EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH...

87
EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Fildzah Permata Rizki Nasution 11140460000142 HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Transcript of EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH...

Page 1: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

BERMASALAH PADA BPRS AMANAH UMMAH

LEUWILIANG BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Fildzah Permata Rizki Nasution

11140460000142

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank
Page 3: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank
Page 4: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank
Page 5: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

ABSTRAK

Fildzah Permata Rizki Nasution. NIM 11140460000142. EFEKTIVITAS

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA

BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440H/2018M, xiv + 59 halaman 15 halaman lampiran.

Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

bank syariah dalam mengambil keputusan untuk menyetujui / menolak

permohonan pembiayaan. Analisis yang baik akan menghasilkan keputusan yang

tepat. Semakin tinggi jumlah pembiayaan, maka dimungkinkan semakin tinggi

pembiyaan bermasalah yang akan terjadi. Oleh karena itu, pihak BPRS harus

mencari solusi agar penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut dapat

diselesaikan secara efektif.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan empiris,

melalui teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara dengan

pihak BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, beserta menganalisis data yang

diperoleh dan kemudian disusun secara sistematis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya penyelesaian pembiayaan

murabahah bermasalah yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah masih belum

efektif.. Hal tersebut dapat dilihat pada pembiayaan murabahah yang

dikategorikan bermasalah (Non Performing Financing) berjumlah 111 nasabah.

Jumlah nasabah pada tahun 2017 yang kembali pada kondisi lancar melalui upaya

surat panggilan nasabah atau surat peringatan dan reschedulling berjumlah 18

nasabah. Sedangkan 93 nasabah masih tetap dalam kondisi bermasalah atau belum

kembali kepada kondisi lancar.

Kata Kunci : Efektivitas, Murabahah, Penyelesaian, Pembiayaan Bermasalah.

Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M.

Daftar Pustaka : 2004 s.d. 2018.

Page 6: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya yang tak terkira, alhamdulillahi rabbil ‘alamin tiada henti penulis ucapkan karena

dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyelesaian Pembiayaan

Murabahah Bermasalah pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor” ini. Salawat

serta salam, penulis haturkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Banyak hal

yang tidak dapat penulis hadirkan di dalamnya, dikarenakan keterbatasan ilmu dan

waktu yang penulis miliki. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat

banyak dukungan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, serta para

wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. A.M. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan

Abdurrauf, L.c., M.A., Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

3. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Dosen Pembimbing

yang telah bersedia membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini dengan

penuh kesabaran, perhatian, dan ketelitian serta meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

4. Pihak BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, khususnya Bapak M. Ali

Bhatin dan Bapak M. Rasyid Pane selaku Staf Bidang Remedial, dan Ibu Dian

selaku Staf Bidang Umum yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan

data dan informasi yang sangat membantu dalam proses penelitian penulis.

5. Segenap Staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan

Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

Page 7: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

vii

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan

skripsi ini.

6. Orang tuaku tercinta, Ibunda Sumirah dan Ayahanda Jeffri Julianto Nasution,

S.E., serta Nenekku Helen Nasution dan Adikku Dhany Sahputra Nasution,

berkat perjuangan dan pengorbanan yang tak kenal lelah dan do’a yang tulus

kepada penulis serta motivasi, semangat dan dukungan baik moral maupun

materiil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

7. Ahmad Rifa’i, berkat semangat, motivasi, dan dukungannya serta selalu sabar

mendengar keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi dan studi ini.

Semoga kita dapat selalu berproses bersama-sama menjadi pribadi yang lebih

baik lagi.

8. Teman-teman seperjuanganku tersayang, Rizkah Fadliah, Fariha Roy, Sisilia

Novitasari, Kak Ropiah Febriani, yang selalu ada memberikan semangat dan

motivasi yang tiada terhingga dan selalu membantu penulis selama masa studi

ini.

9. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah 2014, teman seperbimbingan Mumtaz

dan Gina yang selalu memberikan informasi dan dukungan selama

menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka

penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 6 Oktober 2018

Fildzah Permata Rizki Nasution

Page 8: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………..…………………….i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................…...........................ii

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI........................….....................iii

LEMBAR PERNYATAAN.....................................….........................................iv

ABSTRAK.............................................................….............................................v

KATA PENGANTAR................................................…...............................……vi

DAFTAR ISI...................................................................…...….........................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................………..1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................…..3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.....................................…….…...….4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................…....4

E. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu.........................................................…5

F. Kerangka Teori dan Konseptual..............................................................9

G. Metode Penelitian...................................................................................…11

H. Sistematika Penulisan........................................................................…….13

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Efektivitas......................................................................................………15

B. Akad Murabahah................................................................................…..16

C. Akibat Hukum Akad Murabahah......................................................……21

D. Pembiayaan Bermasalah...............................................................………23

Page 9: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

ix

BAB III GAMBARAN UMUM BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG

BOGOR

A. Profil BPRS Amanah Ummah..........................................................……30

B. Fungsi dan Tujuan BPRS Amanah Ummah.....………………………32

C. Legalitas dan Struktur Organisasi............................................................33

D. Produk dari BPRS Amanah Ummah.................................................…….34

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENYELESAIAN MURABAHAH

BERMASALAH PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG

BOGOR

A. Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di BPRS Amanah

Ummah.......................................................………..…………………......41

B. Tingkat Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BPRS Amanah

Ummah................................................................................……………...47

C. Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada

Akad Murabahah di BPRS Amanah Ummah..................................……..50

D. Efektivitas Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BPRS

Amanah Ummah.................................................……………………..….52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................……58

B. Saran.....................................................................................................…..59

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................……x

LAMPIRAN.........................................................................................……….xiv

Page 10: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia sejak Undang-Undang

Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian dirubah menjadi

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan hingga

disahkannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah semakin meningkat. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun

2017, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) telah mencapai 13 BUS, untuk

Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai 21 UUS sementara untuk Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hingga September 2017 telah mencapai

167 BPRS.1

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana juga halnya dengan Bank

Pembiayaan Rakyat konvensional berfungsi sebagai lembaga intermediasi.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah berfungsi menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat

yang membutuhkannya dalam bentuk pembiayaan.2 Kegiatan usaha BPRS

yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana

berdasarkan prinsip syariah.

Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah Pasal 21 huruf b disebutkan bahwa kegiatan usaha bank pembiayaan

rakyat

1 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah September 2017, (Jakarta: OJK,

2017), h., 82.

2 Lihat pada Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah.

Page 11: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

2

syariah, menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: (1)

Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah; (2)

Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna’; (3)

Pembiayaan berdasarkan Akad qardh; (4) Pembiayaan penyewaan barang

bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau

sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan (5) pengambilalihan

utang berdasarkan Akad hawalah;

Akad murabahah dijelaskan khusus dalam Undang-Undang Nomor 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 19 huruf d yaitu yang dimaksud

dengan Akad murabahah adalah Akad pembiayaan suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan

harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya,

pembiayaan yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah, khususnya pada

tahun 2010, didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah sebesar

87,79%.3 Semakin tinggi jumlah pembiayaan, maka dimungkinkan semakin

tinggi pembiyaan bermasalah yang akan terjadi.

Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

bagi bank syariah dalam mengambil keputusan untuk menyetujui / menolak

permohonan pembiayaan. Analisis yang baik akan menghasilkan keputusan

yang tepat. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang dapat

digunakan sebagai acuan bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas

permohonan pembiayaan nasabah.4

Pada pasal 29 ayat (3) Undang-undang perbankan menentukan bahwa

dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan

melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang

3 Risa Safariyani, “Manajemen Risiko Pembiayaan Al-Istishna pada BPRS Amanah

Ummah, Leuwiliang-Bogor”, Skripsi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2011), t.d.

4 Amir Machmud, Bank Syariah, (Bandung: Erlangga, 2010), h. 87-88.

Page 12: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

3

tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan

dananya kepada bank. Agar tidak sampai merugikan bank dan kepentingan

nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank itu, Undang-undang

perbankan memberikan pedoman yang harus dipatuhi oleh bank dalam rangka

pemberian kredit atau pembiayaan. Pedoman tersebut dicantumkan dalam

pasal 8 ayat (1) yang berbunyi : “Dalam memberikan kredit, bank wajib

mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan

kemampuan serta kesanggupan nasabah untuk melunasi utangnya sesuai

dengan yang diperjanjikan.”

Dalam hal ini, Bank sebagai penjual kebutuhan nasabah berdasarkan

proses negosiasi yang telah disepakati dan tertuang dalam suatu Akad, kepada

pihak nasabah selaku pembeli. Hubungan antara Bank dengan nasabahnya

adalah suatu hubungan hukum. Tidak dipenuhinya hak satu pihak akan

berakibat bagi pihak lainnya, seperti tuntutan hukum, dan tuntutan hukum

inilah yang menjadi akibat hukum oleh karena tidak dipenuhinya suatu hak

oleh pihak tertentu.

Menurut staf bidang remedial BPRS Amanah Ummah, selama ini

belum ada sengketa yang berlanjut hingga ditempuh penyelesaian sampai ke

BASYARNAS atau Pengadilan Agama. Pihak BPRS Amanah Ummah lebih

mengutamakan menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah ini secara

kekeluargaan yaitu melalui musyawarah untuk menjaga hubungan baik

dengan nasabah dalam konteks waktu yang panjang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “EFEKTIVITAS PENYELESAIAN

PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA BPRS

AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR”.

B. Identifikasi Masalah

1. Prosedur analisis kelayakan pembiayaan Murabahah di BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor.

Page 13: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

4

2. Tingkat pembiayaan murabahah bermasalah pada akad murabahah di

BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

3. Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi penyelesaian

pembiayaan bermasalah pada akad murabahah di BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini di fokuskan untuk menganalisis efektivitas

penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah yang terjadi di BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang-Bogor serta bagaimana akibat hukum yang

terjadi karena tidak terpenuhinya hak oleh para pihak.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini

adalah:

a. Solusi apa yang ditawarkan oleh BPRS Amanah Ummah dalam

penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut ?

b. Bagaimana efektivitas penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian latar belakang, rumusan masalah, dan pembatasan

masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menganalisis faktor yang mempengaruhi terjadinya pembiayaan

bermasalah pada akad murabahah di BPRS Amanah Ummah.

Page 14: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

5

b. Menganalisis solusi dan upaya yang ditawarkan oleh BPRS

Amanah Ummah terhadap pembiayaan murabahah bermasalah.

c. Menganalisis efektivitas penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah pada BPRS Amanah Ummah.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

a. Teoritis

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini mampu memberikan

sumbangan pemikiran khususnya bagi perkembangan Hukum

Ekonomi Syariah serta dapat dijadikan referensi atau acuan bagi

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembiayaan bermasalah

pada akad murabahah.

b. Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi framework

atau model bagi bank syariah lain yang memiliki permasalahan yang

sama. Serta sebagai tambahan literatur dan pengetahuan sebagai

perbandingan pada penelitian selanjutnya di lembaga keuangan

syariah.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

NO Peneliti Judul Penelitian Metode dan

Objek

Kesimpulan

1 Fanny

Yunita Sri

Rejeki

(2013)

Akad

Pembiayaan

Murabahah dan

Praktiknya pada

PT. Bank Syariah

Penelitian ini

menggunakan

metode penelitian

hukum normatif

dan

Akibat hukum para

pihak dalam Akad

Pembiayaan

Murabahah di PT.

Bank Syariah

Page 15: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

6

Mandiri Cabang

Manado

penelitian

lapangan (field

research)

Mandiri Cabang

Manado,

merupakan

akibat hukum yang

timbul dari suatu

hubungan hukum,

ketika salah satu

pihak

tidak memenuhi

kewajibannya,

maka di sini

terjadi akibat

hukum berupa

pemenuhan

kewajiban tersebut.

PT. Bank Syariah

Mandiri

menerapkan klausul

penyelesaiannya

dengan cara

musyawarah

dan kekeluargaan,

apabila cara seperti

itu

tidak dapat

mencapai

kesepakatan,

barulah

upaya terakhir

diselesaikan melalui

Pengadilan Negeri

Page 16: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

7

setempat.

Sumber : Fanny Yunita Sri Rejeki, “Akad Pembiayaan Murabahah dan

Praktiknya pada PT. Bank Syariah Cabang Manado”, Lex

Privatum,Vol.1, No.2, April-Juni 2013.

3 Linda

Novita dan

M.Kholil

Nawawi

(2014)

Pengaruh

Pembiayaan

Murabahah

terhadap

Perkembangan

UMKM di

Kecamatan

Leuwiliang

(Studi Kasus

BPRS Amanah

Ummah)

Metode

penelitian yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah metode

korelasi, yaitu

metode yang

digunakan untuk

mengetahui

hubungan antara

variabel yang

diteliti.

Penerapan akad

murabahah ini pada

dasarnya sama

dengan penerapan

akad

murabahah di bank

lain. Pembiayaan

yang diterima

biasanya 80% dari

nilai taksasi

jaminan, tapi

ketika nasabah

ingin mengajukan

pembiayaan lagi

biasanya diterima

lebih dari 80% dari

nilai taksasi

jaminan jika

pembiayaan yang

sebelumnya lancar

dan tidak

bermasalah. Hal

ini pun berpengaruh

kepada rasa

kepercayaan bank

terhadap nasabah,

Page 17: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

8

ketika nasabah

melakukan

pembayaran cicilan

denga lancar maka

untuk pengajuan

selanjutnya pihak

bank terkadang

tidak perlu

mengadakan survey

lagi terhadap

nasabah tersebut.

Sumber : Linda Novita dan M.Kholil Nawawi, “Pengaruh Pembiayaan

Murabahah terhadap Perkembangan UMKM di Kecamatan

Leuwiliang (Studi Kasus BPRS Amanah Ummah)”, Al-

Infaq: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 5 No. 2, September 2014

pp. 273-310.

4 Rizki Fauzi

(2014)

Manajemen

Risiko

Pembiayaan

Murabahah pada

Sektor Agribisnis

(Studi Kasus

PT.BPRS

Amanah Ummah

Periode 2011-

2014)

Penyusun

menggunakan

metode penelitian

lapangan (field

research) dengan

sifat penelitian

deskriptif, dan

menggunakan

pendekatan

normatif dengan

analisa kualitatif.

Hasil dari penelitian

ini dapat

disimpulkan bahwa

proses manajemen

risiko pembiayaan

murabahah meliputi

identifikasi,

pengukuran,

pemantauan, dan

pengendalian risiko.

Pihak BPRS lebih

memfokuskan pada

proses identifikasi

risiko dalam

memberikan

pembiayaan kepada

Page 18: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

9

nasabah guna

meminimalisasi

risiko yang akan

timbul di kemudian

hari. Dalam hal ini,

pihak BPRS dinilai

cukup baik dalam

mengelola risiko

pada pembiayaan

murabahah pada

sektor agribisnis.

Sumber : Rizki Fauzi, “Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah

pada Sektor Agribisnis (Studi Kasus PT.BPRS Amanah

Ummah Periode 2011-2014), Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

F. Kerangka Teori dan Konseptual

Bank Syariah di Indonesia digolongkan dalam dua jenis, yaitu Bank

Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Hal ini

sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (7) jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor

21 Tahun 2008.

Kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh Bank Umum Syariah (BUS)

sebagaimana ditentukan dalam pasal 19 dan pasal 20 UU Perbankan Syariah

tersebut, skalanya jauh lebih besar dan lebih luas dibandingkan dengan

kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) sebagaimana ditentukan dalam pasal 21, baik dari cakupan kegiatan

usahanya atau jumlah produknya maupun dari segi wilayah operasinya.5

5 Drs. Cik Basir, S.H., M.H.I., Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan

Agama dan Mahkamah Syar’iyah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 47.

Page 19: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

10

Dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat misalnya,

BUS umumnya dalam jumlah yang besar-besar, sedangkan BPRS dalam

jumlah yang sedang-sedang saja atau lebih kecil dibandingkan dengan BUS.6

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli di mana penjual

menawarkan barang dagangannya dengan menyebutkan harga yang

merupakan jumlah dari harga perolehan dengan menambahkan nominal

tertentu sebagai keuntungan. Ibnu Qudamah mendefinisikan murabahah

sebagai jual beli dengan menghitung modal ditambah keuntungan tertentu

yang diketahui. Dapat disimpulkan, murabahah merupakan salah satu bentuk

jual beli amanah berdasarkan pada penetapan harga, yaitu bentuk pertukaran

obyek jual dengan harga yang merupakan jumlah harga perolehan ditambah

laba tertentu.7

Dalam praktik di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kontemporer,

termasuk perbankan syariah, bentuk murabahah dalam fikih klasik tersebut

mengalami beberapa modifikasi. Murabahah yang dipraktikkan pada LKS

dikenal dengan murabahah li al-amir bi al-syira’, yaitu transaksi jual beli di

mana seorang nasabah datang kepada pihak bank untuk membelikan sebuah

komoditas dengan kriteria tertentu, dan ia berjanji akan membeli

komoditas/barang tersebut secara murabahah, yakni sesuai harga pokok

pembelian ditambah dengan tingkat keuntungan yang disepakati kedua pihak,

dan nasabah akan melakukan pembayaran secara installment (cicilan berkala)

sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki.8

Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu dari risiko dalam suatu

pelaksanaan pembiayaan. Adiwarman A. Karim menjelaskan bahwa risiko

6 Wiroso, Penghimpunan dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005) h. 12.

7 Lely Shofa Imama, “Konsep dan Implementasi Murabahah pada Produk Pembiayaan

Bank Syariah”, Iqtishadia : Vol.1, Nomor 2, (Desember 2014), h., 3.

8 Ah.Azharudin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Murabahah pada Perbankan Syariah di

Indonesia” , Ahkam : Vol.XII, No.2, (Juli 2012), h. 3.

Page 20: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

11

pembiayaan merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya counterparty

dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah, risiko pembiayaan

mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait dengan pembiayaan

korporasi.9

Kerangka penelitian yang dibuat dalam penelitian ini mengenai analisis

efektivitas penyelesaian pembiyaan murabahah bermasalah, sebagai berikut :

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

9 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2010), h. 260.

Penyelesaian Pembiayaan

Murabahah bermasalah

BPRS Amanah Ummah

Leuwiliang Bogor Akad Pembiayaan Murabahah

Analisis Pembiayaan Murabahah

Bermasalah atau Wanprestasi

Efektif

Tidak Efektif

Page 21: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

12

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan informasi yang bersifat

menerangkan dalam bentuk uraian secara normatif, deskriptif dan

komparatif.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan penulis dalam penelitian adalah

pendekatan empiris, yaitu dengan melakukan studi pada BPRS Amanah

Ummah sebagai lembaga perbankan yang melakukan Akad Murabahah

serta bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada Akad tersebut.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama, baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara.10

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan, seperti buku-buku serta sumber yang berkaitan dengan

penyelesaian sengketa akad pembiayaan murabahah baik berupa

jurnal, buku, majalah, dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Interview merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-

cakap dan berhadapan muka dengan orang yang memberi keterangan.

Teknik wawancara yang akan digunakan adalah dengan menggali

informasi dengan cara tanya jawab yang dilakukan secara sistematis dan

berdasar pada tujuan penelitian atau dilakukan dengan cara interview

10 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 42.

Page 22: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

13

kepada bagian Remedial. Wawancara dilakukan secara terfokus pada

masalah penelitian dimana pertanyaan penelitian telah diformulasikan

sebelum wawancara dilakukan.

b. Observasi

Metode observasi adalah dasar ilmu dan dasar untuk mengetahui

kebenaran ilmu. Dalam melakukan observasi, peneliti akan mencatat data

hasil dari pengamatan serta data-data yang dibutuhkan guna kesuksesan

dalam melakukan observasi yang mendukung masalah yang akan diteliti.

5. Metode Analisis Data

Penulis menggunakan metode deduktif, yaitu suatu logika yang

bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian dijadikan

titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini, dibagi menjadi lima (5) bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian

terdahulu, kerangka teori dan kerangka konseptual, metode penulisan,

serta rancangan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORETIS

Page 23: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

14

Dalam bab ini, membahas teori-teori yang berkaitan dengan isi dari skripsi

ini, yaitu meliputi teori tentang efektivitas, akad murabahah, akibat hukum

akad murabahah, dan pembiayaan bermasalah.

BAB III : GAMBARAN UMUM BPRS AMANAH UMMAH

LEUWILIANG BOGOR

Dalam bab ini, menjelaskan tentang objek penelitian, yaitu memberikan

gambaran umum tentang BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor yang

meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, motto, struktur organisasi, serta

produk dan jasa yang ada di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

BAB IV : ANALISIS EFEKTIVITAS PENYELESAIAN

PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA BPRS

AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR

Dalam bab ini, penulis menguraikan hasil penelitian dan hasil dari analisis

data yang telah diperoleh. Analisa data yang dikaji yaitu, mengenai

prosedur analisis kelayakan pembiayaan murabahah di BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor, tingkat pembiayaan murabahah bermasalah di

BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, faktor yang mempengaruhi

pembiayaan bermasalah pada akad murabahah di BPRS Amanah Ummah

Leuwiliang Bogor, serta efektivitas prosedur pembiayaan murabahah

bermasalah di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini, meliputi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat

penulis sampaikan.

Page 24: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

15

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Efektivitas

Efektivitas berasal dari bahasa inggris, yaitu effective yang berarti

berhasil, tepat atau manjur.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif,

pengaruh atau akibat, biasa diartikan sebagai kegiatan yang bisa

memberikan hasil yang memuaskan.2

Pencapaian hasil efektifitas yang dilakukan oleh suatu organisasi

terdiri dari tiga tahap, yakni input, conversion, dan output atau masukan,

perubahan dan hasil. Pertama, input meliputi semua sumber daya yang

dimiliki, informasi dan pengetahuan, bahan-bahan mentah serta modal.

Pada tahap input, tingkat efisiensi sumber daya yang dimiliki sangat

menentukan kemampuan yang dimiliki. Kedua, conversion ditentukan

oleh kemampuan organisasi untuk memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki, manajemen dan penggunaan teknologi agar dapat

menghasilkan nilai. Tahap ini, tingkat keahlian SDM dan daya tanggap

organisasi terhadap perubahan lingkungan sangat menentukan tingkat

produktifitasnya. Ketiga, output, pelayanan yang diberikan merupakan

hasil dari penggunaan teknologi dan keahlian SDM. Organisasi yang dapat

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara

1 Drs. Putut Sudarwanto, Kamus Lengkap300 Milyard Inggris – Indonesia, (Surabaya :

Giri Utama), h. 67., t.th.

2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 2008,

Edisi ke-4), h. 352.

Page 25: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

16

efisien dapat meningkatkan kemampuannya untuk meningkatkan

pelayanan dengan memuaskan kebutuhan pelanggan. 3

B. Akad Murabahah

Secara etimologis, murabahah berarti saling menguntungkan,

sedangkan secara terminologis, murabahah yaitu suatu bentuk jual beli

tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan, meliputi harga barang

dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut,

dan tingkat keuntungannya (margin) yang diinginkan.4

Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah, akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya

dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.5 Menurut

Fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, yaitu

menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli

dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.6

Pengertian murabahah menurut praktik yaitu, murabahah menekankan

adanya pembelian komoditas berdasarkan permintaan nasabah, bukan

hanya pinjaman semata sebagaimana dalam sistem kredit di perbankan

konvensional. Dalam praktik pembiayaan murabahah, nasabah datang

mengajukan pembiayaan atas sebuah komoditas dengan kriteria tertentu.

3 Suhairi dan Fatmawati Maryan Ali, “Efektifitas Penyelesaian Pembiayaan Murabahah

Bermasalah di BPRS Metro Madani Kota Metro Tahun 2014”, Jurnal Hukum dan Ekonomi

Syariah Vol.03 No.2, (2014), h. 163.

4 Dr. Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h.

123.

5 Penjelasan Pasal 19 huruf c Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah.

6 Konsideran Fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Page 26: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

17

Pada tahap ini terjadi negosiasi dan penyertaan yang harus dipenuhi oleh

kedua belah pihak. Kemudian, bank memesan barang kepada supplier

sesuai dengan kriteria yang diinginkan nasabah. Setelah barang tersebut

resmi menjadi milik bank, baru kemudian terjadi kontrak jual beli antara

nasabah dan pihak bank. Barang dan dokumen dikirimkan kepada nasabah,

kemudian nasabah melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

Dengan demikian, jika melihat praktik pembayaran murabahah, tidak

ditemukan adanya unsur bunga, hanya margin sebagai tambahan atas

harga pokok pembelian sehingga tidak bertentangan dengan syariah.7

Allah SWT berfirman:

ن الزيي ي لك بأ يطبى هي الوس ر بب ل يقهى إل كوب يقم الزي يتخبط الش أكلى الش

عظة هي بب فوي جبء ه م الش حش البيع أحل للا بب تى سب قبلا إوب البيع هثل الش فب

ئك أصحبة البس ن فيب خبلذى هي عبد فأل أهش إلى للا . فل هب سلف

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang

demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan

riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan

mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari

Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya

dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,

mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275)

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.

Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian

barang setelah ada pemesanan dari nasabah. Murabahah berdasarkan

pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk

7 Tri Setiady, “Pembiayaan Murabahah dalam Perspektif Fiqh Islam, Hukum Positif, dan

Hukum Syariah”, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 8 No. 3, (Juli-September 2014), h. 9.

Page 27: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

18

membeli barang yang dipesannya. Pembayaran murabahah dapat

dilakukan secara tunai atau cicilan.8

Ketentuan murabahah menurut Fatwa DSN, yaitu :

a. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syariah

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas

riba.

2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari‟ah

Islam.

3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

yang telah disepakati kualifikasinya.

4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah

(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus

keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara

jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang

diperlukan.

7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut

pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan

nasabah.

9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan

setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

8 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah, Panduan Sistem Operasional dan

Prosedur 2009, (Bogor : BPRS Amanah Ummah, 2009).

Page 28: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

19

b. Ketentuan Umum Murabahah kepada Nasabah

1) Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu

barang atau aset kepada bank.

2) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli

terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan

nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang

telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat;

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk

membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal

pemesanan.

5) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya

riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung

oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada

nasabah.

7) Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari

uang muka, maka :

a) jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut,

ia tinggal membayar sisa harga.

b) jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank

maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank

akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak

mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

c. Jaminan dalam Murabahah

1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pesanannya.

2) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang

dapat dipegang.

Page 29: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

20

d. Utang dalam Murabahah

1) Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi

murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang

dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika

nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau

kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya

kepada bank.

2) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran

berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah

tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia

tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta

kerugian itu diperhitungkan.

e. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah

1) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda

penyelesaian utangnya.

2) Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau

jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari‟ah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

f. Bangkrut dalam Murabahah

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan

utangnya, bank harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi

sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

Ketentuan umum teknik perbankan dalam bidang murabahah dapat

diaplikasikan sebagai berikut:

Page 30: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

21

a) Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.

Harga jual adalah harga beli bank dari produsen (pabrik/toko)

ditambah keuntungan (mark-up). Kedua pihak harus menyepakati

harga jual dan waktu pembayaran.

b) Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati,

tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan,

murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan

(bitsaman ajil).

c) Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang, diserahkan segera kepada

nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.9

C. Akibat Hukum Akad Murabahah

Cakupan prestasi yang menjadi hak salah satu pihak dan kewajiban

pihak lain merupakan akibat hukum yang timbul dari akad. Seperti yang

telah dikemukakan,bahwa akibat hukum dari akad dalam hukum Islam

dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) akibat hukum pokok, yang

dalam istilah fikih disebut hukum pokok akad, dan (2) akibat hukum

tambahan akad, yang dalam fikih disebut juga hak-hak akad atau hukum

tambahan akad.

Akibat hukum pokok akad untuk masing-masing akad bernama sudah

ditetapkan. Sedangkan untuk akad-akad tidak bernama hukum pokok akad

itu tidak ditetapkan oleh Pembuat hukum, melainkan ditetapkan oleh para

pihak sendiri sesuai dengan maksud mereka menutup perjanjian dengan

syarat tidak bertentangan dengan Syariah.

Akibat hukum tambahan, yang disebut juga hak-hak akad, dibedakan

menjadi dua macam, yaitu : (1) akibat-akibat hukum yang ditentukan oleh

pembuat hukum syariah, dan (2) akibat hukum yang timbul karena

9 Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H. S.IP., M.Hum., Hukum Ekonomi Syariah: Dalam

Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 223.

Page 31: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

22

diperjanjikan oleh para pihak dalam klausul akad. Akibat hukum yang

ditetapkan oleh pembuat hukum menjadi kewajiban dan hak bagi masing-

masing pihak secara otomatis dan tanpa diperjanjikan. Misalnya,

kewajiban menyerahkan barang, menjamin terhadap cacat barang,

menjamin terhadap revindikasi, dan kewajiban membayar harga dalam

akad jual beli; kewajiban menyerahkan barang yang disewa, kewajiban

menjamin terhadap cacat, kewajiban membayar uang sewa, kewajiban

menggunakan barang sewa sesuai perjanjian, kewajiban mengembalikan

barang kepada pemilik seusai sewa menyewa dalam akad sewa menyewa

(ijarah); dan seterusnya. Selain akibat hukum yang ditetapkan langsung

oleh hukum syariah, ada pula akibat hukum perjanjian yang menjadi

kewajiban dan hak para pihak karena diperjanjikan dalam klausul akad.10

Beberapa persoalan yang berkaitan dengan aspek hukum yang sering

muncul dalam transaksi murabahah antara lain berkaitan dengan

penyerahan barang, risiko, jaminan, dan pajak.11

Adapun risiko berkaitan dengan pembayaran, yaitu nasabah tidak

melakukan pembayaran baik sebagian atau sepenuhnya sesuai dengan

jadwal pembayaran. Syariah menghindari risiko ini antara lain dengan

adanya agunan, penanggungan (jaminan pihak ketiga), dan syarat

perjanjian yang menyatakan bahwa semua hasil barang murabahah yang

dijual kepada pihak ketiga (baik tunai maupun angsuran) harus atas

sepengetahuan bank hingga kewajiban pembayaran kepada bank dibayar

secara penuh. Jika tidak melakukan pembayaran dikarenakan faktor diluar

kemampuan pengawasan nasabah, bank syariah secara moral berkewajiban

untuk melakukan penjadwalan ulang (rescheduling) bahkan me-

10 Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A., Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 309-310.

11 Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, M.A., Penerapan Hukum Perjanjian dalam

Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 123.

Page 32: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

23

restructuring piutang tersebut,12

dan sebaliknya, jika nasabah sudah

memiliki kemampuan untuk membayar pada waktunya tetapi dia tidak

melakukan, maka bank dapat menjalankan konsep denda untuk

dibebankan kepada nasabah. Jumlah denda yang diberikan tergantung

kepada “tingkat normal return” pada dana bank yang diinvestasikan,

sesuai dengan biaya dana (cost of fund) dari sejumlah modal.

Dalam beberapa kasus dimana pemulihan secara keseluruhan tidak

mungkin, bank syariah dapat mengeksekusi jaminan untuk menutupi

sejumlah sisa kewajiban dari pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.

Hal ini juga ditegaskan dalam Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Murabahah berikut : “Jaminan dalam murabahah

dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya. Bank dapat meminta

nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.”

Pada praktiknya, penyusunan suatu perjanjian antara bank syariah

dengan nasabah, dari sisi hukum positif, selain mengacu kepada KUH

Perdata, juga harus merujuk pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, sedangkan dari sisi syariah, para pihak tersebut berpedoman

kepada fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.13

D. Pembiayaan Bermasalah

Pengertian kredit berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

12 Fatwa DSN-MUI No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang Penjadwalan Kembali Tagihan

Murabahah, dan Fatwa DSN-MUI No.49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah.

13

Ir.Adiwarman A.Karim, S.E., MBA., M.A.E.P., Bank Islam ; Analisis Fiqih dan

Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2016, Edisi Kelima), h. 482.

Page 33: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

24

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.14

Sedangkan Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan Syariah

Nomor 21 tahun 2008 adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna’;

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multi jasa.

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan

/ atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan /

atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi

hasil.15

Analisis Pembiayaan bank syariah merupakan suatu proses analisis

yang dilakukan oleh bank syariah unuk menilai suatu permohonan

pembiayaan yang telah diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan

analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh

keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak (feasible). Penerapan

prinsip dasar dalam pemberian pembiayaan serta analisis yang mendalam

terhadap calon nasabah, perlu dilakukan oleh bank syariah agar bank tidak

14 Lihat pada Pasal 1 Poin 11, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, h. 2.

15

Lihat pada Pasal 1 poin 25, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, h. 5.

Page 34: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

25

salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga dana yang disalurkan

kepada nasabah dapat terbayar kembali sesuai dengan jangka waktu yang

diperjanjikan. Prinsip dasar tersebut, yaitu :

a. Character (Kepribadian)

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon nasabah.

Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon nasabah dengan

tujuan untuk mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai keinginan

untuk memenuhi kewajiban membayar kembali pembiayaan yang telah

diterima hingga lunas. Bank ingin meyakini willingness to repay dari

calon nasabah, yaitu keyakinan bank terhadap kemauan calon nasabah

mau memenuhi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah

diperjanjikan. Bank ingin mengetahui bahwa calon nasabah

mempunyai karakter yang baik, jujur, dan mempunyai komitmen

terhadap pembayaran kembali pembiayaannya.16

b. Capacity (Kemampuan)

Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya

sesuai jangka waktu pembiayaan. Bank perlu mengetahui dengan pasti

kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya

setelah bank syariah memberikan pembiayaan. Kemampuan keuangan

calon nasabah sangat penting karena merupakan sumer utama

pembiayaan. Semakin baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka

akan semakin baik kemungkinan kualitas pembiayaan, artinya dapat

dipastikan bahwa pembiayaan yang diberikan bank syariah dapat

dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.17

16

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 120.

17

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 122.

Page 35: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

26

c. Capital (Modal)

Yang dimaksud dengan capital adalah kemampuan suatu calon

debitur dalam melakukan usahanya dengan memiliki kemampuan

modal yang cukup. Investasi yang dimaksud oleh pengusaha

menunjukkan kepercayaan terhadap perusahaan, produk, dan masa

depan usahanya. Bank ingin mengetahui apakah pemilik ataukah

kreditor yang memberikan modal.18

d. Collateral (Jaminan)

Sering Collateral diadakan untuk mengimbangi sesuatu kelemahan

pada salah satu atau beberapa “C” lainnya. akan tetapi ia tidaklah dapat

menggantikan character. Dengan mengutamakan collateral dan

meremehkan character dan capacity, sebuah bank akan mengalami

kesulitan. Dengan memperhatikan kedua unsur tersebut, maka

collateral akhirnya mungkin bisa habis sampai tak ada harganya sama

sekali.19

e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Condition of Economy merupakan analisis terhadap kondisi

perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon

nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi. Bank perlu melakukan

analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha calon nasabah di

masa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi

terhadap usaha calon nasabah.20

18 Julius R. Latumaerissa, Manajemen Bank Umum, (Jakarta : Mitra Wacana Media,

2014), h. 140.

19

Julius R. Latumaerissa, Manajemen Bank Umum, (Jakarta : Mitra Wacana Media,

2014), h. 141.

20

Drs. Ismail, MBA., Ak., Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta

: Kencana, 2010), h. 113.

Page 36: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

27

Dalam prinsip 5C, setiap permohonan pembiayaan,telah dianalisis

secara mendalam sehingga hasil analisis sudah cukup memadai. Dalam

analisis 5C yang dilakukan secara terpadu, maka dapat digunakan sebagai

dasar untuk memutuskan permohonan pembiayaan. Analisis 5C perlu

dilakukan secara keseluruhan. Namun demikian, dalam praktiknya, bank

syariah akan memfokuskan terhadap beberapa prinsip antara

lain character, capacity, dan collateral. Ketiga prinsip dasar pemberian

pembiayaan ini dianggap sebagai faktor penting yang tidak dapat

ditinggalkan sebelum mengambil keputusan.21

Maka risiko yang akan dihadapi bank, antara lain: pertama, tidak

kembalinya pokok pembiayaan dan tidak mendapat imbalan, ujrah, atau

bagi hasil sebagaimana telah disepakati dalam akad pembiayaan antara

bank syariah dan nasabah penerima fasilitas; kedua, bertambah besarnya

biaya yang dikeluarkan oleh bank dan bertambahnya waktu untuk

penyelesaian Non Performing Financing (NPF); dan ketiga, turunnya

kesehatan pembiayaan bank (kolektibilitas pembiayaan menurun).22

Upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit

bermasalah, antara lain :

1. Rescheduling

Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk

menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan

kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur

yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki

kemampuan untuk membayar angsuran pokok dengan jadwal yang

telah diperjanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank

dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya. 23

21

Husein Umar, Research Methods and Banking, (Jakarta : Gramedia, 2010), h. 111.

22

A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syari’ah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum, 2012), h. 89.

Page 37: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

28

2. Reconditioning

Reconditioning (persyaratan kembali) merupakan

perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan

tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus

dibayarkan kepada bank, antara lain meliputi:

a. Perubahan jadwal pembayaran

b. Perubahan jumlah angsuran

c. Perubahan jangka waktu

d. Perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau

musyarakah

e. Perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah

atau musyarakah

f. Pemberian potongan24

3. Restructuring

Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank

dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah

struktur pembiayaan.25

4. Kombinasi

Kombinasi yaitu kondisi dimana seorang nasabah dapat

saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan

Restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang, pembayaran

23

Drs. Ismail, MBA., Ak., Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta

: Kencana, 2010), h. 125-126.

24 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syari’ah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum, 2012), h. 449.

25

Drs. Ismail, MBA., Ak., Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta

: Kencana, 2010), h. 127.

Page 38: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

29

bagi hasil ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling,

misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.26

5. Eksekusi

Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat

dilakukan oleh bank untuk menyelematkan kredit bermasalah.

Eksekusi merupakan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.

Sisa atas penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur.

Sebaliknya, kekurangan atas hasil penjualan agunan menjadi

tangungan debitur, artinya debitur diwajibkan untuk membayar

kekurangannya.27

26 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 129.

27

Drs. Ismail, MBA., Ak., Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta

: Kencana, 2010), h. 129.

Page 39: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

30

BAB III

GAMBARAN UMUM BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR

A. Profil BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

1. Visi BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Menjadi BPR Syariah pilihan ummat, menjadi BPR Syariah yang

Amanah dan Profesional.

2. Misi BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah.

3. Motto BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Meraih laba, Menepis riba, Mengundang berkah.

4. Budaya Perusahaan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

a. Pelayanan cepat

b. Amanah

c. Profesional

5. Sejarah Berdirinya BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat

dengan BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu Bank

Permbiayaan Rakyat Syariah yang tumbuh di Indonesia khususnya

wilayah Bogor Barat yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip

syariah Islam yang bertujuan diantaranya, menumbuhkan ekonomi

masyarakat atas dasar syariah Islam sebagaimana telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Page 40: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

31

Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam,

maka kehadiran Bank Syariah di Indonesia yang diyakini prinsip-

prinsip dan operasionalnya sesuai dengan syariah Islamiyah adalah

suatu kebutuhan sekaligus suatu keharusan. Hal ini didasarkan pada

suatu keyakinan ummat yang kuat bahwa ajaran Islam adalah ajaran

yang tidak hanya mengatur masalah aqidah dan akhlaq juga mengatur

ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk

kehidupan sosial-ekonomi. Akan tetapi dilihat dari realitas kehidupan

masyarakatnya yang serba tertinggal, baik dilihat dari sisi ekonomi

maupun yang lainnya tidak mencerminkan nilai-nilai syariah.

Keadaan ini menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan

cendekiawan muslim Bogor, yaitu Bapak KH. Soleh Iskandar ( Alm ),

yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Pondok

Pesantren ( BKSPP ) Jawa Barat, beliau mulai merintis pembentukan

sebuah lembaga keuangan yang mampu menyentuh sekaligus

menolong masyarakat muslim yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam berbagai kesempatan beliau melontarkan gagasannya dihadapan

sejumlah ulama dan cendekiawan muslim dan ternyata mendapatkan

tanggapan dan dukungan yang positif. Selanjutnya pada awal Januari

1991 secara resmi beliau mengundang sejumlah ulama, cendekiawan

dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian lembaga

keuangan yang beroperasi atas dasar Syariah Islam.

Dari pertemuan itu tercapai kesepakatan bahwa sudah saatnya

dibentuk lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar Syariah Islam

yang nantinya dapat membantu masyarakat muslim khususnya

pengusaha muslim yang berekonomi lemah. Mengingat pada saat itu

belum ada peraturan resmi tentang lembaga keuangan Islam, maka

dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat yang berupa gerakan simpan

pinjam yang diberi nama Koperasi Ikhwanul Muslimin. Bersamaan

dengan hasil evaluasi tersebut, pada pertengahan Januari 1991,

Page 41: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

32

pemrakarsa mendapatkan informasi bahwa di Indonesia khususnya di

Jawa Barat telah lahir BPR yang beroperasi berdasarkan syariah.

Pada awal Pebruari 1991 dibentuk tim untuk menyusun proposal

pendirian Bank Syariah, pada bulan Juli 1991 proposal diajukan ke

Departemen Keuangan Republik Indonesia, Alhamdulillah pada

tanggal 16 Desember 1991 terbit izin prinsip dari Departemen

Keuangan Republik Indonesia, dan pada tanggal 18 Mei 1992

bertepatan dengan tanggal 02 Muharram 1413 H terbit izin operasional

usaha Bank, akhirnya pada tanggal 11 Juli 1992 diadakan soft opening

sekaligus mulai melakukan operasionalnya. Sedangkan peresmiannya

dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala

Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. yang saat itu dijabat oleh bapak

Eddi Yoso Martadipura. Dengan demikian BPR Syariah Amanah

Ummah lahir dan beroperasi dengan semangat (ghirah) keagamaan

dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi

ummat Islam.

B. Fungsi dan Tujuan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

1. Fungsi

BPRS Amanah Ummah berfungsi dalam memperdayakan ekonomi

umat dengan mengembangkan ekonomi golongan lemah yaitu dengan

mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Adanya pemberian dana oleh BPRS memberikan kontribusi yang

positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan.

Meningkatnya dana yang disalurkan dan pendapatan pengusaha

kecil juga berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan tenaga kerja

usaha kecil. Hal ini berarti dengan adanya pemberian dana oleh BPRS

pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap terjadinya

pengembangan wilayah pada daerah tersebut. Selain mengembangkan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), BPRS juga membiayai

Page 42: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

33

sektor agraria. Bagi Bank Syariah menengah kecil ini, sektor agraria

layak untuk dibiayai. Pembiayaan bagi sektor ini dinilai bisa

membantu peningkatan perekonomian petani.

2. Tujuan

BPRS Amanah Ummah bertujuan di antaranya menumbuhkan

ekonomi masyarakat atas dasar syariah Islam.

C. Legalitas dan Struktur Organisasi

1. Legalitas

Bahwa sesuai ketentuan Bank Indonesia kami telah melakukan

pemeriksaan dan penyampaian laporan atas hasil pengawasan Dewan

Pengawas Syariah pada semeter I dan II periode tahun 2010 kepada

Bank Indonesia dan DSN yang meliputi :

a. Pelaksanaan atas kesesuaian produk dan jasa dengan Fatwa Dewan

Syariah Nasional.

b. Opini Syariah atas pedoman operasional dan produk yang

dikeluarkan.

c. Opini Syariah secara keseluruhan atas pelaksanaan operasional

dalam Laporan Publikasi.

2. Struktur Organisasi

a. Pemrakarsa

KH. Sholeh Iskandar (Alm) Ketua Badan Kerja Sama Pondok

Pesantren (BKSPP) Jawa Barat.

b. Dewan Komisaris

1) Komisaris Utama : Drs. H. Djufri Djamaluddin, M.Pd

2) Anggota Komisaris : H. Didi Hilman, S.H., M.Ag

c. Dewan Direksi

Page 43: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

34

1) Direktur Utama : H. Taufiq Rahman, S.HI

2) Direktur Marketing : Drs. M. Abduh Khalid M., M.Si

3) Direktur Umum dan Operasional : H. Edy Mulyono

Muwardi, S.H

4) Asisten Direksi : Hendy Sofyan, BBA

d. Dewan Pengawas Syariah

1) Ketua DPS : Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Si

2) Anggota DPS : KH. Khodamul Quddus

D. Produk dari BPRS Amanah Ummah

1. Penyaluran Dana

a. Murabahah (MBA)

Akad jual beli barang antara Bank sebagai pemilik barang

dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin

keuntungan yang disepakati.

b. Isthisna (IST)

Akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah

dan bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank

akan meminta produsen/kontraktor untuk membuatkan barang

pesanan sesuai permintaan nasabah dan setelah selesai nasabah

akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga yang telah

disepakati bersama.

c. Ijarah (IJR)

Akad sewa menyewa atas manfaat suatu barang dan / atau

jasa antara pemilik obyek sewa (bank) dengan penyewa (nasabah)

untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik

obyek sewa.

Page 44: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

35

d. Ijarah Multi Jasa (IMJ)

Ijarah Multijasa adalah akad pembiayaan dimana bank

memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam rangka

memperoleh manfaat atas suatu jasa. Dalam pembiayaan Ijarah

Multijasa tersebut bank dapat memperoleh imbalan jasa/ujrah atau

fee. Pembiayaan Ijarah Multijasa diperuntukan untuk biaya

pendidikan dan kesehatan.

e. Mudharabah (MDA)

Akad kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana

(shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha

(mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang

disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik

dana / modal.

f. Musyarakah (MSK)

Akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah

yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh

para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.

g. Rahn (Gadai Emas Syariah)

Akad penyerahan barang (emas) dari nasabah (rahin)

kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan

hutang.

h. Qardul Hasan (QH) dan Qard (QR)

Akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah

tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan

Page 45: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

36

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan

shadaqah, sedangkan Qard umum dan Qard Haji bersumber dari

modal atau laba bank.

2. Penghimpunan Dana

a. Tabungan Wadi’ah Ummah

Tabungan wadi'ah ummah adalah simpanan pihak ketiga

pada Bank, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat dan cara-cara tertentu. Produk tabungan yang ada di

BPR Syariah Amanah Ummah adalah tabungan wadiah dengan

akad wadiah yadhomanah, berupa titipan nasabah kepada Bank.

Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah

tersebut, bila Bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan

mendapat athoya / bonus dari keuntungan yang langsung

dibukukan pada rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun

besarnya bonus dibagi berdasarkan keuntungan yang didapat dan

merupakan kebijakan Bank.

Tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum,

berbentuk tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp.

15.000,- dan untuk setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,-.

Sedangkan untuk tabungan perusahaan / badan usaha, setoran awal

minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp.

50.000,- Tabungan ini dapat diambil kapan saja pada setiap jam

kerja.

b. Tabungan Mudharabah Haji dan Umrah (TAHAROH)

Tabungan Mudharabah Adalah Tabungan yang berfungsi

untuk investasi dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan

ibadah haji dan umroh. Setoran awal tabungan haji dan umroh

minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal sebesar

Page 46: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

37

Rp. 50.000,- tabungan ini dapat diambil pada saat nasabah hendak

membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji ( BPIH ) atau sesuai

kesepakatan antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan

mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan Bank.

c. Deposito Mudharabah

Deposito Mudharabah adalah Simpanan berupa investasi

tidak terikat pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara

nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan Bank (mudharib).

1) Dengan minimal setoran Rp. 1.000.000,-

2) Pemberian Bagi hasil yang terbaik untuk nasabah sesuai

dengan nisbah yang telah disepakati.

3) Tersedia pilihan jangka waktu : 1,3,6 dan 12 Bulan.

4) Aman dan terjamin.

d. Tabungan Pelajar

Tabungan Pelajar adalah Tabungan yang diperuntukkan

bagi pelajar dan santri dengan setoran awal minimal Rp.15.000,-

dan setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,-. Pengambilan dan

penyetoran tabungan dapat dilakukan kapan saja pada setiap jam

kerja.

e. Tabungan SimPel iB

SimPel iB amanah masa depanku. Tabungan masa depan

khusus untuk pelajar/siswa. Produk simpanan pelajar (SimPel iB)

merupakan upaya Otoritas Jasa Keuangan(OJK) bersama industri

perbankan dalam membangkitkan serta mengembangkan budaya

menabung sejak dini bagi pelajar/siswa.

Syarat dan Ketentuan :

Page 47: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

38

a. "Simpel iB" merupakan tabungan perorangan untuk

siswa Warna Negara Indonesia mulai dari siswa

PAUD sampai dengan SMU atau sederajat yang

berusia dibawah 17 tahun.

b. Sebagai bukti tabungan, bank akan menerbitkan

buku tabungan dan mencatatkannya dalam rekening

tabungan atas nama siswa penabung.

c. Pembukaan rekening tabungan dilakukan secara

mandiri atau kerjasama antara bank dengan sekolah.

d. Orang tua/wali dapat memberi kuasa kepada

sekolah atau pejabat sekolah untuk pembukaan

"SimPel iB".

e. Satu siswa hanya memiliki satu rekening tabungan

pada satu bank.

f. Tidak diperkenankan untuk rekening bersama atau

join account.

g. Dapat diikutsertakan penjamin asuransi kecelakaan

dengan premi Rp. 10.000,-(Sepuluh ribu rupiah) per

tahun.

Penyetoran dan Penarikan :

a. Setoran awal Rp. 1.000,- (Seribu Rupiah) dan setoran

selanjutnya sekurangnya Rp. 1.000,- (Seribu Rupiah)

dengan saldo minimum Rp. 5.000,- (Lima Ribu

Rupiah).

b. Penabung dapat melakukan penyetoran secara langsung

diseluruh jaringan kantor PT. BPR Syariah Amanah

Ummah dan / atau melalui sekolah-sekolah yang sudah

bekerjasama dalam pengelolaan tabungan "SimPel iB".

Page 48: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

39

c. Transaksi penarikan tabungan minimal Rp. 500.000,-

(Lima Ratus Ribu Rupiah) per hari kecuali pada saat

nasabah ingin menutup rekening.

d. Tata cara penarikan :

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan pada seluruh

jaringan kantor PT. BPR Syariah Amanah Ummah.

Khusus penabung siswa PAUD s.d. TK dengan cara

siswa mengisi slip penarikan tabungan sebagai proses

edukasi dipandu orang tua, ditandatangani siswa dan

orang tua.

Bonus / Hadiah Tabungan :

a. Tabungan "SimPel iB", dikelola oleh bank

berdasarkan akad titipan (wadi'ah).

b. Setiap saldo tabungan yang mengendap sesuai

dengan ketentuan saldo minimum akan diberikan

bonus / hadiah pada setiap akhir bulan dan secara

otomatis akan menambah nominal saldo rekening

yang bersangkutan.

c. Pajak atas bonus / hadiah tabungan yang diperoleh

penabung ditanggung oleh penabung dengan

ketentuan yang berlaku.

Biaya Saldo Minimum dan Penutupan Rekening :

a. Penabung wajib mempertahankan saldo minimum

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Tabungan tidak dikenakan biaya administrasi.

c. Rekening dinyatakan Dorman (Tidak Aktif) apabila

selama 12 (Dua Belas) bulan berturut-turut tidak

bermutasi dan dikenakan biaya pinalti sebesar

Rp.1.000,- (Seribu Rupiah) per bulan.

Page 49: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

40

d. Apabila saldo rekening mencapai kurang dari Rp.

5.000,- (Lima Ribu Rupiah) maka rekening dapat

ditutup secara otomatis oleh sistem.

e. Biaya penutupan rekening Rp. 5.000,- (Lima Ribu

Rupiah).

Page 50: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

41

BAB IV

ANALISIS EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN

MURABAHAH BERMASALAH PADA BPRS AMANAH UMMAH

LEUWILIANG BOGOR

A. Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di BPRS

Amanah Ummah

Pembiayaan murabahah pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu murabahah dengan akad wakalah dan

murabahah tanpa akad wakalah. Murabahah dengan akad wakalah yaitu

dimana pihak nasabah menyampaikan kepada pihak BPRS Amanah Ummah

untuk membelikan barang / alat produksi / mesin yang dibutuhkan. Sedangkan

murabahah tanpa akad wakalah yaitu nasabah menyampaikan kepada pihak

BPRS Amanah Ummah untuk dibelikan barang / alat produksi / mesin yang

dibutuhkan.

Berikut adalah prosedur analisis kelayakan yang dilakukan oleh pihak

BPRS Amanah Ummah terhadap 2 (dua) jenis pembiayaan murabahah :

1. Murabahah dengan Akad Wakalah

a. Nasabah menyampaikan kepada bank untuk membelikan barang atau

alat produksi / mesin yang dibutuhkan, kegunaan barang tersebut

dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi

pembelian barang tersebut. Dengan menyertakan data-data : legalitas,

laporan keuangan (minimal 12 bulan terakhir), data jaminan dan

hubungan persyaratan lainnya yang diperlukan oleh bank. Nasabah

juga melampirkan informasi barang / alat / produksi / mesin yang

dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual /

supplier barang tersebut.

Page 51: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

42

b. Data supplier adalah informasi tentang nama, alamat, telepon yang

dimiliki supplier.

c. Account Officer : menganalisa kelayakan bisnis nasabah, historis usaha

nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Jika nasabah tidak

mempunyai usulan / calon supplier, Account Officer berhak untuk

mencarikan supplier.

d. Unit Support (Legal Officer) : menganalisa nasabah dan supplier dari

segi yuridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang

hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh Nasabah. Hasil

pemeriksaan Unit Support akan disampaikan kepada Account Officer.

Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisa

kualitatif/kuantitatif Account Officer akan mempresentasikannya

kepada :

e. Komite Pembiayaan untuk memperoleh keputusan; bila permintaan

Nasabah dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat

dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas murabahah. Maka

seluruh dokumen harus dikembalikan kepada Nasabah dan Account

Officer menyampaikan penolakan tersebut kepada Nasabah. Bila

permintaan Nasabah dianggap layak serta memenuhi kriteria, komite

akan memberikan persetujuan yang menyangkut :

1) Harga beli barang / pokok dari supplier.

2) Harga jual pada nasabah (harga pokok ditambah marjin yang

disepakati antara Bank dan Nasabah).

3) Jangka waktu pembayaran / pelunasan barang.

4) Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh nasabah

apabila ada.

Page 52: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

43

5) Penunjukkan supplier / penjual barang.

6) Jaminan.

7) Persyaratan lain yang harus dipenuhi Nasabah.

Berdasarkan persetujuan Komite, Account Officer akan

memberitahukan kepada nasabah tentang persetujuan pembiayaan.

f. Account Officer menghubungi Nasabah.

g. Setelah adanya pemberitahuan persetujuan oleh Account Officer,

Nasabah menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang

diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta Bank.

h. Dilanjutkan dengan akad wakalah dan akad murabahah, antara Bank

dan Nasabah. Pada saat ini, dapat sekaligus dilakukan pengikatan

jaminan (bila perlu) dapat berupa barang yang diperjual belikan

ataupun jaminan lainnya.

i. Unit Support (Administrasi Pembiayaan) memberikan informasi

bahwa akad telah terlaksana dan Account Officer dapat menyetujui

dilaksanakannya pencairan dana kepada Nasabah.

j. Setelah barang dibeli oleh Nasabah, maka Nasabah wajib untuk

menyerahkan pada Bank kwitansi / bon pembelian barang.

k. Sesuai ketentuan dalam akad murabahah, pelunasan harga jual barang

dilaksanakan oleh Nasabah sesuai dengan jangka waktu yang

disepakati.

l. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau diangsur.

Page 53: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

44

2. Murabahah Tanpa Akad Wakalah

a. Nasabah menyampaikan kepada Bank untuk dibelikan barang / alat

produksi / mesin yang dibutuhkan, kegunaan barang tersebut dalam

usaha bisnisnya, serta dana dan cara untuk melunasi pembelian barang

tersebut. Dengan menyertakan data-data : legalitas, laporan keuangan

(minimal 12 bulan terakhir), data jaminan dan hubungan persyaratan

lainnya yang diperlukan oleh bank. Nasabah juga melampirkan

informasi barang / alat / produksi / mesin yang dibutuhkan yaitu tipe,

jumlah, warna, dan ukuran serta penjual / supplier barang tersebut.

b. Data supplier adalah informasi tentang nama, alamat, telepon yang

dimiliki supplier.

c. Account Officer menganalisa kelayakan bisnis nasabah, historis usaha

nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Jika nasabah tidak

mempunyai usulan / calon supplier, Account Officer berhak untuk

mencarikan supplier.

d. Unit Support (Legal Officer) menganalisa nasabah dan supplier dari

segi yuridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang

hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh Nasabah. Hasil

pemeriksaan Unit Support akan disampaikan kepada Account Officer.

Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisa kualitatif /

kuantitatif Account Officer akan mempresentasikannya kepada :

e. Komite Pembiayaan untuk memperoleh keputusan ; bila permintaan

Nasabah dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat

dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas murabahah. Maka

seluruh dokumen harus dikembalikan kepada Nasabah dan Account

Officer menyampaikan penolakan tersebut kepada Nasabah. Bila

Page 54: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

45

permintaan Nasabah dianggap layak serta memenuhi kriteria, Komite

akan memberikan persetujuan yang menyangkut :

1) Harga beli barang / pokok dari supplier.

2) Harga jual pada nasabah (harga pokok ditambah margin yang

disepakati antara Bank dan Nasabah).

3) Jangka waktu pembayaran / pelunasan barang.

4) Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh nasabah

apabila ada.

5) Penunjukkan supplier / penjual barang.

6) Jaminan.

7) Persyaratan lain yang harus dipenuhi Nasabah.

Berdasarkan persetujuan Komite, Account Officer akan

memberitahukan kepada nasabah tentang persetujuan pembiayaan.

f. Account Officer memberitahukan persetujuan rapat Komite

murabahah, Nasabah menyatakan persetujuannya atas seluruh

persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen

yang diminta Bank. Nasabah setuju membayar uang muka.

g. Account Officer membuat permohonan pesanan barang yang

dibutuhkan Nasabah kepada Kepala Bidang Marketing yang harus

mendapat persetujuan Direksi. Setelah disetujui, Account Officer

menghubungi supplier dan meminta “Pernyataan Sanggup” dari

supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untuk

menyediakan barang sesuai kriteria yang disampaikan Account

Officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya barang.

h. Nasabah melakukan pembayaran uang muka dengan memasukan

dananya ke rekening tabungannya.

Page 55: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

46

i. Supplier menerima Surat Pemesanan barang dan menyatakan

barang tersedia dan siap dikirimkan Nasabah.

j. Bagian Administrasi pembiayaan dapat mempersiapkan akad

murabahah, yaitu akad jual beli antara Bank dan supplier untuk

membeli barang yang dimaksud.

k. Dilanjutkan dengan akad murabahah, antara Bank dan Nasabah.

Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan pengikatan jaminan (bila

perlu) dapat berupa uang yang diperjualbelikan ataupun jaminan

lainnya.

l. Supplier mengeluarkan kwitansi / bon pembelian barang kepada

Bank yang meminta pelunasan harga beli barang.

m. Bagian administrasi pembiayaan dapat melakukan instruksi

pembayaran harga beli barang langsung pada rekening supplier

atau melalui cek atau instrument lainnya sesuai pernyataan supplier

dalam Surat Permohonan Realisasi Murabahah.

n. Setelah menerima pembayaran, supplier akan menyerahkan tanda

terima uang oleh supplier.

o. Supplier mengirimkan barang kepada Nasabah dengan

melampirkan Surat Pengiriman Barang pada Nasabah.

Page 56: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

47

B. Tingkat Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BPRS Amanah

Ummah

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling banyak

diminati oleh nasabah. Terhitung per Februari 2017, pertumbuhan dengan

nominal tertinggi yaitu pada akad murabahah sebesar 13,96 persen atau

meningkat Rp 17,03 triliun. Sayangnya, menurut Direktur Perbankan Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Deden Firman, pertumbuhan pembiayaan ini

tidak dibarengi dengan kinerja yang positif. Rasio kredit macet di perbankan

syariah atau Non-Performing Financing ( NPF) masih tinggi. Pada Februari

2017, secara nominal murabahah menjadi akad dengan NPF tertinggi yaitu

sebesar Rp 6,82 miliar atau setara dengan rasio NPF 4,9 persen.1

Pada BPRS Amanah Ummah, pembiayaan murabahah juga menjadi

pembiayaan yang paling mendominasi. Semakin tinggi jumlah pembiayaan,

maka dimungkinkan akan semakin tinggi pula pembiayaan bermasalah yang

akan terjadi. Tingkat rasio kredit macet tahun 2017 pada akad murabahah di

BPRS Amanah Ummah dapat dikatakan masih normal yaitu sebesar 3,84%

dan tidak melebihi dari tingkat NPF 5% yang telah ditetapkan oleh Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) pada POJK Nomor 15/POJK.03/2017 Tentang

Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum, Pasal 3 ayat 2

huruf d, yang berbunyi: “Bank dinilai memiliki potensi kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usaha jika memenuhi satu atau kriteria: d. Rasio

kredit bermasalah secara neto (Non Performing Loan) atau rasio pembiayaan

bermasalah secara Neto (Non Performing Financing) lebih dari 5% dari total

kredit atau total pembiayaan. Berikut adalah tingkat pembiayaan akad

murabahah di BPRS Amanah Ummah pada 3 (tiga) tahun terakhir :

1.1. Tabel Tingkat Kualitas Pembiayaan Murabahah di BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor Tahun 2015-2017

1 Estu Suryowati, “Ini Alasan Pembiayaan Macet Perbankan Syariah Cukup Tinggi”,

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/28/222515226/ini.alasan.pembiayaan.macet.perbankan.

syariah.cukup.tinggi. diakses pada 15 Juli 2018 pukul 07.30 WIB.

Page 57: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

48

Kualitas 2015 % 2016 % 2017 %

Lancar 2.495 98,10 2.402 98,09 2.237 96,17

Kurang Lancar 18 0,37 34 0,43 20 0,31

Diragukan 20 0,79 28 0,71 29 1,68

Macet 30 0,74 50 0,78 62 1,85

Jumlah 2.563 100 2.514 100 2.348 100

Kredit performing disebut juga dengan kredit yang tidak bermasalah, yaitu

kredit lancar. Sedangkan kredit non-performing yaitu kredit yang sudah

dikategorikan bermasalah, karena sudah terdapat tunggakan. Berikut adalah

penggolongan pembiayaan murabahah pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor :

1. Kualitas Lancar

Pembiayaan dapat dikategorikan dengan kualitas lancar jika tidak terjadi

tunggakan dan nasabah melakukan pembayaran cicilan secara tepat waktu

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Tunggakan selama 1

bulan, 2 bulan, 3 bulan, masih dalam kategori lancar.2

2. Kurang Lancar

Pembiayaan dikatakan kurang lancar jika terjadi tunggakan pada

pembayaran cicilan atau nasabah telah menunggak pembayaran cicilan lebih

dari 3 bulan atau 90 hari sampai 180 hari.

3. Diragukan

2 Interview Pribadi dengan Bapak M.Ali Bathin, selaku Staf Bidang Remedial, Bogor 16

Mei 2018.

Page 58: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

49

Pembiayaan diragukan yaitu jika pembiayaan mengalami penundaan

pembayaran cicilan. Pembiayaan yang termasuk golongan diragukan yaitu jika

penundaan pembayaran telah melebihi pada 6 (enam) bulan atau 180 hari

sampai 9 (sembilan) bulan atau 270 hari.

4. Macet

Pada kondisi pembiayaan macet ini, keadaan nasabah yang sudah

menunggak pembayaran cicilan melebihi dari 9 (sembilan) bulan atau 270

hari. Maka pihak Bank akan melakukan tindakan tegas atas hal tersebut.

Dalam hal ini, pihak Bank akan menggolongkan lagi ke dalam

kolektibilitas pembiayaan. penggolongan dalam kolektibilitas digolongkan

menjadi 5 macam yaitu :

1. Lancar atau kolektibitas 1.

2. Kurang lancar atau kolektibilitas 2.

3. Diragukan atau kolektibilitas 3.

4. Perhatian khusus atau kolektibilitas 4.

5. Kredit macet atau kolektibilitas 5.3

Tetapi hal ini berbeda dengan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

Pihak BPRS, dalam hal ini menggolongkan kolektibilitas dalam 4 macam,

yaitu :

1. Lancar atau kolektibilitas 1

2. Kurang lancar atau kolektibilitas 2.

3. Diragukan atau kolektibilitas 3.

4. Kredit macet atau kolektibilitas 4.

3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h.165.

Page 59: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

50

C. Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

pada Akad Murabahah di BPRS Amanah Ummah

Upaya penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah pada BPRS

Amanah Ummah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung keberhasilan pada upaya penyelesaian

pembiayaan murabahah bermasalah yaitu komunikasi yang baik antara

tim remedial dengan nasabah. Jadi, yang terpenting bagi pihak remedial

adalah komunikasi yang baik dan intens. Terus-menerus dikomunikasikan

dan dicari jalan keluarnya, bagaimana ketika nasabah wanprestasi serta

apa penyebabnya. Tim remedial akan berbicara dengan nasabahnya,

keluarganya, melibatkan seluruh komponen yang dapat menyelesaikan

masalah.4

2. Faktor Penghambat

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam upaya

penyelesaian pembiayaan murabahah bermaslah pada BPRS Amanah

Ummah, sehingga upaya penyelesaian tersebut terhambat atau tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Faktor-faktor penghambat upaya penyelesaian

tersebut antara lain :

a. Analisis Kurang Tepat

Analisis yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah kurang

maksimal. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari segi menganalisis survei,

kurang maksimalnya dalam menganalisis survey lokasi dan lingkungan,

4 Interview Pribadi dengan Bapak M.Ali Bathin, selaku Staf Bidang Remedial, Bogor 16

Mei 2018.

Page 60: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

51

sehingga masih ada nasabah yang susah ditemui bahkan kabur dan pindah

rumah.5

b. Karakter Nasabah

Karakter nasabah sangat penting dalam menilai serta menganalisis

apakah pembiayaan tersebut layak diberikan atau tidak. Karakter nasabah

juga menjadi salah satu pemicu timbulnya pembiayaan bermasalah. Hal

tersebut dikarenakan karakter dari setiap nasabah memiliki perbedaan. Ada

karakter nasabah yang konsisten dan amanah dalam membayar angsuran

hingga selesai, serta adapula nasabah yang tidak amanah, yaitu tidak

komitmen terhadap perjanjian atau akad yang telah disepakati bersama.

Pada BPRS Amanah Ummah, masih ada nasabah yang tidak konsisten,

janji akan bayar minggu depan, ternyata tidak. Atau bayar sekian, ternyata

jumlahnya berkurang dari apa yang seharusnya.6

c. Kondisi Usaha

Kondisi dari usaha nasabah juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pembiayaan bermasalah. Akibat dari kondisi usaha

nasabah yang menurun, maka pendapatan nasabah juga menurun, sehingga

menyebabkan nasabah telat dalam membayar angsuran, tidak sesuainya

jumlah nominal angsuran pada saat membayar, atau bahkan tidak mampu

lagi untuk membayar angsuran.

Pada BPRS Amanah Ummah, kondisi usaha nasabah juga menjadi

salah satu faktor penyebab pembiayaan murabahah bermasalah. Kondisi

usaha nasabah yang menurun, menyebabkan nasabah lalai dalam

pembayaran angsuran. Oleh karena itu, pihak remedial akan memberikan

6 Interview Pribadi dengan Bapak M.Ali Bathin, selaku Staf Bidang Remedial, Bogor 16

Mei 2018.

Page 61: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

52

pendampingan secara intens terhadap nasabah yang kondisi usahanya

sedang menurun.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, menurut penulis, pihak BPRS

Amanah Ummah harus lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam

memberikan pembiayaan. Terjadinya pembiayaan bermasalah pada suatu

lembaga keuangan akan berakibat pada kondisi kesehatan lembaga keuangan

itu sendiri. Tidak hanya berimplikasi pada kondisi kesehatan, hal tersebut

juga akan berdampak pada penurunan kinerja sektor riil.

D. Efektivitas Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah di

BPRS Amanah Ummah

Di perbankan konvensional, pinjaman yang diberikan melalui sistem

bunga pada umumnya akan menimbulkan sanksi bunga tambahan jika

pinjaman tidak dilunasi pada saat jatuh tempo, baik si debitur mampu

membayar atau tidak. Sementara itu di perbankan Islam seharusnya tidak

demikian adanya, tergantung pada kondisi ketidakmampuan debitur dalam

membayar pinjamannya tersebut. Jika seorang debitur tidak mampu melunasi

hutangnya, maka pihak perbankan harus memberi kelonggaran (toleransi)

untuk melunasinya sesuai dengan perintah al-Qur’an dalam surat al-Baqarah

ayat 280.7

م ت ن ن ك إ م ك ل ر ي وا خ ق د ص ن ت أ و ة ر س ي ى م ل إ ة ر ظ ن ة ف ر س و ع ان ذ ن ك إ و

ون م ل ع .ت

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau

semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-

Baqarah 2 : 280)

7 Muh. Sholihuddin, “Murabahah Antara Teori dan Praktek”, Jurnal Maliyah, Vol.03, No.

01, (Juni 2013), h. 575.

Page 62: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

53

Meskipun Bank telah melakukakan analisis yang cermat, risiko

pembiayaan bermasalah juga mungkin terjadi. Upaya yang dilakukan pihak

Bank untuk penyelamatan pembiayaan bermasalah, antara lain ; rescheduling,

reconditioning, restructuring, kombinasi, dan eksekusi.8

Hal tersebut berbeda dengan penyelesaian pembiayaan murabah

bermasalah pada BPRS Amanah Ummah. Upaya yang dilakukan pihak BPRS

Amanah Ummah dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah,

antara lain :

1. Surat Panggilan Nasabah

Surat panggilan nasabah itu ada 3 kali pemanggilan. Jika pada Surat

Panggilan Pertama, nasabah tidak datang, pihak BPRS Amanah Ummah

mengirimkan kembali Surat Panggilan Kedua, ketika nasabah tidak

datang lagi, maka pihak BPRS Amanah Ummah mengirimkan kembali

Surat Panggilan Ketiga. Setelah panggilan ketiga nasabah tidak datang,

masalahnya tidak selesai, kemudian pihak BPRS Amanah Ummah akan

memberikan “Surat Peringatan” kepada nasabah tersebut. Nasabah yang

kembali lancar setelah proses negosiasi dan pemanggilan surat pada tahun

2017 berjumlah 7 (tujuh) nasabah.

2. Rescheduling

Jika tidak adanya pembayaran atau ketidakmampuan seorang nasabah

dalam membayar diakibatkan oleh adanya faktor-faktor di luar

kemampuan nasabah untuk mengontrolnya, maka bank Islam secara moral

berkewajiban menjadwal ulang pembayaran hutang tersebut.9 Jika nasabah

telah mengalami tunggakan lebih dari 4 bulan atau 120 hari, pihak BPRS

8 Drs. Ismail, MBA., Ak., Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta :

Kencana, 2010), h. 125.

9 Muh. Sholihuddin, “Murabahah Antara Teori dan Praktek”, Jurnal Maliyah, Vol.03, No.

01, (Juni 2013), h. 573.

Page 63: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

54

Amanah Ummah akan menawarkan terlebih dahulu, nasabah ingin

pembiayaannya di rescheduling atau tidak.

Pada tahap rescheduling, misalnya, jika total sisa cicilan murabahah

nasabah sebesar Rp 50.000.000,00 dengan jangka waktu 36 bulan atau per

3 tahun, dan angsurannya sebesar Rp 5.000.000,00. Ketika nasabah

keberatan atau tidak sanggup bayar, dan nasabah ingin jangka waktu

cicilannya diperpanjang menjadi 5 tahun atau 60 bulan, maka pihak BPRS

Amanah Ummah akan memberikan perpanjangan waktu. Tetapi tetap

dengan total sisa cicilan sebesar Rp 50.000.000,00, tidak berubah atau

mengalami penambahan sisa besaran cicilan. Maka pembiayaan

murabahah nasabah tersebut akan kembali ke kolektibilitas 1, yaitu

kembali ke kondisi kredit lancar.10

Nasabah yang kembali pada kondisi

kredit lancar setelah proses rescheduling pada tahun 2017 berjumlah 7

(tujuh) nasabah.

3. Menjual “Bersama” Jaminan

Pihak BPRS Amanah Ummah menjual “bersama” jaminan jika

nasabah sudah tidak mampu lagi membayar. Menjual “bersama” jaminan

yaitu pihak nasabah dan pihak BPRS Amanah Ummah telah sepakat untuk

bersama-sama menjual jaminan, jika nasabah sudah tidak memiliki

kemampuan untuk membayar cicilan dari pembiayaan murabahah

tersebut. Menjual “bersama” jaminan dilakukan ketika nasabah sudah

tidak membayar kewajibannya lebih dari 9 bulan atau 270 hari. Apakah

pihak BPRS Amanah Ummah sendiri yang menjual ataupun nasabah

tersebut. Jika pihak BPRS Amanah Ummah yang menjual, maka jika ada

sisa dari hasil penjualan tersebut, akan dikembalikan lagi ke nasabah

karena pihak BPRS Amanah Ummah hanya meminta haknya atau sesuai

10

Interview Pribadi dengan Bapak M. Rasyid Pane, selaku Staf Bidang Remedial, Bogor

16 Mei 2018.

Page 64: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

55

dengan jumlah yang belum diangsur. Hal tersebut merupakan salah satu

prinsip syariah, yaitu tidak boleh mengambil hak dari nasabah.

Sebagai contoh, seorang nasabah menjaminkan sebuah rumah, maka

pihak BPRS Amanah Ummah akan mencarikan pembeli, pihak nasabah

juga, dan untuk masalah harga, pihak BPRS Amanah Ummah tidak

memutuskan sepihak. Artinya, jika nasabah ingin harga Rp

100.000.000,00, pihak BPRS Amanah Ummah akan mengusahakan untuk

menjual rumah tersebut seharga Rp 100.000.000,00. Ataupun jika ada

yang berminat dengan harga lebih rendah dari harga tersebut, pihak BPRS

Amanah Ummah akan mendiskusikannya lagi dengan pihak nasabah. Jika

kedua belah pihak telah sepakat, maka jaminan tersebut akan dijual

bersama.

Upaya penyelesaian pembiyaan murabahah yang jaminannya dijual

bersama oleh pihak nasabah dan pihak BPRS Amanah Ummah dengan

proses musyawarah, maka kewajiban nasabah tersebut langsung dilunasi,

sehingga kondisinya bukan lagi pada kondisi lancar akan tetapi pada

kondisi lunas.

Jika ketiga upaya penyelesaian tersebut tidak dapat menyelesaikan

pembiayaan bermasalah juga, maka upaya penyelesaian selanjutnya yang akan

dilakukan oleh pihak BPRS Amanah Ummah sesuai dengan Pasal 16 poin 2

dan 3 pada kontrak perjanjian Akad Murabahah antara pihak Nasabah dan

BPRS Amanah Ummah, adalah sebagai berikut :

2. Dalam hal usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan

melalui musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan

yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini, Nasabah dan

Bank sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa

kepada Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) untuk

Page 65: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

56

memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur berarbitrase

yang ditetapkan dan berlaku di badan tersebut.

3. Bank dan Nasabah sepakat, dan dengan ini, mengikatkan diri satu

terhadap yang lain bahwa pendapat hukum (legal opinion), dan / atau

putusan yang ditetapkan oleh Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) bersifat final dan mengikat (final and binding) untuk

dilaksanakan Nasabah dan Bank.

Menurut staf bidang remedial BPRS Amanah Ummah, selama ini

belum ada sengketa yang berlanjut hingga ditempuh penyelesaian sampai

ke BASYARNAS atau Pengadilan Agama. Pihak BPRS Amanah Ummah

lebih mengutamakan menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah

ini secara kekeluargaan yaitu melalui musyawarah untuk menjaga

hubungan baik dengan Nasabah dalam konteks waktu yang panjang. Pihak

remedial pun melakukan pendampingan secara berkala terhadap

pembiayaan murabahah bermasalah tersebut. Penyelesaian pembiayaan

murabahah secara kekeluargaan dengan musyawarah melalui ketiga upaya

diatas juga dinilai lebih efektif, cepat dan mengurangi beban biaya bagi

pihak Nasabah maupun pihak BPRS Amanah Ummah.

Indikator penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah

dikatakan efektif yaitu jika suatu organisasi mampu merealisasikan antara

perencanaan yang telah dikomunikasikan antara bagian-bagian terkait

dengan masalah pembiayaan dengan hasil nyata ketika terjadi

permasalahan pembiayaan.11

Tolak ukur keefektifan upaya penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah pada BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada jumlah

kondisi nasabah yang kembali pada kondisi lancar melalui upaya-upaya

11 Suhairi dan Fatmawati Maryan Ali, “Efektifitas Penyelesaian Pembiayaan Murabahah

Bermasalah di BPRS Metro Madani Kota Metro Tahun 2014”, Jurnal Hukum dan Ekonomi

Syariah Vol.03 No.2, (2014), h. 169.

Page 66: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

57

yang diberikan oleh BPRS Amanah Ummah secara kekeluargaan yaitu

melalui pemberian surat panggilan kepada nasabah atau surat peringatan,

rescheduling, dan menjual “bersama” jaminan.

Page 67: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis jelaskan diatas, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa :

1. Solusi yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dalam

menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah ini yaitu dengan

cara kekeluargaan, musyawarah dan negosiasi melalui upaya surat

panggilan nasabah atau surat peringatan, rescheduling, dan menjual

“bersama” jaminan. Karena menurut pihak BPRS Amanah Ummah,

solusi tersebut tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang

dikeluarkan relatif lebih murah.

2. Berdasarkan data pada tahun 2017, pembiayaan murabahah yang

dikategorikan bermasalah (Non Performing Financing) berjumlah 111

nasabah. Jumlah nasabah pada tahun 2017 yang kembali pada kondisi

lancar melalui upaya surat panggilan nasabah atau surat peringatan dan

reschedulling berjumlah 18 nasabah. Sedangkan 93 nasabah masih

tetap dalam kondisi bermasalah atau belum kembali kepada kondisi

lancar. Hal tersebut membuktikan bahwa, upaya penyelesaian

pembiayaan murabahah bermasalah yang dilakukan oleh BPRS

Amanah Ummah masih belum efektif. Kurang selektifnya pihak BPRS

Amanah Ummah dalam memberikan pembiayaan serta menganalisis

kelayakan nasabah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Page 68: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

59

B. Rekomendasi

1. Setiap lembaga keuangan syariah pasti mengalami risiko dalam setiap

pembiayaan yang diberikan. Salah satu risiko tersebut adalah risiko

pembiayaan yang disebabkan oleh terlambatnya nasabah atau lalai nya

nasabah dalam menunaikan kewajibannya kepada BPRS Amanah

Ummah untuk membayar angsuran. Maka layak direkomendasikan

kepada pihak BPRS Amanah Ummah agar tegas, teliti dan selektif dalam

menganalisis pembiayaan, khususnya pada karakter nasabah, survei

tempat tinggal dan lingkungan.

2. Karena keterbatasan waktu dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki

oleh penulis, maka layak untuk direkomendasikan agar dilakukan

penelitian lanjutan atau penelitian lainnya yang lebih terfokus pada inti

masalah yang tidak menjadi fokus penelitian yang telah dikerjakan.

Page 69: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

x

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2007.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah. Panduan Sistem Operasional

dan Prosedur 2009. Bogor : BPRS Amanah Ummah, 2009.

Basir, Cik. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan

Mahkamah Syar’iyah. Jakarta: Kencana, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia. Edisi Keempat.

Jakarta: Gramedia, 2008.

Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di

Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Sinar Grafika, 2013.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

Imam, Lely Shofa. Konsep dan Implementasi Murabahah pada Produk

Pembiayaan Bank Syariah. Iqtishadia : Vol.1, Nomor 2, Desember 2014.

Interview Pribadi dengan Bapak M. Ali Bathin, selaku Staf Bidang Remedial.

Bogor, 16 Mei 2018.

Interview Pribadi dengan Bapak M. Rasyid Pane, selaku Staf Bidang Remedial.

Bogor, 16 Mei 2018.

Ismail. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta : Kencana,

2010.

______________. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana, 2011.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam ; Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi

Kelima.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2016.

Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Page 70: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

xi

Latumaerissa, Julius R. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Mitra Wacana Media,

2014.

Lathif, Ah. Azharudin. Konsep dan Aplikasi Murabahah pada Perbankan Syariah

Indonesia. Ahkam : Vol.XII, No.2, Juli 2012.

Machmud, Amir. Bank Syariah. Bandung: Erlangga, 2010.

Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan

Peradilan Agama. Jakarta: Kencana, 2012.

Mardani. Hukum Perikatan Syariah di Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika, 2013.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah September 2017. Jakarta:

OJK, 2017.

Safariani, Risa. “Manajemen Risiko Pembiayaan Al-Istishna pada BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang-Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Setiady, Tri. Pembiayaan Murabahah dalam Perspektif Fiqh Islam, Hukum

Positif, dan Hukum Syariah. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No.

3, Juli September 2014.

Sholihuddin, Muh. Murabahah Antara Teori dan Praktek. Jurnal Maliyah,

Vol.03, No. 01, Juni 2013.

Sudarwanto, Putut. Kamus Lengkap300 Milyard Inggris – Indonesia. Surabaya :

Giri Utama.

Suhairi dan Fatmawati Maryan A. Efektifitas Penyelesaian Pembiayaan

Murabahah Bermasalah di BPRS Metro Madani Kota Metro Tahun 2014.

Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah, Vol.03, No.2, 2014.

Suryowati, Estu. Ini Alasan Pembiayaan Macet Perbankan Syariah Cukup Tinggi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/28/222515226/ini.alasan.pembi

aya an.macet.perbankan.syariah.cukup.tinggi. diakses pada 15 Juli 2018.

Page 71: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

xii

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004.

______________. Research Methods and Banking. Jakarta : Gramedia, 2010.

Wiroso. Penghimpunan dan dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Z, A. Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syari’ah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum, 2012.

Page 72: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 73: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank
Page 74: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

LEMBAR PERTANYAAN

Nama : Fildzah Permata Rizki Nasution

NIM : 11140460000142

Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (8) – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Narasumber : M.Ali Bathin dan M.Rasyid Pane

Jabatan : Bagian Remedial

Hari/Tanggal : Rabu / 16 Mei 2018

1. Bagaimana prosedur penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah pada

BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor?

Sebenarnya kita kan ada tingkatan nya. Yang pertama biasanya kita

lihat sudah nunggak berapa bulan. ketika di bulan pertama dia nunggak,

biasanya kita kirimkan surat panggilan nasabah. Surat panggilan nasabah itu

untuk mengklarifikasi kenapa dia tidak bayar. Apa masalahnya kenapa dia

tidak bayar, apakah usahanya menurun, ataupun sedang ada musibah. Nanti

kita klarifikasi, ketika dia kita panggil ke bank. Surat panggilan itu ada 3 kali

pemanggilan. Kalau yang pertama dia tidak datang, kita kirimkan lagi surat

panggilan yang kedua, ketika tidak datang lagi, maka kita kirimkan surat

panggilan yang ketiga. Setelah panggilan ketiga dia tidak datang, ataupun

misalnya, panggilan pertama dia datang, nah tunggakannya dibayar, dia

selesaikan, kemudian bulan berikutnya dia nunggak lagi, nah kita panggil lagi,

panggilan kedua, pokoknya itu sampai panggilan ketiga prosedur disini.

Page 75: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

kemudian setelah beres panggilan ketiga, masalahnya tidak selesai, lalu kita

kasih surat peringatan. Kita akan melakukan prosedur proses penjualan

jaminan. Pihak amanah ummah menjual “bersama” jaminan. Nasabah dan

bank sudah bernegosiasi yaudah kita jual bersama aja jaminan ini. Pihak bank

mencarikan pembeli. Misalnya, rumah nih ya, pihak bank mencarikan

pembeli, pihak nasabah juga, dan masalah harganya juga kita tidak

memutuskan sepihak. Artinya kalau nasabah pengen harga 100 juta, kita

usahakan jual rumah itu seharga 100 juta. Ataupun nanti kalau ada yang

berminat dibawah itu, mau ga pak kalau harga segini? Nah baru kita jual

bersama.

2. Bagaimana pengelompokan kategori pembiayaan murabahah bermasalah pada

BPRS Amanah Ummah ?

Yang ditangani pihak remedial yaitu kolektibilitas 2, 3, dan 4.

Nunggak 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, masih dalam kategori lancar atau

kolektibilitas 1. Tunggakan tidak lancar jika sudah masuk 4 bulan. (Pak Ali

Bathin)

3. Bagaimana tingkat keberhasilan penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah pada BPRS Amanah Ummah?

Termasuk bagus, karna kita tidak pernah masuk ke litigasi. Hampir

semua kita lakukan dengan proses negosiasi dan itu memang selesai, tetapi

tergantung waktu. Ada yang cepat selesai, ada yang lambat. Ada yg bertahun-

tahun juga. Ada yang diatas 1 tahun. 1 minggu selesai juga ada. Itu tergantung

kemampuan nasabah untuk menyelesaikannya. (Pak Rasyid Pane)

4. Apa faktor pendukung keberhasilan penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah di BPRS Amanah Ummah ?

Page 76: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Faktor pendukung keberhasilannya yaitu komunikasi yang baik antara

tim remedial dengan nasabah. Jadi yang terpenting bagi kita di remedial

adalah komunikasi yang baik, yang intens, dan terus menerus

dikomunikasikan, dan dicari jalan keluarnya bagaimana ketika nasabah

wanprestasi, kita ajak bicara dengan nasabahnya, keluarganya, melibatkan

semua komponen yang bisa menyelesaikan masalah. Keluarga besarnya kita

ajak bicara, gimana nih, bapak ini punya kewajiban kepada amanah ummah

tapi belum selesai munkin karna usahanya sedang menurun, dan lain lain,ya

keluarganya menyelesaikan.

5. Apa faktor penghambat keberhasilan penyelesaian pembiayaan murabahah

bermasalah di BPRS Amanah Ummah ?

Faktor penghambatnya ya tidak komitmen nasabah terhadap

perjanjian-perjanjian yang sudah dibicarakan. Janji mau bayar minggu depan,

ternyata tidak. Atau bayar sekian, ternyata jumlahnya berkurang dari apa yang

seharusnya. (Pak Ali Bathin) Termasuk mungkin, nasabahnya susah ditemui.

Kadang kadang ada nasabah yang kabur, gatau tempat tinggalnya lagi. Ada

yang kabur, kalau masalah jaminannya kan ya jaminannya ada, tapi orangnya

ga ada. Jadi negosiasi nya agak terhambat. Hanya beberapa orang saja sih.

Hanya 2 orang yang seperti itu. Sampai sekarang belum selesai

penyelesaiannya.

6. Apakah menurut Bapak, penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah

yang dilakukan sudah efektif ?

Sudah efektif, terbukti NPF kita 3,58%. Biasanya kita hanya 0.6%

tingkat kemacetan kita. mungkin ini dipengaruhi oleh masalah ekonomi

global, masalah ekonomi di lingkungan kita juga sekarang itu punya

pengaruh.

Page 77: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

7. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak BPRS Amanah Ummah untuk

mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah?

Kalau dia nunggak 4 bulan, kita tawarkan dulu mau diperkecil atau

rescheduling. Di rescheduling itu, sisa tagihannya misalkan 50 juta dalam

jangka 36 bulan atau per 3 tahun, misalkan dia angsurannya 5 juta nih

perbulan. Nah ketika yang 50 juta itu dia tidak sanggup bayar, dia pengen

jangka waktunya jadi 5 tahun, gitu ya 60 bulan, dan tagihannya tetap, tidak

berubah, yaitu 50 juta. jadi itu juga salah satu penyelesaian pembiayaan

bermasalah juga. Kembali ke kolektibilitas 1, ke kondisi lancar nantinya.

8. Bagaimana proses atau prosedur pada upaya eksekusi jaminan atau menjual

bersama jaminan?

Eksekusi jaminan ini dilakukan dengan kesepakatan, apakah pihak

amanah ummah sendiri yang menjual ataupun nasabah tersebut. jika pihak

amanah ummah yang menjual, maka hasil dari penjualan jika tersisa maka

akan dikembalikan lagi ke nasabah karena pihak amanah ummah hanya

meminta haknya atau sesuai dengan jumlah yang belum di angsur. Dan itu

adalah prinsip syariah tidak boleh mengambil hak dari kewajiban nasabah.

9. Berapa lama tunggakan yang jaminannya dilakukan upaya menjual bersama

jaminan?

9 bulan baru bisa menyita jaminan. Kalau masih dibawah 9 bulan, kita

belum bisa juga menyita. Tetapi kadang-kadang nasabahnya sudah

menyerahkan, kalau dia sudah rela jaminannya dijual, pihak bank juga mau

menjual, ya tidak ada masalah berapa bulannya. Tapi ada juga yg sampai

bertahun-tahun belum tanda tangan surat kuasa jual nya.

10. Berapa banyak penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah yang

diselesaikan melalui jalur litigasi selama periode tahun 2011-2017?

Page 78: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Kita menyelesaikan masalah masalah ini dengan cara kekeluargaan,

melalui musyawarah dan negosiasi. Berbeda mungkin dengan tempat yang

lain. Ketika ada nasabah yang wanprestasi, itu dengan kekerasan dan secara

paksa. Ga ada yang melalui litigasi, sekarang ada satu nasabah yang diproses

melalui jalur litigasi. Tetapi lama, sampai saat ini belum masuk perkaranya ke

pengadilan. Namun kita masih berusaha untuk bermusyawarah. Memang kita

usahakan tidak sampai melalui jalur hukum gitu ya, soalnya kan lebih cepat

melalui jalan kekeluargaan.

Page 79: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 80: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 81: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 82: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 83: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 84: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 85: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 86: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner

Page 87: EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43148/1/FILDZAH...BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR. Program Studi Hukum ... bank

Scanned by CamScanner