Edisi Maret - April 2013 Warna

40
BAHANA MAHASISWA Edisi Maret-April Tahun 2013 1 EDISI MARET-APRIL 2013-NO.272 TAHUN XXIX-WWW.BAHANAMAHASISWA.CO UPT PPL , To l ong Ka mi UPT PPL , Tol ong Ka m i

description

Majalah Bahana Mahasiswa kali ini menyajikan informasi seputar kampus dan beberapa liputan di luar kampus. Mulai dari kebijakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa FKIP yang tidak tepat sasaran. Akibatnya ilmu yang didapat tidak bisa direalisasikan pada tempat yang tepat. Tersaji juga reportase akreditasi tentang perjuangan Universitas Riau meningkatkan akreditasi dari C menjadi B melalui perbaikan dan program studi.

Transcript of Edisi Maret - April 2013 Warna

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

1

EDISI MARET-APRIL 2013-NO.272 TAHUN XXIX-WWW.BAHANAMAHASISWA.CO

U P T PPL ,To l ong K a m i

U P T PPL ,To l ong K a m i

2 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

DAFTAR ISI

SEMPENA

2 4 BELAJAR SAMBIL MELESTARIKANTRADISI

Mendalami pelajaran matematikamelalui permainan tradisional- MUHAMMAD HASBI

KILAS BALIK

2 6 RUMAH MELAYU BEKASMARKAS PERJUANGAN

Sebuah rumah milik H. Yahyayang menjadi saksi bisu dalammemperjuangkan kemerdekaanRiau - SURYADI

FEATURE

3 8 RUMAH SUSUN SEDERHANABELUM DISEWA

Tempat tinggal untuk ma-hasiswa UR. Masih belum jelaskapan bisa digunakan- HAMZAH

BINCANG-BINCANG

2 8 RUU P2H: KRIMINALISASIMASYARAKAT ADAT

Bincang-bincang dengan EfriAnto. Mencari tahu apakah RUUini akan menambah atau me-ngurangi konflik? - AHLUL FADLI

COVER: Hidayat Sulaiman

OPINI3 3

2 2 KOLOM

REDAKSI YTH0 3

0 4 SEKAPUR SIRIH

05 SEULAS PINANG

1 2 BEDAH BUKU

LAPORAN UTAMA

7 SIMPANG SIUR KEBIJAKANPRAKTIK MAHASISWA

Menyibak kebijakan UPT PPLterkait penempatan sekolah,mengajar tak sesuai bidang sertakebijakan non teori saat PPL.- HAMZAH

10 DILEMA ANTARA DUA KEBIJAKAN

Persoalan utama pada insentifuntuk kepala sekolah dan gurupamong. Sempat ada wacanauntuk menaikkan biaya pen-daftaran, namun tak jadi- SURYADI

GELAGAT1 3 VESPA UNIK DIGGI

Vespa dengan stang setinggi 2meter. Walaupun berbahaya untukkeselamatannya, Diggi tetap setiamengendarainya - JEFFRI NOVRIZAL

TORADE SIANTURI

KHASANAHBEKOBA GENDANG KAYU LOSSO

Tradisi bercerita dari pesisirdan pedalaman Sungai Rokanyang mulai ditinggalkan- REDHA ALFIAN

1 4

ALUMNI

Terinspirasi untuk menolonganak berkebutuhan khususkarena putranya- HELDI SAPUTRA

3 0 SEBONGKAH ASA PADA PRODI

Usaha UR meningkatkanakreditasi. Masih butuh usahakeras. - JEFFRI NOVRIZAL TORADE

SIANTURI

REPORTASE1 6 MENGHARAP DUKUNGAN

CIVITAS AKADEMIKA

Saat kegiatan politik praktismasuk kampus, bagaimanacivitas akademika menyi-kapinya - FENTA SETIA UTAMA

ARTIKEL ILMIAH3 6 SEPEDA LISTRIK RAMAH

LINGKUNGANCiptakan kendaraan ramahlingkungan dengan sumberenergi listrik - HAMZAH

CERPEN1 8

3 5 KARIKATUR

3 4 KESEHATAN

2 0 SEMUA KARENA ZAKY

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

3

REDAKSI YTH

Assalamualaikum Wr. Wb.,Yang terhormat Bapak Rektor UR.

Semoga Bapak selalu berada dalamlindungan Allah SWT. Ada satu yangingin saya sampaikan mengenai bea-siswa. Salah satu persyaratan beasiswaUR menggunakan tabungan BankBNI. Saya sebagai angkatan 2011merasa terbebani dengan persyaratanini karena angkatan 2011 hanya punyarekening Bank BTN. Jadi apa gunanyarekening BTN? Apa hanya untukKTM saja? Kenapa bukan rekeningBTN yang digunakan saat pengurusanbeasiswa?

Jujur saya dan teman-temanmerasa terbebani. Apalagi kebanyakankami anak daerah, jadi untuk bukarekening BNI harus pulang kampungdulu baru bisa mengurus semuanya.Karena sangat banyak persyaratan yangdiminta oleh pihak bank. Mohonpenjelasannya Pak, terima kasih.

Kenapa Harus BNI?SAYA ingin bertanya kepada Bapak/Ibu, mengapa pelayanan di bagiankemahasiswaan Fakultas Pertaniansangat mengecewakan? Misalnya saatmembuat berkas untuk syarat me-ngurus beasiswa, pegawainya sangatkasar melayani mahasiswa. Padahalsudah tugasnya sebagai pegawai untukmelayani mahasiswa. Terimakasih.

Jusmi SutrisnaAgroteknologi Faperta’12

Jawaban:Terima kasih atas kritik dan ma-

sukan yang diberikan demi kemajuanFakultas Pertanian. Agar pelayananmahasiswa lebih baik, maka pimpinanFakultas Pertanian Universitas Riausudah melakukan rotasi pegawai padaSub Bagian Kemahasiswaan.

Prof. Usman PatoDekan Faperta UR

Pelayanan untukMahasiswaMengecewakan

SAYA punya beberapa keluhan untukFKIP terkait sarana dan prasarana.Pertama soal ruang gedung FKIP yangsudah dipasang tempat infokus.Sekarang tempat infokus itu tidakberfungsi sama sekali karena tidak adainfokusnya. Kenapa dulu dipasangPak? Kedua soal kipas di beberaparuangan kuliah yang tidak berfungsi.Ini sangat mengganggu perkuliahan.Ketiga soal bangku kuliah. Sering kalibangku kuliah di satu ruangan taksesuai dengan jumlah mahasiswa.Mahasiswa sering tak kebagian kursi.Kami juga tak bisa lagi mengambilbangku dari ruangan sebelah karenasudah ada pengumuman tertulisbahwa kursi tak boleh dipindahkan.Tolong selesaikan masalah ini Pakkarena saya ingin FKIP menjadifakultas yang maju. Terima kasih.

Arif WahyudiMahasiswa PLS FKIP UR

Jawaban:Pihak fakultas sudah memenuhi

bangku sesuai daya tampung ruangan.

Demi KemajuanFKIP

Jika ada ruangan yang kekuranganbangku, kemungkinan bangku sudahberpindah ke tempat lain denganberbagai keperluan, seperti kegiatanhimpunan mahasiswa atau ada ma-hasiswa yang mengulang sehinggaruangan melebihi kapasitas. Solusiyang dilakukan pihak fakultas denganmemberikan nomor tiap bangkusesuai ruangan.

Untuk sementara infokus tidak

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Putri JonestiHubungan Internasional FISIP ‘11

Jawaban:Pihak universitas tidak mem-

persulit proses pencairan beasiswamahasiswa. Untuk mempermudahpencairan, sejak 2010 Bank BNIdiberikan wewenang mengurus pen-cairan Beasiswa PPA dan BBM UR.Kenapa harus satu bank? Ini untukpermudah mendata mahasiswa yangmenerima beasiswa secara profesional.Jika ada kendala seperti kesulitan buatrekening, pihak kemahasiswaan akanbantu, asalkan ada laporan langsungdari mahasiswa bersangkutan.

TaufikKepala Bagian Kemahasiswaan UR

diletakkan dalam ruangan belajar karenabelum terpasang pintu terali besisebagai sistem keamanan. Namun inisudah masuk perencanaan. Jika adasarana yang tidak bisa dipakai danmenghambat proses perkuliahan,harap melapor ke bagian perlengkapanagar segera diperbaiki.

Drs. Jimmi Copriady, S.Pd, M.PdPembantu Dekan II FKIP UR

Fad

li B

M

Ruang kuliah A5 untuk mahasiswa PLS. Tak tampak infokus padatempat yang terbuat dari besi yang digantung di atap ruangan.

4 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

STT:Surat Keputusan Menteri Penerangan RI

No.1031/SK/Ditjen PPG/STT/1983.

ISSN:0215 -7667

Penerbit:Lembaga Pers Mahasiswa Bahana

Mahasiswa UR.

Penasehat:Prof. Dr Ashaluddin Jalil, M.S (RektorUniversitas Riau), Drs. Rahmat, MT

(Pembantu Rektor III Universitas Riau).

Pemimpin Umum:Lovina

Pemimpin Redaksi/Perusahaan/Bendahara:Nurul Fitria

Sekretaris Umum:Suryadi

Litbang:Ahlul Fadli

Redaktur Pelaksana:Herman

Redaktur:Suryadi, Hamzah

Reporter:Fenta Setia Utama, Hamri Hompi, JeffriNovrizal Torade Sianturi, Trinata Pardede

Fotografer:Fenta Setia Utama

Layout/Perwajahan:Hidayat Sulaiman

Sirkulasi:Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Staf Iklan:Hamri Hompi

Perpustakaan dan Dokumentasi:Trinata Pardede

Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan:Kampus Universitas Riau Jl. Pattimura

No.9 Pekanbaru 28131 Telp.(0761) 47577

Dicetak pada:CV WITRA IRZANI. Isi di luar tanggung

jawab percetakan.

LEMBAGA PERS MAHASISWA

[email protected]

Bahana Riau

www.bahanamahasiswa.co

SEKAPUR SIRIH

BAHANA MAHASISWA

Email:

Facebook:

Website:

PADA 24 April lalu, kru Bahana,Herman dan Fenta Setia Utama hadiripelucuran buku Dapur Media: AntologiLiputan Media di Indonesia. Salah satupenulisnya adalah Basil Triharyantodari Yayasan Pantau. Buku ini berceritabagaimana dapur redaksi media ber-hadapan dengan permasalahan inde-pendensi dan persaingan agar dapatbertahan di masyarakat.

Beberapa kru Bahana juga terlibatdalam pemutaran film Di Balik Fre-kuensi. Film dokumenter tentangperjuangan wartawan Metro TV,Luviana untuk menuntut haknyabekerja namun akhirnya di-PHK. Filmini juga menceritakan pemberitaanmedia terkait korban lumpur Lapindoyang berjalan kaki dari Sidoarjo menujuIstana Negara.

Semua ini terkait sikap media.Bagaimana media menyajikan in-formasi independen, tidak memihakpada salah satu kepentingan dan me-dia dapat memperjuangkan hak-hakpara pekerjanya. Begitu juga Bahana.Terus berusaha menyajikan informasibermanfaat dengan tetap memper-

tahankan kekritisannya.

Pembaca budiman,Majalah Bahana Mahasiswa kali ini

menyajikan informasi seputar kampusdan beberapa liputan di luar kampus.Mulai dari kebijakan Program Pe-ngalaman Lapangan (PPL) mahasiswaFKIP yang tidak tepat sasaran. Aki-batnya ilmu yang didapat tidak bisadirealisasikan pada tempat yang tepat.Tersaji juga reportase akreditasi tentangperjuangan Universitas Riau me-ningkatkan akreditasi dari C menjadiB melalui perbaikan dan programstudi.

Di rubrik Kilas Balik kami sajikancerita situs sejarah di Pekanbaru,Rumah H. Yahya yang jadi markastentara fisabilillah dalam memper-juangkan kemerdekaan. Ada pula ceritadosen berprestasi, Yenita Roza dirubrik Sempena. Ia menyederhanakanilmu matemetika ke dalam permainantradisional. Banyak lagi informasi yangkami sajikan kepada pembaca. Selamatmembaca! #

Dapur Redaksi Bahana

Foto bersama sebelum Luviana kembali ke Jakarta usai mengikutipemutaran film dan diskusi Di Balik Frekuensi di Gedung Sutan BaliaFISIP UR.

Istimewa

Twitter:@Bahana_Riau

Redaksi menerima tulisan berupa opini,kolom, artikel ilmiah asal karya orisinil.Redaksi berhak melakukan penyuntingan.Bagi tulisan yang tidak dimuat menjadi milikredaksi

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

5

PROGRAM Pengalaman Lapangan(PPL) menjadi wadah mahasiswauntuk mengenal lingkungan pen-didikan melalui sistem administrasisekolah, persiapan mengajar di kelasserta menghadapi murid. Bimbingandosen dan guru di sekolah tentu bisamengarahkan mahasiswa menjadicalon guru yang lebih kompeten.

Namun apa jadinya bila mahasiswamengajar tak sesuai ilmu yang dipelajaridi kampus? Suardi, mahasiswa Pen-didikan Luar Sekolah (PLS) me-rasakannya. Ia mengajar PendidikanJasmani di SMPN 1 Tapung. Sebagaimahasiswa PLS, harusnya ia mengajardi lembaga pendidikan non formal ataulembaga pemberdayaan masyarakat.

Begitu pula yang dialami Zul Ifkar,mahasiswa Bimbingan Konseling. Iamengajar Pendidikan Agama Islam diSMAN 10 Pekanbaru. Sementara ia takmenekuni mata pelajaran itu selamakuliah. Meski begitu, terpaksa juga iamengajarkan apa yang ia ketahui saja.

Seharusnya UPT PPL bisa me-nempatkan mahasiswa di sekolah yangtepat—sesuai bidang ilmu yang di-tekuni mahasiswa. Ini sudah terterajelas dalam buku panduan PPL, bahwaUPT PPL bertanggungjawab me-nentukan sekolah bagi praktikan—bagimahasiswa PPL.

Ini hanya satu keluhan. Masih adakeluhan lain yakni mahasiswa mencarisekolah sendiri untuk PPL. Padahalaturan menjelaskan bahwa mencarisekolah merupakan tanggung jawabUPT PPL.

Peristiwa ini dialami Wahyu Ning-sih dan Agus Sholehuddin, keduanyamahasiswa PLS. Sebelumnya merekaditempatkan di SMAN 12 Pekanbaru,namun ditolak. Disarankan ke SMPN10 Pekanbaru, juga ditolak denganalasan sudah banyak mahasiswa PPL.

“Sudah panas-panas, nggak dapet.Sangat memberatkan,” keluh Yuni,panggilan akrab Wahyu Ningsih.Seharian ia mencari sendiri sekolahuntuk PPL, namun tak dapat juga.Untung ia akhirnya diterima mengajar

SEULAS PINANG

di Pondok Pesantren Daarul Qu’ranKubang Raya. Itu pun karena re-komendasi temannya.

Pihak UPT PPL membela diri. Jaiz,staf UPT mengatakan bahwa banyakmahasiswa yang sudah ditentukantempat PPL-nya oleh UPT, namunditolak oleh mahasiswa tersebut.“Alasannya jauh dari tempat tinggal,”kata Jaiz. Akhirnya Jaiz pun mengi-zinkan mahasiswa untuk mencarisendiri tempat PPL yang merekainginkan, bila sudah dapat, lapor keUPT PPL.

Nursal, Kepala UPT PPL berjanjipersoalan ini tak akan terulang padaPPL selanjutnya. “Malulah, sepertitidak ada yang mengurus,” ujarnya.

Di tengah berbagai persoalantersebut, PPL tetap berjalan. Limabulan mahasiswa praktik mengajar disekolah yang telah ditentukan, meskiada yang mengajar tak sesuai bi-dangnya. Namun persoalan tak selesaisampai di situ. Setelah PPL berakhir,ada lagi keluhan mahasiswa.

Ada sekolah yang meminta ma-hasiswa PPL untuk memperbaikilapangan basket. Ini terjadi di SMPN8 Pekanbaru. Sulistiono, JurusanPendidikan Biologi yang PPL disekolah tersebut menyatakan taksemua mahasiswa PPL yang setujudengan kebijakan tersebut. Namunmereka terpaksa menerima karenasebagian besar setuju.

“Saya hanya suruh mereka tinggal-

kan kenang-kenangan yang nampak disekolah ini dari pada mereka berikankado untuk guru-guru,” kata DesmiErwinda, Kepala Sekolah SMPN 8 kalaitu. Pihak fakultas tak mau ambilpusing. M Nur Mustafa, Dekan FKIPkatakan belum ada laporan terkait haltersebut. “Kalau ada, kita cari sekolahbaru saja,” ujarnya enteng.

Sebenarnya masalah utama yangdialami Sulistiono dan kawan-kawanada pada dana. Mereka tentu harus‘merogoh kocek’ lagi untuk membiayaiperbaikan lapangan basket. Setelahdihitung-hitung, mahasiswa PPL diSMPN 8 harus menambah dana Rp40 ribu per orang.

Tak hanya dana terkait perbaikaninfrastruktur, dana untuk insentif gurupamong dan kepala sekolah jugadikeluhkan mahasiswa PPL. Dana yangdianggarkan untuk insentif gurupamong sebesar Rp 50 ribu per orangdan kepala sekolah Rp 10 ribu per or-ang dirasa tak sesuai dengan bim-bingan yang telah mereka berikan.

Pihak UPT PPL pun mengakui halitu, buktinya ada saran dari pihak UPTuntuk menggenapkan insentif men-jadi Rp 200 ribu. Jika saran itu diterima,tentu mahasiswa PPL harus ‘merogohkocek’ lagi di luar biaya pendaftaranPPL.

Keresahan ini membuat pihakfakultas menggelar rapat mengenai PPLpada awal April lalu. Salah satu ke-putusan rapat yakni menaikkan biayapendaftaran menjadi Rp 500 ribu perorang—awalnya Rp 300 ribu. “Denganbegitu mahasiswa tak perlu keluar uanglagi untuk bayar guru pamong,” kataNursal, Kepala UPT PPL.

Namun entah mengapa tiba-tibakebijakan tersebut tak jadi dijalankan.Uang pendaftaran PPL tak jadi di-naikkan, tetap Rp 300 ribu. AlasanDekan FKIP, M Nur Mustafa se-derhana, tak ingin memberatkanmahasiswa. Lantas pertanyaannya,apakah dengan begitu sudah menye-lesaikan masalah yang dikeluhkanmahasiswa PPL? #

Solusi yang TakSolutif

Ilus

tras

i: D

ayat

6 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

7

WAHYU Ningsih dan Agus Sho-lehuddin dari Program Studi Pen-didikan Luar Sekolah (PLS) FKIP URkecewa dengan Unit Pelaksana TeknisProgram Pengalaman Lapangan (UPTPPL). Saat kegiatan pembekalan PPL,mereka dinyatakan tak jebol untukmelaksanakan PPL di SMA Negeri 12Pekanbaru. Alasannya karena sekolahtersebut sudah banyak menampungmahasiswa PPL.

Pihak UPT sudah mencarikansekolah lain untuk mereka, di SMPNegeri 10 Pekanbaru. Namun setelahdatang ke sekolah tersebut, kekecewaankembali diterima Yuni, panggilanakrab Wahyu Ningsih dan Agus.Mereka ditolak oleh pihak sekolahkarena sudah banyak mahasiswa yangPPL di sana.

Tak patah arang, Yuni dan Agusmengumpulkan teman lainnya yangjuga belum dapat sekolah untuk PPL.Mereka sepakat mencari sendiri sekolahyang mau menerima mahasiswa PPL.Dicari ke sekolah-sekolah di daerahSukajadi, tak diterima. ‘Lowongan’penuh untuk PPL. Tak diterima disekolah negeri, mereka beranjak kesekolah swasta. Penolakan pun kem-bali diterima. “Sudah panas-panas,nggak dapet. Ini sangat memberatkan,”keluh Yuni.

Beberapa hari kemudian Yunimendapat informasi dari temannyakalau Pondok Pesantren Daarul Qur-’an di Kubang Raya membutuhkanmahasiswa PPL. Ia dan Agus segeramenuju ke pesantren Daarul Qur’an.Mereka diterima PPL di pesantrentersebut. Yuni kemudian meng-informasikan ke lima teman lainnyayang masih belum dapat tempat PPL.

Yang diberi tahu lima orang, yangdatang ke Pondok Pesantren DaarulQur’an sampai lima belas orang. Inimembuat pihak pesantren tak senangkarena tak ada pemberitahuan se-

belumnya dari pihak kampus. “Bilangya sama dosen kalian, jangan sepertiini lagi,” kata Yuni menirukan ucapanpihak pesantren. Meski begitu, merekaakhirnya diterima untuk mengajar PPLdi sekolah tersebut.

KEGIATAN PPL diwajibkan bagiseluruh mahasiswa FKIP UR denganbeban 4 SKS. Pada buku panduanuntuk mahasiswa PPL tertulis tujuankhusus PPL tak lain agar mahasiswakenal lingkungan fisik, administrasi,akademis serta sosial psikologi sekolahtempat PPL tersebut. Hasil praktikselama PPL akan disampaikan maha-siswa dalam bentuk laporan kegiatan.

Tertulis beberapa syarat agar maha-siswa FKIP bisa ikut PPL. Lulus ujitampil pada mata kuliah PPL I atautelah mengikuti mata kuliah micro teach-ing dengan nilai minimal C. Wajibmenyelesaikan 110 SKS bagi JurusanIlmu Pengetahuan Sosial dan Bahasaserta 105 SKS bagi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam.

Untuk pendaftaran, mahasiswaharus mengambil formulir di UPTPPL, melengkapi persyaratan, danmenyerahkannya ke UPT sekaligusmembayar uang pendaftaran. Setelahitu, mahasiswa akan mengikuti pem-bekalan. UPT PPL memberikan pem-bekalan kegiatan PPL, seperti observasidan keterampilan dasar pembelajaran.

Setelah pembekalan, mahasiswaPPL akan diberitahu di sekolah manamereka ditempatkan. Dosen pem-bimbing dari masing-masing prodijuga akan diumumkan. Selanjutnyaproses administrasi berupa pengirimansurat pengantar ke sekolah yang dituju.Surat ini berisi pemberitahuan daripihak UPT PPL disertai nama maha-siswa yang akan PPL di sekolahtersebut.

Sekolah memberikan surat ja-waban. Jika sekolah menerima, suratjawaban disertai nama guru pamong

Simpang Siur KebijakanPraktik Mengajar

Menyibak kebijakan UPT PPL terkait penempatan sekolah, mengajartak sesuai bidang, serta kebijakan non teori saat PPL. Meski simpangsiur, kegiatan PPL tetap berjalan. Seolah semua baik-baik saja.

LAPORAN UTAMA

Oleh Hamzah

Istimewa

Mahasiswa FKIP UR sedang melaksanakan PPL. Banyak persoalanterkait kebijakan yang dikeluhkan mahasiswa PPL semester ganjil2012/2013

8 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

untuk mahasiswa PPL. Guru pamongdirekomendasikan oleh kepala sekolah.Barulah kemudian diadakan penye-rahan mahasiswa dari pihak UPT PPLke sekolah. Mahasiswa akan melak-sanakan PPL selama lima bulan.

UPT PPL adalah lembaga yangmenangani segala kebutuhan maha-siswa FKIP untuk melaksanakan PPL.Lembaga ini bertanggung jawab ke-pada Dekan FKIP. Dalam bukupanduan untuk mahasiswa PPL di-nyatakan, penentuan sekolah praktikan(mahasiswa PPL) merupakan tang-gung jawab UPT PPL. Hal tersebutdipertegas oleh Zul Irfan, PembantuDekan I FKIP UR. “Mencari sekolahadalah kewajiban UPT PPL.”

Namun kenyataannya, WahyuNingsih dan Agus Sholehuddin harusmencari sendiri sekolah untuk tempatPPL mereka. Tak hanya mereka, Imammahasiswa PLS dan Firman mahasiswaProdi Bimbingan Konseling (BK),juga mencari sendiri sekolah untukPPL.

Imam dan Firman cerita bahwamereka diberi pilihan oleh pihak UPTPPL, mau mencari sekolah sendiri ataudicarikan oleh UPT. Mereka sepakatmencari sekolah sendiri. Firman PPLdi SMP Negeri 7 Pekanbaru. SedangkanImam PPL di SMP Al Isla Pekanbarudan mengajar mata pelajaran IPS.

Jaiz, pegawai UPT PPL yang ber-tugas mencarikan sekolah untukmahasiswa membenarkan adanyamahasiswa yang mencari sekolahsendiri. “Banyak mahasiswa sudahdiberi tempat PPL, tapi mereka me-nolak,” ujar Jaiz. Menurutnya ma-hasiswa banyak beralasan tempat PPLyang dicarikan pihak UPT cukup jauhdari tempat tinggal. “Kalau sekolahnyajauh membuat mahasiswa kesulitanmenuju ke sana,” terang Agus, ma-hasiswa PLS.

Nursal, Kepala UPT PPL berjanjikejadian mencari sekolah sendiri takakan terulang pada PPL berikutnya.“Malulah, seperti tidak ada yangmengurus,” katanya.

“SAYA ditanya bisa mengajar apa, sayapilih Pendidikan Jasmani karena hanyaitu yang saya bisa,” kata Suardi,mahasiswa PLS angkatan 2009. Suarditak pernah mempelajari materi Penjassaat kuliah, sehingga ia harus me-ngandalkan pengalaman untuk bisamengajar Penjas kepada anak-anak diSMP Negeri 1 Tapung KabupatenKampar.

Imam, juga mahasiswa PLS, me-rasakan hal yang sama dengan Suardi.Ia harus mengajar mata pelajaran IPSdi SMP Al Isla Pekanbaru walau taksesuai dengan bidang ilmu PLS yang

dipelajarinya di bangku kuliah.“Agak susah karena beda jalur.

Kami dididik di bidang non formaltapi harus mengajar di sekolah formal,”keluh Tri Handoko, mahasiswa PLSlainnya. Tri melakukan PPL di SMPNegeri 10 Tapung, mengajar kom-puter.

Aswandi Bahar, Ketua Prodi PLSmenyatakan harusnya mahasiswa PLSmengajar di lembaga pendidikan nonformal, sesuai bidang ilmunya. “Me-reka tidak ada mata kuliah micro teach-ing, seperti yang disyaratkan untuk PPLdi sekolah formal,” katanya. Namunkarena fakultas mewajibkan semuamahasiswa Jurusan Keguruan mau-pun Ilmu Pendidikan untuk PPL disekolah formal, maka mahasiswajurusan Ilmu Pendidikan—di anta-ranya Prodi PLS dan BK—harusbersedia mengajar di sekolah formalmeski tak sesuai bidang ilmunya.

Di sisi lain, Aswandi Bahar melihatada nilai positif bila mahasiswa PLSdiharuskan mengajar di sekolah for-mal. “Secara logika memang tak tepat,tapi ini harus dilakukan,” katanya.Menurutnya, bila tak ada sertifikat PPL,mahasiswa yang sudah lulus dari FKIPtak akan diterima mengajar di sekolahformal. Sertifikat PPL hanya bisadidapat usai melaksanakan kegiatanPPL di sekolah formal.

LAPORAN UTAMA

Fadli BM

Pengumuman tentang PPL diruang UPT PPL FKIP UR.Pengumuman ini disosia-lisasikan oleh pihak UPTsebelum PPL semester ganjildilaksanakan.

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

9

LAPORAN UTAMA

Untuk Prodi BK, Sardi Yusufmengatakan mata kuliah micro teachingsudah diganti dengan Psikologi danBimbingan. Karena itu, mahasiswa BKbisa tetap mengikuti PPL Keguruandi sekolah formal. “Ada tercantumdalam kurikulum Prodi BK tahun 2008tentang kegiatan PPL Keguruan.Bebannya 4 SKS,” kata Sardi Yusuf,Ketua Prodi BK.

Meski begitu, Bahana masih mene-mukan mahasiswa Prodi BK yangmengajar di luar bidang ilmunya. Iadialami Zul Ifkar yang mengajar matapelajaran Pendidikan Agama Islam diSMA Negeri 10 Pekanbaru.

PERDEBATAN lain terkait PPL yaknisoal kebijakan non teori saat me-ngambil mata kuliah PPL. Misalnya,mahasiswa yang sedang PPL tidakboleh mengambil mata kuliah KuliahKerja Nyata (Kukerta). Ia dinilai bisamengganggu kegiatan PPL karena Ku-kerta mewajibkan mahasiswa beradadi suatu daerah selama dua bulan.

Selain Kukerta, mahasiswa yangsedang PPL juga tidak dibolehkanmengambil mata kuliah lain yangbersifat tatap muka di kampus.Mahasiswa hanya boleh mengambilmata kuliah seminar, penulisan skripsiatau tugas akhir. “Agar mahasiswa bisalebih fokus PPL,” kata Nursal, KetuaUPT PPL.

Meski kebijakan tersebut sudah

baku, masih ada beberapa prodi yangmelanggar. Seperti Prodi PLS. AswandiBahar, Ketua Prodi PLS menyatakanmahasiswa PLS diperbolehkan me-ngambil mata kuliah teori selama PPLasal tidak mengganggu jadwal me-ngajar di sekolah. “Saya menentangaturan non teori saat PPL itu ketikarapat,” katanya.

Menurutnya, tidak logis ketikamahasiswa harus membayar uang se-mester yang sudah ditetapkan setiapsemesternya, namun hanya bisa me-ngambil 4 SKS PPL. “Itu mubazir.Toh ketika mahasiswa mengajar pagi,mereka bisa kuliah sore,” jelasnya.

Sardi Yusuf, Ketua Prodi BKsepakat dengan Aswandi Bahar.“Aturan di Prodi kami mahasiswa BKboleh mengambil teori selama PPL,asal tidak mengganggu,” katanya. Haltersebut tertuang dalam KurikulumBK. Firman, mahasiswa BK mengam-bil 12 SKS saat melaksanakan PPL. 4SKS PPL, sisanya mata kuliah teori.

Wan Syafi’i, mantan PembantuDekan I sebelum Zul Irfan me-nyatakan semasa jabatannya, maha-siswa dilarang untuk mengambil matakuliah teori saat PPL. “Jika tetapdiambil, nilainya tak akan keluar,”katanya.

SELASA, 9 April pukul 10 DekanFKIP M. Nur Mustafa menggelar rapatterkait persoalan PPL. Turut hadir

Pembantu Dekan I, Ketua ProgramStudi serta Jurusan se-FKIP. Rapatmembahas soal Jurusan Ilmu Pen-didikan yang harus melakukan PPLKeguruan, mengajar di sekolah for-mal.

Hasil rapat memutuskan, kuri-kulum Jurusan Ilmu Pendidikan,khususnya PLS dan BK akan direvisi.“Mereka memang tidak dididik untukmengajar di sekolah formal,” kata NurMustafa.

Zul Irfan menambahkan bahwaakan ada peninjauan ulang terkaitkriteria guru BK dan PLS. “Tahun 2013ini menjadi momentum penting bagiFKIP untuk merekonstruksi kembalikurikulum di semua prodi dan ju-rusan,” katanya. Ini terkait rencanaperubahan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan menjadi Kurikulum 2013.Zul Irfan berharap tahun 2014 kuri-kulum baru telah selesai dan bisadipakai.

Meski begitu, Prodi PLS sudahmulai menyusun kurikulum barutersebut. Aswandi Bahar menam-bahkan mata kuliah micro teaching—salah satu syarat untuk bisa PPL disekolah formal—dengan beban 2 SKSuntuk mahasiswa semester enam.Dengan begitu, mahasiswa PLS bisamengajar di sekolah formal meski taksesuai bidang ilmunya. #

Kantor UPT PPLberada di dalamGedung MicroTeaching. Kantor inimerupakan tempatpendaftaranmahasiswa PPLUR

10 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

LIMA puluhan mahasiswa berbagaiprogram studi di Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Riau(FKIP UR) masuk ke ruang micro teach-ing. Awal September lalu, Unit Pe-laksana Teknis Program PengalamanLapangan (UPT PPL) melakukanpembekalan untuk mahasiswa yangmelaksanakan PPL.

Sebelum dimulai, UPT mem-bagikan sebuah buku bersampul hijaudengan gambar gedung FKIP dibagian depan. Ini buku panduanuntuk mahasiswa PPL. Buku ini berisilandasan, tugas dan peraturan terkaitPPL. Tercantum pula format laporanyang harus diserahkan usai PPL.

Sebenarnya buku dengan tebal 91halaman ini tak dibagikan gratis.Mahasiswa sudah membayar Rp 300ribu saat mendaftar PPL, termasukuntuk biaya buku panduan. Hanya takada rinciannya dalam kuitansi buktipembayaran. Selain buku, mahasiswajuga mendapat lima lembar kertasblanko penilaian PPL.

Tak ada mahasiswa PPL yang tahudetail peruntukan uang Rp 300 ribuyang dibayarkan ke UPT PPL. Setelahmembayar, mahasiswa hanya di-berikan selembar kuitansi berbentukpersegi berukuran 12 sentimeter.Tulisannya tanda terima untuk pem-bayaran PPL senilai Rp 300 ribu.Tertera pula nama, NIM dan Prodimahasiswa bersangkutan.

“Rincian dana ini memang takdiinformasikan ke mahasiswa yangdaftar PPL,” kata Nursal, Ketua UPTPPL.

Sebagian mahasiswa memper-tanyakan transparansi dana ini. Di-tambah lagi saat PPL akan berakhir,mahasiswa mendapat kabar bahwaguru pamong—guru pembimbing disekolah tempat mahasiswa melak-sanakan PPL—dan kepala sekolahwajib diberi insentif (uang lelah) olehmahasiswa PPL.

Kabar itu benar adanya. Setiap

mahasiswa yang sudah selesai PPLmemang harus memberikan insentifuntuk guru pamong dan kepala sekolah.Nursal menjelaskan bahwa biayainsentif tersebut sudah termasuk didalam anggaran Rp 300 ribu yangdibayar mahasiswa saat mendaftar PPL.Jadi, ketika mahasiswa hendak mem-berikan insentif, mereka harus mintalagi dana dari UPT PPL sebesarperuntukan guru pamong dan kepalasekolah.

Ditemui kru Bahana di ruangannya,Nursal menjelaskan rincian dana Rp 300ribu tersebut. Untuk dosen pem-bimbing Rp 100 ribu, guru pamongRp 50 ribu, kepala sekolah Rp 10 ribu,pembuatan buku panduan Rp 20 ribu,sertifikat mahasiswa PPL Rp 10 ribu,blanko penilaian Rp 5 ribu. Sisanyauntuk uang pengelolaan dan pengu-rusan mahasiswa PPL.

MASALAH uang kembali mencuatsaat UPT PPL menyarankan agarmahasiswa memberikan insentif ke-pada kepala sekolah sebesar Rp 200 ribu.Persoalan timbul saat mahasiswa yangPPL di sekolah tersebut tak sampai 20orang. Logikanya, dengan biaya insentif

untuk kepala sekolah hanya Rp 10 ribuper orang, otomatis mahasiswa ter-sebut harus menambah uang lagiuntuk memberikan insentif padakepala sekolah.

Tak hanya kepala sekolah, halserupa juga terjadi pada pembayaraninsentif untuk guru pamong. Dengananggaran dari UPT PPL sebesar Rp 50ribu per mahasiswa, tak jadi soal bilasatu guru pamong menangani 4-6mahasiswa PPL. Namun bagaimanabila satu guru pamong hanya me-nangani satu mahasiswa PPL? “Takmungkin lah pamong cuma dikasihRp 50 ribu, setidaknya genapilah Rp200 ribu,” kata Jaiz, staf UPT PPL.

Seperti yang dialami Gusheri,mahasiswa FKIP Matematika ang-katan 2009. Ia PPL di SMK Muham-madiyah 2 Pekanbaru dan diberi satuguru pamong. Dana untuk mem-berikan insentif sebesar Rp 50 ribu.“Sedangkan pihak UPT bilang mini-mal Rp 200 ribu,” ujarnya.

Gusheri pun cari cara supaya gurupamong tidak kecewa karena hanyadibayar Rp 50 ribu setelah lima bulanmereka dididik di sekolah. AkhirnyaGusheri memberikan guru pamong-

LAPORAN UTAMA

Dilema Antara Dua KebijakanPersoalan utama pada insentif untuk kepala sekolah dan guru pamong.Untuk mengatasinya, sempat ada wacana menaikkan biaya PPL,namun tak jadi dengan alasan tak mau memberatkan mahasiswa.

Oleh Suryadi

Sury

adi

BM

Dekan FKIP UR M. Nur Mustafa, pengambil kebijakan tertinggi PPL

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

11

nya tiga meter kain seharga Rp 95 ribu.“Jadi diberikan dalam bentuk barangsaja,” katanya.

Dana insentif untuk kepala sekolahmaupun guru pamong yang dinilaikecil oleh sebagian besar mahasiswamembuat sebagian dari mereka takmau mengambil dana tersebut dariUPT PPL. Hal tersebut dibenarkanZuhdi, Sekretaris UPT PPL. Ia mem-perkirakan masih ada 10 persen lagimahasiswa yang PPL pada semesterganjil belum mengambil uang untukinsentif kepala sekolah maupun gurupamong. “Ada 110 sekolah yang jaditempat PPL mahasiswa, yang ambiluang baru 89 sekolah,” jelas Zuhdi. Iajuga menambahkan bahwa mahasiswayang tidak mengambil dana insentiftak akan dikeluarkan sertifikat PPL-nya.

“Kita belum bisa mengatasi per-soalan kecilnya dana insentif itu.Karena anggarannya memang segitu,”kata M. Nur Mustafa, Dekan FKIP.Nursal selaku Kepala UPT PPL puntak bisa berbuat banyak. “Kalaumereka tega bayar segitu ya silahkan.Kami hanya menyarankan, tak adakewajiban untuk menggenapinyamenjadi Rp 200 ribu,” ujarnya.

SELAIN mengkritik kebijakan fa-kultas, kebijakan terkait pendanaan daripihak sekolah tempat mahasiswa PPLjuga dikeluhkan sebagian dari mereka.Paling krusial terkait permintaansekolah memperbaiki lapangan basket.Ini dialami mahasiswa yang PPL diSMP Negeri 8 Pekanbaru. “Kamidiminta perbaiki lapangan basket,”kata Sulistiono dari Pendidikan BiologiFKIP.

Hal ini dibenarkan Desmi Er-winda, saat itu menjabat KepalaSekolah SMP Negeri 8 Pekanbaru.“Saya hanya minta mahasiswa PPLmeninggalkan kenang-kenangan yangnampak di sekolah ini. Dari padamereka memberikan kado untuk guru-guru pamong,” katanya. Di sekolahtersebut, selain mahasiswa UR, adapula mahasiswa dari UIR dan UINSuska yang juga melaksanakan PPL.

Tak semua mahasiswa PPL yangmengajar di SMP Negeri 8 Pekanbarusetuju dengan kebijakan Desmi Er-winda. Namun karena sebagian besarsetuju, terpaksa semua harus me-nyumbang untuk memperbaiki la-pangan basket. “Masing-masing kami

LAPORAN UTAMA

menyumbang Rp 100 ribu,” kataSulistiono.

Bila dijumlahkan insentif untukguru pamong dan kepala sekolah yanghanya Rp 60 ribu per orang, berartisetiap mahasiswa yang PPL di SMPNegeri 8 Pekanbaru harus menambahdana Rp 40 ribu lagi agar sumba-ngannya menjadi Rp 100 ribu sepertiyang mereka sepakati. Kini DesmiErwinda menjadi Kepala Sekolah diSMP Negeri 13 Pekanbaru.

“Pihak fakultas tak pernah me-nerima laporan terkait kebijakan pihaksekolah tersebut. Kalau ada keluhanmahasiswa, kita akan cari sekolah baruuntuk tempat PPL,” tegas M. NurMustafa, Dekan FKIP.

UNTUK mengatasi berbagai keluhan

mahasiswa terkait pendanaan, pihakfakultas sempat mewacanakan akanmenaikkan biaya pendaftaran PPLmenjadi Rp 500 ribu per orang. “Jadimahasiswa PPL tak perlu menambahdana lagi untuk bayar guru pamong,”kata Nursal.

Namun informasi terakhir me-nyatakan bahwa biaya pendaftaran takjadi dinaikkan. “Sudah kita kembalikanlagi menjadi Rp 300 ribu per orang.Kita tak mau memberatkan ma-hasiswa,” ujar M. Nur Mustafa, DekanFKIP.

Kalau begitu, apakah keluhan soalinsentif kepala sekolah dan gurupamong akan terjadi lagi? Jawabannyaakan ditemukan pada kegiatan PPLselanjutnya. #

Kuitansi tanda terimayang diberikan saatmahasiswa selesai

mendaftar danmembayar biaya

PPL.

Lapangan basket SMP Negeri 8 Pekanbaru. Ada mahasiswa PPL FKIPUR diminta untuk memperbaiki lapangan basket sekolah ini.

Fenta BM

12 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

KORUPSI merajalela kala kepe-mimpinan Soeharto. Segala upayasudah dilakukan untuk mengatasinya.Membentuk Tim Pemberantas Ko-rupsi (TPK) yang diketuai JaksaAgung maupun membentuk KomiteEmpat dengan tokoh sepuh danberwibawa yang jadi anggota. Namunhanya kekecewaan yang diterimaSoeharto.

Hingga kemudian Sumarlin, kalaitu menjabat Menteri Penertiban danPendayagunaan Aparatur Negara(Menpan), membuat Soeharto ter-henyak dan bangga. Sumarlin berhasilmemberantas tradisi pungutan liar diRumah Sakit Cipto Mangunkusumo(RSCM). Pungli dilakukan petugasKantor Bendahara Negara (KBN)dengan cara meminta pelicin sebelummencairkan gaji karyawan RSCM.

Sumarlin melakukan penyamaranuntuk mengungkap kasus ini. Iamenyamar sebagai Ahmad Sidik,seorang pegawai administrasi RSCM.Penyamarannya baru dibuka saatMenteri Keuangan datang. Semua or-ang kaget. Sumarlin berhasil me-ngungkap kasus pungli di RSCM.

Selain penyamaran bak detektif,Sumarlin juga melakukan taktik lainuntuk memberantas korupsi. Iapernah melakukan inspeksi mendadakuntuk proyek pembangunan peru-mahan anggota DPR di Kalibata. Padakasus lain, Sumarlin berhasil mem-bongkar tradisi pungli di kantorperpajakan dan kantor imigrasi.

Jurus penyamaran yang dilakukanSumarlin untuk memberantas tradisipungli membuatnya diberi gelar RajaHarun Al Rasyid. Harun adalah rajadalam kisah 1001 Malam yang me-nyamar untuk memantau kebutuhanrakyatnya.

JOHANNES Baptista Sumarlin,putra dari Karmilah, buruh tani diDesa Ngadirejo, Blitar. Lahir di pe-matang sawah desanya pada 7 De-sember 1932, pria bertubuh kecil dan

mendapat julukan “Si Cabe Rawit” inimalang melintang di era kepemim-pinan Soeharto.

Sumarlin kecil bernama Katoebin.Artinya akad-akad metu neng sabin—lahirdi sawah pada hari Minggu. Namunorang dulu menganggap nama tersebutterlalu berat hingga membuat Sumarlinkecil sakit-sakitan. Ini membuat kakekdari jalur ibu, Toedjo Towinangoenmengubah namanya menjadi Sumarlin.Alasannya sederhana saja, karena abangSumarlin bernama Sumarlan.

Sumarlin berasal dari keluarga bro-ken home. Ayah dan ibunya berpisah saatSumarlin berusia 5 tahun. Ini membuatSumarlin lebih dekat dengan kakeknya.Ia merasa kakeknya berperan besar padakesuksesan hidupnya. Di bidangpendidikan, Sumarlin berhasil meraihgelar Guru Besar Emeritus IlmuEkonomi di Universitas Indonesia. Diorganisasi, Sumarlin menjadi KetuaIkatan Sarjana Ekonomi Indonesia(ISEI) serta turut mendirikan AsosiasiProfesor Indonesia.

DETAIL perjalanan hidup Sumarlinterangkum dalam buku karya BondanWinarno. Pria yang acap menjadipembawa acara Wisata Kuliner inimenceritakan kisah Sumarlin denganmaknyus. Ia sudah kenal Sumarlin sejak

1985 saat bertugas menjadi Director ofPublic Relations di Anjungan Indone-sia Expo 1986 di Vancouver BCKanada.

Bondan menceritakan perjalananhidup Sumarlin dalam 7 bab, tiap babdiumpamakan sebagai pohon. Di babAkar, Bondan menjelaskan latar bela-kang Sumarlin. Bab Batang men-ceritakan perjalanan Sumarlin me-nempuh pendidikan hingga bekerja.Bab Dahan, Cabang, Daun, Bungahingga Buah bercerita tentang per-jalanan Sumarlin di bidang peme-rintahan.

Pada bab terakhir, Bondan me-nyimpulkan buah pemikiran Sumarlinterhadap persoalan yang pernah diha-dapinya selama era pemerintahanSoeharto. Mengapa ekonomi di Indo-nesia cepat panas. Sumarlin menilaimasyarakat Indonesia kurang pandaimenata ekonomi, seperti budayamenabung, investasi atau bersaham.

Buku ini ditulis bak air mengalir.Sumarlin maupun Bondan tak me-netapkan kapan buku ini harus selesai.Just go with the flow. No target. No dead-line. Namun Penerbit Kompas me-mutuskan buku ini harus diterbitkansebagai hadiah ulang tahun Sumarlinke delapan puluh. #Fenta SetiaUtama

Si Cabe Rawit oleh BondanMaknyus

BEDAH BUKU

JudulJ.B Sumarlin, CabeRawit yang Lahir di SawahPenulisBondan WinarnoPenerbitKompasTahun terbitJanuari 2013Halaman345 halaman

Inte

rnet

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

13

PIPA besi hitam menjulang dua meter.Ia difungsikan sebagai stang vespa olehHasbi Ash Shiddigi. Pipa tersebutdibalut baju kaos usang dan dilengkapitopi hitam—mirip orang-orangansawah. Bendera merah putih dipasangdi bagian bawah pipa besi. Bila vespamelaju kencang, bendera tersebut akanberkibar.

18+ Bawalah KTP/SIM. Tulisantersebut terpampang di kap depanvespa. Letaknya pas di atas plat BA 7437LG. “Himbauan saja supaya ma-syarakat terus membawanya,” tuturDiggi, panggilan akrabnya.

Vespa Diggi tak punya rem depan.Hanya ada rem belakang di pijakan kakikanan. Transmisi untuk pemindahangigi yang biasanya di stang kiri, ber-pindah ke pijakan kaki kiri. Untukmenukar kecepatan, Diggi gunakankaki, padahal biasanya pengatur ke-cepatan atau gas berada di stang kanan.

Aksesoris hingga perubahan fung-si kendaraan vespa sengaja dilakukanDiggi. “Biar unik,” ucapnya.

Vespa Diggi tipe PS rakitan ’80-an.Body vespanya didesain ceper, stangmenjulang, knalpot mengeluarkansuara keras serta bumper rendah. Perluekstra hati-hati untuk mengendarainya.

Vespa ini selalu digunakan Diggisebagai kendaraannya ke kampus. Kiniia tercatat sebagai mahasiswa JurusanAdministrasi Negara FISIP UR ang-katan 2012. “Agak sulit dikendaraiwaktu melewati polisi tidur, berbelok,serta saat jalanan macet,” ujarnya. Selainke kampus, Diggi kerap berkeliling kotaPekanbaru bahkan keluar kota meng-gunakan vespa tersebut.

Diggi bercerita pengalaman takterlupakan saat ia mudik lebaran tahunlalu. Dalam perjalanan pulang dariBukittinggi ke Pekanbaru, vespanyamogok. Untung Diggi cukup tahuotomotif. Vespanya dipreteli sendirihingga bisa jalan kembali.

“Pas lagi dorong, tiba-tiba dikejaranjing,” ceritanya sambil tertawa.

Vespa ini peninggalan orangtuaDiggi. Saat Vespa hendak dijual dandiganti motor lain, teman Diggi

menganjurkan agar Vespa itu tetapdigunakan. Diggi setuju. Ia me-modifikasi vespanya hingga berbentukseperti yang dikendarainya sekarang.“Anggaran sejuta bikin stang ini,”katanya.

Diggi amat mencintai vespanya.Kini ia tergabung dalam komunitasUniversity Vespa Owner’s RandezousBouncy People (UVORABLE), sebuahkomunitas pecinta vespa yang berdirisejak 30 Oktober 2008. Anggotanyakini mencapai 32 vespa. UVORABLEjuga turut aktif bersama kepolisian

GELAGAT

VVVVVespa Unik Diggiespa Unik Diggiespa Unik Diggiespa Unik Diggiespa Unik Diggi

melaksanakan program safe riding.Rian, teman satu komunitasnya

menilai Diggi cukup ekstrim me-nambahkan berbagai atribut padavespanya. “Asal kegiatannya positif,kami dukung,” katanya.

Diggi tak malu terus menggu-nakan kendaraannya walau diakuinyabanyak orang tertawa melihat vespanya.“Terserah orang mau bilang apa, kitaya gini-gini aja kan.” Banyak yangmenertawakan, namun tak sedikit pulayang ingin berfoto dengan vespa unikmilik Diggi. #

Oleh Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Diggi bersama Vespa unik warisan orang tuanya.

Fenta BM

14 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

SEBELUM cerita dilantunkan, ter-dengar suara gendang mengiringi.Gendang kuning berbahan pohonkayu losso. Bukan sembarang kayu.Taslim mengambil kayu ini setelahwarnanya menguning—terkena sam-baran petir—barulah pohon di-tebang. “Tak bisa sembarang diambilkarena bisa gatal kena kulit,” jelasTaslim.

Jika tak sedang ia gunakan untukbekoba , gendang tersebut selaludiasapi dengan kemenyan. Setelahdiasapi akan ia simpan. Pantangannya,gendang berbahan kulit kijang ini takboleh dilangkahi. “Gendang inisuaranya lain dari yang lain.”

Kini gendang jarang ia pakai.Pasalnya sudah sedikit pesta rakyatyang gunakan tradisi koba.

ATUK Taslim sapaan akrabnya, salahseorang tukang koba asal Pasir Pe-ngaraian Kabupaten Rokan Hulu. Iaberjarak sekitar 133 kilo meter dariKota Pekanbaru. Atuk Taslim kiniberusia 57 tahun, anak tertua darienam bersaudara. Pendidikan terakhirSekolah Rakyat.

Atuk Taslim belajar koba darineneknya. Koba adalah kesenian yangberkembang di sepanjang pesisir danpedalaman Sungai Rokan (Kabu-paten Rokan Hilir dan Rokan Hulu).Tradisi koba disampaikan lisan, isinyaberupa dongeng, pantun atau pesantertentu tergantung kreativitas tukangkoba. Semua disampaikan denganlagu, nada dan irama.

Dalam situs warisanbudayaindo-nesia.info disebutkan bahwa kobamerupakan Warisan Budaya TakBenda Nasional sebagai khasanahkhas Rokan Hulu. Kesenian ber-bentuk pertunjukan ini telah ada sejakakhir abad ke-19 dan berkembangpada abad ke-20 hingga pertengahan.

Koba biasa ditampilkan saatperhelatan pernikahan, sunatan,mencukur rambut anak maupunkegiatan sosial masyarakat. Waktupertunjukan biasanya setelah Isya dan

ditampilkan di tempat keramaian,seperti los pasar atau rumah keluargayang punya hajatan. Jika kobanyapanjang, maka akan disambung padamalam selanjutnya.

“Bisa sampai tujuh hari tujuhmalam,” ujar Atuk Taslim.

Atuk Taslim katakan perlu IQ tinggiuntuk belajar koba. Pasalnya harus cepatmenangkap kata-kata yang digunakanuntuk menyambung lirik di belakangcerita. “Suara dan fisik yang bagus jugadiperlukan,” tambahnya.

MONDUO anak kutimang anak. Anakkutimang kami buaikan. Rumah godangbuatok ijuk. Rambu tali kulindan puncari.Kololah godang anakku isuk. Ilmu cari nakkawanpun cari. Dibakalah pinang buribu.Asokno sampai ke Posoman. Dongakanpungaja Ibu. Surekkan juo ku tapak tangan.Kaik parodah sanguo Palembang. Baokmuraodah kutongah rimbo. Paik darah umuopun panjang. Amal ibadah janganlah lupo.

Munagih tududu-dudu. Dek olah pisangsuku kodang. Dori sonik dikasuh Ibu. Olah

godang carilah untong. Bulajalah koto-rompek. Laoiknyo dalam umbak monimpo.Simak pungaja Ibu dan Bapak. Siang danmalam janganlah lupo. Sungai rapek tutianrambong. Songkudoik jangki ko soborang.Kolo munapek janganlah sombong. Murahawak dibonci urang.

Buah polom di utan jirat. Cakuk sobuahmasak mongka. Kololah kolom duniaakhirat. Isuk tibo baru badan munyosa.Dori ko Simang ko Dalu-dalu. Singgahdigodang mu-nyerak jalo. Singan itu timangkito ko dolu. Jiko bosambung isuk pulo.Urang godong ko kampung lamu. Bumainrakik arilah kolom. Urang kampung maribosamu. Mombang-kikkan toreh nonturondam.

Ini lirik Monduo Anak, salah satujenis koba. Ia dinyanyikan saat meni-durkan anak. Dulu kebiasaan di PasirPengaraian, Monduo Anak dinyanyikanmulai dari bayi hingga berusia tigasampai empat tahun. Menurut AtukTaslim, kini tak ada lagi orang tua yangmendendangkan Monduo Anak untuk

Bekoba Gendang Kayu LossoOleh Redha Alfian

KHASANAH

Taslim, pelantun koba sedang memainkan gendang berbahan pohonkayu losso.

Red

ha B

M

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

15

anaknya. “Sudah tak ada lagi yangtertarik dengan koba,” katanya.

Panglimo Awang judul kobalainnya. Koba ini paling terkenal diRokan Hulu, sekaligus paling panjang.Setiap perjalanan Panglimo Awangdikobakan. Mulai dari lahir, ditimang,dewasa, merantau, berperang, danmenikah. “Sampai Panglimo Awangpunya anak diceritakan juga, makanyapanjang,” jelas Atuk Taslim.

Panglimo Awang berasal dariNegeri Ledong, di bagian DolokSordang. Diceritakan mulai lahir,kanak-kanak sampai remaja. PanglimoAwang menikahi Anggun Cik Suri.Mereka berbeda daerah. Anggun CikSuri berasal dari Pulau Galang dibahagian Batam, sekarang sudahtenggelam. Anggun Cik Suri kononcantiknya tiada tara. Hidung mancung,kulit putih bersih, layaknya putri.

Tiada yang menandingi kecantikanAngun Cik Suri. Untuk mandi saja,Anggun Cik Suri pakai wewangian,rempah, dan bunga. Minyak gajah.Anggun Cik Suri dan Panglimo Awangpunya pertalian darah anak-mamakkontan. Hanya saja berbeda negeri.Belum pernah dipertemukan. Merekasejak kecil sudah dipertunangkan,istilahnya Gonteh Pusek.

Inilah sedikit penggalan kobaPanglimo Awang versi Indonesia.Pertunjukan Panglimo Awang diiringigendang. Bila memainkan koba ini,Atuk Taslim akan memainkan gendangkesayangan dari kayu losso. Tak semuakoba dimainkan dengan musik peng-iring.

Saat pertunjukan koba, sirih seringdimakan tukang koba bersama pe-nonton untuk mempererat silatu-rahmi. Tak ayal terjadi balas-membalaspantun di antara tukang koba danpenonton yang hadir.

Setiap beberapa babak, tukangkoba akan mengambil jeda istirahat.Jeda biasanya diisi dengan minumkopi, merokok, makan sirih maupunmengobrol dengan masyarakat. Sete-lah waktu jeda habis, tukang koba akan

KHASANAH

melanjutkan cerita. Terkadang tukangkoba sengaja memperlama waktuistirahat. Bila ini terjadi, masyarakat akanmenyindir dengan pantun agar kobadilanjutkan. Berbalas pantun punkembali dilakukan sebelum kobadilanjutkan kembali.

Cerita yang disajikan tukang kobaumumnya soal perjuangan tokoh

foto

lokal. Biasanya setiap cerita mengan-dung makna kehidupan. Tak jarangsaat koba tamat didendangkan, menu-rut Amirullah dalam situs riauculture.-blogspot.com, tukang koba melakukanritual khusus, seperti menyembelihayam atau kambing dengan persem-bahan pisau belati, limau purut dankain putih. #

Red

ha B

M

Atuk Taslim sedang bersantai diteras rumahnya.

Menurut Atuk Taslim, kinitak ada lagi orang tua yangmendendangkan MonduoAnak untuk anaknya. “Su-dah tak ada lagi yang ter-tarik dengan koba,” katanya.

16 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

REPORTASE

AMBULANCE Universitas Riau.Bantuan Bupati Rokan Hilir. H. AnnasMaamun. Tulisan itu tertera di dua sisibody mobil ambulance berwarna abu-abu. Logo Kabupaten Rokan Hilir danlogo Universitas Riau mengapit tulisantersebut.

Ini mobil ambulance hibah dariAnnas Maamun selaku Bupati RokanHilir. Serah terimanya dilakukan disela-sela kegiatan seremoni wisudaUniversitas Riau, 27 Februari hingga 2Maret lalu. Perjanjian kerja sama (MoU)ditanda tangani oleh Dr. Adhy Pra-yitno, M.Sc mewakili Universitas Riaudan H. Annas Maamun mewakiliKabupaten Rokan Hilir. Mobil ambu-lance dilengkapi alat deteksi jantungdan pengukur tekanan darah.

UR menilai baik hibah ambulancetersebut. “Niat baik harus kita terima,”kata Adhy Prayitno.

Kini ambulance tersebut sudahberoperasi di Universitas Riau. Setiaphari keliling kampus, dari Rumah SakitUniversitas Riau menuju Rektorat UR.Ambulance juga terlihat bersiaga selamakegiatan Open Tournament TaekwondoUniversitas Riau ke-1, 17-19 Mei 2013.Tulisan “H. Annas Maamun” ber-warna kuning jelas terlihat di keduasisi body ambulance tersebut.

TEPAT pada 15 Januari 2013, Him-punan Mahasiswa Fisika (Himafi)Fakultas Matematika dan Ilmu Penge-tahuan Alam (FMIPA) UR adakanseminar kewirausahaan di Lantai IVGedung Rektorat Universitas Riau.Temanya Pengusaha Muda KenapaTidak. Jon Erizal menjadi pembicara.“Ia pengusaha muda sukses di Riau,”kata Yugo Setiawan, Ketua Himafi.

Seratusan orang lebih mahasiswamenghadiri seminar tersebut. Dr. TangAntoni, dosen Jurusan Fisika FMIPAUR mengawali pembicaraan pada semi-nar tersebut. Kemudian dilanjutkanpenyampaian materi kewirausahaanoleh Jon Erizal.

“Menjadi wirausaha tak sulit asalada kemauan. Tak perlu tunggumodal besar. Cukup dari usaha kecil

dengan potensi yang ada pada kita,”ujar Jon Erizal. Ia juga menyampaikanmotivasi dalam berwirausaha. “Kalaumau jadi wirausahawan, tidak bolehgengsi dan malas. Harus tekun danpandai membaca peluang usaha,”tambahnya.

Di akhir acara, Jon Erizal mem-bagikan sebuah buku 6 halaman.Judulnya Entrepreneur & Ruh Pem-bangunan Sosial. Buku tersebut se-macam orasi tertulis Jon Erizal untukmengajak pembaca berwirausaha. Fotodirinya memakai jas hitam terpampangdi kanan atas sampul depan. Sampulbelakang berisi biodatanya.

Di dalam buku diselipkan brosurdan stiker Jon Erizal. Brosur berwarnabiru tua tertulis Jon Erizal Bakal CalonGubernur Riau 2013-2018. Brosur berisiriwayat hidup Jon Erizal serta komentarbeberapa tokoh terkait sosoknya.Begitu pun tulisan pada stiker. FotoJon Erizal juga terpampang di stiker.

“Hanya memotivasi agar ma-hasiswa mau berwirausaha,” kelit YugoSetiawan saat ditanya mengapa me-ngundang Jon Erizal sebagai pem-bicara. Ia juga menjelaskan bahwa TangAntoni yang menetapkan Jon Erizalsebagai pembicara utama seminartersebut. “Kami hanya penyelenggarasaja,” ujarnya.

Pada 28 April, Himpunan Ma-hasiswa Matematika (Himaska) FMIPAmeniru jejak Himafi. Jon Erizaldidapuk sebagai pemateri utama padaseminar kewirausahaan yang merekaselenggarakan. Turut hadir HendriMunief, Ketua Forum Bisnis Riau danAyat Cahyadi, Wakil Walikota Pe-kanbaru. Ia alumni Matematika FMI-PA UR serta kader Partai KeadilanSejahtera (PKS).

Rido, Ketua Himaska menjelaskanbahwa sesungguhnya seminar kewi-rausahaan tersebut diselenggarakanuntuk alumni FMIPA Matematika.“Karena sedikit yang datang makanyakita ajak juga mahasiswa untuk mera-maikan,” ujarnya. Ia mengakui AyatCahyadi selaku Ketua Alumni Hi-maska yang merekomendasikan Jon

Erizal untuk menjadi pemateri padaseminar tersebut.

Jon Erizal dikenal sebagai pe-ngusaha sukses. Ia kelahiran Beng-kalis, namun kini beralamat di Jakarta.Dalam buku Entrepreneur & RuhPembangunan Nasional tercantum pe-kerjaan Jon Erizal sebagai pengusahabidang perminyakan dan gas. Ia jugatercatat sebagai Bendahara UmumDPP Partai Amanat Nasional, DewanParkar ICMI dan Ketua YayasanMasjid Cut Mutia. Pendidikan terakhirProgram Pasca Sarjana UGM tahun2012. Sarjananya di Fakultas EkonomiUniversitas Jayabaya, Jakarta, tamat1987.

DAFTAR Nama-nama PendukungCalon Perseorangan dalam PemiluKepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah. Ia ditujukan untuk parapendukung calon perseorangan Ke-pala Daerah Wan Abu Bakar dan calonperseorangan Wakil Kepala DaerahIsjoni. Bagi yang mendukung keduacalon ini menjadi Gubernur dan WakilGubernur Riau, diminta untuk me-ngisi nama, nomor KTP/NIK, tem-pat tanggal lahir/umur, alamat dantanda tangan yang tertera pada sele-baran. Intinya, selebaran ini sebagaibukti pernyataan dukungan terhadapWan Abu Bakar dan Isjoni.

Selebaran ini beredar di FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan(FKIP) UR. Mahasiswa bisa men-dapatkannya di ruang Sub Bagian

Oleh Fenta Setia Utama

Mengharap DukunganCivitas Akad emika

Annas Maamun memberikan hibah ambu-lance kepada UR yang diwakili Adhy Prayutno,PR IV UR pada acara wisuda UR.

Istimewa

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

17

REPORTASE

Akademis lantai dasar dekanat FKIP.Ide Erwina, Kasubag Akademis me-ngaku tak tahu menahu soal detailpenyebaran selebaran dukungan ter-sebut. “Ibu Murni yang kasih. Kalaumau tahu banyak tanya saja sama Ibuitu. Saya tidak tahu,” katanya.

Murni yang dimaksud Ide Erwinaadalah Murni Baheram, dosen Pen-didikan Luar Sekolah (PLS) FKIP UR.Bahana gagal menemuinya untukmeminta penjelasan. Sudah berkali-kaliditelepon dan di-SMS. Terakhir kali, iakatakan bahwa ia tidak bersedia untukmemberikan komentar terkait haltersebut.

Isjoni merupakan alumni FKIPSejarah UR. Sejak 1983, ia sudahmengajar di Jurusan Sejarah FKIP UR.Ia menjadi Dekan FKIP UR 2 periode(2003-2007 dan 2007-2011). Ia jugapernah menjadi Ketua Persatuan GuruRepublik Indonesia (PGRI) WilayahRiau. Isjoni pernah terlibat kasusplagiat buku ajar di Jurusan SejarahFKIP UR.

ANNAS MAAMUN, Jon Erizal,Wan Abu Bakar dan Isjoni tak asinglagi bagi kita. Mereka digaung-ga-ungkan akan berpartisipasi padapencalonan gubernur dan wakil gu-bernur Riau 2013-2018. Foto, baliho,spanduk, dan iklan mereka sudahmulai tersebar di berbagai media massamaupun elektronik.

Menurut data Komisi PemilihanUmum (KPU) Riau, pendaftaran calongubernur dan wakil gubernur Riaudibuka pada 21-29 Mei 2013.

Wan Abu Bakar bersama Isjonimemastikan diri maju pada pemilihanGubernur dan Wakil Gubernur Riaumelalui deklarasi yang dilakukan dikediaman Wan Abu Bakar pada 3 April2013. Tiga hari kemudian, merekamendaftarkan diri ke KPU Riau melaluijalur independen.

Tengku Edi Sabli, Ketua KPU Riaumelalui riauterkini.com mengatakanbahwa pasangan Wan Abu Bakar danIsjoni sudah memenuhi syarat mini-mal KTP yang ditetapkan KPU Riau,yakni 257 ribu orang. Jumlah du-kungannya juga sudah lebih dari 7kabupaten/kota di Riau. “Kita akanlakukan tahap verifikasi lanjutan,”ujarnya.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP)Partai Golkar melalui hasil rapatnya, 18Mei, memastikan Annas Maamun akandiusung sebagai calon gubernur dari

partai Golkar. “Selama ketua atau kaderpartai itu sanggup dan siap, dia haruskita utamakan. Apalagi Pak AnnasMaamun ini kader murni partai dantelah teruji kepiawaian dan kehe-batannya memimpin partai dan Kabu-paten Rohil selama dua periode,” kataIndra Gunawan, Ketua DPD II PartaiGolkar Kabupaten Bengkalis sepertidimuat Harian Tribun Pekanbaru pada20 Mei.

Jon Erizal mengambil formulirbakal calon Gubernur Riau pada 14 Mei.Ia diusung Partai Amanat Nasional(PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera(PKS). Pada 19 Mei, Jon Erizal menga-dakan acara Temu Bacaleg dan KonsolidasiPAN Riau di Hotel Grand CentralPekanbaru.

Pada kesempatan tersebut, JonErizal juga paparkan hasil survei dariLembaga Charta Politica, konsultanPAN. Survei itu menunjukkan JonErizal berada di posisi keempat. “Sayaberterima kasih kepada Saudarakusekalian yang telah bekerja keras.Namun kerja keras ini akan terus kitalakukan. Insya Allah kemenangan dapatkita capai,” ujarnya seperti dimuat situsriauterkini.com.

“POLITIK di kampus haruslah di-pandang sebagai objek ilmiah. Ia perludikaji, dibahas secara akademis dandiperdebatkan dalam suatu tulisan,penerbitan dan pertemuan ilmiah.Tujuannya, menemukan kebenaran atauhakikat politik. Jika ingin berpolitikpraktis, silahkan di luar kampus,” tulisMA Syukron dalam kolom MajalahBahana Mahasiswa edisi ini.

MA Syukron setuju dengan pen-dapat Daoed Yoesoef, Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan saat Soehartoberkuasa. Pendirian Daoed tentangpendidikan, kaitannya dengan politikada dua. Pertama bahwa di kampustidak boleh ada kegiatan politik praktis.Mahasiswa, seperti dinyatakan dalamNormalisasi Kehidupan Kampus(NKK) tidak dibolehkan berpolitikpraktis dalam kampus.Tetapi, kedua,Daoed mendukung pembelajaran danpembahasan akademis mengenai po-litik di dalam kampus.

Adlin, Dosen Ilmu Politik FISIPUR berpendapat sama, bahwa di dalamkampus tidak boleh ada unsur politikpraktis. “Sudah ada peraturannya,”katanya.

Peraturan yang dimaksud Adlin

berupa Keputusan Direktur JendralPendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional Republik Indo-nesia nomor 26/Dikti/Kep/2002tentang Pelarangan Organisasi EkstraKampus atau Partai Politik dalamKehidupan Kampus. Pada poinpertama dinyatakan bahwa Diktimelarang segala bentuk organisasiekstra kampus dan partai politikmembuka sekretariat (perwakilan) danatau melakukan aktivitas politik praktisdi kampus.

“Tak apa datang untuk bekerjasama, namun jangan sampai adaunsur kampanyenya,” lanjut Adlin.Unsur kampanye yang dimaksudnyaterdiri dari tiga hal. Pertama foto or-ang yang ingin mencalonkan dirisebagai calon gubernur dan wakilgubernur, ada visi dan misi yangdisampaikan, dan ajakan untuk me-milih.

Untuk kasus Isjoni, ajakan untukmemilih sudah jelas melalui selebaranpernyataan dukungan yang beredar dikampus FKIP UR. Seminar kewi-rausahaan Jon Erizal di GedungRektorat UR pertengahan Januari laludiakhiri pembagian buku denganselipan brosur dan stiker tertulis JonErizal Bakal Calon Gubernur Riau2013-2018. Sedangkan Annas Maa-mun, kemana ambulance UR yangdihibahkannya pergi, selama itu pulanama H. Annas Maamun dibaca or-ang yang melihat ambulance tersebut.#

Formulir untuk mendukung pasanganWan Abu Bakar dan Isjoni yangdisebarkan di kampus FKIP UR,tempat Isjoni mengajar.

18 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

DIRIKU punya macam-macam namapanggilan. Panggilan besar; namapemberian ayah, panggilan sedang; bagiteman-teman biasa dan panggilan kecil;untuk orang terdekat.

Panggilan besar tak akan terlalubanyak aku dengar. Sama seperti wargakampung lainnya, aku akan dipanggildengan nama besar ketika telah menikahatau sudah menyelesaikan pendidikan dikampung kami.

Kampung Pintar tempat tinggalku.Kampung ini dikenal melahirkan banyakorang pintar, pintar merumuskan jalanuntuk mencapai kesejahteraan. Tidak adacatatan jelas yang menerangkan sejakkapan gelar itu disematkan pada kam-pung kami.

Ibu pernah cerita tentang seke-lompok orang yang dahulu memintabantuan kepada warga kampung kami.Mereka menebar rumor dan meng-gadang-gadangkan kehebatan warga,sepulang dari Kampung Pintar. Itu asalusul Kampung Pintar.

Semua warga Kampung Pintarterbilang makmur dan berada. Semuaitu pengaruh besar donasi tamu kam-pung yang sangat apresiasi pada ke-pintaran kami.

Suatu kebanggaan, ketika aku dila-hirkan dan dibesarkan di lingkunganmereka yang sudah membahana sean-tero negeri. Tak ada sekolah yangmendidik kami selama ini. Kami man-diri. Kami, anak-anak Kampung Pintardiajar langsung oleh keluarga, terutamaibu-ibu kami. Tradisi Kampung Pintar,setiap anak yang tidak lagi memiliki or-ang tua, oleh para tetua kampung

langsung dirangkul dan dididik jadi bakalcalon pemintar masa depan.

Ayahku seorang di antara para tetuakampung. Sudah banyak anak asuh yangdididik ayah. Namun, ayah selalu taksejalan dengan para tetua kampung lainsoal anak angkat. Kata ayah, anak-anakitu tetap saja anak dari ayahnya masing-masing. Sebenarnya para tetua kampungmengerti bagaimana ayah mereka dulumembesarkan namun ajal memisahkan,hingga mereka hidup sendiri. Karena taksejalan, ayahku mengasuh dan mendidikanak-anak di asrama tersendiri.

Ayah mengakui hanya punya duaanak, kakak dan aku.

Banyak yang kami pelajari di kam-pung, mulai dari ilmu filsafat, politik,kesehatan, permesinan, sampai carabertani dan melaut. Ilmu-ilmu itu selalumengisi hari-hari kami. Terspesial, caramengajar hanya diberikan untuk anak-anak perempuan.

Kabarnya, hanya perempuan saja yangakan menjadi pengganti para pengajar,tepatnya menjadi para ibu yang mengasuhanak-anaknya. Tidak ada persaingan,kami hanya berusaha untuk mengertisetiap ilmu yang diberikan agar esok kamibisa membantu orang-orang yang datangmeminta penerangan kami.

Ini tahun pertamaku, sejak ibu tahubakatku di bidang diplomasi. Saat itu akubisa membujuk kakak ikut menyem-bunyikan dasi ayah hingga ayah kocar-kacirmencarinya. Juga ketika menemui PakUgel pekan lalu, kakak yang terkenaldengan perangai baiknya tak mampumengelakkan ajakanku berbuat jahil.

“Kendati perangai itu adalah perilaku

CERPEN

KampungSebungkus Nasi

Novaldi HermanMahasiswa Hubungan

Internasional FISIP URangkatan 2011

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

19

kurang baik, namun itu suatu wujudkelihaian diplomasi,” kata ibu. Taktaulah, aku hanya punya inisiatif yangbuat susah ayah.

Mejaku banyak buku terletak.Berbagai judul buku tak tersusun rapi;di kamar tidur, dapur, meja makan,sampai teras depan. Kakak seringbolak-balik buku musiknya sembarimemainkan gitar pemberian ayahpekan lalu. Sejak dihadiahi benda itu,kakak semakin jarang mau main videodenganku. Sejak itu pula aku seringjengkel, tak satu pun cara berdi-plomasiku mampu membujuk kakakkembali menemaniku bermain.

Pada waktu yang sama, hampir tiaphari ayah mengutak-atik apotek hi-dupnya di pekarangan depan saat ibumenyiapkan makan malam dan men-cari resep baru di buku tata boganya.Aku? Ya, aku lebih memilih membacabuku bergambar yang beberapa haribelakangan ini sering dibagi-bagi gratisuntuk anak-anak di kampung kami.Bapak-bapak yang membagikan bukutersebut mengatakan kalau buku-bukuitu pemberian pemintar kampungsebelah agar anak di kampung kamijadi lebih giat membaca buku.

IBU bangunkan aku. Aku langsungkaget.

Ada suara bising ramai terdengar.Apa itu? Orang sekampungkah?Kenapa ada suara bapak-bapak ber-teriak di depan rumah? Selarut ini?Sudah jam berapa ini? Jelang subuh?

Setiap kali mau bertanya pada ibuapa yang terjadi di luar, acap kali ibumenggelengkan kepala sembari terisaktak teratur. Aku keheranan dan ber-tanya-tanya.

Benar saja, setiap isak ibu terdengar,selalu saja ada balasan makian danteriakan orang di luar.

Ayah?! Mana ayah?Tadi kenapa tak aku tanyakan

dengan ibu. Tapi menjawab tanyakutentang kenapa aku dibangunkan, ibutak bersuara. Tak tahu lagi cara mem-buat ibu berhenti menangis, aku keluardari kamar tidur dan meninggalkannya.Aku penasaran mencari tahu apa yangterjadi malam ini. Kenapa semua ribut?Ada apa?

Kosong, tak ada orang di ruangtengah. Orang-orang bersuara riuh itudatang dari pintu depan.

Gemetar aku mendekatinya.Aku coba buka, namun urung ku

lakukan. Ragu aku. Kakak berteriak dibelakangku. Memanggilku dengansuara keras, bukan dengan nama kecil,namun dengan nama besar.

Nama besar?Kenapa kakakku sendiri memang-

gilku dengan nama besar?Kakakku sendiri melanggar pan-

tangan panggilan nama ke orang lain?Kakakku sendiri melangggar pan-

tangan dan memanggilku dengannama besar? Kakakku?

Tanganku digenggam. Ditarik,dibawanya aku masuk ke kamarnya.Berserakan. Semua berserakan; baju-nya, buku-buku, kumpulan bendabuatan tangannya dikeluarkan. Ber-kemas. Dia segera berkemas, dia mintabantuanku.

Lekas aku masukkan semua kedalam kantong besar yang sedari tadidijinjingnya. Setengah, hampir penuhkantong itu. Dia berlari ke kamarku.Lagi-lagi, dia memanggilku dengannama besarku, yang seharusnya takwajar jika saudaraku sendiri yangmelepaskan panggilan seperti itu padaadik kandungnya.

Kenapa kakak bertingkah aneh?Kenapa ibu menangis?Kenapa warga kampung semua

ribut, melepaskan amarah di depanrumah kami?

Dimana ayah?

SAMPAI di tanganku sepucuk surat,petugas kurir yang mengantar dari salahsatu kampung. Kampung SebungkusNasi? Dimana itu? Aku tak pernahmendengarnya. Mungkin satu per-kampungan baru.

Sejak aku menjadi pembesar negeriyang baru, banyak sekali surat ajuanpermohonan bantuan yang datang.Namun, baru sekali ini surat ajuandialamatkan ke kediaman pribadiku.

Aku buka tergesa. Rasa pena-

saranku cukup besar. Aku baca khid-mat dalam hati.

Kepada Bapak Pembesar Negeri yangkami cintai dan hormati.

Kampung kami, Kampung SebungkusNasi. Dulu, kampung kami bernamaKampung Pintar. Kampung dimana Bapakpernah berkehidupan di sana. Kami yakinBapak masih memiliki kenangan saattinggal di sana.

Kampung Sebungkus Nasi tengahdilanda kesulitan yang menjadi-jadi.Kebutuhan sandang, pangan dan papan takmampu lagi kami penuhi.

Kami tak tahu mau mengadu kemanapermasalahan kampung ini. Sejak terpilihpemimpin negeri sebelum Bapak sepuluhtahun lalu, kehidupan kami jadi kacau-balau. Tak satu pun janji yang diobralpemimpin saat mencalonkan diri terwujud,janji itu palsu. Rencana kami akan dibantukehidupan yang layak dan kemakmurantidak terjadi.

Kampung kami sangat memerlukankedermawanan Bapak untuk memenuhikebutuhan hidup. Saat ini kami ke-kurangan sandang, pangan dan papan. Kamiharap adanya kedermawanan Bapak mem-bantu kami menghadapi krisis ini.

Kampung kami, Kampung SebungkusNasi, mengucapkan terima kasih atasbantuan yang Bapak berikan.

Selembar kertas kosong dan satupena di atas meja ruang tengah akuambil.

Aku tulis beberapa kalimat danalamat sebelum aku beri pada BangPanjul, pekerja kebunku yang seringaku minta tolong mengirimkan ba-rang-barang bantuan ke kampung-kampung. Aku mintakan padanyauntuk memesan dan mengirimkansebungkus nasi ke tiap-tiap rumah diKampung Sebungkus Nasi tadi. Akuharap itu akan cukup. #

CERPEN

Ilustrasi: Nata

20 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

AWAL April lalu Balai SerinditGedung Daerah Riau dipenuhi orangberkaos biru muda. I Love Someone withAutism tertulis di bagian depan kaos.Mereka hendak tonton pemutaranfilm dalam rangka Hari Autis Seduniayang diperingati setiap l 2 April. Usaipemutaran film, acara dimulai. Seorangwanita berjilbab berjalan tergesamendekati Ketua Umum ForumPengembangan Anak Penyan-dangAutis (F-PAPA), Dra. Hj. SeptinaPrimawati, MM. Wanita itu adalahRovanita Rama, SE, MH, PendiriKlinik Terapi dan Sekolah AnakMandiri.

Klinik Terapi dan Sekolah AnakMandiri didirikan Rovanita Ramauntuk anak berkebutuhan khusus.Kepeduliannya pada anak-anak ber-kebutuhan khusus diawali ketikaanaknya, Zaky Kairi Bagawan men-derita autis.

Zaky anak kedua Rovanita. Awal-nya tak ada yang aneh pada kelahirananaknya. Ia lahir dengan berat 3,94 ki-logram dan panjang 51 sentimeter.Normal.

Kejanggalan mulai dirasakanRovanita saat Zaky tak pernah mela-kukan kontak mata pada usia 6 bulan.Ia juga alami gangguan pencernaantiap selesai makan. Gerak motoriknyaterbatas. Di usia 1 tahun, ia belummampu minum sendiri serta sulitmengunyah maupun menelan ma-kanan. “Zaky mampu berjalan padausia 18 bulan tanpa melalui fasemerangkak,” kata Rovanita.

Sejak Zaky berusia 2 tahun, Rova-nita mulai mengumpulkan informasiterkait permasalahan buah hatinya.Setahun penuh konsultasi rutindengan dua psikolog, tiga dokter anak,satu dokter spesialis syaraf anak, satudokter THT dan dua psikiater. Doktersyaraf menduga ada masalah denganmoto-rik Zaky. Ia merekomendasikanagar Zaky diperiksa di Singapura.

Setelah diperiksa, hasilnya Zakydivonis menderita autis PPD-NOS.

AUTIS dari kata auto berarti sendiri.Istilah autisme diperkenalkan pada

1943 oleh Leo Kanner seorang psi-kolog. Dari sisilain.net dinyatakan autismerupakan gangguan perkembanganyang sangat kompleks pada anak.Gejalanya telah timbul sebelum anakberusia tiga tahun. Penyebab autisadalah gangguan pada sistem syarafyang mempengaruhi otak. Hal inimenyebabkan anak tidak mampuberkomunikasi atau berinteraksi efektifdengan dunia luar.

Gejala penyandang autis terlihat darisikap anak yang tidak peduli ling-kungan, menolak berinteraksi atauberkomunikasi serta asyik dengandunianya sendiri. Penyandang autis jugasulit memahami bahasa dan berko-munikasi verbal.

Pervasive Develompmental Disorder NotOtherwise Specified (PDD-NOS) meru-pakan salah satu jenis gangguan autis.Dari klinikautisindonesia.wordpress.comdinyatakan istilah ini digunakan diAmerika Serikat. PDD-NOS merujukpada gangguan autis yang berakibatrendahnya interaksi sosial dan komu-nikasi. Ia bisa memberikan respon takwajar pada rangsangan sensorik.

Sejak divonis menderita autis PPD-NOS, Zaky intens mengikuti terapihingga usia 3,5 tahun. Rovanita mulai

mempelajari soal autis saat suaminyapindah kerja ke California, AmerikaSerikat.

Di Amerika, Zaky sekolah di TKinklusi, sekolah untuk anak berke-butuhan khusus. Di sekolah ituRovanita belajar cara menangani anakberkebutuhan khusus dengan seorangterapis. Ia juga ikut pelatihan berser-tifikat dari asosiasi profesi terapis.

Tahun 2000 Rovanita dan keluargakembali ke Pekanbaru. Terapi Zakyterus berlanjut berbekal ilmu dari Cali-fornia. Saat itu pula Rovanita mulaiberkeinginan menolong anak-anak lainseperti Zaky dengan membuka klinikterapi untuk anak autis.

Tahun 2003 Rovanita memper-dalam ilmu tentang autis denganmengikuti pelatihan Texas Associationfor Behavior Analysis Autism Special In-terest Group di University of Houstonselama 2 tahun. Saat itu suaminyamendapat tugas kerja di Houston,Amerika Serikat.

Tahun 2005 Rovanita bersamakeluarga kembali ke Indonesia, namuntinggal di Jakarta. “Saat itu susah sekalimendapat sekolah bagus untuk Zaky,tidak seperti di Amerika,” katanya.

Semua Karena Zaky

ALUMNI

Oleh Heldi Saputra

Istimewa

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

21

ROVANITA Rama asal Jakarta. Saatorang tuanya pindah ke Pekanbaruuntuk membuka usaha, seluruhkeluarga turut ke Pekanbaru. Saat ituRovanita berusia 5 tahun. Ia punmenyelesaikan jenjang pendidikannyadi Pekanbaru.

Berkat kecerdasannya, Rovanitatidak pernah merasakan duduk dibangku kelas 6 SD. Usai kelas 5, iadirekomendasikan melanjutkan pen-didikan ke SMP Negeri 3 Pekanbaru.Ia dikenal sebagai anak pintar, selalujuara kelas. “Waktu kecil saya juga sukabaca koran,” ujarnya.

Tahun 1987, Rovanita mendaftarke Universitas Riau Fakultas Ekonomi.Ia masuk melalui jalur Seleksi Pene-rimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru)--sekarang Seleksi Bersama MahasiswaPerguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).Ia diwisuda tahun 1992. Selama kuliah,ia juga pernah menjadi mahasiswateladan tiga se-Universitas Riau. “Al-hamdulillah semasa kuliah semua baik-baik saja. Semua harus disyukuri dalamkeadaan apapun,” ucapnya.

KESULITAN Rovanita menemukansekolah untuk Zaky membuatnyatergerak menolong anak-anak berke-

ALUMNI

butuhan khusus lainnya. Ia punmendirikan Klinik Terapi dan SekolahAnak Mandiri. Klinik sekaligus sekolahini berlokasi di Jalan Kutilang Keca-matan Sukajadi Pekanbaru. Hingga kinisudah ada 150 anak berkebutuhankhusus yang bersekolah di kliniktersebut.

Rovanita menjelaskan Klinik Terapididirikan untuk memperkuat motorikatau gerak syaraf tubuh anak. Sedang-kan Sekolah Anak Mandiri menjadiwadah mendidik anak agar lebihmandiri dalam mengurus dirinyasendiri. “Paling tidak mengurus kebu-tuhan mereka sendiri, seperti makan,minum, menulis, berbicara, dan lain-nya,” katanya.

Klinik Terapi dan Sekolah AnakMandiri didirikan tahun 2010. Tenagadokter dan para terapis direkrut dariberbagai daerah, termasuk Jakarta.Semuanya memiliki izin praktik da riDepartemen Kesehatan Republik In-donesia. “Ilmu itu harus disebarkankarena tak ada ilmu yang tak ber-manfaat.” #

IstimewaIstimewa

Foto bersama saat peresmian Klinik Terapi dan Sekolah Anak Mandiri(gambar kiri). Rovanita Rama (kerudung merah) bersama keluarganya(gambar kanan)

Nama : Rovanita Rama, SE, MH

TTL : Jakarta, 16 Februari 1970

Ayah : HB Ramayulis

Ibu : Hj. Matura Rama

Pendidikan :SDN 035 Pekanbaru

SMPN 3 Pekanbaru

SMAN 1 Pekanbaru

S1 Fakultas Ekonomi UR

S2 Universitas Jayabaya

Suami : Ir. Bagawan Isa Wahyudi, MBA

Ibu dari tiga anak

• 1999 : Pemilik dan Pengelola Pusat

Pelatihan Terapi Anak Mandiri,

Pekanbaru

• 1999 : Volunteer di Special Education

Class Bolinger Canyon, San Ramon

- California, USA

• 2002 : Pelatihan Teknis Pelayanan

Pendidikan bagi Anak Autistik

oleh Direktorat Pendidikan

Luar Biasa, Jakarta

•2003 - 2005: Mengikuti Pelatihan -

pelatihan yangdiselenggarakan

oleh Texas Association for

Behavior Analysis Autism

Special Interest Group di

University of Houston, USA.

• 2006-2008: Koordinator Kelas Khusus

pada SD Inklusi 04 Batu Ampar,

Jakarta

• 2008-2009: Menulis untuk Majalah “Anak

Spesial” Rubrik” Tips Bunda”.

• 2010-sekarang: Penanggung Jawab “Parent

Support Group Anak Mandiri” dan

Pembicara/Narasumber Sosialisasi

dan Penanganan Anak

Berkebutuhan Khusus.

Data Diri

22 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

UNIVERSITAS dan politik punyahubungan tak biasa. Rumit ketikabelum paham hakikat masing-masing.Di Indonesia cerita politik masukkampus mulai dibicarakan serius saatDr. Daoed Yoesoef, ekonom politikdan moneter internasional, menjadiMenteri Pendidikan dan Kebudayaan(1978-1983). Daoed mengaku ketikamasih mahasiswa S3 ekonomi di Uni-versitas Sorbonne, ia telah tulispemikirannya tentang pendidikan dandibahas bersama Hatta. DiperkirakanBung Hatta lah yang mengusulkannyakepada Presiden Suharto, agar diadiangkat menjadi Menteri Pendidikandan Kebudayaan.

Pendirian Daoed Yoesoef tentangpendidikan, kaitannya dengan politikada dua; Pertama, bahwa di kampustidak boleh ada kegiatan politik praktis!Mahasiswa, seperti dinyatakan dalamNormalisasi Kehidupan Kampus(NKK) tidak dibolehkan berpolitikpraktis dalam kampus.Tetapi, kedua,beliau mendukung pembelajaran danpembahasan akademis mengenaipolitik di dalam kampus.

Politik di kampus haruslah di-pandang sebagai objek ilmiah. Ia perludikaji, dibahas secara akademis dandiperdebatkan dalam suatu tulisan,penerbitan dan pertemuan ilmiah.Tujuannya, menemukan kebenaranatau hakikat politik. Jika ingin ber-politik praktis, silakan di luar kampus.

Kampus harus menghasilkan ilmudan konsep tentang politik. Bukanmenjadi objek politik dengan menye-lenggarakan politik praktis. Bila suatukampus terkooptasi oleh politik—laluakan disibukkan oleh politik praktis—maka lembaga apa lagi yang seyogyanyamengembangkan, menghasilkan ilmu,konsep politik, menemukan wujudpolitik dan memajukan budaya danadab politik yang benar.

Hubungan sesama dosen, sesamamahasiswa serta hubungan dosen dan

mahasiswa seharusnya menggam-barkan suasana akademis. Sebagai ‘civi-tas academica’ suatu kampus ‘academia’yang bersuasana ‘collegial’ , suatukemitraan dengan tujuan bersamamemajukan ilmu, teknologi, seni-budaya, serta peradaban suatu ma-syarakat dan umat manusia.

Bila kampus menjadi objek politik,maka suasana dan budaya akademistergusur. Akan terjadi kegalauansuasana akademis, seperti kekacauanpolitik di Indonesia dewasa ini.Perhatikanlah apa yang dipraktekkanoleh para elit politik di eksekutif,legislatif dan yudikatif yang jadi objekkekuasaan dan tujuan partai politik.

Hubungan mereka tidak berkenaandengan mengurus negara, bukan jugademi tercapainya tujuan bangsa Indo-nesia—memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan ikut aktif membangunperdamaian dunia. Apa yang dilakukankini lebih menampilkan prilaku dankegiatan yang membuat negeri inisemakin terpuruk, serta rendah mar-tabatnya di mata dunia.

BILA suatu kampus sudah tercampurpolitik praktis, maka yang kita lihatseperti belakangan ini terjadi, dalampemilihan rektor, dekan, BEM, danlain-lain. Ia menjadi suatu kegiatanpolitik, penuh intrik, rasuah dankonspirasi.

Memang sejak reformasi tahun2000 ada tuntutan dari kalangan civitasacademica agar kampus meniru apa yangdilakukan di gedung DPR/DPRD.Seorang profesor dalam suatu sidangsenat dengan lantang menuntut agaruniversitas kita meniru apa yangdilakukan politik praktis di luarkampus.

Dosen politik, filsafat, dan maha-siswa menuntut agar dilakukan de-mokratisasi kampus. Mereka me-mandang masyarakat akademis, ‘civitas

academica’ sama bahkan harus samadengan masyarakat luar kampus. Justruyang dijadikan model ialah masyarakatpolitik praktis luar kampus. Karenasalah persepsi hakikat kampus, merekamenyamakan diri dan meniru masya-rakat politisi luar kampus. Terbuktipara lulusan dan akademisi kampussedang antri bersama pelaku politiklain masuk penjara, di pengadilan danyang sudah diputuskan jadi penghunipenjara. Bangsa ini kehilangan modelyang dipanut.

Kampus dituntut harus ada pemi-sahan kekuasaan di senat universitasdan fakultas. Badan pemerintahanmahasiswa memisahkan kekuasandalam dwi-politika! Bukan trias politica.BEM (eksekutif) dan BLM (legislatif),lantas mana badan yudikatif ?

Jabatan di dalam lembaga maha-siswanya seperti membuat partaipolitik kecil di lingkungan kampus.Ada presiden, gubernur, menteri-menteri. Sehingga seorang rektormerasa salah kaprah sewaktu harusmelantik presiden mahasiswa berikutkabinetnya, yang di antaranya adamenteri pendidikan. Begitulah, jadilucu bila kampus menyontoh politikpraktis di luar kampus dan hilangwarna ilmiah, logika dan aromaakademis.

Mahasiswa diharuskan untukmenunjukkan kartu penduduk dalamproposal skripsinya agar dapat di-arahkan memilih seorang calon wakilgubernur (benaran). Kampanye Pil-gubri di media ternama Riau, seorangrektor diusung jadi wakil gubernur.Pengembangan keusahawanan di-bungkus dengan kegiatan kampanyecalon gubernur (politik praktis).Segelintir warga kampus sedang hauskekuasaan. Bila tak dapat berkuasa,melayani dan dekat-dekat dengankekuasaan pun jadilah.

Ketika pemilu DPR dan DPD,dosen yang berorientasi politik praktis

Politik Masuk Kampus,Bo l ehkah?

KOLOM

MA Syukron

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

23

sibuk mengajukan pengunduran diridari warga akademis. Sebagai pegawainegeri, surat pengunduran diri dariPNS merupakan syarat untuk bisa jadicalon legislatif. Foto mereka terpam-pang di berbagai selebaran dan suratpencoblosan. Akan tetapi ketika tidakterpilih, ada yang mengaku sudahmenarik diri dari pencalonan dan sibukmenuntut dan mengadu pada polisi.Ada yang minta agar surat pengun-duran diri diabaikan. Ada isteri yangsambil menangis minta supaya sua-minya tetap jadi dosen dan dia yangterima gajinya, walaupun sang suamisudah mengundurkan diri dan diber-hentikan.

Bahkan ketika surat persetujuanpengunduran diri alias surat pem-berhentian dikeluarkan, ada yangmerasa dirinya dizalimi dan tidak adil!Ada media mahasiswa dan koran lokalikut membela sang dosen denganpelbagai cara menyebarkan dusta.Dimanakah nilai ilmiah dan akademissemua suasana itu? Ternyata suasanailmiah dan akademis sudah tergusur,kabur dan ngawur oleh segelintir kecildosen dan mahasiswa yang orien-tasinya politik praktis.

Bagi mereka suasana ideal sepertipolitik yang dilakukan para politikusdi luar dan masuk ke kampus. Karenaitu mereka berusaha agar politik praktisjuga masuk kampus.

DI NEGARA maju, yang masya-rakatnya berbudaya dan beradab, parapemimpin dan politisinya hati-hatibahkan cenderung menghindar darimemanfaatkan kampus untuk tujuanpolitiknya. Mereka paham hakikat danfungsi universitas, karena merekaumumnya lulusan universitas.

Universitas yang tradisi akade-misnya mapan, civitas academica-nya jugatidak akan latah mengundang parapolitikus mencemari suasana akade-misnya. Jika ada yang coba hal itu,maka akan ada ‘backlash’ . Calonpemimpin yang tidak ‘prudential’ takakan dipilih masyarakat akademisnya.Logikanya sederhana. Belum berkuasasaja sudah curang, apa lagi saatberkuasa. Akan terbukti nanti, dahsyatkecurangannya, zalim dan korup!

Politik praktis orientasinya ke-kuasaan. Kekuasaan berada di tanganrakyat (demokrasi: kekuasaan rakyat).Kekua-saan rakyat ditentukan olehsuara terbanyak dalam pemilihan raya.

Demi berkuasa apapun dilakukanuntuk mendapatkan suara rakyatterbanyak. Bila telah berkuasa: zalim,otoriter dan korup. Upaya yang di-lakukan adalah mempertahankan ataumenambah waktu dan daerah ke-kuasaannya. Semakin berkuasa se-makin korup dan zalim!

Universitas dan civitas academicalazimnya berorientasi pada ilmudengan tradisi akademis. Tujuannyamenemukan kebenaran: keberadaanpengetahuan yang benar. Knowledge ispower. Pengetahuan adalah kekuatan.Oleh sebab itu, usaha utama mene-mukan pengetahuan yang benar dankebenaran ilmu itu tidak dapat dipu-tuskan berdasarkan kekuatan orangyang banyak pengetahuan.

Hasil suatu penelitian tidak diten-tukan kebenarannya melalui pemilihansuara terbanyak dalam suatu seminar.Kebenaran suatu penelitian hanya bisadibatalkan oleh penelitian lain yangmembuktikan hasil penelitian itupalsu. Selama tidak ada penelitian yangmembuktikan kepalsuannya falsifica-tion, maka suatu penelitian masihbenar sampai saat itu. Walaupunkebenaran itu ditemukan oleh seorang

KOLOM

dan ditolak oleh banyak orang.Universitas yang ideal, kampusnya

sebagai pusat kebudayaan. Suatuwahana yang memelihara, mengem-bangkan, memajukan budaya danperadaban. Di sana berkumpul suatumasyarakat yang berbudaya. Tujuannyamembangun budaya juga peradaban.Universitas di suatu masyarakat harusjadi sumber gagasan dan model bu-daya. Bahkan pembangun peradabansuatu masyarakat.

Maka seyogyanya, masyarakatlahyang meniru budaya di universitas.Kampusnya tidak boleh dikendalikanmasyarakat atau politisi. Universitastidak patut menjadi pelayan politikpraktis. Universitas tidak elok meniruapa yang dilakukan oleh partai politik;legislatif, eksekutif dan yudikatifsekalipun. Sebab universitas adalahsumber gagasan dan pengetahuan baruyang memajukan budaya dan pera-daban dengan meneroka masa de-pannya. Di dalamnya termasuk politiksebagai ilmu, metoda, dan masyarakat.

Jangan jadikan politik sebagaipanglima di kampus! Sebagai aka-demia, kebenaran dan ilmu adalahlogico-rational-nya universitas. #

Ilustrasi: Dayat

24 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

DUA mahasiswa menghadap sebuahpapan berbentuk perahu dengan tujuhlubang kecil sejajar dan dua lubangbesar di ujungnya. Emi mengoper satuper satu biji dalam genggamannya kesetiap lubang. Sedangkan Faisal me-mandangi papan, menanti giliran.

Permainan ini disebut congkak,salah satu permainan tradisional yangbanyak mengandung konsep mate-matika. Sebelum permainan dimulai,semua lubang kecil harus diisi bijidengan jumlah sama banyak. Bermaincongkak mengajarkan kita untuk jujurserta taat akan aturan yang ada.

Congkak menjadi salah satu ins-pirasi Yenita Roza dalam melakukanpenelitian. Dosen Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univer-sitas Riau Jurusan Matematika ini inginmengenalkan kembali permainantradisonal lewat pelajaran matematika.“Bagaimana konsep matematika bisadipahami sambil bermain dan ada nilaikarakternya,” kata Yenita.

Lengkapnya Yenita meneliti AnalisisPemikiran Matematika pada PermainanTradisional dan Tradisi Rakyat DaerahRiau untuk Pengembangan PendidikanKarakter dalam Pembelajaran MatematikaRealistik. Penelitian tersebut mendapatsupport dana Strategi Nasional (Stranas)pada tahun 2011 dan 2013. “Endingnyaakan dibuat buku untuk guru ma-tematika di sekolah,” ujarnya.

SEMUA ini bermula dari tuntutanpemerintah melalui Dinas PendidikanNasional soal pendidikan berkarakter.Kurikulum 2013 mewajibkan semuamata pelajaran harus menerapkannya,tak terkecuali matematika. Yenita lantasberpikir nilai karakter pada matematikabisa diimplementasikan pada per-mainan tradisional.

Yenita bersama timnya, Titi Solfitridan Syarifah Nur Siregar mulai turunke daerah pada Mei 2012. Ada tigalokasi yang dipilih: Siak, Pekanbaru danKampar. Siak mewakili daerah yang

masih kental tradisi. Pekanbaru dinilaisebagai daerah perkotaan yang per-mainan tradisionalnya mulai hilang.“Sedangkan Kampar merupakandaerah perbatasan kota dan kabupaten.Jadi bisa mewakili daerah lainnya,” jelasYenita.

Dari hasil jelajah, mereka putuskanada tujuh permainan tradisional yangcukup besar kaitannya dengan pelajaranmatematika. Selain congkak yang sudahdijelaskan di atas, permainan lainnyayakni besimbang.

Besimbang banyak dimainkan didaerah pantai dengan alat bantu kulitkerang. Cara bermainnya, kulit kerangakan dilambung. Saat kulit kerangberada di atas, pemain harus sigapmengambil kulit kerang lain yang adadi lantai. Begitu seterusnya, diambilsatu per satu hingga kulit kerangterambil semua.

Para pemain besimbang dudukmelingkar dengan jarak sama. Yenitamenuliskan dalam penelitiannya, jarakini menerapkan konsep lingkarandalam ilmu matematika. Selain itu,konsep perhitungan—tambah-ku-rang-kali-bagi—juga ada dalam per-mainan ini. Nilai karakternya demo-kratis, jujur, cerdas, cermat dan tepatterutama dalam mengambil kulitkerang di lantai.

Selain besimbang, guli atau ke-lereng juga menerapkan konsep ling-karan. Para pemain dituntut bisamengukur jarak yang tepat sehinggaguli yang dilentikkan tepat masuk kelubang berbentuk lingkaran.

Konsep bangun datar diterapkanYenita melalui permainan galah. Iabiasa dimainkan dalam regu. Akandibuat garis berbentuk bangun datarseperti persegi, persegi panjang atausegitiga. Regu yang bertahan akanmenjaga garis lapangan agar regupenyerang tak bisa lewat. Regu ber-tahan berusaha menyentuh penyerangagar bisa menang. Sedangkan pe-

Bel ajar Sambil Mel est arikanTradisi

SEMPENA

Oleh Muhammad Hasbi

Data DiriNama : Hj. Yenita Roza, Ph.DTTL : Painan, 14 Juni 1963Pendidikan: S1 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang

S2 University of Kentucky Lexington S3 Kansas State University Manhattan

Organisasi: Bulan Tsabit Merah Provinsi Riau 2007 Pusat Data dan Informasi Perempuan Riau (Pusdatin Puanri)

Suryadi BM

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

25

nyerang berusaha melewati garis depanhingga belakang dan kembali lagi kedepan. Jika berhasil tak tersentuh,mereka menang. Permainan ini me-ngajarkan kita untuk sabar, jujur, gigihdan menerima kekalahan.

Permainan tradisional ligu jugamenerapkan konsep bangun datar.Permainan ini menggunakan tem-purung kelapa yang belum terlalu tuaserta sebilah bambu untuk memukulligu. Cara bermainnya, pemain harusbisa menjatuhkan ligu lawan yangtertancap di tanah dengan ligu miliknyayang digerakkan dengan sebilah Bilaberhasil, ia menang. Ligu bisa dibentukmenjadi apa saja sesuai keinginanpemain. Kreatif, terampil, cerdas, danketelitian diperlukan dalam permainanini.

Satu permainan tradisional lagi yangmenerapkan konsep bangun datar yaknirimau. Permainannya mirip dengancatur. Biasanya digunakan media papanyang digores membentuk petak-petakseperti papan catur. Petak-petak terse-but diisi bebatuan kecil. Permainan inimengajarkan menghitung peluang. Jikasatu batu dipindahkan, berapa besarpeluang bisa menang. Perlu kecerdasan

SEMPENA

serta kekreatifan tinggi dalam bermainrimau.

Begitu pula pada permainansetatak. Area bermain dengan bentukpersegi, trapesium maupun lingkaranmengajarkan materi bangun datar.

SELAIN permainan tradisional,Yenita Roza juga membidik beberapatradisi daerah yang menerapkan kon-sep matematika. Malamang misalnya.Makanan khas daerah Kampar inidimasukkan ke dalam bambu yangdilapisi daun pisang. Konsep ma-tematikanya menyangkut luas daunpisang yang harus digunakan. Selainitu, “Berapa liter beras yang harus diisike bambu serta perbandingan banyak-nya beras dan santan yang diperlu-kan,” jelas Yenita.

Lampu Colok adalah tradisi lain-nya dalam penelitian Yenita Roza.Konsep matematika diperlukan dalammerangkai lampu colok membentuksebuah bangun yang diinginkan.

Kendala waktu jadi persoalantersendiri bagi Yenita untuk mela-kukan penelitian terkait tradisi ma-syarakat. Ia harus menunggu eventbesar, baik untuk Malamang maupun

Lampu Colok. Tradisi Lampu Colokbisa diamati Yenita melalui event LombaMinggu Budaya di Siak. SedangkanMalamang dilihatnya saat ada perni-kahan seorang tetua di Kampar.

YENITA Roza berharap hasil pene-litiannya bisa merubah pendapat anak-anak soal matematika. Ia juga inginanak-anak tak melupakan permainantradisional. “Anak sekarang mainnyakomputer, games atau nongkrongdengan teman-teman. Padahal per-mainan tradisional asyik juga,” ujarnya.

Ia coba mewujudkan asanya me-lalui penelitian ini. Suatu kali Yenitaturut mengajarkan anak-anak SDN 018Teluk Kenidai Kampar bermain seta-tak. Di setiap kotak diberi satuan uang.Anak-anak diajarkan pelajaran matauang.

Kegiatan tersebut membuat guru-guru menjadi sadar ternyata pelajaranmatematika bisa diterapkan melaluipermainan tradisional. Dengan begitu,keinginan Yenita mengajarkan konsepmatematika melalui permainan tra-disional sekaligus melestarikan per-mainan tradisional yang kian langkamenjadi kenyataan. #

FOTO

Internet

26 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

RUMAH panggung berdindingpapan dengan cat cokelat tua berada dipinggir Sungai Siak. Dua daun jendeladihiasi gorden putih terbuka meng-hadap sungai. Pintu masuk terletak dibagian samping rumah. Untuk masukke dalam rumah, tangga batu putihyang mulai kusam harus disusuri. Dikolong rumah ada pintu masuklainnya, tertutup papan. Ruang bawahini dijadikan gudang penyimpanan.

Ini rumah H. Yahya. Catatanriwayat rumah tertempel rapi didinding bagian kanan dekat pintumasuk. Ia akan terlihat ketika hendakmenginjakkan kaki ke dalam rumah.Catatan tersebut dibuat Drs. H.A.Tanwir Ayang, MSi.

“Bapak kena stroke, tak bisa bicara,tapi masih bisa berjalan,” ujar Irfan.

Irfan anak Tanwir Ayang. Tanwirdikenal sebagai budayawan Riau yangtelah lama menetap di Jalan Per-dagangan Kampung Bandar Sena-pelan nomor 212. Ia menantu Hj.Razmah Yahya, anak kedua H. Yahya.

Rumah H. Yahya bukan rumahbiasa. Tiang penyangganya cukuptinggi, berbeda dari rumah sekitarnya.Elmustian Rahman, Ketua PusatPenelitian Kebudayaan dan Kema-syarakatan (P2KK) Universitas Riaumenyatakan, bentuk rumah cerminanstrata sosial pemiliknya. “Semakintinggi tangga batu rumahnya, semakintinggi strata sosialnya di masyarakat,”jelas Elmustian.

Model rumah melayu juga punyafilosofi tersendiri. “Rumah berataplimas berdinding papan yang disusunvertikal, seperti rumah H. Yahya, hanyaboleh dimiliki orang kaya atau yangpunya kekuasaan di lingkungan itu,”kata M. Tohirin, anggota Balai Peles-tarian Cagar Budaya (BPCB). BPCBberpusat di Batu Sangkar denganwilayah kerja Sumatera Barat, Kepu-lauan Riau dan Riau.

Kini rumah H. Yahya terdiri daritiga ruangan. Ruang depan diisi duamesin tenun. Kegiatan menenundilakukan warga sekitar. “Dengankegiatan ini kita dapat ilmu, dari padatidur di rumah, lebih bagus belajarmenenun di sini,” kata Ruhaya sambilmemainkan alat tenun. Ruhaya meru-pakan warga sekitar rumah H. Yahyayang aktif belajar menenun di rumahtersebut.

Ruang tengah dibagi tiga kamar.Satu tiang penyangga menuju lantai atasberada di tengah ruangan. “Dulu kalautamu datang anak-anak H. Yahya naikke lantai atas sambil ngintip-ngintiptamu,” kenang Irfan. Kini lantai atassudah tak digunakan lagi. Tiang pe-nyangga untuk naik ke lantai atas punsudah tak ada.

Satu ruangan lagi dijadikan dapur,letaknya agak rendah dari ruang depandan ruang tengah. Dapur ini sudahdirenovasi. “Dulunya dinding kayu,sekarang sudah jadi beton,” kata Irfan.Tak hanya dapur, sebagian tiang rumahdan lantai juga sudah direnovasi.“Kayunya sudah mulai kering danlapuk,” tambahnya.

MENURUT catatan yang ditulisTanwir Ayang juga dari pengakuanIrfan, anaknya, H. Yahya memangseorang kaya dan berpengaruh dilingkungannya. Ia seorang tauke getahkaret dan pedagang komoditas pokok.

Irfan bercerita, karet diambil dariTapung—saat itu Tapung jadi pusatdagang karet terbesar—dibawa H.Yahya ke Pekanbaru. Kini Tapungmerupakan salah satu kecamatan diKabupaten Kampar. Setelah tiba diPekanbaru, karet dilayarkan denganperahu ke Singapura. Seminggu ke-mudian, bahan pokok seperti gula danberas dibawa kembali ke Pekanbaru dariSingapura. Model perdagangan barterseperti itu yang dilakukan H. Yahya.

Karet ditukar dengan komoditaspokok.

Komoditas pokok yang dibawadari Singapura ini kemudian dijualH.Yahya kepada masyarakat sekitarkampung. Dari hasil perdagangan ituia membangun sebuah rumah disekitar Sungai Siak pada 1887. “Agarmudah menambatkan perahu dandekat dengan rumah,” jelas Irfan.Rumah itu kini dikenal sebagai rumahH. Yahya.

Di rumah tersebut, H. Yahyatinggal bersama isterinya Zainab dankelima anaknya: H. Abdul HamidYahya, Hj. Razmah Yahya, KamsiahYahya, Hj. Ramnah Yahya dan NursiahYahya.

Sebelum kemerdekaan Indonesia,rumah H. Yahya pernah menjadimarkas pergerakan pejuang fisabilillah.Pejuang fisabilillah membantu dalammerintis kemerdekaan Indonesia.Perjuangan dirintis lewat jalur dakwah.Anak pertama H. Yahya, Abdul HamidYahya ikut terlibat dalam perjuangan.

Pejuang fisabilillah menjadikanrumah ini tempat berkumpul, rapatserta penyimpanan logistik sekaligusdapur umum. Menurut Irfan, sebe-narnya para pejuang fisabilillah punyarumah masing-masing di sekitarkampung Bandar Senapelan. Namunrumah H. Yahya dijadikan tempatberkumpul karena rumahnya palingbesar.

Setahu Irfan, saat itu H. Yahyaberperan menyediakan logistik untukpara pejuang fisabilillah. Ia juga bantumemasok senjata dari Singapura.Anak-anak perempuan H. Yahyamembantu sediakan makanan. “Kalausudah masak, anak perempuan mem-bungkus nasi untuk pejuang fisa-bilillah,” kata Irfan.

Tanwir Ayang dalam catatan riwayatrumah H. Yahya yang ditulisnya me-nyatakan penjajah Belanda mengetahui

Rumah Melayu BekasMarkas Perjuangan

KILAS BALIK

Oleh Suryadi

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

27

keberadaan rumah dan tempat ber-kumpul pejuang fisabilillah tersebut.Sehingga demi alasan keamanan,tempat rapat dan pertemuan parapejuang dipindahkan ke Surau Irhaashdi Jalan Senapelan.

Selain markas pejuang fisabilillah,Tentara Nasional Indonesia (TNI)pada 1958 juga pernah menjadikanrumah H. Yahya markas sekaligustempat tinggal mereka. Ini terjadi saatera penumpasan pemberontakanPemerintahan Revolusioner RepublikIndonesia (PRRI) di Sumatera BagianTengah (Sumbagteng) khususnyaRiau. PRRI merupakan gerakan per-tentangan antara pemerintah pusat(Jakarta) dengan pemerintah daerah,dideklarasikan pada 15 Februari 1958.Gerakan ini dipengaruhi adanya tun-tutan otonomi daerah lebih luas.

Tim penyusun Universitas Riaupada buku sejarah Riau menuliskan,di tengah pemberontakan, Soekarno,Presiden Republik Indonesia keluarkanperintah untuk menindak pembe-rontakan tersebut.

Atas perintah Presiden, pejuang-pejuang daerah Riau menggabungkandiri dengan Angkatan BersenjataRepublik Indonesia (ABRI). Mereka,H.R. Syamsuddin, A. Manaf Hady,

Endut Gani, Umar Usman, A. Ha-syim, T. Mahmud Anzam, Azhar Jalil,M. Taher. Langsung di bawah ko-mando Gerakan Pembela Proklamasi 17Agustus 1945, dipimpin Overste Su-hendro dan Overste Magenda, merekadiberangkatkan dalam dua gelombangke basis Tanjung Pinang.

Untuk mengetahui pertahananPRRI di sepanjang Sungai Siak danPekanbaru, M. Taher dan Hasyimdikirim ke Pekanbaru untuk me-ngambil laporan dan harus kembalisebelum 8 Maret 1958.

Langkah pertama pemerintah RIdalam merencanakan operasi militer didaerah Riau adalah menduduki Pe-kanbaru dengan cara menguasai jalanDumai-Pekanbaru dan jalan SungaiPakning-Pekanbaru. Pukul 7.30 pa-sukan payung yang terdiri dari ReguPasukan Komando Angkatan Darat(RPKAD) dan (Pasukan Gerak TjepatAngkatan Udara Republik Indonesia(PGT AURI) diterjunkan di lapanganterbang Pekanbaru. Pukul 12.00 lapang-an terbang dapat digunakan untukmendaratkan pesawat-pesawat dantepat pukul satu siang Kota Pekanbarudan pelabuhan dapat diduduki. Pa-sukan PRRI satu batalyon menyerahtanpa perlawanan, ada yang melarikan

KILAS BALIK

Fad

li B

M

diri dan membuang senjata.

SEIRING berjalan waktu, anak-anakH. Yahya menikah dan tinggal dirumah masing-masing. Namun Raz-mah, anak kedua H. Yahya, bersamasuaminya, Muhammad Sech tetapmenempati rumah H. Yahya. Takberapa lama, Razmah pindah rumahsehingga rumah H. Yahya ditempatioleh anak keempatnya, Ramnahbeserta suami H. Ibrahim.

Di rumah tersebut, Ramnah danH. Ibrahim mengajar mengaji anak-anak sekitar kampung. Mereka jugamengajarkan menenun dan membuatsongket. Ramnah juga menjadi MakAndam, penghias pengganti pengan-tin saat pesta pernikahan. Terakhir,rumah tersebut ditempati YusufIbrahim, anak Ramnah dan H. Ib-rahim.

Kini, kata Irfan, tak ada keluargaatau keturunan H. Yahya yang tinggaldi rumah tersebut. Rumah hanyadijadikan tempat belajar menenun.Dua mesin tenun serta benang pe-mintalnya memenuhi ruang depanrumah. “Saya sering-sering datang kesini untuk lihat-lihat,” kata Irfan.Rumah Irfan hanya selemparan batudari rumah H. Yahya. #

Rumah H. Yahya kini digunakan untuk kursus menenun bagi warga sekitar.

Fadli BM

28 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

RANCANGAN Undang-undangPemberantasan Perusakan Hutan,disingkat RUU P2H sedang dalamtahap pembahasan oleh Komisi IVDewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia. Komisi ini membidangipertanian dan kehutanan. Rancangandibahas dalam Sidang Paripurna untukditentukan disahkan atau tidaknya.Melalui rancangan ini, KementerianKehutanan berharap ada dasar hukumuntuk berantas illegal logging sertapenebangan illegal.

Di tengah pembahasan, penolakanterhadap rancangan berdatangan. Salahsatunya dari Koalisi Masyarakat Sipiluntuk Kelestarian Hutan, disingkatKMSKH. Menurutnya, rancangan inimemuat aturan-aturan yang meng-kriminalisasi masyarakat sekitar hutan.Dikutip dari sawitwatch.or.id, adaketentuan berisiko merugikan ma-syarakat.

Ketentuan tersebut ada dalampasal 11 huruf a juncto Pasal 82 .Dinyatakan jika ter jadi penebangan dikawasan hutan tidak sesuai perizinan yangdilakukan orang di sekitar dan dalam

RUU P2H: KriminalisasiMasyarakat Adat

kawasan maka dikenakan sanksi. Pidanapenjara tiga bulan hingga sepuluhtahun serta denda hingga lima miliarrupiah.

Protes juga datang dari Sulawesi.Rahman Dako, aktivis lingkungan dariSustainable Coastal Livelihoods and Man-agement (Susclam) Teluk Tomini kata-kan, di Gorontalo masih banyak desadi kawasan hutan. Mereka mudahterjerat aturan ini jika disahkan.

Komisi Nasional Hak Asasi Ma-nusia biasa disebut Komnas HAM,meminta DPR RI menunda pem-bahasan RUU P2H sampai ada jami-nan pemenuhan hak-hak masyarakatadat/lokal yang bergantung hidup darihutan. Jangan sampai terjadi konfliklagi hingga masyarakat yang menjadikorban.

Pertanyaannya, apakah RUU P2Hini akan mengurangi atau menambahkonflik? Akhir April Kru BahanaMahasiswa Ahlul Fadli berbincangdengan Efri Anto, Ketua BadanPelaksana Harian Aliansi MasyarakatAdat Nusantara, disingkat AMANRiau. Organisasi kemasyarakatan inde-

penden, dimana keanggotaannyaterdiri dari komunitas masyarakat adatdi Nusantara. AMAN mengadvokasipermasalahan terkait pelanggaranHAM, perampasan tanah adat, pele-cehan budaya serta kebijakan yangberakibat pada kehidupan masyarakatadat. Berikut kutipannya.

Apa keuntungan adanya aturan ini?Dibaca dari pasal-pasalnya, tentu

seakan-akan memberantas pemba-lakan dan perusakan hutan. Namunsubstansinya rancu dan sarat dengankriminalisasi.

Maksudnya?Di Indonesia banyak masyarakat

adat. Menurut data dari Dewan Kehu-tanan Nasional atau DKN dan Ke-menterian Kehutanan, sekitar 30 ribudesa di dalam kawasan atau sekitarhutan. Mereka hidup bergantung padahasil hutan. Jika rancangan ini disahkanKomisi IV DPR RI, maka masyarakatsekitar hutan akan terancam dikri-minalisasikan. Bagi masyarakat adatsendiri, hutan bukan hanya sumberpangan dan ekonomi, tapi ada ke-terikatan batin antara mereka danhutan.

Kriminalisasi seperti apa?Posisi masyarakat adat yang ber-

mukim di sekitar atau dalam hutansekitar 30 ribu desa. Mereka hidup darihasil hutan. Jika aturan yang tidakberpihak kepada masyarakat adatdisahkan, tentu mereka dikriminalisasidi kawasan mereka sendiri—lihat pasal11 huruf a juncto pasal 82—masyarakattak bisa mengambil hasil hutan, jikadiambil tentu akan dikenakan sanksi.Dan akhirnya bisa saja menimbulkankonflik baik antar masyarakat ataupunpemerintah atau perusahaan.

Apa yang telah AMAN lakukanuntuk membela hak masyarakatadat?

BINCANG-BINCANG

Efri Anto, Ketua Badan Pelaksana Harian AMAN Riau

Istimewa

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

29

BINCANG-BINCANG

AMAN sudah melakukan judicialreview terhadap UU 41 tahun 1999 keMahkamah Konstitusi. Permintaannyaagar hutan adat diakui. Sampai saat inipersidangan telah selesai kita jalani,namun putusannya belum keluar.

Kita juga mendesak agar RUUPengakuan dan Perlindungan Ma-syarakat Adat segera disahkan. Aturanini nantinya diharapkan dapat menye-lesaikan permasalahan sengketa hakmasyarakat adat. Pasalnya selama inipengakuan dan perlindungan hak adathanya diakomodasi dalam Undang-undang Pengelolaan LingkunganHidup dan Undang-undang Penge-lolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil.

Selain itu, pemetaan partisipatifwilayah adat juga kita lakukan. Peme-taan yang bertujuan untuk peng-organisasian dan memberdayakanmasyarakat untuk menyelesaikankonflik dan melakukan advokasi baiktingkat daerah atau nasional.

Setelah adanya RUU P2H, kitalangsung adakan hearing dengan DPRRI dan Komisi IV. AMAN Riau jugamenolak adanya RUU ini dan me-nyampaikan kepada pemerintah me-lalui pertemuan-pertemuan denganpihak terkait. Kita juga membe-ritakannya kepada Ketua Komisi IVmelalui pesan elektronik.

Jika bukan RUU P2H, apalagi yangbisa dilakukan pemerintah untukmenjaga hutan?

Pertama, pemerintah mencabutatau merevisi Undang-undang 41 tahun1999 tentang kehutanan. Sehinggahutan adat diakui dan dikelola ma-syarakat adat. Kedua reformasi agraria,penataan kembali penggunaan danpenguasaan agraria agar digunakanuntuk kepentingan rakyat. Ketigapemerintah dapat mengesahkan RUUPengakuan dan Perlindungan Masya-rakat Adat. Serta pemerintah memberipengakuan utuh terhadap wilayahhutan adat. #

Istimewa

30 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

REPORTASE

KARPET merah terbentang di pintumasuk dekanat Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan (Faperika) UniversitasRiau (UR). Lantai dan anak tanggabersih. Buku tersusun rapi di sampinganak tangga.

Di lantai dua dekanat, beberapaorang keluar masuk ruang dekan. “Adapertemuan dengan tim asesor,” katapegawai dari Program Studi Mana-jemen Sumberdaya Perairan (MSP).

Selesai pertemuan di ruang dekan,rombongan menuju Prodi MSP.Ketua dan Sekretaris mengecek lagiberkas lampiran dalam borang (do-kumen) akreditasi.

“Visitasi ini berlangsung dua hari.Hari ini evaluasi borang, setelah itu cekfisik,” ujar Prof. Dra. Norma Afiati,BSc, MSc, Ph.D, salah seorang asesor.Ia mengibaratkan visitasi seperti jepretkeadaan. “Baru luarnya saja, bagiandalam kuasa BAN-PT,” tambahnya.

Norma tak sendiri. Ia datangbersama Prof. Dr. Ir. H. Ari Purba-yanto, MSc. Norma bertanggung jawabevaluasi sisi prodi, sedangkan Ari darisisi institusi.

AKREDITASI merupakan penilaianterhadap kualitas pendidikan. Timpenilainya (asesor) harus paham seluk-beluk pengelolaan satuan pendidikan.Mutu pendidikan suatu perguruantinggi dinilai dari akreditasinya.

Pemberian akreditasi suatu per-guruan tinggi maupun program studimerupakan wewenang KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemen-dikbud). Untuk menjamin mutuakreditasi, sejak 1994 Kemendikbudmembentuk Badan Akreditasi Nasio-nal Perguruan Tinggi (BAN-PT).Landasannya Undang-undang nomor2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidi-kan Nasional dan Peraturan Peme-rintah nomor 60 tahun 1999 tentangPerguruan Tinggi. BAN-PT mela-porkan tugasnya kepada MenteriPendidikan Nasional.

Ada tujuh standar penilaian dalamborang akreditasi. Pertama, visi, misi,tujuan dan sasaran serta strategipencapaian. Prodi Ilmu KelautanFaperika misalnya, mencantumkan tigabidang pada sasaran pengembangan-nya. “Pendidikan, penelitian danpengabdian kepada masyarakat,” kataIrvina Nurrachmi, Ketua Prodi IK.

Standar kedua, tata pamong, kepe-mimpinan, sistem pengelolaan danpenjaminan mutu. Prinsipnya kre-dibilitas, transparansi, tanggung jawabdan keadilan. Mahasiswa dan lulusanprodi menjadi standar ketiga. Dije-laskan sistem penyeleksian prodi agarmendapatkan sumber daya kompetensehingga mampu bersaing di kancahinternasional.

Standar keempat keunggulan sum-ber daya manusia. Intinya bagaimanaprodi mendayagunakan mahasiswadan dosen yang ada. Kurikulum,pembelajaran dan suasana akademikdibahas pada standar kelima. Mulai daribagaimana prodi merancang, melak-sanakan, memonitor hingga meng-

evaluasi sistem pembelajaran. Ter-masuk bagaimana prodi menyusunmata kuliah sehingga bisa memenuhistandar.

Selanjutnya standar keeanam me-nyoroti pembiayaan, sarana dan pra-sarana serta sistem informasi. Semuasarana dan pembiayaannya dinilai,seperti laboratorium, kantor, kom-puter dan lainnya. Standar terakhirterkait penelitian, pelayanan/pengabdi-an kepada masyarakat dan kerjasama.

“Awalnya kita rapat jurusan duluuntuk bentuk tim pengisian borang,”kata Irvina menjelaskan proseduruntuk memperoleh akreditasi. Kinitim penyusun borang akreditasi IKtengah sibuk menyusun semua syaratyang diperlukan. Agustus tahun iniakreditasi IK akan kadaluarsa. JurusanIK mendapat akreditasi A pada tahun2008. Akreditasi berlaku selama limatahun.

Prosedur pengurusan akreditasidimulai dengan pemberitahuan dariBAN-PT kepada prodi. Kemudianprodi mengadakan rapat untuk mem-

Sebongkah Asa pada ProdiUR bern ia t mena ikkan akre-d i tas inya yang k in i C . Namunsemua tergantung prodi

Oleh Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Fadli BM

Spanduk sosialisasi akreditasi di depan kampus FISIP UR. Rektorsedang gencar menyosialisasikan peningkatan akreditasi di UR.

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

31

REPORTASE

bentuk tim pengisi borang dan timevaluasi diri. Setelah evaluasi, laporandikirim ke BAN-PT dan akan dibalasdengan pemberian borang. Borangyang telah dilengkapi dikirim lagi keBAN-PT yang nantinya akan dinilai.

Setelah BAN-PT meninjau la-poran, akan dilaksanakan visitasi. Timasesor yang ditunjuk melakukankunjungan lapangan untuk mem-verifikasi borang yang telah dikirim.Usai tinjau lapangan, diadakan evaluasikembali. Laporan tim asesor menjadibahan pertimbangan dari penilaianBAN-PT. Ujungnya diumumkanprodi tersebut terakreditasi atau tidak.

Di Prodi IK, Joko Samiaji ditunjuksebagai tim penyusun borang akre-ditasi. Perkembangan persiapannya,kata Irvina, masih sampai tahapmelengkapi berkas. “Masih ada be-berapa lampiran yang belum dipe-roleh,” katanya. Sesuai aturan, mes-tinya borang sudah dikirim sejakFebruari lalu. “Sampai kini belum adadikasih peringatan karena terlambat,”ujar Irvina.

“BAGI yang terlambat mengurusakreditasi akan dikenakan sanksi,” kataAras Mulyadi, Pembantu Rektor I UR.Sanksinya, lanjut Aras, prodinya tidakdiakui universitas.

Kini pihak universitas sedangberusaha menaikkan akreditasi UR dariC menjadi B. Ini diakui Aras Mulyadi.“Kita mendorong prodi untuk me-ngurus akreditasi dengan memberibantuan biaya,” ujarnya. Untuk me-naikkan akreditasi UR, syaratnya, jelasAras, harus ada 15 persen prodiberakreditasi A.

Bahana mencari update data akre-ditasi dari situs resmi BAN-PT. BadanAkreditasi Nasional Perguruan Tinggimencatat ada 53 prodi di UniversitasRiau, dari jenjang D-II, D-III, S-1,hingga S-2. Saat dicek per 16 Mei 2013,hasilnya 3 prodi terakreditasi A, 35prodi akreditasi B dan 15 prodiakreditasi C. Akreditasi A diperolehProdi Budidaya Perairan, Ilmu Ke-lautan dan Teknologi Hasil Perikanan.Semuanya dari Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Sebanyak 16 proditercatat kadaluarsa akreditasinya.

Data ini menunjukkan persentaseakreditasi prodi-prodi di UR belummencapai 15 persen.

Berbagai cara dilakukan UR agarseluruh pihak serius mengurus akre-

ditasi. Salah satunya sosialisasi. Iadilakukan UR di bawah Unit Ker-jasama Hibah-Unit Koordinasi NonHibah (UKH-UKNH) pada Oktober2012. Pertemuan membahas bagai-mana setiap prodi harus memper-siapkan akreditasi.

UKH-UKNH juga meluncurkanProgram Hibah Kompetensi bagi pro-gram studi yang sedang melakukanakreditasi. “Kita bantu mengurusakreditasi dengan memberi bantuandana,” kata Aras Mulyadi.

PONDOKAN usang berdiri di bela-kang gedung dekanat Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik (FISIP), 29April. Spanduk bertuliskan Seribu UangAnda sangat Berarti bagi Kami terpasangdi depan pondokan. Tak lupa benderasetengah tiang dan kotak sumbangan.Sejak pukul 10.00, Himpunan Maha-siswa Komunikasi (Himakom) FISIPmelakukan aksi damai. Ini terkaitlaboratorium Komunikasi yang be-lum selesai. “Kotak sumbangan ba-nyak yang mengisi, mahasiswa dandosen,” kata Saipudin Ikhwan, KetuaHimakom. Aksi sekaligus pengga-langan dana ini dilakukan sebagaibentuk kekecewaan karena pem-bangunan laboratorium tak kunjungselesai. “Pihak dekanat katakan palinglambat dilelang bulan April, tapisampai sekarang belum juga selesaipembangunan. Kita dibohongi,” kataSaipudin.

Laboratorium merupakan salah

satu standar penilaian akreditasi. Saattim asesor datang meninjau ke lapa-ngan, laboratorium Ilmu Komunikasibelum selesai. Ini terjadi tahun 2009lalu. “Tertunda karena masalah dana,”kata Rusmadi Auza, Ketua JurusanIlmu Komunikasi. Sampai kini labo-ratorium tersebut belum juga selesai.

Sarana praktikum mahasiswaKomunikasi lainnya berupa stasiunradio. Namun sejak beberapa bulan lalustasiun ini tak difungsikan lagi. Rua-ngannya selalu tertutup. “Rusak,” kataAndi Arivai, Wakil Ketua Himakom.

Pembantu Dekan I FISIP Yose-rizal optimis persoalan tersebut bisateratasi. “Kita terdaftar dalam programhibah kompetensi. Dapat bantuandana dari universitas. Jadi masalah inipasti selesai,” ujarnya.

Cerita lain datang dari Prodi Pen-didikan Luar Sekolah (PLS) FKIP UR.Kendala prodi ini ada pada lulusannya.Akreditasinya C karena belum adamahasiswa S-1 yang lulus. “Wajar saja.Sejak passing out, kita baru buka pro-gram S-1 pada 2009, jadi belum adayang lulus,” kata Aswandi Bahar, KetuaProdi PLS.

Menurut Aras Mulyadi, kendalautama peningkatan akreditasi memangterletak pada ketersediaan fasilitas.Namun ia optimis akreditasi universi-tas bisa meningkat. “Saya berharapakreditasi UR bisa jadi B, mungkin A,”katanya. Memang butuh kerja ekstraprodi-prodi untuk mewujudkan ha-rapan Aras. #

B a gi yang terlambat mengurusakreditasi akan dikenakan sanksi,” kataAras Mulyadi, Pembantu Rektor I UR.Sanksinya, lanjut Aras, prodinya tidakdiakui universitas.

32

BA

HA

NA

MA

HA

SIS

WA

Ed

isi

Ma

ret-

Ap

ril

Ta

hu

n 2

013

REPO

RTA

SE

No Tingkat Program Studi Peringkat Tingkat Daluarsa Status Daluarsa

1 D-II Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) C 15 Juni 2009 Kadaluarsa2 D-III Akuntansi C 29 Juni 2012 Kadaluarsa3 D-III Manajemen Informatika C 30 April 2015 Masih berlaku4 D-III Perpajakan B 8 Desember 2016 Masih berlaku5 D-III Teknik Elektro C 20 Desember 2014 Masih berlaku6 D-III Teknik Kimia C 24 April 2014 Masih berlaku7 D-III Teknik Mesin C 10 Januari 2014 Masih berlaku8 D-III Teknik Sipil C 28 November 2013 Masih berlaku9 S-1 Agribisnis B 18 Maret 2016 Masih berlaku1 0 S-1 Akuntansi B 14 Juli 2016 Masih berlaku1 1 S-1 Arsitektur C 18 Oktober 2017 Masih berlaku1 2 S-1 Biologi B 6 Mei 2016 Masih berlaku1 3 S-1 Budidaya Perairan A 29 Desember 2016 Masih berlaku1 4 S-1 Budidaya Pertanian B 17 Juni 2009 Kadaluarsa1 5 S-1 Ekonomi Pembangunan B 24 Oktober 2013 161 hari lagi kadaluarsa1 6 S-1 Fisika B 12 Januari 2013 Kadaluarsa1 7 S-1 Hubungan Internasional B 18 Januari 2013 Kadaluarsa1 8 S-1 Ilmu Administrasi Negara B 11 Februari 2016 Masih berlaku1 9 S-1 Ilmu Administrasi Niaga B 17 Juli 2014 Masih berlaku2 0 S-1 Ilmu Hukum B 14 Agustus 2013 90 hari lagi kadaluarsa2 1 S-1 Ilmu Kelautan A 14 Agustus 2013 90 hari lagi kadaluarsa2 2 S-1 Ilmu Keperawatan C 7 Januari 2016 Masih berlaku2 3 S-1 Ilmu Komunikasi B 23 Mei 2014 Masih berlaku2 4 S-1 Ilmu Pemerintahan B 28 Agustus 2014 Masih berlaku2 5 S-1 Kimia B 10 Juli 2014 Masih berlaku2 6 S-1 Manajemen B 14 Juli 2016 Masih berlaku2 7 S-1 Manajemen Sumber Daya Perairan B 8 Desember 2011 Kadaluarsa2 8 S-1 Matematika B 23 Juni 2016 Masih berlaku2 9 S-1 Pemanfaatan Sumberdaya Perairan B 24 Agustus 2013 100 hari lagi kadaluarsa3 0 S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia B 23 Juli 2009 Kadaluarsa3 1 S-1 Pendidikan Bahasa Inggris C 29 November 2014 Masih berlaku3 2 S-1 Pendidikan Biologi B 13 Januari 2012 Kadaluarsa3 3 S-1 Pendidikan Dokter B 9 September 2016 Masih berlaku3 4 S-1 Pendidikan Ekonomi B 26 Mei 2012 Kadaluarsa3 5 S-1 Pendidikan Fisika B 30 Desember 2011 Kadaluarsa3 6 S-1 Pendidikan Kimia B 2 Juli 2009 Kadaluarsa3 7 S-1 Pendidikan Matematika B 30 Juni 2012 Kadaluarsa3 8 S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) B 9 Juli 2008 Kadaluarsa3 9 S-1 Pendidikan Sejarah B 21 Februari 2018 Masih berlaku4 0 S-1 Sosial Ekonomi Pertanian B 9 Juli 2008 Kadaluarsa4 1 S-1 Sosiologi B 14 Desember 2012 Kadaluarsa4 2 S-1 Teknik Elektro C 27 April 2017 Masih berlaku4 3 S-1 Teknik Kimia B 13 November 2013 181 hari lagi kadaluarsa4 4 S-1 Teknik Lingkungan C 18 Oktober 2017 Masih berlaku4 5 S-1 Teknik Mesin C 27 Juli 2017 Masih berlaku4 6 S-1 Teknik Sipil B 16 September 2014 Masih berlaku4 7 S-1 Teknologi Hasil Perikanan A 10 Agustus 2017 Masih berlaku4 8 S-1 Teknologi Hasil Pertanian C 29 Mei 2014 Masih berlaku4 9 S-2 Ilmu Administrasi B 8 Desember 2011 Kadaluarsa5 0 S-2 Ilmu Politik C 28 November 2013 Masih berlaku5 1 S-2 Kajian Ilmu Lingkungan B 23 Mei 2013 7 hari lagi kadaluarsa5 2 S-2 Manajemen B 3 Agustus 2013 79 hari lagi kadaluarsa5 3 S-2 Sosiologi B 29 Mei 2014 Masih berlaku

Da

ta A

kre

dit

asi

Pro

gra

m S

tud

i Un

ive

rsit

as

Ria

u p

er 1

6 M

ei 2

013

Sum

ber:

ban

-pt.

depd

ikna

s.go

.id

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

33

BIROKRASI jadi sorotan seiringbergulirnya reformasi. Lantas munculungkapan reformasi birokrasi. Banyakpenilaian datang. Beberapa pihakmengkritisi kinerja birokrasi. Berbagaimacam indikator digunakan. Salahsatunya, melihat bagaimana carapenggerak motor birokrasi men-jalankan tugas memberikan pelayanan.Tak jarang jawaban pahit kerap ter-dengar.

Mendapat pelayanan baik menjadikebutuhan setiap orang, kapan dandimana saja. Salah satu lingkupnyaialah birokrasi kampus. Pertanyaannyaadalah sudahkah mahasiswa me-rasakan pelayanan baik di kampus? Sayarasa belum sepenuhnya. Meski takdipungkiri tentu ada pelayanan kampusyang berjalan baik, sesuai tugas pokokdan fungsinya, walau tak mendo-minasi.

Ketika maha-siswa datang untukmendapatkan informasi di bagiankemahasiswaan, akademik, pusatkomunikasi, atau badan kampuslainnya, tak jarang disambut nada,bahasa dan mimik wajah kurangbersahabat. Kejadian ini yang men-jadikan wajah birokrasi kampus jauhdari sempurna.

Kurangnya PemahamanJauh sebelum muncul ungkapan

reformasi birokrasi, Max Weber—pencetus utama istilah birokrasi—telahmenjelaskan konsep birokrasi ideal.Weber mengatakan bahwa birokrasiharus punya semangat melayani tanpamengenal orang tertentu yang for-malistis (spirit of formalistic impersonal-ity). Menurut Weber birokrasi meru-pakan tipe organisasi paling efisien (bu-reaucracy is the most efficient type of orga-nization).

Kita lihat birokrasi kampus kinisangat bertolak belakang dengan

konsep Weber. Keefisienan yangdimaksud Weber masih jauh dalampenerapannya. Pelayanan lama, bertele-tele, sambutan tak bersahabat masihterjadi. Sampai mengoper mahasiswake sana sini.

Birokrasi kampus seakan tak ingindiganggu oleh mahasiswa. Jika merasaterganggu, apa sebenarnya ker jamereka? Saya kira, tugas birokrasi tetapmemberi pelayanan baik kepada ma-hasiswa. Lalu mengapa kerja merekatidak melayani?

Meluruskan MindsetSetiap masalah pasti ada akarnya.

Jika kita paham bagaimana bentuk,situasi dan kondisi dari akar tersebut,pasti mudah menyelesaikannya. Da-lam kaitannya dengan birokrasi kam-pus, pertama kita harus tahu akar burukwajah birokrasi kampus.

Menurut saya, kurangnya pema-haman pegawai kampus tentang tugasdan fungsi dari pekerjaan yang diem-bannya menjadi salah satu penyebab.Akibatnya pekerjaan jadi terbengkalai.

Ketika tidak tahu, hal kedua yang

Pel ayanan di Kampus,Puaskah Kit a?

harus dilakukan adalah meluruskanmindset mereka. Bagaimana caranya?Gencar lakukan sosialisasi. Denganbegitu para penggerak birokrasi kam-pus akan ‘berkerja dengan hati’.

Selanjutnya pihak kampus harusmemberi kebebasan mahasiswa untukmenilai kinerja suatu birokrasi yangberjalan. Evaluasi berguna untukmelihat berhasil atau tidak upayasosialisasi yang telah dilakukan. Kerjasama dari dalam yang berperan me-lakukan sosialisasi dan dari pihak luarsebagai pemberi penilaian bergunamewujudkan birokrasi yang lebih baik.

Evaluasi rutin perlu dilakukanpimpinan kampus. Pimpinan harusmengimbangkan antara reward and rep-rimand (hadiah dan teguran) bagipenggerak birokrasi kampus. Rewardbertujuan memacu semangat se-dangkan teguran diberikan agar peng-gerak birokrasi kampus kembalikonsisten menjalankan tugasnya.

Dengan adanya sinergi antarasosialisasi, penilaian publik, evaluasirutin, reward dan reprimand, birokrasikampus yang baik pasti terwujud. #

OPINI

ShariyaniMahasiswa Ilmu Pemerintahan

FISIP Universitas RiauAngkatan 2011

Iklan

34 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

Assalamualaikum Wr. Wb.,Terima kasih kepada Bahana Ma-

hasiswa yang telah memuat keluhan saya.Akhir-akhir ini saya sangat terganggudengan insomnia yang saya derita. Sulitsekali tidur padahal saya merasa sangatmengantuk. Karena insomnia ini sayasampai begadang dan akhirnya ber-imbas terhadap perkuliahan. Saya tidakdatang kuliah karena terlambat bangunatau mengikuti kuliah dengan tidakkonsentrasi. Bagaimana cara meng-hilangkan insomnia ini sehingga tidakmengganggu aktivitas perkuliahan sayalagi? Terima kasih.

M. Haris RafiqyHubungan Internasional 2011

Jawaban dr. Mona:Untuk Haris,

Sebagian besar insomnia berasaldari penyebab psikologis. Persoalanyang tidak diselesaikan, bertumpukdengan persoalan lain. Semua itu akansemakin rumit dicari ujung pangkalnyadan menyebabkan otak kita terusberpikir tapi tidak bisa mencari solusi/release-nya. Hal ini yang membuat otak

Insomnia AmatMengganggu

DOKTER, saya ingin bertanya tentanglingkaran hitam pada mata saya. Me-ngapa setiap saya kurang tidur adalingkaran hitam pada mata? Bagaimanacara menghilangkan lingkaran hitamitu? Lingkaran hitam membuat sayaterlihat kelelahan dan lebih tua dari usiasaya. Mohon bantuannya ya? Terimakasih.

Desi RahmiatyJurusan Agroteknologi Faperta UR

Jawaban dr. Mona:Desi Rahmiyati,

Di bawah mata kita (yang terlihatdari luar) ada jaringan ikat longgar yangbanyak mengandung pembuluh darah.Pada kondisi sehat, dimana pembuluhdarah di daerah situ berjalan denganlancar, maka warna kulit permukaannyaakan bersemu merah seperti warna kulitdi sekitarnya. Dalam kondisi tidak sehat(sedang sakit, kecapaian, anemia) daerahtersebut kekurangan suplai darahsehingga warna kulitnya menjadi

kebiruan/kehitaman.Kondisi-kondisi lain yang bisa

menyebabkan daerah bawah matamenjadi kehitaman adalah kekurangancairan (pada saat puasa, sedangmencret, diet berlebihan) atau keru-sakan jaringan ikat di sekitar itu karenatrauma (misalnya pernah memencetjerawat di daerah sana dan terjadikerusakan jaringan ikat).

Kondisi kecapaian terkadang men-jadi suatu lingkaran setan dari kondisilain. Terlalu banyak aktifitas yang tidakseimbang dengan istirahat akanmenyebabkan sakit. Sakit menye-babkan penurunan nafsu makan.Kurang nafsu makan akan menye-babkan anemia. Anemia memu-dahkan kita menjadi mudah lelah dantidak bisa bekerja maksimal (seolah-olah pekerjaan lebih banyak dari padaistirahat), dan terus berlanjut sepertiitu.

Saran saya, perbaiki manajemenwaktu Anda dalam pembuatan tugas-tugas kuliah, seimbangkan denganistirahat. Misalnya jangan menumpuktugas, tapi menyicil tugas Anda akanmemberikan hasil lebih baik. Lalu

perhatikan asupan vitamin dan cairananda. Apakah Anda lebih banyakminum kopi/teh/soda? Jika iya makaanda segera perkecil asupan jenisminuman tersebut karena semuaminuman itu akan menarik cairantubuh dan mengeluarkannya melaluiurine.

Jika menurut Anda hitam di mataAnda memang sudah terlalu sering adabaiknya Anda periksakan Hb (kadarhemoglobin) ke dokter. Jika memangrendah Anda akan diberikan terapiyang tepat untuk mengatasi Hb yangrendah.

Jika Anda hampir selalu merasalelah padahal orang lain dengan bebanpekerjaan yang sama tidak selelahAnda, bisa jadi Anda tidak bugar.Olahraga rutin (bukan olahraga sekali-sekali) akan membantu Anda meng up-take oksigen lebih baik dari pada jikaAnda tidak pernah/jarang berolahraga.asupan oksigen Anda akan lebih efisiensehingga Anda tidak mudah lelah.Olahraga sekali hanya akan membuattubuh Anda pegal-pegal, tapi olahragarutin membuat tubuh Anda bugar. #

MenghilangkanLingkaran Hitam

jadi ‘hang’ dan sulit di ‘shut down/hiber-nate’.

Hanya sebagian kecil insomniayang disebabkan gangguan organik(gangguan produksi melatonin ataugangguan pusat tidur di otak).

Jenis insomnia juga macam-macam. Ada yang sulit memulai tidur,ada yang mudah terbangun walaupunsudah tertidur, ada juga yang sudahtidur tapi tidak merasa tidur danbangun masih dalam kondisi lelahseperti tidak tidur. Ketahui dulu jenisinsomnia yang Anda alami, lalulaporkan kepada dokter agar Andadiberikan obat tidur yang tepat.

Obat tidur bukan solusi dalammengatasi insomnia. Hanya mem-bantu Anda beristirahat agar kondisiAnda tidak semakin memburuk. Tidakjuga semua obat insomnia adalah obattidur. Jika Anda mengalami insom-nia karena kecemasan yang ber-kepanjangan, obat yang diberikankepada Anda bukan obat tidur, tapiobat anti cemas (anti-anxietas). Jadiobat-obat ini sangat tergantung padajenis insomnia Anda.

Pengobatan insomnia yang utamaadalah menemukan penyebab insom-nia dan mengatasi penyebabnya. Posisidokter di sini adalah sebagai fasilitator

yang membantu Anda menemukanpenyebab insomnia Anda/masalahAnda. Banyak pasien insomnia (su-dah) tidak tahu (lagi) apa yang menye-babkan pikirannya kalut, karena satumasalah sudah ditumpuk denganmasalah lain. Jadi tugas dokter bukanhanya meresepkan obat saja, melainkanmembantu anda mencari akar ma-salahnya.

Anda bisa pergi ke dokter umumyang sudah menjadi langganan keluargaanda, dokter saraf, atau dokter psi-kiatri. Jangan antipati dengan psikiater,karena psikiater tidak identik denganpasien gila. Psikiater adalah dokteryang mengkhususkan diri denganpenyakit-penyakit yang berawal darikejiwaan, sehingga memiliki trik danpengalaman tersendiri untuk mem-bongkar tumpukan masalah Anda danmencoba mencari akar masalah Anda.#

KESEHATAN dr. Mona Amelia, M.BiomedDosen Fakultas Kedokteran UR

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

35

KARIKATUR

36 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

Sepeda Listrik RamahLingkungan

ARTIKEL ILMIAH

Oleh Hamzah

BUKU itu setebal 28 halaman. Sam-pulnya mengkilap didominasi warnaputih. Sampul belakang tertulisringkasan isi buku, sedangkan sampuldepan terpampang gambar sepedaserta judul buku: Teknik PerakitanSepeda Listrik.

Buku ini diterbitkan oleh UR PressPekanbaru. Penulisnya M Dalil, ST, MTserta Mulyadi. M. DaliL, merupakandosen Fakultas Teknik UniversitasRiau. Sedangkan Mulyadi mahasiswaD3 Teknik Mesin UR. “Kami berharapbuku ini dapat digu-nakan sebagaipedoman dalam pem-buatan sepedalistrik,” tulis mereka pada pengantarbuku.

Selain itu, penerbitan buku jugabertujuan untuk mengabadikan teknikperakitan sepeda listrik. “Kita perlukendaraan ramah lingkungan, hematenergi, sekaligus jadi alat bantu olah-raga,” ujar Mulyadi.

Jumlah kendaraan bermotor diIndonesia pada 2013 mencapai 94,2juta unit, cukup tinggi dibandingtahun sebelumnya 84,19 juta unit.Data tersebut dimuat situs Kompas.compada 26 Februari 2013. “Semuanyamenggunakan bahan bakar minyakdan pelumas. Ini menambah polusidi Indonesia,” kata Mulyadi.

Untuk mengatasi polusi tersebut,Hardian Putra, Angga Saputra danMulyadi membuat sepeda listrik.Ketiga mahasiswa Teknik Mesin URini dibimbing oleh dua dosen Teknik,M. Dalil ST, MT dan Dodi SofyanArief ST, MT. Pembuatan sepeda listriksekaligus jadi tugas akhir mereka untukmenyelesaikan studi di UR.

Sepeda listrik menggunakan sum-berenergi dari baterai atau biasa disebutaccumulator (aki). Ia tak perlu bahanbakar minyak untuk tenaga penggerak.Hanya perlu coke listrik di setiap tempatdengan meteran berkartu prabayar.“Perawatan juga lebih murah karenahanya perlu memperhatikan baterai,

dinamo dan charging,” tulis merekadalam buku Teknik Perakitan SepedaListrik.

Komponen pembuatan sepedalistrik terdiri dari roda, rangka, sistemkemudi, rantai, roda gigi, aki, rem,motor listrik dan controller. Ini alat-alatlumrah dalam merakit sepeda, hanyasaja mereka agak kesulitan mencarinya.“Tiga hari kita hunting alat, ketemunyadi Medan. Pekanbaru nggak ada,” kataMulyadi.

Roda dipilih jenis free wheels, bebasbergerak dengan karet mati agar bisabergerak lebih ringan. Untuk rangka,mereka pilih material berbahan alu-minium alloy yang bisa menahanbeban hingga 90 kilogram.

Sistem kemudi terdiri dari stangkemudi, kepala kemudi dan batangkemudi. Panjang pendek batangkemudi harus diperhatikan. Batangkemudi yang panjang akan ringandigerakkan, namun kendaraan menjaditidak lincah. Sedangkan batang kemudipendek membuat gerakan kendaraanmenjadi lincah, namun berat diken-dalikan.

Rantai digunakan untuk meng-hubungkan dua poros besar antararoda gigi pada roda dan pedal. Rodagigi diperlukan untuk menghasilkankecepatan putaran yang bisa diubah-ubah. Sementara rem digunakanuntuk mengurangi kecepatan.

Agar sepeda listrik bisa bergerak,digunakan motor listrik yang bisamengubah energi listrik menjadi energimekanik. Energi mekanik digunakanuntuk memutar roda sepeda listrik. Akimerupakan kimia listrik yang bisamengubah energi kimia menjadi energilistrik. Ia diperlukan untuk meng-gerakkan sepeda listrik. Untuk me-ngatur kecepatan sepeda, digunakancontroller.

MULYADI cerita perakitan sepedalistrik dimulai saat kontes yang dia-

dakan Badan Penelitian dan Pengem-bangan (Balitbang). Mereka adakanlomba merancang bangun kendaraanroda dua menggunakan energi al-ternatif untuk wilayah Riau.

Hardian Putra, Angga Saputra danMulyadi ikut lomba tersebut. Agarterkesan lebih modern, mereka men-desain sepeda berbentuk motor HarleyDavidson. Untuk warna sepeda, me-reka memilih kombinasi kuning emasdan hijau. “Terinspirasi konsep gogreen,” kata Mulyadi.

Hal pertama yang mereka lakukanuntuk mendesain sepeda adalah mo-difikasi rangka. Besi pipa dipotongsesuai ukuran yang dibutuhkan laludibengkokkan. Masing-masing pipayang telah dipotong kemudian disa-tukan dan dibentuk seperti rangkasepeda. Setelah itu dilas dengan laslistrik.

Modifikasi rangka selesai. Selan-jutnya perakitan roda gigi untuk rodabelakang dan untuk pedal atau pe-ngayuh. Roda gigi berfungsi sebagaialat untuk mentransmisikan daya padaroda agar dapat bergerak. Roda gigibagian roda belakang dan roda gigibagian pedal harus dihubungkandengan rantai. Panjangnya tergantungjarak antara keduanya.

Sitem kemudi dipasang padabagian depan dan atas sepeda untukmengatur arah sepeda. Sadel dipasangsejajar dengan sistem kemudi untuktempat duduk pengendara sepeda.Roda dipasang pada rangka sepeda yangtelah dibuat penyangga depan danbelakang. Caranya dengan mema-sukkan poros sebagai penahan rodadan mur sebagai pengunci. Roda depanpada sepeda rakitan Hardian, Anggadan Mulyadi menggunakan roda se-peda dengan rem cakram, sedangkanroda belakang menggunakan rodamotor matic.

Terakhir perakitan listrik. Motorlistrik dirakit pada roda bagian be-

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

37

ARTIKEL ILMIAH

Sepeda listrik hasil karya Mulyadi dan kawan-kawan (gambar atas).Mulyadi (kiri) bersama kedua dosen pembimbingnya saat mem-perlihatkan sepeda listrik ciptaan mereka (gambar bawah).

lakang, kemudian dihubungkan de-ngan controller agar sepeda bisa bergerakmenggunakan tenaga listrik yangberasal dari aki.

Berdasarkan kualitas bahan dankekuatannya, Hardian, Angga danMulyadi memperkirakan sepeda dapatmelaju dengan kecepatan 40 kilometerper jam selama dua jam. “Itu karenadilengkapi motor listrik dan aki,” ujarMulyadi. Sementara itu, roda gigi yangdiberi sensor membuat sepeda terasalebih ringan ketika dikayuh. “Me-ringankan beban walaupun beratrangkanya mencapai 100 kilogram,”tambahnya.

Sepeda listrik yang dirakit selamadua pekan dengan empat aki ber-kapasitas 48 volt ini mengantarkanHaridan Putra, Angga Saputra danMulyadi meraih juara tiga pada lombarancang bangun kendaraan roda duadengan energi alternatif. “Kalau lihatkemampuannya, kita (UR) lebihunggul. Tapi lawannya dosen semua.Tentu mereka lebih paham soal listrik,”kata Usman Tang, Kepala LembagaPenelitian UR.

Menurutnya, perakitan sepedalistrik ini sudah sangat baik, hanya sajakalah saat presentasi. “Tak apa, inisudah jadi prestasi untuk Riau, apalagiuniversitas,” tambah Usman.

MESKI hanya gunakan motor listrik,sepeda listrik ini mampu menanjak diFly Over dan berkeliling kota Pekanbaruselama satu jam. Waktu pengecasan akihanya delapan jam. Sepeda listrikmemiliki dua percepatan. Percepatanpertama mampu mencapai 20 kilome-ter per jam dan percepatan keduamampu mencapai 40 kilometer perjam.

Kini sepeda listrik rakitan HardianPutra, Angga Saputra dan Mulyadihanya terpajang begitu saja di GedungLembaga Penelitian UR. “Itu karenatak ada yang mau memproduksimassal,” kata Usman Tang. Ia berjanji,bila ada perusahaan yang mau pro-duksi, Lemlit akan mendukung pe-nuh. “Kan untuk harumkan nama URjuga.”

Setidaknya penyebaran buku Tek-nik Perakitan Sepeda Listrik terbitanUR Press bisa membantu dalampromosi sepeda listrik rakitan HardianPutra, Angga Saputra dan Mulyadi. #

Fadli BM

Fadli BM

38 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

SELAIN Stadion Utama Riau, Ru-mah Susun Sederhana Sewa (Ru-sunawa) juga ada di kompleks Univer-sitas Riau. Keduanya dipakai saat helatPekan Olahraga Nasional (PON) diRiau Oktober lalu. Gembar-gemborsebelumnya, kedua aset ini akan dipakaiUR bila helat PON usai. Namunhingga kini janji itu belum terealisasi.

Pada 25 Januari 2013 PembantuRektor III Rahmat MT keluarkanpengumuman terkait Rusunawa. Suratditujukan kepada Dekan se-Universi-tas Riau. Isinya, “Sehubungan akandifungsikannya Rusunawa diharapkankepada Saudara untuk menginfor-masikan kepada seluruh mahasiswapenerima beasiswa Bidik Misi yangberminat untuk tinggal di Rusunawatersebut agar dapat mendaftarkan diridi fakultas masing-masing atau keBagian Kemahasiswaan Rektorat Uni-versitas Riau.” Rahmat juga mengin-formasikan fasilitas-fasilitas yang adadi Rusunawa: lapangan parkir luas,kantin, aula, ruang sholat, kamar fullAC, lift (sedang renovasi), kamarmandi, kursi/meja belajar, lemaripakaian, tempat tidur di dalam kamar,jemuran pakaian, aliran listrik PLN,dan sumur bor. “Mahasiswa UR jalurPBUD dan penerima beasiswa BidikMisi kita utamakan,” kata Rahmat.

Pengumuman tinggallah pengu-muman. Rusunawa belum bisa ditem-pati hingga kini. “Saat ini kami sudahsemester dua, sebentar lagi sudahmasuk mahasiswa baru. Jadi kapankami bisa menempati Rusunawaseperti yang dijanjikan?” tanya Herdianmahasiswa jalur PBUD.

Adhy Prayitno, Pembantu RektorIV menjelaskan bahwa Rusunawamemang hanya untuk mahasiswaangkatan pertama. “Kita utamakanmereka karena anak baru biasanyasusah cari kos.”

Rahmat MT beri penjelasan terkait

belum difungsikannya Rusunawa.“Saat penyerahan surat pengumumantersebut, memang sudah direncanakanuntuk ditempati mahasiswa Bidik Misidan PBUD. Namun setelah dicoba,ternyata mesin pompa air yang sudahtersedia tidak sanggup untuk menarikair hingga lantai paling atas. Sehinggapenempatan Rusunawa tertundasampai semua fasilitas pendukunglainnya selesai diperbaharui,” jelasnya.

“Janji Rektor Rusunawa sudah bisaditempati tahun 2013 ini. Kita tunggusaja. Jika tidak, kami tak akan tinggaldiam,” sahut Zulfa Hendri bagianadvokasi BEM UR.

BILA masuk kampus UR dari gerbangutama (Jalan Muchtar Lutfi), me-longok ke sisi kiri, akan terlihat gedungbercat kuning lima lantai. Gedung inisedikit terlindung oleh pohon akasiadan semak belukar yang dibiarkanmeninggi. Kesan kurang terawatsudah terasa dari awal.

Jalan semen sekira lima belas metermengantarkan kita ke halaman Rusu-nawa. Di tepi jalan semen dipasanglampu penerang. Ada sepuluh lampudi sepanjang jalan. Bila hari senja,lampu-lampu jalan ini tak menyala.Sudah tak berfungsi karena rusak.Sebagian bola lampu pecah, sebagianlagi tiangnya sudah tak tegak.

Paving block segi lima terpasang dihalaman Rusunawa. Tumpukan pasirsisa pembangunan masih terlihat.Rumput tumbuh di sela paving block.Makin meninggi karena tak dicabut.Kanopi biru dipasang untuk area parkirmotor.

Badan gedung ini terbagi dua, sisikiri dan kanan. Di bagian tengah dihiasipot yang ditanami bunga kertas. Takada bunga yang mekar. Daunnya punmulai layu. Tampak tak terawat.

Di sekeliling gedung ada tangga.Naik ke lantai atas bisa gunakan tangga

di sisi kiri, kanan, maupun belakanggedung. Tangga berbentuk spiral terdiridari 16 anak tangga. Selain tangga, adapula fasilitas lift untuk naik ke lantaiatas. Pintu masuknya berwarna silver,sudah agak berkarat.

“Lift tidak akan difungsikan karenabiayanya mahal,” kata Rahmat.

Pos satpam terletak di bagiandepan gedung, sebelah kanan. Diseberangnya ada bak penampung airyang berasal dari sumur bor. Namuntak ada air di Rusunawa. Tak satu punkran mengeluarkan air. “Mesinnyatahun ini baru ada,” jelas Rahmat.

Di lantai dua dan seterusnya,berjejer dua belas kamar di tiap sisigedung. Setiap tiga kamar dipisahkansebuah ruangan. Ada tempat cucimuka maupun cuci piring berukuran3 x 1 meter. Ada juga dua kamar mandikecil berukuran 1 x 0.5 meter ber-hadapan dengan dua water closet (WC)berukuran sama. Di atasnya ada kipassebagai pengatur sirkulasi udara.

Ruang bersantai tersedia di tiaplantai. Ia berada setelah enam kamar,dilengkapi sofa dan meja kaca. Didepannya ada meja makan dengankursi kayu. Lantai paling atas untukmenjemur pakaian.

Total 96 kamar tersedia di Rusu-nawa. Setiap kamar luasnya sama: 4,2x 3,6 meter. Dinding kamar dicat putih,dilengkapi AC, empat spring bed, dualemari, dua meja belajar dan empatkursi. Fasilitas ini menggambarkansatu kamar memuat empat orang.Hampir semua furniture berdebu, takterawat.

RUSUNAWA mulai dibangun tahun1999 oleh Kementerian PerumahanRakyat (Kemenpera). Rahmat memas-tikan bahwa sebelum dilakukan serahterima ke UR, Kemenpera akan mem-perbaiki Rusunawa. “Semua yang takberes dan tak cantik akan diperbaiki

Rumah Susun SederhanaBelum Disewa

FEATURE

Oleh Hamzah

BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

39

FEATURE

bulan Mei ini,” kata Rahmat.Setelah serah terima, UR akan

menunjuk bagian Umum, Hukum,Tatalaksana dan Perlengkapan (UHTP)untuk mengelolanya. Ekki Gaddafi,Kepala Bagian UHTP mengiyakan.Soal harga sewa, ia mengaku belum

ditetapkan. “Setelah ditempati akandihitung biaya perawatan dan kebu-tuhan Rusunawa per bulan. Setelah itubaru ditetapkan harga sewa per bulan,”jelasnya.

Bertolak belakang dengan pera-watan, demi alasan keamanan, UR

sudah menempatkan satpam berjagadi Rusunawa 24 jam setiap hari. EkkiGaddafi mengatakan bahwa penjagaandilakukan atas keinginan Rahmat.“Wajar saja, gedung itu nanti akan jadimilik kita juga.” #

Internet Rusunawa UR yang hingga saatini belum ditempati (gambar kiri).Surat pemberitahuan penem-patan Rusunawa oleh Rahmat,MT, PR III UR (gambar kanan).

Kondisi lemari dan WC di Rusunawa. Lemarisudah tak bisa digunakan lagi. WC takberfungsi karena tak ada air.

Fadli BM

Fadli BM

Fadli BM

40 BAHANA MAHASISWAEdisi Maret-April Tahun 2013

Iklan Witra