tindakan apa yang dilakukan jika terjadi
kesalahan tersebut secara berulang-ulang?
Kesalahan yang sering
terjadi dan tindakan
selanjutnya
8 Jika ada perbedaan pada laporan keuangan
dengan laporan barang bagaimana?
Tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan
9
Bagaimana cara mentransfer data dari SIMAK
BMN ke SAKPA?
Proses transfer data
144
10 Bagaimana proses pelaporan SIMAK BMN dari
satker hingga ke pusat?
Proses pelaporan data
11 apakah pegawai pada bagian keuangan berlatar
pendidikan ekonomi semua?
Latar belakang
pendidikan pegawai
12 Kenapa auditor memberi opini WTP pada RSUD
Kra?
Opini WTP
13 Bagaimana cara mempertahankan opini WTP?
Cara mempertahankan
WTP
14 Apakah dengan adanya SIMAK-BMN, laporan
keuangan yang dihasilkan dapat dijadikan
sebagai bahan pengevaluasian peristiwa masa
lalu, masa kini, dan masa mendatang?
Laporan keuangan
relevan
15 Apakah laporan keuangan di RSUD Kab
Karanganyar sudah sesuai dengan PSAK No. 1
dan PSAP No. 13?
Laporan keuangan
menurut BLUD
16 Apakah semua pihak yang bersangkutan dapat
memahami tentang hasil dari laporan keuangan?
Laporan keuangan
mudah dipahami
17 Apa saja komponen yang terdapat pada laporan
BMN?
Komponen laporan
BMN
18 Apakah menurut anda, modul-modul yang
terdapat pada aplikasi SIMAK BMN dapat
mudah dimengerti?
Modul SIMAK BMN
mudah dimengerti
19 Apa bapak tidak merasa berat jika rangkap tugas Rangkap tugas
145
seperti itu?
20 Apakah informasi yang dihasilkan sistem
merupakan informasi yang uptodate?
Informasi uptodate
21 Apakah anda merasa puas dengan adanya
aplikasi SIMAK BMN?
Kepuasan pengguna
146
Lampiran 6
TRIANGULASI TEORI
1. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
RSUD Karanganyar
No. Indikator Teori Hasil Wawancara
1 dan 2
1. Kepuasan
pengguna
Kualitas system (mudah
digunakan, kegunaan),
kualitas informasi
(relevan, aman, kekinian),
kualitas proses (efisien,
andal, dimengerti)
Kualitas sistem (belum
mudah digunakan namun
sangat berguna bagi
pengguna), kualitas
informasi (relevan, cukup
aman, kekinian), kualitas
proses (belum efisien,
andal, belum mudah
dimengerti)
2. Sistem
Pengendalian
Internal
sumber daya manusia;
struktur organisasi; job
description;
pertanggungjawaban;
mekanisme prosedur
SIMAK-BMN;
penerimaan,
pendistribusian serta
penghapusan aset; laporan
pemeriksaan dan
pengawasan
job description,
pertanggungjawaban;
mekanisme prosedur
SIMAK-BMN;
penerimaan,
pendistribusian serta
penghapusan aset; laporan
pemeriksaan dan
pengawasan
3. Kualitas
Laporan
keuangan
Relevan, andal, dapat
dibandingkan, mudah
dipahami
Relevan, andal, dapat
dibandingkan mudah
dipahami.
4. Opini auditor WTP (LK RSUD disusun
berdasarkan SAP dan
SAK-ETAP. informasi
dapat dipahami, Sistem
pengendalian internal yang
memadahi untuk
mencegah penyimpangan,
kepatuhan perundang-
undangan.)
WTP (LK RSUD disusun berdasarkan SAP dan SAK-ETAP. informasi dapat dipahami, Sistem pengendalian internal yang memadahi untuk mencegah penyimpangan, kepatuhan perundang-undangan.)
147
Lampiran 7
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
Lampiran 9
Management Letter KAP Wartono & Rekan
Hal-hal yang disampaikan pada lampiran management letter adalah
sebagai berikut:
1. Dasar Peraturan Sistem Akuntansi
RSUD Kabupaten Karanganyar belum menyusun Sistem Akuntansi BLUD
yang ditetapkanoleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, pasal 16 ayat (4): “BLUD mengembangkan dan menerapkan
sistem akuntansi dengan berpedoman padastandar akuntansi yang berlaku
BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala daerah dengan
peraturan daerah.”
KAP Wartono & Rekan menyarankan pihak RSUD Kabupaten
Karanganyar untuk menyusun Sistem Akuntansi BLUD sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia untuk management yang sehat. Sistem Akuntansi
BLUD tersebut menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana. Sistem Akuntansi
BLUD mencakupprosedur akuntansi, kebijakanakuntansi, dan bagan akun
standar (BAS) sebagai dasar penyusunan laporan keuangan BLUD.
Selanjutnya, Sistem Akuntansi BLUD ditetapkan oleh Bupati Karanganyar
dengan Peraturan Bupati Karanganyar.
2. Kebijakan Akuntansi
Berdasarkan telaah KAP Wartono & Rekan, RSUD Kabupaten
Karanganyar belum mengatur tentang tari depresiasi aset tetap.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, pasal 117 ayat
(1): “Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam pasal 116 ayat (2),
169
pemimpin BLUD menyususn kebijakan akuntansi yang berpedoman pada
standar akuntansi sesuai jenis layanannya.”
Pihak KAP Wartono & Rekan menyarankan pihak RSUD Karanganyar
untuk menerapkan kebijakan Akuntansi BLUD tersebut secara konsisten,
sebagai dasar pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biasa BLUD. Kebijakan
akuntansi BLUD tentang aset tetap harus mengatur tentang tarif depresiasi
aset tetap.
3. Penyusunan Laporan Keuangan BLUD
RSUD Karanganyar belum mempunyai software yang mendukung
pencatatan dan pelaporan akuntansi BLUD yang terintegrasi dengan
laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi dengan LKPD.
Implementasinya adalah penyusunan laporan keuangan BLUD dilakukan
secara manual pada tiap akhir triwulan dan/ atau semester dengan
mengambil pendapatan dan pengeluaran kas triwulandan/atau mengakui
transaksi akrual seperti: pemakai biaya bahan, pengajuan klaim BPJS,
hutang biaya jasa pelayanan, dan transaksi akrual lainnya.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Pasal 115:
a. BLUD menerapkan sistem inormasi manajemen keuangan sesuai dengan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
b. Setiap transaksi keuangan BLUD dicatat dalam dokumen pendukung yang
dikelola secara tertib.
KAP Wartono & Rekan menyarankan agar menyusun laporan keuangan
BLUD, jika masih memprioritaskan laporan berdasarkan SAP, maka
bagian akuntansi haris menyusun dokumen memo konversi dan
penyesuaian kembali laporan keuangan yang berdasarkan kas(SAP) ke
laporan keuangan BLUD berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
ke laporan keuangan berdasarkan SAP.
4. Koreksi Saldo Awal Piutang Jamkesmas dan Pencatatan Piutang Lain-lain
170
a. Saldo awal piutang jamkesas berdasarkan hasil audit BPKP adalah Rp.
6.765.800.395,-. Tetapi RSUD Karanganyar menerima pelunasan piutang
Jamkesmas pada tahun 2014 sebesar RP. 7.390.590.802,- Selisishnya
sebesar Rp24.790.406. merupakan koreksi saldo awal klaim Jamkesmas
dengan rincian sebagai berikut:
Tahun 2014 Penerimaan Pelunasan (Rp) Keterangan
Januari 600.000.000 Klaim perawatan Juli
2013
Maret 10.000.000 Klaim perawatan Juli
2009
Maret 14.755.406 Klaim perawatan
Agustus 2009
Biaya transfer bank
Jumlah 624.790.406
b. Pengukuran pendapatan hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan
pendapatan diterima dimuka, berdasarkan surat perjanjian antara pihak
RSUD Kabupaten Karanganyar dengan pihak ketiga. KAP Wartono &
Rekanmenemukan bahwa berdasarkan surat perjanjian kerjasama antara
RSUD Karangnayar dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor cabang karanganyar, No. 445/37.31/2014, tentang pelayanan ATM,
jangka waktu perjanjian tiga tahun, terhitung mulai tanggal 1 Desember
2014 sampai dengan 30 Nopember 2017, dengan nilai kontrak sebesar Rp.
27.000.000,- piutang sewa 1 bulan dan pendapatan hasil kerjasama dengan
pihak ketiga pada akhor tahun sebesar Rp750.000,- namun, karena
nilainya tidak material, KAP Wartono & Rekan melakukan penyesuaian
atas koreksi tersebut di tahun 2014, supaya total aset versi SAK dan SAP
tetap sama, sesuai dengan neraca RSUD Kabupaten Karanganyar yang
telah dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten
Karanganyar.
171
Kondisi di atas tidak sesuai dengan Permendagri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, yaitu:
Pasal 112 : “penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat :
pendapatan/biaya; penerimaan/pengeluaran; utang/piutang, persediaan, asettetap;
dan ekuitas dana.
Pasal 115 ayat (2): “setiap transaksi keuangan BLUD dicatta dalam dokumen
pendukung yang dikelola secara tertib.
Saran yang diberikan oleh KAP Wartono & Rekan untuk RSUD Kabupaten
Karanganyar:
a. Menyusun penatausahaan keuangan BLUD mengenai pendapatan/biaya;
penerimaan/pengeluaran utang/piutang, persediaan, asettetap; ekuitas
dana, serta melakukan pengelolaan secara tertib atas dokumen-dokumen
pendukungnya, yang dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan disahkan oleh pimpinan BLUD.
b. Melakukan penyesuaian untuk pengakuan piutang sewa selama satu bulan
dan pendapatan hasil kerjasama dengan pihak ketiga sebesar Rp 750.000
dengan mempertimbangkan penerimaan kas atas pendapatan diterima
dimuka dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor cabang
karanganyar di tahun 2015.
70
Penanggung Jawab UAKPB
Direktur
LAPORAN BARANG PERSEDIAAN
PER SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016
NAMA UAKPB : RSUD KARANGANYAR KODE UAKPB : 024.04.03.032833.000.TP
Karanganyar
, 31 Desember 2015 Petugas Pengelola Persediaan
dr. Mariyadi
19610941990031006
122
Lampiran 13
Tampilan Aplikasi Persediaan
123
Lampiran 14
Contoh Tampilan SIMAK BMN
124
Lampiran 15
Foto Aplikasi SAIBA
125
Lampiran 16
Foto kegiatan wawancara
15 Juni 2017 dengan Bapak Eko Sutopo (Operator SIMAK BMN)
03 Juli 2017 dengan Bapak Arief Budiman (Petugas SAKPA)
126
Biodata Penulis
Nama : Restu Dewi Anugrah
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Manggeh Rt 02/05,Tegalgede, Karanganyar
Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 01 Februari 1995
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Phone : 081229877157
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun Sekolah 1 2013-2017 FEBI, IAIN Surakarta 2 2010-2013 SMA N 2 Karanganyar 3 2007-2010 SMP N 2 Karanganyar 4 2001-2007 SD N 4 Tegalgede