EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes...

60
EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) SEBAGAI LARVASIDA PADA LARVA NYAMUK Aedes sp INSTAR III/IV Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: APRIANGGA SASTRIAWAN NIM: 1111103000081 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes...

Page 1: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

i

EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus)

SEBAGAI LARVASIDA PADA LARVA NYAMUK

Aedes sp INSTAR III/IV

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

APRIANGGA SASTRIAWAN

NIM: 1111103000081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

ii

Page 3: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

iii

Page 4: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

iv

Page 5: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,

Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang dengan kemurahan-

Nya telah melimpahkan nikmat kepada seluruh penduduk alam termasuk manusia

yang telah diberi nikmat terbesar yaitu akal.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Shallahualaihi

wasallam atas ketulusan dan keikhlasan beliau sehingga islam dapat berdiri tegak

dan menjadi satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT.

Alhamdulillah, atas izin dan rahmat Allah SWT akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penulisan ini, tentunya penulis tidak akan

bisa menyelesaikan penulisan ini tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter.

3. dr. H. Meizi Fachrizal Achmad, M.Biomed dan Ibu Nurlaely Mida

Rachmawati, M.Biomed, PhD selaku dosen pembimbing yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam

penyusunan penelitian ini.

4. dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2011.

5. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan yang telah

memberikan beasiswa sehingga penulis berkesempatan untuk

menyelesaikan studi di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah.

6. Ketiga orang tua penulis, Susilo (Alm), Suparjiono, Sri Rejeki yang selalu

memberikan doa dan nasihat.

Page 6: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

vi

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

ini.

Kami sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 7: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

vii

ABSTRAK

Apriangga Sastriawan. Program Studi Pendidikan Dokter. Efektivitas Ekstrak

Serai dapur (Cymbopogon citratus) Sebagai Larvasida pada Larva Aedes sp Instar

III/IV

DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan salah satu penyakit yang

terjadi hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, angka kejadian

penyakit ini cukup tinggi. Pada tahun 2010 KEMENKES RI (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia) mencatat angka kejadian DBD mencapai 62.65

jiwa per 100 ribu penduduk. WHO (World Health Organization) telah

meluncurkan berbagai program pemberantasan penyakit ini, salah satunya adalah

dengan pengendalian pertumbuhan nyamuk Aedes sp dengan larvasida. Indonesia

sebagai negara tropis, memiliki banyak tanaman yang berguna untuk manusia,

salah satunya adalah serai dapur (Cymbopogon citratus). Penelitian ini

menggunakan metode post test only control group, menggunakan 6 konsentrasi

ekstrak serai dapur (Cymbopogon citratus) yaitu 0 ppm, 156 ppm, 312,5 ppm, 625

ppm, 1250 ppm, 2500 ppm dengan 25 larva setiap perlakuan dan replikasi

sebanyak empat kali. Setelah 24 jam, dihasilkan kematian 0% (0 ppm), 0% (156

ppm), 8% (312,5 ppm), 42% (625 ppm), 50% (1250 ppm), dan 90% (2500 ppm).

Pada analisis probit, dihasilkan LC50 pada larva Aedes sp adalah 973,7 ppm atau

0.973 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak serai dapur efektif sebagai

larvasida larva Aedes sp.

Kata kunci: DBD (Demam Berdarah Dengue), Serai dapur (Cymbopogon

citratus), Larva Aedes sp.

Page 8: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

viii

ABSTRACT

Sastriawan. Apriangga. Medical Department Program. The effectiveness

Lemongrass Extract (Cymbopogon citratus) As larvicides on larvae of Aedes sp

Instar IIIIV. 2014

DHF (dengue hemorrhagic fever) was one of disease that occurs almost

throughout the world, including Indonesia. Indonesia has high incidence of DHF.

In 2010, Ministry of Health Indonesia noted the incidence of DHF reached 62.65

inhabitants per 100,000 population. WHO (World Health Organization) has ran

several programs to eradicate DHF, one of them is to control the growth of Aedes

sp with larvicides. Indonesia, as a tropical country, has lot of herbs that useful

for human kind, one of them was the lemongrass (Cymbopogon citratus). This

study use a post-test only control group, using 6 lemongrass (Cymbopogon

citratus) extract with various concentration: 0 ppm, 156 ppm, 312.5 ppm, 625

ppm, 1250 ppm, 2500 ppm, which each concentration given 25 larvae with

repetation four times . In 24 hours, the mortality rate was 0% (0 ppm), 0% (156

ppm), 8% (312.5 ppm), 42% (625 ppm), 50% (1250 ppm), and 90% (2500 ppm).

Using probit analysis, LC50 of Aedes sp larvae was 973.700 ppm concentration.

This study concluded that lemongrass extract is effective as larvicides of Aedes sp.

Keywords: DHF (Dengue Hemorrhagic Fever), Lemongrass (Cymbopogon

citratus), larvae of Aedes sp.

Page 9: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

ix

DAFTAR ISI

Judul Penelitian ...................................................................................................... i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya .................................................................. ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ..................................................................... iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iv

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Abstrak ................................................................................................................. vii

Daftar Isi ............................................................................................................... ix

Daftar Gambar ....................................................................................................... x

Daftar Tabel ............................................................................................................ x

Daftar Grafik ......................................................................................................... x

Daftar Lampiran .................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Hipotesis ....................................................................................................... 3

1.4 Tujuan Pendahuluan ..................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Nyamuk Aedes sp ......................................................................................... 4

2.2 Klasifikasi nyamuk Aedes sp ....................................................................... 4

2.3 Pengendalian vektor DBD (Demam Berdarah Dengue) ............................ 11

2.4 Tumbuhan dan Islam .................................................................................. 12

2.5 Tanaman serai dapur .................................................................................. 13

2.6 Kerangka Teori........................................................................................... 18

2.7 Kerangka Konsep ....................................................................................... 19

2.8 Definisi Operasional................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 22

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 22

3.3 Populasi danSampel ................................................................................... 23

3.4 Determinasi Tanaman ................................................................................ 24

3.5 Bahan yang akan diuji ................................................................................ 24

3.6 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 24

3.7 Variabel Penelitian ..................................................................................... 24

3.8 Cara Kerja .................................................................................................. 24

3.9 Analisis Data .............................................................................................. 27

3.10 Alur Penelitian ................................................................................... ......28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 29

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 33

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ..................................................................................................... 37

Page 10: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

x

5.2 Saran ........................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kepala nyamuk Aedes aegypti ....................................................................... 6

2.2 Abdomen nyamuk Aedes aegypti ................................................................... 6

2.3 Nyamuk Aedes albopictus .............................................................................. 7

2.4 Perbedaan punggung nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus .............. 7

2.5 Telur nyamuk Aedes sp ................................................................................... 8

2.6 Larva Aedes sp ................................................................................................ 9

2.7 Pupa nyamuk Aedes sp ................................................................................. 10

2.8 Nyamuk dewasa Aedes aegypti dewasa ........................................................ 10

2.9 Tanaman serai dapur (Cymbopogon citratus)............................................... 14

2.10 Gallotannins ................................................................................................. 17

2.11 Ellagitannins ................................................................................................. 17

2.12 Condesed Tannins ......................................................................................... 17

DAFTAR TABEL

4.1 Jumlah kematian larva Aedes sp setelah diuji dengan ekstrak serai dapur

dalam berbagai konsentrasi........................................................................... 30

4.2 Hasil uji Normalitas Data ............................................................................. 31

4.3 Hasil uji Normalitas Data Hasil Transformasi.............................................. 32

4.4 Hasil uji Kruskal Wallis ................................................................................ 32

4.5 Hasil uji Mann-Whitney ................................................................................ 33

4.6 Hasil Analisis Probit ..................................................................................... 33

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok

konsentrasi .......................................................................................... 31

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Percobaan ..................................................................... 40

Lampiran 2 Surat keterangan ekstraksi .................................................................. 47

Page 11: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

xi

Lampiran 3 Surat keterangan determinasi tanaman ............................................... 48

Lampiran 4 Riwayat Penulis .................................................................................. 49

Page 12: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit yang diakibatkan melalui vektor masih menyumbang angka kejadian

penyakit infeksi didunia. WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa

17% dari penyakit infeksi disebabkan oleh vektor.1 Nyamuk sendiri merupakan

vektor yang sangat berperan pada berbagi penyakit, diantaranya: Malaria, DBD

(Demam Berdarah Dengue), Chikungunya. Didunia, penyakit Malaria setidaknya

telah membunuh 627 ribu orang meninggal.2 Sedangkan DBD setidaknya

menjangkiti 50-100 juta jiwa pertahun dengan kematian hingga 20 ribu jiwa.3 Di

Asia Tenggara penyebaran penyakit ini terus mengalami peningkatan penyebaran.

Pada tahun 2003 tercatat hanya 8 negara pada regio ini yang terifeksi demam

berdarah, namun pada 2004 bertambah menjadi 9 negara dan hal ini akan terus

berlanjut.4

Di Indonesia, angka kejadian DBD juga terus mengalami peningkatan, pada

tahun 1999 tercatat sekitar 7-10 jiwa per 100 ribu penduduk terjangkit DBD,

sedangkan pada tahun 2010, kejadian Demam Berdarah meningkat mencapai

65,62 jiwa per 100 ribu penduduk.5 Hal ini salah satunya disebabkan oleh

lemahnya program pengendalian DBD.6

WHO sendiri telah meluncurkan program untuk pengendalian kasus DBD.

Departemen Kesehatan sendiri pada tahun 2010 juga telah meluncurkan beberapa

program pengendalian DBD. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan

mengendalikan vektor DBD dengan pengendalian penyebaran. Beberapa metode

yang dipakai untuk pengendalian DBD adalah: (a) Kimiawi dengan insektisida

dan larvasida, (b) Biologi dengan menggunakan musuh alami seperti predator,

bakteri, (c) Managemen lingkungan seperti mengelola atau meniadakan habitat

perkembangbiakan nyamuk atau gerakan PSN (Pengendalian Sarang Nyamuk),

(d) penerapan peraturan perundangan, (e) meningkatkan peran serta masyarakat

Page 13: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

2

dalam pengendalian vektor. WHO melaporkan bahwa program ini berjalan efektif

di Asia Tenggara.5

WHO juga mengungkapkan bahwa metode larvasida secara kimia merupakan

pilihan terbaik untuk digunakan dalam situasi di mana penyakit dan surveilans

vektor menunjukkan dalam resiko tinggi pada periode tertentu dan pada daerah

dengan kemungkinan KLB (Kejadian Luar Biasa) yang tinggi.7 Namun, pada

sebuah penelitian yang dilakukan di Kostarika, didapatkan hasil

bahwa Organophosphate (OP) temephos dan Pyrethroid deltamethrin yang

merupakan larvasida telah mengalami resistensi.8

Tanaman serai dapur (Cymbopogon citratus) merupakan tanaman daerah

tropis yang sering ditemui, terutama di Indonesia.9 Masyarakat sering

memanfaatkan tanaman ini sebagai salah satu bahan sup, salad dan bahan

minuman.10

Pada beberapa penelitian sebelumnya, tanaman ini memiliki

kemampuan sebagai bakterisida beberapa bakteri seperti Bacillus subtilis,

Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella paratyphi, Shigella flexneri.

Selain bakteri, tanaman ini juga memiliki kemampuan sebagai larvasida terhadap

larva nyamuk.11

Pada penelitian yang dilakukan oleh Karunamoorthi12

didapatkan

bahwa ekstrak tanaman ini dapat membunuh 50% larva Anopheles arabiensis

pada konsentrasi 74.02 ppm, dan 90% pada konsentrasi 158.20 ppm. Namun,

penelitian akan efek ekstrak tanaman ini sebagai larvasida larva Aedes sp belum

dilakukan.

Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan penelitian ini, guna mengetahui

potensi larvasida ekstrak tanaman ini terhadap larva Aedes sp, sehingga dapat

menjadi langkah awal untuk menjadikan tanaman tersebut sebagai pilihan baru

akan larvasida Aedes sp.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian, yaitu:

Page 14: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

3

a) Apakah ekstrak serai dapur efektif sebagai larvasida terhadap larva Aedes

sp ?

b) Berapakah Lethal concentration (LC50) dari uji ekstrak serai dapur

sebagai larvasida terhadap larva Aedes sp?

1.3. Hipotesis

Ekstrak tumbuhan serai dapur (Aedes sp) terbukti efektif sebagai larvasida

terhadap larva Aedes sp.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas larvasida dari ekstrak tanaman serai dapur terhadap

larva Aedes sp.

1.4.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui presentase kematian larva Aedes sp setelah pemberian

ekstrak serai dapur

b) Mengetahui nilai LC50 dari ekstrak tanaman serai dapur (terhadap

larva Aedes sp.

c) Mengetahui perbedaan kematian larva Aedes sp pada konsentrasi yang

berbeda.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Aspek Teoritis

Memberikan bukti ilmiah tentang efek larvasida dari ekstrak tanaman serai

dapur terhadap larva Aedes sp.

1.5.2 Aspek Aplikatif

a. Memberikan informasi yang ilmiah kepada masyarakat terkait

manfaat ekstrak serai dapur yang dapat digunakan sebagai larvasida.

b. Meningkatkan pemanfaatan serai dapur untuk membunuh larva Aedes

sp dengan harapan dapat membantu untuk menurunkan angka

kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

Page 15: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Nyamuk Aedes sp

Aedes aegypti tersebar diseluruh negara tropis dan subtropis di Asia

Tenggara. Ia tersebar pada garis lintang 400N dan 40

0S. Selain itu, distribusi

nyamuk ini terbatas pada ketinggian 1000-1500 meter dari permukaan laut.

Adapun Aedes albopictus tersebar luas hingga Amerika Selatan, Afrika, dan

Eropa Selatan.7 Nyamuk Aedes aegypti sendiri lebih banyak tersebar

didaerah perkotaan dengan penyebaran telur pada penampungan air, gelas, dan

bak mandi.13

Namun hal berbeda ditunjukkan oleh spesies Aedes albopictus,

nyamuk ini lebih sering berada pada daerah pedesaan atau hutan. Nyamuk ini

biasanya berkembangbiak di alam luar pada tempat yang sempit dan terbatas,

misalnya: pot bunga, ban, talang hujan yang tersumbat.13, 14, 15

2.2 Klasifikasi Nyamuk Aedes sp 16

2.2.1. Aedes aegypti

Kedudukan nyamuk Aedes aegypti dalam klasifikasi hewan adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Culicidae

Subfamily : Culicinae

Genus : Aedes

Species : Aedes aegypt

Page 16: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

5

2.2.2. Aedes albopictus

Kedudukan nyamuk Aedes albopictus dalam klasifikasi hewan adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Culicidae

Subfamily : Culicinae

Genus : Aedes

Species : Albopticus

2.2.3. Morfologi Nyamuk Aedes sp

Nyamuk Aedes aegypti memiliki ukuran yang bervariasi, kebanyakan

nyamuk betina yang sering diidentifikasi morfologinya. Struktur kepala berbentuk

globular, dengan clypeus (perisai) yang memiliki tanda putih keabu-abuan pada

betina dan polos pada nyamuk jantan. Adapun bentuk depan dari perisai ada yang

lurus dan ada yang menonjol. Pada bagian tengah dari vertex ( puncak) terdapat

sisik datar berwarna putih. Selain itu, nyamuk Aedes aegypti juga memiliki

proboscis yang berwarna hitam, panjang, lurus, ramping, yang berbentuk silinder.

Adapun maxillary palpi yang menempel pada ujung proboscis berwarna putih

keabu-abuan yang terbagi menjadi 5 segmen pada nyamuk jantan, sedangkan 4-5

segmen pada betina dengan panjang (0.76 ± 0.04 mm). Nyamuk Aedes aegypti

juga memiliki antena yang berbeda ukurannya pada setiap nyamuk.

Page 17: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

6

Adapun toraks pada nyamuk Aedes aegypti berwarna coklat atau hitam

dengan luas yang berbeda antara jantan dan betina. Betina memiliki toraks yang

lebih luas, dengan panjang ± 0.08 mm dan lebar 0.35 ± 0.07 mm. Adapun pada

jantan, panjangnya hanya 0.41 ± 0.06 mm dan lebar 0.29 ± 0.02 mm. Nyamuk ini

juga memilki tiga pasang kaki , dengan bagian coxa, trochanter, femur, tibia, dan

tarsal. Adapun tarsal paling ujung langsung menempel dengan cakar. Abdomen

dari nyamuk ini terbagi menjadi 8 segmen dengan corak hitam putih. Pada betina,

segmen yang kedelapan sangat pendek.17

Sumber: Ananya Bar, J. Andrew. Morphology and Morphometry of Aedes

aegypti Adult Mosquito. SCIENCEDOMAIN international. 2013 February 6; 3(1): 1-21,

2013

Gambar 2.2: Abdomen nyamuk Aedes aegypti (perbesaran 28 kali )

Gambar 2.1: Kepala nyamuk Aedes aegypti (perbesaran 108 kali)

Sumber: Ananya Bar, J. Andrew. Morphology and Morphometry of Aedes

aegypti Adult Mosquito. SCIENCEDOMAIN international. 2013 February 6; 3(1): 1-

21, 2013

Abdomen nyamuk Aedes

aegypti jantan

Abdomen nyamuk Aedes

aegypti betina

Page 18: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

7

Adapun nyamuk Aedes albopticus sendiri mempunyai ciri tubuh yang

hitam diselingi garis-garis putih yang mencolok serta garis tunggal pada

punggung belakang. Seperti nyamuk pada umumnya, ia memiliki bentuk badan

yang ramping, sepasang sayap yang sempit, tiga pasang kaki, dan belalai yang

panjang yang digunakan untuk makan.14, 15

Gambar 2.3: Nyamuk Aedes albopictus

WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue

Hemorrhagic Fever. New Delhi: World Health Organization, Regional Office for

South-East Asia; 2011

Gambar 2.4: Perbedaan punggung nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

The Ecology and Biology of Aedes aegypti (L) and Aedes albopictus (Skuse)

(DIPTERA: CULICIDAE) AND RESISTANCE STATUS OF Aedes albopictus (FIELC

STRAIN) AGAINST ORGANOPHOSPHATES IN PENANG, MALAYSIA

Page 19: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

8

2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus memiliki 4 siklus utama, yaitu:

telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa.7 Pertumbuhan nyamuk sendiri sangat

dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti temperatur, kelembapan, nutrisi.18

1. Stadium Telur

Nyamuk Aedes sp mempunyai bentuk lonjong hitam dan tidak mempunyai

juntai. Kedua spesies memiliki bentuk permukaan yang sama . Telur

biasanya terdeposit pada bawah permukaan air. Proses perkembangan

embrionik biasanya akan selesai pada 48 jam dalam suhu hangat dan

lembab. Ketika proses embrionik telah selesai, maka telur dapat bertahan

dalam jangka lama dalam bentuk dorman. Telur akan menetas saat telur

terbasahi.19 20

Gambar 2.5: Telur nyamuk Aedes sp

The Ecology and Biology of Aedes aegypti (L) and Aedes albopictus (Skuse)

(DIPTERA: CULICIDAE) AND RESISTANCE STATUS OF Aedes albopictus (FIELC

STRAIN) AGAINST ORGANOPHOSPHATES IN PENANG, MALAYSIA

Page 20: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

9

2. Larva

Waktu yang dibutuhkan dari awal menetas hingga menjadi dewasa

sekitar 10 hari.21

Sama seperti nyamuk lainnya, Aedes sp mempunyai 4

instar pada stadium larva yang mana setiap instarnya diakhiri dengan

pergantian selubung. Adapun salah satu tanda larva akan mengalami

perubahan adalah terdapatnya garis gelap pada toraks.

Pada instar 1, larva Aedes sp memilki panjang 1 mm, kemudian ia

berkembang hingga mencapai 2 mm. Kemudian seteleh selubung terlepas

maka larva masuk kedalam instar 2. Panjang dari larva pada tahap ini

mencapai 3mm, ukuran kepala larva makin besar dan badan semakin

membengkak. Trakea juga mulai membesar dan terdapat taenidia. Serta

ujung ujung siphon yang mulai membengkak. Pada instar 3, struktur yang

paling menonjol adalah tail comb-spine. Pada instar 4, larva terlihat lebih

gemuk yang diakibatkan oleh penumpukan lemak pada tubuh.19

3. Pupa

Pada tahap pupa, nyamuk masih berada di air. Adapun bentuknya

menyerupai “koma”. Pada tahap ini, pupa biasanya lebih sering berada

dipermukaan air. Ia terdiri dari dua bagian yaitu cephalothorax (kepala dan

toraks) dan abdomen. Pada tahap ini dilakukan pembentukan mulut,

Gambar 2.6: Larva nyamuk Aedes sp

Sumber: http://medent.usyd.edu.au/photos/aedes_aegypti_larvae.jpg

siphon toraks

5mm

m

Page 21: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

10

ekstremitas, dan sayap di dalam selubung yang menyelubungi

cephalothorax.22

4. Nyamuk Dewasa

Setelah menjadi nyamuk dewasa, Aedes sp akan mulai menghisap darah

dalam 24-36 jam. Nyamuk Aedes aegypti bersifat antropofilik, namun

terkadang nyamuk juga menghisap darah hewan. Nyamuk betina akan

menghisap darah pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini dapat bersembunyi

pada tempat yang gelap, hangat, dan tersembunyi.7 Sedangkan Aedes

albopictus lebih sering bersembunyi diluar rumah, kebun, atau hutan.

Gambar 2.7: Pupa nyamuk Aedes sp

Gambar 2.8: Nyamuk Aedes aegypti dewasa Sumber: http://entomology.ifas.ufl.edu/creatures/aquatic/aedes_aegypti.htm

The Ecology and Biology of Aedes aegypti (L) and Aedes albopictus (Skuse)

(DIPTERA: CULICIDAE) AND RESISTANCE STATUS OF Aedes albopictus (FIELC

STRAIN) AGAINST ORGANOPHOSPHATES IN PENANG, MALAYSIA

Page 22: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

11

2.3 Pengendalian Vektor Demam Berdarah7

Salah satu program untuk mengendalikan DBD adalah pengendalian vektor

DBD. Ini didasarkan pada belum ditemukannya vaksin untuk DBD. Program ini

bertujuan untuk menekan sumber larva dan nyamuk. Ada beberapa metode yang

dipakai untuk menekan nyamuk, yaitu:

a. Manajemen Lingkungan

Pola pengendalian ini meliputi:

Enviromental modification: hal ini meliputi transformasi fisik

jangka panjang yang meliputi tanah, air, dan tanaman yang

bertujuan untuk menekan habitat dari vektor namun tidak

berimplikasi negatif terhadap lingkungan dan dan kualitas

kehidupan.

Enviromental manipulation : meliputi gabungan kegiatan yang

berulang yang menimbulkan perubahan temporer pada habitat

vektor.

Changes to human habitation or behavior : Pengendalian ini

dilakukan dengan cara menekan kontak antara manusia-vektor-

virus.

b. Pengendalian biologis

Pengendaian ini dengan menempatkan agen biologis seperti bakteri, ikan

supaya dapat memberi efek pengurangan larva nyamuk Aedes aegypti.

c. Pengendalian Kimiawi

Sistem pengendalian seperti ini telah dilakukan sejak awal abad 20 di

Kuba dan Panama. Ketika salah satu larvasida kimia yaitu DDT

(dichlorodiphenyltrichloroethane) ditemukan, langsung menjadi salah satu

bagian yang utama dalam rangka eradikasi nyamuk Aedes aegypti. Adapun

yang sering digunakan adalah:

Page 23: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

12

Larvasida kimia, ini merupakan pilihan yang paling baik untuk

mengatasi pertumbuhan nyamuk Aedes pada daerah yang memiliki

resiko tinggi terjadi wabah DBD. Adapun pilihan larvasida kimia

meliputi temephos 1%, pyriproxyfen, Bacillus thuringiensis H-14.

Obat semprot, merupakan salah satu cara untuk membunuh

nyamuk dewasa.

2.4 Tumbuhan dan Islam

Allah SWT telah menciptakan seluruh apa yang ada dibumi untuk

manusia. Bukan saja untuk memanfaatkannya, tapi juga mengambil pelajaran dari

apa yang telah Allah SWT ciptakan. Bagitu juga tanaman, Allah SWT

menciptakan seluruh tanaman yang pasti mempunyai fungsi untuk manusia.

Sebagaimana yang Allah SWT sampaikan dalam Al-Qur’an:

Artinya:

“Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah menurunkan air dari langit,

lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu

ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian

menjadi kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang

mempunyai akal sehat”. (Azzumar ;21)

Imam Ibnu Katsir menyampaikan bahwa maksud dari kata “tanam-

tanaman yang bermacam-macam warnanya” adalah: bermacam-macam bentuk,

rasa, bau, dan manfaat bukan terbatas hanya warna. Ini berarti bahwa apapun yang

Allah tumbuhkan mempunyai manfaat.23

Page 24: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

13

Sebagai makhluk yang berakal, manusia diperintahkan Allah SWT untuk

mengkaji semua yang ada dalam Al-quran, termasuk ayat-ayat yang mengkaji

tentang alam dan tumbuhan. Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Quran:

“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit lalu Kami tumbuhkan

dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari

tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman

yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai

tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan

pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah

buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian

itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”. (Al-

An’am;99)

2.5 Tanaman Serai dapur

2.5.1 Deskripsi Tanaman

Tanaman serai dapur atau yang sering disebut lemon grass merupakan

tumbuhan monokotil dengan daun hijau kasar yang meruncing pada ujungnya,

tinggi dengan rimpang dan akar serabut sirkular dengan panjang 5,0-7,0 cm dan

lebar 5,0-15,0 mm berwarna merah kecoklatan.24

Tumbuhan ini bisa tumbuh

tinggi hingga 1-1,5 meter.25

Page 25: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

14

2.5.2 Pertumbuhan Optimal

Tumbuhan ini dapat tumbuh baik pada daerah dengan iklim tropis dan

subtropis dengan ketinggian hingga 900 m, walaupun sebenarnya idealnya

tanaman ini tumbuh pada daerah dengan iklim hangat dengan paparan sinar

matahari cukup dan curah hujan 250-330 cm pertahun. Adapun suhu ideal untuk

pertumbuhan tanamn ini adalah 20-30 derajat celcius. Tanaman ini juga masih

dapat tumbuh pada daerah yang agak gersang.24

Tanaman ini tersebar luas

diseluruh dunia, diantaranya: Brazil, Kuba, Mesir, India, Malaysia, dan

Indonesia.26

Di Indonesia, tanaman ini memiliki nama sesuai daerah. Namun,

paling sering disebut dengan serai dapur.

2.5.3 Pemanfaatan Tanaman

Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya:

Gambar 2.9: Tanaman serai dapur

Sumber: http://entomology.ifas.ufl.edu/creatures/aquatic/aedes_aegypti.htm

Page 26: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

15

Sebagai komposisi makanan, salah satu yang populer adalah sebagai

salah satu bahan sup, salad dan bahan minuman.8

Kosmetik, sering digunakan sebagai salah satu bahan untuk aroma

dari sabun, deterjen, parfum.27

Anti fungi: Tanaman ini aktif membunuh beberapa Dermatophytes,

seperti Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum,

Epidermophyton floccosum dan Microsporum gypseum.28

Anti malaria: Ekstrak minyak dari tumbuhan ini dapat menekan

pertumbuhan Plasmodium berghei hingga 86.6%.28

Anti inflamasi: Minyak atsiri dari tumbuhan ini terbukti memberi efek

kematian terhadap bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli,

Staphylococcus aureus, Salmonella paratyphi, Shigella flexneri.

Adapun kandungan yang diduga berperan adalah α citral (geranial)

dan β citral (neral).29

Antimutagenik: Setelah dilakukan uji coba terhadap Salmonella

typhimurium strain TA 98.30

2.4.5 Klasifikasi tanaman

- Kingdom : Plantae

- Subkingdom : Tracheobionta

- Super division : Spermatophyta

- Divisi : Magnoliophyta

- Kelas : Liliopsida

- Sub kelas : Commelinidae

- Order : Cyperales

- Famili : Poaceae

- Genus : Cymbopogon Spreng.

- Spesies : Cymbopogon citratus

Page 27: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

16

2.4.6 Kandungan tanaman 31

Kandungan yang terdapat pada ekstrak serai dapur meliputi:

Nutrisi, kandungan nutrisi yang terdapat pada ekstrak serai dapur

meliputi: karbohidrat (55%) yang menunjukkan bahwa serai dapur

merupakan sumber energi yang baik, protein (4.56%), serat (9.28%).

Adapun energi yang bisa didapatkan adalah (360.5 kal/100 gram).32

Mineral, mineral yang terkandung pada serai dapur meliputi: Fosfor

(1245 ppm), Magnesium (226 ppm), Kalsium, Besi (43 ppm), Mangan

(25 ppm), dan Zinc (16 ppm) dengan rasio terhadap fitat adalah 9.6.30

Fitokimia, kandungan inilah yang yang memiliki efek pengobatan.33

Adapun kandungan fitokimia dalam ekstrak serai dapur adalah

Alkaloid, Saponin, Tannin, Anthraquinon, Steroid, Asam Fenol

(Derivat Caffeic dan P-coumaric), dan Flavon glikosida (derivat

Apigenin dan Luteolin).34

Diantara bahan kimia yang dianggap yang

berperan sebagai larvasida adalah Tannin dan Saponin.35

2.4.6.1 Tannin

Definisi Tannin menurut Horvarth (1981) adalah: “ Setiap senyawa fenolik

yang memiliki berat molekul cukup tinggi dengan kandungan hidroksil dan

kelompok lain (misalnya: karboksil) yang cukup efektif untuk mengikat protein

dan makromolekul lain pada kondisi tertentu”. Tannin sendiri merupakan senyawa

sekunder yang ada pada tanaman. Tannin sendiri diklasifikasikan menjadi dua

bentuk, yaitu:36

Hydrolyzable tannins, pada molekul ini pusat molekul didapatkan

karbohidrat (biasanya D-glukosa). Gugus karboksil dari karbohidrat

ini biasanya teresterifikasi secara total ataupun sebagian oleh gugus

fenolik, yang nantinya membentuk gallotannins jika berikatan dengan

asam gallic, dan ellagitannins jika berikatan dengan asam ellagic.37

Page 28: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

17

Condesed Tannins, sering juga disebut Proanthocyanidines. Ia

merupakan polimer dengan 2 atau lebih ikatan Flavonoid yang diikat

oleh karbon.37

Gambar 2.10: Gallotannins

Sumber: http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/images/ht_big.gif

Gambar 2.11: Ellagitannins

Sumber: http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/images/ht_big.gif

Gambar 2.12: Condesed Tannins

Sumber: http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/images/flavnbg.gif

Page 29: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

18

Tannin sendiri pada tanaman terdapat pada beberapa tempat dengan fungsi

yang berbeda-beda pula. Pada pucuk tanaman, ia berguna sebagai proteksi dari

kemungkinan pembekuan. Pada daun, ia berguna sebagai proteksi dari predator.

Pada akar, ia berfungsi sebagai proteksi kimia dari patogen tumbuhan. Ia dapat

menyebabkan terbentuknya warna kuning, menimbulkan perubahan warna dan

bau pada air.

2.5 Kerangka Teori

Ekstrak serai dapur

Kandungan bahan aktif

dalam ekstrak

Tannin

Mengikat protein protein

yang penting untuk larva

Aedes sp

Larva Aedes sp mati

Pertumbuhan larva Aedes

sp terganggu

saponin

Menyebabkan kerusakan

membran traktus digestivus

dan epikutikula larva Aedes

sp

Page 30: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

19

2.5.1 Kerangka Konsep

Tumbuhan serai dapur

Diekstraksi

Didapatkan ekstrak Tumbuhan serai

dapur

Mengambil larva Aedes sp

Pengembangan larva

Dihasilkan nyamuk

Telur Aedes sp

Larva Aedes sp instar 3 atau

4 Variabel luar

tak terkendali

Kesehatan larva

Kelembapan

Variabel luar

terkendali

Tempat hidup

Kepadatan larva

Volume air

Umur larva

suhu

Dilakukan uji kemampuan

ekstrak sebagai larvasida

pH air

Hidup mati

Page 31: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

20

3.5 Definisi Operasional

No. Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Ekstrak serai

dapur

Tanaman serai

dapur dapur

yang telah

dideterminasi,

dan diekstrak

dengan

metode

maserasi

Neraca

digita

ppm Numerik

(skala)

2 Larva Aedes sp

instar 3 atau 4

Larva yang

berumur 5-7

hari, sudah

memiliki

bagian tubuh

yang lengkap,

dan panjang

tubuh lebih

dari 3 mm

Kaca

pembesar,

penggaris

Karakteristik

tubuh larva

Aedes sp ,

umur, dan

panjang tubuh

sesuai

kriteria.

Kategorik

3 Larva mati Larva yang

telah tidak

bergerak lagi,

atau yang

tidak berespon

ketika

disentuh

Pipet, Larva tidak

bergerak

setelah

disentuh

dengan pipet,

dan tidak

bergerak saat

di rangsang

dengan

cahaya senter

Kategorik

Page 32: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

21

4 Jumlah

kematian larva

Aedes sp

Banyaknya

larva Aedes sp

instar III atau

IV yang mati

dalam waktu

24 jam

dimulai dari

awal

perlakuan

Senter,

pipet

ekor Numerik

(Skala)

5 Volume larutan Volume

larutan yang

digunakan

untuk

perlakuan

Gelas ukur Milimeter

(ml)

Numerik

(Skala)

Page 33: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only

control group design.

3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Rearing Nyamuk

3.2.1.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Dilakukan rearing pada tanggal 15 April 2014 hingga 3 Juli 2014.

3.2.1.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian

Dilakukan dirumah yang beralamat B 3. No 10 Perumahan Pondok

Hijau, Ciputat, Tangerang Selatan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan agar dapat

diaplikasikan secara natural di alam dan untuk memudahkan pengamatan. Untuk

standar keselamatan, nyamuk yang telah digunakan untuk rearing nyamuk

dibunuh dengan obat nyamuk semprot. Adapun larva yang telah digunakan untuk

perlakuan, dimasukkan kedalam larutan deterjen hingga mati.

3.2.2 Determinasi Bahan

3.2.2.1 Waktu Pelaksanaan

Dilakukan pada 18 Maret 2014.

3.2.2.2 Tempat Pelaksanaan

Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Bogor Jawa Barat.

3.2.3 Ekstraksi Bahan

3.2.3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Ekstraksi bahan dilakukan pada 29 Maret 2014.

3.2.3.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian

Dilakukan di Balai Penelitian Rempah dan Obat (BALITTRO), Bogor

Jawa Barat oleh rekan peneliti.

3.2.4 Pengenceran Bahan

Page 34: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

23

3.2.4.1 Waktu Pelaksanaan

Pengenceran dilakukan pada tanggal 22-26 Agustus 2014.

3.2.4.2 Tempat Pelaksanaan

Pengenceran dilakukan di Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2.5 Determinasi Telur Aedes sp

3.2.5.1 Waktu Pelaksanaan

Determinasi telur Aedes sp dilakukan pada tanggal 15 Mei 2014

3.2.5.2 Tempat Pelaksanaan

Determinasi telur Aedes sp dilakukan di Laboratorium Parasitologi FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh peneliti dan pembimbing.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah larva Aedes sp instar 3 atau 4 yang

didapatkan dari hasil rearing oleh peneliti.

3.3.2 Sampel

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

Larva Aedes sp

Larva Aedes sp instar 3 atau 4

Larva hidup

Larva yang bergerak aktif

3.3.2.2 Kriteria eksklusi

Bukan larva Aedes sp

Larva Aedes sp instar 1 dan 2

Larva mati

3.3.2.3 Besar Sampel

Berdasarkan rekomendasi WHO, jumlah larva yang digunakan adalah 25

ekor untuk setiap larutan ekstrak dengan konsentrasi yang telah ditentukan, serta

minimal empat kali replikasi. Adapun konsentrasi pada uji eksplorasi berjumlah

lima konsentrasi dan satu kontrol negatif. Kemudian dilakukan pengulangan

percobaan sebanyak lima kali. Sehingga jumlah sampel total yang diperlukan

Page 35: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

24

adalah 750 larva Aedes sp. Sedangkan pada uji utama konsentrasi berjumlah lima

konsentrasi dan satu kontrol negatif. Kemudian dilakukan pengulangan percobaan

sebanyak empat kali. Sehingga jumlah sampel total yang diperlukan adalah 600

larva Aedes sp.38

3.3.2.4 Cara pengambilan sampel

Sampel diambil secara simple random sampling. Larva Aedes sp telah

bersifat homogen. Kemudian, sampel dirandomisasi.

3.4 Determinasi Tanaman

Identifikasi atau determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense, Balai

Penelitian dan Pengembangan Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan

Biologi, LIPI Bogor Jawa Barat.

3.5 Bahan yang akan Diuji

Bahan yang akan diuji adalah tanaman serai dapur (Cymbopogon citratus)

yang diekstraksi.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

Ember, toples besar, kotak besar, jaring kelambu, kertas saring, selotip,

wadah kecil, kapas, kaca pembesar, pH meter, penggaris, pipet, nampan gelas

plastik, gelas ukur, pengaduk, neraca digital, AC (Air cooler), termometer

ruangan.

3.6.2 Bahan Penelitian

Air sumur, air aquades, gula, ekstrak serai dapur, larva Aedes sp.

3.7 Variabel Penelitian

3.7.1. Variabel bebas

Pada penelitian ini variabel bebas adalah konsentrasi ekstrak dan serai

dapur.

3.7.2. Variabel tergantung

Pada penelitian ini variabel tergantung adalah mortalitas larva Aedes sp.

3.8 Cara Kerja

3.8.1 Rearing Nyamuk Aedes sp

Page 36: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

25

3.8.1.1 Penangkapan Larva (dipping methods)39

Lampu kamar mandi dan siapkan ember.

Secara perlahan ember dicelupkan kedalam air, lalu dengan cepat

diangkat

Larva yang tertangkap, dipindahkan ke wadah lain

Langkah diatas dilakukan berulang kali hingga mendapatkan jumlah

larva yang diinginkan.

3.8.1.2 Penangkaran nyamuk Aedes sp

Larva yang sudah ditangkap, dipelihara dengan memberikan fish food

dan mengganti air setiap hari.

Larva yang sudah menjadi pupa dipisahkan kedalam wadah yang

berada dalam kandang.

Setelah pupa berubah menjadi nyamuk, maka nyamuk diberi makanan

berupa kapas yang telah basahi dengan larutan gula (untuk nyamuk

jantan), untuk nyamuk betina diberikan makanan berupa darah

manusia.

Kapas basah diganti setiap hari, sedangkan darah diberikan dua kali

setiap hari.

Selain itu, diletakkan juga kertas saring sebagai tempat untuk telur

nyamuk

Ketika sudah didapatkan telur F0, maka dilanjutkan dengan penetasan

telur tersebut.

3.8.2 Penetasan telur Aedes sp

Telur yang sudah didapatkan, divalidasi menggunakan mikroskop di

Laboratorium Parasitologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penetasan dimulai dengan mencelupkan telur kedalam air yang

diletakkan dalam nampan.

Setelah dua jam, pindahkan telur ke wadah lain.

Larva diberi makan dengan fish food selama pengembangan.

Dilakukan pengulangan langkah selanjutnya seperti pada subbab

Penangkaran nyamuk Aedes sp.

Page 37: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

26

Setelah didapatkan larva dari telur keturunan F3, maka larva

dipelihara hingga instar 3 atau 4 yang ditentukan dengan panjang larva

yang lebih dari 3 mm dan umur larva 5-7 hari.

3.8.3 Aklimatisasi Hewan Uji

Aklimatisasi pada penelitian ini tidak dilakukan.

3.8.4 Uji Eksplorasi

Uji eksplorasi dilakukan guna mengetahui konsentrasi dari larutan

perlakuan yang menyebabkan kematian sebanyak 50% pada hewan coba yang

digunakan dalam penelitian. Kriteria mati pada larva yaitu jika larva tidak

bergerak dan tidak bereaksi tidak disentuh.

Ekstrak serai dapur ditimbang untuk membuat larutan induk. Adapun

larutan induk pada penelitian ini adalah 13.000 ppm

Kemudian, larutan induk diencerkan menjadi 12.500 ppm, 10.000

ppm, 7.500 ppm, 5.000 ppm, 2.500 ppm.

Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam gelas plastik.

Larva yang sudah sesuai untuk digunakan dimasukkan kedalam gelas

plastik dengan jumlah 25 ekor.

Larva yang sudah berada didalam gelas plastik disaring menggunakan

saringan teh, kemudian dimasukkan kedalam larutan ekstrak.

Kemudian dilakukan pengamatan setelah 24 jam.

3.8.5 Uji Utama

Timbang ekstrak serai dapur untuk membuat larutan induk yaitu

2500 ppm. Adapun pelarut yang dipakai adalah aquades.

Kemudian, aduk ekstrak dan aquades menggunakan stirer, lalu ambil

setengah larutan yang sudah dibuat dan tambahkan lagi aquades

Lakukan pengulangan poin diatas, sehingga didapatkan larutan

dengan kosentrasi 2500ppm, 1250 ppm, 625 ppm, 312,5 ppm, 156

ppm.

Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam gelas plastik.

Page 38: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

27

Larva yang sudah sesuai untuk digunakan dimasukkan kedalam gelas

plastik dengan jumlah 25 ekor.

Larva yang sudah berada didalam gelas plastik disaring

menggunakan saringan teh, kemudian dimasukkan kedalam larutan

ekstrak.

Kemudian, dilakukan pengamatan pada jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4,

ke-5, ke-6, ke-12, ke -24.

3.9 Analisis dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa mortalitas larva nyamuk,

maka dilakukan penghitungan secara statistik berupa:

1. Uji Normalitas

Data yang telah didapatkan dari uji utama akan dimasukkan ke dalam

program SPSS 16.0 untuk di uji normalitas data. Jika data yang ditemukan

normal, maka dapat dilakukan uji One Way Annova. Jika ternyata data tidak

normal, maka selanjutnya dilakukan transformasi data.

2. Uji Varian Data

Data yang telah didapatkan dari uji normalitas akan dimasukkan ke dalam

program SPSS 16.0 untuk di uji homogenitas varians data. Jika data yang

ditemukan ber varians normal, maka selanjutnya dapat dilakukan uji One-

Way Annova.

3. Uji One-Way Annova

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah kematian larva pada

setiap konsentrasi ekstrak. Namun, syarat agar dapat dilakukan pengujian ini

adalah data terdistribusi normal atau data terdistribusi normal setelah

dilakukan transformasi data dan bervarians normal. Jika ternyata data tidak

normal, maka selanjutnya dilakukan uji alternatif Kruskal Wallis.

4. Uji Uji Least Significance Difference (LSD)

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan

mean antar variabel.

5. Uji Kruskal Wallis

Page 39: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

28

Uji ini dilakukan jika data yang ditemukan tidak normal baik distribusi atau

varians nya. Uji ini bertujuan untuk membandingkan mean lebih dari 2

kelompok.

6. Uji Mann Whitney

Uji ini dilakukan untuk menegetahui mean antar 2 kelompok (merupakan

post-hoc dari Uji Kruskal Wallis).

7. Analisis Probit

Uji ini dilakukan untuk mengetahui LC50 dari perlakuan.

Page 40: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

29

3.10 Alur penelitian

Tumbuhan serai dapur

Diekstraksi

Didapatkan ekstrak Tumbuhan serai

dapur

Mengambil larva Aedes sp

Pengembangan larva

Dihasilkan nyamuk

Telur Aedes sp

Larva Aedes sp instar 3 atau

4

Dilakukan uji kemampuan

ekstrak sebagai larvasida

Mati Hidup

Analisis data

Page 41: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Penelitian

4.1.1 Uji Eksplorasi

Dari hasil yang tercantum pada tabel 4.1 ini akan digunakan sebagai acuan

penentuan konsentrasi pada uji utama yaitu melihat konsentrasi mana yang

menunjukkan kematian 50% larva (LC50). Adapun kriteria larva mati pada saat

perlakuan adalah larva yang tidak bergerak dan tidak merespon ketika disentuh

serta larva yang sudah setengah mati. Setelah dilakukan uji eksplorasi selama 24

jam di rumah yang beralamat B3 NO10 Perumahan Pondok Hijau Ciputat

Tangerang Selatan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Jumlah kematian larva Aedes sp setelah diuji dengan ekstrak serai

dapur dalam berbagai konsentrasi.

Replikasi Konsentrasi Ekstrak Serai Dapur (ppm)

0 2500 5000 7500 10000 12500

I 0 25 25 25 25 25

II 0 25 25 25 25 25

III 0 25 25 25 25 25

IV 0 25 25 25 25 25

V 0 25 25 25 25 25

Jumlah Kematian 0 125 125 125 125 125

Rata-rata 0 25 25 25 25 25

Persentase (%) 0 100 100 100 100 100

Dari hasil yang tercantum pada tabel 4.1dapat disimpulkan bahwa LC50 dari

uji eksplorasi berada dibawah konsentrasi ekstrak 2500 ppm. Hasil dari uji

eksplorasi inilah yang menjadi acuan penentuan konsentrasi pada uji

sesungguhnya

Page 42: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

31

4.1.2 Uji Utama

Berdasarkan gambar 4.1 didapatkan bahwa kematian larva Aedes aegypti

mulai mengalami kenaikan pada konsentrasi 312,5 ppm, dan mengalami kenaikan

tinggi pada konsentrasi 625 ppm, dan terus mengalami kenaikan hingga

konsentrasi 2500 ppm.

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Normalitas

Setelah dilakukan uji normalitas didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3 : Hasil uji normalitas data.

Tests Normality

Konsentrasi Shapiro-Wilk

Statistic df sig

Mortalitas

.884 24 .002

0 0

8

45 49

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 156 312,5 625 1250 2500

Pe

rse

nta

se k

em

atia

n la

rva

(%)

Konsentrasi Ekstrak Serai Dapur (ppm)

Grafik Kematian Larva Aedes sp

0% 0%

8%

42% 49%

90%

Grafik 4.1 : Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok

konsentrasi

Page 43: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

32

Didapatkan nilai p = .002

Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang ditemukan berdistribusi tidak normal.

4.2.2 Uji Normalitas Transformasi

Setelah dilakukan uji normalitas dari data transformasi didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.4 : Hasil uji normalitas data transformasi.

Tests Normality

Konsentrasi Shapiro-Wilk

Statistic df Sig

trans .871 16 .028

Didapatkan nilai p = 0.28.

Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga tidak

dapat dilakukan uji One-Way Annova. Sehingga, uji dilakukan dengan Kruskal-

Wallis.

4.2.3 Uji Kruskal-Wallis

Setelah dilakukan uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 : Hasil uji .Kruskal-Wallis

Didapatkan hasil = 0.001, artinya H0 ditolak, sehingga H1 diterima. Selanjutnya

dilakukan uji post hoc Mann-Whitney.

mortalitas

Chi Square

df

Asymp. Sig.

17.782

4

.001

Page 44: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

33

4.2.4 Uji Mann-Whitney

Setelah dilakukan uji Mann-Whitney didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 : Hasil uji Mann-Whitney

Konsentrasi (ppm) p value

(α= 0.05)

kemaknaan

0 vs 156

0 vs 312.5

0 vs 625

0 vs 1250

0 vs 2500

156 vs 312.5

156 vs 625

156 vs 1250

156 vs 2500

312.5 vs 625

312.5 vs 1250

312.5 vs 2500

625 vs 1250

625 vs 2500

1250 vs 2500

1.000

0.013

0.014

0.014

0.014

0.013

0.014

0.014

0.014

0.020

0.020

0.020

0.309

0.021

0.021

Tidak signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Tidak signifikan

Signifikan

Signifikan

4.2.5 Analisis Probit

Setelah dilakukan analisis probit dengan menggunakan SPSS 16.0

dengan tingkat kepercayaan 95 %, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak yang

dapat mengakibatkan kematian 50% larva adalah konsentrasi 973,7 ppm dengan

interval antara 599,9 ppm dan 1798,5 ppm.

Tabel 4.7 : Hasil Analisis probit

95% confidence limits for konsentrasi

Probability Estimate Lower bound Upper bound

0.5 973,700 599,941 1798,473

Page 45: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

34

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 pada uji eksplorasi didapatkan kematian larva Aedes

aegypti sebesar 100% pada konsentrasi 2500 ppm, 5000 ppm, 7500 ppm, 10000

ppm, dan 12.500 ppm. Sedangkan pada kontrol negatif tidak didapatkan kematian.

Tujuan eksplorasi sendiri untuk menentukan LC50 yang nantinya akan digunakan

sebagai acuan untuk uji utama. Menurut Frank C. Lu, untuk menentukan LC50

setidaknya dibutuhkan 4 dosis berbeda, dengan harapan setidaknya ada 3

konsentrasi yang akan membunuh kurang dari 50% hewan uji, 50% hewan uji,

dan lebih dari 50% hewan uji. Namun, jika tidak ditemukan LC50 maka suatu

angka perkiraan sudah dapat memberi manfaat.40

Karena terjadi 100% kematian

disemua konsentrasi, maka LC50 dianggap berada pada konsentrasi dibawah

konsentrasi terendah yaitu 2500 ppm. Maka, uji utama dilakukan dengan

konsentrasi 156 ppm, 312,5 ppm, 625 ppm, 1250 ppm, 2500 ppm.

Berdasarkan uji utama pada tabel 4.2, setelah 24 jam perlakuan dengan

konsentrasi yang telah ditentukan berdasarkan uji eksplorasi didapatkan hasil rata-

rata persentase kematian larva 0% pada konsentrasi 0 ppm (kontrol negatif), 0%

pada konsentrasi 156 ppm, 4% pada konsentrasi 312,5 ppm, 42% pada konsentrasi

652 ppm, 50% pada konsentrasi 1250 ppm, 90 % pada konsentrasi 2500 ppm.

Pada kelompok yang menjadi kontrol, tidak didapatkan kematian larva. Kematian

larva ditemukan mulai satu jam setelah perlakuan.

Dari hasil diatas, dapat disimpulkan ekstrak tanaman ini efektif, karena

dapat membunuh 10-90% larva uji.41

Kemudian dilakukan analaisis Probit untuk menentukan konsentrasi yang

dapat membunuh 50% larva uji. Dari hasil analisis Probit dengan tingkat

kepercayaan 95%, didapatkan estimasi besar konsentrasi yang mengakibatkan

kematian larva adalah 973,7 ppm dengan interval antara 599.9 ppm dan 1798.5

ppm.

Sedangkan pada sebagian besar kelompok yang mendapat ekstrak

didapatkan kematian larva. Ini menunjukkan bahwa ekstrak serai dapur

Page 46: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

35

(Cymbopogon citratus) mempunyai efek larvasida Aedes sp. Pada gambar 4.1 juga

dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak serai dapur

(Cymbopogon citratus) memberikan efek larvasida yang berbeda, ditandai dengan

grafik mortalitas yang menanjak pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Berdasarkan tabel 4.3, didapatkan hasil uji Kruskall Wallis yang

menunjukkan hasil p = 0.001, yang ternyata lebih kecil dari p = 0.005 . Ini berarti,

H1 diterima, sedangkan H0 ditolak. Sebagaimana teori, bahwa H1 menyatakan

bahwa ada perbedaan yang signifikan jumlah rata-rata kematian larva Aedes sp

pada penelitian.

Untuk lebih menguatkan lagi, maka dilakukan uji Mann-Whitney yang

bertujuan untuk menilai signifikansi antar 2 kelompok uji. Didapatkan hasil

bahwa hanya ada 2 kelompok yang dibandingkan yang memiliki pengaruh yang

tidak signifikan. Artinya, sebagian besar kelompok uji memiliki pengaruh

signifikan antar kelompok satu dan kelompok lain yang dibandingkan.

Kemampuan larvasida dari ekstrak serai dapur ini dihasilkan dari beberapa

senyawa kimia yang berada didalam tumbuhan tersebut. Adapun fitokimia dalam

serai dapur adalah tannin dan saponin.

Tannin merupakan “phenolic compounds” yang dapat mempresipitasi

protein. Ia disusun oleh ikatan polimer-polimer dan oligomer-oligomer. Tannin

sendiri berada pada daun, tunas, akar, batang, dan benih tanaman. Salah satu

fungsinya adalah sebagai pelindung tanaman dari serangga.36

Ia memilki

kemampuan untuk mempresipitasi protein. Pada larva, hal ini dapat menghambat

protein yang diperlukan larva untuk pertumbuhan, sehingga dapat menyebabkan

larva mati.35

Saponin sendiri dapat menyebabkan korosi dinding traktus digestivus larva

dikarenakan kemampuan saponin merusak membran, selain itu saponin juga dapat

mengganggu lapisan lipoid pada epikutikula dan lapisan protein pada

endokutikula sehingga memudahkan zat toksik masuk kedalam tubuh larva.42

Page 47: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

36

Namun, setelah dibandingkan dengan ekstrak tanaman lain yang diuji

kemampuannya terhadap Aedes sp, didapatkan bahwa ekstrak tanaman sereh

dapur memmpunyai kemampuan lebih rendah. Misalnya, penelitian yang

dilakukan oleh Anggraeni43

menggunakan ekstrak buah cabe jawa (Piper Longum

Bl) didapatkan LC50 sebesar 3,9 ppm.

4.3.1 Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa keterbatasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

diantaranya:

a) Kondisi kesehatan larva sebelum perlakuan tidak diketahui.

b) Zat fitokimia yang paling berperan tidak diketahui.

Page 48: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak serai dapur (Cymbopogon citratus) efektif sebagai

larvasida terhadap larva Aedes sp.

Didapatkan kematian 0% pada konsentrasi 0 ppm (kontrol negatif),

0% pada konsentrasi 156 ppm, 4% pada konsentrasi 312,5 ppm,

42% pada konsentrasi 652 ppm, 50% pada konsentrasi 1250 ppm,

90 % pada konsentrasi 2500 ppm.

Konsentrasi yang dapat membunuh 50% (LC50) larva berada pada

interval antara 599.9 ppm dan 1798.5 ppm, dengan estimasi 973,7

ppm atau 0.097%.

Terjadi perbedaan yang signifikan antar kelompok uji yang

diberikan ekstrak tanaman serai dapur dengan konsentrasi yang

berbeda.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitan lebih lanjut tentang toksisitas ekstrak

serai dapur (Cymbopogon citratus) terhadap larva lain.

Perlu dilakukan penelitan lebih lanjut tentang toksisitas ekstrak

serai dapur (Cymbopogon citratus) terhadap ikan dan binatang

peliharaan air lain.

Perlu dilakukan penelitan lebih lanjut tentang efek samping

pemanfaatan ekstrak serai dapur (Cymbopogon citratus) sebagai

larvasida.

Page 49: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Health topic Dengue [internet]. 2014. [cited 2014 April 14]. Available

from: http://www.who.int/topics/dengue/en/

2. About vector-borne diseases [internet]. 2014. [cited 2014 April 14].

Available from: http://www.who.int/campaigns/worLC-health-

day/2014/vector-borne-diseases/en/

3. WHO. Global strategy for dengue prevention and control 2012-2020.

Switzerland: World Health Organization; 2012.

4. WHO. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and

control -- New edition. Switzerland: Worid Health Organization; 2009

5. Depkes RI. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI;

2011

6. Fahmi Achmadi Umar. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data

Surveilens Epidemiologi. Kementrian Kesehatan RI; 2010

7. WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue

and Dengue Hemorrhagic Fever. New Delhi: World Health Organization,

Regional Office for South-East Asia; 2011.

8. Bisset JA, Marín R, Rodríguez MM, Severson DW, Ricardo Y, French

L, Díaz M, Pérez O. Insecticide resistance in two Aedes aegypti (Diptera:

Culicidae) strains from Costa Rica. Journal of Medical Entamology . 2013

Mar; 50(2): 352-361.

9. Cymbopogon citratus (lemon grass) [internet]. 2014. [cited 2014 April

14]. Available from: http://www.kew.org/science-conservation/plants-

fungi/cymbopogon-citratus-lemon-grass

10. Directorate Plant Production in collaboration. Lemongrass Production.

South Africa: Directorate Communication Services Department of

Agriculture, Forestry and Fisheries; 2012

Page 50: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

39

11. Kumar R, Krishan P, Swami G, Kaur P, Shah G, Kaur A.

Pharmacognostical Investigation of Cymbopogon citratus (DC) Stapf.

Scholar Research Library. 2010: 181-189

12. K. Karunamorthi, K. Ilango. Larvicidal activity of Cymbopogon citratus

(DC) Stapf. and Croton macrostachyus Del. against Anopheles arabiensis

Patton, a potent malaria vector. European Review for Medical and

Pharmacological Sciences. 2010: 57-62

13. Aedes albopictus [internet]. 2014. [cited 2014 August 29]. Available

from: http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=109

14. Dengue and Aedes albopictus [internet]. 2014. [cited 2009 August 29].

Availablefrom:www.cdc.gov/dengue/resources/30jan2012/albopictusfacts

heet.pdf

15. Aedes albopictus [internet]. 2014. [cited 2014 August 29]. Available

from: http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Aedes_albopictus/

16. Aedes aegypti [internet].2014. [cited 2014 April 14]. Available from:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&sear

ch_value=126240

17. Ananya Bar, J. Andrew. Morphology and Morphometry of Aedes aegypti

Adult Mosquito. SCIENCEDOMAIN international. 2013 February: 1-21

18. Clemons A. Mori A, Haugen M, Severson D, Duman M.

Aedes aegypti Culturing and Egg Collection. PMC. 2010 October: 1-5

19. Sivanathan Manorenjitha. The Ecology and Biology of Aedes aegypti (L)

and Aedes albopictus (Diptera: Culicidae) and Resistance Status OF

Aedes albopictus (Field Strain) Against Organophospate In Penang.

Malaysia; 2006.

20. Sembel Dantje T. Entomologi Kedokteran. Jogjakarta: PENERBIT

ANDI. 2009.

21. Ananya Bar, J. Andrew. Morphology and Morphometry of Aedes aegypti

Larvae. Sciencedomain international. 2013 February 6; 3(1): 1-21

22. mosquito.ifas.ufl.edu mosquito biology [internet]. 2014. [cited 2014

August 26]. Available from: mosquito.ifas.ufl.edu.

Page 51: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

40

23. Ibn Katheer explication [internet]. 2014. [cited 2014 September 9]. Available

from: http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/.

24. Vanisah S, Hema. Potential Functions of Lemon Grass (Cymbopogon

citratus) in Health and Disease. IJPBA. 2012 Oct 15;3(5): 1035-1043.

25. Ahlam S, Bouran Ibrahim A. Leaf and stem anatomy of Cymbopogon

citratus and Cymbopogon schoenanthus in Sudan; Journal of Chemical

and Pharmaceutical Research. 2010; 2(4): 766-771

26. Kumar R, Krishan P, Swami G, Kaur P, Shah G, Kaur A.

Pharmacognostical Investigation of Cymbopogon citratus (DC) Stapf.

Scholars Research Library. 2010; 2(2): 181-189

27. Directorate Plant Production in collaboration.Lemongrass Production.

South Africa: Directorate Communication Services Department of

Agriculture, Forestry and Fisheries; 2012

28. Gagan Shah, Richa Shri,Vivek Panchal, Narender Sharma,Bharpur

Singh, A. S. Mann. Scientific basis for the therapeutic use of

Cymbopogon citratus, Stapf (Lemon grass). Journal of Advanced

Pharmaceutical Technology & Research. 2011 Jan; 2(1): 3-8.

29. M. O. Soares1, A. F. Vinha, F. Coutinho and P. C. Pires. Antimicrobial

natural products. FORMATEX. 2013

30. Karkala Manvitha, Bhushan Bidya. Review on pharmacological activity

of Cymbopogon citratus. International Journal of Herbal Medicine. 2014

December; 1 (6): 5-7.

31. Luiz C , Ulisses A, Ana P,Célia R, Róbson R, Evandro d. Evaluation of

the Chemical Composition of Brazilian Commercial Cymbopogon

citratus (D.C.) Stapf Samples. Molecules. 2008 August: 1864-1874

32. M.F. Asaolu, O.A Oyeyemi, J.O Olanlokun. Chemical Compositions,

Phytochemical Constituents and in vitro Biological Activity of Various

Extracts of Cymbopogon citratus. Pakistan Journal of Nutrition 8. 2009:

1920-1922

33. Christopher E. Ekpenyong, Ernest E. Akpan, Nyebuk E.

Daniel.Phytochemical Constituents, Therapeutic Applications and

Page 52: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

41

Toxicological Profile of Cymbopogon citratus Stapf (DC) Leaf

Extract.JPP. 2014 May; 3 (1): 133-141

34. Adakole, J.A.; Adeyemi, A.F.F. Bacteriological and physicochemical

analyses of the raw and treated water of a university water treatment

plant, Zaria-Nigeria. International Journal of Applied Environmental

Sciences. 2012 Mei:

35. Yunita Astrid E, Suprapti Nanik H, Hidayat Wasiq J. Pengaruh ekstrak

daun Teklan (Eupatorium riparum) terhadap Mortalitas dan

Perkembangan Larva Aedes aegypti. BIOMA. 2009 Juni: 11-17

36. Antonello Cannes. Tannins: fascinating but sometimes dangerous

molecules [internet]. 2014 [cited 2014 Aug 15]. Available from:

http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/tannin.html

37. Kumar Ashok Praveen, Upadhyaya Kumud. Tannins are Astringent.

Phytojournal. 2012: 1- 3

38. World Health Organization.2005.Guidelines For Laboratory And Field

Testing Of Mosquito Larvacides. World Health Organization

Communicable Disease Control, Prevention, And Eradication WHO

Pesticide Evaluation Scheme.

39. Seven ways to a Successful Dipping Career [internet]. 2014. [cited 2014

March 5]. Available from: http://www-

rci.rutgers.edu/~insects/dipping.htm

40. LU, Frank C. Toksikologi Dasar: asas, organ sasaran, dan penilaian risiko.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2006

41. Cania Eka, Setyaningrum Endah. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun

Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti. Medical Journal

of Lampung University. 2013 Februari: 2

42. Widawati Mutiara, Prasetyowati Heni. Efektifitas Ekstrak Buah Beta

vulgaris L. (Buah Bit) Dengan Berbagai Fraksi Pelarut Terhadap

Mortalitas Larva Aedes aegypti. Aspirator. 2013: 23-29

Page 53: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

42

43. Anggraeni D. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Buah Cabe Jawa (Piper

Longum Bi) terhadap Larva Aedes sp. 2005. Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

44. Prijadi Dio K, Wahingan G.J.P, Bernadus J.B.B. Uji Efektivitas Ekstrak

Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Menghambat Pertumbuhan

Larva Aedes sp. Bagian Parasitologi FK Universitas Sam Ratulangi

Page 54: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

43

Dokumentasi percobaan

Lampiran 1

Pengambilan pupa Penggantian air larva

Kandang nyamuk Membasahi kapas untuk sugar feeding

Telur Aedes sp dibawah mikroskop Telur Aedes sp pada kertas saring

Page 55: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

44

Penetasan dan pengukuran pH air Larva hasil penetasan

Larva hasil rearing pada berbagai instar Pengukuran panjang larva

Uji (replikasi 1-2) Penyaringan larva

Lanjutan.....

Page 56: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

45

Uji Eksplorasi Uji (replikasi 3-4)

Larva saat dlakukan uji Penimbangan ekstrak

Lanjutan.....

Page 57: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

46

Greender Maserasi

Rotavapor

Page 58: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

47

Surat keterangan ekstraksi

Page 59: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

48

Surat determinasi tanaman

Page 60: EFEKTIVITAS SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus · Grafik 4.1 Grafik persentase kematian larva Aedes sp pada setiap kelompok konsentrasi ..... 31 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi

49

Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Nama : Apriangga Sastriawan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Musi Banyuasin, 6 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Ds. Bandar Tenggulang, Kec. Babat Supat,

Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

No. Hp : 087809189537

Alamat email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. 1998-2004 : SDN 1 Bandar Tenggulang

2. 2004-2007 : MTs Pon-Pes Assalam Al-Islami

3. 2007-2010 : MA Assalam Al-Islami

4. 2011-sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta