Peraturan Permainan

48
22 PERATURAN PERMAINAN A. Pendahuluan Materi ini memberikan pemahaman dasar bagi wasit C 3 untuk mengetahui Peraturan Permainan dan mampu mempraktekkannya dalam menjalankan tugas memimpin suatu pertandingan B. Tujuan Kursus bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan, keterampilan, serta sikap kepribadian yang baik dalam permainan sepakbola bagi calon-calon Wasit Sepakbola (C-3) untuk dapat memimpin pertandingan- pertandingan Kompetisi / Antar Perkumpulan di tingkat Pengcab dan setingkatnya maupun pertandingan-pertandingan lain yang diselenggarakan oleh Pengcab. C. Isi Materi 1. Pasal 1. Lapangan Permainan 2. Pasal 2. Bola 3. Pasal 3. Jumlah Pemain 4. Pasal 4. Perlengkapan Pemain 5. Pasal 5. Wasit 6. Pasal 6. Assisten Wasit 7. Pasal 7. Lamanya Waktu Pertandingan 8. Pasal 8. Memulai dan Memulai Kembali Permainan 9. Pasal 9. Bola Didalam dan Diluar Permainan 10. Pasal 10. Cara Mencetak Gol 11. Pasal 11. Offside 12. Pasal 12. Pelanggaran dan Kelakukan Tidak Sopan 13. Pasal 13. Tendangan Bebas 14. Pasal 14. Tendangan Penalti 15. Pasal 15. Lemparan Ke Dalam 16. Pasal 16. Tendangan Gawang 17. Pasal 17. Tendangan Sudut Catatan: Bahan-bahan terlampir pada buku “Law Of The Game”

description

Peraturan pertandingan yang dikeluarkan oleh PSSI Sumsel

Transcript of Peraturan Permainan

Page 1: Peraturan Permainan

22

PERATURAN PERMAINAN

A. Pendahuluan Materi ini memberikan pemahaman dasar bagi wasit C 3 untuk mengetahui

Peraturan Permainan dan mampu mempraktekkannya dalam menjalankan tugas

memimpin suatu pertandingan

B. Tujuan

Kursus bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan,

keterampilan, serta sikap kepribadian yang baik dalam permainan sepakbola

bagi calon-calon Wasit Sepakbola (C-3) untuk dapat memimpin pertandingan-

pertandingan Kompetisi / Antar Perkumpulan di tingkat Pengcab dan

setingkatnya maupun pertandingan-pertandingan lain yang diselenggarakan

oleh Pengcab.

C. Isi Materi 1. Pasal 1. Lapangan Permainan 2. Pasal 2. Bola 3. Pasal 3. Jumlah Pemain 4. Pasal 4. Perlengkapan Pemain 5. Pasal 5. Wasit 6. Pasal 6. Assisten Wasit 7. Pasal 7. Lamanya Waktu Pertandingan 8. Pasal 8. Memulai dan Memulai Kembali Permainan 9. Pasal 9. Bola Didalam dan Diluar Permainan 10. Pasal 10. Cara Mencetak Gol 11. Pasal 11. Offside 12. Pasal 12. Pelanggaran dan Kelakukan Tidak Sopan 13. Pasal 13. Tendangan Bebas 14. Pasal 14. Tendangan Penalti 15. Pasal 15. Lemparan Ke Dalam 16. Pasal 16. Tendangan Gawang 17. Pasal 17. Tendangan Sudut

Catatan: Bahan-bahan terlampir pada buku “Law Of The Game”

Page 2: Peraturan Permainan

23

Topik: Law – 1 Lapangan Permainan Tujuan Pelajaran: Untuk membuat para peserta mampu menyebutkan nama-nama dari garis dan bagian lapangan serta benda-benda lain yang merupakan bagian dari lapangan, dan dapat mengidentifikasi dengan benar kegunaan dari masing-masing bagian tersebut. Waktu yang Diperlukan: 90 menit Cara Belajar: Suruh para peserta untuk menggambarkan lapangan permainan beserta bagian-bagiannya yang ada di dalam pikirannya dan kemudian tuangkan di selembar kertas, tulis sebanyak mungkin nama dari bagian lapangan tersebut termasuk kegunaannya. Setelah para peserta selesai menggambarkan sket lapangan permainan, pengajar kemudian menayangkan diagram dari lapangan dan berikan informasi tentang semua busur, lingkaran, garis tiang dan lain sebagainya, dan perintahkan para peserta untuk memperbaiki sket mereka. Kemudian, sket-sket yang dibuat oleh para peserta dikumpulkan agar para peserta mengetahui bahwa hal itu merupakan bagian dari kemajuan pelajaran yang mereka lakukan. Konsep, dan Pengetahuan yang diajarkan: Arahkan perhatian para peserta kepada halaman-halaman tertentu dari Law No.1, tunjukkan dimana mereka dapat mencari informasi tentang ukuran lapangan permainan dan kapan hal itu perlu mereka ketahui. Akhir Pelajaran: Arahkan para peserta untuk bekerja berpasangan, kemudian perintahkan untuk memberi nama bagian-bagian dari lapangan permainan yang telah mereka buat sketnya.

Page 3: Peraturan Permainan

24

Topik: Law – 2 Bola Tujuan Pelajaran: Agar para peserta dapat mengidentifikasi mana bola yang memenuhi persyaratan. Peralatan dan Materi Yang Diperlukan: Sebuah bola yang memenuhi persyaratan dan beberapa bola yang tidak memenuhi persyaratan yang diwajibkan. Waktu Yang Diperlukan: 45 menit. Cara Belajar: Edarkan bola-bola tersebut kepada semua peserta dan kemudian tanya para peserta yang mana dari bola-bola tersebut yang memenuhi persyaratan dan mana yang tidak. Setelah para peserta menguji bola-bola yang dibagikan, lakukan diskusi dengan mereka kenapa ada bola yang memenuhi persyaratan dan mengapa ada yang tidak. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: Arahkan perhatian para peserta kepada halaman-halaman tertentu dari Law No.2 yang memuat penjelasan tentang pengertian bahwa bola harus: • berbentuk bulat • terbuat dari kulit atau bahan lain yang disetujui; • tidak memuat material yang berbahaya; • mempunyai lingkaran 68-70 cm (27-28 inci) • beratnya pada saat pertandingan dimulai antara 410 g sampai dengan 450 g (14-

16 oz.) • Tekanan angin 0,6 – 1.1 atm (600-1100 gr/cm2) Jelaskan bahwa selama pertandingan berlangsung bola tidak boleh diganti tanpa persetujuan wasit. Jelaskan bahwa untuk pertandingan dengan kategori “festival” pada kelompok umur 9-12, ukuran bolanya nomor 4 (empat). Jelaskan juga bagaimana apa yang harus dilakukan apabila bola pecah atau kempes (tekanan udara berkurang). Akhir Pelajaran: Minta para peserta bekerja berpasangan dan masing-masing menyebutkan satu persyaratan yang membuat bola dinyatakan sah untuk dipakai. Para pengajar mengumpulkan jawaban-jawaban tersebut dan menjelaskan kembali ke ENAM (6) persyaratan yang diharuskan.

Page 4: Peraturan Permainan

25

Topik: Law – 3 Jumlah Pemain (1) Tujuan Pelajaran: Untuk membuat para peserta mampu mengetahui jumlah pemain yang sesuai menurut ketentuan yang berlaku. Waktu Yang dibutuhkan:

20 menit Cara Belajar: Minta para peserta untuk menulis jumlah para pemain yang cukup untuk memulai pertandingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Fakta-fakta, Konsep dan Pengetahuan yang diajarkan: Jelaskan alasan-alasan yang dipakai untuk jumlah maksimum dan minimum pemain untuk memulai pertandingan dan meneruskan pertandingan. Akhir Pelajaran: Setiap peserta diperintahkan untuk menjelaskan kepada temannya tentang jumlah minimum dan maksimum pemain yang dibutuhkan untuk mengikuti pertandingan. Para pengajar perlu mengingatkan para peserta tentang perubahan-perubahan yang diijinkan di dalam Peraturan Permainan.

Page 5: Peraturan Permainan

26

Topik: Law – 3 Penggantian Pemain (2) Tujuan Pelajaran: Membuat para peserta mampu menyatakan kapan suatu penggantian pemain dapat dilakukan, prosedur yang benar dan hukuman yang tepat apabila terjadi penggantian pemain yang tidak sah. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Ketentuan mengenai penggantian pemain di dalam peraturan pertandingan PSSI baik nasional maupun lokal. Waktu Yang Dibutuhkan: 25 menit Cara Belajar: Buat suatu peragaan sebagai berikut dengan para peserta sebagai pelakunya: Bola keluar dari lapangan permainan dan lemparan ke dalam untuk tim A. Tim kedua (tim B) meminta pergantian pemain, Apakah wasit dapat menyetujui pergantian yang diminta oleh tim B ini? Jelaskan prosedur yang harus dilaksanakan dan kemungkinan hukuman yang dapat dijatuhkan atas kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses pergantian pemain. Misalnya: Para peserta memerankan peranan sebagai pelatih dan pemain dan meminta pergantian. Pemain memasuki lapangan permainan tanpa ijin wasit (apakah pemain tersebut harus dihukum? Kalau ya apa hukumannya, kartu merah atau kartu kuning dan bagaimana memulai kembali permainan) Pemain pengganti memasuki lapangan sebelum pemain yang digantikan keluar dari lapangan (suruh dia keluar dan baru boleh masuk ke lapangan setelah pemain pengganti keluar). Pergantian penjaga gawang tanpa ijin wasit, (teruskan permainan sampai bola keluar dan berikan hukuman kartu kuning kepada kedua pemain). Konsep dan pengetahuan Yang diajarkan: Hukuman terhadap pelanggaran Peraturan Permainan: a) Pergantian penjaga gawang tanpa seijin dari wasit, teruskan permainan sampai

bola keluar lapangan, dan kemudian hukum dengan kartu kuning terhadap kedua pemain

b) Pemain memasuki lapangan permainan tanpa seijin wasit – hentikan permainan, pemain dihukum dengan kartu kuning (sesuai dengan ketentuan), mulai kembali permainan dengan dropped ball pada tempat dimana permainan dihentikan.

Page 6: Peraturan Permainan

27

Setiap pelanggaran atas Peraturan Permainan – pemain dikenakan kartu kuning, mulai kembali permainan dengan tendangan bebas tidak langsung dari tempat dimana saat bola dihentikan. Diskusi tentang: a) Kapan pergantian pemain diijinkan. Pengertian dari “ Menguasai Bola”. b) Pemain dikeluarkan sebelum pertandingan dimulai. c) Pemain pengganti harus melaksanakan apa yang diijinkan wasit pada saat

pelaksanaan pergantian pemain di pinggir lapangan. Akhir Pelajaran: Buat kembali skenario pergantian pemain dan minta para peserta untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh wasit.

Page 7: Peraturan Permainan

28

Topik: Law – 4 Perlengkapan Pemain Tujuan Pelajaran: 1. Untuk membuat para peserta mampu membuat daftar peralatan yang harus

dipakai dan yang boleh dipergunakan oleh pemain pada pertandingan sepakbola. 2. Untuk membuat para peserta mengerti tentang hukuman yang harus dijatuhkan

terhadap pelanggaran Peraturan Permainan ini. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Tunjukkan gambar pemain sepakbola. Jelaskan 2 jenis peralatan pemain yang merupakan perlengkapan tambahan bagi keselamatan dan keamanan (fairness) dari suatu pertandingan. Minta para peserta menuliskan apa saja perlengkapan pemain sepakbola, dan diskusikan dengan mereka tentang perlunya pelengkapan tertentu untuk menjaga keselamatan dan keamanan pemain. Fakta-fakta, Konsep dan Pengetahuan yang diajarkan: Merujuk kepada ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Permainan No.4 tentang, perlengkapan utama yaitu baju kaos/kemeja olahraga, celana pendek, kaos kaki, shinguards yang mesti ditutupi oleh kaos kaki. Warna celana dalam yang terlihat mesti sama dengan warna celana bagian luar. Hukuman atas pelanggaran ketentuan ini adalah: Pemain mesti meninggalkan lapangan permainan untuk memperbaiki perlengkapannya dan mesti menunjukkannya kepada wasit atau ofisial keempat tentang perbaikan yang telah dilakukannya. Hal ini dilakukan pada saat bola diluar permainan.

Akhir Pelajaran: Pengajar menyampaikan suatu skenario tentang suatu situasi dimana perlengkapan pemain tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, dan meminta para peserta untuk menjelaskan kepada teman disampingnya tentang apa yang harus dilakukan apabila menghadapi situasi seperti itu.

Page 8: Peraturan Permainan

29

Topik: Law – 5 dan 6 Menjadi Wasit atau Asisten Wasit Tujuan Pelajaran: 1. Untuk menjadikan para peserta memahami dan mengerti tentang tugas,

kewenangan dan tanggung jawab Wasit; 2. Untuk menjadikan para peserta memahami dan mengerti tentang tugas-tugas

Asisten Wasit. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Materi untuk dibagikan, perlengkapan standar wasit dan asisten wasit. Waktu Yang Dibutuhkan:

360 menit Pelatihan No.1 (Kewenangan dan Tugas Wasit): 1. Minta para peserta untuk menuliskan apa saja yang menurut mereka merupakan

kewenangan dan tugas wasit; 2. Pengajar menjelaskan tentang apa saja yang menjadi kewenangan dan tugas

seorang wasit. Selanjutnya buat skenario beberapa situasi yang dapat menggambarkan tentang kewenangan dan tugas wasit, dan kemudian minta para peserta untuk menjelaskan setiap situasi dengan mengkaitkannya dengan tugas dan kewenangan wasit dan asisten wasit, dan apa yang harus dilakukan oleh wasit atau asisten wasit dalam menghadapi situasi seperti itu. Para peserta dapat diminta untuk bekerja sendiri atau berdua tergantung dari pendapat pengajar. Hal ini akan membuat mereka berfikir tentang apa yang harus mereka lakukan bila menghadapi situasi seperti itu dan akhirnya mereka akan mampu untuk mengkaitkan situasi itu dengan kewenangan dan tugas wasit secara detil. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: 1. Kewenangan wasit ketika dia memasuki lapangan pertandingan, dan akan

berakhir pada saat dia meninggalkan lapangan pertandingan; 2. Keputusan wasit pada suatu kejadian tertentu berdasarkan fakta di lapangan

berkaitan dengan permainan adalah final, sehingga harus hati-hati dalam mengambil keputusan karena akan menjadi hasil dari suatu pertandingan.

3. Tugas-tugas wasit adalah (bagikan hand out): a. menegakkan ketentuan dalam Peraturan Permainan (Laws); b. mencatat waktu permainan dan mencatat hasil pertandingan; c. memastikan bahwa yang masuk ke dalam lapangan adalah orang yang

terdaftar;

Page 9: Peraturan Permainan

30

d. memulai kembali permainan setelah dihentikan sementara; e. Memastikan bahwa bola yang dipakai memenuhi persyaratan Peraturan

Permainan No.2; f. memastikan bahwa perlengkapan yang dipakai pemain telah sesuai dengan

Peraturan Permainan No.4; g. Membuat laporan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas suatu

pertandingan tentang hal-hal khusus dari suatu pertandingan; h. Memimpin pertandingan bekerjasama dengan asisten wasit dan ofisial

keempat; i. Mengambil suatu tindakan berdasarkan saran dari asisten wasit tentang suatu

kejadian yang tidak terlihat oleh wasit; j. Menghukum pelanggaran yang paling serius dari beberapa pelanggaran yang

dilakukan pada waktu yang bersamaan oleh seorang pemain; k. Memastikan bahwa pemain yang mengalami pendarahan telah meninggalkan

lapangan pertandingan. 4. Kewenangan wasit adalah:

a. memberikan keuntungan (advantage) kepada suatu tim yang melakukan penyerangan apabila hal itu akan menjadikan keuntungan baginya;

b. Memutuskan untuk menghentikan, menunda atau mengakhiri pertandingan; c. melakukan tindakan disiplin terhadap pemain yang bersalah melanggar

ketentuan yang dapat dihukum dengan kartu kuning atau kartu merah; d. menghentikan pertandingan terhadap setiap pelanggaran; e. menghentikan pertandingan atas terjadinya cedera yang serius; f. permainan tetap dilanjutkan apabila menurut pendapatnya pemain hanya

cedera ringan; g. memastikan bahwa pelatih/ofisial tim bertingkah laku yang bertanggung

jawab; h. mengubah suatu keputusan, hanya apabila keputusan itu tidak benar dan

wasit menyadari hal itu sebelum pertandingan dimulai atau pertandingan belum diakhiri.

5. Apa yang tidak boleh diputuskan oleh wasit ! Walaupun wasit berwenang untuk mengakhiri suatu pertandingan karena lapangan pertandingan tidak memenuhi standar, namun dia tidak mempunyai kewenangan atau hak untuk menentukan tim mana yang menjadi pemenang dari suatu pertandingan yang dipimpinnya.

6. Tugas wasit yang paling utama adalah: Menggunakan pikiran yang sehat dalam memimpin suatu pertandingan, sehingga pemain dan penonton dapat menikmati pertandingan yang berjalan dengan fair;

7. Catatan apa saja yang harus dibuat?

Page 10: Peraturan Permainan

31

Waktu dimulainya pertandingan, waktu tanpa adanya waktu extra yang diberikan, waktu kapan masa separoh akhir seharusnya terjadi, waktu akhir suatu pertandingan, gol-gol yang tercipta, detil pergantian pemain dan pemain yang mendapat kartu merah atau kartu kuning.

Akhir Pelajaran: Buat kuis dan minta para peserta untuk merespon setiap point yang disampaikan dalam kuis tersebut. Para peserta harus menganalisa setiap situasi yang disampaikan dan menentukan kewenangan yang dari wasit atau asisten wasit yang dapat diterapkan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua peserta selesai menjawab kuis tersebut maka minta mereka untuk masing-masing membandingkan jawabannya dengan peserta lain, setelah itu diskusikan jawaban yang benar dengan seluruh peserta. Pelatihan No.2 (Tugas-tugas Asisten Wasit): 1. Minta para peserta untuk menuliskan apa yang menurut mereka menjadi tugas-

tugas asisten wasit; 2. Gambarkan tugas-tugas Asisten wasit menurut ketentuan yang berlaku dan

jelaskan pula apabila ada pertandingan persahabatan yang asisten wasitnya berasal dari klub yang beruji coba maka tugas apa saja yang dapat diberikan oleh Wasit kepada si asisten wasit tersebut.

Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: 1. Tugas-tugas seorang asisten wasit; 2. Kapan bola dinyatakan keluar lapangan permainan; 3. Menyatakan tempat tendangan sudut, tendangan gawang dan lemparan ke

dalam; 4. Kapan seorang pemain dapat dihukum karena berada dalam posisi ofsaid; 5. Kapan penggantian pemain yang dijinkan dapat dilaksanakan; 6. Asisten wasit harus membantu wasit untuk mengontrol pertandingan berkaitan

dengan penerapan Peraturan Permainan. Akhir Pelajaran: Instruktur memerintahkan para peserta untuk menjelaskan peserta disebelahnya tentang tugas asisten wasit dan peserta yang disebelahnya itu menjelaskan tentang tugas asisten wasit netral. Topik: Pengawasan secara Sistim Diagonal dan Tanda-tanda untuk Wasit dan

Asisten Wasit. Tujuan Pelajaran: 1. Untuk membuat para peserta mengerti bentuk dasar dari sistim diagonal;

Page 11: Peraturan Permainan

32

2. Membuat para peserta mampu menjelaskan tentang tanda-tanda yang dapat dipergunakan oleh Wasit dan Asisten Wasit dalam memimpin pertandingan;

3. Membuat Para Peserta mampu menjawab test yang diberikan secara tertulis dengan kebenaran mendekati 80 persen tentang topik ini;

Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Bendera Asisten Wasit, Buku Peraturan Permainan; Cara Belajar: Tanyakan kepada para peserta untuk memikirkan pertandingan terakhir yang mereka tonton, apakah sistim diagional dipergunakan oleh perangkat pertandingan dalam pertandingan itu? Atau apa yang dapat mereka catat tentang pertandingan tersebut mengenai posisi wasit dan tanda-tanda yang dipergunakan. Selanjutnya, buat kelompok kecil dari para peserta (tidak lebih dari 3 orang) dan minta mereka berdiskusi tentang apa yang mereka ingat dan lihat dari pertandingan yang mereka tonton mengenai posisi dan tanda-tanda yang dilakukan oleh wasit dan asisten wasit. Lakukan hal selama lebih kurang 5 menit dan kemudian minta penjelasan dari masing-masing kelompok tersebut tentang hasil diskusi mereka. Konsep dan Pengetahuan Yang disampaikan: Pengertian dasar mengenai penerapan pengawasan dalam memimpin pertandingan dengan sistim Diagonal. (Pelajaran ini dilakukan di dalam ruangan dan/ atau di lapangan). Sistem pengendalian diagonal

AW 2

AW 1 Praktek Lapangan: Minta para peserta menunjukkan/mendemonstrasikan tanda-tanda yang menjadikan tugas wasit dan/ atau asisten wasit.

Page 12: Peraturan Permainan

33

Topik: Menjadi Wasit: Uniform/Seragam dan Perlengkapan Wasit Lainnya. Tujuan Pelajaran: Pada akhir pelajaran, para peserta akan mampu membuat daftar dari perlengkapan utama dan seragam yang harus dimiliki oleh Wasit dan/ atau Asisten Wasit untuk memimpin suatu pertandingan; Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Uniform/Seragam Wasit; Alat Catatan: - 2 buah pencil atau ballpoint; - 2 buah jam tangan; - Buku catatan; - Formulir pelaporan pertandingan. Peralatan Sebelum Pertandingan - Pompa angin dan pentil; - Pengukur tekanan angin; - Alat Pengukur Bola; - 2 buah coin untuk toss; Peralatan Untuk Pertandingan - 2 pasang sepatu untuk kondisi lapangan yang berbeda; - 2 buah sempritan; - Kartu Kuning dan Merah; - Bendera Asisten Wasit. Pelatihan: 1. Minta para peserta untuk bekerja secara berpasangan dan membuat daftar dari

seluruh peralatan dan seragam yang sangat diperlukan dan tidak begitu penting bagi seorang wasit dan asisten wasit yang akan memimpin pertandingan. Beri waktu selama 5 menit untuk menuliskan hal itu.

2. Selanjutnya instruktur menjelaskan tujuan dari pelajaran ini dan menyampaikan daftar peralatan tersebut kepada peserta dan sampaikan bahwa peralatan utama mutlak harus ada sedangkan peralatan yang tidak begitu penting.

Pengetahuan Yang disampaikan: 1. Peralatan Utama Wasit dan Asisten Wasit; 2. Komponen berikut ini merupakan seragam Wasit atau asisten wasit:

Page 13: Peraturan Permainan

34

a. Sepatu: warna hitam dan pakai tali; b. kaos kaki: warna hitam dengan strip putih di atasnya; c. celana pendek: warna hitam dengan kantong, panjangnya tidak boleh kurang

dari 17,5 cm dari lutut; d. kaos/baju: warna berbeda dengan kostum pemain, boleh lengan panjang atau

lengan pendek; dua kantong di dada, lambang pengcab ada di dada sebelah kiri.

Apabila warna seragam wasit/asisten wasit berbenturan dengan kostum kedua tim maka wasit/asisten wasit mengganti seragamnya dengan warna yang berbeda dengan pemain tersebut;

Page 14: Peraturan Permainan

35

Topik: Law – No. 7 Lamanya Pertandingan Tujuan Pelajaran: Para peserta pada akhir pelajaran akan mampu untuk menyatakan bahwa lamanya pertandingan untuk setiap babaknya adalah sama. Selanjutnya mereka juga akan mampu menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang waktunya terbuang dapat diganti oleh wasit pada akhir dari setiap babak, demikian juga dalam hal apa walaupun waktu telah habis tetapi wasit harus memperpanjang waktu untuk menyelesaikannya. Memberikan penjelasan kepada para peserta bahwa lamanya setiap babak dari suatu pertandingan untuk kelompok umur dengan pertandingan yang dikategorikan normal adalah berbeda. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Para peserta diminta untuk memahami mengenai lamanya suatu pertandingan dari masing-masing kelompok usia dan waktu normal dari suatu pertandingan yang mereka ketahui. Selanjutnya mereka juga diminta untuk menjelaskan apa saja hal yang terjadi di lapangan yang dapat/harus dipergunakan oleh wasit untuk memperpanjang waktu pertandingan dari waktu normal yang ada. Dalam latihan ini dapat dibentuk kelompok-kelompok kecil atau dengan teman disebelahnya, para peserta melakukan diskusi mengenai hal-hal di atas. Pengetahuan Yang diajarkan: • Bahwa waktu pertandingan untuk setiap babak sama; • Lamanya pertandingan: Menurut FIFA, Penyesuaian bagi pemain usia muda; • Tambahan waktu: Hal-hal yang diharuskan untuk pemberian tambahan waktu; • Perpanjangan waktu: kapan dilakukan; mengapa dilakukan (tendangan penalti) • Penghentian sementara: Permintaan; "Hak" pemain.

Page 15: Peraturan Permainan

36

Topik: Law 8 – Memulai dan Memulai Kembali Permainan Tujuan Pelajaran: Untuk membuat Para peserta mampu menjelaskan apa dimaksud dengan “Memulai Permainan” atau “Memulai Kembali Permainan” Bagaimana untuk melaksanakan dropped ball (menjatuhkan bola), dan bagaimana menghadapi pelanggaran terhadap Peraturan Permainan ini. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit. Cara Belajar: Buat kelompok-kelompok kecil, kemudian minta mereka untuk menganalisa ketentuan ini dengan pelajaran-pelajaran yang sebelumnya mereka terima, dengan cara menanyakan kepada peserta tentang pertandingan yang mereka tonton yaitu apa yang terlebih dahulu dikerjakan oleh wasit dalam rangka memulai pertandingan. Suruh setiap kelompok mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui di depan kelas untuk memulai atau memulai kembali suatu permainan, termasuk melakukan pekerjaan menjatuhkan bola. Pengetahuan Yang Diajarkan: - Melakukan toss, kapan, siapa, hak pemenang, yang kalah melakukan apa;

jelaskan apa yang dilakukan pada waktu kick-off, siapa yang melakukannya, tanda-tanda yang diperlukan.

- Prosedur: posisi para pemain; 10 yard (9,15 mtr); kapan suatu bola berada dalam permainan (apabila ditendang bergerak kedepan)

- Kapan kick-off dilakukan: Pada waktu permainan dimulai, setelah terjadinya goal, pada waktu memulai babak kedua.

- Suatu Goal mungkin bisa dijaringkan secara langsung; - Pelanggaran/ Sanksi terhadap Peraturan permainan ini. - Menjatuhkan Bola: kapan (jelaskan penghentian permainan sementara) berapa

banyak pemain yang dibutuhkan pada saat bola akan dijatuhkan, dimana, kapan bola dinyatakan dalam permainan, pelanggaran;

- Situasi khusus, termasuk daerah gawang. Akhir Pelajaran: Kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk diminta untuk mendemonstrasikan toss, menjatuhkan bola, sedangkan beberapa kelompok kecil lainnya diminta untuk mendiskusikan prosedur kick-off dan bagaimana menghadapi pelanggaran yang terjadi.

Page 16: Peraturan Permainan

37

Penutup: Instruktur membuat kesimpulan akhir dari pelajaran yang telah diberikan.

Page 17: Peraturan Permainan

38

Topik: Law No. 9 – Bola Di dalam dan Di luar Permainan Tujuan Pelajaran: Membuat para peserta mengerti mengenai kapan seorang wasit dapat menyatakan bahwa bola di dalam dan di luar permainan. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Instruktur menggambarkan suatu skenario dimana ada dua pemain yang berebut bola dan bola bergulir di sepanjang garis batas lapangan (baik garis samping maupun garis gawang). Kemudian tanya para peserta kapan seorang wasit meniup pluitnya untuk menyatakan bahwa bola telah berada di luar permainan. Selanjutnya dengan melibatkan para peserta, instruktur dengan mempergunakan koin sebagai bola memakai papan tulis atau layar untuk mendemonstrasikan kapan suatu bola dinyatakan berada di luar lapangan permainan dengan cara menggulirkan koin tersebut. Pada saat koin dipindahkan ke suatu posisi instruktur menanyakan kepada para peserta (minta mengacungkan tangan) apakah bola itu di luar permainan atau tidak. Kemudian, gambarkan suatu skenario “suatu situasi perebutan bola” dan tiup pluit lalu tanya apa yang terjadi pada saat itu. Pengetahuan Yang Diajarkan: - kapan Suatu bola dinyatakan berada di luar permainan:

1 ) Ketika melewati garis batas lapangan; 2) Ketika wasit menghentikan permainan.

- Garis batas yang masih dianggap sebagai bagian dari suatu lapangan permainan.

Akhir Pelajaran: Minta para peserta untuk mendemonstrasikan pengertiannya tentang kapan suatu bola dinyatakan berada di luar permainan dengan cara mempassing bola di atas garis batas lapangan atau dengan koin, para peserta lain diminta untuk menyatakan benar tidaknya dengan mengacungkan tangan untuk menjawab. Selain itu, para peserta juga diminta untuk mendemonstrasikan pengertiannya tentang dalam hal apa saja selain melewati garis batas lapangan suatu bola dapat dikatakan berada di luar permainan dengan cara menjelaskan suatu situasi yang menyebabkan seorang wasit harus meniup pluitnya. Apabila para peserta telah mengerti baru pindah ke pelajaran berikutnya. Topik: Law No. 10 – Cara Mencetak Gol Tujuan Pelajaran: Membuat para peserta mampu membedakan mana goal yang dapat disahkan dan mana goal yang tidak dapat disahkan, termasuk gangguan yang datang dari luar pemain yang berada di lapangan.

Page 18: Peraturan Permainan

39

Waktu Yang Dibutuhkan: 45 menit

Pelatihan: Tanya kepada para peserta apakah mereka pernah melihat wasit yang tidak mengesahkan suatu goal yang terjadi? Apa yang mereka rasakan dan apa menurut mereka alasan wasit tidak mengesahkan goal tersebut. Selanjutnya demonstrasikan kepada para peserta secara visual dalam hal bagaimana seorang wasit dapat mengesahkan sebuah goal yang terjadi dan dalam hal-hal apa saja suatu goal tidak boleh disahkan oleh seorang wasit. Pengetahuan Yang Diajarkan: - Definisi mengenai kapan suatu goal yang terjadi dapat disahkan oleh wasit. - Apa yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berasal dari luar yang

menyebabkan terjadinya goal dan hal ini tidak dapat disahkan sebagai goal. Akhir Pelajaran: Minta para peserta untuk mendemonstrasikan pengertian mereka tentang goal yang bagaimana yang dapat disahkan dan mana yang tidak dengan mempergunakan gambar lapangan dan koin sebagai alat.

Page 19: Peraturan Permainan

40

Topik: Law No. 11 – Ofsaid Tujuan Pelajaran: Untuk membuat para peserta mengerti cara menginterpretasikan Peraturan Permainan No.11 dan menerapkan ketentuan tentang ofsaid tersebut secara seragam di dalam semua situasi pertandingan. Waktu Yang Dibutuhkan:

180 menit

Pelatihan: Sebelum menjelaskan permasalahan tentang ofsaid ini, para instruktur sebaiknya menyuruh para peserta untuk memikirkan setiap persoalan mengenai ofsaid yang pernah mereka alami dan ketahui selama ini baik dari tindakan seorang wasit maupun asisten wasit. Selanjutnya suruh mereka bekerja berpasangan dan mencatat semua persoalan yang ada dalam fikiran mereka tentang ofsaid tersebut. Setelah diskusi singkat mengenai apa yang mereka sampaikan, jelaskan semua ketentuan tentang ofsaid secara detil dan peserta boleh bertanya apabila mereka merasa ada hal yang perlu ditanyakan. Yakini bahwa apa yang dijelaskan dapat dimengerti oleh para peserta dengan jelas. Suruh para peserta membuat kelompok dan secara bersama membuat kesepakatan jawaban atas 3 (tiga) situasi utama tentang ofsaid yang dijelaskan.

Pengetahuan Yang Diajarkan:

Petunjuk kepada Wasit dan Asisten Wasit tentang Ofsaid. Peraturan Permainan No. 11 tentang Ofsaid sebenarnya adalah aturan yang sangat simpel dan para wasit seharusnya tidak membuatnya menjadi suatu ketentuan yang begitu rumit. Hal yang sangat penting untuk dibuat menjadi jelas kepada para peserta adalah ketiga hal utama mengenai ofsaid, yaitu: Pertama, dalam setiap diskusi mengenai ofsaid, pengertian tentang istilah “disentuh” dan ”dimainkan oleh” sebenarnya mempunyai arti yang sama dengan istilah “melakukan kontak dengan”. Apabila bola yang dimainkan oleh seorang pemain bertahan secara nyata meliwati garis gawangnya sendiri, maka wasit akan menunjuk tendangan sudut, dan putusan yang sama juga akan diberikan oleh asisten wasit walaupun bola itu tanpa sengaja menyentuh kaki, kepala atau tubuh pemain bertahan. Sedangkan dalam masalah ofsaid, tidak menjadi persoalan apakah pemain bertahan bermaksud untuk memainkan bola atau apakah dia tersentuh bola yang sedang melayang tanpa sengaja, keputusan yang akan dibuat oleh seorang wasit adalah sama, yaitu akan tergantung kepada situasi/kondisi yang terbentuk sebelum bola itu disentuh atau tersentuh oleh pemain bertahan.

Page 20: Peraturan Permainan

41

Kedua, wasit harus mengerti fungsi dari poin-poin yang berkaitan dengan ofsaid yang diilustrasikan dalam diagram yang disampaikan (terlampir). Penggambaran pada diagram tersebut dimaksudkan untuk memperjelas prinsip-prinsip dasar dan poin-poin dari Peraturan Permainan No. 11. Gambar-gambar itu statis dan tidak perlu ditunjukkan secara realistis, atau kepada situasi pertandingan yang dinamis tapi cukup dijelaskan secara sederhana bahwa kalau posisi seperti yang ada di gambar itu maka keputusannya sesuai dengan apa yang tertulis di bawahnya. Ketiga, pernyataan tentang posisi ofsaid dibuat berdasarkan posisi pemain dan bola pada saat bola dimainkan oleh seorang penyerang, akan tetapi keputusan untuk menghukum atau tidak menghukum pemain yang berada dalam posisi ofsaid sebaiknya ditunda sampai wasit melihat kemana bola itu pergi dan pemain mana yang terlibat dengan bola tersebut. Penundaan yang sebentar oleh asisten wasit dan wasit dalam situasi ini akan membawa kepada suatu keputusan yang baik, Wasit harus menguasai dan menerapkan peraturan mengenai ofsaid dengan baik dan benar untuk mencegah pemain mendapatkan keuntungan yang tidak fair. Kerjasama Wasit dan Asisten Wasit dalam Masalah Ofsaid: Prinsip utama yang menjadi landasan wasit dan asisten wasit untuk memimpin suatu pertandingan adalah perlakuan yang fair terhadap kedua tim yang bertanding sehingga pertandingan bisa berjalan dengan baik dan kedua tim merasa bahwa mereka dapat bermain dengan lepas dan maksimal. Hal ini merupakan konsep yang paling penting dalam memahami Peraturan Permainan. Wasit adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengontrol jalannya pertandingan, sedangkan kedua asisten wasit adalah yang membantu wasit dalam menghadapi situasi-situasi tertentu dari suatu pertandingan. Penafsiran yang tepat mengenai Peraturan Permainan No.11 (Ofsaid) termasuk koordinasi dan kerjasama yang penuh antara wasit dan asisten wasit, merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk membuat pertandingan berjalan dengan baik. Sebagai pedoman perlu disampaikan beberapa standar yang dapat dipakai untuk membangun pengertian dalam memutuskan apakah situasi itu ofsaid, yaitu: 1. Posisi seorang pemain saja belum dapat dipakai untuk menyatakan dia dapat

dihukum ofsaid tetapi harus memenuhi salah satu unsur-unsur yang terdapat dalam Peraturan Permainan No.11;

2. Asisten wasit sesuai ketentuan dalam Peraturan Permainan No.6 bertanggung jawab untuk menyatakan seorang pemain yang berada dalam posisi ofsaid dapat dihukum, sedangkan wasit yang mengambil keputusan untuk menghentikan permainan dan menjatuhkan hukuman;

3. Untuk menentukan terjadinya pelanggaran ofsaid, seorang asisten wasit harus berada pada tempat yang tepat dan berkonsentrasi penuh pada tugasnya. Kira-kira 20 % dari konsentrasinya diarahkan kepada pemain bertahan kedua terakhir, dan yang 80 % kepada lapangan permainan. Seorang asisten wasit tidak boleh bersikap seperti penonton.

Page 21: Peraturan Permainan

42

4. Pada saat seorang teman dari pemain yang berada pada posisi ofsaid memainkan bola, asisten wasit, sebelum menaikkan bendera mesti memperhatikan 2 hal, yaitu: a. perhatikan posisi dari pemain itu, dan b. evaluasi keterlibatannya dalam permainan. Pemain terlibat dalam permainan dalam arti dia mengambil bagian dari permainan atau biasa juga disebut terlibat aktif dalam permainan. Dalam hitungan detik, seorang asisten wasit harus bisa menganalisa bahwa seorang pemain itu berada dalam posisi ofsaid dan terlibat aktif dalam permainan, kemudian baru mengangkat bendera kalau memang dia ofsaid. Semua keterlibatan itu mesti diputuskan pada saat bola dimainkan oleh teman satu teamnya, dan perhatian utama seorang asisten wasit adalah pemain yang berada di area ke tempat mana bola dikirim oleh teman satu teamnya. Dengan perkataan lain, asisten wasit mesti mempunyai waktu untuk berfikir seperti wasit. Asisten wasit mesti menunggu dalam bagian detik, berfikir apa yang terjadi dalam area dimana pemain yang ofsaid itu berada, analisa situasi yang ada, dan ambil keputusan yang tepat – apakah mengangkat bendera tanda ofsaid atau tidak mengangkat bendera dan terus melakukan observasi. Asisten wasit, ketika melakukan observasi terhadap keterlibatan pemain penyerang mesti memperhatikan posisi dari kaki, tubuh atau kepala dari si pemain. Dengan perkataan lain, semua bagian dari tubuh si pemain kecuali tangan, diperhatikan untuk memutuskan apakah si pemain berada di posisi ofsaid dan terlibat dalam permainan.

5. Daerah keterlibatan pemain adalah bagian dari lapangan pertandingan dimana para pemain dari kedua team berpartisipasi secara aktif dalam bagian dari pertandingan. Wasit dan asisten wasit mesti mengingat bahwa dalam pertandingan sepakbola modern, semua pemain selalu terlibat di dalam permainan, hal ini termasuk semua aktifitas dari bola.

6. Permainan merupakan bagian dari suatu pertandingan yang berlangsung terus, namun demikian, sepanjang ofsaid menjadi perhatian, setiap permainan mesti ditetapkan sesuai dengan momennya masing-masing. Ketika suatu situasi berubah atau bagian tertentu dari permainan selesai, maka urutan berikutnya dimulai, dan wasit serta asisten wasit mesti juga mulai kembali melakukan penilaian terhadap permainan yang baru dan membangun keberadaan mereka di dalam permainan yang berlangsung. Law 11 menyatakan: “seorang pemain yang berada dalam posisi ofsaid hanya boleh dihukum, apabila, pada saat bola dimainkan atau disentuh oleh teman satu teamnya, dia, menurut penilaian wasit (a) terlibat dalam permainan, atau (b) mengganggu lawan, atau (c) mendapatkan keuntungan dari posisi ofsaidnya.” Ini berarti bahwa wasit mesti mengevaluasi situasi yang ada ketika bola terakhir dimainkan oleh teman satu team dari pemain yang berada pada posisi ofsaid. Kondisi untuk melihat secara jelas posisi si pemain dilakukan oleh seorang asisten wasit, karena secara alami dialah perangkat pertandingan yang

Page 22: Peraturan Permainan

43

berada pada posisi yang paling tepat dalam menilai keberadaan seorang yang menerima bola tersebut. Secara khusus dapat lebih dijelaskan dengan uraian pada situasi berikut ini. Bola yang berasal dari bola rebound dari penjaga gawang terbukti menyulitkan banyak wasit untuk memutuskan apakah penyerang yang menerima bola rebound berada pada posisi ofsaid atau tidak, terutama apabila wasit dan asisten wasit tidak berada pada posisi yang dapat melihat seluruh situasi yang ada. Keputusan wasit harus didasarkan pada perilaku total dari para pemain, bukan hanya pada lokasi keberadaan mereka pada saat kejadian ofsaid itu terjadi. Dari sejak awal harus diingat bahwa Peraturan Permainan (Laws) tidak pernah berubah dan yang berubah adalah cara permainan ini dimainkan. Dalam diagram berikut ini, tidak boleh ada keraguan. Situasi ini adalah pelanggaran Peraturan No. 11, pemain jelas mendapatkan keuntungan dari posisi ofsaidnya. Jika tendangan langsung ke gawang di bagian sisi kanan dari penjaga gawang maka wasit mengesahkan gol tersebut karena pemain yang berada pada posisi ofsaid tidak mendapatkan keuntungan serta tidak mengganggu lawan. Namun demikian, apabila bola langsung masuk ke gawang di sisi kiri dari penjaga gawang maka wasit harus melihat terlebih dahulu apakah pemain yang berada pada posisi ofsaid melakukan tindakan yang mengganggu penjaga gawang apa tidak, kalau tidak maka wasit mengesahkan gol tersebut.

KESIMPULAN: Kita perlu untuk mengatasi dan menghilangkan interpretasi pribadi dan menerapkan cara berfikir yang seragam dalam menginterpretasikan Peraturan Permainan No. 11 tentang Ofsaid di seluruh Indonesia yang sama dengan apa yang dilakukan di seluruh bagian dunia lainnya. Di luar prinsip dasar yang harus dipatuhi secara utuh, kemitraan kerjasama antara wasit dan asisten wasit harus terjalin dengan baik, dan wasitlah yang membuat keputusan final, kita harus ingat bahwa tidak akan ada tanda pemain berada pada posisi ofsaid apabila si pemain tidak terlibat secara aktif dalam permainan. Jika

Page 23: Peraturan Permainan

44

seorang penyerang memainkan peran pasif, tidak berusaha untuk mengambil keuntungan dari posisinya atau tidak terlibat dalam permainan atau mengganggu lawan, maka tidak ada keputusan ofsaid yang harus dijatuhkan kepada si pemain, dengan tanpa memperdulikan apakah bola itu terakhir kalinya dimainkan oleh teman satu teamnya. Keputusan harus didasarkan pada perilaku si pemain, bukan pada posisi dimana si pemain berada. Akhir Pelajaran: Dengan menggunakan proyektor, instruktur meminta para peserta untuk menjelaskan seluruh bagian dengan jelas di hadapan kelas, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengertian mereka.

Page 24: Peraturan Permainan

45

Topik - Law 12: Pelanggaran dan Perbuatan Tidak Menyenangkan. Tujuan Pelajaran: Setelah menyelesaikan pelajaran ini, para peserta akan: 1. Dapat mengenali dan menjelaskan masing-masing pelanggaran dari sepuluh

Direct Free Kick dan delapan Indirect Free Kick. 2. Daftar elemen yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang benar

mengenai tendangan bebas yang diambil baik di lapangan maupun tendangan dari titik pinalti.

3. Daftar dari tujuh alasan untuk mengeluarkan peringatan kartu kuning dan tujuh alasan untuk mngusir pemain dari lapangan permainan.

4. Dapat mengidentifikasi dan menggambarkan situasi pelanggaran yang serius berupa permainan kotor dan kekerasan.

Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Overhead projector, layar dan transparansi atau flipchart; Slide projector dan slides yang menunjukkan berbagai pelanggaran dan pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung. Bola, pulpen untuk transparansi dan transparansi kosong.

Waktu yang Dibutuhkan:

240 menit Cara Belajar 1: 1. Perintahkan para peserta untuk berdiskusi diantara mereka sendiri mengenai

pengalaman mereka ketika menjadi penonton atau pemain. Minta mereka untuk fokus pada saat mereka mengamati permainan dan apakah menurut mereka kekuasaan tunggal yang berada di tangan wasit itu tepat untuk menjadikan pertandingan sepakbola itu tetap berada dalam kontrolnya? (Sebagai instruktur Anda mencari jawaban dari mereka yang menyatakan “penegakan peraturan” dan itu diperlukan untuk melindungi dan menjaga keselamatan para pemain).

2. Jelaskan kepada para peserta bahwa tujuan dari penerapan Peraturan Permainan No.12 adalah untuk mendefinisikan semangat dan roh dari Peraturan Permainan dan memastikan bahwa permainan dilaksanakan dengan adil, aman, dan tertib bagi kedua belah tim dan seluruh pemain.

3. Tunjukkan transparansi dengan empat tujuan di atas tercantum di dalamnya, sehingga para peserta mengetahui arah dari pelajaran yang akan diberikan.

Page 25: Peraturan Permainan

46

Strategi untuk membuat Peserta Terlibat Secara Aktif:

Pergunakan transparansi untuk menyajikan informasi mengenai sepuluh pelanggaran dengan tendangan bebas langsung (Direct Free Kick), pastikan bahwa yang anda jelaskan dapat menjelaskan perilaku yang dilakukan merupakan pelanggaran yang harus di hukum dengan tendangan bebas langsung (Direct Free Kick). Juga tunjukkan dan jelaskan kepada para peserta tentang ada atau tidak ada kecenderungan pemain untuk melakukan tindakan itu secara berulang di dalam pertandingan yang berlangsung, baik di tempat-tempat tertentu maupun di waktu-waktu tertentu. Tekankan poin ini. Instruktur harus memantau dan jika perlu memperkuat atau membenarkan pendapat para peserta terhadap transparansi yang ditunjukkan. Setelah selesai memberikan presentasi tentang pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick, instruktur harus memecah para peserta ke dalam beberapa kelompok yang berpasangan dan perintahkan mereka untuk mendemonstrasikan masing-masing dari sepuluh pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick. Setiap kelompok harus dapat menunjukkan secara jelas satu dari sepuluh pelanggaran itu. Setelah mereka mampu mengidentifikasikannya dengan cara menunjukkan masing-masing pelanggaran, maka tukar pasangan mereka dan minta mereka untuk menunjukkan pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick, sedangkan pasangan lainnya harus menentukan yang mana dari yang dijelaskan itu yang memenuhi kriteria pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick. Setiap pasangan akan menunjukkan kesepuluh pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick, sedangkan pasangan lainnya duduk dan mengamati dan membuat tanggapan dan menyatakan bahwa yang dijelaskan itu benar termasuk dalam pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick. Instruktur, apabila diperlukan, harus memantau dan memperkuat atau membenarkan pendapat mereka. Teknik yang sama dapat dipergunakan oleh instruktur untuk menjelaskan pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung (Indirect Free Kick). Pergunakan transparansi untuk menjelaskan pengertian tentang pelanggaran yang dihukum dengan Indirect Free Kick, dan perilaku pemain seperti apa yang harus diamati sepanjang pertandingan untuk mengindikasikan terjadinya pelanggaran yang dihukum dengan Indirect Free Kick, termasuk suasana yang ada di dalam pertandingan itu. Selanjutnya pasangan para peserta diminta untuk melakukan demonstrasi mengenai pelanggaran yang dihukum dengan indirect free kick dihadapan para peserta lainnya, dan pasangan-pasangan lain itu memberikan pendapatnya termasuk melakukan bantahan terhadap penjelasan mereka. Selanjutnya, Instruktur harus memantau dan memperkuat atau memperbaiki pendapat dan penjelasan yang dilakukan oleh para peserta.

Page 26: Peraturan Permainan

47

Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: Perhatikan bahwa Peraturan Permainan ini membedakan antara pelanggaran dan kesalahan (Perbuatan Tidak Sopan). Demikian pula ada juga perbedaan antara pelanggaran yang dihukum dengan Tendangan Bebas Tidak Langsung atau Tendangan Bebas Langsung. Tendangan Bebas langsung (Direct Free Kick): Memerlukan beberapa kondisi berikut ini: 1. Bola mesti berada dalam permainan; 2. Pada saat memperebutkan bola, si pemain melakukan tindakan/perbuatan yang

keras (dengan suatu pengecualian) yang langsung ditujukan kepada seorang lawan;

3. Mesti terjadi di lapangan permainan. Jika masing-masing kondisi di atas ini tidak terjadi maka tidak akan ada foul. (Tunjukkan daftar 10 pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick di layar dengan overhead projector atau dengan flip chart, dan jelaskan secara singkat kepada para peserta dengan menjadikan mereka sebagai peraga dari kesepuluh pelanggaran (fouls).

1. Menendang atau mencoba menendang lawan 2. Menjegal atau mencoba menjegal lawan 3. Melompat ke arah lawan 4. Menabrak lawan 5. Memukul atau mencoba untuk memukul lawan 6. Mendorong lawan 7. Mentakel/menyerang lawan untuk menguasai bola, membuat kontak dengan

lawan sebelum menyentuh bola 8. Memegang/menahan lawan 9. Meludahi lawan 10. Memegang bola dengan sengaja (kecuali bagi penjaga gawang dalam daerah

pinaltinya sendiri). Catatan: Pelanggaran (fouls) no. 1 – 7 harus dinilai oleh wasit sebagai pelanggaran yang dilakukan dengan cara kelalaian, kecurangan atau dengan menggunakan tenaga yang melebihi dari tenaga yang dibutuhkan. (Tampilkan Slide presentasi yang menunjukkan variasi dari pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick). HUKUMAN: tendangan bebas langsung dilakukan dari titik dimana pelanggaran itu terjadi atau hukuman Tendangan pinalti jika pelanggaran itu dilakukan oleh seorang pemain bertahan di dalam kotak pinaltinya sendiri. Tegaskan kepada para peserta bahwa tendangan hukuman itu dilakukan di tempat dimana pelanggaran itu terjadi bukan didasarkan pada posisi bola berada. (tempat kejadian pelanggaran merupakan titik kontrol dari tendangan bebas yang akan dilakukan).

Page 27: Peraturan Permainan

48

Contoh: Bola berada di ujung selatan lapangan, ketika penjaga gawang di ujung utara memukul lawannya di dalam kotak penaltinya, maka pelaksanaan hukumannya dilakukan di dalam kotak pinalti yaitu dengan tendangan pinalti dan bola dibawa dari sisi selatan ke kotak pinalti dimana pelanggaran itu terjadi). Apakah yang dimaksud dengan tendangan bebas (Free-kicks)? Yang dimaksud dengan tendangan bebas (free-kicks) adalah tendangan yang dilakukan untuk memulai kembali permainan setelah terjadinya pelanggaran terhadap Peraturan Permainan (Laws of the Game).

Ada 2 (dua) jenis tendangan bebas (free-kicks): 1. Tendangan bebas langsung (direct free-kick/DFK), untuk ini wasit menunjukkan

arah kemana tendangan bebas itu dilakukan dan kemudian tangannya diturunkan, tendangan itu dapat langsung dilakukan ke gawang lawan dan gol sah apabila bola masuk ke dalam gawang lawan;

2. Tendangan bebas tidak langsung (indirect free-kick), untuk tendangan ini wasit menunjukkan arah tendangan dan tangannya harus terus diangkat/di atas sampai bola disentuh oleh pemain lain, dan gol tidak dapat tercipta langsung dari tendangan ini kecuali apabila bola itu telah menyentuh pemain lain, dan wasit harus menurunkan tangannya pada saat bola itu disentuh oleh pemain lain selain si penendang atau sampai bola berada di luar permainan.

Bola mesti diletakkan di tempat dimana pelanggaran itu terjadi, kecuali: 1. Tendangan dari titik pinalti; 2. Tendangan untuk tim yang bertahan di dalam daerah gawangnya sendiri, untuk

hal ini maka bola boleh di tempatkan dibagian mana saja dari daerah gawang tersebut.

3. Tendangan bebas untuk tim yang menyerang yang dilakukan di dalam daerah gawang tim yang bertahan, dalam hal ini bola ditempatkan di garis pembatas daerah gawang yang sejajar dengan garis gawang, pada titik yang terdekat dengan tempat dimana pelanggaran itu terjadi. (Untuk menjelaskan hal ini, instruktur memerintahkan para peserta secara berpasangan untuk mempraktekkan tanda-tanda yang harus dilakukan. Instruktur memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan oleh peserta sampai mereka mengerti dan menguasai ketentuan ini).

Ada lima unsur yang harus dipenuhi untuk membuat pelaksanaan tendangan bebas berjalan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu: 1. Bola mesti dalam keadaan berhenti, apabila ditendang sebelum berhenti, maka

wasit harus meniup peluitnya untuk meminta tendangan diulang; 2. Semua pemain lawan harus berada pada jarak 10 yard (9.15 meter) dari bola;

- apabila tim pemegang bola ingin melakukan tendangan cepat tanpa tim lawannya mengambil posisi yang seharusnya maka biarkan permainan berlangsung (termasuk dalam daerah pinalti);

- apabila pemain dari tim bertahan tidak mau mematuhi jarak yang ditentukan (9,15 mtr), maka ini harus dianggap sebagai kegagalan dari tim bertahan

Page 28: Peraturan Permainan

49

untuk mematuhi jarak yang ditetapkan pada waktu terjadi tendangan bebas, dan hukum pemain atau pemain-pemain bertahan dengan kartu kuning.

- Apabila pemain bertahan membentuk “pagar”, maka pagar tersebut harus berjarak 10 yard (9,15 mtr) dari bola (demonstrasikan pagar dan jaraknya dan perintahkan pagar itu untuk memenuhi jarak yg diwajibkan dengan mempergunakan peluit, gerakan tangan, atau kemungkinan kartu kuning). JANGAN pernah membelakangi bola;

- Pengecualian dari jarak 10 yard (9,15 mtr) hanyalah apabila posisi bola lebih dekat dari 10 yard ke gawang. Sehingga pemain bertahan boleh berada di atas garis gawang antara dua tiang gawang atau 10 yard dari bola;

- Ketika bola akan dimainkan kembali dari dalam daerah pinalti oleh pemain bertahan, maka seluruh pemain lawan mesti berada di luar daerah pinalti atau 10 yard (9,15 mtr) dari bola.

3. Tanda dari wasit - Bisa peluit, tangan, atau lisan. Apabila dilakukan tendangan cepat, itu dapat

dianggap sama dengan tanda arah tendangan. Apabila wasit, sedang mengatur jarak pagar atau telah menyatakan kepada pemain untuk menunggu tanda darinya dan mereka tidak mematuhinya, maka bawa kembali bola ke posisi semula dan tendangan diulang. (Review ketiga kondisi yang telah diuraikan di atas dengan memerintahkan para peserta untuk menghadap ke teman disampingnya dan memberitahukan salah satu dari ketiga kondisi di atas dan instruktur harus menghukum mereka apabila mereka tidak dapat menjelaskannya).

4. Bola mesti bergerak - Sebelum dimainkan oleh pemain lain. Kalau salah, Hukumannya hanya

tendangan diulang kembali. Apabila tendangan dilakukan dari dalam daerah pinalti oleh pemain bertahan, maka bola harus keluar dulu dari daerah pinalti baru boleh dimainkan oleh pemain lainnya. Hukumannya kalau salah, tendangan diulang, sebab bola belum berada dalam permainan. Apabila bola ditendang ke penjaga gawang oleh si pengambil tendangan dan bola tidak keluar dari dalam daerah pinalti, maka tendangan diulang.

5. Penendang tidak boleh memainkan bola untuk kedua kalinya sebelum disentuh atau dimainkan oleh pemain lainnya. Hukuman atas kesalahan ini adalah diberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan. Pengecualian dari ketentuan ini adalah apabila si penendang menendang bola itu untuk kedua kalinya sementara bola masih berada di dalam daerah pinaltinya sendiri, dalam hal ini tendangan diulang, sebab bola belum berada dalam permainan. Apabila pemain yang berputar disekitar atau bergerak untuk mengganggu si penendang, perbuatan ini dikategorikan sebagai tindakan tidak sportif dan si pemain mesti dihukum dengan kartu kuning. Suatu tim tidak dapat melakukan gol bunuh diri dari tendangan bebas yang dilakukannya. (berikan contoh dan diskusikan dengan para peserta).

Page 29: Peraturan Permainan

50

Cara Belajar No. 2: Tanya para peserta pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a. Seorang pemain mendribbling bola menuju gawang. Ketika memasuki daerah

pinalti dia dijegal oleh lawannya. Apa yang harus dilakukan oleh wasit? (setelah para peserta mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan ini, tanyakan pertanyaan kedua).

b. Apabila tendangan pinalti yang diberikan, berapa jarak titik pinalti dengan garis gawang? (Berikan kesempatan kepada para peserta untuk menjawabnya dan kemudian lakukan diskusi dengan mereka dalam hal-hal yang berkaitan dengan hal ini).

Strategi untuk membuat Peserta Terlibat Secara Aktif: Bagi para peserta berpasang-pasangan. Kemudian minta mereka untuk mengidentifikasi tiga kemungkinan yang terjadi dalam suatu pertandingan (buat skenarionya). Skenario pertama, tendangan bebas langsung terjadi dalam daerah pinalti dan wasit menjatuhkan hukuman tendangan pinalti. Skenario kedua, sesuatu terjadi dalam daerah pinalti, tetapi pelanggaran itu bukan dihukum dengan tendangan pinalti. Skenario ketiga, tendangan pinalti telah dilakukan dan wasit harus menentukan apakah tendangan itu benar atau salah. Dengan perkataan lain, dalam skenario ketiga ini, mungkin penjaga gawang telah bergerak sebelum bola ditendang, atau mungkin salah seorang pemain bertahan tidak berada pada posisi yang seharusnya. Setelah para peserta mengembangkan jawaban yang mungkin dari skenario tersebut, minta mereka untuk berbagi jawaban dengan para peserta lainnya, tanpa mengungkapkan apa yang harus dilakukan wasit. Panggil salah seorang peserta dan minta dia untuk menyatakan apa yang harus dilakukan oleh wasit. Sebelum menanggapi apakah jawabannya benar atau salah, minta para peserta lainnya untuk memberikan tanda apakah mereka setuju dengan jawaban itu atau tidak setuju, atau tidak yakin. Kemudian diskusikan skenario tersebut dengan para peserta. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: Tendangan pinalti harus diberikan kepada tim penyerang apabila pemain dari tim yang bertahan melakukan salah satu dari 10 pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas langsung yang dinyatakan dalam Peraturan Permainan No. 12 di dalam daerah pinaltinya. Tendangan pinalti adalah tendangan bebas langsung, jadi semua kondisi yang diatur untuk pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas langsung harus tetap dijalankan, bersama dengan beberapa kondisi khusus (Jelaskan dengan gambar, ungkapkan satu unsur yang dimaksud).

Bola mesti berhenti dan diam pada titik pinalti;

Page 30: Peraturan Permainan

51

1. Semua pemain lain, selain penendang pinalti dan penjaga gawang lawan, mesti berada 10 yard dari bola, di luar daerah pinalti dan busur pinalti, dan di belakang titik pinalti. Si penendang mesti telah diketahui oleh wasit;

2. Tanda dari wasit - Harus selalu menggunakan sempritan untuk tendangan pinalti dan tunggu

sampai semua pemain lainnya berada dalam posisi yang dipersyaratkan oleh Peraturan Permainan;

3. Bola mesti bergerak ke depan - Bola itu mesti bergerak ke depan dari titik pinalti; - Bola itu dapat bergerak diagonal, sepanjang dia bergerak ke depan.

4. Penendang tidak dapat menyentuh/menendang bola itu untuk kedua kalinya sebelum bola itu disentuh atau dimainkan oleh pemain lain. Demikian pula si penendang tidak dapat memainkan bola itu kembali apabila tendangannya mengenai tiang gawang atau mistar gawang.

5. Penjaga gawang tidak boleh meninggalkan garis gawang sebelum bola ditendang - Penjaga gawang boleh bergerak sepanjang garis gawang diantara kedua

tiang gawang; - Penjaga gawang boleh menggerak-gerakkan tangan dan tubuhnya.

6. Gol dapat langsung terjadi dari tendangan dari titik pinalti. Akhir pelajaran: 1. Panggil salah seorang peserta untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan

tendangan pinalti. Sebelum instruktur setuju atau tidak setuju dengan jawabannya, minta para peserta lainnya untuk menyampaikan pendapatnya dengan tanda setuju, tidak setuju atau tidak yakin dengan jawaban yang diberikan oleh peserta tersebut.

2. Panggil salah seorang peserta lainnya untuk menjawab pertanyaan, “Kapan seharusnya suatu tendangan dilakukan?” Lakukan format yang sama dengan pertanyaan sebelumnya kepada para peserta lainnya untuk mengetahui apa yang mereka fikirkan untuk jawaban pertanyaan tersebut.

3. Akhirnya, bagi para peserta dalam pasangan, kemudian beri tiga contoh pelanggaran Peraturan Permainan No. 14.

Cara Belajar No. 3: Suruh para peserta untuk berdikusi dalam kelompok-kelompok kecil semua pelanggaran yang kurang serius dibandingkan pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas langsung. Instruktur mungkin akan mendapatkan sebagian bahkan mungkin semuanya dari mereka para peserta.

Page 31: Peraturan Permainan

52

Konsep dan Pengetahuan yang Diajarkan: Pelanggaran Yang Dihukum dengan Tendangan Bebas Tidak Langsung: Peraturan Permainan No. 12 menyatakan ada 8 tindakan yang dikategorikan sebagai pelanggaran yang dihukum dengan Indirect Free Kick (IFK); namun demikian, banyak pelanggaran lain yang dihukum dengan IFK yang dijelaskan secara spesifik di dalam masing-masing Peraturan dari Peraturan Permainan. Tendangan bebas diberikan untuk masing-masing dari delapan pelanggaran yang diuraikan dalam Peraturan Permainan dan tendangan dilakukan dari tempat dimana pelanggaran itu terjadi. Untuk semua kasus, seperti dengan pelanggaran yang dihukum dengan Direct Free Kick (DFK), bola harus dalam permainan dan tindakan harus dilakukan terhadap lawan dan terjadi di lapangan permainan. (Gunakan overhead projector atau flipchart, untuk menjelaskan dan menyampaikan daftar delapan pelanggaran yang dihukum dengan IFK kepada para peserta secara singkat.)

1. Bermain dengan cara yang berbahaya (tunjukkan berbagai bentuk bermain dengan cara yang berbahaya ini, seperti tendangan dengan mengangkat kaki terlalu tinggi, menyundul bola yang datangnya rendah, mencoba menendang bola dari tangan penjaga gawang, dll);

2. Menghalangi/merintangi pergerakan lawan ke depan; 3. Menghalang-halangi penjaga gawang pada waktu akan melepaskan bola dari

tangannya di dalam daerah pinaltinya sendiri; 4. Penjaga gawang di dalam daerah pinaltinya sendiri melakukan:

a. Mengontrol bola dengan tangannya lebih dari 6 detik sebelum melepaskannya dari penguasaannya;

b. Menyentuh bola kembali dengan tangannya, setelah dilepaskan dari penguasaannya dan sebelum bola itu menyentuh pemain lain;

c. Menyentuh bola yang sengaja ditendang kepadanya oleh teman satu tim dengan tangannya;

d. Menyentuh bola lemparan ke dalam yang diberikan secara langsung oleh teman satu tim dengan tangannya.

5. Melakukan pelanggaran lainnya, yang tidak diuraikan sebelumnya dalam Peraturan No.12 ini, untuk itu permainan dihentikan guna memberikan peringatan atau mengusir pemain dari lapangan.

Penutup: 1. Perintahkan setiap peserta untuk memberikan sinyal sebuah tendangan bebas

langsung (DFK) dan tendangan bebas tidak langsung (IFK). 2. Perintahkan setiap peserta untuk menuliskan 5 unsur yang harus dipenuhi untuk

membuat pelaksanaan tendangan bebas berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 32: Peraturan Permainan

53

Kelakuan yang Tidak Sopan/Penyalahgunaan dan Cara Mengatasinya Strategi untuk membuat Peserta Terlibat Secara Aktif: Pada bagian pelajaran mengenai hukuman dengan kartu kuning dan kartu merah, skenario yang harus disajikan adalah yang menunjukkan perbedaan pendapat, kemudian jelaskan kepada pada para peserta bahwa ini harus mengakibatkan peringatan/kartu kuning. Lakukan hal yang sama untuk menjelaskan tentang perilaku yang tidak sportif, tindakan yang terus-menerus melanggar Peraturan Permainan, dan masuk/ masuk kembali atau meninggalkan lapangan permainan tanpa izin wasit. Gunakan contoh yang spesifik yang benar-benar terjadi dalam permainan. Ulangi proses ini untuk menjelaskan tentang hukuman berupa pengusiran/ kartu merah. Bila telah selesai, baca dan buat beberapa skenario yang berbeda yang satu atau semua situasi kejadian yang dibuat harus dapat menambah pengertian para peserta, sehingga para peserta mampu untuk menentukan apakah pemain atau pemain-pemain harus diperingatkan dengan kartu kuning atau harus diusir dengan kartu merah. Para peserta harus membawa kartu merah dan kuning. Instruktur menyampaikan skenario yang telah disiapkan dan minta para peserta untuk mengangkat kartu merah atau kuning sesuai dengan pendapat mereka masing-masing tentang skenario yang disampaikan. Kemudian instruktur menanyakan kepada salah seorang peserta mengenai apa alasannya sehingga memilih kartu kuning atau merah terhadap situasi kejadian yang disampaikan. Konsep dan Pengetahuan yang Diajarkan: Perbuatan Yang Tidak Sopan/Kesalahan: Perbuatan yang tidak sopan/misconduct ini terbagi dalam 2 kategori, yaitu: 1. Tindakan yang mengakibatkan si pemain diperingati oleh wasit, ditunjukkan

oleh wasit dengan mengeluarkan kartu kuning; dan 2. Tindakan yang lebih serius yang dilakukan oleh pemain sehingga dia diusir oleh

wasit dari lapangan permainan, ditunjukkan oleh wasit dengan mengeluarkan kartu merah.

Peringatan terhadap Tindakan-tindakan: hasilnya berupa pencatatan resmi dan kartu kuning (tidak ada kartu yang ditunjukkan ketika diberikan peringatan kepada ofisial yang ada di bangku cadangan kecuali terhadap pemain pengganti atau pemain yang digantikan). (Gunakan overhead atau flipchart) untuk menjelaskan peringatan yang ditunjukkan kartu kuning: 1. Kelakuan tidak sportif; 2. Menolak dengan perkataan atau tindakan; 3. Terus menerus melanggar Peraturan Permainan; 4. Memperlambat waktu untuk memulai kembali permainan;

Page 33: Peraturan Permainan

54

5. Gagal untuk mematuhi jarak yang ditentukan ketika permainan akan dimulai kembali;

6. Masuk atau masuk kembali ke lapangan permainan tanpa seijin wasit; 7. Sengaja meninggalkan lapangan permainan tanpa seijin wasit. Hukuman: Apabila permainan dihentikan untuk salah satu dari kelakuan yang tidak sopan/kesalahan yang dilakukan, tim lawan akan mendapatkan tendangan bebas tidak langsung (IFK). Tendangan akan dilakukan dari tempat dimana perbuatan tidak sopan/kesalahan itu dilakukan no. 1- 3 di atas, dan dari tempat dimana bola berada untuk kesalahan no. 4 – 7. Perbuatan Tidak Sopan/Kesalahan yang mengakibatkan pemain diusir: pencatatan resmi yang diindikasikan dengan menunjukkan kartu merah (tidak ada kartu yang ditunjukkan kepada ofisial yang diusir dari bangku cadangan kecuali terhadap pemain pengganti atau pemain yang digantikan). (Gunakan overhead atau flipchart) untuk menjelaskan pengusiran yang ditunjukkan kartu merah: 1. Bermain sangat kasar; 2. Berkelakuan jahat/kasar; 3. Meludahi pemain lawan atau orang lain; 4. Menggagalkan gol yang dibuat oleh tim lawan atau menggagalkan peluang

terciptanya gol dengan sengaja menyentuh/memegang bola dengan tangan (hal ini tidak berlaku bagi penjaga gawang dalam daerah pinaltinya sendiri);

5. Menggagalkan peluang terciptanya gol oleh pemain lawan yang bergerak ke depan ke arah gawang pemain tersebut, melalui suatu pelanggaran yang dapat dihukum dengan tendangan bebas atau tendangan pinalti;

6. Menggunakan kata-kata dan/atau isyarat yang menghina, melecehkan atau kasar;

7. Menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan yang sama. Hukuman: Tendangan bebas langsung atau tendangan pinalti apabila terjadi salah satu dari pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas langsung; kalau tidak, apabila pertandingan diberhentikan untuk mencatat pelanggaran yang dilakukan, suatu tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan dari tempat dimana pelanggaran terjadi. Apabila Kelakukan jahat/kasar terjadi di luar lapangan permainan, bola wasit (drop ball) di tempat dimana bola berada ketika wasit menghentikan permainan untuk menyelesaikan kelakukan tidak sopan/kesalahan/ misconduct yang terjadi.

Instruktur diminta untuk menjelaskan perbedaan diantara Bermain sangat kasar dengan Berkelakuan jahat/kasar. (Jangan terpaku untuk menjelaskan ini dengan panjang. Pelajaran yang lengkap tentang perbedaan antara bermain sangat kasar dengan kelakuan jahat/kasar akan dijelaskan secara detil pada Kursus untuk Wasit Daerah / C2). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa:

Page 34: Peraturan Permainan

55

Bermain sangat kasar – mestilah salah satu dari sepuluh pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas langsung (tidak termasuk memegang bola), biasanya pelanggaran dilakukan dengan menggunakan tenaga yang berlebihan ketika berebut bola dengan lawan; sedangkan Kelakuan jahat/kasar dapat berupa salah satu dari banyak jenis tindakan yang parah/jahat. Bermain sangat kasar – mesti terjadi di lapangan permainan ketika bola sedang dimainkan. Sedangkan Kelakukan jahat/kasar dapat terjadi di lapangan permainan maupun di luar lapangan permainan dengan bola sedang atau tidak dimainkan. Bermain sangat kasar mesti merupakan tindakan yang dilakukan terhadap lawan; sedangkan kelakuan jahat/kasar dapat dilakukan kepada siapa saja, termasuk terhadap pemain pengganti, teman satu tim, penonton, wasit atau asisten wasit. Catatan: Ingat untuk menjelaskan keputusan-keputusan IFAB yang termasuk dalam Peraturan Permainan No.12. Akhir Pelajaran: Perintahkan para peserta untuk bekerja berpasangan untuk mengindentifikasi semua point-point kunci yang didiskusikan pada pelajaran ini. Panggil beberapa peserta ke depan untuk menjelaskan beberapa point kunci yang mereka ketahui.

Page 35: Peraturan Permainan

56

Topik : Law 13 – Tendangan Bebas Tujuan Pelajaran: Untuk membuat para peserta pada akhir pelajaran akan dapat menyusun daftar dari elemen-elemen yang diperlukan untuk menyatakan bahwa tendangan bebas yang dilakukan sudah benar; mampu menjelaskan dua pengecualian yang membolehkan tendangan bebas tidak di tempatkan pada titik tempat terjadinya pelanggaran; dan juga dapat menjelaskan juga pengecualian untuk menempatkan bola pada jarak yang kurang dari 10 yard (9,15 mtr) dan jelaskan perbedaan antara DFK dengan IFK. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Overhead projector, layar, transparansi, bola, dan lain-lain yang diperlukan. Waktu yang Dibutuhkan:

135 menit Cara Belajar: Instruktur meniup peluitnya dan memberikan sinyal suatu tendangan bebas langsung (DFK). Setelah itu instruktur menanyakan kepada para peserta tentang sinyal apa yang baru dilakukannya. Setelah mereka menyampaikan pendapatnya, instruktur lalu menjelaskan bahwa dia baru saja mendemonstrasikan sinyal untuk sebuah DFK.

Strategi Untuk membuat Para Peserta Terlibat Secara Aktif: Secara singkat jelaskan tentang apa itu tendangan bebas dan pergunakan teknik-teknik pertanyaan dalam beberapa aspek yang berbeda dari DFK dan IFK untuk mendapatkan jawaban dan tanggapan dari para peserta. Jelaskan elemen-elemen dari tendangan bebas dan demonstrasikan setiap aspek itu. Perintahkan para peserta untuk mendemonstrasikan teknik “pembuatan pagar” dan sinyal yang benar untuk kedua jenis tendangan. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: - Definisi: tendangan bebas adalah salah satu cara untuk memulai kembali

permainan setelah terjadi sebuah pelanggaran; - Jenis-jenis dari tendangan bebas;

• Tendangan bebas langsung (DFK);

• Tendangan bebas tidak langsung (IFK); - Cara melaksanakannya:

1) Bola mesti berhenti; 2) Dapat ditendang ke segala arah; 3) Tidak boleh “dua kali sentuh” oleh si penendang;

Page 36: Peraturan Permainan

57

4) Tidak boleh ada gangguan – lawan harus berada 10 yard dari bola; 5) Dibutuhkan sinyal untuk memulai kembali; 6) Tidak ada gol ke gawang sendiri dari si penendang;

- Dimana dilaksanakannya:

Tempat terjadinya pelanggaran dengan dua pengecualian; * Di dalam daerah gawang sendiri – dapat dilakukan dari mana saja di dalam

daerah gawang; * IFK di dalam daerah gawang lawan – di garis daerah gawang yang sejajar

dengan garis gawang. - Bola berada dalam permainan, apabila: * bola telah ditendang dan bergerak, kecuali:

Di dalam daerah pinalti – bola harus keluar dari daerah pinalti baru berada dalam permainan;

- Tendangan bebas cepat; - Tim penendang mempunyai hak untuk memulai kembali permainan secara cepat; - Tim penyerang tidak mempunyai hak untuk membentuk pagar; - Wasit mendukung untuk dilakukannya tendangan bebas secara cepat; - Wasit tidak boleh mengganggu, kecuali:

• Tim penendang meminta lawan berada pada jarak 10 yard (9,15 mtr) dari bola;

• Gangguan dari tim bertahan dilakukan dengan kasar;

• Wasit sedang menyelesaikan masalah perbuatan yang tidak sopan/kesalahan/misconduct;

• Tim penendang berada pada kondisi akan kehilangan bola apabila tendangan bebas cepat dilaksanakan;

- Lawan mundur dan tendangan mengarah ke arah lawan – tidak ada pelanggaran - Lawan maju tetapi bola di passing membelok karena lawan – tendangan diulang,

diperingati; - Lawan bergerak mengintersep bola – tendangan diulang, kartu kuning; - Pelanggaran batas/gangguan:

• Semua pemain bertahan mesti berada pada jarak 10 yard (9,15 mtr) dari bola – Gagal untuk mematuhi jarak yang ditentukan adalah suatu pelanggaran yang dihukum dengan kartu kuning;

• Satu pengecualian – apabila para pemain bertahan berada diantara tiang gawang di atas garis gawang;

- Mekanisme untuk memulai kembali:

• Tunjukkan arah kemana bola ditendang;

Page 37: Peraturan Permainan

58

• Apabila diperlukan tunjukkan tanda IFK;

• Tunjukkan posisi bola;

• Posisi pagar, apabila perlu – jadi sebagai orang pertama pada pagar

• Pindah ke posisi berikutnya;

• Berikan tanda IFK, apabila anda telah menurunkan tangan anda;

* Bola berada dalam permainan apabila telah ditendang dan bergerak; * Pengecualian – ketika dimulai dari dalam daerah pinalti sendiri – bola harus

meninggalkan daerah pinalti * Gol mungkin terjadi ketika: bola berada dalam permainan: * Disentuh oleh pemain lain pada tendangan bebas tidak langsung; * Bola ditendang ke gawang lawan.

Akhir Pelajaran: Minta para peserta untuk membuat kesimpulan dari materi pelajaran ini dan mendemonstrasikan cara memberikan sinyal serta mempergunakan mekanisme untuk memulai kembali permainan yang benar selama tendangan bebas terjadi.

Page 38: Peraturan Permainan

59

Topik – Law 14 Tendangan Pinalti Tujuan Pelajaran: Memberikan pengetahuan kepada para peserta agar dapat membuat daftar dari unsur-unsur yang diperlukan untuk menyatakan bahwa tendangan pinalti telah dilakukan sesuai ketentuan; mampu menjelaskan alasan untuk memberikan hukuman tendangan pinalti dan juga mampu menjelaskan cara yang benar untuk memulai kembali permainan atas sebuah pelanggaran yang dihukum dengan tendangan pinalti. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Overhead projector, layar, transparansi dan lain sebagainya, Waktu Yang Dibutuhkan:

90 menit Cara Belajar: Instruktur meniup peluit dan memberikan sinyal tentang terjadinya pelanggaran yang dihukum dengan tendangan pinalti. Instruktur menanyakan kepada para peserta tentang sinyal apa yang dilakukannya. Setelah mereka memberikan jawabannya, instruktur kemudian menjelaskan bahwa sinyal yang didemonstrasikannya tadi adalah sinyal untuk tendangan pinalti. Strategi untuk membuat Peserta terlibat secara aktif:

Teknik bertanya untuk melibatkan peserta harus digunakan saat menyajikan informasi mengenai tendangan pinalti. Berikan tanggapan dari reaksi pemain ketika penjelasan tentang tendangan penalti disampaikan. Konsep dan Pengetahuan yang Diajarkan: • Definisi:

- sebuah tendangan pinalti diberikan kepada tim lawan apabila seorang pemain melakukan salah satu dari 10 pelanggaran (fouls) yang dihukum dengan DFK di dalam daerah pinaltinya sendiri.

- Dilakukan terhadap lawan. - Ketika bola sedang dalam permainan;

• Sebelum tendangan pinalti dilakukan:

- Kosongkan daerah pinalti dari semua pemain kecuali penjaga gawang dan pemain yang akan melakukan tendangan pinalti;

- Tempatkan bola pada posisinya;

Page 39: Peraturan Permainan

60

- Perintahkan penjaga gawang untuk berada di garis gawang antara kedua tiang gawang;

- Identifikasi pemain yang akan melakukan tendangan; - Katakan kepada penendang untuk menunggu aba-aba peluit dari wasit; - Periksa posisi semua pemain lain dan pastikan bahwa mereka berada di luar

daerah pinalti; - Posisi wasit harus dapat melihat semua tindakan yang terjadi; - Check penjaga gawang apakah dia sudah siap; - Berikan sinyal untuk pelaksanaan tendangan pinalti;

• Persyaratan terhadap penendang: - Bola mesti terletak di titik pinalti dalam keadaan berhenti; - Bola mesti di tendang ke depan – apabila tidak maka tendangan di ulang; - Tidak boleh “disentuh dua kali” oleh penendang, apabila terjadi IFK untuk

lawan; - Tidak boleh mengganggu penjaga gawang; - Mesti menunggu sinyal dari wasit;

• Persyaratan terhadap penjaga gawang:

- Mesti berdiri di atas garis gawang di antara kedua tiang gawang; - Tidak boleh bergerak ke luar dari garis gawang sampai bola ditendang; - Tidak boleh terlibat dalam perilaku tidak sportif;

• Persyaratan terhadap pemain lainnya:

- Mesti berada di luar daerah pinalti; - Mesti berada di luar busur daerah pinalti; - Mesti berada di belakang titik pinalti; - Mesti berada di dalam lapangan permainan; - Tidak boleh mengganggu; - Tidak boleh terlibat dalam perilaku tidak sportif.

• Setelah diberikan sinyal untuk pelaksanaan tendangan pinalti, maka tendangan akan dilanjutkan: - Apabila terjadi pelanggaran * Jika dilakukan oleh tim penendang dan gol – tendangan diulang;

* Jika dilakukan oleh tim penendang dan tidak gol – IFK untuk tim bertahan; * Jika dilakukan oleh tim bertahan dan gol terjadi – gol sah; * Jika dilakukan oleh tim bertahan dan tidak gol – tendangan diulang; * Jika dilakukan oleh kedua tim – tendangan diulang;

Page 40: Peraturan Permainan

61

* Disentuh untuk kedua kalinya oleh penendang – IFK untuk tim bertahan;

• Waktu dapat diperpanjang untuk pelaksanaan tendangan pinalti;

• Wasit memutuskan kapan suatu tendangan pinalti telah selesai dilaksanakan. Akhir Pelajaran: Minta para peserta untuk membuat ringkasan tentang memulai kembali permainan apabila terjadi pelanggaran pada saat pelaksanaan tendangan pinalti dan mendemonstrasikan mekanisme penyampaian sinyal yang benar pada saat pelaksanaan tendangan pinalti.

Page 41: Peraturan Permainan

62

Topik – Law 15 – Lemparan Ke Dalam Tujuan Pelajaran: Peserta akan dapat menjelaskan kapan suatu lemparan ke dalam diberikan kepada salah satu tim dan bagaimana menggambarkan suatu lemparan ke dalam yang baik. Peralatan Yang Dibutuhkan: Overhead projector, layar, transparansi, bola dan lain-lain. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Setelah mendemonstrasikan lemparan ke dalam, instruktur menanyakan apakah lemparan tersebut benar. Selama diskusi, instruktur menggaris bawahi mengapa lemparan ke dalam itu dikatakan benar atau salah. Strategi untuk membuat Peserta terlibat secara aktif: Berikan tugas kerja berpasang-pasangan di dalam kelas (atau dalam group kecil). Setiap peserta mendemonstrasikan suatu lemparan ke dalam dan yang lainnya memberikan pendapatnya tentang lemparan ke dalam tersebut apakah benar atau tidak benar dan mengapa itu benar atau tidak benar. Instruktur kemudian memanggil salah seorang peserta untuk mendemonstrasikan cara melakukan lemparan ke dalam di depan kelas dan yang lainnya secara unit memberikan pendapatnya tentang hal tersebut.

Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: • Apabila suatu lemparan ke dalam diberikan kepada salah satu tim artinya lawan

dari tim tersebut terakhir kali menyentuh bola ketika seluruh bagian bola melewati garis samping, baik menggelinding di tanah maupun melayang di udara.

• Dimana dilakukan lemparan tersebut:

• Siapa Yang Melakukan lemparan tersebut;

• Bagaimana cara melakukannya: - Si pelempar menghadap ke lapangan permainan pada saat dia melakukan

lemparan ke dalam; - Sebagian dari kakinya berada di atas garis samping atau di luar garis

samping (touch line);

- Pelempar harus menggunakan kedua belah lengannya;

Page 42: Peraturan Permainan

63

- Pelempar melakukan lemparan bola dari belakang dan melalui atas kepalanya;

• Ketika bola dalam permainan;

• Batasan-batasan: - “sentuhan kedua” mesti dilakukan oleh pemain lain; - Gol tidak dapat langsung dilakukan dari lemparan ke dalam.

• Pelanggaran-pelanggaran: - Lemparan yang tidak benar; - Pelempar menyentuh bola kembali sebelum disentuh oleh pemain lain; - Menghalangi atau mengganggu pelempar; - Dilakukan dari posisi lain daripada tempat dimana bola keluar melewati garis

samping (touch line).

• Pemain lawan: - Mesti berada pada jarak tidak kurang dari 2 meter (2 yards) dari si pelempar; - Jika secara tidak sportif mengganggu atau menghalangi pelempar maka dia

diberi peringatan atas “kelakukan tidak sportif” dengan menunjukkan kartu kuning;

Akhir Pelajaran:

Melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, atau dengan temannya, maka setiap peserta harus dapat mendemonstrasikan bahwa dia telah memahami pengetahuan yang disampaikan. Pujian dapat diberikan untuk penjelasan yang baik. Apabila puas dengan akhir dari pelajaran ini, instruktur dapat menyelesaikan kesimpulan akhir dan pindah ke topik berikutnya.

Page 43: Peraturan Permainan

64

Topik Law 16 – Tendangan Gawang Tujuan Pelajaran: Peserta akan dapat menjelaskan kapan untuk memberikan tendangan gawang dan dimana tendangan dilakukan secara baik dan kapan bola berada dalam permainan. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Overhead projector, layar, transparansi dan lain-lain. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Peserta ditanyai mengapa menurut mereka suatu tendangan gawang diberikan (mereka tentu tidak dapat dinilai berdasarkan apakah mereka tahu kapan itu diberikan). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada instruktur dan instruktur akan dapat memprogram cara menjelaskan kepada mereka fakta-fakta dari Peraturan Permainan ini. Strategi untuk membuat Peserta terlibat secara aktif: Instruktur akan menjelaskan contoh-contoh dari tendangan gawang yang dilakukan dengan benar dan yang tidak benar. Instruktur kemudian akan meminta para peserta untuk menanggapi setiap contoh yang disampaikan. Misalnya: ya atau tidak suatu tendangan gawang dilakukan dengan benar. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: - Kapan suatu tendangan gawang diberikan: apabila seluruh bagian bola melewati

garis gawang, baik menggelinding di atas tanah maupun melayang di udara setelah terakhir kali menyentuh pemain dari tim yang menyerang.

- Dimana dilakukannya; - Kapan bola berada dalam permainan (tegaskan “langsung” dalam permainan); - Siapa yang melakukan tendangan gawang; - Bagaimana melakukannya (berhenti); - Sebuah gol dapat dijaringkan langsung dari tendangan gawang ke gawang tim

lawan; - Batasan-batasan:

* Tendangan diulang; * Sentuhan kedua harus dilakukan oleh pemain lain; * Posisi lawan harus berada di luar daerah pinalti; * Bola baru dalam permainan apabila telah keluar dari daerah pinalti.

Page 44: Peraturan Permainan

65

- Pelanggaran: Penendang menyentuh bola untuk kedua kalinya sebelum disentuh pemain lain. Akhir Pelajaran:

Melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, atau dengan temannya, maka setiap peserta harus dapat mendemonstrasikan bahwa dia telah memahami pengetahuan yang disampaikan. Pujian dapat diberikan untuk penjelasan yang baik. Apabila puas dengan akhir dari pelajaran ini, instruktur dapat menyelesaikan kesimpulan akhir dan pindah ke topik berikutnya.

Page 45: Peraturan Permainan

66

Topik – Law 17 – Tendangan Sudut Tujuan Pelajaran: Peserta akan dapat menjelaskan kapan untuk memberikan tendangan sudut dan kapan tendangan itu dilakukan secara baik dan kapan bola berada dalam permainan. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Overhead projector, layar, transparansi, bola dan lain-lain. Waktu Yang Dibutuhkan:

45 menit Cara Belajar: Peserta ditanyai mengapa menurut mereka suatu tendangan sudut diberikan (mereka tentu tidak dapat dinilai berdasarkan apakah mereka tahu kapan itu diberikan). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada instruktur dan instruktur akan dapat menset cara menjelaskan kepada mereka fakta-fakta dari Peraturan Permainan ini. Strategi untuk membuat Peserta terlibat secara aktif: Instruktur akan menjelaskan contoh-contoh dari tendangan sudut yang dilakukan dengan benar dan yang tidak benar. Instruktur kemudian akan meminta para peserta untuk menanggapi setiap contoh yang disampaikan. Misalnya: ya atau tidak suatu tendangan sudut dilakukan dengan benar. Konsep dan Pengetahuan Yang Diajarkan: - Kapan suatu tendangan sudut diberikan: apabila seluruh bagian bola melewati

garis gawang, baik menggelinding di atas tanah maupun melayang di udara setelah terakhir kali menyentuh pemain dari tim yang bertahan.

- Siapa yang melakukan tendangan sudut; - Dimana dilakukannya (di dalam busur sudut); - Kapan bola berada dalam permainan (ketika dia ditendang dan bergerak); - Siapa yang melakukan tendangan gawang; - Bagaimana melakukannya (tekankan bola dalam keadaan berhenti dan

sekurang-kurangnya bagian dari bopla berada di dalam busur sudut); - Sebuah gol dapat dijaringkan langsung dari tendangan sudut, tetapi hanya

terhadap tim yang bertahan; - Perbedaan-perbedaan apabila tendangan dilakukan oleh pemain atau penjaga

gawang; - Batasan-batasan:

Page 46: Peraturan Permainan

67

* Bendera sudut tidak boleh dipindahkan; * Posisi lawan harus berjarak 9,15 meter dari posisi bola; * Harus disentuh oleh pemain lain;

- Pelanggaran: * Penendang menyentuh bola kembali sebelum disentuh oleh pemain lain * Tendangan diulang.

Akhir Pelajaran: Melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, atau dengan temannya, maka setiap peserta harus dapat mendemonstrasikan bahwa dia telah memahami pengetahuan yang disampaikan. Pujian dapat diberikan untuk penjelasan yang baik. Apabila puas dengan akhir dari pelajaran ini, instruktur dapat menyelesaikan kesimpulan akhir dan pindah ke topik berikutnya.

Page 47: Peraturan Permainan

68

Topik: Latihan pada hari-hari di dalam tugas memimpin pertandingan dan Latihan Praktis untuk memimpin sebuah pertandingan

Tujuan Pelajaran: Para peserta akan mendemonstrasikan kemampuan dan pengetahuan mereka dengan memimpin suatu pertandingan atau menjadi asisten wasit untuk pertandingan tersebut. Peralatan dan Materi Untuk Pelajaran: Bendera, sepatu pribadi wasit, termasuk peluit, koin, jam, pakaian, pulpen/pensil, kartu, dan lain-lain ditambah dua tim yang siap untuk bermain dan lapangan permainan yang telah diberikan tanda-tanda yang benar dan peralatan lain yang sesuai dengan Peraturan Permainan. Waktu Yang Dibutuhkan: Tergantung kepada jumlah para peserta dan fasilitas yang tersedia. Pelajaran sebaiknya terus dilanjutkan sampai si instruktur puas karena semua wasit baru mengetahui tugas mereka, baik sebagai wasit maupun sebagai asisten wasit. Cara Belajar: Informasikan kepada para peserta bahwa mereka akan ditugaskan baik sebagai wasit maupun asisten wasit selama bagian dari pertandingan yang berbeda.Katakan kepada mereka bahwa pemain dari kedua tim telah diinstruksikan untuk melakukan hal-hal yang melanggar Peraturan Permainan dan adalah tugas mereka untuk memberikan respon sebagaiman yang telah diajarkan kepada mereka. Semua yang tidak bertugas sebagai wasit atau asisten wasit mesti berdiri di garis samping melakukan observasi wasit atau asisten wasit dan, dalam pikiran mereka, kritisasi apa yang terjadi, putuskan apakah mereka harus melakukan sesuatu dalam situawsi yang spesifik. Pada konklusi dari aktifitas ini, setelah setiap orang mendapatkan kesempatan untuk memimpin pertandingan sebagai latihan, dilakukan kritik terhadap apa yang dilakukan oleh siapapun pada saat memimpin. Strategi untuk membuat Peserta terlibat secara aktif: Setiap peserta akan diberikan kesempatan untuk menjadi wasit dan/atau asisten wasit selama kira-kira 10 menit dalam pertandingan yang berlangsung. Pada akhir dari setiap waktu yang diberikan kepada wasit/asisten wasit, mereka diminta untuk pergi ke garis samping dan selanjutnya mereka akan digantikan oleh orang lain dan hal ini berlanjut terus sampai semua peserta selesai melakukan tugas sebagai wasit atau asisten wasit.

Page 48: Peraturan Permainan

69

Konsep dan Pengetahuan yang Diajarkan: Bahan-bahan dan peralatan yang tercantum di atas harus disediakan untuk para peserta, jika mereka belum memiliki peralatan pribadi tersebut. Para instruktur kemudian harus memecah kelas dalam kelompok-kelompok kecil untuk praktek dalam memberi dan menerima instruksi sebelum pertandingan dimulai dan melakukan pemeriksaan lapangan / peralatan, latihan bagi seorang asisten wasit dalam memberikan sinyal, dan melemparkan koin (coin toss) (peserta seharusnya diberi pekerjaan rumah untuk mempersiapkan diri masing-masing untuk melakukan kegiatan tersebut). Akhir Pelajaran: Kesimpulan, setelah semua peserta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas ini, instruktur akan menjelaskan kepada peserta apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang mereka butuhkan untuk bekerja lebih keras untuk menguasainya. Penting untuk menekankan hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Untuk hal-hal dimana peserta dinilai perlu melakukan perbaikan, sangat penting bahwa orang yang memberikan kritik dapat menjelaskan secara terang tentang apa yang mereka inginkan harus dilakukan oleh para peserta. Instruktur tidak perlu untuk memikirkan dengan tepat kesalahan yang dilakukan oleh para peserta atau kekurangan mereka, tetapi instruktur perlu memikirkan bagaimana membuat para peserta dapat melakukannya dengan benar. Catatan mengenai Persiapan untuk Latihan: Tim yang dipilih harus cukup berpengalaman untuk bersoal jawab dengan para peserta. Latih mereka untuk melakukan pelanggaran dan pelanggaran yang agak terang-terangan, tetapi hal itu tidak boleh berbahaya bagi para pemain. Jelaskan kepada para pemain bahwa wasit / asisten wasit tim akan berubah secara berkala. Instruktur yang bertanggung jawab dalam pelatihan ini harus memiliki setidaknya empat asisten (baik instruktur atau senior wasit) untuk membuat proses berjalan lebih lancar.