EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … filei efektivitas implementasi pendidikan karakter...

181
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Elisabet Rubiningsih NIM: 121114018 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … filei efektivitas implementasi pendidikan karakter...

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN

EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Elisabet Rubiningsih

NIM: 121114018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN

EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Elisabet Rubiningsih

NIM: 121114018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

Follow your heart but take your brain with you.

(Alfred Adler)

Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua telah, sedang,

dan akan berjalan sempurna.

(Gede Prama)

Be who you are and say what you feel because those who mind don’t matter and those

who matter don’t mind. (Dr. Seuss)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan bagi....

Pemberi napas kehidupan dan Andalanku

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjadi penopang

hidupku dan selalu memberi kekuatan, ketenangan, dan

kegembiraan

Bagi semua orang terdekat yang senantiasa memberikan

dukungan, perhatian, serta semangat dari awal hingga akhir

proses perjalanan studi

Orangtua tercinta,

Rubertus Dalwiji dan Yuliana Duriyati

Keluarga tersayang,

Agnes Murniati sekeluarga, Fransiska Harmiyati sekeluarga,

Yusup Pantiyo, Veronika Samtini, Karolus Pantoro, Maria

Indarti, Visensius Pambudi

Sandy Adityo yang senantiasa setia mendampingi, mendukung,

dan membantu

Semua orang terkasih atas pengalaman serta cerita

kebersamaan kita semua dan dukungan, doa, cinta yang

mampu memotivasi saya

Robertha Biancha Prasella Putri yang pernah hadir dalam

keluarga dan memberikan semangat bagi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA

KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

(Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)

Elisabet Rubiningsih

Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) efektivitas pendidikan

karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan

penilaian kepala sekolah dan guru, 2) efektivitas pendidikan karakter kerja keras

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut penilaian siswa, 3) seberapa

baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII

SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter

yang ditanamkan, 4) peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter kerja

keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun

ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi model.

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif deskriptif dan pra eksperimen.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun

Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang. Instrumen penelitian ini berupa tes dan 3

kuesioner yaitu kuesioner uji validitas guru, validitas efektivitas model menurut

siswa, dan selfassessment scale. Tes yang dipakai adalah tes karakter kerja keras

dengan bentuk pilihan ganda bergradasi berjumlah 20 item. Teknik analisis yang

digunakan adalah dengan pengkategorisasian dan uji T (Wilcoxon).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) berdasarkan penilaian dari mitra

kolaboratif mengenai pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII

SMP Xaverius Gisting, Lampung efektif, 2) menurut siswa model ini efektif

meningkatkan karakter kerja keras, 3) ada peningkatan pada tiap sesi,4) pendidikan

karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter kerja keras

siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung.

Kata kunci: karakter kerja keras, bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF HARD WORK-BASED

CHARACTER EDUCATION GUIDANCE SERVICES WITH THE CLASSICAL

COLLABORATIVE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH

(Descriptive Evaluative Studies and Pre-Experiments in VIII Grades SMP

Xaverius Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015)

Elisabet Rubiningsih

Sanata Dharma University

This study aimed to describe: 1) The effectiveness of hard work character-

based guidance classical collaborative approach to experiential learning in Junior

High School Xaverius Gisting, Lampung based on principals' and teachers, 2) The

effectiveness of hard work character-based guidance classical collaborative

approach to experiential learning in Junior High School Xaverius Gisting, Lampung

according to students assessment, 3) How well the educational outcomes of hard

work character-based guidance classical collaborative approach to experiential

learning in VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung academic

year 2014/2015 for the fourth sub characters embedded , 4) a significant increase

results of hard work based character education counseling services classical

collaborative approach to experiential learning in VIII grades Junior High School

Xaverius Gisting, Lampung academic year 2014/2015 before and after

implementation of the model.

The type of this research is descriptive and evaluative research pre-

experiment. The subjects were students of VIII grades Junior High School Xaverius

Gisting, Lampung Academic Year 2014/2015 totaling 28 people. This research

instruments such as test and third questionnaire that teacher questionnaire validity

test, the validity of the effectiveness of the model according to the students, and self

assessment scale. This test was hard work character test with multiple choice graded

totaling 20 items. The analysis technique used is the categorization and T test

(Wilcoxon).

The results showed that: 1) Based on an assessment of collaborative

partners regarding of hard work character-based guidance classical collaborative

approach to experiential learning in VIII grades Junior High School Xaverius

Gisting, Lampung effective, 2) According to the students of this model effectively

improve the hard work character, 3) There is increased at each session, 4)

educational guidance service based character classical collaborative experiential

learning approach significantly effectively improve the of hard work character-of

students of VIII grades Junior High School Xaverius Gisting, Lampung.

Keywords: hard work character, classical guidance collaborative, experiential

learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan

perlindungan-Nya, Penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang

berjudul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

(Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)” dengan baik.

Selama proses penulisan tugas akhir ini, Penulis menyadari bahwa ada banyak

pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan, dan

mendukung setiap proses yang Penulis jalani. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.

3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas

bimbingan serta pendampingan selama Penulis menempuh studi.

4. Mas Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat yang memberikan

pelayanan dengan ramah dan penuh kesabaran pada Penulis selama

menempuh studi.

5. Bapak Robertus Dalwiji dan Ibu Yuliana Duriyati selaku orangtua yang telah

memberikan dukungan, doa, dan nasihat pada Penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6. Kakak dan adik serta saudara-saudara yang telah memberi dukungan pada

Penulis.

7. Teman-teman BK 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 atas doa,

dukungan, pengalaman, serta kebersamaan yang diberikan pada Penulis

selama ini, terkhusus Sahabat BK 2012 atas keceriaan, kekompakan,

dukungan, dan kebersamaan yang sudah dibagikan pada Penulis.

8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan

tugas akhir ini, terutama SMP Xaverius Gisting, Lampung atas kesempatan

yang telah diberikan pada Penulis sehingga dapat melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang

Penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, Penulis

mohon maaf kepada semua pihak yang merasa telah dirugikan atas kesalahan dan

kekurangan tersebut. Penulis juga menyadari kalau penelitian ini kurang sempurna

maka Penulis berharap mendapatkan kritik serta saran yang membangun dari

berbagai pihak guna untuk pembenahan serta penajaman penelitian ini agar semakin

lebih baik. Penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan

dapat dipergunakan sebagaimana mesti.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

G. Definisi Istilah .................................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12

A. Hakikat Pendidikan Karakter ........................................................... 12

1. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................. 12

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter .................................... 13

3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .......................................... 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ...... 15

5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP ................................. 18

6. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Terintegrasi ................................................................................ 21

B. Karakter Kerja Keras........................................................................ 24

1. Pengertian Kerja Keras .............................................................. 24

2. Karakteristik Kerja Keras ........................................................... 25

3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras .................................... 26

4. Manfaat Kerja Keras .................................................................. 27

5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras ................... 27

C. Hakikat Remaja ................................................................................ 28

1. Pengertian Remaja ..................................................................... 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2. Ciri-ciri Remaja .......................................................................... 29

3. Tugas Perkembangan Remaja .................................................... 31

4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras

bagi Remaja ................................................................................ 32

D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif......................................... 34

1. Pengertian Bimbingan Klasikal.................................................. 34

2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif ................................................ 35

E. Hakikat Experiential Learning ........................................................ 37

1. Pengertian Experiential Learning .............................................. 37

2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning .. 37

3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning ............................... 39

4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning ........................... 41

F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 42

G. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 44

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 45

C. Subjek Penelitian .............................................................................. 46

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 47

1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 47

2. Instrumen .................................................................................. 49

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................... 53

1. Validitas ..................................................................................... 53

2. Reliabilitas ................................................................................ 55

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 56

1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter

dan Persentase ............................................................................ 56

2. Wilcoxon Signed Ranks Test ...................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 62

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 62

B. Pembahasan ..................................................................................... 74

BAB V Simpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran................................ 84

A. Simpulan .......................................................................................... 84

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 85

C. Saran ................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 89

LAMPIRAN ................................................................................................. 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ............................................................... 45

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal .......................................... 46

Tabel 3.3 Subjek Penelitian.......................................................................... 46

Tabel 3.4 Rekapitulasi Kisi-kisi ................................................................... 53

Tabel 3.5 Reliabilitas ................................................................................... 55

Tabel 3.6 Kriteria Guilford .......................................................................... 56 Tabel 3.7 Nilai Validasi Mitra Kolaboratif .................................................. 57

Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi ........................................................... 59

Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras ........... 60

Tabel 4.1 Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model ................................ 63

Tabel 4.2 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model ................................ 65

Tabel 4.3 Kategorisasi Self Assessment Scale .............................................. 67

Tabel 4.4 Kategorisasi Karakter Kerja Keras .............................................. 68

Table 4.5 Uji T Sampel Berpasangan .......................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Experiential Learning ................................................... 38

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi .............. 67

Grafik 4.2 Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa ............................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Layanan ................................................. 95

Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas ............................................................... 99

Lampiran 3 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru ................... 101

Lampiran 4 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Siswa ................... 102

Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Self Assessment Scale ............................ 103

Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian Pretest ............................................ 107

Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian Posttest ........................................... 108

Lampiran 8 Validasi Guru .......................................................................... 109

Lampiran 9 Validasi Siswa ........................................................................ 112

Lampiran 10 Self Assessment Scale ........................................................... 113

Lampiran 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras........................................... 117

Lampiran 12 Modul.................................................................................... 122

Lampiran 13 Surat Tugas ........................................................................... 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Mulai tahun ajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan Republik

Indonesia resmi menggunakan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.

Esensi Kurikulum 2013 adalah keseimbangan antara sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Sikap harus menjadi dasar utama, dalam hal ini yang

menyelimuti keterampilan dan pengetahuan, dalam arti sikap harus dapat

memandu keterampilan dan pengetahuan.

Mulyasa (2014) mengemukakan bahwa pendidikan karakter dalam

Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak

mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Pembelajaran

berdasarkan Kurikulum 2013 lebih mengaktifkan peserta didik, sebaliknya

guru berperan sebagai fasilitator yang menggunakan pendekatan

experiential learning. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu

memperoleh pengalaman belajar langsung, baik di kelas maupun di luar

kelas sehingga pengalaman tersebut mampu menyatu hingga membentuk

menjadi karakter peserta didik itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Perubahan kurikulum hendaknya dibarengi dengan adanya evaluasi

serta revisi dari kurikulum itu sendiri. Dengan adanya revisi kurikulum

diharapkan mampu menciptakan suasana atau iklim belajar yang lebih baik

bagi peserta didik, begitu pula dengan implementasi Kurikulum 2013 yang

saat ini digunakan. Akan tetapi dalam praktik di lapangan banyak guru

yang mengalami kesulitan, baik dari buku-buku yang belum

terdistribusikan, penyusunan RPP yang nilai-nilai karakter sebatas tertulis

tanpa adanya proses penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar,

penekanan pada aspek kognitif saja, dan muatan pembelajaran yang begitu

banyak. Hal ini pun dialami oleh para guru yang ada di SMP Xaverius

Gisting, Lampung. Mereka mengalami kesulitan mengimplementasikan

Kurikulum 2013.

SMP Xaverius Gisting, Lampung sebenarnya sudah menerapkan

pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran. Tidak adanya guru

BK atau staf BK yang lulusan BK membuat siswa salah kaprah akan

fungsi BK di sekolah ini. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para guru

membuat peserta didik kurang diperhatikan terutama tentang pendidikan

karakternya, secara spesifik karakter kerja keras. Padahal pendidikan

karakter kerja keras sudah dipelajari namun kurang mendalam.

Kemungkinan sekolah kurang memahami maksud dan tujuan pendidikan

karakter terintegrasi tersebut sehingga karena pengabaian ini membuat

peserta didik mudah menyerah bila mulai merasakan kesulitan dalam hal

tersebut dan kerja keras mereka kurang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Karakter kerja keras yang hendak ditekankan pada penelitian ini lebih

pada usaha dalam mengatasi hambatan belajar maupun tugasnya serta

menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya sebagai peserta didik dengan

memperhatikan norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

Perilaku yang nampak pada siswa yang kurang mengembangkan karakter

kerja keras ini seperti mencontek pekerjaan teman (copy-paste) tanpa

mempedulikan prosesnya, dan akhirnya mereka tidak mau bersusah payah

mengerjakan tugas mereka masing-masing dan malah mengandalkan

temannya saja. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang makin

pesat. Perkembangan teknologi memang mempermudah penyelesaian

tugas-tugas, namun terkadang malah disalahgunakan, misalnya saja

mereka menggunakannya untuk bermain game online tanpa

memperhatikan batas waktu.

Keprihatinan inilah yang mendorong peneliti mengamati problematika

tentang pendidikan karakter kerja keras. Setiap orang pasti memiliki

karakter masing-masing, tetapi karakter yang sudah ada belum

dikembangkan secara optimal. Maka, peneliti tertarik untuk mengetahui

pendidikan karakter kerja keras yang dicapai oleh siswa kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung. Oleh karena itu, peneliti mencoba

menawarkan sebuah program tentang pelaksanaan pendidikan karakter

kerja keras melalui layanan bimbingan klasikal secara kolaborasi dengan

beberapa guru SMP Xaverius Gisting, Lampung dengan pendekatan

experiential learning. Bimbingan klasikal ini memuat topik-topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

mengenai kerja keras yang terdiri dari 4 topik bimbingan dan topik-topik

ini yang akan diberikan untuk para siswa. Keempat topik tersebut adalah

Aku Senang menghargai Orang Lain, Hasil Karyaku, Santai Nan

Produktif, dan Aku Bisa.

Pendidikan karakter kerja keras berdasarkan layanan bimbingan

klasikal kolaboratif diharapkan dapat membantu guru dalam penyampaian

materi karakter melalui pelajaran di kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih

bersemangat mengikuti pelajaran. Program bimbingan klasikal ini berbasis

pada pengalaman (experiential learning). Alasan peneliti menggunakan

menggunakan pendekatan ini adalah karena dengan belajar dari

pengalaman yang telah dialami sendiri maupun orang lain, siswa semakin

sadar dan memahami perilakunya saat itu dan berusaha untuk belajar dari

pengalaman itu supaya jadi lebih baik lagi. Penelitian ini bersifat evaluatif

deskriptif dan pra eksperimen. Program ini diberikan pada siswa untuk

melihat apakah implementasi pendidikan karakter berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan experiential learning benar-benar

efektif dalam peningkatan karakter kerja keras siswa.

Beranjak dari masalah-masalah di atas dan mengingat belum ada

penelitian yang secara langsung melihat capaian pendidikan karakter kerja

keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung maka peneliti mengangkat judul

“Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII di SMP Xaverius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015” dalam skripsi ini. Kajian

ini juga dimaksudkan agar grand design pendidikan karakter kerja keras

mampu mengembangkan potensi siswa sebagai generasi penerus.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang terkait dengan pendidikan

karakter pada siswa SMP, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Guru mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013

karena keterbatasan sarana prasarana.

2. Sekolah-sekolah SMP lebih menekankan pengajaran dari segi kognitif

sedangkan segi yang lain diabaikan.

3. Tidak adanya tenaga guru BK di SMP Xaverius Gisting, Lampung.

4. Pendidikan karakter kerja keras kurang ditanamkan pada siswa.

5. Siswa kurang mampu mengembangkan karakter kerja keras yang ada

dalam diri mereka.

6. Belum adanya penelitian yang secara langsung melihat capaian

pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting, Lampung.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang telah teridentifikasi masalah memang cukup

banyak dan sangat kompleks. Oleh karena itu, peneliti mencoba

membatasi masalah yang akan dikaji yang difokuskan pada beberapa poin

teridentifikasi yaitu poin 4, 5, dan 6. Fokus kajian diarahkan pada analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

efektivitas implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning

pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut

penilaian kepala sekolah dan guru?

2. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut

penilaian siswa?

3. Seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,

Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter yang

ditanamkan?

4. Apakah terdapat peningkatan secara signifikan hasil implementasi

pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 antara

sebelum dan sesudah implementasi model?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung berdasarkan

penilaian kepala sekolah dan guru.

2. Mendeskripsikan efektivitas pendidikan karakter kerja keras berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung menurut

penilaian siswa.

3. Mendeskripsikan seberapa baik peningkatan hasil pendidikan karakter

kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 untuk keempat sub karakter

yang ditanamkan.

4. Menguji signifikansi peningkatan hasil pendidikan karakter kerja keras

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,

Lampung tahun ajaran 2014/2015 sebelum dan sesudah implementasi

model.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

F. Manfaat Penelitian

Harapannya penelitian ini dapat berguna bagi orang yang

membutuhkan. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan

pengalaman, khususnya dalam bidang penerapan Bimbingan dan

Konseling terkait peran guru BK dalam pelaksanaan pendidikan

karakter khususnya nilai kerja keras, sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang

sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan

evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan

pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu,

dan tepat sasaran.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi

semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan

mengevaluasi program pendidikan karakter yang terintegrasi

dengan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

c. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata

pelajaran) di SMP

Hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi

mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat

mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya

guna mencerdaskan peserta didik.

d. Bagi siswa

Penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan mereka

terkait dengan nilai kerja keras sehingga di kemudian hari

mereka semakin dapat mengambil dan menerapkan nilai kerja

keras dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui dan memahami efektivitas

pendidikan karakter kerja keras di SMP Xaverius Gisting,

Lampung tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, peneliti juga

mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang

sesuai dengan nilai-nilai karakter yang hendak ditingkatkan

dalam diri siswa.

f. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat

digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang

hendak mengembangkan pendidikan karakter ini secara lebih

mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

G. Definisi Istilah

Beberapa istilah terkait judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

2. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman, penghayatan, dan

pengamalan nilai-nilai luhur seseorang yang diwujudkan dalam

interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya

untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi

hati, pikir, raga, rasa, dan karsa.

3. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

4. Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan

konseling yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan

dan konseling (Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik

dalam satuan kelas.

5. Bimbingan klasikal kolaboratif adalah salah satu dari layanan dasar

BK yang dirancang bersama dengan pihak lain, seperti guru mata

pelajaran atau tenaga ahli untuk melakukan kontak langsung dengan

para peserta didik di kelas secara terjadwal yang hasilnya dapat

diamati dan dinilai bersama- sama. Selain itu, dapat memperoleh

informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan

pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh

guru BK bersama dengan guru mata pelajaran.

6. Experiential learning adalah pendidikan berbasis pengalaman yang

merupakan sebuah proses di mana para pembelajar membangun

pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas hakikat pendidikan karakter, hakikat remaja, hakikat kerja

keras, hakikat bimbingan klasikal kolaboratif, hakikat experiential learning,

kerangka pikir, dan hipotesis penelitian.

A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Lickona (Wibowo, 2010) mengungkapkan bahwa karakter

merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara

bermoral. Lickona (2013) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai

upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter

siswa. Pendidikan karakter menekankan pentingnya 3 unsur yakni

pengertian moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Ramli

(Fathurrohman, dkk, 2013), berpendapat bahwa pendidikan karakter

memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan

pendidikan akhlak.

Carr dan Steutel (Nucci, L.P & Darcia N, 2014) berpendapat

bahwa pendidikan karakter seharusnya didasarkan pada komitmen

yang jelas pada etika kebajikan. Menurut Sunaryo (Wibowo, 2012)

pendidikan karakter merupakan pendidikan sepanjang hayat, sebagai

proses perkembangan ke arah manusia kaffah (sempurna). Pendidikan

karakter membutuhkan keteladanan sejak dini sampai dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk

menjadikan seseorang (peserta didik) mengenal, peduli, dan

menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri, sehingga dapat

berperilaku sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan karakter dilakukan

dengan keyakinan bahwa karakter seseorang dapat dikembangkan dan

dapat diubah.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan karakter

Fathurrohman, dkk (2013) mengungkapkan bahwa pendidikan

karakter memiliki fungsi sebagai pengembangan, perbaikan, dan

penyaringan.

a. Pengembangan

Mengembangkan potensi peserta didik untuk dapat berperilaku

baik sebagai peserta didik yang sudah mempunyai sikap dan

perilaku yang mencerminkan karakter diri maupun karakter

bangsa.

b. Perbaikan

Memperkokoh pendidikan nasional untuk bertanggung jawab

dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

c. Penyaringan

Memilah-milah atau menyaring karakter bangsa sendiri maupun

karakter bangsa lain yang kurang sesuai dengan nilai-nilai karakter

bangsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Fathurrohman, dkk (2013) mengatakan bahwa tujuan pendidikan

karakter secara khusus adalah untuk:

a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sesuai dengan nilai-nilai secara universal dan tradisi karakter

bangsa yang religius.

b. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan

warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta

didik sebagai generasi muda penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, dan berwawasan luas.

e. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar

yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta

memiliki rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan

(dignity).

3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa

pendidikan karakter hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk

membangun karakter.

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

perilaku yang baik.

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada

nilai dasar yang sama.

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter.

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter.

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-

guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan

peserta didik.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Menurut Suparno (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan karakter individu, seperti:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

a. Keluarga

Keluarga merupakan komunitas awal seorang anak mengenal

karakter. Peranan orangtua dalam hal ini sangat penting. Sejak lahir

anak sudah belajar karakter tertentu dari orangtua. Ketika anak

dalam kandungan pun anak sudah belajar bersikap dari

orangtuanya, terutama dari ibu yang mengandung. Selain itu,

suasana keluarga menjadi sangat penting bagi perkembangan

karakter anak. Orangtua perlu dilibatkan agar pendidikan karakter

di sekolah dapat berjalan lancar dan lebih efektif.

b. Guru

Selain orangtua, guru mempunyai andil besar dalam pendidikan

karakter anak. Pendidikan karakter bisa dilakukan melalui

pengajaran dan juga sikap guru terhadap anak, karena melalui

pembelajaran guru bisa mengajarkan mengenai hal yang baik.

c. Teman

Karakter remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Secara

psikologis, remaja sedang dalam proses pencarian jati diri sehingga

remaja ingin bergabung dengan teman sebayanya dalam pencarian

jati dirinya. Orangtua perlu mengetahui siapa saja teman dari anak

dan orangtua perlu memantau pergaulan anak.

d. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah serta suasana sekolah mempunyai pengaruh

pada pendidikan dan pengembangan karakter anak. Suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

sekolah perlu diatur dan ditata sesuai dengan nilai karakter yang

akan ditanamkan pada diri anak. Oleh karena itu, perlu adanya

kerjasama dari seluruh pihak yang ada di lingkungan sekolah agar

penanaman karakter sungguh nyata dan efektif dalam

pengembangan karakter anak maupun semua pihak yang ada di

sekolah.

e. Lingkungan masyarakat

Keadaan, situasi, dan karakter lingkungan sekitar/masyarakat

berpengaruh pada pembentukan karakter remaja. Remaja akan

melihat serta meniru apa yang dilakukan oleh lingkungan

sekitarnya. Lingkungan yang mendukung pengembangan karakter

positif remaja tentunya situasi lingkungan memiliki karakter yang

positif juga. Bila lingkungan sekitar kurang mendukung

pengembangan karakter positif remaja maka karakter baik yang

sudah ditanamkan di sekolah maupun di keluarga akan luntur

karena pengaruh lingkungan tersebut.

f. Buku bacaan

Buku-buku bacaan berpengaruh pada karakter anak. Banyak anak

yang karakternya berkembang karena isi buku yang dibacanya

memberikan inspirasi bagi dirinya. Ada juga yang memiliki

karakter kurang baik karena buku yang dibaca merupakan buku

yang tidak sesuai dengan usianya sehingga anak bersikap kurang

baik juga. Peranan sekolah sangat penting dalam membantu anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

agar dapat memilih buku bacaan yang baik. Oleh karena itu, di

perpustakaan sekolah perlu disediakan banyak buku yang dapat

memberikan inspirasi pada anak serta dapat mendukung

pengembangan karakter anak.

g. Media

Perkembangan teknologi yang makin pesat sangat mempengaruhi

karakter remaja. Banyak remaja meniru apa yang dilihatnya di

media tanpa menyaring informasi yang didapat. Bila yang dilihat

adalah hal yang kurang baik maka mereka akan dengan mudah

terpengaruh. Perkembangan teknologi sebenarnya dapat membantu

kita belajar dan berkomunikasi dengan siapa pun di dunia ini

dengan lebih cepat serta dapat mempermudah pekerjaan kita. Di

sisi lain teknologi informasi dapat memberikan informasi dan

pengaruh yang kurang baik dan dapat merusak karakter anak. Oleh

karena itu, anak perlu dibantu lebih kritis dalam menggunakan

teknologi informasi ini seperti internet, HP, serta media sosial.

Mereka juga perlu dibantu dalam memilah-milah informasi yang

didapatnya.

5. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP

Berdasarkan pedoman Pendidikan Karakter di SMP (Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010),

pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan

kesiswaan.

a. Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran

Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah

pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan

pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam

tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran,

baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua

mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk

menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang

ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik

mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai,

serta menjadikannya sebagai perilaku.

Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran

memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara

subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait

langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia,

yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang

secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai

taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan

menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada

mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari

tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

b. Pendidikan karakter terintegrasi melalui manajemen sekolah

Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan

manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter

memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang

dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam

pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara

memadai. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan

direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain

meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan

kurikulum nilai-nilai karakter, (3) nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga

kependidikan, dan (5) nilai-nilai karakter pembinaan

kepesertadidikan.

c. Pendidikan karakter terintegrasi melalui kegiatan pembinaan

kesiswaan

Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di

luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu

pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berwenang di sekolah.

6. Hambatan-hambatan Pelaksanaan Pendidikaan Karakter

Terintegrasi

Pendidikan karakter terintegrasi di sekolah memang mengalami

banyak kendala/kelemahan dan peranan sekolah yang kurang

maksimal dalam mendukung pendidikan karakter. Arifin (Wibowo,

2012) menyatakan bahwa ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan

layanan pendidikan di sekolah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara

lain sebagai berikut.

a. Kelemahan pada aspek proses belajar mengajar saat di kelas

Hal ini ditandai dengan adanya aktivitas belajar siswa di sekolah

kurang optimal dalam mengembangkan potensi diri, proses belajar

mengajar di kelas belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan,

minat, dan bakat yang dimiliki siswa secara beragam, serta masih

banyak terjadi proses pembelajaran yang sifatnya guru

sentris/terpusat pada guru mestinya berpusat pada siswa (student

centered).

b. Kelemahan pada aspek pengorganisasian pengalaman belajar

peserta didik

Pembelajaran di Indonesia selama ini menggunakan model klasikal

yang cenderung menyulitkan guru dalam pemberian layanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan

siswa secara optimal.

c. Kelemahan pada aspek pengembangan kurikulum

Esensi dari Kurikulum 2013 sebenarnya memiliki keseimbangan

antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Akan tetapi banyak

sekolah yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Hal ini

bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan guru

sehingga kesulitan melaksanakannya.

d. Kelemahan pada aspek sarana dan prasarana

Keterbatasan sarana prasarana sekolah ini dapat mempengaruhi

proses penginternalisasian pendidikan karakter kurang optimal.

Menurut Suparno (2015) ada beberapa kendala dalam pelaksanaan

pendidikan karakter. Kendala pendidikan karakter itu adalah sebagai

berikut.

a. Ketidakmampuan dan ketidaksiapan pendidik

Hal ini terjadi karena guru kurang berminat mengintegrasikan

pendidikan karakter dalam mata pelajaran, guru tidak tahu

bagaimana cara menjelaskan pendidikan karakter, guru tidak mau

repot, dan kurang kesadaran dari tugas pendidik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

b. Program kurang baik

Program yang tidak baik dapat disebabkan oleh perencanaan yang

kurang matang, kurangnya pertimbangan, maupun petugas yang

kurang kompeten di bidangnya.

c. Kekurangan dana

Kekurangan dana dapat disebabkan karena perencanaan dana yang

kurang cermat, mungkin memang tidak ada dana yang disediakan,

perbedaan perhitungan dengan kenyataan, dan mungkin adanya

tindak kecurangan dalam pengelolaan uang.

d. Waktu tidak tepat

Waktu yang tidak tepat biasanya karena waktunya mendekati

ulangan atau ujian, waktu liburan besar, dan waktu bulan puasa

atau acara agama tertentu.

e. Tidak ada teladan dari pejabat yang baik

Kurangnya teladan baik dari pejabat akan membuat pendidikan

karakter tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan

guru/pendidik yang kritis terhadap tingkah laku pejabat yang

kurang baik agar siswa dapat diajak untuk mengkritisi tindakan

pejabat itu baik atau tidak.

f. Lingkungan yang tidak kondusif

Lingkungan yang baik akan membantu orang lebih berkembang,

namun lingkungan tidak baik akan menghambat orang dan kurang

berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

g. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan faktor penting bertindak baik. Anak sudah

dibiasakan dan dilatih dalam keluarga. Kebiasaan-kebiasaan dari

kecil ini pun dapat mempengaruhi pendidikan karakter orang di

kemudian hari.

B. Hakikat Kerja Keras

1. Pengertian Kerja Keras

Yaumi (2011) menuliskan bahwa kerja keras merupakan perilaku

yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-

baiknya. Menurut Gardner, Csikzentmihalyi, dan Damon (2001) kerja

keras tidak sekadar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang belum

terselesaikan dan bukan pula menyibukkan diri dalam berbagai

aktivitas yang dapat menarik perhatian tetapi lebih dari itu. Kerja keras

perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Dikatakan baik

dan istimewa karena pekerjaan yang dihasilkan melebihi kualitas

pekerjaan pada umumnya. Hal ini terjadi karena pekerjaan itu

diselesaikan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya lebih

memuaskan.

Kerja keras berarti semangat pantang menyerah dan diikuti

keyakinan kuat serta mantap dalam mencapai impian dan cita-cita.

Karakter ini dibutuhkan oleh tiap orang agar memiliki semangat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

tidak putus asa dalam menggapai cita. Keberhasilan individu didukung

pula dengan kerja keras yang sudah dilakukan. Jika individu kurang

kerja keras dalam mewujudkan impian dan harapannya hanya akan sia-

sia belaka serta impiannya sebatas angan-angan semata.

Berdasarkan hal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja

keras merupakan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan

tugasnya dengan sebaik-baiknya. Dalam menyelesaikan tugas-

tugasnya itu perlu disertai dengan bekerja yang baik dan istimewa. Bila

menyelesaikan tugas disertai dengan baik dan istimewa maka akan

mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.

2. Karakteristik Kerja Keras

Yaumi (2014) menyatakan bahwa karakteristik orang yang

memiliki karakter kerja keras, yaitu:

a. Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian

melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain,

b. Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja kerasnya,

c. Tidak terlalu memaksakan diri untuk terus belajar jika sudah lelah

tetapi perlu menghargai waktu yang dimiliki untuk mengerjakan

hal bermanfaat lain dalam hidup.

d. Senang melakukan hal-hal yang bermanfaat demi tercapainya

belajar yang optimal.

e. Menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri

maupun proses belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

3. Aspek Pembentuk Perilaku Kerja Keras

Ada beberapa hal yang dapat membentuk perilaku kerja keras

siswa. Menurut Kurniawan (2013), aspek-aspek dari kerja keras adalah

sebagai berikut.

a. Berani mencoba

Berani mencoba berarti melakukan suatu tindakan nyata. Tindakan

ini tentunya dapat dipraktikkan sehingga bisa dilihat. Berani

mencoba dapat dikatakan bahwa ada usaha untuk belajar. Belajar

dari kesalahan untuk menemukan hal yang benar. Dengan berani

mencoba individu secara terus menerus dapat mengoptimalkan

kemampuan yang ada pada dirinya.

b. Memiliki semangat dan tekad yang kuat

Semangat dan tekad dalam melakukan sesuatu memang

dibutuhkan. Selalu melakukan tugas dengan giat dan bersungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugasnya. Individu yang memiliki

semangat akan memiliki gairah hidup yang tinggi pula. Dengan

memiliki semangat dan tekad yang kuat maka individu akan

menghindarkan diri dari sikap tergesa-gesa apalagi sikap hidup

tanpa motivasi.

c. Pantang menyerah

Pantang menyerah artinya tidak mudah menyerah dan putus asa

menghadapi suatu pekerjaan, seberat apa pun pekerjaan yang

dilakukan. Putus asa adalah tindakan yang mengarah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

kegagalan. Jika segala daya upaya telah dikerahkan dan belum

diperoleh keberhasilan, maka kegagalan menjadi “sukses yang

tertunda”, namun menyerah sebelum berusaha lebih keras lagi

berarti menyiapkan diri menuju kegagalan yang sesungguhnya.

4. Manfaat Kerja Keras

Individu dapat memperoleh manfaat dari kerja keras yang sudah

dilakukannya. Menurut Kurniawan (2013) manfaat yang dapat

diperoleh individu seperti:

a. Mengembangkan potensi diri untuk meraih prestasi yang

diinginkan.

b. Membentuk pribadi yang memiliki tanggung jawab.

c. Mengangkat harkat dan martabat diri.

d. Hasil yang dicapai akan lebih baik dan optimal.

e. Tidak menjadi orang yang manja.

f. Menjadi pribadi yang tahan banting dalam menyelesaikan tugas

atau pekerjaan.

g. Menjadi lebih rajin.

5. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Kerja Keras

Upaya-upaya atau cara yang dapat dilakukan oleh pendidik (guru)

dalam menanamkan serta mengembangkan karakter kerja keras siswa

(Kurniawan, 2013), yaitu:

a. Membantu siswa untuk membuat target pencapaian yang realistis

dan bisa dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

b. Membesarkan hati atau memotivasi siswa agar mau terus berusaha

dan mencoba.

c. Menerima siswa apa adanya serta perlu menghargai tiap rangkaian

proses yang sudah dilalui siswa.

d. Memberikan pemahaman akan artinya nilai kerja keras pada siswa.

e. Membantu siswa menyelesaikan problem yang sedang dialami agar

dapat mencegah siswa untuk melakukan kesalahan yang sama.

f. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menghadapi tantangan

dan mencoba hal yang baru.

C. Hakikat Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja berasal dari bahasa Latin, yaitu adolescence yang

memiliki arti to grow dan to grow maturity. Para teoritikus awal

memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan ketertekanan

biologis. Penelitian terkini menunjuk bahwa masa remaja merupakan

hasil dari kekuatan biologis, psikologis, dan sosial. Masa remaja

(adolescence) merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa (Berk, 2012). Anna Freud (Hurlock, 1990), berpendapat

bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan yang mencakup

perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam

hubungan dengan orangtua serta cita-cita mereka. Pembentukan cita-

cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi 2, yaitu remaja

awal dan remaja akhir. Remaja awal memiliki rentang usia antara 13

tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, sedangkan remaja akhir memiliki

rentang usia antara 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Perbedaan

antara remaja awal dan akhir adalah bahwa pada masa remaja awal

individu masih menonjolkan karakteristik perkembangan kanak-kanak

akhir, sedangkan pada masa remaja akhir individu sudah mencapai

masa transisi dan mendekati masa dewasa. Menurut Konopka (Yusuf,

2010) masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: remaja awal (12-15

tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun).

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

remaja adalah masa transisi serta pencarian jati dirinya. Oleh karena

itu, pada masa remaja ini juga disebut dengan masa dimana dalam diri

individu mengalami kekacauan dan ketertekanan biologis. Dalam

proses perkembangan remaja terdapat perubahan hubungan dengan

orangtuanya serta cita-citanya.

2. Ciri-ciri Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja

terjadi perubahan yang sangat cepat, baik secara fisik maupun

psikologis. Menurut Hall (Santrock, 2003) ada beberapa perubahan

yang terjadi selama masa remaja, yakni:

a. Bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa

topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

remaja yang ditandai dengan munculnya frustrasi juga penderitaan,

konflik maupun krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang

cinta, serta perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini

merupakan hasil dari perubahan fisik terutama perubahan yang

terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan

tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan

untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih

mandiri, dan bertanggung jawab.

b. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat dan diikuti dengan

kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja

merasa kurang percaya diri serta kurang yakin dengan kemampuan

yang dimilikinya. Perubahan fisik yang terjadi terjadi adalah

perubahan internal seperti sistem pencernaan, maupun perubahan

eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh

yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

c. Selama masa remaja, banyak hal yang menarik bagi dirinya yang

dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal-hal yang

baru dan lebih matang. Karena ada tanggung jawab yang lebih

besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan dapat

mengarahkan ketertarikan mereka pada hal yang lebih penting.

Perubahan juga terjadi dalam hal hubungan dengan orang lain.

Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan sesama jenis

kelamin, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada

masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati

masa dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersifat ambivalen dalam menghadapi

perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan

kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab

yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan

mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.

Menurut Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) masa remaja ditandai

dengan adanya; 1) peralihannya sikap tergantung (dependence) dengan

orangtua menjadi lebih mandiri (independence), 2) berkembangnya

minat seksualitas, 3) kecenderungan untuk merenung atau

memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Kay (Jahja, 2011) mengemukakan tugas-tugas perkembangan

remaja sebagai berikut:

a. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur

yang mempunyai otoritas.

b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan

belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara

individual maupun kelompok.

c. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuannya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

d. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas

dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup

(Weltanschauung).

e. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

Sementara itu, Havighurst (1961) mengemukakan tugas-tugas

perkembangan remaja antara lain:

a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.

b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

c. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa

lainnya.

d. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

e. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk

dalam bertingkah laku.

4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras bagi

Remaja

Pendidikan karakter tidak akan optimal/berhasil kalau tidak

didukung oleh berbagai pihak-pihak terkait, terutama karakter kerja

keras pada remaja. Remaja merupakan masa transisi (Berk, 2012).

Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari jati dirinya. Namun karena

salah bergaul dan kurang mampu mengendalikan diri, maka remaja

mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Selain itu, lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dimana remaja tinggal dapat mempengaruhi pembentukan karakter

kerja keras pada remaja tersebut.

Perkembangan teknologi yang makin pesat membuat remaja

berlomba-lomba untuk mencari tahu dan apalagi kecanggihan

komunikasi pada zaman ini sangat mempengaruhi pembentukan dan

perkembangan karakter kerja keras remaja. Sebagai contoh saat ini

remaja dengan mudah mendapatkan informasi tentang berbagai hal

melalui internet namun, terkadang karena kurang arif dalam

penggunaan media ini remaja memilih jalan yang singkat untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya dengan meng-copy paste

artikel ataupun bahan ajar yang tersaji diinternet tanpa membaca atau

mengoreksi hasilnya. Kadang mereka yang gemar game online sampai

lupa waktu. Mereka melupakan tugas mereka sebagai pelajar dan bila

terdesak, mereka akan mengandalkan temannya dan kemudian

menyalin pekerjaan dari teman. Hal ini sesuai dengan pendapat

Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) tentang masa remaja yang ditandai

dengan adanya kecenderungan untuk memperhatikan diri sendiri.

Berdasarkan pendapat Kurniawan (2013) terkait manfaat kerja

keras dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat kerja keras bagi

remaja, seperti:

a. Dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

b. Terbentuknya pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab.

c. Hasil yang diperoleh lebih optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

d. Tidak menjadi orang yang manja karena remaja merasakan

prosesnya.

e. Menjadi pribadi yang tidak pantang menyerah ketika

menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.

f. Tentunya remaja akan menjadi pribadi yang lebih rajin dan

sabar.

D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif

1. Pengertian Bimbingan Klasikal

Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) mengemukakan bimbingan

klasikal merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling

(Guru BK) atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan

kelas yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut Dirjen Pendidikan

Dasar (2014), bimbingan klasikal merupakan format kegiatan

bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam

rombongan belajar satu kelas. Bimbingan klasikal merupakan proses

yang direncanakan untuk membantu populasi sekolah memperoleh

informasi, keterampilan atau pengalaman yang berguna dan

dibutuhkan.

Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh

atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi,

dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

besar. Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat

informatif, sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru

BK (Sukmadinata, 2007).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan

yang diberikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta

masalah yang bersifat umum. Kegiatan ini diberikan pada seluruh atau

sebagian besar siswa dalam satuan kelas.

2. Bimbingan Klasikal Kolaboratif

Menurut Makrifah & Wiryo Nuryono (2014) strategi layanan

bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi dalam pelayanan

bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan

aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau

mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga dapat mencapai

tujuan pendidikan.

Depdiknas (2008) mengemukakan program bimbingan akan

berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam

hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor

atau guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka

memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,

kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa,

dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan

oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang

kondusif bagi belajar siswa.

b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.

c. Menandai siswa yang diduga bermasalah.

d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui

program remedial teaching.

e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.

f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan

bidang kerja yang diminati siswa.

g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,

sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa

tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,

persyaratan kerja, dan prospek kerja).

h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,

sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru

merupakan “figur central” bagi siswa).

i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata

pelajaran yang diberikannya secara efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

E. Hakikat Experiential Learning

1. Pengertian Experiential Learning

Experiential learning merupakan suatu proses belajar yang lebih

mengaktifkan pembelajaran dengan membangun pengetahuan serta

keterampilan juga nilai dan sikap melalui pengalaman secara langsung

(Nasution, 2005). Experiential learning akan lebih berarti jika

pembelajar ikut ambil bagian dalam melakukan kegiatan.

Experiential learning menekankan pada sebuah model

pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Pengalaman memiliki

peranan yang sangat penting dalam proses belajarnya atau dengan kata

lain pengetahuan tercipta karena adanya transformasi dari pengalaman

(experience). Pengetahuan merupakan hasil perpaduan antara

memahami dan mentransformasi pengalaman (Kolb, 1984).

Jadi, experiential learning juga dapat didefinisikan sebagai proses

belajar yang melalui pengalaman langsung secara terus menerus akan

mengalami perubahan guna meningkatkan keefektivan dari hasil

belajar itu sendiri. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru terbaik

bagi kehidupan. Melalui pengalaman, individu dapat belajar untuk

menjadi lebih baik lagi dan pengalaman tidak akan berhenti begitu

saja.

2. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Experiential Learning

David Kolb (1984) mengatakan bahwa model experiential learning

meruupakan sebuah proses yang melingkar yang terdiri dari empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Concrete Experience (1)

Reflective Observation (2)

Abstract Conceptualization

(3)

Active experimentation

(4)

fase. Pertama, fase Concrete Experience menggunakan pengalaman

yang sudah dilalui peserta atau pengalaman yang disediakan untuk

pembelajaran yang lebih lanjut. Kedua, fase Reflective Observation

mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah dilalui atau saling

berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui. Ketiga, fase Abstract

Conceptualization proses menemukan tren yang umum dan kebenaran

dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk reaksi

pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau konsep

yang baru. Keempat, fase Active Experimentation modifikasi perilaku

lama dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.1

Model Experiential Learning Kolb

Silberman (2007) menuliskan bahwa dalam pelaksanaan

experiential learning memerlukan proses-proses. Ada 5 proses dalam

experiential learning, yaitu:

a. Menciptakan keterbukaan

Sebelum memulai kegiatan ini perlu menciptakan keterbukan di

semua pihak yang mengikuti kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b. Memajukan pemahaman

Banyak orang mengira fase memajukan pemahaman akan berupa

pengajaran langsung, terutama menggunakan ceramah dan diskusi.

Kemungkinan benar jika maksudnya adalah untuk menyampaikan

informasi penting pada siswa.

c. Menimbang sikap dan perilaku baru

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada siswa secara

eksperiential kepada tindakan yang diinginkan agar mereka

berpikir dan melakukan.

d. Bereksperimen

Eksperimen perubahan yang ideal berarti melakukan kegiatan yang

sudah pernah dicoba latihan sebelumnya dan mereka diminta untuk

mencobanya dalam dunia nyata/kehidupan mereka.

e. Mendapatkan dukungan

Fase mendapatkan dukungan ada beberapa kegiatan yang berguna

untuk membantu siswa mempertahankan usaha mereka untuk

berubah. Salah satunya ialah harus melibatkan kemauan siswa

untuk membuat rencana untuk kondisi yang mungkin dapat

menggagalkan kemajuan mereka.

3. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning

Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada

dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran

berpusat pada siswa atau pembelajar. Siswa yang harus aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

melakukan atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu, mengolah,

memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan

bantuan orang lain khususnya sesama pembelajar, serta berusaha

mengaplikasikan hasil pembelajarannya itu dalam menghadapi

berbagai tugas di luar lingkungan pembelajaran, yaitu dalam

kehidupan nyata sehari-hari.

Untuk itu, ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan inti yang

lazim dipraktikkan pada berbagai tahap proses belajar dalam siklus

pembelajaran experiential, khususnya refleksi dan sharing.

a. Refleksi

Hakikat refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat

menghadirkan kembali dalam batin kita aneka pengalaman yang

sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya yang lebih

dalam. Maka ada yang menyatakan bahwa refleksi selalu bertujuan

mendidik, dalam arti berperan sebagai sejenis jembatan yang

menghubungkan pengalaman pribadi dan belajar. Refleksi yang

benar membantu kita mencapai insight atau pencerahan, yaitu

menangkap pengertian dan nilai-nilai hidup semakin mendalam

serta menolong munculnya ketetapan hati untuk bertindak

mewujudkan pengertian dan nilai hidup yang semakin mendalam

itu dalam kehidupan kita sehari-hari (Supratiknya, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b. Sharing

Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang

muncul sebagai hasil refleksi, kepada orang lain dalam kegiatan

belajar bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil

refleksi, masing-masing peserta saling mendengarkan, saling

membantu menangkap makna dan nilai yang semakin mendalam

dari berbagi pengalaman hidupnya, serta saling meneguhkan. Agar

berlangsung secara lancar dan efektif, kegiatan refleksi dan sharing

dalam kelompok perlu difasilitasi oleh seorang fasilitator melalui

pertanyaan-pertanyaan dalam apa yang disebut lingkaran refleksi

(Supratiknya, 2011).

4. Kelebihan Pendekatan Experiential Learning

Metode experiential learning memiliki kelebihan yakni dapat

meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya

suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam

proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir

kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif

yang berbeda. Dari kelebihan yang ada pada metode experiential

learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode experiential

learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan

memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang

akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu

pembelajaran dengan metode experiential learning dapat efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

diberikan kepada peserta didik sehingga tercapailah tujuan dari metode

experiential learning yakni, mengubah struktur kognitif siswa,

mengubah sikap siswa, dan memperluas keterampilan-keterampilan

siswa yang telah ada.

F. Kerangka Pikir

Karakter kerja keras kurang terinternalisasi dalam diri peserta didik,

sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan. Pendidikan

karakter yang diintegrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan

pada sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP. Hal ini

diaplikasikan dalam layanan bimbingan klasikal kolaboratif antara guru

BK dan guru mata pelajaran dengan pendekatan experiential learning.

Kegiatan ini merupakan sebuah tawaran untuk meningkatkan pemahaman

serta penghayatan secara afektif dan pengamalan karakter kerja keras

sebagai peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Kurikulum

Pendidikan karakter

perlu ditingkatkan

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis

tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning tidak efektif secara

signifikan meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

Hi: Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif

meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan

Pengamalan Karakter Kerja Keras sebagai Peserta

Didik

Terintegrasi

pada Mapel Evaluasi

Model Pendidikan Karakter Melalui Layanan

Bimbingan Klasikal: Guru BK dan Guru

Mata Pelajaran dengan berkolaborasi

Pendekatan Experiential Learning

- Guru merasa

kesulitan

- Pedoman dipandang

kurang operasional

- Guru BK tidak

dilibatkan

- Hasil belum baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas jenis penelitan, tempat dan waktu penelitian, subjek

penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas, serta

teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan

deskriptif dan menggunakan bentuk Pre-Experimental Designs

(nondesigns) dengan one-group pretest-posttest design (Sugiyono, 2013).

Jenis penelitian ini dipilih karena desain ini bertujuan untuk mengevaluasi

metode ini dan karena eksperimen ini belum merupakan eksperimen yang

sungguh-sungguh. Alasannya karena masih terdapat variabel lain yang ikut

berpengaruh terhadap terbentuknya karakter kerja keras. Hal ini terjadi

karena tidak adanya kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara

acak (random). Desain ini untuk membandingkan keadaan sebelum dan

sesudah pemberian perlakuan dan mengevaluasi layanan bimbingan

tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tes awal/pretest dan tes

akhir sesudah perlakuan/posttest serta kuesioner yang bersifat untuk

melihat efektivitas layanan tersebut.

Tujuan dari penggunaan desain ini adalah untuk mengetahui

gambaran umum tentang tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII di

SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum dan

sesudah mendapatkan bimbingan klasikal kolaboratif mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

pendidikan karakter kerja keras dengan pendekatan experiential learning.

Selain itu, desain ini dipilih untuk mengetahui efektivitas pendidikan

karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII di SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015. Secara sederhana,

desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : Tes akhir (posttest) sesudah perlakuan diberikan

X : Treatment/perlakuan

(Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah swasta yang ada di

Lampung, yaitu SMP Xaverius Gisting. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Februari-Mei, namun pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2

hari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Penelitian tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

hanya di sekolah tetapi dilakukan di Kampus III Paingan untuk persiapan.

Persiapan yang dilakukan di Kampus terkait dengan penyusunan modul

dan kuesioner untuk implementasi model ke lapangan.

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Bimbingan Klasikal

Bimbingan Hari I

Hari, tanggal Waktu Topik Bimbingan Durasi

Jumat, 22 Mei

2015 07.30−08.30

Aku Senang Menghargai

Orang Lain 120 menit

10.00−12.00 Hasil Karyaku 120 menit

Bimbingan Hari II

Sabtu, 23 Mei

2015 07.30−08.30 Santai nan Produktif 120 menit

10.00−12.00 Aku Bisa 120 menit

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Xaverius Gisting,

Lampung kelas VIII sejumlah 28 orang. Subjek penelitian terdiri dari 16

orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Rincian subjek penelitian dapat

dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Siswa Kelas VIII 16 12

Total 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian, karena tujuan

utama penelitian adalah untuk memperoleh data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan.

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau

dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Tes

bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan posttest

peningkatan karakter kerja keras. Sedangkan teknik non tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi

pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian

mitra kolaboratif (kepala sekolah dan guru) dan siswa.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tahap persiapan

1) Menganalisis topik materi

2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling

(RPBK)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner

atau skala

4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner

5) Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam hal ini

berperan Dr. Gendon Barus, M. Si selaku reviewer validitas

rasional (validitas isi)

b. Tahap pelaksanaan

1) Pemberian pretest untuk mengetahui penguasaan dan

pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan

2) Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning dengan menyajikan 4 (empat) topik bimbingan

klasikal.

3) Pemberian posttest untuk melihat peningkatan penguasaan dan

pemahaman konsep siswa setelah mengikuti rangkaian

kegiatan bimbingan

c. Tahap akhir

1) Mengumpulkan data yang diperoleh

2) Mengolah data hasil penelitian

3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian

4) Menarik kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

2. Instrumen

Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa dalam penelitian

kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat

berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

pada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Kuesioner cocok

digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah

yang luas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 instrumen

berupa 3 kuesioner dan 1 soal tes dengan berbagai model seperti pada

penjelasan di bawah ini.

a. Kuesioner validasi efektivitas model (responden mitra kolaboratif)

Validasi efektivitas model dengan responden mitra

kolaboratif berbentuk pernyataan checklist with rating scale.

Sugiyono (2013) menerangkan bahwa dengan rating scale data

mentah yang diperoleh berupa angka serta dapat ditafsirkan secara

kualitatif. Artinya, jawaban dari responden merupakan data

kualitatif. Kuesioner validasi efektivitas model dipersiapkan guna

memfasilitasi responden (mitra kolaboratif) untuk memberikan

penilaian mengenai efektivitas model pendidikan karakter berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

experiential learning. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian

Stranas) terlampir pada Lampiran 8 (Halaman 109).

b. Kuesioner validasi efektivitas model (responden siswa)

Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk

pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono (2013)

menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan

jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”,

dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau

rasio dikotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert

terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” hingga

“sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya terdapat

dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini,

“ya dan tidak”. Biasanya, skala Guttman digunakan bila ingin

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan

yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi

efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk

melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan

penilaian siswa. Kuesioner (disusun oleh Tim Penelitian Stranas)

terlampir pada Lampiran 9 (Halaman 112).

c. Kuesioner tilik diri (self assessment)

Kuesioner tilik diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan

checklist (√) dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono

(2013) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban setiap item dalam kuesioner tilik diri memiliki

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat

berupa kata-kata sangat selalu (s), sering (sr), kadang-kadang (kd),

dan tidak pernah (tp). Kuesioner tilik diri dibagikan kepada siswa

setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan

untuk mengukur peningkatan karakter kerja keras yang menjadi

fokus penelitian untuk setiap topik. Kuesioner tilik diri/self

assessment scale (disusun oleh Tim Penelitian Stranas) terlampir

pada Lampiran 10 (Halaman 113).

d. Tes tingkat karakter kerja keras

Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa terdapat

beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian

grafis, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil

belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple

choice). Artinya, data penelitian dapat dianalisis setelah scoring.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes tingkat

kerja keras yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan

alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-

masing alternatif jawaban memiliki level kebenaran. Skor 4

diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh sangat mewakili

pengaplikasian nilai karakter kerja keras. Sedangkan skor 1 untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

mewakili alternatif jawaban yang kurang mewakili nilai karakter

kerja keras. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan

tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon

Barus, M.Si.

Dalam penelitian ini tes memuat pernyataan-pernyataan/soal-

soal yang mengungkapkan nilai-nilai karakter kerja keras siswa.

Tes yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena

alternatif jawaban sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal

memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai dengan

dirinya. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada

awal dan akhir layanan. Pretest dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter kerja

keras siswa sebelum perlakuan. Sedangkan soal tes yang diberikan

pada akhir setelah perlakuan atau posttest bertujuan untuk

mengukur peningkatan karakter sebagai indikasi efektivitas

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning dalam usaha meningkatkan karakter kerja

keras bagi siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung. Alat

Tes terlampir pada Lampiran 11 (Halaman 117). Penyusunan soal

tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat konstruk aspek

karakter kerja keras dan indikatornya berdasarkan konsep

Kurniawan (2013). Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.4 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 3.4

Rekapitulasi Kisi-kisi Aspek dan Nomor Item Tes Tingkat

Karakter Kerja Keras

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Validitas

Azwar (1987:173) mengatakan validitas berasal dari kata validity

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu

tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur

yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes

tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Menurut Sugiyono (2010), instrumen yang digunakan untuk mengukur

No Aspek Indikator Item

1 Berani mencoba a. Memiliki kesadaran berani 1, 2

b. Menghormati orang lain 3, 4, 5

c. Melakukan kegiatan positif 6, 7

2 Semangat dan

tekad

a. Memiliki semangat serta dalam

melaksanakan tugas 8, 9

b. Semangat saat berpikir dan bertindak 10, 11

c. Penghargaan terhadap diri 12, 13

3 Pantang menyerah a. Terus menerus berusaha 14, 15

b. Berpikir positif pada diri 16, 17

c. Tidak mudah putus asa 18, 19, 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

efektivitas pelaksanaan program, pengujian validitas isi dapat

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau

rancangan tujuan program yang telah ditetapkan. Validitas isi

menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan

kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Pengertian

mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus

komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak

keluar dari batasan tujuan pengukuran. Tabulasi uji validitas dapat

dilihat pada Lampiran 2 (Halaman 99).

Pengujian validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini

menggunakan analisis rasional. Untuk validitas isi peneliti

menggunakan uji pakar yaitu tim dosen penelitian Stranas dan dosen

pembimbing yakni Dr. Gendon Barus, M.Si melalui expert judgement.

Setelah dilakukan itu, uji validitas tes karakter kerja keras dengan

mengkorelasikan skor buruk dengan skala tolak. Teknik korelasi yang

dipilih adalah Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut.

𝑟 𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌– ∑𝑋∑𝑌

√𝑁∑𝑋2– (∑𝑋)2. √𝑁∑𝑌– (∑𝑌)2

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi

X : skor item

Y : skor total

N : banyaknya subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

2. Reliabilitas

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Ide pokok dalam

konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Perhitungan indeks reliabilitas instrumen tes dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (𝛼). Adapun

rumus uji reliabilitas Alpha Cronbach (𝛼) adalah sebagai berikut:

𝛼 = 2 [1 −𝑠𝑦12 + 𝑠𝑦22

𝑠𝑥2]

Keterangan rumus:

𝑆𝑦1² dan 𝑆𝑦2² = varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

𝑆𝑥² = varians skor skala

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung

dengan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product

and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window, diperoleh perhitungan

reliabilitas tes karakter kerja keras dan hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Reliabilitas Item

Cronbach's Alpha Keputusan

.557 Cukup Tinggi

Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Masidjo,

2006). Kriteria Guilford dapat dilihat pada Tabel 3.6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 3.6

Kriteria Guilford

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91−1,00 Sangat Tinggi

0,71−0,90 Tinggi

0,41−0,70 Cukup Tinggi

0,21−0,40 Rendah

Negatif−0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien

reliabilitas kuesioner Karakter Kerja Keras sebesar α= 0,557 termasuk

Cukup Tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2013). Kegiatan dalam

menganalisis data meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data dati tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik nonparametris.

Alasannya karena responden penelitian ini kurang dari 30 orang dan dari

hasil uji normalitas data diperoleh keterangan bahwa data kurang normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

karena data yang digunakan untuk penelitian ini termasuk dalam kategori

nonparametris. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu:

1. Deskriptif Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter dan Persentase

a. Guna menganalisis rumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga

peneliti menggunakan teknik deskriptif kategorisasi, dimana

responden akan menjawab data kuantitatif yang telah disediakan.

Untuk menganalisis data yang tersebut di rumusan masalah 1 (satu)

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gradasi rentetan score

dengan kategori pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Nilai Validasi Mitra Kolaboratif

Pilihan Nilai Keterangan

+ + + 2,0−3,0 Sangat Lebih Baik

+ + 1,1−1,9 Lebih Baik

+ 0,09−0,99 Sedikit Lebih Baik

_ 0−(-1) Sedikit Kurang

_ _ (-1)− (-2) Sangat Kurang

_ _ _ (-2)− (-3) Sangat Buruk

b. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti

menggunakan deskriptif dengan persentase. Hal ini dilakukan

karena sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan

dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter kerja

keras yakni, ya, tidak, dan tidak tahu sesuai dengan penilaian siswa

dengan rumus sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Pem=∑𝒇

𝑵. 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

Pem : Persentase efektivitas model implementasi pendidikan

karakter

∑f : Jumlah jawaban tiap item

N : Jumlah responden

c. Guna melihat efektivitas hasil implementasi pendidikan karakter

kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning, maka dilakukan perbandingan

dengan menghitung hasil pretest dan posttest. Perbandingan ini

dilakukan untuk melihat selisih hasil antara keduanya. Kategorisasi

bertujuan untuk mengelompokkan subjek penelitian pada kategori

yang sudah ditetapkan (Azwar, 2014). Kategorisasi digunakan

menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya efektivitas

pendidikan nilai karakter kerja keras pada subjek penelitian.

Kategorisasi ini dapat ditentukan dengan formula yang ada pada

Tabel 3.8 di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 3.8

Tabel Norma Kategorisasi

Penghitungan Skor Item Keterangan

Xitem< x ̅+ 1,5 sb Sangat Tinggi

x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb Tinggi

x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb Sedang

x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb Rendah

�̅� - 1,5 sb ≤ Xitem Sangat rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan perhitungan skala

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan perhitungan skala

x̅ (mean teoritik) : rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

sb (simpangan baku) : luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi standar

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam

mengelompokkan tinggi rendahnya tingkat karakter kerja keras

berdasarkan skala tilik diri yang sudah disediakan berjumlah 20

item, sehingga diperoleh unsur penghitungan capaian skor subjek,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

x maksimum teoritik: 20x 4 = 80

x minimum teoritik: 20x 1 = 20

sb (simpangan baku): (80-20):6= 10

x̅ (mean teoritik): (80+20):2= 50

Hasil penghitungan analisis skor dari kuesioner tilik diri

disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter kerja keras

siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran

2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9

Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Kerja Keras

Kriteria Skor Rentang Skor Kategorisasi

Xitem< x ̅+ 1,5 sb > 65 Sangat Tinggi

x̅ + 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 1,5 sb 56−65 Tinggi

x̅ - 0,5 sb < Xitem ≤ x̅ + 0,5 sb 46−55 Sedang

x̅ - 1,5 sb < Xitem ≤ x̅ - 0,5 sb 36−45 Rendah

�̅� - 1,5 sb ≤ Xitem < 35 Sangat rendah

2. Wilcoxon Signed Ranks Test

Uji tanda dimaksudkan untuk melihat perbedaan tanpa melihat

besarnya perbedaan (Suhardi & Purwanto, 2016). Frank Wilcoxon

merupakan statistisi yang pertama kali memperkenalkan uji bertanda

ini pada tahun 1940an. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan

sebutan Wilcoxon signed ranks test. Selain itu, ada juga yang

menuliskan Wilcoxon Matched Pairs Test merupakan alat uji statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (uji beda) bila

datanya berskala ordinal (ranking) pada dua sampel berhubungan

(related). Uji ini menggunakan simbol “T” (Martono, 2010). Uji

Wilcoxon ini pun merupakan t-test untuk kelompok nonparametris.

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik Wilcoxon dengan

rumus sebagai berikut:

Z=𝑇−

𝑁(𝑁+1)

4

√𝑁(𝑁+1)(2𝑁+1)

24

Keterangan:

T : Jumlah ranking bertanda terkecil

N : Banyaknya pasang yang tidak sama nilainya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian

dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.

A. Hasil Penelitian

1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan

Penilaian Kepala Sekolah dan Guru

Model pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dilihat

keefektivitasannya menurut pendapat atau penilaian dari guru (mitra

kolaboratif). Guru yang mendampingi diminta untuk mengisi validasi

efektivitas model khusus untuk guru (mitra kolaboratif). Dalam

penelitian ini yang mengisi penilaian (validasi), yakni kepala sekolah

dan 2 orang guru mata pelajaran tertentu. Hal ini berguna untuk

melihat keefektivan pendidikan karakter ini secara lebih luas. Hasil

penilaian dari guru terhadap keefektivitasan model pendidikan karakter

ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 di halaman berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 4.1

Penilaian Guru terhadap Efektivitas Model No Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL Kepsek Mapel 1 Mapel 2 Total

1 Desain/rancangan lebih operasional 2 1 1 1,33**

2 Komprehensif/kelengkapan komponen 3 1 2 2,0***

3 Kemudahan dalam implementasi/penerapan 2 2 2 2,0***

4 Kepraktisan dalam pelaksanaan 2 2 -1 1,0*

5 Sistematis/keruntutan langkah 1 1 1 1,0*

6 Efektivitas pencapaian tujuan 1 2 2 1,67**

7 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 1 2 1 1,33**

8 Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 2 1,67**

9 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 2 2 2 2,0***

10 Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan 3 3 3 3,0***

11 Kemenarikannya bagi siswa 1 3 3 2,33***

12 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 1 2 3 2,0***

13 Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa 1 2 3 2,0***

14 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 1 2 2 1,67**

15 Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa 1 2 2 1,67**

16 Ketetapan strategi/metode penanaman karakter 1 2 2 1,67**

17 Keberpihakan pada kearifan lokal -1 1 2 0,67*

18 Kemudahan dalam mengevaluasi proses -1 1 2 0,67*

19 Kemudahan dalam penilaian capaian hasil 1 2 3 2,0***

20 Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa 1 3 3 2,33***

21 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif 2 2 2 2,0***

22 Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa 3 2 2 2,33***

23 Memunculkan keberanian siswa untuk tampil 2 2 3 2,33***

24 Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman 1 2 1 1,33**

25 Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab 2 2 2 2,0***

26 Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain 1 2 2 1,67**

27 Peningkatan kerja sama/kekompakan tim 2 2 3 2,33***

28 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 1 2 2 1,67**

29 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 2 1 2 1,67**

30 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 2 2 2 2,0***

31 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 1 2 2 1,67**

32 Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan 2 2 3 2,33***

33 Peningkatan keingintahuan siswa 1 2 2 1,67**

34 Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon 1 1 1 1,0*

35 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 1 2 1 1,33**

36 Mendorong siswa berrefleksi 1 3 1 1,67**

37 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 1 2 -1 0,67*

38 Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa 1 1 1 1,0*

39 Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong 1 2 1 1,33**

Mencermati Tabel 4.1 nampak bahwa mitra kolaboratif yang

terlibat di SMP Xaverius Gisting, Lampung menilai semua elemen

efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning antara 0,67 sampai 3,0. Dinilai dari aspek,

≤1,0* Sedikit lebih baik

1,1**-1,9** Lebih baik

2,0***-3,0*** Sangat lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

terdapat 11 aspek dengan skor 1,67. Selanjutnya terdapat 9 aspek

dengan skor 2,0 dan ada 6 aspek dengan skor 2,33. Selain itu, terdapat

5 aspek yang memiliki skor 1,33 serta terdapat 4 aspek yang memiliki

skor 1,0. Skor 0,67 dan 3,0 masing-masing terdapat 3 aspek dan 1

aspek. Artinya, sebagian besar dari 39 aspek efektivitas model ini

masuk dalam kategori sangat lebih baik dan lebih baik. Fakta ini

menunjukkan bahwa mitra kolaboratif mengakui bahwa implementasi

model ini sangat lebih baik/lebih efektif untuk meningkatkan karakter

kerja keras dibandingkan dengan model pendidikan karakter

terintegrasi.

2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian

Siswa

Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan

kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas

model pendidikan karakter kerja keras yang diimplementasikan pada

akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa

diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju terhadap isi

pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi

pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi

pendapat atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap

itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model

(N= 28)

No Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya

mengalami/ memperoleh/ merasa: Ya %

1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 28 100 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 28 100

3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 100 4 Berani berpendapat 28 100 5 Lebih kreatif 24 85.71 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 28 100 7 Takut salah dalam melakukan permainan 6 21.43 8 Malu dalam permainan kelompok 2 7.14 9 Dihargai oleh teman-teman 26 92.86

10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 92.87 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 26 92.88 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 27 98.43 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 89.29 14 Keinginan untuk menolong orang lain 28 100 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 27 98.43 16 Tertantang untuk mencoba 26 92.87 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 1 3.57 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 100 19 Terdorong untuk terlibat aktif 28 100 20 Berani bertanggung jawab 28 100 21 Menghargai teman 28 100 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 28 100 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 28 100 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 28 100 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 28 100 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 28 100 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 100 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri 28 100 29 Mendorong siswa lebih disiplin 28 100 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 27 98.43

Keterangan: Item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif

Mencermati Tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang

turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter kerja keras

berbasis bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

experiential learning menilai model ini sangat efektif. Pada delapan

belas (18) aspek penilaian, seluruh siswa (100%) menilai bahwa

implementasi model ini sangat efektif antara lain untuk berani

berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong orang lain,

kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin. Artinya,

model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan

untuk meningkatkan karakter siswa.

3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub

Karakter yang Ditanamkan

Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari

kuesioner tilik diri (self assessment scale) yang dihimpun di tiap akhir

sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi

pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal

kolaboratif, diketahui gambaran peningkatan karakter kerja keras siswa

kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015

unuk setiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk

menganalisis data. Kategorisasi yang digunakan adalah

pengkategorisasian menurut Azwar. Gambaran tingkat karakter kerja

keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran

2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 4.3

Kategorisasi Hasil Self Assessment Scale Siswa Kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung dalam Implementasi Model

Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan

Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Rentang

Skor Kategorisasi

SESI

I II III IV

F % F % F % F %

˃65 Sangat Tinggi 3 10,7 2 7,1 6 21,4 20 71,4

56−65 Tinggi 18 64,3 15 53,6 18 64,3 8 28,6

46−55 Sedang 7 25 10 35,7 4 14,3 0 0

36−45 Rendah 0 0 1 3,6 0 0 0 0

˂36 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0

Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik

maka akan terlihat seperti di bawah ini.

Grafik 4.1

Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi

Penelitian ini juga menggunakan tes mengenai pendidikan karakter

kerja keras yang dilakukan di awal (pretest) dan akhir (posttest)

kegiatan. Bertolak dari perolehan data penelitian yang telah diambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

melalui tes peningkatan karakter kerja keras, dapat diketahui gambaran

karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

tahun ajaran 2014/2015. Hasil data menunjukkan gambaran mengenai

tingkat karakter kerja keras siswa sebelum dan sesudah mendapatkan

perlakuan, yakni layanan bimbingan klasikal kolaboratif. Berikut

visualisasi gambaran hasil pendidikan karakter kerja keras siswa kelas

VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dalam

tabel 4.4 dan grafik 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.4

Kategorisasi Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan

Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan

Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Rentang

Skor Kategori

Pretest Posttest Selisih

F % F % ∑ %

>65 Sangat tinggi 6 21 15 53 9 32

56-65 Tinggi 19 68 10 36 -9 32

46-55 Sedang 3 11 3 11 0 0

36-45 Rendah 0 0 0 0 0 0

<36 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0

Data pengkategorisasian di atas, bila disajikan dalam bentuk grafik

maka akan terlihat seperti di halaman berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Grafik 4.2

Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan

Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan

Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum (pretest)

mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2

menunjukkan bahwa:

a. Ada 6 (21%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat

tinggi.

b. Ada 19 (68%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.

d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,

Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi

rendah maupun sangat rendah.

Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sesudah (posttest)

mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2

menunjukkan bahwa:

a. Ada 15 (53%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat

tinggi.

b. Ada 10 (36%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.

c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung

yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.

d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,

Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi

rendah maupun sangat rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah

Implementasi Model

Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning

dianalisis dengan menggunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel

berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning dalam meningkatkan karakter kerja keras siswa

kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015

tampak pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Uji T Sampel Berpasangan Pretest−Posttest Siswa Kelas VIII

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pre 28 61.6786 5.30586 48.00 71.00

Post 28 64.1786 5.00410 50.00 73.00

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post – Pre Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 26b 13.50 351.00

Ties 2c

Total 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

a. Post < Pre

b. Post > Pre

c. Post = Pre

Test Statisticsb

Post - Pre

Z -4.489a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Keefektivan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dihitung

melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon)

menghasilkan mean atau rata-rata dari 28 siswa, sebelum adanya

perlakuan (pretest) nilainya yaitu 61,6786 dan sesudah adanya

perlakuan (posttest) nilai rata-rata naik menjadi 64,1786. Sehingga,

dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata

yakni 2,50. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest

yaitu 5,30586 dan posttest yaitu 5,00410. Hal tersebut akan

memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata.

Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest

juga mengalami kenaikan sebanyak 2 angka. Ini menandakan adanya

kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dengan posttest. Artinya,

bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada

perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan walau

begitu data yang ada dapat sebagai acuan ke depannya supaya

program yang dibuat lebih terancang dengan baik, sistematis, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

tepat sasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pemikiran yang

matang.

Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon),

memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok

negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel

dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari nilai

kelompok pertama (pretest). Dalam Tabel 4.5 terlihat bahwa tidak ada

nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama

(post<pre=0). Positive ranks artinya sampel dengan nilai kelompok

kedua (posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest).

Pada tabel 4.5 dapat dilihat kalau ada 26 nilai dari kelompok kedua

yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (post>pre= 26).

Sedangkan ties adalah nilai kelompok kedua (posttest) sama besarnya

dengan nilai kelompok pertama (pretest) dan pada nilai ties di tabel

4.5 ada 2 nilai kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai

kelompok pertama (post=pre ada 2). Simbol N menunjukkan

jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks

adalah jumlah dari peringkatnya.

Hasil perhitungan Two Related Sample Test (Wilcoxon)

memperoleh nilai Z sebesar -4,489 dengan p value (Asymp. Sig 2

tailed) sebesar 0,000 di mana lebih rendah (kurang) dari batas kritis

penelitian 0,05 (0,000<0,05). Artinya, keputusan hipotesis adalah Hi

diterima. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan

efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015.

B. Pembahasan

1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan

Penilaian Kepala Sekolah dan Guru

Pada tabel 4.1 disajikan hasil penilaian dari guru yang ada di SMP

Xaverius Gisting, Lampung. Ada 3 guru yang berpartisipasi mengisi

penilaian ini, yakni kepala sekolah dan 2 orang guru Mapel dengan

spesifikasi guru Mapel Sejarah dan guru Mapel Fisika. Ketiganya

memiliki masing-masing penilaian. Dapat terlihat bahwa hasil

penilaian dari kepala sekolah untuk beberapa aspek termasuk lebih

rendah bila dibandingkan dengan penilaian guru Mapel. Hal ini terjadi

karena ada berbagai kemungkinan, misalnya kepala sekolah tidak

sepenuhnya mengikuti bimbingan dari awal hingga akhir. Penilaian ini

tergantung pada persepsi masing-masing guru. Namun, kepala sekolah

dan guru Mapel setuju pada poin-poin yang berkaitan dengan proses

bimbingan yang diberikan pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

kategorisasi pada poin tersebut sangat lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Bimbingan klasikal kolaboratif yang digunakan peneliti

menerapkan pendekatan experiential learning. Maksudnya, dalam

kegiatan guru BK dan guru mata pelajaran mengajak siswa untuk

berproses secara aktif sehingga siswa dapat belajar melalui

pengalamannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan tujuan dari

experiential learning itu sendiri yakni pendekatan ini akan lebih

bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam

mengubah struktur kognitif, sikap, dan tentu memperluas keterampilan

yang telah ada pada siswa. Desain program akan lebih baik bila

disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan

disesuaikan dengan nilai karakter yang akan ditingkatkan. Apabila

komponen pada pembahasan sebelumnya dipertimbangkan serta

dipersiapkan dengan lebih matang, maka hasilnya pun akan dapat

memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.

Keunggulan pendekatan experiential learning yaitu dapat

meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya

suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam

proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir

kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif

yang berbeda. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini diminati oleh

siswa, alasannya sederhana yaitu siswa ingin suasana yang berbeda

dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan yang menyenangkan

akan membuat hubungan guru dan siswa menjadi lebih hangat. Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

pun akan dengan mudah menyampaikan materi pelajaran pada siswa.

Bila dalam kondisi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih

mudah memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, dari

pengalaman belajar ini siswa diajak untuk merefleksikan pengalaman

mereka masing-masing. Dengan merefleksikan pengalaman akan

membuat siswa semakin menyadari pengalamannya dan menjadi

pribadi yang lebih baik lagi, sehingga perilaku yang salah suai

perlahan-lahan dapat diperbaiki.

Sejalan dengan pendapat Arifin (Wibowo, 2012) tentang

pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang memiliki banyak

hambatan sehingga pendidikan karakter kurang maksimal. Apabila

dibandingkan dengan pendidikan karakter dengan metode ini, guru

merasa lebih mudah mengaplikasikannya dalam proses belajar

mengajar di kelas.

Berdasarkan validitas penilaian dari mitra kolaboratif dapat ditarik

kesimpulan mengenai implementasi bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning. Model pembelajaran ini

terbukti efektif dilakukan untuk siswa di SMP Xaverius Gisting,

Lampung dibandingkan dengan model pendidikan karakterr

terintegrasi. Secara khusus efektif untuk meningkatkan karakter kerja

keras siswa kelas VIII SMP SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun

ajaran 2014/2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian

Siswa

Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian

secara langsung dari siswa atau penerima perlakuan. Siswa

memberikan penilaian dan hasil dari penilaian itu dapat dikatakan

sangat tinggi. Sebagian besar dari siswa merasa bahagia dan senang

mengikuti kegiatan bimbingan. Melalui proses ini, siswa makin

menyadari pentingnya menumbuhkan keberanian diri mereka. Dengan

model ini diyakini mudah diterima oleh mereka.

Kemudahan dalam menerima materi mengajak siswa untuk lebih

kreatif sehingga berani untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses

pembelajaran. Namun, hingga akhir kegiatan, ada dua (2) siswa yang

merasa tidak dihargai oleh temannya atau tidak tahu bahwa dirinya

dihargai oleh teman. Dalam Tabel 4.2 terdapat tiga pernyataan yang

diberikan shading hijau oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item

tersebut merupakan pernyataan negatif. Skor rendah dalam pernyataan

negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak

takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu,

karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah,

ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Berdasarkan penilaian siswa yang tertera pada tabel 4.2, model ini

sangat efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji

dapat dilihat bahwa siswa menikmati proses bimbingan. Hal ini

ditandai dengan persentasi 100% di 18 itemnya yakni, item 1, 2, 3, 4 ,

6. 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Walaupun

begitu item yang negatif (unfouvarable) yaitu item 7, 8, dan 17 hanya

sedikit yang memilihnya, ini berarti hanya sedikit siswa yang

merasakan takut, malu, capek, dan jenuh dalam mengikuti semua

kegiatan bimbingan.

Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa

menikmati proses kegiatan bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan

pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential

learning yang menyatakan bahwa pengalaman langsung akan lebih

mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan

pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih dalam lagi Nasution (2005)

mengemukakan dalam tujuan experiential learning bahwa pendekatan

ini akan lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi

siswa dalam mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa,

dan tentu memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Jika

ditinjau lebih jauh, desain program akan menjadi baik apabila

disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan

disesuaikan dengan nilai karakter yang dirasa masih perlu

ditingkatkan. Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

dipertimbangkan dengan masak, maka hasil yang signifikan dapat

berdampak dalam memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.

Pendekatan experiential learning ini juga memiliki keunggulan

yaitu dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu

terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan

dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir

kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif

berbeda. Proses kegiatan yang menyenangkan menggugah hati siswa

semakin antusias mengikuti kegiatan. Selain itu, pemberian materi

yang menarik dan tentunya berbeda dari rutinitas belajar sehari-hari.

Persiapan, strategi pelayanan, serta alokasi waktu yang tepat dapat

mempengaruhi hasil akhirnya dan tidak kalah pentingnya adalah siapa

yang menyampaikan materi itu. Hal ini dapat mempermudah

komunikasi antara guru dan siswa. Siswa akan lebih mudah

merefleksikan pengalaman belajarnya atauu bahkan pengalaman

hidupnya.

Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan

karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting,

Lampung dapat dikatakan bahwa model ini sangat bermanfaat.

Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif

digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub

Karakter yang Ditanamkan

Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self assessment scale

tingkat karakter kerja keras, ditemukan peningkatan yang berarti baik

mulai dari sesi pertama hingga sesi keempat dalam proses

implementasi model pendidikan karakter. Pada sesi pertama terdapat

10,7% siswa yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor setidaknya sebagian besar siswa memang sudah

memiliki karakter kerja keras namun mungkin belum dikembangkan.

Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning memiliki intervensi berkelanjutan antara tiap topik

bahasannya.

Selanjutnya, di akhir sesi dua, sesi tiga, dan sesi empat peneliti

juga menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment

scale. Ternyata ada 53,6% siswa yang masuk dalam kategori tinggi

dan 7,1% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis data di

sesi dua ditambah lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses

implementasi berlangsung tentu sudah dapat diprediksikan. Pada sesi

ketiga hasil olah data self assessment scale karakter kerja keras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian besar siswa (64,3%)

sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai karakter kerja keras.

Selain itu, terdapat 21,4% siswa yang memiliki kategori sangat tinggi.

Di akhir sesi empat (terakhir), semua siswa sudah masuk dalam

kategori tinggi dan sangat tinggi dengan masing-masing 28,6% dan

71,4%. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu

dikarenakan keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa

dalam proses implementasi yang menggunakan pendekatan

experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di

tiap sesi.

Dari keempat topik bimbingan dapat terlihat dinamika dari tiap

siswa. Ada siswa yang terus menerus meningkat pada tiap topik,

namun ada juga yang dinamikanya naik turun dan kemudian naik lagi.

Kenaikan yang ditampilkan memang tidak serta merta pesat. Dinamika

ini terjadi karena karakter dapat berubah-ubah tiap saat. Perubahan ini

bisa karena faktor pribadi (internal) maupun faktor luar diri (eksternal).

Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya.

Berdasarkan peningkatan hasil self assessment scale dari model

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning adalah jawaban yang efektif atas permasalahan afeksi dan

konasi di SMP Xaverius Gisting, Lampung guna meningkatkan

karakter kerja keras. Padahal siswa hanya diberikan bimbingan selama

2 (dua) hari pertemuan dengan 4 (empat) topik mengenai karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

kerja keras dan terjadi perubahan di tiap sesinya. Apalagi kegiatan ini

dapat dilakukan oleh guru secara terus menerus dan kontinu maka

masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan.

4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah

Implementasi Model

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter Kerja Keras

siswa kelas VIII SMP Xaverius Giting, Lampung sebelum (pretest)

dan sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran

2014/2015 untuk sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter kerja

keras yang sangat tinggi dan tinggi. Hal ini terjadi karena para siswa

memang sudah memiliki karakter kerja keras yang tentunya telah

terbentuk dari faktor internal dan faktor eksternal siswa itu sendiri.

Walaupun ada 3 siswa yang masuk dalam kategorisasi sedang dan

tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah maupun kategori

sangat rendah.

Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang

efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

pokok (tes karakter kerja keras) yang digunakan menunjukkan hasil

yang cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan model ini secara efektif dapat membantu baik guru

maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter

dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel 4.5 pada sub bab ini

nampak output hasil hitung two-related sample test (Wilcoxon)

menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara

pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning). Artinya,

siswa merasa semakin mampu mengikuti, memahami, dan bahkan

menerapkan pendidikan karakter kerja keras dengan model yang telah

didesain oleh peneliti. Jadi, terdapat peningkatan yang signifikan dari

hasil capaian pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun

ajaran 2014/2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

Bab ini memaparkan simpulan, keterbatasan penelitian, serta saran terhadap

hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini

dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu:

1. Mitra Kolaboratif di SMP Xaverius Gisting, Lampung berpendapat

bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning yang telah

diberikan dapat dikatakan baik/efektif dalam meningkatkan nilai-nilai

pendidikan karakter dibandingkan pendidikan karakter terintegrasi.

2. Siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran

2014/2015 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning sangat efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa.

3. Ada peningkatan/perubahan karakter kerja keras pada siswa dari sesi

satu ke sesi berikutnya.

4. Dengan menggunakan metode layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif

meningkatkan karakter kerja keras pada siswa kelas VIII SMP

Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

B. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter kerja keras berbasis

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning pada siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun

Ajaran 2014/2015 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan

prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal.

Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu

diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang

menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:

1. Instrumen Penelitian

Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan

uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk

memperoleh data, sehingga reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam

kategori cukup. Hal ini dikarenakan dalam alat instrumen penelitian

beberapa item kurang mewakili nilai-nilai karakter kerja keras.

Namun, instrumen penelitian sudah diperbaiki bersama dengan Tim

Stranas.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan

bimbingan yakni dua hari dengan empat topik kemungkinan hanya

memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai pada

tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

menjadi karakter siswa dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan

mereka sehari-hari.

C. Saran

Beberapa saran yang peneliti paparkan guna untuk mengoptimalkan

dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan serta dapat

meningkatkan karakter peserta didik agar mampu menginternalisasikan

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah

Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal

dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan

karakter kerja keras siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat

digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai

kebutuhan siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan

perhatian khusus dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk

karakter siswa secara komprehensif yang berkerja sama dengan guru

bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran yang merangkap

sebagai guru pembimbing untuk berkolaborasi dengan guru-guru mata

pelajaran. Dan memberikan kebijakan untuk mendukung program-

program yang akan dilaksanakan.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Pembimbing yang memilki kompeten untuk mengetahui

kebutuhan-kebutuhan pesera didik melalui need assessment akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

membantu dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik

layanan yang sesuai kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan.

Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Xaverius

Gisting, Lampung dimana siswa tersebut tergolong kategori memiliki

karakter kerja keras yang baik dan program ini terbukti efektif. Maka

bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan

karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning pada siswa-siswi yang tergolong

kategori rendah atau rendah sekali, untuk meningkatkan karakter kerja

keras maupun karakter-karakter lain yang dibutuhkan.

3. Bagi Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran diharapkan ikut berpartisipasi dan kooperatif

dalam penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal

dapat dimulai dengan membentuk kerja sama dengan Guru BK di

sekolah. Harapannya dengan adanya kolaborasi antara Guru Mata

Pelajaran dan Guru BK dapat membentuk tim yang kompak serta solid.

Dengan keadaan seperti itu, dapat bersama-sama membangun karakter

siswa lebih baik lagi.

4. Bagi Siswa

Siswa diharapkan mampu menikmati proses belajar dan mencoba

menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga akan

semakin banyak pengetahuan serta informasi yang dapat diterima demi

pengembangan diri. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri maupun dalam kehidupan

sehari-hari karena perannya sebagai generasi penerus Bangsa

Indonesia.

5. Bagi para Peneliti Lain

Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen

yang digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti apakah setiap

item sudah mewakili karakter kerja keras siswa. Oleh karena itu, bagi

para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang

akan digunakan dalam penelitian. Perhitungan waktu pelaksanaan

program agar dapat berjalan optimal dan efektif serta tepat sasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai−Karakter: Konstruktivisme dan

VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak

Bangsa. Bandung: Yrama Widya.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP.

Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2.

Barus, Gendon, M.M. Sri Hastuti, & J.D. Sinaga. (2015). Penelitian Strategi

Nasional Pengembangan Manusia dan Daya Saing Bangsa

(Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan

Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning. USD.

Berk, Laura E. (2012). Development Through The Lifespan: dari Pranatal sampai

Remaja (Transisi Menjelang Dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar.

(2014). Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Fatturrohman, Pupuh, Suryana, & Fenny Fatriany. (2013). Pengembangan

Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Hartinah. (2011). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.

http://www.niu.edu/facdev/resources/guide/strategies/experiential_learning.pdf

diunduh pada tanggal 15 September 2015, pukul 21.00 WIB.

Hurlock, E. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ikhwanuddin. (2012). Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II. Nomor 2 diunduh

pada tanggal 20 November 2015 pukul 19.30 WIB, dari

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1300/1081

Ilahi, M.T. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis dan Solusi

Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jajah, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Media Group.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya

dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan.

Koesoema A, Doni. (2009). Pendidik Karakter di Zaman Keblinger:

Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik

Karakter. Jakarta: Grasindo.

Koesoema A, Doni. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di

Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Kolb. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and

Development. New Jersey: Prentice Hall.

Komalasari, Gantina. dkk. (2011). Asesmen Teknik Nontes: dalam Perspektif BK

Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks.

Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya

secara Terpadu di Lingkungan Sekolah, Perguruan Tinggi, dan

Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Lickona, Thomas. (2013). Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana

Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan

Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik

Siswa menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket

Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP.

Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8.

Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS.

Yogyakarta: Gava Media.

Mulyasa, H.E. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Mulyasa, H.E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara.

Nucci, Larry P. & Darcia Narvaez. (2014). Handbook Pendidikan Moral dan

Karakter. Bandung: Nusa Media.

Nurgiyantoro, Burhan dkk. (2009). Statistik Terapan: untuk Penelitian Ilmu-ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

PT. Rineke Cipta.

Purnami, Rahayu A & Rohayati. (2013). Implementasi Metode Experiential

Learning dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang

Integrasi Teknologi, Manajemen dan Bisnis. Jurnal Penelitian Pendidikan.

Bandung: UPI diunduh pada tanggal 18 September 2015, pukul 20.00

WIB, dari http://jurnal.upi.edu/file/rahayu.pdf

Saman, Muchas & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Silberman, Mel. (2007). Handbook Experiential Learning: Strategi Pembelajaran

dari Dunia Nyata. (Terjemahan). Bandung: PT. Nusa Media.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardi & Purwanto S.K. (2016). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. (2007). Bimbingan dan

Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.

Suparno, Paul. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi: Buku

Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah: Sebuah Pengantar

Umum. Yogyakarta: PT Kanisius.

Supranto, J. (1988). Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi kelima. Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Suprapto. (2013). Metodologi Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan

Sosial: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dilengkapi dengan Teknik

Pengolahan Data dan Tabel Statistik. Yogyakarta: CAPS (Center for

Academic Publishing Service).

Supratikya. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, Agus. (2011). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winkel, WS & MM. Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: PT. Media Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar &

Implementasi. Jakarta: Predanamedia Group.

Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakata: Predana Media Group.

Zuchdi, Darmiyati, dkk. (2010). Pendidikan Karakter dengan Pendekatan

Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur

Universitas. Yogyakarta: UNY Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Layanan di SMP Xaverius Gisting, Lampung 22-23 Mei 2015

Tahapan Kegiatan Tujuan Materi Metode Refleksi

Hari 1: Jumat, 22 Mei 2015

Pra

kegiatan

Doa dan

perkenalan

Pendamping dan siswa saling mengenal Profil pendamping

dan siswa

Ceramah, tanya

jawab

1. Apa tujuanmu mengikuti

kegiatan ini?

2. Perasaan dan pikiran apa

yang muncul ketika mau

mengikuti kegiatan ini?

3. Persiapan apa yang kamu

lakukan untuk mengikuti

kegiatan ini?

Pengantar Siswa mengetahui tujuan kegiatan serta

memiliki gambaran dari rangkaian

kegiatan yang akan dilakukan

Tujuan kegiatan

dan gambaran

tentang kegiatan

Tanya jawab

Tes sebelum

diberikan

perlakuan

(pretest)

Mengambil data siswa sebelum

diberikan layanan bimbingan

Kuesioner tes

Karakter Kerja

Keras

Mengisi lembar

jawab dengan cara

memberikan tanda

centang (√) pada

tiap pilihan

Sesi 1 Ice breaking Menciptakan suasana yang menyenangkan

Gerak dan lagu “Salam Jumpa Semua”

Bernyanyi dan

bergerak bersama

1. Perasaan dan pikiran apa

yang muncul dalam

dirimu setelah setelah

mengikuti sesi I dengan

topik menghargai orang

lain?

2. Tindakan apa yang akan

kamu lakukan setelah

mengikuti bimbingan

Dinamika

kelompok dan

membahas

materi

Menghargai

orang Lain

Siswa semakin menyadari akan

pentingnya memberi penghargaan pada

orang lain

Handout Diskusi, ceramah

Sharing dan

tanya jawab

Mengingat pengalaman dan

membagikannya pada orang lain/teman

Aktivitas yang

pernah dilakukan

Sharing, tanya

jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Membaca

kisah inspiratif

dan kisah

bergambar

Siswa lebih memaknai pengalamannya

dan dapat mengambil nilai positif dari

bacaan

Bacaan yang

disediakan

Mendengarkan dengan topik menghargai

orang lain?

Mengisi

lembar refleksi

tilik diri

Siswa mampu menyadari

pengalamannya

Lembar refleksi

yang sudah

disediakan

Memberikan tanda

centang (√) pada

pilihan yang sesuai

dengan keadaan

diri

Sharing dan

kesimpulan

Siswa dapat mengambil manfaat dari

topik yang dibawakan

Peneguhan dari

topik yang

dibawakan

Sharing, ceramah

ISTIRAHAT

Sesi 2 Ice breaking Membangkitkan semangat untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya

Gerak dan lagu

“Tepuk Kupu-

kupu”

Bernyanyi dan

bergerak bersama

1. Perasaan dan pikiran apa

yang muncul dalam

dirimu setelah setelah

mengikuti sesi lI dengan

topik waktu luang?

2. Tindakan apa yang akan

kamu lakukan setelah

mengikuti bimbingan

dengan topik waktu

luang?

Membuat

jadwal harian

Siswa mampu memanfaatkan waktu

luang dengan sebaik-baiknya

Kegiatan harian Pemberian tugas

Sharing dalam

kelompok kecil

Siswa tampil percaya diri di lingkup kecil Jadwal harian

siswa

Sharing

Sharing di

kelompok

besar

Siswa belajar tampil berbicara di muka

umum

Jadwal harian Sharing

Pemberian

materi tentang

waktu luang

Memberikan informasi tentang arti dan

manfaat dari waktu luang

Handout Ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Diskusi Mengingat kegiatan di waktu luang dan

merencanakan kegiatan positif untuk

mengisi waktu luang

Aktivitas di waktu

luang

Diskusi

Pemberian

tugas

Siswa dapat lebih kreatif dan

memanfaatkan barang bekas

Tugas yang

hasilnya

diperlihatkan esok

hari

Ceramah

Refleksi tilik

diri dan

sayonara

Siswa mampu menyadari

pengalamannya

Lembar refleksi

yang sudah

disediakan

Memberikan tanda

centang (√) pada

pilihan yang sesuai

dengan keadaan

diri

Hari 2: Sabtu, 23 Mei 2015

Pengantar Doa dan salam Mohon berkat dan menanyakan kabar 1. Perasaan dan pikiran apa

yang muncul dalam

dirimu setelah setelah

mengikuti sesi I dengan

topik hasil karyaku?

2. Tindakan apa yang akan

kamu lakukan setelah

mengikuti bimbingan

dengan topik hasil

karyaku?

Pengumpulan

tugas dan

presentasi

Mempresentasikan karya yang sudah

dibuat

Hasil karya Presentasi

Sesi 1 Dinamika

kelompok

Membuat siswa lebih kreatif dan

menghargai hasil karya mereka

Pemanfaat barang

bekas

Ceramah,

pemberian

instruksi, dinamika

kelompok

Sharing Mengungkapkan maksud dan alasan

membuat karya tersebut

Media yang sudah

dibuat

Ice breaking Menciptakan suasana yang menyenangkan

Video “Gummy Bear”

Bernyanyi dan

bergerak bersama

Pemberian

materi Hasil

Karyaku

Memberikan informasi tentang arti dan

manfaat dari hasil karyaku

Handout Ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Membaca

cerita yang

diberikan

Siswa lebih memaknai pengalamannya

dan dapat mengambil nilai positif dari

bacaan

Bacaan yang

disediakan

Mendengarkan

Refleksi tilik

diri

Siswa mampu menyadari

pengalamannya

Lembar refleksi

yang sudah

disediakan

Memberikan tanda

centang (√) pada

pilihan yang sesuai

dengan keadaan

diri

ISTIRAHAT

Sesi 2 Ice breaking Membangkitkan semangat untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya

Gerak dan lagu “ke

kanan Ke kiri”

Bernyanyi dan

bergerak bersama

1. Perasaan dan pikiran apa

yang muncul dalam

dirimu setelah setelah

mengikuti sesi lI dengan

topik aku bisa?

2. Tindakan apa yang akan

kamu lakukan setelah

mengikuti bimbingan

dengan topik aku bisa?

Materi

tentang aku

bisa

Memberikan informasi tentang arti dan

manfaat dari aku bisa

Handout Ceramah

Dinamika

kelompok

Siswa lebih percaya bahwa mereka bisa

melakukan/optimis

Magic finger Dinamika

kelompok

Sharing Membagikan pengalaman saat

melakukan magic finger

Kegiatan

sebelumnya

Sharing

Membaca

cerita yang

diberikan

Siswa lebih memaknai pengalamannya

dan dapat mengambil nilai positif dari

bacaan

Bacaan yang

disediakan

Mendengarkan,

tanya jawab

Menonton

video

Menyadari dan lebih mampu menerima

diri sendiri

Video tersedia Menonton, sharing

Refleksi tilik

diri dan

sharing

Siswa mampu menyadari

pengalamannya

Lembar refleksi

yang sudah

disediakan

Memberikan tanda

centang (√) pada

pilihan yang sesuai

dengan keadaan

diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Tes sesudah

diberikan

perlakuan

(posttest)

Mengambil data siswa sesudah

diberikan layanan bimbingan

Kuesioner tes

Karakter Kerja

Keras

Mengisi lembar

jawab dengan cara

memberikan tanda

centang (√) pada

tiap pilihan

Penutup Pembagian

hadiah

Memberikan penguat bagi siswa-siswi untuk tetap melakukan dan mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari

Hadiah-hadiah yang telah disediakan

Stiker terbanyak adalah pemenang

Kesan pesan Menyampaikan ucapan terimakasih

serta kesan serta pesan setelah

mengikuti kegiatan (dari pendamping

maupun siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

LAMPIRAN 2 Tabulasi Uji Validitas

No.

Item Parameter Hasil Hitung Keputusan

1

Pearson

Correlation 0.318470933

Valid Sig. (2-tailed) 0.038598736

N 28

2

Pearson

Correlation 0.451965573 Valid

Sig. (2-tailed) 0.022946551

N 28

3

Pearson

Correlation 0.446822096 Valid

Sig. (2-tailed) 0.017138253

N 28

4

Pearson

Correlation 0.746496321 Valid

Sig. (2-tailed) 0.036943679

N 28

5

Pearson

Correlation 0.461395165 Valid

Sig. (2-tailed) 0.013458765

N 28

6

Pearson

Correlation 0.458353225 Valid

Sig. (2-tailed) 0.014166959

N 28

7

Pearson

Correlation 0.592710645 Valid

Sig. (2-tailed) 0.000888717

N 28

8

Pearson

Correlation 0.351111599 Valid

Sig. (2-tailed) 0.066947515

N 28

9

Pearson

Correlation 0.711644924 Valid

Sig. (2-tailed) 2.17468E-05

N 28

10

Pearson

Correlation -0.032240267 Gugur

Sig. (2-tailed) 0.870625929

N 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

11

Pearson

Correlation 0.807682529 Valid

Sig. (2-tailed) 0.04817101

N 28

12

Pearson

Correlation 0.559829549 Valid

Sig. (2-tailed) 0.001949866

N 28

13

Pearson

Correlation 0.50805793 Valid

Sig. (2-tailed) 0.005776466

N 28

14

Pearson

Correlation 0.169338684 Gugur

Sig. (2-tailed) 0.38899082

N 28

15

Pearson

Correlation 0.462132783 Valid

Sig. (2-tailed) 0.013291547

N 28

16

Pearson

Correlation 0.499902841 Valid

Sig. (2-tailed) 0.006753307

N 28

17

Pearson

Correlation 0.356857836 Valid

Sig. (2-tailed) 0.062302904

N 28

18

Pearson

Correlation 0.442932451 Valid

Sig. (2-tailed) 0.018249569

N 28

19

Pearson

Correlation -0.2836893 Gugur

Sig. (2-tailed) 0.143480167

N 28

20

Pearson

Correlation 0.647215451 Valid

Sig. (2-tailed) 0.009430018

N 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Guru

No Nilai efektivitas Model PEKA BILA BISA KODE EXL Kepsek Mapel 1 Mapel 2 Total

1 Desain/rancangan lebih operasional 2 1 1 1,33**

2 Komprehensif/kelengkapan komponen 3 1 2 2,0***

3 Kemudahan dalam implementasi/penerapan 2 2 2 2,0***

4 Kepraktisan dalam pelaksanaan 2 2 -1 1,0*

5 Sistematis/keruntutan langkah 1 1 1 1,0*

6 Efektivitas pencapaian tujuan 1 2 2 1,67**

7 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa 1 2 1 1,33**

8 Kesesuaian dengan karakteristik siswa 1 2 2 1,67**

9 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa 2 2 2 2,0***

10 Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan 3 3 3 3,0***

11 Kemenarikannya bagi siswa 1 3 3 2,33***

12 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 1 2 3 2,0***

13 Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa 1 2 3 2,0***

14 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 1 2 2 1,67**

15 Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa 1 2 2 1,67**

16 Ketetapan strategi/metode penanaman karakter 1 2 2 1,67**

17 Keberpihakan pada kearifan lokal -1 1 2 0,67*

18 Kemudahan dalam mengevaluasi proses -1 1 2 0,67*

19 Kemudahan dalam penilaian capaian hasil 1 2 3 2,0***

20 Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa 1 3 3 2,33***

21 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif 2 2 2 2,0***

22 Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa 3 2 2 2,33***

23 Memunculkan keberanian siswa untuk tampil 2 2 3 2,33***

24 Menanamkan rasa hormat siswa terhadap guru/teman 1 2 1 1,33**

25 Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab 2 2 2 2,0***

26 Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain 1 2 2 1,67**

27 Peningkatan kerja sama/kekompakan tim 2 2 3 2,33***

28 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 1 2 2 1,67**

29 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 2 1 2 1,67**

30 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 2 2 2 2,0***

31 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 1 2 2 1,67**

32 Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan 2 2 3 2,33***

33 Peningkatan keingintahuan siswa 1 2 2 1,67**

34 Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon 1 1 1 1,0*

35 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 1 2 1 1,33**

36 Mendorong siswa berrefleksi 1 3 1 1,67**

37 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 1 2 -1 0,67*

38 Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa 1 1 1 1,0*

39 Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong 1 2 1 1,33**

≤1,0* Sedikit lebih baik

1,1**–1,9** Lebih baik

2,0***–3,0*** Sangat lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Efektivitas Model Menurut Penilaian Siswa

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑

1 Andes Kencana 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

2 Albertus Pandy Hermanto 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

3 Benediktus Yudha Edy S 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

4 Bosar Deydear Manurung 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

5 Brigita Vani Chrisa Rivera 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

6 Ch. Mellyana Aprisilia 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

7 Chatarina Sintia Wahyu A 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

8 Cristofer Ami Nugroho 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

9 Davied Abednego Faleint 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

10 Fransiskus Frendy Setyawan 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

11 Griselda Ivana Rani Putri 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

12 Leonardo Steven 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

13 Lorensia Endar Pratiwi 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

14 M. Evi Oktaviani 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

16 Margareta Vinita Sari 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

17 Maria Tri Meilawati 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

18 Maria Margaretha Adela Vera Wati 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

19 Mateus Sih Nugroho 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

20 Melania Agatha 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

21 Merinda Yuveta 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

22 Opianus Lase 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

23 Rian Figo 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

24 Ronaldo 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

25 Salomo Benedicto 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25

26 Vincensius Rendy Kurniawan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

27 Yehezkiel Deo Erlangga 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

28 28 28 28 24 28 6 2 26 26 26 27 25 28 27 27 1 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 27Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Self-Assessment Scale

SESI KE-1

No. Item

Nama

1 Andes Kencana 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 1 2 4 3 2 59

2 Albertus Pandy Hermanto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 77

3 Benediktus Yudha Edy S 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 72

4 Bosar Deydear Manurung 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2 61

5 Brigita Vani Chrisa Rivera 3 4 3 2 4 4 4 2 3 1 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 63

6 Ch. Mellyana Aprisilia 4 4 3 2 4 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 4 4 3 4 2 58

7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 3 4 1 4 4 2 1 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 65

8 Cristofer Ami Nugroho 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 68

9 Davied Abednego Faleint 4 4 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 56

10 Fransiskus Frendy Setyawan 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 56

11 Griselda Ivana Rani Putri 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 52

12 Leonardo Steven 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 55

13 Lorensia Endar Pratiwi 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 4 2 2 4 63

14 M. Evi Oktaviani 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 55

15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 3 4 2 4 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 59

16 Margareta Vinita Sari 4 4 3 2 4 2 4 3 2 1 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 60

17 Maria Tri Meilawati 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 62

18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 4 4 3 1 4 3 4 4 1 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 2 64

19 Mateus Sih Nugroho 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 3 2 4 3 55

20 Melania Agatha 3 3 3 1 3 1 3 4 2 3 2 1 2 4 3 3 4 3 4 3 55

21 Merinda Yuveta 3 3 3 1 3 3 3 4 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 57

22 Opianus Lase 4 4 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 1 4 4 4 3 2 4 2 62

23 Rian Figo 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 2 58

24 Ronaldo 4 3 3 2 4 2 3 1 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 2 59

25 Salomo Benedicto 2 3 2 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 4 1 2 2 3 3 4 50

26 Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 3 1 3 2 4 3 1 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 2 52

27 Yehezkiel Deo Erlangga 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 57

28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 4 3 4 1 4 4 2 1 3 2 2 4 2 4 3 4 4 3 3 2 59

103 98 93 59 100 78 87 71 70 76 69 71 62 106 85 91 94 86 99 71 1669

3.7 4 3 2.1 3.6 2.8 3.1 3 2.5 2.7 2 3 2 3.8 3 3 3 3.1 3.5 2.5

18 19 20 ∑

Jumlah

Rata-rata

12 13 14 15 16 176 7 8 9 10 11No 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

SESI KE-2

No. Item

Nama

1 Andes Kencana 1 2 4 3 1 2 4 2 4 2 1 2 4 3 4 4 3 3 1 4 54

2 Albertus Pandy Hermanto 1 1 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 63

3 Benediktus Yudha Edy S 1 2 4 2 3 4 4 2 1 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 4 57

4 Bosar Deydear Manurung 2 2 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 52

5 Brigita Vani Chrisa Rivera 2 3 4 3 2 3 4 1 4 4 2 4 4 2 1 3 3 4 4 4 61

6 Ch. Mellyana Aprisilia 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 56

7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 2 4 1 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 1 4 4 4 2 3 62

8 Cristofer Ami Nugroho 2 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 64

9 Davied Abednego Faleint 2 4 3 2 1 2 4 2 4 2 3 3 3 2 1 3 3 4 2 3 53

10 Fransiskus Frendy Setyawan 3 2 4 3 2 3 3 2 4 1 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 59

11 Griselda Ivana Rani Putri 4 2 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 68

12 Leonardo Steven 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 49

13 Lorensia Endar Pratiwi 1 1 4 2 1 2 4 2 2 2 1 4 3 2 2 4 3 2 1 4 47

14 M. Evi Oktaviani 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 52

15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 2 2 4 2 2 2 3 1 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 1 4 57

16 Margareta Vinita Sari 1 2 4 2 2 2 4 2 4 2 1 4 4 3 3 4 3 2 2 4 55

17 Maria Tri Meilawati 1 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 55

18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 3 4 4 3 2 3 3 1 4 1 2 4 4 4 2 4 2 2 1 4 57

19 Mateus Sih Nugroho 2 2 3 3 3 2 1 1 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 44

20 Melania Agatha 1 3 4 1 4 2 2 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 58

21 Merinda Yuveta 1 2 4 1 1 4 3 2 3 1 1 4 4 3 1 4 3 3 2 4 51

22 Opianus Lase 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 2 4 4 2 2 4 4 2 1 4 60

23 Rian Figo 2 2 3 3 3 4 3 2 4 1 3 4 4 3 2 4 4 3 2 4 60

24 Ronaldo 4 2 4 4 2 4 4 3 1 4 2 4 4 2 1 4 3 4 1 4 61

25 Salomo Benedicto 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 68

26 Vincensius Rendy Kurniawan 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 1 4 3 4 3 3 3 4 1 4 54

27 Yehezkiel Deo Erlangga 2 2 4 2 2 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 3 3 4 1 4 59

28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 64

59 66 103 72 61 79 89 59 98 62 64 101 99 87 73 99 91 85 52 101 1600

2.1 2 3.7 3 2 3 3 2.1 3.5 2 2 3.6 3.5 3 2.6 4 3 3 2 3.6

18 19 20 ∑

Jumlah

Rata-rata

12 13 14 15 16 176 7 8 9 10 11No 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

SESI KE-3

No. Item

Nama

1 Andes Kencana 2 4 2 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 67

2 Albertus Pandy Hermanto 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 1 68

3 Benediktus Yudha Edy S 3 2 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 2 3 4 4 2 2 60

4 Bosar Deydear Manurung 2 1 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 54

5 Brigita Vani Chrisa Rivera 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 2 2 64

6 Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 3 3 4 4 4 2 2 1 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 59

7 Chatarina Sintia Wahyu A 3 4 4 1 4 4 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 63

8 Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 4 2 1 64

9 Davied Abednego Faleint 3 1 2 1 3 4 3 2 4 2 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4 57

10 Fransiskus Frendy Setyawan 3 1 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 63

11 Griselda Ivana Rani Putri 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57

12 Leonardo Steven 4 1 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 53

13 Lorensia Endar Pratiwi 3 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 62

14 M. Evi Oktaviani 2 3 4 1 3 4 4 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 60

15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 63

16 Margareta Vinita Sari 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 1 4 4 3 4 2 2 62

17 Maria Tri Meilawati 1 3 4 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 60

18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 67

19 Mateus Sih Nugroho 3 2 2 4 1 2 2 3 2 3 4 4 4 1 2 4 2 2 3 2 52

20 Melania Agatha 2 2 4 2 4 4 4 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 2 1 3 52

21 Merinda Yuveta 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 67

22 Opianus Lase 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 63

23 Rian Figo 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 1 3 4 3 4 3 2 60

24 Ronaldo 2 3 2 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 3 4 2 4 62

25 Salomo Benedicto 2 2 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 63

26 Vincensius Rendy Kurniawan 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 66

27 Yehezkiel Deo Erlangga 2 3 3 2 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 4 3 3 4 3 4 58

28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 66

75 68 92 72 101 107 100 80 80 70 68 101 96 69 93 92 87 102 80 79 1712

2.7 2.4 3.3 2.6 3.6 3.8 3.6 2.9 2.9 3 2 3.6 3.4 2.5 3 3 3 3.6 2.9 2.8

19 2013 14 15 16 17 187 8 9 10 11 12

Jumlah

Rata-rata

∑No 1 2 3 4 5 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

SESI KE-4

No. Item

Nama

1 Andes Kencana 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 69

2 Albertus Pandy Hermanto 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 75

3 Benediktus Yudha Edy S 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 76

4 Bosar Deydear Manurung 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 68

5 Brigita Vani Chrisa Rivera 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 70

6 Ch. Mellyana Aprisilia 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 65

7 Chatarina Sintia Wahyu A 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69

8 Cristofer Ami Nugroho 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 67

9 Davied Abednego Faleint 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 65

10 Fransiskus Frendy Setyawan 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 71

11 Griselda Ivana Rani Putri 4 3 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 66

12 Leonardo Steven 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 64

13 Lorensia Endar Pratiwi 4 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 61

14 M. Evi Oktaviani 4 2 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 68

15 Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 71

16 Margareta Vinita Sari 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 67

17 Maria Tri Meilawati 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 62

18 Maria Margaretha Adelia Vera Wati 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 70

19 Mateus Sih Nugroho 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 66

20 Melania Agatha 4 1 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 68

21 Merinda Yuveta 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 72

22 Opianus Lase 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 67

23 Rian Figo 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 61

24 Ronaldo 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 73

25 Salomo Benedicto 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 73

26 Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 2 3 4 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2 56

27 Yehezkiel Deo Erlangga 4 2 1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 65

28 Yosefin Adela Eflinia Anggraini 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 69

111 73 59 108 92 94 101 99 93 86 101 101 91 93 92 94 100 96 100 110 1894

4 2.6 2 3.9 3 3.4 3.6 3.5 3.3 3.1 3.6 3.6 3 3.3 3.3 3.4 3.6 3.4 3.6 3.9Rata-rata

Jumlah

10 12 13 14 15 166 7 8 9 ∑2019181711No 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 6 TABULASI DATA HASIL PRETEST

No. Item I II III

Nama

Andes Kencana 3 3 3 3 3 3 4 22 3 2 2 3 4 1 15 3 4 3 4 1 4 4 23 60

Albertus Pandy Hermanto 3 3 3 3 2 3 4 21 3 4 2 3 4 4 20 4 4 2 3 2 4 4 23 64

Benediktus Yudha Edy S 3 3 3 3 2 3 4 21 3 4 2 2 4 2 17 1 4 4 4 3 4 3 23 61

Bosar Deydear Manurung 3 3 3 4 1 1 1 16 1 2 3 2 4 2 14 4 2 2 2 3 3 2 18 48

Brigita Vani Chrisa Rivera 3 3 2 4 3 4 4 23 4 4 3 2 4 1 18 2 4 1 4 3 3 4 21 62

Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 4 3 4 1 1 19 4 4 3 4 4 4 23 4 4 3 2 3 3 4 23 65

Chatarina Sintia Wahyu A 3 3 4 4 4 2 4 24 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 4 26 67

Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 4 20 4 4 4 4 3 1 4 24 67

Davied Abednego Faleint 3 3 3 4 1 1 1 16 1 2 3 2 3 2 13 4 2 2 2 1 4 4 19 48

Fransiskus Frendy Setyawan 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 2 3 4 3 19 3 4 4 3 1 3 4 22 64

Griselda Ivana Rani Putri 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 1 4 1 17 3 4 3 2 3 3 4 22 62

Leonardo Steven 1 3 3 4 2 1 3 17 3 1 3 4 2 2 15 3 4 3 2 1 4 4 21 53

Lorensia Endar Pratiwi 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 1 3 4 3 18 4 4 4 2 3 3 1 21 62

M. Evi Oktaviani 3 3 4 4 2 1 4 21 3 4 3 1 4 4 19 3 3 4 2 3 3 4 22 62

Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 3 19 3 4 1 4 3 4 2 21 63

Margareta Vinita Sari 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 3 4 4 21 4 4 4 4 4 3 4 27 71

Maria Tri Meilawati 3 3 4 4 2 4 4 24 3 3 2 4 4 3 19 4 3 4 2 3 3 4 23 66

Maria Margaretha Adela Vera Wati 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 4 4 1 19 4 4 2 1 1 3 4 19 61

Mateus Sih Nugroho 3 3 3 4 2 4 1 20 2 3 3 3 4 3 18 3 3 1 2 2 4 4 19 57

Melania Agatha 3 3 4 4 2 3 4 23 2 4 3 2 4 3 18 3 4 4 4 1 4 2 22 63

Merinda Yuveta 3 3 3 4 2 4 4 23 3 3 3 2 4 3 18 4 4 4 3 3 4 4 26 67

Opianus Lase 3 3 4 4 2 3 4 23 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 3 25 65

Rian Figo 3 3 3 4 2 1 4 20 3 4 2 2 3 2 16 4 4 4 4 3 3 3 25 61

Ronaldo 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 3 4 3 21 4 2 4 3 2 3 4 22 66

Salomo Benedicto 3 3 4 4 2 4 1 21 4 4 3 2 3 1 17 4 2 4 3 3 2 4 22 60

Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 3 2 4 1 17 3 2 4 2 1 3 4 19 60

Yehezkiel Deo Erlangga 3 4 2 4 2 1 4 20 3 2 3 3 3 1 15 3 4 2 4 2 3 4 22 57

Yosefin Adela Eflinia Anggraini 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 2 3 3 2 22 65

Jumlah 76 85 91 100 56 73 88 569 71 92 72 65 99 66 465 90 91 83 76 62 84 92 578 1612

16 17 18 19 209 10 11 ∑1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

LAMPIRAN 7 TABULASI DATA HASIL POSTTEST

No. Item I II III

Nama

Andes Kencana 3 3 4 4 1 3 4 22 3 2 3 3 4 1 16 3 4 3 4 2 4 4 24 62

Albertus Pandy Hermanto 3 3 4 4 2 3 4 23 3 3 3 3 4 4 20 4 4 1 4 2 4 4 23 66

Benediktus Yudha Edy S 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 2 2 4 2 17 4 4 4 4 3 3 3 25 65

Bosar Deydear Manurung 3 1 4 3 3 1 1 16 3 4 3 2 4 3 19 2 3 4 2 3 3 2 19 54

Brigita Vani Chrisa Rivera 3 4 4 4 3 4 4 26 4 4 3 2 4 1 18 2 4 4 2 3 3 4 22 66

Ch. Mellyana Aprisilia 3 3 2 3 4 3 4 22 4 4 3 3 4 4 22 4 4 4 2 3 3 4 24 68

Chatarina Sintia Wahyu A 3 3 4 4 4 3 4 25 1 4 3 2 4 3 17 4 4 4 4 3 3 4 26 68

Cristofer Ami Nugroho 3 3 4 4 3 3 4 24 3 4 3 2 4 3 19 4 4 4 4 3 4 4 27 70

Davied Abednego Faleint 3 3 3 4 1 1 1 16 1 4 3 2 4 2 16 4 4 2 2 1 4 1 18 50

Fransiskus Frendy Setyawan 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 4 21 3 4 4 3 1 3 3 21 65

Griselda Ivana Rani Putri 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 1 1 4 4 17 3 4 4 2 3 3 4 23 63

Leonardo Steven 2 3 3 4 4 1 3 20 3 1 3 2 3 2 14 3 2 3 4 1 3 4 20 54

Lorensia Endar Pratiwi 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 1 3 3 17 4 4 3 2 3 3 4 23 63

M. Evi Oktaviani 3 3 3 4 2 3 4 22 1 3 3 3 4 3 17 4 3 4 3 3 3 4 24 63

Mahesa Hastoko Ndaru Laksono 4 3 4 4 2 4 4 25 3 4 3 3 4 3 20 4 2 1 3 4 3 4 21 66

Margareta Vinita Sari 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 3 3 4 26 73

Maria Tri Meilawati 3 3 4 4 2 4 4 24 3 4 2 4 4 2 19 3 4 4 4 1 4 4 24 67

Maria Margaretha Adela Vera Wati 3 3 3 4 2 4 4 23 4 3 3 2 4 4 20 4 4 4 4 1 3 4 24 67

Mateus Sih Nugroho 3 3 3 4 2 4 4 23 2 2 1 3 4 1 13 2 3 4 2 2 4 4 21 57

Melania Agatha 3 3 4 4 1 3 4 22 2 4 3 2 4 3 18 3 4 4 4 3 4 4 26 66

Merinda Yuveta 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 2 4 3 19 4 4 4 4 3 4 3 26 68

Opianus Lase 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 3 2 4 3 19 4 3 4 4 3 3 3 24 66

Rian Figo 3 4 3 4 2 3 4 23 3 4 3 3 4 1 18 4 2 4 4 2 4 4 24 65

Ronaldo 3 3 4 4 2 3 4 23 3 4 4 3 3 3 20 4 2 4 3 2 4 4 23 66

Salomo Benedicto 3 3 2 4 2 4 4 22 3 4 3 2 3 3 18 3 4 4 2 3 4 3 23 63

Vincensius Rendy Kurniawan 3 3 3 4 2 1 4 20 3 4 3 4 4 1 19 3 4 4 4 4 4 4 27 66

Yehezkiel Deo Erlangga 3 3 3 4 2 3 4 22 3 4 3 3 3 3 19 3 4 2 4 2 3 4 22 63

Yosefin Adela Eflinia Anggraini 3 3 3 4 2 4 4 23 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 2 3 3 4 24 67

Jumlah 78 78 91 102 58 79 97 583 73 94 74 65 100 70 476 90 92 93 84 65 90 94 608 1667

20 ∑1513 14 16 17 18 197 8 9 10 11 1261 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

LAMPIRAN 8 Validasi Guru

VALIDASI EFEKTIVITAS Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

dengan Pendekatan Experiential Learning

(PEKA BILA BISA KODE EXL)

Pengantar

Bapak/Ibu Guru yang terhormat, sejak 2010 sekolah-sekolah di tanah air kita telah

menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi dengan Pembelajaran (berdasarkan

Pedoman Pendidikan Karakter di SMP, Direktur Pembinaan SMP, Depdiknas, 2010).

Dalam implementasinya, para guru di lapangan mengeluhkan banyak hambatan,

seperti kurang operasionalnya pedoman, nilai karakter terrumus indah pada RPP,

namun tidak menemukan cara/strategi yang tepat dalam penerapannya, penanaman

nilai karakter terhenti hanya diceramahkan, keteladanan yang diperagakan para guru

seringkali kegerus oleh ketidakkonsistenan dan kekurangkompakan semua pihak di

sekolah. Kasus “Kantin Kejujuran” yang kini tinggal nama dapat ditunjukkan sebagai

suatu contoh kegagalan. Terlepas dari keunggulan dan keutamaan konsepnya,

implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi juga belum melibatkan

Konselor/Guru BK untuk bersinergi dalam eksplisitasi program. Berangkat dari

sejumlah kelemahan tersebut, Tim Penelitian Stranas Prodi BK USD 2014-2016

mencoba menawarkan sebuah model alternatif: Model Pendidikan Karakter

Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL). Dengan model ini,

keyakinan Tim adalah, pendidikan karakter dapat lebih efektif apabila Guru Mapel

dapat berkolaborasi dengan Guru BK dalam implementasinya dengan suatu asumsi

bahwa Guru BK mampu mengaplikasikan terapan pengetahuan psikologi yang

dimilikinya dalam merancang strategi pendekatan eksperiensial. Bagaimanapun juga,

penanaman nilai karakter tidak dapat dilakukan dengan “ceramah” melainkan akan

lebih berhasil jika didekati dengan olah pembelajaran berdasarkan pengalaman

(Experiential Learning).

Petunjuk

Berangkat dari pemahaman/asumsi di atas, dan setelah mengamati contoh implementasi

model ini, kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan validasi/penilaian atas efektivitas

model ini. Kami memohon Bapak/Ibu mitra implementasi model menaggapi pertanyaan-

pertanyaan dan mengisi skala asesmen berikut ini.

1. Dibandingkan dengan pendidikan karakter terintegrasi (dalam pembelajaran)

yang selama ini Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran, implementasi/pelaksanaan

Model PEKA BILA BISA KODE EXL ini menurut penilaian Bapak/Ibu apakah lebih

baik/efektif (+) ataukah kurang baik/kurang efektif (-)? Isikan penilaian Bapak/Ibu

pada lembar berikut.

2. Beri tanda centang (√) pada kolom sebelah kiri – (jika sedikit kurang); - - (sangat

kurang); - - - (sangat buruk) atau kolom sebelah kanan + (jika sedikit lebih baik); + +

(lebih baik); + + + (sangat lebih baik) untuk setiap Nilai Efektivitas Model.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

- - - - - - NILAI EFEKTIVITAS MODEL

PEKA BILA BISA KODE EXL

+ + + + + +

Desain/rancangan lebih operasional

Komprehensif/kelengkapan komponen

Kemudahan dalam implementasi/penerapan

Kepraktisan dalam pelaksanaan

Sistematis/keruntutan langkah

Efektivitas pencapaian tujuan

Kesesuaian dengan kebutuhan siswa

Kesesuaian dengan karakteristik siswa

Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa

Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan

Kemenarikannya bagi siswa

Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan

Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa

Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi

Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa

Ketepatan strategi/metode penanaman karakter

Keberpihakan pada kearifan lokal

Kemudahan dalam mengevaluasi proses

Kemudahan dalam penilaian capaian hasil

Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa

Memotivasi siswa untuk terlibat aktif

Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa

Memunculkan keberanian siswa untuk tampil

Menanamkan rasa hormat siswa thd guru/teman

Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab

Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain

Peningkatan kerja sama/kekompakan tim

Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan

Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk

Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang

Membangun kepedulian/kesetiakawanan

Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan

Peningkatan keingintahuan siswa

Mendorong siswa untuk berpendapat/merespon

Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri

Mendorong siswa berrefleksi

Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat

Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa

Membangkitkan keikhlasan siswa unt menolong

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah model ini dapat diterapkan (perlu dilanjutkan) di sekolah

Bapak/Ibu (di SMP pada umumnya); mohon beri alasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

4. Jika model ini diterapkan secara kolaboratif antara Guru BK dan Guru Mapel tertentu,

apa kira-kira kesulitan atau hambatannya?

5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang harus diperbaiki dalam implementasi model ini?

6. Apakah perlu disediakan modul pegangan guru dan siswa untuk implementasi model

ini?

Lingkari huruf:

a. YA, sangat perlu dan mendesak c. YA, tetapi tidak mendesak

b. TIDAK PERLU d. TIDAK TAHU

Jika ya, apa saja isi/komponen yang perlu disusun/dimasukkan dalam modul tersebut?

Nama & Tanda tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

LAMPIRAN 9 Validasi Siswa

LEMBAR PENILAIAN SISWA

Pengantar: Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan

bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak bagian yang

mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini

sudah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami

mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas

pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai

dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

No. Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya

mengalami/memperoleh/merasa:

Ya Tidak Tidak

tahu

1 Semangat untuk mengikuti kegiatan

2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu

3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan

4 Berani berpendapat

5 Lebih kreatif

6 Berani mencoba melakukan sesuatu

7 Takut salah dalam melakukan permainan

8 Malu dalam permainan kelompok

9 Dihargai oleh teman-teman

10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan

11 Kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan

12 Manfaat bagi perbaikan perilaku

13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi

14 Keinginan untuk menolong orang lain

15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan

16 Tertantang untuk mencoba

17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan

18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti

19 Terdorong untuk terlibat aktif

20 Berani bertanggung jawab

21 Menghargai teman

22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim

23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan

24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk

25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang

26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan

27 Peningkatan keingintahuan siswa

28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri

29 Mendorong siswa lebih disiplin

30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat

Nama & Tanda tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

LAMPIRAN 10 Self Assessment Scale

Aku Senang Menghargai Orang Lain Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak

pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S SK KD TP

1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan

agama

2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain

3 Saya mengejek teman saya

4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah

5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar

6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita

7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat di depan

orang yang lebih tua

8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua

dari saya

9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami

kesusahan

10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan santun

11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat

12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan

orang lain dalam pergaulan di masyarakat

13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima

sesuatu yang baru

14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada

orang lain

15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan

orang lain

16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu

yang baru

17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun

yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan,

dan keyakinan

18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain

19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain

20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah

sesuai dengan agamanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Hasil Karyaku

Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak

pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S SK KD TP

1 Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai

2 Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman

3 Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik

4 Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi

5 Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain

6 Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki

7 Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali

8 Karya orang lain lebih bagus dari milik saya

9 Saya bangga melihat karya yang saya buat

10 Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain

11 Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik

12 Saya sepenuh hati membuat karya

13 Saya senang mengikuti proses pembuatan karya

14 Karya yang saya buat berbeda dari yang lain

15 Karya saya unik dan tak ada duanya

16 Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya

17 Karya saya dihargai orang lain

18 Saya kurang menghargai karya saya

19 Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya

juga

20 Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Santai Nan Produktif

Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak

pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S SK KD TP

1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk

istirahat sepanjang hari

2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang

3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang

4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang

5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu

luang

6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup

7 Saya membantu orangtua saya saat libur

8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang

9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting

10 Saya menunda-nunda tugas

11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang

12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu

13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu

14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang

15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang

16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang

17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik

18 Waktu luang berguna bagi saya

19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang

20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Aku Bisa

Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak

pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S SK KD TP

1 Saya orang yang penuh semangat

2 Saya bekerja dengan sepenuh hati

3 Saya adalah orang yang percaya diri

4 Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung

5 Saya bangga dengan semua yang saya miliki

6 Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang

bercerita

7 Saya peduli pada lingkungan sekitar saya

8 Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas

9 Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat

saya kesal

10 Saya memilih menghindari tantangan

11 Saya mementingkan keinginan sesaat

12 Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri

13 Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya

14 Saya yakin mampu meraih cita-cita saya

15 Saya belajar tanpa disuruh orang tua

16 Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru

17 Saya mampu berpikir positif pada diri saya

18 Saya berani berbicara di depan umum

19 Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya

20 Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

LAMPIRAN 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras

KUESIONER

KARAKTER KERJA KERAS

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Petunjuk pengisian: 1. Bacalah 20 pertanyan di bawah ini dengan teliti!

2. Pilihlah jawaban A,B,C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya.

3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah

4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing.

No. Soal & pilihan jawaban

1. Teman saya marah-marah pada saya tanpa alasan yang jelas maka sikap saya

adalah...

a. Ikut marah lalu meminta maaf karena memarahinya juga.

b. Menghindarinya agar tidak ada pertengkaran lagi.

c. Memberikan kesempatan pada teman untuk meluapkan emosi.

d. Menanyakan alasan apa yang membuat teman marah.

2. Ada teman di kelas yang sedang menyampaikan pendapat maupun pertanyaan

pada guru, saya akan...

a. Mendengarkan teman yang sedang berbicara.

b. Menertawakan pendapat maupun pertanyaan yang diajukan.

c. Diam dan mengerjakan tugas yang lain.

d. Menawarkan bantuan bila teman saya belum jelas tentang pelajaran tersebut.

3. Saat ada orang yang berbeda pendapat dengan saya maka...

a. Saya mendengar pendapatnya

b. Saya bersedia menerima perbedaan pendapat dari orang tersebut

c. Saya mendengarkan pendapat orang itu dan membandingkan dengan pendapat

pribadi

d. Saya mengalihkan pembicaraan

4. Saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas saya...

a. Mengobrol dengan teman sebangku

b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

c. Berdiam diri dan tidur-tiduran yang penting mengerti penjelasan guru

d. Sering ijin keluar ke kamar mandi kalau sudah bosan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

5. Menghargai orang lain bagi saya adalah...

a. Saat orang lain juga menghargai saya

b. Menghargai orang terlebih dahulu agar saya pun dihargai juga

c. Memberikan sikap empati pada orang lain

d. Memberikan sikap simpati pada orang lain

6. Waktu luang saya, saya habiskan untuk...

a. Bermain games

b. Membaca buku pelajaran

c. Membaca buku-buku cerita

d. Menonton film yang dapat menambah pengetahuan

7. Saat hari libur saya saya gunakan untuk...

a. Membantu orangtua bersih-bersih rumah

b. Kumpul bersama teman-teman

c. Membaca buku

d. Piknik bersama teman-teman

8. Kapan kamu memiliki waktu luang di sela-sela aktivitasmu?

a. Setelah saya sudah menyelesaikan tugas sekolah

b. Saat saya melupakan tugas dan tanggung jawab saya

c. Ketika saya merasa jenuh saya mencari aktivitas tertentu agar saya segar

kembali

d. Bagi saya setiap hari itu adalah waktu luang

9. Apa yang terjadi jika kamu tidak memiliki waktu luang?

a. Saya akan merasa bingung

b. Saya pikir saya akan memiliki banyak beban pikiran

c. Saya berusaha segera menyelesaikan tugas saya agar saya memiliki waktu

luang lalu saya dapat menikmati waktu luang saya

d. Saya tidak tahu akan melakukan apa lagi

10. Saya pikir waktu luang dapat saya gunakan untuk...

a. Menyenangkan diri saya sendiri

b. Melakukan aktivitas positif yang sesuai dengan hobi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

c. Berekreasi bersama dengan keluarga maupun teman

d. Berolahraga demi menjaga kesehatan saya

11. Sewaktu saya membuat tugas yang diberikan pada guru, misalnya menggambar

dan karya saya adalah yang terbaik. Yang saya lakukan adalah...

a. Mengabadikan gambar saya

b. Menyimpan gambar itu pada tumpukan buku-buku pelajaran saja

c. Menunjukkan gambar itu pada teman maupun keluarga

d. Biasa saja karena saya yakin bisa memberikan yang lebih baik dari sekarang

12. Kapan kamu menghargai hasil karyamu sendiri?

a. Jika karya saya adalah yang terbaik

b. Kapan saja saat saya membuat karya walaupun karya saya biasa saja

c. Tergantung situasi dan kondisi dari karya saya

d. Saya tidak tahu kapan dan apa yang saya hargai dari karya saya

13. Saya perlu menghargai hasil karya saya karena...

a. Kalau bukan saya sendiri yang menghargai karya saya mau siapa lagi

b. Saya peduli pada diri saya sendiri

c. Saya ingin terlihat senang pada karya saya

d. Saya menyukai semua karya-karya pribadi saya

14. Setelah saya mampu menghargai setiap karya pribadi saya, maka sikap saya

terhadap diri saya adalah...

a. Saya yakin pada kemampuan yang saya miliki

b. Saya bekerja keras agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi

c. Setiap karya saya itu berharga

d. Saya puas dengan proses yang saya lakukan walaupun hasil karya saya tidak

sebaik milik orang lain

15. Ketika hasil karya saya bukanlah yang terbaik tapi saya...

a. Tahu kalau saya sudah berusaha

b. Yakin kalau saya bisa mengusahakan yang lebih baik lagi

c. Akan tetap menghargai karya saya itu

d. Mulai kurang semangat melakukan hal yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

16. Saya yakin kalau saya...

a. Mampu memahami diri saya sendiri

b. Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya

c. Mampu berpikir positif pada diri saya maupun orang lain

d. Mampu menjaga tingkah laku saya

17. Saya adalah orang yang...

a. Bertindak sesuai dengan perintah orang lain

b. Mementingkan prosesnya ketimbang hasil yang akan didapatkan

c. Pantang menyerah

d. Menghargai prestasi saya

18. Bila ada orang yang berhasil, saya...

a. Merasa iri lalu berusaha agar bisa berhasil juga

b. Memberikan ucapan selamat padanya

c. Segera membuat target apa yang akan dilakukan ke depan

d. Semakin termotivasi untuk berhasil

19. Setelah segala usaha dan kerja keras saya kerahkan secara optimal dan saya masih

gagal, saya akan...

a. Belajar dari kegagalan saya

b. Terus berusaha sampai berhasil

c. Kecewa dan mengoptimalkan keberhasilan yang pernah saya alami

d. Mencari aktivitas yang berbeda dari yang sekarang

20. Bila saya berhasil maka saya...

a. Akan segera puas dengan keberhasilan saya saat ini

b. Akan bersyukur dan mencoba hal yang baru lagi

c. Bangga pada diri saya

d. Yakin bahwa saya memiliki kemampuan dalam diri saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

LAMPIRAN 12 Modul Pelayanan Bimbingan

No Keterangan

1 Topik Menghargai Orang Lain

2 Tugas perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

3 Bidang bimbingan Pribadi-Sosial

4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok

5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan

6 Sasaran Siswa SMP VIII

7 Standar Kompetensi Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktekkan

menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari

8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan

kemampuan untuk menghargai orang lain

9 Indikator a. Menjelaskan pengertian menghargai orang lain

b. Menemukan manfaat dari menghargai orang lain

c. Makna yang dapat diambil dari pengalaman-

pengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-

bahan layanan

d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang tercermin

dalam bagian-bagian layanan bimbingan seperti

muatan video, dinamika kelompok, cerita bergambar

10 Materi a. Pengertian menghargai orang lain

b. Manfaat menghargai orang lain

11 Metode Tanya jawab, sharing, dan dinamika kelompok, ceramah,

12 Waktu 2x40 menit

13 Tempat Ruang Kelas

14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop

15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia dan guru Agama

16 Prosedur Ikuti skenario layanan

17 Penilaian/ Evaluasi a. Inventori tilik diri (self assessment)

b. Pernyataan hasil belajar siswa

18 Rencana Tindak

Lanjut

-

A. RANCANGAN PELAYANAN

AKU SENANG MENGHARGAI ORANG LAIN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

19 Sumber Pustaka a. https://riswatunoval.wordpress.com/2013/11/11/men

ghargai-dan-menghormati-orang-lain-by-nur-kurnia-

puspita-dwi/

b. https://www.youtube.com/watch?v=M1uMKJj29Js

c. https://www.google.co.id

d. http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-

meremehkan-orang-lain/

e. Permainan dalam dinamika kelompok (Materi

MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan (2010)

No Kegiatan Guru Siswa Waktu

1 Salam dan doa pembukaan

a. Membuka pertemuan dengan memberi salam hangat dan semangat pada siswa.

b. Mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa.

a. Menyambut salam dari guru dengan penuh semangat

b. Salah satu siswa memimpin doa

5 menit

2 Ice breaking Menyanyikan lagu “tepuk kupu-kupu” dan mengajak siswa untuk memperhatikan serta bernyanyi bersama. TEPUK KUPU-KUPU TEPUK KUPU-KUPU.... ULETNYA MAKAN DAUN ULETNYA KEKENYANGAN, ULETNYA BERPUASA MENJADI KEPOMPONG, KEPOMPONGNYA TERBUKA MENJADI KUPU-KUPU, SEKALI LAGI...KUPU-KUPU

Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu tepuk kupu-kupu

5 menit

3 Self-Assessment /Kuesioner “Menghargai Orang Lain”

a. Membagikan lembar self-assessment/ kuesioner kepada seluruh siswa

b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian self-assessment/kuesioner kepada siswa

a. Menerima lembar self-assessment/kuesioner kepada seluruh siswa

b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self-

5 menit

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

KOLABORATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

assessment/kuesioner dari guru

c. Mengisi lembar self-assessment/ kuesioner

4 Penjelasan materi

Penyampaian materi mengenai Menghargai Orang Lain, yaitu : a. Memberikan materi

mengenai cara-cara untuk menghargai orang lain

b. Meminta siswa untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang efektif untuk menghargai orang lain

Memperhatikan penjelasan materi “Menghargai Orang Lain” yang diberikan oleh guru.

10 menit

5 Dinamika kelompok

Mempersiapkan dan menjelaskan dinamika kelompok bagi siswa “Menggambar Wajah Pasangan”

Memperhatikan dan mengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok

20 menit

6 Refleksi dinamika kelompok

Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai materi layanan yang diberikan

Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.

5 menit

7 Sharing dinamika kelompok

Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharing-kan apa yang telah didapatkan dari materi layanan ini

Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai materi layanan

5 menit

8 Menonton video inspiratif

Menayangkan video semut part 1 menghargai orang lain

Menyaksikan video inspiratif

5 menit

9 Percikan dan kisah inspiratif

Memberikan arahan dan mempersilahkan siswa membaca kisah inspiratif “Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain”.

Membaca dan mengamati secara mendalam isi dan makna dari kisah inspiratif.

5 menit

10 Refleksi dan sharing singkat

a. Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan

a. Menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi

c. Mempersilakan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi dirinya

b. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya

11 Kesimpulan dan penutup

a. Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama

b. Memberi kesempatan pada siswa untuk membaca KIBAR “Menghargai Orang Lain”

c. Memberikan salam penutup pada siswa.

a. Mendengarkan, memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesame

b. Siswa membaca KIBAR yang telah disediakan

c. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat

5 menit

1. Judul kegiatan

Menggambar Wajah Pasangan

2. Tujuan

a. Siswa mampu menghargai temannya.

b. Siswa mengenali ciri-ciri bagian wajah teman.

c. Siswa mampu menghargai dirinya sendiri.

3. Bahan

Kertas dan pena

4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok

a. Siswa mencari pasangan sendiri (terdiri dari 2 orang).

b. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.

c. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.

d. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan,

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.

e. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan:”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya.

(sumber: Permainan dalam dinamika kelompok (Materi MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan.2010)

Apa yang terjadi guys?? a. Ketika kamu menggambar wajah dari pasanganmu?

b. Ketika wajahmu digambar oleh pasanganmu?

c. Apa yang kamu pikirkan saat menggambar dan digambar? Lalu apa yang kamu

rasakan?

1. Pengertian Menghargai

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sangat ingin dihargai oleh rekan

kita, baik disekolah, dirumah, dikantor dan dimanapun kita berada. Kata

menghargai menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia mempunyai arti

bermacam-macam, di antaranya

memberi, menentukan, menilai,

membubuhi harga, menaksir harga,

memandang penting (bermanfaat,

berguna), menghormati. Karya orang

lain adalah hasil perbuatan manusia

berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia

seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang

bermanfaat atau berguna untuk orang lain.

2. Manfaat menghargai orang lain

a. Hati menjadi tenang

b. Relasi dengan orang lain akan terjalin dengan baik

c. Mampu meredam konflik

d. Menghormati pendapat orang lain

D. HANDOUT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

JANGAN PERNAH MEREMEHKAN ORANG LAIN

Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal

dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti

anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi

lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan.

Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu

lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut

agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam

rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya,

pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu

membayar makanan yang ada.

“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak

kecil.

Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”

Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa

receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak

diberi saus strawberry dan cokelat?”

Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”

Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu

menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat

berapa?”

Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh

ribu!”

Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”

Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali

membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang

hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim

sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang

memberikan nota pembayaran.

“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu

membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan

tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak

E. PERCIKAN INSPIRATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini

tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut

untuk si pelayan.

Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja

sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena

melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu

yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar

rejeki yang tak terduga. (sumber: http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-meremehkan-orang-lain/)

Refleksi dari Kisah Inspiratif

Setelah membaca kisah inspiratif di atas, sekarang jawab pertanyaan ini yaa!!

1. Hal-hal apa saja yang bisa kamu terapkan dalam hidupmu?

2. Nilai-nilai apa saja yang bisa kamu ambil dari kisah tersebut?

3. Bila kamu menjadi penjual ice cream itu, apa yang akan kamu lakukan?

4. Bila kamu adalah anak yang membeli ice cream apa yang kamu rasakan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

F. KIBAR/Kisah Bergambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

1. Pelajaran apa yang dapat kamu ambil dari kegiatan hari ini?

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

2. Sebutkan rencana yang ingin kamu kembangkan setelah mengikuti kegiatan ini!

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

...................................................................................................................................

SELF ASESSMEN/TILIK DIRI

Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah

(T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S K J T

1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan

agama

2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain

3 Saya mengejek teman saya

4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah

5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar

6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita

7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat didepan orang

yang lebih tua

8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua dari

saya

9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami

kesusahan

10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif

dan santun

11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat

12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain

dalam pergaulan di masyarakat

13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu

yang baru

14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang

lain

G. EVALUASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan orang

lain

16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu yang

baru

17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang

memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan

keyakinan

18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain

19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain

20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai

dengan agamanya

H. PESAN MORAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

No Keterangan

1. Pokok Bahasan Hasil Karyaku

2. Bidang Bimbingan

Pribadi

3. Standar Kompetensi

Siswa dapat menampilkan hasil karyanya sendiri sesuai dengan kreativitasnya

4. Kompetensi Dasar

Siswa mampu mengekspresikan dirinya dengan menghasilkan atau membuat sesuatu hasil karya yang berguna bagi dirinya dan orang lain

5. Indikator a. Siswa mampu menyebutkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu hasil karya sendiri

b. Siswa mampu menunjukkan kreativitas yang dimiliki untukmenghasilkan sebuah hasil karya sendiri

c. Siswa mampu menciptakan/menghasilkan sesuatu hasil karya sesuai dengan imajinasi yang dimilikinya

6. Metode Pelayanan

Sharing, bimbingan kelompok, penugasan, permainan

7. Waktu 90 menit

8. Alat dan bahan Kertas lipat, gelas bekas, alat warna, lem, spidol, koran, kertas polos, rafia.

9. Sumber/ referensi

a. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bermain+dan+Permainan/Balita/3.permainan.pemacu.keterampilan.anak/001/003/123/11/3

b. http://artsofcards.multiply.com/journal/item/52 c. http://aksay.multiply.com/journal/item/20 d. http://youtube.com/watch?v=Xe_WkNwKrPI e. www.google.com

10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII ( Terintegrasi semua mapel )

NO KEGIATAN KETERANGAN WAKTU

1. Pengantar dan ice breaking

Guru pembimbing memberi penjelasan mengenai tema bimbingan lalu mengajak siswa ice breaking “Gummy Bear”.

5 menit

2. Tanya jawab

Guru pembimbing mengajak siswa untuk memahami apa itu hasil karya dengan mengumpulkan jawaban dari pertanyaan “apa itu hasil karya?

10 menit

HASIL KARYAKU

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

KOLABORATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

3. Membuat kumbang pelangi

Guru memberikan arahan bagaimana membuat koran ajaib sesuai dengan keinginan mereka

20 menit

4. Sharing Guru mengajak siswa untuk menceritakan perasaannya ketika membuat koran ajaib.

10 menit

5. Menghias gelas

Guru memberikan arahan pada siswa untuk menghias gelas dan diberikan kepada orangtua setelah gelas selesai dihias

15 menit

6. Refleksi, evaluasi

Guru mengajak siswa melihat dan menceritakan kembali apa saja yang sudah dilalui selama bimbingan berlangsung

10 menit

7. Menonton video singkat

Siswa menonton video singkat tentang “Robot Agriculture, Robot Hidrolik, Robot Transporter Karya Siswa Al-Azhar, Surabaya”.

3 menit

8. Refleksi Setelah menonton video, beberapa siswa mensharingkan pengalaman mereka

7 menit

9. Kibar Siswa membaca Kibar yang tersedia 3 menit

10. Percikan inspirasi

Siswa membaca percikan inspirasi yang telah disediakan dan menjawab pertanyaan dari guru

7menit

11. Kesimpulan dan penutup

Guru memberikan kesimpulan dari pertemuan ini dan menutup pertemuan.

5 menit

1. Koran Ajaib Alat dan Bahan:

a. Kertas koran

b. Gunting

c. Stapler atau lem kertas atau cellotape

d. Rafia

Langkah-Langkah:

a. Siswa membentuk kelompok (4-5 orang dalam 1 kelompok)

b. Setiap kelompok diberikan koran dan rafia

c. Tiap kelompok diminta untuk membuat karya yang sesuai dengan

keinginan mereka

d. Apabila mereka membutuhkan alat dan bahan lainnya perlu disiapkan

juga

e. Setelah mereka selesai membuat karya mereka, maka tiap kelompok

diminta untuk menceritakan karya apa yang mereka buat di depan kelas

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Gelas untuk

ayah dan ibu

Refleksi:

2. Menghias gelas Petunjuk: siswa diminta menghias gelas sesuai dengan imajinasi mereka dan gelas tersebut akan diberikan kepada orang tua atau orang yang mereka sayangi.

Nama kegiatannya “Menghias Gelas”

Yang kita butuhkan:

a. Apapun jenis gelas yang sudah dibawa

b. Kertas warna c. Gunting d. Spidol e. Alat yang dibutuhkan untuk menghias gelas

Cara Mengerjakannya: Menghias gelas sesuai dengan gambar yang diinginkan. Gambarlah yang baik dan sopan

karena gelas ini akan diberikan kepada orang tua atau orang yang kamu sayangi.

Nah, setelah membuat koran

ajaib, mari kita lihat sekarang

hasilnya milik temanmu,

apakah ada yang sama satu

sama lain?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Setelah kita melakukan banyak kegiatan hari ini, pasti ada hal yang dapat kamu petik...

Mari sekarang bersama-sama menceritakan hal apa saja yang sudah kita dapat selama

pelajaran tadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

D. KIBAR (Kisah Bergambar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

KISAH PENDIRI FACEBOOK

Pria cerdas yang menjadi tokoh di balik lahirnya facebook

adalah Mark Zuckerberg. Ia lahir dengan nama lengkap Mark

Elliot Zuckerberg. Kota kelahirannya adalah White Plains dan

tumbuh besar di Dobs Ferry West Chester Country, sebuah kota

kaya di pinggiran Sungai Hudson Amerika Serikat. Zuckerberg

beruntung memiliki dua orang tua dengan latar pendidikan yang

kuat. Ayahnya seorang dokter sementara ibunya yang berana Karen Zuckerberg

berprofesi sebagai psikiater. Mark tumbuh bersama saudanya yang lain: Arielle

Zuckerberg, Donna Zuckerberg dan juga Randi Zuckerberg. Dari namanya,

siapapun bisa menebak bahwa keluarga Zuckerberg memiliki darah Yahudi.Meski

pada faktanya, dengan terang-terangan Mark Zuckerberg mengemukakan bahwa

ia seorang atheis yang taat.

Sejak kecil, Mark sudah menunjukkan kepandaiannya. Saat bersekolah di

Akademi Phiilips Exter, ia dikenal sangat meguasai studi klasin juga ilmu

pengetahuan alam. Setelah lepas dari SMA, ia dikenal sebagai salah satu siswa

dengan kemampuan mencengangkan. Ia menguasai (menulis dan membaca) bahasa

Prancis, Ibrani, Yunani Kuno dan juga Latin. Berkat kepandaian tersebut yang

kemudian mengantarkan Mark Zuckerberg memasuki gerbang Harvard University

yang dikenal sebagai tempat mereka yang berotak encer kuliah. Ia

bahkan terdaftar dalam dua jurusan sekaligus: Psikologi dan

Komputer.

Dalam masa perkuliahan, ia mengajukan sebuah ide untuk membuat sebuah

situs pertemanan di antara para mahasiswa. Ide ini muncul dari kebiasaan kampus

Harvard yang membagikan Face Book atau buku mahasiwa dengan foto-foto

lengkap agar mereka saling mengenal satu sama lain. Sayangnya, ide brilian

Zuckerberg ditolak mentah-mentah. Namun, hal tersebut tak membuatnya

berhenti. Ia tetap mencari berbagai cara untuk mewujudkan idenya. Langkah

pertamanya adalah dengan membuat situs bernama CourseMatch dengan

alamat www.coursematch.com. Situs ini memungkinkan semua teman kelasnya

berkominikasi secara mudah. Minat terhadap Coursematch tidak terlalu signifikan.

Namun Mark tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian membuat situs lainnya

bernama Facemash. Mark kemudian meretas data-data mahasiwa Harvard dan

E. PERCIKAN INSPIRATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

memasangnya di Facemash. Perhatian terhadap situs tersebut menjadi besar

sebab Mark menambahi fitur untuk memilih siapa di antara mahasiswa tersebut

yang paling Hot dan keren. Pancingan Mark ini agaknya berhasil sebab orang-orang

kemudian berbondong-bondong mengunjungi Facemash. Melihat hal ini, pihak

Harvard geram dan kemudian memutuskan sambungan internet mahasiwanya untuk

sementara. Mark diperkarakan sebab tindakan meretasnya dianggap sebagai

pencurian data. Mark memang menyampaikan permintaan maafnya, namun ia tak

menyesal. Terbukti dengan kelahiran Facebook di kemudian hari yang ia luncurkan

secara resmi di tahun 2004.

Sejak diluncurkan, Facebook menargetkan

komunikasi yang mudah di antara para mahasiswa.

Namun pada perkembangannya, peminat Facebook

tidak lagi terbatas pada mahasiswa antar-kampus.

Akhirnya, Mark membuka Facebook secara umum

yang menghubungkan semua orang dalam satu situs

www.facebook.com . Jika dicermati, sistem yang

dipakai facebook tak jauh berbeda dengan

Myspace yang lebih dulu muncul. Hanya saja,

aplikasi pendukung yang kaya membuat facebook lebih

menarik dan unggul dari Myspace.

Sebagai penemu facebook, Mark Zuckerberg memperoleh sejumlah

kekayaan yang jumlahnya bukan main. Bahkan oleh majalah Forbes, ia dinobatkan

sebagai salah satu pemuda terkaya di dunia. Facebook kemudian mengubah haluan

dan tujuan Mark Zuckerberg. Ia memutuskan keluar dari Harvard dan fokus pada

pengembangan Facebook. Keputusan ini berhasil membuat Facebook semakin

matang bahkan hingga sekarang.

(Sumber: http://yovanka03pssiunej.student.unej.ac.id/?p=81)

F. Evaluasi

1. Sesudah mengikuti kegiatan hari ini saya menjadi sadar

bahwa...

2. Niat saya setelah mengikuti kegiatan hari ini adalah...

3. Tindakan yang akan saya lakukan adalah...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

SELF ASESSMEN/TILIK DIRI

Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah

(T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S K J T

1 Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai

2 Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman

3 Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik

4 Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi

5 Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain

6 Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki

7 Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali

8 Karya orang lain lebih bagus dari milik saya

9 Saya bangga melihat karya yang saya buat

10 Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain

11 Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik

12 Saya sepenuh hati membuat karya

13 Saya senang mengikuti proses pembuatan karya

14 Karya yang saya buat berbeda dari yang lain

15 Karya saya unik dan tak ada duanya

16 Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya

17 Karya saya dihargai orang lain

18 Saya kurang menghargai karya saya

19 Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya

juga

20 Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Untuk lebih meningkatkan

ketrampilan, mari lebih

sering berani membuat

sesuatu. yang berguna

bagi orang lain...

Hasil karya yang kita buat pasti akan lebih berharga kalau

diri sendiri juga ikut menghargainya. Selama ini pasti kita

sudah menghargai hasil karya yang sudah kita buat.

Nah, sesudah pelajaran ini

mari kita semakin

meningkatkan kemampuan

kita membuat hal yang

berguna bagi orang lain.

G. Pesan Moral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

No Keterangan

1. Pokok Bahasan Santai Nan Produktif (Memanfaatkan Waktu Luang dengan Baik)

2. Bidang Bimbingan Bimbingan karir

3. Standar Kompetensi Siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai untuk mengisi waktu luang secara cerdas dan produktif

4. Kompetensi Dasar Siswa mampu memahami dan mengisi waktu luang yang ada dalam kehidupan sehari-hari

5. Indikator a. Siswa dapat menjelaskan batasan waktu luang b. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang perlu

diusahakan agar orang dapat memanfaatkan waktu luang yang ada

c. Siswa dapat menunjukkan manfaat-manfaat yang dieroleh dari penggunaan waktu luang dengan baik

d. Siswa dapat mengidentifikasi kebiasaan- kebiasaan dirinya yang bisa dimanfaatkan dalam mengisi waktu luang secara produktif

e. Siswa dapat membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang memungkinkan dirinya bisa memanfaatkan waktu luang dengan lebih baik

6. Metode Cerita, Tanya Jawab, Penugasan/Reflektif

7. Waktu 2X 40 Menit

8. Alat Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop

9. Sumber a. Stoltz, Paul G. (2005) Adversity Quotient. Jakarta: Grasindo

b. https://www.youtube.com/watch?v=n_KU--0czcM c. http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-

dongeng/Semut-dan-Belalang-43 d. http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-

penemu/Benjamin-Franklin-15 e. www.google.id

10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)

SANTAI NAN PRODUKTIF

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

No Kegiatan Guru Durasi

1 Pengantar Pembimbing mengawali bimbingan dengan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan

5 menit

2 Membaca cerita Pembimbing membagikan handout, menjelaskan batasan waktu luang, dan siswa membaca cerita tentang belalang dan semut

15 menit

3 Dinamika kelompok Guru memberikan selembar kertas kosong untuk tiap siswa dan siswa menuliskan agenda kesehariannya dan sharing dalam kelompok

13 menit

4 Menyimak biografi Siswa membaca biografi singkat Benjamin Franklin dan mendiskusikan dengan teman

10 menit

5 Membaca kibar Siswa membaca Kibar yang telah disediakan 10 menit

6 Menonton video Pembimbing mengajak siswa untuk menonton video “semut rajin”

2 menit

7 Refleksi dan sharing Pembimbing memfasilitasi siswa untuk berefleksi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan

15 menit

8 Evaluasi Melakukan evaluasi,member umpan balik, dan memberi tugas pada siswa.

10 menit

1. Judul kegiatan

Rutinitas Harianku

2. Tujuan

a. Siswa mampu menyadari waktu luang

b. Siswa mampu memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin

c. Siswa dapat mempraktekkan memanfaatkan waktu luangnya dengan mengisi hal

positif

3. Bahan

Kertas dan pena

4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok

a. Siswa menuliskan jadwal hariannya masing-masing

b. Setelah selesai menuliskannya siswa diminta untuk membagikan pengalamannya

pada teman-teman lain dalam kelompok

c. Perwakilan dari kelompok diminta untuk sharing pengalaman mereka mengenai

pemanfaatan waktu luang

d. Guru memberikan pertanyaan reflektif. Lalu memberikan peneguhan bagi semua

siswa

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Apa sih Waktu Luang itu... ?

Waktu luang seringkali diartikan dengan tidak melakukan apa-apa dan juga

bermalas-malasan, padahal tidak seperti itu. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang

dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk “bekerja”; mencari nafkah,

melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup bagi orang dewasa, atau waktu

jeda dari aktivitas pokok studi/belajar bagi para siswa yang masih bersekolah. Dari segi

cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan

sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati. Dari sisi fungsi,

waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan

potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami

gangguan emosi, sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi

pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.

Apa yah manfaat mengisi waktu luang ???

Mengisi waktu luang tentu saja memiliki banyak manfaat bagi kita.

Bagi kamu sendiri, manfaat mengisi waktu luang yaitu: 1. Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani,

2. Meningkatkan kesegaran mental dan emosional

3. Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri

4. Mendukung konsep diri serta harga diri

5. Sarana belajar dan pengembangan kemampuan

6. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual,

maupun estetika

7. Melakukan penghayatan terhadap apa yang kamu sukai tanpa mempedulikan

segi materi.

8. Pemenuhan kebutuhan sosial,

9. Meningkatkan daya belajar sehingga memacu prestasi dan produktivitas

10. Menambah konsumsi, sehingga meningkatkan lapangan kerja

11. Mengurangi kriminalitas dan kenakalan

12. Meningkatkan kehidupan bermasyarakat

Perlu gak sih ada waktu luang??

Bagaimana jika segudang kesibukan dalam belajar membuat kamu merasa

tidak memiliki waktu luang? Ada 2 hal yang bisa dilakukan untuk memperpanjang

waktu luang, pertama, kamu bisa mulai memilah, kebutuhan apa yang memang benar-

benar dibutuhkan, lalu memilih kebutuhan yang terpenting menurut kamu. Sebagai

contoh : bila kamu merasa membutuhkan waktu luang, kamu bisa memilih untuk

menunda kebutuhan kamu mengejar promosi. Atau, kamu tidak perlu lembur,

sehingga memiliki tambahan waktu luang.

D. HANDOUT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Atau yang kedua, kamu mempercepat/efisiensi pemenuhan kebutuhan.

Sebagai contoh, kamu bisa mempercepat waktu makan siang, mandi atau berdandan.

Untuk efisiensi waktu, kamu bisa menggabungkan beberapa pemenuhan kebutuhan

sekaligus. kamu bisa makan siang sambil berbincang dengan teman. Selain itu, kamu

juga bisa berolah raga bersama teman-teman untuk memenuhi kebutuhan fisik serta

sosial.

Pertimbangan Pengisian Waktu

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pengisian waktu

luang, yaitu :

a. Banyaknya waktu yang dapat kamu luangkan

b. Keinginan keluarga, rekan, atau lingkungan kerja

c. Biaya yang kamu miliki

d. Pengalaman mengisi waktu luang yang terdahulu

e. Ketersediaan pilihan kegiatan

f. Ketersediaan lahan

g. Kemampuan kamu dalam melakukan kegiatan

h. Kebutuhan pribadi kamu

i. Nilai yang kamu anut,

j. Budaya tempat kamu akan melaksanakan kegiatan

k. Sikap masyarakat tempat kamu berkegiatan

Kegiatan-kegiatan yang Bisa Dilakukan dalam Mengisi Waktu Luang

Setelah kamu memiliki waktu luang, kamu bisa mulai memilih kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat berdasarkan

fungsinya sebagai.

1. sarana relaksasi,

a. dengan cara menonton televisi,

b. mendengarkan musik,

2. sarana hiburan atau rekreasi,

a. beristirahat,

b. berolah raga,

c. menggeluti hobi,

d. membaca buku,

c. menjadi pendukung dari suatu tim sepakbola.

3. sarana pengembangan ketrampilan dan kemampuan pribadi.

a. mengikuti kursus musik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

b. kelompok teater,

c. kursus bahasa asing,

d. melukis, mengarang,

e. membuat sajak, memasak,

f. menata musik,

g. membuat patung.

Isilah Waktu Luang

Di tengah-tengah kesibukan belajar, kamu masih memiliki harapan bisa

menikmati waktu luang. Mulailah untuk memberi diri kamu waktu luang untuk

istirahat dan melakukan kegiatan yang kamu butuhkan. Dengan begitu, manfaat dari

mengisi waktu luang akan benar-benar kamu rasakan.

KISAH BELALANG DAN SEMUT

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah

bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan,

mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama

musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di

tangannya datang dan memohon dengan sangat agar

keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk

dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut,

"tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan

makanan untuk musim dingin yang akan datang ini?

Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang

musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang

Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim

panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar. "Membuat

lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut

telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!"

Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan

mereka tanpa mempedulikan sang Belalang lagi.

untuk segala sesuatu ada masanya

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain

(sumber: http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Semut-dan-Belalang-43)

E. PERCIKAN INSPIRATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Bagaimana kesanmu terhadap cerita “Semut dan belalang” tadi?

2. Diantara semut dan belalang, binatang apa yang paling rajin?

3. Apa yang dilakukan belalang untuk mengisi hidupnya?

4. Dari sikap belalang dan semut kalian lebih memilih yang mana?

5. Dari cerita di atas, apa yang dimaksud dengan menggunakan waktu?

6. Pelajaran apa yang bisa kamu petik atau kamu dapatkan dari cerita, “Semut dan

belalang”?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

F. KIBAR (Kisah Bergambar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

KISAH Penemu Penangkal Petir, Kacamata, dan Odometer(Benjamin Franklin

17 Januari 1706 - 17 April 1790)

Benjamin Franklin adalah pengarang, politikus, ilmuwan,

diplomat dan penemu yang penemuannya membuka pengertian

yang lebih dalam pada bidang kelistrikan. Dia menemukan

penangkal petir, kacamata, odometer (pengukur jarak tempuh

pada kendaraan) dan peralatan musik. Franklin juga dikenal

sebagai salah seorang Bapak Pendiri (Founding Father) dari negara

Amerika Serikat. Benjamin Franklin dianggap sebagai orang yang

berperanan penting dalam berdirinya negara Amerika Serikat, karena

Benjamin adalah salah satu perancang dari deklarasi kemerdekaan

Amerika dan ikut menandatangani deklarasi tersebut.

Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts, anak ke 15 dari 17

orang bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pembuat sabun dan lilin. Dia

belajar membaca dalam usia yang sangat muda dan bersekolah di sekolah

biasa selama satu tahun dan belajar di bawah bimbingan guru pribadi

selama satu tahun. Franklin hanya bersekolah selama dua tahun itu. Pada

umur 12 tahun, Franklin bekerja di percetakan kakaknya. Ketika Ben

(nama panggilan Benjamin) berumur 15 tahun, Ben mencetak koran "New

England Courant", koran pertama yang independen dari kolonisasi

Inggris.

Pada usia 17 tahun, Franklin pergi ke Philadelphia, Pennsylvania untuk

mencari pengalaman baru di kota baru. Saat itu dia bekerja di sebuah

toko yang menjual mesin cetak. Setelah beberapa bulan, gubernur

Pennsylvania menganjurkan Benjamin agar membuka usaha percetakan

surat kabar di Pennsylvania dan berjanji akan membantu usaha

percetakan Benjamin. Gubernur menyarankan Benjamin untuk menuju ke

London dan membeli perlengkapan mesin cetak yang dibutuhkan. Tetapi

setelah Benjamin tiba di London, Benjamin sadar bahwa janji gubernur

untuk membantunya hanya kosong belaka, surat pengantar dari gubernur

tidak pernah dikirim ke London. Di London, Franklin dengan cepat bisa

menemukan pekerjaan. Tahun 1726 Franklin merasa bosan tinggal di

London, dan kebetulan saat itu seorang pedagang gandum menawarkan

G. TELADAN IDOLAKU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

dia pekerjaan di Philadelphia dengan komisi yang besar. Untuk itu Ben

memutuskan untuk pulang ke benua Amerika.

Pada tahun 1740, listrik adalah hal yang baru.

Benjamin Franklin dan teman-temannya mulai

menyelidiki fenomena listrik itu. Tahun 1750,

Benjamin pertama kali yang menemukan prinsip

dari aliran listrik dan juga memberi tanda

positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan

percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga adalah

listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada saat badai.

Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia menyadari bahaya

yang bisa ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain

yang membuktikan bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di

tunjukkan dengan menggunakan konsep listrik ground. Tidak seperti yang

digambarkan orang bahwa percobaan Benjamin dilakukan dengan cara

menerbangkan layang-layang dan menunggu hingga layang-layang

tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya

untuk mengumpulkan listrik dari awan badai.

Percobaan terhadap listrik yang dilakukan oleh Benjamin,

mengarahkan dia ke penemuannya, yaitu penangkal petir. Dia menulis

bahwa konduktor (penghantar listrik) dengan ujung yang tajam memiliki

kemampuan untuk menarik muatan listrik dan memiliki jangkauan

penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor dengan ujung

yang tumpul. Dia menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini bisa

digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya tersambar petir, dengan

memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi lapisan anti

karat, yang diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan

kabel yang menuju ke tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan

listrik yang ada pada awan menuju ke tanah sehingga muatan yang ada

pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir dan kilat.

Penemuan Benjamin seperti penangkal petir, kacamata, dan lainnya

tidak pernah dipatenkan olehnya. Dalam biografinya, Benjamin menulis:

" ..sama seperti saat kita menikmati keuntungan dari penemuan orang

lain, kita seharusnya gembira karena mendapatkan kesempatan untuk

memberikan pelayanan kepada orang lain dengan penemuan-penemuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

kita; untuk ini, kita harus memberikannya dengan bebas dan sepenuh

hati."

Untuk menghormati jasa Benjamin Franklin di bidang kelistrikan,

namanya diabadikan sebagai satuan fisika franklin (Fr) atau statcoulomb

(statC) atau electrostatic unit of charge (esu). Fr adalah satuan muatan

listrik dalam centimeter-gram-detik (cgs). Sistem SI seperti yang kita

gunakan, memakai satuan Coulomb. (sumber: http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Benjamin-Franklin-

15)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas, pada lembar kerjamu!

1. Menurutmu apa yang mengesan dari cerita tentang Benjamin? Mengapa?

2. Menurutmu apa yang membuat Benjamin dapat berhasil dengan baik?

3. Pelajaran apa yang dapat kamu petik dari cerita tentang Benjamin?

H. REFLEKSI

Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya

menjadi tahu/sadar bahwa saya....

Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya

akan...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI

Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila

pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S K J T

1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk

istirahat sepanjang hari

2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang

3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang

4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang

5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu

luang

6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup

7 Saya membantu orangtua saya saat libur

8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang

9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting

10 Saya menunda-nunda tugas

11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang

12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu

13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu

14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang

15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang

16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang

17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik

18 Waktu luang berguna bagi saya

19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang

20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

No Keterangan

1. Pokok Bahasan Aku Bisa

2. Bidang Bimbingan Bimbingan Karier

3. Standar Kompetensi Siswa mampu memahami kelebihan-kelebihan/sifat-

sifat positif dalam dirinya.

4. Kompetensi Dasar Siswa dapat mensyukuri dan mempergunakan

kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya.

5. Indikator a. Siswa mampu menjelaskan kelebihan-

kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya.

b. Siswa mampu menunjukkan kelebihan-

kelebihan/sifat-sifat positif yang ada pada dirinya

yang sudah diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari.

c. Siswa mampu merumuskan niat untuk

mempraktekkan kemampuan-kemampuannya yang

positif dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-

hari

6. Metode Ceramah, menonton film, Tanya Jawab,

Penugasan/Reflektif.

7. Waktu 80 Menit

8. Alat Modul, Lembar Kerja, LCD, CD, Laptop.

9. Sumber a. Lumpkin, Aaron. 2005. You Can Be Positive,

Confident, and Courageous. Jakarta : Erlangga

b. Vincent, Peale Norman.1997. Anda Pasti Bisa Bila

Anda Berpikir Bisa. Jakarta : Professional books

c. http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-

hidup-sukses-nick-vujicic-tanpa-tangan-tanpa-kaki/

d. http://youtube.com/watch?v=WMbp4jeQJZE

e. https://www.youtube.com/watch?v=0fEcumHd7GE

f. https://www.youtube.com/watch?v=CD-YQfPDHbg

10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII (Terintegrasi semua mapel)

AKU BISA...

A. RANCANGAN PELAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

No Kegiatan Guru Siswa Durasi

1. Ice breaking ”ke kanan, ke kiri” (bernyanyi

dan bergerak bersama)

KE KANAN, KE KIRI

Ke kanan ke kanan, ke kiri ke

kiri

Ke kanan ke kiri berputar

setengah

Tumit jempol

Berputar setengah tumit

jempol

Ganti pasangan

Bernyanyi dan

bergerak bersama

5 menit

2. Ceramah Guru Pembimbing

menjelaskan mengenai

materi dan tujuan yang akan

diberikan pada pertemuan

kali ini. Guru Pembimbing

menjelaskan pengertian

mengenai kelebihan-

kelebihan/sifat-sifat positif

yang ada pada setiap orang.

Siswa

mendengarkan

penjelasan dari guru

10 menit

3. Asesmen Diri Guru mengajak peserta didik

untuk menyadari dan

membuat daftar tentang

kelebihan-kelebihan/sifat-

sifat positif yang dimiliki pada

diri masing-masing siswa.

Masing-masing siswa diminta

untuk menyebutkan dan

menuliskan jawaban tersebut

pada lembar kertas yang

sudah disediakan (LKS 1).

Siswa mulai

menyebutkan

kelebihan yang

dimilikinya dan

menuliskan di LKS 1

10 menit

4. Sharing Siswa diminta untuk

mensharingkan/menceritakan

kelebihan-kelebihan/sifat-

sifat positif yang dimilikinya

di depan kelas.

Beberapa siswa

menceritakan

kelebihan yang

dimilikinya di depan

kelas

5 menit

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

5. Refleksi Guru Pembimbing bersama

para siswa merefleksikan

mengenai manfaat dari

mengenali kelebihan dari diri.

Siswa menuliskan

manfaat mengenali

kelebihan diri pada

lembar refleksi

5 menit

6. Asesmen Others Guru mengajak siswa untuk

dapat mengenali

kelebihan/sifat-sifat positif

yang dimiliki olah orang lain,

misalnya teman-temannya,

orangtuanya, gurunya (LKS 2).

Siswa menuliskan

kelebihan dari orang

lain di LKS 2

10 menit

7. Sharing Guru bersama siswa

membahas gambar yang ada

pada LKS tersebut secara

bersama-sama.

Sharing dari

beberapa siswa

mengenai kelebihan

dari orang lain.

5 menit

8. Nonton film Guru memutar film

”OutstandingBasketball

Inspiration”dan ” never give

up, Derek Redmond”

Siswa menyaksikan

film yang sedang

diputar

10 menit

9. Sharing Guru bersama siswa

membahas film yang telah

diputar tadi.

Beberapa siswa

sharing

5 menit

10. Kesimpulan Guru memberikan penegasan

mengenai materi, dan

memberikan dukungan serta

meyakinkan siswa/peserta

didik bahwa setiap orang

memiliki kelebihan-

kelebihan/sifat-sifat positif

yang perlu dan harus disadari,

disyukuri, dan dikembangkan

Siswa

mendengarkan

dengan seksama

5 menit

11. Bernyanyi ”aku

bisa”

Guru mengajak siswa

mengakhiri pertemuan

dengan bersama-sama

bernyanyi lagu ”AKU BISA”

Semua siswa ikut

bernyanyi

10 menit

1. Judul kegiatan

Magic Finger

2. Tujuan

a. Siswa semakin yakin akan kemampuan yang dimilikinya

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

b. Siswa mampu berpikir positif pada dirinya

c. Siswa dapat memberikan sugesti positif dalam hati

3. Bahan

2 buah kursi

4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok

a. 5 orang siswa diminta untuk praktek, dimana 1 orang sebagai beban yang akan

dipindahkan oleh 4 siswa lainnya pada kursi yang lain.

b. Siswa yang akan diangkat diminta untuk memikirkan bahwa dirinya ringan

bagaikan kapas dan mengatakannya dalam hati terus dan berulang-ulang

c. Siswa yang lain diminta untuk mengatakan dalam hatinya bahwa jari-jarinya keras

bagaikan baja

d. Para siswa lain diminta untuk hening agar 5 orang yang ditunjuk dapat

berkonsentrasi

e. Siswa yang akan diangkat duduk di kursi sambil mengatakan bahwa dirinya ringan

bagaikan kapas

f. 4 siswa lainnya membagi tugas, 2 orang bersiap untuk mengangkat pada bagian

lengan siswa yang duduk dan 2 orang lainnya bersiap pada bagian belakang

lututnya (1 orang di kanan dan kiri)

g. Guru memberi aba-aba untuk 4 siswa tersebut mengangkat dan memindahkan

temannya itu pada kursi yang berbeda

h. Siswa yang lain bisa diminta untuk ikut mempraktekkan hal yang sama

i. Setelah selesai, guru dapat mengajak para siswa merefleksikan kegiatan ini

Refleksi dari dinamika kelompok:

1. Apa yang terjadi pada kelompok yang gagal?

2. Apa yang terjadi pada kelompok yang berhasil?

3. Hal apa yang bisa dipelajari dari dinamika ini?

Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diriku

Kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif dalam diri seseorang itu merupakan

sesuatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang berharga,

yang patut untuk disadari, dipertahankan, dan bahkan

dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Setiap

manusia orang mampu menyadari kelebihan-kelebihan/sifat-sifat

positif yang ada pasti memiliki kelebihan/sifat positif dalam dirinya

masing-masing. Namun, tidak semua dalam dirinya. Entah mengapa,

beberapa orang justru cenderung lebih mudah untuk menyebutkan

kekurangan/sifat-sifat negatif yang ada pada dirinya dibandingkan jika ia harus

menyebutkan kelebihan-kelebihan/sifat-sifat yang positif. Usaha memahami

D. HANDOUT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

kelebihan/sifat-sifat positif pada diri seseorang dapat dilakukan dalam banyak hal

diantaranya melalui kegiatan refleksi. Kita perlu mengingat-ingat hal-hal/sifat-sifat

baik apa yang pernah dilakukan. Beberapa bentuk contoh sifat positif seseorang

yaitu seperti: rasa yakin, berani (dalam arti positif),

mau berbagi terhadap sesama, bersikap jujur,

bersikap ramah, bertanggung jawab, taat, disiplin,

dan masih banyak lagi. Setiap orang harus yakin

bahwa ia bisa melakukan hal-hal yang terbaik

dengan kelebihan/sifat-sifat positif yang dimilikinya. Setiap orang pasti akan bisa

melakukan hal-hal yang terbaik apabila ia berpikir bahwa AKU BISA… !Setiap orang

harus dapat bersikap yakin atas kelebihan-kelebihan/sifat-sifat positif yang

dimilikinya.

Setiap manusia pasti memiliki kelebihan/sifat-sifat positif dalam dirinya,

termasuk kamu. Apa sih, manfaat dari kita mengetahui kelebihan/sifat-sifat positif

yang ada dalam diri kita?Manfaatnya yaitu kita menjadi tahu kemampuan yang ada

dalam diri kita sehingga kita dapat mengembangkan kelebihan/sifat-sifat positif dalam

diri kita dengan lebih optimal lagi. Selain itu, dengan mengetahui kelebihan kita maka

kita akan dapat lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mari kita

temukan kelebihan/sifat-sifat positif yang ada dalam diri kita saat ini !!!

AKU BISA... AKU MAMPU... !!!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Daftarkan kemampuan-kemampuanmu yang positif di sini:

Kisah Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Dan Kaki

Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan ternyata

tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang

bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia

8 tahun, namun kemudian dia sadar bahwa hidup ini harus dia syukuri

apapun keadaannya. Akhirnya perlahan

namun pasti dia menjadi seorang motivator

hebat yang mendunia dan berhasil

memotivasi jutaan orang di seluruh dunia

untuk terus meraih mimpi.

Nicholas James Vujicic (lahir 4

Desember 1982) adalah anak pertama lahir

dari sebuah keluarga Serbia. Nick Vujicic

lahir di Brisbane, Australia dengan

gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki,

tanpa kedua lengan dan dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki

dua jari kaki.

Pada masa kecilnya sering diintimidasi teman-teman sekolah. Pada

usia delapan tahun, ia mulai memikirkan bunuh diri dan bahkan pada usia

sepuluh tahun dia mencoba untuk menenggelamkan dirinya di bak mandi.

Karena cintanya kepada orang tuanyalah yang membatalkan niat bunuh

dirinya. Ia menyatakan dalam video musiknya “Something More” bahwa

Tuhan memiliki rencana untuk hidupnya dan ia tidak bisa memaksa dirinya

untuk tenggelam karena ini.

1. bernyanyi, bercerita

2…………………………………………..

3…………………………………………..

4…………………………………………..

5…………………………………………..

6…………………………………………..

7…………………………………………..

8…………………………………………….

9……………………………………………

10………………………………………….

11………………………………………….

12………………………………………….

13………………………………………….

Dst………………………………………

E. KISAH INSPIRATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Nick berdoa sangat keras bahwa Allah akan memberinya tangan dan

kaki, dan pada awalnya dia mengatakan kepada Allah bahwa, jika doanya

tetap belum terjawab, Nick tidak akan memuji Dia tanpa batas waktu.

Namun, titik balik penting dalam imannya datang ketika ibunya

menunjukkan kepadanya sebuah artikel surat kabar tentang seorang pria

berhubungan dengan cacat berat. Dia menyadari bahwa ia bukan satu-

satunya orang yang memperjuangkan dirinya.

Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi

banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidupnya. Nick

secara bertahap menemukan cara hidup tanpa anggota badan. Dia

menulis dengan dua jari pada kaki kirinya dan pegangan khusus yang

meluncur ke ibu jari kakinya. Dia tahu bagaimana menggunakan komputer

dan dapat mengetik hingga 45 kata per menit dengan menggunakan

“tumit dan kaki”. Dia juga belajar untuk melemparkan bola tenis, bermain

pedal drum, mendapatkan segelas air, sisir rambutnya, sikat gigi,

menjawab telepon dan bercukur, selain berpartisipasi dalam golf,

berenang, dan bahkan langit-diving.

Selama sekolah menengah, ia terpilih menjadi kapten MacGregor

Negara di Queensland dan bekerjasama dengan dewan mahasiswa

untuk menggalang dana bagi orang cacat. Ketika ia berusia tujuh belas,

ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya, dan kemudian

mendirikan organisasi non-profit nya, “Life Without Limbs.”

Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan yaitu

Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai

seorang pembicara motivasi . Ia secara rutin melakukan perjalanan

internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah,

dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta

orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia,

Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara). Dia mempromosikan

karyanya melalui acara televisi dan melalui tulisannya. Buku pertamanya,

“Life Without Limbs: Inspiration for a Ridiculously Good Life” (Random

House, 2010) diterbitkan pada tahun 2010. Dia memasarkan DVD

motivasi yang berjudul ”Life’s Greater Purpose”, sebuah film

dokumenter pendek difilmkan pada tahun 2005 menyoroti kehidupan

rumah tangganya dan kegiatan rutin.Bagian kedua dari DVD difilmkan di

gereja setempat di Brisbane–salah satu dari pidato pertama profesional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

motivasi . Dia memasarkan DVD untuk kaum muda berjudul: MP Arms, No

Legs, No Worries.Nick menulis bahwa ia menyimpan sepasang sepatu di

lemari karena keyakinannya pada keajaiban.Pada tahun 2005

Nick dinominasikan untuk Penghargaan Anak Muda di Australia Nick.

Dia membintangi film pendek yang berjudul “The Circus Butterfly”,

yang memenangkan hadiah utama Film Doorpost Film Project‘s

pada tahun 2009 dan

penghargaan Film Pendek

Terbaik di Festival Film

Metode Fest, di mana Vujicic

juga dianugerahi Aktor

Terbaik dalam film pendek

tersebut. The Butterfly

Circus juga memenangkan

penghargaan film pendek terbaik di Festival Film “The Feel Good Film

Festival di Hollywood pada tahun 2010.

Saat ini Nick tinggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat

dan pada tanggal 12 Februari 2012, ia menikah dengan tunangannya,

Kanae Miyahara, dan pada tanggal 13 Februari 2013, anak mereka Kiyoshi

James Vujicic lahir dengan berat 8 £ 10 ons. Menurut Vujicic,

seandainya dia dilahirkan di sebuah negara dunia ketiga, kondisinya akan

dianggap sebagai kutukan atau memalukan orang tuanya dan ia akan

dibunuh pada saat kelahirannya. (sumber: http://www.gki-samanhudi.or.id/kesaksian/kisah-hidup-sukses-nick-vujicic-

tanpa-tangan-tanpa-kaki/)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

F. KIBAR (Kisah Bergambar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

1. Sesudah saya mengikuti kegiatan ini saya menjadi tahu/sadar bahwa

saya....

2. Niatku setelah mengikuti kegiatan ini saya akan...

SELF ASSESSMENT/TILIK DIRI

Berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah (T) bila

pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!

No Pernyataan S K J T

1 Saya orang yang penuh semangat

2 Saya bekerja dengan sepenuh hati

3 Saya adalah orang yang percaya diri

4 Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung

5 Saya bangga dengan semua yang saya miliki

6 Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang

bercerita

7 Saya peduli pada lingkungan sekitar saya

8 Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas

9 Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat

saya kesal

10 Saya memilih menghindari tantangan

11 Saya mementingkan keinginan sesaat

12 Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri

13 Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya

14 Saya yakin mampu meraih cita-cita saya

15 Saya belajar tanpa disuruh orang tua

16 Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru

17 Saya mampu berpikir positif pada diri saya

18 Saya berani berbicara di depan umum

19 Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya

20 Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki

G. EVALUASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

H. PESAN MORAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

LAMPIRAN 13 Surat Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI