EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu...

17
Jurnal Pendidikan Riama ISSN 2089-287X (Media Cetak) Vol. 4 No. 01. 2019 Page | 1 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA Oleh : Rohana Hutahaean 1) 1) Pendidikan Fisika STKIP Riama Medan e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash terhadap keterampilan proses sains siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Advent Air Bersih Medan. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random sampling yaitu sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash dan kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen keterampilan proses sains dalam bentuk lembar kerja siswa yang telah dinyatakan valid oleh tim ahli. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa dan keterampilan proses sains siswa yang menerapkan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Model pembelajaran scientific inquiry, Macromedia flash, Keterampilan proses sains. PENDAHULUAN Lingkungan masyarakat yang semakin berkembang dan menuntut masyarakat memperlengkapi diri untuk mampu bersaing, dalam hal ini pendidikan memiliki peran yang penting dalam segala bidang kehidupan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara indonesia adalah dengan menyempurnakan kurikulum pendidikan indonesia. Pada tahun 2013 mulai muncul kurikulum 2013 dengan karakteristik bukan hanya mengutamakan pengetahuan saja, tetapi sikap dan keterampilan pada implementasinya menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik ( scientific approach) digunakan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap ( attitude), keterampilan

Transcript of EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu...

Page 1: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 1 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN MACROMEDIA

FLASH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Oleh :

Rohana Hutahaean1)

1)

Pendidikan Fisika STKIP Riama Medan

e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash terhadap keterampilan proses sains siswa SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Advent Air Bersih Medan. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random sampling yaitu sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash dan kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen keterampilan proses sains dalam bentuk lembar kerja siswa yang telah dinyatakan valid

oleh tim ahli. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa dan keterampilan proses sains siswa yang menerapkan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional.

Kata Kunci : Model pembelajaran scientific inquiry, Macromedia flash, Keterampilan proses sains.

PENDAHULUAN

Lingkungan masyarakat yang semakin berkembang dan menuntut

masyarakat memperlengkapi diri untuk mampu bersaing, dalam hal ini pendidikan

memiliki peran yang penting dalam segala bidang kehidupan untuk menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu kebijakan pemerintah dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara indonesia adalah dengan

menyempurnakan kurikulum pendidikan indonesia. Pada tahun 2013 mulai

muncul kurikulum 2013 dengan karakteristik bukan hanya mengutamakan

pengetahuan saja, tetapi sikap dan keterampilan pada implementasinya

menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik (scientific approach)

digunakan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik

modern dalam pembelajaran. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya

peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan

Page 2: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 2 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

(skill) dan pengetahuan (knowledge). Pendekatan ilmiah (scientific appoach)

dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,

mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua

mata pelajaran. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan

menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam penerapan pendekatan saintifik untuk

pembelajaran di kelas ada lima tahapan 5M, yaitu: mengamati, menanya,

mengumpulkan data, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini sangat mendukung untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Dengan langkah kegiatan

pembelajaran yang ada, diharapkan keterampilan proses sains siswa akan terlatih

karena memberikan pengalaman langsung dalam belajar dan mengumpulkan

informasi. Bidang teknologi harus didukung oleh pengusaan bidang ilmu IPA

yang salah satuya adalah fisika. IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu

proses ilmiah, yang harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman

bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya.

Adapun hakikat IPA meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah. Fraser (2002)

menjelaskan hubungan antara lingkungan dan proses belajar sebagai ilustrasi

dalam perbandingan evaluasi dan penerapan belajar dan sebagai observasi dalam

penilaian hasil belajar.

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika sebagai

bagian dari sains mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan teknologi.

Hal ini berarti pembelajaran fisika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

perkembangan sains dan teknologi. Pembelajaran fisika harus mendapat perhatian

yang sungguh-sungguh dan serius, jika menginginkan perkembangan sains dan

teknologi yang cepat. Salah satu jalan yang dapat ditempuh dalam meningkatkan

mutu pembelajaran fisika adalah dengan memperhatikan penggunaan metode

yang sesuai dalam penyampaian setiap konsep, sehingga siswa dengan mudah

memperoleh pemahaman konsep fisika. Pemahaman konsep dan prinsip-prinsip

fisika merupakan prasyarat keberhasilan belajara fisika untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Pemahaman konsep dan prinsip fisika tentunya akan diperoleh melalui

Page 3: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 3 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

kegiatan belajar. Berdasarkan dampak kompetensi tersebut, pemahaman

merupakan unsur yang sangat mendasar. Kemampuan ini umumnya mendapat

penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau

mengerti sesuatu yang dibelajarkan, mengetahui sesuatu yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya. Pemahaman konsep adalah

mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang

diucapkan, ditulis dan digambarkan oleh guru (Anderson & Krathwohl, 2010).

Sagala (2011) mengatakan bahwa belajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang

bersifat implisit maupun eksplisit. Belajar merupakan rangkaian kegiatan menuju

perkembangan pribadi manusia seutuhnya, menyangkut unsur cipta, rasa dan

karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.Belajar fisika pada dasarnya, suatu

proses yang diarahkan pada suatu gejala alam yang terjadi, dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains tidak hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, dan prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu penemuan. Salah satu kegiatan pembelajaran fisika yang

efektif dan benar-benar mencerminkan hakikat fisika adalah kegiatan praktek.

Kegiatan praktek merupakan unjuk kerja yang ditampilkan guru atau siswa dalam

bentuk demonstrasi maupun oleh percobaan siswa yang berlangsung di

laboraturium melalui eksperimen dan proyek. Kegiatan praktikum memegang

peranan penting dalam pembelajaran fisika karena pratikum memberikan peluang

kepada siswa untuk kreatif dalam melakukan keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang dapat

dikembangkan dengan menggunakan pratikum (Harlen & Elstgeest, 1994).

Namun pada kenyataannya berdasarkan hasil wawancara dengan rekan

guru fisika yang bertugas di SMA Swasta Advent Air Bersih Medan pada tahun

ajaran 2016/2017 semester ganjil, bahwa pembelajaran fisika di sekolah tersebut

cenderung menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa hanya

ditekankan pada aspek menghafal rumus fisika dan mengerjakan soal-soal. Hal ini

menunjukkan bahwa aspek pemahaman konsep fisika pada diri siswa masih

kurang. Hal yang sama juga bahwa di SMA swasta Advent Air Bersih Medan,

siswa jarang melaksanakan praktikum karena peralatan laboratorium yang kurang

Page 4: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 4 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

lengkap, sehingga dapat menghambat keterampilan proses sains siswa. Proses

pembelajaran tanpa melalui eksperimen terlebih dahulu membuat siswa merasa

jenuh dan bosan saat mengikuti pelajaran. Hal ini mengakibatkan keterampilan

proses siswa menjadi pasif dan kurang terbentuk.

Alternatif yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains

yaitu menerapkan model pembelajaran scientific inquiry. Model pembelajaran

scientific inquiry yang digunakan dalam pembelajaran di kelas, sangat mendukung

untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran fisika.

Mehmet (2012) menyimpulkan Scientific inquiry menolong siswa

mengembangkan keterampilan proses sains dan membuat siswa mampu untuk

berpikir dan membangun pengetahuan seperti saintis/ilmuwan. Pembelajaran

fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

pembelajaran fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja. Model

pembelajaran scientific inquiry adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan

siswa pada bidang investigasi, membantu mengidentifikasi masalah konsep atau

metodologis.

Menurut Ergul, Simsekli, Calis & Gocmencelebi (2011); Njoroge (2014);

Anggraini & Sani (2015) pada hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model

pembelajaran scientific inquiry meningkatkan keterampilan proses sains siswa

sehingga terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional. Azeem, Hussain & Shakoor (2011) menyimpulkan

bahwa pembelajaran scientific inquiry lebih baik daripada pembejaran tradisional

untuk pelajaran fisika. Menurut Bukhori (2012) bahwa pada hasil penelitinnya

model pembelajaran berbasis inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep

fisika. Menurut Demirbag & Gunel (2014) bahwa model pembelajaran inquiry

tidak hanya merancah pemahaman sains siswa, tetapi juga kemampuan mereka

untuk memahami dan menggunakan representasi multimodal dan untuk

menghasilkan kualitas penjelasan yang lebih baik. Selain itu, pendekatan

pembelajaran berbasis inquiry dapat meningkatkan kompetensi guru dalam

kegiatan pembelajaran. Setelah diberi pembelajaran inquiry ternyata juga dapat

mengembangkan perilaku baik siswa yang terkait dengan perubahan pemahaman

Page 5: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 5 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

konsep fisika, meningkatkan nilai yang memenuhi KKM, selalu aktif, bergairah

dalam belajar dan komunikatif.

Selain pemahaman konsep dan keterampilan proses sains yang mendukung

model pembelajaran scientific inquiry, penggunaan media simulasi juga dapat

mendukung model pembelajaran scientific inquiry pada proses pembelajaran

berlangsung yang dapat memudahkan siswa dalam membangkitkan semangat dan

motivasi siswa dalam melakukan suatu pratikum. Salah satu teknologi yang dapat

mendukung proses pembelajaran adalah media simulasi. Arsyad (2008)

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat (1) membangkitkan keinginan dan minat baru, (2) membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan (3) membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan misi pembelajaran. Media merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran scientific inquiry dapat dibantu dengan menggunakan media

pembelajaran seperti video tutorial, animasi flash maupun yang lainnya sehingga

mampu mempermudah guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa.

Dimana model scientific inquiry yang menggunakan macromedia flash adalah

pembelajaran berpusat pada siswa yang bekerja dalam kelompok (disebut belajar

dalam tim), yang menggunakan program aplikasi macromedia flash yang

membuat ketertarikan siswa dalam belajar.

Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan

(joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna

maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya

dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek

yang diinginkannya, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai (Susila &

Cevi, 2009). Menurut Wahyuni & Isa (2012) menyimpulkan bahwa pembelajaran

dengan macromedia flash dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa

dalam pembelajaran fisika.

Page 6: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 6 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

1.1 Model pembelajaran scientific inquiry

Model pembelajaran scientific inquiry dirancang untuk membawa siswa

langsung ke dalam proses penyelidikan. Melalui model scientific inquiry siswa

diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian

mencari dan mengumpulkan serta memproses data untuk menentukan jawaban

pertanyaan tersebut. Penerapan model pembelajaran scientific inquiry dalam

kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan pemahaman konsep

sains lebih dalam dan membentuk pengetahuan ilmiah siswa. Melalui kegiatan

eksperimen siswa dapat mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan eksperimen

yang dilakukan sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang

dimilikinya. Siswa diharapkan bertanggung jawab untuk melakukan investigasi

dalam mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, merancang metode untuk

membuktikan hipotesis, menganalisisnya dan membuat kesimpulan akhir. Model

pembelajaran scientific inquiry adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan

siswa pada bidang investigasi, membantu mengidentifikasi masalah konsep atau

metodologis. Fase-fase dalam model ini adalah (1) siswa disajikan suatu bidang

penelitian, (2) siswa menyusun masalah, (3) siswa mengidentifikasi masalah

dalam penelitian, (4) siswa berspekulasi untuk memperjelas masalah (Joyce, Well

& Calhoun., 2009).

Hakikat pendekatan scientific inquiry adalah mengajarkan siswa untuk

memproses informasi dengan teknik-teknik yang pernah digunakan oleh para

peneliti biologi misalnya, mengidentifikasi masalah-masalah dan menggunakan

metode untuk memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran scientific

inquiry menekankan isi dan proses.

Tabel 1. Sintaks model pembelajaran scientific inquiry

Fase Pertama

Siswa disajikan suatu bidang penelitian

Fase Kedua

Siswa menyusun masalah

Fase Ketiga

Siswa mengidentifikasi masalah dalam penelitian

Fase keempat

Siswa berspekulasi untuk memperjelas masalah

Page 7: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 7 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Berikut penjelasan sintaks model pembelajaran scientific inquiry menurut

(Joyce, Well & Calhoun., 2009) adalah: 1) Pada tahap pertama siswa disajikan

bidang penelitian, yang meliputi metodologi- metodologi yang digunakan dalam

penelitian tersebut. 2) Pada tahap kedua, masalah mulai disusun sehingga siswa

dapat mengidentifikasikan masalah dalam penelitian tersebut. 3) Pada tahap

ketiga, siswa diminta untuk berspekulasi tentang masalah tersebut, sehingga siswa

dapat mengidentifikasi kesulitan yang dilibatkan dalam penelitian. 4) Pada tahap

keempat, siswa diminta untuk berspekulasi tentang cara-cara memperjelas

kesulitan tersebut, dengan merancang kembali uji coba, mengolah data dengan

cara yang berbeda, menghasilkan data, mengembangkan konstruk-konstruk dan

sebagainya. Tugas guru adalah membimbing, melatih, dan mendidik penelitian

dengan menekankan pada proses penelitian dan membujuk siswa untuk bercermin

pada proses tersebut. Guru harus hati-hati bahwa mengidentifikasi fakta bukanlah

persoalan utama yang patut ditekankan dalam penelitian. Lebih jauh, yang

terpenting dalam hal ini adalah bagaimana guru dapat mendorong siswa

menghadapi persoalan penelitian yang rumit dengan baik dan cermat.

Tugas guru adalah membimbing, melatih, dan mendidik penelitian dengan

menekankan pada proses penelitian dan membujuk siswa untuk bercermin pada

proses tersebut. Guru harus hati-hati bahwa mengidentifikasi fakta bukanlah

persoalan utama yang patut ditekankan dalam penelitian. Lebih jauh, yang

terpenting dalam hal ini adalah bagaimana guru dapat mendorong siswa

menghadapi persoalan penelitian yang rumit dengan baik dan cermat.

1.2 Keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang

biasa digunakan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses

pembelajaran (Harlen & Elstgeest, 1994).

Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains

No Indikator

keterampilan

proses sains

Deskriptor keterampilan Proses Sains

1 Mengamati 1.1 Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi

1.2 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari suatu

objek atau peristiwa

Page 8: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 8 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

1.3 Mengenali urutan dan mengurutkan sesuai dengan kriteria

2 Mengajukan

pertanyaan

2.1 Mengajukan pertanyaan berdasarkan hipotesis

2.2 Mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab melalui

penyelidikan

3 Merumuskan

hipotesis

3.1 Merumuskan penjelasan hubungan beberapa prinsip atau

konsep berdasarkan pengamatan dan pengalaman terdahulu

4 Memprediksi 1.1 Menggunakan alasan yang logis untuk membuat prediksi

1.2 Secara eksplisit menggunakan pola atau hubungan untuk

membuat prediksi

5 Menemukan

pola dan

hubungan

variable

5.1 Mengumpulkan dan membuat kesimpulan berdasarkan

informasi yang ada

5.2 Menemukan keteraturan melalui informasi yang

didapatkan dari pengukuran dan pengamatan

5.3 Mengidentifikasi hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya

6 Berkomunikasi

secara efektif

6.1 Membuat laporan hasil percobaan untuk membuat

hubungan atau ide

6.2 Mendengarkan ide-ide dari orang lain dan memberikan

tanggapan

6.3 Mengolah data dalam bentuk gambar, grafik maupun tabel

7 Merancang

percobaan

7.1 Memutuskan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

percobaan

7.2 Menentukan prosedur yang harus dilakukan dalam

percobaan

7.3 Berhasil dalam membuat model dengan kriteria tertentu

7.4 Mengidentifikasi variabel pengubah, variabel kontrol dan

variabel yang diukur

8 Melaksanakan

percobaan

8.1 Melaksanakan percobaan dengan prosedur yang telah

ditentukan

9 Memanipulasi

bahan dan

peralatan efektif

9.1 Penanganan dan memanipulasi bahan dengan hati-hati

untuk keselamatan dan efisiensi.

9.2 Menggunakan alat efektif dan aman.

9.3 Bekerja dengan tingkat presisi yang tepat untuk tugas di

tangan

10 Membuat

kesimpulan

10.1Menggunakan fakta dan bukti untuk mengambil

kesimpulan

10.2 Mengubah ide berdasarkan bukti

METODE

2.1 Populasi dan sampel

Populasi adalah tujuan yang menjadi obyek penelitian. Fraenkel, et all

(2012) menjelaskan bahwa populasi mengacu pada semua anggota kelompok

tertentu yang menggeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X SMA Swasta Advent Air Bersih Medan. Pengambilan sampel

dengan cara cluster random class dimana setiap kelas (acak kelas) memiliki

Page 9: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 9 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Sampel dibagi

dalam dua kelas yaitu sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia

flash dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran

konvensional.

2.2 Teknik pengumpulan data

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yaitu penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek

yaitu siswa. Penelitian ini melibatkan dua kelas sampel yang diberi perlakuan

yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran

menggunakan model pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia

flash. Kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan

pembelajaran konvensional. Variabel penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keterampilan proses

sains yang terdiri dari sepuluh indikator, yaitu melakukan pengamatan (obsevasi),

mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, memprediksi, menemukan pola

dan hubungan variabel, berkomunikasi secara efektif, merancang percobaan,

melaksanakan percobaan, memanipulasi bahan dan peralatan efektif, mengukur

dan menghitung.

Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Untuk

mengetahui hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan tes pada kedua

kelas sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Rancangan penelitian quasi

eksperimen ini dengan desain: two group pretest -postest design. Dengan

demikian rancangan penelitian ini adalah tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

Page 10: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 10 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Keterangan :

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran scientific

inquiry menggunakan macromedia flash pada materi suhu dan kalor.

X2 : Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada

materi suhu dan kalor.

Y1 :Pretes yang diberikan sebelum adanya perlakuan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Y2 : Postes yang diberikan setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan instrument

penelitian, yaitu tes pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa.

Instrumen tes keterampilan proses sains berbentuk tes praktikum berupa lembar

kerja siswa.

Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu ditinjau validitas isinya melalui

pendapat para ahli sebagai validator. Validitas isi menunjuk kepada suatu

instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap/ mengukur yang akan

diukur (Margono, 2009). Selain itu validasi isi juga dimaksudkan agar konten dari

tes yang diujikan sesuai dengan isi kurikulum yang sedang berlaku. Validasi isi

ini ditentukan melalui pertimbangan ahli, untuk memberikan gambaran

bagaimana validitas tes tersebut sebelum ditindak lanjuti. Tes pemahaman konsep

dan tes keterampilan proses sains divalidkan oleh dosen Pendidikan Fisika

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sebagai panel ahli dalam menentukan

kesesuaian indikator-indikator tes. Instrumen keterampilan proses sains berupa

penilaian ujian praktikum dimana peneliti menyediakan lembar kerja siswa yang

memuat a) judul percobaan, b) landasan teori kalor, c) alat dan bahan, d) prosedur

percobaan, e) pertanyaan yang terkait dengan indikator keterampilan proses sains.

Seyogianya ada 10 indikator keterampilan proses sains menurut Harlen & Elgest.

Saat menvalidkan instrumen keterampilan ada saran dari validator yaitu 8

indikator yang digunakan dan 2 indikator tidak digunakan sebab indikator nomor

(3) merumuskan hipotesis, (4) memprediksi memiliki makna yang sama sehingga

indiaktor (4) tidak perlu digunakan. Kemudian indikator (9) memanipulasi bahan

dan peralatan efektif juga tidak digunakan sebab berdasarkan alat dan bahan yang

disediakan tidak ada yang perlu dimanipulasi. Setelah proses revisi dan perbaikan

dari saran-saran yang diberikan oleh ahli, hal tersebut disimpulkan bahwa tes

Page 11: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 11 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

tersebut telah dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan proses

sains fisika.

Pengumpulan data dilakukan mengumpulkan data tentang keterampilan

proses sains siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara

deskriftif dan inferensial. Analisis deskriftif bertujuan untuk mendeskripsikan

pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Analisis inferensial untuk

menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan uji – t, sebelum dilakukan uji- t

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan

software SPSS 17.

HASIL

Tabel 4. Ringkasan pretes - postes keterampilan proses sains kelas

kontrol dan kelas eksperimen

Variabel

terikat

Kelas Mean

Pretes

Standar

deviasi

Mean

Postes

Standar

deviasi

Keterampilan

proses sains

Kontrol 22,31 5,125 70,52 3,55

Eksperimen 23,08 5,302 79,07 3,81

.

Tabel 5. Uji-t Postes keterampilan proses sains

Uji Kesamaan

postes

thitung ttabel Sig Ket.

Uji t 9 1,67 0,07 Signifikan berbeda

Berdasarkan Tabel 6, hasil ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dan nilai

signifikasi lebih besar dibandingkan 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan keterampilan proses sains siswa di kelas yang

dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan kelas yang dibelajarkan

dengan model scientific inquiry menggunakan macromedia flash, dengan hasil

yang diperoleh keterampilan proses sains kelas dengan model scientific inquiry

menggunakan macromedia flash lebih baik dari pada kelas dengan pembelajaran

konvensional.

Page 12: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 12 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Tabel 6. Analisis indikator keterampilan proses sains

Model Indikator

1 2 3 4 5 6 7 8

Scientific

inquiry

menggunaka

n macromedia

flash

66,9

%

51,4

%

46,2

%

68,5

%

66,9

%

65

%

67% 50%

Pembelajaran

konvensional

66,9

%

45,4

%

44,5

%

63,1

%

67,7

%

52

%

66,2

%

37,7

%

Secara ringkas analisis indikator pemahaman konsep siswa kelas kontrol

dengan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan model scientific

inquiry menggunakan macromedia flash dapat dilihat pada Gambar 1.

Persentase capaian tertinggi terletak pada indikator mengobservasi.

Indikator pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar.

Keterampilan pengamatan menggunakan lima indera, yaitu penglihatan, pembau,

peraba, pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan

melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa indera maka kesadaran

dan kepekaan mereka terhadap segala hal di sekitarnya akan berkembang. Melatih

keterampilan pengamatan siswa termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera

mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek. Sedangkan

persentase capaian terendah terletak pada indikator menarik kesimpulan.

Menyimpulkan adalah suatu pernyataan berdasarkan fakta hasil pengamatan.

Kesimpulan yang dikemukakan sebagai pendapat seseorang. Sehingga siswa tidak

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

Eksperimen

Kontrol

Page 13: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 13 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

dapat menarik kesimplan jika tidak menghubungkan antara konsep dengan apa

yang diperoleh pada saat praktikum.

PEMBAHASAN

Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model

scientific inquiry menggunakan macromedia flash lebih baik daripada

pembelajaran konvensional.

Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran scientific inquiry menggunakan macromedia flash menunjukkan

hasil yang lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Anggraini &

Sani (2015); Ergin& Aktamis (2008); Rauf1 et all (2013).

Penyebab keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol adalah karena pembelajaran inquiry dapat melibatkan siswa

secara aktif (student center) untuk menyelidiki masalah yang disajikan pada

lembar kerja siswa. Menurut Rizal (2014:3) proses pembelajaran inkuiri memberi

kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan

aktif sehingga siswa terlatih dalam memecahkan masalah sekaligus membuat

keputusan. Kegiatan pembelajaran scientific inquiry dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan sesuatu melalui eksperimen.

Menghadapkan siswa pada suatu kegiatan ilmiah (eksperimen), siswa dilatih agar

terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir

dengan mengikuti prosedur (metode) ilmiah, seperti, terampil melakukan

pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan dan

pengkomunikasian hasil temuan. Sebagaimana disampaikan oleh Delen &

Kesercioglu (2012) bahwa mempelajari proses pengetahuan ilmiah merupakan

keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Proses ini didefenisikan sebagai

keterampilan proses sains yang membantu siswa membangun pembelajaran ilmiah

dan membantu mereka menjadi peserta aktif untuk mempelajari teknik penelitian.

Teknik penelitian yang dilatih dalam pembelajaran scientific inquiry dapat

menggali keterampilan proses sains pada diri siswa. Menurut Hutagalung (2013)

bahwa keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan

Page 14: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 14 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu

pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai

bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta

diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan

yang telah dimiliki.

Faktor kedua yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa pada

kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol adalah karena keterlibatan

siswa dalam pembelajaran scientific inquiry memberikan pengalaman dan

membiasakan siswa bekerja ilmiah untuk mengembangkan keterampilan proses

sains dalam memproses dan menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Menurut

Udin, Megawati., Arsyad &Khaeruddin (2013) menyatakan perlu adanya

keterlibatan dari suatu keterampilan proses yang dimiliki oleh peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran, karena keterampilan proses merupakan keterampilan yang

sering digunakan ilmuan dalam memecahkan masalah yang mengusik rasa ingin

tahunya melalui kegiatan laboratorium. Pembelajaran pada kelas eksperimen

dengan model pembelajaran scientific inquiry memberi kesempatan kepada siswa

bekerja menemukan ilmu pengetahuan dan tidak sekedar mendengar dan

menerima informasi saja. Cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar

mengajar dengan metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,

mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa

dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari

suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan. Proses-proses ini merupakan

teknik penelitian sehingga dapat menumbuhkan keterampilan proses sains pada

diri siswa. Menurut Siddiqui (2013) berpendapat bahwa model pembelajaran

scientific inquiry diterapkan untuk menghadapi emosional yang tinggi, membuat

penyelidikan akademis, membantu semua tingkat kelas, memberikan teknik

penelitian, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan

tingkat penalaran, mengembangkan tingkat pemahaman, menerapkan

penyelidikan perilaku manusia dan meningkatkan tingkat interaksi.

Page 15: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 15 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Selain dari beberapa faktor tersebut, hasil analisis dapat membuktikan

bahwa pembelajaran akan lebih efektif apabila menggunakan media pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan media membuat pembelajaran menarik dan

menyenangkan bagi siswa. Siswa dapat mengamati secara langsung setiap proses

yang ada dalam media. Menurut Hasanah, Ida. & Iyon (2015) bahwa materi suhu

dan kalor merupakan salah satu konsep fisika yang sulit dijelaskan jika hanya

menggunakan metode konvensional, siswa menganggap konsep ini abstrak dan

cenderung bingung ketika mereka dihadapkan pada materi yang dianggap abstrak.

Hal inilah yang membuat siswa merasa kesulitan dalam belajar fisika. Kecil

kemungkinan siswa untuk menguasai materi suhu dan kalor yang benar jika suatu

konsep abstrak hanya dipelajari dengan model pembelajaran. Situasi pembelajaran

seperti ini cocok digunakan untuk menerapkan simulasi komputer karena siswa

dapat mengobservasi suatu fenomena fisika dan melakukan eksperimen

menggunakan simulasi komputer tersebut. Kemudian siswa menjelaskan hasil

prediksi dan observasi terhadap fenomena fisika yang telah ditampilkan pada

simulasi komputer.

Sebagaimana disampaikan oleh Supriyatman & Sukarno (2014) bahwa

dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan penguasaan

keterampilan proses sains dan konsep sains bagi siswa adalah dengan

menggunakan model pembelajaran scientific inquiry dengan menggunakan

simulasi komputer interaktif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model scientific

inquiry menggunakan maromedia flash lebih baik daripada siswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

REFERENSI

Anderson, O & Krathwohl, D. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan

Asesmen.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 16: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 16 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Anggareni, R & Widiyani. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inquiry

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa SMP.

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3:1-11

Anggraini, D.P & Sani, A.R. 2015. Analisis Model Pembelajaran Scientific

Inquiry dan Kemampuan Berpikir Kreatif terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana

UNIMED. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2):47-54.

Arsyad. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Azeem, Hussain & Shakoor. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry

vs Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social

Science, 1(19):269-276.

Bukhori M.A.F. 2012. Pembelajaran Berbasis Inquiry untuk Optimalisasi

Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa di SMA Negeri 4 Magelang, Jawa

Tengah. Berkala Fisika Indonesia, 4(1):11-12.

Dhakaa & Amita. 2012. Biological Science Inquiry Model and Biology Teaching.

Bookman International Journal of Accounts, Economics & Business

Management, 1(2):80-82.

Delen. I & Kesercioglu. T. 2012. How Middle School Students Science Process

Skills Affected by Turkey’s National Curriculum Change. Juornal of

Science Education, 9(4):3-9.

Demirbag & Gunel. 2014. Integreting Argument-Based Science Inquiry with

Modal Representations. Impact on Science: Theory & Practise. 14(1).

Ergin, O & Aktamis, H. 2008. The Effect of Scientific Process Skill Education on

Student’s Scientific Creativity, Science Attitude and Academic

Achievement. Asia-pasific Forum on Science Learning and Teaching,

9(1):1-21.

Ergul, Simsekli, Calis & Gocmencelebi. 2011. The effects of Inquiry-Based

Science Teaching On Elementary School Students Science Process Skills

And Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and Education policy

(BJSEP), 5(1):48-67.

Fraenkel, J., Wallen, N., Helen & Hyun. 2012. How to design and evaluate

research in education 8th edition. McGraw-Hill, A Business Unit Of The

McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of The Americas, New York,

NY 10020. Copyright © 2012, 2009, 2006, 2003, 2000, 1996, 1993, 1990

By The McGraw-Hill Companies, Inc.

Fraser, B. J. 2002. Chapter 1 Learning Environments Research: Yesterday, Today

And Tomorrow. Curtin University of Technology, Australia.

Harlen, W & Elstgeest, J. 1994. A workshop Approach to Teacher Education.

Unesco: Printed in France.

Page 17: EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN … fileFisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 4 No. 01. 2019

Page | 17 JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Hasanah, M, Ida, K & Iyon, S. 2015. Pengembangan Simulasi Komputer Suhu

dan Kalor Berbasis POE. Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran

Sains: 421-424.

Hifni. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan media

Macroflash Terhadap Keterampilan Proses Sans dan Kemampuan Berfikir

Kritis Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pasca sarjana

Universitas Negeri Medan.

Hutagalung, A. M. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis

Media Komputer terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, 2(2):9-16.

Joyce, B., Well, M & Calhoun, E. 2009. Model of Teaching (Model-Model

Pengajaran) edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kusyanti, R. N. 2009. Pemahaman konsep Siswa setelah Menggunakan Media

Pembelajaran Animasi Fisika. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan,

dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 89-

95.

Margono. 2009. Metodologi Peneltian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Mehmet, A.2012. Scientific Inquiry Based Professional Development Models in

Teacher Education. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 4(2):

42.

Nasution & Febriani, H. 2015. The Effect of Scientific Inquiry Learning Model

Based on Conceptual Change on Physics Cognitive Competence and

Science Process Skill (SPS) of Students at Senior High School.

International Journal on New Trends in Education and Their Implication,

4(14): 154-164.

Njoroge. 2014. Effects of Inquiry Based Teaching Approach on Secondary School

Students Achievement and Motivation in Physics in Country. Kenya.

International Journal of Academic Research in Education and Review, 2(1):

1-6.

Rauf1, Rose, Amnah, A., Mohamad, Sattar, R., Azlin,N., Mansor, Zarina, O., &

Lyndon. 2013. Inculcation of Science Process Skills in a Science

Classroom. Malaysia. Asian Social Science,9(8):47-57.

Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi

Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep

IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains, 2(3):159-165.

Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI.

Shariff, A & Abdullah, S. 2008. The Effects of Inquiry-Based Computer

Simulation with Cooperative Learning on Scientific Thinking and

Conceptual Understanding of Gas Laws. University Sains Malaysia:

Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education,

4(4):387-398.