Edisi Khuvdvfsus 2012
-
Upload
dinda-bunga-safitri -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Edisi Khuvdvfsus 2012
DRPM gazetteDIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA www.research.ui.ac.id
EDISI KHUSUS
PENGMAS UIMEI 2012DRPM UI, Kampus UI DepokPh. 021-7270152Fax. 021-788 49119
Membangun Masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat berbasisRiset
Penanggung Jawab Bachtiar Alam, Ph.D. Redaktur Pelaksana Citra Wardhani, M.Si. Pemimpin Redaksi Prof. Dr. Budiarso, M.Eng. Staf Redaksi Budi Hartono. S.Si., M.Kes.Dewan Redaksi Dr.rer.nat. Agustino Zulys, M.Sc. Desain dan Tata Letak Ahmad Nizhami, S.Si. Dr.rer.nat. Yasman Distribusi Muhammad Roji, S.Si. drg. Endang Winiati Bachtiar, M.Biomed., Ph.D Iwan Setiawan dr. Ponco Birowo, Sp.U., Ph.D (FK) Dr. drg. Ellyza Herda M.Si. (FKG) Drs. A. Rahman, M.Env. (FKM) Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN. (FIK) Dr. Drs. Herman Suryadi M.S., Apt (FMIPA) Prof. Dr. Bondan Tiara Sofyan (FT) Dr.Eng. Wisnu Jatmiko (Fasilkom) Myra Rosana B. Setiawan, S.H., M.H. (FH) Berly Martawardaya, M.Sc. (FE) Dr. Phil. Lily Tjahjandari (FIB) Dwi Ardhanariswari, S.Sos., M.Sc., M.A., M.Phil. (FISIP) Dra. Dyah Triarini Indirasari, M.A. (FPsi) Yuni R. Intarti, M.Si (Program Pascasarjana)
DRPM gazette
Dari Meja Redaksi
Keterlibatan universitas dalam penanganan masalah bangsa
telah dilakukan di Indonesia sejak jaman perjuangan untuk
kemerdekaan. Sivitas akademika aktif bekerja bersama
masyarakat untuk proses perbaikan.
Sejak tahun 2009, pengetahuan yang dimiliki di universitas
–termasuk hasil-hasil riset– mulai didukung implementasinya
di masyarakat melalui penyediaan dana hibah untuk kegiatan
pengabdian masyarakat. Tahun 2012 ini menandai 4 tahun
pelaksanaan hibah tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, DRPM UI menerbitkan edisi
khusus ini untuk meningkatkan awareness sivitas akademika UI
mengenai aktivitas pengabdian masyarakat –dan peningkatan
kualitasnya– yang tidak boleh lepas dari gerak sebuah universitas.
Selamat membaca!
Citra Wardhani
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 1
Research-in-lined Community Service
FLipMAS: Sebuah Gagasan
Kualitas Proposal Program Pengmas 2012 di UI:Borderline or Superior?
26
10
Daftar Isi
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12DRPM gazette
Cover StoryPengabdi masyarakat UI yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu adalah motor
penggerak pengaplikasian hasil riset UI
bagi kemaslahatan masyarakat.
Photo: sxc.hu
Kontributor dalam edisi ini
Dr.rer.nat. Agustino ZulysKasubdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI Prof. Sundani N. SoewandhiReviewer PPM Dikti, Guru Besar Ilmu Farmasi ,ITB
Citra Wardhani, M.Si.Staf Ahli Publikasi dan Sistem Informasi DRPM UI
Nur Sri Ubaya Asri, SE., M.SiStaf Pengabdian Masyarakat DRPM UI
Riset Pengajaran
PengabdianMasyarakat
2 I WArtA drPM I EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
Research-in-Lined Community Service
Topik Utama
Pengabdian masyarakat yang diemban oleh sivitas akademika UI adalah pengabdian masyarakat berbasis riset. Apa dan bagaimana pengabdian
masyarakat berbasis riset tersebut, analisisnya disampaikan oleh Agustino Zulys.
SSejatinya kegiatan pengabdian
mayarakat bagi kalangan
akademisi adalah kegiatan
implementasi hasil-hasil kerja
akademis kepada masyarakat dalam
cakupan yang lebih luas meliputi masyarakat
umum, industri, maupun para pengambil
kebijakan di pemerintahan daerah dan
pusat. Pada tataran ini akan terlihat bahwa
segala kegiatan yang dilakukan oleh civitas
akademika kepada para stakeholder adalah
kegiatan pengabdian masyarakat, misal
pelatihan, seminar, penyuluhan, kerja sosial,
peyusunan draft undang-undang. Pada
pengertian inilah nilai kredit poin penilaian
seorang dosen dievaluasi oleh Badan
Administrasi Kepegawaian Nasional (BAKN)
sebagaimana nilai kegiatan pengabdian
masyarakat suatu program studi dievaluasi
Badan Akreditasi Nasional (BAN PT).
“Whatever you do make sure it improves society. Don’t just do it for the sake of profit.”
Joseph M. Juran: 1904 – 2008
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 3
Pengertian tersebut tidaklah salah, karena kerangka berpikirnya
masih banyak melibatkan interaksi antara pengabdian masyarakat
dengan pengajaran. Sedang pengabdian masyarakat berbasis riset
(in-lined research community service) memfokuskan kepada interaksi
pengabdian masyarakat dengan riset. Kegiatan ini merupakan
implementasi hasil-hasil riset oleh sivitas akademika, yang luarannya
biasanya berupa modul-modul implementatif untuk pemecahan
masalah di masyarakat, PATEN, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),
buku, artikel ilmiah dan lain sebagainya. Hubungan timbal balik
antara riset dan pengabdian masyarakat ini merupakan transfer
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dan IPTEKS tersebut
dikembangkan oleh pengabdi itu sendiri. Pada pengertian ini, akan
terlihat perbedaan antara kegiatan pengabdian masyarakat berbasis
pengajaran dengan kegiatan pengmas berbasis riset, misalnya
berupa pelatihan pembuatan tempe terfortifikasi, yang hasil fortifikasi
tersebut merupakan luaran dari penelitian si pengabdi masyarakat
bukan hasil penelitian orang lain.
Niche kegiatan pengabdian masyarakat dalam aktivitas UI.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pengabdian masyarakat saat
ini belum memperoleh apresiasi secara memadai. Hal itu dapat
diketahui dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 kurang 4%
populasi dosen Universitas Indonesia (UI) dan kurang dari 3% Guru
Besar yang aktif melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.
Demikian pula bila dilihat dari input alokasi dana hibah pengabdian
masyarakat di DRPM UI masih berkisar sekitar 15% dari alokasi
dana riset UI. Faktor penyebab lain kurangnya apresiasi kegiatan
pengabdian masyarakat oleh sivitas akademika, adalah apresiasi
terhadap karya pengabdian masyarakat yang terlihat dalam sistem
skor penilaian untuk kenaikan pangkat dosen sangat rendah. Dengan
demikian, kontribusinya pada penilaian kinerja dosen menjadi tidak
signifikan. Namun demikian komitmen UI melaui DRPM UI tetap
tinggi untuk meningkatkan apresiasi kegiatan pengabdian masyarakat
ini melalui peningkatan input alokasi dana hibah pengabdian
masyarakat. Peningkatan tersebut per tahunnya sangat signifikan
bermula dari 800 juta pada tahun 2007 meningkat menjadi 3,35
M pada tahun 2012 ini. Hal itu juga diperkuat dengan pemberian
penghargaan terhadap pengabdi masyarakat terbaik UI setiap
tahunnya.
Mengapa UI sangat peduli dengan pengabdian masyarakat
berbasis riset ini? Saat ini kredibilitas perguruan tinggi dinilai
tidak hanya dari seberapa besar kegiatan riset dan publikasi yang
dihasilkan, namun juga bagaimana impact keberadaan hasil riset
atau publikasi-publikasi tersebut dalam merubah perilaku dan
kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai publikasi-publikasi, artikel
ilmiah yang terbit di jurnal-jurnal internasional ber-impact factor-
tinggi hanya menjadi kebanggaan periset saja tanpa adanya peran
4 I WArtA drPM I EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
...sebaik-baiknya riset adalah yang paling banyak manfaatnya bagi masyarakat...
pengembangan masyarakat. Muara dari hasil riset sejatinya adalah
kegiatan pengabdian masyarakat, sehingga bisa dikatakan bahwa
sebaik-baik riset adalah yang paling banyak manfaatnya bagi
masyarakat. Atau seperti yang dikatakan oleh Joseph Juran, the father
of quality management, “whatever you do, make sure it improves society,
don’t do it just for sake of profit”
Bagaimana dengan riset dasar? Apakah peneliti riset dasar tidak
memiliki peluang untuk ikut serta dalam kegiatan pengabdian
masyarakat berbasis riset ini? Karakteristik dari basic science memang
sedikit berbeda dari riset-riset terapan dan sosial. Umumnya riset-
riset dasar dikembangkan untuk memperluas semesta keilmuan
manusia dan menjadi jembatan pengembangan riset-riset ilmu
terapan. Sehingga pendekatan implementatif kepada masyarakat
memerlukan usaha yang besar dalam menggali manfaatnya secara
langsung dan membutuhkan riset-riset lanjutan. Pada tahap ini
periset dari riset dasar perlu melihat kembali dan menganalisis
hasil-hasil risetnya yang memiliki peluang untuk didiseminasikan
ke masyarakat. Analisis tersebut sedikitnya melibatkan tiga aspek
pemberdayaan masyarakat, yaitu adanya transfer ilmu pengetahuan,
perubahan perilaku atau peningkatan skill, dan menambah
peningkatan ekonomi suatu komunitas.
Pemanfaatan hasil riset-riset dasar juga memiliki peluang terutama
pada masyarakat industri. Di beberapa negara maju jarak antara riset
dan aplikasi sangat dekat. Dengan cermat industri melihat peluang
pasar. Insting mereka memberi sinyal perlunya menciptakan produk
yang dibutuhkan konsumen. Maka datanglah mereka ke universitas,
memberikan order proyek riset produk yang dimaksud. Dalam tempo
singkat, hasil riset tersebut langsung dilempar kembali ke industri
guna diberdayakan menjadi produk jadi. Dengan demikian hasil riset
tidak akan menjadi tumpukan kertas di laboratorium. Kedengarannya
amat sederhana. Namun, di Indonesia, kerja sama model seperti
ini tidaklah sesederhana itu. Penyebabnya adalah ketiadaan “trust”
atau rasa saling percaya antar kedua pihak. Kalangan industri
kurang yakin pada kemampuan para periset di perguruan tinggi.
Di lain pihak para periset merasa khawatir hasil risetnya dibajak
oleh korporasi lantaran kendornya aturan dalam hal perlindungan
hak atas kekayaan intelektual (HKI). Dengan demikian diperlukan
kepemimpinan perguruan tinggi yang mempunyai visi dan daya tawar
yang kuat terhadap dunia industri. Diperlukan pula kreativitas para
periset dalam mengembangkan suatu penelitian yang dibutuhkan
masyarakat atau calon konsumen.
Kegiatan pengabdian masyarakat berbasis riset yang di kelola
oleh DRPM Universitas Indonesia dari tahun ke tahun tidak hanya
mengalami peningkatan dari sisi pendanaan, terutama pendanaan
internal, tetapi juga dari sisi jumlah pengabdi masyarakat 50% (rata-
rata % peningkatan pengususl tiap tahun), dan kegiatan pengmas
46% (rata-rata% peningkatan penerima tiap tahun). Namun dari sisi
kualitas kegiatan dan impact nya terhadap masyarakat masih belum
terjadi peningkatan yang signifikan. Terbukti dengan sedikitnya
jumlah masyarakat yang terlibat dan pemberitaan yang belum
menyentuh banyak media baik media elektronik dan maupun media
cetak.
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 5
Tahun Kegiatan pengmas in-line dengan bidang keilmuan
Kegiatan pengmas yang in-line dengan riset
Jumlah kegiatan Pengabdian Masyarakat
2009 30 6 302010 43 8 452011 47 20 582012 54 12 55
Tabel data kegiatan pengmas UI tahun 2007-2012 yang sesuai disiplin ilmu
Kegiatan pengabdian yang belum memperlihatkan dampak ini
disebabkan beberapa faktor, pertama lebih dari 80% kegiatan
pengmas masih bersifat sporadis, monodisiplin. Para pengabdi
masyarakat secara sporadis ingin mengaplikasikan IPTEKS nya
tanpa melibatkan disiplin ilmu lain. Padahal salah satu tolok ukur
keberhasilan suatu intervensi kegiatan pengabdian masyarakat
adalah adanya keberlanjutan program (sustainability), dan program
multidisiplin memiliki peluang sustainability yang lebih besar daripada
monodisiplin. Kedua, lebih dari 85% kegiatan pengmas belum in-line
dengan bidang riset dari pengabdi utama. Para pengabdi masih
banyak yang belum memanfaatkan hasil-hasil riset mereka secara
optimal untuk kegiatan pengabdian masyarakat.
Dievaluasi berdasarkan kepakaran dan bidang riset pengabdi.
Beberapa contoh kegiatan pengabdian masyarakat yang menurut
hemat penulis sudah berhasil memanfaatkan hasil riset atau
bidang penelitiannya adalah seperti yang dilakukan oleh Ahmad
Herry Fuad dari Departemen Teknik Arsitektur yang melaksanakan
kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yaitu perancangan dan
pembangunan partisipatif kamar mandi komunal dengan bahan
daur ulang di kelurahan pegangsaan, jakarta pusat. Hal yang sama
dilakukan oleh Hadi Tresno Wibowo dari Departemen Teknik Mesin
yang berhasil mengembangkan desain kapal lambung pelat datar
dan melaksanakan IbM penerapannya di Balongan. Dibidang riset
dasar sekalipun juga muncul program IbM seperti yang diinsiasi
oleh Dr.Susiani Purbaningsih, DEA. departemen Biologi dalam IbM
Budidaya Belimbing organik di Sawangan Depok yang sebelumnya
riset beliau berjudul Peningkatan Produktivitas Belimbing (Averrhoa
carambola) melalui:
Pemanfaatan Limbah Pasar Tradisional di Kota Depok 1.
sebagai Pengganti Pupuk Anorganik dan Variasi Penggunaan
Pembungkus Buah Belimbing
Pembuatan Granul Effervesens Buah Belimbing.2.
Upaya penataan program pengmas yang memiliki kompetensi tinggi
dari para pengabdi menjadi langkah yang penting bagi universitas
Indonesia dalam meningkatkan pengaruhnya di mayarakat. Salah
satu upaya yang patut dicontoh di universitas pada beberapa
negara maju adalah dengan membentuk suatu institut “research
utilization“. Institusi ini memiliki peran dalam melakukan kajian
terhadap penggunaan hasil riset dan menyediakan sumber daya
untuk meningkatkan kebijakan publik dan jasa. Jadi ada semacam
komite review hasil riset yang ada di perguruan tinggi untuk dicarikan
peluang implementasinya kepada masyarakat. Selain itu juga bisa
dikembangkan arah sebaliknya, yaitu dengan mengkaji peluang-
peluang riset berbasis kebutuhan masyarakat.
Upaya ini tentu menuntut kerjasama yang baik, baik secara internal
di universitas Indonesia bersama para manajer riset fakultas maupun
secara eksternal dengan masyarakat, industry dan pemerintah
daerah dan pusat. Sebagai langkah konkret dari kegiatan menuju
kearah pemberdayaan riset tersebut DRPM UI mengagendakan
kegiatan review hasil riset untuk pengelolaan kegiatan community
development. n
Referensi
Besari S M. Teknologi Nusantara : 40 abad hambatan inovasi. Penerbit 1.
Salemba Teknika 2008.
Zuhal. Kekuatan Daya Saing Indonesia – mempersiapkan masyarakat 2.
berbasis pengetahuan. Penerbit Buku Kompas 2008.
http://www.ruru.ac.uk/3.
_
Agustino Zulys, doktor di bidang kimia anorganik, adalah Kepala
Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI
oleh Sundani N. Soewandhi
6 I WArtA drPM I EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
Topik Pilihan
FLipMAS:Sebuah Gagasan
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 7
Delapan belas tahun membantu
mengembangkan program
darma PPM di Ditlitabmas
memberi banyak fakta belum
bersinerginya kegiatan PPM antar fakultas
atau program studi di suatu perguruan
tinggi (PT) apalagi antar PT. Kalaupun
sinergisme itu teridentifikasi, hal tersebut
lebih disebabkan karena program PPM
yang mensyaratkannya. Jika masing-masing
LPM PT diwajibkan membuat peta kerja
PPM (sinergisme antar program PPM PT) di
lingkungannya selama 3-5 tahun terakhir,
maka peta termaksud tentu tidak mampu
mengekspresikan sinergisme program,
keserasian dengan visi-misi LPM PT dan
konvergensi manfaat. Kondisi semacam ini
lebih banyak disebabkan karena PPM yang
dilaksanakan PT merupakan inisiatif penuh
tenaga pendidik. LPM PT tidak menatanya
sesuai misi PPM yang sudah dimilikinya.
Konsekuensinya, sinergisme PPM suatu PT
dan juga antar PT, tidak ditemukan. Oleh
karenanya, dampak sistemik kewilayahan
tidak terasakan. Manfaat program akhirnya
lebih bersifat kasuistik dan individual.
PPM akan memberi dampak signifikan
bagi sivitas akademika PT, pemda dan
masyarakat jika dikerjakan secara terstruktur
dan sistematis mengacu kepada persoalan,
kebutuhan dan tantangan masyarakat.
Untuk itu diperlukan adanya peta persoalan,
kebutuhan atau tantangan di suatu
wilayah tertentu (desa, kota, kabupaten
atau propinsi) yang disusun bersama. Peta
tersebut dapat dicek silangkan dengan
data pemda sebelum dijadikan acuan
seluruh LPM PT di wilayah yang sama. LPM
PT wilayah membahas jenis kepakaran
dan jumlah pakar yang diperlukan untuk
merespons peta persoalan dalam bentuk
jenis program PPM. Selanjutnya, tawaran
program disampaikan kepada seluruh
tenaga pendidik yang menata kepakaran
timnya masing-masing didukung penuh LPM
PT wilayah.
Tingginya frekuensi pergaulan antara tenaga
pendidik dan masyarakat eksternal PT
membuka peluang terjadinya peningkatan
kemampuan sintesis, pengayaan wawasan
dan pemutakhiran ipteks di kedua belah
pihak. Oleh karena itu, semakin banyak
dana dan kegiatan PPM yang dilaksanakan
di masyarakat, mendorong semakin
membaiknya mutu pendidikan. Ki Hajar
Dewantara menegaskan melalui petuahnya
– ilmu tanpa praktek itu kosong, praktek
tanpa ilmu itu kerdil -. Disamping itu, manfaat
eksistensi PT di wilayah masing-masing
melalui program PPM segera dirasakan
masyarakatnya. Disadari atau tidak, untuk
sementara waktu ini, hanya darma PPM
yang mampu memberikan manfaat langsung
kepada masyarakat.
Fakta adanya persaingan antar LPM PT
di suatu wilayah dalam upaya membantu
Ditlitabmas, pemda atau industri untuk
membantu masyarakat masih terbelenggu
pada jumlah proposal yang dilaksanakan
dan besarnya dana yang diterima. Disadari
atau tidak, lemahnya komunikasi antar
tenaga pendidik suatu PT dan atar LPM PT
di satu wilayah berakibat pada tumpang
tindihnya kegiatan PPM sekaligus beban bagi
masyarakat secara psikologis dan fisik.
Menyadari adanya beberapa faktor kronis di
atas, para aktivis PPM yang menyebut dirinya
sebagai Profesional Pendidik Masyarakat
(PROdikMAS) di Bali di bawah naungan LPM
UNUD, UNDIKSHA, UNMAS DENPASAR
dan ISI DENPASAR bersepakat untuk
memperbaikinya. Menegaskan keeratan
relasi PROdikMAS dan LPM, meniadakan
belenggu batas almamater, membangun
kepercayaan dan respek akan kehadiran,
kemahiran rekan-rekannya dari berbagai
PT, memetakan persoalan, kebutuhan dan
tantangan masyarakat di wilayah Bali serta
menggerakkan sebanyak mungkin PT bahu
membahu mengatasinya, menjadi cikal bakal
visi dan misi FLipMAS.
Dengan menerapkan prinsip kewilayahan,
kebhinekaan dan keikhlasan bermasyarakat,
PROdikMAS di wilayah Bali bersama 4
(empat) Ketua LPM tersebut pada tanggal
15 April 2010 membentuk Forum Layanan
ipteks bagi Masyarakat, FLipMAS dan
diberi nama Ngayah yang berarti bekerja
dengan penuh keikhlasan. Nama FLipMAS
wajib menggunakan bahasa daerah untuk
mengajak semua pihak belajar tentangnya.
Berturut-turut terbentuk FLipMAS HETFEN
(10/10/2010) di Kupang NTT, LEGOWO
(04/03/2011) di Malang, MAMMIRI
(10/01/2011) di Makassar, SABILULUNGAN
(01/03/2011) di Bandung dan JAGADHITA
(01/03/2011) di Yogyakarta. Pada tanggal 30
Juli 2011 terbentuk DIANMAS di Jawa Tengah;
6 Agustus 2011 OLAHBEBAYA di Kalimantan
Timur dan 22 Agustus LEUSER Di Medan.
“Ilmu tanpa praktek itu kosong, praktek tanpa ilmu itu kerdil.”
Ki Hajar Dewantara: 1889 – 1959
FLipMAS Fatahillah (Jabodetabek)
Berbuat untuk masyarakat dan wilayah Jabodetabek1. Bersinergi dengan pemerintah, industri, swasta dan berbagai 2. komunitasMenghubungkan 3. expertise kampus untuk pemberdayaan masyarakat
Ketua Umum : Prof. Bondan T. Sofyan, UISekretaris : Dr. Agustino Zulys, UI Ir. Dwi Rahmalina, MT, Jayabaya
Sekretariat:DRPM UI, Gedung Science Park Lt. 2 , Kampus UI Depok 16424. Telp: 021-7270152. E-mail: [email protected]
8 I WArtA drPM I EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
Pada tanggal 16 Juli 2011 dalam pertemuan nasional FLipMAS di
Kantor Gubernur Sulawesi Selatan dibentuk FLipMAS Indonesia.
Struktur Organisasi. Mengingat FLipMAS beranggotakan
PROdikMAS, maka struktur organisasi yang dipilih ditentukan para
anggotanya. Struktur organisasi FLipMAS disarankan seramping
mungkin yang terdiri dari Ketua (ex officio LPM PT), Ketua Pelaksana
(PROdikMAS) dan Para Ketua Bidang (PROdikMAS, khususnya
Penerbitan Jurnal Aplikasi Ipteks)
Dalam kondisi khusus, Ketua dan Ketua Pelaksana dapat
diintegrasikan menjadi satu dan berasal dari PROdikMAS. Ketua
FLipMAS ditetapkan karena kewaskitaannya dan sikapnya yang
mendukung strategi serta operasional FLipMAS. Ketua Pelaksana
hendaknya dipilih karena kemampuannya mengelola sebuah
organisasi, memiliki jaringan luas ke para pemangku kepentingan dan
dinamis. Operasional FLipMAS digerakkan sepenuhnya melalui iuran
para PROdikMAS, management fee dari pekerjaan yang dilaksanakan
dan donasi para pemangku kepentingan yang bersimpati.
Pola hubungan FLipMAS dan LPM PT. FLipMAS adalah sebuah
forum yang tidak berwenang melakukan kerjasama atau kontraktual
dengan pihak manapun. Sebagai sebuah forum pemikir PPM,
FLipMAS memfungsikan dirinya mewakili PROdikMAS di wilayah
masing-masing dalam membangun kerjasama, baik dengan pihak
Pemerintah Daerah maupun Industri. Aspek legal dari kerjasama
tersebut diserahkan kepada kewenangan LPM PT.
Kewajiban FLipMAS dalam merealisasikan program kemasyarakatan
adalah:
Memetakan persoalan, kebutuhan dan tantangan masyarakat di 1.
suatu wilayah.
Menata strategi pelaksanaan program bersama LPM PT.2.
Mengekspose kinerja tahunan bagi seluruh pemangku 3.
kepentingan dan masyarakat luas.
Ketiganya difungsikan bagi pihak Pemerintah Daerah, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, industri penyandang dana Corporate
Social Responsibility, CSR dan institusi terkait lainnya.
Pola hubungan FLipMAS dan Pemda. FLipMAS yang dibentuk
sebagai Think-Tank berbagai pihak yang berempati pada masyarakat
tetap berbasis pada kepakaran akademiknya. Dengan memposisikan
FLipMAS sebagai mitra ataupun unit fungsional Balitbangda memberi
fleksibilitas tinggi bagi terealisasinya seluruh kewajiban FLipMAS.
Dalam aspek riset, Balitbangda terbantukan dengan kehadiran
Dewan Riset Daerah. Untuk aspek kemasyarakatan, Balitbangda
dapat mengandalkan eksistensi FLipMAS.
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 9
Sundani Nurono Soewandhi dadalah profesor dalam bidang farmasi dari Institut Teknologi Bandung. Gelar S1 dalam bidang teknologi farmasi diselesaikan pada tahun 1977 di ITB dan gelar S2 Apoteker diselesaikan pada tahun 1979 juga di ITB. Jenjang S3 dalam bidang teknologi farmasi solida diselesaikan di TU Braunschweig, Jerman pada tahun 1983. Selain sebagai pengajar di Sekolah Farmasi ITB, beliau juga merupakan Narasumber Program Pengabdian kepada Masyarakat dan Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI.
Peta persoalan, kebutuhan dan tuntutan masyarakat versi FLipMAS
dapat diintegrasikan dengan peta sejenis versi pemda. Integrasi
keduanya menghasilkan prioritas program dan FLipMAS dan LPM PT
mendistribusikannya sesuai dengan jenis program Ditlitabmas atau
model program lainnya.
Pola hubungan FLipMAS dan CSR. Terbebas dari apakah kehadiran
CSR di Indonesia saat ini disebabkan karena adanya UU No. 25
Penanaman Modal Tahun 2007 dan juga UU No. 40 Perseroan
Terbatas Tahun 2007 tentang CSR ataukah disebabkan kesadaran
pengusaha atas nasib bangsanya, FLipMAS mengantisipasinya secara
positif. Kemitraan FLipMAS dan donatur CSR yang selanjutnya disebut
CSR sangat pas dan tepat. FLipMAS dengan berbagai kegiatannya
membawa misi kemandirian dan kesentosaan masyarakat. Misi
serupa juga diemban CSR. Dengan demikian berbagai kombinasi
sinergistik dapat dibangun dalam bentuk FLipMAS-Pemda, FLipMAS-
Pemda-CSR, FLipMAS-CSR.
Pada prinsipnya FLipMAS menjadi partner intelektual baik bagi
Pemda maupun industri.
Interaksi antar FLipMAS. Kinerja FLipMAS di setiap wilayah dapat
menjadi acuan kerja FLipMAS wilayah lainnya dalam kerangka
saling belajar, mengisi kebutuhan atau keperluan kegiatan
kemasyarakatannya. Seperti halnya interaksi antar PROdikMAS
dalam FLipMAS, demikian pula model interaksi yang dibangun antar
FLipMAS, integratif dan sinergistik. Maksudnya tiada lain kecuali
konvergensi perjuangan dalam membangun bangsa.
Program Kerja FLipMAS. Sebagai akademisi yang berempati pada
kesentosaan bangsa, mengacu pula kepada tiga kewajiban dasarnya,
FLipMAS memiliki program kerja jangka pendek untuk menetapkan
agenda kerja tahunan (internal dan eksternal) dan jangka menengah
yang meliputi pembentukan FLipMAS di Wilayah lainnya dan
membangun kerjasama dengan forum sejenis di Luar Negeri
Jurnal Aplikasi Ipteks. Sampai pada bulan Maret tahun 2012,
FLipMAS telah menerbitkan 4 (empat) Jurnal Aplikasi Ipteks
sebagai wadah informasi tentang PPM bagi seluruh pemangku
kepentingannya. Mengingat PPM adalah kegiatan hilir dari riset,
metode pelaksanaannya yang khas aplikasi ipteks bagi masyarakat
dan juga perbedaan masyarakat pembacanya, FLipMAS menerbitkan
Jurnal Aplikasi Ipteks dengan format dan substansi yang khas,
berbeda dengan Jurnal Ilmiah riset. Ke empat Jurnal Aplikasi Ipteks
tersebut adalah: 1) Ngayah (khusus bidang Sosial dan Humaniora);
2) Jagadhita (khusus bidang Ekonomi dan Kewirausahaan); 3)
Olahbebaya (khusus masalah Lingkungan); dan 4) Dianmas (khusus
masalah Pendidikan).
Diharapkan pada tahun 2012 ini juga akan diterbitkan Jurnal Aplikasi
Ipteks Mammiri (khusus bidang Pertanian); Sabilulungan (khusus
bidang Pangan dan Gizi) dan Legowo (khusus bidang Sains dan
Teknologi).
Workshop Proposal. Sampai pada bulan Maret tahun 2012, FLipMAS
secara mandiri telah menyelenggarakan kegiatan Workshop Proposal
di 5 (lima) wilayah. Tanggal 13-14 Januari 2012 dilaksanakan Mammiri
di Makassar untuk seluruh PT Sulawesi Selatan, diikuti Legowo pada
25-26 Februari 2012 di Batu, Malang untuk seluruh PT Jawa Timur.
Selanjutnya tanggal 24-25 Februari 2012 Jagadhita melaksanakannya
di Hutan Wanagama, Yogyakarta untuk seluruh PT di DIY. Tanggal
3-4 Maret 2012 kegiatan sejenis dilaksanakan Sabilulungan di LPPM
UPI Bandung untuk seluruh PT Jawa Barat dan tanggal 9-10 Maret
2012 Dianmas melaksanakannya di Bandungan Semarang untuk
seluruh PT Jawa Tengah. Akhir Maret 2012 Ngayah merencanakan
melaksanakannya di Singaraja untuk seluruh PT di Bali. Kegiatan ini
menjadi agenda tahunan FLipMAS yang dilaksanakan secara swadana
untuk meningkatkan critical mass tenaga pendidik pelaksana kegiatan
PPM.
10 I WArtA drPM I vol. 05 No. 01 oktobEr 12
Pada saat ini, pelaksanaan
program pengabdian masyarakat
Universitas Indonesia (UI)
untuk tahun 2012 telah mulai
dilaksanakan. Tahun 2012 adalah tahun
keempat pelaksanaan hibah pengabdian
masyarakat UI yang dimulai sejak tahun
2009. Tahun ini terdapat 55 tim dari dua
belas fakultas, satu program pascasarjana
dan dua pusat riset yang ada di UI
yang menjalankan progam pengabdian
masyarakat tersebut. Penerima Hibah
Pengabdian Masyarakat terbanyak adalah
Fakultas Teknik (18 proposal), selanjutnya
adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat (8
proposal) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (7 proposal) [Gambar 1]. Ada satu
fakultas yang tidak mengajukan proposal
hibah pengabdian masyarakat, yaitu Fakultas
Kedokteran Gigi. Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat per Fakultas Tahun 2012
Gambar 1
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
FK
3
0
3 3
8
1 1 1 1
44
2
6
18
FKG
FKM FIK
FMIP
A FT
FASI
LKOM FH FE FI
B
FPSI
FISI
P
PPS
PUSA
T RI
SET
(CAS
& C
ERIC
)
KESEHATANSAINS &
TEKNOLOGI SOSIAL-HUMANIORA
Kualitas Proposal Program Pengmas 2012 di UI:Borderline or Superior?
oleh Citra Wardhani dan Nur Sri Ubaya Asri
vol. 05 No. 01 oktobEr 12 I WArtA drPM I 11
Secara umum, kegiatan pengabdian
masyarakat dari hibah ini dilaksanakan
secara merata berdasarkan rumpun ilmunya
walaupun terlihat bahwa rumpun sains dan
teknologi melaksanakan porsi yang terbesar
(40%; Gambar 2) dibandingkan dengan
rumpun kesehatan (15 proposal; 25%) dan
soshum (18 proposal; 35%).
Program pengabdian masyarakat yang
pendanaannya dilaksanakan dalam bentuk
hibah ini dimulai di UI sejak tahun 2009,
dua tahun setelah keterlibatan UI dalam
program pengabdian masyarakat melalui
pendanaan Dikti sejak tahun 2007. Skema
Hibah Pengmas UI 2012 yang ditawarkan
terdiri atas 5 skema yang pada dasarnya
diklasifikasikan berdasar mitra kerjasama
program tersebut.
15 (25%)
22 (40%)
18 (35%) Kesehatan
Sains & Teknologi
Sosial-Humaniora
Gambar 2
Skema dalam Hibah Pengabdian Masyarakat UI 2012
Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat per Rumpun Tahun 2012
Gambar 3
Boks 1. Penyebab utama gugurnya proposal pada seleksi administrasi adalah:
1. Kurangnya kehati-hatian dan ketelitian dalam proses upload melalui SIRIP2. Tidak ada lembar pengesahan, atau3. Pengumpulan lembar pengesahan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,
atau4. Tidak ada surat kesediaan dari mitra, atau5. Tidak memenuhi kelengkapan lainnya seperti:
a. Tidak mencantumkan CV pengabdi utama dan anggotab. Tidak mencantumkan surat kesediaan sebagai ketua dan anggotac. Tidak ada RAB
Skema-skema tersebut adalah IbM (IPTEKS
bagi Masyarakat), IbIKK (IPTEKS bagi Inovasi
dan Kreatifitas Kampus), IbK (IPTEKS bagi
Kewirausahaan), IbW (IPTEKS bagi Wilayah),
dan IbD Multidisiplin (IPTEKS bagi Daerah
Multidisiplin) (Gambar 3).
Untuk program tahun 2012, terdapat
122 proposal yang diajukan. Dari jumlah
ini, sebanyak 11 tim gugur pada seleksi
administrasi seperti alasan-alasan yang
disampaikan pada Boks 1.
Seratus sebelas proposal diteruskan untuk
direview oleh dua orang reviewer. Hasilnya,
sebanyak 88 proposal dapat diteruskan
untuk proses seleksi presentasi yang
menyisakan 55 proposal yang dapat didanai
oleh UI melalui DRPM.
Pelaksanaan seleksi program ini menyisakan
pertanyaan mengenai kualitas proposal
pengabdian masyarkat yang telah diseleksi.
Sebanyak 92 review atas proposal digunakan
untuk dianalisis. Tidak keseluruhan skema
dimasukkan karena perbedaan kriteria
penilaian sehingga hanya skema IbM yang
dianalisis. Sembilan belas review proposal
(19%) tidak dipergunakan. Kriteria penilaian
dokumen review proposal pengmas
didasarkan pada metode yang disajikan di
Box 2.
12 I WArtA drPM I EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
70
60
50
40
30
20
10
0
Gambar 4
Analisissituasi
Permasalahanmitra Solusi Target
6 6 6 3
22
64
52
34
44 45
kurangcukupbaik
3947
HASIL
Secara umum, kualitas proposal yang masuk
dalam kriteria baik masih sedikit untuk
semua faktor yang direview.
Kemampuan pengusul dalam melakukan
analisis situasi tersebar secara merata
dalam kategori cukup (47 proposal; 51,1%)
dan kurang (39 proposal; 42,4%). Kualitas
serupa dapat ditemukan dalam kemampuan
menyusun target program yang tersebar
secara merata dalam kategori cukup (45
proposal; 48,9%) dan kurang (44 proposal;
47,8%).
Kemampuan yang menonjol terlihat pada
penyajian permasalahan mitra dalam
kegiatan pengmas yang sebagian besar
dapat dikategorikan cukup (64 proposal;
69,6%) dan kurang dari seperempatnya yang
dikategorikan kurang (22 proposal; 23,9%).
Sayangnya, hal yang sama tidak dapat
ditemukan dalam menyajian solusi yang
Boks 2. Metode:
Proposal pengmas secara umum dinilai berdasarkan lima faktor utama, yaitu:1. Analisis situasi2. Permasalahan mitra3. Solusi yang ditawarkan 4. Target luaran5. Kelayakan program yang diusulkan
Reviewer diminta untuk menilai faktor-faktor dalam proposal itu berdasarkan empat kategori kualitas. Untuk faktor analisis situasi pada bagian gambaran situasi mitra saat ini, misalnya, reviewer akan menilai apakah pengusul telah menggambarkannya dengan sangat jelas (skor 7), jelas (5), tidak jelas (3) atau sangat tidak jelas (1). Demikian juga dengan faktor lainnya.
Dari formulir review yang diterima DRPM, ternyata ada cukup banyak nilai yang diberikan diluar nilai yang telah ditetapkan karena reviewer memandang kualitasnya diantar kelas yang ada. Oleh karena itu, untuk keperluan seleksi, nilai tersebut tetap dipakai, tetapi untuk melihat kualitas secara lebih makro, dibuat klasifikasi baru.
Nilai 1-4 dikategorikan dalam kelas ‘kurang’, nilai 5-6 masuk kategori ‘cukup’, dan nilai 7-8 masuk dalam kategori ‘baik’.
Skor Proposal Pengabdian Masyarakat pada Empat Faktor yang Dinilai
EdISI khUSUS PENGMAS MEI 12 I WArtA drPM I 13
masih dipandang kurang dapat menunjukkan
solusi yang tepat (52 proposal; 56,5%).
Secara umum, kekurangan terbesar terletak
pada perumusan solusi yang ditawarkan.
Dengan melihat dialog yang ada pada saat
presentasi proposal, maka kelemahan ini
dapat disebabkan oleh dua faktor utama,
yaitu:
Kurangnya kontak antara pengusul 1.
dengan masyarakat mitra serta
pelibatan kolega dari UI yang ahli
dibidang tersebut sehingga solusi yang
ditawarkan kurang tepat dan kurang
sesuai dengan masalah yang diangkat
Kurang tajamnya perumusan 2.
solusi yang dituliskan pengusul
dalam proposal sehingga solusi
yang sebetulnya baik menjadi tidak
tergambarkan dengan baik.
Kelemahan pertama dapat diatasi dengan
meningkatkan dialog antar disiplin ilmu,
sesuai dengan semangat pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat yang
multidisiplin; menyelesaikan masalah secara
bersama. Banyak tehnik penggalian masalah
dan solusinya bersama masyarakat yang
dikuasai oleh para ahli di bidang sosial yang
dapat dimanfaatkan oleh para ahli di bidang
lain, misalnya metode PRA (Participatory Rural
Appraisal) atau AI (Appreciative Inquiry).
Kelemahan kedua dapat diatasi salah
satunya dengan mengikuti atau mengadakan
workshop yang memiliki fokus untuk
meningkatkan kemampuan para pengabdi
dalam penyusunan proposal program
pengabdian masyarakat
Program pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan oleh universitas atau institusi
idealnya memang seharusnya berbasis
keilmuan yang multidisiplin, problem-
based solution, dan memberi perhatian
pada keberlanjutan program melalui
pemberdayaan dan pelibatan masyarakat,
pembentukan kader serta penguatan modal
sosial di masyarakat. Kegiatan pengabdian
masyarakat adalah cerminan kepedulian kita
terhadap bangsa kita. Mari meningkatkan
kualitas, mari memberdayakan. n
_
Citra Wardhani, master di bidang psikologi sosial dan ilmu lingkungan, adalah Staf Ahli di DRPM UI.
Nur Sri Ubaya Asri adalah staf Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI
HIGHLIGHT
KRITIK DAN [email protected]
www.research.ui.ac.idEdISI khUSUS PENGMAS MEI 12
Pengabdi Masyarakat Utama Judul Fakultas Jenis
HibahAsal
Departemen
Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng
Transfer Teknologi Bioproses Sederhana Melalui Pelatihan Pembuatan Tempe Untuk Peningkatan Kemampuan Ketahanan Pangan Dan Perekonomian Masyarakat Di Sekitar Lingkungan Kampus Universitas Indonesia
Teknik Ib-M Teknik Kimia
Dr. Fatmah SKM., M.S.Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia Kota Depok Melalui Penerapan Kartu Penilaian Status Gizi Dan Pedoman Pengukuran Antropometri Lansia
Kesehatan Masyarakat Ib-M Gizi
Sigit Mulyono S.Kp., M.N Ibm Puskesmas Di Kota Depok Untuk Penerapan Sistem Informasi Manajemen Surveilen Gizi Balita Berbasis Web
Ilmu keperawatan Ib-M keperawatan
komunitas
Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo DEA.
Peralatan Pengolah Air Sederhana Untuk Mengatasi Krisis Air Bersih Di Daerah Rawan Banjir Rw 03 Kampung Pulo Jakarta Timur
Teknik IbM Teknik Kimia
Dr.-Ing. Ir. Nasruddin, MengPelatihan Keterampilan dan Sertifikasi Teknisi Teknik Pendingin Bagi Pemuda dan Remaja di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Cipayung - Kota Depok
Teknik Ib-M Mesin
drg. Anton Rahardjo MKM. PhD Kontrol Karies Gigi Pada Usia Dini Di Kecamatan Sukmajaya Kedokteran
Gigi Ib-MIlmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan
Dr.Susiani Purbaningsih, DEA. IbM Budidaya Belimbing Organik MIPA Ib-M Biologi
Ir. Tri Tjahjono, MSc., PhD Analisis Data Kecelakaan lalu lintas bagi pemerintah daerah dan kepolisian resor Kabupaten Gunung Kidul, DIY FT
Diseminasi Hasil Riset/ Pengmas Yang melibatkan Mahasiswa
Sipil
Research in-lined Community Service dari Hibah Pengmas 2010 Batch 1