edisi71

30
2 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3

Transcript of edisi71

Page 1: edisi71

2 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3

Page 2: edisi71

4 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 5

Pesan Direksi

PJB dikenal sebagai anak perusahaan PLN yang terdepan dalam pengelolaan asset management. Tata Kelola Pembangkitan dan

Tata Kelola Pemeliharaan PJB diadopsi oleh berbagai unit PLN, dan kita diminta untuk terus melakukan desiminasi pada bidang pembangkitan di PLN (Persero), diantaranya melalui penugasan menjadi konsultan sekaligus supervisi implementasi tata kelola pembangkitan di PLN Indonesia Timur. Selain itu, PJB telah melakukan kerjasama Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) PLN tentang Pendidikan dan Pelatihan Tata Kelola Pembangkitan.

Kedua hal tersebut di atas dapat dikatakan sebagai percepatan proses desiminasi tata kelola pembangkitan PJB ke unit pembangkitan PLN di Indonesia. Dengan adanya kerjasama ini, kegiatan pendidikan dan pelatihan akan diatur oleh PUSDIKLAT, sementara PJB hanya menyiapkan fasilitas, instruktur dan tentunya materi yang bakal diajarkan.

Sebagai insan PJB tentu kita patut berbangga atas kepercayaan yang diberikan PLN untuk mengajarkan tata kelola pembangkitan ke seluruh unit pembangkitan milik PLN dan juga merasa berbesar hati atas pujian yang terus mengalir. Namun perlu kita sadari, kepercayaan dan juga pujian itu merupakan tantangan bagi kita untuk membuktikan bahwa memang kita patut mendapatan kepercayaan dan pujian tersebut. Untuk itu, marilah kita pertahankan apa yang telah kita capai ini dengan selalu memegang komitmen dalam menjalankan tata kelola pembangkitan, serta belajar dan belajar secara terus menerus untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan mencari terobosan, sehingga PJB benar-benar dapat diandalkan sepanjang masa, sebagimana moto kita, yaitu, “Sebagai Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang.”

Keberhasilan menjalankan tata kelola pembangkitan sebenarnya merupakan modal besar bagi PJB untuk melakukan diversifikasi usaha di bidang pembangkitan, yaitu usaha jasa Operation and Maintenance pembangkit. Perlu disadari, pembangunan pembangkit baru sedang berlangsung dan akan terus berlangsung, seiring dengan permintaan pasokan energi listrik di negeri ini yang terus meningkat. Ini merupakan peluang bagi PJB untuk menjalankan usaha jasa Operation and Maintenance. Apalagi usia pembangkit PJB rata-rata sudah berusia tua dan menggunakan bahan bakar minyak. Usaha jasa Operation and Maintenance sudah sepatutnya untuk ditekuni, tanpa meninggalkan bisnis inti sebagai pengelola pembangkit.

Belum lama ini kita telah menyelenggarakan Rapat Kerja Semester I - 2011 dengan tema Peningkatan Risk Awareness Operasional Pembangkit untuk Mendukung Keandalan Sistem Jawa-Bali. Para senior leaders mencoba melakukan perbaikan strategis dalam pengelolaan PJB dengan menyusun action plan 2011. Saya minta supaya semua fokus terhadap action plan tersebut dan benar-benar memperhatikan target yang telah ditetapkan bersama, serta memonitor progres tindak lanjutnya, sekaligus selalu memonitor arah dan kecepatan kita dalam upaya mewujudkan visi perusahan.

Percepatan Desiminasi Tata Kelola Pembangkitan

Susanto Purnomo, Direktur Utama

Page 3: edisi71

6 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Upaya untuk menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit agar dapat berkontribusi terhadap

keandalan penyaluran tenaga listrik baik untuk pembangkit baru maupun yang eksisting perlu dilakukan dengan tata kelola yang baik. Tujuannya agar pembangkit mampu beroperasi dengan cost-effective dan performance excellence dalam upaya mengelola asset life cycle secara optimal. Tata kelola pembangkit yang dimaksud adalah tata kelola berbasis manajemen aset.

PJB dinilai telah berhasil menerapkan tata kelola pembangkitan hingga beberapa pembangkit yang sudah masuk dalam Top Ten Percent sesuai standar NERC (North America Electricity Reliabiility Council). Selain itu juga terjadi sustainability program. Meskipun ada pergantian manajemen ataupun mutasi para champion ke perusahaan lain, tata kelola pembangkitan terus berlangsung, bahkan tiada henti melakukan continuous improvement. Pada tahun 2011, PJB telah mulai menerapkan program Asset Management PAS 55 sebagai suatu standar manajemen aset dunia. Targetnya, sertifikat Manajemen Aset PAS 55 diperoleh PT PJB sebagai yang pertama di ASEAN.

Keberhasilan PJB dalam mengimplementasikan tata kelola pembangkitan menarik perhatian Direksi PT PLN (Persero). PJB diminta melakukan desiminasi (menyebarluaskan) Tata Kelola Pembangkitan ke unit-unit pembangkitan PLN untuk menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit. Percepatan desiminasi pun dilakukan, dengan cara menugaskan PJB untuk mengajarkan Tata Kelola Pembangkitan di Wilayah Indonesia Timur, dan melakukan kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) tentang Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Tata Kelola Pembangkitan. Dengan melakukan implementasi tata

kelola pembangkitan, maka diharapkan terjadi :tPeningkatan kesadaran akan pentingnya

manajemen aset pembangkitantPerbaikan proses bisnis, prosedur, dan

tata kelola aset pembangkitantPeningkatan kinerja aset pembangkitan

meliputi perbaikan keandalan (reliability) melalui penurunan EFOR dan SdOF, perbaikan ketersediaan (availability) melalui peningkatan EAF dengan optimalisasi kegiatan pemeliharaan, dan peningkatan efisiensi (penurunan heat rate) melalui penerapan manajemen operasi dan manajemen efisiensi terintegrasi.

tPeningkatan knowledge dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) PLN dalam pengelolaan aset pembangkitan.Vice Presiden Enjiniring PT PJB, A. Djati

Prasetyo menjelaskan, terkait dengan penugasan tersebut, pada tanggal 21 Agustus 2011 dilakukan pembahasan bersama para General Manajer PLN Wilayah se Indonesia Timur. Pembahasan berlangsung di PT PJB Kantor Pusat, dihadiri Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Timur PT PLN (Persero), Sapto Triono. Dalam pertemuan itu disepakti tentang Implementasi tata kelola pembangkitan atau manajemen aset pembangkitan di empat wilayah, yaitu:pPLN Wilayah Kaltim (PLTGU Tanjung Batu)pPLN Wilayah Kalselteng (PLTU Asam-asam)pPLN Wililyah Sulselrabar (PLTA Bakaru)pPLN Wilayah Sulutenggo (PLTU Amurang)

Namun sebelum tata kelola pembangkitan tersebut diimplementasikan, para GM PLN Wilayah minta supaya PJB akan menyampaikan kajian kelayakan finansial dan mengajukan usulan biaya implementasi dari masing-masing lokasi paling lambat 12 Agustus 2011. Selain itu, unit price dalam

PT PLN (Persero) telah mencanangkan

program Indonesia bebas pemadaman

bergilir sejak Juni 2010. Salah

satu hal yang penting untuk

mensukseskan program tersebut

adalah menjaga keandalan

dan efisiensi pembangkit listrik, sehingga pasokan

energi listrik terus mengalir

untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Laporan Utama

PJB Membantu Implementasi Tata Kelola Pembangkitan ke Indonesia Timur

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 7

Suasana rapat membahas rencana

implementasi Tata Kelola Pembangkitan di Wilayah Indonesia

Timur, dipimpin Kepala Divisi Pembangkitan

Indonesia Timur PLN, Sapto Triono.

PT PLN (Persero) telah mencanangkan program Indonesia bebas pemadaman bergilir sejak Juni 2010. Salah satu hal yang penting untuk mensukseskan program tersebut adalah menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit listrik, sehingga pasokan energi listrik terus mengalir untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Penasehat :Direksi PT PJB

Pemimpin Redaksi :Sekretaris Perusahaan

Wakil Pemimpin Redaksi :Senior Manajer Bidang Humas & CSR

Dewan Redaksi :Pudjo Sulistio (Koordinator)I Nyoman Ngurah Widiyatna

Adi FirmantoDicky Maryono

SugiyantoDedi Budi Utomo

Sekretaris Redaksi :Siti Maesaroh

Sitta Dhamayanti

Sekretariat Redaksi :Bidang Humas & Comdev

Dokumentasi :Totot Sutrisno

INFO PJB Online :Cahyadi Yerosaka

Sirkulasi dan Distribusi :M. Chusyoyin

Alamat Redaksi :Jl. Ketintang Baru No. 11 Surabaya

Telp. (031) 8283180 (hunting) Psw. 133Facsimile : (031) 8298132

Email : [email protected]

Konsultan Media & Pelaksana Cetak :PT. Artadaya Mitra Solusi

Redaksi menerima tulisan berupa berita maupun artikel Maupun opini. Opini diketik dalam satu spasi font 12 sepanjang 2 halaman kuarto. Redaksi berhak melakukan editing dengan tidak mengurangi arti. Naskah opini yang dimuat diberikan imbalan se pan tasnya. Naskah dikirim ke redaksi (Humas PT PJB) atau melalui email : [email protected] atau fax (031) 8298132.

Daftar Isi

3 5 8

Susunan Redaksi

PJB Membantu Implementasi Tata Kelola Pembangkitan ke Indonesia Timur

Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh karyawan PJB dalam mewujudkan visi perusahaan, yaitu; ketepatan arah dan kecepatan laju perjalanan. Arah harus tepat, dan kecepatan perjalanan harus pas.

Kontrak COD Administrasi Mengurangi Potensi Kerugian PJB mengusulkan supaya dilakukan Kontrak COD Administrasi untuk empat unit PLTU, sehingga tagihan ke PLN selaku pemilik aset, sudah bisa dilakukan meski secara fisik pembangkit tersebut belum COD.

Bloomberg Tertarik Perkembangan Listrik Di IndonesiaKontribusi dan rencana pengembangan listrik PT PJB menjadi topik bahasan wawancara Direksi PJB dengan jurnalis Majalah Bloomberg Businessweek, sebuah majalah berskala internasional yang bermarkas di New York

Cirata Care Center Pusat Pembelajaran dan Rekreasi Berbagai fasilitas pembelajaran baik indoor maupun outdoor, renewable energy, Museum Mini Pembangkit PJB, agroforestry, penginapan, sport & joging track, serta fasilitas training & outbondkini dibangun di UP Cirata dengan memanfaatkan idle asset berupa perumahan karyawan yang berantakan karena lama tidak dihuni, serta lahan kosong di sekitarnya.

Operasi dan Pemeliharaan PLTA Brantas Distrik E Diserahkan ke PJBSPengelolaan PLTA Brantas Distrik E (PLTA Golang, Giringan, Ngebel dan Ampel Gading) bakal diserahkan kepada PT PJB Services. Sementara karyawan PJB yang bertugas di empat PLTA tersebut, secara bertahap akan dipindahkan ke distrik lain yang saat ini kekuarangan Sumber Daya Manusia (SDM).

PJB Services Implementasikan SIT-EllipseDalam rangka efektivitas penggunaan teknologi informasi bagi kelancaran bisnis perusahaan, PT PJB Services menerapkan Sistem Informasi Terpadu (SIT) - Ellipse, yang penggunaannya secara resmi ditandai dengan peluncuran nota dinas Direktur Utama PJB Services.

PJB Raih Juara I Bidang Non Technical SupportingKarya Inovasi “Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1” untuk mengakselerasi proses sekaligus mengeliminasi ketergantungan terhadap konsultan IT profesional, berhasil keluar sebagai juara pertama Lomba Karya Inovasi 2011 Regional I (Jawa, Madura dan Bali) kategori Non Technical Supporting.

10 28

30

35

38

40

55

12

14

17

13

20

Tahun 2012 Pembangkit BBM Bakal TersingkirPembangkit-pembangkit berbahan bakar minyak bakal menghadapi persoalan serius di tahun 2012. Sebab Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara hasil Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) bakal masuk sistem Jawa-Bali, dan tentunya mereka lebih diutamakan dibandingkan pembangkit BBM.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tanam 10.000 BakauMemperingati Hari Lingkungan Hidup 2011 dengan tema ”Forest at Your Service” atau ”Hutan Penyangga Kehidupan” , UP Paiton bersama ratusan siswa melakukan penanaman bibit pohon bakau di Pantai Bhinor.

Mengelola Pembangkit yang Mulai TuaDalam Raker PJB Semester I tahun 2011 pada tanggal 19 Juli 2011 lalu, Dirut PJB memberikan highlight Umur Pembangkit PJB yang rata-rata sudah lebih dari 20 tahun, hingga menyadarkan para pihak di PJB agar mendapat respon yang relevan

Mengukur Kematangan Proses Bisnis KeuanganKontrak kinerja PJB dibagi menjadi 4 perspektif dengan pendekatan balanced scorecard dimana di dalamnya terdapat ukuran kematangan proses bisnis (maturity level) dan ukuran hasil (Key Performance Indicator/KPI).

ABU HASANAbu Hasan yang arti sesungguhnya adalah Bapak Kebaikan kini banyak ditemukan di UP Gresik, yang saat ini menjadi tempat benchmarking, dimana banyak kegiatan belajar kebaikan.

Mengidupkan Kembali Budaya SilaturahmiGaya hidup perkotaan memperbesar sikap individualistis, membuat kurangnya silaturahmi. Ini perkembangan zaman yang tidak bisa dihindari. Maka, silaturahmi bergeser menjadi formal dan berupa hubungan fungsional. Tidak ada kedalaman.

Monitoring Perjalanan Menuju Visi Perusahaan

Guna mempercepat proses implementasi tata kelola pembangkitan di seluruh unit pembangkitan PLN, PJB melakukan kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) PLN.

PJB Kerjasama dengan PUSDIKLAT PLN

Page 4: edisi71

jasa konsultasi hendaknya menggunakan referensi harga yang ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Senior Manajer Niaga, Eko KB menjelaskan, tahapan pelaksanaan implementasi tata kelola pembangkitan di PLN Wilayah Indonesia nantinya akan terbagi dalam 4 tahap, yaitu : tahap persiapan (pre-steps), tahap penyusunan strategi (strategic), tahap pengembangan sistem, tool dan metodologi (tactical) dan tahap implementasi & pengukuran (implementation & maturity level measurement). Ruang lingkup dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut :vPre Step (1 Minggu) : melaksanakan asset management

awareness, melaksanakan audit readiness, melakukan assessment dan analisis gap, dan menentukan gap kondisi eksisting terhadap kondisi best practice.

vStrategic (2 Minggu) : menyusun visi-misi pembangkitan, menyusun road map pembangkitan, membangun strategy map, menyusun tata kelola pembangkitan serta melakukan cascade kontak kinerja, membangun kebijakan, strategi, dan action plan, serta melakukan alignment organisasi.

vTactical (8 Minggu) : membangun manajemen aset pembangkitan dengan menerapkan referensi best practice (operation management, reliability management, efficiency management, work planning and control, material management, dan outage management), aligning konsep manajemen aset pembangkitan, membantu menganalisa kekritisan peralatan, implementasi Sistem Informasi Terpadu (CMMS), dan melakukan deployment konsep manajemen aset pembangkitan kepada seluruh karyawan.

vImplementation & Maturity Level Measurement (13 Minggu) : mengimplementasikan tata kelola pembangkitan melalui metode pendampingan, membantu melakukan continous improvement, assessment terhadap pelaksanaan tata kelola pembangkitan.

8 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Pelaksanaan PekerjaanPelaksanaan pekerjaan terbagi dalam dua,

yaitu orientasi pada penyusunan Tata Kelola Pembangkitan dan orientasi pada implementasi Computerized Maintenance Management System (CMMS). Saat orientasi pada penyusunan Tata Kelola Pembangkitan, maka PJB berkewajiban:RMemandu workshop, brainstorming dan training

tentang asset management awareness.RMelakukan audit readiness terhadap organisasi,

personil dan infrastruktur untuk mengukur kesiapan dalam implementasi manajemen aset dan menyusun komitmen seluruh karyawan.

RMemandu workshop dan training untuk melakukan assessment serta melakukan couching dan mentoring untuk menentukan analisis.

RMerumuskan, menjabarkan, dan membuat panduan melalui workshop, brainstrcouching, mentoring untuk menyusun dan membangun road map dan strategy map serta menjabarkannya ke dalam kebijakan dan strategi sehingga sesuai dengan visi dan misi PLN.

RMemandu penyusunan tata kelola pembangkit, aligment organisasi, analisa kekritisan peralatan dan rencana pencegahan kegagalan melalui workshop, brainstorming, mentoring, couching, training dan benchmarking serta melakukan cascade strategi dan Key Performance Indicators (KPI) sampai dengan level pelaksana.

RMembantu melalui couching, mentoring, brainstorming, training, benchmarking dan workshop terkait deployment pelaksanaan manajemen aset.

RMelakukan assessment paska implementasi manajemen aset pembangkitan melalui couching, mentoring, brainstorming, benchmarking dan workshop.Sedangkan saat orientasi pada implementasi

Computerized Maintenance Management System (CMMS), PJB berkewajiban :qMelakukan assessment dengan cara brainstorming

dan training terhadap sistem, personil dan infrastruktur untuk implementasi CMMS.

qMelakukan workshop dan training penyusunan equipment number dan cataloger.

qMemandu melalui couching, mentoring, brainstorming, benchmarking dan workshop untuk pembuatan arsitektur CMMS serta instalasinya untuk mendukung implementasi manajemen aset pembangkitan.

qMemandu dalam menentukan knowledge dan skill yang diperlukan di dalam implementasi CMMS, serta melakukan training yang diperlukan untuk aplikasinya.

qMenelaah dan mengkaji melalui workshop, brainstorming dan benchmarking terhadap CMMS yang telah dibangun. (*)

Laporan Utama

Senior Manajer Niaga PJB,

EKO KB (kiri), Kepala Divisi

Pembengkitan Indonesia Timur

PLN, Sapto Triono (tengah) dan Vice

Presiden Enjiniring PJB, A. Djati

Prasetyo (kanan).

Para pengelola unit pembangkitan Wilayah Indonesia

Timur saat mendengarkan

penjelasan Vice Presiden

Enjiniring PJB, A. Djati Prasetyo

tentang Tata Kelola Pembangkitan

Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di

Unit Pendidikan dan Pelatihan (UDIKLAT) Pandaan, 5 Agustus 2011. Hadir dalam kesempatan itu Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu, Direktur Keuangan PJB, Aminullah Assagaf, dan Senior Manajer Knowledge Management PJB, Adi Firmanto. “Dalam

KERJASAMA DENGAN PUSDIKLAT PLNSelain melaksanakan konsultasi dan supervisi implementasi tata kelola pembangkitan di wilayah Indonesia Timur, guna mempercepat proses implementasi tata kelola pembangkitan di seluruh unit pembangkitan yang ada di PLN, PJB melakukan kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) PLN tentang Penyelenggaraan Diklat Tata Kelola Pembangkitan Dan Diklat Umum, Assessment, Serta Sertifikasi Kompetensi Personil. Nota Kesepahaman ditandatangi Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, dan Kepala PUSDIKLAT PLN, Suharto, disaksikan Direktur SDM dan Umum PLN, Eddy Erningpraja.

Laporan Utama

kerjasama ini, PJB menyediakan fasilitas diklat dan instruktur untuk diklat tata kelola pembangkitan, sedangkan PUSDIKLAT menyediakan fasilitas diklat dan instruktur untuk diklat umum dan sertifikasi personil,” kata Direktur SDM dan Adminikstrasi PJB, Trilaksito Sunu.

Dengan adanya kerjasama ini, maka program Diklat

Tata Kelola Pembangkitan yang diselenggarakan PJB melalui Power Plant Academy PJB dapat sejalan dengan peningkatan kompetensi SDM PLN, khususnya SDM di bidang Pembangkitan. Selain itu, materi Diklat Tata Kelola Pembangkitan dapat terdesiminasi secara efektif pada Bidang Pembangkitan

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 9

Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo (kiri) dan Kepala PUSDIKLAT PLN,

Suharto, menandatangani Nota Kesepahaman tentang Pelaksanaan

Diklat Tata Kelola Pembangkitan dan Diklat Umum, disaksikan

Direktur SDM dan Umum PLN, Eddy Erningpraja.

Page 5: edisi71

Melalui kerjasama itu diharapkan keberhasilan PJB dalam mengimplementasikan tata kelola pembangkitan dari segera ditularkan ke unit-unit pembangkitan lainnya, dan hal itu disebutnya sebagai bagian dari kerangka besar meningkatkan kompetensi SDM di PLN

Laporan UtamaLaporan Utama

Diklat Umum berupa ruang kelas, peralatan mengajar kelas dan praktek, serta menyusun Direktori Diklat dan Rencana Diklat Umum serta melaksanakan Diklat Umum sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.

Atas terlaksananya kerjasama tersebut, PJB berhak memanfaatkan aset PUSDIKLAT untuk menjadi fasilitas belajar yang representatif, serta berhak mengikutsertakan Diklat dan Uji Kompetensi Personil karyawan PJB yang diselenggarakan oleh PUSDIKLAT sebagai sarana

disebutnya sebagai bagian dari kerangka besar meningkatkan kompetensi SDM di PLN.

Pengembangan Power Plant Academy

Kerjasama dengan PUSDIKLAT ditindaklanjuti dengan pengiriman peserta Diklat Tata Kelola Pembangkitan oleh PUSDIKLAT ke Power Plant Academy PJB. Mereka dari berbagai unit pembangkitan di Indonesia, dan Kamis, 18 Agustus 2011 telah berhasil menyelesaikan pendidikannya,

10 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

di PLN. PJB juga dapat memanfaatkan aset PUSDIKLAT untuk menjadi fasilitas belajar yang representatif, dan dapat mengikutsertakan Diklat dan Uji Kompetensi Personil yang diselenggarakan PUSDIKLAT sebagai sarana pengembangan pegawai PJB.

Sedangkan bagi PUSDIKLAT, dengan adanya kerjasama tersebut maka Program Diklat Tata Kelota Pembangkitan yang diselenggarakan PJB dapat melayani pengembangan SDM PLN, serta untuk mendapatkan tenaga kediklatan khususnya Instruktur, pembicara atau penceramah dan penyusun materi Diklat dari PJB. PUSDIKLAT dapat memanfaatkan aset PJB untuk menjadi fasililas belajar yang representatif, langsung pada peralatan yang sesungguhnya

atas materi Diklat yang diperoleh secara inclassroom, sehingga menunjang peningkatan kompetensi Siswa Diklat di PUSDIKLAT secara optimal.

Metoda penyelenggaraan Diklat Tata Kelola Pembangkitan menerapkan metoda yang diberlakukan

di PJB dengan Kurikulum, Silabus, dan Materi, terdiri atas :mPaket 1 (Supervisori Dasar).mPaket 2 (Supervisori Atas).mPaket 3 (Manajemen Dasar).mPaket 4 (Manajemen

Menengah).Program Diklat Tata Kelola

Pembangkitan berupa kurikulum, silabus, dan materi Diklat disiapkan PJB, sedangkan Program Diklat Umum berupa kuriku!um, silabus, dan materi Diklat disiapkan oleh PUSDIKLAT. Dalam penyelenggaraan Diklat Tata Kelola Pembangkitan, kegiatan utama dilaksanakan di Power Plant Academy gedung Knowledge Center Unit Pembangkitan (UP) Gresik,

sedangkan kegiatan praktek dilaksanakan di UP yang ada di lingkungan PJB.

Hak dan KewajibanDalam kerjasama ini, PJB

berkewajiban: menyiapkan kurikulum, silabus, materi, dan tenaga pengajar Diklat Tata Kelola Pembangkilan, menyiapkan infrastruktur Diklat Tata Kelola Pembangkitan berupa ruang kelas, peralatan mengajar kelas dan praktek, serta menyusun perencanaan kerja dan jadwal tahunan Diklat Tala Kelola Pembangkitan. Selain itu PJB wajib melaksanakan Diklat Tala Kelola Pembangkitan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dan menyiapkan materi tes dan evaluasi hasil Diklat Tata Kelola Pembangkitan. Sedangkan PUSDIKLAT berkewajiban menyiapkan kurikulum, silabus, materi, dan tenaga pengajar Diklat Umum, menerbitkan sertifikat Diklat Umum, menyiapkan infrastruktur

dimana kuliah terkahir diberikan oleh Direktur Pengadaan Strategis PLN yang juga Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan. “Para peserta diklat itu merupakan peserta gelombang pertama dari kerjasama antara PJB dengan PUSDIKLAT, yang tentunya nanti akan disusul gelombang kedua, ketiga dan seterusnya,” papar Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu.

Pria yang lebih dikenal dengan sapaan Tony itu menjelaskan, kebaradaan Power Plant Academy akan dikembangkan menjadi Power Plant University, sehingga ruang lingkupnya lebih luas, termasuk

pengembangan karyawan PJB. Sebaliknya PUSDIKLAT berhak mendapatkan bantuan instruktur, pembicara atau penceramah dan penyusun materi Diklat dari PJB apabila diperlukan. Nota Kesepahaman berlaku untuk jangka waktu 2 tahun, terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2013.

Direktur SDM dan Umum PLN, Eddy D. Erningpraja, berharap banyak dari kerjasama ini. Melalui kerjasama ini diharapkan keberhasilan PJB dalam mengimplementasikan tata kelola pembangkitan dapat segera ditularkan ke unit-unit pembangkitan lainnya, dan hal ini

sebagai lembaga konsultan manajemen tata kelola pembangkitan. Selain melayani unit-unit pembangkitan di lingkungan PLN, nantinya juga melayani pembangkit swasta.

“Tentunya kita tidak melupakan karyawan sendiri. Kami memrogramkan pendidikan dan latihan tata kelola pembangkitan untuk internal PJB, yaitu untuk karyawan dari seluruh unit PJB sesuai stream dalam tata kelola, yaitu enjiniring, pemeliharaan, logistik dan operasi. Meskipun tata kelola

pembangkitan sudah diterapkan dalam menjalankan tugas sehari-hari, mereka tetap memerlukan penyegaran dan pendalaman,” kata Tony.

Mengingat peserta diklat yang diperkirakan akan terus berdatangan, lanjutnya, PJB perlu menyiapkan kader-kader instruktur serta menyiapkan akomodasi bagi peserta, berupa mess dan kendaraan antar jemput. Penyiapan kader instruktur dilakukan melalui program TOT (Training of Trainer) yang dimulai Pertengahan September 2011. Ditargetkan setiap instruktur memiliki dua orang kader. (*)

Peserta Diklat Tata Kelola Pembangkitan foto bersama Direktur Pengadaan Strategis PLN Bagiyo Riawan, serta Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu.

Direktur Pengadaan Strategis PLN Bagiyo Riawan memberikan

kuliah penutup peserta diklat tata

kelola pembangkitan gelombang pertama

dari kerjasama PJB– PUSDIKLAT PLN.

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 11

Direktur SDM dan Umum PLN, Eddy D. Erningpraja,

Dirut PJB, Susanto Purnomo dan

Kepala PUSDIKLAT, Suharto,

foto bersama karyawan PUSDIKLAT Pandaan

Page 6: edisi71

12 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 13

Manajemen CSR-Pendidikan

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) telah menetapkan visi menjadi perusahaan kelas

dunia pada tahun 2016. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh karyawan PJB dalam mewujudkan visi tersebut, yaitu; ketepatan arah dan kecepatan laju perjalanan. Arah harus tepat, dan kecepatan perjalanan harus pas sehingga pada akhirnya apa yang kita rencanakan dapat dicapai.

“Perjalanan mewujudkan visi ini merupakan perjalanan panjang, sehingga ketepatan arah dan kecepatan laju perjalanan harus benar-benar diperhatikan, harus selalu dimonitor dan dievaluasi,” kata Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, saat membuka Raker Semester I - 2011, 19 Juli 2011.

Untuk mengevaluasi kedua hal tersebut di tahun 2011, lanjutnya, maka patokannya adalah KPI Manajemen yang telah ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS telah menetapkan 20 KPI Manajemen, yaitu :1. Nilai Kepuasan Pelanggan 2. Equivalent Availability Factor (EAF) atau kesiapan pembangkit.3. EAF PLTU Batubara4. Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) atau gangguan pembangkit5. Efisiensi Termal 6. Sudden Outage Factor (SdOF) atau faktor gangguan.

7. Pengamanan Pasokan dan Kualitas Batubara8. Maturity Level Proses Bisnis 9. Kesiapan Mengoperasikan PLTU Paiton/Rembang/Pacitan 10. Pelaksanaan pengadaan J-Proc11. CAPEX12. Human Capital Readiness (HCR)13. Organization Capital Readiness (OCR)14. Information Capital Readiness (ICR)15. Biaya Komponen C Batubara16. Biaya Pokok Produksi (BPP)17. Malcolm Baldrige 18. Penerapan GCG19. Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)20. Pembuatan Business Plan (RJPP)

Dari 20 KPI tersebut, 11 indikator telah dapat dipantau dan dievaluasi pencapaiannya, 8 indikator masih menunggu hasil assessment baik internal maupun eksternal, 1 indikator yang masih on progress. Ke-11 indikator yang telah dapat dipantau dan dievaluasi pencapaiannya antara lain: EAF, EAF PLTU Batubara, EFOR, Efisiensi Termal, SdOF, Pengamanan Pasokan dan Kualitas Batubara, Pelaksanaan pengadaan J-Proc, Biaya Komponen C Batubara, Biaya Pokok Produksi (BPP), dan Pembuatan Business Plan (RJPP). Ke-11 indikator tersebut sampai dengan semester 1 tahun 2011 melebihi sasaran yang ditetapkan. Hanya biaya-biaya pokok produksi yang mencapai warna kuning atau tidak mencapai target yang ditetapkan, karena produksi dari

pembangkit dengan bahan bakar minyak melebihi rencana. Sedangkan 8 indikator masih menunggu hasil

assessment antara lain: nilai kepuasan pelanggan, maturity level proses bisnis, HCR, OCR, ICR, Malcolm baldridge, penerapan GCG, dan Implementasi ERM. Sementara 1 indikator yang masih on progress (baru ditargetkan pencapaiannya pada semester 2 adalah kesiapan mengoperasikan 3 PLTU PPDE. “Sebagai informasi, GCG PJB pada tahun 2010 di-assess oleh BPKP dan kita mendapat skor 85 (tertinggi di lingkungan PLN) dan tahun ini ditargetkan 90,” kata Susanto Purnomo.

Untuk menjaga agar perjalanan PJB baik jangka pendek maupun jangka panjang sesuai arah dan dengan kecepatan yang pas, lanjut Susanto Purnomo, maka selain review kinerja, juga perlu melakukan review program & strategi. Ia berharap adanya breakthrough agar dampak negatif yang terjadi dapat diminimalisasi dan PJB mampu mengambil lesson learned dari kejadian itu di tengah perubahan pola operasi di sistem Jawa Bali dan kondisi kesehatan pembangkit PJB yang rata-rata berumur 23,5 tahun, serta PLTU PPDE dengan teknologi China yang pada awal operasinya biasanya memiliki berbagai masalah.

“Kita harus bisa fokus pada tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan arah yang tepat dan kecepatan yang pas. Apabila setiap kita mampu fokus, maka Insya Allah kita akan menjadi sebuah orchestra yang mampu menghasilkan karya-karya indah.” Tutur Susanto Purnomo.(*)

12 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Manajemen

Direksi PJB saat Rapat Kerja Semester I – 2011

Page 7: edisi71

UBJOM

PLTU Indramayu

PLTU Rembang

PLTU Pacitan

PLTU Paiton Baru

Commercial of Date (COD) PLTU Proyek Percepatan

Diversifikasi Energi (PPDE) mengalami keterlambatan. Kondisi ini tentu merugikan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) selaku pelaksana Operation and Maintenance (O & M) 4 unit PLTU PPDE, yaitu PLTU Indramayu, Rembang, Paiton dan Pacitan. Pasalnya, mobilisasi SDM sudah lama dilakukan, dan karyawan PJB juga sudah melakukan pekerjaan, sementara tagihan belum bisa dilakukan karena belum COD. Dari empat unit tersebut, baru PLTU Indramayu yang sudah COD.

Menanggapi fenomena seperti itu, PJB mengusulkan supaya dilakukan Kontrak COD Administrasi, sehingga tagihan ke PLN selaku pemilik aset, sudah bisa dilakukan meski secara fisik pembangkit tersebut belum COD. Alhamdulillah, usulan ini mendapat respon positif. Kontrak COD Administrasi bisa ditandatangani sekalipun secara fisik pembangkit belum COD.

“Keterlambatan COD adalah kesalahan kontraktor, sama sekali tidak ada kaitannya dengan PJB. Tidak seharusnya PJB harus menanggung rugi akibat keterlambatan itu. PJB sudah lama bekerja di unit tersebut, sudah sewajarnya memperoleh pembayaran sesuai dengan kinerjanya. Caranya ya melalui Kontrak COD Administrasi.

Artinya, meski secara fisik belum COD, namun secara administrasi sudah COD,” kata Wawan Darmawan dari PLN Pembangkitan Lontar.

Kontrak COD Administrasi PLTU Rembang dilakukan 31 Agustus 2010, COD fisik diperkirakan baru akan terjadi September 2011 dan Desember 2011. Sedangkan kontrak COD administrasi PLTU Paiton ditandatangani 31 Maret 2011, COD fisik diperkirakan baru akan terjadi Januari 2012. Sementara kontrak COD administrasi PLTU Pacitan dilakukan 30 Juni 2011, COD fisik diperkirakan pada Januari 2012 dan April 2012. “Dengan adanya kontrak COD administrasi, potensi kerugian menjadi minimal, karena hak PJB untuk melakukan tagihan bisa terbayarkan,” kata General Manager (GM) UBJOM Rembang, Sidik Wiyono.

Mengenai progres pembangunan PLTU PPDE, Sidik Wiyono memaparkan, pembangunan fisik PLTU Indramayu 94 persen, PLTU Rembang 95,3 persen, Paiton baru 96,6 persen, dan PLTU Pacitan 86,0 persen. Unit yang telah sinkron dengan sistem baru PLTU Indramayu dan Rembang. PLTU Indramayu unit 1 sinkron pada 28 Juni 2010 dan unit terakhir pada 14 Mei 2011, sedangkan PLTU Rembang sinkron pada tanggal 18 September

2010 dan 11 April 2011. Sejauh ini personil PJB cukup

andal dalam mengoperasikan pembangkit buatan China tersebut. Meski demikian, masih ada beberapa SDM yang kompetensinya perlu disesuaikan, karenanya perlu program training modul O&M serta sertifikasi kompetensinya. Selain itu, ada beberapa ketimpangan jenis dan level kompetensi sehingga perlu alignment SDM dan rotasi atau promosi. Kesiapan personil dalam pelayanan O&M belum optimal, perlu penyediaan rumah tinggal secara bertahap.

Unit MandiriTerkait dengan pelaksanaan

O & M di PLTU PPDE, Direktur Keuangan PJB, Aminullah Assagaf mengungkapkan bahwa direksi PJB telah berupaya untuk dapat memiliki aset 4 unit PLTU PPDE tersebut, namun tidak dikabulkan oleh PLN karena terkendala regulasi. Muncul wacana untuk memberikan kewenangan lebih besar kepada PJB dalam pengelolaan PLTU PPDE, tidak sekadar menjadi pelaksana O & M, tetapi juga diberi kewenangan dalam pengadaan dan sebagainya.

Untuk itu, personil PJB yang ditugaskan di UBJOM diminta untuk membuat pengelolaan keuangan mandiri dan membuat RKAP sendiri seperti unit existing, sehingga UBJOM menjadi unit mandiri. Apalagi untuk UBJOM yang memiliki SDM begitu besar dengan kegiatan yang besar pula. “Kami minta tim anggaran mulai memisahkan dan dibuat RKAP tersendiri untuk UBJOM dan dilaporkan secara berkala,” pinta Aminullah Assagaf.

Menanggapi permintaan itu, para GM UBJOM menyatakan kesiapannya. Bahkan unit mandiri sebenarnya sudah mulai dijalankan, draf RKAP 2012 sudah dipersiapkan. Hal yang sama diungkapkan Direktur Niaga, Adi Supriono selaku pembina UBJOM. “Keinginan direktur keuangan sudah dijalankan. UBJOM sudah mulai mengelola anggaran sendiri,” tegasnya.(*)

Kontrak COD Administrasi Mengurangi Potensi Kerugian

14 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Manajemen Risiko

Guna meningkatkan kepedulian terhadap

risiko (Risk Awarness) dalam pengelolaan Unit Pembangkit (UP) di lingkungan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), baik yang asetnya dimiliki PJB maupun non-PJB, serta untuk mengoptimalkan kegiatan Risk Survey sehingga didapat nilai tambah lainnya yang mempunyai multiplier effect yang lebih baik, PJB menyelenggarakan Risk Competition antar unit pembangkitan. Keluar sebagai juara pertama UP Muara Tawar, disusul UP Cirata sebagai juara kedua dan UP Gresik sebagai juara ketiga.

Kompetisi ini dimaksudkan juga untuk meningkatkan aspek pemahaman terhadap pentingnya pengelolaan risiko pada semua aspek bisnis PJB sebagai bagian dari pertanggung jawaban manajemen PJB kepada pemegang saham, serta sebagai bagian dari strategi ‘membumikan’ Manajemen Risiko pada tataran operasional yang lebih mudah difahami dan diimplementasikan. Seperti diketahui, Manajemen Risiko makin dituntut implementasinya pada tata kelola pembangkit modern yang tercermin pada prasyarat Asset

Management PAS 55, Good Corporate Governance (GCG) dan juga Malcom Baldridge yang menempatkan Manajemen Risiko pada domain yang cukup tinggi dicermati implementasinya.

Kejuaraan ditentukan berdasarkan score operation risk assesment tertinggi berdasarkan assesment yang dilakukan oleh konsultan IBS Indonesia dengan 13 kriteria yang antara lain :1 House Keeping (bobot 5)1 Fire System Supervision

(bobot 5)1 Generation System

Supervision (bobot 10)1 Hot Work System (bobot 5)1 Smoking Control (bobot 5)1 Emergency Response

(bobot 5)1 Security (bobot 5)1 Business Contingency

Planning (bobot 5)1 Building Construction

Material (bobot 5)1 Fire Protection

System (bobot 10)1 Electrical Protection

System (bobot 10)1 Generation Equipment

Protection System (bobot 10)

1 Bonus/Completed Recommendation (bobot 20)Unit yang di asses pada

Risk Competition tahun 2011 adalah UP Muara Karang, UP Muara Tawar, UP Cirata, UP Gresik, UP Paiton dan UP Brantas, serta Unit Bisnis Jasa Operation & Maintenance (UBJOM)

Indramayu dan UBJOM Rembang. Unit-unit lain yang dikelola PJB akan diikutkan pada Risk Competition tahun 2012. Kriteria yang dipakai, pada dasarnya sama dengan Risk Competition tahun 2010 dengan sedikit penyesuaian pada pembobotannya. Namun khusus UBJOM dilakukan judgement penilaian yang sedikit berbeda pada aspek-aspek yang bukan dalam domain kendalinya, mengingat kepemilikan aset pada PLN.

Pada assesment awal, skor yang diperoleh UP Muara Karang lebih tinggi dibandingkan UP Gresik. Saat itu UP Muara Karang memperoleh skor 60, sementara UP Gresik hanya 57. Namun pada assesment akhir, UP Gresik mampu melampaui UP Muara Karang. Begitu juga

UBJOM Rembang, awalnya berada di bawah UBJOM Indramayu. Namun pada assesment akhir, UBJOM Rembang mampu melampaui UBJOM Indramyu. Skor akhir berdasarkan assesment yang dilakukan oleh konsultan IBS Indonesia lihat tabel I.

Penghargaan Risk Competition diberikan kepada Juara pertama, kedua dan ketiga. Selain piala dan piagam penghargaan, para juara juga mendapatkan uang tunai. Juara pertama 4.000 dollar AS, juara kedua 3.000 dollar AS, dan juara ketiga 2.000 dollar AS. Untuk menghargai upaya dan kepedulian terhadap Implementasi ERM, juga diberikan penghargaan untuk Satuan, Divisi, Sub Direktorat dan Fungsi di PJB yang telah membuat kajian ERM yang terbaik dengan Piagam Penghargaan dan Uang Tunai sebesar 1.000 dollar AS. Penghargaan itu diberikan kepada Satuan Pengadaan yang telah memperoleh penghargaan sebagai Implementator ERM Terbaik. Penghargaan diserahkan bersamaan pelaksanaan Raker Semester I PT PJB, 19 Juli 2011.(*)

UP Muara Tawar Juara RISK COMPETITION

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 15

Para General Manajer Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance (UBJOM) PJB.

GM UP Muara Tawar menerima Piala Juara I Risk Competition dari Direktur Utama PJB

GM UP Gresik menerima penghargaan sebagai Juara III Risk Competition dari Direktur Produksi, Haryanto Widodo, disaksikan GM UP Muara Tawar (Juara I) dan GM UP Cirata (Juara II).

Page 8: edisi71

16 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 17

Media Massa

Kontribusi dan rencana pengembangan listrik PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) terkait peningkatan

investasi di Jawa Timur, serta upaya-upaya PJB menjadikan pembangkitnya lebih ramah lingkungan, menjadi topik bahasan dalam wawancara Direksi PJB dengan jurnalis Majalah Bloomberg Businessweek awal Agustus lalu. Tidak ketinggalan mereka juga mengorek tentang kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) PJB.

Majalah Bloomberg Businessweek adalah majalah berskala internasional yang bermarkas di New York. Majalah ini tersebar di 140 negara dan saat ini menjadi salah satu majalah bisnis dengan oplah tertinggi di dunia. Kedatangan dua jurnalis Bloomberg ke PJB merupakan rangkaian wawancara ke beberapa tokoh ekonomi nasional Indonesia, termasuk wakil presiden RI, untuk liputan khusus tentang Indonesia. Hasil wawancara akan diterbitkan bersamaan dengan Pelaksanaan World Economic 2011 di Davos. Pemilihan Indonesia dalam liputan khusus Bloomberg, tak lepas dari fenomena ekonomi dunia saat ini. Dimana Indonesia disebut-sebut sebagai kekuatan ekonomi dunia baru menyusul Brasil, Rusia, China, India dan Afrika Selatan yang telah eksis terlebih dahulu.

Setidaknya ada 16 pertanyaan yang mereka ajukan, mulai dari kondisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia, mengenai pengelolaan pembangkit PJB dan rencana investasi, kemungkinan PJB mengembangkan geothermal dan sebagainya, hingga pelaksanaan program CSR. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo dan Direktur Pengembangan dan Niaga PJB Adi Supriono menjelaskan upaya PJB memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di Jawa Timur. Peningkatan investasi di Jawa Timur berkonsekuensi meningkatkan permintaan listrik. PJB berusaha menjaga kehandalan pembangkitnya dengan berbagai program agar dapat memenuhi permintaan

tersebut, diantaranya PAS 55 dalam mengelola asetnya. Untuk tambahan pasokan listrik ke sistem Jamali, PJB mengelola O&M empat PPDE dengan kapasitas total 2.865 MW. PJB juga membuka diri untuk kerjasama pembangunan pembangkit baru melalui skema joint venture company.

Terkait isu ramah lingkungan, Bloomberg menanyakan rencana PJB dalam mengembangkan pembangkit geothermal. Juga upaya yang dilakukan agar makin efisien dan ramah lingkungan. Diungkapkan untuk saat ini PJB belum mempunyai rencana mengembangkan pembangkit geothermal. PJB lebih fokus ke PLTA untuk pengembangan pembangkit dengan energi terbarukan. Sedangkan agar makin efisien, PJB melakukan berbagai upaya pembenahan pembangkitnya, termasuk rehabilitasi turbin PLTU Paiton tahun depan yang didanai JBIC. Diceritakan pula, saat ini tengah dikembangkan Power Plant Academy sebagai upaya untuk sharing dan deseminasi knowledge, khususnya terkait aset manajemen.

Upaya lain agar makin ramah lingkungan, PJB melakukan penghijauan pada lahan-lahan sekitar pembangkit, utamanya areal PLTA. Selain menyerap karbon dioksida, penghijauan juga mendukung kelestarian sumber daya air yang menjadi penggerak PLTA.

PJB berperan aktif dalam pelaksanaan program CSR bagi masyarakat sekitar. Kepada Bloomberg diceritakan program pembangkit biogas yang dikembangkan PJB pada lima kabupaten di Jawa Timur. Juga pendirian PUSBANGDIKLAT Energi Terbarukan sebagai sarana belajar bagi masyarakat. Diungkapkan pula program CSR magang tenaga pembangkitan yang sebentar lagi akan diluncurkan.

Selain menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan PJB, sesi wawancara juga diisi dengan pertanyaan lain seputar situasi kelistrikan di Indonesia, investasi, dan pengembangan area industri di Jawa Timur. (*)

Care Center juga difungsikan sebagai wahana sosialisasi konservasi Daerah Aliran Sungai (Das) Citarum untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikannya, sebagai sarana pembelajaran dan saung kreatif, sebagai sarana rekreasi pendidikan di alam, serta fun game dan outbond.

Di arena agroforestry misalnya, di tempat ini pengunjung dapat menikmati rekreasi taman agroforestry sambil belajar membuat kompos, pembibitan, penghijauan dan sebagainya. Sedangkan musium mini pembangkit PJB, pengunjung bisa melihat maket & informasi pembangkit PJB, teknologi & proses pembangkitan, gambar peralatan pembangkit, serta kinerja pembangkit & proses bisnisnya. Sedangkan di pusat renewable energy, pengunjung dapat menyaksikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Mikrohydro, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Biodiesel, Biogas dan energi lainnya, yang tentunya dalam skala kecil. Pengunjung juga diajarkan mengenai efisiensi energi & daur ulang dalam bentuk tungku hemat energi, pemanas hemat energi, teknologi tepat guna, daur ulang plastik, daur ulang kertas, daur ulang sampah organik, dan sebagainya.

Yang tidak kalah menarik adalah fasilitas training in door dan outbond game yang dilengkapi paintball, soft air gun, flyng fox, hy roop, dan sebagainya. Di tempat ini, diselenggarakan pelatihan skill teknis pembangkitan, pelatihan energi terbarukan, dinamic motivation training, spritual training dan sebagainya. Bahkan juga dipergunakan untuk memberikan pelatihan atau pembekalan kepada karyawan yang memasuki pensiun. Pembekalan kepada para karyawan yang memasuki masa pensiun dirasakan sangat penting supaya mereka tidak merasa khawatir tentang kelangsungan hidupnya setelah pensiun karena adanya berbagai alternatif kegiatan yang dapat dilakukan, baik bersifat profit oriented maupun non-profit oriented. Sementara untuk kegiatan outbond, tersedia fasilitas untuk menunjang strategic games, leadership dan teamwork outbond games, outdoor activity, fun games dan sebagainya. Suasana alam yang yang sejuk terasa begitu pas untuk kegiatan tersebut dan membuat orang betah berlama-lama.(*)

Setelah berhasil menyulap idle asset menjadi Brantas Beautiful Training Center di UP Brantas, Heru Sri Widodo Sari membangun fasilitas serupa di Cirata, dengan nama Cirata Care Center. Lagi-lagi mantan General Manager (GM) UP Brantas yang kini menjabat GM UP Cirata itu memanfaatkan idle asset berupa perumahan karyawan yang berantakan karena lama tidak dihuni, serta lahan kosong di sekitarnya.

Berbagai fasilitas di bangun di tempat itu, diantaranya: fasilitas pembelajaran baik indoor maupun outdoor, renewable energy, Museum Mini Pembangkit

PJB, agroforestry, penginapan, sport & joging track, fasilitas training & outbond, serta wisata alam Waduk Cirata. Selain itu, di tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti; wisma, camping ground, masjid, aula, miniatur pembangkit renewable energy, lapangan tenis, lapangan basket, lapangan bulutangkis, joging track, fasilitas untuk memajang produk unggulan Cirata, cindera mata, serta saung kreatif dan inspiratif.

Menurut Heru Sri Widodo Sari, keberadaan Cirata Care Center diharapkan dapat berfungsi sebagai wahana sosialisasi kepedulian dan peran UP Cirata dan Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) kepada masyarakat dan stakeholders lainnya, serta sebagai tempat pembelajaran dan informasi bagi yang membutuhkan informasi tentang pembangkitan listrik. Bukan hanya itu. Cirata

Layout Cirata Care Center

Pendidikan

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 17

BloombergTertarik Perkembangan Listrik Indonesia

PJB berperan aktif dalam pelaksanaan program CSR bagi masyarakat sekitar. Kepada Bloomberg diceritakan program pembangkit biogas yang dikembangkan PJB pada lima kabupaten di Jawa Timur. Juga pendirian PUSBANGDIKLAT Energi Terbarukan sebagai sarana belajar bagi masyarakat.

Dua Jurnalis Majalah Bloomberg mewawancarai Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo dan Direktur Pengembangan dan Niaga, Adi Supriono.

Lokasi Cirata Care Center (atas), dan beberapa aktivitas di Cirata Care Center.

Cirata Care CenterPusat Pembelajarandan Rekreasi

Page 9: edisi71

18 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 19

Operasi

18 Info PJB n edisi 70, Juli 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 19

Operasi

pengelolaan operasi dan pemeliharaan PLTA Brantas Distrik E tersebut akan diberlakukan mulai 1 Agustus 2011 hingga 1 Oktober 2016. Dalam kerjasama ini, PJB sebagai asset owner, UP Brantas sebagai asset manager, dan PJB Services sebagai asset operator, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :mPJB : Menetapkan kebijakan pola pengusahaan

operasi dan pemeliharaan (aspek teknis,

pelayanan, legal dan komersial), serta membuat perjanjian energi primer jangka panjang.

mUP Brantas : Menetapkan kriteria kinerja PLTA, melaksanakan perencanaan dan pengendalian kinerja pembangkit, menetapkan tata kelola pembangkit dan RKAP Jasa operasi dan pemeliharaan, serta menyediakan personil dan organisasi sebagai asset manager. Selain itu juga menyediakan spare part, menetapkan kebijakan Sistem Informasi Terpadu (SIT), dan mengajukan annual budget operating planning & investment program (rehabilitation/modification) untuk peningkatan availability, realibility dan efisiensi kepada PT PJB.

mPJB Services : melaksanakan tata kelola PLTA, melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTA, mengadakan consumables, mengimplementasi dan mengelola SIT (keuangan dan inventori), material management (procurement, warehousing & inventory), handling dan menggunakan energi primer secara akuntable, dan pengelolaan limbah, K3, housing, office, dan perijinan, serta menyediakan personil dan organisasi sebagai aset operator. Kerjasama antara PJB dan PJB Servives dapat

meningkatkan kompetensi jasa operasi dan pemeliharaan PJB Services, serta mendapatkan buffer SDM jasa operasi dan pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan kapabilitas ketersediaan SDM jasa operasi dan pemeliharaan dalam rangka mengembangkan pasar operasi dan pemeliharaan.

Kerjasama operasi dan pemeliharaan PLTA Golang, Giringan, Ngebel dan Ampel Gading menggunakan pola performance based, dan diberlakukan sistem

insentif dan pinalti. Insentif diberikan jika PJB Services mampu menunjukkan kinerja melebih target, sedangkan pinalti dijatuhkan bila kinerja tidak mencapai target. Perhitungan insentif dan pinalti akan dilakukan tiap tahun dengan perhitungan :P100 < NK < 120, diberikan Insentif secara

proporsional terhadap pencapaian NK dengan formula Insentif = (NK – 100)/100 x FFT, dimana NK adalah realisasi pencapaian kinerja pada tahun transaksi. Insentif maksimum sebesar 20 persen.

PNK = 100, tidak diberikan Insentif ataupun Pinalti. P80 < NK < 100, diberikan Pinalti secara proporsional

terhadap pencapaian NK dengan formula Pinalti = (100 – NK)/100 x FFT, dimana NK adalah realisasi pencapaian kinerja pada tahun transaksi. Pinalti maksimum sebesar 20 persen.General Manager UP Brantas, Ompang Reski Hasibuhan

menjelaskan bahwa pelaksanaan kerjasama ini PJB dengan PJB Services dilatarbelakangi bahwa penggunaan Karyawan organik dan outsourcing di PLTA akan menimbulkan masalah sehingga mempengaruhi kegiatan operasional di PLTA. Selama ini, PLTA Golang, Giringan, Ngebel dan Ampel Gading, selain dioperasikan oleh tenaga organik PJB, juga melibatkan tenaga outsourcing. Alasan itu ditunjang dengan kondisi di lapangan bahwa saat ini di UP Brantas, BSJ yang ada belum seluruhnya terpenuhi. Total gap terhadap BSJ 124 orang, diisi oleh outsourcing 57 orang, sedangkan 67 masih kosong, sehingga dibutuhkan tambahan pegawai. Pada 2011 terdapat 30 karyawan di UP Brantas yang akan pensiun dimana sebagian adalah operator dan teknisi sehingga dibutuhkan operator dan

Operasi dan Pemeliharaan

PLTA Brantas Distrik E Diserahkan PJBS

Pengelolaan PLTA Brantas Distrik E (PLTA Golang, Giringan, Ngebel dan

Ampel Gading) bakal diserahkan kepada PT PJB Services. Sementara karyawan

PJB yang bertugas di empat PLTA tersebut dipindahkan ke distrik lain yang saat ini kekuarangan Sumber

Daya Manusia (SDM) secara bertahap. Kondisi saat ini di UP Brantas, Bagan

Struktur Jabatan (BSJ) yang ada belum seluruhnya terpenuhi. Total gap

terhadap BSJ sebanyak 124 orang.

“Dari kekurangan itu, 57 orang diisi oleh tenaga outsourcing, sedangkan 67 masih kosong,

sehingga dibutuhkan tambahan pegawai. Selain itu, pada tahun 2011 ini terdapat 30 pegawai di UP Brantas yang akan pensiun, dimana sebagian adalah operator dan teknisi sehingga dibutuhkan operator dan teknisi pengganti,” ungkap Senior Manajer Niaga, Eko KB.

Kerjasama antara PJB dengan PJB Services dalam

PLTA NgebelPLTA GolangPLTA Giringan

Page 10: edisi71

20 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 21

teknisi pengganti. Kebutuhan tambahan operator dan teknisi saat ini belum dapat dilakukan dengan skema pegawai organik PJB, sementara 50 operator dan teknisi outsourcing dari MKP telah habis masa kontraknya.

“Karyawan di PLTA tersebut tidak perlu khawatir, karena tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mereka akan dipindahkan untuk mengisi kekosongan di distrik lain,” kata Ompang.

Kesepakatan kinerja akan ditentukan tiap tahun

berdasarkan kontrak kinerja antara PJB dan UP Brantas adalah 94 dari bobot 100 (lihat tabel I). Kontrak kinerja antara PJB dan UP Brantas akan di-cascade pada kontrak operasi dan pemeliharaan, serta berpengaruh langsung pada pembayaran jasa operasi dan pemeliharaan ke PJBS sehingga UP Brantas akan mendapatkan jaminan terhadap pencapaian kontrak kinerja. Dengan demikian total tagihan operating fee ke PJB Services yang akan dibayarkan adalah 94/100 x Operating Fee.(*)

ITEM Bobot Target Realisasi Score

EAF 20 100% 100% 20

EFOR 20 0.5% 1% 15

SdOF 10 1 kali 1 kali 10

Air Limpas 10 0% 0% 10

Operation Management 10 4.5 4.5 10

Outage Management 10 4.5 4.5 10

Reliability Improvement 10 4.5 4.5 10

Customer Satisfaction Index 10 4.5 4.0 9

TOTAL 100 94

Operasi

TABEL I : KONTRAK KINERJA ANTARA PJB dan UP BRANTAS

TABEL II : TARGET EAF DAN EFOR UNTUK PJB SERVICES

2011 2012 2013 2014 2015 2016

EAF 95,49 97,14 98,37 97,95 97,96 97,97

EFOR 0,25 0,19 0,15 0,23 0,21 0,18

20 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Guna mendukung proses bisnis perusahaan, PT

PJB Services menerapkan Sistem Informasi Terpadu (SIT) - Ellipse. Secara resmi penggunaan SIT-Ellipse ditandai dengan peluncuran nota dinas Direktur Utama PJB Services, Bernadus Sudarmanta kepada seluruh Karyawan PJB Services tentang SIT sebagai sarana kerja resmi perusahaan, 22 Juli 2011. Nota Dinas ditulis melalui OA di penghujung Go Live IT PJB Services yang digelar di Kantor PJB Services.

”Dalam rangka efektivitas penggunaan teknologi informasi bagi kelancaran bisnis perusahaan, Direksi mengintruksikan agar seluruh jajaran manajemen dan staf

untuk memanfaatkan Sistem Informasi Terpadu sebagai sarana kerja resmi perusahaan mulai hari Jumat tanggal 22 Juli 2011.” Demikian bunyi nota dinas Direktur Utama PJB Services yang ditulis dan dibaca saat Go Live IT PJB Services. Tepuk tangan pun mengggema, diikuti yel-yel PJB Services SIAP (Services Oriented, Integrity, Active Leraning, Professional). Menurut Bernadus, ibarat manusia, PJB Services yang dilahirkan pada tangggal tanggal 31 Maret 2001, kini telah tumbuh dan berkembang menuju kemandirian untuk mewujudkan visi Perusahaan Jasa Operasi dan Pemeliharaan Kelas Dunia.

Dilihat dari statistik perusahaan, memang perkembangan perusahaan tergolong cepat dan mandiri. Di awal tahun pendiriannya, PJB Services hanya memiliki karyawan 20 orang yang merupakan karyawan PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), kini telah berkembang dengan jumlah karyawan mencapai 1.000 orang, 55 persen diantaranya masih berusia 26-30 tahun dan 18,5 persen berusia 21-25 tahun. Secara global, customer PJB Services telah tersebar dipulau-pulau besar Indonesia dan Negara Timur Tengah. Bisnis layanan yang awalnya berkonsentrasi kepada maintenance pembangkit, kini lebih difokuskan pada Operation Pembangkit, tanpa mengesampingkan bisnis maintenance pembangkit. PJB Services terus mengembangkan layanan bisnis yang meliputi aset manajemen pembangkit, procurement, plant discovery dan lain-lain yang terkait dengan pembangkit listrik, sesuai dengan mottonya, “Total Solution for Power Generation”.

Manajer IT PJB Services, Mirandi, menjelaskan bahwa SIT-Ellipse yang dimplementasikan meliputi hampir semua aspek, mulai dari Keuangan, Sumberdaya

Manusia (SDM), Project Server Management, SPPD Online, OA dan lain-lain. Saat Go Live IT, sebagian diantaranya sempat didemonstrasikan dan berja;lan dengan baik. Terlihat jelas bagaimana penerapan SIT-Ellipse mempermudah dan mepercepat proses bisnis di PJB Services.

Anggota Dewan Komisaris PJB Services, Dicky Maryono merasa bangga atas keberhasilan PJB Services membangun sistem IT hingga terwujudnya implementasi SIT-Ellipse. “Hari ini menjadi bagian bersejarah perjalanan PJB Services, yaitu membangun SIT untuk mendukung bisnis proses PJB Services,” ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang perlu dicermati pasca Go Live, yaitu komitmen dan dukungan top manajemen terhadap SIT yang sudah dibangun, pengawalan Implementasi SIT tersebut, dan penyiapan kader atau second layer untuk key user & end user di masing-masing stream. “Jangan sampai Go Live ini hanya untuk memenuhi KPI (Key Performance Indicator) atau hanya seremonial belaka. Semoga apa yang menjadi cita-cita bersama dalam membangun SIT PJB Services dapat berjalan baik dan mendapatkan Ridho Allah SWT,” tutur Dicky Maryono.(*)

PJB Services Implementasikan SIT-Ellipse

Anak Perusahaan

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 21

Direktur Utama PJB Services, Bernadus Sudarmanta, menulis OA menandai Go Live IT PJB Services

Komisaris, Direksi dan karyawan PJB Services melakukan yel-yel siap mensukseskan implementasi Sistem Informasi Terpadu di PJB Services

SANTUNI YATIM : Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan dan Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, memberikan santuan kepada anak yatim yang berada di bawah asuhan Lembaga Pengembangan Yatim Piatu dan Dhu’afa ‘Al Muttahidin’ Sidoarjo, Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhu’afa ‘Al Ikhlas’ Sidoarjo, Yayasan Hidayah Ummat Surabaya, dan Yayasan Cahaya Ummat Madani Surabaya. Santunan diberikan bersamaan Peringatan Nuzulul Qur’an di PJB Kantor Pusat, Senin, 15 Agustus 2011.

Page 11: edisi71

22 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 23

Pencapaian prestasi ini hendaknya mendorong koperasi lainnya di lingkungan PT PJB khususnya,

dan perkoperasian pada umumnya untuk lebih maju dan mengambil peran yang lebih dalam percaturan bisnis. Sebagaimana diketahui, bulan Juli, tepatnya tanggal 15 Juli telah ditetapkan pemerintah sebagai “Hari Koperasi Nasional “

Pandangan dan kesan umum bahwa koperasi yang selalu diidentikkan sebagai unit usaha yang sulit maju, lamban, tidak profesional, birokratis, kental nuansa KKN (korupsi, kolusi, nepotism) serta stigma negatif lainnya akan terbantahkan jika melihat kiprah KKUB selama beberapa tahun terakhir ini.

Sejarah Singkat Koperasi Karyawan Usaha Bakti PT PJB Paiton

yang disingkat KKUB berbadan hukum Nomor : 7726/

Bidang Usaha KKUBKopkar Usaha Bakti PT PJB Paiton yang usianya

saat ini telah mencapai 17 tahun dalam perkembangan bisnisnya mengalami kemajuan yang cukup pesat, dimana semua tak lepas dari peran/ pemikiran /strategi para pengurus dan pengawas yang didukung oleh 317 anggota , 20 karyawan sebagai pengelola serta 265 karyawan , hingga saat ini tetap eksis berkarya untuk melayani anggota, berbisnis dengan cara benar.

JENIS USAHA KKUB1Simpan Pinjam1Pengadaan Barang Dan Jasa1Apotik Dan Toko1Jasa Penyedia Tenaga Kerja1Jasa Angkut Limbah B3 (Fly Ash)

Saat ini KKUB telah mempunyai SJumlah Anggota 337 orangSJumlah Karyawan ( total) 285 orangSNilai Ekuitas/Asset Rp 13,014 MiliarSTotal Penjualan/total sales ( Omset) Rp 21,079 MiliarSSHU tahun 2010 Rp 1,991 Miliar

Perjalanan KKUB mTahun 1994 : KKUB DidirikanmTahun 1998-1999 : Ekspansi bisnis apotek dan tokomTahun 2005 : Membentuk afiliasi bisnis dengan PT SBCmTahun 2006 : Memiliki dan menempati Kantor milik sendirimTahun 2007 : Melakukan re-organisasi dan

penyelarasan strategi bisnismTahun 2008 : Membentuk afiliasi bisnis dengan CV

UJA ( pertokoan dan apotek), laporan keuangan “wajar tanpa pengecualian” dan Investasi untuk Menyiapkan untuk ekspansi ke Proyek PLTU PPDE di Rembang

Kopkar UP Paiton

JUARA II Tingkat Provinsi Jawa Timur

mTahun 2011 : Ekspansi toko dan bisnis umummTahun 2011 : Terpilih sebagai Koperasi terbaik ke-1 se

kabupaten Probolinggo dan terbaik ke- 2 tingkat Jatim untuk katagori Koperasi Jasa

KKUB sebagai “power plant academy” dan “business academy”

Sisi lain yang jarang terekspose adalah bahwa ternyata KKUB telah meluluskan banyak alumnus tenaga ahli PLTU. Sejak tahun 1998-2011 banyak karyawan KKUB yang akhirnya hijrah ke PLTU listrik swasta ke IPMOMI (PEC); YTL ( Jawa Power ); Tanjung Jati B ( Medco ) ; PLTU Cilacap dan beberapa pembangkit di luar Jawa, serta ke proyek PLTU PPDE . Disamping itu, juga telah pula beberapa orang eks-manajemen KKUB telah sukses mandiri sebagai pengusaha profesional. Melihat fenomena ini terbukti bahwa KKUB telah berperan dalam mendidik para karyawannnya untuk menjadi lebih maju dan profesional dalam bidangnya, meskipun akhirnya si karyawan tersebut keluar dari KKUB.

Key Success factor /factor kunci penunjang keberhasilanRLeadership (kepemimpinan) - Kepemimpinan

yang efektif dan berkelanjutan dalam mendorong profesionalisme pada jajaran KKUB

RTeamwork (kekompakan tim) - Kesamaan visi antara jajaran Pengurus, pengawas, dan manajemen KKUB, serta didukung oleh karyawan KKUB dalam menjalankan roda perusahaan

RNetworking (jalinan kerjasama) dengan mitra strategis - Kapabilitas menjalin kepercayaan pelanggan dan kapabilitas untuk menjalin mitra strategis dalam menjalankan bisnis yang mampu berkelanjutan

RAkuntabilitas - Kepercayaan akan proses bisnis dan laporan keuangan merupakan titik kritis dalam suatu badan usaha, oleh karena itu KKUB bertekad untuk menyelenggarakan usaha yang patuh akan peraturan yang berlaku. Sejak laporan keuangan tahun 2009 , laporan keuangan dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh KAP (Kantor akuntan publik) Santoso

RKapabilitas menangkap peluang - Pelanggan KKUB tidak terbatas pada induknya, yaitu PT PJB, tetapi juga PLTU Swasta di Paiton, proyek PLTU PPDE, PT PJB Service, PT MKP, YPK PJB, Industri di Probolinggo, dll.

Visi dan MisiVisi KKUB : Menjadi Koperasi serba usaha

yang maju, dinamis dan profesional dengan tetap berpegang pada jati diri Koperasi dan siap bersaing secara sehat dengan pelaku ekonomi lain.

Misi KKUB :qMenjalankan usaha yang mempunyai peluang

dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan serta yang memberi manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan bersama.

qMelakukan penyempurnaan secara terus-menerus terhadap sistem yang ada sebagai komitmen untuk memberikan nilai terbaik kepada anggota, karyawan, mitra usaha, pelanggan dan lingkungan.

Pada tanggal 20 Juli 2011 Di Kabupaten

Sumenep Madura Koperasi Karyawan Usaha

Bhakti (KKUB) PT PJB UP Paiton menorehkan

prestasi gemilang dengan terpilih sebagi koperasi

terbaik ke-2 tingkat Provinsi Jawa Timur

untuk katagori koperasi jasa. Sebelum itu, pada

tanggal 15 Juli 2011 KKUB terpilih sebagai koperasi terbaik ke-1

untuk tingkat kabupaten Probolinggo, mengalahkan

beberapa puluh koperasi sejenis lainnya. Prestasi ini menjadi kebanggaan

tersendiri bagi para pihak yang berkecimpung di

KKUB, mulai Pengurus, Pengawas, Anggota,

Manajemen dan Karyawan KKUB, dan tentu saja

PT PJB UP Paiton yang menaungi KKUB.

BH/II/94 didirikan pada tanggal 20 April 1994 adalah Koperasi yang dibentuk oleh, dari dan untuk karyawan PT PLN (Persero) Sektor Paiton dengan tujuan sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya dibawah payung suatu badan hukum dan menangkap peluang bisnis.

Pada awalnya organisasi ini bergerak dalam bidang usaha core business ( usaha primer ) yang berkaitan dengan kebutuhan dan kesejahteraan anggota meliputi unit usaha pertokoan, apotik dan simpan pinjam.

Seiring dengan perkembangan bisnis dan peluang yang dihadapi KKUB dilingkungan Unit Pembangkitan PJB dan Unit Usaha lainnya, lingkup bisnis KKUB mulai berkembang kebidang lain (usaha sekunder) yaitu Bidang Pengadaan Barang, Jasa, dan dan jasa angkut limbah b3 (Fly Ash).

Ketua Dekopinda Jatim Bpk. Marjito menyerahkan penghargaan Kepada PH Ketua KKUB Supriono M didampingi oleh bidang umum KKUB Ridwan

22 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 23

KoperasiKoperasi

Ketua KKUB Paiton, Supriyono,

memperlihatkan piala kejuaraan

Lomba Koperasi Tingkat Jatim

Page 12: edisi71

24 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 25

Sementara juara kedua ditempati tim karya inovasi

dari PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang menampilkan Manajemen P2TL Online Terpadu, sedangkan juara ketiga PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan karyanya yang berjudul, Integrasi & Otomatisasi Single Sistem Pra-Bayar.

Lomba karya Inovasi 2011 Regional I diselenggarakan di Medan tanggal 20 - 21 Juli 2011. Dalam lomba ini PJB mengikutsertakan sembilan karya inovasi, yaitu :qModifikasi Flame Scanner Gas

Turbin PLTGU Gresik karya Muh. Al ahyudi, Koko Nurdiono, dan Muchamad Hafid dari UP Gresik.

qModifikasi Flow Swicth dan Wiring Diagram untuk Meningkatkan Keandalan System Interlock Lube Water CWP karya Tuhalim, Budhy Hartono, dan Dody Awin P dari Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT).

qAplikasi Online Suplier Master karya Catur Budi P, Nofri Puspito W, dan Fahroni Ardi R dari UP Muara Tawar

qWeb Aplikasi Manajemen sebagai Penunjang Proses Bisnis dan Transfer Knowledge dalam Perusahaan karya Raga Rikardhanu, Arif Hariyadi, dan Rista B. Megasari dari UPHT.

qDynamic Vibration Absolber Alternatif Pemecahan Masalah Resonasi karya Munif, Andi Desi S dan Beneditus S dari UP Paiton.

qReengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 Untuk Mengakselerasi Proses Sekaligus Mengeliminasi Ketergantungan Terhadap IT

Professional/Konsultan karya Dimas Kaharudin I, Habib Amaluddin, dan Surya Hardhiyana P dari UP Cirata.

qRe-Use Board dengan Relokasi Power Supply untuk Mengatasi Rendahnya Reliabilitas Transducer di LV SWITCHGEAR karya Muh. Nurdin Sidiq, Roby Firmansyah, dan Samsul Hadi Saputro dari UP Muara Karang.

qPenggunaan Seal Straightener Jack untuk Perbaikan Radius Trasition Piece Outer Seal dan Inner Seal pada Turbin Gas MHI Type M701F karya Wahyunianto Setiyawan, Indarto Purbo Utomo, dan Rio Pudjidarma Santoso dari Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat (UPHB)

qRedesign Sistem Pendingin Pelumas Turbine Bearing PLTA Tulungagung karya Imron Fauzi, Bambang Wahyu Jatmiko, dan Ibrahim Fahmi dari UP BrantasLomba Karya Inovasi adalah

sebuah ajang lomba bagi pegawai PLN dan anak perusahaan yang telah berlangsung sejak tahun 1999, merupakan komitmen manajemen PT PLN (Persero) dalam memberikan pengakuan/penghargaan bagi pegawai PLN berinovasi dan mewadahi Knowledge Sharing antar pegawai, berkaitan dengan implementasi Knowledge Management di lingkungan PLN, sehingga diharapkan pegawai dapat termotivasi untuk berkarya dan dapat lebih merasa ikut berperan, bertanggungjawab dan rasa memiliki dalam menjalankan bisnis perusahaan serta pengembangan potensi diri.

BIDANG YANG DILOMBAKAN 1. Pembangkitan 2. Transmisi dan distribusi 3. Technical Supporting (Tepat guna,

supporting hardware, tools) 4. Non-Technical Supporting

(Manajemen, Aplikasi, metodologi)

KRITERIA PENILAIAN 1. Originalitas 2. Signifikansi 3. Metodologi 4. Analisis, Evaluasi 5. Format penulisan 6. Presentasi

SELEKSI AWAL Seluruh karya inovasi yang

masuk ke sekretariat akan dilakukan seleksi awal dengan nilai passing grade minimal 60 dan dipilih 20 besar tiap bidang yang akan lolos ke Lomba Tingkat Regional.

SELEKSI TINGKAT REGIONAL Seluruh Peserta yang

mengirimkan makalah karya inovasi dan lolos seleksi awal akan diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di hadapan juri, untuk memilih juara 1, 2 dan 3 setiap bidang.

Penghargaan Tingkat Regional Juara 1 : menerima piagam dan

uang Rp. 15.000.000,- Juara 2 : menerima piagam dan

uang Rp. 12.000.000,-

Juara 3 : menerima piagam dan uang Rp. 9.000.000,-

Waktu dan tempat pelaksanaan Lomba Tingkat Regional wRegion 1 (JAMALI) di Medan

tanggal 20 & 21 Juli 2011 wRegion 2 (Luar JAMALI) di

Surabaya tanggal 27 & 28 Juli 2011

LOMBA TINGKAT NASIONAL Juara 1 s/d 3 setiap bidang

hasil lomba tingkat regional dan 5 peringkat tertinggi dari penggabungan regional 1 dan 2 akan diaudit lapangan oleh Tim Teknis PT PLN (Persero) untuk verifikasi implementasi di lapangan dan selanjutnya akan diambil 10 karya inovasi per bidang yang akan berlomba di tingkat nasional.

Penghargaan Tingkat NasionalJuara 1 : menerima piagam dan

uang Rp. 50.000.000,- Juara 2 : menerima piagam dan

uang Rp. 35.000.000,- Juara 3 : menerima piagam dan

uang Rp. 25.000.000,-

Inovasi

Piala bergilir bagi juara umum dan piagam bagi 5 unit yang konsisten berprestasi dalam inovasi. Waktu dan tempat pelaksanaan Lomba Tingkat Nasional:

Minggu ke-2 Oktober 2011 di PT PLN (Persero) Kantor Pusat. Juara I : Reengineering Migrasi Data

Pada Maximo 7.1 Untuk Mengakselerasi Proses Sekaligus Mengeliminasi Ketergantungan Terhadap IT Profesional / Konsultan karya Dimas Kaharudin I, Habib Amaluddin, dan Surya Hardhiyana P dari PJB

Juara II : MANTEL LINDU (Manajemen P2TL Online Terpadu) dari PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

Juara III : Integrasi & Otomatisasi Single Sistem Pra Bayar dari PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta karya

BIDANG PEMBANGKITANJuara I : Peningkatan Keandalan Unit

Gas Turbine MS900 1E PLTGU Tambak Lorok Melalui Modifikasi Komponen Flow Devider dari PT Indonesia Power

Juara II : Re-Use Board Dengan Relokasi Power Supply Untuk Mengatasi Rendahnya Reliabilitas Transducer di LV Switchgear karya Muh. Nurdin Sidiq, Roby Firmansyah dan Samsul Hadi Saputro dari PJB

Juara III : Modifikasi Flow Switch dan Wiring Diagram untuk Meningkatkan Keandalan System Interlock Lube Water CWP PLTU 1,2 & 3 Gresik karya Tuhalim, Budhy Hartono, dan Dody Awin P dari PJB.

Inovasi

Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 untuk

Mengakselerasi Proses Sekaligus Mengeliminasi Ketergantungan

Terhadap IT Profesional/Konsultan karya Dimas

Kaharudin I, Habib Amaluddin dan Surya Hardhiyana P dari

Unit Pembangkitan (UP) Cirata berhasil keluar sebagai juara

pertama Lomba karya Inovasi 2011 Regional I (Jawa, Madura

dan Bali) kategori Non Technical Supporting.Karenanya berhak

untuk mengikuti Lomba Tingkat Nasional yang akan digelar pada

Minggu ke-2 Oktober 2011 di PLN (Persero), serta memperoleh

piagam dan uang Rp 15 juta.

Lomba karya Inovasi 2011 Regional I

PJB Raih Juara I Bidang Non Technical Supporting

24 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Page 13: edisi71

26 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 27

Inovasi Inovasi

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 27

Dalam bidang pembangkitan, EAM merupakan aplikasi utama yang

digunakan untuk menunjang proses bisnis. Aplikasi EAM merupakan ujung tombak dari berjalannya proses binis tersebut, maka kesuksesan implementasi EAM akan berakibat langsung pada kelancaran proses bisnis pembangkitan. Sebaliknya, hambatan yang muncul pada implementasi EAM akan berakibat langsung pada terhambatnya proses bisnis pembangkitan secara keseluruhan. Adapun basis EAM yang dipilih adalah IBM Tivoli Maximo 7.1.

Dalam proses implementasi EAM, migrasi/loading data merupakan tahap terpenting. Tantangan terbesar yang muncul pada tahap ini adalah proses tersebut membutuhkan resource Sumberdaya Manusia (SDM) & knowledge yang tinggi (karena membutuhkan proses pemrograman & pemahaman struktur data tingkat menengah/lanjut). Akibatnya PJB mau tidak mau dihadapkan pada keputusan untuk melibatkan bantuan pihak ketiga (konsultan) untuk melakukan proses ini.

Proses loading data pada EAM IBM Maximo membutuhkan requirement SDM yang tinggi & profesional. Sebab seorang yang diberi tugas untuk melakukan migrasi/loading data harus mempunyai tingkat skill yang mature pada pemrograman Java sekaligus harus mempunyai pemahaman tingkat lanjut atas struktur data EAM Maximo. Kedua requirement ini sangat sulit untuk dipenuhi oleh mayoritas karyawan PJB, dan pada umumnya hanya dimiliki oleh SDM pada tingkat IT profesional atau konsultan.

Selain membutuhkan requirement yang tinggi, proses migrasi/loading data juga membutuhkan man-hours yang besar. Sebab proses pembuatan script, debugging, testing, running adalah pekerjaan yang time consuming. Terlebih lagi apabila banyak data yang harus dimasukkan ke EAM Maximo

dengan struktur yang berbeda-beda. Maka akan membuat waktu yang dibutuhkan untuk proses migrasi/loading data menjadi semakin lama. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar IT profesional atau konsultan sangat besar, dan menyebabkan ketergantungan PJB kepada pihak ketiga.

Salah satu solusi yang sederhana dan cepat terpikirkan untuk memecahkan permasalahan di atas adalah dengan men-training-kan sebagian tenaga IT yang dimiliki PJB agar bisa melakukan sendiri proses loading data sebagaimana yang dilakukan oleh konsultan. Namun cara ini juga memiliki kekurangan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Training membutuhkan biaya dan resource yang tinggi. Sedangkan utilitas-nya belum tentu sebanding dengan biaya dan resource yang telah dikeluarkan. Sebab besar kemungkinan pegawai yang telah di-traning tersebut tidak bisa all-time menangani migrasi dan loading data. Misalnya karena pegawai tersebut mempunyai job-desk lain diluar itu, ataupun karena pegawai tersebut ditransfer untuk mengisi job-desk di bidang lain.

Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan mekanisme knowledge transfer yang cepat antar pegawai. Namun hal ini tidak bisa dilakukan dengan mudah dikarenakan waktu yang digunakan untuk knowledge transfer juga relatif lama. Proses knowledge transfer tidak bisa berlangsung dengan cepat sebab knowledge yang harus ditransfer berada pada level menegah-atas. Knowledge level menegah ke atas ini antara lain adalah knowledge tentang bahasa pemrograman Java & knowledge tentang struktur data EAM Maximo.

Oleh karena itu dibutuhkan solusi lain untuk memecahkan permasalahan tadi. Solusi tersebut

adalah memecahkan permasalahan proses migrasi/loading data dengan jalan mensimplifikasi proses, sehingga proses loading data tersebut bisa dilakukan karyawan dengan tingkat knowledge yang tidak seekstensif proses yang selama ini terjadi.

Guna mengatasi berbagai persoalan itu, Dimas Kaharudin dari UP Cirata dan Surya Hardhiyana Putra dari PJB Kantor Pusat, melakukan Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1. Tujuannya, supaya proses migrasi & loading data tidak tergantung pada pihak ketiga, tetapi bisa dilakukan sendiri oleh karyawan biasa dengan tanpa memiliki tingkat pengetahuan dalam bidang pemrograman sama sekali, dan dengan waktu yang relatif lebih cepat dan hemat sumber daya.

“Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 diharapkan menjadi solusi yang bisa digunakan untuk mempercepat proses implementasi & pembangunan aplikasi EAM berbasis IBM Tivoli Maximo, sekaligus mengurangi hingga seminimal mungkin tenaga & bantuan dari pihak ketiga, terutama pada tahap migrasi & loading data,” kata Dimas dan Surya dalam makalahnya. Hasilnya :PProses migrasi/loading data bisa

dilakukan oleh SDM tanpa harus memiliki tingkat pemahaman bahasa pemograman java.

PProses migrasi/loading data bisa dilakukan dengan menggunakan man-hours yang lebih kecil.

PProses transfer knowledge bisa dilakukan dengan cepat (sekitar 7 kali lebih cepat).

PProses loading / migrasi data bisa dilakukan kapan saja & di PC mana saja dengan seminimal mungkin konfigurasi ataupun setting.

PDan yang lebih penting, loading data bisa dilakukan sendiri oleh pegawai PT. PJB tanpa harus meminta bantuan pihak ketiga (konsultan).

Manfaat FinansialManfaat finansial yang didapatkan

dari penerapan karya inovasi ini adalah dilihat dari dua sisi, yaitu:oPenghematan biaya. Dengan

menggunakan hasil karya inovasi ini, maka proses migrasi/ loading data yang pada awalnya hanya bisa dilakukan IT profesional atau konsultan dengan biaya yang besar, sekarang bisa dilakukan sendiri oleh karyawan PJB. Biaya konsultan per tahun berkisar Rp 200 juta – Rp 1 miliar untuk satu unit pembangkitan.

oPenambahan Pendapatan. Apabila ada perusahaan lain yang menerapkan EAM berbasis Maximo 7.1, maka karya PJB berupa Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 bisa ditawarkan ke pihak tersebut. Dengan demikian PJB bisa mendapatkan tambahan pendapatan selain dari bisnis pembangkitan. Adapun besar pendapatan yang didapatkan adalah bergantung dari kesepakatan nilai kontrak & jumlah unit yang dikerjakan. Selain manfaat finansial,

Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 juga mempunyai dampak positif dari sisi non finansial maupun strategis perusahaan. Diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan diri PJB, dikarenakan SDM PJB mampu menghasilkan sebuah output pekerjaan dengan hasil yang melebihi apa yang dilakukan oleh konsultan profesional. Keuntungan ini juga akan diikuti oleh berkurangnya ketergantungan PJB terhadap pihak ketiga. Manfaat lainnya adalah meningkatkan prestis PJB di mata pihak ketiga ataupun perusahaan lain. Sebab PT. PJB tetap mampu menghasilkan sesuatu yang lebih, terlepas dari minimnya pengalaman & jam terbang pada bidang yang baru saja digeluti. (*)

Proyek percepatan pembangunan pembangkit batubara 10.000 MW membawa tantangan tersendiri bagi PJB. Sebab PJB dipercaya menangani Operation & Maintenance dari beberapa pembangkit baru tersebut, sekaligus membangun bisnis proses dan mengimplementasikan Computerized Maintenance Management System (CMMS) atau lebih dikenal dengan istilah Enterprise Asset Management (EAM).

Reengineering Migrasi Data Pada Maximo 7.1 Eliminasi Ketergantungan Pada Konsultan

26 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Page 14: edisi71

28 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 29

Untuk mengatasi kerusakan yang sering terjadi pada transducer di LV switchgear PLTGU Blok 2 UP Muarta Karang, Muh.

Nurdinsidiq, Samsul Hadi Saputro, dan Roby Firmansyah dari UP Muara Karang mencoba memanfaatkan kembali (re-use) modul yang telah rusak dan memisahkan power supply dengan board instrumentasi. Hasilnya sungguh luar biasa. Karya mereka mampu meningkatkan kehandalan transducer, menekan biaya pengadaan spare part karena tidak perlu melakukan penggantian current transducer secara keseluruhan, serta mengurangi ketergantungan terhadap pihak ketiga, menekan biaya pemeliharaan, dan mengurangi downtime serta meningkatkan kehandalan unit pembangkit. Karya Inovasi Muh. Nurdinsidiq, Samsul Hadi Saputro, dan Roby Firmansyah ini berhasil meraih Juara II Lomba karya Inovasi 2011 Regional I Bidang Pembangkitan.

Switchgear pada sistem kelistrikan PLTGU Blok 2 Muara Karang menggunakan buatan Schneider. Setiap breaker dilengkapi dengan current transducer dan relay proteksi yang masing-masing memiliki current transformer yang berbeda. Keduanya di-supply dengan power 220 VDC dari sumber yang sama namun memiliki wiring yang berbeda. Current transducer berfungsi untuk memantau arus yang mengalir melewati breaker dan menginformasikannya ke control room melalui DCS. Sedangkan relay proteksi berfungsi melindungi peralatan yang terhubung ke breaker pada saat terjadi over current.

Pada intinya current transducer terdiri atas 3 bagian utama, yaitu Power Supply, trafo input, serta rangkaian instrumentasi. Power supply berfungsi memberi tegangan VCC pada setiap rangkaian instrumentasi yang ada. Power supply yang digunakan adalah DC to DC converter yang merubah tegangan 220 V DC menjadi +24 V DC dan -24 V DC. Trafo input berfungsi merubah arus masukan transducer dengan ratio 5 A menjadi 5 mA. Trafo ini sekaligus sebagai isolasi antara dunia luar dengan rangkain instrumentasi, sehingga jika terjadi surge atau overcurrent tidak langsung mengenai rangkaian instrumentasi. Sedangkan rangkaian instrumentasi berfungsi sebagai amplifier dan pengatur zero dan span bagi sinyal yang dihasilkan oleh current transducer.

Walaupun relatif baru, sistem current transducer pada LV switchgear di PLTGU Muara Karang Blok 2 sudah berulang kali mengalami trouble. Kerusakan biasanya ditandai dengan tidak adanya sinyal instrumentasi 4 ~ 20 mA yang dikirim current transducer menuju I/O DCS sehingga penunjukan di DCS menjadi 0 A atau negatif. Jumlah transducer yang mengalami kerusakan cenderung meningkat. Pada awal 2010 tercatat hanya 3 transducer yang mengalami kerusakan dan telah diganti selama komisioning. Pada akhir 2010 tercatat 5 transducer mengalami kerusakan dan jumlahnya meningkat sampai 10 transducer pada akhir maret 2011.

Kerusakan pada current transducer mengakibatkan tidak munculnya nilai arus yang mengalir ke peralatan sehingga menimbulkan kepanikan operator pada saat pertama kali sebuah current transducer rusak. Selanjutnya kerusakan ini mengakibatkan tidak terpantaunya arus tenaga listrik yang mengalir menuju peralatan tersebut yang berakibat tidak diketahuinya kinerja sebuah peralatan.Transducer arus dan transducer tegangan yang

dipakai pada LV Switchgear adalah berupa modul elektronik yang didesain kompak dan ringkas. Modul ini didesain untuk sekali pemakaian dan free maintenance. Jika terjadi kerusakan pada modul ini maka langkah yang dilakukan oleh teknisi adalah melakukan pengetesan di workshop. Jika hasil pengetesan bagus maka dilakukan pemasangan kembali. Namun jika ternyata hasil pengetesan negatif maka dilakukan penggantian yang baru. Mitshubishi Heavy Industry selaku kontraktor proyek PLTGU Muara Karang Blok 2 menyarankan penggantian modul dengan yang baru bila terjadi kerusakan dan tidak menyarankan repair.

Proses repair dilakukan dengan membongkar modul dan melakukan pengecekan board dan komponen pada modul transducer. Hasil pengecekan komponen pada modul yang rusak ditemukan fakta antara lain : kerusakan terjadi pada board power supply (DC to DC converter), kapasitor elektrolit pada power supply rusak dan menggembung, beberapa kejadian MOSFET rusak, konektor penghubung output power supply

power supply dipindahkan maka modul transducer akan mendapatkan tegangan input power supply tegangan rendah yang langsung akan masuk ke board instrumentasinya.

Sebelum melakukan penggantian power supply terlebih dahulu diketahui kebutuhan tegangan supply bagi board instrumentasi. Untuk itu semua jalur output board dicek untuk mendapatkan nilai tegangan yang tepat. Hasil dari pengecekan ini disimpulkan bahwa output DC to DC converter adalah +24 V DC dan -24 V DC. Tegangan input ini selanjutnya akan masuk ke regulator tegangan 7815 dan 7915.

Setelah diketahui jalur input dan output-nya, board DC to DC converter dilepas dari PCB instrument. Selanjutnya dicari jalur pada PCB instrument yang tidak dipakai untuk digunakan sebagai jalur tegangan input yang baru. Jadi harus ada 3 jalur pada PCB instrument yaitu +24 V, -24V dan Ground. Ketiga jalur baru itu harus bermuara pada terminal kabel di depan cover. Sedangkan pada ujungnya, ketiga tegangan tersebut di-jumper sedemikian rupa agar terkoneksi pada bekas jalur output DC to DC converter yang lama.

Manfaat FinansialSemua penunjukan arus dan tegangan peralatan yang

terhubung pada switchgear PLTGU Blok 2 baik area gas turbin atau steam turbin menggunakan current dan voltage transducer. Manfaat finansial dari metode ini didapat dengan menggunakan analisa life cycle cost. Perhitungan estimasi dilakukan dengan asumsi jika tidak dilakukan inovasi maka setiap transducer yang rusak harus diganti baru. Umur pakai dari transducer yang tidak diinovasi adalah lebih pendek dengan estimasi sekitar 2 tahun (sesuai kenyataan kerusakan dimulai pada tahun kedua pemakaian). Umur

107 buah, biaya penggantian sebuah transducer Rp 2.000.0000 (biaya modul Rp. 1.500.000, biaya man-hour Rp. 500.000). Sehingga biaya perbaikan untuk 107 buah current transducer setiap dua tahun sebesar Rp 214.000.000 (Rp 2.000.000 x 107). Sehingga untuk janga waktu 10 tahun mencapai Rp 1.070.000.000 (Rp 214.000.000 x 5).

lMenghitung biaya yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi hanya Rp 80.500.000 dengan rincian: Life time current transducer dengan power supply SMPS 10 tahun (asumsi), pembelian power supply SMPS (tiap 2 Current transducer) Rp 500.000, jumlah current transducer terpasang (PLTGU Blok 2) 107 buah. Dengan demikian, biaya redesain current transducer adalah biaya pembelian SMPS sebsar Rp 27.000.000 (Rp 500.000 x 54) dan biaya man-hour Rp 53.500.000 (Rp 500.000 x 107).

Manfaat Non FinansialBeberapa manfaat non finansial yang didapat

dengan inovasi ini antara lain adalah :nTransducer menjadi lebih handal dan memiliki life time yang

panjang karena lokasi power supply diluar transducer sehingga tidak ada panas yang merusak komponen elektronik.

nMasa pakai power supply lebih panjang karena telah dilengkapi dengan heatsink, ventilasi serta cover anti interferensi.

nProses control dan monitoring pada unit pembangkit tidak terganggu oleh ketidakhandalan transducer arus maupun tegangan.

nMengurangi ketergantungan terhadap vendor pembuat transducer .

nMengurangi jumlah limbah B3 yang diakibatkan oleh pembuangan transducer bekas.

“Dengan pemanfaatan kembali modul transducer yang rusak disertai pemindahan power supply terbukti mampu menekan angka kerusakan transducer yang disebabkan oleh kegagalan power supply internal pada transducer tersebut. Teknik ini mampu menurunkan biaya penggantian modul baru yang sering terjadi setiap sebuah modul transducer rusak. Dengan desain rangkaian yang mudah namun lebih handal dibandingkan sistem yang ada, metode ini mampu menekan waktu dan biaya pengadaan atau perbaikan peralatan. Komponen power supply SMPS yang banyak tersedia di pasaran memudahkan kita untuk melakukan pemeliharaan atau perbaikan bila terjadi kegagalan. Dengan meningkatnya kehandalan current transducer maka proses control dan monitoring peralatan yang tersambung pada switchgear tidak akan terganggu,” kata Muh. Nurdinsidiq dkk.(*)

Re-Use Board Dengan Relokasi Power Supply Mengatasi Rendahnya Reliabilitas Transducer di LV Switchgear

Inovasi Inovasi

Beberapa isu penting terkait dengan pemeliharaan unit pembangkit, khususnya spare part elektronik untuk peralatan kontrol dan instrumentasi, yaitu pembangkit baru yang dimiliki PLN menggunakan peralatan elektronik yang terkoneksi dengan DCS pada setiap segmen kontrol dan instrumentasinya. Selain itu, piranti elektronika memiliki keterbatasan dalam hal reliabilitas dan life time, serta rendahnya keandalan beberapa peralatan elektronik seringkali mengganggu proses control dan monitoring pada unit pembangkit, dan persyaratan lingkungan untuk piranti elektronika lebih detail.

ke board instrumentasi kering dan terbakar, dan elco yang terletak dibawah board power supply kering dan rusak.

Karena beberapa kerusakan masih bisa diperbaiki, maka dilakukanlah penggantian komponen dan pengetesan kembali. Penyelesaian masalah dengan cara repair merupakan penyelesaian jangka pendek, hal itu dibuktikan terjadinya kerusakan kembali pada modul hasil repair setelah penggunaan selama jangka waktu tertentu. Kelemahan penyelesaian dengan cara repair pada kasus ini antara lain adalah :uBeberapa modul mengalami kerusakan

kembali setelah jangka waktu tertentu.uJalur pada PCB tidak sempurna seperti sebelumnya

karena proses cabut pasang atau terbakar.uTidak mendapatkan 100% performa karena tidak

semua komponen diganti. Hanya komponen yang secara visual rusak saja yang diganti.

uKetidaksempurnaan solderan pada saat repair karena dilakukan secara manual.Inovasi yang dilakukan adalah memanfaatkan kembali

modul transducer yang rusak dengan memindahkan sekaligus mengganti power supply untuk transducer tersebut. Sebelumnya transducer mendapatkan tegangan input power supply dari sistem LV switchgear sebesar 220 V DC. Jika

Sebelum Inovasi

Wiring Setelah Inovasi

pakai transducer yang diinovasi diperkirakan sekitar 10 tahun. Penghematan yang didapatkan dengan menggunakan

metode ini sebesar Rp 989.500.000 dengan perhituungan: lBiaya penggantian transducer : Life time current

transducer tanpa inovasi 2 tahun (asumsi), jumlah current ransducer terpasang (PLTGU Blok 2) sebanyak

Pemasangan Transducer Sebelum Inovasi

Pemasangan Transducer Sesudah Inovasi

Setelah Inovasi

Page 15: edisi71

30 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 31

InovasiInovasi

30 Info PJB n edisi 70, Juli 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 31

frequency pada pompa vertikal adalah : berat peralatan, tinggi konstruksi (motor) diatas deck, panjang kontruksi dibawah deck, dan foot print. Untuk menghindarinya maka harus dilakukan perubahan natural frequency atau operating frequency. Opsi perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah resonansi cukup banyak, diantaranya : 6Penambahan stiffener

untuk menaikkan kekakuan sistem.

6Perbaikan pondasi, perbaikan foot print, penggantian baseplate.

6Merubah operating frequency.

6Mensisipkan soft material (rubber gasket) antara motor stand dan pondasi.

6Pemasangan Vibration Absorber

6Menggeser natural frequency dengan penambahan massa.Masing-masing cara

mempunyai kelebihan dan keuntungan. Setelah dilakukan analisa secara mendalam, Assistant Engineer Technology Owner, Munif, Engineer Component Analyst, Benedictus Supriyono,

dan Assistant Engineer System Owner, Andi Desi Sunarno, memutuskan untuk melakukan pemasangan Vibration Absorber. Cara ini dianggap paling tepat karena murah (dibuat sendiri oleh workshop UP Paiton dan semua bahan sudah tersedia), mudah (peralatan tetap bisa beroperasi pada saat meng-install Vibration Absorber), dan hasil dapat diprediksi

karena ada perhitungan.Dynamic absorber

yang digunakan adalah cantilever beam. Desain tersebut selain bentuknya yang sederhana dan mudah dibuat juga bertujuan untuk mendapatkan natural frequency 1500 rpm sesuai dengan frequency gaya eksitasi. Pada gambar diperlihatkan vibration absorber yang dirancang

Dynamic Vibration Absorber Pada Pompa PLTUAlternatif Pemecahan Masalah Resonansi

Sistem PLTU merupakan siklus tertutup, uap air yang digunakan untuk menggerakan turbin diubah menjadi fase air dan selanjutnya dipompa lagi menuju boiler. Peran pompa dalam sistem ini sangat vital, karenanya pompa harus selalu dalam keadaan baik.

Gambar I : Dynamic Vibration Absorber

sesuai perhitungan.Selain pada CEP 2B,

Vibration Absorber juga diaplikasikan pada dua peralatan lain yang juga mengalami resonansi, yaitu Diesel Engine Fire Pump dan Ignitor Booster Fan 2A. Penurunan vibrasi yang bisa dicapai sekitar 80 persen dari vibrasi sebelum dipasang Vibration absorber. Vibration absorber yang digunakan pada Diesel Engine Fire Pump mempunyai desain yang sama dengan yang digunakan di CEP 2B karena kedua peralatan ini mempunyai operating speed yang hampir sama yaitu sekitar 1500 rpm.

Manfaat Masalah vibrasi, jika

tidak diselesaikan akan menimbulkan kerusakan pada komponen-komponen suatu peralatan. Komponen yang akan mengalami kerusakan dengan probabilitas paling tinggi jika masalah tersebut tidak diselesaikan adalah : kerusakan pada bearing, sehingga memerlukan penggantian bearing, dan gesekan pada shaft atau impeller pompa. Gesekan yang terus menerus pada impeller akan mengakibatkan perubahan dimensi impeller yang pada akhirnya akan menurunkan performance dari pompa.

Penghematan yang diperoleh dengan aplikasi

DVA pada CEP 2B adalah :SBiaya penggantian

komponen (thrust bearing N 8SNT, roller bearing dan lain-lain) tiap tahun Rp. 418.110.000

SBiaya pembuatan DVA an biaya maintenance Rp 1.100.000Dengan demikian,

pengaplikasian DVA pada CEP sejak tahun 2009–2011 (selama 2 tahun) memberikan manfaat finansial sebesar Rp. 835.120.000 ( Rp. 418.110.000 x 2 ). Manfaat terbesar yang dirasakan justru manfaat non-finansial. Namun manfaat non-finansial yang diperoleh dari pemasangan Dynamic Vibration Absorber adalah :

RPeningkatan keandalan equipment dengan mengurangi corrective maintenance karena masalah vibrasi yang bersumber dari resonansi.

RDynamic Vibration Absorber bisa diterapkan pada peralatan lain yang mengalami masalah resonansi. Di UP. Paiton aplikasi Dynamic Vibration Absorber juga dilakukan pada Diesel Engine Fire Pump dan Ignitor Booster Fan 2A.

RDynamic Vibration Absorber mudah dibuat karena konstruksi yang sederhana dan murah.(*)

metode untuk mengatasi vibrasi karena resonansi biasanya mahal dan membutuhkan waktu perbaikan yang lama atau paling tidak harus shutdown peralatan tersebut untuk melakukan perbaikan. Mencoba cara lain dengan Dynamic Vibration Absorber, yaitu pemasangan vibration absorber pada CEP 2B untuk menggeser natural frequency-nya sehingga menghindari terjadinya resonansi.

Dalam kasus CEP 2B, nilai vibrasi pada arah horizontal jauh lebih besar daripada arah vertikal, dan vibrasi dominan pada frequency 1x order pompa. Dari indikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber eksitasi adalah residual unbalance dari rotor. Sedangkan vibrasi yang lebih tinggi pada arah horizontal disebabkan karena natural frequency pada arah tersebut berdekatan dengan operating frequency dari pompa sehingga terjadi resonansi yang menyebabkan terjadi penguatan getaran pada arah tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi natural

Posisi penempatan pada CEP 2B Posisi penempatan Dynamic

Vibration pada CEP 2BPosisi pemasangan Vibration Absorber

pada Diesel Engine Fire PumpIgnitor Booster Fan 2A Posisi pemasangan vibration absorber

pada Ignitor Booster Fan 2ADiesel Engine Fire Pump

Gangguan pada pompa seperti yang pernah

terjadi pada pompa 2B PLTU Paiton (mengalami vibrasi), berpotensi menimbulkan kerusakan catasthropic. Sebab tingkat vibrasi mencapai 7 mm/s, yang jika mengacu pada standar ISO 10816-3 masuk dalam kategori ALARM yang berarti pompa tidak boleh dijalankan secara kontinyu.

Pompa tersebut merupakan pompa jenis CEP (Condensate Extraction Pump), merupakan tipe

pompa sentrifugal dengan posisi poros tegak, berfungsi mengalirkan fluida dari kondensor menuju deaerator. Berdasarkan data-data vibrasi yang didapatkan, kemungkinan terjadi resonansi pada arah horizontal (tegak lurus discharge pompa) sehingga terjadi penguatan getaran pada arah tersebut. Resonansi yang diikuti penguatan getaran itu bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan komponen-komponen di dalamnya.

Selama ini, metode-

Page 16: edisi71

32 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 33

Bahkan di tahun 2011, berdasarkan program penghematan BBM, ada sejumlah pembangkit BBM

yang terpaksa dimatikan (lihat tabel I). Demikian antara lain hasil Rapat Koordinasi Operasi Jawa-Bali yang berlangsung di Malang, Juli 2011. Namun PJB yang memiliki sejumlah pembangkit yang dioperasikan dengan BBM masih diuntungkan oleh kondisi. Sebab pada tahun 2012, pasokan gas di kawasan Gresik Timur diperkirakan akan melimpah, sehingga pembangkit di UP Gresik yang saat ini dioperasikan dengan BBM dapat dioperasikan menggunakan gas. Begitu juga pembangkit di UP Muara Karang, semua

dapat dioperasikan dengan gas karena pasokan gas dari Terminal Gas Apung diperkirakan sudah masuk.

“Yang perlu mendapat perhatian adalah pembangkit di UP Muara Tawar yang belum ada gambaran karena belum ada kejelasan pasokan gas. Mungkin pembangkit di UP Muara tawar dioperasikan saat beban puncak. Sedangkan UP Paiton, pada tahun 2012 harus keluar dari sistem karena akan ada renovasi yang dibiayai JBIC,” ungkap Senior Manajer Manajemen Energi, Edy Hartono, didampingi Senior Manajer ROP, Sugiyanto.

Rakor yang dipimpin Direktur Operasi Jawa-Bali, I Ngurah Adnyana, diungkapkan bahwa kinerja operasi sistem Jawa-Bali mengalami defisit, karena PLTU PPDE yang diharapkan sudah masuk sistem, ternyata mengalami keterlambatan. Namun pada semester II kondisi semakin baik, setelah beberapa PLTU PPDE masuk sistem. Sedangkan kinerja transmisi dibanding tahun 2010 adalah sebagai berikut:vHari tanpa Gardu Induk (GI) padam naik

17 persen, dari 105 hari menjadi 123 hari. Target 2011 sebanyak 240 hari

vJumlah gangguan padam transmisi turun 41 persen, dari 65 kali menjadi 38 kali. Target 2011 sebanyak 76 kali

vJumlah gangguan padam trafo turun 22 persen, dari 72 kali menjadi 56 kali. Target 2011 sebanyak 100 kali.

Manajemen Energi Manajemen Energi

Pembangkit-pembangkit BBM (berbahan bakar minyak) bakal menghadapi persoalan serius di tahun 2012. Sebab Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara hasil Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) bakal masuk sistem Jawa-Bali, dan tentunya mereka lebih diutamakan dibandingkan pembangkit BBM. Dengan kata lain, pembangkit BBM bakal tersingkir dengan sendirinya.

Tahun 2012 Pembangkit BBM Bakal Tersingkir

vJumlah gangguan trafo trip karena penyulang turun 37 persen, dari 164 kali menjadi 103 kali. Target 2011 sebanyak 200 kali.

vEkskursi Tegangan turun 23 persen, dari19,62 persen jumlah GI menjadi 15,09 persen jumlah GI. Target 2011 sebesar 16 persen jumlah GI.

vEkskursi Frekuensi naik 14 persen, dari 48 kali menjadi 55 kali. Target 2011 sebanyak 100 kali.

Rakor membahas sejumlah persoalan, diantaranya:mEvakuasi daya PLTU Tanjungjati unit 3. Gardu

Induk GI Tanjungjati (SAS) beroperasi sebelum Commercial of Date (COD) PLTU Tanjungjati unit 3 yang diperkirakan Oktober 2011.

mBerdasarkan rencana COD pembangkit baru dan kendala evakuasi daya, terdapat beberapa area yang dapat menampung pertumbuhan 2011, antara lain:

- Subsistem Suralaya dan Cilegon (PLTU Suralaya unit 8)

- Subsistem Kembangan (PLTU Lontar)

- Subsistem IBT unit 3/4 Bekasi - Subsistem IBT unit 3/4 Cibatu (PLTU Indramayu) - Subsistem Ungaran dan Pedan

(Tanjungjati #3 dan Rembang) - Subsisten IBT unit 3 Paiton dan IBT unit 2 Grati mUntuk menghindari potensi Force Outage

(FO) pembangkit karena operasi start/stop akan dilakukan pembahasan lebih lanjut.

mUntuk optimalisasi MVAR Pembangkit Muarakarang, Priok dan Muara Tawar, akan dilakukan pengujian bersama.

mTerkait potensi TOP gas PLTG/U Gresik yang akan mendapat tambahan gas April 2012 menjadi 344 MMBTU, perlu dilakukan:

- Percepatan jadwal pemeliharaan PLTG/U Gresik sebelum April 2012

- Kajian CNG-nisasi gas Gresik dan Grati sebesar 100 MMBTU yang dapat dimobilisasi ke pembangkit Bali yang akan dilakukan PJB dan Indonesia Power.(*)

PROGRAM PENGHEMATAN BBM 2011

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 33

Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi.

Gardu Induk

Page 17: edisi71

34 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 35

Lingkungan HidupLingkungan Hidup

Memperingati Hari Lingkungan Hidup 2011, Manajemen dan

Karyawan UP Paiton bersama ratusan siswa dari dua sekolah di Kecamatan Paiton, Muspika Kecamatan Paiton, Muspika Kecamatan Kota melakukan penanaman bibit pohon bakau di Pantai Bhinor, Selasa, tanggal 12 Juli 2011. Acara dengan tema ”Forest at Your Service” atau ”Hutan Penyangga Kehidupan” itu juga dihadiri Kepala

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo, Ibu Ambarwati, S.Sos, Msi.

Supervisor Senior Lingkungan UP Paiton, Jaswadi, melaporkan bahwa penanaman dilakukan secara serentak tepat pukul 12.30 WIB dimana air laut sudah surut, setelah sebelumnya ada kegiatan seremonial di utara Masjid An Nur PLTU Paiton yang merupakan lahan askses masuk ke pantai Bhinor.

Semua peserta membaur melakukan penanaman bibit pohon bakau baik dari Muspika, UP Paiton, BLH Kabupaten Probolinggo, Personil Koramil serta kurang lebih 250 siswa dari SDN Bhnior dan SDN Sumberjo Kecamatan Paiton. Dengan keterlibatnnya 250 siswa tersebut diharapkan kedepan mereka akan tumbuh menjadi generasi-generasi yang lebih peduli pada pelestarian lingkungan.

Bhinor, sedangkan tahun 2010 yang lalu telah menanam dan tumbuh dengan baik 11.000 bibit pohon bakau di pantai Banyuglugur,” ungkap Rudy.

Kepala BLH Kabupaten Probolinggo memberikan apresiasi atas kepedulian UP Paiton yang telah mempelopori penanaman bakau di pantai. Ia mengingatkan, hutan bakau mempunyai banyak manfaat, diantaranya:mMelindungi pantai dari erosi air laut.

General Manager UP PJB Paiton, Rudy Hendra Prastowo, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa penanaman bibit pohon bakau ini sebagai kegiatan Corporate Social Reponsibility (CSR) bidang Lingkungan. “Tahun 2011 ini UP Paiton menanam 10.000 bibit pohon bakau di Pantai

mMelindungi rumah penduduk dari terjangan ombak dan badai.

mMenyerap yang baik terhadap gas CO2 dan CO.

mSebagai tempat berlindungnya ikan dan habitat laut.

mSebagai penjernih air dari zat-zat kimia, racun dan polutan.

mPenambah unsur haraYang unik dari acara ini adalah

ratusan perserta dari anak-anak SD sekitar mendapatkan hadiah berupa boneka yang lucu. Boneka tersebut bernama “Horta “ dan “Potty” yang terbuat dari serbuk gergaji. Di dalam boneka terdapat media tanam dan bibit, dimana jika dirawat sesuai petunjuk yang sudah ditempel pada boneka maka boneka tersebut akan berubah

menjadi boneka yang lucu dimana akan tumbuh rambut yang panjang berupa jagung, padi atau tanaman lain yang terdapat pada boneka. Hadiah boneka ini dimaksudkan untuk mendidik siswa untuk bermain boneka yang ramah lingkungan serta belajar menanam di pot kecil berupa boneka. (*)

Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Paiton

Tanam 10.000 Bakau Bersama Siswa Sekolah Dasar

34 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 35

Suasana penananam bakau

di Pantai Bhinor

GM UP Paiton Rudy Hendra Prastowo (tengah) bersama Kepala Badan Lingkungan Hidup Probolinggo, Ambarwati (kiri)

Page 18: edisi71

36 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 37

Siang itu, di penghujung Juli 2011, udara panas menyelimuti kota Surabaya. Sekelompok ibu-ibu berkumpul di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya. Udara panas sama sekali tidak menyurutkan mereka untuk berkarya. Jari-jemari mereka dengan cekatan mengolah adonan tepung menjadi Bakpia, Pastry, Onde-onde Ceprok, Kripik Pisang dan lain-lain. Di tempat lain, di sebuah rumah yang berada sebuah gang kecil, delapan ibu-ibu sedang berkumpul, membuat asesoris wanita seperti bros, gelang, kalung dan sebagainya. Sebagian lagi asyik memotong dan menjahit kaos seragam olah raga pesanan sebuah sekolah dasar.

Begitulah rutinitas ibu-ibu di Kelurahan Karah. Kue-kue tadi selanjutnya dikumpulkan lalu dipajang dalam kios mini bantuan dari PJB. Begitu juga kaos dan aneka asesoris, dipasarkan bersama-sama. Mereka juga mendapat bantuan peralatan mesin jahit dari PJB. Mereka mendapat bimbingan dari Karang Taruna setempat, mulai dari pelatihan hingga pemasaran. “Bukan hanya kue, kaos dan asesoris. Masih banyak aktivitas lain yang bekerjasama dengan karang taruna. Ada bengkel motor, pembuatan mesin cuci helm dan sekaligus usaha cuci helm, batik, jasa telekomunikasi, produksi dan pemasaran susu, sari kedelai dan sari kacang ijo, pupuk organik dan sebagainya,” kata Sekretaris Karang Taruna ‘Bung Tomo’ Kelurahan Karah, Bastomi. ”Semua kami bernama Karajuku yang merupakan kependekan dari Karah Jujukanku. Jadi yang dinamakan Karajuku adalah kumpulan hasil karya dari anggota karang taruna dan warga Kelurahan Karah, baik berupa pengadaan barang dan jasa,” imbuhnya.

Kepala Kelurahan Karah, Gatot Samsul Hadi, membenarkan hal itu. Menurut dia, Karang Taruna “Bung Tomo” Kelurahan Karah aktif terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang termasuk dalam penanganan program penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat (PMKS). Pada 19 Maret - 7 April 2011 misalnya, mereka mempelopori kegiatan “Pelatihan Pembentukan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kue Basah/kering” yang disponsori PJB. Program tersebut memberikan peluang kepada warga yang ingin mengembangkan ke arah usaha mandiri.

Begitu juga dalam pelatihan dasar menjahit dan membatik menggunakan alat canting elektrik dan pelatihan-pelatihan lain seperti pembuatan keripik pisang, tempe, singkong, ketela rambat dan pohon, pertanian organik dan sebagainya, termasuk pembentukan UKM saridele, pembibitan tanaman dan sayur yang masuk dalam kategori tanaman hortikultura. Pada program tersebut PJB selain memberikan bantuan berupa uang tunai, juga memberikan bantuan berupa peralatan sebagai penunjang kegiatan diantaranya 2 unit gerobak dorong, 2 unit mesin jahit, alat penggorengan, box kripik, blender dan lainnya. Tidak hanya itu, PJB juga minta Universitas Airlangga selaku mitra dalam pelaksanaan CSR-PJB untuk melakukan pemantauan sekaligus memberikan bimbingan.

Karena kepedulian dan karya-karyanya, Karang Taruna ‘Bung Tomo’ Kelurahan Karah berhasil meraih juara lomba Karang Taruna Teladan Tingkat Kota Surabaya dan Tinngkat Provinsi Jatim, dan selanjutnya mewakili Jatim untuk mengikuti lomba Karang Taruna Teladan Tingkat Nasional. Pengurus Karang Taruna Bung Tomo bersama pengurus Karang Taruna Kota Surabaya dan Karang Taruna Jatim telah melakukan presentasi di Kementerian Sosial di Jakarta 16-18 Agustus. Mereka optimis mampu meraih jura nasional.

Yang tidak kalah menarik, di wilayah Kelurahan Karah, saat ini telah memiliki Sentra Terminal Agrobisnis (STA). STA itu berlokasi di Jalan Ketintang Madya VIII Surabaya selain sebagai tempat jual beli produk dan benih pertanian juga sebagai tempat rekreasi dan edukasi pertanian. Lokasi STA yang berada diwilayah perkotaan menjadi salah tempat yang kerap dikunjungi masyarakat yang gemar akan dunia pertanian khususnya tanaman bunga. Hampir semua pengurus Karangtaruna Bung Tomo mempelopori program petani metropolitan. Mereka memanfaatkan celah-celah halaman yang kosong ditanami sejumlah komoditas pertanian dengan menggunakan media pot. Hasilnya, sebagian warga 10 persen kebutuhan hidupnya bisa dipenuhi dari tanaman halaman rumahnya, seperti cabe merah, tomat, kemangi, sere, dan sejumlah tanaman lainnya.(*)

CSR

Karang Taruna ‘Binaan’ PJB Juara I Tingkat Provinsi

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 37

Senior Manajer Humas dan CSR, Muhammad Munir, meninjau aktivitas warga karah yang mendapat bantuan dari PJB

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) tahun 2011 di Jatim dipusatkan di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan, ditutup Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, 18 Juli 2011. Peringatan dimulai Jumat 15 Juli 2011, diawali dengan Kemah Hijau yang diikuti pelajar dan pengajar dari sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata, pemutaran film lingkungan dari Pemerintah Jerman melalui Goethe Institut Indonesian, dan pameran produk ramah lingkungan. Dalam gelar pameran produk

ramah lingkungan, PJB ambil bagian dengan menampilkan pembangkit ramah lingkungan berbahan bakar biogas beserta produk sampingannya.(*)

CSR

Peringatan Hari Anak Nasional sekaligus Hari Keluarga Nasional di Surabaya Tahun 2011 berlangsung selama tiga hari, Jum’at – Minggu, 22-24 Juli 2011 di Taman Flora (Kebun Bibit) Surabaya. Dua hari pertama, Jum’at dan Sabtu, 22-23 Juli 2011 digelar berbagai lomba untuk anak, sedangkan pada hari terakhir, Minggu, 24 Juli 2011 merupakan Puncak Peringatan, diawali jalan sehat keluarga dan minum susu bersama. Puncak peringatan di hadiri Wakil Walikota Surabaya, Bambang DH bersama isteri. Dalam kesempatan ini PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) berpartisipasi dengan menyumbang 100 tas sekolah beserta peratan tulis yang disampaikan secara simbolis oleh Manajer CSR, Bambang Widjajanto kepada Bambang DH dan perwakilan siswa sekolah dasar.(*)

Stand PJB memamerkan Pembangkit Biogas beserta produk sampingannya.

PJB Peduli Sesamadi BulanRamadhan

Hari Anak Nasional 2011

Mamasuki pekan terakhir Ramadhan, dalam program Peduli Sesama, PJB memberikan bantuan berupa 2.000 paket sembako kepada keluarga kurang mampu di wilayah Kecamatan Kebonsari, Surabaya. Pemberian bantuan dilakukan di Kantor

Kecamatan Kebonsari, Selasa, 23 Agustus 2011. Santunan yang sama (paket sembako yang terdiri dari 5 kg beras dan 1 dos mie instan) juga diberikan kepada sukarelawan perlintasan kereta api di kawasan tersebut, serta tukang becak yang mangkal di Shalter Becak PJB, Jl Ketintang Baru Surabaya. Pemberian bantuan berlangsung lancar, warga antre satu persatu, tanpa harus berdesak-desakan. (*)

Manajer CSR, Bambang Wdjajanto menyerahkan bantuan pada siswa

Sekper Hari Suharso menyerahkan

paket sembako pada warga

SM Humas dan CSR Muhammad Munir

menyerahkan sembako pada sukarelawan

penjaga lintasan KA

Hari Lingkungan Hidup Sedunia

36 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Page 19: edisi71

38 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 39

Pemerintah Kabupaten Malang memiliki cara tersendiri dalam

merangsang minat warga berperan aktif dalam penciptaan lingkungan bersih dan sehat. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya sebagai leading sector dalam pencitraan dan penciptaan lingkungan bersih, sehat dan nyaman telah menyulap tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjeng, Kabupaten Malang, menjadi lokasi wisata edukasi.

Sampah yang merupakan musuh masyarakat karena aroma yang tentunya tak sedap dan bisa menimbulkan penyakit serta biang jeladi banjir itu oleh para kader-kader lingkungan yang ada di Kabupaten Malang, ternyata mengundang banyak manfaat. Selain menghasilkan gas methane yang bisa dipakai untuk bahan bakar memasak dan bahan bakar genset, sampah di TPA Talangagung menghasilan pupuk kompos yang baik untuk tanaman pertanian.

"Tidak ada satupun yang mubazir di dunia ini, termasuk sampah. Selama ini masyarakat menganggap TPA merupakan lokasi yang harus dijauhi dan ditolak keberadaannya. Kami berupaya agar TPA menjadi tempat yang menyenangkan dan mendidik,'' kata Kasi Kebersihan Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Malang, Qoderi, saat presentasi di PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Kamis 11 Agustus 2011.

Qoderi beserta dua temannya, Renung Rubiataji (Kasi Perencanaan dan Pengawasan Bidang Permukiman) dan Rudi (kader lingkungan Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang) sengaja diundang PJB untuk memaparkan

kompos. Selain itu, sampah organik yang banyak mengandung gas metan dimanfaatkan untuk mengisi tabung LPG, menghidupkan genset, memasak langsung dan menyalakan lampu petromak.

Cara membuatnya sangat mudah dan simpel. Dari timbunan sampah yang ada di TPA, dibuatkan instalasi atau rangkaian penjemputan biogas. Lalu dibuatkan pula instalasi penangkapan biogas dan juga instalasi penerimaan biogas. Rangkaian instalasi yang terbuat dari drum atau tangki-tangki berpipa tersebut, biogas dari timbunan sampah akan masuk pada flaring gas. Selanjutnya gas yang sudah berada pada flaring dan mirip tandon penyimpan air ini, aliran gas methane sudah bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan, yang antara lain:n Untuk isi ulang ampul berbahan

bakar gas bagi masyarakat.n Bahan bakar mesin perancah

atau pemilah sampah plastikn Bahan bakar generator mini untuk

penerangan dan menggerakkan pompa air dikawasan TPA.

n Untuk isi ulang AMEG tabung elpiji 3 kilogram. "Gas methane tekanannya rendah.

Tidak mudah meledak dan terbakar. Baru menyala jika disulut dengan api. Jadi tidak berbahaya," kata Qoderi.

Pemanfaatan sampah atau limbah rumah tangga menjadi gas juga telah dikembangkan warga setempat dengan sistem drumisasi. Sampah orgaik dimasukkan dalam empat buah drum, lalu biogas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak. Semenntara komposnya dipergunakan untuk pupuk tanaman. Cara ini sangat sederhana sangat mungkin dipraktekkan di lingkungan rumah tangga di Surabaya.(*)

Biogas dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga

di hadapan para kader lingkungan hidup yang ada di Surabaya. PJB berharap para kader lingkungan dan tokoh masyarakat di Surabaya dapat mencontoh apa yang dilakukan Qoderi dan kawan-kawan dalam mengolah sampah. Selain itu PJB juga mendatangkan Ketua Kelompok Tani Karya Mulya Dusun Rejoso, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Salim Hariadi, yang dipercaya menngelola PUSBANGDIKLAT Energi Terbarukan Biogas PJB.

Kehadiran mereka diharapkan mampu menginspirasi kader-kader lingkungan di Surabaya dalam memanfaatkan limbah atau sampah menjadi energi terbarukan. Dalam pertemuan itu apa yang disampaikan Qoderi dkk, sert Salim Hariadi mampu menarik perhatian kader-kader lingkungan Surabaya. Apalagi pengolahan sampah menjadi biogas dan kompos yang dipraktekkan Qoderi juga ada yang berskala kecil (rumah tangga) dengan menggunakan empat buah drum, yang sangat memungkinkan diterapkan di kawasan perumahan di Surabaya. Para kader lingkungan Surabaya bersepakat untuk berkunjung ke Talangagung seusai Lebaran, untuk melihat secara langsung proses pengolahan sampah menjadi kompos dan biogas di desa itu.

Setiap hari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Talangagung menampung sekitar 120 m3 sampah. Dari jumlah ini, 60 persen sampah pasar dan 40 persen sampah rumah tangga. Di TPA ini, sampah memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain bisa dijual (sampah yang berupa kertas, kardus atau logam) bisa juga sampah disulap menjadi

CSR

38 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Sederet pertanyaan yang dapat diajukan, “apakah

umur pembangkit yang menjelang tua berdampak pada kandalan/reliability dan efisiensi?, dan bagaimana mengelolanya? Berapa cost/biaya untuk mengembalikan ke performance awal? Bagaimana skema peremajaannya? apakah setiap unit yang sudah menua layak untuk diremajakan? dan yang terakhir, bagaimana best practice mengelola pembangkit yang sudah mulai tua?

Pada sisi lain, saat ini PJB telah bertekad untuk memperbaiki kinerja operasional mesin pembangkitnya menjadi standar kelas dunia. Dalam hal ini PJB ditantang untuk mampu mengatasi dampak penuaan mesin pembangkit dan sekaligus meningkatkan keandalan dan efisiensi mesin-mesin pembangkitnya. Kunci utama sukses menghadapi tantangan tersebut adalah pada kesiapan SDM (man behind the gun, baik dari kompetensi maupun kuantitas), perencanaan

Mengelola Pembangkit

yang Mulai Tua Oleh : Sugiyanto, Senior Manajer Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan PJB

Pada Rapat Kerja PT PJB Semester I tahun 2011 yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juli 2011 yang lalu, Dirut PJB memberikan highlight pada Umur Pembangkit PJB yang sudah mencapai 22,5 tahun (tidak termasuk PLTA < 30 MW). Umur disain rata-rata untuk pembangkit thermal biasanya 25-30 tahun, sedang PLTA 40-60 tahun. Hal ini menyadarkan para pihak di PJB agar highlight tersebut mendapat respon yang relevan .

Life Cycle Cost Engineering

Gambar 1 : Life cycle cost suatu asset ( typical)

program yang matang, dan tentunya adalah cost/biaya untuk implementasinya. Tulisan ini akan sedikit memberikan gambaran akan pertanyaan-pertanyaan di atas.

Life Cycle Cost Mesin Pembangkit

Pada gambar 1 terlihat kurva siklus hidup suatu asset dan cost yang dibelanjakan. Aset fisik didalam siklus hidupnya terdiri atas 4 fase, yaitu fase Planning (perencanaan), fase acquisition (belanja modal untuk kepemilikan yang terdiri atas biaya EPC (engineering, procurement, dan construction), fase O&M (fase ini sering disebut fase komersial), dan terakhir adalah fase Disposal. Pada tulisan ini kita akan fokus kepada fase C, dimana pada fase inilah saat ini aset PJB berada. Pada gambar 1 terlihat bahwa pada umur tertentu perlu dilakukan suatu mid life refurbishment, yaitu suatu usaha dan biaya yang harus

Opini

Qoderi dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Malang (batik hijau) saat memaparkan pengolahan sampah di TPA Talangagung, Malang

Pembangkit Biogas dengan sistem drumisasi

Page 20: edisi71

40 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 41

dilakukan/dibelanjakan untuk mempertahankan kinerja mesin pembangkit. Lingkup/scope dari suatu mid life refurbishment tergantung dari: tipe pembangkit (PLTA, PLTU,PLTG), disain pembangkit, kualitas komponen pembangkit, kualitas pembangunan/kontruksi, kualitas bahan bakar, kondisi lingkungan, dan kualitas operasi-pemeliharaan selama pembangkit dioperasikan. Oleh karena itu tidak ada formula baku untuk menghitung biaya dari suatu mid life refurbishment.

Life Cycle Enjiniring Mesin Pembangkit

Pada gambar 2 diperlihatkan penurunan kinerja operasi suatu mesin pembangkit sebagai fungsi waktu, semakin lama usia mesin maka terjadi degradasi kinerjanya. Tindakan pemeliharaan telah dilakukan secara berkala namun degradasi tetap terjadi, hal ini adalah fenomena yang typical pada mesin pembangkit apapun tipenya. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan tidaklah mampu mengembalikan kepada kondisi awal mesin, oleh karena itu jika diinginkan kinerja mesin kembali seperti awal mula maka yang harus dilakukan adalah restore, yaitu suatu tindakan yang menuntaskan segala gap (deviasi yang menyebabkan kinerja turun) kondisi mesin eksisting. Lingkup dari suatu

2012 direncanakan akan dilakukan penggantian last blade dengan disain baru pada steam turbin. Justifikasi untuk melakukan suatu improvement apakah layak untuk diimplementasikan adalah kajian teknis dan komersial.

Peta umur pembangkit PJB Pada table 1.a dan 1.b

adalah peta umur mesin pembangkit di PJB dan diklasifikasikan dalam 3 kelompok, kelompok hijau

usia disain, terbukti bahwa kinerjanya semakin baik dan bahkan telah masuk dalam to 10% NERC (tahun 2010) untuk EAF dan EFOR, dan lebih unggul dibanding peer-nya yaitu PLTA Sungai Perak di TNB Malaysia. Tantangan di PLTA Brantas saat ini adalah menjaga sustainability/keberlanjutan dari kinerja eksisting.

Tantangan bagi Pembangkit Thermal

Berdasarkan data pada table 1.a, saat ini pembangkit thermal (dan PLTA Cirata) telah mencapai 92,9% usia disain. Beberapa Mesin Pembangkit, PLTU Muara Karang 1,2,dan 3 tahun 2010 yang lalu telah di repowering dan menjadi combined cycle. Boiler PLTU 1,2,3 di scrap dan diganti dengan HRSG baru, sedangkan steam turbin dan alat-alat bantunya dilakukan life extension. Steam turbin yang awalnya mampu menghasilkan daya

100 MW/unit, tetapi setelah program repowering hanya 70 MW/unit. Hal ini bukan berarti repowering gagal, tetapi titik optimasi antara Gas turbin Blok 2 Muara Karang yang di combined dengan ex PLTU 1,2,3 adalah konfigurasi 2 x 240 MW (Gas turbin ) dan 3 x 70 MW (steam turbin). Dengan pelaksanaan repowering ini maka diperoleh peningkatan output power dan juga peningkatan efisiensi thermal.

Repowering PLTU 1,2,3 Muara Karang di atas akan terjadi pada pembangkit lainnya di PJB, namun bentuk implementasinya bisa berbeda-beda. Pada tahun 2012 PLTU Paiton akan dilakukan rehabilitasi dengan biaya sekitar 5 % dari nilai aset baru PLTU 1&2 dan ditargetkam mampu meningkatkan efisiensi thermal 1,5% dari kondisi eksisting. Dengan melihat data usia pembangkit, maka para pengelola Gambar 2 : Life cycle Engineering suatu pembangkit

Tabel 1.a Peta Umur Pembangkit PJB (non PLTA < 30 MW)

Tabel 1.b Peta Umur Pembangkit PJB (PLTA < 30 MW)restore dapat ditentukan melalui tahapan yang disebut gap analysis (untuk restore efisiensi) dan reliability modeling dan remaining life assessment (untuk restore reliability/keandalan).

Jika Owner suatu mesin pembangkit menginginkan kinerjanya melebihi disain awal maka tindakan yang dilakukan adalah melakukan Improvement dengan mengadopsi teknologi baru. Sebagai contoh, PLTU Paiton 1&2 pada tahun

4 yang menggambarkan kinerja operasi pada periode 5 tahun terakhir di PLTA Brantas, terjadi sesuatu yang menggembirakan, kinerja operasi terus membaik dan mementahkan rule of thumb “semakin tua mesin pembangkit maka semakin tidak handal”. Fakta dan fenomena ini menarik untuk digali lebih lanjut apa makna di balik kontradiksi tersebut. Pertama, pengelola di PLTA Brantas telah memiliki dan mempraktekkan LCM (life

adalah mesin pembangkit yang usianya adalah < 70% usia disain, kelompok kuning adalah usia 70-100 % usia disain, dan kelompok merah memiliki usia disain> 100% usia disain. Dari table 1.a terlihat bahwa umur pembangkit rata-rata telah mencapai 22,47 tahun yang sebanding dengan 92,9% usia disain.

Sedangkan pada table 1.b terlihat bahwa umur rata-rata PLTA adalah 47,79 tahun yang sebanding dengan 119,46 % usia disain. Sesaat angka ini mengagetkan, bahwa usia PLTA di Brantas telah melampaui usia disain. Tetapi, jika kita lihat gambar 3 dan

cycle management) terhadap mesin pembangkit, hal ini dibuktikan bahwa mesin pembangkit Giringan, Siman, dan Mendalan telah mampu bertahan >70 tahun. Pasti disana telah ditemukan suatu best practice dalam mengelola mesin tua. Kedua, PJB Brantas telah mampu membuktikan bahwa semakin tua usia pembangkit ternyata tidak mengakibatkan penurunan kinerja, maka PJB di Unit Pembangkitan lainnya dapat “belajar” ke PLTA Brantas pada aspek LCM-nya, meskipun pada bentuk implementasinnya pasti berbeda.

Meskipun rata-rata usia PLTA Brantas telah melebihi

Unit Pembangkit di PJB hendaknya melakukan perencanaan yang matang untuk menentukan lingkup kerja/scope dari mid life refurbishment pada suatu mesin pembangkit. Peralatan control dan instrument dan DCS secara umum mempunyai siklus hidup paling pendek (12-15 tahun), dan disusul beberapa peralatan listrik (relay, power supply, battery, Circuit Breaker, on line tap changer, part tertentu

EAF PLTA Brantas EFOR PLTA Brantas

Gambar 5: Data dari NERC –EFOR untuk PLTU yang mulai tua

pada AVR, part tertentu pad Generator ). Pada boiler/HRSG komponen mekanikal yang sering perlu dilakukan mid life refurbishment adalah pipa economizer, superheater, dan reheater.

Pada RJPP PJB tahun 2011-2016 untuk PLTU Gresik 1&2 ( 2x 100 MW) juga telah dipikirkan untuk dilakukan repowering seperti pada PLTU Muara Karang 123. Alasan yang mendasari rencana ini adalah untuk meningkatkan efisiensi thermal dan life extension pada PLTU 12 Gresik. Pada PLTU berkapasitas 100 MW jika dioperasikan dengan BBM /BBG maka kisaran efisiensi thermalnya adalah 29-31 %, tetapi jika di repowering dengan gas turbin seri F maka efisiensi thermal dapat mencapai lebih 45%. Sedangkan untuk pembangkit PLTGU Gresik (19 tahun), PLTGU Muara Karang (20 tahun), PLTGU Muara Tawar(14 tahun) mulai direncanakan retubing secara bertahap pada pipa-pipa HRSG karena berdasarkan assessment telah diketahui mulai menipis.

Referensi dari NERC NERC melakukan riset

(tahun 2007) pengaruh usia terhadap EFOR, pada gambar 5 ditunjukkan data hasil riset tersebut. Terlihat bahwa mesin-mesin yang mulai beroperasi pada tahun 1970-1975 justru EFOR-nya mengalami penurunan ( berarti lebih baik) ketika usianya >30 tahun. Hal ini identik dengan fenomena di PLTA Brantas yang telah dijelaskan di atas.

40 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Opini Opini

Page 21: edisi71

42 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 43

Opini Opini

Bidang operasi diukur di dua perspektif secara bersamaan. Di

perspektif customer diukur dengan kinerja hasil seperti EAF, EFOR dan di proses bisnis juga dilakukan pengukuran yaitu Efficiency Management dan Operation Management. Bidang keuangan diukur perspektif hasil namun tidak terukur di sisi menjalankan proses bisnisnya. Pertanyaannya adalah apakah perlu proses bisnis keuangan diukur tingkat kematangannya.

Ada beberapa alasan mengapa perlu diukur proses bisnis bidang keuangan. Pertama, proses bisnis keuangan tertuang di dalam Surat Keputusan, Surat Edaran, Kebijakan, dan Prosedur baku SIT Ellipse tetapi proses bisnis keuangan tidak hanya prosedur dan kebijakan. Kedua terdapat praktek yang bagus di unit dan kantor pusat yang belum terkodifikasi. Yang ketiga meningkatkan engagement bidang keuangan terhadap program-program besar korporasi. Yang keempat pengelolaan keuangan yang bagus harus menganut elemen ke 11 PJB Way yaitu perspektif kesisteman. Sistem yang terbangun terkodifikasi, terdokumentasi, terukur dan merupakan proses yang mengarah pada perbaikan berkelanjutan.

Maturity- AKUNTANSI : Laporan Keuangan,

Informasi Manajemen, Laporan Manajemen, Sub Ledger, Perlakuan Aktiva Tetap

- KEUANGAN : Perencanaan Permintaan Droping, Evaluasi Komponen B & D, Proses Pembayaran Internal, Proses Pembayaran Eksternal, Monitoring dan Pengendalian Persekot Pegawai, Pelaporan Perpajakan, Ekualisasi Pajak, dan Pelaporan Pendapatan Non-Core.

- ANGGARAN : Penyerapan RKAPKPI : Manajemen Cash Flow, Waktu

Pembayaran Pihak Ketiga, Waktu Pembayaran Pihak Internal, Closing Time, Umur Persekot, dan Mapping Anggaran

Pengalaman di UP GresikMembangun ukuran-ukuran proses

bisnis keuangan dimulai dengan mengadopsi dari pola pengukuran internal proses bisnis yang sudah ada. Ukuran-ukuran yang diambil dan dilevelisasi sangat dinamis. Ide-ide didapatkan dari best practice pengalaman mengelola keuangan, diskusi dengan teman-teman keuangan, dan di-review di Rapat Manajemen.

Pembuatan ukuran akan jadi museum jika tidak dipraktekkan. Praktek juga penting untuk menguji alat ukur itu sendiri. Saat bidang lain dilakukan

KPI Bidang Keuangan UP Gresik

ML Bidang Keuangan UP GresikMengukur Kematangan Proses Bisnis KeuanganKontrak kinerja PJB dibagi menjadi 4 perspektif dengan pendekatan balanced scorecard yaitu perspektif financial, customer, internal business process dan people & work culture. Dua perspektif pertama yaitu financial dan customer berorientasi pada hasil, sedangkan internal business process dan people & work culture berorientasi pada bisnis proses. Internal bussiness process mengukur tingkat kematangan proses yang dijalani. Di dalamnya terdapat ukuran kematangan proses bisnis (maturity level) dan ukuran hasil (Key Performance Indicator/KPI).

self assesment Semester 1 - 2011 oleh bidang kepatuhan unit, maka bidang keuangan meminta alokasi waktu untuk diukur oleh bidang kepatuhan dengan alat ukur yang dibangun oleh unit sendiri. Pada hari Jumat tanggal 08 Juli 2011 assesment dilakukan oleh Manajer Kepatuhan dan 1 Staf. Sebagai assesee adalah Manajer Keuangan, Supervisor Senior akuntansi dan Supervisor Senior Keuangan. Dengan hasil sebagaimana terlihat dalam diagram I dan II. Untuk Opportunity For Improvement (OFI) sebanyak 5 buah rekomendasi. Hasil dari internal assesment menjadi bahan masukan bidang keuangan meningkatkan maturity level-nya yang berarti memperbaiki proses bisnis. Sekaligus hasil tersebut digunakan untuk memperbaiki alat ukur agar lebih menantang dan valid.

SaranPengalaman berharga dari

membangun dan implementasi pengukuran proses bisnis keuangan yaitu kerja sama dan dukungan yang memadai antar bidang, perbaikan yang terstruktur di proses bidang keuangan dan perbaikan alat ukur. Saran yang bisa disampaikan adalah pengukuran ini masuk dalam kontrak kinerja, dialokasikan dari kinerja hasil atau nilai pengurang di aspek pengawasan. Sebagai assessor bidang kepatuhan unit untuk self assessment dan setiap tahun oleh bidang Pengawasan Internal Kantor Pusat mengikuti jadwal pemeriksaan audit tahunan.

Pertimbangan assessor adalah Bidang Pengawasan Internal Kantor Pusat sebagai berikut, Yang pertama, setiap tahun dilakukan audit keuangan di tiap-tiap unit. Yang kedua terdapat kecukupan kompetensi dan personel untuk melakukan assesment. Yang ketiga di dalam temuan Pengawas Internal sering dan banyak temuan yang bersifat kesalahan prosedur yang sebenarnya bisa diperbaiki ketika dilakukan assesment kematangan proses bisnis. Pola assesment ini sekaligus menggeser paradigma dari audit ke pendampingan. Yang keempat para auditee juga mempunyai panduan lebih jelas untuk menjalankan pengelolaan keuangan. Yang kelima tidak ada tambahan personel maupun tambahan biaya untuk melakukan assesment tersebut karena embedded dalam audit PI Kantor Pusat. Dengan memperhatikan kemanfaatannya, menjadi komitmen UP Gresik untuk melakukan assesment proses bisnis bidang keuangan secara berkelanjutan.

Oleh : Gunawan Y Hariyanto

Dengan pertimbangan tersebut dibangun model pengukuran kematangan proses bisnis keuangan. Area yang diukur meliputi 3 area besar yaitu Akuntansi, Keuangan serta Anggaran dan sampai dengan saat ini ada 11 maturity level dan 5 KPI. Dalam 3 bulan ke depan diharapkan memadai untuk diformalkan. Area yang diukur beserta ukurannya (maturity level dan KPI) sebagai berikut :

Page 22: edisi71

OpiniOpini

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 45

benar-benar mampu menjalankan Manajemen Aset seperti PJB.

Sebenarnya kebiasaan menebar kebaikan bagi PJB sudah dimulai sejak lama. Mulai tahun 2000 PJB membantu pembangunan sistem informasi terpadu MIMS di Pembangkit Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Utara. Dan kita masih memberikan advice sampai sekarang. Tahun 2009 Tata Kelola kita diadopsi oleh PLN. Beberapa kali kita menerima program magang dari Pusdiklat. Cukup banyak kalau mau disebutkan satu per satu. Dalam skala menengah dapat kita sebutkan seperti menjadi benchmark program Change Agent Program (CAP) dari berbagai Unit PLN secara bergelombang ke Unit-unit PJB. Juga membantu membangun strategi dan road map PLN Unit. Dan sebagai contoh untuk skala kecil adalah berbagai sharing yang dilakukan seperti 5S dan Visual Management.

Kalau sekilas kita menengok journey PJB, memang tahapan kita saat ini sudah pada tahapan Dadi EDI dan Abu Hasan itu. Dalam empat tahun terakhir, rata-rata EAF (Equivalent Availibility Factor) PJB naik sekitar 5 % dibanding dengan rata-rata empat tahun di awal tahun 2000. Kenaikan ini setara dengan nilai investasi 2,5 trilyun atau pendapatan sekitar 225 milyar setiap tahun. Kenaikan kinerja yang cukup fantastis itu mempunyai pondasi yang cukup kokoh dengan maturity proses yang bagus. Kondisi ini cukup valid dengan telah dicek melalui Malcolm Baldrige for Performance Criteria oleh IQAF dan mendapatkan score 500 kurang 3, alias 497 pada level Good Performance. Level tertinggi yang pernah dicapai oleh perusahaan pembangkitan di Indonesia.

Saya pernah bercerita di buku pertama saya, Posi+if Power,

tentang Visi PLTA Brantas yang kebetulan sesuai dengan nama-nama Manajer. Saat itu ada tiga Manajer baru dengan nama masing-masing Wisrawan, Dedi dan Abu Hasan. Saya artikan menurut saya sendiri nama-nama itu untuk menjelaskan Visi Manajemen menjadi tiga tahapan. lWis-Rawan, Rawannya Wis

rampung. Permasalahan-permasalahan sudah dapat diselesaikan.

lSelanjutnya Dedi, singkatan dari Dadi Edi, yang dalam bahasa jawa artinya menjadi baik.

lSedang Abu Hasan dengan arti sesungguhnya adalah Bapak Kebaikan. Ketiga nama Manajer baru

itu diartikan menjadi urutan kondisi yang diharapkan. Permasalahan selesai, kemudian kinerjanya menjadi baik dan setelah baik harus menyebarkan kebaikan itu pada yang lain.

Nama-nama yang menjadi tahapan-tahapan itu seperti sebuah doa yang dikabulkan. Setelah kerusakan-kerusakan dan kerawanan di Brantas selesai ditangani, maka kinerja unit kemudian membaik. Setelah itu UP Brantas kedatangan beberapa unit internal maupun eksternal yang melakukan benchmark, tempat belajar kebaikan. Karena ketiga nama itu membawa berkah, sampai-sampai saya menyarankan untuk berterima kasih kepada orang tua yang telah memberi nama ketiga Manajer itu.

Sekarang saya bertugas di Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT). Kantornya di Gresik, satu kompleks dengan Unit Pembangkitan Gresik (UP Gresik). Meskipun beda Unit, tetapi UPHT dan UP Gresik tetap menyatu. Saya jadi banyak tahu

tentang kegiatan-kegiatan di Pembangkit Gresik. Ternyata di sini banyak Abu Hasan! Artinya, banyak kegiatan dimana UP Gresik menjadi tempat belajar kebaikan. Jauh lebih banyak dari yang ada di Brantas dulu.

UP Gresik telah menjadi tempat benchmarking bagi unit-unit internal PJB, PLN maupun instansi-instansi lain seperti Pertamina, Holcim dll. Sering Manajemen UP Gresik agak kewalahan dengan banyaknya tamu yang melakukan benchmarking. Pantaslah kalau Unit ini menjadi etalase PJB.

Ketika saya mengetik tulisan ini, di Power Plant Academy yang bertempat di UP Gresik, sedang berlangsung Training Tata Kelola Pembangkitan bagi 30 karyawan PLN Dit Jawa Bali dan Dit Indonesia Barat selama dua minggu. Selain itu juga ada 22 orang dari Pusdiklat PLN yang belajar selama tiga hari tentang Manajemen Aset dalam perspektif perubahan budaya. Ketika saya diberi kesempatan memberikan materi Pengantar Manajemen Aset, maka dengan antusias saya laksanakan, karena saya ingin menjadi bagian dari Abu Hasan, Bapak Kebaikan itu. Pak Tomo, GM UP Gresik jadi tambah sibuk meski penampilan beliau tetap tenang, seperti unitnya.

Pada hari yang sama, di Kantor Pusat PJB dilakukan Kick off Meeting Implementasi Manajemen Aset Pembangkitan untuk PLN (Persero) Wilayah Indonesia Timur. Ini juga bagian dari Abu Hasan, menebar kebaikan. Manajemen Aset PJB akan kita ajarkan untuk Unit lain di Indonesia Timur dengan program semacam Sister Power Plant. Program yang dikomandani oleh Pak Jati sebagai VP Enjiniring ini membutuhkan waktu dua tahun untuk menjadikan Sister Plant kita

Tahapan setelah menjadi baik adalah menyampaikan kebaikan itu agar berkembang. Saya merasakan teman-teman PJB, baik di Kantor Pusat maupun di Unit sangat antusias menjadi bagian sharing ini. Ada beberapa keuntungan ketika berbagi. Yang pertama, ilmu kita jelas tidak akan berkurang, tetapi justru berkembang. Ketika diminta menjadi pengajar, maka kita akan menyusun ilmu dan pengalaman kita dalam suatu struktur materi yang bagus. Selain itu juga akan berusaha melengkapi dengan informasi atau ilmu yang aktual. Nah, kita jadi semakin smart dan tambah pinter. Ketika akan ada kunjungan benchmarking, maka kita berbenah diri sebaik mungkin agar tamu kita tidak kecewa. Semakin banyak kunjungan, semakin sering berbenah diri. Kalau ada pertanyaan atau kesan di luar pengetahuan kita, maka hal ini akan menjadi feedback untuk improvement.

Ada tantangan sendiri ketika kita menjadi baik atau merasa baik. Pada kondisi ini kita berada pada zona nyaman (comfort zone). Tidak bisa dipungkiri, kalau merasa nyaman, maka enggan untuk berubah. Takut risiko. Atau kalau ingin berubah ya, sedikit-sedikit saja. Ya, kalau berhasil. Sebab kalau tidak akan lebih menyakitkan. Untunglah di PJB tahun ini ada implementasi PJB IMS dan PAS 55 yang kita targetkan memperoleh sertifikat yang pertama di ASEAN. Juga RJPP dengan 5P dan 5G (lima strategi Produktifitas dan lima strategi Growth) yang cukup menantang itu.

Catatan dari Dirut pada waktu Rakor bulan Juli kemarin mengingatkan kita tentang Tata Kelola Pembangkitan (Power Plant Academy) vs kejadian katastropik di Muara Karang, Gresik dan Muara Tawar. Peristiwa

kerusakan katastropik tersebut adalah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat ini expertise operasi dan maintenance kita pada umumnya berdasarkan pada pengalaman. Belum mampu memprediksi “kerusakan spesifik” yang bakal terjadi berdasarkan analisa yang lebih advance. Jika ada expertise analysis tersebut, tentu kita dapat membuat mitigasi risikonya.

Lebih dari itu, dari sisi PJB sebagai korporat juga perlu ditentukan untuk masa 5 – 10 tahun mendatang agar PJB selalu siap menghadapi iklim bisnis yang selalu berkembang. Yang paling penting adalah menentukan arah bisnis PJB sebagai sebuah perusahaan. Ini juga membutuhkan expertise tersendiri. Dengan demikian perlu diidentifikasi expertise yang dibutuhkan dalam berbagai bidang untuk mengantisipasi masa depan. Harapannya tidak terjadi lagi peristiwa katastropik, baik dari sisi fisik pembangkit maupun PJB sebagai sebuah organisasi. Membangun expertise dalam berbagai level ini mungkin dapat menjadi salah satu tantangan bagi kita untuk menggeser zona nyaman kita ke tempat yang lebih tinggi.

Ada info, pesaing dekat kita, Indonesia Power sedang berbenah dengan akselerasi yang cukup tinggi. Ini adalah kabar yang baik yang akan menjadi pemacu kita untuk meningkatkan akselerasi di zona nyaman ini dan beralih kepada kondisi dinamis dalam tren positif. Kita harus berani meninggalkan zona nyaman itu agar kita dapat menabung amal jariyah lagi dengan tetap menjadi Abu Hasan, Bapak Kebaikan. Kalau kita tidak memperbarui, maka Abu Hasan akan menjadi Aki Hasan : banyak petuahnya, tapi maaf, jadi semakin udzur.(*)

ABU HASANOleh : Iwan Agung Firstantara

44 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

Page 23: edisi71

Ketika pertama kali selesai membaca keputusan ini, saya lalu mengambil pensil dan secarik kertas. Mencari jawab

apakah pikiran yang telah muncul duluan bahwa organisasi ini akan mempunyai MW kapasitas pembangkit terbesar di Jawa-Bali, mengalahkan Indonesia Power dan PJB benar adanya.

Karena tidak hafal betul dengan kapasitas MW pembangkitnya, lalu saya searching melalui website masing-masing Unit Induk. Ini hasilnya :1. Pembangkitan Lontar Memiliki kapasitas terpasang +2.800 MW : PLTU Lontar (3 x 315 MW) PLTU Labuhan (2 x 300 MW) PLTU Rembang (2 x 315 MW) PLTU Pacitan (2 x 315 MW)2. Pembangkitan Cilegon Memiliki kapasitas terpasang +3.500 MW : PLTGU Cilegon (674 MW) PLTGU Blok 2 Muara Karang (2 x 250 MW),

hasil repowering PLTU 1,2,3 Eks PJB PLTU Suralaya (1 x 625 MW) PLTU Palabuhan Ratu (3 x 350 MW)

PLTU Adipala (1 x 660 MW)3. Pembangkitan Indramayu Memiliki kapasitas terpasang 2.350 MW : PLTU Indramayu (3 x 330 MW) PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW) PLTU Tanjung Awar-Awar (2 x 350 MW)

So, PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali akan memiliki total kapasitas pembangkit 8.664 MW. Itu berarti, dugaan saya tidak sepenuhnya benar. Tapi juga tidak sepenuhnya salah. Unit itu masih sedikit lebih kecil dari Indonesia Power yang mempunyai 8.888 MW. Tapi 2.700 MW lebih besar dari PJB yang memiliki 6.157 MW.

Saya lalu dihadapkan pada realita bahwa PJB bukan lagi organisasi dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua di Sistem Jawa-Bali ! Urutannya menjadi : Indonesia Power, Unit Pembangkitan Jawa Bali PLN, dan baru PJB. Kalau ukurannya adalah market share dari kWh listrik, kedepan mungkin urutannya akan menjadi : Unit

Pembangkitan Jawa Bali PLN, Indonesia Power, lalu PJB.Lalu, saya menghibur diri : apalah artinya nomer dua

atau nomer tiga, bahkan nomer empat atau nomer lima sekalipun. Tidak ada bedanya ! Toh masih menjadi bagian dari perusahaan terbesar kedua di Indonesia, PT PLN (Persero). Toh, PJB masih menjadi tempat belajar dalam aset manajemen pembangkitan. Toh, PJB masih mencapai skor tertinggi dalam kinerja ekselen Baldrige. Toh, PJB masih menjadi nomer satu dalam GCG. Toh, masih banyak orang PJB yang diperebutkan untuk tugas karya di unit lain. Toh, GM Unit Pembangkitan Jawa Bali PLN merupakan eks PJB. Toh, pembangkit standby pun dibayar. Toh, Unit Pembangkitan Jawa Bali PLN pun masih memerlukan ‘bantuan’ PJB untuk O&M sebagian pembangkitnya. Toh, unit itu adalah saudara sendiri di lingkungan PLN.

Begitu banyak “Toh” yang kemudian meluncur dari pikiran saya. Dan kemudian pikiran saya berakhir dengan: Toh-toh itu hanya akan mengusik zona nyaman!

Menjadi nomer tiga tidak serta merta akan mengubah gaya saya bekerja. Mungkin juga tidak akan mengubah cara saya melihat lanscape industri pembangkitan. DNA saya adalah menjadi pekerja, bukan pebisnis. Mati urip melu PLN. Paling yang dibikin repot adalah teman-teman di Humas karena harus mengubah narasi dalam company profile PJB ! (mungkin inipun akan lambat, seperti halnya www.ptpjb.com yang masih mencatat PLTU 1,2,3 Muara Karang sebagai milik PJB).

Cara melihat nomer dua atau nomer tiga persis seperti melihat gelas setengah penuh atau setengah kosong. Itu hanya permainan mind-set dari satu fakta. Kalau untuk kapasitas pembangkit kita begitu toleran untuk turun ranking, maka yang sekarang menjadi penting adalah men-setup agar mind-set “tidak mengapa turun ranking” tidak menjadi virus yang kemudian menyebar untuk apa yang sekarang PJB telah menjadi nomer satu.

Lalu saya kembali ceria mengingat sebuah iklan produk : Let’s enjoy your life! (walau mungkin akan lebih indah kalau bisa mendengar sebait lagu perjuangan : Mari bung, rebut kembali).

Opini

46 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011

BUKAN LAGI YANG KEDUA !Oleh : Hartanto Wibowo

Tanggal 26 Juli 2011 Direksi PT PLN (Persero) menerbitkan keputusan nomor 1067.K/DIR/2011 tentang organisasi PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali. Melalui keputusan ini, Unit Induk Pembangkitan Indramayu, Pembangkitan Cilegon, dan Pembangkitan Lontar yang tadinya merupakan organisasi terpisah sekarang merger menjadi satu.

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) dinominasikan memperoleh Annual Report Award 2010, setelah tahun lalu menempati rangking ke-2 untuk kategori perusahaan private non-keuangan non listed. Manajemen PJB yang diwakili Direktur Keuangan, Aminullah Assagaf, Sekper, Hari Suharso, Senior Manajer Akuntansi, Rokhayati, Senior Manajer ROP, Sugiyanto, Senior Manajer AKOR, Sugeng Hery Sucipto, dan Senior Manajer Humas dan CSR, Muhammad Munir, telah diwawancarai dewan juri yang diketuai Mar’ie Muhammad, 8 Agustus 2011. Berbagai pertanyaan dilontarkan, diantaranya masalah pelaksanaan CSR yang berkaitan dengan bisnis inti, masalah layanan pelanggan, manajemen risiko, pencapaian kinerja, independensi Pengawas Internal perusahaan dan sebagainya.Annual Report Award diadakan dengan tujuan mendorong perusahaan dalam meningkatkan laporan keuangan tahunan, dan meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) dari perusahaan. Kriteria umum penilaian: memberikan gambaran yang baik dan jelas mengenai kegiatan operasional perusahaan dan penjelasan mengenai kinerja perusahaan serta indikasi arah perusahaan di masa yang akan datang, penyajian informasi keuangan yang baik dan informatif sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku di Indonesia, informasi yang jelas mengenai kepemilikan dan penerapan GCG, serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Selain itu itu penilaian berdasarkan informasi yang mungkin tidak tertulis dalam laporan tahunan, termasuk dalam penilaian ini adalah hasil wawancara kepada peserta.(*)Mar’ie Muhammad (kiri) dan Aminullah Assagaf (kanan)

PJB Nominasi Peroleh Annual Report Award ARA

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 47

Page 24: edisi71

48 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 49

Teknologi InformasiTeknologi Informasi

Web Aplikasi Manajemen UPHTPenunjang Proses Bisnis dan Transfer Knowledge

semakin efektif.Selain itu, juga

menjawab tuntutan keterbukaan informasi sesuai dengan prinsip GCG (Good Corporate Government), serta tuntutan pencatatan dan pengendalian dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan dalam penerapan sistem manajemen mutu yang berstandar pada standar mutu internasional. Yang tidak kalah penting, pengetahuan dan kepakaran yang dimiliki masing-masing individu dapat disinergikan dan dieksplorasi, sehingga tidak terjadi ketergantungan pada seseorang yang menguasai bidang pekerjaan spesifik sangat tinggi.

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi berbasis web yang selanjutnya disebut web “Aplikasi Manajemen UPHT”. Aplikasi tersebut menggunakan bahasa pemrograman PHP. Berbagai aplikasi web ada di dalam web Aplikasi Manajemen UPHT tersebut, yang antara lain:8Web Kinerja UPHT:

berisi informasi pencapaian kontrak kinerja UPHT. Web ini digunakan oleh pihak manajemen untuk memantau maturity level kontrak kinerja UPHT yang datanya diisikan oleh bidang kepatuhan UPHT. Data yang disajikan bisa dipilih berdasarkan periode penilaian mulai triwulan I

sampai triwulan IV dan bisa ditampilkan dalam bentuk grafik.

8Web Data Logistik: berisi tentang data review laporan logistik mulai laporan manajemen material, Recommended Order (RO), Purchase Order (PO), Purchase Requisition (PR), persediaan gudang, pemakaian material stock, penerimaan material stock, dan juga menyediakan grafik data RO, PO tiap bulannya.

8Web Kendaraan: memuat informasi tentang kendaraan dinas yang ada di unit UPHT. Data yang dimuat dalam web kendaraan antara lain : data kendaraan dinas, pemakaian kendaraan, pemakaian BBM, jadwal pemeliharaan, dan monitoring pengemudi

8Web Materi Training: menyajikan data mengenai jadwal dan materi training yang pemah diikuti oleh karyawan UPHT. Apabila ada karyawan yang telah mengikuti training, materi training tersebut bisa dengan mudah diakses oleh karyawan lain.

8Web COP/PGD: berisi tentang informasi yang sejenis COP (Community of Practice)IPGD (Peer Group

8Web TOR & Contractor Report: berisi tentang TOR (Term of Reference) dan laporan dari pihak rekanan yang pernah ada.

8Web Meeting Minute: berisi tentang data dokumen hasil meeting dan agenda meeting baik yang sudah terlaksana maupun yang belum terlaksana.

8Quiz: berisi tentang pertanyaan pertanyaan seputar unit UPHT dan PJB. Halaman quiz akan muncul saat awal web Aplikasi Manajemen dibuka.

8Link-link : link-link untuk mengakses website lain di PT PJB.

Manfaat FinansialManfaat finansial

yang pertama dapat dikaji menggunakan cost benefit analysis. Biaya operasional yang dihemat karena implementasi sistem aplikasi manajemen ini

adalah penghematan biaya penggunaan kertas dan penghematan biaya penyimpanan data (hardisk) pada masing-masing karyawan. Penghematan kertas dapat mencapai hingga 50 persen dari anggaran sebelum implementasi sistem informasi manajemen (asumsi). Dengan asumsi penggunaan kertas pertahun sebelum implementasi yaitu sebesar 300 rim atau sebesar, Rp 30.000 x 300 = Rp 9.000.000 maka benefit yang diperoleh pertahun adalah 50 persen dari Rp 9.000.000 yaitu sebesar Rp 4.500.000.

Adanya web manajemen memungkinkan penyimpanan data dilakukan secara terpusat yaitu dalam server. Dengan demikian hal ini akan mengurangi kebutuhan karyawan terhadap penyimpanan data softcopy. Diperkirakan

Discussion), antara lain: community of practice, peer group discussion, media pustaka, karya Inovasi, buku expert, dan informasi penting manajemen, yang sudah dikelompokkan berdasarkan bidang.

8Web Codes Standards: berisi tentang code dan standard baik yang bersifat internal, nasional, maupun intemasional yang digunakan di PJB seperti: materi PJB Way, materi tata kelola UPHT, code (ANSI, API, ASM, ASME, ASTM, TEMA, JIS, IEEE, SNI, EPRI), dan standard (ISO, 55, Malcolm Baldridge, PAS 55)

8Web Financial Report: berisi laporan keuangan perusahaan yaitu neraca bulanan dan laporan laba rugi perusahaan.

8Web SK: berisi tentang kumpulan SK (Surat Keputusan) baik SK korporat maupun SK internal.

8Web Rencana Program Kerja: berisi tentang materi-materi rencana perusahaan seperti RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) dan RJPU (Rencana Jangka Panjang Unit).

8Web O&M Manual : berisi tentang operation and maintenance pembangkit dan kelengkapannya.

penyimpanan data yang dapat dihemat untuk masing-masing karyawan adalah sebesar 1 G (Gigabyte). Dengan biaya per G sebesar Rp. 75.000 maka biaya penyimpanan yang dapat dihemat adalah sebesar Rp. 75.000 x 160 karyawan yaitu sebesar Rp 12.000.000.

Sementara ditinjau dari segi pembuatan, pembuatan web ini secara langsung memberikan keuntungan dalam biaya pengadaan. Berdasarkan informasi harga yang didapat oleh tim UPHT, biaya untuk pembuatan web oleh pihak ketiga akan membutuhkan biaya kurang lebih sebesar Rp 200.000.000. Sedangkan untuk pembuatan hasil karya inovasi ini, tim PT PJB UPHT tidak membutuhkan biaya karena mendayagunakan SDM UPHT dan peralatan yang sudah

ada di perusahaan.Dengan demikian,

total manfaat finansial dari analisa cost benefit dan pembuatan adalah sebesar Rp 216.500.000, belum lagi manfaat finansial dari penghematan waktu, sharing knowledge dan peningkatan kinerja relatif sulit dihitung secara matematis.

Manfaat Non Finansial

Banyak sekali manfaat non finansial yang dapat diperoleh dari penerapan Web Aplikasi Manajemen UPHT, diantaranya:

Percepatan perolehan data dan informasi yang bersifat publik. Dengan fasilitas komputer yang ada pada setiap ruangan kerja atau laptop yang dimiliki karyawan, informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Untuk mengakses Web Aplikasi Manajemen hanya dibutuhkan koneksi jaringan

Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT) mempunyai tugas pokok melakukan pemeliharaan instalasi Unit Pembangkitan (UP) yang letaknya tersebar yakni UP Gresik, UP Paiton, dan UP Brantas. Sementara kantor UPHT berada di Gresik. Dengan kondisi seperti ini, dibutuhkan suatu sistem informasi yang efektif, sehingga setiap karyawan dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan dalam mensukseskan pekerjaannya.

yang sudah tersedia di unit dan web browser. Karyawan tidak perlu datang langsung ke bidang terkait untuk memperoleh data yang diinginkan.

Percepatan proses transfer knowledge. Web manajemen juga dapat digunakan sebagai sarana sharing knowledge. Karyawan dapat dengan mudah mengunggah materi training, makalah, buku, standar yang dipunyai. Knowledge yang di unggah ini kemudian dapat di unduh oleh karyawan lain yang ingin menambah knowledge.

Alat monitoring bagi tim manajemen terhadap proses bisnis di UPHT tim manajemen UPHT dan seluruh karyawannya dapat me-review aktifitas yang berlangsung di UPHT, misalnya dengan memanfaatkan menu meeting minute.

Percepatan produktivitas kerja tiap bidang. Web Aplikasi Manajemen UPHT memfasilitasi kebutuhan informasi masing-masing bidang sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk mendukung penerapan sistem manajemen mutu, dimana semua formulir harus terdokumentasi dan terkendali, maka karyawan memperoleh keuntungan dengan mengunduh langsung formulir administrasi tanpa harus datang ke bidang yang menjadi owner formulir tersebut tersebut.

Mendukung transparansi dalam penerapan GCG. Tampilan notulen meeting, laporan administrasi, keuangan dan proses bisnis yang ada di perusahaan dapat diketahui oleh karyawan. Dapat dikatakan bahwa web ini sekaligus dapat menunjang budaya perusahaan keterbukaan dan Good Corporate Governance.(*)

kepakaran dapat dikumpulkan menjadi satu wadah yang mudah untuk diakses oleh setiap individu di UPHT.

Web Aplikasi Manajemen ini mendapat sambutan yang baik dari karyawan sehingga web ini tidak hanya diaplikasikan di UPHT tapi juga diaplikasikan di UP Gresik dan Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat (UPHB). Implementasi web aplikasi manajemen terbukti mempercepat karyawan memperoleh data, mempercepat proses transfer knowledge, dan menjadikan proses monitoring yang dilakukan Tim Manajemen

Untuk mengatasi masalah, tiga

karyawan UPHT, yaitu Raga Rikardhanu, Arif Hariyadi dan Rista B. Megasari, mencoba membuat sebuah sistem informasi yang dapat menjadi wadah pertukaran informasi dan knowledge sharing. Mereka berhasil menciptakan Web Aplikasi Manajemen yang bukan hanya mampu menjawab tantangan tersebut, tetapi juga sebagai sarana penyimpanan dokumen-dokumen yang terkait dengan proses bisnis dan manajemen UPHT, serta sebagai knowledge data warehouse, sehingga informasi, pengetahuan dan

Page 25: edisi71

50 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 51

SDM

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 51

SDM

orang yang memandu kalian, datangi sana. Mereka kemudian bertanya untuk bisa segera bertemu dengan petapa tersebut. “Apakah kalian ingin berjumpa dengan Guru?” tanya perempuan itu. “Dia adalah orang yang memandu kalian datang ke sini."

Cerita ini diungkapkan Direktur SDM dan Administrasi PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Trilaksito Sunu, ketika berbicara dalam Farum Media Club Pustaka di PJB Kantor Pusat, Rabu, 27 Juli 2011. Melalui cerita itu ia ingin menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus siap melayani. “Untuk memimpin, kita harus melayani,” tegas lelaki yang lebih akrab disapa Toni itu.

Dalam paparannya yang berjudul, Transformative and Visionary Leadership, Toni menjelaskan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain agar secara serentak berjalan menuju tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan seni membuat orang lain ingin melakukan sesuatu yang anda yakin harus dilakukan. Karena itu, pemimpin harus mempunyai peran antara lain:RMenyampaikan sasaran. Memahami organisasi

dan membawanya ke arah satu sasaran, sehingga mampu menang menghadapi persaingan.

RMembangun hubungan. Memahami setiap orang kelompok dan atau organisasi lain yang berperan terhadap keberhasilan perusahaan dan menghargai peran serta kontribusi mereka.

RMemberi inspirasi. Membangun kredibilitas pribadi dan menyuntikkan komitmen serta motivasi kepada orang lain.

RMengembangkan operasi. Menetapkan proses yang memungkinkan organisasi dan orang di dalamnya untuk dapat bergerak maju ke arah tercapainya sasaran.

RMembangun organisasi. Mengembangkan keterampilan serta menetapkan peran dan tanggung jawab setiap orang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan.

RMendorong kinerja. Menyampaikan pesan kepada setiap orang agar mereka mengerti bahwa kerja mereka mempengaruhi kinerja tim, kelompok dan organisasi secara keseluruhan.Sementara itu untuk menjadi seorang pemimpin

yang sukses, harus memiliki kemampuan, usaha dan sikap, seperti disampaikan Dr. Kazuo Inamori, pemilik Kyocera Corporation Jepang. The best Japanese Leader ini mengatakan, hasil dari kehidupan anda adalah ability, effort dan attitude (kemampuan, usaha dan sikap). Kemampuan dalam hal ini adalah kombinasi dari pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, yang kita peroleh melalui proses pengalaman dan pembelajaran yang kita lalui. “Untuk terus mampu mengembangkan

kemampuan kita, maka kita mesti menanamkan spirit belajar (learning spirit) dalam hati kita, terus menerus belajar dengan penuh gairah dari semua sumber pengetahuan dan keterampilan yang kita temukan dalam roda kehidupan,” kata Toni.

Sedangkan effort adalah usaha yang yang dilakukan untuk mencapai sasaran. Sesuatu yang saat ini tidak mungkin untuk dicapai bisa menjadi kenyataan di kemudian hari bilamana usaha kita didorong oleh keuletan, kegairahan dan semangat pantang menyerah. Hasil kerja yang mengesankan hanya bisa diperoleh melalui usaha yang gigih dan oleh suatu keyakinan yang mendalam bahwa pada akhirnya kita pasti akan mampu menyelesaikan dengan tuntas.

Toni juga mengingatkan, setiap pemimpin harus mampu membangun inspirasi dan motivasi untuk kinerja optimal. Untuk mampu memberi motivasi yang tepat dan efektif, maka harus mengerti apa yang dibutuhkan oleh staf dan karakteristik mereka. Perbedaan karakteristik dan style akan memperngaruhi kebutuhan motivasi seseorang. Salah satu cara meningkatkan motivasi adalah melalui empowerment (pemberdayaan karyawan). Empowerment sangat diharapkan baik oleh manajemen maupun oleh karyawan sendiri, dimana karyawan diberikan otoritas dan tanggung jawab atas pekerjaan tertentu sehingga memungkinkan karyawan tersebut untuk terus bekerja mandiri dan dapat terus mengembangkan diri.

Yang tidak kalah penting dalam menjalankan kepemimpinan adalah masalah komunikasi. Seorang pemimpin dalam berkomunikasi menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik. Menurut Toni, ada tujuh prinsip komunikasi yang supportive, yaitu :vBerorientasi pada masalah, bukan

pribadi. Misalnya, “Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini?” Bukan, “Kamu yang jadi pennyebab dari masalah ini.”

vKesesuaian antara apa yang dikatakan dengan yang dirasakan. Contoh, “Saya kecewa dengan apa yang anda lakukan tadi pagi.” Bukan berusaha menutupi kekecewaan dengan mengatakan, “Kecewa? Siapa yang kecewa?”

vBersifat deskriptif, bukan evaluatif. Contoh, “Yang terjadi adalah...” Bukan menyalahkan bawahan dengan mengatakan, “Kamu salah.”

vMenghargai orang yang diajak bicara. Contoh, “Kamu punya saran?” Bukan memaksakan kehendak dengan mengatakan, “Lakukan seperti apa yang saya katakan tadi!”

vBersifat spesifik, bukan global. Contoh, “Sudah tiga kali kamu terlambat datang.” Tidak mengatakan sesuatu yang bersifat global tanpa

data, seperti, “Kamu selalu datang terlambat.”vBersifat dua arah, tidak mnyela, tidak

mendominasi. Contoh, “Menyambung yang kamu katakan tadi...” Bukan mendikte dengan mengatakan, “Kita ini membicarakan ... ( tidak peduli apa yang mau dibicarakan oleh bawahan).

vBertanggungjawab atas apa yang dikatakan. Contoh, “Saya berpendapat...” Bukan berlindung di balik kuasa orang lain dengan mengatakan, “Atasan kamu meminta kamu untuk ...” (padahal dia tidak mengatakan itu pada Anda).Toni juga mengingatkan, saat berdialog

dengan staf, hendaknya tidak mengubah fokus pembicaraan (deffecting). Misalnnya, saat staf menceritakan sesuatu, pemimpin langsung mengubah fokus pembicaraan dengan mengatakan, “Saya juga punya pengalaman seperti itu ...” yang dilanjutkan dengan menceritakan pengalaman sendiri. Selain itu dialog yang dilakukan tidak bersifat memberi arahan, evaluasi dan pendapat pribadi atau petunjuk (directing), misalnya dengan mengatakan, “Seharusnya...”

Sebaliknya, seorang pemimpin saat berdialog dengan staf hendaknya menggunakan gaya komunikasi yang positif, yaitu: Probing (mengajukan pertanyaan lebih lanjut tentang apa yang baru diceritakan) dan Refflecting (mengucapkan kembali dengan kata-kata sendiri untuk menunjukkan pengertian dan penerimaan). Sedangkamn tugas seorang pemimpin yang tidak kalah penting tentunya mengembangkan kinerja staf melalui coaching dan councelling. (*)

Di India, sekelompok orang ingin belajar dari seorang pendeta terkenal yang memiliki kuil di atas gunung

Himalaya. Seorang pemandu dikirim untuk membantu mereka. Selama perjalanan, pemandu tersebut menyiapkan makanan buat mereka, ikut mengangkat barang dan melakukan semua perintah mereka. Dia juga mengajarkan mereka cara hidup di pegunungan selama perjalanan tersebut. Akhirnya sekelompok orang itu sampai di puncak gunung dan mereka langsung memanggil perempuan tua yang mereka lihat, dia adalah

Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu

Transformative and Visionary Leadership

Page 26: edisi71

52 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 53

SDM

Syair lagu Pergi Sekolah karya Ibu Sud itu menggema di Ruang Pertamuan Lantai VI PJB Kantor Pusat,

Selasa 19 Juli 2011. Ratusan karyawan PJB, mulai Direktur Utama, Direksi, para General Manajer Unit, para senior manajer, staf ahli direksi dan karyawan PJB Kantor Pusat melantunkan bersama-sama dan penuh antusias sambil tersenyum riang, dipimpin Gede Prama, motivator papan atas di negeri ini.

Mengapa Gede Prama mengajak mereka menyanyikan lagu anak-anak tersebut? “Belajar is the most importing job of life,” kata Gede Prama. Ia menyebutkan tanda-tanda orang yang telah belajar dalam hidup ini, dapat melihat masalah sebagai vitamin, bukan melihat masalah sebagai racun. Tidak mungkin seseorang tumbuh dewasa tanpa masalah. Masalah dialami oleh setiap orang, tapi dengan jenis dan kadar yang berbeda. Orang-orang yang sukses telah melampaui berbagai masalah dan ujian. Bersyukurlah bagi yang mempunyai masalah dan mampu menghadapinya.

Dalam kesempatan itu, Gede Prama yang berbicara tentang Managing the Heart Capital menyatakan bahwa tidak benar jikalau tambah banyak uang tambah baik kehidupan. Jika seseorang mementingkan modal material saja dalam kehidupannya, maka modal tersebut dapat menghancurkan perusahaan dan pribadi orang itu sendiri. Bahkan negara sebesar Indonesia saja bisa collapse jika hanya bertumpu diatas modal material. Tidak hanya Indonesia, hampir semua negara berkembang ditandai oleh kekeroposan perekonomian terutama karena bertumpu pada modal material semata.

Di tengah-tengah keterbatasan modal material seperti inilah, kemudian hadir modal intelektual. Di mana intelek, teknologi, rasionalitas berada memimpin di depan. Demikian dahsyatnya peran modal intelektual, banyak pemilik modal material yang mencium bau kemajuan ini. Maka bergabunglah dua modal ini sebagai mesin kemajuan. Hasilnya memang dahsyat. Lompatan-lompatan memang terjadi di mana-mana. Tidak hanya lompatan prestasi perusahaan, lompatan prestasi bangsa juga terjadi. Sebelum krisis, Asia disebut sebagai kawasan dengan lompatan prestasi yang mengagumkan.

Sebagaimana telah dicatat sejarah, semua yang serba dadakan ini kemudian runtuh tanpa sepenuhnya bisa dijelaskan. Dari sinilah, timbul pemikiran untuk mencari another source of capital, dan the heart capital kembali mengemuka, sebagai kekuatan dan kebijaksanaan. Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Konosuke Matsushita adalah sebagian contoh bagaimana hati menjadi sumber energi yang amat mengagumkan. Mengacu pada pengalamannya Mahatma Gandhi, bahkan penjajah terkuatpun bisa diusir oleh kekuatan yang datang dari dalam hati.

“Hati manusia menjadi penyeimbang diantara dua kekayaan tadi, bukan menggantikan posisi mereka. Ciri manusia yang mendengar suara hatinya dia memiliki hati yang teguh dan teduh. Dan ciri orang yang teguh memiliki komitmen, dapat dipercaya, dan mempunyai prinsip sendiri. Sedangkan teduh memiliki ciri, pelayanan yang baik, belajar mendengar orang lain, dan mendahulukan kepentingan bersama,” jelas Gede Prama.

Selain Mahatma Gandhi, tokoh dunia yang memiliki keteguhan hati diantaranya; Columbus, Thomas Alfa Edison, Bunda Theressa, dan masih banyak lagi. “Lebih baik mati, tapi menunjukkan serangkaian keyakinan dibandingkan mati tapi tidak menunjukkan keyakinan apa-apa,” kata Prama mengutip perkataan Columbus. “Dengan keteguhan hati Columbus bisa membuktikan

bumi itu bulat. Target PJB pun dapat tercapai bila karyawan PJB memiliki keteguhan hati,” imbuh Prama.

Adapun tokoh dunia yang memilki keteduhan hati diantaranya: Harley Davidson, yang sering disebut sebagai pecundang Amerika, mampu bangkit dari pecundang menjadi pemenang dengan pimpinan yang sangat sabar waktu itu. Selain Harley, ada juga Nelson Mandela yang mempunyai keteduhan hati, dengan memaafkan orang-orang besar yang telah memenjarakannya selama 27 tahun.

Gede prama yang selalu menyelipkan lelucon pada pidatonya mengharapkan ada pesan tersirat yang dapat diambil oleh pesertanya. Di akhir cerita, ia sempat membacakan puisi tokoh yang paling dikagumi, yaitu Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakrdi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jalaluddin Rumi.

“Bertahun-tahun aku mengetok pintu-Mu.

Lamaa... sekali tidak dibuka

Dan ketika dibuka

Baru aku sadar

Kalau aku mengetuknya dari dalam.”

Bagi Prama, puisi yang diciptakan Penyair dan tokoh sufi terbesar dari Persia itu sangat indah dan baru bisa dirasakan apabila manusia bertemu co-creator of life, apalagi bisa bersatu dalam kekuatan yang sama. Dalam the heart capital, akal sehat dan pengetahuan bukanlah segala-galanya. Terjadi pergeseran yang cukup besar dalam sumber-sumber kekuasaan. Di mana kekuasaan yang dulunya lebih bersumber dari luar (jabatan, uang, kepemilikan, dan lain-lain) bergeser ke sumber-sumber dalam diri. Dan hati adalah sebuah wilayah di mana sumber kekuasaan tadi tersedia secara amat melimpah. Sayangnya, banyak manusia dihalangi oleh awan tebal yang bernama pikiran.(*)

SDM

Oh Ibu dan ayah selamat pagi

‘Ku pergi sekolah sampai ‘kan nanti

Selamat belajar ‘nak penuh semangat

Rajinlah selalu tentu kau dapat

Hormati gurumu sayangi temanmu

Itulah tandanya kau murid budiman

Managing the Heart Capital

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 53

Suasana seminar Managing The Heart Capital di PJB

Gede Prama

Page 27: edisi71

54 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 55

pertama 2011 sebesar Rp 55,3 triliun atau naik 15 persen dibandingkan periode sama 2010 Rp 48,2 triliun. Kenaikan pendapatan diperoleh seiring dengan lonjakan pelanggan yang tumbuh 8 persen dari 40,7 juta pada semester pertama 2010 menjadi 43,8 juta pada semester pertama 2011. Kelompok pelanggan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pendapatan PLN pada semester pertama 2011, disusul kelompok industri, bisnis, sosial, pemerintah dan penerangan jalan umum dengan rincian sebagai berikut:mPelanggan Rumah Tangga.

Pendapatan dari kelompok pelanggan rumah tangga Rp 19,4 triliun atau naik 13 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp17,1 triliun. Jumlah pelanggan 40,6 juta (semester I-2010 sebanyak 37,4 juta pelanggan). Konsumsi listrik 30.866 GWh (semester I-2010 sebesar 28.673 GWh).

m Pelanggan Industri. Pendapatan dari kelompok pelanggan industri Rp 19 triliun atau naik 19 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp 15,9 triliun. Jumlah pelanggan 49 ribu (semester I-2010 sebanyak 48 ribu pelanggan). Konsumsi listrik 26.837 GWh (semester I-2010 sebesar 25.205 GWh).

mPelanggan Binis. Pendapatan dari kelompok pelangggan bisnis Rp 13,1 triliun atau naik 9 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp 12 triliun. Jumlah pelanggan 1,954 juta (semester I-2010 sebanyak 2,1 juta pelanggan). Konsumsi listrik 13.540 GWh (semester I-2010 sebesar 13.083 GWh).

mPelanggan Sosial. Pendapatan dari kelompok pelanggan sosial Rp 1,3 triliun atau

PLN Ranking Empat BUMN

Pencetak Laba TerbesarSemester I-2011 untung Rp 6,5 Triliun

PT PLN (Persero) berhasil membukukan laba sebesar Rp 6,5 triliun pada Semester I -2011, dan menempatkan diri pada posisi keempat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) peraih laba terbesar. Posisi teratas (perolehan laba tertinggi) ditempati PT Pertamina yang mencatatkan laba Rp 14,79 triliun, disusuk kemudian PT Telkom Tbk yang memperoleh laba Rp 8,02 triliun, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk laba Rp 6,78 triliun. Sedangkan posisi kelima ditenpati PT Bank Mandiri Tbk yang memperoleh laba Rp 6,32 triliun.

naik 24 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp 1,05 triliun. Jumlah pelanggan 932 ribu (semester I-2010 sebanyak 876 ribu pelangggan). Konsumsi listrik 1.925 GWh (semester I-2010 sebesar 1.796 GWh).

mPelanggan Pemerintah. Pendapatan dari kelompok pelanggan pemerintah Rp 1,3 triliun atau naik 12 persen dibandingkan semester pertama

2010 sebesar Rp 1,2 triliun. Jumlah pelanggan 116 ribu (semester I-2010 sebanyak 110 ribu pelanggan). Konsumsi listrik 1.346 GWh (semester I-2010 sebesar 1.267 GWh).

m Penerangan Jalan Umum (PJU). Pendapatan dari PJU Rp 1,24 triliun atau naik 23 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp 1 triliun. Jumlah pelanggan 129 ribu (semester I-2010

sebanyak 124 ribu). Konsumsi listrik 1.515 GWh (semester I-2010 sebesar 1.457 GWh).Tahun 2011, PLN mematok

target penjualan listrik sebesar 162.700 GWh dan pendapatan Rp 150 triliun. Penjualan listrik terbesar ditargetkan didapatkan dari Jawa-Bali sebesar 125.400 GWh, Indonesia Barat 24.600 GWh, dan Indonesia Timur 12.600 GWh. Laba bersih tahun 2011 ditargetkan Rp 12 triliun, mengalami peningkatan dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 10 triliun.(*)

Lima Besar BUMN Peraih Laba Tertinggi Semeter I-2011

BUMN

1

2

3

4

5

PT PERTAMINA

PT TELKOM Tbk

PT BANK BRI Tbk

PT PLN (Persero)

PT BANK MANDIRI Tbk

Laba Rp 14,7 triliun

Laba Rp 8,02 triliun

Laba Rp 8,02 triliun

Laba Rp 8,02 triliun

Laba Rp 8,02 triliun

PLNPLN

Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta,

Rabu, 10 Agustus 2011 mengungkapkan, Kementerian BUMN mencatat laba bersih seluruh BUMN selama semester I-2011 mencapai Rp 69,36 triliun. Perolehan laba itu naik 38,86 persen dibandingkan periode

sama 2010 sebesar Rp 49,95 triliun. Peningkatan tersebut ditunjang kenaikan pendapatan seluruh BUMN sebesar 14,36 persen. BUMN yang berada di bawah kedeputian primer mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 88,20 persen.

Pendapatan PLN selama semester

Menteri BUMN, Mustafa Abubakar dan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan.

Page 28: edisi71

56 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 57

KesehatanKesehatan

Pada kondisi normal, zat purin ini akan dikeluarkan melalui sekresi (urine dan feses). Proses

pembuangan ini diatur oleh ginjal, yang berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh. Namun jika kadar asam urat berlebihan, ginjal akan kewalahan dan tidak sanggup mengaturnya sehingga kelebihan kristal asam urat tersebut akan menumpuk pada sendi dan jaringan. Ini sebabnya persendian kita terasa nyeri dan bengkak. Pada kasus yang parah, penderita sampai tidak bisa jalan karena persendian terasa sangat sakit jika bergerak. Tulang di sekitar sendi juga bisa keropos atau mengalami pengapuran tulang.

Titik sendi yang paling umum terserang adalah ibu jari kaki. Namun tidak menutup kemungkinan persendian lain menjadi korban, seperti pergelangan kaki, tumit, punggung kaki, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan juga siku. Penyakit asam urat memang bukan termasuk penyakit yang mematikan. Namun jika tidak ditangani dengan benar bisa menjadi kronik. Dalam jangka waktu lama, hal ini tidak hanya mengganggu aktivitas, tapi juga berpotensi menimbulkan batu ginjal dan gagal ginjal, bahkan penyakit jantung.

GEJALANyeri sendi merupakan indikator utama asam urat,

tapi rasa ngilu pada persendian banyak sebabnya, belum tentu disebabkan oleh asam urat. Berikut adalah sejumlah gejala yang patut Anda waspadai. Jika Anda merasakan tanda-tanda berikut, besar kemungkinan Anda terkena penyakit asam urat :mSendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan

membengkak dan berwarna kemerahan (meradang)mBiasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari

(baru bangun tidur) atau malam harimRasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulangmYang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan,

dengkul, tumit, pergelangan tangan dan sikumPada kasus yang parah, persendian terasa sangat

sakit saat bergerakUntuk memastikan harus melakukan pemer-

iksaan laboratorium. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perem-puan 2,6 – 6 mg/dl. Penyakit asam urat biasanya diderita pria berusia 40 tahun ke atas dan wanita yang sudah menopause. Sebagian besar pend-erita asam urat juga memiliki penyakit lain sep-erti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes atau penyakit ginjal. Faktor kegemukan (obesitas) juga sering dijumpai pada penderita asam urat.

Untuk mengurangi kadar asam urat, harus mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin. Contoh makanan yang menjadi pantangan bagi penderita penyakit asam urat lihat tabel I. Pengaturan pola makan sangat diperlukan. Berkaitan dengan pola makan maka diet yang dilakukan adalah sebagai berikut :qPembatasan purin. Apabila telah terjadi pembengkakan

sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100 - 150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari).

qKalori sesuai kebutuhan. Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.

qTinggi karbohidrat. Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

qRendah protein. Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur.

qRendah lemak. Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi

lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.qTinggi cairan. Konsumsi cairan yang tinggi dapat

membantu membuang asam urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

qTanpa alkohol. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.Selain memperhatikan pola makan agar terhindar dari

serangan asam urat, juga dapat digunakan herbal yang berkhasiat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Herbal untuk mengatasi asam urat antara lain berkhasiat sebagai antiradang, menghilangkan nyeri, meningkatkan kinerja ginjal dalam pembuangan asam urat, peluruh kemih, dan mencegah terjadinya komplikasi pada ginjal dan organ tubuh lainnya. Berikut contoh resep herbal untuk menurunkan asam urat tinggin25 gram jahe merah + 10 gram sambiloto + 60 gram akar

alang-alang + 30 gram temu lawak. Bahan-bahan dicuci bersih, dipotong-potong, direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas, disaring, diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.

n2 buah mengkudu + 30 gram krokot + 15 gram pegagan + 15 lembar daun salam. Bahan-bahan dicuci bersih, dipotong-potong, direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas, disaring, diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.

n30 gram daun kumis kucing + 15 gram meniran + 15 gram ceplukan + 25 gram kunyit. Bahan-bahan dicuci bersih, dipotong-potong, direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas, disaring, diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 200 cc.(*)

Asam urat adalah kristal-kristal yang terbentuk sebagai hasil metabolisme zat purin, yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel semua makhluk hidup. Purin terdapat dalam tubuh kita, terdapat juga pada makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Selain itu, purin juga bisa dihasilkan dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi baik secara normal ataupun karena penyakit tertentu.

ASAM URATPenyebab dan Pantangannya

Perjalanan penyakit asam urat sangat khas dan mempunyai tiga tahapan, yaitu :lAsam urat akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami

serangan radang sendi yang khas dan serangan tersebut akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit asam urat dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada tahap interkritikal, yaitu tahap dimana penderita tidak mengalami serangan selama jangka waktu tertentu. Lamanya bervariasi, tetapi biasanya 1 - 2 tahun.

lAsam urat akut intermiten. Setelah melewati bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan mengalami serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuhan) interval antar serangannya makin pendek, serangan makin lama makin panjang dan makin parah, serta jumlah sendi yang terserang semakin banyak.

lAsam urat kronik bertofus. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Tofus

berupa benjolan keras yang berisi kristal asam urat yang mengeras seperti kapur, berbentuk serbuk. Tofus ini mengakibatkan kerusakan permanen pada sendi dan tulang di sekitarnya, sehingga ada kemungkinan penderita menjadi cacat.

Teobromin (kafein cokelat)Limpa domba/kambingHati sapiIkan sardenJamur kupingLimpa sapiDaun melinjoParu-paru sapiKangkung, bayamGinjal sapiJantung sapiHati ayamJantung domba/kambingIkan teri

UdangBiji melinjoDaging kudaKedelai & kacang-kacanganDada ayam dengan kulitDaging ayamDaging angsaLidah sapiIkan KakapTempeDaging bebekKerangUdang LobsterTahu

Makanan MakananKandungan Purin (mg/100g)

Kandungan Purin (mg/100g)

Tabel I Makanan Memiliki Kandungan Purin Tinggi

234222200190175169165160160141138136118108

2300773554480448444366339290269256243241239

56 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 57

Page 29: edisi71

58 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 59

Keluarga

Kata-kata silaturahmi ‘naik daun’ saat Lebaran tiba. Berkunjung

ke rumah orang tua atau saudara tertua lalu sungkeman, dilanjutkan bertandang ke rumah kerabat dan teman. Bersalaman, saling meminta keikhlasan untuk memaafkan. Tertawa, berbagi cerita, menikmati berbagai hidangan khas. Indah sekali. Rasa lelah karena harus ke sana kemari tak dirasakan.

Dalam kehidupan modern saat ini, masih banyak juga orang muda yang menikmati silaturahmi seperti itu. Namun tak sedikit yang mulai melupakan. Bagi keluarga muda di perkotaan yang kurang erat hubungan antar keluarga besarnya, biasanya merayakan hari Lebaran hanya dengan keluarga batih (nuclear family). Gaya hidup perkotaan memperbesar sikap individualistis, membuat kurangnya silaturahmi. Ini perkembangan zaman yang tidak bisa dihindari. Maka, silaturahmi bergeser menjadi formal dan berupa hubungan fungsional. Tidak ada kedalaman. Sedangkan silaturahmi lebih dalam dari itu hingga mencapai tingkat persaudaraan.

Kemajuan teknologi semakin menjauhkan makna silaturahmi. Mereka bersilaturahmi cukup dengan telepon atau bahkan hanya melalui SMS. Dalam agama Islam, silaturahmi sangat penting dan dianjurkan, bahkan hampir merupakan kewajiban. Dalam agama lain pun, tentu, menjaga tali silaturahmi juga diajarkan. Sebab, silaturahmi akan memberikan dampak psikologis dan sosial bagi seseorang. Hubungan silaturahmi yang baik akan membuat sebuah keluarga penuh cinta kasih, kuat, dan tidak mudah pecah. Silaturahmi berguna untuk diri sendiri, karena bisa melatih orang belajar mencintai diri sendiri dan orang lain dengan tulus. Karena, tanpa bisa mencintai diri sendiri, seseorang sulit menjalin komunikasi dan tali persaudaraan dengan teman dan kerabat.

Tak ada salahnya anak-anal sejak dini diajarkan bersilaturahmi. Lebaran jadi momen yang sangat tepat untuk melakukan silaturahmi, terutama anak-anak. Bagi anak-anak, Lebaran mungkin saja dimaknai

berbeda dengan apa yang kita pahami. Bagi mereka, mungkin Lebaran adalah ganti pakaian baru, pulang kampung atau makna lain yang sejenis. Agar makna Lebaran tidak sebatas pada hal-hal yang sifatnya fisik atau yang masih di permukaan, sudah selayaknya orangtua mengajarkan makna-makna yang lebih dalam, atau yang lebih bersifat ke nilai-nilai, tanpa mengurangi unsur-unsur kesenangan mereka.

Tanamkan kepada mereka bahwa nilai terpenting saat Lebaran adalah silaturahmi. Momen Lebaran dapat digunakan mengenal keluarga besar dan kerabat serta untuk saling memaafkan, sehingga anak menjadi terbiasa berada dalam lingkungan di mana kesanggupan untuk memberi maaf dan meminta maaf. Untuk anak-anak usia Sekolah Dasar (SD), maka pengertian silaturami yang dapat diberikan oleh orangtua kepada anak sudah lebih luas dengan mengaitkan kepada pemahaman agama. Sedangkan untuk anak-anak yang lebih muda, bisa memperkenalkan mereka kepada saudara-saudara serta keluarga besar.

Momen Lebaran juga sangat penting untuk dijadikan dasar membangun keeratan hubungan emosional antara kita dengan keluarga besar. Bagi yang kebetulan “kaum urban”, ini persoalan yang sangat perlu mendapatkan perhatian khusus. Jangan sampai anak kita hanya tahu, tapi tidak memiliki kedekatan emosi dengan keluarga lain karena kita tidak pernah memfasilitasinya. Disadari atau tidak, fenomena semacam ini semakin banyak bermunculan. Seorang anak hanya mengenal keluarga dekatnya, hanya sebatas paman dan sepupu. Sementara keluarga jauh, mereka tidak lagi mengenal. Kalau toh mengenal, hanya sebatas mengenal nama.

Tidak ada momen yang lebih baik untuk mengajarkan anak bersilaturahmi selain Lebaran. Menurut asal katanya, lebaran berasal dari kata ‘lebar’ yang artinya luas. Sehingga lebaran bisa diartikan ‘melebarkan’ atau ‘meluaskan’. Makna kata ‘melebarkan’ adalah memperlebar persaudaraan dengan menyambung

dan menjaga silaturahmi. Entah sudah berapa ratus tahun kata lebaran ini digunakan masyarakat Indonesia untuk menyebut hari raya Idul Fitri, dan nyatanya lebaran dijadikan momen terbaik untuk menyambung dan menjaga silaturahmi.

Silaturahmi hendaknya tidak hanya diwujudkan dalam bentuk saling berkirim SMS (pesan singkat) seperti yang terjadi belakangan ini. Saling mengunjungi adalah cara yang terbaik. Bukankah saling mengujungi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Tak ada salahnya meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih dan sekaligus mengajarkannya kepada anak-anak.

Tradisi silaturahmi dan saling bermaaf-maafan merupakan perihal yang sejalan dengan pesan Alquran, sesuai yang disampaikan oleh pesan Nabi bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah pembuat kesalahan. Meminta maaf merupakan perbuatan yang mulia sebagai bentuk kesadaran akan kehidupan kita yang tidak sempurna dan sering berbuat kesalahan terhadap manusia yang lain maupun kepada Allah. Dengan meminta maaf juga merupakan ketulusan seseorang yang menunjukkan kerendahan hatinya.(*)

Tips

Kita sering tidak menyadari bahwa sesuatu yang kecil itu bisa merusak kita. Rumah bisa cepat rusak karena ada

lubang kecil yang menyebabkan air hujan masuk ke dalam rumah. Badan akan terasa meriang apabila ada lubang kecil di gigi. Begitupula dalam kehidupan, sesuatu yang kecil dan kita abaikan akan bisa menghancurkan hidup kita.

Berikut adalah beberapa contoh penyakit kecil yang menurut Trainer sekaligus Inspirator Jamil Azzaini bisa merusak kita. Contohnya, “Saya sudah tahu.” Pernyataan ini seolah positif, tapi sebenarnya menjerumuskan. Pernyataan saya sudah tahu membuat kita enggan belajar. Lebih parah lagi kalau ada yang menyatakan, ”Saya kenal dia sejak kuliah dulu, saya tahu isi kepalanya.”

Mestinya kita tahu bahwa manusia itu bukan benda mati. Manusia itu hidup dan dinamis. Manusia adalah mahluk pembelajar. Boleh jadi ketika kuliah ilmunya di bawah kita, namun bila dia banyak belajar ilmunya bisa jauh lebih baik dibandingkan kita. Betapa banyak kita jumpai seorang murid yang akhirnya lebih pintar dibandingkan gurunya.

Bila kita punya penyakit ”saya sudah tahu” sesungguhnyalah ketika itu kita telah berhenti berkembang. Orang lain terus maju berkembang dengan ilmu-ilmu barunya sementara orang itu stagnan dan akhirnya ditinggalkan zaman.

Sering juga kita mendengar orang yang sedang dinasehati, ikut training maupun seminar yang berkomentar, “Saya orangnya memang begini, mau diapa-apain saja tidak akan berubah. Udah gak usah nasihatin saya, gak mungkin saya berubah.” Bila kita punya penyakit ini, maka hati kita semakin keras, tidak mau menerima nasihat dan tidak mau berubah ke arah yang lebih baik. Setiap masukan, kritik atau saran yang membangun dianggap sebagai hujatan dan penghinaan.

Begitu pula dengan ungkapan, “Kita tidak perlu merencanakan hidup kita, biarkan hidup itu mengalir toh setiap air yang mengalir selalu menuju ke laut.” Sebenarnya tidak semua air yang mengalir selalu menuju ke laut, ada juga yang ke comberan, septic tank dan tempat-tempat kotor yang lain. Bila Anda tak merencanakan hidup Anda jangan menyesal bila nanti di masa tua ternyata Anda berada di “comberan”

Banyak lagi hal-hal kecil yang disepelekan karena tanpa disadari akan mengakibatkan kerusakan yang luar biasa. Dulu ada seorang raja yang memerintahkan kepada setiap rakyatnya untuk membawa satu sendok madu dan dimasukan ke dalam bejana yang telah disiapkan di atas bukit pada malam hari yang

telah ditentukan. Semua rakyat menyambut dengan antusias titah sang raja. Namun, ada seorang rakyatnya yang nakal, bandel dan juga iseng. “Ah kalau saya membawa satu sendok air khan tidak ketahuan. Rakyatnya banyak dan dimasukkan kedalam bejana malam hari, petugasnya tidak akan ada yang tahu. Lagian cuma satu sendok tidak akan mempengaruhi kualitas madu,” katanya.

Keesokan paginya, sang raja dan semua rakyatnya terkejut karena semua kendi yang disiapkan ternyata berisi air. Rupanya semua rakyat berpikir seperti seorang rakyatnya yang bandel itu. ”Ah kecil, sedikit tidak apa-apa.”

Hal seperti itu kerap kita temui, bahkan kita lakukan. “Ah, tidak apa-apa membuang sampah sembarangan, kan hanya satu kertas tidak akan menimbulkan banjir.” Bayangkan jika penduduk seluruh kota berfikir yang sama, maka sampah akan menumpuk dan menimbulkan sumbatan saluran air dimana-mana, maka banjirpun tak bisa dihindarkan.

“Hindarilah sekecil apapun keburukan yang kita lakukan karena boleh jadi yang kecil itu justru bisa mencelakakan kita semua,” pesan Jamil Azzaini. (jamilazzaini.com)

Jangan Sepelekan yang Kecil

KATA BIJAK Kematian bukanlah malapetaka terbesar dalam kehidupan. Malapetaka terbesar dalam hidup

adalah ketika potensi yang ada dalam diri Anda mati sementara Anda masih hidup

--Jamil Azzaini

Banyak orang yang sampai tua tak memiliki prestasi apapun. Mereka bekerja hanya ala kadarnya,

memenuhi kewajiban, daripada nganggur dan lain sebagainya. Padahal mereka sesungguhnya memiliki

potensi yang luar biasa. Orang seperti ini bisa dikatagorikan zombie (mayat hidup). Ada dan tidak

adanya tidak berpengaruh bagi kehidupan sekitarnya, orang seperti ini pada hakekatnya telah mati.

Hiduplah kamu bersama manusia sebagaimana pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan

batu, tetapi ia membalasnya dengan buah --- Imam Al Ghazali)

Ada orang yang berkata, “Sampai tujuh turunan tidak saya maafkan, sakit hati saya sama dia.” Pola pikir

seperti ini sebenarnya merusak dirinya sendiri. Pola pikir yang harus kita kembangkan bila seseorang menyakiti kita adalah, “Saya akan doakan dan

berbuat baik dengan dia, karena dia telah mengurangi dosa dan melatih mental saya agar lebih kuat.”

Kehidupan laksana air, jika mengalir maka airnya bertambah jernih. Jika berhenti maka akan berbau busuk

--- Imam Syafe’i

Jika engkau malas atau terlena di zona nyaman tak mau bergerak atau belajar lagi, tak mau berbagi dan peduli, tak mau berprestasi dan menetapkan target bernyali, sesungguhnya Anda sudah mulai menyebarkan bau busuk dalam kehidupan kita.

Jamil Azzaini

Mengidupkan Kembali Budaya Silaturahmi

Page 30: edisi71

60 Info PJB n edisi 71, Agustus 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 61

NO. NAMA NID UNIT KERJA

Bulan Agustus 2011

1. Kandi 5576059JA Unit Pembang kitan Brantas

2. Yusroni Badrun 5577157K3 Unit Pembangkitan

3. Adiyanto 5584026Z Kantor Pusat

4. Juhansyah 5575067J Kantor Pusat

5. Dedi Sambas 5582784K3 Unit Pembangkitan Cirata

6. M Rasyid 5576130K3 Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat

7. Karmisan 5578211K3 Unit Pembangkitan Cirata

8. Herry Yasman 5582771K3 Unit Pembangkitan Cirata

9. Gumono 5575151K3 Unit Pembangkitan Muara Tawar

10. Djoko Winarko 5580032J Unit Pembangkitan Brantas

Meninggal Dunia

1. Hariyanto 7393054JA Unit Pembangkitan Gresik

2. Mushofiq Pribadi 6893018JA Unit Pembangkitan Gresik

Karyawan Purna Tugas

Info

No. NAmA Nid JAbAtAN LAmA JAbAtAN bArubulan maret 20111. Slamet tri rahardjo 5777028J Senior Specialist ii Produksi manajer operasi ubJom Pacitan2. Suharsono Katiwan 6485196JA Assisstant Analyst rendal operasi PLtGu uP Gresik Supervisor Senior Perencanaan & Pengendalian operasi ubJom Pacitan3. Supriyanto 7092188JA Assisstant Analyst Supervisi PLtu, PLtA, PLtG Kantor Pusat Supervisor Senior Kimia (Pjs) ubJom Pacitan4. rachmad Harsono 6285040JA Assisstant officer K3 uP Paiton Supervisor Senior Lingkungan & K3 (Pjs) ubJom Pacitan5. ridho Arif Samsudi 7293244JA Assisstent operator Common unit PLtu C uP Paiton Supervisor Senior bahan bakar (Pjs) ubJom Pacitan6. raji 6993250JA Assisstant operator Lokal PLtGu b uP Gresik Supervisor Senior Produksi A (Pjs) ubJom Pacitan7. Pranawa 6585050JA Engineer operasi uP Gresik Supervisor Senior Produksi b ubJom Pacitan8. Lutfi 7293189JA Assisstant operator main unit PLtu C uP Paiton Supervisor Senior Produksi C (Pjs) ubJom Pacitan9. Ato daryan 6892116K3 Assisstant operator Produksi PLtu 4 – 5 d uP muara Karang Supervisor Senior Produksi d (Pjs) ubJom Pacitan10. Junaidi Abdi 7603019JA Engineer Pemeliharaan uP muara Karang manajer Pemeliharaan (Pjs) ubJom Pacitan11. Achmad Syafrani 6591075JA Assisstant Analyst rendalhar uP Paiton Supervisor Senior rendalhar (Pjs) ubJom Pacitan12. Subagio 7394033JA Assisstant Engineer Pemeliharaan Corrective Listrik uP Paiton Supervisor Senior outage management (Pjs) ubJom Pacitan13. Hari Sunarno 6284068K3 Analyst Perencanaan Pengendalian uPHt Supervisor Senior Listrik ubJom Pacitan14. Alwin Joedi Prayitno 6486014JA Engineer Pemeliharaan uP Gresik Supervisor Senior Kontrol & instrumen ubJom Pacitan

15. Winanto 7093015JA Assisstant Engineer Pemeliharaan Preventive mesin 1 (boiler, turbin & AAb) uP Paiton Supervisor Senior mesin 1 boiler, turbin & AAb (Pjs) ubJom Pacitan

16. Harmanto 6181029K3 Engineer mesin uPHb Supervisor Senior mesin 2 Sistem bahan bakar & Abu ubJom Pacitan17. dudi Supriadi 6289029K3 Sssisstant officer inventori Kontrol & Kataloger uP Cirata Supervisor Senior inventory Control (Pjs) ubJom Pacitan18. tris Prayogo muslim 7502020JA Engineer uP muara tawar manajer Enjiniring19. Hendrik Waloeyo 6388009JA Engineer operasi uP Gresik Supervisor Senior System owner turbine & AuX ubJom Pacitan20. Sadeli 5985034JA Engineer operasi uP Gresik Supervisor Senior System owner boiler & AuX ubJom Pacitan21. budi Widiyatmoko 6992103K3 Assisstant operator Produksi PLtu 4-5 C uP muara Karang Supervisor Senior System owner Common AuX (Pjs) ubJom Pacitan22. Asmin Gultom 6993012JA Assisstant operator main unit PLtu b uP Paiton Supervisor Senior Component Analyst (Pjs) ubJom Pacitan23. margono 6385062JA Engineer operasi uP Gresik Supervisor Senior Condition based maintenance ubJom Pacitan24. Ardi Nugroho 7803016JA Engineer Component Analyst uP brantas Supervisor Senior Quality & risk management ubJom Pacitan25. Choirul Anam 5883104JA Supervisor Senior Anggaran & Keuangan uP Gresik Pjs manajer Administrasi ubJom Pacitan26. muhammad taufiq 5783006r Senior Specialist i Sdm direktorat Sdm & Adm Expert manajemen Sdm direktorat Sdm & Adm27. Sumarno 6485564K3 Assisstant officer Administrasi Sdm uP Cirata Pjs Supervisor Senior Sdm ubJom indramayu28. rudi Jauhar musyafa 7703006JA officer Pelatihan teknik Subdit Pelatihan & Pengembangan Pjs manajer Pelatihan Subdit Pelatihan & Pengembangan29. budi utomo 6492026JA Senior officer ii Sharing Knowledge Subdit Km manajer Knowledge respository Subdit Km30. Adiyanto 5584026Z Senior Specialist i direktorat NiAGA Expert bidang Niaga direktorat NiAGA31. m. Jufri A. 6081037K3 manajer Kesekretariatan & rumah tangga bidang umum tugas Karya pada Pt rekadaya Elektrika32. Suyanto 6485138JA manajer Enjiniring uP brantas tugas Karya pada Pt bajra daya Sentra Nusa33. Slamet 6892138K3 Supervisor Senior outage management uP muara tawar tugas Karya pada Pt bukit Pembangkit inovatif34. teguh Widjajanto 6694989JA Senior Specialist i Niaga tugas Karya pada Pt PLN (Persero)35. dicky maryono 5884055Z Specialist Senior i Keuangan direktorat Keuangan tugas Karya pada Pt mitra Karya Prima36. Wawan Sugeng S. 6191025Z manajer teknik Subdit teknologi tugas Karya pada Pt mEPPo – GEN37. Eviyan Yanuar Hadi 6793115Z manajer Pengendalian Proyek Subdit Pengembangan Asset Senior Specialist i Niaga direktorat NiAGA38. Pamekas maduratih 6995002J Analyst Niaga direktorat NiAGA tugas karya pada Pt PJbS39. Flodesa Anggarijanto 6893116S Senior Specialist ii Niaga Subdit NiAGA tugas Karya pada Pt PJbS

Mutasi Jabatan