EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L), …eprints.unram.ac.id/4327/1/JURNAL.pdf ·...

15
EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L), KUNYIT (Curcuma domestica), DAN JAHE (Zingiber officinale) UNTUK MENGHAMBAT AKTIFITAS NEMATODA PURU AKAR Meloidogyne spp. JURNAL Oleh Maria Ulfa C1M013117 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

Transcript of EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L), …eprints.unram.ac.id/4327/1/JURNAL.pdf ·...

i

EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga

L), KUNYIT (Curcuma domestica), DAN JAHE (Zingiber

officinale) UNTUK MENGHAMBAT AKTIFITAS

NEMATODA PURU AKAR Meloidogyne spp.

JURNAL

Oleh

Maria Ulfa

C1M013117

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

i

ARTIKEL UNTUK JURNAL

EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L),

KUNYIT (Curcuma domestica), DAN JAHE (Zingiber officinale)

UNTUK MENGHAMBAT AKTIFITAS NEMATODA PURU AKAR

Meloidogyne spp.

The effectiveness of galangal (Alpinia galangal L) extract, turmeric

(Curcuma domestica), and ginger (Zingiber officinale) to inhibit the

activity of root nematodes Meloidogyne spp

Maria Ulfa1)

, Sudirman2)

, Mery Windyarningsih2)

1)Mahasiswa Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRAM

2) Dosen Fakultas Pertanian UNRAM

ii

1

Efektifitas Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L), Kunyit (Curcuma

domestica), dan Jahe (Zingiber officinale) untuk Menghambat Aktifitas Nematoda

Puru Akar Meloidogyne spp.

Maria Ulfa1, Sudirman

2, Mery Windyarningsih

3

1) Mahasiswa Program Studi Agroeoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas ekstrak Lengkuas (Alpinia

galanga L), Kunyit (Curcuma domestica), dan Lengkuas (Zingiber officinale) untuk

menghambat penetasan telur, perkembangan, dan reproduksi nematoda puru akar

Meloidogyne spp. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 9 perlakuan, yaitu Ekstrak Lengkuas 7,5% (L1), Ekstrak Lengkuas 10% (L2),

Ekstrak Lengkuas 12,5% (L3), Ekstrak Kunyit 7,5% (K1), Ekstrak Kunyit 10% (K2),

Ekstrak Kunyit 12,5% (K3), Ekstrak Jahe 7,5% (J1), Ekstrak Jahe 10% (J2), Ekstrak Jahe

12,5% (J3), dan satu perlakuan tanpa ekstrak disiapkan sebagai kontrol. Tiap perlakuan

diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Data hasil penelitian

dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) yang selanjutnya diuji lanjut

dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% apabila berbeda nyata. Berdasarkan 3

ekstrak yang diuji, Ekstrak Kunyit, Lengkuas, dan Jahe efektif dalam menghambat aktifitas

nematoda M. javanica diluar akar dengan daya hambat masing-masing sebesar 97%, 60%,

dan 83%, sedangkan ketiganya tidak mempengaruhi aktifitas M. javanica di dalam akar

(perkembangan dan reproduksi) maupun pertumbuhan tanaman tomat.

Kata kunci : Kunyit, Jahe, Lengkuas, Nematoda Meloidogyne spp.

Abstract

The purpose of this study was to determine the effectiveness of galangal extract (Alpinia

galangal L), turmeric (Curcuma domestica) and ginger (Zingiber officinale) to inhibit the

hatching of eggs, progression, and reproduction of roots nematodes. The experimental

design used was a complete randomized design with 9 treatments, namely galangal extract

7,5% (L1), galangal extract 10% (L2), galangal extract 12,5% (L3), turmeric extract 7,5%

(K1), turmeric extract 10% (K2), turmeric extract 12,5% (K3), ginger extract 7,5% (J1),

ginger extract 10% (J2), ginger extract 12,5% (J3) and one treatment without extract

prepared as controls. Each treatment was repeated 3 times so that there were 30

experimental units. The data of the research are analyze using variance analysis which then

tested further with real difference honestly at the level of 5% if different real. Based on 3

extracts tested, galangal extract, turmeric extract, and ginger extract were effective in

inhibiting the activity of M. javanica outside the roots with inhibitory power of 60%, 97%,

and 83% respectively, where as all of both of the extract didn’t affect the activity of M.

javanica in root (development and reproduction) as well as the growth of tomato plants.

Keyword : Turmeric, galangal, ginger, nematodes of Meloidogyne javanica

2

PENDAHULUAN

Nematoda menyerang hampir semua jenis tanaman karena nematoda bersifat

polifag sehingga terdapat dimana-mana. Mikroorganisme ini umumnya berada di dalam

tanah dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama. Secara umum serangan nematoda

menyebabkan kerusakan pada akar, dengan cara penetrasi dan mengisap sel-sel akar

sehingga pembuluh jaringan terganggu, dan translokasi air dan hara terhambat.

Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) adalah salah satu nematoda parasit

tumbuhan utama pada berberapa tanaman penting seperti Tomat (Lycopersicum

esculentum Mill), Kubis (Brassica oleracea), Bawang merah (Allium cepa), Seledri

(Apium graveolens L) dan tanaman lainnya. Gejala serangan umumnya terlihat pada akar,

yaitu berupa bintil-bintil yang disebut dengan puru akar/bengkak akar (Whitehead, 1998).

Selanjutnya serangan nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan

transpirasi (Evans, 1982) yang berakibat pada pertumbuhan tanaman terhambat, layu, dan

produksi tanaman menurun.

Upaya pengendalian nematoda pada umumnya dilakukan secara kimiawi dengan

menggunakan nematisida sintetik tetapi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hasil

pertanian dan lingkungan, terutama apabila penggunaan nematisida terlalu berlebihan.

Oleh karena itu para pakar telah berusaha mencari alternatif pengendalian, yaitu cara-cara

pengendalian yang ramah lingkungan seperti dengan kultur teknis, menggunakan varietas

tahan, pengendalian hayati dengan mikroorganisme dan penggunaan beberapa ekstrak

tanaman sebagai bahan pestisida nabati (Mariana, 2007).

Alternatif lain yang memungkinkan aplikasi yang lebih mudah dan murah adalah

pengendalian dengan pestisida nabati. Bahan nabati bersifat ramah lingkungan karena

bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan.

Selain itu bahan nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi hama maupun efek

samping lainnya, bahan justru dapat menyelamatkan musuh-musuh alami (Hanudin,

2010). Oleh karena itu, maka telah dilakukan penelitian tentang uji efektifitas beberapa

ekstrak nabati dari family temu-temuan untuk menghambat aktifitas nematode puru akar

Meloidogyne spp.

3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan

percobaan di laboratorium dan di rumah kaca.

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan

April 2017 di lahan pembibitan Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang, Mataram,

Nusa Tenggara Barat, di Laboratorium Mikrobiologi, dan di Rumah Kaca Fakultas

Pertanian, Universitas Mataram.

Alat dan bahan penelitian

Alat

Alat-alat yang digunakan adalah polybag hitam, gelas ukur, botol plastik, tumbukan

batu (ukuran sedang), blender, timbangan analitik, hand counter, mikroskop binokuler dan

monokuler, penjepit, plastik kiloan, kertas buram, kertas stiker, tissue, pisau, gunting,

saringan biasa dan saringan nematoda ukuran 60 mesh, 270 mesh, 325 mesh, ember,

baskom sedang, ajir, paranet, tali raffia, kamera dan alat tulis menulis.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah bibit tomat, aquades, pupuk, alkohol 70%, tanaman

gemitir, tanaman pacar air, lengkuas (Alpinia galanga L), kunyit (Curcuma domestica),

dan jahe (Zingiber officinale), campuran tanah:kompos (2:1) yang telah disterilkan, bibit

tanaman tomat untuk pemeliharaan nematoda puru akar sebagai sumber inokulum

Melodogyne spp.

Rancangan Percobaan

Percobaan dilaksankan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9

perlakuan, yaitu ekstrak lengkuas 7,5% (L1), ekstrak lengkuas 10% (L2), ekstrak lengkuas

12,5% (L3), ekstrak kunyit 7,5% (K1), ekstrak kunyit 10% (K2), ekstrak kunyit 12,5%

(K3), ekstrak jahe 7,5% (J1), ekstrak jahe 10% (J2), ekstrak jahe 12,5% (J3), dan satu

perlakuan tanpa ekstrak disiapkan sebagai kontrol. Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

sehingga terdapat 30 unit percobaan.

4

Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan

Persiapan Percobaan

1. Persiapan Tanah

Media menggunakan campuran pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan

(1:2).

2. Persiapan Bibit Tomat

Benih Tomat disemaikan pada bak yang diisi tanah. ditempatkan pada tempat

yang teduh tidak terkena langsung sinar matahari dan kelembaban

dipertahankan dengan pemberian air sesuai kebutuhan.

3. Perbanyakan Telur Meloidogyne spp.

Bibit tomat yang telah berumur 15 hari di tanam pada polybag berukuran 10

cm yang diisi 1 kg tanah. Kemudian tanaman diinokulasi dengan Meloidogyne

spp. Tanaman dipupuk dengan pupuk NPK dan disiram setiap hari hingga

kebutuhan air tercukupi. Telur Meloidogyne spp siap diekstraksi sekitar 35 hst.

4. Persiapan Media Agar

Media agar (2%) dibuat dengan cara melarutkan 20 gram agar ke dalam 1000

ml aquadest. Setelah itu didinginkan sampai 400C, agar dituang ke dalam cawan

Petri dengan ketebalan sekitar 2 mm. Disiapkan sekitar 50 cawan agar dibiarkan

membeku dan siap digunakan.

5. Persiapan Suspensi Telur Meloidogyne

Suspensi telur nematoda disiapkan dengan cara mengekstrak telur Meloidogyne

spp. dari akar tanaman tomat yang terinfeksi dengan dipotong-potong sekitar 2

cm lalu ditambah 180 ml air dan diblender dengan kecepatan tinggi selama 15

detik yang kemudian disaring berseri dengan saringan 60, 100, 200, dan 500

mesh sehingga telur terkumpul pada saringan 500 mesh (Krikpatrick and

Sasser, 1983). Selanjutnya inokulum telur disiapkan dengan mengatur

kepadatan suspensi sekitar 65 telur per 0,1 ml.

6. Persiapan Ekstrak Nabati

Serbuk dari masing-masing bahan rimpang yang telah diblender sebanyak 75

gram, 100 gram, dan 125 gram direndam dalam 1000 ml aquadest untuk

membuat ekstrak dengan konsentrasi 7,5%, 10%, dan 12,5% kemudian

disimpan selama 24 jam. Selanjutnya, larutan disaring dengan kain kasa, dan

simpan dalam botol plastik.

5

Pelaksanaan Percobaan

1. Pengaruh Perlakuan terhadap Penetasan Telur

Pada permukaan agar (dalam cawan Petri) diinokulasikan 0,1 ml suspensi yang

mengandung 65 telur. Jumlah telur yang menetas diamati setiap hari selama 14

hari. Presentase telur yang tetas ditentukan.

2. Pengaruh Perlakuan terhadap Penetrasi, Perkembangan dan Reproduksi.

Tanaman berumur 15 hari diinokulasi dengan 65-75 telur per tanaman dengan

cara memipet suspensi larva pada 5 lubang yang dibuat sedalam perakaran dan

masing-masing dipipet sebanyak 0,1 ml suspensi yang mengandung sekitar 13-

15 telur. Enam minggu setelah inokulasi, tanaman dibongkar dan diamati

jumlah larva yang penetrasi, jumlah puru yang terbentuk, diameter puru,

jumlah kantung telur, dan jumlah telur dalam tiap kantung telur. Jumlah telur

dalam tiap kantung telur dihitung setelah kantung telur direndam dalam larutan

sodium hypoclorite 0,5% selama 2 menit atau sampai semua gelatin matrix

larut dalam larutan sodium hypoclorite.

Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis Keragaman (ANOVA), dan

dimana perlu dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (Tukey’s HSD) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak lengkuas, kunyit, dan jahe secara nyata menghambat penetasan telur dan

penetrasi Meloidogyne javanica ke dalam akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap

perkembangan dan reproduksi M. javanica. Hal ini berarti bahwa ekstrak lengkuas, kunyit,

dan jahe efektif menghambat aktifitas M. javanica selama berada diluar akar, tetapi tidak

berpengaruh secara nyata terhadap aktifitas M. javanica di dalam akar. Penekanan aktifitas

M. javanica di luar akar dapat dilihat pada penekanan jumlah telur yang menetas dan

jumlah M. javanica yang penetrasi pada akar oleh perlakuan ekstrak nabati dibandingkan

dengan kontrol. Selama 14 hari tersebut jumlah telur yang menetas pada kontrol meningkat

tajam, sementara pada perlakuan ekstrak nabati tetap terhambat sampai akhir percobaan.

6

Gambar 1. Jumlah telur Meloidogyne javanica yang menetas pada media agar (WA) selama 14 hari

yang diperlakuakn dengan berbagai konsentrasi ekstrak nabati (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit

10%., K3= Kunyit 12,5%., L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%.,

J2=Jahe 10%., J3=Jahe 12,5%)

Penghambatan penetasan telur M. javanica oleh tiga ekstrak yang diuji pada

penelitian ini, diduga melalui mekanisme yang serupa dengan yang terjadi pada organisme

lain yang telah disebutkan di atas. Penghambatan penetasan atau tidak menetasnya telur M.

javanica disebabkan oleh bahan aktif pestisida nabati (kunyit, lengkuas, jahe) yang bersifat

toksik yang masuk ke dalam telur M. javanica. Bevers dan Hageman (1983) melaporkan

bahwa senyawa organik maupun anorganik dapat menghambat aktivitas enzim malat

dehidrogenase. Wallace (1966) berpendapat bahwa senyawa yang dapat menembus telur

nematoda dapat mempengaruhi penetasan telur. Oleh karena itu sangat memungkinkan

bahwa bahan aktif yang terkandung dalam kunyit, lengkuas, dan jahe dapat menembus

kulit telur M. javanica sehingga menghambat enzim malat dehidrogenase yang

menyebabkan terjadinya pemblokiran alur intermediet fumarat reduktase dalam

memetabolisme karbohidrat yang selanjutnya mengganggu pembentukan energy (ATP)

yang diperlukan untuk penetasan telur (Viglierchio, 1979, Saz, 1972, Veech, 1981).

Sehingga, dalam penelitian ini ekstrak Kunyit, Jahe, dan Lengkuas mampu menekan

penetasan telur M. javanica masing-masing paling tidak 97%, 83%, dan 60%.

Pengaruh Ekstrak Nabati terhadap Penetrasi Meloidogyne Javanica.

Disamping pengaruhnya yang menghambat penetasan telur M. javanica, ekstrak

jahe, kunyit, dan lengkuas juga menekan infektifitas stadium 2 larva M. javanica. Jumlah

larva M. javanica yang penetrasi pada perlakuan dengan ekstrak nabati secara nyata jauh

lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah larva yang penetrasi pada kontrol. Hal ini dapat

dilihat pada jumlah puru yang terbentuk pada akar tanaman tomat yang diperlakukan

0

20

40

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jum

lah

Hari ke

C

K1

K2

K3

L1

7

dengan ekstrak nabati jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah puru yang terbentuk

pada akar tanaman tomat yang tidak diperlakukan dengan ekstrak (kontrol).

Gambar 16 . Jumlah puru yang terbentuk pada akar tanaman tomat yang diperlakukan dengan beberapa

ekstrak dan dosis (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit 12,5%.,

L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%., J2=Jahe

10%., J3=Jahe 12,5%, BNJ=8,6)

Dalam penelitian ini, semua perlakuan dengan ekstrak nabati secara nyata

mampu menekan jumlah puru yang paling banyak terjadi pada kontrol (Gambar 16). Hal

ini berarti bahwa pada perlakuan dengan ekstrak lengkuas, kunyit, dan jahe jumlah larva

yang penetrasi tergolong dalam kategori rendah. Tiga ekstrak yang digunakan dalam

penelitian ini mengandung senyawa-senyawa yang bersifat nematisidal seperti alkaloid dan

tannin yang dapat mengganggu sistem saraf nematoda sehingga sulit untuk mengenali

tanaman inangnya.

Pengaruh Ekstrak Nabati terhadap Perkembangan dan Reproduksi Nematoda

Meloidogyne javanica.

Selama siklus hidup Meloidogyne spp., ada fase yang terjadi di luar akar

(penetasan dan penetrasi) dan ada yang terjadi di dalam akar (perkembangan dan

reproduksi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan aktif ekstrak jahe, kunyit, dan

lengkuas tidak mempengaruhi perkembangan dan reproduksi M. javanica. Diameter puru

dan jumlah kantung telur (maupun jumlah telur) yang masing-masing mempresentasikan

perkembangan dan reproduksi M. javanica tidak ada perbedaan yang nyata antara semua

perlakuan dan kontrol.

a

bc bc cd d

b b cd

b b

0

20

40

60

C K1 K2 K3 L1 L2 L3 J1 J2 J3

Jum

lah

Pu

ru

Perlakuan

8

Gambar 13. Persentase telur M. javanica yang menetas 12 HSI yang diperlakukan dengan berbagai

konsentrasi ekstrak nabati (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit

12,5%., L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%.,

J2=Jahe 10%., J3=Jahe 12,5%, BNJ=18,42)

Kenaikan konsentrasi pada tiap ekstrak tidak dapat dikatakan berbanding lurus

dengan tingginya daya hambat terhadap perkembangan nematoda M. javanica. Pada

gambar dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi pada masing-masing ekstrak bersifat

fluktuatif karena range antar konsentrasi terlalu dekat sehingga respon dari pengaruh

perlakuan relatif sama. Hal ini dipengaruhi oleh respon tanaman itu sendiri terhadap

pembentukan IAA. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sebenarnya

tujuan pembentukan puru ini bagi tanaman adalah untuk menghambat gerakan nematoda

dalam jaringan. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan karena kultivar tanaman tomat ini

bersifat resisten (terhadap NPA) yang diduga mengandung Phenylalanineamonia lyase

(PAL). Menurut Bruske (1998), peningkatan aktifitas PAL pada akar tanaman

menyebabkan sintesis lebih banyak senyawa-senyawa fenol yang pada gilirannya

mencegah perkembangan dan reproduksi nematoda yang terekspresi pada diameter puru,

jumlah massa telur , dan jumlah telur yang tidak berbeda nyata antara perlakuan dan

kontrol.

Pengaruh Ekstrak Nabati Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat

Gambar 23. Berat tanaman tomat kering yang diperlakukan dengan berbagai ekstrak nabati dan dosis pada

42 hsi (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit 12,5%., L1=Lengkuas

7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%., J2=Jahe 10%., J3=Jahe

12,5%)

020406080

100

c k1 k2 k3 l1 l2 l3 j1 j2 j3

jum

lah

tel

ur

perlakuan

0.0

1.0

2.0

c k1 k2 k3 l1 l2 l3 j1 j2 j3

her

at k

erin

g (g

)

perlakuan

9

Ekstrak nabati mempengaruhi M. javanica selama berada diluar akar namun

tidak mempengaruhi aktifitas NPA didalam akar dan pertumbuhan tanaman tomat. Semua

parameter dari pertumbuhan tanaman yang mencakup tinggi tanaman, berat kering, berat

basah, dan jumlah daun. berkisar dalam tren yang sama antar perlakuan. Artinya, perlakuan

dengan ekstrak nabati tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan terbatas pada pembahasan yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak kunyit, lengkuas, jahe efektif dalam menghambat aktifitas Nematoda M.

javanica di luar akar ( penetasan telur dan penetrasi).

2. Ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe tidak mempengaruhi aktifitas M. javanica

dalam akar (perkembangan dan reproduksi).

3. Perlakuan ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe tidak berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tanaman tomat.

Saran

Untuk mencegah penetasan telur yang ada dalam tanah dan penetrasi larva J2

ke dalam akar, ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe sebaiknya diaplikasikan pada saat

tanam, 30 HST, kemudian setiap satu minggu.

10

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G.N.2005. Kinerja Ekspor Impor Produk Pertanian. Direktorat Jendral Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Produk Pertanian. Departemen Pertanian.

Anafzhu. 2012. Nematoda Puru Akar. Grafindo Persada. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tomat. Nusa Tenggara Barat.

Barker, K.R., C.C. Carter and J.N. Sasser. 1985.An advance treatise on Meloidogyne.

Volume II : Methodology. North Crolina State University Graphica. p. 223

Evans, C. 1982. Plant Physiology Terjemahan. Airlangga. Jakarta.

Fardiaz, S. 1999. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Geral, T. 1991. Principle of Nematology. Mc Graw Hill Book Company. Inc Toronto PP.

228-231.

Gommers, F.J. 1981. Biochemical intraction between nematodes and plants and their

relavance to control. Helminthol. Abstract. Dalam I. Mustika dan A. Rachmat S.,

1993. Efikasi beberapa macam produk cengkeh dan tanaman lain terhadap

nematode lada. Prosiding seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan

peptisida nabati. Bogor. 49-53.

Grainge, M. andS. Achmed. 1988. Handbook of plants with pest control properties. John

Wiley & Sons, N. Y. 470 pp. Dalam I. Mustika dan A. Rachmat S., 1933. Efikasi

beberapa macam produk cengkeh dan tanaman lain terhadap nematoda lada.

Prosiding seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati.

Bogor.49-53.

Harborne, J.B. 1987. Secondary Methabolic of Plant. Terjemahan Edisi 1. Jurnal

Elektronik.

Harisna, J.2010. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Untuk Pengendalian

Penyakit Penting pada Tanaman. Balai Penelitian Tanaman dan Serat Indonesia.

Henrich,W.L., and H. Abbound. 2009.Uji antimikroba Curcuma spp. terhadap

pertumbuhan Candida albins. Jurnal Biologi Unversitas Andalas. Sumatera Barat.

Kardinan A. 2002. Pestisida Nabati. Ramuan dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

84-87 h.

Kerby, M.F. 1987. Root-Knot Nematodes. South Fasific Commision, Advisory Leaflet. 9.

Kirkpatrick, T.L. and J.N. Sasser. 1983. Crop rotation and races of Meloidogyne

incognita. Plant Disease 66: 691-693.

11

Kuntorini, E.M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional oleh

Masyarakat Kota Banjarbaru, Jawa Timur. Penebar Swadaya. Jawa Timur

Luc, A.1995. Nematoda Parasit Tumbuhan di Pertanian Subtropik dan Tropik. Gadjah

Mada Press.

Mariana. 2007. Aplikasi Ekstrak Bahan Nabati Berbagai Tanaman terhadap Perkembangan

Populasi dan Reproduksi Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp pada Tanaman

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Universitas Udayana. Denpasar

Muljowati, M.danMumpuni. 2008. Aplikasi Ekstrak Bahan Nabati Berbagai Tanaman

terhadap Perkembangan Populasi dan Reproduksi Nematoda Puru Akar

Meloidogyne spp pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).

Universitas Udayana. Denpasar

Mulyadi, B. Rahayu. B. Triman dan S. Indarti. 2003. Identifikasi nematoda sista kuning

(Globodera rostochiensis) pada kentang di Batu, Jawa Timur. Jurnal Perlindungan

Tanaman Indonesia 9: 46-53.

Mustika I, Rahmat A, Suyanto. 1993. Pengaruh Pupuk, Pestisida, dan Bahan Organik.

Agromedia Pustaka. Bandung.

Nicholas, W.L. 1984. Nematoda Criconematidae associated with the roots of the

Mangrove. Nematologica 30: 429-436.

Nugrohorini. 2000. Penetrasi dan Perkembangan Populasi Nematoda Parasitik Tanaman.

Balai Perlindungan Tanaman. IPB. Bogor.

Pangemanan D., M. Adrian., dan R. Wiratmadji. 2016. Mikrobiologi Menguak Dunia

Mikroorganisme. Bandung : CV Yrama Wijaya.

Poinar, J.C. 1983. Migration of plant-parasitic nematoda towards plants roots. Reveu De

Nematologie 3: 305-318.

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta

Ravindran, P.N. dan K.N. Babu., 2004. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New

York, hal 87-90.

Rivai, F. 2014. Epidemiologi Penyakit Tumbuhan. Lembaga Penelitian Unand. Padang

Robert, E.B. 1999. Description of Plant Parasitic Nematodes. Terjemahan Jilid 1.

Commonwealth Institute of Helminthology. St. Alban Herts., England.

Robinson, P.C. 1991. Karakterisasi Senyawa Flavonoid pada Pembudidayaan Kunyit

(Curcuma domestica). ESP Today ELT Journal. Diakses pada 8 Maret 2017 pukul

18.37.

Rismunandar .1998. Syarat Tumbuh dan Kandungan Tanaman Jahe pada Daerah Tropis.

Sinar Baru Algesindo. Bandung.

12

Rukmana, H.R. 2004. Kunyit. Kanisisus. Jakarta.

Sastroutomo. 2002. Pengendalian Nematoda 2. http//mail. Uns.Ac.

Id/^Subagia/Pengendalian%20Nematoda 2.Html. 12 februari 2017.

Subiyakto dan Dalmadiyo. 2001. Pembuatan Pestisida Nabati. Dalam, Anonim, 2001.

Pengendalian Hama dan Penyakit Ramah Lingkungan. Potensi Pestisida nabati

untuk Mengendalikan OPT Jeruk. Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura

Subtropik.

Sudarmadji, D dan R.S.B. Irianto,1990. Peranan ekstrak biji nimba, Azadirachta indica A.

Juss, sebagai senyawa insektisida kutu loncat lamtoro, Heteropsylla cumbana

Crawford. Seminar Pengolahan Serangga Hama dan Tangau dengan Sumber

Hayati. ITB. 22 Mei 1990. Dalam Didik Sudarmadji, 1993. Prospek dan Kendala

Pemanfaatan Mimba sebagai Insektisida Nabati. Pusat penelitian Bioteknologi

Perkebunan. Bogor.

Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius.

Yogyakarta.58 h.

Sunanti, K. 2007. Senyawa Metabolit Tanaman Kunyit (Curcuma domestica). Balai

Penelitian Pertanian Ungaran, Jawa Barat.

Taylor,A. and J.N. Sasser. 1978. Biology Identification and Control of Root Knot

Nematode (Meloidogyne spp). North Caroline State University Graphics. N. C.

USA 111pp.

Tjahyadi. 2011. Pengaruh Populasi Nematoda Puru akar (Meloidogyne ssp.) Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill). Fakultas

Pertanian Universitas Hasanuddin. 62 h.

Whitehead. 1998. Root-knot Nematodes: a global menace to crop production. Plant Dis 64:

36 – 41.

Yulistiono, H. 1999. Pengendalian dan Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Bahan

Pengendalian OPT Hortikultura. BPTPH NTB.