Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan ... · PDF fileTatanan Tempat Umum...

15
1

Transcript of Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan ... · PDF fileTatanan Tempat Umum...

1

2

3

Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan

Keterampilan Mencuci Tangan dengan Sabun

Leaflets Media Utilization Effectiveness in Improving Knowledge and

Skills Handwashing with Soap

Moch. Agus Krisno Budiyanto Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Jl. Tlogomas 246 Malang Telp. 464318

HP: 085234620855, Email: [email protected]

ABSTRAK

Media edukasi publik memiliki peranan penting dalam meningkatakan pengetahuan dan

keterampilan masyarakat. Beragam media edukasi publik yang dapat digunakan, diantaranya

adalah: leaflet, poster, dan video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

pemanfaatan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci

tangan dengan sabun. Desain penelitian yang digunakan adalah The Group Pre-test Post-test

Desain. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas

Muhamadiyah Malang sebanyak 17 orang yang diambil secara acak sederhana. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes (untuk mengukur pengetahuan) dan

observasi (untuk mengukur keterampilan). Data dianalisis dengan Paired Samples T-Test.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) adanya perbedaan pengetahuan mencuci tangan dengan

sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 8,172 › t-tabel 2,120)

dimana skore pengetahuan awal 77,65 menjadi 91,76 pada akhir penggunaan media leaflet,

2) adanya perbedaan keterampilan mencuci tangan dengan sabun yang yata sebelum dan

sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 4,924 › t-tabel 2,120) dimana skore keterampilan

awal 80 menjadi 97 pada akhir penggunaan media leaflet. Dari hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya Universitas

Muhamadiyah Malang.

Kata Kunci: Media Leaflet, Efektivitas, Mencuci Tangan, Sabun, Asrama Putri

ABSTRACT

Media public education has an important role to increase the knowledge and skills of the

communities. Multi-media public education that can be used, such as: leaflets, posters, and

video. This study aims to determine the effectiveness of media use leaflet in improving the

knowledge and skills of hand washing with soap. The study design used is The Group Pre-

test Post-test Design. The sample in this study is the Student of Sang Surya Boarding

Daughter from Muhammadiyah University of Malang as many as 17 people taken randomly.

Data collection method used is the method test (to measure knowledge) and observation (to

measure skills). Data were analyzed with Paired Samples T-Test. The results showed: 1)

differences in knowledge of washing hands with soap before and after application of

paragraph leaflet media (t-hit 8.172> t-table 2.120) where early knowledge scores 77.65 into

91.76 by the end of media use leaflet, 2 ) the difference in the skill of washing hands with

soap before and after application of paragraph leaflet media (t-hit 4.924> t-table 2.120) where

the initial skills scores 80 to 97 at the end of the leaflet media usage. From the research, it can

4

be concluded that the leaflet media effectively improve knowledge and skills of hand

washing with soap at the student of Sang Surya Boarding Daughter from Muhammadiyah

University of Malang.

Keywords: Media Leaflet, Effectiveness, Handwashing, Soaps, Boarding Daughter

PENDAHULUAN

Menurut Budiyanto (2015) profil pelaksanaan PHBS Kota Malang di Tatanan Rumah

Tangga sebesar 85,7%, Tatanan Sekolah sebesar 92,5%, Tatanan Tempat Kerja sebesar 95%,

Tatanan Tempat Umum sebesar 90%, dan Tatanan Fasilitas Kesehatan sebesar 95,83%. Dari

85,7% pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga di Kota Malang persentase terendah

adalah mencuci tangan sabun (60%) dari 10 indikator pelaksanaan PHBS di tatanan rumah

tangga. Rendahnya persentase mencuci tangan dengan sabun di tatanan rumah tangga tidak

teelapas dari rendahnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun yang berdampak kepada

rendahnya keterampilan mencuci tangan dengan sabun pada tatanan rumah tangga.

Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan

perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak

beresiko rendah. Agar efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas kehidupan

sehari-hari masyarakat sasaran setempat. Media promosi kesehatan berperan sangat penting

dalam menyampaikan ide atau gagasan materi dalam promosi kesehatan. Sebelum melakukan

promosi kesehatan perlu dilakukan pemilihan media promosi kesehatan yang tepat, dengan

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya jumlah audiens, luas tempat promosi

kesehatan, pendidikan audiens, dan materi promosi kesehatan. Media promosi kesehatan

memiliki peranan penting dalam meningkatakan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

Beragam media promosi kesehatan yang dapat digunakan, diantaranya adalah: leaflet, poster,

dan video (Purnama, 2016).

Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak

asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi dalam rangka meningkatkan

produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga (Desiyanto, 2013). Kuman

ada dimanapun, mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan

untuk menghindari penularan penyakit. Di lingkungan sekolah misalnya, tidak hanya belajar,

tetapi banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan di sekolah seperti bermain, bersentuhan

ataupun bertukar barang-barang dengan teman-teman. Kuman yang ada di alat-alat tulis,

kalkulator, buku-buku dan benda benda lain akan dengan mudah berpindah dari tangan satu

anak ke anak lainnya, sehingga jika ada anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah

5

menular pada anak lainnya. Jadi, mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar anak

memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit (Djauzi, 2008).

Dalam menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan merupakan hal yang

sangat penting. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tangan seringkali terkontaminasi

dengan mikroba, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam

tubuh. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit dan praktek mencuci tangan

dengan menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta kematian anak. Salah satu cara yang

paling sederhana dan paling umum dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan adalah

dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya

oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan, ataupun tujuan-

tujuan lainnya (Desiyanto, 2013).

Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar masih tinggi

ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa, sehingga dibutuhkan cara peningkatan

pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan

sabun dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak merupakan kelompok

yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-

anak merupakan asset bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang

(Depkes, 2010). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.

Penyakit ini banyak menyerang bayi maupun anak usi pra sekolah. Salah satu upaya untuk

mencegah terkena diare adalah dengan kebiasaan anak pra sekolah melakukan cuci tangan

baik sebelum makan ataupun setelah beraktivitas (Listiyorini, 2012).

Menurut Susilaningsih (2013) Perilaku mencuci tangan yang kurang tepat masih

ditemukan pada anak, remaja, orang dewasa maupun lansia. Di sisi lain pendidikan

kesehatan melalui promise kesehatan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencuci

tangan dan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula

yang dinyatakan Tarwoto dan Wartonah (2004) salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku mencucitangan diantaranya adalah pengetahuan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka, penelitian ini mempunyai tujuan untuk

menganalisis “Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan

Keterampilan Mencuci Tangan dengan Sabun” pada mahasiswi yang bertempat tinggal di

Asrama Putri Sang Surya Malang.

6

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimental Design, dengan desain

yang digunakan adalah The Group Pre-test Post-test Desain. Sampel penelitian ini adalah 17

mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang yang diambil secara

Simple Random Sampling. Variabel bebas penelitiannya yaitu penggunaan leaflet, sedangkan

variabel terikat penelitiannya yaitu: pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan dengan

sabun.

Pada promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun ini digunakan media promosi

kesehatan berupa leaflet untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana cara mencuci tangan

dengan sabun dengan baik dan apa manfaat dari mencuci tangan dengan sabun. Leaflet terdiri

dari 6 halaman, dimana pada halaman pertama merupakan cover, kedua merupakan

pendahuluan yang berisi tentang program cuci tangan, ketiga berisi gambar untuk langkah-

langkah mencuci tangan pakai sabun, keempat berisi penjelasan gambar yang ada dihalaman

sebelumnya, kelima berisi akiabat jika tidak mencuci tangan, dan halaman ter akhir yakni

berisi lima waktu penting mencuci tangan dan manfaat dari mencuci tangan.

Gambar 1. Media Leaflet yang Digunakan dalam Promosi Kesehatan Mencuci Tangan

dengan Sabun pada Mahasiswi yang Bertempat Tinggal di Asrama Putri Sang

Surya Malang

Sebelum kegiatan promosi kesehatan mencuci tangan dengan sabun pada mahasiswi

yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang dengan menggunakan media

leaflet, maka diadakan pretest untuk peserta promosi kesehatan. Setelah kegiatan promosi

7

kesehatan mencuci tangan dengan sabun dengan menggunakan media leaflet dilakukan

posttest pada peserta promosi kesehatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode tes (untuk mengukur pengetahuan) dan observasi (untuk mengukur keterampilan).

Data dianalisis dengan Paired Samples T-Test.

Gambar 2. Posttest untuk Mengetahui Pengetahuan dan Keterampilan dalam Promosi

Kesehatan Mencuci Tangan dengan Sabun pada Mahasiswi yang Bertempat

Tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan

dengan sabun pada Mahasiswi yang bertempat tinggal di Asrama Putri Sang Surya Malang.

Berdasarkan Uji-t maka dapat diyatakan ada perbedaan pengetahuan mencuci tangan dengan

sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 8,172 › t-tabel 2,120)

dimana skore pengetahuan awal 77,65 menjadi 91,76 pada akhir penggunaan media leaflet.

8

Gambar 3. Diagram Batang Skore Pengetahuan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum dan

Sesudah Penggunaan Media Leaflet

Berdasarkan Uji-t maka dapat diyatakan ada perbedaan keterampilan mencuci tangan

dengan sabun yang yata sebelum dan sesudah penggunaan media leaflet (t-hit 4,924 › t-tabel

2,120) dimana skore keterampilan awal 80 menjadi 97 pada akhir penggunaan media leaflet.

Gambar 4. Diagram Batang Skore Keterampilan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum

dan Sesudah Penggunaan Media Leaflet

77.65

91.76

70

75

80

85

90

95

Skore Pengetahuan

Pretest

Posttest

80

97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Skore Keterampilan

Pretest

Posttest

9

Menurut Notoatmodjo (2005) media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat

diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,

dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan

informasi. Sedangkan menurut Soekidjo (2010), media promosi kesehatan adalah semua

saranana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga

pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif

terhadap kesehatan.

Soekidjo (2010), leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-

kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau

sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu

masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang

berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat. Leaflet

digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi

pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-

lain. Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan

pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD),

pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

membuat leaflet: 1) tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai, 2) tuliskan apa tujuannya,

3) tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet, 4) kumpulan tentang subje yang

kaan disampaikan, 5) buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya

bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya, dan 6) buatkan konsepnya. konsep dites

terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran, perbaiki

konsep, dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi. Kegunaan leaflet: 1) mengingat kembali

tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan, 2) diberika sewaktu kampanye

untuk memperkuat ide yang telah disampaikan, dan 3) untuk memperkenalkan ide-ide baru

kepa orang banyak. Sedangkan keuntungan leaflet: 1) dapat disimpan lama, 2) sebagai

referensi, 3) jangkauan dapat jauh, 4) membantu media lain, dan 5) isi dapat dicetak kembali

dan dapat sebagai bahan diskusi.

Hasil penelitian tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian Syamsyiah (2013),

rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok perlakuan lebih besar dari pada

kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan kemaknaan 5%, diketahui bahwa

10

media leaflet dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan dengan p value sebesar

0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk mengetahui hubungan perubahan

pengetahuan terhadap intensi dan dihasilkan bahwa terdapat hubungan antara

perubahan pengetahuan dari responden penelitian terhadap intensi

dengan p value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa media leaflet dapat mempengaruhi

pengetahuan dan intensi ASI eksklusif. Diharapkan media leaflet ini dapat digunakan dalam

pelayanan antenatal maupun kegiatan diluar Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

sebagai metode peningkatan pengetahuan ASI eksklusif.

Hasil penelitian tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian Melina dkk (2014),

ada perbedaan pengaruh media pembelajaran leaflet dan video terhadap keterampilan sadari

yang ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,021. Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan

0,021 nilai tersebut < 0,05 yang dapat diartikan secara statistik ada Perbedaan pengaruh

media pembelajaran leaflet dan video terhadap keterampilan sadari. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2009) menyatakan bahwa media

leaflet dan video mempunyai pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan perawat tentang

asuhan keperawatan pada ibu post partum, hal ini dapat dipertegas oleh pendapat Sardiman

(2002) yang mengatakan bahwa media pembelajaran video merupakan media pendidikan

yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas

terhadap pesan yang disampaikan.

Menurut Fitiyani A (2013), rata-rata skor pengetahuan akhir pada kelompok

intervensi lebih besar dari kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan

kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi perubahan

pengetahuan dengan p value sebesar 0,000. Selain itu, digunakan uji bivariat untuk

mengetahui hubungan antara perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis

kontak dan pencegahannnya dengan p value sebesar 0,00.Media leaflet dapat mempengaruhi

pengetahuan potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja cleaning

service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diharapkan media leaflet dapat digunakan

sebagai media untuk menyampaikan informasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di

lingkungan pekerja cleaning service UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

11

Menurut Sefrizon (2011), promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok dan

demonstrasi merupakan salah satu langkah dalam menyampaikan informasi kesehatan

tentang pencegahan penularan tuberkulosis kepada siswa sekolah dasar di Kabupaten Solok.

Berdasarkan uji paired t test, promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok,

demonstrasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa SD (p < 0,05).

Melalui independent t test, promosi kesehatan dengan ceramah, diskusi kelompok,

demonstrasi tidak lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa SD

daripada promosi kesehatan dengan leaflet. Kesimpulan: Promosi kesehatan dengan ceramah,

diskusi kelompok, demonstrasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

tentang pencegahan penularan TB paru pada siswa SD. Promosi kesehatan dengan ceramah,

diskusi kelompok, demonstrasi tidak lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan pada siswa SD daripada promosi kesehatan dengan leaflet.

Menurut Maghfiroh (2011) yang melakukan penelitian pada 30 responden yang

diberikan pelatihan tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebagai

kelompok perlakuan dan 30 responden yang diberi leaflet sebagai kelompok control

menunjukkan hasil yaitu sebelum diberikan pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan

kategori pengetahuan kurang sebanyak 3,3 %, pengetahuan sedang sebanyak 93,3%, dan

pengetahuan baik sebanyak 3,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap kurang sebanyak

3,3%, sikap sedang sebanyak 36,7 %, dan sikap baik sebanyak 60 %. Sesudah diberikan

pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 26,7 %,

dan pengetahuan baik sebanyak 73,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap sedang

sebanyak 23,3 % dan sikap baik sebanyak 76,7 %. Hasil uji statistik menggunakan uji

Wilcoxon dengan taraf signifikansi p < 0,05. Jadi disimpulkan ada pengaruh yang bermakna

pada pengetahuan dan sikap ibu tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan

langsung sebelum dan setelah diberikan pelatihan. Berdasarkan hasil tersebut pendidikan

kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan

media atau praktek akan lebih bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap yang

selanjutnya diharapkan akan mengubah perilaku menjadi lebih baik.

Menurut Permatasari (2013) yang melakukan penelitian tentang “Perbedaan Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Menggunakan Leafleat dengan Audiovisual terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Minuman Keras di Desa Wates Simo Boyolali” dengan

hasil sebagai berikut: 1) tingkat pengetahuan sebelum pemberian pendidikan kesehatan baik

menggunakan metode leaflet maupun audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan

12

kurang, 2) tingkat pengetahuan sesudah pemberian pendidikan kesehatan menggunakan

metode leaflet sebagian besar memiliki pengetahuan sedang, sedangkan pada pendidikan

kesehatan menggunakan metode audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan baik, dan

(3) terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode leaflet dan audiovisual

terhadap tingkat pengetahuan tentang bahaya minuman keras pada remaja di desa Wates

Simo. Pendidikan kesehatan menggunakan metode audiovisual lebih efektif meningkatkan

pengetahuan tentang bahaya minuman keras dibandingkan metode leaflet.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) media leaflet efektif

meningkatkan pengetahuan mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri

Sang Surya Universitas Muhamadiyah Malang dan 2) media leaflet efektif meningkatkan

keterampilan mencuci tangan dengan sabun pada Mahasiswi Asrama Putri Sang Surya

Universitas Muhamadiyah Malang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan hal-hal sebagai

berikut: 1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas promosi kesehatan mencuci tangan

dengan sabun, maka dapat menggunakan media leaflet, dan 2) perlunya penelitian lebih lanjut

tentang efektivitas berbagai media promosi kesehatan (leaflet, poster, video, dan lain

sebagainya) dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sasaran promosi

kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, MAK. 2015. Profil Pelaksanaan PHBS di Kota Malang. Makalah dipresentasikan

pada Seminar Nasional Biologi I Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

PMIPA, FKIP Universitas Negeri Jember, 21 Nopember 2015.

Budiyanto, MAK. 2016. Tipologi Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah Kota

Malang. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 Pebruari 2016.

Depkes RI 2005 dalam Manalu, M., 2012, Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca

DOMESTICA) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Pemukiman Sekitar

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

13

Depkes. 2010. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta.

Desiyanto, F A. 2013. Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan

Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional 7(2) : 72-82.

Djauzi, S. 2008. Raih Kembali Kesehatan Mencegah Berbagai Penyakit Hidup Sehat Untuk

Keluarga. Jakarta: Kompas.

Fitiyani A, 2013, Pengaruh Intervensi Menggunakan Media Leaflet terhadap Perubahan

Pengetahuan Mengenahi Potensi Bahaya Dermatitis Kontak dan Pencegahanya

pada Pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah

Irawati, E. 2011. Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Di Desa Karangasem Wilayah Kerja

Puskesmas Tanon II Sragen. Gaster 8 (2) :741-749

Listiyorini, W. 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Mencuci Tangan Anak Pra Sekolah

dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Naskah

Publikasi UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Melina F, Soebiyanto AA, Wujoso H, 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan

Video) Terhadap Keterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal Kesehatan

“Samodra Ilmu” Vol. 05 No. 02 Juli 2014, Hal. 116-125.

Notoatmodjo, 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Permatasari D, 2013. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Leafleat

dengan Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya

Minuman Keras di Desa Wates Simo Boyolali. Skripsi, Surakarta: FIKES

Universitas Muhaamdiyah Surakarta.

Purnama SJ, (2016), Media Dan Metode Penyuluhan Yang Efektif Bagi Penyuluh

Kesehatan. http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=wi&m=dt&id=64,

diakses 7 Maret 2016.

Rosidi, A. 2010. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dan Sanitasi Makanan dengan Kejadian

Diare pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 6(1) : 76-84

Sefrizon, 2011. Pengaruh Ceramah, Diskusi Kelompok dan Demonstrasi Terhadap

Pengetahuan dan Keterampilan Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru pada

Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Solok. Tesis. Yogyakarta: S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat UGM

Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Renekacita.

Susilaningsih, E. Z. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci

Tangan Siswa Sekolah Dasar. Prodising Konferensi nasional PPNI Jawa Tengah.

Syamsyiah N, 2013. Pengaruh Media Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan dan Intensi

Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Pesanggrahan

Jakarta Selatan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Umar, Z. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan Pada Murid SD di

Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.

2 (6) : 249-254.

14

Wati, Ratna. 2011. Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tangan

Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mencuci Tangan pada siswa kelas V Di SDN

Bukantil Surakarta. Program Studi D IV Kebidanan FK UNS

Wijaya. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Leaflet dan Video Terhadap Pengetahuan

Tentang Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Pada Mahasiswa Keperawatan.

Skripsi, Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret.

15