EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB...

118
EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARADUA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN (Tesis) Oleh ELVINA WULANDARI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB...

Page 1: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MUARADUA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

(Tesis)

Oleh

ELVINA WULANDARI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MUARADUA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh

ELVINA WULANDARI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MUARADUA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh

ELVINA WULANDARI

Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua masih belum mampu memenuhi standar

akreditasi yang ditetapkan oleh komite akreditasi rumah sakit pada pelayanan di

bidang administrasi dan manjemen, keperawatan, pelayanan medik, rekam medis

dan instalasi gawat darurat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana proses persiapan akreditasi dan bagaimana efektivitas akreditasi

terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua Kabupaten

Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian yang

digunakan dalam mengkaji penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,

observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan

akreditasi rumah sakit belum bisa dilaksanakan dengan baik, yang dilihat dari

empat standar akreditasi rumah sakit yaitu standar pelayanan berfokus pasien,

standar manajemen rumah sakit, standar keselamatan pasien, serta program

nasional/sustainable development goals di bidang kesehatan belum mampu

diwujudkan oleh rumah sakit. Selain kepuasan pelanggan atau pasien rumah sakit

secara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh waktu

pelayanan masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kementrian

kesehatan, sedangkan dari segi kecermatan dan gaya pemberi pelayanan pegawai

sudah lebih tanggap dalam merespon keluhan pasien, informatif dan selalu

menanyakan keadaan pasien lebih dalam. Berdasakan hasil penelitian tersebut

maka rumah sakit hendaknya lebih mengoptimalkan monitoring dan supervisi,

penambahan kegiatan pelatihan dan workshop serta penempatan jabatan

disesuaikan dengan kompetensi, penambahan anggaran untuk kegiatan rumah

sakit.

Kata Kunci: Efektivitas, Akreditasi, Rumah Sakit

Page 4: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF ACCREDITATION PREPARATION

REGIONAL PUBLIC HOSPITAL ACCREDITATION MUARADUA OGAN

KOMERING ULU REGENCY SOUTH SUMATERA PROVINCE

By

ELVINA WULANDARI

Muaradua Area General Hospital are still not able to meet accreditation

standards set by the Committee on accreditation of hospitals at the Ministry in the

field of administration and managing of, medical services, nursing, medical

record and the installation of emergency. Formulation of the problem in this

research is how the accreditation preparation process and how the effectiveness

of the accreditation against the Public Hospital patient satisfaction Area Ogan

Komering Ulu Regency Muaradua South of South Sumatra Province. Research

methods used in the study the study was descriptive research with qualitative

approach using data collection techniques interviews, observation and

documentation. The results showed that the implementation of the accreditation of

the hospital has not been implemented properly, which seen from four hospitals

accreditation standard i.e., patient-focused service standard, the standard of

hospital management, safety standards patients, as well as national

programs/sustainable development goals in the field of health hasn't been able to

be realized by the hospital. In addition to customer satisfaction or hospital

patients overall are still relatively low enough it is because the time service was

still not in compliance with the standards established by the Ministry of health,

while the incredible detail and style of the giver Ministry employees has been

more responsive in responding to the complaints of the patient, informative and

always asking the State of the patient. Upon the results of the study should further

optimize hospital monitoring and supervision, increased training activities and

workshops as well as the placement of office tailored to competence, increased

the budget for the activities of the House sick.

Key Words: Effectiveness, Accreditation. Hospital

Page 5: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh
Page 6: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh
Page 7: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh
Page 8: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

RIWAYAT HIDUP

Elvina Wulandari, dilahirkan di Muaradua pada tanggal 1

Oktober 1993, merupakan anak dari pasangan Bapak

Thamrin Ismail (Alm) dan Ibu Sundari Latifah. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Jenjang

akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan

dasar (SD) Negeri 2 Muaradua pada tahun 2005, kemudian melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Muaradua dan lulus

pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menangah Atas

(SMA) Negeri 1 Muaradua dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2011 Penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan

Sosiologi Universitas Sriwijaya, selama proses perkuliahan penulis aktif di

berbagai organisasi intra dan ekstra kampus diantaranya Himpunan Mahasiswa

Sosiologi, Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Sriwijaya Indralaya, Dewan

Perwakilan Mahasiswa Universitas Sriwijaya, serta Keluarga Mahasiswa Serasan

Seandanan dan penulis wisuda pada bulan Februari tahun 2016. Kemudian pada

tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Pascasarjana

Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung.

Page 9: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecilku ini

1. Suamiku tercinta yang selalu memberikan ridho, doa, dukungan serta

motivasi.

2. Ayahku (Alm) dan Ibuku tercinta yang tanpa henti mendoakan, memberikan

semangat, agar putrinya menggapai cita-cita.

3. Saudaraku (Cak Atika, Cik Tammi, Kak Herman dan Yuk Fajar) yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat, serta membantu proses penelitian.

4. Keempat keponakanku (Abang Calvin, Kakak Alza, Adek Alya, Mamas

Danu)

5. Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung.

Page 10: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

MOTTO

Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi. Orang yang hari

ini lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang celaka. Dan orang yang hari ini lebih

baik dari kemarin adalah orang yang beruntung (Al-Hadits)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah kemenangan

yang hakiki (Mahatma Gandhi)

Sesungguhnya sukses itu bukan tentang apa yang kita dapatkan, melainkan apa yang kita

perjuangkan (Elvina Wulandari)

Page 11: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

SANWACANA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji Syukur Penulis kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan

bathin kepada Penulis. Dengan berbekal keyakinan, ketabahan, kemauan yang

keras, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, hingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Efektivitas Persiapan Akreditasi

Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu

Selatan Provinsi Sumatera Selatan” sebagai salah satu syarat mencapai gelar

magister ilmu pemerintahan di Universitas Lampung, dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir Hasriadi Mat Akin.M.P. Selaku Rektor Universitas Lampung

2. Prof. Drs. Mustofa, M.A. Ph.D. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

3. Dr. Syarief Makhya Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

4. Drs. Hertanto, M.Si Selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan

Universitas Lampung.

Page 12: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

5. Dr. Feni Rosalia, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Utama, yang telah

memberikan bimbingan, saran dan pendapat kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Intan Fitri Meutia, Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping, yang

telah memberikan bimbingan, nasihat, saran dan pendapat kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Seluruh dosen jurusan Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah memberikan banyak pelajaran

berharga baik akademik maupun moral selama menempuh pendidikan.

8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua Kabupaten Ogan Komering

Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan yang telah memberikan izin

penelitian, beserta staf yang telah bersedia menjadi informan, dan banyak

membantu memberikan data selama pelaksanaan penelitian.

9. Terimakasih kepada Ibu Titin dan Bapak Hardianto pasien RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel yang telah bersedia menjadi

informan, banyak membantu memberikan data mengenai perkembangan dan

keluhan terhadap rumah sakit.

10. Terimakasih kepada sahabatku Mba Iyan, Mba Indah, Luluk dan teman-

teman seperjuangan MIP 2016 yang selalu memberikan bantuan dan kerja

sama selama ini.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tetapi telah berjasa

dalam membantu penulis menyelesaikan pendidikan.

Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh

Page 13: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

dari kesempurnaan, tetapi besar harapan penulis semoga tesis yang sederhana ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 22 April 2019

Penulis

Elvina Wulandari

Page 14: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

SURAT PERNYATAAN................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

MOTTO .................................................................................................. ix

SANWACANA ................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

DAFTRA SIANGKATAN............................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 14

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 15

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 15

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas .............................................................................................. 16

1. Pengertian Efektivitas ........................................................................ 16

2. Pengukuran Efektivitas ...................................................................... 20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas.................................... 27

B. Akreditasi Rumah Sakit ......................................................................... 29

1. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit ................................................... 29

2. Akreditasi Nasional Rumah Sakit ..................................................... 30

3. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit ........................................................ 31

4. Standar Akreditasi Rumah Sakit ....................................................... 32

5. Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit

Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kepada Pasien........... 37

6. Pelayanan dan Administrasi Kesehatan ............................................. 39

a. Pelayanan Kesehatan ................................................................... 39

b. Administrasi Kesehatan ............................................................... 41

Page 15: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

C. Organisasi dan Manajemen .................................................................... 45

1. Pengertian Organisasi ........................................................................ 45

2. Pengertian Manjemen ........................................................................ 49

D. Kerangka Pikir ....................................................................................... 50

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ....................................................................................... 56

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 57

C. Lokasi Penelitian .................................................................................... 59

D. Sumber Data ........................................................................................... 59

E. Informan Penelitian ................................................................................ 61

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 62

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 71

H. Keabsahan Data ...................................................................................... 72

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan ............. 74

B. Struktur Organisasi RSUD Muaradua .................................................... 75

C. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Muaradua ........................................... 78

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan ......................... 86

1. Keselamatan Pasien

a. Mengidentifikasi Pasien dengan Benar ....................................... 86

b. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif ..................................... 89

c. Meningkatkan Kemanan Obat-obatan yang Harus Diwaspadai .. 92

d. Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang

Benar, Pembedahan yang Benar .................................................. 95

e. Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan .......... 99

f. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh .................... 103

2. Standar Pelayanan Kepada Pasien

a. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) ......... 106

b. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) ................................................. 110

c. Asesmen Pasien (AP) .................................................................. 112

d. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) .......................................... 115

e. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) ........................................ 119

f. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) ............. 121

g. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)............................. 131

3. Standar Manajemen Rumah Sakit

a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) ................ 133

b. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) .............................. 138

c. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) .............................................. 141

d. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) .......................... 143

e. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) ................................. 145

f. Manajemen Informasi dan Rekam Medis ................................... 153

4. Program Nasional/Sustainable Development Goals

a. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi ............................. 158

Page 16: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

b. Menurunkan Angka Kesakitan HIV/AIDS ................................ 163

c. Menurunkan Angka Kesakitan Tuberkulosis (TB) .................... 166

d. Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) .......................... 169

e. Pelayanan Geriatri ...................................................................... 172

B. Efektifitas Akreditasi Rumah Sakit terhadap Mutu Pelayanan .............. 174

1. Waktu ................................................................................................ 174

2. Kecermatan ........................................................................................ 181

3. Gaya Pemberian Pelayanan ............................................................... 184

C. Pembahasan ............................................................................................. 187

1. Akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan .................... 187

a. Keselamatan Pasien ..................................................................... 187

b. Standar Pelayanan Kpeada Pasien ............................................... 202

c. Manajemen Rumah Sakit ............................................................ 218

d. Program Nasional/ Sustainable Development Goals ................... 236

2. Efektifitas Akreditasi Rumah Sakit terhadap Mutu Pelayanan ......... 243

a. Waktu .......................................................................................... 243

b. Kecermatan ................................................................................. 249

c. Gaya Pemberi Pelayanan............................................................. 252

3. Meningkatnya Mutu Pelayanan Pasca Akreditasi RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel ........................................ 258

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................ 268

B. Saran ....................................................................................................... 271

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Tenaga Medis Berdasarkan Profesi .............................................. 7

2. Skor Awal Akreditasi ................................................................................ 10

3. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 12

4. Hasil Observasi Penelitian ........................................................................ 65

5. Data Kepegawaian RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan ............... 76

6. Kelayakan Perencanaan Pembedahan Tahun 2019 ................................... 96

7. Pelaksanaan Pembedahan Tahun 2019 ..................................................... 97

8. Data Penularan Infeksi di RSUD Muaradua ............................................. 102

9. Data Terkait Risiko Pasien Cedera Akibat Terjatuh ................................. 104

10. Jumlah Pasien Anestasi dan Bedah RSUD Muaradua .............................. 120

11. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat ......................................... 126

12. Hasil Indikator Peningkatan Mutu Tahun 2018 ........................................ 134

13. Progres Dokumen Pokja KKS ................................................................ 149

14. Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD Muaradua ........................................... 177

15. Keselamatan Pasien .................................................................................. 199

16. Standar Pelayanan Kepada Pasien ............................................................ 214

17. Standar Manajemen Rumah Sakit ............................................................ 233

18. Program Nasional/Sustainable Development Goals ................................. 240

19. Standar Waktu Tunggu Pelayanan Rumah Sakit ...................................... 244

20. Waktu Tunggu Pelayanan di RSUD Muaradua ........................................ 245

21. Efektivitas Akreditasi RSUD Muaradua ................................................... 256

Page 18: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2015-2017 ......................... 3

2. Hubungan Efektivitas ................................................................................ 16

3. Kerangka Pikir .......................................................................................... 55

4. Teknik Analisis Data ................................................................................. 72

5. Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua .................................................... 74

6. Struktur Organisasi RSUD Muaradua ...................................................... 77

7. Pelaksanaan Identifikasi Pasien ................................................................ 88

8. Rak Obat-obatan yang Diwaspadai ........................................................... 93

9. Proses Pembedahan di RSUD Muaradua .................................................. 98

10. Fasilitas Kursi Roda .................................................................................. 105

11. Sosialisasi Posisi Tidur yang Benar .......................................................... 105

12. Mobil Ambulans untuk Merujuk Pasien ................................................... 107

13. Alur Pelayanan di RSUD Muaradua ......................................................... 108

14. Ruang Penyimpanan Obat ......................................................................... 124

15. Kegiatan Pelatihan PMKP ........................................................................ 137

16. Kegiatan Pelatihan Cuci Tangan dan Etika Batuk .................................... 140

17. Ruang Penyimpanan Hasil Rekam Medis ................................................. 155

18. Pencarian Ruangan Pasien Rawat Inap ..................................................... 156

19. Grafik Angka Kematian Ibu di Kabupaten OKU Selatan ........................ 159

20. Grafik Angka Kematian Bayi (AKB) ....................................................... 160

21. Grafik Penyebab Kematian Bayi .............................................................. 161

22. Penderita HIV (+) Kabupaten OKU Selatan .............................................. 164

23. Penderita AIDS Kabupaten OKU Selatan .................................................. 164

24. Grafik Penderita Tuberkulosis .................................................................. 167

25. Suasana Pendaftaran ................................................................................. 180

26. Pemeriksaan Tensi Oleh Perawat UGD .................................................... 182

Page 19: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

27. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Dokter......................................... 260

28. Grafik Kepuasan Pasien pada Pelayanan Perawat .................................... 261

29. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Farmasi ....................................... 262

30. Grafik Kepuasan Pasien pada Penerimaan Pasien .................................... 262

31. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Administrasi ............................... 263

32. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Dokter Spesialis ......................... 264

33. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Dokter Umum ............................ 264

34. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Penunjang Medik ....................... 265

35. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Umum......................................... 265

36. Grafik Kepuasan Pasien pada Layanan Makanan ..................................... 266

Page 20: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Panduan Wawancara

2. Triangulasi Data Wawancara

3. Surat Persetujuan Riset

4. Dokumentasi Foto Wawancara dengan Informan

5. Dokumentasi Terkait Lainnya

Page 21: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

AP : Asesmen Pasien

APD : Alat Perlindungan Diri

ARK : Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

B3 : Bahan Berbahaya Beracun

CPPT : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Depkes : Departemen Kesehatan

DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

EP : Elemen Penilaian

GHG : Good Hospital Governance

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPK : Hak Pasien dan Keluarga

IGD : Instalasi Gawat Darurat

JIC : Joint Comission International

KARS : Komite Akreditasi Rumah Sakit

KKS : Kompetensi dan Kewenangan Staf

KTD : Kejadian Tidak Diharapkan

Page 22: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

MFK : Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

MIRM : Manajemen Informasi dan Rekam Medis

MKE : Manajemen Komunikasi dan Edukasi

MPP : Manajer Pelayanan Pasien

NORUM : Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip

OKU : Ogan Komering Ulu

PAB : Pelayanan Anestesi dan Bedah

PAP : Pelayanan dan Asuhan Pasien

PBB : Perserikatan Bangsa-bangsa

PKPO : Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat

PMKP : Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

PPA : Profesional Pemberi Asuhan

PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

PPK : Panduan Prakterk Klinis

PPRA : Pengendalian Resistensi Antimikroba

RI : Republik Indonesia

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDGS : Sustainable Development Goals

SDM : Sumber Daya Manusia

SIP : Surat Izin Praktek

SNARS : Standar Nasional Akreditasi

SOP : Standar Operasional Prosedur

SPM : Standar Pelayanan Minimal

STR : Surat Tanda Registrasi

Page 23: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

Sumsel : Sumatera Selatan

TB : Tuberkulosis

TKRS : Tata Kelola Rumah Sakit

TU : Tata Usaha

UTW : Uraian Tugas Wewenang

Page 24: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan faktor terpenting dalam menunjang aktivitas kegiatan

sehari-hari manusia, sedikit atau sebanyak apapun aktivitas yang kita miliki tidak

akan berjalan dengan baik apabila kondisi kesehatan tidak memadai. Untuk itu

diperlukan rumah sakit sebagai sarana yang memberikan pelayanan kesehatan

bagi setiap orang. Sejalan dengan fungsinya yaitu memberikan pelayanan medis,

baik itu dari dokter, perawat, maupun tenaga ahli kesehatan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut untuk mendorong agar suatu organisasi dapat tumbuh

dan berjalan secara efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

pasien, maka diperlukannya suatu tata kelola yang baik di dalam organisasi

tersebut, atau yang biasa disebut good governance. Menurut Robinso dalam

Harun (2009:73), good governance merupakan wujud dari penerimaan akan penting

suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan,

fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan pelayanan publik. Good

governance merupakan prinsip yang universal, sehingga dapat ditemukan pada

kultur budaya di manapun, hal yang membedakan praktik good governance di

suatu negara adalah good governance sebagai sistem, karena harus selalu

menyesuaikan dengan sistem hukum, keadaan dan perkembangan kemajuan, serta

kultur bangsa itu sendiri. Menurut Wasistiono (2013:28), mengemukakan bahwa

Page 25: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

2

tuntutan adanya good governance ini timbul karena adanya penyimpangan dalam

penyelenggaraan demokratisasi, sehingga mendorong kesadaran warga negara

untuk menciptakan sistem atau paradigma baru untuk mengawasi jalannya

pemerintahan, agar tidak melenceng dari tujuan semula.

Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik dalam pengelolaannya belum sesuai

dengan harapan masyarakat di daerah, masyarakat belum mendapatkan pelayanan

yang optimal dari rumah sakit, transparansi dan akuntabilitas publik dirasa masih

kurang serta efektivitas pelayanan kepada pasien juga masih kurang berjalan, hal

ini terjadi dimungkinkan karena belum diimplementasikan sepenuhnya good

governance oleh lembaga rumah sakit. Padahal dalam menyelenggarakan

program-program kerja rumah sakit seharusnya melaksanakan semua prinsip-

prinsip good governance demi kepentingan masyarakat, karena pada hakikatnya

pelaksanaan prinsip good governance sebagai upaya mendekatkan pemerintah

dengan rakyatnya.

Implementasi konsep good governance di rumah sakit belum banyak dibahas

dalam penelitian-penelitian sebelumnya, rumah sakit merupakan jenis usaha yang

unik. Rumah Sakit berdasarkan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat sehingga sebagian besar dikelompokkan dalam organisasi

sektor publik yang tidak berorientasi mencari keuntungan. Namun dalam

kenyataannya terdapat rumah sakit yang bentuk usahanya yang bertujuan mencari

keuntungan.

Konsep good governance pada rumah sakit sering disebut sebagai Good

Hospital Governance (GHG) atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai sistem

Page 26: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

3

0

1000

2000

30002015 2016 2017

1.193 1.321 1.371

Tahun Pasien

tata kelola rumah sakit. Konsep ini sama dengan konsep sistem tata kelola

organisasi pemerintah pada umumnya, namun disesuaikan aplikasinya pada jenis

bisnis layanan kesehatan ini di Indonesia. Dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 36 disebutkan

bahwa rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata

kelola klinis yang baik. Hal ini menunjukkan urgensi dari penerapan sistem tata

kelola rumah sakit di setiap rumah sakit, guna melayani kebutuhan akan

kesehatan masyarakat yang sangat penting.

Hasil observasi pra penelitian Tanggal 20 Mei 2018, diketahui bahwa Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)

Selatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) belum sepenuhnya melaksanakan

prinsip-prinsip good governance dalam setiap kegiatan pelayanan publik, hal itu

terlihat dari pelayanan belum mampu dilaksanakan dengan efektif dikarenakan

kurangnya sarana dan prsarana serta fasilitas yang kondisinya masih sangat

memperihatinkan, padahal jumlah pasien yang berobat mengalami peningkatan,

hal itu bisa dilihat dalam gambar grafik di bawah ini.

Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2015-2017

Sumber: RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel Tahun 2018

Page 27: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

4

Berdasarkan gambar di atas dijelaskan bahwa, pasien rawat inap di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel selalu mengalami

peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan pada tahun 2015 jumlah pasien sebanyak

1.193 orang, kemudian pada tahun 2016 mengalami peningkatan pasien sekitar

11% yaitu sebanyak 1.321 pasien dan pada tahun 2017 kembali mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaitu sekitar 15% dengan jumlah pasien

sebanyak 1.371 orang. Namun pada kenyataannya peningkatan jumlah pasien

tidak didukung dengan peningkatan sarana prasana penunjang diantaranya,

banyak fasilitas toilet dan kamar rawat inap yang rusak terbengkalai. Seperti yang

dilansir dalam berita harian Sriwijaya Pos pada tanggal 4 September 2017,

keluarga pasien yang berada di ruang inap RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan mengeluhkan rusaknya toilet di tempat tersebut, kondisi ini

mengakibatkan keluarga pasien terpaksa mencari ke ruangan lain hanya untuk

menggunakan toilet (sumber: www.sripoku.com).

Hasil observasi pra penelitian yang dilakukan Tanggal 20 Juli 2018 ditemukan

bahwa adanya faktor lain yang makin memperburuk kualitas pelayanan di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel yaitu karena sering

terjadinya padam listrik. Hal ini dikarenakan listrik di rumah sakit tersebut masih

sangat bergantung pada suplai listrik dari PT PLN Rayon Muaradua, yang hingga

saat ini masih sering terjadinya pemadaman listrik yang disebabkan oleh berbagai

gangguan teknis, dan faktor cuaca. Sementara generator listrik (genset) yang ada,

tidak bisa difungsikan secara maksimal dikarenakan pihak RSUD tidak mampu

menanggung biaya untuk bahan bakarnya sehingga genset dihidupkan jika ada

keadaan yang mendesak saja seperti tindakan operasi dan sebagainya.

Page 28: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

5

Pelayanan yang tidak efektif kepada pasien juga berdampak pada meningkatnya

ketidakpuasan pasien hal itu terlihat dari masih banyaknya keluhan masyarakat

yang merasa tidak puas dengan efektivitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, hal itu disampaikan

oleh 2 (dua) orang yang pernah berobat di RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel yang menjelaskan bahwa:

Pasien 1 menjelaskan bahwa saya terpaksa pergi ke RSUD Ibnu Soetowo

karena dokter spesialis mata di RSUD Muaradua sudah tidak bisa

menjelaskan penyakit yang saya derita, berbeda dengan dokter spesialis

mata di Baturaja, salah satu dokter langsung mendiagnosa masalah dalam

5 (lima) menit, lambatnya pelayanan dokter di RSUD Muaradua membuat

mata saya justru semakin memburuk, (Wawancara Tanggal 27 Agustus

2018).

Pasien 2 saya pemilik BPJS kelas III dan Surat Keterangan Tidak Mampu

(SKTM), saya sangat menyayangkan buruknya pelayanan RSUD

Muaradua, karena saya pernah menyampaikan keluhan akan pelayanan di

bagian rekam medis tentang kesalahan diagnosa penyakit yang saya derita,

bukannya direspon malah saya justru mendapatkan tindakan diskriminatif

dari pegawai RSUD Muaradua, (Wawancara Tanggal 27 Agustus 2018).

Keluhan seperti yang dikemukakan oleh kedua pasien di atas juga selaras dengan

berbagai macam keluhan masyarakat yang diungkapkan di berbagai media, seperti

yang dimuat dalam Harian OKU Selatan pada tanggal 10 Januari 2018 diketahui

bahwa, telah dilahirkan seorang bayi melalui persalinan normal di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, dan pihak rumah sakit

menyatakan bahwa bayi tersebut boleh pulang ke rumah karena dalam keadaan

sehat dan normal, namun setelah pulang ke rumah, bayi tersebut tidak berhenti

menangis, dan ketika sang ibu memandikan bayinya ditemukan bahwa bayi

tersebut tidak memiliki lubang anus. kemudian bayi tersebut terpaksa dilarikan ke

RSUD Ibnu Soetowo Kabupaten OKU untuk diambil tindakan operasi (Sumber:

Page 29: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

6

Web Resmi Harian OKU Selatan). Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa tenaga

medis pada ruangan anak tidak bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang telah ditetapkan, berdasarkan SOP yang ditetapkan ketika bayi lahir

harus dilakukan pemeriksaan 7 (tujuh) lubang pada bayi yaitu kedua lubang

hidung, kedua lubang telinga, lubang mulut, lubang kemaluan, dan lubang anus.

Kondisi di atas menunjukkan bahwa, pemberian pelayanan kesehatan yang ada di

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih belum berjalan

efektif. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya pegawai yang kurang

memahami pelaksanaan pelayanan publik yang sesuai dengan prinsip-prinsip

good governance, sehingga masih perlu menjadi perhatian manajemen untuk

memperbaiki tata kelola organisasi, agar dapat mempengaruhi peningkatan kinerja

pegawai dan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut.

Kebutuhan akan karakteristik good governance dalam penyelenggaraan pelayanan

publik yang menyangkut efektivitas pelayanan, sangat diharapkan oleh

masyarakat, sehingga dalam melakukan transaksi-transaksi dengan organisasi

pemerintah seperti rumah sakit yang berkaitan dengan kepentingan pelayanan

dapat dilaksanakan secara mudah, murah, cepat dan tepat. Untuk mewujudkan hal

tersebut, agar tetap mampu eksis dalam persaingan global yang semakin ketat,

maka setiap organisasi pemerintah daerah seperti rumah sakit harus melakukan

perubahan ke arah perbaikan secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan

(sustainable) sebagai sarana mempermudah pencapaian tujuan.

Page 30: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

7

Menurut Ivancevich dkk (dalam Ratminto dan Atik 2005:2) pelayanan adalah

produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang melibatkan usaha-

usaha manusia dan menggunakan peralatan. Artinya suatu output dari pelayanan

kesehatan itu sangat bergantung pada usaha-usaha sumber daya manusia selaku

pemberi pelayanan dan bagaimana mereka menggunakan peralatan medis dalam

memaksimalkan pelayanan. Berbagai kasus di atas menggambarkan bahwa

pelayanan yang diberikan oleh RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel masih kurang optimal dan belum sesuai dengan harapan publik,

padahal jika di lihat dari sumber daya manusia sudah mencukupi baik tenaga

medis, perawat maupun tenaga administrasi. Berikut data tenaga medis

berdasarkan profesi yang ada di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel:

Tabel 1. Tenaga Medis RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Berdasarkan Profesi Bulan Januari - Maret Tahun 2018

No Profesi Status

PNS TKS Honorer

1 Dokter Bedah 2 0 0

2 Dokter Penyakit Dalam 4 0 0

3 Dokter Anak 2 0 0

4 Dokter Mata 1 0 0

5 Dokter Patologi Anatomi 1 0 0

6 Dokter Obgym 2 0 0

7 Dokter THT 1 0 0

8 Dokter Gigi 1 0 0

9 Dokter Umum 4 0 5

10 SI Farmasi Profesi Apoteker 3 1 2

11 SI Keperawatan Profesi Ners 10 5 0

Jumlah 31 6 7 Sumber: LAKIP RSUD Muaradua Tahun Anggaran 2018

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga medis yang ada

di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel sebanyak 44 orang,

Page 31: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

8

yang terdiri dari 31 orang Pegawai Negeri Sipil, 6 Orang Tenaga Sukarela dan 7

Orang Tenaga Honorer, dan jumlah dokter mencapai 18 orang yang meliputi

Dokter Bedah 2 orang, Dokter Penyakit Dalam 4 orang, Dokter Anak 1 orang,

Dokter Mata 1 orang, Dokter Patologi Anatomi 2 orang, Dokter Obgym 2 orang,

Dokter THT 1 orang, Dokter Gigi 1 orang dan Dokter Umum 4 orang sedangkan

jumlah apoteker sebanyak 3 orang dan 10 orang perawat.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

prinsip-prinsip good governance maka pemerintah mengeluarkan peraturan,

melalui Undang-undang 44 Tahun 2009 pada pasal 40 bagian ketiga disebutkan

bahwa semua rumah sakit di Indonesia wajib melaksanakan akreditasi dengan

tujuan agar mutu rumah sakit semakin meningkat. Adapun tujuan akreditasi

rumah sakit yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 34 Tahun 2017 Pasal Kedua sebagai berikut: Pertama, meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit dan melindungi keselamatan pasien. Kedua, meningkatkan

perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit dan rumah

sakit sebagai institusi. Ketiga, mendukung program Pemerintah di bidang

kesehatan. Keempat, meningkatkan profesionalisme rumah sakit Indonesia di

mata internasional.

Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara pemantauan bagi pelaksanaan

pengukuran indikator kinerja rumah sakit, pengembangan penilaian terhadap

kinerja rumah sakit merupakan tugas dari pemerintah melalui Departemen

Kesehatan. Dalam hal ini rumah sakit diharuskan mempunyai program

peningkatan mutu baik internal maupun eksternal, untuk mengevaluasi seluruh

Page 32: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

9

kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan bagi pasien. Komisi Akreditasi Rumah

Sakit (KARS) tahun 2018 melalui Kementerian Kesehatan, melakukan

standarisasi penilaian akreditasi rumah sakit terhadap empat hal terpenting yaitu:

Pertama, kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien. Kedua, kelompok

standar manajemen rumah sakit. Ketiga, sasaran keselamatan pasien rumah sakit,

dan Keempat, sasaran sustainable development goals (SDGs).

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih menjalani

proses tahap persiapan akreditasi, berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan

oleh Tim KARS menjelaskan bahwa RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel masih belum layak untuk dilakukan akreditasi hal itu

dikarenakan ada beberapa jenis pelayanan yang masih belum sesuai dengan

standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga harus diperbaiki secara menyeluruh.

Jenis pelayanan tersebut antara lain pelayanan administrasi dan manajemen,

pelayanan keperawatan, pelayanan medik, pelayanan rekam medis dan pelayanan

unit gawat darurat. Selain itu RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel juga masih kesulitan dalam persiapan sumber daya manusia untuk

penyusunan program akreditasi, hal itu terlihat rumah sakit belum memiliki

kebijakan terkait dengan pelaksanaan petugas terhadap perlindungan dokumen

rekam medis dari kerusakan dan kehilangan, sarana dan prasarana yang tidak

menunjang serta keterbatasan sistem manajemen rumah sakit.

Proses akreditasi di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel

melibatkan seluruh tenaga atau SDM di rumah sakit mulai dari tenaga medis,

penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen

Page 33: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

10

rumah sakit dan tenaga non kesehatan. Sumber daya manusia yang terlibat

langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien adalah dokter, perawat, bidan

serta tenaga penunjang lainnya. Berdasarkan penetapan skor pada survei awal

yang dilakukan oleh tim KARS diketahui bahwa, beberapa pelayanan di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih mendapatkan skor

yang sangat rendah dan dipastikan tidak akan lulus ketika dilakukan akreditasi.

Untuk itu KARS memberikan rekomendasi untuk segera memperbaiki semua

jenis pelayanan tersebut, agar RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel bisa mengikuti tahapan selanjutnya pada proses akreditasi, sehingga sudah

bisa dinyatakan lulus akreditas selambatnya pada bulan januari tahun 2019, skor

awal yang diberikan KARS dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. Skor Awal Akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel

Bidang Pelayanan Elemen Penilaian

(EP) Hasil Skor Awal

Pelayanan rekam medic 50% 5

Administrasi dan manajemen 50% 5

Unit Gawat Darurat (UGD) 50% 5

Manajemen pelayanan medik 40% 5

Keperawatan 45% 5 Sumber: RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel Tahun 2018, (diolah)

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa kelima bidang pelayanan di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel hanya memenuhi rata-rata

47% dari elemen penilaian, sehingga rata-rata skor awal yang diperoleh adalah 5

(lima). Angka tersebut masih jauh dari skor yang ditetapkan oleh tim KARS,

dimana tim KARS menetapkan kelima bidang pelayanan tersebut harus

mendapatkan skor 10 dengan memenuhi elemen penilaian minimal 80%,

dikarenakan kelima bidang pelayanan tersebut sangat erat kaitannya dengan

Page 34: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

11

keselamatan pasien (patient safety), pelayanan kepada pasien, standar manajemen

rumah sakit dan pelaksanaan program nasional/SDGs.

Di samping itu, masih adanya staf medis khususnya bidan dan perawat di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel yang tidak mempunyai Surat

Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP), yang menyebabkan proses

akreditasi ditunda, karena sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah

Sakit (SNARS) bila ada laporan tim survei masih ada staf medis yang belum/habis

masa berlaku/dalam proses perpanjangan STR dan SIP maka penetapan status

akreditasi ditunda. Sementara jumlah staf medis bidan dan perawat yang belum

mempunyai STR berjumlah 45 orang dari total keseluruhan staf sebanyak 85

orang, artinya jumlah staf medis yang belum mempunyai STR lebih mendominasi.

STR itu sendiri merupakan merupakan bukti tertulis oleh pemerintah kepada

tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat lulus uji kompetensi.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk menambah referensi dalam penelitian ini

penulis menambahkan beberapa penelitian terdahulu yang akan menjadi acuan

penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperkaya teori

yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu

tersebut berupa tesis atau jurnal dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 35: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

12

Tabel 3. Penelitian Terdahulu

No Penulis dan Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

1 Kusbaryanto (2010),

Peningkatan Mutu

Rumah Sakit dengan

Akreditasi

Metode Penelitian

dalam penelitian

ini adalah metode

dengan

pendekatan

kualitatif

1. Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan

yang paling kritis dan berbahaya karena

sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia,

maka semua bentuk pelayanan di rumah sakit

harus bermutu tinggi.

2. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan dan

penghargaan kepada rumah sakit yang telah

mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Tujuan umum akreditasi adalah mendapat

gambaran rumah sakit-rumah sakit di

Indonesia yang telah memenuhi standar

sehingga mutu pelayanannya dapat

dipertanggungjawabkan.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian terdahulu memfokuskan

pada peningkatan mutu pelayanan dengan

menggunakan akreditasi sebagai standar

untuk mencapai pelayanan. Sedangkan dalam

penelitian ini peneliti lebih memfokuskan

pada program akreditasi untuk mencapai

mutu atau kualitas baik pelayanan maupun

sumber daya manusia rumah sakit

2 Widodo Hariyono

(2013), Analisis

Kesiapan

Menghadapi

Akreditasi pada

Pelayanan

Administrasi dan

Manajemen di

Rumah Sakit Umum

Rajawali Citra

Kabupaten Bantul

(Telaah Pembanding

pada Akreditasi

Metode Penelitian

dalam penelitian

ini adalah metode

dengan

pendekatan

kualitatif

Kesiapan dalam menghadapi akreditasi dapat

diketahui dari aspek sumber daya manusia,

fasilitas, dan dokumentasi yang disiapkan dalam

menghadapi akreditasi bidang pelayanan

administrasi dan manajemen di rumah sakit

tersebut, semuanya dalam kondisi siap dan baik.

Artinya, tidak ada kendala berarti yang terkait

dengan penyiapan 3 segi dan sumber daya

mendasar. Secara teoritis, bidang pelayanan ini

tidak berat untuk disiapkan sebagai salah satu

dari lima bidang pelayanan dalam paket dasar

akreditasi rumah sakit. Namun, di sisi lain,

bidang pelayanan K3B yang merupakan paket

Perbedaan dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian terdahulu memfokuskan

pada kesiapan pelaksanaan akreditasi mulai

dari kesiapan sumber daya manusia, fasilitas

dan dokumentasi untuk menunjang pelayanan

kepada pasien sedangkan dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada kesiapan rumah

sakit dalam pelaksanaan akreditasi di bidang

pelayanan medis, administrasi dan tenaga

keperawatan yang disesuaikan dengan

penerapan prinsip-prinsip good governance.

Page 36: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

13

Rumah Sakit Bidang

Pelayanan K3B)

kedua (salah satu dari 12 bidang pelayanan)

akreditasi rumah sakit, menjadi beban cukup

berat bagi penyiapannya.

3 Rika Puspa Dewi

(2010), Hubungan

Pengetahuan

Mengenai Akreditasi

Rumah Sakit dan

Karakteristik

Individu Dengan

Kinerja Perawat

Rumah Sakit Zahirah

Tahun 2010

Penelitian ini

bersifat analitik

dengan

pendekatan

kuantitatif.

Karakteristik individu perawat di RSU Zahirah

adalah sebagian besar berjenis kelamin

perempuan, tingkat pendidikan terakhir SPK-

D3, umur 24 tahun keatas, dan masa kerja 2

tahun keatas. Sebagian besar perawat memiliki

pengetahuan yang baik, karakteristik individu

yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan

pendidikan tidak memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kinerja perawat, masa kerja

terbukti mempunyai hubungan yang signifikan,

pengetahuan perawat mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap kinerja perawat.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian terdahulu memfokuskan

pada pengetahuan perawat dengan

pelaksanaan akreditasi rumah sakit yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja

perawat sedangkan dalam penelitian ini

memfokuskan pada semua pegawai rumah

sakit mulai dari tenaga medis, tenaga

administasi dan tenaga perawat yang

bertujuan untuk mengefektifkan kegiatan

pelayanan kepada pasien agar prinisip good

governance dapat tercapai

4 Murti Mandawati

(2018), Dampak

Akreditasi Rumah

Sakit: Studi

Kualitatif Terhadap

Perawat Di RSUD

KRT Setjonegoro

Wonosobo

Metode Penelitian

dalam penelitian

ini adalah metode

dengan

pendekatan

kualitatif

penelitian ini menunjukkan bahwa perawat

memiliki persepsi positif terhadap pelaksanaan

akreditasi di RSUD Setjonegoro Wonosobo.

Dampak positif dari pelaksanaan akreditasi bagi

pelayanan keperawatan adalah meningkatnya

usaha keselamatan pasien yag dilakukan oleh

perawat. Selain itu akreditasi juga memberikan

dampak pada perbaikan fasilitas dan lingkungan

kerja.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian terdahulu hanya

memfokuskan pada dampak akreditasi rumah

sakit terhadap perawat sementara penelitian

yang akan dilakukan lebih komprehensif

karena memfokuskan pada proses akreditasi

dan bagaimana efektivitas akreditasi terhadap

mutu pelayanan. Selain itu penelitian yang

akan dilakukan melibatkan semua tenaga

medis dan non medis dalam persiapan

akreditasi sedangkan penelitian terdahulu

hanya menyoroti dampak akreditasi terhadap

perawat. Sumber: Diolah oleh Peneliti (2018)

Page 37: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

14

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, menjadi dasar bagi peneliti untuk

melakukukan penelitian, tentang akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel. Penelitian ini juga sangat penting untuk dilakukan, hal

itu dikarenakan bisa dijadikan sebuah informasi bagi instansi terkait untuk

meningkatkan kualitas pelayanan yang mengacu pada prinsip-prinsip good

governance.

B. Rumusan Masalah

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih menjalani

proses tahap persiapan akreditasi, namun RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel masih belum layak untuk dilakukan akreditasi hal itu

terlihat dari beberapa permasalahan yang terjadi diantaranya pelayanan yang

meliputi pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan keperawatan,

pelayanan medik, pelayanan rekam medis dan pelayanan unit gawat darurat masih

belum bisa dijalankan dengan efektif sesuai dengan standar yang sudah

ditetapkan, RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih

kesulitan dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk penyusunan program

akreditasi, serta masih kurangnya kegiatan pelatihan atau workshop bagi tenaga

kesehatan baik medis dan non medis untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

akreditas rumah sakit. Berdasarkan permasalahan tesebut maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses persiapan akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel?

2. Bagaimanakah efektivitas persiapan akreditasi rumah sakit terhadap kepuasan

pasien RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel?

Page 38: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

15

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis proses persiapan akreditasi RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas proses persiapan akreditasi

rumah sakit terhadap kepuasan pasien RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangan ilmiah dalam perkembangan teori politik, maupun teori sosial,

khususnya tentang pelaksanaan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan

efektivitas pelayanan kepada pasien.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan

bahan informasi bagi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui akreditasi

rumah sakit.

Page 39: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Secara etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif, dalam bahasa inggris

effective telah mengintervensi ke dalam bahasa Indonesia dan memiliki makna

berhasil. Soekanto (2010:17), menerangkan efektivitas berasal dari kata

effektiviens yang berarti ukuran sampai sejauh mana suatu kelompok mencapai

tujuan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), atau kegiatan yang dinilai

efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan

atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini.

Gambar 2. Hubungan Efektivitas

Sumber: Mahmudi (2005:92)

Beberapa ahli berpendapat tentang efektivitas seperti Miller dalam Tangkilisan

(2015:160), mengungkapkan bahwa:

Effectiveness be define as the degree to which a social system achieve

its goals. Effectiveness must be distinguished from efficiency. Efficiency

is meanly concerd with goal attainment. (Efektivitas dimaksud sebagai

tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai tujuannya.

Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi terutama

mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil sedangkan

Efektivitas =OUTCOME

OUTPUT

Page 40: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

17

efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu

tujuan).

Menurut Bastian dalam Tangkilisan (2015:162), menyatakan efektivitas adalah

hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan

seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Artinya bahwa efektivitas dapat dilihat melalui

pencapaian hasil yang kemudian disesuaikan dengan tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya. Sedangkan Handayadiningrat (2012:251),

mengemukakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Melihat dari uraian diatas, terdapat berbagai macam konsep efektivitas yang

diungkapkan oleh para ahli yang juga mengandung berbagai macam makna

sesuai dengan kerangka acuan yang dipakai. Efektivitas dapat dipakai untuk

menjelaskan keberhasilan dalam melaksanakan sesuatu atau melakukan

sesuatu, efektivitas juga dapat digunakan untuk memberi batasan dari segi hasil

dan dampak yang dicapai. Walaupun demikian, peneliti menyimpulkan bahwa

efektivitas lebih dapat digunakan sebagai ukuran untuk melihat tercapai atau

tidaknya suatu kegiatan atau program yang telah ditetapkan yang dapat dilihat

melalui tujuan dan hasil yang dicapainya.

Pada dasarnya, alasan dari didirikannya suatu organisasi adalah untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah disepakati bersama dengan lebih

efektif dan efisien. Selain itu, dengan tindakan yang dilakukan bersama-sama

dengan penuh rasa tanggung jawab, maka pencapaian tujuan dari organisasi

tersebut diharapkan dapat terlaksana dengan hasil yang baik. Suatu organisasi

Page 41: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

18

yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi

tersebut dapat mencapai tujuannya.

Tangkilisan (2015:158), mendefinisikan organisasi secara sederhana sebagai

suatu bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama-sama secara efisien

dan efektif melalui kegiatan yang telah ditentukan secara sistematis dan di

dalamnya ada pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas

dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan oleh

Georgopualos dan Tannebaum dalam Tangkilisan (2015:161), mengenai

pengertian efektivitas organisasi bahwa:

…Organization effectiveness as the extent to which an organization as

a social system, given certain resources and mean, fulfill it’s objective

without incapacitating it’s means and resources and without placing

strain upon it’s member. (Efektivitas organisasi adalah tingkat sejauh

mana suatu organisasi yang merupakan system sosial dengan segala

sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-

tujuannya tanpa pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak

perlu diantara anggota-anggotanya).

Jadi secara umum ada pandangan bahwa efektivitas organisasi dimaksudkan

atau dapat didefinisikan dalam batas-batas tingkat pencapaian tujuan

organisasi. Efektivitas organisasi menurut Sedarmayanti (2009:38), sebagai

tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha mencapai tujuan/sasaran. Hall

dalam Tangkilisan (2015:164), mengartikan bahwa dengan tingkat sejauh mana

suatu organisasi merealisasikan tujuannya, semua konsep tersebut hanya

menunjukan pada pencapaian tujuan organisasi, sedangkan bagaimana cara

mencapainya tidak dibahas. Sedangkan Tangkilisan (2015:166), mengartikan

efektivitas organisasi menyangkut dua aspek, yaitu tujuan organisasi dan

pelaksanaan fungsi atau cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 42: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

19

Pengertian lain menurut Susanto (2015:156), efektivitas organisasi merupakan

daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk

mempengaruhi. Menurut pengertian Susanto tersebut, efektivitas organisasi

bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya secara matang. Efektivitas organisasi merupakan

suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai,

(Sedarmayanti, 2009:61). Pendapat tersebut menyatakan bahwa efektivitas

organisasi merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh

target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga atau organisasi dapat

tercapai. Hal tersebut sangat penting peranannya di dalam setiap lembaga atau

organisasi, serta berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang

dicapai oleh suatu lembaga atau organisasi itu sendiri. Setiap organisasi atau

lembaga menginginkan adanya pencapaian tujuan, hal itu akan tercapai jika

segala kegiatannya berjalan dengan efektif, dan dapat dilaksanakan apabila

didukung oleh faktor-faktor pendukung efektivitas organisasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

efektivitas organisasi merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh

program atau kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan. Menurut

pendapat Mahmudi (2005:92), efektivitas merupakan hubungan antara output

dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap

pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, atau kegiatan.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa efektivitas mempunyai hubungan timbal

balik antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output, maka

semakin efektif suatu kegiatan.

Page 43: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

20

Sehubungan dengan pengertian di atas, maka efektivitas organisasi adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada

hasil guna dari suatu organisasi, atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana

tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil

tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya.

Hal ini berarti dalam efektivitas organisasi, yang dipentingkan adalah semata-

mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Melihat dari uraian mengenai efektivitas, organisasi dan efektivitas organisasi

diatas, peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas organisasi lebih dapat

digunakan sebagai ukuran untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu

organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi, sehingga

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara

optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada.

2. Pengukuran Efektivitas

Penilaian keefektivan suatu organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa pendapat ahli sebagai pisau untuk mengetahui apakah organisasi

tersebut telah mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Sterss dalam Tangkilisan (2015:174), mengemukakan lima kriteria dalam

pengukuran efektivitas organisasi, yaitu:

a. Produktivitas

b. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas

c. Kepuasan kerja

d. Pencarian sumber daya.

Page 44: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

21

Sementara Gibson dalam Tangkilisan (2015:176), mengatakan bahwa

efektivitas suatu organisasi dapat pula diukur dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

d. Perencanaan yang matang

e. Penyusunan program yang tepat

b. Tersedianya sarana dan prasarana

c. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Tangkilisan (2015:177), menyatakan yang digunakan untuk mengukur

keefektivan suatu organisasi adalah dengan prospek tujuan, tolak ukurnya

adalah bagaimana organisasi mencapai tujuan, termasuk merealisasikan visi

dan misi organisasi sesuai dengan mandat yang diembannya. Di lain pihak,

Sharma dalam Tangkilisan (2015:182), memberikan kriteria atau ukuran

efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor

eksternal organisasi, yang meliputi antara lain:

a. Produktivitas organisasi atau output

b. Kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan

di luar organisasi

c. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan

konflik di antara bagian-bagian organisasi.

Page 45: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

22

Jika dicermati pendapat dari beberapa ahli di atas, diketahui bahwa dalam

pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan berbagai

pendekatan. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis ukuran-ukuran atau

indikator-indikator keefektifan organisasi dengan mengidentifikasi ukuran

yang sesuai dengan kondisi organisasi yang akan peneliti teliti, yaitu efektivitas

organisasi perangkat daerah sehingga data yang diperoleh nanti akan relevan.

Selain itu, dengan memperhatikan hal yang diungkapkan oleh Steers dalam

Tangkilisan (2015:175), tentang beberapa masalah dalam usaha melakukan

pengukuran efektivitas, maka identifikasi terhadap pengukuran efektivitas

organisasi perangkat daerah dapat dilakukan dengan lebih baik. Masalah-

masalah tersebut, yaitu:

a. Kriteria evaluasi

b. Perspektif waktunya berbeda-beda

c. Kriteria sering kali bertentangan satu sama lain

d. Sebagian kriteria tidak dapat diterapkan pada jenis-jenis organisasi tertentu

e. Sebagian kriteria mungkin sulit diukur dengan tepat.

Menurut Siagian (2016:60), efektivitas kerja organisasi sangat tergantung dari

efektivitas kerja dari orang-orang yang bekerja di dalamnya, ada beberapa

kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kerja dari organisasi

yang memberikan pelayanan antara lain:

a. Waktu

Waktu merupakan ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan

yang diberikan oleh pemberi pelayanan, hanya saja penggunaan ukuran

Page 46: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

23

tentang tepat tidaknya atau cepat tidaknya pelayanan yang diberikan

berbeda dari satu orang ke orang lain. Terlepas dari penilaian subjektif

yang demikian, yang jelas ialah faktor waktu dapat dijadikan sebagai salah

satu ukuran efektivitas kerja.

Lovelock dan Wright (2012:17), ketepatan waktu adalah kesesuaian

pelayanan medis yang diberikan dari apa yang dibutuhkan dari waktu

kewaktu. Jika semua pelayanan yang diberikan belum bisa memuaskan

pasien hal ini akan berakhir pada rendahnya tingkat kepuasan pasien.

Tjiptono (2015:182), mendefinisikan ketepatan waktu adalah "mencakup

dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan

untuk dipercaya (dependability).

Mansjour (2010:122), yang mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam

kesembuhan pasien salah satunya adalah ketepatan dalam menentukan

diagnosis penyakit, sehingga dapat diberikan obat sesuai dengan penyakit

yang dideritanya. Parasuraman (2008:2), yang menyatakan bahwa dimensi

kualitas pelayanan yang terkait dengan orang, relatif lebih penting adalah

dimensi reliability (kehandalan). Moenir (2015:65), yang menyatakan agar

layanan dapat memuaskan konsumen yang dilayani, maka waktu

pelayanannya harus tepat.

Wilde (2009:11), telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu

tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit

jantung. Mekanisme response time juga dapat mengurangi beban

pembiayaan. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada

Page 47: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

24

pasien yang memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan

kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat

dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat

dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan

manajemen rumah sakit/puskesmas sesuai standar. Yoon (2013:12),

mengemukakan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

keterlambatan pelayanan antara lain karakter pasien, penempatan staf,

ketersediaan peralatan dan petugas kesehatan, pelaksanaan manajemen, dan

strategi pemeriksaan dan penanganan yang dipilih.

b. Kecermatan

Kecermatan dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat efektivitas kerja

organisasi yang memberikan pelayanan, kecermatan dapat dilihat

berdasarkan, faktor ketelitian dari pemberi pelayanan kepada pelanggan.

Pelanggan akan cenderung memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi

kepada pemberi pelayanan, apabila terjadi banyak kesalahan dalam proses

pelayanan.

Menurut Siagian (2007:151), menjelaskan bahwa kecermatan adalah

kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama

untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan

akurasi yang tinggi. Sementara itu menurut Zeithaml, Parasuraman dan

Page 48: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

25

Berry (2014:261), menjelaskan bahwa kecermatan kemampuan

memberikan pelayanan yang dijanjikan segera dan memuaskan.

c. Gaya pemberian pelayanan

Gaya pemberian pelayanan merupakan salah satu ukuran lain yang

biasanya digunakan dalam mengukur efektivitas kerja, yang dimaksud

dengan gaya adalah cara dan kebiasaan pemberi pelayanan dalam

memberikan jasa kepada pelanggan. Bisa saja si pelanggan merasa tidak

sesuai dengan gaya pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Jika

membahas tentang sesuatu hal yang menyangkut kesesuaian, sesungguhnya

apa yang dibicarakan termasuk hal yang tidak terlepas kaitannya dengan

nilai-nilai sosial yang dianut oleh orang yang bersangkutan.

Menurut Potter dalam Supriyono (2013:16), pelayanan yang berkualitas

perlu beberapa kriteria, antara lain dapat menjamin rasa keadilan, artinya

terbuka dalam memberikan perlakuan terhadap individu atau sekelompok

orang dalam keadaan yang sama. Sinambela dkk. (2007:6), mengatakan

bahwa kualitas pelayanan tercermin dari hal, diantaranya adalah kesamaan

hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek

apapun khususnya suku, ras, agama, golongan dan status sosial.

Menurut Robert dan Prevost dalam Azwar (2008:38), menyatakan bahwa

pemakai jasa kesehatan, mutu layanan terkait pada dimensi gaya pemberi

pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi

terjalin, keprihatinan serta keramah-tamahan petugas dalam melayani

pasien serta kesembuhan penyakit yang sedang diderita pasien.

Page 49: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

26

Berdasarkan hal tersebut, indikator yang diungkapkan oleh Steers tidak akan

dipakai dalam penelitian ini, karena (5) lima kriteria yang telah disebutkan

sebelumnya lebih cocok digunakan untuk organisasi yang berorientasi

ekonomi, sehingga tidak sesuai dengan organisasi perangkat daerah yang

merupakan organisasi pemerintah yang berorentasi pada pelayanan publik.

Sedangkan, indikator keefektivan organisasi menurut Gibson, lebih baik jika

digunakan oleh organisasi besar yang memiliki wilayah kerja yang luas dan

struktur organisasi yang kompleks, sehingga peneliti menyimpulkan akan

menggunakan indikator-indikator tersebut, karena relevan dengan keadaan

organisasi perangkat daerah yang akan diteliti yang memiliki kompleksitas

yang tinggi dikarenakan memiliki wilayah kerja yang luas.

Selanjutnya, pendapat yang diungkapkan oleh Tangkilisan hanya menggunakan

satu alat ukur yaitu tujuan, yang menurut peneliti apabila digunakan dalam

penelitian ini maka akan sulit menjawab rumusan masalah penelitian. Sama

halnya dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sharma, tiga indikator yang

digunakan sebagai alat ukur keefektivan organisasi, juga tidak bisa digunakan

pada penelitian ini dikarenakan ada beberapa indikator yang kurang relevan

dengan keadaan organisasi perangkat daerah, meskipun indikator yang

diungkapkan sudah mencakup faktor internal dan faktor eksternal organisasi.

Sehingga dengan demikian dalam penelitian ini peneliti menggunakan

indikator yang dikembangkan oleh Siagian untuk mengukur tingkat efektivitas

organisasi dalam meningkatkan pelayanan di sektor organisasi publik seperti

rumah sakit, indikator tersebut antara lain waktu, kecermatan dan gaya

Page 50: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

27

pemberian pelayanan ketiga indikator tersebut sangat erat dengan kegiatan

pelayanan di rumah sakit.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Menurut Steers (2015:9), ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas

kerja, yaitu:

a. Karakteristik organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yang

dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai

cara, yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya,

seperti dijumpai dalam organisasi. Sehubungan dengan susunan sumber

daya manusia, struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-

orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang dimaksud

teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan

mentah menjadi keluaran (output).

b. Karakteristik lingkungan

Aspek lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas kerja, meskipun kedua aspek

tersebut sedikit berbeda, namun saling berhubungan. Lingkungan luar yaitu

semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan

mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Pengaruh

faktor semacam ini terhadap dinamika organisasi pada umumnya dianggap

meliputi derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat

kompleksitas lingkungan dan derajat ketidak pastian lingkungan. Sedangkan

lingkungan dalam yang pada umumnya disebut iklim organisasi, meliputi

Page 51: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

28

macam-macam atribut lingkungan kerja yang mempunyai hubungan dengan

segi-segi tertentu dari efektivitas, khususnya atribut-atribut yang diukur

pada tingkat individual. Keberhasilan hubungan organisasi dengan

lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu

tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan

lingkungan dan tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini

mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan

lingkungan.

c. Karakteristik pekerja

Kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang

paling penting, karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan

memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja

merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan

semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku

pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pekerja

merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar

terhadap efektivitas, karena walaupun teknologi yang digunakan merupakan

teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik,

namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya.

d. Kebijaksanaan dan praktek manajemen

Secara umum, para pemimpin memainkan peranan sentral dalam

keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan

memperlancar kegiatan yang ditunjukan ke arah sasaran. Kewajiban mereka

para pemimpin untuk menjamin, bahwa struktur organisasi konsisten dan

Page 52: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

29

menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Sudah menjadi

tanggung jawab dari para pemimpin untuk menetapkan suatu sistem imbalan

yang pantas, sehingga para pekerja dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan

pribadinya sambil mengejar tujuan dan sasaran organisasi. Peranan

pemimpin ini mungkin merupakan fungsi yang paling penting, dengan

makin rumitnya proses teknologi dan makin rumit dan kejamnya keadaan

lingkungan, peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses

demi keberhasilan organisasi tidak hanya bertambah sulit, tapi juga menjadi

semakin penting artinya.

B. Akreditasi Rumah Sakit

1. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 akreditasi rumah sakit adalah

pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen

penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah

dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang

berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara

berkesinambungan.

Akreditasi internasional rumah sakit menurut Depkes RI (2009:18) adalah

akreditasi yang diberikan oleh pemerintah dan/atau Badan Akreditasi Rumah

Sakit taraf Internasional yang bersifat Independen yang telah memenuhi

standar dan kriteria yang ditentukan. Menurut Joint Comission International

(JCI) (2011:8), akreditasi adalah proses penilaian organisasi pelayanan

kesehatan dalam hal ini rumah sakit utamanya rumah sakit non pemerintah,

Page 53: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

30

oleh lembaga akreditasi internasional berdasarkan standar internasional yang

telah ditetapkan. Akreditasi disusun untuk meningkatkan keamanan dan

kualitas pelayanan kesehatan, akreditasi saat ini mendapat perhatian dari publik

internasional karena merupakan alat pengukuran dan evaluasi kualitas

pelayanan dan manajemen rumah sakit yang efektif.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akreditasi internasional

rumah sakit adalah proses penilaian organisasi kesehatan, oleh lembaga

akreditasi internasional berdasar standar dan kriteria yang ditetapkan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan kesehatan.

2. Akreditasi Nasional Rumah Sakit

Akreditasi rumah sakit baik tingkat nasional maupun internasional sudah diatur

oleh pemerintah melalui undang-undang maupun peraturan tertulis lainnya,

yaitu Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40

ayat 1 yang menjelaskan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun

sekali, ayat 2 menjelaskan bahwa akreditasi rumah sakit sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari

dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah

memberikan dukungan sepenuhnya terhadap rumah sakit untuk

mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan demikian diharapkan

setiap organisasi rumah sakit mampu mengembangkan potensi dan kualitas

pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin. Kementerian Kesehatan

Page 54: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

31

berupaya untuk menjaga mutu layanan melalui kegiatan akreditasi rumah sakit

baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.

Dasar hukum pelaksanaan akreditasi rumah sakit adalah Undang-Undang

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 huruf b menyebutkan

bahwa Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan

pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada Pasal 40

ayat (1) disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah

sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.

Berdasarkan undang-undang tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

akreditasi rumah sakit penting untuk dilakukan dengan alasan agar

mutu/kualitas diintegrasikan dan dibudayakan ke dalam sistem pelayanan di

rumah sakit.

Sebagai salah satu sub sistem dalam pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi

tempat rujukan bagi berbagai unit pelayanan kesehatan dasar. Rumah sakit

merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa dengan ciri-ciri padat

karya, padat modal, padat teknologi, padat masalah dan padat umpatan. Sejalan

dengan lajunya pembangunan nasional maka tuntutan akan mutu pelayanan

kesehatan oleh rumah sakit juga semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan

berbagai kritikan tentang ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit.

3. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

memiliki tujuan:

Page 55: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

32

a. Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitik beratkan

sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan.

b. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf merasa

puas.

c. Mendengarkan pasien dan keluarga mereka, menghormati hak-hak mereka,

dan melibatkan mereka sebagai mitra dalam proses pelayanan.

d. Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden keselamatan pasien

e. Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama.

Kepemimpinan ini menetapkan prioritas demi terciptanya kepemimpinan

yang berkelanjutan, untuk meraih kualitas dan keselamatan pasien pada

semua tingkatan.

4. Standar Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

Standar akreditasi rumah sakit terdiri dari beberapa kelompok antara lain:

a. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus Pada Pasien

Standar pelayanan kepada pasien yang harus dimiliki oleh rumah sakit

menurut Azwar, (2006:17), adalah sebagai berikut:

1) Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli

farmasi yang baik

2) Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi

anatomi dan patologi klinik

3) Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan

fasilitasnya

Page 56: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

33

4) Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik

untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya.

Azwar dalam Hidayati (2008:7), menyatakan bahwa mutu atau kualitas

adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan atau sesuai dengan

persyaratan. Standar pelayanan kepada pasien merupakan suatu ketentuan-

ketentuan bagi rumah sakit yang dikeluarkan oleh menteri kesehatan

Republik Indonesia dalam rangka usaha pemerintah untuk menjamin mutu

pelayanan rumah sakit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka indikator

standar pelayanan berfokus pada pasien adalah sebagai berikut:

1) Akses Kepelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK).

2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK).

3) Asesmen Pasien (AP).

4) Pelayanan Pasien (PP).

5) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB).

6) Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO).

7) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK).

b. Kelompok standar manajemen rumah sakit

Jacobalis (2010:175), yang menyatakan bahwa, masalah utama dari

manajemen rumah sakit saat ini adalah cara rumah sakit dalam mengatasi

kelemahan-kelemahan institusional, antara lain meningkatkan mutu

sumberdaya manusia, menyempurnakan sistem-sistem di rumah sakit dan

menyempurnakan sarana untuk mendukung manusia dan sistem. Menurut

Suparto (2005:46), standar manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara

berbagai sumber daya (unsur manajemen) melalui proses perencanaan,

Page 57: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

34

pengorganisasian, ada kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan

Rumah Sakit). Hal tersebut sesuai dengan dengan penjelasan dari Duncan,

Truitt, dan Swayne, (2012:18), yang menjelaskan bahwa penerapan standar

manajemen rumah sakit sebagai langkah-langkah para pemimpin organisasi

publik melakukan berbagai kegiatan secara sistematis. Langkah-langkah

tersebut antara lain melakukan analisis lingkungan organisasi yang memberi

gambaran mengenai peluang dan ancaman, kemudian langkah berikutnya

melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi dalam konteks

lingkungan internal. Berdasarkan penjelasan tersebut maka indikator standar

manajemen rumah sakit antara lain:

1) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

2) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

3) Tata Kelola, Kepepimpinan dan Pengarahan (TKP).

4) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK).

5) Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS).

6) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI).

c. Kelompok sasaran keselamatan pasien rumah sakit

Menurut Hughes dalam Sutanto (2014:9), menyatakan bahwa keselamatan

pasien merupakan pencegahan cedera terhadap pasien, pencegahan cedera

didefinisikan sebagai bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak sengaja

atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis. Sedangkan praktek

keselamatan pasien diartikan sebagai menurunkan risiko kejadian yang

tidak diinginkan yang berhubungan dengan paparan terhadap lingkup

diagnosis atau kondisi perawatan medis. Komite Keselamatan Pasien

Page 58: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

35

Rumah Sakit/ KKP-RS (2008), mendefinisikan bahwa keselamatan (safety)

adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard). Keselamatan pasien (patient

safety) adalah pasien bebas dari harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi

atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera

fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait dengan

pelayanan kesehatan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka indikator dari

keselamatan pasien rumah sakit adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar.

2) Mengidentifikasi pasien dengan benar.

3) Meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai (high alert

medications.

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar prosedur yang benar,

pembedahan pada pasien yang benar.

5) Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

d. Kelompok Sasaran Sustainable Development Goals

Menurut Ishartono dalam Raharjo (2016:192,) Sustainable Development

Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan Global (Global Goals) yaitu:

1) Tidak ada kemiskinan

2) Tidak ada kelaparan

3) Kesehatan dan kesejahteraan yang baik

4) Pendidikan berkualitas

5) Kesetaraan gender

6) Air bersih dan sanitasi

Page 59: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

36

7) Energi bersih dan terjangkau

8) Pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak

9) Industri, inovasi dan infrastruktur

10) Mengurangi kesenjangan

11) Keberlanjutan kota dan komunitas

12) Bertanggung jawab terhadap konsumsi dan produksi

13) Aksi terhadap iklim

14) Kehidupan bawah laut

15) Kehidupan di darat

16) Institusi peradilan yang kuat dan kedamaian

17) Kemitraan untuk mencapai tujuan

Sedangkan tujuan utama SDGs menurut Brodjonegoro (2017:192).

Pertama, mengurangi tingkat kemiskinan. Kedua, menghilangkan

kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta

meningkatkan meningkatkan pertanian berkelanjutan. Ketiga meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja

yang produktif, menyeluruh dan layak untuk semua masyarakat. Keempat,

membangun infratruktur yang tangguh, meningkatkan industri yang inklusif

dan berkelanjutan serta mendorong investasi. Berdasarkan penjelasan di atas

maka indikator SDGs antara lain:

1) Penurunan angka kematian ibu dan bayi dan peningkatan kesehatan ibu

dan bayi.

2) Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.

3) Penurunan angka kesakitan tuberkulosis.

Page 60: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

37

4) Pengendalian resistensi antimikroba.

5) Pelayanan geriatri.

5. Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Sebagai

Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kepada Pasien

Menurut KARS (2018:18), akreditasi rumah sakit yang diselenggarakan oleh

pemerintah sejak tahun 2012 menuju standar akreditasi internasional. Standar

akreditasi ini mengacu pada International Principles for Healthcare

Standards, A Framework of requirement for standards, 3rd Edition tahun

2007, Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals

4th Edition tahun 2011, Instrumen akreditasi rumah sakit tahun 2007 dan

dilengkapi dengan muatan lokal berupa program prioritas nasional yang

berupa program Sustainable Development Goals (SDGs) meliputi PONEK,

HIV dan TB DOTS serta standar-standar yang berlaku di Kementerian

Kesehatan RI.

Kebijakan akreditasi rumah sakit di Indonesia telah lama dilaksanakan

sebelum versi tahun 2012. Sejak tahun 1995, yang dimulai hanya 5 (lima)

pelayanan, pada tahun 1998 berkembang menjadi 12 (dua belas) pelayanan

dan pada tahun 2002 menjadi 16 pelayanan. Akreditasi dengan sistem ini

dinilai tidak komprehensif karena rumah sakit dapat memilih akreditasi untuk

5 (lima), 12 (dua belas) atau 16 (enam belas) pelayanan, sehingga standar

mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung berapa pelayanan akreditasi yang

diikuti.

Page 61: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

38

Akreditasi rumah sakit disempurnakan menjadi lebih baik, komprehensif di

mana standar penilaian tidak berdiri sendiri tetapi mencakup kesinambungan

layanan dari setiap pelayanan yang ada di rumah sakit. Standar akreditasi

tersebut terdiri dari 4 (empat) kelompok yaitu standar berfokus kepada pasien

yang terdiri dari 7 bab, standar manajemen rumah sakit yang terdiri dari 6 bab,

sasaran keselamatan pasien dan sasaran menuju Sustainable Development

Goals (SDGs) yang masing-masing terdiri dari 1 bab. Total bab yang ada

adalah 15 bab yang terdiri dari tiap-tiap elemen penilaian sebagai penentu

kelulusan, tingkat kelulusan terdiri dari tingkat dasar, madya, utama dan

paripurna, (KARS, 2018:21).

Menurut Ayuningtyas (2014:17), kebijakan akreditasi rumah sakit yang

diselenggarakan oleh pemerintah merupakan pengembangan kebijakan yang

berangkat dari kebutuhan akan standar pelayanan yang komprehensif,

sehingga pemerintah membuat formulasi kebijakan baru berdasarkan

rekomendasi dari pelaksanaan kebijakan terdahulu, yang pada dasarnya

dikembangkan dari evaluasi penerapan akreditasi 5 (lima) pelayanan tahun

1995, 12 (dua belas) pelayanan tahun 1998 dan 16 (enam belas) pelayanan

tahun 2002. Evaluasi merupakan mekanisme pengawasan kebijakan, evaluasi

dilakukan jika kebijakan telah dimplementasikan dan menilai sejauh mana

kebijakan tersebut efektif dan mencapai tujuan.

Perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang terus berkembang

menuntut rumah sakit untuk berbenah ke arah yang lebih baik agar mampu

bersaing secara sehat. Kualitas dan mutu layanan berkembang seiring dengan

Page 62: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

39

adanya akreditasi yang harus dijalankan rumah sakit. Akreditasi rumah sakit

adalah hal yang wajib dilaksanakan dan diperlukan sebagai cara efektif untuk

mengevaluasi mutu suatu rumah sakit, dengan penetapan standar-standar mutu

pelayanan. Akreditasi merupakan suatu proses di mana suatu lembaga, yang

independen, melakukan penilaian terhadap rumah sakit yang tujuannya adalah

menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang

untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan.

Pemerintah dan pemerintah daerah merupakan pemangku kebijakan yang

dapat mempengaruhi keberhasilan akreditasi di tingkat pusat maupun daerah.

Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

menegaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendukung,

memotivasi, mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan akreditasi

untuk semua rumah sakit dan dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada

rumah sakit untuk proses akreditasi. Peran pemerintah untuk mengawal

pelaksanaan suatu kebijakan sangat diharapkan namun tetap harus didukung

oleh semua pihak yang terkait termasuk pimpinan rumah sakit. Komitmen dari

pimpinan dan dukungan dari seluruh SDM yang ada rumah sakit juga

memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan.

6. Pelayanan dan Administrasi Kesehatan

a. Pelayanan Kesehatan

Menurut Hardiyansah (2011:11), mendefinisikan bahwa pelayanan dapat

diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu, menyiapkan,

dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak ke pihak lain.

Page 63: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

40

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh

kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan

dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima

dan pemberi pelayanan.

Menurut Wijono (2010:35), pelayanan kesehatan atau pemeliharaan

kesehatan diterima dan didefinisikan dalam banyak pengertian. Pelayanan

kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan dari aspek teknis medis yang

hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja, atau

kualitas kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan kesehatan

secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat manajemen administrasi,

keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan

sebenarnya menunjuk kepada penampilan (performance) dari pelayanan

kesehatan secara umum disebutkan bahwa makin sempurna penampilan

pelayanan kesehatan, makin sempurna pula mutunya. Penampilan

merupakan keluaran (output) dari suatu pelayanan kesehatan. Baik atau

tidaknya keluaran (output) dipengaruhi oleh proses (process), masukan

(input) dan lingkungan (environment), (Walgito, 2014:147).

Pelayanan kesehatan bersifat multi dimensi, ditinjau dari pemakai jasa

pelayanan kesehatan health consumer maka menurut Robert dan Prevest

dalam Lupiyoadi (2011:231), pengertian pelayanan lebih terkait pada

ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi

antara petugas dengan pasien, keperihatinan serta keramahtamahan petugas

Page 64: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

41

dalam melayani pasien, kerendahan hati dan kesungguhan. Ditinjau dari

penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider), maka pelayanan lebih

terkait pada kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan

perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran mutakhir. Pelayanan

kesehatan perlu dilakukan pembatasan yang secara umum dapat disebutkan

bahwa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan adalah mengacu

pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, pada satu sisi dapat

menimbulkan kepuasan kepada pasien, sedang pada sisi lain prosedurnya

harus sesuai dengan kode etik standar profesi yang ditetapkan, (Azwar,

2007:234).

Pengertian pelayanan kesehatan dalam penelitian ini mengadopsi dari teori

yang dikembangkan oleh Azwar, dapat peneliti simpulkan bahwa pelayanan

kesehatan adalah upaya pemerintah untuk memberikan memberikan

pelayanan kesehatan serta bantuan demi terwujudnya suatu negara yang

sehat dan sejahtera. Salah satu kewenangan wajib pemerintah yaitu

memberikan pelayanan minimal bidang kesehatan yaitu penyelenggaraan

kesehatan dasar. Jenis pelayanan dalam penyelenggaraan kesehatan dasar

adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan anak pra

sekolah, pelayanan keluarga berencana, pelayanan imunisasi, pelayanan

pengobatan atau perawatan, pelayanan kesehatan jiwa.

b. Administrasi Kesehatan

Menurut Leonard dalam Handayaningrat (1980:2), administrasi berasal dari

bahasa Belanda, yakni Administratie yang berarti kegiatan catat-mencatat,

Page 65: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

42

surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagainya

yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam pengertiaan luas

dapat ditinjau dari sudut proses, fungsi, dan dari sudut kepranataan

(institutional). Ditinjau dari sudut proses, administrasi merupakan

keseluruhan proses yang dimulai dari proses pemikiran, perencanaan,

pengaturan, penggerakan, pengawasan sampai dengan proses pencapaian

tujuan.

Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas, administrasi berarti keseluruhan

tindak (aktivitas) yang mau atau tidak mau harus dilakukan dengan sadar

oleh seseorang atau sekelompok orang yang kedudukan sebagai

administrator atau manajemen puncak suatu organisasi usaha sedangkan

administrasi dari sudut kepranataan atau institusi, kelompok orang yang

secara tertentu melakukan aktivitas-aktivitas di dalam organisasi.

Menurut Siagian dalam Anggara (2012:21), menyebutkan administrasi

adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang

didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan

bahwa administrasi adalah suatu proses kerjasama antara dua orang atau

lebih untuk bisa mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sementara itu administrasi kesehatan menurut Azwar (2010:120), adalah

suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengawasan, pengkoordinasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara

dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan

Page 66: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

43

terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat

dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya

kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

Selain itu Azwar (2010:122), juga menjelaskan bahwa terdapat banyak

orang yang jika membicarakan administrasi kesehatan, asosiasi hanya pada

kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat dan atau melaporkan jumlah kasus,

jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin diloket karcis sebuah balai

pengobatan misalnya. Selanjutnya Azwar (2010:122), mengatakan

seseorang yang melaksanakan administrasi kesehatan berarti melaksanakan

segala fungsi aministrasi yakni perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengawasan, pengorganisasian dan penilaian.

Fungsi administrasi menurut Azwar (2010:136), dibedakan atas 4 macam

yakni:

1) Perencanaan termasuk perencanaan pembiayaan

2) Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff

3) Pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian

4) Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah

disusun dapat dicapai atau tidak.

Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak

pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun

dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi

juga bersifat preventif (pencegahan). Menurut Azwar (2010:139),

Page 67: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

44

mengatakan karena keadaan sehat yang ingin dicapai adalah untuk seluruh

masyarakat, dan untuk itu setiap program seyogyanya menerapkan prinsip

ilmu kesehatan masyarakat, maka dalam mebicarakan administrasi

kesehatan tidak boleh pula melepaskan diri dari konsep ilmu kesehatan

masyarakat.

Disebutkan oleh winslow pada tahun 1920 bahwa yang dimaksudkan

dengan ilmu kesehatan masyarakat tersebut adalah suatu ilmu dan

keterampilan untuk mencegah terjangkitnya penyakit, memperpanjang usia

hidup dan memelihara kesehatan fisik, mental serta ketepat gunaan melalui

usaha-usaha masyarakat yang diorganisir dalam bidang kesehatan

lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan dalam

kebersihan perorangan, pengaturan usaha perawatan dan kedokteran untuk

diagnosa dini dan pengobatan pencegahan penyakit, serta mengembangkan

mekanisme sosial yang akan menjamin setiap orang dalam masyarakat

akan capai suatu tingkatan kehidupan yang cukup, demi tercapainya

pemeliharaan kesehatannya. Jadi dalam administrasi kesehatan tidak hanya

melayani pengobatan masyarakat, tetapi banyak hal yang mesti dilakukan

sebagaimana pengertian ilmu kesehatan masyarakat yang tersebut di atas.

Sementara itu fungsi administrasi kesehatan yang berkaitan dengan tujuan

subsistem manajemen kesehatan Azwar (2010:164), tersebut adalah:

1) Perencanaan (planning), suatu kegiatan atau proses penganalisisan,

pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan demi masa depan yang lebih baik

Page 68: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

45

2) Pengorganisasian (organizing), langkah untuk menetapkan,

menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan,

menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian

wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan

organisasi

3) Penggerakan dan pelaksanaan (actuating), usaha untuk menciptakan

iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien

4) Pengawasan dan pengendalian, (controlling) Proses untuk mengamati

secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja

yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di ketahui bahwa administrasi

kesehatan adalah suatu proses yang menyangkut perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan

penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan, kedokteran

serta lingkungan sehat dengan menyedian dan menyelenggarakan berbagai

upaya kesehatan perorangan, kelompok dan masyarakat.

C. Organisasi dan Manajemen

1. Pengertian Organisasi

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan

eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi sebagai

Page 69: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

46

sarana sosialisasi dan sebagai wadah yang dibuat untuk menampung aspirasi

masyarakat serta untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi menurut Siagian (2008:6), mengemukakan organisasi ialah setiap

bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah

ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut

atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan. Organisasi pada

dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk

berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin

dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan

lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai

tujuan organisasi.

Manullang (2009:59) mengemukakan perkataan organisasi berasal dari istilah

Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota,

atau badan. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Hasibuan (2007:5), mengemukakan,

bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau

lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Orang-orang yang ada

di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.

Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi,

organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,

meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi

berpartisipasi secara relatif teratur.

Page 70: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

47

Bentuk Organisasi menurut Manullang (2009:61), yaitu:

a. Bentuk organisasi garis

Organisasi garis adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling sederhana.

Sering juga disebut organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu

di kalangan militer

b. Bentuk organisasi fungsional

Organisasi fungsional adalah organisasi di mana segelintir pimpinan tidak

mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi

komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan

fungsi atasan tersebut.

c. Bentuk organisasi garis dan staf

Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah

kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam

serta rumit, serta jumlah pegawainya banyak pada bentuk organisasi garis

dan staf, terdapat satu atau lebih tenaga staf.

d. Bentuk organisasi staf dan fungsional

Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk

organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.

Organisasi baik itu organisasi formal maupun informal dalam melakukan

segala aktivitasnya pastilah terdapat hubungan diantara orangorang yang

melaksanakan aktivitas tersebut. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan,

maka akan semakin kompleks juga hubungan yang terjalin, mengatasi masalah

Page 71: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

48

itu, maka dibuatlah struktur organisasi yang menggambarkan hubungan antar

kelompok/bagian.

Sementara itu unsur-unsur organisasi menurut Anggara (2012:29),

menyebutkan:

b. Organisasi, yaitu wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama

c. Manajemen, yaitu kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan

mengerahkan fasilitas kerja. Meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,

pembimbingan, pengoordinasian, pengawasan, penyempurnaan dan

perbaikan tata struktur dan tata kerja

d. Komunikasi, yaitu penyampaian berita dan pemindahan buah pikiran dari

seseorang kepada yang lainnya dalam rangka terwujudnya kerjasama

e. Kepegawaian, yaitu pengaturan dan pengurusan pegawai yang diperlukan

f. Keuangan, yaitu pengolahan segi-segi pembiayaan dan

pertanggungjawaban keuangan

g. Perbekalan, yaitu perencanaan, pengadaan dan pengaturan pemakaian

barang-barang keperluan kerja

h. Tata usaha, yaitu penghimpunan, pencatatan, pengolahan, pengiriman dan

penyimpanan berbagai keterangan yang diperlukan

i. Hubungan Masyarakat, yaitu perwujudan hubungan yang baik dan

dukungan dari lingkungan masyarakat terhadap usaha kerjasama.

Setiap organisasi didalamnya terdapat manajemen, sekecil apapun bentuk

organisasi itu tanpa adanya manajemen organisasi tidak akan berjalan

Page 72: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

49

sebagaimana yang diharapkan dan tanpa proses manajemen maka tujuan

organisasi akan sulit dicapai.

2. Pengertian Manajemen

Manajemen menjadi hal yang esensial dibutuhkan dalam setiap kerjasama

karena manajemen mampu mengoptimasi dan mengintegrasi setiap usaha-

usaha individual menjadi usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan kerjasama organisasional mencapai tujuan secara kuat

dipengaruhi oleh aktivitas manajemen dari organisasi, manajemen pada intinya

upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang dilakukan dengan memanfaatkan

atau menggunakan sumber daya dalam organisasi.

Menurut Hasibuan (2007:1), mengemukakan, bahwa manajemen adalah ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Manajemen dengan penggunaan sumber-sumber menjadi efisien (low

waste) dan pencapaian tujuan menjadi efektif (high attainment) karena

masyarakat tidak lepas dari kerjasama dan kerjasama membutuhkan

manajemen, maka kegiatan masyarakat yang selalu ada pada tiap waktu dalam

banyak kegiatan pencapaian tujuan adalah kegiatan manajemen. Menurut

Siagian (2008:5) mengemukakan, bahwa manajemen dapat didefinisikan dari

dua sudut pandang, yaitu sebagai proses penyelenggaraan berbagai kegiatan

dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan

orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil

dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

Page 73: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

50

Manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-

kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-

batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.

Jelas hal ini tidak berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan,

akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh

bersifat departemental atau sektoral.

D. Kerangka Pikir

Rumah sakit sebagai institusi layanan kesehatan dituntut untuk dapat memberikan

layanan kesehatan yang merata bagi masyarakat, karena kesehatan merupakan hak

bagi manusia. Rumah sakit menyediakan layanan kesehatan berupa layanan rawat

jalan, layanan rawat inap, serta penunjang medis. Pasien yang memerlukan

perawatan yang intensif diharuskan melakukan rawat inap kemudian pasien

memperoleh ruang rawat inap sesuai dengan kemampuan pasien dan kondisi

kesehatan pasien, namun fakta di lapangan menunjukkan hasil yang sedikit

berbeda di mana pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit termasuk RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel masih jauh dari harapan para

pasien, hal itu bisa dilihat dari beberapa permasalahan antara lain:

1. Minimnya sarana prasarana dan peralatan kesehatan.

2. Pelayanan di bidang pelayanan administrasi dan manajemen, keperawatan,

pelayanan medik, rekam medis dan unit gawat darurat belum sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan oleh KARS.

3. Rumah sakit masih kesulitan dalam menyiapkan sumber daya manusia ketika

pelaksanaan akreditasi berlangsung.

Page 74: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

51

4. Tenaga keperawatan dan kebidanan masih banyak yang belum lulus uji

kompetensi yang dibuktikan dengan tidak adanya Surat Tanda Registrasi

(STR) serta kurangnya kegiatan pelatihan untuk para tenaga medis dan non

medis untuk menunjang optimalisasi kegiatan akreditasi rumah sakit.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel harus mempercepat mengatasi masalah tersebut hal itu

dikarenakan akan berdampak besar pada ketercapaian program akreditasi rumah

sakit yang sedang dalam proses pelaksanaan, akreditasi rumah sakit berkaitan

dengan, penilaian kepatuhan terhadap standar-standar yang mencakup seluruh

fungsi dan kegiatan rumah sakit. Menurut Keputusan Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.00.06.3.5.00788 tentang Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit

ditentukan bahwa yang berwenang melakukan akreditasi rumah sakit, baik milik

pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, maupun swasta adalah Komisi

Gabungan Akreditasi Rumah Sakit, yaitu suatu tim yang bersifat non-struktural

yang dibentuk berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Standar yang digunakan untuk akreditasi mengacu pada standar yang tertuang

dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit yang disusun oleh Komisi

Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi rumah sakit tersebut sekurang-

kurangnya setiap tiga tahun sekali dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, standar

dalam akreditasi rumah sakit bersifat umum, sehingga wajib diterapkan oleh

semua rumah sakit di Indonesia tanpa memandang kelas dan status

Page 75: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

52

kepemilikannya, maka pada prinsipnya semua rumah sakit baik pemerintah

maupun swasta harus diakreditasikan. Tahun 2018 Komisi Akreditasi Rumah

Sakit (KARS) menetapkan standar akreditasi rumah sakit ke dalam 4 (empat)

sasaran yaitu:

1. Sasaran keselamatan pasien, yang meliputi:

a. Mengidentifikasi pasien dengan benar.

b. Meningkatkan komunikasi yang efektif.

c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High Alert

Medications).

d. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,

pembedahan pada pasien yang benar.

e. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

f. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

3. Standar pelayanan berfokus pasien, yang meliputi:

a. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK).

b. Hak Pasien dan Keluarga (HPK).

c. Asesmen Pasien (AP).

d. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP).

e. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB).

f. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO).

g. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE).

4. Standar manajemen rumah sakit, yang meliputi:

a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

b. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

Page 76: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

53

c. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS).

d. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK).

e. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS).

f. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM).

5. Program nasional / Sustainable development goals, yang meliputi:

a. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

b. Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.

c. Menurukan Angka Kesakitan TB.

d. Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).

e. Pelayanan Geriatri.

Keempat program sasaran akreditasi rumah sakit tersebut harus terlaksana secara

efektif sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip-prinsip good governance oleh

rumah sakit dengan tujuan kegiatan pelayanan di rumah sakit dapat meningkat

sesuai dengan keinginan masyarakat atau pasien, untuk itu pihak rumah sakit

harus menyelenggarakan kegiatan pelayanan secara efektif sesuai yang di

ungkapkan oleh Siagian (2016:60), yang menjelaskan untuk mengukur efektivitas

kerja dari organisasi yang memberikan pelayanan seperti rumah sakit, ada 3 (tiga)

indikator yang harus dilaksanakan antara lain:

A. Waktu

Waktu yang dimaksudkan adalah ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan

B. Kecermatan

Kecermatan yang dimaksudkan adalah faktor ketelitian dari pemberi

pelayanan kepada pelanggan.

Page 77: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

54

C. Gaya pemberian pelayanan

Gaya yang dimaksudkan adalah cara dan kebiasaan pemberi pelayanan dalam

memberikan jasa kepada pelanggan.

Apabila indikator-indikator tersebut mampu dilaksanakan dengan optimal oleh

seluruh pegawai yang terlibat dalam kegiatan pelayanan, maka kepuasan pasien

akan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat

peneliti gambarkan dalam bentuk karangka pikir seperti di bawah ini:

Page 78: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

55

Gambar 3. Skema Kerangka Pikir

Keterangan :

Sumber : Olahan Peneliti, 22 April 2019

: Sistematika Berpikir

--------------- : Batas Ruang Lingkup Kajian

Permasalahan Pelayanan Kesehatan di RSUD Muaradua OKU

Selatan:

1. Minimnya sarana prasarana dan peralatan kesehatan.

2. Banyaknya keluhan masyarakat dan rendahnya tingkat kepuasan pasien.

3. Pelayanan di bidang pelayanan administrasi dan manajemen,

keperawatan, pelayanan medik, rekam medis dan instalasi gawat darurat

belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh komite akreditasi

4. Rumah sakit masih kesulitan dalam menyiapkan sumber daya manusia

ketika pelaksanaan akreditasi berlangsung.

Akreditasi Rumah Sakit

(SNARS Edisi I, Tahun

2017):

1. Keselamatan Pasien

2. Standar Pelayanan

Kepada Pasien

3. Standar Manajemen

Rumah Sakit

4. Program Nasional SDGs

Efektivitas Program

Akreditasi Terhadap

Kepuasan Pasien Rumah

Sakit

Meningkatnya Kepuasan

Pasien Rumah Sakit

1. Waktu

1. Kecermatan

2. Gaya pemberian pelayanan

Sumber: Siagian (2016:60)

Page 79: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

56

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dapat

dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah, (Moleong, 2011:6). Lebih lanjut Moleong (2011:11),

mengemukakan bahwa penelitian deskriptif menekankan pada data berupa kata-

kata, gambar, dan bukan angka-angka yang disebabkan oleh adanya penerapan

metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk meneliti obyek

dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, adapun pelaksanaanya

melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan interpretasi data yang diteliti pada

masa sekarang. Tipe penelitian ini dianggap sangat relevan untuk dipakai karena

menggambarkan keadaan obyek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif

berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-

Page 80: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

57

kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran

tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata,

akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi

kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus

melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut, (Moleong, 2011:7).

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian menyatakan pokok persoalan apa yang menjadi pusat perhatian

dalam penelitian, hal ini karena suatu penelitian kualitatif tidak dimulai dari

sesuatu yang kosong atau tanpa adanya masalah, baik masalah-maslah yang

bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui kepustakaan ilmiah, (Moleong,

2011:62). Prinsipnya fokus penelitian dimaksudkan untuk dapat membantu

penulis agar dapat melakukan penelitiannya sehingga hanya akan ada beberapa

hal atau beberapan aspek yang dapat diarahkan penulis sesuai dengan tema yang

telah ditentukan sebelumnya.

Fokus penelitian ini adalah:

1. Proses Persiapan akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel, dengan fokus yaitu:

g. Keselamatan pasien:

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar.

2) Meningkatkan komunikasi yang efektif.

3) Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High

Alert Medications).

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,

pembedahan pada pasien yang benar.

Page 81: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

58

5) Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

h. Standar pelayanan kepada Pasien:

1) Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK).

2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK).

3) Asesmen Pasien (AP).

4) Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP).

5) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB).

6) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO).

7) Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE).

i. Standar manajemen rumah sakit:

1) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

2) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

3) Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS).

4) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK).

5) Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS).

6) Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM).

j. Program nasional/sustainable development goals:

1) Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

2) Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.

3) Menurukan Angka Kesakitan TB.

4) Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).

5) Pelayanan Geriatri.

Page 82: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

59

2. Efektivitas akreditasi rumah sakit terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, dengan

fokus yaitu:

a. Waktu.

b. Kecermatan.

c. Gaya pemberian pelayanan.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial

penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan

yang dapat diobservasi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penelitian ini

mengambil lokasi di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel, dengan alasan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian lebih dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga lebih

efektif dan efesien baik dari waktu maupun biaya operasional penelitian

2. RSUD Muaradua merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada di wilayah

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel sehingga menjadi rujukan utama

masyarakat .

3. Informan mulai dari pihak RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel baik medis maupun non medis, serta pasien yang sudah peneliti tunjuk

telah bersedia memberikan informasi yang akurat dan obyektif.

D. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kulitatif yaitu kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 1998:

Page 83: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

60

112). Sumber data yang digunakan adalah data hasil penelitian yang didapatkan

melalui dua sumber data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat

pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

informasi yang dicari. Cara pengambilan data primer melalui wawancara,

wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumber data, yaitu direktur, ketua

pelaksana akreditasi, dokter, perawat, tenaga administrasi, pasien rawat inap

dan pasien rawat jalan di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel, wawancara yang penulis lakukan dengan teknik wawancara

berstruktur. Wawancara berstruktur dengan cara menggunakan panduan

wawancara sehingga informasi yang diperoleh tidak menyimpang dan mampu

menjawab permasalahan peneliti.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang dipergunakan untuk mendukung data

primer yang diperoleh melalu studi pustaka yang berasal dari buku-buku,

penelitian lapangan, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek

penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan melalui objek penelitian yang

merupakan data sekunder guna mendukung dan memperkuat data primer. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal, hasil-hasil

penelitian terdahulu, dokumen-dokumen tentang efektivitas akreditasi RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel dan data-data yang

relevan dengan penelitian ini.

Page 84: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

61

E. Informan Penelitian

Menurut Moleong (2011:6), penelitian kualitatif pada umumnya mengambil

jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk

memperoleh informasi yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan

informan yang akan dimintai informasi, pada penelitian kualitatif tidak ada

informan acak tetapi bertujuan (purposive). Informan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. dr. Meri Astuti. Direktur RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel

2. dr. Agus Arif Wijaya, Sp.PD. Ketua Pelaksana Program Akreditasi RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel

3. dr. Yuliana Flavia. Dokter RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel

4. Yuliani Indah Lestari, S.Kep, Ns. Perawat RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel

5. Atika Wulandari, SKM. Tenaga Administrasi RSUD Muaradua Kabupaten

OKU Selatan Provinsi Sumsel

6. Ibu Titin. Pasien Rawat Inap RSUD Muaradua OKU Selatan Provinsi Sumsel

7. Bapak Hardianto. Pasien Rawat Jalan RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel

Alasan penentuan informan dari berbagai elemen tersebut didasarkan pada adanya

pengetahuan/pengalaman para informan terkait dengan pembahasan tesis tentang

efektifitas akreditasi rumah sakit umum daerah, selain itu adanya informasi atau

Page 85: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

62

data dari para informan dan kesediaan informan untuk memberikan informasi

kepada peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti harus memasang strategi dalam persiapan mengumpulkan

data-data lapangan yang diteliti, pemilihan tempat yang tepat sasaran adalah

strategi yang tepat untuk menjaring banyak informan dan informasi. Keakraban

juga sangat diutamakan untuk menciptakan suasana yang tidak terlalu formal

kemudian menggunakan kaidah-kaidah penelitian yang benar dan tanpa

mengundang rasa ketidak nyamanan bagi informan. Menurut Moleong (2011:83),

teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari:

1. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

dengan maksud tertentu, dengan cara pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2014: 186). Metode ini digunakan

untuk mengetahui bagaimana efektivitas akreditasi RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel. Dalam penelitian ini wawancara

dilakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dan informan, menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman

wawancara yaitu instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara langsung kepada informan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan mulai tanggal 4 sampai 10 Januari

2019 kepada pihak RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel

Page 86: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

63

dan dilanjutkan pada tanggal 15 Januari kepada pasien rawat inap dan rawat

jalan di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel. Sebelum

bertemu dengan informan yang peneliti inginkan peneliti mengajukan surat

permohonan izin penelitian terlebih dahulu yang dibuat oleh Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Universitas Lampung yang ditujukan ke Direktur RSUD Muaradua Kabupaten

OKU Selatan Provinsi Sumsel.

Pengajuan surat izin penelitian peneliti ajukan ke Direktur RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel yang diterima oleh Bagian Umum

pada tanggal 17 Desember 2018 dan didisposisikan langsung oleh Kepala

Bagian Umum RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel,

setelah itu peneliti diizinkan untuk bertemu informan mulai tanggal 4 Januari

2019 bertemu dengan dr. Meri Astuti Direktur RSUD Muaradua dan Yuliani

Indah Lestari, S.Kep, Ns selaku Perawat, kemudian tanggal 7 Januari 2019

peneliti bertemu dengan dr. Agus Arif Wijaya, Sp.PD Ketua Pelaksana

Program Akreditasi RSUD Muaradua dan dr. Yuliana Flavia Dokter yang

bertugas di RSUD Muaradua, kemudian pada tanggal 10 Januari 2019 peneliti

bertemu dengan Atika Wulandari, SKM selaku Tenaga Administrasi RSUD

Muaradua. Terakhir pada tanggal 15 Januari 2019 peneliti langsung bertemu

dengan pasien rawat jalan dan rawat inap Rawat Inap RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel.

Dalam proses pelaksanaan wawancara banyak hambatan yang peneliti hadapi

yaitu ketidakpastian waktu informan untuk bertemu dengan peneliti serta

Page 87: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

64

lamanya respon dari informan kepada peneliti, hal itu terlihat dari 3 sampai 4

kali peneliti datang ke lokasi penelitian untuk menindak lanjuti surat izin

penelitian yang peneliti sampaikan, serta lambatnya informasi yang peneliti

peroleh membuat peneliti kesulitan dalam pengolahan data penelitian.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti (Usman dan Akbar, 2014:52). Dalam teknik

observasi ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi

penelitian dan mencatat secara sistematis gejala ataupun fenomena yang

ditemui dan diselidiki, baik itu berupa sikap, perilaku, maupun kegiatan yang

dilakukan oleh para aparatur yang ada di RSUD Muaradua Kabupaten OKU

Selatan Provinsi Sumsel. Dengan pengamatan langsung ini, peneliti

memperoleh keterangan-keterangan ataupun informasi yang sangat mendukung

permasalahan penelitian, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

jalan mengamati terhadap fenomena yang diteliti, melalui teknik ini diharapkan

akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai

obyek yang diamati, karena peneliti dalam hal ini akan mengadakan

pengamatan langsung. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan observasi non partisipan karena pengumpulan data melalui

observasi terhadap objek pengamatan dengan tidak terlibat dalam aktivitas

kehidupan objek pengamatan, peneliti hanya sebagai pengamat independen

(Sugiyono, 2013: 145).

Page 88: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

65

Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara mendalam

tentang proses persiapan akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Provinsi Sumsel serta efektivitas akreditasi rumah sakit terhadap mutu

pelayanan RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama beberapa hari yaitu mulai dari

tanggal 4 sampai dengan tanggal 20 Januari 2019. Hasil observasi di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel tersebut diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Observasi Penelitian

Indikator Hasil Observasi

Keselamatan Pasien

Mengidentifikasi pasien

dengan benar

Masih ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh

perawat dan pegawai rekam medis dalam identifikasi

pasien, selama kurun waktu tiga bulan yaitu bulan

september sampai dengan november 2018 yang

dilihat dari:

1. Perawat lupa untuk mencatat nama/nomor yang

tertera di gelang dan nama/nomor yang tertera di

media lain

2. Perawat tidak segera melaporkan hal tersebut

kepada Kepala Unit/Kepala Ruangan/Penanggung

Jawab tim/shift jika terdapat perbedaan signifikan

(perbedaan nomor rekam medis, perbedaan nama,

bukan perbedaan suku kata/huruf)

Meningkatkan komunikasi

yang efektif

Komunikasi yang terjadi antara pegawai baik itu

dokter, perawat dan tenaga administrasi dengan

pasien dan keluarga pasien sudah berjalan efektif.

Hal itu terbukti ketika dokter berusaha menjelaskan

hasil diagnosa kepada pasien dengan sabar dan

menggunakan bahasa yang sederhana, dokter juga

memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga

pasien untuk bertanya, selaras dengan itu perawat

juga selalu berusaha menanyakan keadaan pasien

lebih dalam, komunikasi yang dilakukan oleh tenaga

administrasi juga cukup baik, karena dalam

memberikan pelayanan tenaga adminitrasi selalu

melayani dengan ramah berusaha menghargai pasien

sehingga hal tersebut berdampak positif kepada

pasien, karena lebih mudah memahami intruksi atau

arahan dari tenaga administrasi

Meningkatkan keamanan

obat-obatan yang harus

diwaspadai (High Alert

Pegawai bagian farmasi sudah melakukan upaya

umtuk meningkatkan kewaspadaan pada obat-obatan

yang perlu diwaspadai dengan cara membuat rak

Page 89: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

66

Medications) khusus, sehingga lebih berhati-hati dalam

penggunaan obat-obatan tersebut

Memastikan lokasi

pembedahan yang benar,

prosedur yang benar,

pembedahan pada pasien

yang benar

Tim pembedahan yang terdiri dari dokter bedah,

asisten dokter dan pihak yang diberikan

pendelegasian (perawat bedah) sudah tepat dalam

menentukan lokasi pembedahan, karena tim bedah

melibatkan pasien dan membuat satu tanda yang

mudah dikenali, tanda yang digunakan selalu

konsisten oleh rumah sakit, hal itu dilakukan agar

kegiatan pembedahan tidak salah, tim bedah selalu

mengikuti prosedur yang benar hanya melakukan

kegiatan pembedahan sesuai dengan hasil diagnoasa

dan ketepatan pasien yaitu pasien diharuskan

melewati check in, sign in, time out, sign out dan

check out sebelum dimulainya kegiatan pembedahan,

hal tersebut dilakukan agar keselamatan pasien tetap

terjaga dengan baik serta mengurangi adanya

kesalahan setelah kegiatan pembedahan selesai

Mengurangi risiko infeksi

terkait pelayanan kesehatan

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel belum memiliki program pencegahan dan

pengendalian infeksi kepada pasien ataupun keluarga

pasien yang membesuk di rumah sakit

Mengurangi risiko cedera

pasien akibat terjatuh

Jumlah pasien yang jatuh pada tahun 2018 masih

relatif tinggi, ada beberapa faktor penyebab pasien

terjatuh dikarenakan pengaruh obat-obatan,

penglihatan pasien yang buruk atau tidak jelas,

perubahan situasi mental pasien, lantai licin, terlalu

banyak furniture di rumah sakit, medan tidak merata,

hidrasi yang kurang dan mobilisasi

Standar Pelayanan Kepada Pasien

Akses ke Rumah Sakit dan

Kontinuitas Pelayanan

(ARK)

ARK sudah mampu dijalankan dengan baik, hal itu

dirasakan langsung oleh pasien ketika mereka

mendapatkan pelayanan. Rumah sakit sudah sangat

memperhatikan proses pelayanan mulai dari

pendaftaran, penerimaan pasien dari IGD ke rawat

inap, penahanan pasien untuk observasi,

kesinambungan pelayanan, pemulangan dari rumah

sakit (discharge) dan tindak lanjut, hingga pada

proses rujukan pasien rumah sakit sudah

menyediakan tiga unit ambulan dan perawat atau

bidan pendamping untuk mendampingi pasien. Selain

itu juga dokter mempertimbangkan kebutuhan klinis

pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi

penundaan dan kelambatan dan penundaan

pelaksanaan tindakan / pengobatan dan atau

pemeriksaan penunjang diagnostik

Hak Pasien dan Keluarga

(HPK)

Rumah Sakit belum sepenuhnya memenuhi hak

pasien dan keluarga hal itu terlihat dari petugas

rumah sakit tidak menginformasikan hak pasien

ketika diberikan pelayanana kesehatan, petugas

Rumah Sakit tidak melibatkan keluarga pasien dalam

mengambil tindakan, serta selama tahun 2018 rumah

Page 90: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

67

sakit kurang memberikan pelatihan atau diklat

kepada pegawai Rumah Sakit sehingga pegawai

Rumah Sakit masih sangat kurang memperhatikan

hak dan kewajiban pasien

Asesmen Pasien (AP) Asesmen pasien dinilai masih kurang tepat hal itu

dikarenakan perawat tidak secara lengkap dalam

mengumpulkan informasi pasien mulai dari keadaan

fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat

kesehatan pasien, perawat juga tidak melakukan

analisis akan informasi dan data termasuk hasil

laboratorium dan radiologi diagnostik imajing untuk

mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan

pasien serta rencana pelayanan untuk memenuhi

kebutuhan pasien di buat seadanya

Pelayanan dan Asuhan

Pasien (PAP)

Rumah sakit belum mampu memberikan kualitas

asuhan yang sama pada pasien dengan masalah

kesehatan yang sama, hal itu terlihat pada pasien

rawat inap bagian kebidanan. Diskriminasi pelayanan

yang terjadi bukan diakibatkan oleh faktor ekonomi

antara pasien umum atau BPJS, melainkan faktor

kekeluargaan karena pasien yang ada ikatan keluarga

dengan dokter dan bidan yang bertugas akan jauh

lebih diperhatikan dibandingkan dengan pasien

lainnya

Pelayanan Anestesi dan

Bedah (PAB)

Pelayanan anestasi dan bedah yang dilakukan oleh

petugas kesehatan rumah sakit masih berjalan kurang

maksimal hal itu terlihat dari program mutu dan

keselamatan pasien belum dilakukan secara

menyeluruh dan lengkap, petugas kesehatan anestasi

tidak melakukan monitoring secara

berkesinambungan bagi pasien yang masih berstatus

fisiologis, kurang melakukan monitoring dan evaluasi

kepada pasien pasca pemulihan anestasi dan sedasi

dalam

Pelayanan Kefarmasian dan

Penggunaan Obat (PKPO)

PKPO sudah dijalankan dengan baik, hal itu terlihat

dari tenaga kefarmasian rumah sakit sudah

memahami tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan

sebagai seorang apoteker, selalu melakukan seleksi

dan pengadaan obat-obatan dengan benar,

implementasi proses penyimpanan obat yang tepat

agar kondisi obat tetap stabil, termasuk obat yang

disimpan di luar instalasi farmasi,

peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan

dilaksanakan oleh staf medis yang kompeten serta

berwenang, pelaksana apoteker melakukan

rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk, pindah unit

pelayanan, dan sebelum pulang serta selalu

melakukan pemantauan efek samping obat

Manajemen Komunikasi

dan Edukasi (MKE)

Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga

pasien masih di rasa sangat kurang, dikarenakan

pasien hanya diberikan edukasi hanya tentang

penggunaan obat-obatan secara efektif, aman serta

Page 91: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

68

potensi efek samping obat dan cara cuci tangan yang

aman dan benar sedangkan edukasi keamanan dan

efektivitas peralatan medis, teknik rehabilitasi dan

pemberian nutrisi yang memadai dan aman tidak

diberikan

Standar Manajemen Rumah Sakit

Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien

(PMKP)

PMKP sudah dilaksanakan namun belum

menunjukkan optimalisasi hal itu terlihat dari

komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien

memfasilitasi secara penuh pemilihan prioritas

pengukuran klinis yang akan dievaluasi, akan tetapi

kurang melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan

pengukuran mutu selain itu komite/tim jarang

melakukan supervisi terhadap progres pengumpulan

data sesuai dengan yang sudah direncanakan

Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI)

Program PPI yang dilaksanakan oleh rumah sakit

ternyata masih kurang maksimal, selama ini rumah

sakit hanya melakukan strategi PPI melalui sterilisasi

alat-alat medis, seterilisasi penyedian makanan dan

sosialisasi untuk selalu menjaga kebersihan tangan,

sedangkan strategi untuk selalu melakukan

superveilans risiko infeksi, investigasi wabah,

peningkatan pengawasan, asesmen berkalan kepada

pasien, serta pengelolaan limbah tidak dilakukan

dengan optimal, sehingga hal tersebut berdampak

pada meningkatnya pasien yang terindikasi infeksi.

Tata Kelola Rumah Sakit

(TKRS)

Secara hirarki organisasi RSUD Muaradua

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi

Sumatera Selatan sudah baik dan sesuai dengan

regulasi, namun dari segi pengisian jabatan kepala

ruangan masih diisi oleh orang-orang yang tidak

sesuai dengan kemampuan atau kompetensi

Manajemen Fasilitas dan

Keselamatan (MFK)

MFK yang dilaksanakan masih kurang optimal,

dikarenakan program MFK yang dilaksanakan hanya

penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan

lingkungan yang aman bagi pasien

Kompetensi dan

Kewenangan Staf (KKS)

Sudah melakukan orientasi pada staf baru, staf

diberikan pendidikan dan pelatihan, pimpinan sudah

memberikan kewenangan klinis staf medis,

monitoring dan evaluasi berkelanjutan anggota staf

medis. Namun belum melaksanakan pemutakhiran

staf

Manajemen Informasi dan

Rekam Medis (MIRM)

Rumah sakit belum memiliki Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) hal itu terlihat

ketika pasien rawat inap akan melakukan pendaftaran

serta fasilitas dan tempat perawatan yang dicari

secara manual

Program Nasional/Sustainable Development Goals

Menurunkan Angka

Kematian Ibu dan Bayi

AKI di Kabupaten OKU Selatan mulai dari tahun

2012 sampai dengan 2018 angkanya relatif cukup

tinggi dan relatif mengalami kenaikan. Padahal bila

Page 92: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

69

dibandingkan dengan target pencapain SDGs untuk

Indonesia pada tahun 2018, AKI sebesar 102 per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi

(AKB) hanya turun sedikit dari pencapaian tahun

2018, yaitu dari 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi

32 per 1.000 kelahiran hidup

Menurukan Angka

Kesakitan HIV/AIDS

Program penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS

yang dilakukan oleh RSUD Muaradua Kabupaten

OKU Selatan Provinsi Sumsel masih belum

maksimal dilaksanakan hal itu terjadi dikarenakan

pimpinan rumah sakit tidak ikut dalam berpartisipasi

dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme

dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

termasuk pelaporannya, selama ini pimpinan selalu

mendelegasikan atau menyerahkan hal tersebut

kepada bawahannya, belum berfungsinya tim

HIV/AIDS yang ada di rumah sakit, belum adanya

kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan

teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar serta belum

optimalnya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO,

ODHA.

Menurukan Angka

Kesakitan Tubekulosis

(TB)

Data penderita TB di RSUD Muaradua Kabupaten

OKU Selatan Provinsi Sumsel dalam kurun waktu

tiga tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan

Pengendalian Resistensi

Antimikroba (PPRA)

PPRA yang dilakukan belum mampu menurunkan

resistensi antimikroba, hal terjadi dikarenakan

penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan

bertanggung jawab serta penyebaran mikroba resisten

dari pasien ke lingkungannya karena tidak

dilaksanakannya praktik pengendalian dan

pencegahan infeksi dengan baik

Pelayanan Geriatri Pelayanan untuk pasien geriatri masih belum optimal,

hal itu terlihat dari selama ini RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel hanya

menyiapkan ruang rawat inap bagi pasien geriatri,

sedangkan ruang poliklinik dan ruang rehabilitas

pasien geriatri sampai saat ini tidak ada, selain itu

tenaga psikiater sampai saat ini belum dimiliki oleh

rumah sakit sehingga hanya mengandalkan dokter

dan perawat dalam mengoptimalkan pelayanan

kepada pasien geriatric Sumber: Data Primer Tahun 2019

3. Dokumentasi

Dokumentasi pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan peneliti (Usman dan Akbar, 2014: 69). Data

dokumentasi dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan mempelajari

Page 93: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

70

literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian, maupun jurnal, artikel dan

laporan-laporan penelitian yang sudah ada sehingga menunjang dalam

pelaksanaan penelitian ini. Peneliti juga mendapatkan data-data dari media

massa, serta data lainnya dari sumber internet yang juga berkaitan dengan

kajian penelitian.

Berdasarkan penjelasan tersebut dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah data foto-foto kegiatan medis maupun non medis yang dilakukan

oleh pegawai RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, foto

alur pelayanan kesehatan untuk pasien serta foto sarana dan prasarana yang ada

di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, data

kepegawaian, data struktur organisasi, data penularan infeksi Tahun 2018, data

terkait risiko pasien cedera akibat terjatuh Tahun 2018, data hasil indikator

peningkatan mutu RSUD Muaradua Tahun 2018, grafik angka kematian ibu di

Kabupaten OKU Selatan, grafik Angka Kematian Bayi Kabupaten OKU

Selatan, grafik penyebab Kematian Bayi Kabupaten OKU Selatan, grafik

jumlah penderita tuberkulosis Kabupaten OKU Selatan serta jumlah pasien

rawat inap RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel.

Data dokumentasi yang peneliti inginkan dari RSUD Muaradua Kabupaten

OKU Selatan Provinsi Sumsel rata-rata terpenuhi, namun data tentang

anggaran pelaksanaan akreditasi yang ada di RSUD Muaradua sulit peneliti

dapatkan, hal itu dikarenakan adanya ketidakpercayaan RSUD Muaradua

kepada peneliti.

Page 94: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

71

G. Teknik Analisis Data

Setelah mendapatkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah

selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data.

Analisis data kualitatif menurut Moleong (2011:248), adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dengan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses

analisis data dilakukan dengan tahapan, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan 7 informan di RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel dituangkan ke dalam

bentuk laporan selanjutnya direduksi, dirangkum, difokuskan pada hal-hal

penting. Dicari tema dan polanya disusun secara sistematis. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap reduksi data adalah memilih dan merangkum data dari

hasil wawancara dan dokumentasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini.

2. Penyajian data (display data)

Untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian harus diusahakan membuat bermacam matriks, grafik, jaringan, dan

bagian atau bisa pula dalam bentuk naratif saja. Kegiatan dilakukan pada tahap

display data adalah menyajikan data secara naratif, yaitu menceritakan hasil

wawancara ke dalam bentuk kalimat dan disajikan pada pembahasan

3. Mengambil kesimpulan atau verifikasi data

Page 95: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

72

Pengumpulan

Data Penyajian Data

Peneliti berusahan mencari arti, pola, tema, yang penjelasan alur sebab akibat,

dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji selama penelitian

berlangsung, dalam hal ini dengan cara penambahan data baru. Kegiatan yang

penulis lakukan pada tahap verifikasi data adalah membuat kesimpulan

berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, (Moleong, 2011:249).

Berikut gambar teknik analisis data:

Gambar 4. Teknik Analisis Data

Sumber: Sugiyono (2005:56)

H. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif standard tersebut dinamakan keabsahan data menurut

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2011:182), mengemukakan bahwa untuk

menetapkan keabsahan data kualitatif tersebut diperlukan teknik pemeriksaan

berupa:

1. Derajat kepercayaan yang fungsinya untuk melaksanakan penyelidikan,

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan

menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

Reduksi Data

Verifikasi Data

Page 96: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

73

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang diteliti, derajat

kepercayaan dapat dicapai lewat ketekunan pengamatan, perpanjangan

partisipasi, melakukan triangulasi, memperbanyak referensi dan mengkaji

kasus negatif

2. Keteralihan merupakan validitas eksternal didasarkan pada konteks empiris

setting penelitian, yaitu tentang yang diterima peneliti dan yang cermat, rinci,

tebal atau mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan

penerima

3. Kepastian yaitu objektivitas yang berdasarkan pada tradisi penelitian kualitatif,

derajat ini juga dapat dicapai melalui pemeriksaan (audit) yang cermat

terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitian.

Page 97: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

74

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan.

RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel, beralamatkan di

Jalan Raya Ranau Kecamatan Buay Rawan Kabupaten OKU Selatan Kode Pos

32211. Kode Registrasi Rumah Sakit: 16.08.15, Kepemilikan Kabupaten OKU

Selatan dengan Luas Tanah ± 3 hektar, tahun mulai dibangunnya RSUD

Muaradua pada tahun 2007, mulai dioperasionalkan pada tahun 2009.

Gambar 5. RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel

Sumber: Data Primer Tahun 2019

Nama-nama Direktur yang pernah memimpin :

a. Dr. Yoanda Falia Chori 2009

b. Dr. Heri Madles Safa’at,M.Si 2009 – September 2014

Page 98: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

75

c. Dr. Hj. Rieka Kamelya September 2014-Desember 2014

d. Dr. Meri Astuti Desember 2014 sampai dengan Sekarang

B. Struktur Organisasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel

Berdasarkan Perda no. 30 Tahun 2009 Susunan Organisasi RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel sebagai berikut :

1. Direktur

2. Sub. Bagian Tata Usaha meliputi:

Sub. Bagian Umum

Sub. Bagian Perlengkapan

Sub. Bagian Kepegawaian

Sub. Bagian Perencanaan

Sub. Bagian Keuangan (Penerimaan, Pengeluaran, Gaji)

3. Kasi Pelayanan Medik dan Keperawatan

Pelayanan Medik Meliputi:

IGD

Gizi

Farmasi

Laboratorium

Radiologi

Fisioterapi

UTDRS

Pelayanan Keperawatan meliputi:

IRNA Umum

IRNA OBGYN

NEONATUS

4. Penunjang Lain

Karcis

Rekam Medis

Satpam

Sopir

Page 99: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

76

Tabel 5. Data Kepegawaian RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

No Profesi Strata Jumlah

1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam S-2 4

2 Dokter Spesialis Anak S-2 2

3 Dokter Sesialis Mata S-2 1

4 Dokter Spesialis Kandungan S-2 1

5 PPDS Bedah S-2 2

6 PPDS Penyakit Dalam S-2 1

7 Dokter Umum S-1 9

8 Dokter Gigi S-1 1

9

Apoteker

Asisten Apoteker

Sarjana Farmasi

S-1

D-3/S.AA

S-1

6

3

2

10 NERS

Sarjana Keperawatan

S-1

S-1

15

12

11 Kes Mas (SKM) S-1 14

12 Perawat DIII 31

13 Bidan DIII

DI

27

1

14 Fisika Medik

Radiografer (Radiologi)

S-1

DIII

2

7

15 Analisa Kesehatan DIII 4

16 Gizi DIII 4

17 Perawat Gigi

SPRG

DIII

SMA

4

2

18 Teknik Gigi DIII 1

19

Farmasi

Analis Farmasi

SMF

DIII

DIII

SMF

3

1

1

20 Fisioterafi DIII 6

21 Penata Anastesi 5

22 Kesling DIII

SPPH

1

1

23 Psikologi S-1 2

24 Satpam (Non PNS) SMA 6

25 Cleaning Servis SMP 20

Total 202 Sumber: RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Tahun 2019

Page 100: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

77

DIREKTUR

KASI

PERAWATAN

KASUBBAG TU

MED.REC

Gambar 6. Struktur Organisasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

IRNA

KASI

PELAYANAN MEDIK

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

LAB FARMASI RADIOLOGI FISIOTERAPI POLI

IGD ICU OK UTDRS AMBULAN GIZI NEONATUS OBGYN UMUM

Sumber: RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Tahun 2019

Page 101: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

78

C. Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan

Tugas dan fungsi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan mempunyai tugas

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan perorangan yang

dilaksanakan secara integral dan terpadu. Untuk melaksanakan tugas RSUD

Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan Pelayanan Medik Dasar

b. Menyelenggarakan Pelayanan Medik Gigi dan Mulut

c. Menyelenggarakan Pelayanan Gawat Darurat

d. Menyelenggarakan Pelayanan Medik Spesialis Dasar

e. Menyelenggarakan Pelayanan Medik Spesialis Mata

f. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik

g. Meneyelnggarakan Pelayanan Rujukan

h. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.

Stuktur organisasi RSUD yang merupakan penjabaran terhadap tugas pokok dan

fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Direktur

Tugas Pokok:

Memimpin, menyusun kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan

mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan di Rumah Sakit Umum

Daerah Muaradua sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Fungsi:

1) Penyusunan rencana strategis Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua

Page 102: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

79

2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan di Rumah

Sakit

3) Umum Daerah Muaradua

4) Koordinasi antar instansi terkait agar pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi

5) Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua berjalan dengan baik.

6) Merumuskan bahan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta

Administrasi dalam Rumah Sakit

7) Menetapkan Kebijakan Rumah Sakit sesuai dengan kewenanganya

8) Merndistribusikan tugas dan member petunjuk kepada bawahan sesuai

dengan tugasnya

9) Mengevaluasi, memeriksa dan menyempurnakan hasil kerja

bawahanya

10) Menetapkan, menyelenggarakan dan mengawasi standar minimal

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Tugas Pokok :

1) Mengelola urusan rumah tangga dan ketatausahaan yang meliputi

persuratan, tata kearsipan, perjalanan dinas dan keprotokolan,

perpustakaan serta perlengkapan kantor

2) Menyusun rencana kebutuhan, pengelolaan, pengadaan dan

pemeliharaan peralatan kantor, kendaraan operasional, ambulan dan

barang inventaris lainnya

Page 103: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

80

3) Menyelenggarakan urusan kebersihan kantor, keamanan dan ketertiban

4) Menyusun dan memelihara data perencanaan serta pengembangan

pegawai

5) Menyiapkan bahan dan memproses administrasi pengangkatan,

kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan, hukuman jabatan,

pemberhentian, pemindahan, cuti, pensiun, kenaikan gaji berkala,

pemberian tanda jasa serta kegiatan lain yang berhubungan dengan

hak, kewajiban dan kesejahteraan pegawai

6) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja serta disiplin pegawai

7) Menyediakan fasilitas penyelenggaraan peningkatan sumber daya

manusia dan pemantauan kegiatan profesi, penataran, bimbingan

teknis, pelatihan, penelitian dan pengembangan

8) Melaksanakan pembukuan dan pencatatan keuangan

9) Mengelola gaji pegawai, dana operasional dan perbendaharaan

10) Mengelola dan menggerakkan dana yang diperoleh dari pelayanan

fungsional

11) Menyiapkan bahan koordinasi atau kerjasama dengan instansi/

lembaga lain

12) Mengembangkan promosi, membangun image pelayanan kesehatan

serta melaksanakan sosialisasi program pelayanan

13) Mengembangkan fungsi dan penampilan/ performa petugas layanan

informasi (front desk)

Page 104: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

81

14) Melaksanakan tugas kehumasan dan penanganan permasalahan

sengketa hukum

15) Menerima dan memproses keluhan, komplain dan penyelesaian

pengaduan masyarakat/ pasien

16) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur.

c. Kasi Pelayanan Medik

Tugas Pokok:

1) Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga, prasarana dan sarana pelayanan

medis pada instalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat

jalan, instalas perawatan intensif, instalasi bedah sentral, instalasi

farmasi, laboratorium dan radiologi

2) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta evaluasi terhadap

penggunaan dan kelayakan pakai fasilitas pelayanan medis di intalasi

rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi

perawatan intensif, instalasi bedah sentral, instalasi farmasi,

laboratorium dan radiologi

3) Melaksanakan koordinasi dengan komite medis dalam hal pembinaan

dan bimbingan etika dan mutu tenaga medis

4) Melaksanakan penilaian terhadap sumber daya di instalasi rawat

darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi perawatan

intensif dan instalasi bedah sentral

Page 105: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

82

5) Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga, prasarana dan sarana pelayanan

keperawatan pada instalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi

rawat jalan, instalasi perawatan intensif dan instalasi bedah sentral

6) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta evaluasi terhadap

asuhan keperawatan dan kebidanan

7) Melaksanakan koordinasi dengan komite keperawatan dalam hal

pembinaan dan bimbingan etika dan mutu keperawatan

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

d. Kasi Keperawatan

1) Menyusun Program kerja dan rencana kegiatan perawatan pada

instalasi yang berada dibawah bidang tugasnya

2) Menyusunusulan rencana anggaran unit instalasi perawatan rumah

Sakit yang berada dibawah bidang tugasnya

3) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang

tugasnya

4) Menyusun konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis dan

administrasi pada unit instalasi perawatan dibawah bidang tugasnya

Fungsi Kasi Keperawatan:

1) Pengkoordinasian standar pelayanan kesehatan instalasi perawatan

Rumah sakit yang berada dibawah Bidangnya

2) Pengkoordinasian tenaga medis dan non medis pada unit instalasi

perawatan Rumah Sakit

Page 106: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

83

3) Pengkoordinasian pelaksanaan standar prosedur opat jalan operasional

rawat inap Rumah Sakit.

e. Instalasi

1) Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi

2) Kepala Instalasi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur

3) Kepala Instalasi diangkat sebagai jabatan fungsional yang ada di

Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua

4) Tugas pokok instalasi adalah membantu Direktur dalam

penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya.

f. Komite Medik

1) Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur

2) Komite medis dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih oleh

anggotanya dan ditetapkan dengan keputusan Direktur

3) Anggota Komite Medis terdiri dari para ketua staf medis fungsional

4) Tugas pokok Komite Medis adalah membantu Direktur dalam

menyusun dan memantau pelaksanaan standar pelayanan medis,

melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi

staf medis fungsional dan mengembangkan program pelayanan medis.

g. Staf medis fungsional dan staf fungsional lainnya

Page 107: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

84

1) Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang

medis dalam jabatan fungsional dan bertanggung jawab kepada Ketua

Komite Medis

2) Staf medis fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis,

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan latihan serta

penelitian dan pengembangan

3) Kelompok staf medis fungsional dipimpin oleh seorang Ketua yang

dipilih oleh anggota kelompoknya dan ditetapkan dengan keputusan

direktur

4) Staf medis fungsional dan staf fungsional lainnya merupakan Pegawai

Negeri Sipil yang diberi hak dan wewenang secara penuh oleh pejabat

yang berwenang sesuai keahliannya dalam rangka menunjang tugas

pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua .

Page 108: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

269

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diberikan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Proses Persiapan akreditasi RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan Provinsi

Sumsel masih belum bisa dilaksanakan dengan efektif hal itu bisa dilihat dari

beberapa indikator antara lain:

a. Keselamatan pasien, keselamatan pasien belum sepenuhnya mampu

dijalankan dengan efektif oleh rumah sakit hal itu terlihat dari 6 (enam)

indikator keselamatan pasien yang harus dilaksanakan hanya 2 (dua)

indikator yang maksimal dilaksanakan yaitu mengidentifikasi pasien dengan

benar dan meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai

(High Alert Medications) sementara itu 4 (empat) indikator yaitu

meningkatkan komunikasi yang efektif, memastikan lokasi pembedahan

yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar,

mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan mengurangi

risiko cedera pasien akibat terjatuh masih belum maksimal dilaksanakan

b. Standar pelayanan kepada pasien, standar pelayanan kepada pasien yang

terdiri dari 7 (tujuh) indikator yang terdiri akses ke rumah sakit dan

kontinuitas relayanan, hak Pasien dan keluarga, asesmen pasien, pelayanan

Page 109: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

270

dan asuhan pasien, pelayanan anestesi dan bedah serta manajemen

komunikasi dan edukasi belum mampu diwujudkan dengan efektif sehingga

proses akreditasi yang dilaksanakan oleh rumah sakit berjalan sangat lambat

dan tidak mengalami perkembangan.

c. Standar manajemen rumah sakit, standar manajemen rumah sakit masih

belum sesuai hal itu terlihat dari 7 indikator yang harus dilaksanakan hanya

dua indikator yang mampu dilaksanakan dengan efektif, yaitu indikator

peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan tata kelola rumah sakit

sementara indikator pencegahan dan pengendalian infeksi, manajemen

fasilitas dan keselamatan, kompetensi dan kewenangan staf, manajemen

informasi dan rekam medis belum mampu diwujudkan dengan efektif.

d. Program nasional/sustainable development goals, program

nasional/milenium development goals yang terdiri 5 (lima) indikator sampai

saat ini belum mampu dipenuhi oleh rumah sakit secara efektif, hal tersebut

di pengaruhi oleh meningkanya angka kematian ibu dan bayi, meningkatnya

ngka kesakitan HIV/AIDS (ODHA), meningkatnya angka kesakitan

penderita Tuberkulosis (TB), Program Pengendalian Resistensi Antimikroba

(PPRA) juga belum mampu menurunkan resistensi antimikroba serta belum

maksimalnya pelayanan untuk pasien geriatri terlihat dari rumah sakit tidak

menyiapkan ruang poliklinik dan ruang rehabilitas pasien geriatri serta

tenaga psikiater.

2. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas di RSUD Muaradua

Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel secara keseluruhan sudah mulai

Page 110: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

271

mengalami peningkatan namun belum bisa dikatakan efektif, hal itu terlihat

dari beberapa hal antara lain:

a. Waktu, waktu pelayanan baik medis maupun non medis yang dilaksanakan

oleh petugas rumah sakit sudah mengalami peningkatan walaupun masih di

bawah target yang ditetapkan.

b. Kecermatan, kecermatan para pegawai sudah efektif jika dilihat dari

kejelasan petugas yang bertanggung jawab dan kesiapan petugas dalam

melayani pasien karena petugas sudah cermat dalam melakukan identifikasi

pasien, melakukan diagnosa, teliti dan hati-hati terutama dalam pemeriksaan

pasien sehingga kecermatan efektif apabila digunakan untuk meningkatkan

mutu pelayanan di rumah sakit.

c. Gaya pemberian pelayanan, gaya petugas pemberi pelayanan sebelum

adanya program akreditasi masih kurang sesuai dengan keinginan pasien

serta adanya perbedaan pelayanan antara pasien BPJS dengan pasien umum,

namun setelah adanya program akreditasi gaya pemberi pelayanan

mengalami perubahan, pegawai rumah sakit sudah mulai responsif dengan

merespon secara cepat keluhan yang disampaikan oleh pasien informatif

karena pegawai selalu memberikan informasi secara akurat, ramah karena

pegawai rumah sakit sudah mulai menegur dan menyapa semua pasien dan

keluarga pasien serta peduli akan kebutuhan pasien di mana pegawai selalu

membantu kesulitan yang dialami oleh pasien.

Page 111: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

272

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas maka dapat diberikan penulis memberikan

saran sebagai berikut:

1. Direktur atau pimpinan rumah sakit hendaknya lebih mengoptimalkan

monitoring dan supervisi untuk meningkatkan keselamatan pasien, mulai dari

melakukan croscek secara berkala yaitu 3 bulan sekali, 6 bulan sekali dan 1

tahun sekali terhadap hasil identifikasi pasien mulai dari nama dan hasil rekam

medis, serta menerapkan stretagi komunikasi yang efektif yang mudah di

pahami oleh pasien serta mempercepat imlementasi program pencegahan dan

pengendalian infeksi guna menurunnkan angka penularan infeksi.

2. Perlu adanya penambahan kegiatan pelatihan dan workshop untuk bagian Unit

Gawat Darutat, pegawai bagian rekam medis, perawat dan apoteker tentang

standar pelayanan kepada pasien, hal itu dilakukan agar pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan oleh tenaga medis dan non medis sudah sesuai dengan

standar yang ditetapkan, serta bertindak sesuai dengan petunjuk yang sudah

ditetapkan. Penambahan kegiatan pelatihan dan workshop akreditasi akan

berdampak pada meningkatnya motivasi tenaga kesehatan dan tenaga

administrasi dalam menghadapi akreditasi, sehingga tujuan akrditasi dapat

tercapai.

3. Pengisian jabatan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan atau kompetensi

yang dimiliki oleh pegawai serta dilakukan secara transparan dalam memilih

pegawai untuk menempati salah satu jabatan di rumah sakit sesuai dengan

kualifikasi yang ditetapkan, pimpinan juga harus memberikan keleluasaan

Page 112: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

273

dalam menjalankan kewenangannya kepada seluruh staf rumah sakit serta

pimpinan harus melakukan audit kinerja setiap satu bulan sekali, enam bulan

sekali dan satu tahun sekali, hal itu dilakukan agar manajemen yang

dilaksanakan di rumah sakit mudah untuk dipenuhi.

4. Kegiatan program nasional/sustainable development goals hendaknya

dilakukan dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan

tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, penurunan angka

kesakitan HIV/AIDS (ODHA), penurunan penderita Tuberkulosis,

menurunkan resistensi antimikroba, serta mengoptimalkan dalam pelayanan

kepada pasien geriatri.

5. Pimpinan hendaknya selalu melakukan pengawasan atau monitoring kepada

seluruh pegawai di semua unit pelayanan kesehatan baik secara langsung

misalnya pimpinan meminta laporan di tempat secara langsung kepada

pegawai maupun tidak langsung misalnya melalui Closed Circuit Television

(CCTV) hal tersebut dilakukan agar tidak ada perbedaan pelayanan antar

pasien, pelayanan dapat dilaksanakan dengan tepat waktu serta meningkatkan

kedisiplinan baik pegawai medis maupun non medis.

6. Pasien hendaknya melaporkan secara langsung kepada pimpinan apabila

terdapat perlakukan deskriminatif dari gaya pemberian pelayanan yang

dilakukan oleh pegawai.

7. Rumah Sakit hendaknya melakukan penambahan anggaran untuk kegiatan

oprasional rumah sakit, untuk kegiatan pelatihan pegawai medis maupun non

medis, kegiatan sosialisasi untuk menurkan angka HIV/AIDS (ODHA) dan

Page 113: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

274

penurunan penderita Tuberkulosis serta kegiatan penambahan kelengkapan

fasilitas rumah sakit hal itu dilakukan dengan tujuan kepuasan pasien semakin

tinggi dikarenakan meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit.

Page 114: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku

Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan: Primsip dan Praktik. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta:

Binarupa Aksara Publisher.

Atik dan Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan, Disertai dengan

Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan

Standar Pelayanan Minimal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar.A 2006. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran

Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

________. 2007. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran

Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

__________2008. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta (ID): Sinar

Harapan

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu administrasi Negara. Bandung: CV Pustaka Setia

Brodjonegoro, B. S. 2017. Sustainable Development Goals (SDGs) dan

Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: LP3ES.

Depkes, RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit edisi ke 2.

Jakarta

Depkes RI. 2009. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (Edisi 2).

Jakarta. Bhakti Husada

Depkes RI. 2017. Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik di

Sarana Kesehatan. Jakarta. Bhakti Husada

Duncan, W. J., Ginter, P. M., & Swayne, L. E. 2012. Strategic Management of

Health Care Organizations. Blackwell Business.

Frederickson, H. George. 2007. The Spirit of Public Administration, San

Francisco: Jossey-Bass Publishers

Page 115: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Handayaningrat, Soewarno. 1980. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

________________. 2005. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

_______________. 2012. Sistem Birokrasi Pemerintah. Jakarta: CV. Mas Agung.

Harun. 2009. Reformasi dan Manajemen Sektor Publik di Indonesia.Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,

Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Joint Commission International (JCI). 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit:

EnamSasaran Keselamatan Pasien. Edisi ke-4. Jakarta.

Jacobalis, Samsi. 2010. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: PT Citra

Windu Satria.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2018. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit,

Jakarta.

Lupiyoadi. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi kedua. Jakata: Penerbit

Salemba Empat.

Lovelock, Cristopher H. dan Wright, Lauren K. 2012. Manajemen Pemasaran

Jasa. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Mardiasmo. 2008. Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarta: Andi Offse

Mahmudi. 2005. Manajemen Pelayanan Umum Sektor Publik, Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Manullang, M. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bagi Pimpinan Perusahaan.

Jakarta. Gajah Mada Press.

Moleong, Lexy, J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Ramadja

Karya.

___________. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

___________ 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mansjoer, arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi ke 3. Jakarta : FK

UI press

Page 116: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

Moenir, H.A.S. 2015. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi

Aksar

Purnama, Dadang H. 2004. Modul Ajar Metode Penelitian Kualitatif. Palembang :

Universitas Sriwijaya.

Raharjo. 2016. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Pencapaian

Pembangunan Milenium (MDGs), Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua . 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Muaradua: RSUD Muaradua.

Sedarmayanti. 2007. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) dan Good

Corporate Governance (Tata kelola Perusahaan Yang Baik). Bandung:

CV. Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2009. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk

Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. Bandung: Mandar Maju.

Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2007. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:Bumi

Aksara

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Susanto, Azhar. 2015. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur Pengendalian Resiko

Pengembangan. Bandung: Linggar Jaya.

Sutanto, H. 2014. Analisis Implementasi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Umum Deli Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara

Suparto. 2005. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Siagian, Sondang. P. 2007. Filsafat Administrasi. Edisi revisi. Jakarta; Bumi

Aksar

______________.2008. Kepemimpinan Organisasi & Perilaku Administrasi,

Jakarta: Penerbit Gunung Agung

______________. 2016. Teori Pengembangan Organisasi. Bandung: Ganesha.

Steers. M. Richard. 2015. Efektivitas Organisasi, Jakarta: Erlangga.

Tangkilisan, Nogi Hessel. 2015. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Page 117: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

Tjiptono, Fandy. 2015. Service management Mewujudkan Layanan Prima,

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo S. 2014. Metodologi Penelitian Sosial Edisi

Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2011. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UGM.

Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rieneka Cipta.

Wasistiono, Sadu. 2013. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Bandung: Fokus Media.

Wijono, Joko. 2010. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol.2, Surabaya:

Airlangga

Wilde, O.A. 2009. Customer Service Cara Efektif Memuaskan Pelanggan,

Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada.

B. Referensi Jurnal dan Artikel

Angelina, Kandou dan Tilaar. 2015. Analisis Pelaksanaan Standar Sasaran

Keselamatan Pasien di Unit Gawat Darurat RSUD Dr. San Ratulangi

Tondano Sesuai dengan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.

JIKMU.Vol.5, No 2.

Berry L. 2014. Problems and Strategies in Services Marketing. Jurnal of

Marketing Vol. 49. (Spring).

Hidayati, A.N.. 2008. Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan

Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam

Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, volume 2, nomor

1, januari 2018.

Kusbaryanto. 2010. Peningkatan Mutu Rumah Sakit dengan Akreditasi. Mutiara

Medika. Vol. 10, No. 1-86-89.

Purnomowati, Wiwin dan Ismini. 2014. Konsep Smart City dan Pengembangan

Pariwisata di Kota Malang, Jurnal JIBAKA Volume 8 No 1 Februari

2014. Universitas Widyaguna Malang.

Parasuraman, A. 2008. Konsep dan Teknik Pengukuran Kualitas Produk Jasa,

Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol 4, No I, Hal 55-56.

Page 118: EFEKTIVITAS PERSIAPAN AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/56655/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsecara keseluruhan masih relatif cukup rendah hal itu disebabkan oleh

Mandawati. 2018. Dampak Akreditasi Rumah Sakit: Studi Kualitatif Terhadap

Perawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Jurnal Keperawatan dan

Pemikiran Ilmiah. Vol. 4, No.4, 23-29.

Supriyono, B. 2013. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Pasien Rumah Sakit “Nirmala Suri” Kabupaten Sukoharjo dalam Jurnal

STIE AUB Surakarta.

Yoon, Y. 2013. An Examination of The Effects of Motivation and Satisfaction on

Destination Loyalty: A Structural Model. Tourism Management, 26 (1),

45-56

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang

Akreditasi Rumah Sakit.

Surat Keputusan Dirjen Yan Med No.HK.00.06.3.5.00788 tentang Komisi

Gabungan Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya.

D. Referensi Lainnya

www.harianokuselatan.com diakses pada tanggal 1 September 2018

www.okuselatankab.go.id diakses pada tanggal 1 Desember 2018

www.okuselatankab.bps.go.id diakses pada tanggal 1 Desember 2018

www.sripoku.com diakses pada tanggal 9 oktober 2018

www.sumselprov.go.id diakses pada tanggal 27 November 2018