EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA...

112
EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR PERTANIAN (Studi Kasus pada BMT Beringharjo Cabang Nganjuk periode 2013-2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh Khoirunnisa NIM : 1112046100073 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Transcript of EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA...

Page 1: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH

PADA SEKTOR PERTANIAN

(Studi Kasus pada BMT Beringharjo Cabang Nganjuk periode 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

Khoirunnisa

NIM : 1112046100073

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

i

Page 3: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan
Page 4: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2016

12 Ramadhan 1437 H

Khoirunnisa

Page 5: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

ii

ABSTRAK

Khoirunnisa (1112046100073). “Efektivitas Penyaluran Pembiayaan

Syariah pada Sektor Pertanian (Studi Kasus pada BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk)” Skripsi Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Konsentrasi

Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta 1437H/2016 M.

Pertanian adalah bagian integral yang tidak dapat terpisahkan dari

kehidupan manusia. Peranannya begitu krusial bagi keseimbangan pangan dan

kelangsungan manusia bahkan menjadi sektor yang harus menjadi perhatian

utama suatu negara dalam tatanan ekonomi makro. Dengan melihat peranan

sektor pertanian begitu sangat penting dan strategis dan penting seharusnya petani

sebagai pelaku utama memiliki posisi tawar petani yang tinggi. Namun

kenyataannya kehidupan petani kecil jauh dibawah titelnya sebagai pejuang

pangan negara. Petani kekurangan dana untuk membiayai pertaniannya, sehingga

terjerat hutang pada rentenir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas pembiayaan

syariah pada sektor pertanian yang disalurkan oleh BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan

perhitungan efektivitas dan pengukuran efektivitas dari klasifikasi pengukuran

efektivitas yang ditentukan oleh Kementrian Dalam Negeri. Pengumpulan data

melalui wawancara langsung dengan pihak BMT Beringharjo Cabang Nganjuk

dan dokumentasi data-data di lapangan yang terkait dengan objek penelitian serta

melalui penelitian kepustakaan.

Hasil dari penelitian ini yaitu BMT Beringharjo telah mencapai

Efektivitas pada tahun 2013 dengan besarnya presentase 87%, pada tahun 2014

mencapai 96%, dan 2015 mencapai 84%.

Kata Kunci: Efektivitas, Pembiayaan Syariah, Pertanian.

Pembimbing : A.M. Hasan Ali, MA.

Page 6: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang

senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayang yang tiada hentinya

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam

tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,

sahabat dan para pengikut-Nya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis akan menerima setiap pandangan dan saran yang terkait

dengan skripsi ini dengan hati terbuka.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, M.A, selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Muamalat.

3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus

dosen pembimbing akademik yang senantiasa membimbing dan meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

iv

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah.

5. Bapak Bey Arifin selaku Divisi Bering Campus BMT Beringharjo Pusat yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Bapak Tri Djayanto selaku Manajer Cabang Nganjuk dalam memberikan

data- data yang berkaitan dengan skripsi ini.

7. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

8. Kedua orang tuaku tercinta, bapak H. Syafaat dan Ibu Hj. Khoeroh Orang-

orang nomor satu di hati saya, motivasi terbesar saya. Serta adik dan kakak-

kakakku tercinta. Terima kasih atas setiap doa‟nya, setiap dukungannya.

Berkat doa dan motivasi mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk Lukman Nul Hakim yang selalu menemani di setiap kali bimbingan,

memotivasi dan memberi warna dalam kehidupan.

10. Teman-teman terdekatku dan juga teman-teman Perbankan Syariah B dan

seangkatan 2012 yang selalu membantu dalam mengerjakan skripsi dan

memotivasi saya, terkhusus Ika Puspasari, Aprilya Wulandari, Dwi

Handayani, dan Gita Ramadhini yang selalu mensupport dalam penulisan

skripsi dan menemani selama 4 tahun bangku kuliah.

Page 8: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

v

11. Untuk Kak Eni, Hamdi, Kak Zam, Zidni, Aldi, dan semua genk Jogja yang

sudah menemani selama berada di Jogja untuk mengurusi berkas-berkas

penelitian di BMT Beringharjo.

12. Untuk Ghina, Fazal, Soin dan semua teman-teman Ghina yang di Malang

yang sudah menemani selama di Malang. Khususnya buat Ghina, Fazal, dan

Soin yang sudah mau menyempatkan waktunya mengantar dari Malang ke

Nganjuk untuk mencari lokasi BMT Beringharjo Cabang Nganjuk.

13. Teman-teman KKN Bimasakti yang ikut mewarnai hidup penulis selama

sebulan di Desa Sukagalih.

14. Teman-teman kosan buat Tuti, Qibti, Bela, Widi yang sempat mengisi hidup

dan berbagi cerita penulis dari pagi, siang, sore, dan malam.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia, limpahan

rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,

dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca

dan pihak-pihak yang memerlukan.

Jakarta, 17 Juni 2016

12 Ramadhan 1437

Khoirunnisa

Page 9: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

vi

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitin ................................................................ 8

E. Kerangka Teori dan Konsep .................................................................. 9

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Efektivitas ............................................................................................ 16

1. Pengertian Efektivitas ..................................................................... 16

2. Kriteria dalam Efektivitas ............................................................... 17

3. Perencanaan yang Efektif ............................................................... 19

B. Pembiayaan ......................................................................................... 21

1. Pengertian Pembiayaan ................................................................. 21

2. Macam-Macam Pembiayaan ......................................................... 22

Page 10: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

vii

C. Pembiayaan pada Sektor Pertanian ..................................................... 26

1. Pembiayaan Murabahah ................................................................. 27

2 Pembiayaan Istishna ....................................................................... 30

3 Pembiayaan Salam .......................................................................... 32

4 Pembiayaan Musyarakah ................................................................ 35

5 Pembiayaan Mudharabah ............................................................... 39

6 Pembiayaan Ijarah ......................................................................... 42

D. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 50

B. Jenis dan Sumber Penelitian ................................................................. 51

C. Wilayah Penelitian .............................................................................. 53

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 53

E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 54

F. Uji Keabsahan Data .............................................................................. 58

G. Teknik Penulisan .................................................................................. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pertanian Nganjuk ............................................................... 60

1. Letak Geografis ............................................................................. 60

2. Kondisi Demografi ........................................................................ 61

3. Potensi Pertanian ............................................................................ 62

Page 11: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

viii

B. Profil BMT Beringharjo ................................................................ 63

1. Informasi BMT Beringharjo ......................................................... 63

2. Sejarah BMT Beringharjo ............................................................. 64

3. Visi dan Misi BMT Beringharjo .................................................... 68

4. Struktur Organisasi ....................................................................... 69

C. Aplikasi dan Prosedur Pembiayaan Pertanian di BMT Beringharjo

Cabang Nganjuk .......................................................................... 70

1. Prosedur Pembiayaan Pertanian .................................................... 70

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Pertanian di BMT Beringharjo

Cabang Nganjuk ............................................................................ 71

3. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk ......................................................................................... 74

4. Peluang dan Tantangan Penyaluran Pembiayaan Pertanian di BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk ........................................................ 76

D. Analisis Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Syariah pada Sektor

Pertanian di BMT Beringharjo Cabang Nganjuk .......................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 82

B. Saran .............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 90-99

Page 12: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Data Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Indonesia ...................... 3

2. Tabel 1.2 Lahan Pertanian di Indonesia 2009-2013 ............................................ 4

3. Tabel 3.1 Klasifikasi Pengukuran Efektivitas ................................................... 58

4. Tabel 4.1 Statistik Pertanian Kabupaten Nganjuk ............................................. 62

5. Tabel 4.2 Klasifikasi Pengukuran Efektivitas .................................................. 78

6. Tabel 4.3 Laporan Perbandingan Target-Realisasi Pembiayaan Musyarakah

Pertanian BMT Beringharjo Cabang Nganjuk ................................................. 79

Page 13: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

x

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah ...................................... 28

B. Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Istishna ............................................. 31

C. Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Salam ............................................... 33

D. Gambar 2.4 Skema Pembiayaan Musyarakah ...................................... 39

E. Gambar 2.5 Skema Pembiayaan Mudharabah .................................... 40

F. Gambar 2.6 Skema Pembiayaan Ijarah ................................................ 43

G. Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Beringharjo ............................. 69

Page 14: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 2014, BMT Beringharjo berhasil meraih juara The Best Islamic

Micro Finance pada kategori BMT dengan asset lebih dari 50 Milyar pada event

Award & Cup. Penghargaan ini dengan bangga diberikan oleh Karim Consulting

Indonesia pada 24 Februari di Thamrin Nine Ballroom Jakarta.1 BMT Beringharjo

yang telah berdiri pada tahun 1994, dengan bermodalkan Rp 1.000.000,-.2 Dengan

kiprahnya selama 22 tahun, BMT Beringharjo telah banyak mengalami

perkembangan yang sangat pesat, dengan modal awal Rp 1.000.000, kini aset

yang dimiliki oleh BMT Beringharjo terakhir pada desember 2015 sebesar 110

Milyar3, dan memiliki 12 cabang yang tersebar di Indonesia.

BMT Beringharjo yang memiliki tujuan utama lembaga yaitu untuk

menekan gerak langkah rentenir, menegakkan ekonomi syariah dan

memberdayakan masyarakat. Sebagai lembaga keuangan mikro syariah, BMT

Beringharjo mencoba menjadi wadah bagi masyarakat yang memiliki kelebihan

dana, dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan

pembiayaan. Jika dilihat dari tujuan utama BMT Beringharjo, BMT itu mencoba

1http://www.bmtberingharjo.com/post-333-

BMT%20Beringharjo%20Berprestasi%20(lagi).html diakses pada 26 maret 2016 pukul 12.48 2http://www.bmtberingharjo.com/pages-105-sejarah.html diakses pada 26 maret 2016

pukul 13.01 3Wawancara Pribadi dengan Bapak Arifin selaku divisi Reset dan Development. Jakarta,

25 Maret 2016

Page 15: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

2

mengubah pola pikir masyarakat untuk meminjam uang kepada rentenir, yang

pada kenyataannya hanya memberatkan masyarakat dengan beban bunga yang

begitu besar, BMT Beringharjo hadir dengan menerapkan sistem ekonomi syariah

yang bebas bunga, dan bukan hanya bertujuan meraih profit saja, BMT

Beringharjo mencoba pula untuk memberdayakan masyarakat.

Pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara.

Karena kehidupan manusia tidak dapat terpisah dari kegiatan pertanian. Mulai dari

kebutuhan sandang, pangan hingga papanpun didapat dari kegiatan pertanian.

Serta mayoritas mata pencaharian penduduk Indonesia adalah sebagai petani.

Produk yang dimiliki oleh BMT Beringharjo bukan hanya pada produk

penghimpunan dana, tetapi juga pada produk penyaluran dana yaitu berupa

pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat dengan berbagai jenis akad yang

disediakan. Salah satu pembiayaan yang dimiliki oleh BMT Beringharjo yaitu

pembiayaan pada sektor pertanian. Pembiayaan pertanian ini menggunakan akad

musyarakah. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Arifin selaku divisi Reset dan

Development, model akad musyarakah yang digunakan oleh BMT Beringharjo

yaitu dengan cara para petani mengajukan pembiayaan pada musim tanam yang

biasanya selama 3 bulan, kemudian para petani mengajukan sejumlah pembiayaan

yang nantinya akan dilunasi selama 3 bulan, model pembiayaan ini yaitu jatuh

tempo, jadi para petani tiap bulan membayar kepada pihak BMT Beringharjo

berupa bagi hasil.4 BMT Beringharjo mengaku bahwa pengadaan produk

4Wawancara Pribadi dengan Bapak Arifin selaku divisi Reset dan Development. Jakarta,

25 Maret 2016

Page 16: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

3

pembiayaan ini sesuai dengan keadaan masyarakat disana yaitu mayoritas

penduduknya adalah sebagai petani.

Tabel 1.1

Data Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Indonesia

No. Lapangan Pekerjaan Utama

2013 2014

Februari Agustus Februari Agustus

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan

Perikanan 40 764 720 39 220 261 40 833 052 38 973 033

2 Pertambangan dan Penggalian 1 558 686 1 426 454 1 623 109 1 436 370

3 Industri 14 998 937 14 959 804 15 390 188 15 254 674

4 Listrik, Gas dan Air 260 116 252 134 308 588 289 193

5 Konstruksi 6 952 928 6 349 387 7 211 967 7 280 086

6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 25 270 435 24 105 906 25 809 269 24 829 734

7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5 285 277 5 096 987 5 324 105 5 113 188

8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan

dan Jasa Perusahaan 3 045 787 2 898 279 3 193 357 3 031 038

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17 792 726 18 451 860 18 476 287 18 420 710

10 Lainnya - - - -

Total 115 929 612 112 761 072 118 169 922 114 628 026

Sumber: Badan Pusat Statistik5

Indonesia yang memiliki luas daratan 192 juta ha dan sekitar kurang lebih

102 juta ha dari daratan bumi Indonesia sebagai lahan pertanian. Dengan jumlah

tenaga yang berpotensi di sektor pertanian yang juga banyak, dapat dilihat dari

data yang terdapat di BPS bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Indonesia

5 http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/970 diakses pada 03 April 2016

Page 17: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

4

yaitu sebagai petani, ini merupakan potensi yang sangat besar bagi pembangunan

pertanian. Itu pula sebabnya mengapa Indonesia disebut sebagai negara agraris.

Tabel 1.2

Luas Lahan Pertanian di Indonesia, 2009-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik6

Potensi dan peluang dari penyaluran pembiayaan pertanian ini begitu

besar, lihat saja jumlah masyarakat yang bergerak di sektor pertanian begitu besar.

Ini tentu menjadi peluang pengumpulan dana produk tabungan maupun produk

pembiayaan pertanian. Selain itu sektor pertanian juga memiliki banyak kegiatan

usaha, mulai dari pengadaan tanaman, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan,

hingga pemasaran hasilnya. Tentunya kegiatan-kegiatan usaha ini memerlukan

modal yang tidak sedikit.

BMT Beringharjo dalam hal menjalankan kegiatan yang dilakukan pasti

memiliki tujuan, tentu tujuan dan target yang telah dibuat oleh BMT Beringharjo

diharapkan dapat terwujud. Seperti tujuan utama BMT beringharjo salah satunya

yaitu pemberdayaan masyarakat. Melalui pembiayaan, tentunya BMT Beringharjo

6www.pertanian.go.id diakses pada 03 April 2016

Page 18: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

5

bukan saja berorientasi pada perolehan profit yang besar, tetapi juga pada hal

pemberdayaan masyarakat, sehingga pemberian pembiayaan tersebut tidak

membebani nasabah, tidak seperti yang dijalankan oleh rentenir dengan bunga

yang besar sehingga membebani nasabah dalam kasus ini adalah petani. BMT

ataupun lembaga keuangan yang baik yaitu lembaga yang mampu menjalankan

kegiatan usahanya sesuai dengan target yang direncanakan, sehingga lembaga

tersebut dapat mencapai efektifitas dari kegiatan itu.

BMT sebagai lembaga yang menjadi jembatan antara nasabah yang

memiliki kelebihan dana, dan nasabah yang kekurangan dana. Tentunya BMT

memiliki tanggung jawab untuk dapat mengembalikan uang yang dimiliki

nasabah yang kelebihan dana ketika nasabah tersebut menarik dananya dari BMT,

dan BMT dapat menjamin nasabah yang diberikan dana berupa pembiayaan

tersebut mampu mengembalikan dana yang dipinjamkan, sehingga terhindar dari

pembiayaan bermasalah yang dapat merugikan pihak BMT dan juga nasabah yang

memiliki kelebihan dana yang menyimpan dananya pada BMT. Apalagi dalam

kasus ini, jumlah aset yang dimiliki oleh BMT Beringharjo cukup besar untuk

ukuran lembaga keuangan mikro syariah. Jika ditinjau pula pada tujuan utama

BMT Beringharjo yaitu memerdayakan masyarakat, maka perlu dilakukan

pengukuran efektivitas penyaluran pembiayaan pertanian ini, dan apakah

penyaluran pembiayaan pertanian ini telah sesuai dengan target yang

direncanakan oleh BMT Beringharjo.

Page 19: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

6

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya penulis untuk

menganalisis secara mendalam yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul

“EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA

SEKTOR PERTANIAN” (Studi Kasus pada BMT Beringharjo Periode

2013-1015)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian adalah sebagai

berikut.

a. Apa yang dimaksud Pembiayaan Pertanian?

b. Bagaimana proses penyaluran pembiayaan pertanian di BMT

Beringarjo?

c. Bagaimana manajemen strategi pembiayaan pertanian BMT

Beringharjo?

d. Bagaimana analisis kelayakan pembiayaan pertanian di BMT

Beringharjo?

e. Bagaimana penangan pembiayaan bermasalah pada pembiayaan

pertanian di BMT Beringharjo?

f. Apakah penyaluran pembiayaan pertanian pada BMT Beringharjo

telah mencapai efektivitas?

g. Apakah peluang dan tantangan pembiayaan pertanian yang dihadapi

oleh BMT Beringharjo?

Page 20: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diangkat tidak meluas, maka perlu pembatasan

atas objek yang akan dikaji. Adapun permasalahan penelitian ini dibatasi

pada hal-hal berikut:

a. Data yang diambil hanya sebatas pada produk penyaluran pembiayaan

pertanian, seperti yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian bahwa

penulis ingin meneliti keefektivitasan Baitul Mal wa Tamwil (BMT)

dalam penyaluran pembiayaan syariah ke sektor pertanian .

b. Data yang diambil hanya cara atau strategi yang dilakukan oleh BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk dalam memberikan pembiayaan syariah

pada sektor pertanian, karena ada beberapa BMT yang melakukan

penyaluran pembiayaan pertanian, hanya saja terbatas oleh jarak yang

akan ditempuh oleh penulis.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, penulis

membuat rumusan masalah dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana proses penyaluran pembiayaan untuk petani di BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk?

b. Apakah peluang dan tantangan pembiayaan pertanian yang dihadapi oleh

BMT Beringharjo Cabang Nganjuk?

Page 21: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

8

c. Apakah pembiayaan pertanian yang dilakukan oleh BMT Beringharjo

Cabang Nganjuk sudah efektif?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

a. Untuk mengetahui strategi BMT Beringharjo menyalurkan pembiayaan ke

sektor pertanian

b. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi BMT Beringharjo

dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor pertanian.

c. Untuk mengetahui penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh BMT

beringharjo sudah efektif.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat teoritis-akademis untuk penelitian ini sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap

ilmu-ilmu mengenai penyaluran pembiayaan pertanian.

b. Menambah literatur perpustakaan tentang community development

sehingga dapat bermanfaat untuk dunia akademisi, bagi kalangan pelajar

dan mahasiswa serta dapat menambah wawasan intelektual dan bahan

referensi. Juga untuk memperkaya koleksi dalam lingkup penelitian di

bidang Ekonomi Islam.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

ataupun dapat dijadikan bahan evaluasi serta tolok ukur, sehingga

Lembaga Keuangan Syariah ataupun Bank Syariah dapat mengikuti cara

Page 22: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

9

yang dilakukan BMT Beringharjo dalam melakukan penyaluran dana

pembiayaan kepada petani agar terhindar dari risiko pembiayaan

bermasalah yang dapat merugikan Lembaga Keuangan Syariah ataupun

Bank Syariah itu sendiri.

Kemudian manfaat praktis-pragmatis dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi

khususnya bagi bank-bank syariah untuk ikut andil dalam

mengembangkan pembiayaan pertanian.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat

sebagai informasi dan referensi dalam hal pembiayaan pertanian di bank

syariah.

E. Kerangka Konsep dan Teori

1. Kerangka Konsep

Menurut Amin Widjaja dalam buku Ensiklopedia Bahasa Indonesia yang

ditulis oleh Hasan Sadili, efektivitas adalah berhubungan dengan penentuan

apakah tujuan perusahaan yang telah ditetapkan tercapai.7 Sementara itu, Tjukir P.

Tawat mengatakan bahwa efektivitas adalah kemampuan suatu unit kerja untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Hasan Sadili, efektivitas

bermakna menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan

7Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, 1980),

Jilid II, h. 134

Page 23: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

10

efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal efektivitas dapat

dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti.8

Untuk itu efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam

mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat.

Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan

secara tepat. Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah

ditetapkan dan ukuran maupu standar yang berlaku mencerminkan suatu

perusahaan tersebut telah memperhatikan operasionalnya.9

Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak

yang merupakan defisit unit.10

Al-Syirkah atau Musyarakah secara etimologi berarti pencampuran, yaitu

percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Asy-

syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan rukun dan syarat

tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan perserikatan dagang.

Sedangkan syirkah menurut terminologi yaitu ikatan kerjasama yang

dilakukan dua orang atau lebih dalam perdagangan. Dengan adanya akad asy-

syirkah yang disepakati kedua belah pihak, semua pihak yang mengikatkan diri

8Hasab Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, 1980),

Jilid II, h. 371 9Amirullah, dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004), h. 8 10

Rifaat Ahmad Abdul Karim, “The Impact of the Busle Capital Adequacy Ratio

Regulation on the Financial Strategy of Islamic Banks” dalam proceeding of the 9th Expert level

Conference on Islamic Banking, disponsori oleh Bank Indonesia dan International Association of

Islamic Banks, 7-8 April 1995, Jakarta, dalam Muhammad Syafi‟iAntonio, Bank Syariah: Dari

Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160.

Page 24: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

11

berhak bertindak hukum terhadap harta serikat itu, dan berhak mendapatkan

keuntungan sesuai dengan persetujuan yang disepakati.

Macam-macam syirkah:

a. Syirkah amlak, adalah dua orang atau lebih memiliki harta bersama

tanpa melalui atau didahului oleh akad syirkah. Syirkah ini terbagi

menjadi dua yaitu syirkah ikhtiyar dan syirkah jabar.

b. Syirkah Al-„Uqud, adalah akad yang disepakati dua orang atau lebih

untuk mengikatkan diti dalam perserikatan modal dan keuntungannya.

Syirkah ini terbagi menjadi 5 bentuk, yaitu syirkah al-inan, syirkah al-

mufawadhah, syirkah abdan, syirkah al-wujuh dan syirkah al-

mudharabah.

2. Kerangka Teori

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai bahwa suatu

strategi/perencanaan tersebut berjalan secara efektif, yaitu mencakup:11

a. Berhasil guna, untuk menyatakan bahwa kegiatan telah

dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan

waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha

pencapaian efektif itu, maka biaya, tenaga kerja material,peralatan,

waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-

11

Sujadi F.X, O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, (Jakarta: CV.

Masagung,1990), cet ke-3, h. 36-39

Page 25: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

12

tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan

tidak adanya pemborosan serta penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk

membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah

dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan

dengan bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan dan waktu

yang tersedia.

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi

berdasarkan beban kerja, dan waktu yang tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang

harus seimbang dengan tanggung jawab. Dan harus dihindari

adanya dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.

f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa

kegiatan kerja adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan

ekonomis. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan

serta pelayanan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan

operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal

berikut12

:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

12

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, cet. I, (Jakarta:

Gema Insani, 2001), h. 160-161

Page 26: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

13

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua hal

berikut:

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan, antara lain: peningkatan produksi baik secara

kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif

yaitu peningkatan kuatlitas atau mutu hasil produksi; dan untuk

keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

barang.

b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-

barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat

kaitannya dengan itu.

Syarat-syarat umum syirkah:

Perserikatan dalam kedua bentuknya diatas, yaitu syirkah al-amlak dan

syirkah al-uqud mempunyai syarat-syarat umum, yaitu:

a. Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilakan. Artinya,

salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek perserikatan itu,

Page 27: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

14

dengan izin pihak lain, dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang

berserikat.

b. Presentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihk yang

berserikat dijelaskan ketika berlangsungnya akad.

c. Keuntungn itu diambilkan dari hasil laba harta perserikatan, bukan dari

harta lain.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat lebih memahami proses dan alur pemikiran dalam penelitian

ini, penulis perlu menjelaskan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori mengenai Efektifitas,

teori mengenai Pembiayaan, musyarakah, Dan Review Studi Terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Yang meliputi: Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu

, Jenis data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data

Page 28: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

15

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS

Meliputi: Gambaran Umum Objek Penelitian, Aplikasi dan prosedur

pembiayaan pertanian di BMT Beringharjo, Analisis Efektivitas

Pembiayaan pertanian di BMT Beringharjo.

BAB V PENUTUP

Yang meliputi: Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian

Page 29: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Dua konsep utama untuk mengukur potensi kerja (performance)

manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Sedangkan efektivitas merupakan

kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lai, seorang manajer efektif

dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat

untuk mencapai tujuan.13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas adalah: 1) keadaan

berpengaruh, hal berkesan: 2) kemanjuran, kemujaraban; dan 3) keberhasilan

(tentang usaha, tindakan). Efisien adalah besaran atau angka.14

Dalam Kamus Istilah Ekonomi, efektivitas adalah suatu besaran atau

angka untuk menunjukkan sampai seberapa jauh sasaran (target tercapai).15

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai arti sebagai berikut:

a. Adanya efeknya (akibatnya, pengaruh dan kesan)

b. Manjur dan mujarab

c. Membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku

13

T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003) edisi 2, h. 7 14

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005) h. 284 15

Ety Rochaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2003) h. 71

Page 30: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

17

Kemudian dari kata itu muncul pada kata keefektifan yang diartikan

dengan kerelaan, hal terkesan, kemajuan, dan keberhasilan.16

Sedangkan dalam

Ensiklopedi Umum efektifitas diartikan dengan menunjukkan taraf tercapainya

suatu tujuan, maksudnya adalah suatu usaha dapat dikatakan efektif kalau usaha

tersebut mencapai tujuannya. Secara ideal efektif dapat dinyatakan dengan ukuran

yang agak pasti tercapai tujuannya.

Untuk itu efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam

mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat.

Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan

ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut

telah memperhatikan efektvitas operasionalnya,17

2. Kriteria Penilaian Efektivitas

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai bahwa suatu

strategi/ perencanaan tersebut berjalan efektif, yaitu mencakup:18

a. Berhasil guna, untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan

dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang

ditetapkan.

16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), h. 219. 17

Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004), h. 8 18

Sujadi F.X, O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, (Jakarta: CV.

Masagung, 1990), cet ke-3, h. 36-39

Page 31: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

18

b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian

efektif itu, maka biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu,

ruangan, dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak

adanya pemborosan serta penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan

bahwa dalam pelaksanaa kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan

dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan bertanggung

jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi

berdasarkan beban kerja, dan waktu yang tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab, dan harus dihindari adanya

dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.

f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan

kerja adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis.

Pelaksanaan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan

operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.

Adapun menurut T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen, beberapa

kriteria dapat digunakan untuk menilai efetivitas perencanaan, yaitu mencakup:19

19

T. Handoko, Manajemen, h. 103-105

Page 32: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

19

a. Kegunaan; agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-

fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil,

berkesinambungan, dan sederhana.

b. Ketepatan dan objektivitas; rencana-rencana harus dievaluasi untuk

mengetahui apakah jenis, ringkas, nyata, dan akurat. Berbagai

keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila

didasarjan atas informasi yang tepat.

c. Ruang lingkup; perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip

kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity), dan konsisten.

d. Efektivitas biaya; efektivitas biaya perencanaan dalam perencanaan

dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional.

e. Akuntabilitas, ada dua aspek perencanaan: 1) tanggung jawab atas

pelaksanaan perencanaan, dan 2) tanggung jawab atas implementasi

rencana. Suatu perencanaan harus mencakup keduanya.

f. Ketepatan waktu; berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan

dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai

perbedaan waktu.

3. Perencanaan yang Efektif

Untuk membuat strategi/perencanaan yang baik, pada dasarnya melalui

empat tahap berikut ini:20

20

T. Handoko¸ Manajemen, h. 79

Page 33: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

20

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tanpa rumusan tujuan

yang jelas, suatu perusahaan akan menggunakan sumber daya-sumber

daya secara tidak efektif.

b. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan

sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber

daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting,

karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.

Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini di analisa, rencana dapat

dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan

dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan

untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.

Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan

ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau

yang mungkin menimbulkan masalah.

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian

tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi

pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan,

penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik

(paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

Page 34: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

21

Sebuah strategi/perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan

berikut ini:21

a. Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah

baik. Standar baik dalam agama Islam adalah yang sesuai dengan

ajaran Islam.

b. Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakukan memiliki banyak

manfaat. Manfaat ini bukan sekedar untuk orang yang melakukan

perencanaan, tetapi juga untuk orang lain.

c. Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang

akan dilakukan.

d. Dilakukakan studi banding (benchmark). Benchmark adalah

melakukan studi terhadap praktik terbaik dari perusahaan sejenis yang

telah sukses menjalankan bisnisnya.

e. Dipikirkan proses perencanaan agar berjalan maksimal.

B. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Menurut Syafii Antonio dalam buku Manajemen Perbankan Syariah yang

ditulis oleh Gita Danupranata, pembiayaan merupakan salah satu tugas tugas

pokok bank, yaitu pemberian fsilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan

21

Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2003), h. 90

Page 35: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

22

pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana

(deficit unit).22

Sedangkan menurut Muhammad dalam buku Manajemen Bank Syariah,

pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.23

2. Macam-Macam Pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, Syafii Antonio dalam buku Manajemen

Perbankan Syariah yang ditulis oleh Gita Danupranata, pembagian pembiayaan

yaitu:24

a. Pembiayaan produktif, yaitu jenis pembiayaan ini ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam definisi yang luas, yaitu

untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan,

maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu jenis pembiayaan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan

saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.

22

Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.

103 23

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), h. 17 24

Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.

103

Page 36: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

23

Sedang menurut keperluannya, pembiayaan pembiayaan produktif dapat

dibagi menjadi dua jenis, yaitu:25

a. Pembiayaan modal kerja. Jenis pembiayaan ini untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan produksi (secara kuantitatif [jumlah hasil

produksi] atau secara kualitatif [peningkatan kualitas atau mutu hasil

produksi]) dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of

place dari suatu barang.

b. Pembiayaan investasi. Jenis pembiayaan ini untuk memenuhi

kebutuhan barang-barang modal (capital goods) dan fasilitas-fasilitas

yang erat kaitannya dengan itu.

Menurut Adiwarman Karim dalam bukunya Bank Islam Analisis Fiqh dan

Keuangan, dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar

produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu:26

a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

d. Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap

Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk memiliki barang,

sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.

25

Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.

103 26

Adiwarman A. Karim, Bank Islam dalam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), h. 97

Page 37: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

24

Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna

mendapatkan barang sekaligus jasa.

Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan di

depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang

termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli,

seperti Murabahah, Salam, dan Istishna serta produk yang menggunakan prinsip

sewa, yaitu Ijarah dan IMBT.

Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari

besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi-hasil. Pada produk bagi

hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka.

Produk perbankan yang termasuk dalam kelompok ini adalah Musyarakah dan

Mudharabah.27

Dalam buku Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank Syariah yang ditulis

oleh BPRS PNM Al-Ma‟soem, untuk dapat merincikan pembiayaan yang

dilakukan oleh lembaga keuangan dibagi berdasarkan jenisnya, yaitu:28

a. Berdasarkan Tujuan Penggunaanya, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk

memberikan modal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau

barang yang akan diperdagangkan.

27

Adiwarman A. Karim, Bank Islam dalam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), h. 98 28

BPRS PPNM Al-Ma‟soem, Kebijakan Manajemen Bank Syariah, ((Bandung: BPRS

PNM Al-Ma‟soem, 2004), h. 3

Page 38: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

25

2) Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal

usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal

berupa aktiva tetap/investaris.

3) Pembiayaan konsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk

pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan

(pribadi).

b. Berdasarkan cara pembayaran/ angsuran bagi hasil, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil periodik, yakni

angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar/ diangsur tiap periodik

yang telah ditentukan, mislanya bulanan.

2) Pembiayaan dengan bagi hasil angsuran pokok periodik dan akhir, yakni

untuk bagi hasil dibayar/diangsur tiap periodik, sedangkan pokok dibayar

sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran.

3) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil akhir, yakni untuk

pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran,

dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan.

c. Metode hitung angsuran yang akan digunakan. Ada tiga metode yang

ditawarkan, yaitu:

1) Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran. Tipe

ini adalah angsuran pokok pembiayaan meningkat dan bagi hasil menurun

dengan total sama dalam periode angsuran.

2) Flat, yakni angsuran pokok dan margin merata untuk setiap periode.

Page 39: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

26

3) Sliding, yakni angsuran pokok pembiayaan tetap dan bagi hasilnya

menurun mengikuti sisa pembiayaan (outstanding).

d. Berdasarkan jangka waktu pemberiannya, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan dengan jangka waktu pendek umumnya dibawah 1 tahun

2) Pembiayaan dengan jangka waktu menengah, umumnya sama dengan 1

tahun

3) Pembiayaan dengan jangka waktu panjang, umumnya diatas 1 tahun

sampai dengan 3 tahun

4) Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam yang tertentu,

seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan

pembiayaan

e. Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai, yakni:

1) Pembiayaan sektor perdagangan, contoh: pasar, toko kelontongan, warung

sembako, dll)

2) Pembiayaan sektor industri, contoh: keonveksi, home industry.

3) Pembiayaan konsumtif, contohL pembiayaan kepemilikan motor

C. Pembiayaan Syariah pada Sektor Pertanian

Jenis pembiayaan yang perlu didorong untuk sektor pertanian adalah:29

1. Murabahah

2. Istishna

29

Anton Apriantono, Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian, Kementrian Pertanian

Republik Indonesia

Page 40: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

27

3. Salam

4. Musyarakah

5. Mudharabah

6. Ijarah

a) Pembiayaan Murabahah

Murahabah adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai

pembeli. Dalam kasus murabahah ini, bank memperoleh barang dari pemasok

yang kemudian dari pemasok tersebut barang diserahkan kepada nasabah.

Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan

(margin). Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu

pembayaran. Harga dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati

tidak dapat berubah selama barlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah

selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini barang

diserahkan segera setelah akad, sementara pembayarannya dilakukan secara

tangguh/cicilan.30

30

Mahmud Thoha dan Yeni Saptia, Efektivitas Model Pembiayaan Syariah dalam Mengembangkan Sektor Pertanian, (Jakarta: LIPI Press, 2010), h. 13-14

Page 41: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

28

Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah31

Rukun dan Syarat Murabahah

Syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah adalah meliputi hal-hal

sebagai berikut:32

1) Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki (hak

kepemilikan telah berada di tangan si penjual). Artinya, keuntungan dan

risiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari

kepemilikan yang timbul dari akad yang sah. Ketentuan ini sesua dengan

31

www.ojk.co.id diakses pada 29 April 2016 32

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 137

Page 42: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

29

kaidah, bahwa keuntungan yang terkait dengan risiko dapat mengambil

keuntungan.

2) Adanya kejelasam informasi mengenai besarnya modal dan biaya-biaya

lain yang lazim dikeluarkan dalam jual beli pada suatu komoditas,

semuanya harus diketahui oleh pembeli saat transaksi, ini merupakan suatu

syarat sah murabahah.

3) Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan, baik nominal maupun

persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat

murabahah.

4) Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat pada pembeli

untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih

baik syarat seperti itu tidak ditetapkan, karena pengawasan barang

merupakan kewajinam penjual di smaping untuk menjaga kepercayaan

yang sebaik-baiknya.

Aplikasi Pembiayaan Murabahah

Murabahah digunakan untuk kredit penjualan oleh IBI (Islamic Bank

Institution). Subjek yaitu materi/aset yang dipilih oleh pelanggan dan dibeli

oleh IBI dan kemudian dijual kepada pelanggan tersebut atas dasar

penangguhan pembayaran.

Page 43: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

30

Konsep agency yang digunakan dalam murabahah yaitu pihak ketiga atau

pelanggan ditunjuk sebagai agen untuk bertindak atas nama IBI.33

Misalnya

pembelian bibit, pupuk, insektisida, penyemprotan manual, dll.

b) Pembiayaan Istishna

Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam istishna pembayarannya

dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran, skim

istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan

manufaktur dan konstruksi.

Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah spesifikasi barang pesanan harus

jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah

disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah selama

berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi

perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap

ditanggung nasabah.34

33

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 8 34

Mahmud Thoha dan Yeni Saptia, Efektivitas Model Pembiayaan Syariah dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian, (Jakarta: LIPI Press, 2010), h. 14

Page 44: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

31

Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Istishna35

Rukun dan Syarat Istishna:

Rukun istishna yaitu sebagai berikut:36

1) Al-aqidain (dua pihak yang melakukan transaksi) harus mempunyai hak

membelanjakan harta.

2) Shigat, yaitu segala sesuatu yang menunjukkan aspek suka sama suka dari

kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli.

3) objek yang ditransaksikan, yaitu barang produksi.

Adapun syarat istishna menurut pasal 104 sampai dengan Pasal 108 Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah yaitu sebagai berikut:37

1) Ba‟i Istishna mengikat setelah masing-masing pihak sepakat atas barang

yang dipesan.

35

www.ojk.go.id diakses pada 29 April 2016 36

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 124 37

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h.125-126

Page 45: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

32

2) Ba‟i Istishna dapat dilakukan pada barang yang bisa dipesan.

3) Dalam ba‟i istishna, identifikasi dan deskripsi barang yang dijual harus

sesuai permintaan pemesanan.

4) Pembayaran dalam ba‟i istishna dilakukan pada waktu dan tempat yang

disepakati.

5) Setelah akad jual beli pesanan mengikat, tidak satu pun boleh tawar-

menawar kembali terhadap isi akad yang sudah disepakati.

6) Jika objek dari barang pesanan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka

pemesanan dapat menggunakan hak pilihan (khiyar) untuk melanjutkan

atau mebatalkan pemesanan

Aplikasi Pembiayaan Istishna

Istishna adalah modus pembiayaan yang dapat digunakan untuk aset/ barang/

yang memerlukan pengolahan/penambahan nilai. Ini dapat digunakan untuk

pembiayaan bangunan pertanian, mesin, fabrikasi dan jenis aset lainnya yang

digunakan dalam sektor pertanian.38

c) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum

ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran

dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai

penjual.

Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka

bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu sendiri

38

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 10

Page 46: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

33

secara tunai atau cicilan. Harga jual yang telah ditetapkan oleh bank adalah

harga beli bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank

menjualnya secara tunai biasa disebut pembiayaan talangan (bridging

financing). Sedangkan dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak

harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.

Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak

dapat berubah selama berlakunya akad. Umumnya transaksi ini diterapkan

dalam pembiayaan barang yang belum ada seperti pembelian komoditi

pertanian oleh bank untuk kemudian dijual kembali secara tunai atau cicilan.39

Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Salam40

39

Mahmud Thoha dan Yeni Saptia, Efektivitas Model Pembiayaan Syariah dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian, (Jakarta: LIPI Press, 2010), h. 14-15 40

Anton Apriantono, Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian, Kementrian Pertanian

Republik Indonesia

Page 47: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

34

Rukun dan Syarat Salam

Sebagaimana jual beli, dalam akad salam harus terpenuhi rukun dan syaratnya.

Adapun rukun salam menurut jumhur ulama yaitu:41

1. Shigat, yaitu ijab dan kabul.

2. „aqidain (dua orang yang melakukan transaksi), yaitu orang yang memesan

dan orang yang menerima pesanan, dan

3. Objek transaksi, yaitu harga dan barang yang dipesan.

Adapun syarat-syarat dalam salam sebagai berikut:42

1. Uangnya dibayar di tempat akad, berarti pembayaran dilakukan terlebih

dahulu.

2. Barangnya menjadi utang bagi penjual.

3. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan. Berarti pada

waktu dijanjikan barang itu harus sudah ada. Oleh sebab itu, men-salam

buah-buahan pada waktunya ditentukan bukan pada musimnya tidak sah.

4. Barang tersebut hendaklah jelas ukurannya, takarannya, ataupun

bilangannya, menurut kebiasaan cara menjual barang semacam itu.

5. Diketahu dan disebutkan sifat-sifat dan macam barangnya dengan jelas,

agar tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan perselisihan antara

kedua belah pihak. Dengan sifat itu, berarti harga dan kemauan orang pada

barang tersebut dapat berbeda.

6. Disebutkan tempat penerimaannya.

41

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 113-114 42

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 114

Page 48: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

35

Aplikasi Pembiayaan Salam

Salam digunakan untuk memfasilitasi petani pelanggan yang membutuhkan

modal kerja/ pembiayaan berjalan. pembeli memiliki keuntungan dari

pembelian komoditas pada harga relatif lebih rendah. Pada sisi lain, penjual

akan mendapat yang dari item-item/ komoditi yang belum dihasilkannya. Hal

ini mungkin membantu dia untuk memenuhi kebutuhan modal kerja,

persyaratan kerja, dll.43

Misalnya, pemliharaan pertanian, mesin, penerapan

dan modal kerja lainnya, biaya tenaga kerja, air, biaya kebutuhan lainnya.

d) Pembiayaan Musyarakah

Syirkah menurut bahasa berarti percampuran (al-ikhtilath). Dalam literatur

berbahasa Inggris, syirkah disebut juga dengan “partnership”. Lembaga-

lembaga keuangan islam menerjemahkannya dengan istilah “participation

financing”. Secara terminologi, ada beberapa definisi syirkah yang

dikemukakan oleh beberapa ulama fiqh. Pertama, menurut ulama malikiyah,

syirkah adalah suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang

yang bekerjasama terhadap harta mereka. Kedua, definisi yang dikemukakan

oleh ulama Syafiiyah dan Hanabilah, menurut mereka, syirkah adalah hak

bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati.

Ketiga, definisi yang dikemukakan oleh ulama Hanafiyah. Menurut mereka,

43

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 9

Page 49: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

36

asy-syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerjasama

dalam modal dan keuntungan.44

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Syirkah (musyarakah) adalah

kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan,

atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan

berdasarkan nisbah.45

Rukun dan Syarat Musyarakah

Hanafiyah berpendapat bahwa rukun syirkah hanyaada satu, yaitu shigat (ijab

dan kabul) karena shigat-lah yang mewujudkan adanya transaksi syirkah. 46

Mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah ada empat, yaitu: shigat,

dua orang yang melakukan transaksi („aqidhain), dan objek yang

ditransaksikan. Shigat yaitu ungkapan yang keluar dari masing-masing dua

pihak yang bertransaksi yang menunjukkan kehendak untuk melaksanakannya,

shigat terdiri dari ijab dan qabul yang sah dengan semua hal yang

menunjukkan maksud syirkah, baik berupa perbuatan maupun ucapan.

„Aqidhain adalah dua pihak yang melakukan transaksi. Syirkah tidak sah

kecuali dengan adanya kedua belah pihak ini. Disyaratkan bagi keduanya

adanyya kelayakan melakukan transaksi (ahliyah al-„aqad, yaitu balig, berakal,

pandai, dan tidak dicekal untuk membelanjakan harta. Adapun objek syirkah,

yaitu modal pokok. Ini bisa berupa harta yang terutang atau benda yang tidak

44

AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005) h. 129 45

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 220 46

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, h. 220-221

Page 50: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

37

diketahui karena tidak dapat dijalankan sebagaimana yang menjadi tujuan

syirkah, yaitu mendapat keuntungan.

Adapun yang menjadi syarat syirkah menurut kesepakatan ulama, yaitu:

a. Dua pihak yang melakukan transaksi mempunyai kecakapan/ keahlian

(ahliyah) untuk mewakilkan dan menerima perwakilan. Demikian ini

dapat terwujud bila seseoranga berstatus merdeka, balig, dan pandai

(rasyid). Hal ini karena masing-masing dari dua pihak itu posisinya

sebagai mitra jika ditinjau dari segi adilnya sehingga ia menjadi wakil

mitranya dalam membelanjakan hartanya.

b. Modal syirkah diketahui.

c. Modal syirkah ada pada saat transaksi.

d. Besarnya keuntungan diketahui dengan penjumlahan yang berlaku, seperti

setengah, dan lain sebagainya.

Ketentuan umum pembiayaan Musyarakah sebagai berikut:47

a. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan

dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal bentuk turut serta dalam

menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak

boleh melakukan tindakan seperti:

1) Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

47

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011) h. 102-103

Page 51: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

38

2) Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik

modal lainnya.

3) Memberi pinjaman kepada pihak lain.

4) Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan

oleh pihak lain.

5) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:

a) Menarik diri dari perserikatan

b) Meninggal dunia

c) Menjadi tidak cakap hukum

6) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu

proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai prosi

kesepakatan, sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi

modal.

7) Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah

proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi

hasil yang telah disepakati untuk bank.

Page 52: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

39

Gambar 2.4 Skema Pembiayaan Musyarakah48

Aplikasi pembiayaan Musyarakah

Musyarakah dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja dan

membiayai proyek dari jangka pendek (short term financing) sampai jangka

panjang (term financing). Penertibatan sertifikat dan berbagai kebutuhan

keuangan lainnya juga bisa terstruktur dalam model ini.49

d) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesisifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk

perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama

anatara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal kepada pengelola modal

(mudhorib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini

menegaskan kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari

shahibul maal dan keahlian dari mudharib.

48

www.ojk.go.id diakses pada 15 April 2016 49

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 11

Page 53: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

40

Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shabil al-maal dalam

manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib hanya bertindak

hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat

kelalaian. Sedangkan sebagai wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk

mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.

Perbedaan antara musyarakah dan mudharabah terletak pada besarnya

kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu diantaranya. Dalam

mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam

musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih.50

Gambar 2.5 skema pembiayaan mudharabah51

Rukun dan Syarat Mudharabah:

Ulama Hanafiyah mengemukakan bahwa rukun mudharabah adalah ijab dan

qabul. Sedangkan menurut jumhur ulama yaitu: 1).orang yang berakad, 2).

Modal, pekerjaan, dan keuntungan, 3). Shigat (ijab dan qabul).52

50

Mahmud Thoha dan Yeni Saptia, Efektivitas Model Pembiayaan Syariah dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian, (Jakarta: LIPI Press, 2010), h. 17 51

www.ojk.go.id diakses pada 29 April 2016

Page 54: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

41

Adapun syarat-syarat mudharabah adalah sebagai berikut:53

1. Modal atau barang yang diserahkan ini berbentuk uang tunai. Apabila

barang itu berbentuk emas atau perak batangan (tabar), maka emas hiasan

atau barang dagangan lainnya, mudharabah tersebut batal.

2. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tasaruf,

maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila, dan orang-

orang yang berada dibawah pengampuan.

3. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal

yang diperdagangkan dan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut

yang akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati.

4. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus

jelas presentasenya, umpamanya setengah, sepertiga, atau seperempat.

5. Melafazkan ijab dari pemilik modal – misalnya aku serahkan uang ini

kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan akan dibagi dua – dan kabul

dari pengelola.

6. Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola

harta untuk berdagang di negara tertentu, memperdagangkan barang-

barang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, sementara di waktu lain tidak

terkena persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari tujuan akad

mudharabah, yaitu keuntungan. Bila dalam mudharabah ada persyaratan-

persyaratan, maka mudharabah tersebut menjadi rusak (fasid) menurut

52

AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005) h. 135 53

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 198-199

Page 55: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

42

pendapat Syafii dan Maliki. Adapun menurut Abu Hanifah dan Ahmad

Ibn Hambal, mudharabah tersebut sah.

Menurut pasal 231 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, syarat-syarat

mudharabah, yaitu sebagai berikut:54

1. Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan, atau barang yang

berharga kepada pihak lain untuk melakukan kerja sama dalam usaha.

2. Penerima modal menjalankan usaha dalam bidang yang disepakati.

3. Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam

akad.

Aplikasi Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah seperti halnya dapat digunakan untuk sebagian besar kebutuhan

pembiayaan pada sektor pertanian.55

e) Pembiayaan Ijarah

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya

prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak

pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang,

pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya

kepada nasabah, karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah

54

Mardani, Fiqh Ekonomi syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 198-199 55

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 11

Page 56: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

43

muntahiya bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan).

Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.56

Gambar 2.6 Skema Pembiayaan Ijarah57

Aplikasi Pembiayaan Ijarah

Berkebalikan dengan model pembiayaan berbasis perdagangan lainnya, ijarah

adalah kontraj terus-menerus yang memiliki fleksibilitas kenaikan dalam

jumlah sewa selama kepemilikan tersebut. Ijarah adalah modus pembiayaan

sangat bergunan khusus untuk jangka panjang dengan opsi untuk mengubah

sewa sesuai aturan ijarah. Biasanya aset jangka panjang tidak layak untuk

model pembiayaan berbasis perdagangan meskipul skenario dari akad diubah

namun tidak mempengaruhi harga dengan cara apapun, sementara hal ini

56

Mahmud Thoha dan Yeni Saptia, Efektivitas Model Pembiayaan Syariah dalam

Mengembangkan Sektor Pertanian, (Jakarta: LIPI Press, 2010), h. 15-16 57

www.ojk.go.id diakses pada 29 April 2016

Page 57: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

44

dapat digunakan untuk hampir semua pembiayaan berbagai jenis mesin dan

kebutuhan peralatan seperti tabung, traktor atau bangunan dan pembiayaan

lahan, dsb.58

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Untuk menjaga nilai keaslian (orisinalitas) dalam penelitian kali ini,

maka perlu penulis sajikan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan

tema yang penulis ajukan. Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan dengan materi yang akan dibahas:

1. Efektivitas Pembiayaan Agribisnis Bank Syariah dalam Pemberdayaan

Petani (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pusat)-

(Ibnu Ubaedillah, Mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011)

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pusat,

dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana prosedur yang dilakukan bank

Muamalat Indonesia dalam melakukan pembiayaan guna memberdayakan petani,

dijelaskan pula bahwa Bank Muamalat Indonesia melakukan kerjasama dengan

koperasi yang memang dibawah naungan Bank Muamalat Indonesia dalam

pengajukan pembiayaan ini. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebagai shahibul

mal tidak secara langsung memberikan pembiayaan pada petani melainkan pada

58

Davi Hendri, Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah, Peneliti Mitra pada

BAPPEDA Prov. Sumatera Barat, h. 10-11

Page 58: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

45

anggota-anggota koperasi. Kemudian pembiayaan yang dilakukan oleh PT Bank

Muamalat Indonesia tidak khusus untuk membiayai sektor pertanian, melainkan

perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menganalisis secara

deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi

dan metode wawancara.

Fokus

Pembahasan

Metode

Penelitian

Objek Penelitian Perbedaan

Efektifitas

Pembiayaan

Agribisnis dalam

Pemberdayaan

Petani

Kualitatif-

Desktiptif analitis

PT. Bank

Muamalat

Indonesia Tbk.

Pusat

- Fokus

pembahasan

adalah efektifitas

pembiayaan

agribisnis dan

tidak membahas

pengaruh dari

pemberian

pembiayaan

tersebut terhadap

pemberdayaan

petani

Page 59: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

46

- Deskriptif-

Analitis

2. Analisis Pengaruh Pembiayaan Qardhul Hasan Terhadap Pendapatan

Petani (Studi Pada Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Cluster

Cianjur)- (Zikril Hakim, Mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2012)

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pertanian Sehat milik dompet dhuafa

cluster Cianjur, dalam penelitian ini dijelaskan bahwa untuk memperoleh

pembiayaan, dan didapat pula bahwa tidak terdapat pengaruh antara penyaluran

pembiayaan terhadap pendapatan petani.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data

menggunakan analisis deskriptif variabel dan uji koefisiensi determinasi.

Fokus

Pembahasan

Metode

Penelitian

Objek Penelitian Perbedaan

Pengaruh

pembiayaan

qardhul hasan

terhadap

pendapatan petani

Kuantitatif Lembaga

Pertanian Sehat

Dhompet Dhuafa

Cluster Cianjur

-Metode

Kuantitatif

-membahas

pengaruh

pembiayaan

Page 60: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

47

Qardhul Hasan

terhadap

pendapatan petani

3. Peran Perbankan Syariah dalam Pembiayaan Sektor Pertanian di

Indonesia- Forum Penelitian Agro Ekonomi Volume 27 No.1, Juli 2009:

13- 27 oleh Ashari

Dalam penelitian ini diketahui bahwa belum optimalnya dukungan

perbankan dalam alokasi kredit ke sektor pertanian merupakan tantangan bagi

pemerintah, pelaku usaha pertanian dan pihak perbankan untuk dicari solusinya.

Pemerintah sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam regulasi seyogyanya

memiliki keberanian untuk membuat terobosan kebijakan di sektor perbankan

yang lebih pro-pertanian dan usaha mikro kecil di perdesaan. Terkait dengan

masih sulitnya pelaku usaha pertanian (terutama petani) akibat kendala

persyaratan collateral, pemerintah dapat membantu dengan fasilitasi program

sertifikasi lahan secara berkelanjutan. Pemerintah perlu juga menyusun buku

pintar komoditas yang membahas secara lengkap dan proporsional “a to z” terkait

dengan komoditas pertanian. Hal ini dimaksudkan agar dengan buku tersebut

dapat dijadikan panduan dalam pengembangan bisnis bank, misalnya bagi account

officer (AO) dan pengambil keputusan di perbankan ketika melakukan

persetujuan kredit/pembiayaan.

Page 61: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

48

Pelaku usaha di sektor pertanian juga harus membuat terobosan dan

langkah-langkah kongkret agar sektor pertanian “laku jual” dan memang layak

diberikan dukungan dana yang memadai. Profesionalitas dan integritas moral

pelaku usaha pertanian harus menjadi prioritas untuk segera dibenahi. Ibaratnya

uang akan mengalir ke tempat yang paling menguntungkan masih menjadi pakem

praktisi perbankan. Artinya perbankan akan secara otomatis mengalokasikan dana

pada usaha-usaha yang memiliki ekspektasi paling menguntungkan.

Pelaku perbankan diharapkan juga lebih proporsional dan tidak apriori terhadap

pembiayaan di sektor pertanian. Dengan luasnya cakupan usaha, komoditas, skala

usaha, maupun karakteristik pelaku di sektor pertanian diharapkan memunculkan

upaya-upaya terobosan dalam penyusunan skim kredit sesuai dengan pelaku usaha

pertanian yang beragam tersebut. Untuk itu, perlu upaya yang terencana dan

sistematis untuk meningkatkan pemahaman terhadap sektor pertanian yang lebih

baik bagi petugas analisis kredit/account officer di setiap perbankan. Pemerintah

dapat memfasilitasi dengan mengadakan seminar/ workshop/training bagi banker

tentang segala aspek terkait dengan sektor pertanian beserta prospek pembiayaan

di sektor tersebut.

Sementara itu, alternatif pendirian Bank Pertanian walaupun dipandang

ideal tetapi cukup kompleks dalam implementasinya dan memerlukan proses yang

panjang. Hal praktis yang dapat dilakukan pemerintah adalah memanfaatkan

semaksimal mungkin lembaga pembiayaan yang telah eksis untuk didorong agar

memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap sektor pertanian. Untuk

memperlancar penyaluran kredit perbankan ke pelaku usaha pertanian yang

Page 62: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

49

mayoritas di pedesaan, perlu diintensifkan kegiatan lingkage program antara

perbankan dengan BPR maupun LKM yang telah banyak tumbuh dan

berkembang di wilayah perdesaan

Page 63: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan

yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu

konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala

ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di

lapangan.59

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Burhan

Bungin pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang

dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif

melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertetu. Untuk menemukan

sesuatu dalam pengamatan, pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi

ciri sesuatu itu.60

Dipihak lain kualitas menunjukan segi alamiah yang dipertentangkan

dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka

kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan.61

59

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003) h. 39 60

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001) h. 2 61

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif,h. 3

Page 64: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

51

Penulis buku penelitian kualitatif Denzim dan Lincoln dalam Lexy J.

Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan yang melibatkan berbagai metode yang

ada.62

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan

bahwa penelitian kualitatif afalah penelitian yang dimaksud untuk memahami

fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk meneliti secara

mendalam, mentajikan data secara akurat, kemudian melihat dan menilai

efektivitas BMT Beringharjo dalam menyalurkan pembiayaan pada sektor

pertanian.

B. Jenis dan Sumber Penelitian

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

didapat dari penelitian lapangan, penelitian lapangan ide pentingnya adalah

62

62

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif,h. 5

Page 65: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

52

bahwa penelit berangkat ke „lapangan‟untuk mengadakan pengamatan

tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau „in situ‟

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa sumber data yang

didapat oleh penulis dalam menunjang data yang didapat sebelumnya,

sehingga peneliti mendapatkan data yang valid, diantaranya:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek

risetnya.63

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari wawancara dengan

pengurus BMT Beringharjo Cabang Nganjuk yang menangani masalah produk

penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian. Data yang terkumpul

merupakan gambaran umum tentang BMT Beringharjo dan strategi

penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian yang dilakukan oleh

BMT Beringharjo KC Nganjuk.

2. Data Sekunder

Yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

yang diteliti.64

Data sekunder ini meliputi data yang bersumber dari buku-

buku atau laporan yang terkait dengan penyaluran pembiayaan pertanian.

63

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004), h. 69 64

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004), h. 69,

Page 66: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

53

C. Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Beringharjo Kantor Cabang Nganjuk

yang berada di Jalan Soetomo 66 E Nganjuk Jawa Timur.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang

sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan

tertentu.65

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.

Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang

berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut

ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam

daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.66

Dalam penelitian ini, peneliti

akan melakukan wawancara kepada pimpinan BMT Beringharjo KC

Nganjuk khususnya pimpinan yang menangani masalah penyaluran

pembiayaan pada sektor pertanian.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:67

65

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manuisa, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004), h. 66 66

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, ) h.

192 67

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h. 189-190

Page 67: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

54

a. Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Dalam jenis ini, peneliti akan membuat draft pertanyaan yang

disusun secara rapi dan ketat sesuai dengan kriteria penelitian.

b. Tidak Terstruktur

Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda

dengan yang tidak terstruktur. Cirinya kurang diinterupsi dan arbiter.

Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang

bukan baku atau informasi tunggal. Peneliti menggunakan jenis ini juga

karena peneliti ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada

seorang subjek tertentu dan juga peneliti ingin mengungkapkan motivasi,

maksud, atau penjelasan dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan

data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat,

serta mencatat fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan

antar aspek dalam fenomena tersebut.

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

Page 68: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

55

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.68

Dalam

penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi terhadap proses BMT

Beringharjo dalam memberikan pembiayaan pertanian ini kepada para petani

daerah Nganjuk yang memakai produk pembiayaan pertanian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data primer

yang didapat dari sumber data berupa dokumentasi dan laporan.

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat

oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatatif untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media

tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek

yang bersangkutan69

E. Teknik Analisis Data

Pada dasarnya dan pada prinsipnya, semua teknik analisis data

kualitatif adalah sama, yaitu melewati prosedur pengumpulan data, input data,

analisis data, penarikan kesimpulan dan verifikasi, dan diakhiri dengan

penulisan hasil temuan bentuk narasi.70

68

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 115 69

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h. 143 70

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h. 163

Page 69: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

56

Teknik analisis data yang lebih dipahami dan lebih sesuai adalah

teknik analisis data model interaktiif menurut Miles & Huberman yang terdiri

atas empat tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah tahap pengumpulan

data, tahapan kedua adalah tahap reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap

display data, dan tahapan keempat adalah tahap penarikan kesimpulan

dan/atau tahap verifikasi.

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat

penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Inti dari reduksi data adalah proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi

satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Display data adalah mengolah data

setengan jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki

alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema

yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-

tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah

tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkrit dan sederhana yang

disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan coding dari

subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah

dilakukan. Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis data

kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles &

Huberman, secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi

tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang telah

terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancara.71

71

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h. 164-179

Page 70: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

57

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif72

analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis lebih dahulu memaparkan

semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis, lalu

diklarifikasi untuk dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.

Pengukuran Efektivitas Keuangan73

Efektivitas = Realisasi x 100%

Target

Untuk mengukur suatu keefektivitasan, maka dapat digunakan indikator

sebagai berikut:74

72

Moch Nadzir, Metode Penelitian, (Bogor: Graha Indonesia, 2011), hlm. 54 73

Putu Yemima Clay Clarita, dkk., “ Analisis Efektivitas Pemberian Kredit Dalam

Rangka Mengoptimalkan Alokasi Dana Bank (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Batu periode

2011-2013)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 15 (Oktober 2014): h. 4 74

Putu Yemima Clay Clarita, dkk., “ Analisis Efektivitas Pemberian Kredit Dalam

Rangka Mengoptimalkan Alokasi Dana Bank (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Batu periode

2011-2013)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 15 (Oktober 2014): h. 4

Page 71: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

58

Tabel 3.1

Klasifikasi Pengukuran Efetivitas

Presentase Kriteria

>100% Sangat Efektif

90-100% Efektif

80-90% Cukup Efektif

60-80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif

( Sumber: Depdagri, Kepemendagri No 690.900.327 tahun 1996)

F. Uji Keabsahan Data

Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodelogi Kualiatif, dalam

menentukan keabsahan data salah satunya adalah dengan melakukan

tiangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi yang dipilih adalah triangulasi sumber data. Triangulasi

dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; (2)

membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

Page 72: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

59

dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-

orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengan atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.75

G. Teknik Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Buku ini merupakan rujukan

ilmiah bagi para peneliti mahasiswa UIN Jakarta, khususnya mahasiswa

Fakultas Syariah dan Hukum yang sedang menyusun tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana.

75

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h. 330-331

Page 73: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pertanian Nganjuk

1. Letak Geografis

Luas wilayah administratif Kabupaten Nganjuk adalah 1.224.331 Km2

atau

setara dengan 122.433 Ha yang terdiri dari atas:

Tanah sawah 43.052 Ha

Tanah kering 32.373 Ha

Tanah hutan 47.007 Ha

Dengan batas-batas wilayah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Bojonegoro, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten

Tulungagung, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan

Kabupaten Kediri, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan

Kabupaten Madiun. Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat dari wilayah Provinsi Jawa

Timur pada koordinat 111° 5‟ – 112° 13‟ Bujur Timur dan 7° 20‟ – 7° 50‟ Lintang

Selatan.

Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan,

Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif

untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan

sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi

Page 74: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

61

dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas

yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan

sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.

Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 terbesar terjadi pada bulan

Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm. Sedangkan terkecil terjadi pada

bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm.

Pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.76

2. Kondisi Demografi

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Nganjuk bertambah terus, dari

1.000.132 jiwa pada tahun 2008 menjadi 1.025.640 pada pertengahan tahun 2012,

dengan perincian jumlah penduduk laki-laki sebesar 510.360 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan sebesar 515.280 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Nganjuk selalu meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 817 jiwa per km2

pada tahun 2008 menjadi 838 jiwa per km2 pada tahun 2012. Hasil Sensus

Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Kabupaten

Nganjuk didominasi oleh penduduk muda dan dewasa. Namun demikian

komposisi penduduk anak-anak dibawah 14 tahun masih cukup tinggi yaitu 24.62

persen. Sedangkan penduduk pada kelompok umur 20–24 tahun mengalami

penurunan, hal ini bisa dijelaskan karena sebagian penduduk pada kelompok umur

76

Profil Kabupaten Nganjuk dari http://www.nganjukkab.go.id/ diakses pada 11 Mei 2016

Page 75: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

62

tersebut tinggal di luar wilayah Kabupaten Nganjuk baik untuk bekerja maupun

melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.77

3. Potensi Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam perekonomian

kabupaten Nganjuk. Sedangkan komoditi sayuran yang menonjol adalah bawang

merah. Sentra produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk adalah : Kecamatan

Rejoso, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Bagor dan Kecamatan Gondang.

Selain tanaman pangan dan sayuran, Kabupaten Nganjuk penghasil buah-

buahan/hortikultura yang potensial, antara lain : melon, semangka, mangga, jeruk,

durian, alpokat, duku, rambutan, pepaya, sawo dan salak

Tabel 4.1

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk78

77

Profil Kabupaten Nganjuk dari http://www.nganjukkab.go.id/ diakses pada 11 Mei

2016

Page 76: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

63

B. Profil BMT Beringharjo

1. Informasi BMT Beringharjo79

a) Nama KJKS/UJKS : KJKS BMT BERINGHARJO

b) Nomor Badan Hukum : 157/BH/KWK-12/V/1997

c) Tanggal Badan Hukum : 17 Mei 1997

d) PAD : 89/PAD/MENEG.I/X/2006

Tanggal 13 Oktober 2006

e) Pengawas Manajemen

Drs. H. Syafaruddin Alwi, MS

Drs. Erie Sudewo, MDM

f) Pengawas Syari‟ah : Prof. Dr. Amir Mu‟allim, MIS.

g) Konsultan Kelembagaan : Ir. Syahbenol Hasibuan, MBA

h) Susunan Pengurus

Ketua : Dra. Mursida Rambe

Sekretaris : Ninawati, SH.

Bendahara : Moh. Affan Hamdani, SE.

Anggota : Rury Febrianto,SE. MM.

i) Susunan Pengelola Pusat

General Manager : Rury Febrianto,SE. MM.

Manager Ops & Keuangan : Ahmad Sadjid Laeli,S.Si

Manager Marketing & Pembiayaan : Nazaruddin M.Diah, SH.

79

Arsip BMT Beringharjo

Page 77: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

64

Manager Pengendalian Internal : Rida Artari, ST.

j) Jumlah Karyawan : 134 Orang

k) Jumlah Anggota yang Dilayani: + 47 000

l) Out Standing : 100 Milyar (Desember 2015)

m) Funding : 110 Milyar (Desember 2015)

2. Sejarah BMT Beringharjo80

Berdirinya Baitul Maal wat Tamwil Beringharjo (BMT BDB) bermula dari

digelarnya Pendidikan dan Latihan (Diklat) Manajemen Zakat, Infaq dan Sedekah

(ZIS) dan Ekonomi Syariah di BPRS Amanah Ummah di Leuwiliang, Bogor,

Jawa Barat pada tanggal 1-5 September 1994.

Dari diklat tersebut pada tanggal 2-6 November 1994 di Semarang digelar

pula Diklat yang sama sekaligus sebagai tonggak awal terbentuknya Forum

Ekonomi Syariah (FES) dimana kedua Diklat tersebut diprakarsai oleh Dompet

Dhuafa (DD) Republika dan Asosiasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

se-Indonesia (ASBISINDO). Diklat ketiga diadakan di Yogyakarta pada tanggal

5-11 Januari 1995. Dari ketiga Diklat tersebut beberapa peserta kemudian ikut

magang dan diberi kesempatan untuk mendirikan BMT yang dimodali oleh

Dompet Dhuafa Republika.

80

Arsip BMT Beringharjo Pusat

Page 78: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

65

Dra. Mursida Rambe dan Ninawati, SH adalah dua orang peserta yang

mengikuti ketiga Diklat tersebut. Seusai keduanya mengikuti Diklat mereka

kemudian mengikuti magang di BPR Syariah Margi Rizki Bahagia dibilangan

Bantul, Yogyakarta. Selepas magang kedua orang aktivis ini mulai melakukan

survey pasar, lokasi, lobby-lobby dan persiapan lainnya untuk mendirikan BMT

yang pada waktu itu baru pertama kali ada di Yogyakarta.81

Dengan keteguhan hati kedua akhwat tersebut dan di-support oleh Dompet

Dhuafa Republika, berjalanlah proses pematangan BMT Bina Dhuafa

Beringharjo. Bermodalkan niat baik untuk melakukan perubahan bagi para kaum

dhuafa dan semangat yang pantang menyerah, akhirnya Dra. Mursida Rambe dan

Ninawati, SH berhasil mendirikan BMT Beringharjo pada tanggal 31 Desember

1994 di serambi Masjid Muttaqien Pasar Beringharjo. Dengan bermodalkan Rp.

1.000.000,- (satu juta rupiah) keduanya mulai membangun BMT dengan

keikhlasan dan keterbatasan. Keduanya sadar bahwa membangun kepercayaan

dari masyarakat dengan prinsip kejujuran dan komitmen untuk tetap bisa

membantu masyarakat kecil akan semakin meneguhkan keberadaan BMT di hati

masyarakat.82

Pada saat itu, semuanya serba terbatas kalau tidak ingin dikatakan serba

darurat. Untuk keperluan administrasi kantor mereka harus meminjam mesin ketik

seorang teman kos selama 1 (satu) tahun. Tidak hanya sekedar meminjam mesin

ketik, meja dan kursi pun mereka pinjam dari ruangan takmir Masjid Muttaqien.

81

Arsip BMT Beringharjo Pusat 82

Arsip BMT Beringharjo Pusat

Page 79: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

66

Bahkan fasilitas telpon mereka pinjam dari seorang sahabat. Pada bulan ketiga

pendirian BMT mereka sempat kaget karena mereka mendapat honor sebesar Rp

20.000,- (dua puluh ribu rupiah). Mereka tidak menyangka kalau akhirnya mereka

mendapat honor, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka pikirkan. 83

BMT Beringharjo secara informal berdiri pada 31 Desember 1994 dan

secara resmi didirikan bersamaan dengan 17 BMT lainnya di Indonesia pada

tanggal 21 April 1995 di Yogyakarta oleh Menristek kala itu yaitu Bapak . Prof.

DR. Ing. BJ. Habibie Kantor pertama BMT Beringharjo berada di pelataran

Masjid Muttaqien Pasar Beringharjo Yogyakarta. Akhirnya pada tahun 1997 BMT

Bina Dhuafa Beringharjo memiliki badan hukum Koperasi dengan nomor

157/BH/KWK-12/V/1997. Sejak saat itu hubungan kerja sama dengan Dompet

Dhuafa Republika terus terjalin dengan erat, terlebih setelah adanya Memorandum

of Understanding (MoU) kedua pada tanggal 10 Maret 2001. Pada saat itu

Dompet Dhuafa Republika menyertakan modalnya pada BMT Bina Dhuafa

Beringharjo.84

Dukungan dana dari Dompet Dhuafa Republika membuat perkembangan

BMT Beringharjo semakin baik. Pada tahun 2003 BMT Beringharjo memiliki

kantor kedua yang terletak di jalan Kauman Yogyakarta dengan diperkuat oleh 42

karyawan dan aset per-Maret pada tahun 2016 yang mencapai 110 milyar

rupiah.85

83

Arsip BMT Beringharjo Pusat 84

Arsip BMT Beringharjo Pusat 85

Arsip BMT Beringharjo Pusat

Page 80: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

67

Dipilihnya brand mark Bina Dhuafa sebagai implementasi kegelisahan

yang sangat tinggi para pendirinya untuk bisa bertindak nyata meningkatkan

pemberdayaan ekonomi kelas bawah yang seringkali dimanfaatkan oleh para

tengkulak dan para pemodal dengan jalan yang tidak benar. Sektor ekonomi kelas

bawah ini sering dilupakan dan tidak digarap oleh bank-bank umum dan

konvensional.86

Kalaupun akhirnya dipegang oleh bank-bank umum yang ada, umumnya

para pelaku pasar di sektor ekonomi lemah ini seringkali terbentur oleh peraturan-

peraturan yang ditetapkan oleh bank. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh

bank tersebut ternyata lebih banyak merugikan masyarakat kelas bawah. Dengan

diterapkannya bunga yang sangat tinggi tanpa mau peduli apakah usaha seseorang

berjalan atau tidak, tentu akan semakin memberatkan masyarakat dan itu ibarat

“gali lubang tutup lubang”.

Oleh karena itu komitmen besar bersama kaum dhuafa terus dipegang dan

dijalankan hingga sekarang oleh BMT Beringharjo. Selain sebagai alternatif mitra

kerja dalam menjalankan usaha, BMT Beringharjo juga memberikan siraman

rohani kepada segenap anggota ataupun nasabah sehingga diharapkan para

pedagang kecil tersebut mampu selamat berusaha di dunia dan akhirat.

86

Arsip BMT Beringharjo Pusat

Page 81: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

68

3. Visi dan Misi BMT Beringharjo87

VISI

”BMT TERKEMUKA MITRA BISNIS TERPERCAYA BERBASIS

SYARI’AH”

VISI Dicapai melalui :

1) SDM yang visioner, kompeten, dan profesional serta memiliki komitmen

nilai-nilai syari‟ah

2) Pertumbuhan & perkembangan usaha yang profitable

3) Penerapan Sistem Manajemen berbasis nilai (value base management) &

proses bisnis yang accountable

4) Produk Syari‟ah yang Inovatif

MISI

1) Community Services (Pelayanan terbaik untuk anggota)

2) Community Development (Pemberdayaan berkelanjutan untuk anggota)

3) Community Reletation (Relasi yang memberikan banyak manfaat untuk

anggota)

TAGLINE

“Trust Together”, Kepercayaan untuk bersama

TUJUAN

87

Arsip BMT Beringharjo Pusat

Page 82: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

69

1) Tercapainya Sisa Hasil Usaha yang mampu mendorong pertumbuhan

perkembangan usaha

2) Peningkatan Produktivitas Usaha yang Maksimal

3) Peningkatan Kesejahteraan Karyawa

4. Stuktur Organisasi

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BMT Beringharjo

Sumber: BMT Beringharjo Pusat

Keterangan :

Pengawasan Kantor Cabang langsung dibawah Kantor Pusat. Kantor Cabang

dipimpin langsung oleh seorang Manajer Cabang. Secara keseluruhan tanggung

KANTOR PUSAT

MANAJER CABANG

Senior Account Officer/Marketing

AO

(Account Officer)

AO

(Account Officer)

Kabag. Operasional

Akunting

Teller

Jasmit

(Jasa Mitra)

MANAJER CABANG

MANAJER CABANG

Page 83: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

70

jawab operasional kantor cabang berada dibawah kendali Manajer Cabang.

Adapun tanggung jawab Manajer Cabang langsung kepada atasan, yakni Direktur

BMT Beringharjo.

C. Aplikasi dan Prosedur Pembiayaan Pertanian di BMT Beringharjo

Cabang Nganjuk

1. Prosedur Pembiayaan Pertanian

Pembiayaan pertanian yang disalurkan oleh BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk ini dimulai pada tahun 2013. Pihak BMT Beringharjo menilai bahwa

peluang penyaluran pembiayaan pertanian ini sangat bagus, pasalnya mayoritas

masyarakat di Kota Nganjuk ini adalah bekerja sebagai petani, khususnya petani

bawang merah. jadi bahwa di nganjuk itu luas lahannya sampe seluas 9994 Ha,

dan jumlah petaninya itu 4500 se-Nganjuk. Hingga saat ini permintaan terhadap

pembiayaan pertanian ini terus meningkat.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Tri Djayanto selaku Manajer

Kantor Cabang Nganjuk, prosedur pembiayaan pada sektor pertanian yaitu dengan

cara pihak BMT Beringharjo mendatangi langsung para petani, baik itu di sawah

maupun di rumah, dengan cara para petani menghubungi pihak BMT Beringharjo

jika menginginkan kebutuhan dana pembiayaan, sebab sistem yang diterapkan

oleh BMT Beringharjo adalah menjemput bola. Dapat pula dilakukan dengan

mendatangi langsung kantor BMT Beringharjo. Kemudian perlu juga dilampirkan

persyaratan yang perlu dipenuhi oleh para petani, yaitu berupa KTP (Kartu Tanda

Penduduk), KK (Kartu Keluarga), Surat nikah, dan juga jaminan.

Page 84: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

71

Akad yang digunakan pada penyaluran pembiayaan pertanian ini adalah

musyarakah, dengan nisbah tergantung besarnya dana pembiayaan yang dipinjam

oleh para petani. Pada pembiayaan pertanian ini, sistemnya adalah jatuh tempo.

Dimana pada petani di Kota Nganjuk ini yang merupakan mayoritas petani

bawang merah yang menerima hasil panen itu selama 3 bulan atau 90 hari,

kemudian selama 3 bulan itu petani membayar bagi hasil kepada BMT dan setelah

jatuh tempo 3 bulan petani wajib melunasi pembiayaan yang diberikan oleh

BMT.88

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Pertanian di BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk

Dalam pemberian pembiayaan pada sektor pertanian banyak hal yang

perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan sehingga analisis pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini

diperuntukkan agar tidak membebani nasabah dan meminimalkan risiko

pembiayaan.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu aspek character,

capacity, capital, condition dan collateral.89

1) Character

Character merupakan penilaian terhadap personalitas calon nasabah

berupa sifat atau watak. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan bahwa

88

Wawancara Pribadi dengan Bapak Tri Djayanto Manajer Cabang Nganjuk. Nganjuk, 17

Mei 2016. 89

Arsip BMT Beringharjo Cabang Nganjuk

Page 85: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

72

sifat atau watak dari pihak yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat

dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari bagaimana sifatnya, kejujurannya, gaya

hidup yang dianutnya, tidak pemabuk, tidak penjudi, usia debitur dan lain-lain.

Watak calon nasabah dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran

pembiayaan di masa lalu jika nasabah merupakan nasabah lama, sedangkan untuk

nasabah permohonan baru dapat diketahui dengan melihat kebiasaan setor tarik

pada tabungan. SO/ AO akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia (BI

Checking) untuk melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan

nasabah. SO/ AO juga melakukan trade checking yaitu pencarian informasi ke

rekan bisnis permohonan pembiayaan, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis

untuk memperoleh informasi mengenai reputasi.

2) Capacity

Capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam

membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya untuk

melunasi hutangnya, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pekerjaan, slip gaji,

jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumah tangga, riwayat usaha, tersebut

sehingga bank memperoleh keyakinan bahwa nasabah yang dibiayai dengan

pembiayaan tersebut diberikan oleh orang yang tepat. Analis pembiayaan akan

melihat bagaimana kemampuan calon nasabah dalam melunasi hutang,

kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, dan memenuhi

kewajiban pembiayaan.

Page 86: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

73

Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam melunasi

hutang. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar

kemampuannya untuk membayar pembiayaan.

3) Capital

Capital adalah berkaitan dengan modal atau kekayaan yang dimiliki calon

nasabah untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan calon nasabah dalam

membayar angsuran. Adapun penilaian terhadap capital adalah untuk mengetahui

keadaan permodalan sumber-sumber dana dan penggunaannya, meneliti besar

kecilnya gaji nasabah dan pekerjaanya.

4) Condition

Condition adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat

mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran usaha calon nasabah. Penilaian

terhadap kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan usaha calon nasabah

dan bagaimana nasabah mengatasinya atau mengantisipasi sehingga usahanya

tetap hidup dan berkembang. Hal yang dianalisis meliputi persaingan antar

sesama pengusaha dalam batas kewajaran atau tidak, prospek usaha nasabah dan

jumlah pesaing yang mengancam usaha nasabah jika banyak maka akan

mempengaruhi omset penjualan nasabah.

5) Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah. Jaminan

hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan, jaminan juga harus

diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang

Page 87: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

74

dititipkan akan dapat dipergunakan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung

bank dari risiko kerugian. Jaminan ini diperlukan bila suatu saat nasabah

wanprestasi walaupun demikian jaminan merupakan pendukung bukan aspek

utama yang diperhitungkan.

3. Penyelesaian Pembiayaan Pertanian Bermasalah pada BMT Beringharjo

Dalam hal menyalurkan pembiayaan, sudah pasti tentu ada saja

pembiayaan yang bermasalah tidak terkecuali pada penyaluran pembiayaan

pertanian yang dilakukan oleh BMT Beringharjo Cabang Nganjuk, seperti

wawancara yang dilakukan kepada Bapak Tri Djayanto, beliau menjelaskan

bahwa dalam hal menangani pembiayaan bermasalah pada pembiayaan pertanian

ini yaitu dengan:90

1) Rescheduling

Rescheduling adalah proses memperpanjang jangka waktu pembiayaan.

Dalam hal ini si debitur (petani) diberikan keringanan dalam masalah jangka

waktu pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingg debitur mempunyai

waktu yang lama untuk mengembalikannya.

Memperpanjang jangka waktu angsuran hampir sama dengan jangka

waktu pembiayaan. Dalam hal ini jangka waktu angsuran pembiayaannya

diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal

90

Arsip BMT Beringharjo Cabang Nganjuk dan Wawancara pribadi dengan Bapak Tri

Djayanto Manajer Cabang Nganjuk. Nganjuk, 17 Mei 2016.

Page 88: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

75

ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan

jumlah angsuran.

2) Reconditioning

Reconditioning adalah dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang

ada seperti:

a. Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu. Dalam hal

penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu, maksudnya hanya

marjin yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya

tetap harus dibayar seperti biasa.

b. Penurunan marjin. Penurunan marjin dimaksud agar lebih meringankan

beban nasabah. Sebagai contoh jika marjin per tahun sebelumnya

dibebankan 20% diturunkan menjadi 18%. Hal ini tergantung dari

pertimbangan yang bersangkuta.

c. Penurunan marjin akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin

mengecil, sehingga diharapkan dapat meringankan nasabah.

d. Pembebasan marjin. Dalam pembebasan marjin diberikan kepada nasabah

dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar

pembiayaan tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban

untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

3) Restructuring

Yaitu dengan menambah jumlah pembiayaan dan dengan menambah

equity.

Page 89: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

76

Jika semua langkah diatas sudah dilakukan, tetapi tidak ada i‟tikad baik

dari nasabah dalam hal ini petani, maka pihak BMT Beringharjo akan melakukan

pelelangan terhadap jaminan yang diberikan oleh para petani kepada pihak BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk.

4. Peluang dan Tantangan Penyaluran Pembiayaan Pertanian di BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk

Dalam wawancara yang dilakukan kepada Bapak Tri Djayanto Selaku

Manajer Cabang Nganjuk, beliau menjelaskan bahwa peluang pada penyaluran

pembiayaan pertanian ini adalah adanya sistem jemput bola yang dilakukan oleh

BMT Beringharjo Cabang Nganjuk dalam menyalurkan dana pembiayaan pada

sektor pertanian di daerah Nganjuk ini, sehingga petani lebih tertarik untuk

menggunakan produk pembiayaan dari BMT Beringharjo Cabang Nganjuk ini.

Sistem jemput bola ini yaitu dengan cara pihak BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk mendatangi langsung ke petani baik itu di sawah maupun di rumah

ketika petani membutuhkan dana pembiayaan. Selain itu, penduduk kota Nganjuk

mayorita mata pencahariannya adalah sebagai petani bawang merah, sehingga

menjadi peluang yang sangat besar bagi BMT Beringharjo dalam hal

menghimpun maupun menyalurkan dananya kepada petani di kota Nganjuk ini.

Sedangkan tantangan yang dihadapi oleh BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk yaitu adanya gagal panen yang terkadang dialami oleh petani. Penyebab

gagal panen disini yaitu bisa dari serangan hama ataupun harga anjlok. Sehingga

Page 90: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

77

pada kasus seperti ini, petani sulit untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan

oleh BMT Beringharjo Cabang Nganjuk. Meskipun demikian, untuk menghindari

pembiayaan bermasalah akibat ini, BMT Beringharjo Cabang Nganjuk sudah

memiliki strategi khusus dalam menangani masalah ini, diantaranya yaitu dengan

cara rescheduling, reconditioning, dan restructuring. Namun, jika ketiga cara

tersebut masih belum ada i‟tikad baik dari petani, maka pihak BMT Beringharjo

melakukan pelelangan terhadap barang jaminan yang telah diberikan.

D. Analisis Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Syariah pada Sektor

Pertanian di BMT Beringharjo Cabang Nganjuk

BMT Beringharjo sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah

yang memiliki prestasi yang cukup banyak dan memiliki aset >100 Milyar perlu

mampu merangkul semua sektor dalam hal pemberian pembiayaan guna ikut

serta dalam memberdayakan masyarakat. Dalam Kasus ini, BMT Beringharjo

merangkul sektor pertanian dengan memberikan pembiayaan kepada para petani,

khususnya para petani yang ada di Nganjuk, Jawa Timur.

BMT Beringharjo khususnya cabang Nganjuk dalam hal menyalurkan

pembiayaan kepada petani, memiliki strategi khusus. Seperti yang telah dilakukan

oleh BMT Beringharjo Cabang Nganjuk yaitu dengan sistem menjemput bola,

yaitu dengan pihak BMT Beringharjo mendatangi para petani langsung untuk

memberikan pembiayaan tersebut maupun menarik angsuran bagi hasil atas

pembiayaan tersebut. Lalu, dari strategi yang telah dilakukan, dapat kita lihat

Page 91: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

78

laporan keuangan realisasi penyaluran pembiayaan pertanian yang dilakukan

oleh BMT Beringharjo Cabang Nganjuk berikut ini:

Analisis terkait dengan efektivitas dilihat dari hasil presentase

perbandingan antara target penyaluran pembiayaan pertanian oleh BMT

Beringharjo dengan realisasi penyaluran pembiayaan pertanian ini, dengan

ketentuan sebagai berikut:91

Tabel 4.2

Klasifikasi Pengukuran Efetivitas

Presentase Kriteria

>100% Sangat Efektif

90-100% Efektif

80-90% Cukup Efektif

60-80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif

( Sumber: Depdagri, Kepemendagri No 690.900.327 tahun 1996)

91

Putu Yemima Clay Clarita, dkk., “ Analisis Efektivitas Pemberian Kredit Dalam

Rangka Mengoptimalkan Alokasi Dana Bank (Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Batu periode

2011-2013)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 15 (Oktober 2014): h. 4

Page 92: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

79

Tabel 4.3 Laporan Perbandingan Target-Realisasi

Pembiayaan Musyarakah Pertanian

BMT Beringharjo Cabang Nganjuk

(dalam Rupiah, Kecuali Presentase)

Sumber: BMT Beringharjo Cabang Nganjuk (Data diolah)

Perhitungan efektivitas penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian

menggunakan rumus berikut ini:

Efektivitas = Realisasi 100%

Target

2013 : Efektiftas = Rp. 7.230.500.000 X 100% = 87% -- Artinya Cukup

Efektif

Rp. 8.266.973.528

2014 : Efektivitas = Rp. 8.328.666.001 X 100% = 96% -- Artinya Efektif

Rp. 8.683.246.896

Page 93: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

80

2015 : Efektivitas = Rp. 7.479.800.000 X 100% = 84% -- Artinya Cukup

Efektif

Rp. 8.949.999.999

Tahun 2013

Penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian di BMT

Beringharjo dikategorikan ke dalam kategori cukup efektif, hal ini terlihat dari

realisasi penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian ini mencapai 87%.

Jumlah dana realisasi penyaluran terjadi pada bulan November yaitu sebesar Rp

750.000.000 dengan presentase 87%. Tetapi besarnya jumlah presentase realisasi

penyaluran pada sektor pertanian ini terjadi pada bulan januari dengan besar

presentase yaitu 116% dan jumlah dana sebesar Rp 400.500.000,-.

Tahun 2014

Penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian di BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk pada tahun 2014 masuk pada kategori efektif, hal ini

terlihat dari realisasi penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian ini

mencapai 96%. Pada tahun 2014 ini perkembangan penyaluran pembiayaan

pertanian ini berada pada posisi stabil setiap bulannya, terlihat dari besarnya

presentase realisasi penyaluran pembiayaan ini mencapai 96% dari bulan Januari

hingga Desember 2014.

Tahun 2015

Page 94: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

81

Pada tahun 2015 efektivitas penyaluran pembiayaan syariah pada sektor

pertanian mencapai 84%, ini artinya mengalami penurunan dari tahun-tahun

sebelumnya. Meskipun demikian, penyaluran pembiayaan syariah pada sektor

pertanian ini masuk pada kategori cukup efektif.

Page 95: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan bab-bab sebelumnya maka penulis menarik beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. prosedur pembiayaan pada sektor pertanian yaitu dengan cara pihak

BMT Beringharjo mendatangi langsung para petani, baik itu di sawah

maupun di rumah, dengan cara para petani menghubungi pihak BMT

Beringharjo jika menginginkan kebutuhan dana pembiayaan, sebab

sistem yang diterapkan oleh BMT Beringharjo adalah menjemput

bola. Dapat pula dilakukan dengan mendatangi langsung kantor BMT

Beringharjo. Kemudian perlu juga dilampirkan persyaratan yang

perlu dipenuhi oleh para petani, yaitu berupa KTP (Kartu Tanda

Penduduk), KK (Kartu Keluarga), Surat nikah, dan juga jaminan.

Akad yang digunakan pada penyaluran pembiayaan pertanian ini

adalah musyarakah, dengan nisbah tergantung besarnya dana

pembiayaan yang dipinjam oleh para petani. Pada pembiayaan

pertanian ini, sistemnya adalah jatuh tempo. Dimana pada petani di

Kota Nganjuk ini yang merupakan mayoritas petani bawang merah

yang menerima hasil panen itu selama 3 bulan atau 90 hari, kemudian

selama 3 bulan itu petani membayar bagi hasil kepada BMT dan

Page 96: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

83

setelah jatuh tempo 3 bulan petani wajib melunasi pembiayaan yang

diberikan oleh BMT.

2. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan untuk memberikan

pembiayaan kepada petani yang dilakukan oleh BMT Beringharjo

yaitu dengan analisis character, capacity, capital, condition dan

collateral.

3. Dalam hal menyelesaikan pembiayaan bermasalah pada produk

pembiyaan pertanian ini, BMT Beringharjo Cabang Nganjuk

melakukan cara dengan Rescheduling, Reconditioning, dan

Restructuring.

Namun, jika semua langkah diatas sudah dilakukan, tetapi tidak ada

i‟tikad baik dari nasabah dalam hal ini petani, maka pihak BMT

Beringharjo akan melakukan pelelangan terhadap jaminan yang

diberikan oleh para petani kepada pihak BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk.

4. Peluang tantangan pada penyaluran pembiayaan pertanian ini adalah

adanya sistem jemput bola yang dilakukan oleh BMT Beringharjo

Cabang Nganjuk dalam menyalurkan dana pembiayaan pada sektor

pertanian di daerah Nganjuk ini, sehingga petani lebih tertarik untuk

menggunakan produk pembiayaan dari BMT Beringharjo Cabang

Nganjuk ini. Sedangkan tantangan yang dihadapi oleh BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk yaitu adanya gagal panen yang

terkadang penyebab gagal panen yang dialami oleh petan yaitu bisa

Page 97: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

84

dari serangan hama ataupun harga anjlok. Sehingga pada kasus

seperti ini, petani sulit untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan

oleh BMT Beringharjo Cabang Nganjuk.

5. Berdasarkan data yang didapat mengenai perbandingan laporan

keuangan antara target dengan realisasi produk penyaluran

pembiayaan pada sektor pertanian yang dilakukan oleh BMT

Beringharjo Cabang Nganjuk, secara umum dari tahun 2013-2015

dinyatakan cukup efektif. Pada tahun 2013 besarnya efektivitas

mencapai 86% yang artinya cukup efektif, pada tahun 2014 mencapai

96% yang artinya efektif, dan pada tahun 2015 mencapai 84% yang

artinya cukup efektif.

B. Saran

Dari hasil studi dan observasi skripsi ini, penulis ingin mengemukakan

saran sebaga berikut:

1. BMT Beringharjo Cabang Nganjuk perlu menelisik lebih dalam lagi

pada bagian pembiayaan pada sektor pertaniannya, mengerahkan

seluruh cara dan tenaga agar kedepannya hasil penyaluran

pembiayaan syariah pada sektor pertanian ini dapat mencapai batas

efektif, bahkan lebih. Penyaluran pembiayaan syariah pada sektor

pertanian kepada petani ini mengacu pada target yang ditentukan oleh

BMT Beringharjo Cabang Nganjuk, dengan target tersebut maka

penyaluran pembiayaan syariah pada sektor pertanian ini dapat

Page 98: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

85

dilakukan dengan maksimal dan terarah. Semakin banyak dana yang

dikeluarkan, maka akan semakin tercapai targetnya, sehingga tahun-

tahun ke depan akan terus tercapai efektivitasnya.

2. Dalam penelitian ini masih dirasakan kekurangan, terutama dalam hal

pengaruhnya pembiayaan ini terhadap pendapatan ataupun kehidupan

petani, sehingga terjadinya pemberdayaan kepada petani. Maka

peneliti mengharapkan pada penelitian selanjutnya membahas

mengenai pengaruh pemberian pembiayaan pertanian pada

kesejateraan para petani.

Page 99: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

86

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, dan Haris, Budiyono. Pengantar Manajemen. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2004.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, cet. I.

Jakarta: Gema Insani, 2001.

Apriantono, Anton. Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian. Kementrian

Pertanian Republik Indonesia.

BPRS PPNM Al-Ma‟soem. Kebijakan Manajemen Bank Syariah.

Bandung: BPRS PNM Al-Ma‟soem, 2004.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2003.

Danupranata, Gita. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba

Empat, 2013.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

F.X, Sujadi. O & M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. Jakarta:

CV. Masagung,1990.

Hafinuddin, Didin dan Hendri, Tanjung. Manajemen Syariah dalam

Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003.

Hendri, Davi. Pedoman Pembiayaan Pertanian sesuai Syariah. Peneliti

Mitra pada BAPPEDA Prov. Sumatera Barat.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam dalam Analisis Fiqh dan Keuangan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.

Page 100: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

87

Lathif, AH. Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press.

2005.

Mardani. Fiqh Ekonomi syariah. Jakarta: Kencana, 2012.

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2001.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN, 2005.

Nadzir, Moch. Metode Penelitian. Bogor: Graha Indonesia, 2011.

Rochaety, Ety dan Ratih, Tresnati. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: Bumi

Aksara, 2003.

Sadili, Hasan. Ensiklopedia Bahasa Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-van

Hoeve, 1980.

Singarimbun, Masri dan Sofian, Effendi. Metode Penelitian Survey.

Jakarta: LP3S.

Sumarsono, Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Bapak Tri Djayanto Manajer Cabang Nganjuk.

Nganjuk, 17 Mei 2016.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Arifin selaku divisi Reset dan

Development. Jakarta, 25 Maret 2016

Page 101: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

88

Internet

Profil Kabupaten Nganjuk dari http://www.nganjukkab.go.id/ diakses pada

11 Mei 2016

www.ojk.go.id diakses pada 29 April 2016

Data Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Indonesia

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/970 diakses pada 03 April 2016

Sejarah BMT Beringharjo http://www.bmtberingharjo.com/pages-105-

sejarah.html diakses pada 26 maret 2016

Prestasi BMT Beringharjo http://www.bmtberingharjo.com/post-333-

BMT%20Beringharjo%20Berprestasi%20(lagi).html diakses pada 26 maret 2016

Jurnal

Thoha, Mahmud dan Yeni, Saptia. Efektivitas Model Pembiayaan Syariah

dalam Mengembangkan Sektor Pertanian. Jakarta: LIPI Press, 2010.

Clarita, Putu Yemina Clay, Darminto, dan Zahroh Z.A. Analisis Efektivitas

Pemberian Kredit dalam Rangka Mengoptimalkan Alokasi Dana Bank (Studi

pada PT. Bank Jatim Cabang Batu Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB) Vol. 15 No. 2 (Oktober 2014). Malang : Fakultas Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya Malang.

Dewi, Ely Cintana, Moch Dzulkirom, dan Zahroh ZA. Analisis Efektivitas

Kebijakan Kredit untuk Meningkatkan Profitabilitas (Studi pada PT. Bank

Perkreditan Rakyat Dau Kusumadjaja Malang). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB) Vol. 17 No. 2 (Desember 2014). Malang : Fakultas Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya Malang.

Page 102: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

89

Skripsi

Hakim, Zikril. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Qardhul Hasan Terhadap

Pendapatan Petani (Studi Pada Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Cluster

Cianjur)” Skripsi S1 Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Ubaedillah , Ibnu. “Efektivitas Pembiayaan Agribisnis Bank Syariah

dalam Pemberdayaan Petani (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Tbk. Pusat” Skripsi S1 Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Page 103: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

90

Page 104: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

91

Page 105: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

92

Page 106: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

93

Page 107: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

94

Page 108: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

95

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA

1. Bagaimana BMT Beringharjo melihat sektor pertanian saat ini?

2. Bagaimana BMT Beringharjo melihat sumber daya petani?

3. Bagaimana prosedur pembiayaan pertanian yang dilakukan oleh BMT

Beringharjo?

4. Akad apa yang digunakan dalam pembiayaan pertanian ini, lalu bagaimana

mekanismenya?

5. Bagaimana peluang dan tantangan pembiayaan pertanian pada BMT

Beringharjo?

6. Sejak kapan pembiayaan pertanian ini dijalankan oleh BMT Beringharjo

dan bagaimana perkembangannya?

7. Bagaimana strategi yang dilakukan BMT Beringharjo dalam pembiayaan

pertanian ini dan adakah strategi khusus?

8. Adakah pembiayaan bermasalah pada pembiayaan ini? Lalu bagaimana

BMT Beringharjo menangani masalah pembiayaan bermasalah ini?

Page 109: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

96

TRANSKIP WAWANCARA

Pertanyaan : bagaimana BMT Beringharjo melihat sektor pertanian saat ini?

Jawaban : memang nganjuk merupakan pusat penghasil bawang merah di

Jawa Timur, jadi bahwa di nganjuk itu luas lahannya sampe

seluas 9994 Ha, dan jumlah petaninya itu 4500 se-Nganjuk. Data

ini didapatkan di Dinas Pertanian Nganjuk, data 2015 akhir. Jadi

pertanian bawang merah itu fluktuatifnya sangat tinggi sekali, jadi

harga itu dari hari ke hari bisa naik bisa juga turun. Nah, ini siapa

yang diuntungkan? Yang jelas pedagang. Petani juga untung,

tetapi tidak sebesar pedagang. Saya ambil contoh misalnya, ketika

bawang dari petani Rp 4000,-, tetapi di masyarakat itu Rp

10.000,-. Makanya disitu, kita melihat ada peluang perputaran

dana besar sekali dan cepat sekali.

Pertanyaan : bagaimana prosedur pembiayaan pertanian di BMT Beringharjo

KC Nganjuk?

Jawaban : ini kita memakai akad musyarakah, kita lihat di sana biasanya

petani mempunyai beberapa lahan, dan lahan itu akan ditanami

dengan bawang merah, dan umur bawang merah itu 90 hari jadi

mulai 4cm sampai nanti 90 hari di panen. Ini kebanyakan petani

menjual ketika bawang merah tersebut masih di dalam tanah.

Maksudnya ketika 90 hari, petani tidak memanen, tetapi yang

memanen adalah pedagang yang beli. Jadi petani tahunya wes

panenen piro duite? Jadi yang memanen itu pedagang dan

kemudian di naikkan ke pasar. Kita prosedurnya, kita ke sana,

kita datangi petani ketika masa tanam dan ke sawah juga, karena

kita mengandalkan layanan jemput bola. Selama ini petani

pemenuhan dana itu lewat kantor yang dekat-dekat situ, makanya

kita lihat disitu kita datangi kesana karena mereka tidak akan

bergerak dari tempat kerjanya. Itu yang membuat mereka senang.

Maka dari pengumpulan data, bukti-bukti, dalam arti

persyaratannya itu KTP, KK, surat Nikah dan jaminan. Kita yang

bergerak ke sana dengan team analisa survei. Setelah kita survei,

data-data lengkap, kita rapatkan di sini dengan rapat komite

pembiayaan, hasilnya langsung kita sampaikan. Pencairannya

juga ada 2 versi, dalam arti ketika petani tidak dapat ke kantor, ya

kita kesana dengan team. Teamnya ada 2. Pencairannya di rumah

Page 110: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

97

petani, jika mau di kantor ya di kantor. Itu yang membuat nilai

plusnya BMT di mata petani. Ada sejarah ya, ketika kita masuk

ada petani yang biasa menggunakan jasa lembaga lain, kemudian

pindah ke kami. Karena itu “mas, mas tidak ribet gakne kantor

bolak bali, wong pencairan di kantor, bayar angsuran ngantri,

arek ngarep tabungan ngantri, di sampean wae lah, di telpon wae

moro. Istilae ATM (angkat telpon moro)”. Jadi ketika petani

membutuhkan pelayanan, kita yang ke sana. Misalnya punya

tabungan, mereka butuh dana, kita yang ke sana. Jadi pada

prinsipnya tidak mau petani ribet.

Pertanyaan : berapa nisbah bagi hasil?

Jawaban : nisbah bagi hasilnya itu variatif tergantung jumlah dana

pembiayaannya. Kalau di pertanian kita itu jatuh tempo, jadi

pembiayaan musiman. Jadi kita punya plafon 6 bulan, padahal

petani panennya 3 bulan, jadi kita kasih rentan waktu 2

bulan,meskipun dia selama 2 bulan melunasi ya tidak papa.

Selama kurun waktu misalnya pokoknya belum dilunasi, dia

memberikan bagi hasil. Bagi hasilnya itu diberikan tiap bulan.

Kami menjelaskan kepada petani bahwa ini modalnya sekian,

bagi hasil sekian, jangka waktunya 6 bulan, mau dititip perbulan

gak papa, langsung 6 bulan juga tidak papa.

Pertanyaan : bagaimana peluang dan tantangan di pembiayaan pertanian di

BMT Beringharjo KC Nganjuk?

Jawaban :peluangnya yaitu dengan jemput bola itu, petani lebih tertarik.

Tantangannya ketika panen itu gagal, kadang petani itu gagalnya

ada dua, serangan hama dan harga anjlok. Tetapi kita punya

produk yang mungkin ketika tidak dapat memenuhi jatuh tempo

ini bisa dengan rescheduling, reconditioning dan restructuring.

Jadi tetap memberi kelonggaran kepada petani.

Pertanyaan : bagaimana strategi untuk pembiayaan pertanian ini?

Jawaban : pertama, personal. Kedua, kemudahan pelayanan. Misal, ketika

6 bulan dikasih waktu yang sudah panen, ketika pembayaran

dilunasi sebelum tempo, kita beri diskon. Strategi khususnya

dengan pelayanan dan juga pelunasan. Kita juga lihat, di lembaga

lain ketika pelunasan itu lebih mahal. Makanya kita juga ketika

mau melangkah, ya jelas kita dapat memungkiri bahwa satu

Page 111: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

98

petani pastikan mempunyai kerjasama dengan lembaga keuangan

bermacam-macam. Meskipun ketika survei jawaban para petani

hanya BMT ini saja. Sekaligus juga misalnya bisa diterima

dimasyarakat, kita kasih pelayanan cepat. Pagi masuk, sore bisa

mencairkan pembiayaan dengan cara mitra yang menelpon.

Dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Pertanyaan : sejak kapan pembiayaan pertanian ini ada di BMT Beringharjo

KC Nganjuk?

Jawaban : kita masuk tahun 2013 untuk pembiayaan pertanian ini.

Pertanyaan : bagaimana perkembangan pembiayaan pertanian di BMT

Beringharjo hingga saat ini?

Jawaban : pembiayaan masih ada pemintaan saat ini, kita lihat juga

likuiditas. Jika permintaan banyak, dan dana tidak ada, kita

meminta likuiditas dana dari kantor pusat.

Pertanyaan : bagaimana penanganan pembiayaan bermasalah di BMT

Beringharjo ini?

Jawaban : dengan cara rescheduling, reconditioning dan restructuring,

selama itu sudah dijalankan ya selesai, tetapi jika tidak bisa ya kita

melakukan pelelangan jaminan. Dan ketika kita datang kesana

silaturahim dan mengingatkan dengan pendeketan persuasif. Jalan

terakhir ya dengan jalan lelang.

Pertanyaan : jika petani telat membayar angsuran pembiayaan, apakah ada

denda yang dibebani kepada petani.

Jawaban : tidak ada

Pertanyaan : berapa jumlah dana pembiayaan yang biasa di pinjam oleh

petani?

Jawaban : < Rp 30.000.000 yang biasa digunakan untuk pembelian bibit,

pembelian obat, terus untuk upahnya juga itu. Itu termasuk bagian

dari usaha, ya tugas kita membantu bagian usaha itu. Tidak pada

pengadaan bahan-bahan tadi.

Page 112: EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46567/1/Khoirunnisa (1112046100073).pdfmenekan gerak langkah rentenir, menegakkan

99

BIODATA PENULIS

Nama : Khoirunnisa

NIM : 1112046100073

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Prodi / Jurusan : Muamalat / Perbankan Syariah

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 08 Juli 1994

Telpon : 081219697322

Alamat : Jalan syafiul ikhwan no. 48 rt 007 rw 002

Jaticempaka Pondok

Gede Bekasi

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Angkatan : 2012

Email : [email protected]