EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH...

86
EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh: IRFAN WAHYUDI KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010

Transcript of EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH...

Page 1: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh: IRFAN WAHYUDI

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010

Page 2: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

IRFAN WAHYUDI NIM. 105046101680

Di Bawah Bimbingan

PROF.DR.HUZAEMAH TAHIDO YANGGO.MA

NIP12313133474147714651

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010

Page 3: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Efektifitas pengawasan Dewan Pengawas Syariah pada Bank Tabungan Negara Syariah, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 24 September 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 197107011998032002 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : Prof.Dr.Huzaemah Tahido Yanggo. M.A (......................................) NIP. 194530121967121001 Penguji I : Prof.Dr.M.Nurul Irfan, M.Ag (......................................)

NIP. 150270614

Penguji II : Dr. Alimin Mesra, M.Ag (......................................) NIP.196908252000031001

Page 4: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

بسم اهللا الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang Maha Kuasa

yang dengan kuasa-Nya telah memberikan inspirasi dan bimbinga-Nya kepada

penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam Penulis sanjungkan kepada seorang pembawa risalah

syariat Islam yakni Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-

sahabatnya. Amin.

Penulis sepenuhnnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna,

demikian pula penulis menyadari tidak dapat menghindari keterlibatan banyak pihak

dalam penulisan skripsi ini. Karena kata pepatah al-rajulu ibnu bi'atihi (orang itu

anak dari lingkungannya). Maka, boleh jadi apa yang tertuang dalam skripsi ini ada

pikiran-pikiran mereka yang terkutip yang tidak disadari penulis. Motifasi, nasehat,

dukungan, bantuan, teguran dan peringatan dari mereka, hingga penulis

menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis merasa sangat perlu untuk

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MH. MM. Selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah

Jakarta.

iv  

Page 5: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

Ah Azharuddin Lathif, M.Ag. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, serta

Ibu Oke selaku Asisten Sekretaris Prodi Muamalat/Perbankan Syariah.

3. Prof. DR. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. Selaku Dosen Pembimbing

Akademik, yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk membimbing

dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bpk Muhammad Hidayat selaku dewan pengawas syariah Bank BTN Syariah

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan

arahan serta sumber data secara langsung kepada penulis.

5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas dan juga Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi

perpustakaan.

6. Ayahanda dan Ibunda tersayang Mustofa Adnani dan Sa’diyah atas doa yang tak

pernah henti dipanjatkan dan kasih sayang yang tak pernah lelah diberikan, yang

selalu memotivasi dan mendukung penulis baik secara moril maupun materil,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kakak ku Haris Fadilah, dan adik-adikku, Fuad Ikhwanih, Maydi Akmalia Putri

atas motivasi dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini

8. Teman-temanku di Prodi Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya saudara

Muhajir, Indra, Syafe’i, Roni, Azhar F dan perbankan syariah 2005 kelas D, yang

selalu menjadi teman belajar, diskusi, sharing, baik di dalam maupun di luar kelas

v  

Page 6: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

vi  

hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga tali silaturrahim kita selalu

terjalin.

9. Teman-teman pesantren Miftahul Uluum, Faisal, Fahd, Iqbal, dan yang lain-

lainnya, yang telah memberikan masukan dan dukungannya.

10. Temen-temen kos ibu Pristiwa, Faiz, Hamdan, Ozi, Rangga, dan Asep, terimakasi

atas semua masukan dan dukungannya.

11. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani

perkuliahan di UIN hingga akhir.

Akhir hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa, semoga Allah

memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka, atas dorongan,

dukungan dan kontribusi mereka, penulis hanyalah hamba yang dhaif. Kiranya skripsi

ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat diharapkan dan semoga skripsi

ini dapat bermanfaat serta memberikan kontribusi bagi orang banyak. Amin

Jakarta 24 September 2010 M 15 Syawal 1431 H

Irfan Wahyudi

Page 7: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAAN

KATA PANGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5

D. Tinjaun Pustaka ................................................................................... 6

E. Metode Penelitian ................................................................................ 8

F. Sistematiaka Penulisan......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG EFEKTIFITAS, PENGA-

WASAN DAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

A. Efektifitas ........................................................................................... 13

B. Pengawasan

1. Pengetian Pengawasan .................................................................. 14

2. Proses dan Tujuan Pengawasan ................................................... 15

C. Tolak Ukur Efektiftas Pengawsan ..................................................... 17

D. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

1. Pengetian Dewan Pengawas Syariah ............................................ 19

2. Struktur keanggotaan DPS ............................................................ 22

vii

Page 8: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

viii

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BANK TABUNGAN .

NEGARA (BTN) SYARIAH

A. Sejarah Singkat Organisasi Bank Tabungan Negara Syariah ............. 25

B. Tujuan Pendirian Bank BTN Syariah ................................................ 28

C. Visi Dan Misi Bank BTN Syariah ...................................................... 28

D. Struktur Organisasi ........................................................................... 29

E. Komisaris dan direksi ......................................................................... 30

F. Peran Bank BTN Syariah ................................................................... 30

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

A. Peran dan Tanggung Jawab Pengawasan Dewan Pengawas Syaria pada

Bank Tabungan Negara Syariah ........................................................ 42

B. Mekanisme Pengawasan DPS pada Bank BTN Syariah ................... 45

C. Analisa Pengawasan DPS Bank Tabungan Negara Syariah ............... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 73

B. Saran.................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri perbankan syari'ah sejatinya dijalankan berdasarkan prinsip

syari'ah. Oleh karena itu, kesesuaian praktek bank syariah dengan syari'at

merupakan piranti mendasar dalam perbankan syari'ah. Dengan tujuan itulah

semua perbankan yang beroperasi dengan sistem syari'ah wajib memiliki institusi

pengawasan internal yang independen, yang secara khusus bertugas memastikan

bank tersebut sesuai dengan syariah Islam, sebagaimana yang diamanatkan

dalam undang-undang (UU) No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang

menyebutkan bahwa bank syari'ah mesti memiliki dewan pengawas syari'ah

(DPS). Peranan DPS sangat strategis dalam penerapan prinsip syariah pada

lembaga perbankan syariah.

Oleh karena itu DPS harus berperan aktif, dalam memajukan perbankan

syariah dari segi pengembangan produk ataupun pengawasannya agar

penggunaan kata syariah bukan hanya untuk konsumsi bisnis semata, tanpa

menyiapkan produk-produk dan perangkat penunjang serta aturan-aturan yang

jelas, maka usaha yang dikatakan syariah hanya sekedar ganti baju dalam usaha

non syariah.

1

Page 10: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

2

Dalam keputusan DSN No. 03 tahun 2000 tentang petunjuk pelaksanaan

penetapan anggota DPS Pada lembaga keuangan syariah (LKS), dijelaskan tugas

dan fungsi yang harus dijalankan oleh seorang DPS diantaranya:1

1. Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan

syari’ah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syari’ah yang telah

difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

2. Fungsi utama DPS adalah:

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit

usaha syari’ah dan pimpinan kantor cabang syari’ah mengenai hal-hal

yang terkait dengan aspek syari’ah.

b. Sebagai mediator antara lembaga keuangan syari’ah dengan DSN

dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan

jasa dari lembaga keuangan syari’ah yang memerlukan kajian dan

fatwa dari DSN.

Di Indonesia DPS yang ditempatkan pada lembaga keuangan syariah

harus di rekomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) sebuah lembaga

otonom di bawah Majlis Ulama Indonesia (MUI) hal itu berdasarkan Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 12 Mei 1999, yang dimaksud

dengan DSN adalah dewan yang dibentuk oleh MUI yang bertugas dan memiliki

1 Wirdyaningsi. Dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta, PutraGrafika,

2005, h, 85.

Page 11: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

3

kewenangan untuk memastikan kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan

usaha bank syariah dengan prinsip syariah.2

Tugas DSN secara khusus adalah mengambil alih fungsi DPS dalam

memberikan fatwa terhadap produk baru yang dikeluarkan, dan menindaklanjuti

pengawasan DPS akibat masalah yang timbul dari transaksi-transaksi yang

dilakukan bank syariah . Dengan demikian seluruh transaksi perbankan syariah

harus diawasi oleh DPS dengan mengikuti petunjuk dari DSN yang bertujuan

untuk menyamakan seluruh pengawasan DPS dalam meluruskan transaksi-

transaksi yang dilakukan bank syariah . Dengan pengawasan DPS yang baik,

maka akan tercipta bentuk pengaplikasian produk syariah yang benar-benar

sesuai dengan syariat yaitu sesuai dengan ketetapan fatwa DSN.

Akan tetapi pada faktanya walaupun keberadaan DSN dan DPS sebagai

lembaga pengawasan dalam lembaga keuangan syariah dijamin oleh UU No. 10

tahun 1998, fungsi DPS belum berjalan secara optimal3. Seperti menurut

Agustianto, “ keberadaan mereka di bank-bank syariah selama ini tampaknya

masih belum optimal, khususnya dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan.

Karena itu tidak aneh bila banyak praktek bank syariah yang menyimpang tetapi

luput dari pengawasan DPS ”.4 dan Bank Indonesia juga pernah menemukan

indikasi bahwa 40% Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) berpraktik seperti

2 Amin Ma’ruf, Proispek Cerah Perbankan Syariah, Jakarta, LEKAS (Lembaga Kajian Agama dan Sosial), 2007, h.299

3 DR.Muhammad Firdaus. Dkk, Simtem dan mekanisme Pengawasan Syariah, (Jakarta.2005,RENAIS Anggota IKAPI), hal.25

4 Dr.agustianto,pustaka, DPS Plus,diakses pada tanggal 28 oktober 2009 pada situs http;//www.scribd.com/doc/4685555/mencari-dps-plus-dan-produktif-agustianto

Page 12: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

4

Bank BTN Syariah termasuk bank yang berbentuk UUS, Oleh sebab itu

berdasarkan keterangan diatas saya tertarik untuk meneliti tentang pengawasan

DPS pada Bank BTN Syariah, dan melihat apakah pengawasan DPS pada Bank

BTN Syariah sudah benar-benar menjalankan tanggung jawabnya dalam

memastikan operasional Bank BTN Syariah dengan prinsip syariah, Maka

dengan ini penulis mengambil judul skripsi “Efektifitas Pengawasan Dewan

Pengawas Syariah (DPS) pada Bank Tabungan Negara (BTN) syariah.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengemukakan seputar

permasalahan yang berhubungan dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Mengingat luasnya pembicaraan mengenai DPS , maka penulis membatasinya

5Abdul Aziz dkk, Prospek Bank Syariah Pasca Fatwa MUI, (Jakarta,2005,

SuaraMuahammadiayah) hal.136. 6 Edi Setiadi, Modul Kuliah Manajemen sumberdaya Insani, ( Universitas Syarif

Hidayatullah Jakart,2007),h.6.

Page 13: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

5

pada fungsi dan tanggung jawab DPS Bank BTN Syariah dalam melakukan

pengawasan operasional dan kinerja pengawasannya.

Untuk mengarahkan kepada pembahasan, maka masalah diatas dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa saja fungsi dan tanggung jawab DPS Bank BTN Syariah dalam

melakukan pengawasan operasional Bank BTN Syariah dan bagaimana

mekanisme pengawasan tersebut.

2. Apakah kinerja DPS Bank BTN Syariah sudah efektif atau sebaliknya dalam

menjalankan pengawasannya

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti tentunya mempunyai tujuan dari

penelitian tersebut. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan ini

adalah:

1. Untuk menjelaskan fungsi dan tugas DPS, dan menentukan apakah DPS

sudah bekerja sesuai dengan prosedur dan maksimal.

2. Untuk melihat apakah pengawasan DPS telah tepat dan efektif .

3. Untuk menjelaskan permasalahan yang ada pada DPS untuk dijadikan

introspeksi dalam kelembagaanya.

Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah:

Page 14: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

6

1. Bagi penulis, penelitian ini akan dapat menambah wawasan mengenai

masalah yang diteliti, sehingga dapat membuka wacana berpikir analitis

kritis terhadap masalah diangkat.

2. Signifikasi akademisi, jawaban eksploratis yang berkaitan dengan efektifitas

pengawasan DPS yang di harapakan dapat memperkaya literatur yang

informatif sebagai referensi dan bahan bacaan tentang akurasi perbankan

syariah.

3. Signifikasi praktis: Hasil penelitian di harapakan dapat membantu para

paraktisi perbankan sebagai bahan literatur bagi pihak-pihak yang

memerlukannya dan tertarik dalam mengkaji masalah-masalah yang

berkaitan dengan ini.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penulusuran dari beberapa sumber kepustakaan, penulis

menemukan sejumlah skripsi yang membahas tentang Dewan Pengawas Syariah

(DPS), skripsi-skripsi tersebut antara lain:

1. Sebuah skripsi yang ditulis oleh saudari Fitri Barkah, 204046101273,

dengan judul. ”kinerja Dewan Pengawas Syariah dalam Menentukan

Produk Baru Bank Syariah (Studi kasus Bank permata Syariah Cabang

Pondok Indah)”. (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan

Muamalat, fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta:2006) Fitri Barkah membahas tentang peran DPS dalam hal

Page 15: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

7

menentukan suatu produk yang sesuai dengan hukum syari’, disini DPS

mengkaji suatu produk yang akan digunakan bank syariah, apakah produk

tersebut sudah benar-benar terbebas dari riba, maisir, dan gharar

perbedaannya dengan skripsi ini pada ruang lingkup yang lebih luas dari

segala aspek yaitu pada pembahasan produk dan pengaplikasian produk

tersebut serta Langkah DPS dalam menghadapi permasalahan yang ada

sehingga kita dapat melihat kinerja DPS apakah sudah maksimal dalam

menjalani tugasnya.

2. Sebuah skripsi yang ditulis oleh saudari Yani Haryati, dengan judul “Peran

Dewan Pengawas Syariah Terhadap Mekanisme Operasional Asuransi

Syariah”. (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat,

fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:2006), Saudari

Yani Haryani membahas tugas dan langkah DPS dalam mengawasi

operasional asuransi dari membuat sebuah produk sampai aplikasi produk

tersebut dalam asuransi serta mekanisme pengawasan DPS dalam mengawasi

usaha asuransi syariah sekaligus penanganan permasalahan yang ada dalam

asuransi, perbedaan dengan skripsi ini adalah ruang lingkup yang berbeda

sehingga pembahasan dari segi produk serta pengaplikasian produk pun akan

berbeda, serta analisa yang lebih mendalam dalam melihat peran DPS itu

sendiri

3. Sebuah skripsi yang ditulis oleh saudari Lilik Erfana, 204046102937.

Dengan judul, “Analisa Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Akurasi

Page 16: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

8

Kinerja Perbankan Syariah”. (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah

Jurusan Muamalat, fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta). Saudari Lilik Erfanah membahas tentang langkah seperti apa yang

diambil DPS dalam menjaga akurasi sebuah produk, transaksi, manajemen

terkait aspek syariah pada bank syariah dengan hukum syar’i, sehingga tidak

ada lagi penyimpangan yang ada pada bank syariah, perbedaan dengan

skripsi ini yaitu pada sudut pandang dimana saudari Lilik Erfanah ini hanya

mengupas sebatas pada sebuah teori dan wacana tanpa melihat implementasi

yang riil, sehingga tidak ketahui sebuah teori dan wacana yang dibuat oleh

DPS itu sendiri berjalan atau tidak.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

yang merujuk pada data yang bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk melihat

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat yang berhubungan

dengan fenomena diteliti. Dalam menggunakan metode penelitian deskriptif ini,

penulis menggunakan deskripsi analisis adapun langkah-langkah yang diambil

dalam menganalisis data ini yaitu :

1. Jenis Penelitian

Adapun bentuk atau pendekatan penelitian ini dengan menggunakan

tipe penelitian kualitatif yang merujuk pada data yang bersifat deskriptif yang

bertujuan untuk membuat analisa terhadap objek yang diteliti, yaitu

Page 17: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

9

menggambaran permasalahan secara sistematis, faktual dan akurat yang

berkenaan dengan hubungan antar fenomena yang diteliti. Metode penelitian

ini bersifat analisis yaitu analisa data, pengolahan data dan penafsiran data.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Setiap data yang menguraikan yang berhubungan tentang pengawasan Dewan

Pengawas Syariah (DPS) merupakan jenis data yang dipilih penulis dalam

penyusunan skripsi ini, penulis mengunakan dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data ini merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara DPS Bank BTN, dan DSN, yaitu hasil pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari literature kepustakaan seperti

buku-buku serta referensi lain yang berkaitan dengan materi penulisan

skripsi ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan

data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library research), dalam hal ini penulis

mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya

dengan penulisan skripsi ini berupa skipsi terdahulu,buku, majalah, surat

kabar, artikel, internet, dan lain-lainnya. Langka dalam melaksanakan

Page 18: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

10

studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip, untuk

menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam

memenuhi data dalam penelitian.

b. Penelitian lapangan (field research), dalam hal ini untuk mendapatkan

data-data dan informasi tentang efektifitas pengawasan DPS terhadap

Bank BTN Syariah, penulis melakukan penelitian langsung ke obyek

penelitian yaitu pada Bank BTN pusat dan kantor DSN sebagai induk dari

DPS dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi yaitu mengamati secara langsung ke objek penelitian, yaitu

DPS pada Bank BTN dan DSN. Terkait pengawasan DPS, dari

keaktifan DPS serta keakuratan dalam menangani permasalahan yang

ada dalam Bank BTN dari aspek syariah,

2) Interview yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam penelitian ini secara langsung.

3) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang

dapat dari lembaga yang diteliti dan laporan lainnya yang berkaitan

dengan masalah penelitian ini.

4. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif analisis evaluatif, yakni penelitian menggambarkan

data yang berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan mengenai

efektifitas pengawasan DPS dengan melakukan kajian secara mendalam

Page 19: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

11

terhadap fakta tersebut serta memberikan penilaian terhadap permasalahan

yang diangkat melalui interpretasi yang tepat dan akurat.

5. Tekhnik penulisan

Adapun tekhnik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2008 “ Dengan beberapa pengecualian sebagai

berikut:

a. Dalam daftar pustaka, Al-Quran ditulis pada urutan pertama sebagai

tanda penghormatan.

b. Terjemah dari ayat-ayat tersebut berpedoman pada Al-Quran ditulis pada

urutan pertama sebagai tanda penghormatan

c. Pengetahuan terjemah ayat Al-Quran berjarak satu spasi, diawal dan di

akhir diberi tanda kutif

F. Sistematika Penulisan

Adapun tekhnik penulisan skripsi ini adalah menggunakan “ Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2007”. Sistematika penulisan yang digunkan dalam penyusunan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

Page 20: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

12

penelitian, metode penelitian dan tekhnik penulisan, dan sitematis

penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis Tentang Efektifitas Pengawasan dan

Perbankan Syariah

Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian efektifitas, tolak

ukur efektifitas, pengertian pengawasan DPS, prinsi-prinsip

pengawasan, pengertian perbankan syariah, dan

perkembangannya.

BAB III: Tinjauan Umum DPS pada Bank Tabungan Negara (BTN)

Syariah

Gambaran umum profil Bank BTN, sejarah singkat Bank BTN

Syariah , visi dan misi Bank BTN Syariah, struktur organisasi

Bank BTN Syariah dan peran Bank BTN Syariah.

BAB IV: PEMBAHASAN MASALAH

Dalam bab ini membahas tanggung jawab, fungsi, wewenang dan

mekanisme kerja DPS Bank BTN Syariah, menganalisa

pengawasan DPS terhadap operasional Bank BTN Syariah apakah

sudah sesuai atau belum.

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini penulis menyimpulkan pembahasan. Dan

memberikan saran.

Page 21: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektifitas

1. Pengertian Efektifitas

                                                           

Secara sederhana efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, atau mujarab, dapat

membawa hasil, berhasil guna).1 Efesiensi dan efektifitas menurut Peter

Drucker adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right tihink)

sedangkan efesiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doink thing

rigt)2. Sebab efektifitas pada umumnya terkait dengan keberhasilan

pencapaiaan tujuan dan sasaran, sedangkan efesiensi merupakan

perbandingan yang baik antara perubahan/masukan dengan hasilnya. Dengan

demikian antara efektifitas dan efisien saling terkait satu sama lain.

Oleh karena itu, Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih

rencana yang tepat atau starategi yang tepat untuk mencapai target yang telah

di tetapkan ataupun konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan

yang telah direncanakan.3

 1Pusat Bahasa Pendidikan Nasional,” kamus Bahasa Indonesia” (Jakarta : Balai

Pustaka, 2001), cet, edisi III, h.289. 2T. Handoko ,” Manajmen Edisi 2”, (Yogyakarta:BPFE,1998).h.7.

3 Rhichard H.Hall. “organization structure, proses and out come”. (new jersey prentice hall, inc. 1991), p 259

13 

Page 22: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

14  

Berdasarkan pengertian efektifita di atas, maka dapat disimpulkan.

Efektifitas adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan dengan melihat

ketepatan penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat

tergantung, apakah tugas itu diselesaikan atau tidak, terutama menjawab

pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang

dikeluarkan untuk itu.

B. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Menurut Yusuf dan Kadarman pengawasan adalah suatu upaya yang

sistematis untuk menetapkan kinerja standar dan perencanaan untuk merancang

sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar

yang telah ditetapkan, mengetahui apakah telah terjadi suatu penyimpangan,

serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan, sehingga dapat

dipastikan semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif mungkin

guna mencapai tujuan perusahaan.4

Jadi pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan

mengoreksinya dengan tujuan agar pekerjaan sesuai dengan rencana awal.

                                                              4Yusuf, Udaya, dan Kadarman. AM. 1997. Pengantar Manajemen. (Jakarta: PT.

Gamedia Pustaka Utama1997), hal.156.

Page 23: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

15  

Adapun tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan apa yang

direncanakan menjadi kenyataan, mencari dan memberitahukan kelemahan

yang dihadapi. dan tujuan pengawasan menurut Sukarna adalah sebagai

berikut:5.

a. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.

b. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan

mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang

serupa atau timbulnya kesalahan yang baru.

c. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam

planing terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah

ditentukan.

d. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program

seperti yang telah ditetapkan dalam planing atau tidak.

e. Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan yang

telah ditetapkan dalam rencana (standar) dan.

f. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau

kebijaksanaan yang telah ditentukan

2. Proses Pengawasan

Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan di dalam

melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu

organisasi. Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok)                                                              5 Sukarna. Kepemimpinan dalam Organisasi,( Bandung: Mandar Maju 1993),hal.112

Page 24: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

16  

tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pemgawasan manajerial. Proses

pengawasan menurut T. Hani Handoko adalah :6

a. Penentuan standar pelaksanaan (Perencanaan), Tahap pertama dalam

pengawasan adalah menetapkan standar pelaksanaan, standar mengandung

arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai

patokan untuk penilaian hasil-hasil.

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Penentuan standar akan sia-

sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan

nyata. Tahap kedua ini menetukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara

tepat.

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan. Ada berbagai cara untuk melakukan

pengukuran pelaksanaan yaitu:(1) Pengamatan (2) Laporan-laporan baik

lisan ataupun tertulis. (3) Metode-metode otomatis. (4) Pengujian atau

dengan pengambilan sampel.

d. Perbandigan pelaksanaan dengan standar analisis penyimpangan. Tahap

kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata

dengan pelaksanaan yang telah direncanakan atau standar yang ditetapkan.

Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan tetapi komplekisitas dapat

terjadi pada saat menginterprestasikan adanya penyimpangan.

e. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan Bila hasil analisa

menunjukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.                                                             

6 Ibid, T. Handoko ,” Manajmen Edisi”, h. 235.

Page 25: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

17  

Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk, seperti perubahan

Standar, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

C. Tolak Ukur Efektifitas Pengawasan.

Sarlito, menyatakan bahwa efektifitas organisasi atau kelompok adalah

hasil kerja kelompok dalam mencapai tujuan.7 semakin dekat dengan tujuan

maka semakin efektif. Pencapaiaan hasil akhir yang sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapakan dan ukuran maupun standar yang berlaku

mencerminkan suatu perusahan telah memperhatikan efektifitas, dan tujuan

utama dari pengawasan adalah mengusahakan apa yang direncanakan

menjadi kenyataa, mencari dan memberitahukan kelemahan yang dihadapi

serta menjadikan umpan balik untuk perbaikan, penyempurnaan pada waktu

yang akan datang. Jadi dapat di simpulkan pengawasan yang efektif dan tidak

efektif adalah

1. Pengawasan dikatakan efektif jika dalam pengawasan mencapai tujuan

obyek yang diawasi

2. Pengawasan harus merefleksikan perbaikan, penyempurnaan, jika dalam

obyek yang diawasi terdapat kekurangan atau pelanggaran dari

rencana/tujuan yang ditentukan,

3. Pengawasan dikatankan tidak efektif jika dalam pengawasan tidak

mencapai tujuan obyek yang diawasinya dan tidak merefleksikan’

                                                             7 Yusuf Hadi Miarso, “Theknologi Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu

Pendidikan”(Jakarta; Jurnal TP, pustekom, 1998), hal.5.

Page 26: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

18  

pembenaran, dan peyempuranaan jika ada kekurangan pada obyek yang

diawasinya.

Untuk mencapai tujuan pengawasan dalam mencapai efektifitas. proses

pengawasan dapat menjadi efektif harus dipenuhi beberapa syarat yaitu:8

1. Pengawasan berorientasi pada tujuan organisasi.

2. Pengawasan harus obyektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum

dari pada kepentingan pribadi.

3. Pengawasan harus berorientasi pada kebenaran menurut peraturan yang

berlaku, berorientasi pada prosedur yang ditetapkan, dan berorientasi

terhadap tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.

5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang obyektif, teliti dan

tepat.

6. pengawasan harus bersifat terus-menerus.

7. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik terhadap

perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan dan

kebijaksanaan waktu yang akan datang.

                                                            8 Soewarno Hadiningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen,

(Jakarta Balaipustaka :1985 ), hal. 149- 150

Page 27: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

19  

D. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

1. Pengertian Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas

memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank

agar sesuai dengan Prinsip Syariah9. Dengan kata lain tugas DPS adalah

melakukan pengawasan atas produk-produk perbankan syariah yang

ditawarkan, maupun operasional bank syariah dalam menghimpun dana dan

menyalurkannya kepada masyarakat, agar sesuai dengan prinsip syariah, oleh

karena itu anggota DPS harus terdiri dari pakar bidang syariah muamalah

yang juga memiliki pengetahuan umum dibidang perbankan, tujuannya adalah

untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam

operasional perbankan syariah itu sendiri secara maksimal dan tidak

termanipulasi dengan kontrak-kontrak yang dilakukan bank syariah.

Di beberapa Negara yang menetap sistem perbankan syariah, fungsi

DPS tercantum dalam Banks Articles and momerandum associtation, yang di

mana dalam dunia perbankan syariah tidak mempunyai standarisasi DPS yang

baku, secara umum fungsi DPS dapat di katagorisasikan kedalam tiga hal:

a. Mempersiapkan garis pedoman dan memberikan masukan atau saran

kepada bank

                                                            9 Peraturan Bank Indonesia .No.11/10/PBI/2009.Pasal. 10, Teantang Unit Usaha

Syariah.

Page 28: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

20  

b. Memimpin audit syariah

c. Membuat keputusan terhadap berbagai masalah akibat hukum syara.

Semua itu tertuang dalam surat keputusan DSN. No1/DSN-

MUI/2000, tentang pedoman rumah tangga Dewan Syariah Nasional (DSN)

selaku induk DPS itu sendiri dijelaskan “ untuk mengefektifkan peran DSN

pada lembaga keuangan syariah dibentuklah DPS, sebagai perwakilan DSN

pada lembaga keuangan syariah yaitu:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah

yang berada dibawah pengawsannya

b. Berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan

syariah kepada pemimpin lembaga yang bersangkutan dan kepada dewan

pengawas syariah nasional.

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan

syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalam

satu tahun anggaran.

d. Merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan

DSN10

Dalam hal menjalanlankan Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

DPS, dijelas pada peraturan bank Indonesia (PBI) No.11/10/PBI/2009 tentang

Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu meliputi antara lain:.

                                                            10. Dewan Syariah nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (tangerang;

Cv. Gaung Persada, 2006), hal.437.

Page 29: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

21  

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan UUS

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru UUS; sejak awal sampai

dikeluarkan produk tersebut

c. Memberikan opini syariah terhadap produk pembiayaan yang

direstrukturisasi;

d. Meminta fatwa kepada DSN untuk produk baru UUS yang belum ada

fatwanya;

e. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

UUS

f. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja

UUS dalam rangka pelaksanaan tugasnya. 11

Adapun kewajiban Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus

dilakasanakan dalam mengawasi perbankan Syariah yaitu:

a. Mengikuti fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)

b. Mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan syariah (LKS) agar tidak

menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan

DSN.

                                                            11 Peraturan Bank Indonesia .No.11/10/PBI/2009.Pasal. 47, Teantang Unit Ysaha Syariah.

Page 30: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

22  

c. Melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan LKS (perbankan syariah)

yang diawasi secara rutin kepada DSN, sekurang-kurangnya dua kali

dalam setahun.

Adapun wewenang DPS meliputi:

a. Memberikan pedoman atau garis-garis besar syariah, baik untuk

pengerahan maupun untuk penyaluran dana serta kegiatan bank lainnya.

b. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang telah atau sedang

dijalankan nilai bertentangan dengan syariah12

2. Struktur dan keanggotan Dewan Pengawas Syariah (DPS)

a. Struktur DPS

1) Kedudukan DPS dalam Struktur perusahaan berada setingkat dengan

Fungsi Komisaris Sebagai pengawas direksi

2) Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan kinerja

manajemen, maka DPS melakukan pengawasan kepada manajemen

dalam kaitan dengan implementasi sistem dan produk-produk agar

tetap sesuai dengan syariah

3) Bertanggung jawab atas pembinaan keislaman yang telah

dirprogramkan setiap tahun nya.

4) Ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai keislamaan di ligkungan

perusahaan tersebut.

                                                            12 Ibid, DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional, h.441.

Page 31: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

23  

5) Bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang

dilaksanakan oleh biro syariah.13

b. Keanggotaan DPS

1) Setiap lembaga keuangan syariah harus memiliki setidaknya tiga orang

anggota DPS

2) Salah satu dari jumlah tersebut ditetapkan sebagai ketua.

3) Masa tugas keanggotaan DPS adalah 4 (empat) tahun dan akan

mengalami pergantian antar waktu apabila meninggal dunia, minta

behenti, disusulkan oleh lembaga keuangan syariah yang

bersangkutan, atau termasuk telah merusak citra DSN.

Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan, adanya DPS

bertujuan untuk memastikan dalam operasional perbankan syariah harus

mentaati prinsip-prinsip syariah (syaria compliance) yang terdapat dalam

fatwa DSN. oleh karena itu, ada beberapa indikator yang dapat digunakan

sebagai ukuran kualitatif untuk menilai kepatuhan syariah dalam bank

syariah, antara lain sebagai berikut:

1. Akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan penyaluran

dana sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan syariah yang berlaku.

2. Dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai dengan aturan dan

prinsip-prinsip

                                                            13 Ibid.h.438.

Page 32: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

24  

                                                           

3. Seluruh transaksi dan aktifitas ekonomi dilaporkan sesuai dengan standar

akuntasi syariah yang berlaku.

4. Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan prinsip syariah

5. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah.

6. Sumber dana berasal dari sumber dana yang sah dan halal menurut

syariah.14

Dari indikator di atas, merupakan prinsip-prinsip umum yang menjadi

acuan bagi manajemen bank syariah dalam operasionalnya. dan hal itu,

merupakan alat ukur pengawasan DPS terhadap operasional bank syariah,

untuk memastikan bahwa dalam operasional bank syariah sudah benar-benar

mentaati peraturan yang berlaku.

 14 Andirian Sutedi, Perbankan Syariah tinjauan dari beberapa segi hukum,Jakarta :

(Ghalia Indonesi, 2009), hal.146.

Page 33: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

25 

 

                                                           

BAB III

PROFIL BTN SYARIAH

A. Sejarah BTN Syariah Secara Umum

Berawal dari perubahan peraturan perbankan oleh pemerintah dari Udang-

Udang (UU) Perbankan No.7 tahun 1992 menjadi UU Perbankan No. 10 tahun

1998, dunia perbankan nasional menjadi marak dengan fenomena boomingnya

bank syariah. Persaingan dalam pasar perbankanpun kian kental. Belum lagi

dengan dikeluarkannya PBI No. 41/l/PB/I/2002 tentang perubahan Kegiatan

usaha bank konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah .

sebab itulah Jumlah bank syariah pun kian bertambah dengan banyaknya unit

usaha syariah (UUS), karena itulah manajemen PT.Bank Tabungan Negara

(BTN) melalui rapat komite pengarah tim implementasi restrukturisasi Bank

BTN tanggal 12 desember 2003. Manajemen Bank BTN menyusun rencana kerja

dan perubahan anggaran dasar untuk membuka UUS.1

Berdasarkan surat No.3/KOM/BTN/1/2004 pada tanggal 15 Januari

2004, dewan komisaris mengajukan tanggungannya terhadap rencana kerja

dari Perubahan anggaran dasar tersebut kepada Meneg BUMN saat itu, dan

 

1Buku Saku Bank BTN Syriah,”Sekilas Informasi Bank BTB SYariah” (Jakarta:BTN Syariah, 2005) h,5

Page 34: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

26 

 

berdasarkan surat edaran No.100/DIR/DHHP/HK/III/2004, RUPS PT. BTN

tanggal 16 Januari 2004, Laksaman Sukardi dan dewan direksi mengajukan

usulan perubahan anggaran dasar Bank BTN (tentang pengesahan rencana kerja

dan anggaran perusahaan, bagian V butir 4 tentang persetujuan prinsip rencana

pembentukan Unit Usaha Syariah (UUS) kepada Meneg Badan usaha Milik

Negara (BUMN). Maka pada tanggal 24 Mei 2004, Meneg BUMN menyerahkan

persetujuan terhadap perubahan anggaran dasar PT. BTN mengenai perubahan

kegiatan usaha untuk membuka UUS. Berdasarkan surat S-263/M-MBU/2004 2

Tanggal 1 Oktober 2004, dewan direksi divisi hukum dan hubungan

perusahaan (DHHP) mengajukan surat permohonan rekomendasi kepada

komisaris atas perubahan anggaran dasar bank, dalam rangka pembentukan

UUS. Maka pada tanggal 4 November 2004 berdasarkan ketetapan direksi

No.14/DIR/DSY/2004, dibentuklah divisi syariah dan struktur organisasinya

dengan mengacu surat Meneg BUMN No.5-554/M-MBU/2002. Tentang usaha

Bank BTN yang membiayaai sektor perumahan tanpa subsidi. Dengan demikian

Bank BTN Syariah juga memfokuskan usahanya pada kegiatan pembiayaan

perumahan.

Pada bulan November 2004 dibentuklah struktur organisasi kantor cabang

syariah Bank BTN dimana setiap Kantor Cabang Syariah (KCS) dipimpin oleh

satu orang kepala cabang yang bertanggung jawab kepada kepala divisi syariah.

 

                                                            

2Ibid, Buku Saku Bank BTN Syariah, Sekilas Informasi Bank BTN Syariah, h .7

 

Page 35: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

27 

 

Sekaligus pada saat itu Dirut Bank BTN meminta rekomendasi penunjukan DPS

kepada DSN-MUI, dan pada tanggal 3 Desember 2004, Dirut Bank BTN

menerirna surat rekomendasi DSN-MUI tentang penunjukan DPS bagi BTN

Syariah. Pada tanggal 15 Desernber 2004, setelah permohonan izin sebelumnya

Bank BTN menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia (BI), yaitu surat

NO.6/1350/DPbs perihal persetujuan BI mengenai prinsip pembukaan Kantor

Cabang Syariah (KCS) Bank BTN.

Pada 14 Februari 2005 dibukalah KCS Jakarta, diikuti pada tangal 25

Februari 2005 dibukanya KCS Bandung, dan tanggal 17 Maret 2005 KCS

Surabaya, sekaligus pada tanggal 18 Maret 2005 resmi ditunjuk oleh DSN

sebagai DPS untuk Bank BTN Syariah, yaitu Drs.H.A.Adlani, Drs.H.Moh

Hidayat MBA, MBL dan Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, FIlS, CPLK, ACS.

Pada tanggal 4 dan 11 April 2005 KCS / Yogyakarta dan Makasar,

disusul pada bulan Desember 2005 dibukanya KCS Malang dan Solo. Dan pada

tahun 2006 juga telah dibuka 2 Kantor Cabank Syariah di Batam, dan Medan,

dan terakhir pada tahun 2009 dibuka Kantor Cabank Syariah di Padang dan

Riau.

Dari penjelasan diatas, bahwa Bank BTN syariah, adalah bank yang

berbetuk UUS yang mulai beroperasi pada tanggal 15 februari 2005 bertepatan

dengan dibukanya kantor cabang pertama di Jakarta.

 

 

Page 36: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

28 

 

B. Tujuan Penderian Bank BTN Syariah

Bank BTN Syariah mulai beroperasi sejak tanggal 14 Februari 2005 di

awali dengan membuka KCS Jakarta, yang berkeyakinan bahwa operasional

perbankan yang berdasarkan prinsip bagi hasil dan pengambilan untung dapat

mendorong terciptanya kesetabilan perekonomian yang sebagaimana dijelaskan

dalam tujuan pembentukan BTN Syariah, yaitu:

a. Untuk memenuhi kebutuhan bank dalam memberikan pelayanan keuangan

syariah.

b. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha bank

c. Meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi perubahan lingkungan

usaha

d. Memberikan keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap

stakeholders serta memberikan ketentraman pada segenap nasbah dan

pegawai3

C. Visi dan Misi Bank BTN Syariah dan kemaslahatan bersama

a. Dalam visi Bank BTN Syariah dijelaskan Bank BTN syariah menjadikan

dirinya sebagai bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

b. Misi

1. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.

 

                                                            

3Ibid, h. 8. 

 

Page 37: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

29 

 

2. Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam

pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait

sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh

pangsa pasar yang diharapkan.

3. Melaksanakan manajernen perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah

sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi

perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.

4. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap

stakeholders serta mernberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.4

D. Komisaris dan Direksi

1. Dewan Komisaris5

Komisaris Utama : Zaki Badriwan

Komisaris : Subarjo Joyosumarto

Mulabasa Hutabarat

Gatot mardisisto

2. Direksi

Direktur Utama : Iqbal Latanro

Wakil Direktur Utama : Evi firmansyah

 

                                                            

4 Visi dan Misi Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situ, http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/visi-misiw-Bank-BTN.aspx 

5 Ibid, Struktur organisasi Bank BTN Syariah, dari situs, http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Struktur-organisasi-Bank-BTN.aspx 

 

Page 38: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

30 

 

Direktur : Sunarwa

Irman A. Zahrudin

Purwadi

Saut Parde

3. Dewan Pengawas Syariah

Ketua Dewan Pengawas Syariah : Nazri Adnan

Anggota Dewan Pengawas Syariah : Muhammad Hidayat

E. Struktur Organisasi

F. Peran BTN Syariah

Sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam industri keuangan

syariah, BTN yariah memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan

perekonomian umat. Adapun peran BTN Syariah dalam hal ini terbagi menjadi

dua yaitu peran dalam bidang komersial dan peran dalam bidang sosial.

 

 

Page 39: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

31 

 

1. Peran dalam Bidang Komersial

a. Penghimpunan Dana

Dalam menghimpun dana Bank BTN mempunyai berbagai

macam Produk untuk menghimpun dana dari masyarakat serta

memanjakan para nasabahnya, porduk tersebut yaitu6

1) Tabungan Batara iB

Tabungan Batara iB adalah Tabungan yang berdasarkan

Prinsip Wadiah yang bersifat simpanan dan..bisa diarnbil setiap saat,

tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian

bonus ('athaya) yang bersifat sukarelala sesuai kebijakan bank, tidak

disyaratkan dan tidak diinformasikan baik secara lisan maupun tertulis

oleh pihak bank, adapun manfaatnya:

a) Mendapatkan kartu ATM Batara Syariah yang dapat digunakan

bertransaksi di lebih dari 4000 ATM bank yang berlogo "Link"

b) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di seluruh Kantor

Cabang Syariah dan Kantor Layanan Syariah (on-line)

c) Tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening

d) Fasilitasjoint account untuk rekening bersama keluarga Anda

e) Uang anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai

 

                                                            

6  Semua produk Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situ, http://www.btn.co.id/ 

 

Page 40: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

32 

 

syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan

dipercaya.

f) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

 

2) Tabungan Investa Batara iB

Tabungan Investa Batara iB adalah Tabungan Batara Syariah

berdasarkan prinsip Mudharabah yang bersifat investasi atau

berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan atau

disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang dalam akad atau

dalam pembukaan rekening, adapun manfaatnya:

a) Mendapatkan Kartu ATM Batara Syariah yang dapat digunakan

bertransaksi di lebih dari 4000 ATM bank yang berlogo "Link".

b) Imbalan yang menarik sesuai dengan nisbah yang disyaratkan

dan disepakati bersama.

c) Bagi hasil dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian.

d) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di sernua Kantor

Cabang Syariah dan Kantor Cabang Layanan Syariah (on-line)

e) Fasilitasjoint account untuk rekening bersama keluarga Anda

f) Uang anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai

syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan

dipercaya.

 

Page 41: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

33 

 

g) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

 

3) Tabungan Baitullah Batara iB

Tabungan Baitullah Batara iB merupakan Tabungan yang

bersifat investasi atau berjangka yang diperuntukkan bagi calon

jamaah haji dalam rangka persiapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji,

adapun manfaatnya:

a) Memperoleh kepastian keberangkatan ibadah haji apabila kuota

haji masih tersedia dan tabungan telah mencapai syarat saldo

minimal yang ditentukan oleh Departemen Agama.

b) Dapat dibuka diloket BTN pada Kantor Cabang Syariah dan

Kantor Layanan Syariah yang terhubung dengan siskohat

Departemen Agama,

c) Penyetoran dapat dilakukan di seluruh loket Bank BTN pada

Kantor Cabang Syariah dan Kantor Layanan Syariah

d) Mendapatkan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam

bentuk nisbah

e) Tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening

f) Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai

syariah.

g) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

 

Page 42: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

34 

 

4) Giro Batara iB

Giro Batara iB adalah Giro yang berdasarkan prinsip Wadiah

Yad Dhamanah merupakan simpanan pada bank (perorangan atau

badan hukum, dalam mata uang rupiah atau valuta asing) yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek

atau Bilyet Giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya

atau dengan pemindahbukuan, adapun manfaatnya:

a) Sarana penitipan uang yang aman dan terpercaya

b) Menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan penerimaan

c) Memudahkan aktivitas kebutuhan keluarga/ usaha pribadi

d) Uang anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai

syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan

dipercaya .

e) Rekening Giro Batara Syariah perorangan dapat mernperoleh

Kartu ATM Batara Syariah.

5) Deposito Batara iB

Deposito Batara iB adalah jenis penanaman dana nasabah pada

bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Deposito ini

menggunakan prinsip Al Mudharabah Muttlaqah yakni suatu

perkongsian antara dua pihak di mana pihak pertama selaku pemilik

 

 

Page 43: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

35 

 

dana (shahibul maal) rnenyediakan dana dan pihak kedua selaku

pengelola dana (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan

dana hasil keuntungan dari pengelolaan dana itu akan dibagikan

sesuai dengan nisbah/ratio yang telah disepakati sebelumnya oleh

kedua belah .pihak, adapun manfaatnya:

a) Bagi hasil yang menarik .

b) Bagi hasil dapat dikapitalisasikan ke dalam pokok bagi hasil

deposito dapat dipindahbukukan untuk pembayaran angsuran

rumah .

c) Jangka waktu penempatan bervariasi mulai 1 bulan, 3 bulan, 6

bulan, 12 bulan, dan 24 bulan .

d) Uang anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai

syariah oleh BTN Syariah yang sudah terbukti aman dan

dipercaya .

e) Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah.

b. Produk Penyaluran Dana

1) KPR BTN Syariah

Diperuntukkan bagi pemohon/calon nasabah yang memenuhi

persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli rumah, rumah

toko, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya. Pembiayaan KPR BTN iB

berdasarkan prinsip Murabahah, di mana harga jual didapatkan dari total

 

 

Page 44: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

36 

 

harga beli dan margin (harga jual = harga beli + margin).

Keunggulan:

a) Angsuran tetap sampai lunas

b) Maksimal pembiayaan KPR BTN iB yang dapat diberikan adalah 80%

untuk nasabah non kolektif dan sebesar 90% untuk nasabah kolektif dari

taransaksi Bank

c) Jangka waktu pembiayaan maksimal sampai dengau 10 (sepuluh ) tahun

d) Lokasi rumah, rumah toko, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya

bebas

e) Margin bersaing

f) Persyaratan mudah dan fleksibel

g) Pelunasan dipercepat tidak dikenakan pinalti.

h) Berdasarkan prinsip syariah

2) KPR Indensya BTN iB

Pembiayaan KPR Indensya BTN iB diperuntukan bagi pemohon/

calon Nasabah yang memenugi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan

untuk membeli tanah dan rumah dari yang dibangun oIeh pengembang

berdasarkan pesanan dari nasabah, dimana pengembang telah bekerjasama

dengan bank dalam hal penyediaan pembiayaan KPR Indensya BTN iB.

keunggulan:

a) Angsuran tetap sarnpai lunas

 

 

Page 45: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

37 

 

b) Maksimal pembiayaan KPR Indensya BTN iB yang dapat diberikan

adalah sebesar 80% untuk nasabah non-kolektif dan sebesar 90% untuk

nasabah kolektif dari taksasi bank

c) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 tahun

d) Margin bersaing

e) Persyaratan mudah dan fleksibel

f) Pelunasan dipercepat tidak dikenakan pinalti

g) Berdasarkan prinsip syariah

3) Multiguna BTN iB

Pembiayaan Multiguna BTN iB ini diperuntukkan bagi pemohon/

calon Nasabah yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan

untuk membeli Mobil atau Motor, guna dimiliki atau dipergunakan sendiri.

Harga jual yang digunakan didapat dari total harga beli dan margin (harga jual

= harga beli + margin). Pembayaran untuk pembiayaan ini dilakukan dengan

angsuran dengan jangka waktu sebagai berikut:

a) Maksimal 5 (lima) tahun untuk pembelian mobil baru

b) Maksimal 4 (empat) tahun untuk pembelian mobil bekas

c) Maksimal4 (empat) tahun untuk pembelian motor baru Keunggulan:

• Angsuran tetap sampai lunas

• Maksimal Pembiayaan Multiguna BTN iB yang dapat diberikan.

adalah sebesar 80% untuk nasabah non-kolektif (mobil) dan sebesar

 

 

Page 46: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

38 

 

90% untuk nasabah kolektif (motor)

• Jangka waktu pembiayaan multiguna untuk rnobil baru 5 (lima) tahun,

mobil bekas (masa pakai + jangka waktu pembiayaan) tidak melebihi

7(tujuh) tahun

• Jangka waktu pembiayaan multiguna untuk motor baru 4 (empat)

• Margin bersaing

• Persyaratan mudah dan fleksibel

• Pelunasan dipercepat tidak dikenakan finalti

4) Modal Kerja BTN iB

Pembiayaan Modal Kerja BTN iB adalah penyediaan dana oleh BTN

Syariah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha Nasabah yang terdiri

dari:

a) Memenuhi kebutuhan modal kerja usaha untuk industri sektor perumahan

dan industri ikutannya, perdagangan atau jasa

b) Pengadaan barang atau jasa atau proyek dengan Surat Perintah

Kerja(SPK) oleh Kontraktor

c) Memenuhi kebutuhan modal kerja untuk disalurkan kembali kepada

konsumen (end user)

5) Vasa Griya BTN iB

Pembiayaan Vasa Griya BTN iB adalah pembiayaan modal kerja

untuk pembangunan proyek perumahan kepada Pengembang/ Developer,

 

 

Page 47: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

39 

 

dimana masing-masing pihak menyertakan modal dengan berbagi

keuntungan menurut nisbah yang disepakati dan resiko kerugian usaha sesuai

dengan porsipenyertaan modal masing-masing, mulai dari:

a) Biaya pembangunan Konstruksi Rumah sampai dengan finishing, dan

b) Biaya Prasarana dan sarana

2. Peran dalam Bidang Sosial

Selain berperan dalam bidang kegiatan perekonomian atau bisnis,

bank syariah juga memiliki peran dalam bidang sosial.Peran dalam bidang

sosial merupakan eiri yang melekat pada entitas keuangan syariah.Bank

syariah juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola

(menghimpunmengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana

sosial lainnya.Diantara peran sosial BTN Syariah adalah sebagai berikut.

Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) yang terkumpul pada tahun 2007

sebesar Rp. 5.000,000,-, pada tahun 2008 terkumpul sebesar Rp. 38.000.000,-

dari dana ZIS tersebut disalurkan dalam bentuk zakat pada desember 2007

sebesar Rp. 3.000.000,-, dan meningkat pada desember 2008 sebesar Rp.

10.000.000,-, dana zakat tersebut disalurkan melalui badan amil Zakat, Infaq,

Shadaqah (BAZIS) BTN. 7

Serta Perbankan Syariah Peduli Ummat (PSPU) meresmikan Dusun

 

                                                            

7 Laporan Bank BTN (annual report), Tahun 2008 

 

Page 48: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

40 

 

Percontohan, pada hari ini, 8 September 2006, di Dusun Dahromo, Plered,

Bantul, Yogyakarta. Peresmian akan dilakukan oleh direktur direktorat

perbankan syariah Harisman, ketua umum Baznas Didin Hafidhuddin, serta

direktur dan pimpinan perbankan syariah.

Peresmian dusun percontohan ini ditandai dengan penyerahan bantuan

tahap I Rp360 juta untuk perbaikan 34 rumah, bantuan kesejahteraan gum

Rp500.000 per bulan untuk 13 orang, beasiswa untuk 187 anak Rp50.000 per

bulan, pelayanan kesehatan dan bantuan modal kerja. 8

Dusun Dahromo di Desa Segoroyoso Kec.Plered Bantul yang

berpenduduk 262 KK ini termasuk menderita kerusakan paling parah akibat

gempa.Sekitar 90% rumah penduduk rubuh, masjid rusak berat, sekolah rata

dengan tanah, dua musholla hancur dan beberapa warga meninggal

dunia.Bantuan tanggap darurat berupapemberianlogistik, pelayanan

kesehatan, bantuan tenda, MCK umum dan penyediaan tenda untuk sekolah

darurat telah diberikan oleh PSPU. Dusun percontohan ini merupakan salah

satu program pemulihan Yogya pasca bencana yang diinisiasi olehPSPU.

Program ini bertujuan untuk memulihkan kehidupan masyarakat korban

gempa serta mengembangkan lebih baik.

Total anggaran untuk program pemulihan ini Rp1.l75 miliar. PSPU

 

                                                            

8 Ibid 

 

Page 49: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

41 

 

 

 

diluncurkan pada 27 Oktober 2005 dan telah banyak melakukan kegiatan

sosial.PSPU yang diinisiasi oleh Bank Indonesia ini beranggotakan 14

perbankan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,

Bank Syariah Mega Indonesia, BTN Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah.

Selain itu, Bank Bukopin Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Niaga

Syariah, Bank BlI Syariah, Bank IFI syariah, Bank DKI Syariah, Bank Jabar

Syariah, MMBI dan Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) serta Baznas

sebagai koordinator pelaksana program. PSPU merupakan wadah bagi

perbankan syariah untuk mensosialisasikan fungsi sosial dari bank syariah.

Page 50: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Peran dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank

Tabungan Negara (BTN) Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah suatu badan yang diberi

wewenang untuk melakukan supervisi / pengawasan dan melihat secara dekat

aktivitas lembaga keuangan syariah agar lembaga tersebut senantiasa mengikuti

aturan dan prinsip-prinsip syariah.1 Dewan Pengawas Syariah (DPS)

berkewajiban secara langsung melihat pelaksanaan tugas suatu lemabaga

keuangan syariah agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah difatwakan

oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelsi Ulama Indonesia (MUI), hal itu

untuk menciptakan Good Corporate Governance (GCG) dalam perbankan syariah

yang sebagaimana dijelaskan pada PBI NO.11/33/PBI/2009. Bertujuan untuk

memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa produk dan kegiatan

operasional usahanya telah dilaksanakan secara transparan dan dapat

                                                             

1 Amin Suma Muhamad, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan Keuangan Islam, (Tangerang, Kolam Publishing, 2008), h. 

 

 

42  

Page 51: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

43  

dipertanggungjawabkan terkait pemenuhan prinsip syariah, sehingga tidak ada

keraguan bagi masyarakat untuk menyimpan dana dan menyerahkan pengelolaan

dananya kepada bank.

Untuk menciptakan hal itu, tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah ( DPS) pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sama dengan DPS

pada umumnya.2 yaitu mengikuti Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009

tentang Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu DPS bertugas dan bertanggung jawab

memberikan nasihat dan saran kepada Direktur UUS bank BTN syariah serta

mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan prinsip Syariah. Pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab DPS meliputi antara lain:3

1. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan Bank BTN

2. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank; sejak awal sampai

dikeluarkan produk tersebut

3. Memberikan opini syariah terhadap produk pembiayaan yang

direstrukturisasi;

4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank

yang belum ada fatwanya;

                                                             

2 Bpk Muhammad Hidayat, DPS Bank BTN Syariah, wawancara pribadi, Jakarta, tanggal 16 juni 2010. 

3 Peraturan Bank Indonesia NO.11/10/PBI/2009,Pasal 10, Teantang Unit usaha Syariah. 

  

Page 52: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

44  

5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

UUS; dan

6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja

Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Adapun kewajiban Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus

dilakasanakan dalam mengawasi perbankan Syariah yaitu:

1. Mengikuti fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)

2. Mengawasi kegiatan Usaha lembaga keuangan syariah (perbankan syariah)

agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah

difatwakan DSN.

3. Melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan lembaga keuangan syariah

(perbankan syariah) yang diawasi secara rutin kepada DSN, sekurang-

kurangnya dua kali dalam setahun.4

Sedangkan wewenang Dewan pengawas Syariah (DPS) meliputi:

1. Memberikan pedoman atau garis-garis besar syariah, baik untuk pengerahan

maupun untuk penyaluran dana serta kegiatan bank lainnya.

2. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang sedang dijalankan

bertentangan dengan syariah5

                                                             

4 DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional,(CV.Gaung persada, Cipayung Ciputat,2006),h.441. 

  

Page 53: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

45  

Perwataatmadja dan S. Atonio mengemukakan bahwa anggota DPS

seharusnya terdiri atas ahli syariah, yang sedikit banyak menguasai hokum

dagang positif dan cukup terbiasa dengan kontrak-kontrak bisnis. Untuk

menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat DPS, maka harus diperhatiakan hal-

hal berikut:,

1. Mereka bukan staf bank dalam arti mereka tidak tunduk dibawah kekuasaan

administrative.

2. Mereka dipilih oleh Rapat Umum pemegang Saham (RUPS)

3. Honorium mereka ditetukan oleh RUPS

4. DPS mempunyai system kerja dan tugas-tugas tertentu seperti halnya badan

pengawas lainnya.6

Hal itu untuk menjaga keobjektifitas pengawasan DPS sendiri dalam

mengawasi bank syariah, sebab pengawasan haruslah bersifat objektif dan

berorientasi pada kebenaran menurut peraturan yang berlaku.

B. Mekanisme Pengawasan DPS Bank BTN Syariah

Dalam melakukan pengawasan produk-produk bank BTN syariah yang

harus dilakukan DPS adalah

                                                                                                                                                                           

5 Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hokum ; (Jakartap,Pt. Ghalia Indonesia, 2009),hal.143. 

6 Kanaen Perwatatmajaya dan Muhammad Syafei Atonio, Apa dan Bagaiman Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,1992),h.2-4. 

  

Page 54: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

46  

1. Meminta penjelasan dari pejabat Bank yang berwenang mengenai tujuan,

karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang akan

dikeluarkan;

2. Memeriksa terhadap akad yang digunakan dalam produk baru apakah telah

terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia. Adapun

ketika suatu produk telah terdapat adanya fatwa, maka Dewan Pengawas

Syariah melakukan analisa atas kesesuaian akad produk baru dengan fatwa

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Maka sebaliknya ketika

suatu produk belum ada fatwanya maka Dewan Pengawas Syariah

mengusulkan kepada Direksi Bank untuk melengkapi akad produk baru

dengan fatwa dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

3. Mereview sistem dan prosedur produk baru yang akan dikeluarkan terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah; dan

4. Memberikan pendapat syariah atas produk baru yang akan dikeluarkan.7

Adapun dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan Bank terkait

dengan aspek pemenuhan Prinsip Syariah dalam operasionalnya, yang harus

dilakukan DPS bank BTN syariah adalah:

1. Menganalisis laporan yang disampaikan yang diminta dari Direksi, pelaksana

fungsi audit intern dan/atau fungsi kepatuhan untuk mengetahui kualitas                                                              

7 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

 

  

Page 55: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

47  

pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan penghimpunan dana

dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

2. Menetapkan jumlah uji petik (sampel) transaksi yang akan diperiksa dengan

memperhatikan kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah dari masing-

masing kegiatan;

3. Memeriksa dokumen transaksi yang diuji petik (sampel) untuk mengetahui

pemenuhan Prinsip Syariah sebagaimana dipersyaratkan dalam SOP,

antaralain:

a. Ada tidaknya bukti pembelian barang, untuk akad murabahah sebagai

bukti terpenuhinya syarat jual-beli murabahah;

b. Ada tidaknya laporan usaha nasabah, untuk akad

mudharabah/musyarakah, sebagai dasar melakukan perhitungan distribusi

bagi hasil;

c. Melakukan inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan/atau

konfirmasi kepada pegawai Bank dan/atau nasabah untuk memperkuat

hasil pemeriksaan dokumen apabila diperlukan;

d. Melakukan review terhadap SOP terkait aspek syariah apabila terdapat

indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas

kegiatan dimaksud;

e. Memberikan pendapat syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dan

  

Page 56: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

48  

f. Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah kepada Direksi

dan Dewan Komisaris.8

C. Analisa Pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Tanbungan

Negara (BTN) Syariah.

Salah satu pilar penting dalam pencapaian Good Corporate Governance di

perbankan Indonesia adalah aspek transparansi kondisi keuangan Bank kepada

publik. Bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

terdapat aspek tanggung jawab untuk memberikan keyakinan kepada stakeholders

bahwa produk dan kegiatan operasional usahanya telah dilaksanakan secara

transparan dan dapat dipertanggung jawabkan baik pemenuhan prinsip

manajemen usaha perbankan umum maupun pemenuhan prinsip syariah, sehingga

tidak ada keraguan bagi masyarakat untuk menyimpan dana dan menyerahkan

pengelolaan dananya kepada bank. Oleh karena itu diperlukan adanya pihak yang

dapat mengawasi dan memastikan kesesuaian kegiatan operasional bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan prinsip syariah

Oleh karena itu dibentuklah DPS yang bertujuan mengawasi bank syariah

patuh dengan prinsip syariah (syariah compliance). sebab itu DPS dituntut untuk

dapat memastikan ada atau tidaknya pelanggaran dalam operasional bank syariah

jika ada pelanggaran dalam bank syariah maka DPS harus menindak lanjuti

                                                             

8  Ibid. 

  

Page 57: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

49  

dengan melakukan pebenaran atau koreksi, berupa teguran ataupun hukuman

yang bertujuan untuk mencegah terulang kembali pelanggaran tersebut, dengan

begitu dapat terlihat apakah pengawasan yang dilakukan DPS sudah efektif atau

belum, dalam mengawasi kepatuahan syariah Ada beberapa indikator yang

digunakan sebagai ukuran kualitatif untuk melihat bank syariah patuh atau tidak

terhadap prinsip syariah secara umum.yaitu sebagai berikut:

1. Memastikan akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan

penyaluran dana sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan syariah yang

berlaku.

2. Memastikan Seluruh transaksi dan aktifitas ekonomi dilaporkan sesuai dengan

standar akuntasi syariah yang berlaku.

3. Memastikan Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan prinsip

syariah

4. Memastikan sumber dana berasal dari sumber dana yang sah dan halal

menurut syariah.

5. Memastikan bisnis dan usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan

syariah.

6. Memastikan dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai dengan

aturan dan prinsip syariah9

                                                             

9  Ibid, Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hokum,hal.146. 

  

Page 58: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

50  

Pertama dalam membahas akad/kontrak maka tidak terlepas pada fatwa

DSN dan Produk bank karena pada dasarnya aplikasi akad ini ada pada produk

bank, oleh karena itu, untuk memastikan akad sudah sesuai, berarti memastikan

produk dan aplikasinya dengan prinsip syariah yang ada dalam fatwa DSN.

Bank tabungan negara ( BTN ) syariah mempunyai produk-produk unggulan yang

ditawarkan untuk memanjakan para nasabahnya dan para calon nasabahnya, disini

juga akan dijelaskan dari setiap produk yang dikeluarkannya apakah sudah sesuai

dengan hokum syariah, dengan begini kita dapat melihat kepatuhan bank BTN

terhadap prinsip syariah

Produk-produk yang dikeluarkan bank BTN syariah mempunyai ciri dan

kreteria yang berbeda-beda dari manfaat atau pun akad yang digunakan dalam

produk itu sendiri, oleh karena itu kita harus mengetahui produk-produk itu

berdasarkan akad yang digunakan yaitu:

1. Penghimpunan dana

a. Akad Wadi’ah

Tabungan yang berdasarkan Prinsip Wadiah yang diterapkan dalam

hal ini adalah Wadi’ah yad dhamanah, dimana bank syariah selaku penerima

titipan dana dimungkinkan untuk memanfaatkan atau mengelola dana titipan

itu dengan memberikan jaminan keamanan atas dana tersebut serta akan

  

Page 59: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

51  

mengembalikannya kapan saja nasabah menariknya,10 wadiah yad

dhamanah juga harus mengacu pada fatwa No. 02/DSN-MUI/IV/2000

tentang tabungan dan fatwa DSN No.01/DSN-MUI/IV/2000 tentang giro.

Yang perlu diperhatikan dalam akad ini yaitu: 1). Bersifat titipan; 2) Titipan

tersebut bisa diambil kapan saja dan; 3). Tidak ada imbalan yang disyaratkan,

kecuali dalam bentuk pemberian (athayah) yang bersifat sukarela dari pihak

bank,11 adapun produk-produk yang menggunakan akad ini adalah:

1) Tabungan Batara iB

Berdasarkan fatwa No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tentang

tabungan, produk tabungan batara iB yang mempunyai karakteristik

bersifat simpanan dan bisa diambil setiap saat. Tidak ada imbalan

yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian bonus ('athaya)

yang bersifat sukarela sesuai kebijakan Bank, tidak disyaratkan dan

tidak diinformasikan baik secara lisan maupun tertulis oleh pihak

Bank. Bias diambil kapan saja (on call) maka boleh disimpulkan

produk tabungan batara iB sudah sejalan dengan fatwa DSN

No.02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan.

2) Giro batara iB

Giro Batara iB adalah Giro yang berdasarkan prinsip Wadiah

                                                             

`  10  Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Peraktik,(Jakarta:Gemainsani, 2001),h.87 

11  Ibid, DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h.6. 

  

Page 60: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

52  

Yad Dhamanah merupakan simpanan pada Bank yang diperuntukan

untuk perorangan atau badan hukum, dalam mata uang rupiah atau

valuta asing yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan Cek atau Bilyet Giro, kartu ATM, sarana perintah

pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.12 giro batara iB

sama dengan tabungan batara iB, sama-sama menggunakan akad

wadiah Dhamanah, Cuma saja berbeda pada fungsinya saja, dan

akad ini sudah sesuai dengan fatwa DSN No. 01/DSN-MUI/IV/2000

tentang giro.

b. Akad Mudharabah

Mudharabah adalah kerja sama antara pihak yang mempunyai dana

(shahibul Maal ) dan pengelola (Mudharib) dengan membagikan

keuntungan menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak yang

telah disepakati.13 dalam aplikasinya di perbankan syariah, kerjasama atara

bank selaku mudharib dan nasabah penyimpan sebagai shohibul maal telah

melakukan kesepakatan terlebih dahulu di awal akad mengenai nisbah bagi

hasil. Dan dana yang disimpan oleh nasabah akan dikelola oleh bank, dan

keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan.

Akad mudharabah juga harus mengacu pada Fatwa DSN No. 02/DSN-

                                                             

12  Produk dana Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situs, http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/Tabungan-Batara-iB.aspx      

13 Ibid, Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Peraktik,h.95 

  

Page 61: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

53  

MUI/IV/2000 tentang tabungan, yang perlu diperhatikan disini 1).dalam

transaksi ini nasbah bertindak sebagai shahibul mal dan bank sebagai

mudharib; 2) bank berhak sebagai mudharib melakukan usaha apa saja yang

tidak bertentangan dengan hokum syariat.3) modal harus dinyatakan dengan

jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang; 4) pembagian

keuntungan harus dinyatakan berdasarkan nisbah dan. 5) bank tidak berhak

mengurangi nisbah keuntungan nasabah.6) Bank sebagai mudharib menutup

biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang

menjadi haknya,14 Adapun Produk yang menggunakan akad ini adalah:

1) Tabungan Investa Batara iB

Akad Mudharabah yang dituangkan dalam fatwa DSN No.

02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan, ini sudah sejalan dengan

produk tabungan investa batara ib yang bersifat investasi atau

berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-

syarat yang telah ditentukan,seperti halnya dana yang ada dalam

rekening nasabah tidak boleh kurang dengan saldo yang ditentukan

bank sampai waktu yang ditentukan . karena uang yang di himpun

Bank BTN itu sendiri akan dikelola terdahulu, sehingga dana yang

disimpan tadi tidak bisa diambil selain pada waktu yg telah ditentukan

                                                             

14 Ibid, DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h.12.  

  

Page 62: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

54  

sebelumnya, dan imbalan diberikan dari keuntungan usaha bank

yang dituangkan dalam bentuk nisbah yang telah disepakati antara

nasabah dan bank BTN syariah, dan bank BTN syariah juga sudah

memberikan kepastian dana yang dikumpulkan nasabah akan dikelola

berdasarkan prinsip Syariah.

2) Tabungan Baitullah Batara iB

Tabungan Baitullah Batara iB merupakan Tabungan yang

menggunakan akad mudharabah bersifat investasi atau berjangka

yang diperuntukkan bagi calon jamaah haji dalam rangka persiapan

Biaya Perjalanan Ibadah Haji.15 Di sini dana yang dihimpun oleh

bank dari nasabah akan dikelola terdahulu yang sesuai dengan prinsip

syariah. Dan keuntungan yang didapatkan akan dibagikan

berdasarkan nisbah yang telah ditentukan diawal, dengan begitu

produk ini sudah sesuai denga Fatwa DSN.

Adapun Nisbah yang dituangkan oleh bank BTN akan

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel Distribusi Pendapatan Bagi Hasil Dana Pihak Ke 3 16

                                                             

15 Produk dana Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situs, www http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/Tabungan Baitullah-Batara-iB.aspx      

16 Ibid  

  

Page 63: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

55  

Jenis Sumber Dana NISBAH

1 Bln Baru 50.00% 50.00%

1 Bln Lama 42.00% 58.00%

3 Bln Baru 50.00% 50.00%

3 Bln Lama 42.00% 58.00%

6 Bln Baru 51.00% 49.00%

6 Bln Lama 1 67.50% 32.50%

6 Bln Lama 2 52.50% 47.50%

6 Bln Lama 3 44.00% 56.00%

12 Bln Baru 51.00% 49.00%

12 Bln Lama 1 67.50% 32.50%

12 Bln Lama 2 52.50% 47.50%

12 Bln Lama 3 44.00% 56.00%

24 Bln Lama 1 67.50% 32.50%

24 Bln Lama 2 47.50% 52.50%

24 Bln Lama 3 36.00% 64.00%

Tabungan Baitullah Batara iB 15.50% 84.50%

Tabungan Investa Batara iB 38.00% 62.00%

Giro Investa Batara iB 19.50% 80.50% www.btn.co.id

2. Penyaluran dana

Dalam produk-produk penyaluran dana bank BTN memanfaatkan

berbagai macam akad-akad yang telah difatwakan oleh dewan syariah nasional

(DSN) yang dikemas dengan baik untuk menarik dan membuat pilihan yg

  

Page 64: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

56  

memudahkan para debitor yang ingin meminjam dari bank BTN itu

sendiri.,adapun akad yang digunakan adalah:

a. Akad Mudharabah

Secara konseptual mudharabah dalam penyaluran dana sama dengan

mudharabah penghimpunan dana, namun dari segi system operasionalnya

jelas terdapat perbedaan, perbedaannya pada system penyaluran dana

(pembiayaan) yang berkedudukan sebagai shohibulmaal (pemilik dana)

adalah bank dan pengelola (mudharib) adalah nasabah.

Ketentuan yang menjadi landasan operasioanal akad mudharabah ini

adalah fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan

Mudharabah, yang perlu diperhatikan dalam akad ini adalah:

• Pembiayaan harus bersifat produktif

• Shahibul mal harus membiayai 100% kepada mudharib

• Jangka waktu usaha, tatacara pengambilan dana, dan pembagian

keuntungan, ditetukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

• Mudharib boleh melakukan segala usaha yang sudah disepakati dan

sesuai dengan syariah.adapun bank sebagai shahibul maal tidak boleh

mencapuri usaha nasabah, akan tetapi mempunyai hak untuk mengawasi

dan melakuka pembinaan.

• Bank sebagai mudharib menanggung kerugian, kecuali jika nasabah

melakukan kesalahan yang disengaja.

  

Page 65: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

57  

• Pada prinsipnya pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun

untuk menghindarkan penyimpangan, bank boleh meminta jaminan.

• Biaya operasional ditanggung oleh mudharib, namun jika penyandang

dana tidak melakukan kewajibannya atau melanggar kesepakatan

mudharib boleh meminta ganti-rugi (biaya yang telah dikeluartkan)

• Dalam melakukan pembiayaan harus memenuhi rukun dan syarat

pembiayaan, dan beberapa ketentuan hokum pembiayaan.

Adapun produk yang menggunakan akad ini adalah17

1) Modal kerja BTN iB

Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan

belanja modal kerja nasabah lembaga/perusahaan dengan

menggunakan prinsip akad Mudharabah (Bagi Hasil), dengan

rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow

nasabah.18

Disini bank selaku penyedia modal memberikan dana 100%

untuk dijadikan modal kerja kepada nasabah (koperasi, koperasi

syariah, kontraktor penerima kontrak,dan lain-lainnya) yang dijadikan

modal kerja untuk menjalan usahanya, dan keuntungan dibagi sesuai

dengan nisbah yang ditentukan diawal. Berdasarkan proyeksi                                                              

17 Ibid, DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h.39. 18  Produk dana Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situs, www 

http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/modal-kerja-Batara-iB.aspx      

  

Page 66: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

58  

kemampuan nasabah secara konseptual produk ini sejalan dengan

fatwa DSN,

b. Musyarakah

Kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan usaha

terkadang memerlukan dana dari pihak lain, diantaranya adalah dengan

pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasan antara

dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.19 Berdasarkan fatwa

DSN No. 08/ DSN-MUI/IV/2000, tentang pembiayaan musayarakat yang

perlu diperlu diperhatikan dalam akad ini adalah,

• Pernyataan ijab dan Kabul harus dinyatakan oleh pihak untuk menunjukan

kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),

• Pihak-pihak yang mengadakan kontrak harus cakap hokum

• Obyek akad, seperti 1) moda; modall yang harus diberikan harus uang

tunai, emas, perak atau yang nilainya sama, para pihak tidak boleh

meminjamkan dan meminjam, menghadiahkan dan menyumbangkan

kepada pihak lain kecuali dengan asa kesepakatan. 2) kerja; partisifasi

para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah;

akan tetapi kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat, seorang                                                              

19  Ibid, Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Peraktik,h.90. 

  

Page 67: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

59  

mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari pada yang lainnya, dan

dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi

dirinya, setiap mitra harus dijelaskan dalam kontrak. 3) keuntungan;

keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan

perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan/penghentian

musyarakah. Setiap keuntungan harus dibagiakan secara proporsional,

tidak ada jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan oleh mitra.

System keuntungan harus dituangkan dalam akad dengan jelas. 4)

kerugian; kerugian harus dibagi antara mitra secara proposional

berdasarkan saham masing-masing

• Biaya operasioanal dan persengketaan ; biaya operasional dibebankan

pada modal bersama,20

Adapun produk-produk yang menggunakan akad ini adalah:

1) Investasi BTN iB dan Yasa Griliya BTN iB

Dua (2) produk ini adalah Produk pembiayaan yang disediakan

untuk memenuhi kebutuhan belanja barang modal (capital

expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan prinsip

akad Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian

berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.21 Disini

                                                             

20  DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h.48. 21  Ibid, www http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/Investasi-Batara-iB.aspx      

  

Page 68: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

60  

bank dan nasbah sama-sama memberikan modal yang digunakan

untuk membelanjakan barang utuk persediaan, atau pun

digunakan untuk keperluan usaha yang produktif, kemudian

nasbah mengembalikan dana beserta keuntungan ataupu kerugian

tersebut sesuia dengan porsi dan kesepakatan yang telah

ditentukan diawal,secara konseptual sesuai dengan ketentuan fatwa

DSN No. 08/ DSN-MUI/IV/2000,

c. Akad murabahah

                                                           

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang hendak diambil.22 Penerapan

prinsip jual beli dengan akad bai’ al murabahah di bank syariah selain

didasarkan ketentuan PBI No.06/24/PBI/2004 juga didasarkan fatwa DSN

No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah

Mengacu pada ketentuan tersebut, dalam praktiknya proses jual beli

ini di bank syariah diawali dengan adanya. 1). pengajuan permohonan

pembiayaan barang/komoditas oleh nasabah selaku pembeli kepada pihak

bank selaku penjual, dengan spesifikasi tertentu dan harus jelas. 2) membuat

kesepakatan bahwa pihak bank berjanji akan menjual komoditas yang telah

dimiliki, dan nasabah berjanji akan membeli komoditas dengan tambahan

profit/margin tertentu atas harga pokok pembelian  

 

22 , Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hukum, hal.95. 

  

Page 69: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

61  

Selanjutnya 3). bank membeli komoditas dari supplier atas nama bank

sendiri, jual beli ini harus sah dan bebas dari riba, setelah komoditas ini resmi

menjadi milik bank 4) bank menawarkan asset tersebut kepada nasabah,

dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, dalam hal ini bank

harus menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan pembelian, seperti

harga pokok pembelian, besarnya margin, termasuk jika pembeliannya

dilakukan dengan utang, apabila telah terjadi kesepakatan dalam jual beli

tersebut, 5). barang dan dokumen diberikan kepada nasabah, dan membayar

harga barang dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.adapun

produk-produk menggunakan akad ini adalah.

1) Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB

Yaitu produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan

bermotor (mobil dan sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan

menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli). disini bank hanya

mampu menalangi maksimal 80% ( untuk pembayaran dengan system

potong gaji) dari harga barang, dan 20% ditambah dari modal nasabah dan

menjual kembali barang tersebut kepada nasabah dengan syarat bank akan

menambahkan margin dari modal pembelian yang telah disepakati dan

bank harus menyampaikan besarnya margin kepada nasabah, dengan

jangka waktu angsuran maksimal 4 tahun dan bersifat tetap (fixed) sampai

angsuaran berakhir, secara konseptual akad ini sudah sesuai dengan fatwa

DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000. Pembiayaan Murabahah,

  

Page 70: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

62  

2) Pembiayaan KPR BTN iB

Yaitu pembiayaan yang diperuntukkan bagi pemohon/ calon nasabah

yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk

membeli rumah, rumah toko, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya.

Pembiayaan KPR BTN iB berdasarkan prinsip Murabahah, di mana harga

jual didapatkan dari total harga beli dan margin (harga jual = harga beli +

margin).23 Disini nasabah meminta bank BTN syariah untuk menalagi

pemberian rumah, apartemen,dan properti lainnya, dengan harga yang

telah ditentukan, disini bank hanya mampu menalangi maksimal 80% atau

90% ( untuk pembayaran dengan system potong gaji) dari harga barang,

dan 20% atau 10% ( untuk pembayaran dengan system potong gaji)

ditambah dari modal nasabah dan menjual kembali barang tersebut kepada

nasabah dengan syarat bank akan menambahkan margin dari modal

pembelian yang telah disepakati dan bank BTN syariah menyampaikan

besarnya margin kepada nasabah, dengan jangka waktu angsuran

maksimal 15 tahun dan bersifat tetap (fixed) sampai angsuaran berakhir,

secara konseptual akad ini sudah sesuai dengan fatwa No DSN

No.04/DSN-MUI/IV/2000, pembiayaan murabahah

3) Swarigya BTN iB

                                                             

23 Ibid, http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/Swarigya-BTN-iB.aspx      

  

Page 71: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

63  

Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad

Murabahah (jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang memenuhi

persyaratan yang ditentukan oleh bank untuk membiayai pembangunan

atau renovasi rumah, ruko, atau bangunan lain diatas tanah yang sudah

dimiliki baik untuk dipakai sendiri maupun untuk disewakan. Disini

nasabah meminta bank BTN syariah untuk menalagi pemberian rumah,

apartemen,dan properti lainnya, dengan harga yang telah ditentukan, disini

bank BTN syariah hanya mampu menalangi 100% dari harga barang, dan

menjual kembali barang tersebut kepada nasabah dengan syarat bank BTN

syariah akan menambahkan margin dari modal pembelian yang telah

disepakati dan bank BTN syariah menyampaikan besarnya margin kepada

nasabah, dengan jangka waktu angsuran maksimal 15 tahun dan bersifat

tetap (fixed) sampai angsuaran berakhir, secara konseptual akad ini sudah

sesuai dengan fatwa DSN No DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000,

pembiayaan murabahah

4) Investasi BTN iB dan Yasa Griliya BTN iB

Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan

belanja barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan

menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).24 Di sini nasabah

meminta bank BTN syariah untuk menalangi pembelian barang dengan                                                              

24  Ibid, http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/investa-BTN-iB.aspx      

  

Page 72: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

64  

harga yang telah ditentukan disini bank hanya mampu menalangi

maksimal 60% dari harga barang dan 40% ditambah dari modal nasabah

dan menjual kembali barang tersebut kepada nasabah dengan syarat bank

akan menambahkan margin dari modal pembelian yang telah disepakati

dan bank harus menyampaikan besarnya margin kepada nasabah, dengan

jangka waktu maksimal 5 tahun, jika pembayaran dilakukan dengan

angsuran, secara konseptual akad ini sudah sesuai dengan fatwa DSN No

DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembiayaan Murabahah

d. Istisna

Istisna adalah pembelian barang melalui pesanan dan diperlukan

proses Untuk pembuatannya sesuai dengan pesanan pembeli dan pembayaran

dilakukan dimuka sekaligus atau secara bertahap, penggunaan akad istisna

tertuang pada fatwa DSN No. 22/DSN-MUI/III/2002 tentang juala beli istisna

parallel, menyebutkan jika lembaga keuangan syariah melakukan transaksi

istisna, untuk memenuhi kewajiban kepada nasabah, ia dapat melakukan

istisna lagi dengan pihak lain pada obyek yang sama, dengan syarat istisna

pertama tidak bergantung (muallaq) pada istisna kedua. Lembaga keuangan

syariah selaku mustasni, tidak diperkenankan untuk memungut taqwid MDC

(margin during construction) dari nasabah (shani’) karena tidak sesuia dengan

syariah,

Dalam akad istisna, akad jual beli antara al mustasni (pembeli) dengan

as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad

  

Page 73: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

65  

tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang

pesanan ) sesuai dengan spekasi yang disyaratkan pembeli dan menjual

dengan harga yang disepakati, cara pembayaran dapat berupa pembayaran di

muka, cicilan atau ditangguhkan samapi jangka waktu tertentu.

Beberapa ketentuan umum dalam istisna, yakni spesifikasi barang

pesanan harus jelas, seperti jenis , macam ukuran, mutu, dan jumlah. Harga

jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad dan tidak boleh berubah

selama berlakunya akad

1) KPR Indensya BTN iB

Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,

rusun/apartemen secara inden (atas dasar pesanan), bagi nasabah

perorangan dengan menggunakan prinsip akad Istishna’(Jual Beli atas

dasar pesanan), dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan)

dalam jangka waktu tertentu. Disini nasabah meminta kepada bank BTN

syariah untuk membuatkan rumah/lainnya kepada kontraktor atau pun

bank itu sendiri dengan spesifikasi tertentu dan harga yang telah

ditentukan, disini bank menyalurkan dana maksimal 80% atau 90% (untuk

system potong gaji) sisanya ditambah dengan uang muka nasabah sebesar

20% atau 10% (untuk system potong gaji) , kemudian nasabah membayar

harga pesanan tersebut sesuai dengan ketentuan diawal jika pesanan

tersebut sudah siap/jadi, jika pembayaran berdasarkan angsuran maka

tenggang lama waktu angsuran maksimal 15 tahun, secara konseptual

  

Page 74: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

66  

produk ini sudah sesuai dengan pada fatwa DSN No. 22/DSN-

MUI/III/2002 tentang juala beli istisna parallel

e. Al-qardh

                                                           

Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtarid)

yang memerlukan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam

dan pihak yang meminjam yang mewajibkan peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu.25 Yang perlu diperhatikan dalam akad ini

dalam fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/ 2001 yaitu sebagai berikut:

• Pengembalian jumlah pokok yang di terima pada waktu yang telah

disepakati bersama.

• Biaya administrasi dapat dibebankan kepada nasabah bilamana dipandang

perlu.

• Nasabah al-qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan

sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.

• Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau keseluruhan

kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan

ketidak mampuannya, maka LKS dapat memperpanjang jangka waktu

atau menghapus seluruh kewajibannya. Dan bilamana ada unsur

kesengajaan (tidak ingin mengembalikan padahal ia mampu) maka LKS

boleh menjual jaminan tersebut.  

 

25 Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hukum, hal.108. 

  

Page 75: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

67  

1) Gadai Syariah

Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjaman kepada nasabah

berdasarkan Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah

berdasarkan kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai

penyerahan Marhun (Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian

seluruh atau sebagian hutang nasabah kepada Bank. Berupa

• Emas batangan/lantakan

• Emas perhiasan

• Uang emas

• Koin emas26

Dalam peraktek bank BTN memberikan dana kepada nasabah

dengan menerima jaminan dari nasabah berupa barang yang disebutkan

diatas, dan nasabah dikenakan biaya administrasi dan biaya sewa yang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada saat pembiayaan berlangsung.

Dan jika nasabah itu menunda/tidak ada keinginan membayar pinjaman

tersebut padahal ia mampu maka bank mejual jaminan diatas, sampai

pinjaman tersebut lunas, dan jika tidak maka nasabah masih mempunyai

kewajiban untuk menyelesaikan itu, Secara konseptual hal ini sesuai

dengan fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001

                                                             

26 Ibid, http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/gadai-BTN-iB.aspx      

  

Page 76: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

68  

Dari penjelasan diatas tetang akad penghimpunan dan penyaluran dana

yag tertuang dalam produk bank BTN syariah, secara keseluruhan sudah sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah yang tertuang pada fatwa DSN, kesesuain tersebut

juga hasil dari pengawasan DPS dalam memastikan produk tersebut, dari

dibuatnya produk tersebut di awal sampai produk tersebut berjalan. Dan DPS

bank BTN syariah juga telah memberikan opini dari setiap produk tersebut dalam

laporan 6 bulan berdasarkan sampel-sampel yang tepat dalam transaksi-transaksi

yang dilakukan bank BTN syariah27

Yang kedua, memastikan pelaporan keuangan sesuai dengan peraturan

yang berlaku, pelaporan keuangan bank BTN saat ini mengacu pada peraturan

PSAK (pedoman dasar akuntasi keuangan) No,101-106 revisi PSAK No.59 yang

dijabarkan dalam PAPSI ( Pedoman akuntansi perbankan syariah Indonesia)

merupakan standar penulisan akuntansi syariah yang yang berlaku.28 oleh sebab

itu yang perlu diperhatikan DPS bank BTN syariah adalah mengawasi dan

memastikan dokomen transaksi-transaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

karena dokumen transaksi tersebut adalah bukti untuk pencatatan akuntansi.

Yang ketiga Dalam ligkungan kerja bank syariah haruslah sesuai dengan

akhlak islami yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad seperti kejujuran,

menjaga kepercayaan, cerdas. Oleh sebab itu bank BTN syariah berusaha

                                                             

27 Bpk Muhammad Hidayat, DPS Bank BTN Syariah, wawancara pribadi, Jakarta, tanggal 16 juni 2010. 

28 Laporan Tahunan 2009 Bank BTN iB. 

  

Page 77: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

69  

menerapkan hal itu dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan untuk

pengembangan karyawannya, dan bank BTN juga menetapkan kebijakan dan

setrategi mengenai rekrutmen karyawan sesuai dengan kebutuhan strategi bisnis

bank sendiri 29 ketika bank BTN merekrut karyawan Untuk bank BTN syariah

maka seleksinya pun berdasarkan kreteria SDM syariah, hal itu bertujuan untuk

meningkatkan integritas para karyawan pada bank BTN syariah agar dapat

bekerja secara profesional yang sesuai ajaran-ajaran islam, dan terciptanya

lingkungan yang profesional dalam bidang perbakan syariah yang menjalankan

aktifitas mencerminkan prinsip-prinsip syariah, berdasarkan data diatas bank

BTN syariah sudah menerapkan lingkungan berdasarkan lingkungan yang islami

Yang keemapat Padasarnya untuk memastikan asal dari dana yang

dihimpun bank syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah itu masih cukup sulit

untuk dilakukan, terutama rekening yang berasal dari dana-dana yang mempunyai

saldo kecil oleh sebab itu harus adanya pengecualian terhadap rekening-rekening

yang berjumlah kecil tersebut, akan tetapi untuk rekening-rekening yang

mempuyai saldo besar harus diperhatikan dengan teliti untuk memastikan dana

tersebut berasal, hal ini untuk bertujuan untuk mengatahui harta tersebut dari

sumber yang halal dan sah secara prinsip syariah sekaligus mencegah adanya

pencucian uang dalam bank syariah, Peran bank BTN syariah dalam memastikan

sumber dananya saat ini bukan karena memerhatikan kesahan dana tersebut                                                              

29 Laporan Tahunan 2009 Bank BTN . 

  

Page 78: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

70  

karena sulit untuk memastikan dana tersebut berasal, akan tetapi baru hanya

memastikan dana tersebut terhindar dari pencucian uang sebagaimana yang diatur

PBI,No.3/10/PBI/2001, tetang penerapan prinsip mengenal nasabah, yang

biasanya berasal dari sumber-sumber dana yang tidak jelas seperti korupsi,

pencurian uang dan lain-lainnya, akan tetapi hal tersebut cukup baik untuk

kehati-hatian bank BTN syariah itu sendiri untuk mencegah kemungkinan

adanya tindakan criminal, atau segala hal yang merugian orang banyak, yang

secara tidak langsung dapat menyebabkan rusaknya reputasi bank BTN syariah

itu sendiri.

Yang keempat dalam penyaluran dana harus diperhatikan dengan teliti

agar penyaluran dana tersebut tepat pada orang atau perusahaan (yang dalam

menjalankan usahanya tidak melanggar prinsip-prinsip syariah), karena hal ini

juga dapat merusak reputasi bank itu sendiri, penerapan penyaluran dana pada

bank BTN syariah ini lebih banyak di salurkan pada bidang property seperti

rumah dan lain-lainnya, sehingga bank BTN ini dalam penyaluran dana lebih

aman terhadap bisnis usaha yang dibiayainya dari segi prinsip-prinsip syariah,

akan tetapi yang perlu diperhatiakan adalah aplikasi akad atau kontraknya,

walaupun ada dalam bank BTN syariah ini produk penambahan modal yang

ditawarkan untuk pembiayaan umum seperti produk modal kerja BTN iB, akan

tetapi semua itu tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

yang kelima adalah memastikan dana zakat dihitung dengan aturan dan

prinsip syariah, dalam penghitungan zakat penghasilan, harta yang telah diperoleh

  

Page 79: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

71  

bank syariah yang telah mencapai nisabnya dikeluarkan 2,5% , begitu juga zakat

yang di salurkan dari luar bank, seperti zakat, infaq, dan shadaqoh yang diberikan

nasabah, harus dikelola dan disalurkan kepada orang yang berhak, adapun dalam

pengelolaan dan penyaluran zakat ini, bank biasa menyalurkannya pada lembaga

amil zakat agar dalam pengelolaan dan penyaluranya lebih efektif efesien. Hal itu

seperti yang dilakukan ban BTN syariah , dalam penyaluaran zakat bank BTN

menyalurakan melalui lemabaga-lembaga amil zakat yang ada, hal itu untuk

memaksimalkan pengelolaan dana zakat tersebut dan menghindari kesalahan

dalam pengelolaan dan penyalurannya serta meminimalisir biaya operasional

bank itu sendiri .

berdasarkan analisa diatas maka kita dapat menarik kesimpulan, bahwa

dalam operasional bank BTN syariah secara umum sudah menaanti prinsip-

prinsip syariah, Dan hal ini menunjukan Pengawasan DPS BTN ini boleh

dikatakan sudah mencermin pengawasan yang efektif dan pengawasan yang

membawa hasi guna yaitu memastikan ketaatan terhadap prinsip syariah . Serta

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank BTN syariah itu sendiri.

Walaupun pengawasan DPS bank BTN syariah sudah berjalan secara

efektif, akan tetapi DPS bank BTN syariah juga mempunyai kendala dalam

menjalani tugasnya seperti belum disediakannya fasilitas tempat, kurangnya

syaria compliance officer (SCO) yang berfungsi penghubung antara DPS dan

  

Page 80: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

72  

  

                                                           

direksi, dan juga struktur pengawasan DPS belum seperti komisaris, akan tetapi

itu semua tidak mengurangi ke obyektifitasan pengawasan DPS.30 Terjaganya

keobyektifan DPS BTN syariah ini, karena DPS bank BTN ini bukan staf bank

dan sifatnya independent dan mereka dipilih oleh Rapat Umum pemegang Saham

(RUPS), dan dalam melaukan pengawasan sudah mengikuti aturan yang berlaku

yaitu fatwa DSN, PBI no 11/10/PBI/200931

  

30 Hasil wawancara dari DPS Bank BTN Syariah, Bpk Muhammad Hidayat,pada tanggal 16 juni 2010. 

31 Ibid   

Page 81: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peran dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada bank

tabungan Negara (BTN) syariah, serta mekanismenya sama halnya dengan

DPS pada umumnya, sebagaimana dijelaskan keputusan DSN No.3 Tahun

2000 dan PBI No 11/33/PBI/2009. Tentang pelaksanaan GCG dalam

perbankan syariah.

2. Dalam menjalankan usahanya Bank BTN Syariah sudah mematuhi fatwa-

fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), peraturan bank Indonesia (PBI), dan

peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam memastikan akad/kontrak,

pencatatan keuangan, penghitungan, pengelolaan dan penyaluran zakat,

penghipunan dan penyaluran dana yang sah dan halal , lingkungan kerja

dalam Bank BTN itu sendiri. Pengawasan DPS Bank BTN Syariah sudah

menjalani tugas secara efektif karena dalam pengawasannya sudah mencapai

tujuan (membawa hasil) dalam mengawasi Bank BTN Syariah yaitu

memastiakan Bank BTN patuh dengan prinsip-prinsip syariah serta

meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan Pengawasan DPS juga sudah

73  

Page 82: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

74  

merefleksikan perbaikan, penyempurnaan, tehadap kesalahan untuk dijadikan

intropeksi dalam menjani usaha Bank BTN Syariah kedepan.

B. Saran

Sebagai program perbaikan kedepan penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Seharusnya Bank BTN Syariah memfasilitasi pengawasan DPS untuk

mempelancar proses pengawasan, dan mempermudah dalam menjalani tugas

dan tanggug jawabnya.

2. Sebaiknya DPS Bank BTN Syariah haru menjaga kelangsungan pengawasan

secara terus menerus, serta meningkatkan pengawasan yang lebih baik lagi

dari waktu ke waktu.

3. Saya harap bagi peneliti berikutnya, yang mengangkat kasus yang sama,

untuk membahas efektifitas pada obyek yang berbeda sehingga kita dapat

menbandingkan dan melihat efektiftas pengawasan DPS yang lebih terukur.

Page 83: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran. (Departemen Agama) AF Stoneer James dan Edward freeman R.,” Manajeme”n (engel wood

Cliffs:Prentice hall International.inc 1989). Amin Suma Muhamad, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan Keuangan Islam, Tangerang, Kolam Publishing, H. Anshory abdul ghofur, perbankan syariah di Indonesia,( yogyakarta, gadjah mada University Press, 2007). Antonio Muhammad Syafe’I, Bank Syariah dari Teori dan

Peraktik,(Jakarta:Gemainsani, 2001). Aziz Abdul.dkk, Prospek Bank Syariah Pasca Fatwa MUI, (Jakarta,2005, SuaraMuahammadiayah) . Dewi .Gemala, Aspek-aspek Hukum perbankan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004). Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Itensif Bank Umum (Jakarta: Bank Indonesia,2003). DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional,(CV.Gaung persada, Cipayung Ciputat,2006). Firdaus.Muhammad. Dkk, Simtem dan mekanisme Pengawasan Syariah,

(Jakarta.2005,RENAIS Anggota IKAP) Hadi Miarso Yusuf , “Theknologi Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu pendidikan” (Jakarta, Jurnal TP, pustekom, ,1998). Hadiningra.Soewarno t, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. (Jakarta: Balai Pustaka,1985). Handoko T. ,” Manajmen Edisi 2”, (Yogyakarta:BPFE,1998).

H.Hall Rhichard. “organization structure, proses and out come”. (new jersey prentice hall, inc. 1991).

75

Page 84: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

76

Ibrahim.Anwar. Muhamad, prosedur Penetapan Fatwa DSN, (Forum Kajian Hukum Bisnis Syariah II di PT. Asuransi Tugu Pratama, tanggal 20 september 2005). Law Office of Remy and Darus, Draft Naskah Akademik Rancangan Undang-

Undang Tetang Perbakan Syariah, (Jakarta: Law Office and Darus, 2002), Ma’ruf Amin, Proispek Cerah Perbankan Syariah, Jakarta, LEKAS (Lembaga Kajian Agama dan Sosial),2007. Perwatatmajaya Kanaen dan Syafei Atonio Muhammad, Apa dan Bagaiman Bank

Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,1992) Peraturan Bank Indonesia NO.11/10/PBI/2009,Pasal 10, Teantang Unit Usaha

Syariah. Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai

Pustaka, 2001). P Siagian .Sondang, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta, Bumi Aksara:1988).

Wirdyaningsi. Dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,(Jakarta, PutraGrafika, 2005). Setiadi Edi, Modul Kuliah Manajemen sumberdaya Insani, ( Universitas Syarif

Hidayatullah Jakart,2007). Shihab Umar, Hukum Islam dan Tranformasi Pemikiran, (Jakarta: dina Utama,1996). Sudarsono. Heri, Bank dan Lembaga keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia-FE UII, 2003), Cet.I, Sujadi, F.X, O&M, Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. (Jakarta : CV Masgung, 1990). Sukarna . Kepemimpinan dalam Organisasi, ( Bandung: Mandar Maju 1993).

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Page 85: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

77

Sumitro Warkum, Asas-Asas Perbankan Syariah dan lembaga Terkait, (Jakarta: PT RajaGrafindo2004). Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hokum ; (Jakartap,Pt.

Ghalia Indonesia, 2009). Udaya. Yusuf, dan , AM. Kadarman,” Pengantar Manajemen”. (Jakarta:PT.Gamedia Pustaka Utama1997). Warkum .Sumitro.Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lebaga Terkait (Jakarta, PT. Rajagrafindo, 2000). Dewan Pengawas Syariah, Gaji Buta dan Sekedar Pajangan, diakses 12 nopember 2009. pada http;//www. http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com. Dr.agustianto,pustaka, DPS Plus,diakses pada tanggal 28 oktober 2009 pada situs http;//www.scribd.com/doc/4685555/mencari-dps-plus-dan-produktif- agustianto optimalisasi DPS, diakses pada tanggal 28 Oktober 2009 pada situs http://www.pesantrenvirtual.com Produk dana Bank BTN Syariah diakases pada tanggal 16 Juni 2010, dari situs,

http://btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Dana/Tabungan-Batara-iB.aspx

Page 86: EFEKTIFITAS PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4157/1/IRFAN... · DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

78

Lampiran-lampiran

A.1 : surat kesediaan pembimbing

A.2 : Surat permohonan observasi pada bank BTN syariah

A.3 : Surat permohonan observasi pada DSN

A.4 : surat bukti penyelesaian penelitian di DSN

A.5 : Hasil Wawancara DPS bank BTN syariah

A.6 : Surat persetujuan pemberian pembiayaan modal kerja

A.7 : Surat perkembangan usaha dan bukti penerimaan pembiayaan