Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

9
EFEK LARVASIDA EKSTRAK ETHANOL KULIT JERUK LEMON (Citrus limon) TERHADAP LARVA Aedes sp. Soebaktiningsih 1 , Roekistiningsih 2 , Anita Ikawati 3 1 Staf Pengajar Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang 2 Staf Pengajar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang 3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Jl. Raflesia No.15 Senggreng Sumberpucung Malang ABSTRAK Latar Belakang: Nyamuk Aedes sp. mengganggu manusia dengan gigitannya, juga merupakan vektor biologis dari beberapa penyakit seperti: Demam Berdarah Dengue (DBD), Fillariasis (Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti), Yellow fever, Eastern Equine Enchephalomyelitis, California Enchephalomyelitis dan Venezuelan Equine Encephalomyelitis. Pengendalian vektor tersebut saat ini masih kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh adanya resistensi dari populasi Aedes sp. terhadap insektisida. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kulit Jeruk Lemon berpotensi sebagai insektisida. Kandungan aktif dari kulit Jeruk Lemon yang diperkirakan memiliki aktivitas larvasida adalah limonoid. Tujuan: Mengetahui efek larvasida dari ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) terhadap larva Aedes sp. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan eksperimental murni menggunakan metode Post test Only Control Group design. Sampel yang digunakan adalah 15 ekor larva Aedes sp. stadium 3 dan 4. Dosis ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon yang dicobakan adalah 0 ppm (kontrol), 500 ppm, 1.000 ppm, 1.500 ppm, 2.000 ppm, 2.500 ppm, 3.000 ppm, 3.500 ppm, dan 4.000 ppm. Hasil penelitian: Analisis One way-ANOVA memberikan hasil signifikansi sebesar P = 0.000 dengan α = 0.05, koefisien korelasi 0.991 dan persamaan regresi liniernya yaitu: Y = - 1.429 + 1.883 X. Kesimpulan: (1) Ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes sp. (2) Prosentase kematian larva yang diperoleh secara berturut-turut adalah: 0%; 12,6%; 29,65%; 44,5%; 55,53%; 68,13%; 80%; 88,9%; dan 100%. Kata kunci: Citrus limon, Aedes sp., larvasida.

Transcript of Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

Page 1: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

EFEK LARVASIDA EKSTRAK ETHANOL KULIT JERUK

LEMON (Citrus limon) TERHADAP LARVA Aedes sp.

Soebaktiningsih1, Roekistiningsih2, Anita Ikawati3

1Staf Pengajar Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang

2Staf Pengajar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang

3Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang, Jl. Raflesia No.15 Senggreng Sumberpucung Malang

ABSTRAK

Latar Belakang: Nyamuk Aedes sp. mengganggu manusia dengan gigitannya, juga merupakan vektor biologis dari beberapa penyakit seperti: Demam Berdarah Dengue (DBD), Fillariasis (Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti), Yellow fever, Eastern Equine Enchephalomyelitis, California Enchephalomyelitis dan Venezuelan Equine Encephalomyelitis. Pengendalian vektor tersebut saat ini masih kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh adanya resistensi dari populasi Aedes sp. terhadap insektisida. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kulit Jeruk Lemon berpotensi sebagai insektisida. Kandungan aktif dari kulit Jeruk Lemon yang diperkirakan memiliki aktivitas larvasida adalah limonoid. Tujuan: Mengetahui efek larvasida dari ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) terhadap larva Aedes sp. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan eksperimental murni menggunakan metode Post test Only Control Group design. Sampel yang digunakan adalah 15 ekor larva Aedes sp. stadium 3 dan 4. Dosis ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon yang dicobakan adalah 0 ppm (kontrol), 500 ppm, 1.000 ppm, 1.500 ppm, 2.000 ppm, 2.500 ppm, 3.000 ppm, 3.500 ppm, dan 4.000 ppm. Hasil penelitian: Analisis One way-ANOVA memberikan hasil signifikansi sebesar P = 0.000 dengan α = 0.05, koefisien korelasi 0.991 dan persamaan regresi liniernya yaitu: Y = - 1.429 + 1.883 X. Kesimpulan: (1) Ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes sp. (2) Prosentase kematian larva yang diperoleh secara berturut-turut adalah: 0%; 12,6%; 29,65%; 44,5%; 55,53%; 68,13%; 80%; 88,9%; dan 100%. Kata kunci: Citrus limon, Aedes sp., larvasida.

Page 2: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

ABSTRACT

Background: Aedes sp. disturb human being by biting and act as biological vector some diseases such as: Dengue Haemorrhagie Fever (DHF), Yellow Fever, Eastern Equine Encephalomyelitis, California Encephalomyelitis, and Venezuelan Equine Encephalitis. To control population of Aedes sp. is still ineffective because of mosquitoes resistance to insecticides. The previous experiment showed that lemon peel has larvacidal effect. The suspected bioactive substance of Lemon peel as larvacidal effect is limonoida. Objective: To investigate the larvacidal activity of citrus lemon peel ethanol extract toward Aedes sp. larvae. Method: This study was true experiment-post test Only Control Group design was performed. Fifteen third and fourth stage Aedes sp. larva were used as sample. The doses were used: 0 ppm (control), 500 ppm, 1.000 ppm, 1.500 ppm, 2.000 ppm, 3.000 ppm, 3.500 ppm, and 4.000 ppm. Result: One way-ANOVA analysis gave significant difference at level P = 0.000, α = 0.05, coefficient of correlation 0.991, and regression analysis gave equalition Y = -1.429 + 1.883 X. Conclusion: (1) The ethanol extract of Citrus limon peel has a larvacidal effect against Aedes sp. (2) The each concentration gave 12,6%; 29,6%; 44,5%; 55,53%; 68,13%; 80%; 88,9% and 100% of larva death respectively.. Key word: Citrus limon, Aedes sp., larvacide.

PENDAHULUAN

Nyamuk termasuk kelas Insecta, ordo Diptera dan mempunyai banyak famili. Nyamuk dapat mengganggu manusia dan binatang melalui gigitannya, selain itu juga dapat berperan sebagai vektor penyakit untuk manusia.1 Aedes adalah salah satu genus nyamuk yang sering menimbulkan masalah kesehatan. Genus Aedes merupakan vektor biologis dari penyakit: Demam Berdarah Dengue (DBD), Fillariasis (Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti), Yellow fever, Eastern Equine Enchephalomyelitis, California Enchephalomyelitis dan Venezuelan Equine Encephalomyelitis.2

Di Indonesia penggunaan insektisida malathion dan temephos secara intensif untuk pengendalian Aedes telah berjalan lebih dari 25 tahun. Malathion terdaftar sejak tahun 1976 sedangkan temephos sejak tahun 1974. Penggunaan dua jenis insektisida tersebut dalam waktu lama untuk sasaran yang sama tentu telah memberikan tekanan seleksi yang mendorong berkembangnya populasi Aedes lebih cepat resisten.3

Sifat kimiawi dan farmakologis yang dimiliki buah Jeruk Lemon adalah asam, aromatik, berkhasiat mengatasi sariawan, mengembalikan fungsi pencernaan, menurunkan tekanan darah, antioksidan, antibakterial, antiseptik dan menurunkan panas.4 Kandungan Jeruk Lemon yaitu: pectin, minyak atsiri, 70% limonin, alpha terpine, beta pinene, vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium,

Page 3: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

fosfor, besi, serat, protein, karbohidrat dan lemak.4 Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kulit bitter orange (Citrus aurantium), orange (Citrus sinensis) dan Lemon (Citrus limon) berpotensi sebagai insektisida.5 Kandungan limonin pada buah jeruk dapat dimanfaatkan sebagai larvasida.6 Penelitian yang dilakukan oleh Al Dakhil dan Morsy pada tahun 1999 didapatkan ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon, Grapefruit dan Navel orange mempunyai efek larvasida yang telah dicobakan pada larva Culex pipiens.7

Salah satu bahan aktif utama kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) yang diperkirakan memiliki efek toksik terhadap larva adalah limonin. Senyawa ini merupakan komponen utama minyak kulit jeruk tetapi terdapat juga dalam minyak atsiri lain. Limonin termasuk jenis monoterpenoid. Senyawa ini dapat bekerja sebagai insektisida atau berdaya racun terhadap serangga.14

Limonoid dikenal sebagai limonin atau nomilin. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa senyawa limonoid memiliki efek anti tumor payudara yang lebih besar dari pada efek yang dimiliki anti tumor yang sudah lazim digunakan, seperti tamoxifen.15-17

Senyawa limonoid juga berpotensi memiliki aktifitas menghambat daya makan serangga.15 Senyawa-senyawa limonoid diketahui memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan larva, antifeedant, larvasida, antimikroba dan penolak serangga (repellent) .14 Senyawa limonoid dapat menghambat pergantian kulit pada larva.6

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 28 Mei 2005 – 3 Juli 2005.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium (True experiment-post test only control group design) untuk memperoleh data kuantitatif pemberian ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon pada sampel larva Aedes,sp. untuk diamati dan dianalisis.

Sampel penelitian ini adalah larva Aedes sp. Sampel dibagi menjadi 9 kelompok, yaitu: 1 kelompok kontrol negatif (tanpa diberi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon), dan 8 kelompok perlakuan. Dalam penelitian ini digunakan 8 dosis perlakuan yaitu: 500 ppm, 1.000 ppm, 1.500 ppm, 2.000 ppm, 2.500 ppm, 3.000 ppm, 3.500 ppm, dan 4.000 ppm. Masing-masing kelompok perlakuan mewakili dosis/konsentrasi dengan jumlah sampel yang sama. Jumlah sampel tiap–tiap perlakuan jumlahnya sebanyak 15 ekor larva. Pengulangan dalam penelitian ini sebanyak 9 kali.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian Hasil uji efek larvasida ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon terhadap larva Aedes sp. dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 4: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

Σ Larva Mati Pengulangan

No Dosis (ppm)

Jumlah Larva coba 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rata-rata

Jumlah Larva Mati

Rata-Rata

jumlah Larva

Mati (%) 1 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 500 15 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1,89 12,6 3 1.000 15 6 3 5 4 4 5 4 5 4 4,44 29,6 4 1.500 15 7 6 6 7 7 8 6 6 7 6,67 44,5 5 2.000 15 9 8 8 9 8 9 8 8 8 8,33 55,53 6 2.500 15 11 10 9 11 10 11 10 10 10 10,22 68,13 7 3.000 15 12 12 12 13 12 12 11 12 12 12 80 8 3.500 15 13 13 13 14 13 14 13 14 13 13,33 88,9 9 4.000 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 100

Hubungan pemberian konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon terhadap kematian larva Aedes sp. dapat dibentuk grafik seperti berikut:

0

20

40

60

80

100

120

0 2000 4000 6000

Konsentrasi (ppm)

Jumlah rata-ra

ta la

rva mati(%

)

Persentaserata-rata jumlahlarva mati

Analisis Data

1. Analisis One way-ANOVA Dalam analisis ini didapatkan angka signifikansi (P-value) sebesar 0.000 yang berada jauh dibawah alpha 0.05, sehingga terima H1. 2. Analisis Korelasi Pearson Besar korelasi 0.991, sehingga hubungan antara pemberian dosis ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon terhadap jumlah larva Aedes sp. yang mati mempunyai arah korelasi positif dan keeratan hubungan yang sangat kuat, artinya semakin tinggi pemberian dosis ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (X) maka jumlah larva Aedes sp. yang mati (Y) cenderung semakin banyak. 3. Analisis Regresi Linier

Analisis terakhir adalah menggunakan analisis Regresi Linier, pada uji ini didapatkan persamaan regresi yaitu:

Y = -1.429 + 1.883 X Dimana:

Y = jumlah larva Aedes sp. yang mati X = Konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon.

Page 5: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

PEMBAHASAN

Pada pembuatan ekstrak kulit Jeruk Lemon digunakan pelarut ethanol.

Pelarut ethanol digunakan untuk merendam kulit Jeruk Lemon saat proses ekstraksi, karena senyawa kimia yang terdapat dalam kulit Jeruk Lemon sebagian besar larut dalam pelarut ethanol. Khususnya senyawa dari golongan terpenoid (monoterpenoid) yang merupakan kandungan senyawa dari kulit Jeruk Lemon yang diperkirakan mempunyai efek larvasida.13 Selain itu ethanol mempunyai sifat toksik lebih kecil dibandingkan dengan pelarut yang lain seperti: methanol ataupun ether, sehingga dikhawatirkan bila menggunakan pelarut selain ethanol, larva Aedes sp. yang diujikan akan mati karena sisa dari pelarut tersebut.24

Pada penelitian ini jumlah larva coba yang digunakan dalam masing-masing konsentrasi (dosis) sebanyak 15 ekor larva. Menurut standart penelitian jumlah sampel dalam penelitian seharusnya sebanyak 20 ekor larva. Karena pada saat penangkapan larva, jumlah larva stadium 3 dan 4 terbatas maka dalam penelitian ini menggunakan 15 ekor larva pada tiap-tiap perlakuan.

Konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil eksplorasi yang dilakukan sebelumnya. Pemilihan dosis ini berdasarkan pada penelitian sebelumnya mengenai efek larvasida ekstrak ethanol biji jeruk keprok terhadap larva Aedes sp. yang dalam penelitian tersebut disebutkan efek larvasida pada LD100 adalah pada dosis 2.000 ppm.24

Berdasarkan data tersebut dilakukan eksplorasi mulai dosis 250 ppm yang terus ditingkatkan hingga diperoleh LD100 pada dosis 4.000 ppm. Dengan menggunakan data tersebut kemudian ditetapkan beberapa dosis efektif yaitu: 500 ppm, 1.000 ppm, 1.500 ppm, 2.000 ppm, 2.500 ppm, 3.000 ppm, 3.500 ppm dan 4.000 ppm.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu: semakin tinggi konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon maka jumlah kematian larva Aedes sp. juga semakin besar, dengan demikian ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon dapat bersifat larvasida.

Kulit Jeruk Lemon memiliki kandungan berbagai zat seperti: pectin, minyak atsiri, limonin, alpha terpine, beta piene, gamma terpine, myrcene, neral, geranial, vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, fosfor, besi, serat, protein, karbohidrat dan lemak.4 Kandungan kulit jeruk lemon yang termasuk senyawa terpenoid (monoterpenoid): limonin, alpha terpine, beta pinene, gamma terpine.

Bahan aktif yang kandungannya paling banyak diantara golongan monoterpenoid tersebut yang memiliki efek toksik terhadap larva adalah limonin (limonoid).

Kandungan bahan aktif pada kulit Jeruk Lemon yang mungkin memberikan efek larvasida yaitu: limonoid yang bekerja menghambat pergantian kulit pada larva.6

Adapun kemungkinan mekanisme kerja dari kandungan kulit Jeruk Lemon yang memberikan efek larvasida terhadap larva Aedes sp. adalah:

1. Analog hormon juvenil (juvenoid) Hormon pertumbuhan (juvenile hormon) dihasilkan oleh sel-sel kelenjar

pada Corpora allata, dibagian basal otak. Hormon Juvenile sangat penting untuk

Page 6: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

pertumbuhan normal dan seluruh perkembangan serangga (metamorfosis). Hormon ini juga berfungsi untuk menentukan tipe pergantian kulit yang akan terjadi menurut konsentrasinya di dalam darah. Bila titer konsentrasinya tinggi akan menghasilkan instar larva (nimfa) yang baru, tetapi jika konsentrasinya rendah atau tidak ada sama sekali akan terjadi pembentukan pupa.29 Yang dimaksud konsentrasi disini adalah konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon yang bekerja sebagai analog hormon juvenil.

Juvenoid merupakan kelompok senyawa kimiawi yang akan memiliki aktivitas menyerupai hormon juvenil. Peran senyawa ini adalah menghambat terjadinya metamorfosis, memperpanjang stadium pradewasa, menghambat pemunculan stadium dewasa, dan menghambat aktifitas reproduksi yang berlangsung secara ireversibel.29

Senyawa kimia yang termasuk juvenoid antara lain methoprene (Altosid) dan pyriprofoxin.29

2. Menghambat hormon ekdison Hormon ekdison dihasilkan oleh sel-sel kelenjar protorasik. Produksi

ekdison dirangsang pada setiap kali terjadi proses moulting pada serangga pradewasa atau pada saat akhir diapause, dan titernya akan meningkat ketika merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan somatik, perubahan-perubahan fisiologik, dan morfologik selama siklus pergantian kulit.29

Berdasarkan hasil dari tabel 5.1 dan gambar 5.1 pada bab 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon menimbulkan jumlah kematian larva Aedes sp. yang semakin besar. Pada masing-masing pengulangan dengan konsentrasi yang sama, jumlah larva yang mati bervariasi, kemungkinan disebabkan oleh daya resisten dari masing-masing larva coba berbeda terhadap ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon.

Kulit Jeruk Lemon sebagai alternatif insektisida baru atau lebih khususnya larvasida baru dapat dipertimbangkan, karena kulit Jeruk Lemon memenuhi syarat insektisida ideal yaitu: aman terhadap manusia dan lingkungan sekitar.

Aman karena insektisida tumbuhan bersifat biodegradable, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif tidak membahayakan bagi manusia. Selama proses penelitian berlangsung telah terjadi kontak langsung dengan cairan ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon maupun aroma ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon. Dan hasil dari kontak tersebut tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan, baik kesehatan manusia maupun lingkungan. Cairan tersebut tidak menimbulkan iritasi kulit, rasa gatal, kemerahan, atau rasa panas dikulit. Sedangkan aroma ekstrak yang paling pekat sekalipun tidak menimbulkan bau yang menggaggu, dan tidak menimbulkan iritasi saluran pernafasan. Aroma ekstrak yang berbau khas jeruk tersebut juga tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon mempunyai kemungkinan untuk diaplikasikan dalam masyarakat. Namun proses pembuatan ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini relatif sukar dan mahal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu pembuatan ekstrak dengan cara yang lebih sederhana misalnya dengan ekstrak air atau disebut dekok.

Page 7: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes sp. sebagai larva coba.

2. Efek larvasida ekstrak ethanol kulit Jeruk lemon terhadap larva Aedes sp. pada masing-masing konsentrasi dapat menimbulkan kematian larva (dinyatakan dalam bentuk persentase) yaitu: 500 ppm (12,6%), 1.000 ppm (29,6%), 1.500 ppm (44,5%), 2.000 ppm (55,5%), 2.500 ppm (68,1%), 3.000 ppm (80%), 3.500 ppm (88,9%), dan 4.000 ppm (100%).

3. Semakin besar konsentrasi ekstrak ethanol kuli Jeruk Lemon (Citrus limon) maka jumlah larva Aedes sp. yang mati semakin besar.

Saran

Setelah melakukan penelitian ini perlu adanya: 1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan zat aktif yang

berfungsi sebagai larvasida dan mekanisme kerja ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon terhadap larva Aedes sp.

2. Penelitian lebih lanjut tentang prosedur aplikasi (cara ekstraksi lain yang lebih sederhana) kulit Jeruk Lemon sebagai larvasida sehingga dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.

3. Penelitian mengenai adanya kemungkinan aktivitas ekstrak ethanol kulit Jeruk Lemon (citrus limon) sebagai larvasida selain terhadap larva Aedes sp.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gandahusada S, Ilahude HD, dan Pribadi W. 2000. Parasitologi

Kedokteran. FKUI: Jakarta. Hal. 220-255. 2. Staff Pengajar Parasitologi. 2005. Parasitologi Arthropoda. Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya: Malang. Hal.14-24. 3. Untung K. 2005. Kemungkinan Ketahanan Aedes aegypti Terhadap

Pestisida diIndonesia. (Online), (http://kasumbogo.staff.ugm.ac.id/detailmessage.php?mend=9, diakses tanggal 12 juni 2005).

4. Wijayakusuma H. 2004. Sehat Dengan Jeruk Lemon. (Online), (http://www.dnet.net.id/kesehatan/kiatalami/detail.php?id=604, diakses tanggal 31 Mei 2005).

5. Mwaiko GL. 1992. Citrus Peel Oil Extract as Mosquito Larvae Insecticides. (Online), (http://www.ncbi.nlm.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=abstract&let_uids=16611035, diakses tanggal 22 Agustus 2005).

Page 8: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

6. Jayaprakas GK, Singh RP, Pereira J, dan Sakariah KK. 1997.Limonoid from Citrus reticulata and their moult inhibiting activity in mosquito Culex quinquefasciatus larvae. Central Food Technological research Institute, Mysore. India. (Online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=abstract&let_uids=9115692, diakses tanggal 31 Mei 2005).

7. Dakhil MA and Morsy TA. 1999. The larvicidal activities of peel oils of three citrus fruits against Culex pipiens. Departement of Zoology, Faculty of sciences, King Saud University, Saudi Arabia. (Online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=abstract&let_uids=10605488, diakses tanggal 17 Mei 2005).

8. Brown HW and Belding DL. 1964. Basic Clinical Parasitology 2nd Ed. New York: Meredith Publishing Company. P.243-250.

9. Anynomous. 2004. Mosquitoes Bite. (Online), (http://www.Activelearning&research/clarkuniversity.htm, diakses tanggal 4 September 2005).

10. Anonymous. 2004. Siklus Nyamuk Aedes Aegypti. (Online), (http://www.Abate-siklusnyamukaedesaegypti.htm, diakses tanggal 12 Agustus 2005).

11. Anonymous. Jeruk. (Online), (http://www.iptek.net.id/ind/warintek/budidaya-pertanian_idx.php?doc=2a11, diakses tanggal 12 Juni 2005).

12. Anonymous. 2005. Lemon. (Online), (http://en.wikipedia.org/wiki/lemon, diakses tanggal 13 september 2005).

13. Horvat and Su. 1987. Alphabetical List of Plant Families with Insecticidal and Fungicidal Properties. (Online), (http://www.biomedcntral.com/1472-6785/2/1, diakses tanggal 7 September 2005).

14. Robinson T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata. 1995. Bandung : Penerbit ITB. Hal. 139-149.

15. Stelljes K. 1999. Agricultural Research Service. (Online), (http://www.ars.usda.gov/is/pr/1999/bg990323.htm, diakses tanggal 15 Juni 2005).

16. Jacob R, Hasegawa S, dan Manners G. 2000. The Potential of Citrus Limonoids as Anticancer Agents. Perishables Handling Quarterly Issue No.102.

17. Ferguson JJ. 2002. Medicinal use of citrus. Sciences department, Cooperative Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida, Gainesville. (Online), (http://edis.ifas.ufl.edu/BODY_CH196, diakses tanggal 12 Agustus 2005).

18. Anonymous. 2005. Limonene. (Online), (http://www.chem.qmul-ac.uk/iubwb/enzyme/glossary/limonene.html, diakses tanggal 13 September 2005).

19. Hendarwanto. 1999. Buku Ajar ilmu penyakit dalam jilid 1.edisi 3. balai penerbit FKUI: Jakarta. Hal. 417-426.

Page 9: Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Larva Aedes Sp.

20. Onggowaluyo JS. 2002. Parasitologi Medik I. EGC: Jakarta. Hal. 36-42. 21. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. Hal.622-623. 22. Floor T. 2004. Mosquito Information. AMCA. (Online),

(http://www.mosquito.org/info.php, diakses tanggal 13 agustus 2005). 23. Indra MR. 1999. Buku Ajar metodologi Penelitian. Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya: Malang. 24. Hadar AK.2004. Efek Larvasida Ekstrak Ethanol Biji Jeruk Keprok (Citrus

nobilis) Terhadap Larva Aedes sp. Skripsi. Malang. FKUB. 25. Yuanita L. 2003. Daya Larvasida Ekstrak Ethanol Jahe (Zingiber officinale)

Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Malang. FKUB. 26. Singh SP, Raghavendra K, Singh RK, Subbarao SK. 2001. Studies on

Larvacidal Prpperties of Leaf of Solanom nigrum Linn. (Family solanaceae). (Online), (http://www.ias.ac.in/currsci/dec252001/1529.pdf, diakses 4 agustus 2005).

27. WHO. 1992. Bionomics of Mosquito Vector Control. South East Asean J. Trop Med Public Health. 4 Desember 1992. p.592.

28. Anonymous. Ratio for Parts Per Million, PPM, Dosage and Metric Conversion Table. (Online), (http://www.simetric.co.uk/s1_ppm.htm, diakses tanggal 3 Februari 2005).

29. Hadi UK, Saviana S. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis dan Pengendaliannya. Bogor: Laboratorium Entomologi Bagian Parasitologi dan Patologi fakultas kedokteran hewan IPB. Hal 108-110.

30. Pratt HD. 1959. Pictorial Key to U.S Genera of Mosquito Larvae. Atlanta: Departement of Health, Education and Welfare Public Health Service, communicable Disease Center.