Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

23
http://indonesiasafetycenter.org/ INDONESIA SAFETY CENTER ISC safety newsletter Edisi Agustus 2015 Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center klasifikasi NFPA untuk Fire Extinguisher Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran

Transcript of Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

Page 1: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

http://indonesiasafetycenter.org/

INDONESIASAFETYCENTER

ISCsafetynewsletter

Edisi Agustus 2015

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center

klasifikasi NFPA untuk

Fire Extinguisher

Mencegah danMenanggulangiKebakaran

Page 2: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center1

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

DARIDAPURREDAKSI

Halo para pemerhati HSE Indonesia, bertemu lagi dengan kami :)

Puji syukur akhirnya ISC SAFETY NEWSLETTER untuk edisi Agustus 2015 PT Sinergi Solusi Indonesia-Indonesia Safety Center (Proxsis Consulting Group) telah berhasil diterbitkan. Edisi kali ini akan membahas Bagaimana Cara Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran.

Kami hadir dengan harapan dapat menjadi media untuk memuat berbagai informasi mengenai HSE bagi rekan-rekan semua di Indonesia. Semoga informasi yang kami muat dengan newsletter ini dapat memberikan banyak manfaat serta dapat menjadi sumber referensi anda dalam menggali ilmu HSE.

Segenap tim redaksi ISC SAFETY NEWSLETTER mohon maaf atas apabila masih terdapat kekurangan kami dalam memberikan informasi pada public. Terima kasih banyak atas dukungan dan saran dari rekan-rekan semua untuk menjadikan newsletter ini semakin baik. Semoga dengan adanya dukungan dari semua rekan-rekan newsletter ini dapat terbit secara rutin. Mari kita peduli dengan lingkungan sekitar kita dengan budayakan K3 karena Indonesia bisa!

Salam,Tim Redaksi

“YOUR SAFETY IS EVERYONE'S RESPONSIBILITY!”

ISC Safety Newsletter

Ketua Redaksi Mufqi HaritsEditor Fahmi MunsahWakil Editor YudiatiLayout Rifyalka

Edisi Agustus 2015

Page 3: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

INDONESIASAFETYCENTER

ebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materiil bahkan sering kali juga keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa fasilitas publik misalnya Pasar Besar di kota Malang, Pasar KTanah Abang di Jakarta, Gedung BI di Jakarta dan lain sebagainya maka yang menderita kerugian tentu

masyarakat banyak. Di lihat dari segi rehabilitasi fasilitas maka kecelakaan akibat kebakaran memerlukan waktu yang relatif lama belum lagi kerugian yang mustahil direcoveri seperti arsip, barang antic, sertifikat dan lain sebagainya. Oleh karena itu mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama dalam teknologi penanggulangan kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan dalam UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”. Kemudian diikuti dengan peraturan lain misalnya: Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebabagainya menyebutkan dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja”

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali. Sedangkan Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.

Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Pencegahan kebakaran mengandung dua pengertian yaitu (1) penyalaan api belum ada dan usaha pencegahan ditujukan agar tidak terjadi penyalaan api. Contoh dari tindakan ini adalah dengan memisahkan bahan mudah terbakar pada ruang khusus, membuat aturan pencegahan kebakaran, memasang rambu dilarang merokok dan seterusnya. (2) Penyalaan api sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api tetap terkendali. Contoh dari tindakan ini adalah mengatur nyala api di dalam ruang tempa, ketel uap, dapur pemanas dan lain sebagainya.

Dari segi strategi pemadaman ada dua cara penting yang perlu diperhatikan yaitu (1) teknik dan (2) taktik pemadaman kebakaran. Teknik pemadaman kebakaran yaitu kemampuan mempergunakan alat dan perlengkapan pemadaman kebakaran dengan sebaik-baiknya. Agar menguasai teknik pemadaman kebakaran maka seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang penanggulangan kebakaran, bersikap positif terhadap penanggulangan kebakaran, terlatih dan terampil mempergunakan berbagai alat serta perlengkapan kebakaran.

Taktik pemadaman kebakaran adalah kemampuan menganalisis situasi sehingga dapat melakukan tindakan dengan cepat dan tepat tanpa menimbulkan kerugian yang lebih besar. Taktik ini terkait dengan analisis terhadap unsur-unsur pengaruh angin, warna asap kebakaran, material utama yang terbakar, lokasi dan lain sebagainya.

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 2

HEADLINE

MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN

http://indonesiasafetycenter.org

Page 4: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 3

Penyebab Kebakaran

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai (1) kelalaian, (2) kurang pengetahuan, (3) peristiwa alam, (4) penyalaan sendiri, dan (5) kesengajaan.

1. Kelalaian Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.

2. Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain sebagainya.

3. Peristriwa alam Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir, panas matahari dan lain sebagainya.

4. Penyalaan sendiri. Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar kering di hutan.

Segitiga Api

Api terjadi dari tiga unsur yaitu 1. Bahan bakar2. Oksigen3. Panas

Bahan bakar yang mudah terbakar tersebut misalnya: kayu, kertas, karet, plastik dan lain sebagainya. Oksigen biasanya didapat dari udara. Udara mengandung 21 % oksigen suatu tempat dikatakan masih memiliki keaktifan pembakaran bila kadar oksigennya lebih dari 15 %. Sedang bila kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran.Nyala api terjadi Karena adanya unsur bahan bakar, panas dan oksigen yang berjalan dengan cepat dan seimbang. Ke tiga unsur api tersebut seringkali digambarkan sebagai segi tiga api.

Page 5: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center4

HEADLINE

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/material-safety-data-sheet-msds/

jKlasifikasi Kebakaran

Dengan semakin meningkatnya teknologi maka diversifikasi bahan bakar juga semakin meluas. Berbagai jenis bahan bakar dan teknis pembakarannya mendorong para ilmuwan kebakaran untuk menggolongkan jenis kebakaran menurut bahan bakar yang terbakar karena cara ini dipandang paling efektif di dalam menentukan teknik dan taktis pemadaman kebakaran. Klasifikasi kebakaran dimaksudkan sebagai penggolongan atau pembagian jenis kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar. Pembagian atau penggolongan ini bertujuan agar diperoleh kemudahan dalam menentukan cara pemadamannya. Namun demikian ternyata belum ada kesepakatan yang berlaku secara menyeluruh terhadap pengklasifikasian ini. Masing-masing negara atau asosiasi ahli memiliki klasifikasi sendiri-sendiri.

1. Klasifikasi di IndonesiaKlasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per. 04/Men/1980 tanggal 14 April 1980 Tentang syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.

?Klas A: Bahan bakar padat (bukan logam)?Klas B: Bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar?Klas C: Instalasi listrik bertegangan?Klas D: Kebakaran logam

2. Klasifikasi EropaKlasifikasi di Eropa sesudah tahun 1970 mengacu kepada Comite European de Normalisation sebagai berikut.?Klas A: Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abuKlas ?B: Bahan bakar cair. Contoh: bensin, solar, spiritus dan lain sebagainyaKlas ?C: Bahan bakar gas. Contoh: LNG, LPG dan lain sebagainyKlas ?D: Bahan bakar logam. Contoh: magnesium, potasium dan lain sebagainya.

3. Klasifikasi Amerika National Fire Protection Association (NFPA)?Klas A: Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu?Klas B: Bahan bakar cair atau yang sejenis?Klas C: Kebakaran karena listrik?Klas D: Kebakaran logam

Page 6: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center5

HEADLINE

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/material-safety-data-sheet-msds/

Label menurut klasifikasi NFPA untuk fire extinguisher seperti gambar berikut:

4. Klasifikasi Amerika U.S. Coast Guard? Klas A: Bahan bakar padat?Klas B: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya: bensin, benzena dan lain sebagainya?Klas C: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: ethanol, aceton dan lain sebagainya?Klas D: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih besar atau sama dengan 170 derajat Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya:minyak kelapa, minyak pendingin trafo dan lain sebagainya?Klas E: Bahan bakar cair dengan titik nyala sama dengan atau lebih tinggi dari 170 derajat Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: gliserin, etilin dan lain sebagainya?Klas F: Bahan bakar logam misalnya: magnesium, titanium dan lain sebagainya?Klas G: Kebakaran listrik.

Page 7: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center6

HEADLINE

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/material-safety-data-sheet-msds/

Media Pemadam Api

Media pemadam api yang biasa digunakan adalah (1) air, (2) busa, (3) karbon dioksida, (4) gas halon serta pasca halon dan (5) serbuk kimia kering. Cara kerja dari ke lima media pemadam api tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. AirAir merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif mudah dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).

Perbandingan volume air dengan uap hampir 1500 kali, artinya setiap meter kubik air akan menghasilkan sekitar 1500 kubik uap air pada kondisi atmosfer. Uap yang terbentuk ini akan menyelimuti api sehingga terjadi pemisahan (isolasi) dari oksigen di udara.

Sifat sifat yang kurang menguntungkan air yang perlu dipertimbangkan sebagai media pemadam api antara lain adalah (1) air mudah membeku pada temperatur dingin, (2) bila viskositas naik maka air lebih sulit dipompa, (3) merupakan konduktor yang baik sehingga tidak cocok untuk api jenis C dan (4) density air relatif tinggi sehingga bila yang terbakar adalah minyak, oli dan lain sebagainya maka nyala api akan berada di atas air dan tidak padam.

2. Busa (foam)Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa. Proses pembuatan busa terdiri dari dua tahap yaitu (1) konsentrat busa dicampur dengan air bertekanan sehingga terbentuk larutan busa dan (2) larutan busa dicampur dengan udara sambil disemprotkan sehingga terbentuk busa siap memadamkan api.

3. Karbon dioksidaKarbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang dapat mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C (listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang sudah meluas atau di tempat terbuka.

.4. Gas halonHalon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua atau sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca

Page 8: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center7

HEADLINE

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

5. Bubuk kimia kering (dry chemical powder)Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat. Namun dapat juga dipergunakan potassium chloride atau mono-ammonium phospat. Cara memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu proses reaksi rantai.Bubuk kimia kering dapat digunakan baik untuk kebakaran lokal (dalam ruang) maupun di tempat terbuka (api besar). Mempunyai sifat tidak beracun dan bukan konduktor sehingga bisa dipakai untuk kebakaran jenis C.

Catatan:● : bisa dipergunakan ●● : paling baik dipergunakanAPAR : Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguishers)

Page 9: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center11

DOKUMENTASI KEGIATANTraining

INDONESIASAFETYCENTER

Training AK3 UmumJakarta

15-27Juni 2015

http://indonesiasafetycenter.org/

Training K3 Supervisi Perancah

15-27 Juni

2015

Training Kebakaran Kelas D,C dan B

08-27 Juni 2015

Jakarta

PT Parit Padang Global (Soho Group)

Page 10: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 8

ARTIKEL K3

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

Alat pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar alat pemadam api ini dapat dibedakan menjadi (1) alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat pemadam api ringan (APAR), mobil pemadam api dan lain sebagainya. (2) pemadam api instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.

Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian kebakaran. Oleh karena sifatnya yang hanya dapat menanggulangi kebakaran awal dan mudah dipergunaka oleh satu orang maka APAR biasanya hanya mempunyai durasi semprot yang relatif singkat (dalam bilangan menit).

Berdasarkan konstruksinya APAR biasanya dibuat dalam dua kelompok yaitu :(1) stored pressure type (SPT) (2) gas cartridge type (GCT)Stored pressure type (tersimpan bertekanan) adalah APAR yang memakai gas pendorong bertekanan tercampur bersama media pemadamnya. Gas pendorong yang dipakai adalah Nitrogen (N2). Ciri luar dari APAR ini biasanya ada penunjuk tekanan gas diluarnya. Sedangkan gas cartridge type adalah jika gas pendorong terletak pada cartridge tersendiri, terpisah dari media pemadamnya. Gas yang dipergunakan biasanya adalah gas CO2 (carbon dioksida atau gas asam arang. Dilihat dari media pemadamnya APAR yang sering dipakai adalah :(1) jenis air(2) busa (foam)(3) tepung kimia kering (dry chemical powder)(4) halon serta pasca halon (5) gas asam arang (CO2 ).

Alat Pemadam Api

Page 11: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center9

Petunjuk Penggunaan APAR

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

Page 12: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 10

ARTIKEL K3 - Jenis - Jenis APAR

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/underwater-welding/

1. APAR Jenis AirPada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

2. APAR Jenis BusaTabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 ). Kapasitas yang ada di pasaran adalah 2,5, 10, 20 dan 30 galon. Jangkauan semprot sekitar 10 sampai 15 meter untuk yang 2,5 galon habis dalam satu menit. Sedang yang 30 galon biasanya tipe beroda dengan jangkauan sampai 20 meter dengan waktu sampai 4 menit.

Pemadaman dengan busa diperuntukan cairan mudah terbakar (bensin, solar dan lain sebagainya). Busa akan menutup (menyelimuti) seluruh permukaan yang mudah terbakar sehingga mengisolasi oksigen. APAR jenis ini tidak direkomendasikan untuk kebakaran karena karbon disulfida, ether, tiner dan alkohol karena cairan ini bersifat merusak busa.

APAR jenis busa harus digunakan sampai habis karena tidak bisa digunakan ulang. Untuk pemeliharaan check kondisi nosel setiap bulan dan lakukan uji hidrostatik setiap tahun.

3. APAR Jenis Karbon Dioksida APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.

Konstruksi APAR ini terdiri dari tabung tahan tekanan tinggi yang berisi gas CO2 , pipa siphon, katup dan corong. Bila katup dibuka maka cairan gas akan mengalir dan berubah menjadi es dan gas. Bila tabung telah dipakai 10 % maka harus diisi kembali. APAR jenis ini dapat dipergunakan untuk cairan yang mudah terbakar dan peralatan listrik. Dapat juga untuk api kelas A tetapi tidak boleh dipakai untuk kelas D. Di pasaran tersedia baik untuk yang jenis portable maupun beroda. Dapat dipakai untuk berbagai cairan mudah terbakar yang merusak busa (dimana APAR busa tidak bisa digunakan).

APAR jenis CO2 tidak korosif dan tidak meninggalkan bekas. Tidak menghantar listrik, namun kualitasnya akan menurun bila tidak digunakan dalam waktu yang lama. Bila bobot turun sampai 10 % maka perlu diisi ulang.

Page 13: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center11

DOKUMENTASI KEGIATANTraining

INDONESIASAFETYCENTER

11 Juni 2015

http://indonesiasafetycenter.org/

Training Teknisi K3 Listrik

9-12 Juni 2015

Training Petugas P3K

06-07 Juli 2015

Public Training Offshore

Lakespra SaryantoJakarta

PT Indonesei Comnet Plus (icon+)

Proxsis Corporate University

Page 14: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center11

Jadwal TrainingKelas Weekend 2015

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

VENUE

GRAND CIKARANG BEKASI

AMARIS HOTEL BEKASI

Page 15: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center11

Jadwal TrainingKelas Weekend 2015

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

Page 16: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center

Promo Kemerdekaan

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/underwater-welding/

12

Page 17: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center

ARTIKEL K3 - Jenis - Jenis APAR

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/underwater-welding/

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)

APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.

Agar serbuk terdorong dan keluar bersama gas pendorong maka cara pengoperasian dari APAR ini adalah dengan membuka kunci penutup atau menekan handlenya agar pin terputus. Jarak jangkau semprotan dan lamanya waktu semprot tergantung dari ukuran APAR.

APAR jenis ini terdapat di pasaran baik berupa jinjing, gendong, beroda maupun stationary. Untuk jenis stationary biasanya dipasang pada mobil pemadam kebakaran atau kendaraan emergency lain.

Direkomendasikan untuk penanggulangan kebakaran cairan di tempat terbuka seperti tangki di luar ruang, ceceran minyak, kebakaran jenis listrik bertegangan, dan pabrik tekstil (cotton, wool atau rayon). Namun tidak direkomendasikan untuk klasifikasi kebakaran jenis A yang besar dan kebakaran karena logam (jenis D).

Untuk tandon cairan mudah terbakar yang berada dalam ruangan maka APAR ini tidak direkomendasikan karena akan banyak terdapat asap yang menghalangi proses pemadaman. Pemasangan APAR ini sebaiknya dibantu dengan hidran lengkap dengan selangnya. Hal ini untuk memadamkan bara api yang terjadi. 5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon.

APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide dan chlorine. Contoh: Halon 1211 berarti angka pertama 1 artinya jumlah atom karbon (C) adalah 1; Fluorine (F) 2 (angka ke dua); chlorine (Cl)1 (angka ke tiga) dan bromide (Br) 1 (angka ke empat). Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi. Sebagai pengganti halon dipergunakan gas pasca halon yang antara lain adalah HCFC 241 produksi Du Pont, HBFC 22B1 produksi Great Lake, dan lain sebagainya.

http://dony153jrc.blogspot.com/2012/12/mencegah-danmenanggulangi-kebakaran.html

12

Page 18: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center13

INFO TRAINING

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

COURSE AIM:

Basic Sea Survival atau teori dasar ketahanan di laut meliputi pengenalan perangkat keamanan dan

keselamatan di laut atau air, nama-namanya dan jenis-jenisnya serta cara pengoperasiannya dan sekaligus

prakteknya. Training ini dilaksanakan selama 1 hari pelatihan

Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) yang merupakan lembaga milik TNI

Angkatan Udara (TNI-AU) yang telah berhasil lulus audit oleh PHE ONWJ Pada bidang Water Survival

Aerofisiologi yang bertempat di Jalan MT Haryono kav. 41. Jakarta 12770

Sertifikat dan lisensi dikeluarkan oleh LAKESPRA SARYANTO dan PT Sinergi Solusi Indonesia yang bekerjasama

dengan British Safety Council

DURASI: 1 Hari

INVESTASI: Rp. 1.750.000/peserta

JADWAL TRAINING: Setiap hari Jumat

METODOLOGI: Presentasi, diskusi, dan praktik

Training Basic Sea SurvivalSertifikasi

RunningKemnakertrans RI

Fix

Jakarta

SurabayaSetiap Minggu Hari Kamis

19-20 Agustus, 20-21 0ktober15 - 16 Desember 2015

LESSON PLAN:

1. Launch and inflate a life raft

2. Storage and Preparation of emergency gear.

3. Donning of emergency gear.

4. Boarding techniques.

5. Right and board a life raft unassisted

6. In open water survival techniques.

7. Grouping positions.

8. Life raft management techniques

9. Life raft emergency equipment and usage Basic injury

management, Assisting injured personnel

Page 19: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center14

INFO TRAINING

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

http://indonesiasafetycenter.org/training-ahli-k3-umum/

PENDAHULUANSetiap hari kerja di seluruh Inggris Raya terjadi kecelakaan kerja. Sekurang-kurangnya seorang meninggal dan lebih dari 6000 orang menderita luka akibat kerja. Sebagaimana kita ketahui, kecelakaan meninggal dan sakit akibat kerja memerlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh Perusahaan, disamping kerugian akibat karena kerusakan properti atau kerusakan peralatan, serta hilangnya produktifitas .

Pelatihan ahli K3 Umum dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menuju produktifitas dan efisiensi sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Tujuan Pelatihan ahli K3 UmumMemahami, bahwa terjadinya kecelakaan akan menimbulkan “accident costs” semacam fenomena gunung es maka perlu kiranya Perusahaan berupaya mengimplementasikan Sistem Manajemen K3 untuk mencapai “ Zero Accident”

Implementasi SMK3 memerlukan SDM yang mempunyai pemahaman dan ahli dalam mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko (HIRA = Hazard Identification Risk Assessment)

Materi Pelatihan ahli K3 UmumMateri pelatihan yang akan disampaikan meliputi sebagai berikut :

Training Ahli K3 Umum Running, 10-24 Agustus, 07-19 Sept, 19 - 31 Okt, 16 - 28 November 2015

, 21 Sept - 03 Okt, 23 Nov - 03 Des 2015Jakarta

Surabaya

1. Kebijakan K3 13. Statistik dan Laporan Kecelakaan Kerja2. Undang-undang No.1 Tahun 1970 14. SMK33. Konsep dasar K3 15. Audit SMK34. P2K3 16. Manajemen Risiko5. K3 Listrik 17. Analisa Kecelakaan Kerja6. K3 Penanggulangan Kebakaran 18. Praktek Kerja Lapangan7. K3 Kontruksi Bangunan 19. Job Safety Analisis8. K3 Bejana Tekan 20. Prosedur Kerja9. K3 Pesawat Uap 21. Ujian Akhir10. K3 Mekanik 22. Pembuatan Laporan11. Kesehatan Kerja 23. Seminar12. Lingkungan Kerja

Page 20: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 15

INFO TRAINING

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

Durasi :12 hari

PESERTAPelatihan ini perlu diikuti para praktisi K3,

Supervisor, Anggota P2K3 dll. Dengan persyaratan Minimal Sarjana Muda / D3 atau

sederajat dari semua bidang usaha antara lain manufaktur, konstruksi, jasa perhotelan,

transportasi dan rumah sakit dan supermarket/hypermarket/ retailer dsb.

Schedule and Venue Training

Lokasi : Hotel Sofyat Menteng-Jakarta

Alternative:Hotel Sofyan Betawi Menteng

Jl. Cut Meutia No. 9 - Menteng. Jakarta 10330, Indonesia

Tel: (62-21) 390 5011.

Biaya Pelatihan

Rp. 8,750,000,- / peserta,

untuk 12 hari pelatihan

Biaya sudah termasuk materi training dan UU, training kit, souvenir, door price dan

coffe break serta lunch untuk peserta

INFORMATION CONTACT

Phone Office: (021)-83708679/80Fax Office : (021)-83708681

Email : [email protected]

Public Training, please contact:

Mauli, HP 082113635195Email:

Siti Sulami, HP 081296692471Email:

Maya, HP 081310489084

Inhouse Training, please contact:

Inhouse Training, please contact:

Yudiati, HP: 085711745475Email: [email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Training Ahli K3 Umum

http://indonesiasafetycenter.org/training-ahli-k3-umum/

Jakarta, 8-20 Desember 2014

INFORMATION CONTACT

Surabaya

Joe, HP 08176864021

Vita, HP 085732015440

Neni, HP 085736426009

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Page 21: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center 16

INFO TRAINING

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

COURSE AIM

Pada taining BOSIET (Basic Offshore Safety Induction and

Emergency Training) ini peserta akan mempelajari

tentang bagaImana melakukan persiapan untuk

penanggulanagan keadaan darurat, penggunaan alat-alat

keselamatan kerja, pertolongan pertama pada saat

keadaan darurat seperti kebakaran ataupun yang lainnya

khususnya di daerah lepas pantai

COURSE CONTENT

1. Basic Fire Fighting theory.

2. Practical uses of fire extinguishers, fire blanket, oil fire &

gas fire.

3. Basic Life Support & CPR.

4. Hazard of over water operations.

5. Pre ditching drills.

6. Surface abandonment.

7. Underwater escape from SWET's.

8. Sea Survival skills and techniques.

9. Water rescue technique and equipments.

KOMPETENSI: Setelah peserta melakukan training

tersebut selanjutnya peserta akan diberikan evaluasi

berupa ujian teori dan praktik

DURASI:

pelaksanaan training dilakuka selama 2 hari

1. Hari 1 – Basic Fire Fighting & Basic Life Support-CPR

2. HAri 2 – Helicopter Underwater Escape Training & Sea

Survival

INVESTMENT :

? HUET and Sea Survival (Rp. 2.750.000,-

/ participant)

? Sea Survival Training (Rp. 1.750.000,-/

participant)

? BOSIET (Rp. 4.500.000,- / participant)

Schedule :

FOR THURSDAY AND FRIDAY EVERY WEEKS

Training BOSIETSertifikasi

FiX RunningKemnakertrans RI

Setiap MingguKamis dan Jumat

INFORMATION CONTACT

Phone Office: (021)-83708679/80Fax Office : (021)-83708681

Email : [email protected]

Public Training, please contact:

Mauli, HP 082113635195Email:

Siti Sulami, HP 081296692471Email:

Maya, HP 081310489084

Inhouse Training, please contact:

Inhouse Training, please contact:

Yudiati, HP: 085711745475Email: [email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Page 22: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

ISCsafetynewsletter

Buletin K3 Bulanan - Indonesia Safety Center

TENTANG KAMI

INDONESIASAFETYCENTER

http://indonesiasafetycenter.org/

PROXSIS GROUP

PROXSIS CONSULTANT - PT. PROXIS SOLUSI BISNISPROXSIS IT - PT PROXSIS GLOBAL SOLUSISYNERGI SOLUSI - PT. SINERGI SOLUSI INDONESIAPROXSIS INC. SURABAYA - PT.PROXIS MANAJEMEN INTERNASIONALPROXSIS FOOD AND AGROPROXSIS ENVIRO AND ENERGY MANAGENTPROXSIS ADVANCE QUALITY AND ASSET MANAGEMENTPROXSIS ADVANCE QUALITY AND ASSET MANAGEMENTPROXSIS BPMSECURE INC. - IT SECURITY SOLUTION AND SERVICES

ISC - INDONESIA SAFETY CENTERIPQI - INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTEITG.ID - IT GOVERNANCE INDONESIAINDONESIA BANKING FINANCE

Consulting and ManagementSolutions

Professionals Development andKnowledge Center

INDONESIA SAFETY CENTER

- ADVANCE & CERTIFIED SAFETY- AK3- HSE & SAFETY MANAGEMENT- ISO- HEALTH & INDUSTRIAL HYGINE

- RISK MANAGEMENT- PREPARATION FOR CERTIFICATION- BSMR LEVEL1- BSMR LEVEL 2- CERTIFICATION EXAM BSMR & LSPP

- BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT- PERSONAL EXAM PREPARATION- IT GOVERNANCE & MANAGEMENT- IT SECURITY- QUALITY MANAGEMENT SYSTEM- IT RISK MANAGEMENT- GREEN IT

- ADVANCE QUALITY- BUSINESS PROCESS MANAGEMENT.- PRODUCTIVITY- WAREHOUSE MANAGEMENT- CALIBRATION- PRODUCTION PLANNING- ROOT CAUSE ANALYSIS

INDONESIA BANKING & FINANCE IT GOVERNANCE INDONESIA INDONESIA PRODUCTIVITY AND QUALITY INSTITUTE

Page 23: Edisi Agustus 2015 - Indonesia Safety Center

For more information concerning our training course series,please contact our sales/marketing representatives:

Indonesia Safety Center (ISC)PT. Sinergi Solusi Indonesia

Permata Kuningan lt. 17 Kawasan Bisnis EpicentrumHR. Rasuna SaidJl. Kuningan Mulia Kav.9CTelp: 021 8370 8679/80Fax: 021 8370 8681Web: http://www.synergysolusi.com/ - http://indonesiasafetycenter.org/Comprof: http://youtu.be/2bAKMxMLAdgSupported by Proxsis Group.

Branch Office:Wisma Sier Lt.2 Suite 9Jl. Rungkut Industri Raya No.10Surabaya 60401 - INDONESIA

ISCsafetynewsletter