EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU KUARTET DAN METODE … › download › pdf › 288196555.pdfkartu...

12
P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685 AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019 ` EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU KUARTET DAN METODE MENGHAFAL Hasnianti Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Somba Opu Kab. Gowa, Sulawesi Selatan 92113 e-mail: [email protected] Abstract This study aims to compare the effectiveness of quartet card games and memorization methods for students' mastery of vocabularies. In this study, using quasi quantitative experiments. The sample of this study was purposive sampling taken from class VII A and B as many as 40 students with a population of 150 people. Then the data collection technique used by researchers is the evaluation test relating to the mastery of the consensus existing on the quartet card. The T-test is a formula that researchers use in obtaining research results. Obtained that the experimental class in this case class VII A, amounting to 19 students after treatment, then given a test obtained an average value of 5.8, while the control class, in this case, Class VII B students were 21 students after memorizing the vocabularies method. The same as the consensus in the quartet card and then given a test obtained an average value of 3,6, so it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted because t arithmetic 4,23 is more significant than t table 1,68959. Keywords: Effectiveness; Quartet Card; Memorization Method; Mastery of Mufradat; Arabic. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan permainan kartu kuartet dan metode menghafal terhadap penguasaan mufrodat siswa. Dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif quasi eksperimen. Sampel penelitian ini adalah purposive sampling yang diambil dari siswa kelas VII A dan B sebanyak 40 siswa dengan populasi 150 orang. Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu tes evaluasi yang berkaitan dengan penguasaan mufradat yang ada pada kartu kuartet tersebut. Uji t merupakan rumus yang peneliti gunakan dalam memperoleh hasil penelitian. Diperoleh bahwa Kelas eksperimen dalam hal ini kelas VII A yang berjumlah 19 siswa setelah dilakukan perlakuan yang kemudian diberikan tes diperoleh nilai rata-rata 5,8 sedangkan kelas kontrol dalam hal ini siswa Kelas VII B yang sebanyak

Transcript of EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU KUARTET DAN METODE … › download › pdf › 288196555.pdfkartu...

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685 AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    `

    EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU KUARTET

    DAN METODE MENGHAFAL

    Hasnianti

    Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

    Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Somba Opu

    Kab. Gowa, Sulawesi Selatan 92113

    e-mail: [email protected]

    Abstract

    This study aims to compare the effectiveness of quartet card games and

    memorization methods for students' mastery of vocabularies. In this study,

    using quasi quantitative experiments. The sample of this study was

    purposive sampling taken from class VII A and B as many as 40 students

    with a population of 150 people. Then the data collection technique used

    by researchers is the evaluation test relating to the mastery of the

    consensus existing on the quartet card. The T-test is a formula that

    researchers use in obtaining research results. Obtained that the

    experimental class in this case class VII A, amounting to 19 students after

    treatment, then given a test obtained an average value of 5.8, while the

    control class, in this case, Class VII B students were 21 students after

    memorizing the vocabularies method. The same as the consensus in the

    quartet card and then given a test obtained an average value of 3,6, so it

    can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted because t

    arithmetic 4,23 is more significant than t table 1,68959.

    Keywords: Effectiveness; Quartet Card; Memorization Method; Mastery

    of Mufradat; Arabic.

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan permainan

    kartu kuartet dan metode menghafal terhadap penguasaan mufrodat

    siswa. Dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif quasi eksperimen.

    Sampel penelitian ini adalah purposive sampling yang diambil dari siswa

    kelas VII A dan B sebanyak 40 siswa dengan populasi 150 orang.

    Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu tes

    evaluasi yang berkaitan dengan penguasaan mufradat yang ada pada

    kartu kuartet tersebut. Uji t merupakan rumus yang peneliti gunakan

    dalam memperoleh hasil penelitian. Diperoleh bahwa Kelas eksperimen

    dalam hal ini kelas VII A yang berjumlah 19 siswa setelah dilakukan

    perlakuan yang kemudian diberikan tes diperoleh nilai rata-rata 5,8

    sedangkan kelas kontrol dalam hal ini siswa Kelas VII B yang sebanyak

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    228 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    21 siswa setelah dilakukan metode menghafal dengan mufradat yang sama

    dengan mufradat yang ada dalam kartu kuartet kemudian diberikan tes

    diperoleh nilai rata-rata 3,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

    ditolak dan Ha diterima, karena t hitung hitung 4,23 lebih besar dari t

    tabel 1,68959.

    Kata Kunci: Efektivitas; Kartu Kuartet; Metode Menghafal; Penguasaan

    Mufradat; Bahasa Arab.

    A. Pendahuluan

    Hubungan sosial tidak akan berjalan dengan baik tanpa menggunakan

    bahasa dengan baik. Kemampuan berbahasa seorang anak berawal dari

    mendengarkan perkataan orang sekitar terutama kedua orang tua dan

    keluarganya. Mengikuti menjadi tahap berikutnya setelah terbiasa

    mendengarkan. Terbiasa mendengar kata “mama” si anak mulai mengikuti

    dengan pelan “ma ma”. Begitu seterusnya mendengar dan mengikuti hingga

    si anak dapat berbahasa dengan lancar. Menyampaikan dan memahami

    gagasan, pikiran, dan pendapat memerlukan suatu media yang disebut

    Bahasa.1

    Belajar Bahasa Ibu (bahasa sendiri) tidak seperti belajar bahasa Arab

    (Asing). Bahasa ibu akan didengar setiap harinya sehingga dalam kurung

    waktu sekitar satu tahun anak akan mulai fasih berbahasa. Berbeda dengan

    belajar bahasa Arab, karena kondisinya sebagai bahasa asing tentu jarang

    orang Indonesia menggunakannya dalam kesehariannya. Selain itu, karena

    bahasa Arab bahasa asing dalam mempelajarinya tidak cukup hanya punya

    mufradat. Tapi, tidak bisa lepas dari aturan-aturan (kaidah-kaidah) terkait

    bagaimana menyusun mufradat tersebut menjadi satu kalimat. Penguasaan

    mufradat tanpa mengetahui aturannya maka sulit untuk berbahasa yang fasih.

    Tapi mengetahui aturan tanpa mufradat tidak bisa berbahasa. Oleh karena itu,

    penguasaan terhadap mufradat sangat menunjang keterampilan berbahasa.

    Dewasa ini era globalisasi terus merajalela dan tak terelakan

    menjadikan batas geografis dan budaya menjadi samar dalam pikiran individu

    karena semua menjadi satu. Mengerti budaya dan bahasa negara di luar

    Indonesia menjadi penting. sehingga banyak sekolah menambahkan suatu

    mata pelajaran bahasa asing dalam kurikulum.

    1 Khaidir Anwar, Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa (Yogyakarta:

    Gama Media, 2000), h. 34.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    Efektivitas Permainan Kartu Kuartet dan Metode Menghafal | 229

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    Bahasa Arab misalnya menjadi mata pelajaran tambahan mulai dari

    sekolah menengah pertama selama berada di bawah naungan Kementrian

    Agama. Bahasa Arab adalah bahasa asing dan memiliki kesulitan tersendiri

    dipelajari siswa. Siswa Pesantren lebih terlihat kemampuan berbahasa

    Asingnya (Arab) karena di Pesantren memiliki metode tersendiri yang

    didukung oleh kondisi siswanya tinggal di Asrama. Berbeda siswa yang di

    sekolah umum seperti Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah apalagi

    sekolah umum belajar bahasa Asing (Arab) hanya 2×45 menit per minggunya,

    tentu ini menjadi sulit bagi mereka.

    Pemilihan metode dalam proses pembelajaran penting adanya. Namun

    bukan berarti penentuan atau penyusunan materi tidak penting. Metode dan

    materi dalam proses pembelajaran merupakan dua hal yang tidak boleh

    diabaikan demi tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang

    ditentukan dalam RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran).

    Penyusunan Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada proses

    pembelajarannya terbagi atas tiga kegiatan yaitu kegiatan pembuka, kegiatan

    inti dan kegiatan penutup. Kartu kuartet posisinya dalam proses pembelajaran

    ada pada kegiatan pembuka. Siswa tanpa sadar bermain tapi memperoleh

    mufrodat.

    Terdapat berbagai strategi dalam penyampaian materi tentang kosakata

    bahasa Arab oleh guru kepada para siswanya. Strategi yang paling ideal yaitu

    dengan isyarat ataupun tanda yang dimaksud secara langsung. Tujuan dari

    strategi pembelajaran kosakata ini membatu siswa untuk menerjemahkan

    bentuk-bentuk kosakata dan mampu menggunakannya dalam bentuk jumlah

    (kalimat) dengan tepat. Dalam arti yang luas siswa tidak hanya dituntut untuk

    menghafal kosakata tanpa mengetahui penggunaan dan fungsinya dalam

    komunikasi. Namun tujuan akhir dari strategi pembelajaran kosakata bahasa

    Arab ini siswa diajarkan untuk menggunakannya baik dalam bentuk ucapan

    maupun tulisan.2

    Berdasarkan hasil penelitian Haris dan Hasan bahwa media kartu

    bergambar kurang berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan kosakata

    bahasa Arab. Untuk dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap kosakata

    bahasa Arab perlu menggunakan media yang cocok dan kreatif. Media

    2 Abdurochman Abdurochman, “Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab bagi

    Non Arab,” An Nabighoh Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Arab 19, no. 1 (2017): 63, https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v19i1.758.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    230 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    flashcard merupakan salah satu media kreatif yang dapat digunakan untuk

    meningkatkan daya tangkap siswa dalam menguasai kosakata. Respon atau

    minat siswa terhadap bidang studi bahasa Arab bisa dirangsang dengan

    beberapa metode dan media pembelajaran yang menarik dan efisien, salah

    satunya bisa dengan menggunakan media flashcard.3

    Sedangkan metode menghafal merupakan metode klasik dalam

    menambah perbendaharaan kosakata, metode ini dirasa membosankan dan

    membutuhkan waktu yang banyak. Seiring perkembangan zaman ilmu

    pendidikan juga demikian berkembang banyak kemudian metode-metode

    yang sifatnya fun yang diciptakan pegiat ilmu entah mereka yang bergelut di

    dunia pendidikan formal maupun informal seperti perkampungan dalam

    pembelajaran berbahasa. Metode menghafal merupakan salah satu metode

    konvensional yang sudah ada sejak dulu sehingga pengajar dan pegiat bahasa

    mencoba menciptakan inovasi baru dalam menghafal mufradat. Permainan

    kartu kuartet merupakan salah satu inovasi baru yang diciptakan dalam

    menghafal mufradat. Permainan kartu kuartet ini sendiri bukan suatu yang

    asing bagi kita kelahiran tahun 90-an. Permainan ini sudah kita mainkan

    semasa kecil tapi pada saat itu murni hanya untuk hiburan belum terdapat

    unsur education di dalamnya.

    Sejauh ini ternyata permainan kartu kuartet ini tidak hanya digunakan

    dalam menghafal mufradat bahasa baik itu bahasa inggris maupun bahasa

    Arab dan lainnya. Tapi, ternyata juga banyak digunakan oleh pengajar mata

    pelajaran lainnya seperti matematika, pendidikan kewarganegaraan, fisika dan

    lain-lain. Berangkat dari kenyataan dan melihat fisik kartu kuartet itu sendiri

    yang di dalamnya terdapat 40 mufradat dan jika dimainkan bisa selesai dalam

    10 menit bisa lebih efektif dengan metode menghafal yang jelas-jelas

    menghafal tapi memang metode ini sudah klasik. Kehadiran permainan kartu

    kuartet yang lebih inovasi kemungkinan besar meningkatkan motivasi siswa,

    tapi dalam penguasaan mufradat metode menghafal masih lebih efektif.

    Pandangan-pandangan peneliti tersebut mengantarkannya untuk meneliti

    mana lebih efektif antara permainan kartu kuartet dan metode menghafal

    3 Muh Haris Zubaidillah dan Hasan Hasan, “Pengaruh Media Kartu Bergambar

    (Flash Card) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Arab,” Al Mi’yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 2, no. 1 (2019), https://doi.org/10.35931/am.v2i1.90.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    Efektivitas Permainan Kartu Kuartet dan Metode Menghafal | 231

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    terhadap penguasaan mufradat jika dalam penerapan kedua metode tersebut

    terjadi dalam alokasi waktu yang sama, dan jumlah mufradat yang sama.

    Metode permainan ini diuji coba peneliti di sebuah sekolah. Penelitian

    ini merupakan penelitian eksperimen sehingga dalam penentuan lokasi

    penelitian tidak terikat, selama penelitian dengan jenis eksperimen bisa

    dilaksanakan. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bone menjadi pilihan

    peneliti karena melihat di sekolah tersebut siswanya cukup banyak sehingga

    memungkinkan penelitian ini dilaksanakan di sana.

    B. Metode Penelitian

    Pendekatan yang digunakan pendekatan kuantitatif atau analisis data

    statistik. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain

    penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan bentuk desain

    nonequivalent control group design. Quasi eksperimental ini mempunyai ciri

    utama yaitu sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun

    sebagai kelompok kontrol diambil secara purposive sampling dari populasi

    tertentu.4 Jenis ini berangkat dari keadaan sampel yang homogen, guru, mata

    pelajaran dan keadaan sampel yang sama. Gambaran sederhananya terdapat

    dua grup yang dipilih secara purposive sampling yaitu kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol. Kemudian kedua kelompok tersebut diberi perlakuan

    yang berbeda setelah itu diberikan tes hasil tes tersebutlah yang akan dianalisis

    untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

    Populasi penelitian ini yaitu semua siswa kelas satu MTs N 2 Bone

    yang berjumlah 167 yang dibagi menjadi enam kelas. Populasi jenis ini disebut

    (definite) yaitu objek penelitian yang dapat dihitung atau populasi terbatas.5

    Siswa menjadi sasaran utama penelitian ini, dimana siswa merupakan sesuatu

    yang dapat dihitung. Berdasarkan desain penelitian dan berbagai

    pertimbangan keadaan kelas, guru pengajar, serta karakteristik dan latar

    belakang murid yang hampir sama maka dipilihlah dua kelas yang merupakan

    sebagian dari populasi. Sampel tersebut yaitu kelas 7 A sebagai kelas

    eksperimen dan kelas 7 B dijadikan sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa kedua

    kelas tersebut 40 dari 167 siswa. Teknik ini merupakan purposive sampling

    yang dilaksanakan sesuai dengan penilaian subjektif peneliti berdasarkan

    4 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 207. 5 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan

    (Jakarta: Kencana, 2014), h. 161.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    232 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    pengamatan yang telah dilakukan pada pengetahuan calon informan atau

    responden untuk menjawab pertanyaan penelitian.

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan terjun

    langsung ke lapangan atau lokasi penelitian untuk mencatat beberapa hal yang

    dibutuhkan dengan memakai beberapa teknik. Teknik pengumpulan yang

    digunakan dalam penelitian ini dokumentasi dan tes hasil pembelajaran yang

    bersifat objektif. Tes yang diberikan adalah tes objektif, setiap pertanyaan

    disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih dan menghasilkan skor yang

    konstan. Jika jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan jika salah diberi skor 0

    (nol). Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan

    data yang bersifat sekunder berupa daftar nama, jumlah siswa dan profil

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 2 Bone sebagai lokasi penelitian

    Salah satu cara untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel

    mempunyai perbedaan rata-rata secara signifikan atau tidaknya adalah uji

    independent sample t-test.6 Ada beberapa metode untuk menghitungnya tapi

    pada penelitian ini penulis akan memberi dua cara saja, yaitu dengan cara

    manual dan SPSS 20.

    C. Hasil dan Pembahasan

    1. Permainan Kartu Kuartet

    Perkembangan anak pada awalnya belum dikaitkan dengan

    kegiatan bermain. Hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya perhatian

    para ahli psikologi serta terbatasnya pengetahuan pada perkembangan

    anak. Plato merupakan orang pertama yang menyadari bahwa adanya nilai

    praktis dalam proses bermain sehingga penting adanya pada dunia anak.

    Beberapa pendapat lainnya muncul setelah itu yaitu Aristoteles

    berpendapat bahwa dari kegiatan bermain anak menemukan cita-cita yang

    akan ditekuni hingga dewasa nantinya.7

    Menurut Plato metode permainan game, permainan peran (role

    playing), atau simulasi dan permainan (simulation and game) merupakan

    salah satu metode pendidikan yang terbaik pada tingkatan dasar. Hal

    tersebut terlihat dalam ungkapan Plato: “Dalam mendidik anak-anak,

    6 Aris Dianto, “Uji Independent Sample T-Test Secara Manual,” Aksiomatik, diakses

    10 April 2019, https://aksiomatik.wordpress.com/2016/09/08/uji-independent-sample-t-test-secara-manual/.

    7 Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan dan Permainan (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 2.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    Efektivitas Permainan Kartu Kuartet dan Metode Menghafal | 233

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    didiklah mereka dengan semacam permainan”.8 Dari situ terlihat bahwa

    Plato tak hanya berpikir idealis namun juga praktis.

    Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), yang dimaksud

    kartu yaitu kertas yang hampir sama dengan karcis dengan kertas tebal

    persegi panjang yang dipergunakan untuk berbagai kebutuhan.9

    Sedangkan kuartet yaitu kelompok, kumpulan, dan lain sebagainya yang

    terdiri dari delapan kategori dimana setiap kategori terdiri dari empat

    kartu. Kartu kuartet merupakan semacam permainan yang terdiri dari

    beberapa jumlah kartu bergambar, biasanya judul diletakkan paling atas

    pada kartu dan tulisannya dibold dan ditebalkan, masing-masing dari

    kartu itu tercantum keterangan berbentuk tulisan yang menjelaskan

    gambar tersebut dan tulisan gambar dituliskan empat atau dua baris secara

    vertikal yang berada di tengah-tengah antara gambar dan judul. Tulisan

    yang menjelaskan gambar itu biasanya dituliskan dengan tinta yang

    berwarna-warni.10

    Sebagai kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, kartu kuartet

    merupakan jenis permainan kartu yang berjumlah 32 kartu dalam satu

    paknya disertai penjelasan berupa tulisan untuk menjelaskan gambar pada

    kartu itu.

    2. Metode Menghafal

    Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) metode

    merupakan “cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan,

    khususnya dalam hal ilmu pengetahuan”.11 Sedangkan metode menurut

    Muhammad Zein yaitu cara kerja yang umum dan sistematis, misalnya

    bagaimana ilmu pengetahuan bekerja dan termasuk jawaban dari

    pertanyaan “bagaimana”.12 Adapun metode berdasarkan pendapat Saiful

    8 J. H. Rapar, Filsafat Politik Plato (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), h. 118. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. XVI

    (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 644. 10 Indah Setiyorini, “Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet Pada Mata

    Pelajaran IPS Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar,” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1, no. 2 (2013): 10.

    11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 952. 12 Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama (Yogyakarta: AK Group, 1995),

    h. 167.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    234 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    Bahri Djamarah yaitu langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan

    yang sudah ditetapkan.13

    Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

    merupakan suatu cara dimana di dalamnya terdapat fungsi sebagai alat

    untuk mencapai sebuah tujuan. Beberapa tujuan tersebut harus juga

    dijabarkan secara tepat dan jelas.

    Dengan demikian tujuan tersebut banyak membantu

    merencanakan proses pembelajaran contohnya untuk menentukan alat

    dan bahan pelajaran, membantu memberi petunjuk untuk memilih metode

    belajar, dan untuk menentukan mekanisme penelitian. Tujuan semacam

    itu secara umum lebih memfokuskan pada aspek proses pembelajaran dan

    bukanlah pada aspek pengajar ataupun aspek kegiatan guru.

    Metode pada dunia pendidikan terus dikembangkan agar tujuan

    pendidikan yang sebenarnya dapat terealisasi, melahirkan output yang

    siap dalam masyarakat. Metode pembelajaran kemudian dikelompokan

    menjadi metode klasik dan metode modern. Metode klasik hanya

    berfokus pada bahan ajar dan proses pembelajaran yang sifatnya satu

    arah, sistem pengajaran yang lebih familiar dengan sebutan sistem

    tradisional atau disebut juga sistem monologis.

    Proses pembelajaran seperti pondok pesantren (Islamic Boarding

    School) diidentikan dengan pembelajaran klasik dan tradisional dalam

    dunia pendidikan di Indonesia dimana proses pembelajaran pendidik

    mengambil andil penuh dan aktif sedangkan siswa pasif hanya datang,

    duduk dan mendengarkan. Namun pada pesantren modern saat ini sudah

    mulai beralih ke metode modern.

    Sedangkan metode modern terfokus pada siswa, keaktifan dan

    kreativitas siswa dituntut ada dalam proses kegiatan pembelajaran, baik

    itu indoor di dalam kelas maupun outdoor diluar kelas. Sistem seperti ini

    lah yang mengasah otak anak agar mampu menalar dengan baik untuk

    menyelesaikan suatu permasalahan-permasalahan yang ada dan

    mempercepat siswa lebih pintar dan peran pendidik disini adalah hanya

    sebagai pendamping yang membimbing apabila terjadi kekeliruan atau

    kesalahan.

    13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:

    Rineka Cipta, 1997), h. 53.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    Efektivitas Permainan Kartu Kuartet dan Metode Menghafal | 235

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan di sekolah-

    sekolah ternama telah menerapkan metode pembelajaran yang sifatnya

    menyenangkan, edukatif, praktis dan berfokus pada siswa. Pondok

    Pesantren pun mulai menerapkan metode tersebut. Apabila metode seperti

    ini dilakukan sejak usia dini dalam hal ini direalisasikan sejak dibangku

    SD atau MI, maka kedepannya untuk permasalahan-permasalahan yang

    dihadapinya, siswa akan lebih cepat tanggap dalam menyelesaikannya.

    Metode hafalan adalah suatu teknik untuk menghafalkan beberapa

    kata bahasa Arab (mufradat) atau kalimat-kalimat maupun kaidah-kaidah

    yang diterapkan oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta

    didiknya.14

    Tujuan metode ini adalah melatih daya kognisi, ingatan, dan

    imajinasi peserta didik agar mampu mengingat pelajaran yang pernah

    dipelajari dan diketahuinya. Kelebihan dan kekurangan metode

    menghafal pada proses pembelajaran tentu tidak bisa terelakkan. Namun,

    kedua hal tersebut dapat diantisipasi sejak awal oleh guru. Jika dilihat dari

    bentuk dan sifatnya, metode menghafal bisa diklasifikasikan sebagai

    pekerjaan rumah yang sering disebut sebagai metode resitasi, hal ini

    sesuai waktu pelaksanaan menghafal ini dimana siswa dapat

    menghafalkan di luar jam pelajaran di kelas maupun di dalam kelas.

    3. Penguasaan Mufradat

    MacTruck dan Morgan mengatakan “mastery is great skillfulness

    and knowledge of some subject or activity”.15 Kemampuan seseorang

    mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk kegiatan atau

    aktivitas dapat dikatakan menguasai menurut Mac Truck Dan Morgan.

    Sehingga kemampuan seseorang dapat diketahui dari bagaimana ia

    menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya.

    Alat bantu untuk mengetahui kemampuan mufradat /kosa kata

    pada peserta didik merupakan Instrumen penilaian mufradat itu sendiri.

    Bentuk-bentuk instrumen tersebut dapat berupa tes. Kosa kata merupakan

    kata-kata dalam berbagai bentuk yang meliputi: kata-kata lepas dengan

    atau tanpa imbuhan, dan merupakan kumpulan dari kata-kata yang sama

    14 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2005),

    h. 63. 15 Robert H. MacTruck dan George A. Morgan, Mastery Motivation

    Conceptualizations and Application (New Jersey: Ablex Publishing Corporation, 1995), h. 283.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    236 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    atau berbeda, masing-masing dengan artinya sendiri. Djiwandono

    menyatakan bahwa “penguasaan mufradat dibagi menjadi dua, yaitu

    penguasaan kosakata aktif-produktif dan pasif-reseptif”.16 Penguasaan

    mufradat bentuk pertama berupa pengetahuan makna kata tanpa diikuti

    kemampuan untuk menggunakan sendiri atau hanya mengetahui arti kata

    yang orang gunakan, tanpa disertai kemampuan spontan menggunakan

    kata tersebut dalam wacananya sendiri. Penguasaan bentuk kedua tidak

    sekedar memahami arti kata yang didengar atau dibaca, melainkan secara

    nyata dan mampu memakai kata tersebut dalam wacana untuk

    mengungkapkan pikirannya.

    Penelitian ini merupakan uji dua arah dengan titik signifikansi sebesar

    5% atau 0,05 dengan df n-2 karena menggunakan dua variabel. Untuk melihat

    tingkat signifikansi permainan kartu kuartet dan metode menghafal terhadap

    penguasaan mufrodat. Maka, t hitung 4,23 dikonsultasikan dengan tabel t

    (pada lampiran) diperoleh t tabel 1, 68595. Sehingga diperoleh t hitung lebih

    besar dari t tabel maka dapat disimpulkan bahwa permainan kartu kuartet

    efektif terhadap penguasaan mufrodat siswa.

    D. Simpulan

    Tahapan-tahapan telah dilalui peneliti untuk sampai pada kesimpulan

    untuk menjawab rumusan-rumusan masalah yang telah dirumuskan, sehingga

    diperoleh suatu kesimpulan. Penelitian kuantitatif quasi eksperimen, kelas VII

    A diberikan permainan kartu kuartet sedangkan kelas VII B metode menghafal

    yang sudah diterapkan oleh guru yang mengajar di Madrasah tersebut. Kelas

    eksperimen dalam hal ini kelas VII A yang berjumlah 19 siswa setelah

    dilakukan perlakuan yang kemudian diberikan tes diperoleh 5,8 sebagai nilai

    rata-rata. Sedangkan VII B sebagai kelas pembanding yang terkontrol dengan

    jumlah siswa 21 orang setelah dilakukan metode menghafal dengan mufradat

    yang sama dengan mufradat yang ada dalam kartu kuartet kemudian diberikan

    tes diperoleh nilai rata-rata 3,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan

    kartu kuartet lebih efektif dibandingkan metode menghafal terhadap

    penguasaan mufrodat siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi

    signifikansi.

    16 M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), h.

    43.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    Efektivitas Permainan Kartu Kuartet dan Metode Menghafal | 237

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019

    Daftar Pustaka

    Abdurochman, Abdurochman. “Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa

    Arab bagi Non Arab.” An Nabighoh Jurnal Pendidikan dan

    Pembelajaran Bahasa Arab 19, no. 1 (2017): 63.

    https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v19i1.758.

    Anwar, Khaidir. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.

    Yogyakarta: Gama Media, 2000.

    Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

    Dianto, Aris. “Uji Independent Sample T-Test Secara Manual.” Aksiomatik.

    Diakses 10 April 2019.

    https://aksiomatik.wordpress.com/2016/09/08/uji-independent-

    sample-t-test-secara-manual/.

    Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.

    Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

    Djiwandono, M. Soenardi. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB,

    1996.

    MacTruck, Robert H., dan George A. Morgan. Mastery Motivation

    Conceptualizations and Application. New Jersey: Ablex Publishing

    Corporation, 1995.

    Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya,

    2005.

    Rapar, J. H. Filsafat Politik Plato. Jakarta: Rajawali Pers, 1996.

    Setiyorini, Indah. “Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet Pada Mata

    Pelajaran IPS Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah

    Dasar.” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1, no. 2

    (2013): 10.

    Tedjasaputra, Mayke S. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta:

    Grasindo, 2001.

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet.

    XVI. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

    Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

    Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

    Zein, Muhammad. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: AK Group,

    1995.

    Zubaidillah, Muh Haris, dan Hasan Hasan. “Pengaruh Media Kartu

    Bergambar (Flash Card) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa

    Arab.” Al Mi’yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab dan

    Kebahasaaraban 2, no. 1 (2019).

    https://doi.org/10.35931/am.v2i1.90.

  • P-ISSN: 1907-1183, E-ISSN: 2581-2815 https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v21i02.1685

    238 | Hasnianti

    AN NABIGHOH VOL. 21. NO. 02 TAHUN 2019