EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SHORT …digilib.unila.ac.id/55661/2/SKRIPSI...

133
EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE CENTER (Studi Kasus di Provinsi Lampung) Skripsi Oleh NURUL ADIYATI HAPSARI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SHORT …digilib.unila.ac.id/55661/2/SKRIPSI...

  • EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SHORT

    MESSAGE SERVICE CENTER (Studi Kasus di Provinsi Lampung)

    Skripsi

    Oleh

    NURUL ADIYATI HAPSARI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

    http://www.kvisoft.com/pdf-merger/

  • ABSTRACT

    EFFECTIVENESS OF COMMUNITY COMPLAINTS THROUGH SHORT

    MESSAGE SERVICE CENTER (Case Study in Lampung Province)

    By:

    Nurul Adiyati Hapsari

    Since October 2016, the Government of Lampung Province has launched a Short

    Message Service (SMS) Center to receive complaints and complaints from the

    public. This study wanted to see whether the SMS Center was effective in

    accepting community complaints, ranging from receipt of public complaints,

    following up on public complaints, to the government's response to the complaint,

    namely whether the government provided a solution to the problem that the

    community complained about. The effectiveness of public complaints through the

    SMS Center can be known by using Duncan's effectiveness theory namely

    Achievement of Goals, Integration, and Adaptation. This study uses a descriptive

    type of research with a qualitative approach. In this study the subject to be

    examined is community service while the object is public complaints through the

    SMS Center. The results of the study show that based on the achievement

    indicators, that the SMS Center has fulfilled these indicators, namely the SMS

    Center aims to accommodate the aspirations of the community regarding

    complaints to government agencies in Lampung Province, through standards and

    procedures as well as transparent handling time. Based on the integration

    indicator, the SMS Center has also fulfilled this indicator, namely the

    socialization of the processes and stages of resolving complaints from the public,

    coordination and communication with agencies related to public complaints

    material, commitment with stakeholders to resolve community complaints. Based

    on adaptation indicators, the SMS Center still does not meet the requirements of

    this indicator. The limited management or human resources, and the lack of

    complaints facilities in government agencies in Lampung Province, so that

    complaints management is less effective. This is an inhibiting factor from the

    application of the SMS Center.

    Keywords: Effectiveness, Complaints, Society, SMS Center

  • ABSTRAK

    EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI

    SHORT MESSAGE SERVICE CENTER

    (Studi Kasus di Provinsi Lampung)

    Oleh:

    Nurul Adiyati Hapsari

    Sejak Oktober 2016, Pemerintah Provinsi Lampung meluncurkan layanan Short

    Message Service (SMS) Center untuk menerima keluhan dan pengaduan

    masyarakat. Penelitian ini ingin melihat apakah SMS Center efektif dalam

    menerima pengaduan masyarakat, mulai dari diterimanya pengaduan masyarakat,

    menindaklanjuti pengaduan masyarakat, hingga respon pemerintah atas

    pengaduan tersebut, yaitu apakah pemerintah memberikan jalan keluar untuk

    memecahkan masalah yang diadukan masyarakat. Efektivitas pengaduan

    masyarakat melalui SMS Center dapat diketahui dengan menggunakan teori

    efektivitas dari Duncan yaitu Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi.

    Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

    kualitatif. Pada penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah pelayanan

    masyarakat sedangkan objeknya adalah pengaduan masyarakat melalui SMS

    Center. Hasil Penelitian menunjukan bahwa berdasarkan indikator pencapaian

    tujuan, bahwa SMS Center telah memenuhi indikator ini yaitu SMS Center

    bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pengaduan pada instansi-

    instansi pemerintah Provinsi Lampung, dengan melalui standar dan prosedur serta

    kejelasan waktu penanganan yang transparan. Berdasarkan indikator integrasi,

    SMS Center juga telah memenuhi indikator ini, yaitu adanya sosialisasi proses

    dan tahapan penyelesaian pengaduan dari masyarakat, koordinasi dan komunikasi

    dengan instansi terkait materi pengaduan masyarakat, komitmen bersama

    stakeholders untuk menyelesaikan pengaduan masyarakat. Berdasarkan indikator

    adaptasi, SMS Center masih belum memenuhi syarat dari indikator ini. Masih

    terbatasnya tenaga atau sumber daya manusia yang mengelola, serta masih

    minimnya fasilitas pengaduan pada instansi pemerintah di Provinsi Lampung,

    sehingga pengelolaan pengaduan kurang efektif. Hal ini merupakan faktor

    penghambat dari penerapan SMS Center.

    Kata Kunci : Efektifitas, Pengaduan, Masyarakat, SMS Center

  • EFEKTIVITAS PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SHORT

    MESSAGE SERVICE CENTER (Studi Kasus di Provinsi Lampung)

    Oleh

    NURUL ADIYATI HAPSARI

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat mencapai gelar

    SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

    Pada

    Jurusan Ilmu Pemerintahan

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Nurul Adiyati Hapsari, dilahirkan di

    Tanjung Karang pada 20 Agustus 1996. Penulis

    merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari

    Bapak Ir.H. Hartawan Mei Suhara dan Ibu Ir.Hj.

    Aprinawari. Jenjang Pendidikan penulis dimulai dari

    tahun 2001-2002 di TK AL-KAUTSAR Bandar

    Lampung, dilanjutkan di SD SWASTA AL-KAUTSAR Bandar Lampung tahun

    2002-2008. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN

    9 Bandar Lampung tahun 2008-2011 dan melanjutkan ke jenjang Sekolah

    Menengah Atas di SMA YP UNILA Bandar Lampung tahun 2011-2014.

    Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri

    Universitas Lampung melalui jalur MANDIRI. Penulis terdaftar sebagai

    mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    tahun 2014. Penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

    Badran Sari Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.

  • MOTTO

    “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

    (QS. Al Insyirah:5)

    “Jangan membandingkan dirimu dengan siapa pun di dunia ini. Kalau kau

    melakukannya, sama saja dengan menghina dirimu sendiri”

    (Bill Gates)

    “Hidupmu mengikuti pemikiranmu. Jika kamu berfikir tidak, maka tidaklah yang

    akan kamu dapat. Jika kamu berfikir ya, maka iyalah yang akan kamu dapat”

    (Nurul Adiyati Hapsari)

  • PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmanirrahim

    Segala Puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah mencurahkah segala

    nikmat dan karunia-Nya dalam setiap langkah Penulis agar mampu menyelesaikan

    skripsi ini.

    Dengan rasa cinta dan hormat, skripsi ini dipersembahkan kepada:

    Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kakakku dan adikku yang ku sayangi.

    Terimakasih atas doa dan restu serta semangat yang telah kalian berikan.

    Saudara-saudara seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan

    Almamater Tercinta Universitas Lampung

  • SANWACANA

    Segala puji hanyalah milik Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,

    sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas

    Pengaduan Masyarakat Melalui Short Message Service Center (Studi Kasus di

    Provinsi Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu

    Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

    Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terimakasih dengan segala hormat dan

    kerendahan hati kepada:

    1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Lampung.

    2. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP selaku Ketua Jurusan Ilmu

    Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

    serta dosen pembimbing pertama. Terimakasih atas segala kritik dan saran

    terhadap skripsi ini sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

    Terimakasih atas segala ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

    Terimakasih atas ilmu dan kesabarannya dalam membimbing Penulis.

    Terimakasih telah banyak membantu dan bersedia membimbing serta

    mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga keikhlasan

    dan ketulusan Bapak dalam mendidik mendapatkan keberkahan dari Allah

    SWT. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak.

  • 3. Bapak Darmawan Purba, S.IP, M.IP selaku pembimbing kedua. Terimakasih

    atas ilmu dan kesabarannya dalam membimbing Penulis. Terimakasih telah

    banyak membantu dan bersedia membimbing serta mengarahkan Penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga keikhlasan dan ketulusan Bapak

    dalam mendidik mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

    4. Bapak Budi Harjo S.Sos. M.IP selaku pembahas dosen. Terimakasih atas

    kesabaran untuk meluangkan waktu dalam menghadapi Penulis, atas segala

    saran yang sangat bermanfaat serta motivasi, sehingga Penulis mampu

    menyelesaikan skripsi ini. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan

    semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk Bapak.

    5. Bapak M. Syihabudin, S.IP. M.IP selaku dosen pembimbing akademik.

    Terimakasih atas semua bimbingan, saran, masukan serta kebaikannya yang

    telah Bapak berikan sejak Penulis menjadi mahasiswa baru hingga selesainya

    skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada Bapak.

    6. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta Ayahanda Ir. H. Hartawan Mei

    Suhara dan Ibunda Ir. Hj. Aprinawati yang tak pernah letih bersabar, berdoa

    serta mengupayakan yang terbaik bagi bekal kesuksesan masa depan anak-

    anaknya. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, kesehatan

    dan kasih sayang-Nya serta balasan atas segala jasa dan kebaikan ayahanda

    dan ibunda.

    7. Kakak dan adik kandungku, Muthia Khairunnisa Hapsari, S.I.A. dan

    Rahmania Shalshabila Hapsari. Terimakasih untuk segala doa dan dukungan

    serta cinta dan kasih sayang yang diberikan. Semoga Allah SWT selalu

  • memberikan perlindungan, kekuatan dan kemudahan dalam segala urusan

    sehingga kita mampu menjadi anak yang membanggakan ayah dan ibu selalu.

    8. Keluarga ADJS Family yang ada di Bandar Lampung wak Yung, wak Indra,

    kakak Nadia, tante Feni, om Satria, abang Ferry yang selalu mendukung dan

    tidak pernah letih menyemangati Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    Dan teruntuk keluarga besar ADJS Family yang lain wak Cocon, wak Rini,

    Khansa, Hafidh, Runi, tante Nung, om Candra, Sekar, dedek Saras, tante Titi,

    om Gogol dan Bozzo yang saya sayangi terima kasih sudah selalu

    menyemangati dan memberi arahan untuk Penulis.

    9. Sahabat-sahabatku Agustina Merdeka, Bella Ayu Belly, mamah Yossi

    Chandra, Kartika Rosellini, dan Nadilla Avrie Sella. Terimakasih selalu

    memberikan motivasi agar Penulis segera menyelesaikan perkuliahan.

    Sahabat yang selalu membuat tertawa dan menjadikan Penulis apa adanya

    ketika bersama mereka. Semoga kelak kita menjadi orang yang sukses dan

    persahabatan kita tetap utuh.

    10. Sahabat, teman, bung, serta musuh terbesarku Rahmat Fadhil Yaqdhan.

    Terimakasih sudah mau direpotkan mulai dari awal perkuliahan lalu

    pengajuan judul hingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

    Terimakasih telah menjadi sosok yang paling setia sejak awal perkuliahan,

    pendukung terhebat, tempat canda dan tawa selama empat tahun ini. Semoga

    kebaikanmu selalu diberkahi Allah SWT dan dapat mencapai kesuksesan

    untuk kedepannya nanti. Terima kasih telah dengan tulus menemani hingga

    sekarang tanpa pamrih dan tanpa lelah terhadap Penulis.

  • 11. Gadis-gadisku Devi Indriani, Bella Puspita Dwi Ranti dan Renata Septiani

    Putri. Serta tak lupa kepada teman hura-huraKu Abu Yusri, Safta Adrian,

    Billy Hasnan, Divin SK, Aldi Dirga, Riddo Ferdian, Ari Gunawan, Taqwa

    Syach Alam, Ferdian, Sandi Rosadi, Doni Irawan, M. Dhian Bagus Aprian.

    Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dalam perjalanan kuliah Penulis,

    tempat berbagi tawa dan canda selama empat tahun ini. Terimakasih untuk

    keceriaan yang kita buat setiap harinya, tempat bercerita dan tempat berbagi

    terbaik. Terimakasih untuk kebaikannya. Semoga Allah SWT selalu

    melindungi dimanapun kalian berada dan selalu diberikan kemudahan dalam

    segala urusan.

    12. Teman hidup Penulis selama 40 hari KKN, Achmad Gibran, Reni Novriyanti,

    Tri Harjanti, Jaffar Sidik, Atika Ulima Zhafira, dan Muhammad Hafizh.

    Terimakasih sudah menjadi keluarga bagi Penulis. Semoga silaturahmi selalu

    terjalin.

    13. Tak lupa kepada teman-temanku yang sudah menjadi sarjana terlebih dahulu

    Mike Nurjannah, S.IP. dan Ashfira Novthya S.IP. Terimakasih sudah

    menemani dari awal perkuliahan sampai sekarang masih terus membantu dan

    menyemangati Penulis. Serta saudara-saudara Ilmu Pemerintahan Unila 2014

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih untuk segala

    kenangan, kebersamaan dan bantuan selama ini. Sukses untuk kita semua.

    14. Teman seperjuangan yang baru terasa kedekatannya dua tahun belakangan,

    Aziza, Iranda, Dhean, Dhian, Shinta, Nosi, Wiryawan, Dita, Gita, dan Nurul

    Fatia. Terimakasih sudah menemani dan mendampingi penulis selama dua

  • tahun terakhir sehingga Penulis bisa menyusul kalian semua menjadi sarjana

    Ilmu Pemerintahan.

    15. Gambuy-gambuyKu Nafisa Fitria Sari, Virgi Kurnia Agesta, S.Pd, Lara

    Andini, S.E, Ade Lestari dan Rosi Destiana Putri, S.H. Terimakasih sudah

    terus menemani dan menyemangati sejak semasa SMA hingga sekarang

    Penulis bisa menyelesaikan perkuliahan. Terimakasih sudah selalu

    memberikan canda, tawa dan berbagai kebahagiaan dalam hidup Penulis.

    Tak lupa kepada Mutia Kansa Riani Putri, S.TP. dan Aisha Hanidar, S.E.

    Terimakasih ya sayangku yang selalu memberi positive vibes dalam hidup

    Penulis, semoga kalian selalu diberi kebahagiaan dalam hidup.

    16. Teman gabutku teruntuk Aulia Rahman, Dezli Kurniawan, Rendi Julianto dan

    Rivaldi, Aga, Ari Hardiansyah, Sultan Joe, Rahmadi Hzrn, Sayyid Pratama,

    dan Mayang Tara. Terimakasih sudah menemani Penulis ketika Penulis lelah

    dalam menjalani aktivitas perkuliahan selama empat tahun ini. Semoga

    sukses dan bahagia selalu untuk kalian semua.

    Bandar Lampung, 29 Januari 2019

    Nurul Adiyati Hapsari

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………....

    I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

    D.Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 11

    II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 12

    A. Tinjauan Tentang Efektivitas........................................................................ 12

    1. Pengertian Efektivitas .................................................................................... 12

    2. Pengukuran Efektivitas .................................................................................. 14

    B. Tinjauan Tentang Pengaduan Masyarakat .................................................... 18

    C. Pelayanan Publik .......................................................................................... 22

    D. Kerangka Pikir .............................................................................................. 26

    III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 30

    A. Tipe Penelitian .............................................................................................. 30

    B. Fokus Penelitian ............................................................................................ 31

    C. Jenis Data ...................................................................................................... 32

    D.Informan ........................................................................................................ 33

    E.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 34

    F. Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 35

    G.Teknik Validasi Data ..................................................................................... 36

    H. Teknik Analisis Data .................................................................................... 36

  • IV. GAMBARAN UMUM .................................................................................. 38

    A. Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung .............................................. 38

    B.Dinas Kesehatan Provinsi Lampung .............................................................. 44

    C. Dinas PU BINA Marga Provinsi Lampung .................................................. 48

    D. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Lampung ........................ 54

    V.HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 57

    A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 57

    1. Pencapaian Tujuan ........................................................................................ 58

    2. Integrasi ......................................................................................................... 75

    3. Adaptasi ......................................................................................................... 84

    B.Faktor Penghambat Pengaduan Masyarakat Melalui SMS Center ................ 88

    C.Pembahasan ................................................................................................... 90

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 113

    A.Kesimpulan ................................................................................................... 113

    B. Saran ............................................................................................................ 114

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Good governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah

    didefinisikan oleh berbagai lembaga yang diakui oleh dunia. Salah satu lembaga

    tersebut yaitu United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumen

    kebijakannya yang berjudul Governance For Sustainable Human Development

    (1997) yang mendefinisikan good governance sebagai hubungan yang sinergis

    dan konstruktif dikantara negara, sektor swasta, dan society (Dwiyanto, 2005 :

    82).

    Istilah good governance berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku Pemerintah

    yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik

    untuk diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari. Dalam pengertian ini perwujudan

    good governance adalah Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan publik

    karena Pemerintah adalah lembaga yang diberikan kewenangan mutlak untuk

    memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mengacu pada prisip good

    governance maka Pemerintah harus menyelenggarakan pelayanan publik secara

    efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab. Penerapan prinsip-

    prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan pelayanan publik

    untuk meningkatkan kinerja aparatur negara. Hal ini disebabkan karena

  • 2

    pemerintah merancang prinsip-prinsip good governance untuk meningkatkan

    potensi perubahan dalam birokrasi agar mewujudkan pelayanan publik yang lebih

    baik.

    Pada kenyataannya muncul ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama

    ini dipercaya sebagai penyelengggara urusan publik. Pendekatan penyelenggaraan

    urusan publik yang bersifat sentralis, non partisifatif serta tidak akomodatif

    terhadap kepentingan publiktelah menumbuhkan kekecewaan masyarakat kepada

    Pemerintah. Masyarakat masih menganggap pelayanan publik yang dilaksanakan

    oleh birokrasi cenderung lamban, tidak profesional dan biayanya mahal.

    Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan sarat dengan

    permasalahan, prosedur pelayanan yang bertele-tele, ketidakpastian waktu dan

    harga yang menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh

    masyarakat. Gambaran buruknya birokrasi antara lain organisasi birokrasi gemuk

    dan kewenangan antar lembaga yang tumpang tindih; sistem, metode, dan

    prosedur kerja belum tertib; pegawai negeri sipil belum profesional, belum netral

    dan sejahtera; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme masih mengakar; koordinasi,

    integrasi, dan sinkronisasi program belum terarah; serta disiplin dan etos kerja

    aparatur negara masih rendah.

    Ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan publik di Lampung tercermin dari

    hasil laporan yang diterima Ombudsmen Lampung. Sepanjang tahun 2017,

    Ombudsman Lampung telah menerima 214 laporan terkait dugaan mala-

    administrasi oleh penyelenggara pelayanan publik. Laporan terbanyak yang

    masuk terkait pembuatan atau pencetakan KTP elektronik. Ada 63 laporan berupa

  • 3

    penundaan berlarut dalam pembuatan atau pencetakan KTP elektronik

    (http://www.ombudsman.go.id/perwakilan/news/r/pwk--rapor-merah-layanan-

    publik).

    Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas

    penyelenggaraan pelayanan publik yang berkesinambungan demi mewujudkan

    pelayanan publik yang prima sebab pelayanan publik merupakan fungsi utama

    pemerintah yang wajib diberikan sebaik-baiknya oleh pejabat publik. Salah satu

    upaya pemerintah adalah dengan melakukan penerapan prinsip-prinsip Good

    Governance, yang diharapkan dapat memenuhi pelayanan yang prima terhadap

    masyarakat. Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas merupakan salah

    satu ciri Good Governance. Untuk itu, aparatur Negara diharapkan melaksanakan

    tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efesien. Diharapkan dengan

    penerapan Good Governance dapat mengembalikan dan membangun kembali

    kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

    Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk

    memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang

    merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan

    penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring

    dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang

    peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan

    kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab

    negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma

    http://www.ombudsman.go.id/perwakilan/news/r/pwk--rapor-merah-layanan

  • 4

    hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan

    kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas

    umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan

    bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam

    penyelenggaraan pelayanan publik.

    Seiring dengan perkembangan kepemerintahan yang baik (good governance),

    Pemerintah Provinsi Lampung dalam tata kelola pemerintahannya telah bergeser

    dari government ke arah governance yang menekankan pada kolaborasi dalam

    kesetaraan dan keseimbangan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat

    madani. Pelayanan publik menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tugas dan

    pengukuran kinerja pemerintah.

    Sebagai pembaharuan pelayanan publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang

    Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pemerintah senantiasa

    berupaya memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Dengan

    mendasarkan pada praktik good governance, Pemerintah Provinsi Lampung

    berupaya memperbaiki kinerja pelayanan publik dengan melibatkan stakeholders,

    yaitu pemerintah , warga, dan sektor usaha dengan melakukan interaksi yang

    sangat intensif.

    Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, pemerintah telah melakukan

    berbagai upaya perbaikan pelayanan publik secara berkesinambungan demi

    terwujudnya pelayanan publik yang baik. Salah satu upaya perbaikan kualitas

    pelayanan publik adalah dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada

    masyarakat untuk dapat menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang diberikan

  • 5

    oleh penyelenggara. Dengan adanya keleluasaan akses ini masyarakat diharapkan

    dapat berpartisipasi lebih aktif dalam mendorong terwujudnya pelayanan publik

    yang baik.

    Pengelolaan pengaduan masyarakat merupakan upaya peningkatan kualitas

    pelayanan publik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fajarwati yang berjudul

    “Efektivitas Pembentukan Unit Pengaduan Pelayanan Publik (Studi Deskriptif

    Pada Rumah Sakit Anuta Pura Palu)” yang menyatakan bahwa pengelolaan

    pengaduan pelayanan publik merupakan salah satu upaya pemerintah dalam

    meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik, terbukti bahwa telah

    disahkannya Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan

    Pengaduan Pelayanan Publik.

    Salah satu upaya pemerintah Provinsi Lampung adalah menerima keluhan atau

    pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui Short Message Service (SMS).

    Layanan pesan singkat atau biasa disebut Short Message Service (SMS)

    merupakan sebuah layanan yang dilaksanakan dengan sebuah telepon genggam

    untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek. Pada mulanya SMS

    dirancang sebagai bagian daripada Global System For Mobile Communication

    (GSM), tetapi sekarang sudah didapatkan pada jaringan bergerak lainnya

    termasuk jaringan Universal Mobyle Telecomunication System (UMTS).

    Sejak Oktober 2016, Pemerintah Provinsi Lampung meluncurkan layanan Short

    Message Service (SMS) Center untuk menerima keluhan dan pengaduan

    masyarakat. Pengaduan masyarakat adalah informasi/pemberitahuan yang

    disampaikan oleh masyarakat, baik perseorangan dan/atau keluarga yang berasal

  • 6

    dari pegawai di lingkungan pemerintahan, dan/atau masyarakat umum yang berisi

    keluhan dan/atau ketidakpuasan terkait dengan perilaku dan/atau pelaksanaan

    tugas dan fungsi pemerintahan, yang dilakukan pegawai pemerintahan, dan/atau

    informasi tentang dugaan pelanggaran kode etik atau disiplin pegawai yang

    dilakukan oleh pegawai pemerintahan.

    SMS center menurut Bayana sebagai Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi

    Lampung adalah layanan ini untuk menerima, menjawab, menanggapi, sekaligus

    memberikan solusi berbagai keluhan dan persoalan masyarakat. Harapannya

    dengan SMS center tugas pemerintah melayani masyarakat bisa maksimal. Hal ini

    sebagaimana diungkapkan Bayana dalam sebuah media yang mengajak seluruh

    masyarakat Lampung untuk memanfaatkan ruang komunikasi dan media melalui

    SMS center untuk ikut mengawal pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan

    agar tercapai Lampung Maju dan Sejahtera

    (http://duajurai.co/2016/11/30/gubernur-ridho-ficardo-buka-layanan-pengaduan-

    warga-lampung-bisa-sms-ke-08117957300/).”

    Layanan pengaduan masyarakat melalui SMS center dikelola oleh Biro Humas

    dan Protokol Provinsi Lampung. Penggunaan SMS dalam pengaduan masyarakat

    dipandang sangat tepat mengingat perkembangan teknologi komunikasi dan

    informasi yang semakin pesat sehingga memungkinkan masyarakat secara cepat

    dan mudah dapat menyampaikan berbagai pengaduan dan keluhannya terkait

    infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pengaduan melalui SMS

    membuat pemerintah dengan bijak dapat mengakomodir keluhan dan harapan

  • 7

    masyarakat, dan selayaknya dengan cepat dapat mengatasi apa yang menjadi

    keluhan masyarakat tersebut.

    Sebelum adanya pengaduan masyarakat melalui SMS, masyarakat sudah

    menyampaikan keluhannya melalui media fax, koran, email dan lain sebagainya.

    Namun penyampaian keluahan masyarakat melalui media tersebut dipandang

    tidak efektif dan efisien. Bagi masyarakat, secara prosedural masih menyulitkan

    karena masyarakat menyisihkan waktu khusus untuk mendatangi redaksi surat

    kabar dan juga mengeluarkan biaya agar keluhannya dapat dimuat di media.

    Sedangkan di sisi lain, pemerintah butuh waktu lebih lama untukmembuka dan

    membaca keluhan atau pengaduan masyarakat tersebut. Pemerintah juga tidak

    dapat membaca pengaduan secara cepat karena perangkat komputer memiliki

    rangka cukup besar tidak dapat dibawa menembus ruang dan waktu.

    Hal ini tentu saja berbeda jika pengaduan masyarakat melalui SMS. Masyarakat

    dapat setiap saat mengirim pesan tanpa biaya mahal, dan pemerintah pun melalui

    Biro Humas dan Protokol dapat cepat membaca dan menangkap pengaduan yang

    disampaikan masyarakat.

  • 8

    Berikut adalah data pengaduan masyarakat melalui Short Message Service (SMS)

    Center pada kurun waktu 2017sebagaimana tabel 1 :

    Tabel 1. Jumlah Pengaduan Masyarakat Provinsi Lampung Melalui SMS Center

    Tahun 2017

    Tahun Bulan Jumlah SMS masuk

    2017 Juli 78 SMS

    Agustus 93 SMS

    September 57 SMS

    Oktober 12 SMS

    November 55 SMS

    Desember 24 SMS

    Sumber :Pra Survey, 2018

    Tabel 1 memperlihatkan bahwa sejak diluncurkannya pengaduan masyarakat

    melalui SMS, ternyata jumlah masyarakat yang melakukan pengaduan mengalami

    turun naik, artinya di bulan Juli ke Agustus 2017 tercatat ada kenaikan SMS, yaitu

    dari 78 ke 93 SMS. tetapi di bulan September turun menjadi 57 SMS. Kemudian

    bulan Oktober turun menjadi 12 SMS untuk kemudian naik kembali menjadi 55

    SMS di bulan November walaupun di Desember turun menjadi 24 SMS.

    Dari sudut materi yang disampaikan masyarakat ternyata sejalan dengan laporan

    yang diterima ombudsmen yaitu terbanyak terkait administrasi kependudukan

    dengan langkanya ketersediaan blangko Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik

    yang mengalami kekosongan, ditambah dengan ketidakpastian informasi dari

    penyelenggara layanan tentang kapan KTP elektronik jadi dan belum proaktifnya

    penyelenggara dalam memberikan pelayanan.

  • 9

    Secara prosedural setelah masyarakat menyampaikan pengaduan atau keluhannya

    melalui SMS, Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung mengumpulkan semua

    SMS yang masuk untuk dilaporkan secara langsung kepada Gubernur.

    Selanjutnya SMS pengaduan masyarakat tersebut akan di distribusikan kepada

    SKPD yang bersangkutan untuk ditindak lanjuti. Program Biro Humas dan

    Protokol Provinsi Lampung bekerja sama dengan berbagai Satuan Kerja atau

    Instansi yang bersangkutan dengan pengaduan masyarakat. Beberapa instansinya

    adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Lampung, Dinas

    Kesehatan Provinsi Lampung, dan Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung.

    Setelah sampai di satuan kerja yang terkait dengan pengaduan masyarakat

    tersebut, masing-masing satuan kerja tersebut kembali membaca dan merespon

    jawaban melalui media cetak/elektronik, dalam hal ini Pemerintah Provinsi

    Lampung bekerja sama dengan Harian Radar Lampung.

    Namun dalam pelaksanaannya tidak seluruh pengaduan dapat direspon secara

    cepat dan langsung, tergantung isu atau masalah yang diadukan. Misalnya ada

    SMS terkait jalan berlubang dan mengakibatkan kecelakaan, maka pihak Biro dan

    Humas akan menyampaikan kepada satuan kerja (PU) kemudian satuan kerja akan

    mengecek dahulu lokasi jalan rusak masuk jalan kabupaten, provinsi, atau

    nasional kemudian baru ditindak lanjuti dan solusinya akan disosialisasikan

    melalu media cetak maupun media elektronik.

    Dalam perspektif Good Governance, banyaknya pengaduan masyarakat terhadap

    pelayanan publik di satu sisi jelas menunjukan bahwa partisipasi masyarakat

    dalam mengawasi pelayanan publik cukup tinggi dan hal ini patut diapresiasi.

  • 10

    Namun di sisi lain, hal itu juga menunjukan masih banyaknya praktik

    maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Provinsi Lampung,

    maka diperlukan juga komitmen dari penyelenggara layanan untuk mewujudkan

    pelayanan publik berkualitas.

    Keluhan masyarakat yang disampaikan melalui SMS tersebut telah diterima,

    dibaca dan diteruskan oleh Biro Protokol dan Humas Provinsi Lampung kepada

    Satuan kerja yang terkait dengan materi pengaduan. Perlu diteliti lebih jauh

    bagaimana tanggapan dan langkah Pemerintah Provinsi Lampung melalui Biro

    Humas dan Protokol dalam menjawab pengaduan masyarakat melalui SMS

    center, dan lebih jauh bagaimana penanganan atau jalan keluar terhadap keluhan

    dan pengaduan masyarakat. Penelitian ini ingin melihat efektivitas pengaduan

    masyarakat melalui SMS, apakah SMS center efektif dalam menerima pengaduan

    masyarakat, mulai dari diterimanya pengaduan masyarakat, menindaklanjuti

    pengaduan masyarakat, hingga respon pemerintah atas pengaduan tersebut, yaitu

    apakah pemerintah memberikan jalan keluar untuk memecahkan masalah yang

    diadukan masyarakat.Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

    lebih lanjut mengenai efektivitas pengaduan masyarakat melalui SMS Center

    serta melihat kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem SMS Center di Provinsi

    Lampung.

  • 11

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang

    diteliti mengenai penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana Efektivitas Pengaduan Masyarakat Melalui Short Message

    Service (SMS) Center di Provinsi Lampung?

    2. Faktor penghambat apakah dalam pelaksanaan SMS Center di Provinsi

    Lampung.

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

    1. Efektivitas Pengaduan Masyarakat Melalui Short Message Service (SMS)

    Center di Provinsi Lampung.

    2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan SMS Center di Provinsi Lampung.

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

    1. Secara teoritis, hasil dari penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu

    manajemen pemerintahan dan pelayanan publik.

    2. Secara praktis, membantu memberikan kontribusi pemikiran dalam mengkaji,

    memahami serta mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan ruang

    komunikasi dan media yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung,

    serta memberikan informasi dan gambaran kepada Pemerintah Provinsi

    Lampung tentang Short Message Service (SMS) Center.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Efektivitas

    1. Pengertian Efektivitas

    Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya

    keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu

    terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

    sesungguhnya dicapai. Pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno

    Handayaningrat S. (1994:16) menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran

    dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Efektivitas

    menurut pengertian di atas mengandung arti bahwa indikator efektivitas dalam arti

    tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan

    sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang

    telah direncanakan.

    Efektivitas sebagai hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar

    kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif

    organisasi, atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92). Berdasarkan pendapat tersebut,

    bahwa efektivitas mempunyai hubungan timbal balik antara output dengan tujuan.

    Semakin besar kontribusi output, maka semakin efektif suatu kegiatan. Efektivitas

    adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu

  • 13

    pada hasil guna daripada suatu organisasi, atau kegiatan yang menyatakan

    sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran

    berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-

    targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah

    semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

    Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), efektivitas adalah pemanfaatan

    sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

    ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan

    yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

    tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati

    sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat tersebut,

    Abdurahmat dalam Othenk (2008: 7), efektivitas adalah pemanfaatan sumber

    daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

    sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat

    disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas

    pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota

    serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan

    menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang

    dicapai.

    Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010: 13), efektivitas

    dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek

    antara lain:

  • 14

    a. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika

    melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran

    akan efektiv jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan

    peserta didik belajar dengan baik.

    b. Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program

    disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana

    dapat dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif.

    c. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat

    dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga

    berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik

    yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta

    didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan

    telah berlaku secara efektif.

    d. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari

    sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.

    Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.

    2. Pengukuran Efektivitas

    Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena

    efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa

    yang menilai serta menginterpretasikannya. Tingkat efektivitas dapat diukur

    dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata

    yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang

    dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran

  • 15

    yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau ukuran

    mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh

    Siagian (1978:77), yaitu:

    a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supayakaryawan

    dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi

    dapat tercapai.

    b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

    “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai

    sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam

    pencapaian tujuan organisasi.

    c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

    tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telahditetapkan artinya

    kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

    pelaksanaan kegiatan operasional.

    d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa

    yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

    e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

    dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

    tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

    f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

    organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan

    prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

    g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program

    apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut

  • 16

    tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi

    semakin didekatkan pada tujuannya.Sistem pengawasan dan pengendalian

    yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka

    efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan

    pengendalian.

    Untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat

    digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987:55), yakni:

    a. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari

    input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasiuntuk

    memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan

    kebutuhan organisasi.

    b. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana

    efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau

    mekanisme organisasi.

    c. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,

    mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai

    dengan rencana.

    Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria

    pengukuran efektivitas, yaitu:

    a. Produktivitas

    b. Kemampuan adaptasi kerja

    c. Kepuasan kerja

    d. Kemampuan berlaba

  • 17

    e. Pencarian sumber daya

    Sedangkan Duncan yang dikutip Steers (1985:53) menyatakan bahwa ukuran

    efektivitas adalah :

    a. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

    dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir

    semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan

    pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

    Pencapaian tujuan terdiri dari beberapafaktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran

    yang merupakan target kongktit.

    b. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

    untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi

    dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses

    sosialisasi.

    c. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan

    pengisian tenaga kerja.

    Definisi-definisi pengukur tingkat efektivitas yang telah dikemukakan, perlu

    peneliti tegaskan bahwa dalam rencana penelitian ini digunakan teori pengukuran

    efektivitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Duncan (dalam Steers 1985;53),

    yaitu: 1. Pencapaian Tujuan 2. Integrasi dan 3. Adaptasi.Pemakaian teori Duncan

    ini dipandang tepat karena ketiganya merupakan kesimpulan dari semua

    pengukuran efektivitas yang telah diungkapkan oleh berbagai ahli, sehingga lebih

  • 18

    sederhana untuk mengukur tingkat efektivitas pengaduan masyarakat melalui

    SMS center.

    B. Tinjauan Tentang Pengaduan Masyarakat

    Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan

    Pelayanan Publik juga mengatur mengenai Sistem Pengelolaan Pengaduan

    Pelayanan Publik Nasional (SP4N) yang merupakan bagian dari sistem informasi

    pelayanan publik secara nasional yang dapat merealisasikan kebijakan “no wrong

    door policy” dalam menjamin hak masyarakat untuk menyampaikan pengaduan

    atas kinerja pelayanan publik. Terbentuknya SP4N diharapkan dapat menjawab

    tantangan koordinasi dan sinkronisasi pengelolaan pengaduan di berbagai institusi

    di Indonesia, yang tidak hanya menyediakan sarana pengaduan, tetapi termasuk

    pengelolaan pengaduan serta tindakan korektif atas penanganan dan penyelesaian

    pengaduan.

    Pada Perpres No. 76 Tahun 2013 ini juga telah di definisikan bahwa pengelolaan

    pengaduan adalah kegiatan penanganan pengaduan sesuai dengan mekanisme dan

    tata cara pengelolaan pengaduan. Menurut LAN (2008) dalam buku Pengelolaan

    Pengaduan dan Pelayanan Publik, pengelolaan pengaduan adalah subsistem dari

    sistem manajemen pelayanan publik yang prima yang bercirikan dan mengandung

    nilai- nilai yang selama ini melekat pada good governance (pengelolaan yang

    baik/ pengelolaan yang amanah). Sedangkan tujuan umum pengelolaan

    pengaduan/penanganan pengaduan (PP) menurut Bappenas (2010) adalah

    menyediakan sistem, prosedur, dan mekanisme yang memungkinkan segala

  • 19

    keluhan ataupun protes dari semua pihak dapat terkelola dengan baik sehingga

    tidak menimbulkan gejolak dan mengganggu kelancaran jalannya kegiatan suatu

    institusi pemerintah. Jadi dapat dikatakan pengelolaan pengaduan merupakan

    kegiatan penanganan pengaduan yang mengandung nilai–nilai yang melekat pada

    prinsip good governance yang sesuai dengan mekanisme dan tata pengelolaan

    sebuah pelayanan.

    Peraturan Menteri PAN dan RB No. 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei

    Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik menjelaskan

    bahwa pengelolaan pengaduan menjadi salah satu prosedur yang harus dilakukan

    pada setiap penyelenggaraan pelayanan yang nantinya akan disusun kedalam

    suatu survey kepuasan masyarakat. Penanganan pengaduan, saran dan masukan

    diartikan sebagai tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut

    dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Mengingat PERMENPAN dan

    RB diatas merupakan peraturan yang cukup baru maka dapat terlihat pentingnya

    penanganan pengaduan dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk

    mewujudkan pemerintahan yang baik.

    Berdasarkan pengalaman penanganan keluhan di beberapa daerah di

    Indonesia terdapat variasi upaya penanganan keluhan. Untuk dapat

    memperbaiki sistem dan prosedur komplain diperlukan komitmen yang tinggi

    dari pimpinan, kemampuan tim penanganan keluhan, dan sarana komplain.

    Sistem dan prosedur komplain perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan

    hal-hal berikut:

  • 20

    1. Adanya keterlibatan dan komitmen yang kuat dari pimpinan

    pelayanan dengan menetapkan sumber dan pelatihan staf pelayanan yang

    tepat.

    2. Mengakui dan melindungi hak-hak pelayanan yang tepat.

    3. Tersedianya sistem dan prosedur komplian yang terbuka, efektif dan

    mudah diikuti pelanggan.

    4. Memanfaatkan lembaga dari luar, misalnya ombudsmen, lembaga konsumen,

    dll.

    5. Terus menerus memonitor keluhan pelanggan agar organisasi bisa

    memonitor mutu pelayanan.

    6. Mengaudit sistem dan prosedur komplain yang telah ada untuk menilia

    keefektifan tim.

    7. Menginformasikan prosedur komplain kepada masyarakat dan meyakinkan

    kepada pelangganbahwa komplain yang disampaikan akan disambut dengan

    baik dan diperhatikan untuk ditindaklanjuti.

    Penyampaian aduan atau informasi dari masyarakat dapat dilakukan dengan

    berbagai cara, yaitu:

    1. Pengaduan secara langsung. Pengaduan secara langsung dilakukan oleh

    masyarakat dengan cara datang langsung ke meja pengaduan (helpdesk)

    dan/atau bertemu langsung dengan pejabat yang berwenang dalam menangani

    pengaduan masyarakat. Pengaduan secara langsung dilakukan dengan

    menyampaikan secara lisan keluhan atau ketidakpuasan dan/atau informasi

    adanya dugaan pelanggaran kode etik/disiplin pegawai. Untuk kemudian

    dicatat oleh pegawai yang menangani pengaduan masyarakat.

  • 21

    2. Pengaduan secara tidak langsung Pengaduan secara tidak langsung

    dilakukan oleh masyarakat dengan cara tidak langsung berhadapan atau

    bertemu dengan pejabat yang berwenang dalam menangani pengaduan

    masyarakat atau datang langsung ke meja pengaduan/saluran.

    Pengaduan secara tidak langsung biasanya dilakukan melalui:

    a. Short Message Service (SMS).

    b. Surat.

    c. Faximili.

    d. E-mail.

    e. Telepon.

    f. Website atau aplikasi yang dibuat secara khusus untuk saluran pengaduan

    online.

    g. Kotak Pengaduan.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengaduan

    masyarakat adalah informasi/pemberitahuan yang disampaikan oleh masyarakat,

    baik perseorangan dan/atau keluarga yang berasal dari pegawai di lingkungan

    pemerintahan, dan/atau masyarakat umum yang berisi keluhan dan/atau

    ketidakpuasan terkait dengan perilaku dan/atau pelaksanaan tugas dan fungsi

    anggota Pemerintahan, yang dilakukan pegawai pemerintahan, dan/atau

    informasi tentang dugaan pelanggaran kode etik atau disiplin pegawai yang

    dilakukan oleh pegawai pemerintahan.

    Aduan masyarakat adalah bentuk dari pengawasan yang dilakukan oleh

    masyarakat yang disampaikan kepada yang diberikan kewenangan untuk

  • 22

    menerima dan/atau menindaklanjuti aduan masyarakat. Pengadu atau pelapor

    adalah perseorangan atau kelompok yang menyampaikan keluhan dan/atau

    ketidakpuasan terkait dengan perilaku dan/atau pelaksanaan fungsi pemerintahan

    yang dilakukan oleh pegawai pemerintahan dan/atau informasi tentang adanya

    dugaan pelanggaran kode etik atau disiplin pegawai yang dilakukan oleh pegawai

    pemerintahan. Pengaduan merupakan proses penyampaian informasi yang berisi

    keluhan dan/atau ketidakpuasan.Mekanisme pengaduan masyarakat yang

    sejatinya merupakan salah satu bentuk pengawasan (kontrol sosial) dengan

    menyampaikan apa yang diketahui dan dirasakan oleh dirinya atau kelompoknya

    atas suatu masalah yang dihadapi, dilihat atau diamati, sebagai reaksi atas

    ketidakpuasan terhadap suatu kebijakan, ketidakberesan atau penyimpangan

    dalam pelaksanaan oleh aparatur pemerintah.

    C. Pelayanan Publik

    Menurut Sinambela (2006:5) pengertian pelayanan publik adalah, pemberian

    layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

    kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

    telah ditetapkan.Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, dkk (1999:18)

    yaitu : “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan,

    harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilainorma

    yang mereka miliki”. Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7)

    menyatakan bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan

    kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada

    masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu”. Pelayanan merupakan

  • 23

    kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang jasa, baik itu orang yang

    bersifat komersial ataupun yang bersifatnon komersial. Namun dalam

    pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh orang

    yang bersifat komersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan

    pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah

    pemerintah. Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan

    dengan berlandaskan mencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang

    bersifat non- komersial kegiatannya lebih tertuju pada pemberian layanan kepada

    masyarakat (layanan publik atau umum) yang sifatnya tidak mencari keuntungan

    akan tetapi berorientasikan kepada pengabdian.

    Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberi arti

    pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

    pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan

    bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

    administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

    Dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan

    baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya

    menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di

    daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

    Daerah, dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.

    Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh

    aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan

    publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml (1990:1)

  • 24

    mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada 10 (sepuluh) dimensi yang

    harus diperhatikan dalam melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi.

    2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan

    pelayanan yang dijanjikan dengan tepat.

    3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab

    terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

    4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang

    baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan.

    5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan

    konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

    6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

    masyarakat.

    7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan

    resiko.

    8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.

    9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara,

    keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

    menyampaikan informasi baru kepada masyarakat.

    10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui

    kebutuhan pelanggan.

    Asas-asas pelayanan publik menurut pasal 4 Undang Undang Pelayanan Publik

    adalah : a. kepentingan umum ; b. kepastian hukum ; c. kesamaan hak ; d.

  • 25

    keseimbangan hak dan kewajiban ; e. keprofesionalan ; f. partisipatif ; g.

    persarnaan perlakuan/ tidak diskriminatif ; h. keterbukaan ; i. akuntabilitas ; j.

    fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan ; k. ketepatan waktu dan

    kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Selanjutnya indikator pelayanan

    publik menurut Sinambela (2010:6) yaitu:

    1. Transparansi: Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh

    semua pihak.

    2. Akuntabilitas : Akuntabilitas adalah pelayanan yang dapat dipertanggung

    jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan.

    3. Kondisional : Kondisional adalah pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

    kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada

    prinsip efesien dan efektifitas

    4. Partisipatif : Partisipasi adalah pelayanan yang dapat mendorong peran serta

    masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan

    aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat

    5. Kesamaan hak : Kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan

    diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama,

    golongan, status sosial, dan lain–lain.

    6. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban: Keseimbangan hak dan kewajiban yaitu

    pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan

    penerima pelayanan publik.

  • 26

    D. Kerangka Pikir

    Salah satu fungsi Pemerintah adalah fungsi pelayanan. Dalam melaksanakan

    fungsi pelayanan, pemerintah harus berdasarkan pada tata kelola pemerintahan

    yang baik (good governance), di manapemerintah harus memberikan pelayanan

    publik dengan mengacu pada prinsip-prinsip dalam good governance, di

    antaranya yaitu pelayanan yang adil, transparan, akuntabel, dan partisipatif.

    Munculnya ketidakpuasan masyarakat Lampung pada kinerja pemerintahan

    Provinsi Lampung yang selama ini dipercaya sebagai penyelengggara urusan

    publik. Masyarakat kecewa dengan pelayanan pemerintah, dan pemerintah

    dipandang belum memberikan pelayanan publik secara efektif, efisien, jujur,

    transparan dan bertanggung jawab. Hal ini terbukti di tahun 2017 terdapat 214

    laporan masyarakat kepada ombudsmen Lampung terkait ketidakpuasan

    masyarakat atas pelayanan publik di Lampung.

    Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan sebagai komitmen untuk

    terus berpedoman pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

    dalam pelayanan publiknya, maka salah satu upaya perbaikan pelayanan publik

    adalah dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

    menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara.

    Adanya keleluasaan akses ini masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi lebih

    aktif dalam mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik.

    Sejak Oktober 2016 Pemerintah Provinsi Lampung melalui Biro Humas dan

    Protokol telah menerima keluhan atau pengaduan masyarakat yang disampaikan

  • 27

    melalui Short Message Service (SMS). Pengaduan masyarakat adalah

    informasi/pemberitahuan yang disampaikan oleh masyarakat, baik perseorangan

    dan/atau keluarga yang berasal dari pegawai di lingkungan pemerintahan,

    dan/atau masyarakat umum yang berisi keluhan dan/atau ketidakpuasan terkait

    dengan perilaku dan/atau pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan, yang

    dilakukan pegawai pemerintahan, dan/atau informasi tentang dugaan pelanggaran

    kode etik atau disiplin pegawai yang dilakukan oleh pegawai

    pemerintahan.Sedangkan SMS center adalah layanan ini untuk menerima,

    menjawab, menanggapi, sekaligus memberikan solusi berbagai keluhan dan

    persoalan masyarakat. Harapannya dengan SMS center tugas pemerintah melayani

    masyarakat bisa maksimal.

    Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan

    sebelumnya (Emerson dalam Handayaningrat, 1994 :16). Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui efektivitas pengaduan masyarakat melalui SMS center, apakah

    SMS center efektif dalam menerima pengaduan masyarakat sebagaimana tujuan

    dibentuknya SMS center.

    Efektivitas pengaduan masyarakat melalui SMS center dapat diketahui dengan

    menggunakan teori efektivitas dari Duncan (dalam Steers 1985;53), yaitu:

    1. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

    dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir

    semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan

    pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

  • 28

    Pencapaian tujuan terdiri dari beberapafaktor, yaitu: kurun waktu dan sasaran

    yang merupakan target kongkrit.

    2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

    untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi

    dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses

    sosialisasi.

    3. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan

    pengisian tenaga kerja.

    Pengaduan masyarakat melalui SMS center dikatakan efektif apabila tujuan dari

    SMS center tercapai, proses integrasi terlaksana, dan terdapat kemampuan

    adaptasi. Sedangkan pengaduan masyarakat melalui SMS center dikatakan tidak

    afektif jika tujuan dibentuknya SMS center tidak terlaksana, proses integrasi tidak

    berjalan, dan tidak terdapat kemampuan adaptasi. Tidak efektifnya pengaduan

    masyarakat melalui SMS center perlu dikaji pula faktor penghambatnya.

  • 29

    Good Governance Pelayanan Publik

    Akses Pengaduan Masyarakat SMS Center

    Efektifitas Pengaduan Masyarakat

    Melalui SMS Center (Teori Duncan) :

    1. Pencapaian Tujuan Faktor Penghambat

    2. Integrasi

    3. Adaptasi

    Efektif Tidak Efektif

    Gambar 2. Kerangka Fikir

  • III. METODE PENELITIAN

    A. Tipe Penelitian

    Pada sebuah penelitian, untuk mengungkap dan memahami apa yang terletak

    dibalik fenomena dapat digunakan tipe penelitian. Penelitian ini menggunakan

    tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan penulis

    menggunakan jenis penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara

    sistematis sebuah fakta dan karakteristik suatu objek atau subjek yang diteliti

    secara tepat. Pada penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah pelayanan

    masyarakat sedangkan objeknya adalah pengaduan masyarakat melalui Short

    Message Service Center.

    Penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor (dalam Sujarweni,2014:30) adalah

    salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskrptif berupa ucapan

    atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pada penelitian ini yang

    menjadi dasar pertimbangan penggunaan tipe penelitian deskriptif karena penulis

    ingin memperoleh, memahami dan mendeskripsikan bagaimana Efektivitas

    Pengaduan Masyarakat Melalui Short Message Service (SMS) Center, apakah

    program yang dilaksanakan oleh Biro Humas dan Protokol efektif atau tidak

    untuk dijalankan sebagai wadah untuk pengaduan aspirasi masyarakat

    mengadukan keluhan yang terjadi di Provinsi Lampung.

  • 31

    B. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian sangat penting keberadaannya untuk membatasi peneliti dalam

    melakukan penelitian, seperti yang dikemukakan oleh (Idrus 2009: 24), fokus

    penelitan adalah batas kajian penelitian yang ditentukan, maksudnya penelitian

    kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar fokus

    yang timbul sebagai masalah penelitian seseorang peneliti kualitatif dapat dengan

    mudah menentukan data yang terkait dengan tema penelitiannya.

    Melalui penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat membuat

    keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak

    perlu dicari datanya ataupun mana yang akan dibuang. Mengingat pentingnya

    fokus penelitian untuk membuat penelitian lebih terarah dan efisien, maka penulis

    merumuskan fokus penelitian ini tentang Efektivitas Pengaduan Masyarakat

    Melalui Short Message Service (SMS) Centeryaitu :

    1. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

    dipandang sebagai suatu proses, dilihat dari :

    a. Standar dan prosedur dalam pengelolaan pengaduan masyarakat

    b. Pentahapan pengelolaan pengaduan masyarakat

    c. Kejelasan waktu pada setiap pentahapan

    d. Sasaran atau tujuan dari setiap pentahapan

    e. Tindak lanjut penyelesaian masalah yang diadukan masyarakat

    2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi,

    dilihat dari :

    a. Sosialisasi proses dan tahapan penyelesaian pengaduan dari masyarakat

  • 32

    b. Koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait materi pengaduan

    masyarakat

    c. Komitmen bersama stakeholders untuk menyelesaikan pengaduan

    masyarakat

    3. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungannya, dilihat dari :

    a. Jumlah pegawai yang terlibat dalam pengelolaan pengaduan masyarakat

    dalam semua proses

    b. Kemampuan pegawai yang terlibat dalam pengelolaan pengaduan

    masyarakat dalam semua proses

    c. Fasilitas yang tersedia dalam pengelolaan pengaduan masyarakat

    d. Biaya pengelolaan pengaduan masyarakat

    e. Faktor penghambat program SMS center

    C. Jenis Data

    Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

    1. Data primer, merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli

    (langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut (Idrus,

    20019 :86). Data primer dalam penelitian ini berkaitan dengan data tentang

    efektivitas pengaduan masyarakat melalui SMS center, yang dilihat dari

    pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Data primer ini dikumpulkan dan

    selanjutnya digunakan sebagai informasi untuk menjawab tujuan penelitian

    tentang efektif tidaknya pengaduan masyarakat melalui SMS center tersebut.

  • 33

    2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan

    orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut (Idrus,

    2009 : 86). Perolehan data sekunder didapat dari dokumen yang dimiliki oleh

    staf Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Lampung, media sosial

    berupa blog, koran dan SMS yang masuk ke program ini. Dokumen

    digunakan sebagai data sekunder karena dokumen merupakan data

    pendukung dalam pengaduan masyarakat Provinsi Lampung, dengan

    dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi bukti dari data primer.

    D. Informan

    Informan menurut Prastowo (2010:147) adalah orang yang diperkirakan

    menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek

    penelitian. Pada sebuah penelitian, penentuan informan sangat penting dilakukan

    agar peneliti dapat menentukan informan yang tepat untuk mendapatkan data

    lapangan yang akan dijadikan pendukung penelitian. Nasution (dalam Prastowo,

    2016: 44) mengungkapkan bahwa metode kualitatif tidak menggunakan random

    sampling atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak.

    Informan dalam penelitian ini dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian,

    dengan pertimbangan mereka terpilih karena dipandang mengetahui, memiliki

    informasi, dan terlibat dalam program pengaduan masyarakat melalui SMS center.

    Informan tidak hanya dari Biro Humas dan Protokol tetapi juga masyarakat dan

    stakeholders dari satuan kerja pemerintah yang banyak dikeluhkan masyarakat

    terkait dengan pelayanan dan pelaksanaan pembangunan di Provinsi Lampung.

    Dengan demikian informan dalam penelitian ini adalah :

  • 34

    1. Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung

    2. Staf Biro Humas dan Protokol yang mengelola pengaduan masyarakat

    melalui SMS center

    3. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    4. Manager Perusahaan Listrik Negara Wilayah Lampung

    5. Kepala Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Lampung

    6. Kepala Dinas Pekerjaan Umum

    7. Masyarakat

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Data utama dalam penelitian ini diperoleh dari teknik wawancara, serta didukung

    oleh teknik observasi langsung dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk

    mengetahui pendapat informan berkaitan dengan pengaduan masyarakat melalui

    SMS center. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (dalam Fuad dkk, 2013 :

    10) bahwa teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan,

    wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan gabungan antara ketiganya atau

    triangulasi. Selanjutnya teknik observasi digunakan untuk memperoleh informasi

    atau data tentang latar belakang yang diobservasi; kegiatan-kegiatan yang terjadi

    di latar itu; orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan; makna latar;

    kegiatan-kegiatan, dan partisipasi mereka dalam orang-orangnya(Patton,

    1980:124).Pengamatan dilakukan berkaitan dengan pengaduan masyarakat

    melalui SMS center. Selanjutnya dokumentasi mengacu pada material (bahan)

    seperti fotografi, video, film, memo, surat, diari, rekaman kasus, dan sejenisnya

    yang dapat digunakan sebagai informasi suplemen sebagai bagian dari kajian

  • 35

    kasus yang sumber data utamanya adalah observasi partisipan atau

    wawancara(Bogden & Biklen, 1998:5).Peneliti mengambil data melalui

    dokumentasi foto selama proses wawancara dan dokumen berupa surat maupun

    rekaman data pengaduan masyarakat Lampung.

    F. Teknik Pengolahan Data

    Setelah melakukan pengumpulan data yang didapat di lapangan atau hasil

    wawancara, observasi maupun dokumentasi yang telah dihasilkan dari lapangan

    maka langkah selanjutnya menurut (Nugroho, 2016:42) yaitu:

    1. Editing, yaitu data yang diperoleh dengan cara pemilahan data dengan cermat

    dan selektif sehingga diperoleh data yang relefan dengan pokok masalah serta

    lebih rinci Menurut (Sarwono, 2006:165) editing merupakan proses dimana

    peneliti melakukan klarifikasi , keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data

    yang sudah terkumpul.

    2. Evaluasi, yaitu penentuan nilai terhadap data-data yang telah terkumpul.

    3. Klasifikasi, yaitu penyusunan dan mengelompokkan data berdasarkan jenis

    data.

    4. Sistematika Data, yaitu proses penyusunan data menurut sistem yang telah

    ditetapkan.

    5. Penyusunan Data, yaitu melakukan penyusunan data secara sistematis sesuai

    dengan jenis dan pokok bahasan dengan maksud memudahkan dalam

    menganalisa data tersebut.

  • 36

    G. Teknik Validasi Data

    Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus memenuhi

    beberapa persyaratan yang dalam pemeriksaan data menggunakan 4 (empat)

    kriteria (Moleong, 2005) yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

    (transferability), kebergantungan (dependability), kepastian (confirmability).

    Untuk memeriksa kredibilitas (Moleong, 2006 : 324) maka peneliti melakukan

    triangulasi, dan teknik analisis kasus negatif dengan jalan mengumpulkan contoh

    dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah

    dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

    H. Teknik Analisis Data

    Setelah data yang didapatkan di lapangan diolah seperti yang telah di jelaskan di

    atas maka proses selanjutnya adalah menganalisis data, analisis data dalam

    penelitian kualitatif dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir

    penelitian, dengan induktif dan mencari pola, model, serta teori. Seperti pendapat

    (Fuad dan Nugroho 2014: 16) data-data dianalisis dimana prosesnya terdiri dari

    tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu:

    1. Reduksi Data, dimaknai sebagai proses memilah dan memilih,

    menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian saja,

    abstraksi dan transformasi data-data kasar dari field notes (catatan lapangan).

    Reduksi data perlu dilakukan karena peneliti semakin lama dikancah penelitian

    akan semakin banyak data atau field not (catatan lapangan) yang peneliti

    kumpulkan. Tahap dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok,

  • 37

    fokus pada hal-hal yang penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema,

    membuat ringkasan, memberi kode, membagi data dalam partisi-partisi dan

    akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola yang mengacu pada pelaksanaan

    pengaduan masyarakat tentang keluhan-keluhan masyarakat Lampung.

    2. Penyajian Data, langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah penyajian

    data. Bentuk penyajian data dalam penelitian kualitatif berupa uraian singkat,

    bagan, hubungan kausal antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Display data

    dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan

    analisis selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya. Pada

    penelitian ini penyajian data adalah dengan teks naratif yang mendeskripsikan

    pelaksanaan pengaduan masyarakat melalui SMS center di Provinsi Lampung.

    3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi, langkah terakhir dalam analisis data menurut

    (Miles dan Humberman dalam Fuad dan Nugroho, 2014: 17) adalah melakukan

    penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan pola-pola sudah

    tergambarkan dalam penyajian data, terdapat hubungan kausal atau interaktif

    antara data dan didukung dengan teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian

    mendapatkan sebuah gambaran utuh tentang fenomena yang kita teliti dan

    kemudian dapat menyimpulkan fenomena tersebut sebagai temuan baru, maka

    penelitian dalam penelitian ini peneliti mengambil intisari dari hasil

    wawancara, observasi dan dokumentasi.

  • IV. GAMBARAN UMUM

    A. Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung

    1. Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol

    Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

    tentang Pembentukan Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung

    merupakan dasar hukum perubahan humas Dinas Komunikasi dan Informatika

    menjadi Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung pada awal tahun yakni

    bulan Januari 2015. Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung beralamatkan di

    Jalan WR Monginsidi No. 69 Telukbetung. Mencermati perubahan Nomenklutar

    Dinas sebagaimana tersebut diatas merupakan salah satu bentuk kebijaksanaan

    Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dalam rangka efisiensi dan menghindari

    tumpang tindih tugas, dan fungsi sejenis. Demikian jelas bahwa tugas dan fungsi

    Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung semakin lebih luas, bahkan

    memungkinkan untuk melakukan operasional pelayanan informasi secara aktif.

    2. Visi dan Misi

    a) Visi

    Sebagai bagian dari kelembagaan Pemerintah Propinsi Lampung, maka

    visi dan misi Pemerintah Provinsi Lampung merupakan landasan dalam

    penyusunan visi Biro Humas dan Protokol adalah sebagai berikut,

  • 39

    “Terwujudnya komunikasi dua arah atau timbal-balik yang intensif antara

    Pemerintah Propinsi dan masyarakat guna mendukung terciptanya tujuan

    Pemerintah Provinsi Lampung serta terselenggaranya suatu acara / upacara

    yang tertib dan lancar sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang

    berlaku”.

    b) Misi

    Berdasarkan Visi dan dengan memperhatikan peran dan kedudukan

    lembaga serta tugas pokok dan fungsinya, maka Misi Biro Humas dan

    Protokol adalah sebagai berikut:

    a. Memantapkan organisasi dan tata kerja Biro Humas dan Protokol agar

    berdayaguna dan berhasil guna melalui penerapan prinsip-prinsip

    manajemen secara terencana dan metodik.

    b. Mengembangkan upaya-upaya dalam rangka mewujudkan komunikasi

    dua arah atau timbal balik yang intensif antara Pemerintah Provinsi dan

    masyarakat.

    c. Mengembangkan upaya-upaya dalam rangka kelancaran dan

    keberhasilan suatu acara/upacara dilingkungan Pemerintah Provinsi.

    d. Memantapkan peran dan fungsi Biro Humas dan Protokol sebagai juru

    bicara Pemerintahan Provinsi dalam rangka mempublikasikan berbagai

    kebijakan Pemerintah Provinsi baik secara internal maupun eksternal

    guna pencapaian tujuan Pemerintah Provinsi

  • 40

    3. Struktur Organisasi

    Organisasi Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Lampung terdiri

    dari Kepala Biro, 3 (tiga) Kepala Bagian yang masing-masing membawahi 3

    (tiga) Kepala Sub Bagian. Adapun susunannya sebagai berikut:

    1) Kepala Biro

    2) Kepala Bagian Pengumpulan dan Penyaringan Informasi

    a. Kepala Sub Bagian Informasi Pemerintahan dan Umum

    b. Kepala Sub Bagian Informasi Ekonomi, Pembangunan dan

    Kesejahteraan Rakyat

    c. Kepala Sub Bagian Analisa Data dan Informasi

    3) Kepala Bagian Media dan Dokumentasi

    a. Kepala Sub Bagian Media

    b. Kepala Sub Bagian Dokumentasi

    c. Kepala Sub Bagian Penerbitan

    4) Kepala Bagian Protokol

    a. Sub Bagian Acara

    b. Sub Bagian Pelayanan Tamu

    c. Sub Bagian Tata Usaha dan Undangan

    4. Tugas dan Fungsi

    Berdasarkan Perda Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2008, Biro Humas dan

    Protokol berkedudukan sebagai unsur auxiliary staff yang memberi dukungan

    pelayanan internal kepada instansi di jajaran Pemerintah Provinsi dan pelayanan

    langsung kepada masyarakat, khususnya media massa. Sebagai auxiliary staff,

  • 41

    Biro Humas mempunyai tugas pokok seperti yang termaktub dalam Peraturan

    Gubernur (Pergub) Lampung Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan

    Fungsi Asisten, Biro, Bagian, dan Sub Bagian Sekretariat Daerah Provinsi

    Lampung, yakni: “Menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan

    pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantapan dan evaluasi program kegiatan dan

    penyelenggaraan pembinaan teknis, administrasi dan sumberdaya di bidang

    hubungan masyarakat dan tugas-tugas keprotokolan”. Untuk melaksanakan tugas

    itu, sesuai pasal Pasal 158 Pergub dimaksud, Biro Hubungan Masyarakat dan

    Protokol mempunyai fungsi:

    1) Juru Bicara Gubernur dan Pemerintah Provinsi.

    2) Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan di bidang hubungan masyarakat

    dan protokol.

    3) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kegiatan serta petunjuk

    teknis pelaksanaan di bidang pengumpulan dan penyaringan informasi, media,

    dokumensi dan protokol.

    4) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah dan

    pembangunan di bidang pengumpulan dan penyaringan informasi, media dan

    dokumentasi dan protokol.

    5) Pelaksana pembinaan administrasi pemerintahan dan pembangunan serta

    sumberdaya aparatur di bidanga hubungan masyarakat dan protokol.

    6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Asisten.

    Adapun pelaksanaan tugas yang dilakukan Biro Humas dan Protokol terurai

    dalam tugas dan fungsi masing-masing bagian:

  • 42

    1) Bagian Pengumpulan dan Penyaringan Informasi Bagian Pengumpulan dan

    Penyaringan Informasi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi, pembinaan

    dan petunjuk pelaksanaan pengumpulan, penyaringan dan analisa

    data/informasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian Pengumpulan

    dan Penyaringan Informasi mempunyai fungsi:

    a. Pelaksanaan pembinaan dan petunjuk teknis tentang pengumpulan dan

    penyaringan informasi

    b. Pelaksanaan informasi pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan baik dari Pemerintah Pusat, Daerah maupun dari

    masyarakat

    c. Pelaksanaan analisis dan menyaring informasi baik yang akan

    dipublikasikan kepada masyarakat, lembaga sosial dan lembaga

    pemerintahan maupun sebagai bahan masukan kepada pimpinan untuk

    bahan pengambilan keputusan

    d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro

    2) Bagian Media dan Dokumentasi Bagian Media dan Dokumentasi

    mempunyai tugas menyiapkan koordinasi pembinaan dan petunjuk

    pelaksanaan kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung di bidang pelayanan

    dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan. Untuk melaksanakan

    tugas tersebut, Bagian Media dan Dokumentasi mempunyai fungsi:

    a. Pelaksanaan penyiapan materi untuk media massa

    b. Pelaksanaan penyelenggaraan kerjasama dengan media massa

  • 43

    c. Pelaksanaan penyebarluasan informasi dan sosialisiasi kebijakan

    Pemerintah Propinsi Lampung melalui media massa

    d. Pelaksanaan perencanaan dan melakukan pencitraan apresiasi dan atensi

    Gubernur kepada pihak-pihak yang dipandang perlu

    e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro

    3) Bagian Protokol Bagian Protokol mempunyai tugas melakukan koordinasi

    pembinaan dan petunjuk pelaksanaan kebijakan pelayanan keprotokolan

    pimpinan, tata acara dan pelayanan tamu serta melakukan urusan Tata Usaha

    Biro. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian Protokol mempunyai

    fungsi:

    a. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain di bidang

    keprotokolan

    b. Pelaksanaan penyiapan dan mengatur acara Pimpinan Pemerintah

    Provinsi Lampung

    c. Pelaksanaan persiapan dan memperlancar tugas serta kegiatan Pimpinan

    Pemerintah Provinsi Lampung

    d. Pelaksanaan acara kunjungan tamu-tamu VIP / VVIP ke Pemerintah

    Provinsi Lampung

    e. Pelaksanaan pelayanan keprotokolan kepada instansi Pemerintah/ non

    Pemerintah yang membutuhkan

    f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

    g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro

  • 44

    B. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

    1. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

    Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terletak di Jalan Dr. Warsito 74, Teluk

    Betung- Bandar Lampung. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung merupakan

    aset dari Pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

    Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Daerah Kota Bandar Lampung, Dinas Kesehatan merupakan Dinas Daerah yang

    berfungsi sebagai pelaksana otonomi daerah dibidang kesehatan yang dipimpin

    oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

    kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah mempunyai tugas

    pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

    tugas pembantuan. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas

    Kesehatan dibantu oleh Puskesmas, Labkesda, Akper maupun Depo Farmasi dan

    Alat-alat Kesehatan. Untuk menyelengarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

    di atas, Dinas kesehatan menyelenggarakan fungsi, antara lain :

    1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;

    2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

    kesehatan;

    3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan;

    4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota dibidang kesehatan;

    5) Pelayanan administratif.

  • 45

    2. Visi dan Misi

    Penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan harus seksama

    memperhatikan dasar-dasar pembangunan sebagaimana tercantum dalam Rencana

    Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2018. Dengan meperhatiakan

    dasar-dasar pembangunan kesehatan tersebut dan untuk mencapai sasaran

    Rencana Pembangunan Jangka Menebgah pada akhir tahun 2018, dan

    mempertimbangkan perkembangan serta masalah, dan kecenderungan yang

    dihadapi Dinas Kesehatan, maka visi Dinas Kesehatan adalah:

    “TERWUJUDNYA DERAJAT KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG YANG

    OPTIMAL TAHUN 2018”

    Dalam rangka mewujudkan visi “Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat

    Provinsi yang Optimal Tahun 2018”, maka Misi Dinas Kesehatan adalah sebagai

    berikut:

    1) Menetapkan manajemen kesehatan, sarana dan serta prasarana kesehatan

    2) Meningkatkan kinerja dan mutu serta akses pelayanan kesehatan

    3) Memberdayakan masyarakat

    4) Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

    5) Penanggulangan penyakit menular, tidak menular, surveilance epidemilogi

    serta penangulangan KLB dan bencana

    6) Upaya meningkatkan penyehatan lingkkungan untuk menuju kota sehat

  • 46

    3. Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

    Program dan kegiatan pembangunan di bidang kesehatan pada tahun 2013

    diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai

    dengan semakin meningkatnnya indeks kelangsungan (74.70); angka kematian

    bayi (26/1000 kelahiran hidup); menurunnya angka kematian ibu (226/100000

    kelahiran hidup); menurunnya kasus gizi buruk (20%). Adapaun program kegiatan

    yang dilaksanankan meliputi:

    1) Program pelayanan administrasi perkantoran

    2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

    3) Program peningkatan kapasitas sumer daya aparatur

    4) Program obat dan pembekalan kesehatan

    5) Program upaya kesehatan masyarakat

    6) Program pengawasan obat dan makanan

    7) Program pengembangan obat asli Indonesia

    8) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan

    9) Program perbaikan gizi masyarakat

    10) Program pengembangan lingkungan sehat

    11) Program pencegahan dan pengangulang penyakit menular

    12) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin

    13) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

    Puskesmas/ Puskesemas pembantu dan jaringannya

    14) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak Balita

    15) Program peningkatan pelayanan kesehatan Lansia

    16) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan